presentasi ta
Post on 27-Dec-2015
11 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN MELATI (Jasminum sambac Linn.)
SECARA TOPIKAL TERHADAP PENURUNAN JUMLAH MAKROFAG LUKA BAKAR DERAJAT IIA PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) GALUR
WISTAR
Nur Ida Fatmawati (105070204111001)
Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang2014
BAB 1 - PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG2,5 Juta jiwa tiap
tahun
177 kasus di tahun
2009
Angka kematian mencapai
37.38%
PERAWATAN
NORMAL SALINE 0.9%
SILVER SULFADIAZINE 1%
MASALAH??
SUHU
EFEK TOKSIK DAN
EFEK SAMPING
POPULER SAAT INIPOPULER SAAT INI
HERBAL TANPA EFEK SAMPING LEBIH MURAH LEBIH ALAMI LEBIH DITERIMA ADAT-ISTIADAT
Jasminum sambac Linn.
BAB 1
RUMUSAN MASALAHEkstrak etanol daun melati (Jasminum sambac Linn.)
berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag
luka bakar derajat II A pada fase proliferasi pada tikus rattus
norvegicus.
Ekstrak etanol daun melati (Jasminum sambac Linn.)
berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag
luka bakar derajat II A pada fase proliferasi pada tikus rattus
norvegicus.
TUJUAN
Tujuan umum :Untuk mengidentifikasi ekstrak etanol daun melati dalam menurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II ATujuan khusus :1.Mengidentifikasi penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A karena termal pada kelompok kontrol.2.Mengidentifikasi penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A karena termal pada kelompok perlakuan.3.Membandingkan penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II A karena termal pada kelompok kontrol dan perlakuan.
Tujuan umum :Untuk mengidentifikasi ekstrak etanol daun melati dalam menurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II ATujuan khusus :1.Mengidentifikasi penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A karena termal pada kelompok kontrol.2.Mengidentifikasi penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A karena termal pada kelompok perlakuan.3.Membandingkan penurunan jumlah makrofag pada luka bakar derajat II A karena termal pada kelompok kontrol dan perlakuan.
MANFAATMANFAAT BAB 1
1. Manfaat bagi penulisMengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun melati secara topikal terhadap penyembuhan luka bakar derajat II A.
2. Manfaat bagi pembaca2.1 Praktisi
Dapat dijadikan acuan/ referensi pengembangan metode perawatan luka bakar derajat II A melalui pemberian ekstrak etanol daun melati secara topikal sebagai terapi komplementer.2.2 Masyarakat
Dapat dijadikan acuan/ referensi perawatan luka bakar derajat II A yang murah dan mudah digunakan oleh
masyarakt umum.
1. Manfaat bagi penulisMengetahui adanya pengaruh pemberian ekstrak etanol daun melati secara topikal terhadap penyembuhan luka bakar derajat II A.
2. Manfaat bagi pembaca2.1 Praktisi
Dapat dijadikan acuan/ referensi pengembangan metode perawatan luka bakar derajat II A melalui pemberian ekstrak etanol daun melati secara topikal sebagai terapi komplementer.2.2 Masyarakat
Dapat dijadikan acuan/ referensi perawatan luka bakar derajat II A yang murah dan mudah digunakan oleh
masyarakt umum.
BAB 2 – TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
ETIOLOGI
• Api dan atau benda panas lainnya• Minyak panas• Air panas• Bahan kimia (asam/ basa kuat)• Listrik dan petir• Radiasi• Ledakan• Suhu sangat rendah
• Api dan atau benda panas lainnya• Minyak panas• Air panas• Bahan kimia (asam/ basa kuat)• Listrik dan petir• Radiasi• Ledakan• Suhu sangat rendah
KLASIFIKASI• Luka bakar derajat I• Luka bakar derajat II A
Dikarakteristikkan dengan terbentuknya bula
• Luka bakar derajat II B• Luka bakar derajat III
• Luka bakar derajat I• Luka bakar derajat II A
Dikarakteristikkan dengan terbentuknya bula
• Luka bakar derajat II B• Luka bakar derajat III
LUKA BAKAR
PROSES PENYEMBUHAN
DAUN MELATIJasminum sambac Linn.Flavonoid, Saponin, TanninFlavonoid, Saponin, Tannin
BAB 3KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
HIPOTESIS :Pemberian ekstrak etanol daun melati (Jasminum sambac Linn.) berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag Luka bakar derajat II A pada fase proliferasi pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar
HIPOTESIS :Pemberian ekstrak etanol daun melati (Jasminum sambac Linn.) berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag Luka bakar derajat II A pada fase proliferasi pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur wistar
BAB 4 – METODE PENELITIANDesain PenelitianDesain Penelitian
SampelSampelKriteria Sampel
Cara Penghitungan Jumlah Sampel
Randomized Posttest Only Controlled Group DesignRandomized Posttest Only Controlled Group Design
Inklusi: jantan, 3 bulan, 150-200 gr, sehat-aktif, tidak ada perlakuan sebelumnya
Inklusi: jantan, 3 bulan, 150-200 gr, sehat-aktif, tidak ada perlakuan sebelumnyaEksklusi: tidak mau makan, penurunan kesehatan
fisik/ matiEksklusi: tidak mau makan, penurunan kesehatan
fisik/ mati(t-1) (r-1) ≥ 15 (Hidayat,
2009)(t-1) (r-1) ≥ 15 (Hidayat,
2009)Lokasi dan WaktuLokasi dan WaktuLaboratorium Farmakologi FKUB selama 15 hariLaboratorium Farmakologi FKUB selama 15 hari
Variabel PenelitianVariabel PenelitianBebas: luka bakar derajat II A, ekstrak daun melati 15%, 30% dan 45%
Bebas: luka bakar derajat II A, ekstrak daun melati 15%, 30% dan 45%Terikat: jumlah makrofagTerikat: jumlah makrofag
BAB 4Definisi OperasionalDefinisi Operasional
Var.Penelitian
Luka Bakar Derajat II A
Definisi Operasional
Lepuhan yang dibuat dengan cara menginduksi bagian punggung kanan menggunakan balok sterofoam berukuran 2 x 2 cm yang bersuhu 98oC selama 30 detik berdasarkan studi ekplorasi yang telah dilakukan selama 16 hari pada tanggal 5 Juni 2013 di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang
Parameter
• Bula• Luas
Hasil ukur
• - • cm2
Skala ukur
• - • Rasio
Var.Penelitian
Perawatan Luka Bakar Derajat II A dengan Ekstrak Daun Melati
Definisi Operasional
Proses membersihkan area cedera karena termal terlebih dahulu dengan NS 0,9% lalu diberi ekstrak daun melati dosis 15%, 30% dan 45% masing-masing perlakuan dan ditutup dengan menggunakan balutan kasa steril setelah itu diplester. Balutan dibuka pada hari berikutnya (24 jam) untuk dilakukan perawatan luka kembali.
Parameter
Jumlah
Hasil ukur
Milliliter(ml)
Skala ukur
Rasio
BAB 4Definisi OperasionalDefinisi Operasional
Var.Penelitian
Ekstrak Daun Melati
Definisi Operasional
Bahan perawatan luka bakar derajat II A dari daun melati yang dibuat melalui prosedur ekstraksi dengan pelarut etanol 95% dan dibuat dosis 15%, 30% dan 45% di Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. Selanjutnya diberikan pada area luka masing-masing sebanyak 100 mg.
Parameter
Dosis
Hasil ukur
%
Skala ukur
Rasio
BAB 4Definisi OperasionalDefinisi Operasional
Var.Penelitian
Jumlah Makrofag
Definisi OperasionalPreparat dari paraffinisasi kulit tikus yang selanjutnya dicat menggunakan imunohistokimia (ihk). Pengamatan preparat dilakukan dengan mikroskop OLYMPUS seri CX 21 dengan perbesaran 400 kali tiap lapang pandang (10 lapang pandang). Hasil pengamatan dipotret menggunakan kamera digital Canon Ixus 105 dan dianalisa menggunakan software OlyVIA Interpretasi hasil pengamatan banyaknya sel yang berdinding coklat dengan inti berwarna kebiruan.
Parameter
Jumlah rata-rata
sel
Hasil ukur
Sel
Skala ukur
Rasio
BAB 4Definisi OperasionalDefinisi Operasional
BAB 4Prosedur PenelitianProsedur Penelitian Prosedur Pengumpulan DataProsedur Pengumpulan Data
BAB 5HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Hasil PenelitianHasil Penelitian
BAB 5Analisis DataAnalisis Data
Uji Normalitas dan HomogenitasData berdistribusi normal dan homogen; p value > 0.05Data berdistribusi normal dan homogen; p value > 0.05
Uji One Way ANOVASelang kepercayaan 95% (α = 0.05); p value < 0.05Selang kepercayaan 95% (α = 0.05); p value < 0.05
Post-Hoc TestNormal Saline : Melati 30% .042 Melati 45% .003
SSD : Melati 45% .000Melati 15% : Melati 45% .000Melati 30% : Normal Saline .042
Melati 45% .000Melati 45% : Normal Saline .003
SSD .000Melati 15% .000Melati 30% .000
Normal Saline : Melati 30% .042 Melati 45% .003
SSD : Melati 45% .000Melati 15% : Melati 45% .000Melati 30% : Normal Saline .042
Melati 45% .000Melati 45% : Normal Saline .003
SSD .000Melati 15% .000Melati 30% .000
Hipotesis gagal ditolak
Hipotesis gagal ditolak
BAB 6 - PEMBAHASAN
• Sebagai kontrol negatif
• Tidak mempengaruhi jumlah makrofag
• n = 1.62
• Sebagai kontrol negatif
• Tidak mempengaruhi jumlah makrofag
• n = 1.62
• Sebagai kontrol positif
• Mampu menurunkan jumlah makrofag
• n = 1.18
• Sebagai kontrol positif
• Mampu menurunkan jumlah makrofag
• n = 1.18
BAB 6
Kandungan daunmelati:•Flavonoid antimikroba, meningkatkan aktivitas proliferasi limfosit yg mempengaruhi sel CD4+•Saponin antibakteri spektrum luas, meningkatkan jumlahMakrofag yang bermigrasi ke area luka•Tannin senyawa fenolik kompleks, cicatrisation
Kandungan daunmelati:•Flavonoid antimikroba, meningkatkan aktivitas proliferasi limfosit yg mempengaruhi sel CD4+•Saponin antibakteri spektrum luas, meningkatkan jumlahMakrofag yang bermigrasi ke area luka•Tannin senyawa fenolik kompleks, cicatrisation
• Efek maksimal obat tercapai jika seluruh reseptor telah berpasangan efek maksimal fagositosis makrofag tikus wistar dengan perlakuan EEDM 30%.
• EEDM 15% di bawah dosis efektif EEDM kurang cukup untuk meningkatkan respon imunologi.
• EEDM 45% flavonoid memiliki efek imunostimulan, imunosupresan dan efek toksik menghambat aktivitas fagositosis makrofag.
• Efek maksimal obat tercapai jika seluruh reseptor telah berpasangan efek maksimal fagositosis makrofag tikus wistar dengan perlakuan EEDM 30%.
• EEDM 15% di bawah dosis efektif EEDM kurang cukup untuk meningkatkan respon imunologi.
• EEDM 45% flavonoid memiliki efek imunostimulan, imunosupresan dan efek toksik menghambat aktivitas fagositosis makrofag.
BAB 6
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Berat badan hewan cobaBerat badan hewan coba
Hasil foto yang kurang optimalHasil foto yang kurang optimal
Implikasi dalam
Keperawatan
Implikasi dalam
Keperawatan
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai manfaat EEDM sebagai terapi komplementer perawatan luka bakar
derajat II A (Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/1481/I/2010)
Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai manfaat EEDM sebagai terapi komplementer perawatan luka bakar
derajat II A (Permenkes nomor HK.02.02/MENKES/1481/I/2010)
BAB 7 - PENUTUPANBAB
7
KesimpulanKesimpulan• Pemberian EEDM topikal berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A pada fase proliferasi
• Perawatan luka bakar derajat II A pada kelompok perlakuan EEDM 30% memberikan hasil paling baik terhadap penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A
• Perawatan luka bakar dengan EEDM 45% terjadi peningkatan jumlah makrofag luka bakar derajat II A
• Pemberian EEDM topikal berpengaruh terhadap penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A pada fase proliferasi
• Perawatan luka bakar derajat II A pada kelompok perlakuan EEDM 30% memberikan hasil paling baik terhadap penurunan jumlah makrofag luka bakar derajat II A
• Perawatan luka bakar dengan EEDM 45% terjadi peningkatan jumlah makrofag luka bakar derajat II A
SaranSaran• Penelitian lebih lanjut mengenai dosis EEDM yang paling sesuai dan yang memberikan efek toksik
• Dapat dipastikan hewan coba yang akan digunakan sesuai dengan kriteria
• Menggunakan hasil foto histologi dengan perbesaran yang akurat
• Ekstrak daun melati dapat menjadi terapi komplementer luka bakar derajat I, II dan III
• Penelitian lebih lanjut mengenai dosis EEDM yang paling sesuai dan yang memberikan efek toksik
• Dapat dipastikan hewan coba yang akan digunakan sesuai dengan kriteria
• Menggunakan hasil foto histologi dengan perbesaran yang akurat
• Ekstrak daun melati dapat menjadi terapi komplementer luka bakar derajat I, II dan III
top related