presentation for jauhari
Post on 21-Dec-2014
2.108 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
DASAR HUKUM PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2011
DASAR HUKUM PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2011
Pasal 34 ayat (2) PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah: Rancangan Kebijakan Umum APBD
(KUA) disusun berdasarkan pedoman APBD yang ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri setiap tahun.
Pasal 34 ayat (2) PP Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah: Rancangan Kebijakan Umum APBD
(KUA) disusun berdasarkan pedoman APBD yang ditetapkan oleh Menteri
Dalam Negeri setiap tahun.
2
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
3
Perencanaan Pelaksanaan Penatausahaan Pertgjwban Pengawasan
Laporan KeuanganPemerintah Daerah
• Laporan Realisasi Anggaran
• Neraca• Laporan Arus Kas• Catatan atas Laporan
Keuangan
Laporan Keuangan diperiksa oleh BPK
Ranperda tentang Pertanggungjawaban
Pelaksnan APBD
AkuntansiKeuangan Daerah
Pemeriksaan Ekstern
• Pemberian Pedoman
• Bimbingan• Supervisi• Konsultasi• Pendidikan• Pelatihan• Penelitian dan
Pengembangan
Pembinaan:
Pengawasan terhadap pelaksanaan Perda tentang APBD
Pengendalian Intern
DPA-SKPD
S P D(Surat Penyediaan
Dana)
Laporan Realisasi Semester Pertama
Perubahan APBD
Rancangan DPA-SKPD
Ranc. Anggaran Kas SKPD
Anggaran Kas Daerah
Pelksnaan Angg. Pembiayaan
•Pengadaan barang & Jasa, Rapat2, dll.
•Pembayaran Gaji•. . . (dll)
Pelksnaan Angg. Belanja
Pelksnaan Angg. Pendapatan
IntensifikasiEkstensifikasi
Penatausahaan Belanja
BendaharaPengeluaran
Penatausahaan Pendapatan
BendaharaPenerimaan
Kekayaan dan Kewajiban daerah
• Kas Umum• Piutang• Investasi• Barang• Dana Cadangan• Utang
AkuntansiKeuangan Daerah
Penatausahaan Pendanaan Tugas
Pembantuan
RPJMD
RKPD
KUA PPAS
Nota Kesepakatan
Pedoman Penysnan RKA-SKPD
RKA-SKPD
APBD
Renstra SKPD
Renja SKPD
RKP
Permendagri ttg Penyusu-
nan APBD
Pnjbaran APBD
Evaluasi RAPBD & RPAPBD
RPAPBD
Pmbhasan RAPBD
PROSES PENYUSUNAN RANCANGAN APBD
PP
KD
DP
RD
Ke
pa
la D
ae
rah
SE
KD
AS
KP
DD
ep
da
gri
/ P
rov
ins
i
JANUARI - APRIL MEI - AGUSTUS SEPTEMBER - DESEMBER
Musrenbang
Indikatif Tahunan RPJMD/Dokumen
Perencanaan Daerah yg disepakati
SE Prioritas Program &
indikasi pagu
Rancangan Awal Kerangka
Ekonomi Daerah
Rencana Kerja Pemerintah
Daerah
Pemutakhiran Data & Proyeksi Ekonomi &
Fiskal
RENSTRA SKPD
RENJA SKPD
SE/Pedoman Mendagri
Pembahasan Rancangan KUA &
PPAS
Nota Kesepakatan KUA, Prioritas dan
Plafon
Rancangan KUA & PPAS
Pedoman Penyusunan RKASKPD, KUA,
Prioritas dan Plafon
RKA SKPD
Evaluasi Mendagri/Gubernur
Pembahasan RAPBD
Raperda ttg APBD
Ra PerKDH ttg Penjab
APBDRAPBD dan Lampiran
Lampiran RAPBD (Himpunan RKA-
SKPD)
Pembahasan Tim Anggaran
Pemda
Perda ttg
APBD
PerKDH ttg Penjab APBD
Pembahasan Tim Anggaran
Pemda
Pengesahan
Draft DPASKPD DPASKPD
4
CAKUPAN:
1. Tantangan dan prioritas Pembangunan tahun 2011;
2. Pokok-pokok kebijakan penyusunan APBD;
3. Teknis penyusunan APBD; dan
4. Hal-hal khusus.
5. Sinkronisasi prioritas nasional dengan belanja daerah dalam APBD Tahun 2011; dan
6. Daftar program kementerian dan lembaga berdasarkan prioritas nasional tahun 2O11.
CAKUPAN:
1. Tantangan dan prioritas Pembangunan tahun 2011;
2. Pokok-pokok kebijakan penyusunan APBD;
3. Teknis penyusunan APBD; dan
4. Hal-hal khusus.
5. Sinkronisasi prioritas nasional dengan belanja daerah dalam APBD Tahun 2011; dan
6. Daftar program kementerian dan lembaga berdasarkan prioritas nasional tahun 2O11.
5
PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2011
PEDOMAN PENYUSUNAN APBD TAHUN ANGGARAN 2011
TANTANGAN UTAMA• Visi Pembangunan Nasional
tercapainya Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan
6
Tujuan Nasional: Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Memajukan kesejahteraan umum.
Mencerdaskan kehidupan bangsa.
Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Diperlukan keterpaduan dan sinkronisasi program pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang lebih efektif dan akuntabel
SINERGI PUSAT DAN DAERAH DALAM MENDORONG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKEADILAN YANG DIDUKUNG DENGAN PEMANTAPAN TATA KELOLA PENYELENGGLARAAN PEMERINTAHAN
SINKRONISASI KEBIJAKAN
• Program/kegiatan yang pro poor, pro job dan pro growth
• Millenium Development Goals (MDGs) dan • Justice for all.
7
TANTANGAN UTAMA 1• TERKAIT DENGAN UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN RAKYAT
MELALUI PERTUMBUHANE KONOMI YANG INKLUSIF DAN BERKEADILAN,
(a) Upaya Penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang mampu menciptakan pekerjaan dan mengurangi kemiskinan;
( b) Upaya pembangunan tata kelola yang baik untuk dapat meningkatkane fektivitas dan efisiensi pengeluaran pemerintah; dan
(c) Upaya peningkatan sinergai antara pemerintah dan pemerintah daerah.
8
TANTANGAN UTAMA 2• TERKAIT DENGAN UPAYA PENCIPTAAN PERTUMBUHAN EKONOMI,
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN KETENAGAKERJAAN,
(1) belum berkembangnya iklim usaha yang kondusif di daerah, sehingga belum mampu menarik
investasi dan belum meluasnya budaya usaha di masyarakat yang berakibat pada belum optimalnya
kesempatan usaha ekonomi untuk peningkatan pendapatan dan daya beli di daerah;
( 2) masih kurang efektifnya penyelenggaraan bantuan dan jaminan sosial, dan masih terbatasnya
jumlah dan kapasitas sumber daya manusia;
(3) masih kurangnya tingkat pemenuhan beberapa kebutuhan dasar;
(4) belum optimalnya pemenuhan hak dasar terutama bagi masyarakat miskin dan termarjinalkan;
( 5) masih banyaknya rumah tangga yang meskipun sudah meningkak kesejahteraannya namun masih
berada pada kelompok hampir miskin, sehingga rentan terhadap gejolak ekonomi dan sosial;
(6) permasalahan kemiskinan dan tingkat keparahan kemiskinan yang berbeda antara jawa/Bali dengan
daerah lainnya; dan
(7) masih kurang optimalnya pelibatan masyarakat terutama masyarakat miskin dalam pelaksanaan
program-program penanggulangan kemiskinan. 9
DATA REALISASI & PREDIKSI2009 2010 (pred) 2011(pred)
Tingkat Kemiskinan 14,15 % 12-13,5 % 11,5-12,5%
Angkatan Kerja 113.83 juta
Bekerja 104,87 juta
Pengangguran 8,96 juta
Pengangguran terbuka 7,87 % 7,6 % 7,3 %
10
TANTANGAN UTAMA 3• TERKAIT DENGAN PEMBANGUNAN TATA KELOLA YANG BAIK(a) kelembagaan yang belum mencerminkan kebutuhan dan tuntutan kinerja
yang optimal( b) belums epenuhnytae rwujuds DM aparatur yang profesional netral dan
sejahtera(c ) pelayanan publik dapat diselenggarakan escara berkualitas sesuai harapan
masyarakat; (d) banyaknya usulan pembentukan daerah otonom baru merupakan
permasalahan yang masih dihadapi, belum sepenuhnya berdampak pada peningkatan kualitas penyelenglglaraan pemerintahan dan pelayanan kepadam asyarakat , belum efektif dan rendahnyaa kuntabilitas pemanfaatan dana perimbangan;
11
(e) masih terdapat kelemahan dalam pendataan penduduk secara akurat dan valid, terbatasnyap enerapan SIAK on-line untuk pelayanan publik dan belum tersambungnyaja ringan komunikasi data (on-lines sytem) dari kabupaten, kota, provinsi dan pusat;
( f) banyak peraturan perundang-undanga yang bermasalah dan diindikasikan tidak harmonis tumpang tindih, inkonsisten, multitafsir sulit diterapkan menimbulkan biaya tinggi dan menciptakan hambatan kegiatan pembangunan (bottleneck), terutama peraturan daerah yang mengatur pajak dan retribusi daerah
(g) masih adanya tuntutan masyarakat agar penegakan hukum dilakans secara adil dan tidak diskriminatif serta aparat penegak hukum dalam menjalankan tugas dan kewenanganny agar tidak hanya memperhatikan unsur legalitas saja tapi juga harus memperhatikan rasa keadilan masyarakat
12
TANTANGAN UTAMA 4TERKAIT DENGAN PENINGKATAN SINERGI ANTARA PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH(a) belum efektifnya koordinasi dalam penetapan dan pelaksanaan
kebi jakan pembangunan antara pusat dan daerah serta antar daerah;
(b) inkonsistensi dan ketidakjelasan serta adanya perbedaan persepsi atas pembagian kewenangan dalam implementasi otonomi daerah;
(c) masih rendahnya efektivitas pelaksanaan kebijakan desentralisas fiskal yang berimplikasi pada kecenderungan daerah untuk selalu berorientasi meningkatkan sumber pendapatannya
13
PRIORITAS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2011
1) PEMANTAPAN REFORMASI BIROKRASI DAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN, – sasaran : meningkatnya tata kelola pemerintahany ang lebih baik, produktivitas birokrasi
dan meningkatnya kualitas pelayananp ublik;
2) MENINGKATKAN AKSES DAN KUALITAS PENDIDIKAN, – sasaran : meningkatnya rata-rata lama sekolah penduduk, menurunnya angka buta aksara dan
menurunnya disparitas partisipasi dan kualitas pelayanan pendidikan antar satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat;
3) PERBAIKAN AKSES DAN MUTU KESEHATAN, – sasaran : meningkatnya pelaksanaan upaya kesehatan masyarakat preventif, meningkatnya
jumlah kota yang memiliki rumah sakit standar kelas dunia meningkatnya jumlah puskesmas yang melayani penduduk miskin, dan menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular;
4) PENANGGULANGAN KEMISKINAN, – sasaran : tingkat kemiskinan sebesar 11,5 -12,5 % dari jumlah penduduk pada tahun
5) PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN – sasaran : meningkatnya t ngkat pencapaian swasembada pangan dan menurunnya
jumlah penduduk yang rentan rawan pangan;
14
6) PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS INFRASTRUKTUR – sasaran : pembangunan untuk tata ruang, pembangunan jalan dan
perhubungan, pembangunan perumahan dan permukiman, serta pembangunan komunikasi dan informatika
7) PERBAIKAN IKLIM INVESTASI DAN IKLIM USAHA,– sasaran : pertumbuhan investasi dalam bentuk pembentukan modal tetap
bruto adalah 10,9 persen dan pertumbuhan ekspor nonmigas dapat mencapai 11-12 persen;
8) PENINGKATAN SUMBER DAYA ENERGI – sasaran : pembangunan infrastruktur energi dan ketenagalistrikan;
15
9) PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PENGELOLAAN BENCANA, – sasaran : mengurangi lahan kritis, dan peningkatan pengelolaan kualitas ekosistem
lahan gambut
10) PENANGANAN DAERAH TERTINGGAL, TERDEPAN, TERLUAR, DAN PASCA-KONFLIK– sasaran : terpeliharanyal ingkungan hidup di kawasan perbatasan meningkatnya
kesejahteraan masyarakat perbatasan, dan meningkatnya kondisi perekonomian kawasan perbatasan
11) PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN, KREATIVITAS, DAN INOVASI TEKNOLOGI, – sasaran : meningkatnya penyediaan sarana yang memadai bagi pengembangan
pendalaman dan pergelaran seni budaya
PRIORITAS PEMBANGUNAN LAINNYA
1) bidang politik, hukum dan keamanan, – dengan sasaran : terpantaunya terdeteksinya potensi tindak terorisme dan
meningkatnya kemampuan dan keterpaduan dalam pencegahan dan penanggulangan tindak terorisme;
2) bidang perekonomian – Dengan sasaran difokuskan pada upaya penumbuhan populasi usaha industri
serta melanjutkan upaya perbaikan penyelenggaraan dan penempatan tenaga kerja Indonesia; dan
3) bidang kesejahteraan rakyat, – dengan sasaran pembangunan pariwisata dan pembangunan kesejahteraan
rakyat lainnya
16
ASUMSI MAKRO APBN 2011
• Pertumbuhan ekonomi 6,3%• Inflasi 5,7 %• Pengangguran terbuka 7,3 % dari angkatan
kerja• Jumlah penduduk miskin turun 11,5-12,5 %• Defisit APBN 1,7% PDB
17
ASUMSI MAKRO APBN 2010
• Pertumbuhan ekonomi 5%• Inflasi 5 %• Pengangguran terbuka turun 8 % dari
angkatan kerja• Jumlah penduduk miskin turun 12-12,5 %• Defisit APBN 1,3% PDB
18
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD
19
APBD
PENDAPATAN Daerah BELANJA Daerah PEMBIAYAAN Daerah
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
1. Sisa lebih perhitungan anggaran TA sebelumnya (SiLPA)
2. Pencairan dana cadangan
3. Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
6. Penerimaan piutang daerah
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
1. Pembentukan dana cadangan
2. Penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah
3. Pembayaran Pokok Utang
4. Pemberian pinjaman daerah
PAD
1. Pajak Daerah2. Retribusi Daerah3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan4. Lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah
DANA PERIMBANGAN
1. Dana Bagi Hasil2. Dana Alokasi Umum3. Dana Alokasi Khusus
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
1. Hibah tidak mengikat2. Dana Darurat dari Pemerintah3. Dana Bagi Hasil Pajak dr Propinsi ke
Kab / Kota4. Dana Penyesuaian & Dana Otonomi
khusus5. Bantuan Keu dr Propinsi atau dr
Pemerintah Daerah lainnya
BELANJA TIDAK LANGSUNG
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Modal
1. Belanja Pegawai
2. Bunga
3. Subsidi
4. Hibah
5. Bantuan Sosial
6. Belanja Bagi Hasil
7. Bantuan Keuangan
8. Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
STRUKTUR APBD
20
RKA-SKPD
SKPD + SKPKD
SKPD
PENDAPATAN
- Belanja Pegawai
- Fungsi- Urusan- Program- Kegiatan
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
BelanjaModal
- Subsidi- Bunga- Hibah- Transfer- Bantuan Sosial- Belanja Tidak Terduga
P A D
Dana Perimbangan(SKPKD)
Lain-LainPendapatan yang Sah
(SKPKD)
Pengeluaran
Penerimaan
PEMBIAYAAN(SKPKD)
Belanja Langsung
BelanjaTidak
Langsung
- Pajak (SKPKD)- Retribusi (SKPD)- Laba BUMD (SKPKD)- Lain2 PAD yg Sah (SKPKD dan SKPD)
SKPKD
BELANJA
A P B D DPA-SKPD
BelanjaTidak Langsung
STRUKTUR APBD
21
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDPOKOK-POKOK KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBD
• Perencanaan target Pendapatan Asli Daerah mempertimbangkan kondisi perekonomian tahun2 sebelumnya, pertumbuhan ekonomi 2011 & realisasi PAD th yll & peraturan perundangan terkait
• Pemberian insentif & kemudahan berusaha pelaku ekonomi• Tidak membuat kebijakan yang memberatkan dunia usaha & masyarakat
– dengan penyederhanaan sisdur adm & rasionalisasi pajak/retr, peningkatan pengendalian pengawasan pemungutan PAD
• Tidak memungut pajak/retribusi yang tidak diamanatkan dalam UU no 28 2009
• penetapan target pendapatan Pajak & Retribusi tahun anggaran 2011 ( untuk jenis yang sudah sesuai dg amanat Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang PDR masih mengacu pada Peratura Daerah yang ada. –
• Penerimaan BLUD sebagai Lain-lain PAD yang Sah, ( contoh RSUD => objek Pendapatan BLUD, rincian objel Pendapatan BLUD Rumaha sakit)
• Perencanaan target Pendapatan Asli Daerah mempertimbangkan kondisi perekonomian tahun2 sebelumnya, pertumbuhan ekonomi 2011 & realisasi PAD th yll & peraturan perundangan terkait
• Pemberian insentif & kemudahan berusaha pelaku ekonomi• Tidak membuat kebijakan yang memberatkan dunia usaha & masyarakat
– dengan penyederhanaan sisdur adm & rasionalisasi pajak/retr, peningkatan pengendalian pengawasan pemungutan PAD
• Tidak memungut pajak/retribusi yang tidak diamanatkan dalam UU no 28 2009
• penetapan target pendapatan Pajak & Retribusi tahun anggaran 2011 ( untuk jenis yang sudah sesuai dg amanat Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang PDR masih mengacu pada Peratura Daerah yang ada. –
• Penerimaan BLUD sebagai Lain-lain PAD yang Sah, ( contoh RSUD => objek Pendapatan BLUD, rincian objel Pendapatan BLUD Rumaha sakit)
22
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Lanjutan.........Lanjutan.........
• Gunakan alokasi Dana Perimbangan TA 2010 dengan perhatikan realisasi thn 2009
• Penetapan target dana bagi hasil pemda dapat < KMK thn 2010 ( antisipasi tidak stabilnya harga minyak, gas & tambang lain yang cederung turun di 2011), bila tak sesuai disesuaikan di PAPBD 2011
• DBH Cukai tembakau diarahkan peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan cukai, pemberantasan barang kena cukai palsu
• Gunakan alokasi Dana Perimbangan TA 2010 dengan perhatikan realisasi thn 2009
• Penetapan target dana bagi hasil pemda dapat < KMK thn 2010 ( antisipasi tidak stabilnya harga minyak, gas & tambang lain yang cederung turun di 2011), bila tak sesuai disesuaikan di PAPBD 2011
• DBH Cukai tembakau diarahkan peningkatan kualitas bahan baku, pembinaan industri, pembinaan lingkungan sosial, sosialisasi ketentuan cukai, pemberantasan barang kena cukai palsu
23
DANA PERIMBANGAN
Lanjutan.............Lanjutan.............
Target Bagi Hasil dari Prop, gunakan pagu tahun 2010, bagian yang blm direalisasikan pemprov akibat palampauan target 2010 dimasukkan dalam perubahan APBD 2011
Penerimaan Hibah dari APBN /Sumbangan Pihak III yang tidak mengikat untuk dana bergulir, masuk dalam akun Lain-lain Pendapatan yang Sah ,
Target Bagi Hasil dari Prop, gunakan pagu tahun 2010, bagian yang blm direalisasikan pemprov akibat palampauan target 2010 dimasukkan dalam perubahan APBD 2011
Penerimaan Hibah dari APBN /Sumbangan Pihak III yang tidak mengikat untuk dana bergulir, masuk dalam akun Lain-lain Pendapatan yang Sah ,
24
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH
BELANJA DAERAH:BELANJA DAERAH:
Disusun berdasarkan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara ADIL & MERATA, agar relatif dapat dinikmati oleh masyarakat khususnya pemberian pelayanan umum
Pemda Agar menenetapkan target capaian :
Daerah ( sasaran daerah)
SKPD ( sasaran SKPD)
Kegiatan ( masukan, keluaran, hasil, capaian program)
Disusun berdasarkan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara ADIL & MERATA, agar relatif dapat dinikmati oleh masyarakat khususnya pemberian pelayanan umum
Pemda Agar menenetapkan target capaian :
Daerah ( sasaran daerah)
SKPD ( sasaran SKPD)
Kegiatan ( masukan, keluaran, hasil, capaian program)
25
BELANJA TAK LANGSUNG• Belanja Pegawai• Subsidi• Bunga• Hibah• Transfer• Bantuan Sosial• Belanja Tidak • Terduga
26
Belanja Pegawai:Belanja Pegawai:
– “Accres” gaji paling tinggi 2,5% untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan jumlah pegawai
– Penganggaran Gaji & Tunjangan PNSD disesuaikan dg hasil rekonsiliasi jumlah & belanja pegawai untuk hitung DAU 2011
– Untuk mengantisipasi pengangkatan CPNSD, Pemda dapat menganggarkan dalam APBD sesuai dgn jumlah CPNSD dan formasi pegawai tahun 2011;
– “Accres” gaji paling tinggi 2,5% untuk mengantisipasi adanya kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan jumlah pegawai
– Penganggaran Gaji & Tunjangan PNSD disesuaikan dg hasil rekonsiliasi jumlah & belanja pegawai untuk hitung DAU 2011
– Untuk mengantisipasi pengangkatan CPNSD, Pemda dapat menganggarkan dalam APBD sesuai dgn jumlah CPNSD dan formasi pegawai tahun 2011;
27
Belanja Bunga & SubsidiBelanja Bunga• Dianggarakan pembayaran bunga pinjaman jangka
pendek, jangka menengah dan jangka panjang dalam APBD 2011
Belanja Subsidi • Hanya diberikan kepada perusahaan/lembaga tertentu
agar harga produk terjangkau masyarakat yang daya belinya terbatas
• Produk yang disubsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak melalui pengkajian agar tepat sasaran & tidak melanggara peraturan PerUUan
28
Belanja Hibah• Dalam menentukan organisasi atau lembaga yang akan
diberikan hibah agar dilakukan secara selektif dan rasional dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
• Untuk Belanja Hibah kepada Pemerintah (vertikal) mekanisme pengangaran & pemberiannya mengacu pada ketentuan pengelolaan keuangan daerah
• Bagi penerima hibah dalam pelaksanaan serta pertanggungjawabannya memperhatikan peraturan Menteri Keuangan
29
Ketentuan Hibah dalam Permendagri no 59/2007
Pasal 431) Hibah kepada pemerintah bertujuan untuk menunjang peningkatan
penyelenggaraan fungsi pemerintahan di daerah.2) Hibah kepada perusahaan daerah bertujuan untuk menunjang
peningkatan pelayanan kepada masyarakat.3) Hibah kepada pemerintah daerah lainnya bertujuan untuk menunjang
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan layanan dasar umum.
4) Hibah kepada masyarakat dan organisasi kemasyarakatan bertujuan untuk meningkatkan partisipasi penyelenggaraan pembangunan daerah atau secara fungsional terkait dengan dukungan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
5) Belanja hibah kepada Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan pemerintah daerah kepada Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan setiap akhir tahun anggaran.
30
PENGANGGARAN DANA HIBAH
31SE Mendagri No 900/2677/SJ 2007 tentang Hibah dan Bantuan Daerah.
PERTANGGUNGJAWABAN HIBAH
32
900/2677/SJ 2007 tentang Hibah dan Bantuan Daerah.
Belanja Bantuan Sosial
• Dalam jalankan fungsi Pemda dalam bidang kemasyarakatan & guna memelihara kesejahteraan masyarakat, Pemda dapat memberikan bantuan social kepada kelompok / anggota masyarakat yang dilakukan secara selektif, tidak mengikat dan jumlahnya dibatasi sejalan dengan Kepres No 80/2003, (penunjukan langsung)
• Didasrkan pada kriteria yang jelas dengan memperhatikan asas keadilan, transparan dan memprioritaskan kepentingan masyarakat luas.
• Untuk meningkatkan akuntabilitas, jumlah anggaran hibah dan bantuan sosial agar dibatasi dan diperjelas format pertanggungjawabannya diatur dalamPeraturan Kepala Daerah.
33
PENGANGGARAN BANTUAN SOSIAL
34
900/2677/SJ 2007 tentang Hibah dan Bantuan Daerah.
PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN SOSIAL
35
900/2677/SJ 2007 tentang Hibah dan Bantuan Daerah.
Belanja Bagi Hasil• Untuk menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber
dari pendapatan provinsi kepada Kabupaten / Kota atau pendapatan Kabupaten / Kota kepada pemerintah desa atau pendapatan pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya disesuaikan dengan rencana pendapatan pada Tahun Anggaran 2011,
• sedangkan pelampauan target Tahun Anggaran 2010 yang belum direalisasikan kepada pemerintah daerah yang menjadi hak Kabupaten / Kota atau pemerintah desa ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2011.
36
Belanja Bantuan Keuangan • Pemerintah Provinsi dalam menganggarkan bantuan keuangan kepada
pemerintah Kabupaten / Kota yang bersifat umum didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu urusan Pemkab/kot yang tak tersedia dananya & pertimbangkan karakteistik masing2 daerah
• Pemberian bantuan keuangan bersifat umum digunakan untuk mengatasi kesenjangan fiskal dapat menggunakan formula dengan variable pendapatan daerah, jumlah penduduk, jumlah penduduk miskin dan luas wilayah yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah
• Pemberian bantuan keuangan bersifat khusus digunakan untuk membantu capaian program prioritas pemerintah provinsi yang dilaksanakan sesuai urusan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten/kota seperti pembangunan sarana pendidikan dan kesehatan.
• Bagian dari dana perimbangan yang diterima oleh Kabupaten / Kota untuk desa dapat diberikan bantuan keuangan bersifat umum paling sedikit 10% yang pembagiannya untuk setiap desa dilakukan secara proporsional yang merupakan alokasi dana desa (ADD) sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 68 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 72 Tahun 2005 tentang desa.
37
Belanja Tidak Terduga• Dalam penetapan anggaran belanja tidak
terduga agar – dilakukan secara rasional dengan
mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2009 dan estimasi kegiatan – kegiatan yang :• sifatnya tidak dapat diprediksi, • diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah, serta • tidak biasa / tanggap darurat, yang tidak diharapkan
berulang dan belum tertampung dalam bentuk program dan kegiatan pada Tahun Anggaran 2011
38
• Agar lebih mengutamakan keberpihakan untuk kepentingan publik daripada kepentingan aparatur
• Khususi daerah otonom Baru (DOB) agar lebih memberikan perhatian pada belanja untuk kepentingan masyarakat pelayanan umum daripada belanja untuk membangun sarana perkantoran.
• Agar mempedomani/mempertimbangkan ASB dan SSH yang ditetapkan oleh kepala daerah
39
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai• Penganggaran honorarium Non PNSD hanya dapat
disediakan bagi Pegawai Tidak Tetap (PTT) yang benar – benar memiliki peranan dan kontribusi serta yang terkait langsung dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan di masing – masing SKPD termasuk narasumber / tenaga ahli diluar instansi pelaksana kegiatan.
40
BELANJA LANGSUNG
Belanja Barang dan Jasa• Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja
barang pakai habis agar disesuaikan dengan kebutuhan riil dan dengan memperhitungkan sisa persediaan barang tahun anggaran 2010– Untuk menghitung kebutuhan riil disesuaikan dengan
pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD dengan mempertimbangkan jumlah pegawai & volume pekerjaan
• Belanja modal yang akan diserahkan kepemilikannya kepada pihak III/masyarakat pada tahun yang berkenaan dialokasikan pada belanja barang dan jasa
41
BELANJA LANGSUNG
• Penganggaran belanja perjalanan dinas daerah, luar negeri maupun dalam negeri agar dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi.
• Perjalanan dinas kunjungan kerja, studi banding dibatasi frekwensi dan jumlah pesertanya & dilakukan sesuai dengan substansi kebijakan yang sedang dirumuskan, hasilnya dilaporkan secara transparan dan akuntabel
• Penanggaran untuk penyelenggaraan rapat agar dilaksanakan kantor, kecuali dengan alsan tertentu dapat dilaksanakan diluar kantor
42
• Untuk antisipasi pengalihan penerimaan PBB pedesaan & perkotaan menjadi PAD per 1/1/2014, dan BPHTB yang berlaku per 1/1/2011– Pemda agar menyiapkan dukungan program/
kegiatan pengalihan ( data, system, standar pengelolaan, ketrampilan dsb) serta sarana & prasarananya
• Dukungan program & kegiatan terkait penyusunan Perda sebagai tindak lanjut UU 28 tahun 2009
43
Belanja Modal• Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah agar dalam
merencanakan Belanja Modal diarahkan untuk pembangunan infrastruktur yang menunjang investasi daerah
• Pengadaan barang inventaris dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan– Karenanya Sebelum menganggarkan agar terlebih dahulu dilakukan
evaluasi dan pengkajian terhadap barang inventaris yang ada baik KONDISI maupun UMUR EKONOMISNYA
• Penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/ bangun aset tetap, tetapi harus ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset tetap tersebut sampai siap digunakan.
44
BELANJA LANGSUNG
PEMBIAYAAN DAERAH PEMBIAYAAN DAERAH
45
PENERIMAAN :SiLPA tahun anggaran yang LaluPencairan dana cadangan Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan Pinjaman daerah Penerimaan kembali pemberian pinjaman Penerimaan piutang daerahPenerimaan kembali penyertaan modal (investasi) daerah
PENGELUARAN :Pembentukan dana cadangan Penyertaan modal pemerintah daerah Pembayaran pokok utang Pemberian pinjaman daerah SILPA tahun berjalan
Pembiayaan DaerahPENERIMAAN PEMBIAYAAN • Penganggaran SiLPA(Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
Sebelumnya) agar dihitung berdasarkan perkiraan rasional
• Penganggara Penerimaan Pembiayaan dari Pencairan dana Cadangan, waktu dan besarnya disesuaikan dengan Perda pembentukannya
• Akumulasi bunga/deviden dari dana cadangan dianggarkan sebagai Lain-lain PAD yang sah
46
Pinjaman Daerah• Proses dan prosedurnya mengacu pada PP no 54/2005 ttg Pinjaman
Daerah• Dilakukan secara selektif dg memperhatikan pelaksanaan dan jangka
waktu pelunasan tidak melebihi sisa masa jabatan KDH ybs• Suku bunga dinegosiasikan secara seksama dengan memperhatikan
tingkat suku bunga bank yang berlaku di pasar maupun SBI seta inflasi agar diperoleh tingkat bunga yang memadai, kompetitif dan tidak berpotensi membebani keuangan daerah
• Penerimaan kembali pokok pinjaman dana bergulir setelah selesai masa perguliran dianggarkan dalam kelompok penerimaan pembiayaan jenis penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah, sesuai dengan obyek dan rincian obyek berkenaan
47
Pembiayaan DaerahPENGELUARAN PEMBIAYAAN • Pemda dapat menganggarkan investasi jangka panjang non
permanen dalam bentuk dana bergulir dalam akun pembiayaan jenis pemberian pinjaman daerah
• Penyertaan modal pemda pada BUMN/D dan atau pada badan usaha lainnya dapat dilakukan pabila jumlah yang akan disertakan telah ditetapkan dalam Perda Penyertaan Modal
• Agar Pemda menambah modal yang disetor dan/atau melakukan penambahan penyertaan modal untuk memperkuat struktur permodalan
• Untuk penganggaran dana cadangan agar menetapkan lebih dahulu Perda Pembentukan dana cadangan yang mengatur tentang : tujuan, program & kegiatan yang dibiayai, besaran rincian tahun dana cadangan yang dianggarkan , sumber dana & tahun pelaksanaan 48
Sisa Lebih Pembiayaan Tahun Berjalan (SILPA)
• Bila masih terdapat program & kegiatan yang dibutuhkan serta target/sasaran yang belum terpenuhi, Pemda agar menghindari terjadinya dana menganggur (idle money) dalam bentuk SILPA tahun anggaran yang berjalan dalam APBD
49
TEKNIS PENYUSUNAN APBD
Pemda agar menyusun dan menetapkan APBD secara tepat waktu. Paling lambat 31 Desember 2010 ( psl 116 (2) Permendagri 59 2007) - Dalam rangka optimalisasi pelayanan & peningkatan kesejahteraan masyarakat
Pemda agar penuhi jadwal proses penyusunan APBD sejak penyusunan dan kesepakatan KUA-PPAS , hingga persetujuan bersama terhadap Raperda APBD Paling lambat 30 Nopember 2010
Perlu sinkronosasi materi antara RKP dg RKPD , KUA, PPAS, RAPBD yang berasal dari RKA-SKPD => APBD merupakan wujud keterpaduan seluruh program Nasional dan Daerah dalam upaya peningkatan pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat di daerah.
50
51
NO JENIS KEGIATAN WAKTU
1 Penyusunan RKPD s/d Maret
2 Penyusunan Kebijakan Umum APBD & PPAS Juni
3 Penyampaian KUA & PPAS kpd DPRD & bahas pembicaraan pendahuluan RAPBD
Medio Juni
4 Pembahasan Kebijakan Umum APBD PPAS dgn DPRDPenandatangan Nota Kesepakatan KUA & PPAS
Akhir Juni s/d Akhir Juli
Akhir Juli
5 SE Kepala Daerah ttg Ped Penyusunan RKA Penyusunan RKA SKPD
Awal AgustusMinggu II s/d IV Agustus
6 Evaluasi RKA SKPD oleh Tim Anggaran Eksekutif Daerah Mg I September
7 Penyusunan Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD Mg II - III September
8 Penyebarluasan Raperda ttg APBD kpd masyarakat Mg IV September
9 Pengajuan Raperda tentang APBD kpd DPRDPembahasan Raperda APBD oleh DPRD
Minggu I Oktober
Sd Akhir Nopember
10 Persetujuan bersama DPRD dg KDH Akhir Nopember
11 Penyampaian Raperda APBD & Raper KDH ttg Penjabaran APBD u/ dievaluasi (3 hari) sejak kesepakatan
12 Evaluasi Raperda APBD dan Raper KDH tentang Penjabaran APBD (15 hari) sejak diterima Raperda
13 Penyempurnaan hasil evaluasi (7 hari) sejak diterima evaluasi
14 Pengesahan Raperda APBD Minggu IV Desember51
JADWAL PENYUSUNAN APBD
52
JADWAL LAIN Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD
2. Kepala Daerah menyampaikan Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD berupa Laporan Keuangan kepada DPRD paling lama 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. (pasal 301 ayat (1) Permendagri no 13/06
1. Kepala Daerah menyampaikan Laporan Keuangan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tahun anggaran berakhir untuk diaudit. (pasal 297 ayat (1) Permendagri no 13/06
3. Laporan Keuangan yang disampaikan oleh Kepala Daerah kepada DPRD adalah Laporan Keuangan yang telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Pasal 299 Permendagri no 13/06(1) Apabila sampai batas waktu 2 (dua) bulan setelah penyampaian laporan keuangan, BPK
belum menyampaiakn hasil pemeriksaan, kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD.
(2) Rancangan peraturan kepala daerah, dilampiri dengan laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, dan laporan kinerja yang isinya sama dengan yang disampaikan kepada BPK.
Pasal 301 Permen 13/06(2) Persetujuan bersama terhadap rancangan peraturan daerah tentang pertanggung
jawaban pelaksanaan APBD oleh DPRD paling 1 (satu) bulan terhitung sejak rancangan peraturan daerah diterima
PENYUSUNAN KUA & PPAS
Materi KUA mencakup hal-hal yang bersifat Kebijakan Umum tidak teknis yang memuat Gambaran umum kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD 2011 kebijakan pendapatan daerah, kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi pencapaiannya.
Substansi PPAS lebih mencerminkan prioritas pembangunan daerah dikaitkan sasaran : yang ingin dicapai termasuk program prioritas dari SKPD terkait
PPAS gambarkan pagu anggaran sementara di masing-masing SKPD berdasar program & kegiatan
Pagu sementara menjadi definitif setelah adanya Kesepakatan antara Kepala Daerah dengan DPRD
Kepala Daerah Menyampaiakn Rancangan KUA & PPAS bersamaan yang hasilnya berupa Kesepakatan tentang KUA & PPAS ditandatangani bersamaan 53
ISI KUA – Sesuai Permendagri 59/07
BAB I. PENDAHULUAN– Latar belakang penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA);– Tujuan penyusunan KUA;dan – Dasar (hukum) penyusunan KUA.
BAB II. KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH• 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;• 2.2 Rencana target ekonomi makro pada tahun perencanaan.
BAB III. ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)
– Asumsi dasar yang digunakan dalam APBN;– Laju Inflasi;– Pertumbuhan PDRB (Migas dan Non Migas);– Lain-lain asumsi (misal: kebijakan yang berkaitan dengan gaji PNS)
54
BAB IV. KEBIJAKAN PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN DAERAH.
• Pendapatan Daerah – Kebijakan perencanaan pendapatan daerah yang akan dilakukan pada tahun anggaran
berkenaan;– Target pendapatan daerah meliputi Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan
Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah;– Upaya-upaya pemerintah daerah dalam mencapai target.
• Belanja Daerah – Kebijakan terkait dengan perencanaan belanja daerah meliputi total perkiraan belanja daerah;– Kebijakan belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan
keuangan; dan belanja tidak terduga;– Kebijakan pembangunan daerah, kendala yang dihadapi, strategi dan prioritas pembangunan
daerah yang disusun secara terintegrasi dengan kebijakan dan prioritas pembangunan nasional yang akan dilaksanakan di daerah.
– Kebijakan belanja berdasarkan :- urusan pemerintahan daerah (urusan wajib dan urusan pilihan) - satuan kerja perangkat daerah (SKPD).
• Pembiayaan Daerah • kebijakan penerimaan pembiayaan;• kebijakan pengeluaran pembiayaan.
BAB V. PENUTUP
55
PPAS – Permendagri 59/07BAB I. PENDAHULUANBAB II. RENCANA PENDAPATAN DAN PENERIMAAN
PEMBIAYAAN DAERAH BAB III. PRIORITAS BELANJA DAERAH
Berisi urutan prioritas penggunaan pendapatan dan sumber pembiayaan daerah yang akan dituangkan dalam anggaran belanja daerah
BAB IV. PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN
4.1 Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan4.2 Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Program Kegiatan4.3 Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi,
Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga
BAB IV. RENCANA PEMBIAYAAN DAERAHBerisikan tentang target penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan
daerah.BAB IV. PENUTUP
56
57
Bab II Rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah Tahun Anggaran .....
NO. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAHTARGET TAHUN
ANGGARAN BERKENAAN
1 2 3
1 Pendapatan Asli Daerah
1.1 Pajak Daerah
1.2 Retribusi Daerah
1.3Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
1.4Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah
2 Dana Perimbangan
2.1Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak
2.2 Dana Alokasi Umum
2.3 Dana Alokasi Khusus
58
Rencana pendapatan dan penerimaan pembiayaan daerah Tahun Anggaran ..... lanjutan
NO. PENDAPATAN DAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAHTARGET TAHUN
ANGGARAN BERKENAAN
3Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
3.1Hibah
3.2Dana Darurat
3.3Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
3.4Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
3.5Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
Penerimaan pembiayaan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran sebelumnya (SiLPA)Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan Daerah yang dipisahkan
Penerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerahJUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN
JUMLAH DANA TERSEDIA
BAB III. PRIORITAS BELANJA DAERAH
Berisi urutan prioritas penggunaan pendapatan dan sumber pembiayaan daerah yang akan dituangkan dalam anggaran belanja daerah.
Matriks Prioritas Pembangunan
NO.Prioritas
PembangunanSasaran
SKPD yang melaksanakan
Nama Program
1. Contoh : Penanggulangan Kemiskinan
Contoh :Meningkatnya kesejahteraan penduduk miskin sehingga prosentase penduduk miskin dapat mencapai 14,4% pada akhir tahun 2007
Contoh :1. Dinas Sosial;2. Dinas PMD;3. Dinas kesehatan;
Contoh :Pemberdayaan Fakir Miskin
2.
3.
4.
Dst.
59
BAB IV. PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN
4.1 Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Urusan Pemerintahan
Berisikan plafon anggaran sementara masing-masing urusan dan satuan kerja yang dituangkan secara deskriptif dan dalam bentuk tabulasi.
60
4.2 Plafon Anggaran Sementara Berdasarkan Program Kegiatan
Berisikan plafon anggaran sementara berdasarkan program kegiatan yang dituangkan secara deskriptif dan dalam bentuk tabulasi.
61
4.3 Plafon Anggaran Sementara Untuk Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak
TerdugaBerisikan plafon anggaran sementara untuk belanja pegawai, bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga yang
dituangkan secara deskriptif dan dalam bentuk tabulasi.
62
BAB IV. RENCANA PEMBIAYAAN DAERAHBerisikan tentang target penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran
pembiayaan daerah.
63
SE Pedoman Penyusunan RKA-SKPDKepala Daerah Penyusunan dan penyampaian SE KDH tentang Pedoman Penyusunan RKA-SKPD kepada Seluruh SKPD • Disampaikan paling lambat awal Agustus TA berjalan• Penyusunan RKA-SKPD didasarkan pada program dan
kegiatan serta pagu anggaran definitif yang tercantum dalam Nota Kesepakatan PPA antara KDH dengan Pimpinan DPRD
• Substansi SE KDH mencakup : a. prioritas pembangunan daerah dan program/kegiatan yang terkait;b. alokasi plafon anggaran sementara untuk setiap program/kegiatan
SKPD;c. batas waktu penyampaian RKA-SKPD kepada PPKD; d. dokumen sebagai lampiran surat edaran meliputi :
a. KUA & PPAS, b. analisis standar belanja /ASBc. standar satuan harga.
64
RKA SKPD & RKA PPKD• RKA SKPD
Memuat rincian anggaran :– pendapatan, – belanja tak langsung SKPD (gaji pokok, tunjangan pegawai, tambahan
penghasilan, BPO Pimpinan DPRD), – belanja langsung menurut program
• RKA PPKDMemuat rincian :– Pendapatan yang berasal dari dana perimbagan, hibah– Belanja tak langsung : bunga, subsidi, hibah, bansos, bagi hasil,
bantuan keuangan, tak terduga– Pembiayaan : Penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
65
PENYUSUNAN DAN PENETAPAN PERDA APBD
Berdasarkan RKA-SKPD yang telah dibahas TAPD, PPKD menyusun Raperda APBD dengan tahapan sebagai berikut : Penyusunan batang tubuh RAPBD;Penyusunan Lampiran APBD;Sosialisasi RAPBD kepada Masyarakat oleh Sekretaris Daerah;Penyampaian RAPBD kepada DPRD;Pembahasan RAPBD dengan DPRD;Persetujuan DPRD terhadap Raperda APBD;Raperda tentang APBD yang telah disetujui bersama antara DPRD dan KDH, disampaikan kepada Mendagri bagi Provinsi, dan kepada Gubernur bagi kab/kota untuk dievaluasi;Penyempurnaan Rancangan Peraturan Daerah sesuai dengan hasil evaluasi, dilakukan oleh TAPD bersama Panitia Anggaran DPRD dan hasilnya dituangkan dalam Keputusan Pimpinan DPRD;Kepala Daerah menetapkan Rancangan Peraturan Daerah tentang APBD menjadi Peraturan Daerah;Keputusan Pimpinan DPRD terhadap hasil penyempurnaan dan penetapan APBD oleh Kepala Daerah dilaporkan pada sidang paripurna berikutnya. 66
NO URAIAN WAKTU KETERANGA
N
B. DALAM HAL DPRD TIDAK MENGAMBIL KEPUTUSAN BERSAMA TERHADAP RAPERDA TENTANG APBD
1. Penyampaian Rancangan Peraturan Kepala Daerah kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur dalam hal DPRD tidak mengambil keputusan bersama terhadap Raperda tentang APBD sampai dengan batas waktu yang ditetapkan undang-undang.
Paling lama 15 hari kerja setelah Raperda tidak disetujui DPRD (pertengahan bulan Desember)
2. Pengesahan Menteri Dalam Negeri/Gubernur terhadap Rancangan Peraturan Kepala Daerah
Paling lama 30 hari kerja (pertengahan bulan Januari)
1 bulan
67
BILA TERDAPAT KENDALA DALAM PEMBAHASAN & PENETAPAN APBD
Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terhadap kondisi stabilitas pemerintah & politik didaerah, setelah dikaji seksama agar => TIDAK MENGHAMBAT PROSES PEMBANGUNAN DAERAH DAN PELAYANAN YANG BERJALAN
Pasal 104 (3) Permendagri 13/06
PENYUSUNAN PERUBAHAN APBD
• Pelaksanaan Perubahan APBD 2011 diupayakan setelah penetapan Perda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD 2010 dan persetujuan Pimpinan DPRD & KaDa atas Raperda PAPBD 2011
• Ditetapkan paling lambat akhir September 2011• Bila Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD 2010 terlambat ditetapkan , perubahan dapat dilakukan sesuai jadwal
• Bila persetujuan melebihi batas waktu, agar pemerintah daerah tidak menganggarkan kegiatan yang bersifat fisik konstruksi baik pada belanja langsung maupun belanja tidak langsung dalam bentuk bantuan keuangan yang bersifat khusus kepada kabupaten/ kota/ desa.
68
IV HAL-HAL KHUSUS1. Alokasi Angaran Pendidikan minimal 20 %
dari belanja daerah2. Derah Otonom Baru
a. Pemda induk melakukan pembinaan intensif melalui fasilitasi penyusunan RAPBD & dukungan pendanaan melalui pemberian hibah/bantuan keuangan
b. Penyediaan dana bagi daerah otonom baru disediakan setiap tahun dalam APBD
3. Pembangun lintas daerah =>– Pemda dapat menyusun program dan kegiatan melalui pola kerjasama
antar daerah dengan mempedomani PP No 50 Tahun 2OO7 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah Daerah
– Pemda dapat menganggarkan dalam APBD dalam bentuk belanja hibah kepada badan kerjasama
69
4. Penyediaan DANA PENDAMPING atau sebutan lainnya hanya dimungkinkan untuk kegiatan yang telah diwajibkan oleh peraturan perundangan => DAK, Hibah/bantuan dari Luar Negeri sepanjang dipersyaratkan – PP 57 2005
5. Penganggaran belanja dari DAK dianggarkan pada SKPD yang berkenaan sesuai dengan tugas dan fungsinya.– Sisa hasil tender digunakan untuk menambah target dan capaian
sasaran kinerja kegiatan DAK yang telah ditetapkan dalam petunjuk teknis DAK masing-masing bidang
70
Belanja mendahului penetapan Perda PAPBD
• Untuk Program Kegiatan yang dananya bersumber dari transfer untuk Dana Darurat, Dana Bencana Alam, DAK dan bantuan keuangan yang bersifat khusus serta pelaksanaan kegiatan dalam keadaan darurat dan/atau mendesak lainnya, Bila dana belum tersedia/dianggarkan
Dapat dilaksanakan mendahului penetapan Perda PAPBD dengan cara:a. Menetapkan Peraturan Kepala Daerah tentang Perubahan Penjabaran
APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD;b. Menyusun RKA-SKPD dan mengesahkan DPA-SKPD sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan; c. Ditampung dalam Perda Perubahan APBD, atau disampaikan dalam
Laporan Realisasi Anggaran bila daerah telah menetapkan Perubahan APBD atau tidak melakukan perubahan APBD.
71
Perjalanan Dinas
• pada Tahun 2O11 pemda secara bertahap perlu peningkatkan akuntabilitas penggunaan dana perjalanan dinas melalui penerapan penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkanp rinsip kebutuhan nyata ( at cost) dan dihindari adanya penganggaran yang bersifat "paket".
• Standar komponen dan satuan harga perjalanan dinas ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
72
• Kegiatan multiyears– untuk menjaga kepastian pendanaan dan kelanjutan
penyelesaian pekerjaan, terlebih dahulu dibahas dan disetujui bersama antara Pemda dengan DPRD, dan masa waktu penganggaran dibatasi maksimum sama dengan tahun anggaran akhir masa jabatan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah yang bersangkutan.
• Diklat– Daerah hanya diperkenankan untuk Pendidikan dan
pelatihan, Bimbingan Teknis atau sejenisnya yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah atau lembaga non pemerintah yang kompeten dibidangnya
73
Belanja Tidak Terduga• untuk mendanai tanggap darurat, penanggulangan bencana
alam dan/atau bencana sosial serta kebutuhan mendesak lainnya,
• Dilakukan dengan cara :– KaDa menetapkan kegiatan dengan Keputusan KaDa diberitahukan
kpd DPRD maksimum 1 bulan sejak Keputusan Ditetapkan– Pimpinan SKPD selaku penanggungjawab kegiatan mengajukan usulan
kebutuhan – KaDa dapat mengambil kebijakan percepatan pencairan dana belanja
tidak terduga untuk mendanai penanganan tanggap darurat• Kegiatan lain diluar tanggap darurat yang didanai melalui belanja tidak
terduga dilakukan dengan pergeseran anggaran dari belanja tidak terduga ke belanja SKPD berkenaan.
74
Sisa belanja Hibah Pemilukada
• KPU/Panwas Provinsi/Kabupaten /Kota wajib mengemb alikan/menyetorkan ke kas daerah
• Pejabat Pengelola Keuangan Daerah segera meminta kepada KPU/Panwas Provinsi/Kabupaten,/Kota menyetorkan ke kas daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya seluruh tahapan penyelenggaraan pemilukada.
• Pengembalian sisa belanja hibah dianggarkan dalam APBD pada lain-lain pendapataan daerah yang sah
75
V. SINKRONISASI PRIORITAS NASIONAL DENGAN BELANJA DAERAH DALAM APBD TAHUN 2O11
76
VI. DAFTAR PROGRAM KEMENTERIAN DAN LEMBAGA BERDASARKAN PRIORITAS NASIONAL TAHUN 2011.untuk dijadikan pedoman bagi daerah untuk menyelaraskan
penyusuna APBD Tahun 2011
77
SEKIANdan
TERIMA KASIH
top related