presentasi proposal
Post on 13-Feb-2015
194 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pendahuluan
Latar Belakang MasalahSepanjang tiga tahun, dari 2009 hingga Oktober
2011, jumlah kematian bayi di NTB mengalami flungtuasi yang tajam. Pada 2009 tercatat 1.216 kasus kematian bayi yang tercatat, pada 2010 melonjak menjadi 1.338 kasus. Pada 2011 hingga oktober tercatat 847 kasus yang ditemukan. (Pusat Data & Informasi, Sekretariat Program Unggulan NTB Bersaling, 2011).
• Penyebab kematian bayi secara langsung di NTB yaitu BBLR 48,30%, asfiksia 19,54%, infeksi 4,49%, cacat bawaan 12,01%, tetanus 0,49% dan lain-lain 15,17%. (Dikes NTB, 2009)
• Dari data di RSUP NTB, diketahui data kasus kebidanan sebagai berikut: pada tahun 2011 periode Januari-Desember diperoleh bayi berat badan lahir rendah berjumlah 631 bayi dan bayi yang mengalami ikterus sejumlah , tahun 2012 periode Januari-Desember diperoleh bayi berat badan lahir rendah berjumlah 216 bayi dan bayi yang mengalami ikterus sejumlah (Medical Record RSUP NTB, 2012).
Perumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas peneliti ingin mempelajari “Apakah ada hubungan antara Berat Badan Lahir Rendah dengan kejadian Ikterus di RSUP NTB tahun 2012 ? ”
Tujuan
1. Tujuan Umum• Untuk mengetahui hubungan antara hubungan antara
Berat Badan Lahir Rendah dengan kejadian Ikterus di RSUP NTB tahun 2012
2. Tujuan khusus• Mengidentifikasi kejadian Bayi Berat Badan Lahir
Rendah di RSUP NTB tahun 2012• Mengidentifikasi kejadian Ikterus pada bayi baru lahir
di RSUP NTB tahun 2012• Menganalisis hubungan antara Berat Badan Lahir
Rendah dengan kejadian Ikterus di RSUP NTB tahun 2012
Manfaat Penelitian
1. Untuk Peneliti• Dapat menambah dan meningkatkan pengetahuan,
khasanah ilmu dan pengalaman peneliti sehingga dapat diaplikasikan dalam bidang pendidikan kesehatan khususnya yang berkaitan antara BBLR dan kejadian Ikterus
2. Untuk Masyarakat• Membuka wawasan ibu pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya tentang pentingnya menjaga kesehatan pada saat hamil dan melahirkan serta akibat yang ditimbulkan
3. Untuk Institusi Pendidikan• Sebagai bahan referensi dan pengembangan
ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kebidanan4. Untuk Rumah Sakit Umum Provinsi NTB• Sebagai bahan masukan dalam suatu kebijakan
untuk mengatasi dan menurunkan angka kejadian BBLR dan Ikterus pada bayi baru lahir
5. Untuk Peneliti Lain• Sebagai bahan informasi dan masukan untuk
peneliti selanjutnya.
Tinjauan Pustaka
Berat Bayi Lahir Rendah
Definisi Berat bayi lahir adalah berat badan bayi yang
di timbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir.
Komplikasi
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah antara lain:
• hipotermi• hipoglikemi• Gangguan cairan dan elektrolit• Hiperbilirubin • Sindrom gawat napas• Paten duktur arteriosus• Infeksi• Perdarahan intravaskuler• Apnea of Prematurity• Anemia
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi-bayi dengan berat bayi lahir rendah antara lain:
• 1). Gangguan Perkembangan• 2). Gangguan pertumbuhan• 3). Gangguan penglihatan (retinopati)• 4). Gangguan pendengaran• 5). Penyakit paru kronis• 6). Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk
rumah sakit• 7). Kenaikan frekuensi kelainan bawaan
Ikterus Neonatorum
Definisi Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau
jaringan lain akibat penimbunan bilirubin dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah lebih dari 5 mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari hepar, sistem biliari, atau sistem hematologi.
Ikterus Fisiologis
Dalam keadaan normal, kadar bilirubin indirek dalam serum tali pusat adalah sebesar 1-3 mg/dl dan akan meningkat dengan kecepatan kurang dari 5 mg/dl/24 jam; dengan demikian ikterus baru terlihat pada hari ke 2-3, biasanya mencapai puncaknya antara hari ke 2-4, dengan kadar 5-6 mg/dl untuk selanjutnya menurun sampai kadarnya lebih rendah dari 2 mg/dl antara lain ke 5-7 kehidupan.
Ikterus Fisiologis memiliki karakteristik sebagai berikut:• Timbul pada hari kedua – ketiga• Terjadi selama 4-5 hari pada bayi normal dan 7 hari
pada bayi prematur• Kadar bilirubin indirek setelah 2 x 24 jam tidak
melewati 15 mg % pada neonatus cukup bulan dan 10 mg % per hari pada kurang bulan
• Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5 mg % perhari
• Kadar bilirubin direk kurang dari 1 mg %• Ikterus hilang pada 10 hari pertama• Tidak terdeteksi secara klinis setelah 14 hari. Atau
dengan kata lain tidak ditemukan dasar patologis.
Ikterus Patologis
• Ikterus patologis mungkin merupakan petunjuk penting untuk diagnosis awal dari banyak penyakit neonatus. Ikterus patologis dalam 24 jam pertama kehidupan biasanya disebabkan oleh kelebihan produksi bilirubin, karena klirens bilirubin yang lambat jarang menyebabkan peningkatan konsentrasi diatas 10 mg/dl pada umur ini.
Ada beberapa keadaan ikterus yang cenderung menjadi patologik:
• Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan
• Peningkatan kadar bilirubin serum sebanyak 5mg/dL atau lebih setiap 24 jam
• Ikterus yang disertai proses hemolisis (inkompatabilitas darah, defisiensi G6PD, atau sepsis)
• Ikterus yang disertai oleh: • Berat lahir <2000 gram
• Masa gestasi 36 minggu• Asfiksia, hipoksia, sindrom gawat napas pada
neonates (SGNN)• Infeksi• Trauma lahir pada kepala• Hipoglikemia, hiperkarbia• Hiperosmolaritas darah• Ikterus klinis yang menetap setelah bayi
berusia >8 hari (pada NCB) atau >14 hari (pada NKB).
Etiologi
1. Produksi yang berlebihan2. Gangguan dalam proses “uptake” dan
konjugasi hepar 3. Gangguan transportasi 4. Gangguan dalam ekskresi
Pendekatan Menentukan Kemungkinan Penyebab
Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama• Penyebab ikterus yang terjadi pada 24 jam
pertama menurut besarnya kemungkinan dapat disusun sebagai berikut :
• Inkompatibilitas darah Rh, ABO atau golongan lain.
• Infeksi intrauterin (oleh virus, toksoplasma, lues dan kadang-kadang bakteri).
• Kadang-kadang oleh defisiensi G-6-PD.
Ikterus yang timbul 24- 72 jam sesudah lahir • Biasanya ikterus fisiologis• Masih ada kemungkinan inkompatibilitas darah ABO atau
Rh atau golongan lain. Hal ini dapat diduga kalau peningkatan kadar bilirubin cepat, misalnya melebihi 5 mg%/24 jam.
• Defisiensi enzim G-6-PD juga mungkin• Polisitemia• Hemolisis perdarahan tertutup (perdarahan
subaponeurosis, perdarahan hepar subkapsuler dan lain-lain).
• Hipoksia.• Sferositosis, eliptositosis dan lain-lain.• Dehidrasi asidosis.• Defisiensi enzim eritrosit lainnya.
Ikterus yang timbul sesudah 72 jam pertama sampai akhir minggu pertama
• Biasanya karena infeksi (sepsis).• Dehidrasi asidosis.• Difisiensi enzim G-6-PD.• Pengaruh obat.• Sindrom Criggler-Najjar.• Sindrom Gilbert.
Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya
• Biasanya karena obstruksi. • Hipotiroidisme.• “breast milk jaundice”• Infeksi.• Neonatal hepatitis.• Galaktosemia.• Lain-lain.
Prognosis
• Hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah melalui sawar darah otak.
• Gejala ensefalopati biliaris ini dapat segera terlihat pada masa neonatus atau baru tampak setelah beberapa lama kemudian.
• Pada masa neonatus gejala mungkin sangat ringan dan hanya memperlihatkan gangguan minum, latergi dan hipotonia. Selanjutnya bayi mungkin kejang, spastik dan ditemukan epistotonus. Pada stadium lanjut mungkin didapatkan adanya atetosis disertai gangguan pendengaran dan retardasi mental di hari kemudian.
Metode Penelitian
Ruang Lingkup
1. WaktuPenelitian akan dilaksankan bulan Mei 2013
2. Tempat• Penelitian ini telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum
Propinsi Nusa Tenggara Barat di Ruang arekam Medik, penelitian lokasi tersebut dengan alasan :
• Tersedianya data ibu yang mengalami BBLR yaitu sebanyak 631 kasus, ikterus sebanyak 216 kasus dan jumlah bayi yang masuk di ruang NICU sebanyak 2179 kasus di RSUP NTB (tahun 2012).
• Merupakan rumah sakit Rujukan dan pendidikan
Rancangan Penelitian
Disain penelitian ini bersifat observasional analitik. Observasi artinya peneliti hanya mengamati kasus BBLR dan akibat yang ditimbulkan yaitu kejadian ikterus tanpa memberikan perlakuan tertentu kepada subyek penelitian. Disain penelitian yang digunakan Case control (Notoatmodjo, 2010). Dari jenis data yang dikumpulkan bersifat penelitian sekunder karena data partus kasep dan data asfiksia dikumpulkan oleh pihak Rumah Sakit dan tercatat di Rekam Medik.
Populasi dan sampel
• Populasi• Populasi adalah keseluruhan sumber data yang
diperlukan dalam suatu penelitian yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. (Saryono, 2008).
• Populasi dalam penelitian ini adalah semua BBLR di RSUP NTB periode Januari – Desember 2012 sejumlah 631 orang.
• Sampel adalah bagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010).
• Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian BBLR di RSUP NTB dalam periode Januari-Desember 2012.
Besar Sampel• Untuk kelompok kasus diambil sebagian dengan
rumus.• n = 86 sampel• Untuk kelompok kontrol juga diambil sejumlah 86
dari 2179 bayi non BBLR karena perbandingan antara control dan kasus adalah 1 : 1
Cara pengambilan sampel
a. Kelompok Kasus• Untuk kelompok kasus BBLR diambil sebagian
BBLR sebanyak 86 kasusb. Kelompok Kontrol• Untuk kelompok kontrol ibu yang bersalin
dengan non BBLR diambil secara sistematik random sampling dengan menggunakan bilangan kelipatan.
Variabel Penelitian
• Variabel Indevenden adalah variabel bebas, sebab atau mempengaruhi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah bayi ikterus
• Variabel Devenden adalah variabel yang tergantung, akibat, terpengaruhi atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel indevenden. Variabel devenden dalam penelitian ini adalah BBLR
Data yang dikumpulkan
a. Data sekunder• Bayi yang lahir dengan berat lahir rendah dan
non BBLR• Bayi yang mengalami ikterus dan non ikterus• Gambaran umum Rumah Sakit Umum
Propinsi NTB
Cara Pengumpulan Data
Data Sekunder• Data tentang bayi yang lahir dengan berat badan rendah
dan BBLR dikumpulkan dengan mengutip dari Rekam Medik dengan mempergunakan alat bantu Form Pengumpulan data.
• Data tentang bayi yang mengalami ikterus dan non ikterus dikumpulkan dengan mengutip dari Rekam Medik dengan mempergunakan alat bantu form pengumpulan data.
• Gambaran Umum wilayah dikumpulkan dengan mempelajari buku profil RSUP NTB.
Tehnik Pengelolaan Data
• Editing• Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali
kebenaran data yang diperoleh atau di kumpulkan yang meliputi partus kasep dan kejadian asfiksia
• Coding• Coding merupakan kegiatan pemberian kode
numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
• Tabulasi• Tabulasi adalah kegiatan memasukkan data
yang telah di kumpulkan ke master tabel atau database computer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau membuat tabel kontigensi. Dan tabulasi silang antara BBLR dan kejadian ikterus.
Analisis Data1. Analisa Univariat• Analisa Univariat untuk menggambarkan karakteristik
subyek penelitian. Analisa yang digunakan dengan deskriptif menggunakan tabel distribusi frekuensi dari variabel yang dipelajari.
2. Analisa Bivariat• Analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan meliputi satu variabel independen (partus kasep) dan variabel dependen (asfiksia) dengan mempergunakan tabulasi silang antara Partus kasep dengan mempergunakan program SPSS for windowsversi 16. Adapun rumus Chi Square yang dipergunakan dalam Uji hipotesis adalah seperti pada halaman berikut (Siegel, 2007)
top related