presentas lapdul rdtr kec. cikupa.pptx
Post on 18-Jan-2016
155 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENYUSUNAN RENCANA DETAIL TATA RUANG (RDTR) KECAMATAN CIKUPA
DINAS TATA RUANGKABUPATEN TANGERANG
TAHUN 2012
Laporan PendahuluanPendahuluan
Pendekatan dan Metode
Dasar Pertimbangan
Karakteristik Wilayah
Rencana Kerja
1. Latar Belakang2. Maksud dan Tujuan3. Fungsi dan Manfaat RDTR serta Peraturan Zonasi
1. Wilayah Administrasi2. Kondisi Fisik Wilayah3. Potensi Kecamatan Cikupa 01 02 034. Permasalahan Kecamatan Cikupa 01 02
1. Tinjauan Kebijakan Kawasan JABODETABEK-PUNJUR2. Tinjauan Kebijakan RTRW Provinsi Banten 2010-20303. Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten Tangerang 2011-20314. Tinjauan Sektoral
1. Pendekatan Pelaksanaan2. Bagan Metodologi Penyusunan RDTR Kecamatan Cikupa3. Zoning Regulation4. Tipologi Zona5. Analisis SWOT, Lingkungan, Penduduk, Ekonomi, Kawasan Budidaya,
Transportasi dan Prasarana Wilayah Lainnya
Rencana Kerja Penyusunan RDTR Kecamatan Cikupa
Latar Belakang
Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW kabupaten / kota harus menetapkan bagian dari wilayah kabupaten / kota yang perlu disusun RDTRnya.
Dalam hal RTRW kabupaten memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap termasuk peraturan zonasinya. RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan untuk suatu Bagian Wilayah Perkotaan (BWP).
Kecamatan Cikupa dalam struktur ruang RTRW Kabupaten Tangerang 2011-2031 termasuk kawasan Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp) yang berfungsi untuk pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian hari dapat ditetapkan sebagai PKL yang akan berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan sebagai pusat simpul jasa distribusi barang dalam satu wilayah kecamatan dan mempunyai potensi untuk mendorong pusat-pusat desa (daerah belakangnya).
Maksud dan TujuanMaksudMaksud dari penyusunan RDTR Wilayah Kecamatan Cikupa adalah mewujudkan rencana detail tata ruang yang mendukung terciptanya kawasan strategis maupun kawasan fungsional secara aman, produktif dan berkelanjutan.
TujuanTujuan yang hendak dicapai dengan terselenggaranya Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cikupa, antara lain : 1. Menciptakan keseimbangan dan keserasian yang pada prinsipnya merupakan upaya dalam
menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan ruang bagian-bagian wilayah kota pada khususnya;
2. Menciptakan kelestarian lingkungan permukiman dan kegiatan kota yang merupakan usaha menciptakan hubungan yang serasi antar manusia dan lingkungannya, yang tercermin dari pola intensitas penggunaan ruang kecamatan pada umumnya dan bagian wilayah kota pada khususnya;
3. Meningkatkan daya guna dan hasil pelayanan yang merupakan upaya pemanfaatan secara optimal yang tercermin dalam penetapan sistem kota dengan pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas maupun kuantitas;
4. Mengarahkan pembangunan kota yang lebih tegas dalam rangka upaya pengendalian pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah kota secara terukur baik kualitas maupun kuantitas;
5. Membantu penetapan Sub BWP yang diprioritaskan penanganannya untuk dijadikan pedoman bagi tertib bangunan dan tertib pengaturan ruang secara rinci.
Fungsi dan Manfaat RDTR serta Peraturan Zonasi
RDTR dan Peraturan Zonasi berfungsi sebagai :1. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah kabupaten / kota berdasarkan RTRW;2. Acuan bagi pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang yang
diatur dalam RTRW;3. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;4. Acuan bagi penerbitan izin pemanfaatan ruang; dan5. Acuan dalam penyusunan RTBL.
RDTR dan peraturan Zonasi bermanfaat sebagai :1. Penentu lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;2. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, swasta, dan / atau masyarakat;
3. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan fungsinya di dalam struktur ruang kabupaten secara keseluruhan; dan
4. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat bwp dan sub bwp.
Wilayah Administrasi
Kecamatan Cikupa mempunyai luasan sebesar 43,15 Km2. Terdiri dari Kelurahan Sukamulya, Desa Cibadak, Kelurahan Bunder, Desa Talaga, Desa Talagasari, Desa Dukuh, Desa Cikupa, Desa Sukanagara, Desa Bitung Jaya, Desa Pasir Gadung, Desa Sukadamai, Desa Pasir Jaya, Desa Budi Mulya, Desa Bojong.
Secara administrasi, Kecamatan Cikupa berbatasan dengan Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Pasar Kemis dan Kecamatan Sindangjaya.Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kota Tangerang dan Kecamatan Curug.Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Panongan; danSebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Balaraja dan Tigaraksa
Kondisi Fisik Wilayah
Secara umum Kecamatan Cikupa berada pada ketinggian 41 meter diatas permukaan laut, dengan demikian dari segi geografis Kecamatan Cikupa termasuk dalam zona dataran rendah (kurang dari 100 m dpl) dengan ketinggian tempat 41 mdpl.
Pada sisi barat, Kecamatan Cikupa dilewati Sungai Cimanceuri yang meliputi beberapa desa/kelurahan seperti Desa Cibadak, Desa Sukanagara, Desa Bojong dan Kelurahan Budimulya. Sedangkan pada sisi timur, Kecamatan Cikupa dilewati Sungai Cirarap yang meliputi Desa Pasir Jaya, Kelurahan Bunder, Desa Bitung Jaya dan Desa Dukuh. Selain dilewati 2 buah sungai, Kecamatan Cikupa juga mempunyai Situ Pasir Gadung yang berada di Desa Pasir Gadung.
Kemiringan lahan di Kecamatan Cikupa berada pada kemiringan 0-3% atau berada pada lahan yang relatif datar sehingga Kecamatan Cikupa sangat baik untuk pengembangan perkotaan.
Berdasarkan kelas jalannya, sebagian besar jalan di Kecamatan Cikupa adalah jalan lingkungan, sebagian kecil berupa jalan provinsi dan jalan negara.
Potensi Kecamatan Cikupa
Kecamatan Cikupa memiliki potensi yang mampu mempengaruhi perkembangan daerahnya yaitu :1. Tingginya aksebilitas di Kecamatan Cikupa dapat terlihat dengan tersedianya
sarana dan prasarana transportasi seperti : jalan tol Tangerang – Merak, adanya jaringan jalan negara yang menghubungkan Kecamatan Cikupa dengan Kabupaten Kota Tangerang dan Kabupaten Serang.
2. Banyaknya kegiatan industri di Kecamatan Cikupa. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi yang baik untuk Kecamatan Cikupa dan Kabupaten Tangerang.
3. Berdasarkan RTRW Kabupaten Tangerang, Kecamatan Cikupa diperuntukan sebagai Industri, Permukiman dan Perumahan Padat dan Pertahanan dan Keamanan.
4. Adanya Perumahan Citra Raya yang mempengaruhi perkembangan Kecamatan Cikupa seperti perdagangan dan jasa.
5. Adanya kemudahan akses jalan yang menghubungkan Kecamatan Cikupa dengan wilayah sekitar seperti : Kota Tangerang, Kabupaten Serang dan Jakarta.
Potensi Kecamatan CikupaKecamatan Cikupa memiliki potensi yang mampu mempengaruhi perkembangan daerahnya yaitu :6. Kecamatan Cikupa dalam struktur ruang direncanakan sebagai Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) dari sebelumnya sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp).7. Adanya rencana ruas jalan tol Balaraja–Serpong melewati Kecamatan Balaraja,
Kecamatan Cikupa, Kecamatan Panongan, Kecamatan Legok dan Kecamatan Pagedangan.
8. Adanya rencana ruas jalan tol Lingkar Utara mulai dari Cikupa–Rajeg–Mauk - jalan tol JORR II melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan Rajeg, dan Kecamatan Mauk.
9. Adanya rencana pembukaan pintu tol ke arah Merak di pintu tol Cikupa berada di Kecamatan Cikupa.
10. Adanya rencana pembangunan jaringan jalan baru yaitu ruas jalan poros tengah yang meliputi ruas jalan Cikupa–Sindangjaya–Rajeg–Mauk–Kawasan Reklamasi, melewati Kecamatan Cikupa, Kecamatan Sindang Jaya, Kecamatan Rajeg, dan Kecamatan Mauk dengan ROW 30 (tiga puluh) meter dan panjang kurang lebih 20 (dua puluh) kilometer.
Potensi Kecamatan CikupaKecamatan Cikupa memiliki potensi yang mampu mempengaruhi perkembangan daerahnya yaitu :11. Adanya rencana pengembangan pos pemadam kebakaran di Kabupaten
Tangerang yang direncanakan 10 unit yang tersebar di 10 kecamatan, yaitu diarahkan berlokasi di Kecamatan Legok, Kecamatan Tigaraksa, Kecamatan Panongan, Kecamatan Curug, Kecamatan Kelapa Dua, Kecamatan Cikupa, Kecamatan Balaraja, Kecamatan Pasar Kemis, Kecamatan Sepatan, dan Kecamatan Kosambi.
12. Adanya Situ yang bisa dikembangkan sebagai wisata air yaitu Situ Pasir Gadung yang berada di Desa Pasir Gadung.
13. Adanya kawasan Cagar Budaya yaitu Situs Sumur Tujuh dan Situs Makam Nyi Mas Aulia.
14. Adanya bekas galian pasir yang bisa dijadikan pertanian lahan basah maupun lahan kering atau dijadikan sebagai kawasan budidaya ikan.
15. Adanya kelompok-kelompok masyarakat yang mengelola sampah menjadi barang yang berguna (recycle)
Permasalahan Kecamatan Cikupa
Kecamatan Cikupa memiliki permasalahan yang mampu mempengaruhi perkembangan daerahnya yaitu:1. Tingginya aksebilitas dikarenakan mayoritas lahan di Kecamatan Cikupa
adalah pemukiman yang menyebabkan cepat bertambahnya jumlah penduduk, sehingga pada saat peak hour terjadi lonjakan pergerakan transportasi.
2. Penggunaan lahan perumahan yang tersebar sehingga mengakibatkan pembebanan di jaringan jalan regional.
3. Adanya utilitas seperti sanitasi yang masih kurang baik penanganan di tingkat masyarakat.
4. Sampah tidak diolah, baik dibakar atau dijadikan pupuk, melainkan dibiarkan berserakan begitu saja pada lahan kosong.
5. Bentuk saluran drainase yang tidak permanen pada daerah permukiman yang menyebabkan jalan tergenang oleh air limbah rumah tangga.
Permasalahan Kecamatan Cikupa
Kecamatan Cikupa memiliki permasalahan yang mampu mempengaruhi perkembangan daerahnya yaitu:6. Untuk saluran drainase yang telah permanen, luasan penampangnya sangat
kecil sehingga tidak mampu menampung debit air dalam jumlah besar dan berdampak rawan banjir.
7. Mayoritas masyarakat tergiur untuk menyewakan atau bahkan menjual tanahnya untuk dieksploitasi sehingga terjadi perubahan fungsi lahan pertanian menjadi lahan pertambangan.
8. Dampak kerusakan yang disebabkan oleh kegiatan galian pasir yaitu merusak jaringan jalan di desa-desa.
9. Banyaknya PKL yang berjualan di depan pabrik industri dari yang PKL dadakan (hanya jualan pada tanggal 1 – 10 setiap bulan) sampai dengan PKL yang permanen berdiri di depan pabrik industri.
10. Kostan atau tempat tinggal buruh industri yang masih kurang layak.
Dasar Pertimbangan1. Tinjuan Kebijakan Kawasan JABODETABEK-PUNJUR
Dalam konsepnya, kabupaten umumnya sebagai bagian dari sistem perwilayahan BODETABEK-PUNJUR (Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur) diberi fungsi sebagai wilayah penyangga (buffer area) DKI Jakarta untuk kegiatan permukiman dan industri, pengembangan pertanian dan pelindungan terhadap kegiatan yang merusak lingkungan.
2. Tinjauan Kebijakan RTRW Provinsi Bantena. Berdasarkan hirarki kota – perkotaan di Banten berdasarkan tipe kota –
perkotaan, Kecamatan Cikupa diklasifikasikan sebagai perkotaan kecil; dan
b. Kecamatan Cikupa berdasarkan pola ruang RTRW Provinsi Banten merupakan salah satu kecamatan yang diklasifikasikan sebagai Kawasan Industri di Kabupaten Tangerang.
Dasar Pertimbangan3. Tinjuan Kebijakan RTRW Kabupaten Tangerang
a. Berdasarkan hirarki pelayanan, Kecamatan Cikupa sebagai Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan akan dipromosikan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
b. Berdasarkan RTRW Kabupaten Tangerang Tahun 2011-2031, Kecamatan Cikupa diarahkan sebagai pusat pemerintahan, industri, permukiman kepadatan tinggi serta pertahanan dan keamanan;
4. Tinjauan SektoralTinjauan sektoral ini merupakan dasar hukum dalam melakukan Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kecamatan Cikupa. Tinjaun Sektoral yang digunakan diantaranya :a. Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukimanb. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;c. Undang – Undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedungd. Undang – Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan; e. Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN CIKUPA TAHUN 2012 - 2032
Gambar 3.5Peta Rencana Struktur Ruang
Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031
RENCANA DETAIL TATA RUANGKECAMATAN CIKUPA TAHUN 2012 - 2032
Gambar 3.6Peta Rencana Pola Ruang
Kabupaten Tangerang Tahun 2011 – 2031
Pendekatan PelaksanaanPenerapan pendekatan yang digunakan dalam pekerjaan ini perlu didukung oleh pendekatan pelaksanaan yang runtun, jelas, efektif, dan efisien. Secara garis besar, pendekatan pelaksanaan pekerjaan akan dibagi atas: 1. Hipotesis isu dan permasalahan, sebagai bentuk pemahaman terhadap tiap-
tiap wilayah kajian dan akan menjadi dasar dalam pelaksanaan survai lapangan dan pengumpulan data.
2. Survey lapangan dan pengumpulan data. 3. Deskripsi dan analisis, yang dilakukan terhadap data dan informasi yang telah
diperoleh selama survey dan pengumpulan data. 4. Penyusunan Rencana Tata Ruang, guna menghasilkan keluaran yang
diharapkan. 5. Media seminar/diskusi dan konsultasi, yang digunakan untuk menjembatani
kepentingan stakeholder.
- Tujuan Pengembangan
Kecamatan
- Rencana Struktur & Pola
Pemanfaatan Ruang:
- Distribusi Penduduk
- Struktur Pelayanan
Kegiatan
- Sistem Jaringan
Pergerakan
- Sistem Jaringan Utilitas
- Rencana Blok
Pemanfaatan Ruang
- Pedoman Pelaksanaan
Pembangunan
- Arahan Kepadatan
Bangunan
- Arahan Ketinggian
Bangunan
- Arahan Perpetakan
Bangunan
- Arahan Garis Sempadan
- Rencana Penanganan
Blok Peruntukan
- Rencana Penanganan
Prasarana & Sarana
- Pedoman Pengendalian
Pemanfaatan Ruang
- Indikasi Program
PERSIAPAN
- Pemantapan
metodologi
- Pembuatan
rencana kerja
- Mobilisasi
personil
- Persiapan
survei (check
list data)
ARAHAN
KEBIJAKAN
- RTRW Banten
- RTRW Kab.
Tangerang.
- RPJMD
- Zoning Regulation-Produk kebijakan
daerah lainnya
FUNGSI DAN
PERAN
KECAMATAN
DALAM
PENGEMBANGAN
KABUPATEN
IDENTIFIKASI
POTENSI
KECAMATAN
- Survei Instansional
- Survei Lapangan
- Fisik dasar
- Sosial
kependudukan
- Sarana dan
Prasarana kota
- sistem transportasi
ANALISIS POTENSI
DAN KENDALA
- Zoning Regulations
- Analisis Daya
Dukung Lahan
- Analisis Sosial
Kependuduk
- Analisis
Kebutuhan
Pengembangan
Sarana dan
Prasarana
- Analisis
Pengembangan
Sistem
Transportasi
ASPIRASI
- Masyarakat
- Stakeholder
KONSEP DAN
STRATEGI
PERENCANAAN
RANCANGAN
RENCANA
- Tujuan
Pengembangan
Kecamatan
- Rencana Struktur
& Pola
Pemanfaatan
Ruang
- Rencana Blok
Pemanfaatan
Ruang
- Pedoman
Pelaksanaan
Pembangunan
- Pedoman
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
- Indikasi Program
Kepmenpraswil No.
327/KPTS/M/2002
Kepmenpraswil No.
534/KPTS/M/2001
Perbaikan dan
Penyempurnaan
RDTR
KECAMATAN CIKUPA
Bagan Metodologi Penyusunan RDTR Kecamatan Cikupa
Kedudukan Aturan Pola Pemanfaatan Ruang Dalam Penataan Ruang
Tipologi ZonaZONA DASAR TUJUAN PENETAPAN
Kawasan Permukiman Menyediakan lahan untuk pengembangan hunian dengan kepadatan yang bervariasi di seluruh wilayah kota;
Mengakomodasi bermacam tipe hunian dalam rangka mendorong penyediaan hunian bagi semua lapisan masyarakat;
Merefleksikan pola-pola pengembangan yang diingini masyarakat pada lingkungan hunian yang ada dan untuk masa yang akan datang.
Kawasan Perdagangan dan Jasa
Menyediakan lahan untuk menampung tenaga kerja, pertokoan, jasa, rekreasi, dan pelayanan masyarakat;
Menyediakan peraturan-peraturan yang jelas pada kawasan Perdagangan dan Jasa, meliputi: dimensi, intensitas, dan disain dalam merefleksikan berbagai macam pola pengembangan yang diinginkan masyarakat.
Kawasan Industri Menyediakan ruangan bagi kegiatan-kegiatan industri dan manufaktur dalam upaya meningkatkan keseimbangan antara penggunaan lahan secara ekonomis dan mendorong pertumbuhan lapangan kerja;
Memberikan kemudahan dalam fleksibilitas bagi industri baru dan redevelopment proyek-proyek industri;
Menjamin pembangunan industri yang berkualitas tinggi, dan melindungi penggunaan industri serta membatasi penggunaan non industri.
Kawasan Ruang Terbuka Zona yang ditujukan untuk mempertahankan/ melindungi lahan untuk rekreasi di luar bangunan, sarana pendidikan, dan untuk dinikmati nilai-nilai keindahan visualnya;
Preservasi dan perlindungan lahan yang secara lingkungan hidup rawan / sensitif; Diberlakukan pada lahan yang penggunaan utamanya adalah taman atau ruang terbuka, atau
lahan perorangan yang pembangunannya harus dibatasi untuk menerapkan kebijakan ruang terbuka, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan publik.
Analisis SWOT1. Faktor internal yaitu hal-hal yang datang dari dalam kecamatan sendiri yang
dirumuskan dalam:a. Kekuatan-kekuatan (Strength) yang dimiliki kawasan yang dapat memacu dan
mendukung perekembangan kawasan, misalnya kebijaksanaan-kebijakasanaan yang dimiliki aspek lokasi yang strategis dan ruang yang masih tersedia.
b. Kelemahan–kelemahan (Weakness) yang dapat menghambat pengembangan, baik hambatan baik kendala fisik maupun non fisik. misalnya kemampuan sumberdaya manusi, aspek lokasi, keterbatasan sumberdaya alam pendukung, keterbatasan atau ketidak beraturan ruang kegiatan atau pendanaan pembangunan yang terbatas.
2. Faktor Eksternal yaitu hal-hal yang datang dari luar yang mempengaruhi
perkembangan kecamatan yang dirumuskan dalam :c. Peluang-peluang (Oportunity) yang dimiliki untuk melakukan pengembangan,
berupa sektor-sektor dan kawasan strategisd. Ancaman-ancaman (Threatness) yang dihadapi misalnya kompetisis tidak sehat
dalam penanaman modal atau investasi pembangunan suatu kegiatan baru atau pertumbuhan dinamis disekitar kawasan yang mematikan kelangsungan kegiatan strategis yang telah ada.
Analisis Daya Dukung Lingkungan
Analisis KependudukanUntuk menghitung proyesi penduduk menggunakan analisis eksponensial dengan rumus :
Keterangan :Pt = jumlah penduduk yang akan dicariPo = jumlah penduduk pada tahap awalr = angka pertumbuhan pendudukt = waktu dalam tahune = bilangan pokok dari logaritma dengan nilai 2,7182818
Analisis Ekonomi
Analisis Kawasan Budidaya
Analisis Sistem Prasarana TransportasiAnalisis ini dimaksudkan untuk melakukan kajian-kajian terhadap: a. Pola jaringan transportasi untuk mencermati sejauh mana keterkaitan
fungsional dan ekonomi antar kota, antar kawasan, antara kota dan kawasan produksi baik didalam wilayah maupun antar wilayah kabupaten.
b. Fungsi, kondisi dan tingkat pelayanan prasarana transportasi yang ada sekarang, kecenderungan perkembangan.
Dari analisis ini diperlihatkan tingkat kinerja sarana prasarana transportasi dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan pemerataan wilayah serta kesatuan wilayah. Salah satu metoda atau perangkat analisis sistem prasarana transportasi adalah analisis aksesibilitas. Dalam hal ini dapat digunakan data O-D survey dan data lain yang sejenisnya.
Analisis Sistem Prasarana Wilayah Lainnya
Rencana Kerja Penyusunan RDTR Kecamatan Cikupa
Terima Kasih
top related