program studi bimbingan dan penyuluhan islam …
Post on 22-Oct-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU ANAK
DI DESA PEMBENGIS KECAMATAN BRAM ITAM
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Strata Satu ( S.1) dalam Bimbingan Penyuluhan Islam
Fakultas Dakwah
Oleh :
MUHAJIR AHMAD
NIM : UB. 150110
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
TAHUN AKADEMIK 2019
MOTTO
Artinya: “Jika keduanya bercerai, Maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-
masingnya dari limpahan karunia-Nya. dan adalah Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi
Maha Bijaksana”.(Q.S Annisa :130)1
1Anonim, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,(Jakarta : Departemen Agama RI, 2006),hlm78
ABSTRAK
Penelitian ini dilakatarbelakangi oleh fenomena yang terjadi di kalangan
Masyarakat tepatnya di Desa Pemengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjug
Jabung Barat, banyaknya kasus perceraian orang tua sehingga menyebabkan
timbulnya pengaruh terhadap perilaku anak yang dapat mengganggu
perkembangannya mental anak. Pokok masalah adalah apa yang menyebabkan
terjadinya percerian suami istri di Desa Pembengis? Bagaimana periaku anak
setelah perceraian orang tua di Desa Pembengis ?
Penelitian ini menggunakan teknikpenelitian lapangan (field research)
berdasarkan paradigma, strategi, dan implementasi model secara kualitatif, dengan
mendeskripsikan Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perilaku Anak di
Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Penelitian ini menggunakan sumber data person, place, dan paper. Pengumpulan
data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi, teknik analisis data yaitu
reduksi data, penyortiran data, dan penyajian data.
Dari Penelitian ini ditemukan bahwa penyebab terjadinya perceraian di
kalangan suami istri di Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat adalah : Banyaknya campur tangan Orang Tua terhadap
rumah tangga mereka. Adapun bentuk pendidikan orang tua terhadap anaknya
yakni memberikan pemahaman dan pengertian terhadap anaknya, sedangkan
pengaruh pereraian tersebut adalah berdampak pada anak sehingga menyebabkan
terganggunya pendidikan dan psikologis anak tersebut.
PERSEMBAHAN
Bismillaahirrahmaanirrahim,
Dengankeridhoan Allah SwtdanshalawatkepadaRasulullah Saw, karyakecilini
Kupersembahkan Skripsi ini Kepada:
Ayah(Masjunani)dan ibu(Nurlina) tercinta yang telah berjasa mendidikku,
memberiku semangat dalam belajar serta do’a yang tak pernah putus untuk putra-
putranya.
Adikku (Fikrul Alam Assodiq) dan (M.Zaky Ar-ridha),yang memberiku
semangat untuk terus berjuang dan pantang menyerah.
Teman-teman BPI Angkatan Tahun 2015, yang tak pernah sungkan untuk
memberikan masukan dan semangat untuk sama-sama berjuang di UIN STS
Jambi.
Serta seluruh keluarga. Trimakasih untuk kasih sayang dan dukungan yang tak
terhingga kepada penulis, baik lahir maupun batin.
Semoga kita selalu bahagia dan mendapat ridho dari Allah Ta’ala dalam setiap
langkah kehidupan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis diberi kekuatan untuk
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Dampak Perceraian Orang Tua
Terhadap Perilaku Anak di Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat”.
Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas
Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Selama penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat
bantuan, dukungan, dan masukan baik berupa ide ataupun saran dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Bapak Sya’roni,S.Ag.M.Pd selaku pembimbing I dan
Bapak Dr. Edy Kusnadi,S.Ag,M.Phil selaku Pembimbing II, dan kepada Bapak
Dr. H. M. Rusdy, M.Agselaku Pembimbing Akademik (PA) yang telah
membimbing dan selalu memberi arahan yang bermanfaat sehingga selalu
menimbulkan semangat baru.
Serta dorongan dan motivasi dari banyak pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Bapak Sya’roni, S.Ag, M.Pd Selaku Pembimbing 1 dan Ketua Jurusan
Program Studi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) Fakultas Dakwah UIN
Shulthan Thaha Saifuddin Jambi
2. Bapak Samsu, S.Ag.,M.Phil, Bapak Ruslan Abdul Gani, SH.,M.Hum Selaku
Dekan, Wakil Dekan I, Fakultas Dakwa Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, M.A Selaku Rektor UIN STS Jambi
4. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi, MA. Ph.D selaku wakil Rektor 1. Dr. H. Hidayat,
M.Pd selaku Wakil Rektor 2. Ibu Dr. Hj. Fdhilah Jamil, M.Pd selelaku Wakil
Rektor 3.
5. Bapak Dr. H. M. Rusydy,M.Pd Selaku pembimbing Akadmik
6. Pihak Aparatur dan Masyarakat Desa Pembengis yang telah banyak memantu
dalam proses penelitian
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi yang selalu dengan ikhlas memberi ilmu pengetahuan
kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu karyawan dan karyawati dilingkungan Fakultas Dakwah
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
9. Bapak dan Ibu Pimpinan Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin Jambi beserta Staf-stafnya.
10. Teman-teman seperjuangan BPI angkatan 2015, teman-teman Mahasiswa/I
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam, serta teman-teman KKN posko 09
yang telah memberikan warna dalam kehidupan perkuliahan penulis.
11. Teristimewa penulis persembahkan karya kecil ini untukAyahanda Masjunani
dan Ibunda Tercinta Nurlina, Adik-adiku M. Fikrul Alam Assodiq dan M.
Zaky Ar-Ridha. Serta seluruh keluarga yang selalu memberi motivasi serta
do’a tiada putus kepada penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini.
12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan namanya satu persatu.
Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis
mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga, semoga Allah SWT
membalasnya. Akhirnya penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
NOTA DINAS ................................................................................................. i
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI ................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
MOTTO .......................................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................ 6
C. Batasan Masalah ....................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
E. Kegunaan Penelitian ................................................................. 7
F. Kerangka Teori ......................................................................... 8
G. Pendekatan Metode Penelitian ................................................. 27
H. Studi Relevan ........................................................................... 32
BAB II PROFIL DESA PEMBENGIS KECAMATAN BARAM ITAM
KABUPATEN TANJUNG JBUNG BARAT
A. Historis dan Geografis Desa Pemengis Kecamatan Bram Itam 34
B. Letak Geografis Desa Pembengis ............................................. 35
C. Visi, Misi Dan Motto Desa Pembengis .................................... 36
D. Sarana Dan Prasarana Desa Pembengis ................................... 36
E. Struktur Organisasi Desa Pembengis ....................................... 37
F. Keadaan Penduuk Desa Pembengis.......................................... 39
BAB III PAKTOR PENYEBEB TERJADINYA PERCERAIAN DI DESA
PEMBENGIS KECAMATAN BARAM ITAM KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT
A. Faktor Penyebab Perceraian ..................................................... 43
BAB IV CARA ORANG TUA YANG BERERAI DALAM MENDIDIK
ANAK DAN PENGARUH PERCERAIAN ORANG TUA
TERHADAP PERILAKU ANAK
A. Cara Orang Tua yang Bercerai Dalam Mendidik Anak ........... 58
B. Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perilaku
Anak................... ..................................................................... 62
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 72
B. Saran ......................................................................................... 73
C. Kata Penutup ............................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1: Nama-nama kepala yang pernah memimpin Desa Pembengis ...... 34
Gambar 2.2: Struktur Organisasi Desa Pembengis ......................................... 37
Tabel 2.3: Perkembangan Jumlah Penduduk Desa Pembengis ....................... 39
Tabel 2.4: Data Pejabat Pemerintah Desa Pembengis ..................................... 41
Tabel 2.5: Nama-nama Orang tua yang bercerai ............................................. 45
Tabel 2.6: Nama-nama Anak Orang tua yang bercerai .................................... 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkawinan merupakan hal yang sakral bagi manusia yang menjalaninya,
tujuan perkawinan diantaranya untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis
yang dapat membetuk suasana bahagia menuju terwujudnya ketenangan, nyaman
bagi suami istri serta anggota keluarga. Islam dengan segala kesempurnaan
sebagai akibat nya. Di samping itu perkawinan merupakan sarana yang terbaik
untuk mewujudkan rasa kasih sayang sesama manusia dari padanya dapat
diharapkan untuk melestarikan proses historis keberadaan manusia dalam
kehidupan di dunia ini yang pada akhirnya akan melahirkan keluarga sebagai unit
kecil sebagai dari kehidupan dalam masyarakat.2
Allah menciptakan manusia berpasang-pasangan dan terdiri dari macam-
macam suku, kebudayaan, adat, dan masih banyak lagi yang lainnya agar
diantaranya saling mengenal satu sama lain. Sebagaimana yang telah dijelaskan
dalam surah Al- Hujrat ayat 13 sebagai berikut :
Artinya :“Wahai manusia! Sungguh Kami telah menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.
Sungguh, yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti.”
(Q.S. Al-Hujurat : 13)3
Perbedaan diantara manusia di jadikan oleh Allah agar manusia saling
melengkapi satu sama lain, dan dengan perbedaan itu membuat manusia saling
mengenal dan menjalin silaturahmi, Allah juga menciptakan manusia dari
2
Djamal Latief, Aneka Hukum perceraian Di Indonesia,(Jakarta: Ghalia
Indonesia.1982), Hal 12. 3Anonim,Al-Qur’an Dan Terjemahnya,(Jakarta : Departemen Agama RI, 2006),745
Perempuan dan laki-laki agar manusia saling mengenal dan mengasihi satu sama
lain, sebagai manusia jnganlah menjadikan perbedaan sebagai ajang untuk
bermusuhan tapi jadikanlah perbedaan sebagai jalan untuk saling mngasihi,
sehingga antara laki-laki dan perempuan kan terjalin hubungan yang di ridhoi
Allah.
Jika mereka telah saling mengenal dan tertarik satu sama lain maka akan
timbul ikatan perkawinan atau pernikahan. Pernikahan merupakan suatu
sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk hidup-Nya baik pada
manusia, hewan ataupun tubuh-tumbuhan.4 Seperti yang kita ketahui syari’at
Islam telah menetapkan bahwa perkawinan antara suami istri pada prinsipnya
adalah sekali untuk selamanya.
Pengertian perceraian adalah cerai hidup dinatara pasangan suami istri
sebagai akibat dari kegagalan mereka menjalankan obligasi peran masing-masing.
Dalam hal ini perceraian dilihat sebagai akhir dari suatu ketidakstabilan
perkawinan dimana pasangan suami istri kemudian hidup terpisah dan secara
resmi diakui oleh hukum yang berlaku. Perceraian merupakan terputusnya
keluarga karena salah satu atau kedua pasangan memutuskan untuk saling
meninggalkan sehingga mereka berhenti melakukan kewajibannya sebagai suami
istri. Perceraian pada hakekatnya adalah suatu proses diaman hubungan suami
istri tatkala tidak ditemui lagi keharmonisan dalam perkawinan. Soebakti SH
mendefenisikan perceraian adalah “perceraian ialah penghapusan perkawinan
karena keputusan hakim atau tuntutan salah satu pihak dalam perkawinan.5
Allah SWT menciptakan makhluk-Nya dengan berpasang-pasangan, laki-
laki dan perempuan. Oleh karena itu, manusia dianjurkan untuk mencari
pasangannya dalam batas-batas yang telah ditentukan oleh sya’riat. 6Anjuran
untuk menikah dan perintah untuk melaksanakan pernikahan disebutkan dalam
firman Allah surah An-nisa ayat 3 :
4Tihami dan Sohari, Fikih Munakahat, (Jakarta : Raja Grofindo Persada, 2014). 6
5Soebekti,Pokok-pokok Hukum Perdata (Cet XX1: PT Inter Massa1987), hal. 247
6Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan , (Yogyakarta: CV Andi Offset,
2017).
Artinya : “Dan jika kamu khawatir tidak mampu berlaku adil terhadap hak-hak
perempuan yatim bila kamu menikahinya, maka nikahilah
perempuan lain yang kamu senangi: dua, tiga, empat. Tetapi jika
kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka nikahilah
seorang saja atau hamba sahaya yang ingin kamu miliki. Yang
demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim (Q.S. An-
nisa ayat 3)”7
Ayat diatas menjelaskan bahwa seorang laki-laki dianjurkan menikahai 4
orang wanita, namun hal ini jika laki-laki tersebut bisa berlaku adil, tetapi jika
laki-laki itu tidak bisa berlaku adil maka cukuplah menikahi seorang wanita saja,
karena adil dalam hal pernikahan tidaklah cukup dengan memberikan uang yang
sama rata saja tetapi juga fasilitas seperti rumah dan pembagian hari bersama istri
juga harus sama, karena beratnya adil itulah maka seorang laki-laki dianjurkan
menikahi satu wanita saja.
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga/rumah tangga
bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan bukan
hanya sementara, tetapi terus menerus antara suami dan istri dalam suatu keluarga
atau rumah tangga yang bahagia.8 Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam
Surah Ar-Rum ayat 21:
7Anonim,Al-Qur’an dan terjemahnya ( Jakarta: Departemen Agama RI, 2002), hlm 77.
8S. A. Hakim.Hukum Perkawinan, (Bandung Elemen, 1974), hlm 1
Artinya: “Dan di antara ayat-ayat nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-
istri dari jenismu sendiri, supaya kamu merasa nyaman kepadanya,
dan dijadikannya di antaramu mawadah dan rahmah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-
tanda bagi kaum yang berfikir (Q.S. Ar-Rum 21)”
Kebahagiaan dalam pernikahan merupakan tujuan setiap pasangan yang
menikah. Menurut Undang-undang Perkawinan No.1 Tahun 1974, “perkawinan
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan
tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.”9
Perkawinan bertujuan membina kehidupan manusia secara rukun, tentram
dan bahagia supaya hidup saling mencintai dan kasih mengasihi antara suami istri
dan anak-anak serta keluarga lain agar terciptanya keluarga yang sejahtera.
Kerukunan dan keharmonisan dalam rumah tangga sangat dibutuhkan oleh anak-
anak, karena merupakan satu-satunya tempat dan lingkungan alami yang dapat
dijadikan mendidik anak dengan baik dan benar, baik pendidikan jasmani atau
pendidikan rohani serta dapat menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang dalam
jiwa mereka sendiri Orang tua mempunyai
Tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan anak, rumah tangga
yang sehat bersih dan teratur serta diliputi rasa damai aman dan tentram serta
rukun antara satu dengan yang lain akan mewujudkan keluarga yang bahagia yang
hidup dalam masyarakat, dengan melahirkan anak-anak yang terdidik dan
mempunyai harapan yang cerrah dimasa yang akan datang. Hubungan yang
harmonis antara orang tua dan anak sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan perkembangan jiwa dan pendidikan si anak, hubungan yang serasi penuh
pengertian dan kasih sayang akan membawa kepada pribadi si anak. Mengingat
rumah tangga adalah tempat pendidikan pertama yang di kenal anak.10
Masalah-masalah pernikahan dan keluarga sangat banyak dari yang
terkecil sampai yang terbesar. Mulai dari pertengkaran terkecil yang berujung
perceraian dan keruntuhan kehidupan rumah tangga yang menyebabkan timbulnya
9Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1994 Tentang Perkawinan
10Sri Esti Wuryani Djwandono, Psikologi Pendidikan ( Jakarta: Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1989 ), hlm 19
“Broken home”, penyebabnya bisa terjadi dari awal pembentukan rumah tangga,
pada masa-masa sebelum pernikahan, bisa juga muncul disaat mengarungi bahtera
kehidupan berumah tangga, dengan kata lain ada banyak faktor yang
menyebabkan pernikahan dan pembinaan kehidupan rumah tangga itu tidak sesuai
yang diinginkan.11
Maka dari itu sebuah persiapan sangat diperlukan dengan tujuan agar
masing-masing pasangan dapat mengetahui, memahami, nilai-nilai pernikahan
yang merujuk kepada makna dan hikmah pernikahan dalam hidup berkeluarga.
Dalam Agama nikah ini sangatlah dianjurkan, bahkan diwajibkan bagi mereka
yang apa bila tidak nikah, cenderung akan melakukan zina.12
Salah satu anjuran
Agama, melalui Hadist Rasulullah SAW, dikemukakan sebagai berikut:
“Wahai para pemuda, siapa saja yang telah sanggup untuk memberi
nafkah, hendaklah dia menikah, karena nikah itu merupakan suatu
jalan untuk mencegah pandangan dari hal negatif dan lebih
memelihara kehormatan”.13
Tujuan pernikahan pada umumnya tergantung pada masing-masing
individu yang akan melakukannya, karena lebih bersifat subyektif, tetapi tujuan
pernikahan menurut agama islam ialah untuk memenuhi petunjuk agama dalam
rangka mendirikan keluarga yang harmonis, sejahtera dan bahagia. Harmonis
dalam menggunakan hak dan kewajiban anggota keluarga. Sejahtera artinya
tercapainya ketenangan lahir dan batin, disebabkan terpenuhinya keperluan hidup
dan batinnya, sehingga timbulah kebahagiaan, yakni kasih sayang anggota
keluarga. Selain itu perkawinan juga bertujuan untuk mewujudkan keluarga
sakinah mawaddah warrohmah.14
Setiap terjadinya perceraian orang tua sudah pasti tentu berdampak negatif
terhadap proses pendidikan dan perkembangan jiwa anak, di karenakan anak usia
11
Musthafa Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i Penjelasan Kitab Matan
Abu Syuja’ Dengan Dalil Al-Quran Dan Hadis, (Jakarta Selatan: Noura, PT.Mizan Publika,
2017),hlm 367 12
Musthafa Muhammad Asy-Syak’ah, KonflikAntaraMazhabdalam Islam,(Bandung:
Dar Al-mishriyyah-Al-lubnaniyyah,2003),hlm76 13
Syaikh Hasan Ayyub, di terjemahkan M. Abdul Ghoffar, Fikih keluarga (Jakarta:
Pustaka al Kautsar, 2001) hlm 3 14
Zainuddin Ali, Hukum Islam di Indonesia(jakarta: Sinar Grafika,2006) hlm. 8
sekolah pada umumnya masih membutuhkan kasih sayang dan perhatian penuh
dari kedua orang tua. Rusaknya sebuah lembaga perkawinan merupakan indeksi
negatif yang akan menghancurkan mental anak yang tidak berdosa, sebab
rusaknya sebuah perkawinan yang berakibat perceraian orang tua akan merampas
perlindungan dan ketentraman anak yang masih berjiwa bersih.15
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti yaitu di Desa Pembengis,
Kec. Bram Itam. Kab, Tanjung Jabung Barat bersama Bapak Indi selaku Kadus
mengatakan “bahwa akhir-akhir ini banyak terjadi perceraian di Desa Pembengis,
yang bisa berakibat fatal pada kondisi anak”. Banyaknya perceraian di lingkungan
sekitar Desa Pembengis, Kec. Bram Itam menimbulkan permasalahan pada anak-
anak secara mental, dan data yang baru saya temukan jumlah pasangan yang
bercerai sebanyak 20 (dua puluh pasang), sehingga peneliti mempunyai ide untuk
melakukan penelitian di Desa Pembengis, Kecamatan. Bram. Bram Itam.
Kabupaten, Tanjung Jabung Barat.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Dampak
Perceraian Orang Tua Terhadap Perilaku Anak di Desa Pembengis,
Kecamatan Bram Itam. Kabupaten, Tanjung Jabung Barat”)
B. Permasalahan
Berdasarakan latar belakang diatas tentang pengaruh perceraian orang tua
terhadap perilaku anak di kalangan perdesaan maka pokok masalah yang akan
diangkat dipenelitian yakni pengaruh perceraian terhadap perilaku anak
dikalangan masyarakat perdesaan ( studi desa Pembengis, Kecamatan Bram Itam,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat), dengan dimikian rumusan masalah yang di
bahas yaitu :
1. Apa fakor penyebab terjadinya perceraian di Desa Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
2. Bagaimana cara orang tua yang bercerai dalam mendidik anak di Desa
Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat?
15
Drs. M. Thahir maloko, Perceraian dan hukum dalam kehidupan ( alauddin University
press,2014 ), hlm 215
3. Bagaimana dampak perceraian orang tua terhadap perilaku anak di Desa
Pemebengis, Kecamatan.Bram Itam. Kabupaten. Tanjung Jabung Barat
B. Batasan Masalah
Peneliti hanya membahas pengaruh perceraian terhadap perilaku Baik
buruknya anak. Baik dalam segi moral, agama, dan bersosial dalam
bermasyarakat.Adapun batasan umur yang akan diteliti dalam penelitian ini dari
umur 10-19 Tahun.
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di capai
dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui fakor penyebab terjadinya perceraian di desa pembengis
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung barat.
2. Untuk mengetahui Bagaimana cara orang tua yang bercerai dalam mendidik
anak di desa pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung
barat.
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak perceraian orang tua terhadap perilaku
anak di Desa Pemebengis, Kecamatan.Bram Itam. Kabupaten. Tanjung Jabung
Barat
D. KegunaanPenelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah : pertama, hasil penelitian ini
berguna sebagai bahan informasi bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya, dengan adanya informasi berharap masyarakat dapat mempunyai
wawasan luas mengenai faktor dan dampak perceraian terhadap anak. Kedua,
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran sehingga penelitian
ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk mengetahui dampak dari banyaknya
pengaruh perceraian terhadap keluarga, dan cara mengatasi dampak yang timbul
akibat perceraian tersebut.
E. Kerangka Teori
1. Pengaruh
Kata “Dampak” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti daya
yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang.16
2. Perceraian
Kata “cerai” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti pisah atau
putus hubungan sebagai suami istri. Sedangkan menurut istilah fiqih disebut talak
yang berarti membuka ikatan, membatalkan perjanjian. Dalam kamus besar
bahasa indonesia disebutkan bahwa orang tua artinya ayah dan ibu.17
Perceraian Orang tua menurut Istilah adalah melepaskan ikatan
perkawinan atau putusnnya hubungan perkawinan antara suami dan istri melalui
ucapan, tulisan atau isyarat dalam waktu tertentu atau selamannya.18
Perceraian
merupakan bagian dari dinamika rumah tangga. Adanya perceraian karena adanya
pernikahan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, perceraian orang tua adalah putusnya tali
ikatan perkawinan antara ayah dan ibu di depan sidang Pengadilan Agama bagi
yang beragam Islam, dan di depan Pengadilan Negeri.
Perceraian yang terjadi antara pasangan suami istri dapat merusak
kesatuan dalam keluarga, maksudnya dengan terjadinya perceraian akan membuat
keluarga tidak harmonis lagi, sehingga membawa pengaruh besar terhadap anak.
Bagaimanapun perceraian yang terjadi dalam keluarga tidak membawa
kebahagiaan meski dengan alasan-alasan tertentu, orang tua yang bercerai sering
mementingkan egonya masing-masing sehingga lupa bahwa dengan terjadinya
perceraian dalam keluarga membawa dampak yang buruk pada anak, meskipun
bercerai dengan berbagai alasan, tetap anak menjadi korban serta anak merasakan
kepedihan yang mendalam.
16
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Pacu
Minat Baca, 2008) hlm 403 17
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia hlm1022. 18
Butsainah as-Syyid al- Iraq, Minyingkap Tabir Perceraian,(Jakarta: Pustaka Al- sofwa
2005) hlm 202.
Dampak terjadinya perceraian terhadap terhadap anak sangat tergantung
pada penilaian mereka sebelumnya terhadap perkawinan orang tua mereka serta
rasa aman di dalam keluarga. Diketahui bahwa lebih dari separuh anak yang
berasal dari keluarga yang tidak bahagia menunjukkan reaksi bahwa perceraian
adalah yang terbaik untuk keluarganya. Sedangkan anak-anak yang berasal dari
keluarga bahagia lebih dari separuhnya menyatakan kesedihan dan bingung
menghadapi perceraian orang tua. 19
Dampak perceraian akan berakibat kepada anak diantara sebagai berikut :
1) Anak kurang mendapat perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan
orang tua, karena ayah dan ibunya masing-masing sibuk mengurus
permasalahan serta konflik batin sendiri.
2) Kebutuhan fisik maupun pisikis remaja menjadi tidak terpenuhi keinginan dan
harapan anak-anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan atau tidak meddapat
kompensasi serta anak-anak tidak pernah mendapat latihan fisik dan mental
yang sangat diperlukan untuk hidup susila.
3) Mereka tidak dibiasakan dengan disiplindan kontrol diri yang baik. Akibatnya
anak menjadi bingung, risau, sedih, malu, sering diliputi perasaan dendam,
benci, sehingga anak menadi kacau dan liar. Dikemudian hari mereka mencari
kompensasi dari kerisauan batin sendiri diluar lingkungan keluarga20
Dampak perceraian terhadap keluarga dan masyarakat diantaranya yaitu :
a) Hilangnya kesempatan bagi suami istri untuk berbuat ihsan dalam bersabar
menghadapi beragam masalah rumah tangga yang mendatangkan kebaikan
dunia akhirat.
b) Hancurnya mahligai rumah tangga yang telah di bangun dan terjadinya
perpecahan antara anggota keluarga.
c) Berbagai perasaan cemas dan takut yang muncul manakala ingin menikah
lagi.
19
Ihromi, T.O, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Anggota Ikapi,1999), hlm.160 20
M. Nisfiannoor dan Eka Yulianti, “Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja Yang
Berasal Dari Keluarga Bercerai Dengan Keluarga Utuh”, Jurnal Psikologi, Vol. 3, No. I. Januari
2005,10.
d) Kembalinya para wanita yang telah dicerai keruah orang tua.
e) Sangat sedikit kemungkinan bagi para aki-laki untuk menikahi wanita yang
telah menjadi janda.
f) Jika wanita di ceraikan telah memiliki anak maka masalah akan bertambah
runyam.
g) Tidak jarang ayah mengambil anak dari ibunya dengan paksa.
h) Semakin menjauhnya dari anak-anak.
i) Terlantanya anak- anak.
j) Banyaknya kasus perceraian yang terjadi dimasyarakat akan menghalangi
banyak pemuda dan pemudi untuk menikah.
Dari penyebab di atas tampak bahwa perceraian banyak memberikan
dampak negatif, baik anak, keluarga maupun sosial masyarakat. Namun
perceraian tidak hanya akan membawa dampak negatif saja, tetapi ada juga
dampak positif dari perceraian meskipun tidak banyak terlihat dampak positif
tersebut.
Dfinisi perecraian (divorce) merupkan suatu peristiwa perpisahan resmi
antara pasangan suami-istri dan mereka berketetapan untuk tidak menjalankan
tugas dan kewajiban sebagai suami-istri. Mereka tidak lagi hidup dan tinggal
serumah bersama, karena tidak ada ikatan yang resmi. Mereka yang telah bercerai
tetapi belum memiliki anak, maka perpisahan tidak menimbulkan dampak
traumatis psikologis bagi anak-anak. Namun mereka yang telah memiliki
keturunan, tentu saja perceraian menimbulkan masalah psiko-emosional bagi
anak-anak. Di sisi lain, mungkin saja anak-anak yang dilahirkan selama mereka
hidup sebagai suami-istri, akan iikut sertakan kepada salah satu orang tuanya
apakah mengikut ayah atau ibunya.
Baik suka maupun tidak suka (like or dislike), perceraian merupakan
sebuah fakta yang terjadi antara pasangan suami-istri, akibat perbedaan-perbedaan
prinsip yang tiak dapat dipersatukan lagi melalui berbagai cara dalam kehidupan
keluarga. Masing-masing tetap mempertahankan pendirian, keinginan dan
kehendak sendiri, tanpa berupaya untuk mengalah demi tercapainya keutuhan
keluarga. Ketidakmauan dan ketidakmampuan untuk mengakui kekurangan diri
sendiri dan atau orang lain, menyebabkan satu masalah yang sepele menjadi
besar, sehingga berakhir dengan sebuah perceraian.
Walaupun ajaran agama melarang untuk bererai, akan tetapi kenyataan
seringkali tak dapat dipungkiri bahwa perceraian selalu terjadi pada pasangan-
pasangan yang telah menikah secara resmi. Tidak peduli apakah mereka
sebelumnya menjalin hubungan percintaan cukup lama atau tidak, romantis atau
tidak, dan menikah secara megah atau tidak, perceraian dianggap menjadi jalan
terbaik bagi pasangan tertentu yang tidak mampu menghadapi masalah konflik
rumah tangga atau konflik perkawinan.21
5. Faktor-faktor penyebab perceraian
Perceraian sebagai sebuah cara yang harus ditempuh oleh pasangan suami-
istri ada masalah-masalah dalam hubungan perkawinan mereka tak dapat
diselesaikan dengan baik. Perceraian buknlah tujuan akhir dari suatu perkawinan,
akan tetapi sebuh bencana yang melanda mahligai perkawinan antara pasangan
suami istri. Menurut para ahli, seperti Nakamura (1989), Turner & Helms (1995),
Lusina Sudarto & Henny E. Wirawan (2001), ada beberapa fktor penyebab
perceraian yaitu a) kekerasan verbal, b) masalah atau kekerasan ekonomi, c)
keterlibatan dalam perjudian, d) perselingkuhan. Namun demikian, mereka tidak
merinci secara jelas faktor-faktor penyebab tersebut.
a) Kekerasan Verbal
Kekerasan verbal (verbal violence) merupakan sebuah penganiayaan yang
dilakuakan oleh seorang pasangan terhadap pasangan lainnya dengan
menggunakan kata-kata, ungkapan kalimat kasar, tidak menghargai, mengejek,
mancai-maki, menghina, menyakiti perasan dan merendahkan arkat-martabat.
Akibat mendengar dan menghadapi perilaku pasangan hidup yang dimikian,
21
Agoes dariyo, memahami psikologi perceraian dalm kehidupan kelurga, jurnal
psikologi vol 2 no.2 tahun 2004. Hlm 94.
membuat seseorang merasa terhina, kecewa, terluka batinnya dan tidak betah
untuk hidup berdampingan alam perkawinan.
b) Masalah ekonomi- finansial.
Salah satu faktor keberlangsungan dan kebahagiaan sebuah perkawinan
sangat dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi-finansialnya. Kebutuhan-kebutuhan
hidup akan dapat tercukupi dengan baik bila pasangan suami-istri memiliki
sumber finansial yang memadai. Dalam masyarakat tradisional maupun modren,
seorang suami tetap meegang peran besar untuk menopang ekonomi keluarga,
sehingga mau tidak mau seorang suami harus bekerja agar dapat memiliki
penghasilan. Oleh karena itu kekurangan terebut akan dapat menegakkan
kebutuhan ekonomi keluarganya.
c) Masalah perilku buruk seperti kebiasaan berjudi
Perjudian (gambling) merupakan aktivitas seseorang untuk memperoleh
keberuntungan yang lebih besar dengan mempertaruhkan sejumlah uang tertentu.
Seorang suami seharusnya menganggarkan kebutuhan finansialnya untuk
keperluan keluarga secara bijaksana. Penghasilan yang diproleh melalui usaha
atau bekerja, dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga dan sebagian
lagi ditabung (investasi) untuk keperluan membeli rumah, mobil, atau, pendidikan
anak-anak. Namun ketika seorang suami melupakan atau mengabaikan kebutuhan
keluarga, sehingga semua penghasilan dipertaruhkan untuk kegiatan perjudian,
maka hal ini sangat mengecewakan bagi istri maupun nak-anak. Mereka tidak
dapat menikmati kehidupan yang sejahtera dan selalu menderita secara finansial.
Oleh karen itu, mereka protes dan menggugat untuk bercerai dari suami, darai
pada hidup dalam penderitaan yang berkepajangan. Sebab judi tak akan pernah
menyebabkan orang menjadi kaya-raya, tetapi selalu membawa kesensaraan
hidup.
d) Perselingkuhan
Perselingkuhan merupakan sebuah perzinahan yang dilakukan oleh
seseorang terhadap orang lain yang bukan menjadi pasangan hidup yang syah,
padahal ia telah terikat dalam perkawinan secara resmi dengan pasangan
hidupnya. Jadi perselingkuhan sebagai aktivitas hubungan sexual di luar
perkawinan (extra-marital sexual relationship) dan mungkin semua tidak
diketahui oleh pasangan hidupnya, akan tetapi lama kelamaan akan diketahui
pasti. Oleh karena itu, seseorang akan mrasa sangan kecewa, sakit hati, sedih,
stres dan depresi setelah mengetahui bahwa pasangan hidupnya melakukan
perselingkuhan, sebab dirinya telah dikianati secra diam-diam. Akibat semua itu,
kemungkinan seseorang memilih untuk bercerai dari pasangan hidupnya.
Perselingkuhan dapat dilakukan oleh siapa saja yaitu tergantung siapa yang
melakukannnya suami atau seorang istri.22
6. Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Anak
Setiap teijadinya perceraian orang tua sudah barang tentu berdampak
negatif terhadap proses pendikan dan perkembangan jiwa anak, di karenakan anak
usia sekolah dasar pada umumnya masih membutuhkan kasih sayang dan
perhatian penuh dari kedua orang tua. Hal ini akan dibuktikan nantinya dalam
pembahasan berkutnya, hal-hal yang berkaitan dengan dampak yang dirasakan
anak akibat terjadinya perceraian kedua orang tuanya. Perceraian orang tua
merupakan problema yang cukup besar bagi anak- anaknya terutama bagi anak-
anak yang masih sekolah dasar, sebab anak-anak pada usia ini masih sangat
membutuhkan kasih sayang kedua orang tuanya. Suasana rumah tangga memberi
pengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak usia Sekolah Dasar.
Suasana keluarga yang berantakan dapat menyebabkan anak tidak dapat belajar
dengan baik bahkan membawa pengaruh yang negatif terhadap perkembangan
jiwa anak dalam masa pertumbuhannya, karena pribadi si anak umumnya terjadi
melaluipengalaman yang didapat diwaktu kecil. Pengalaman yang diperoleh anak
di waktu kecil baik pengalaman pahit maupun menyenangkan semuanya memberi
pengaruh dalam kehidupan anak nantinya. Zakiah Drajad menyebutkan ada
beberapa hal tanggung Jawab orang tua terhadap anak-anaknya.
22
Agoes dariyo, memahami psikologi perceraian dalm kehidupan kelurga, jurnal
psikologi vol 2 no.2 tahun 2004. Hlm 94.
a. Memperkenalkan nikmat dan karunia Allah
b. Membimbing anaknya dalam pengalaman ilmu agama
c. Memberi nama bagi anak
d. Memperjelas nasab ( keturunan )
e. Selalu mendo’akan kepada anaknya.23
a. Dalam bidang Emosional
1) Adanya rasa kasih sayang dan cinta kepada anak
2) Harus mencerminnkan keteladanan yang baik karena anaknya akan
selalumengikuti jejak dan prilaku orang tuanya.
1) Mengikuti sagala tindak tanduk orang tuanya
2) Berbuat dan bersikap adil dalam keluarga
3) Bijak dalam membimbing
4) Meluangkan waktu untuk bergaul dan bermain dengan anaknya
5) Harus baik tidak kasar dan bijak dalam mengungkapkan kemarahannya
terhadap anak
6) ) Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.24
b. Dalam Bidang Kesehatan Meliputi
1) Orang tua dan keluarga brtanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan
merawatanak sejak dalam kandungan hingga dewasa
2) Bila Orng tua dan keluarga tidak mampu melaksanakan tanggung jawab
tersebut maka pemerintah wajib mmemnuhinya.25
Dari ketentuan tersebut di atas dapat diketahui, bahwa seorang anak
mempunyai hak yangcukup menjamin terehadap kelangsungan hidup dan
kebahagiaan anak yang bersangkutan.Anak yang sah tersebut berhak
mendapat perhatian, baik dari segi perkembangan jiwanya ataupun
pendidikan yang layak sampai anak itu berumur 18 tahun. Hal ini
ditegaskan dalam pasal 47 UU No. 1 Tahun 1974.
3) Memperkenalkan nikma dan karunia Allah
23
Zakia Dradjat, ilmu jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang,1979), hal 36 24
Majah, parent Guide (Better Generation), Edisi Tanggal 4 Oktober 2003, hlm 22,83 25
UU Tahun 2002 Tentang Hak Dan Kewajiban Orang Tua, Masyarakat Dan Negara
Terhadap Anak.
4) Membimbing anaknya dalam pengalaman ilmu agama
5) Memberi nama bagi anak
6) Memperjelas nasab ( keturunan )
7) Selalu mendo’akan kepada anaknya.26
c. Dalam bidang Emosional
1) Adanya rasa kasih sayang dan cinta kepada anak
2) Harus mencerminnkan keteladanan yang baik karena anaknya akan selalu
mengikuti jejak dan prilaku orang tuanya.
3) Mengikuti sagala tindak tanduk orang tuanya
4) Berbuat dan bersikap adil dalam keluarga
5) Bijak dalam membimbing
6) Meluangkan waktu untuk bergaul dan bermain dengan anaknya
7) Harus baik tidak kasar dan bijak dalam mengungkapkan kemarahannya
terhadap anak
8) Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.27
d. Dalam Bidang Kesehatan Meliputi
1) Orang tua dan keluarga brtanggung jawab untuk menjaga kesehatan dan
merawat anak sejak dalam kandungan hingga dewasa
2) Bila orang tua dan keluarga tidak mampu melaksanakan tanggung jawab
tersebut maka pemerintah wajib memenuhinya.
3. Orang tua
Seorang ahli psikologi Ny. Singgih D Gunnarsa dalam bukunya psikologi
untuk keluarga mengatakan, “ Orang tua adalah dua individu yang berbeda
memasuki hidup bersama dengan membawa andangan, pendapat dan kebiasaan
sehari-hari.” Dalam hidup berumah tangga tentunya ada perbedaan antara suami
dan istri, perbedaan dari pola pikir, perbedaan dari gaya dan kebiyasaan, dari
26
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja
Rosada Karya), hlm, 135. 27
Adnan Hasan ShahihBaharits, Tanggung Jawab Ayah Terhadap Anak Laki-laki,
(Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hlm 44-47.
tingkatan ekoomi dan pendidikan, serta bnyak lagi perbedan-perbedan lainya.
Perbedaan inilah yang dapat mempengaruhi gaya hidup anak-anaknya, sehingga
akan memerikan warna tersendiri dalam keluarga, perpaduan dari kedua
perbedaan yang terdapat pada kedua orang tua ini akan mempengaruhi kepada
anak-anak yang dilahirkan dalam keluarga tersebut.28
4. Keluarga
Secara umum dapat dikatakan bahwa keluarga adalah satu organisasi atau
lembaga terkecil yang membentuk masyarakat. Hal ini dari pendapat yang
dikemukakan oleh Goode, bahwa masyarakat adalah struktur dapat disimpulkan
yang terdiri dari keluarga” dan untuk mementuk keluarga ini perlu adanya ikatan
perkawinn yang diakui oleh masyarakat maupun agama.
Dengan dimikian keluarga adalah suatu bentuk ikatan yang sah antara laki-
laki dan perempuan melalui perkawinan. Dari ikatan tersebut lahirlah keturunan
yang secara hukum menjadi tanggung jawab suami dan istri atau ibu dan bapak
dalam membina dan mengembangkan mereka.
Dalam undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal satu
disebutkan
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan
sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan ketuhann Yang Maha Esa.
Pengertian keluarga ini dalam masyarakat indonesia terbagi dalam dua
pandangan :
1. Keluarga dipandang dalam satu kesatuan kecil yaitu terdiri dari ibu ayah anak.
2. Keluarga dipandang dari pertalian dari pertalian darah bersama suami atau
istri yaitu kakak, adik, kakek-nenek, ibu bapak, kemenakan dari pihak suami
dan istri.
Pembentukan keluarga sebagai manusia tersebut diatas juga telah
digariskan Agama, firman Allah SWT.
Allah berfiran :
28
Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, Jakarta : Rajawali Pers, 2010 hlm 77
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan
untuk mu stri-istri dari jenismu sendiri, suapaya kamu cenderung
dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan diantaramu rasa
kasih dan sayang”.(Q.S. Ar-Rum ayat 21)29
Sejalan dengan ayat-ayat diatas perkawinan adalah suatu perjanjian suci
antara seorang laki-laki dan perempuan untuk membentuk keluarga yang bahagia
sesuatu dengan tuntunan Agama. Sehingga dalam batas-batas tertentu dapat
merubah keadaan yang ada dilingkungannya. Menurut Fariet Ma’riuf bahwa anak
mempunyai arti penting dalam bagi setiap orang tua, dan dengan dimkian orang
tua berkewajiban memelihara dan mendidik anak, memberi makan, pakaian,
menjaga keselamatan, kesejahteraan lahir dan batin.
Muhibbin syah berpendapat bahwa ada beberapa aspek pengembangan diri
bagi anak yang menjadi tanggung jawab orang tua.
1) Dalam bidang Pendidikan Meliputi
a. Mendidik anak
b. Mengembagkan sikap dan kemampuan kepribadian anak, kemampuan
mental dan fisik sampai mencapai potensi mereka yang optimal
c. Menumbuhkan anak sesui dengan kemampuan
d. Mengembangkan rasa hormat terhadap orang tua, dan guru, identitas
budaya, bahasa dan nilai-nilai sendiri, nilai-nilai nasional dimana anak
bertempat tiggal, dariman anak berasal.
e. Mempersiapkan anak untuk bertanggung jawab dalam kehidupan
f. Dapat menjawab keinginan dan pertanyaan anak
g. Pengembangan rasa hormat dan cinta tanah air.
2) Dalam bidang agama
a. Azan bagi anak laki-laki dan iqomah bagi anak perempuan
29
Anonim,Al-Qur’an Dan Terjemahnya,
b. Memperdalam hubungan dengan Allah
c. Memperdalam ilmu agama
Berdasarkan ungkapan diatas, dukungan dari keluarga sangat membantu
pendidikan formal anak disekolah maupun perkembangan perilaku anak di dalam
keluarga dan masyarakat, karena setiap anak membutuhkan dukungan dari
keluarga yang utuh sehingga anak dapat berkembang dengan baik. Tetapi
sebaliknya, jika suatu keluarga tidak utuh maka mempunyai pengaruh terhadap
perkembangan perilaku sosial anak tersebut, misalnya ketidak utuhan dalam
keluarga yang disebabkan oleh perceraian dapat menghambat fungsi keluarga,
salah satunya yaitu sebuah sistem menjadi terhambat dalam pelaksanaan hasil
belajar anak dan perkembangan perilaku sosial anak tersebut. Jadi keluarga yang
tidak bisa mempertahankan hubungan mengakibatkan perceraian.
5. Konsep Teori Perilaku
a. Definisi Perilaku
Perilaku manusia merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
manusia, baik dilihat secara tidak langsung maupun langsung oleh pihak luar.30
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Menurut Sunaryo, faktor yang mempengaruhi perilaku diantaranya:
1) Kebutuhan
Maslow, mengatakan manusia mempunyai lima kebutuhan dasar seperti
kebutuhan aktualisasi diri, kebutuhan akan harga diri, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan fisiologis/biologis, kebutuhan mencintai dan dicintai. Tingkat dan jenis
kebutuhan tersebut tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain karena
merupakan satu-kesatuan atau rangkaian. Misalnya, seseorang memenuhi
kebutuhan fisiologisnya terlebih dahulu, kemudian kebutuhan rasa aman, dan
seterusnya. Perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan terjadi secara stimultan.
30
Hasan Mustofa, Perilaku Manusia Dalam Perspektif Psikologi Sosial, Jurnal
Administrasi Bisnis (2011), Volume. 7, No.2: hlm 143
2) Motivasi
Motivasi adalah dorongan penggerak untuk mencapai tujuan tertentu, baik
yang disadari maupun tidak disadari. Motivasi timbul dari dalam diri individu
(intrinsik) atau lingkungan (ekstrinsik).
Faktor perangsang dan penguat
Perilaku individu didukung dengan adanya faktor perangsang dan penguat,
yaitu 1) kompetisi atau persaingan yang sehat, 2) tujuan atau sasaran, 3) dengan
cara memberi hadiah, 4) menginformasikan keberhasilan kegiatan agar bisa lebih
termotivasi.
3) Sikap dan kepercayaan
Perilaku dipengaruhi dengan sikap dan kepercayaan, jika kepercayaan
negatif, perilaku negatif akan muncul, dan sebaliknya. Dari definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa perilaku manusia merupakan aktivitas yang ditimbulkan
karena adanya kebutuhan, motivasi, rangsangan, sikap dan keprcayaan sehingga
akan menimbulkan keberhasilan dari aktivitas atau kegiatan yang dilakukan.
Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif bisa mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, keterampilan yang diperlukan pada dirinya, mampu mengendalikan
diri, dan berakhlak mulia.
Perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau
reaksi individu yang terwujud dalam gerakan (sikap), tidak saja badan atau
ucapan.31
Prisip sikap mengikuti perilaku juga dalam tindakan amoral.Kejahatan
terkadang merupakan hasil dari pengingkaran komitmen secara bertahap.Suatu
tindakan kejahatan yang terlihat dapat mengikis sensitivitas moral seseorang,
membuat seseorang lebih mudah melakukan suatu tindakan yang
buruk.32
Fenomena perilaku sesuai dengan sikap bukanlah hal yang tidak masuk
akal atau magis.Oleh karena itu, hal-hal yang mendorong kita untuk bertindak
mungkin endorong kita untuk berfikir.
31
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003) hlm
26. 32
David G Myers, Psikologi Sosial (Jakarta: Salemba Humanika,2012), hlm180.
Menurut rakhmat karakteristik perilaku dapat diklafikasikan dalam 3
komponen sebagai berikut;
a. Komponen kognitif, yaitu aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui oleh manusia. Komponen kopnitif menupakaan redresentasi apa
yang dipercayai oleh individu. Ini dapat berupa pengetahuan, pandangan,
keyakinan, atau hal lain yang berhubungan dengan bagaimana mempersepsi.
b. Komponen efektif, yakni aspek emosional dari faktor sosiopsikologis,
komponen efektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional
terhadap objek. Objek dirasakan sebagai sesatu yang menyenangkan atau
tidak, berkualitas baik atau buruk, dan lain-lain.
c. Komponen konatif, adalah aspek visional yang berhubungan dengan kebiasaan
atau kemauan bertindak. Komponen konatif adalah kecendrungan tindakan
seseorang, baik positif ataupun negatif. Komponen ini berisi tendesi
seseorang, baik pisitif ataupun negatif. Komponen ini berisi tendesi untuk
bertindak atau untuk beriaksi sesuatu dengan cara tertentu.33
Perilaku atau yang disebut behavior semua aktivitas yang dilakukan
manusia pada umumnnya. Perilaku atau yang biasa disebut sikap mengandung
makna yang luas. Allport menunjukan bahwa sikap itu tidak muncul seketika atau
dibawa lahir, tetapi disusun dan di bentuk melalui pengalaman serta memberikan
pengaruh langsung kepada respon seseorang.34
Berbeda dengan pendapat Allport, menurut Harlen sikap merupakan
kesiapan kecendrungan seseorang yang bertindak dalam menghadapi suatu objek
atau situasi tertentu. Dalam istilah kecendrungan, terkandung pengertian arah
tindakan yang akan dilakukan seseorang berkenaan dengan suatu objek.35
Setiap tingkah laku manusia mengarah pada suatu tugas tertentu. Hal ini
tampak jelas pada perbuatan-perbuatan seperti belajar atau bekerja, tetapi hal ini
juga terdapat pada tingkah laku lain yang tampaknya tidak ada tujuannya.36
Dari
33
Sudarsono,Kenakalan Remaja, (Jakarta: Reneka Cipta,2008), hlm 120. 34
Djali,Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013), hlm.114 35
Djali,Psikologi Pendidikan,(Jakarta:Bumi Aksara, 2013),hlm.115 36
Abu ahmadi dan Widodo Suariyono,Psikologi Belajar,(Jakarta:Rinneka Cipta,
2008),hlm15
semua sumber yang peneliti baca, disimpulkan bahwa perilaku adalah semua
kegiatan atau aktivitas dari manusia itu sendiri baik berupa reaksi, tanggapan,
jawaban, atau balasan yang dilakukan individu.
Menurut Skiner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),
merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon,
maka teori Skiner ini disebut teori “S-0-R” atau Stimulus – Organisme –Respon.
Perilaku menurut J,P Chaplin dalam buku Pengantar Psikologi Dalam
Keperawatan adalah kumpulan reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan gerakan,
tanggapan ataupun jawaban yang dilakukan seseorang, seperti proses belajar,
berpikir, bekerja, hubungan seks dan sebagainya.
Adapun teori perilaku dan faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah
sebagai berikut, yaitu:
a. Teori sikap
Green mengatakan bahwa pembentukan perilaku sangat dipengaruhi
perilaku dalam diri (behavior cause) dan perilaku luar diri (behavior caunses).
Pembentukan perilaku manusia akibat:
1) Faktor predisposisi (predisposing factors) adalah faktor pencetus
terjadinya suatu sebab, seperti pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2) Faktor pendukung (enabling factors),adalah faktor yang turut serta
mendorong timbulnya suatu sebab, seperti lingkungan fisik dan fasilitas.
3) Faktor pendorong (rrinforcing factors), adalah faktor yang berhubungan
dengan referensi sikap dan perilaku secara umum.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah sebagai berikut, yaitu:
emosi, persepsi, motivasi, belajar, dan intelegensi.37
37
Herri Zan Pieter, Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm. 26
2. Perilaku sosial
Setiap kehidupan masyarakat manusia senantiasa mengalami suatu
perubahan. Perubahan-perubahan pada kehidupan masyarakat merupakan
fenomena sosial yag wajar, oleh karena setiap manusia mempunyai kepentingan
yang tak terbatas. Perubahan-perubahan ini akan tampak setelah tatanan sosial dan
kehidupan yang masyarakat yang lama bisa di bandingkan dengan tatanan dan
kehidupan sosial yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat merupakan
kemajuan atau justru mengalami kemunduran. Unsur-unsur kemasyarakatan yang
mengalami perubahan biasanya adalah mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma
sosial, pola-pola perilaku, organisasi sosial, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
stratifikasi sosial dan lain sebagainya. Perubahan-perubahan pada saat sekarang
ini nampak sangat cepat, sehingga semakin sulit untuk mengetahui bidang-bidang
manakah yang akan berubah terlebih dahulu dalam kehidupan masyarakat.38
Namun demikian perubahan itubiasanyabersifat berantai dan saling berhubungan
antara satu unsur kemasyarakatan dengan unsur kemasyarakatan yang lain.
Beberapa pendapat ahli mengenai perubahan sosial diantaranya Maclver
dalam Sooejono Soekanto yang mana perubahan sosial merupakan perubahan-
perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan
hubungan sosial. Selanjutnya Gillin dan Gillin dalam Sooejono Soekanto
mengatakan bahwa perubahan sosial sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup
yang telh diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan, materil,
komposisi penduduk, ideologi maupun adanya situasi ataupun penemuan baru
dalam masyarakat. Kemudian Selo Soemardjan dalm Soejono Soekanto
mengatakan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya,
termask didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok
kemasyarakatan.39
Masih banyak para ahli yang mengemukakan pendapat
mengenai perubahan sosial, diantaranya yang telah dibahas diatas. Jadi perubahan
sosial adalah perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam
38
Abdulsyanni,Sosiologi Skematika Teori Dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
162. 39
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012), 263. s
masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lainnya.40
Perubahan itu
disebabkan oleh banyak faktor, baik itu kondisi geografis maupun yang lainnya.
Ada beberapa teori perubahan sosial diantaranya adalah :
a. Teori Evolusioner, semua teori evolusioner menilai bahwa perubahan sosial
memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat. Semua masyarakat
itu melaui urutan pentahapan yang sama dan bermla dari tahap perkembangan
awal menuju tahap perkembangan terakhir.
b. Teori Siklus, para penganut teori siklus juga melihat adanya sejumlah tahap
yang harus dilalui oleh masyarakat, tetapi mereka berpandangan bahwa proses
peralihan masyarakat bukannya berakhir pada tahap terakhir yag sempurna
melainkan berputar kembali ke tahap awal untuk peralihan selanjutnya.
c. Teori Fungsional dan Teori Konfelik, para penganut teori fungsional
menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan dan tidak memerlukan
penjelasan. Perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan masyarakat.
Sedangkan teori konflik menilai bahwa yang konstan adalah konflik sosial,
bukan perubahannya. Perubahan hanyalah akibat karena adanya konflik
tersebut.41
Perilaku sosial menunjukan kemampuan untuk menjadi orang yang
bermasyarakat. Perilaku sosial adalah istilah yang diguakan untuk
menggambarkan perilaku umum yang ditunjukan oleh individu dalam masyarakat,
yang pada dasarnya sebagai respon terhadap apa yang dianggap dapat diterima
atau tidak dapat diterima oeh kelompok sebaya seseorang.
Perilaku tersebut ditunjukan dengan perasaan, tindakan, sikap, keyakinan,
kenangan atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial adalah aktifitas
fisik dan psikis seseorang terhadap orang lain atau sebaliknya dalam rangka
memenuhi diri atau lain yang sesuai dengan tuntunan sosial. Seseorang akan
dianggap berperilaku buruk atau menyimpang ketika perbuatan dan tingkah
lakunya tidak sesuai dan melanggar norma yang ada. Ada beberapa hal yang
40
Abdulsyanni,Sosiologi Skematika Teori Dan Terapan, 163 41
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt,Sosiologi, (Jakarta: Erlangga), 1992
umum menjadi penyebab teradinya penurunan nilai-nilai moral, faktor tersebut
diantaranya adalah :
a. Minimnya pengetahuan yang didapat
b. Kondisi keluarga dan lingkungan anak yang kurang baik
c. Adanya pengaruh budaya asing
d. Tidak terealisasinya pendidikan moral.
Ada beberapa Teori perilaku sosial diantaranya sebagai berikut :
a. Perilaku sosial (sosial behavior)
Perilaku ini tumbuh dari orang-orang yang ada pada masa kecilya
mendapatkan cukup kepuasan akan kebtuhan inklusinya. Ia tidak mempunya
masalah dalam hubungan antara pribadi mereka bersama orang lain pada situasi
dan kondisinya.
b. Perilaku yang kurang sosial (under sosial behavior)
Timbul jika kebutuhan akan inklusi kurang terpenuhi, misalnya sering
tidak diacuhkan oleh keluarga semasa kecilnya. Kecenderungan orang ni akan
menghindari hubngan orang lain, tidak mau ikut dalam kelompok-kelompok,
menjaga jarak antara dirinya dengan orang lain, tidak mau tahu dan acuh tak acuh.
c. Perilaku terlalu sosial (over sosial behavior)
Psikodinamikanya sama dengan perilaku kurang sosial, yaitu disebabkan
kurang inklsi. Tetapi pernyataan perilakunya sangat berlawanan.Orang yang terlal
sosial cenderung memamerkan diri berlebihan.Bicaranya keras, selalu menarik
perhatian orang, memasakan dirinya untuk diterima dalam kelompok, sering
menyebutkan namanya sendiri, suka mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengagetkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sosial ada dua jeis yaitu
sebagai berikut:
a. Faktordaridalam(Internal)
Faktor tersebut berupa insting, motif dari dalam dirinya, sikap serta nafsu
faktor internal ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor biologis dan faktor
sosio psikologis. Faktor biologis erupakan faktor genetik atau bawaan dan motif
biologis seperti kebutuhan makan dan minum, kebutuhan seksual serta kebutuhan
melindungi diri dari bahaya. Untuk faktor sosio psikologi berupa kemampuan
afektif yang berhubungan dengan emosional manusia, kemampuan kognitif yang
merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia
serta kemampuan komatif yang merupakan aspek volisional yang berhubungan
dengan kebiasaan kemauan bertindak.
b. Faktordariluar(Eksternal)
Faktor yang timbul dari keluarga, sekolah dan masyarakat akan
mempengaruhi perilaku sosial seseorang individu, faktor eksternal ini dapat
berupa pengaruh lingkungan sekitar dimana individu tersebut hidup dan ditambah
dengan adanya reinforcement yang ada dalam komunitas tersebut. Pengaruh
lingkungan terhadap perilaku individu berupa kondisi asyarakat, perubahan iklim
dan cuaca serta faktor ekonomi individu.42
4. Pengertian Anak
Menurut poerwadarmita anak adalah seorangyang dilahirkan dalam satu
perkawinan antara seorang pria dengan seorang perempuan.
Dari pengetan yang diuraikan diatas nampak jelas perbedaan pengertian
anak anatara pengertian sehari-hari dengan pengertian secara hukum. Pada
dasarnya anak-anak bagi orang tua mempunyai arti yang cukup banyak dan yang
penting bagi anak antara lain:
1) Sebagai rahmat Allah
2) Sebagai amanah Allah
3) Sebagai penguji iman
4) Sebagai media beramal
5) Sebagai bekal di akhirat
6) Sebagai unsur kebahagian
7) Sebagai tempat bergantung dihari tua
8) Sebagai penyambung cita-cita
9) Sebagai makhluk yang harus di didik
42
IA Lindawati, Perilaku Sosial, Diakses melalui alamat ethosos.uin.malang.ac.id, pada
tanggal 12 Januari 2019, jam 11.20
Disamping itu hal pertama sebagai penerus keturunan yang akan
merupakan cermin keberasilan hidup dari orang tua yang melahirkan,
membesarkan mendidiknya.sesui pula dengan kondisi anak yang senantiasa
tumbuh dan berkembang, tumbuh badannya dan berkembang jiwanya. Faried
Maa’aruf Noor, menyatakan terdapat beberapa aspek atau segi perkembangan
anak antara lain:
1) Aspek Kognitif
Dalam hal ini anak yang semula tidak tau apa-apa kemudian menjadi anak
yang cukup cerdik dan pandai.
2) Aspek Perilaku Sosial
Dalam aspek ini anak yang semula pasif dalam menerima perlakuan
sekitarnya, menjadi barang yang aktif memberi perlakuan sekitarnya, sehingga
dalam batas-batas tertentu dapat merubah keadaan yang ada di lingkungannya.
3) Aspek Emosional
Dalam aspek ini anak yang semula pasif untuk menerima sesuatu yang
memberikan kebahgiaan dari orang lain, menjadi orang yang aktif untuk
mendapatkan kebahagiaan atau membahagiakan orang lain.
4) Aspek Psikoseksual
Dalam aspek ini anak yang semula merasakan kenikmatan hanya dari sesuatu
yang masuk dari mulut, menjadi orang yang dapat merasakan dari segi sesuatu
yang diterimanya dari luar.
Dengan dimikian menjadi jelas, bahwa anak mempunyai arti penting bagi
setiap orang tua, dan dengan demikian orang tua berkewajiban memelihara dan
mendidik anak, memberi makan, pakaian, menjaga keselamatan, kesejahteraan
lahir batin.43
43
M.Yusuf, “Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Anak”,Junal Al-
Bayan/Vol.20,No.29,Januari-Juni 2014.
F. Pendekatan dan Metode Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.
Sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang objektif dalam
rangka mengetahui penelitian tentang Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap
Perilaku Anak.44
Menurut Sugiyono menyatakan bahwa “Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen)45
dimana peneliti
adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara
triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
2. Setting dan Subjek Penelitian
Setting Penelitian adalah Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanung Jabung Batar. Pemilihan setting didasarkan atas pertimbangan
rasional bahwa di kasus perceraian sangat berdapak terhadap perilaku anak di desa
pembengis.
Subjek Penelitian dalam penelitian kualitatif merujuk pada populasi,
sampel sebagai sumber data penelitian. Subjek dalam penelitian ini meliputi orang
tua yang bercerai, anak dari umur 10-19 Tahun dan masyarakat Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Yang di pilih dengan
sistem random.
3. Sumber Data Jenis Data
a. Sumber Data
Adapun sumber data yang penulis dapatkan atau yang dianfaatkan dalam
penelitian ini terdiri dari sumber primer dan sekunder.
10) Sumber Primer
a) Orang tua yang bercerai
44
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm 22. 45
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,
2009), hlm.9.
b) Anak dari korban perceraian
c) Kepala Desa
d) Tokoh Agama
e) Tokoh Masyarakat
11) Sumber Sekunder
a) Artikel
b) Literatur
c) Pustaka
d) Jurnal
b. Jenis Data
Adapun jenis data dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :
1) Data Primer
Data perimer adalah data yang berlangsung dikumpulkan oleh penelti dari
sumber pertamanya.46
Data perimer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara
dan observasi terhadap Anak-anak korban perceraian orang tuanya dan tokoh
masyarakat di desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen.47
Adapun data sekunder tersebut akan diambil mengenai :
a) Historis dan geografis desa
b) Struktur organisasi pemerintahan desa
c) Keadaan penduduk
d) Keadaan pendidikan
e) Keadaan sosial dan budaya
f) Keadaan mata pencaharian
46
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Wali Pers,2012),39 47
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian,39
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik/metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data.48
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Metode Wawancara/Interview
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab
lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.49
Wawanvara
yang dilakukan secara sengaja kepada sumber yang berkenan dengan faktor
penyebab dan dampak perceraian terhadap perilaku anak di desa pembengis
kecamatan bram itam kabupaten tanjung jabung barat.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data melalui dokumen-
dokumen, arsip-arsip, modul, artikel, jurnal, brosur, gambar dan sebagainya yang
terkait dengan permasalahan yang dikaji.50
Data dokumentasi yang di maksud
adalah data tentang subjek pengaruh perceraian terhadap perilaku anak, dan objek
yang berhubungan langsung dengan obek penelitian anatara lain :
1) Historis dan geografis desa
2) Struktur organisasi pemerintahan desa
3) Keadaan penduduk
4) Keadaan pendidikan
5) Keadaan sosial dan budaya
6) Keadaan mata pencaharian
c. Metode Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu
pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau
48
Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta,2013),62. 49
Abdurahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyususnan Skripsi, (Jakarta:
Renika Cipta, 2011),150. 50
Anas Sudijono, Teknik Evaluasi Pendidikan Suatu Pengantar, ( Yogyakarta: UD.
Rama, 1986),36.
perilaku objek sasaran.51
Melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan
makna dari perilaku tersebut.
Metode ini digunakan untuk melakukan pengamatan secara langsung
dilokasi penelitian untuk memperoleh data tentang faktor penyebab dan pengaruh
perceraian terhadap perilaku anak di desa pembengis kecamatan bram itam
kabupaten tanung abung barat.
5. Metode/ Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan proses mencari dan menyususn secara sistematis
data yang diproleh dari awal wawancara, catatan lapangan, observasi,
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam katagori, memilih
mana yang penting dan mana yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.52
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data yang
dikemukakan oleh Milles dan Huberman dalam sugiyono yaitu diantaranya :
a. Redukasi Data
Meredukasi data menurut Miles dan Huberman adalah merangkum,
memilih hal-hal yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema
dan polanya. Data yang telah diredukasi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila dibutuhkan. Agar peneliti ini tidak menyimpang dari apa
yang diteliti.
b. Data Display
Dalam Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara katagori, flowchart dan
sejenisnya.53
Namun yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
51
Abdurahman Fathoni, Mtetodologi Penelitian & Teknik Peyusunan Skripsi, 104. 52
Sugiyono,Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,(Bandung:
Alfabeta, 2013), 244. 53
Sugiyono,Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,249.
c. Verifikasi/PenarikanKesimpulan
Verifikasi atau penarikan kesimpulan merupakan proses analisis ketiga
atau bisa disebut analisis lanjutan dari reduksi data dan data display.54
Data yang
didapat dari hasil penelitian pengaruh perceraian terhadap perilaku anak kemudian
disajikan secara naratif, disusun dengan transtruktur dan sistematis kemudian
diambil sebuah kesimpulan.
G. PemeriksaanKeabsahan Data
1. Perpanjangan keikutsertaan
Pelaksaanan perpanjangan keikutsertaan dilakukan lewat keikutsertaan
peneliti dilokasi peneliti secara langsusng dan cukup lama, dalam mendeteksi dan
memperitungkan penyimpampangan yang mungkin mengurangi keabsahan data,
karena penilaian data oleh peneliti atau responden, disengaja atau tidak
disengaja.55
Dalam perpanjagan pengamatan untuk menguji kredubilitas data
penelitian ini, sebaiknya difokuskan pada pengujian terhadap data yang diproleh,
apakah data yang diproleh itu setelah dicek kelapangan benar atau tidak, berubah
atau tidak. Bila setelah dicek kembai kelapagan data sudah benar berarti kredibel,
maka perpanjang pengamatan dapat diakhiri.
2. Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan dapat dilakukan dengan cara pengamatan secara
teliti, rinci dan berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol dalam
penelitian. Faktor faktor itu kemudian di telaah. Dengan cara ini maka kepastian
data dan urutan peristiwa akan dapat direkam dengan pasti dan tersusun.56
Hal ini
diharapkan pula dapat mengurangi distorsi data yang mungkin timbul akibat
peneliti yang terburu-buru dalam menilai suatu persoalan ataupun distorsi data
yang timbul dari kesalahan responden yang memberikan data secara tidak benar,
maka keteknan dalam pengamatan ini sangat dibutuhkan.
54
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,252. 55
Lexi J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
175. 56
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, 272.
3. Trianggulasi
Terianggulasi dalam pengujian kreadibilitas ini diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.57
Kemudian peneliti menginformasikan dengan studi dokumentasi yang
berhubungan dengan penelitian serta hasil pengamatan peneliti dilapangan serta
kemurnian dan keabsahan data terjamin. Sehingga tidak ada data yang manipulasi.
4. Diskusi dengan Teman Sejawat
Langkah terakhir untuk menjamin keabsahan data adalah dengan
melakukan diskusi dengan teman sejawat, utuk memastikan bahwa data yang
diambil ataupun diterima benar-benar real atau nyata bukan hanya persepsi
ataupun argumentasi dari peneliti atau informasi. Melalui cara tersebut peneliti
mendapatkan masukan dan saran yang baik dan berharga dalam meninjau
keabsahan data. Adi diskusi dengan teman sejawat ini sangat baik dilakukan untuk
data-data yang telah kita terima.
H. StudiRelevan
Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu ( penelitian
lain) yang terkait dengan penelitian ini pada aspek fokus/tema yang diteliti. Di
bawah ini adalah tiga penelitian yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini,
yaitu:
1. Peneliti yang dilakukan oleh A. Besse Suci Rezki Kasih, mahasisiwi prodi
hukum acara peradilan dan kekeluargaan jurusan peradilan pada fakultas
Syariah dan hukum UIN Alauddin Makasar, ditulis pada tahun 2017, dengan
judul (“Perceraian dan Implikasinya Terhadap Psikologi Anak di Kecamatan
Lalabata Kabupaten Sopeng”). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
dampak perceraian terhadap Psikologi anak di kecamatan lalabatakabupaten
soppeng antara lain: penyangkalan, adanya rasa malu, anak menjadi pendiam,
anak seringkali mempunyai rasa bersalah, anak mulai menderita kecemasan
tinggi dan ketakutan, dan anak bisa membenci salah satu orang tuanya. Dapat
penulis simpulkan bahwa skripsi ini lebih membahas dampak perceraian
57
Sugiyono,Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,273
terhadap psikologi anak sedangkan peneliti membahas dampak perceraian
terhadap perilaku anak.
2. Penelitian yang dilakukan dilakukan oleh Isna Nur Khoeriyah 2016, yang
berjudul “Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Kondisi Mental Dan
Motivasi Belajar PAI (Studi Kasus 3 Siswa VIII MTs Wahid Hasyim
Yogyakara). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak perceraian
orang terhadap kondisi mental siswa yakni anak akan merasa
ketidaknyamanan terutama dalam lingkungan keluarga pasca perceraian anak
akan mengalami perubahan psikologi yang merugikan diri anak itu sendiri
seperti malas-malasan, minder, brutal dan dapat pula melakukan hal yang
tidak diinginkan. Dan yang membedakannya ialah penulis membahas tentang
perilaku anak.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Rani Lili Suryani 2015. “ Dampak perceraian
orang tua terhadap perilaku anak di Jorong Sungai Tambang nagari
kunangan parik rantng Kecamatan Kamang Baru Kabupaten Sijunjung”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dampak perceraian terhadap perilaku
anak sebagai berikut: Anak kurang percaya diri, anak susah diatur, timbul rasa
malas, dan anak menjadi tertutup.
BAB II
PROFIL DESA
A. Historis dan Geografis Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam
1. Historis Desa
Desa Pembengis mulai berdiri pada tahun 1965 dengan jumlah penduduk
lebih kurang 360 jiwa. Pada saat itu mayoritas penduduknya berpropesi sebagai
patani untuk menghidupi keluarganya, dan pernah kejadian pada tahun kurang
lebih 1960 hasil dari padi yang sudah di panen, batangnya tersebut berbuah
kembali. Itulah yang disebut masyarakat dengan pamangis padi, dan sejak itu desa
ini dinamakan dengan DesaPambangis.58
Seiring perkembangan zaman, oleh pihak Pemda setempat ingin
membuatkan batas wilayah yang di beri dengan tanda gapura dan bertuliskan
selamat datang di Desa Pembengis, merekapikir kata Pambangis itu adalah bahasa
daerah, sehingga oleh sebab di ubah menjadi Pembengis dengan tanpa ada
persetujuan dari desa, oleh karena pemerintah desa tidak ada masalah, desa ini
setuju saja dengan nama tersebut, sampai sekarang ini.
Desa Pembengis berdiri sejak tahun 1970, dan adapun kepemimpinan
tersebut sampai pada saat ini secara singkat kami sampaikan sebagai berikut :
Tabel 2.1
Nama - nama Kepala yang Pernah Memimpin Desa Pembengis Sejak Berdiri
Sampai Dengan Sekarang.59
No Nama Jabatan MasaMenjabat Ket.
1 TarliArif KepalaDesa 1970 s/d 1980
2 Marjuned KepalaDesa 1980 s/d 1990
3 AspulGani PJS Kepala Desa 1990 s/d 1992
4 M. Juek PJS Kepala Desa 1992 s/d 1995
5 Marjuned KepalaDesa 1995 s/d 2004
58
Dokumentasi, Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam, Tahun 2017 59
Dokumentasi, Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam, Tahun 2017
6 Muhammad Tahir KepalaDesa 2004 s/d 2009
7 Syafawi KepalaDesa 2009 s/d 2015
8 Hambali PJS Kepala Desa 2015 s/d 2016
9 MuhamadTahir KepalaDesa 2016 s/d Sekarang
2. Letak Geografis Desa Pembengis
Desa Pembengis terletak dikecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, dengan diapit oleh dua kelurahan yang berbeda kecamatan yaitu
Kelurahan Sungai Nibung yang merupakan Kecamatan Tungkal Ilir dan
Kelurahan Bram Itam Kiri yang merupakan Kecamatan Bram Itam dan dilalui
oleh sungai – sungai yang merupakan anak sungai dari Kuala Tungkal.
Wilayah Desa Pembengis tidak terlalu jauh dari pusat Kota Kabupaten
Tanjung Jabung Barat yaitu Kota Kuala Tungkal hanya di batasi oleh Kelurahan
Sungai Nibung yang merupakan batas awal masuknya KecamatanTungkal Ilir.
Desa Pembengis juga merupakan daerah dataran rendah yang dengan
struktur tanah lumpur hingga tanah gambut dan tanah liat, yang dilalui oleh
Sungai dengan batas-batas sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatas dengan : Sungai Pengabuan
- Sebelah Selatan berbatas dengan : Sungai Betara
- Sebelah Timur berbatas dengan : Kelurahan Sungai Nibung
- Sebelah Barat berbatas dengan : Kelurahan Bram ItamKiri
Adapun Sungai-sungai yang melewati Desa Pembengis sebagai berikut :
1. Sungai Pengabuan
2. Sungai Bram Itam
3. Sungai Pembengis
4. Sungai Nibung
5. Parit Cegat
6. Parit No. 1
7. Parit No. 2
8. Parit Saidina
9. Parit Baru
10. Parit Lapis
11. Suak Makun
12. Parit Lima
Desa pembengis berada pada ketinggian 3 meter diatas permukaan air laut
dengan curah hujan rata-rata 200-300 mm/tahun, keadaan suhu udara rata-rata 21
C s /d 27 C.
Desa Pembengis merupakan wilayah yang strategis yang terdiri dari
pemukiman, TPU, Pekarangan, Perkantoran, dlldengan memiliki luas 8,5 Km
Persegi dengan rincian sebagai berikut :
a. Luas Pemukiman : 4, 5 Km
b. Luas Makam/Kuburan : 0,04 Km
c. Luas Pekarangan : 0,07 Km
d. Luas Perkantoran : 0,02 Km
e. Luas Prasaran umum lainnya : 0,01 Km
Jarak Tempuh Desa Pembengis dengan Pusat Pemerintahan :
a. Jarak Pusat Pemerintahan Kabupaten : 6 Km
b.Jarak Pusat Pemerintahan Kecamatan : 10 Km60
B. Visi dan Misi Pemerintahan Desa Pembengis
1. Visi
Membangun Desa Pembengis Lebih Maju
2. Misi
a. Bersama masyarakat memperkuat kelembagaan desa yang ada untuk melayani
masyarakat secara optimal.
b. Bersama masyarakat dan kelembagaan desa menyelenggarakan pemerintahan
desa serta melaksanakan pembangunan desa yang partisipatif.
c. Bersama masyarakat dan kelembagaan masyarakat dalam mewujudkan Desa
Pembengis yang aman, tentram, dan damai.
d. Bersama masyarakat dan kelembagaan memberdayakan masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.61
60
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun2017
C. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pembengis Kecamatan Bram
Itam
Dalam menjalankan Pemerintahan Desa di Desa Pembengis kecamatan
Bram Itam maka diaturlah struktur organisasi, sebelumnya Desa Pembengis
merupakan dalam wilayah kecamatan Tungkal Ilir pada tahun 2008 dan beralih
kepada Kecamatan Bram Itam berdasarkan Perda no 8 Tahun 2008 tentang
pembentukan Kecamatan Tebing Tinggi, Kecamatan Batang Asam, Kecamatan
Bram Itam, Kecamatan Kuala Betara dan Kecamatan Senyerang62
.
Dengan organisasi maka Pemerintahan Desa Pembengis akan lebih
berjalan dengan baik, struktur organisasi merupakan sistemyang dibuat sebagai
pengatur pemerintahan dengan tujuan yang telah disepakati dan dicita – citakan
oleh desa, dari struktur tersebut dapat menggambarkan keadaan secara
menyeluruh manajemen yang ada di Desa Pembengis dari Kepala Desa hingga ke
staf – stafnya yang paling bawah yaitu meliputi :
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pembengis Tahun
201763
61
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun2017 62
Wawancara, KepalaDesaPembengis 2 Juni 2017 63
Dokumentasi, SekolahTinggi Agama Islam An-Nadwah, Tahun2015
Dari Struktur diatas dapat dipahami bahwa di dalam pengolaan Pemerintah
Desa sudah memenuhi ketentuan keorganisasian.
Untuklebihjelasnyadapatdijabarkansebagaiberikut :
1. Kepala Desa : MuhamadTahir
2. Sekretaris Desa : RafsyanJani
3. Kaur Tata Usaha : HelnaFadilah
4. Kaur Keuangan : Dahlia Yanti, A.Md
5. Kaur Perencanaan : RabiatulAdawiyah, S.Pd.I
6. KasiPemerintahan : PahruRahman, S.Pd
7. KasiKesejahteraan : Ardiyansyah
8. KasiPelayanan : HusinKadri
Desa Pembengis terdiri dari 4 Dusun dan 15 Rukun Tetangga ( RT ) yaitu :
1. Kepala Dusun Tua : A. Efendi
2. Kepala Dusun Muda : Saipullah
3. Kepala Dusun Baru : SopianAssauri
4. Kepala Dusun Harapan : Suharto, S.Pd.I
Adapun Nama-Nama RT Desa Pembengis :
1. Abu BakarDaengPalureng, SH : Ketua RT. 01
2. Ahmad Rajaihi Ahmad : Ketua RT. 02
3. M. Ridwan : Ketua RT. 03
4. Asnawi : Ketua RT. 04
5. Bastari : Ketua RT. 05
6. Hamrani : Ketua RT. 06
7. Hidayat : Ketua RT. 07
8. Sahidin : Ketua RT. 08
9. Saipul : Ketua RT. 09
10. Sabri : Ketua RT. 10
11. Lutfi : Ketua RT. 11
12. M. Saidi : Ketua RT. 12
13. A. Samad : Ketua RT. 13
14. AupiRahmi : Ketua RT. 14
15. M. Yamin : Ketua RT. 1564
D. Keadaan Penduduk Pemerintahan Desa Pembengis
1. Penduduk
Jumlah Penduduk Desa Pembengis pada Akhir Tahun terdiri dari
laki-laki dan Perempuan mulaidaritahun 2009 s/d sekarang.
Tabel 2.3 Perkembangan Jumlah penduduk dari tahun 2009 s/d sekarang65
No Tahun Jumlah
Ket. Jiwa Laki–Laki Perempuan KK
1 2009 2.541 1.337 1.204 625
2 2010 1.457 1.457 1.301 634
3 2011 2.835 1.483 1.352 712
4 2012 2.928 1.531 1.397 740
5 2013 3.023 1.596 1.437 761
6 2014 3.107 1.639 1.468 786
7 2015 3.253 1.699 1.554 815
8 2016 3.180 1.673 1.507 819
9 2017 3.226 1.683 1.543 839
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun2017
Jumlah Penduduk menurut kepemelukan Agama :
1. Agama Islam : 3.183 Orang
2. Agama Kristen : 25 Orang
3. Agama Kristen Katolik : 16 Orang
4. Agama Budha : 2 Orang
5. Agama Hindu : - Orang
64
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun2017 65
Dokumentasi Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam, Tahun 2017
Jumlah Penduduk menurut tingkat pendidikan sebagai berikut :
1. Jumlah penduduk tidak tamat SD / Sederajat : 442 Orang
2. Jumlah penduduk tamat SD / Sederajat : 478 Orang
3. Jumlah penduduk tamat SLTP / Sederajat : 123 Orang
4. Jumlah penduduk tamat SLTA / Sederajat : 34 Orang
5. Jumlah penduduk tamat S 1 : 12 Orang
Mata Pencaharian Penduduk
Pendududk Desa Pembengis sebagian besar bermata pencaharian dari hasil
pertanian / perkebunan, pedagang, buruh, buruh tani, swasta dll.
Perincian Mata Pencaharian sembagai berikut :
1. Buruh Tani : 215 Orang
2. Petani : 1.512 Orang
3. Pedagang/Wiraswasta : 201 Orang
4. Pengrajin : 229 Orang
5. PNS : 36 Orang
6. TNI/Polri : 1 Orang
7. Penjahit : 12 Orang
8. Montir : 3 Orang
9. Sopir : 8 Orang
10. Karyawan Swasta : 5 Orang
11. Kontraktor : 1 Orang
12. Tukang Batu : 16 Orang
13. Guru Swasta : 15 Orang66
66
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun2017
2. Pemerintahan
Tabel 2.4 Data Pejabat Pemerintahan Desa Pembengis Tahun 201767
NO NAMA
TEMPAT /
TANGGAL
LAHIR
JABATAN
PENDIDI
KAN
TERAKHI
R
1 MUHAMAD TAHIR Ka. Tungkal
16 – 07 – 1969 KEPALA DESA SLTA
2 RAFSYAN JANI Ka. Tungkal
08 – 04 – 1989 SEKDES SLTA
3 PAHRU RAHMAN,
S.Pd
Pembengis
30 – 08 – 1993
KASI
PEMERINTAHA
N
S1
4 ARDIYANSYAH Pembengis
13 – 05 – 1992
KASI
KESEJAHTERA
AN
SLTA
5 HUSIN KADRI Pembengis
22 – 09 – 1978
KASI
PELAYANAN SLTA
6 RABIATUL
ADAWIYAH, S.Pd.I
Pembengis
22 – 06 – 1991
KAUR
PERENCANAA
N
S1
7 DAHLIA YANTI,
A.md
Pembengis
06 – 10 – 1995
KAUR
KEUANGAN D3
8 HELNA FADILAH Pembengis
11 – 02 – 1995
KAUR TATA
USAHA SLTA
9 A.EFENDI Tj. Senjulang
05 – 10 – 1977 KADUS TUA SLTA
10 SOPIAN ASSAURI Pembengis
28 – 12 – 1994 KADUS BARU SLTA
67
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun 2017
11 SAIPULLAH Pembengis
09 – 07 – 1984 KADUS MUDA SLTA
12 SUHARTO, S.Pd.I PulauPalas
17 – 07 – 1982
KADUS
HARAPAN S1
Dokumentasi, DesaPembengisKecamatan Bram Itam, Tahun2017
BAB III
FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN DI DESA
PEMBENGIS KECAMATAN BRAM ITAM KABUPATEN
TANJUNG JABUNG BARAT
A. Faktor Penyebab Perceraian
Mengarungi kehidupan tidak semudah mengarungi samudera, terkadang
lautan tenang dan angin semilir, tetapi terkadang tanpa diduga datang ombak
besar. Bagi orang yang faham sunnatullah laut, maka ia bisa berhitung kapan
musim ombak dan kapan musim tenang. Tetapi kehidupan juga sering
diungkapkan sebagai "tersandung dijalan rata", terpeleset oleh "kerikil"kehidupan,
dan sebagainya.
Pernik adalah benda kecil tetapi menarik perhatian. Pernik-pernik hidup
adalah sesuatu yang sebenarnya bukan tujuan utama , tetapi karena menarik
perhatian, maka ia bisa menyita perhatian suami dan isteri sehingga bisa pula
menggoyahkan rumah tangga. Manusia sebagai individu adalah unik, rumah
tangga adalah mempersatukan dua keunikan, keunikan suami dan keunikan isteri.
Jika keunikan suami dan keunikan istri menyatu dengan penuh pengertian dan
saling mengalah, maka rumah tangga itu mampu menepis riak gelombang
kehidupan. Tetapi jika dua keunikan itu bertolak belakang, maka segala yang
pernik-pernik dipersepsi menjadi prinsipil, dan meresponnya juga dengan sikap
prinsipil berpijak pada keunikan masing-masing. Jika keadaan sudah demikian
maka sakinah akan menjauh dari rumah tangga, dan sebagai gantinya adalah
kesalahfahaman yang berkesinambungan, rumah tangga tidak lagi menjadi
"surga" (baiti jannati, my house is my castil), tetapi menjadi "neraka".68
Pernikahan adalah Ibadah dan Sunnah Rasul yang merupakan ikatan
antara laki-laki dan perempuan yang cukup umur kmudian disahkan dengan ijab
kabul serta dihadiri oleh saksi-saksi, yang diakui oleh agama maupun negara
dimana pernikahan menghalalkan perbuatan suami istri guna melanjutkan
keturunan. Pernikahan merupakan hal yang sakral yang tidak boleh dipermainkan
68
Abdurrahman, peyebab terjadinya perceraian, diakses pada tanggal 1 juli 2019, pukul
22.00, melalui, www.blogspot.go.id
karena dengan pernikahan kita akan bahagia, dengan pernikahan kita akan
merasakan kenyamanan, ketenangan walaupun dalam rumah tangga pasti ada
konflik namun dengan menikah maka bersatulah dua hati. Meskipun beberapa
masyarakat mengatakan pernikahan itu rumit karena menurutnya dengan
pernikahan itu akan tibul bnyak masalah. Namun pernikahan sebagai
penyempurna agama serta menghindari hal-hal yang dilarang Allah antara pria
dan wanita.
Menurut tokoh Agama pengertian pernikahan dan perceraian adalah
sebagai berikut :
1. Ustadz Ali maksum, pernikahan itu membuka pintu rezky dan juga sisilainya
menyatukan antara dua keluarga. Pernikahan merupakan suatu ibadah yang
paling utama dalam pergaulan masyarakat. Pernikahan ini bukan hanya jalan
untuk membangun rumah tangga dan melanjutkan keturunan namun
pernikahan juga merupakan jalan untuk meningkatkan Ukhuwah Islamiyah.
Sedangkan perceraian merupakan berakhirnya suatu pernikahan. Namun
perceraian merupakan hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT.69
2. Ustadz Arsyad, pernikahan adalah memperstukan dua insan yang sudah cukup
umur dan berniat membangun rumah tangga. Perceraian merupakan putusnya
hubungan dikarenakan oleh beberapa masalah yang dihadapi oleh sebuah
pasangan seperti ketidak cocokan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
kurangnya rasa bersyukur terhadap nikmat yang telah Allah kasih.70
3. Ustadz Abu, pernikahan itu Sunnah Rasul, nikah adalah suatu ibadah selain itu
juga perikahan adalah pintu rezeky, sedangkan perceraian merupakan sesuatu
yang boleh namun dilaknat oleh Mlaikat, bisa kembali rujuk dengan catatan
mantan istri sudah dinikahi oleh orang lain dan cerai baru kembali dengan
suami pertama.71
69
Ali Maksum, Tokoh Agama Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 04 April
2019 Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 70
ArsyadTokoh Agama Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis 06 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.Wawancara dengan penulis. 71
AbuTokoh Agama Desa Pembengis, Wawancara Degan Penulis, 08 pril 219 Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung barat. Wawancara dengan penulis
Masyarakat kurang memahami apa arti dan tujuan pernikahan yang
sesungguhnya, saat ditanyakan masalah pernikahan yang sesungguhnya, saat
ditanyakan mengenai pernikahan mereka bingug harus menjawab apa kemudian
diberikan gambaran sedikit baru mereka mulai berbicara mengerti pernikahan,
saat ditanyakan tujuan pernikahan masyarakat hanya mengatakan membentuk
rumah tangga, mencari kebahagiaan, suatu kenyamanan tetapi dalam rumah
tangga harus ditanamkan kenyakinan kepada ketuhanan Yang Maha Es,
diterapkan nilai-nilai keagamaan agar rumah tangga utuh dan siap masalah dalam
rumah tangga dapat diatasi dengan baik.
Kata cerai bukan berarti hanya menyangkut kedua belah pihak pasangan
saja, yaitu ayah dan ibu. Sayangnya, tidak banyak dari pasangan yang
memperhatikan bagaimana dan apa yang sedang terjadi pada anak ketika proses
perceraian akan dan sedang berlangsung. Kadangkala, perceraian adalah satu-
satunya jalan bagi orangtua untuk dapat terus menjalani kehidupan sesuai yang
mereka inginkan. Namun apapun alasannya, perceraian selalu menimbulkan
akibat buruk pada anak, meskipun dalam kasus tertentu perceraian dianggap
merupakan alternatif terbaik daripada membiarkan anak tinggal dalam keluarga
dengan kehidupan pernikahan yang buruk.
Tabel 2.5 Nama-nama Orang Tua Yang Bercerai di Desa Pembengis
Kecamatn Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat72
NO NAMA-NAMA ORANG TUA YANG BERCERAI
UMUR JUMLAH ANAK
1 IJAH 27 2
2 DONI 30 2
3 NURSANTI 25 3
4 IRMAWANTI 29 1
5 IRSAN 35 1
6 DEWI 25 2
7 MANSYUR 40 3
8 SANAH 32 2
9 SAMAD 25 2
10 IJUL 31 1
72
Data Nama-nama orang tua yang bercerai di Desa Pembengis, Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
11 IPUL 42 1
12 SANAH 30 3
13 SAHARUDDIN 29 3
14 NUR HIKMAH 23 3
15 IMA 28 1
16 MARDONI 46 2
17 IRWANSYAH 36 2
Berdasarkan tabel diatas adalah nama-nama orang tua yang bercerai di
Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat
berdasarkan umur dan jumlah anak.
Adapun Faktor Penyebab Perceraian di Desa Pembengis Kecamatan Bram
Itam Kbupaten Tanjung Jabung Barat Antara Lain Adalah Sebagai Berikut :
1. Ketidak Harmonisan Dalam Rumah Tangga
Alasan tersebut di atas adalah alasan yang paling kerap dikemukakan oleh
pasangan suami – istri yang akan bercerai. Ketidakharmonisan bisa disebabkan
oleh berbagai hal antara lain, krisis keuangan, krisis akhlak, dan adanya orang
ketiga. Informan Ijah Usia 27 Tahun
Ibu Ijah adalah seorang guru Ibu Rumah Tangga ibu ini mempunyai 2
anak cewek tinggal di Desa Pembengis. Ibu Ijah pernah mengalami kasus masalah
rumah tangganya dan akhirnya melakukan perceraian terhadap suaminya dulu.73
“[S]aya melakukan perceraian dulu dengan suamiku waktu tahun 2014
karena suamiku dulu jarang pulang ke rumah, krisis keuangan tidak
bekerja sering berkeliaran entah di mana, ketika pulang ke rumah
kerjaanya suka minta uang sama saya kalau saya peringati dia malah
marah-marah terus sama saya kemudian beberapa bulan begitu saya sudah
capek memperingatkan, menasehati dan saya sudah tidak tahan terbebani
seperti ini terus akhirnya saya dan dia memutuskan berpisah dan
melakukan perceraian pada waktu itu”.
Dari kutipan wawancara di atas bahwa perceraian yang terjadi terhadap
Ibuk Ijah karena factor krisi moral atau masalah keuangan, hal ini sangat memicu
adanya perceraian kemudian mereka resmi bercerai spada tahun 2014 lalu
2. Krisis Moral Dan Akhlak
73
Ijah Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 08 April 219 Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Selain ketidakharmonisan dalam rumah tangga, perceraian juga sering
memperoleh landasan berupa krisis moral dan akhlak, yang dapat dilalaikannya
tanggung jawab baik oleh suami ataupun istri, poligami yang tidak sehat,
penganiayaan, pelecehan dan keburukan perilaku lainnya yang dilakukan baik
oleh suami ataupun istri, misal mabuk, berzinah, terlibat tindak kriminal, bahkan
utang piutang.
Informan Doni Usia 30 Tahun
Doni adalah seorang warga Desa Pembengis, pekerjaan doni sekarang
Petani dan tidak tamat SMA, pak Doni ini anak pertama dari dua bersaudara,
status Doni sekarang berpisah dengan istrinya pada tahun 2016 dan tidak bercerai,
mereka menikah pada tahun 2010 dan mempunyai anak satu, selanjutnya
mengapa Doni bisa berpisah dengan istrinya. Doni Mengatakan Bahwa:74
“[S]aya berpisah dengan istriku disebabkan Karena istri saya banyak utang
dimana-mana lalu di kejar jadi istri saya ke Samarinda Kalimantan Timur,
kemudian saya tidak bisa bayar semua utangnya yang ada sama orang
yang ada di Bank dan lain-lain. Istri saya pergi tanpa ada kabarnya sama
sekali kemudian saudaranya tiba-tiba kasi tahu saya, bilang istrimu ada di
Samarinda, dan sakitnya lagi dia sudah menikah di sana pernikahannya itu
yang saya dengar dengar adalah pernikahan sirih, saya sangat sakit hati
saya terbebani disini mana penagi yang sering datang dirumah, waktu saya
datang di rumah saudaranya untuk hubungi dia karena nomornya yang ada
di HPKu tidak aktif jadi suruh saudaranya saya sempat bicara sama dia
saya bilang begini kenapa kamu pergi, kamu pulang sekarang tidak bilang-
bilang pergi, saya marah pada waktu itu jadi dia bilang oke minggu depan
saya pulang, singkat cerita dia datang dengan suami barunya dia langsung
berkata saya akan lunasi semua utangku kalau kamu tidak mampu bayar
setelah saya lunasi utang ini, saya mau kita bercerai untuk apa saya
bertahan sama kamu, jadi saya bilang jangan mentang-mentang ada suami
barumu seenaknya kamu bilang mau cerai, apa kamu lupa sama anak kita
lalu dia bilang lagi saya tidak peduli apa yang kau bilang, saya pulang ke
rumah karena mau bercerai sama kau dan saya serius kemudian saya
bilang iya jika itu maumu kita bercerai minggu depan.
74
Doni Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 10 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dari Kutipan wawancara di atas karena adanya masalah utang piutang
yang di lakukan oleh istrinya deni irsandi itulah mereka kenapa bisa bercerai pada
waktu itu akhirnya bercerai pada tahun 2012.
3. Perzinahan :
Di samping itu, masalah lain yang dapat mengakibatkan terjadinya
perceraian adalah perzinahan, yaitu hubungan seksual di luar nikah yang
dilakukan baik oleh suami maupun istri.
Informan Nursanti Usia 35 Tahun
Nursanti adalah seorang warga Desa Pembengis mempunyai anak dua
pekerjannya seorang pedagang beras, ibu santi menikah dengan suaminya pada
tahun 2008 dan beberapa tahun kemudian dia punya masalah keluarga,
masalahnya ibu santi akan bercerai dengan suaminya percerainnya waktu itu
berlangsung pada tahun 2015.
Nursanti Mengatakan Bahwa:75
“[S]aya bercerai dengan suamiku karena masalah yang serius sekali karena
dia selingkung dengan wanita lain, awalnya aku tidak percaya kalo itu
adalah suamiku, ternyata diselidiki ternyata sudah lama dia bermain
dengan wanita lain dibelakngku pada saat itu hancur nian perasaan ku
anak-anaku kelakuan ayahnya seperti binatang itu. Malu rasanya dan
akhirnya saya memutuskan untuk bercerai dengan suamiku kemudian pada
tahun 2015 kita resmi bercerai di pengadilan Kuala tungkal”.
Dari kutipan wawancara di atas menggambarkan adanya masalah
perzinahan yang di lakukan oleh suaminya ibu nursanti, dia bercerai karena tidak
tahan lagi perbuatan suaminya jadi dia memutuskan untuk bercerai pada tahun
2015. Perzinahan ini sangat memicu kasus perceraian di mana-mana.
4. Pernikahan Tanpa Cinta Dan Pernikahan Dini
Alasan lainnya yang kerap dikemukakan oleh suami dan istri, untuk
mengakhiri sebuah perkawinan adalah bahwa perkawinan mereka telah
berlangsung tanpa dilandasi adanya cinta.
75
Nursanti Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 13 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Pernikahan Dini yang mungkin merusak rumah tangga mereka karena
adanya pernikahan dini yang awal pihak laki-laki maupun wanita tidak di landasi
dengan rasa ingin atau rasa cinta keduanya di jodohkan dari orang tuanya
masingmasing, apalagi jika keduanya punya juga pacar masing-masing. Ini juga
bisa memicu kasus perceraian. Informan Saharuddin Usia 28 Tahun
Saharuddin adalah warga Desa Pembengis pekerjaan saharuddin guru
honor di sekolah SMP Negeri 1 Kula Tungkal, saharuddin waktu kuliah dulu di
UNM Jurusan Ekonomi selesai Tahun 2016. Setelah selesai dia langsung
dinikahakan sama orang tuanya karena adanya perjodohan dari pihak orang tua
masing-masing, setelah itu mereka sempat menikah pada tahun 2016 lagi mereka
di kabari akan bercerai dan jadi bercerai. Mengapa Saharuddin mau bercerai
dengan istrinya apakah benara pernikahan tanpa cinta atau bagaimana. Saharuddin
Mengatakan Bahwa:76
“[S]aya bercerai dengan istriku karena adanya perjodahan dari pihak
keluarga masing-masing karena yang seperti itu saya tidak suka, saya tidak
ingin jadi waktu itu saya sempat menikah pada tahun 2016, disisi lain saya
punya pacar saya tidak tegah memberi tahunya dari pihak perempuan juga
yang ku temani menikah punya juga pacar jadi kemudian waktu itu saya
buat keputusan untuk bercerai pada tahun 2016, Pernikahan berjalan
sebelum bercerai sekitar empat Bulan, Jadi sekarang saya sama dia resmi
bercerai dan kita bebas memilih siapa tepat dan siapa yang pantas untuk
dinikahi nanti.”
Dari kutipan wawancara di atas adanya kasus perceraian yang di lakukan
oleh saharuddin karena adanya masalah perjodohan yang dia tidak inginkan,
saharuddin memutuskan bercerai pada tahun 2016. Dengan perjodahan ini dari
orang tua masing jika tidak di dasari saling kenal sebelumnya tidak landasi
dengan rasa cinta, saling mencintai maka pasti akan terjadi kekecewaan kepada
orang mengalami dan akan berdampak buruk bagi keluargannya ketika mereka
bercerai nanti.
76
Saharuddin Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 15 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Irmawati adalah warga Desa Pembengis, sekolah di SMP Negeri 1 Kuala
Tungkal ketika sudah menikah tidak lagi lanjut jenjang SMA, adanya pernikahan
Irma karena di landasi dengan perjodahan kemauan orang tua masing-masing,
Irma menikah pilihan orang tuanya pada tahun 2013 setelah tidak lama menikah
dia melakukan perceraian pada tahun 2014 jadi pernihannya itu sekitar satu tahun
bertahan. Mengapa Irma ngotot melakukan perceraian pada waktu itu.
Irmawati Mengatakan Bahwa:77
“[S]aya bercerai dengan suamiku karena di landasi perjodohan dari orang
tua masing-masing ketika saya menolak perjodohan itu mungkin saya
berdosa sama orang tua saya dan orang tualah membesarkan kita
memberikan yang terbaik untuk saya dan keluarga, jadi saya mau tidak
mau harus menikah dengan laki-laki itu, akhirnya kita menikah. Ada
sekitar 1 tahun kita menikah saya memutuskan untuk bercerai kalau dari
suamiku mau juga bercerai, kalau anak belum ada anak dari dia kemudian
pada tahun 2014 kita resmi bercerai.”
Dari kutipan wawancara di atas terjadi masalah perceraian yang di alami
oleh Irmawati karena adanya perjodohan dari orang kemudian Irmawati ingin
bercerai dan percerainnya itu di lakukan pada tahun 2014. Perjodohan ini kalau
tidak di landasi rasa cinta sebelumnya pasti hubumgan tidak harmonis
5. Kebosanan
Hal ini juga sering terjadi namanya kasus perceraian anatara suami atau
istri yang bosan, dengan sifat kebosanan itu akan timbul kekacauan dalam rumah
tangga meraka. Kemungkinan besar akan melakukan perselingkuhan di antara
mereka. Informan Muh Irsan.
Irsan adalah seorang warga di desa Pembengis yang berusia 20 tahun
terbilang masih mudah (remaja), pekerjaan irsan selama tukang batu, istri pak
irsan sudah tidak ada lagi pak irsan tidak punya anak dan pak irsan dan istrinya
baru-baru sudah bercerai waktu tahun kemarin tahun 2016.
Bapak Irsan Mengatakan Bahwa :78
77
Ima Wanti Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 15 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 78
Irsan Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 16 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
“[K]enapa saya dan istriku bercerai perlu kita tahu terlebih dahulu bukan
istriku menceraikan saya tetapi saya yang menceraikannya waktu tahun
kemarin dan alasan saya kenapa saya melakukannya Karena istri saya
mandul itulah alasannya, saya sudah lama menikah sejak tahun 2012
akhirnya dan sampai sekarang tidak di karuniai anak apakah itu bukan
mandul ya pasti mandul kemudian waktu dulu saya dan istriku sering
mengecek ke dokter mengetahui ada apa dalam janin istriku, ternyata
dokter bilang saya belum tahu pasti janin istrimu tapi yang perlu bapak
tahu janin istrimu lemah kemudian saya bertanya apa yang kita lakukan
agar semuanya membaik, dokter bilang tiap bulan kita laukan periksa
semoga ada perubahan jadi bulan depan saya laukan periksa ulang dan
seterunya dan pada akhirnya sampai beberapa bulan ternyata tidak
membuahkan hasil tidak ada perubahan, saya bilang istri saya benar benar
mandul singkat cerita pada saat itu saya sudah capek seperti ini akhirnya
saya ambil jalan pintas saya ajak istriku saya bertanya sekarang saya mau
menceraikanmu istri saya bilang kenapa kamu bilang seperti itu, kemudian
saya rasa kamu udah tahu alasannya kenapa saya mau cerai sama kamu
sang istri menangis dan pergi, akhir cerita kita memutuskan untuk bercerai
tahun kemarin7. Dari kutipan wawancara di atas kasus perceraian terjadi
karena adanya sifat kebosanan yang di rasakan oleh bapak Irsan,bapak
Irsan bercerai pada waktu itu istrinya mandul dan sampai sekarang tidak
punya anak itulah bapak irsan merasa tidak enak dalam kehidupannya.
Ketika istri mandul ini juga mengakibatkan hubungan suami istri retak
atau berjalan di tempat karena kita menikah karena kita ingin punya anak
punya keturuna, itu semua tujuan utama kita, jika ada orang yang istrinya
mandul dan ingin cari pengganti lain atau ingin bercerai wajar saja
dilakukan”.
6. Perselisihan
Adanya perselisahan dapat merusak hubungan rumah tangga mereka,
disebabkan karena perkataan yang tidak sewajarnya terucap atau masalah-masalah
kecil yang di besar-besarkan. Informan Dewi Sutiana Usia 28 Tahun Dewi
Sutiana adalah seorang guru sekolah di desa bonto cinde, nama sekolah yang ibu
dewi tempati SD Negeri 27 Pundingin, beliau mulai bekerja pada tahun 2005 dan
mempunyai 2 anak laki, kemudian suami ibu dewi tidak satu rumah lagi artinya
sudah bercerai pada tahun 2012.
Ibu Dewi Sutiana Mengatakan bahwa :79
79
Dewi Sutiana Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 18 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
“[M]engapa saya bercerai dengan suamiku dulu karena adanya factor
criminal, waktu itu suami saya kerjannya satpolpp dia bekerja kota
bantaeng semuanya berjalan lancer tidak ada masalah waktu itu, Entah
mengapa suami saya yang kukenal baik sekali ternyata saya dapat kabar
dia melakukan pencurian di kota, suami saya bersama teman-temanya
membobol mesin ATM di dekat pasar dan suami saya dan sebagian
temannya juga tertangkap basah lalu mereka di bawa ke polres langsung di
tahan singkata cerita suami saya di penjara sekitar 5 tahun lebih di denda
uang 80 juta, kemudian ketika suami saya sudah bebas dan keluar di
penjara, kita langsung melakukan perceraian karena permintaan dari
keluargaku sebelumnya suamiku di kenal sangat baik sama keluargaku
jadi apa boleh buat saya nurut saja”.
Dari kutipan wawancara di atas adanya masalah perceraian karena adanya
kasus criminal yang di lakukan oleh suami Ibu Dewi Sutiana, kemudian Ibu dewi
memutuskan bercerai pada tahun 2012. Tindakan criminal sangat memicu
masalah keluarga maupun sekampung karena begini kalau ada orang sekampung
kita yang melakukan tinadakan criminal kita juga secara tidak langsung merasa
malu-malu karena dia sekampung kita apa lagi kalau keluarga kita mau simpan di
mana kita, sebagaimana yang di rasakan ibu Dewi Sutiana.
7. Perselingkuhan
Selingkuh yang banyak terjadi kasus pereceraian di masyarakat karena
sebab adanya perselingkuhan dengan hadirnya pihak ke tiga atau orang ke tiga,
masalah inilah yang banyak di dapat di masyarakat Desa Pembengis.80
Informan Bapak Mansyur Usia 35 Tahun Mansyur adalah seorang bapak
kepala keluarga yang mempunyai status duda yang ditinggalkan sang istrinya.
Beliau berusia 35 tahun dan mempunyai anak tiga di dalam keluarganya,
diantaranya seorang dua orang anak perempuan dan satu laki-laki. Bapak
Mansyur bekerja sebagai petani sampai sekarang dan mampu membiayai ke tiga
buah hatinya itu.
Bapak Mansur Mengatakan Bahwa;
“[M]engapa hidup saya seperti ini apakah hidup ini tak berarti lagi di
tinggal istri walaupun saya menderita saya harus bangkit berusaha untuk
80
Mansur Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 20 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
tidak seperti ini karena saya punya anak tiga membuat saya tetap semangat
dan anakku segalanya bagiku. Mengapa istri saya melakukan perceraian,
ketika si peneliti bertanyakemudian beliaumenjawab istri saya melakukan
perceraian karena sayakurang memenuhi permintaannya apa yang istri
saya minta waktu dulu jarang saya penuhi dan terkadang juga dia sering
marah-marah sama saya beberapa bulan kemudian dia pergi entah dimana,
saya mencari dirumah orang tuanya tidak ada dan saya mencari di rumah
saudaranya tidak ada juga kemudian saya pinjamkan hp sama tetangga
saya untuk hubungi dia tapi nomornya tidak aktif atau tidak tersambung
kemudian saya semakin khawatir sama dia, beberapa hari kemudian tiba-
tiba saja dia datang di rumah lalu saya bertanya kamu dari mana lalu dia
bilang tidak penting saya beri tahu saya di mana, kemudian saya bertanya
lagi ini wajar saya bertanyamseperti ini karna kau adalah istriku lalu di
bilang memang, tapi nanti kamu bukan lagi suamiku, kemudian saya
bilang apa maksudmu berkata seperti itu, lalu dia bilang sekarang saya
mau minta cerai sama kamu dan minggu depan kita cerai kemudian saya
bilang apa salahku apakah saya pernah menyakitimu atau bagaimana, dia
berkata kamu memang tidak pernah menyakitiku tapi kamu jarang sekali
memberiku apa saya minta dan apa yang saya butuhkan dan sekarang saya
sudah menemukan laki-laki, saya rasa bisa memberiku kebahagiaan jauh
lebih baik dari pada sebelumnya karna laki-laki punya rumah bertingkat,
punya mobil dan segala macam pekerjaannya pengusaha bisnis,
penghasilannya perbulan 30 juta sedangkan kamu apa? Uang satu juta
susah sekali kamu dapatkan satu bulan,jadibilang okelah kalau memang itu
membuatmu jauh lebih baik lagi danmembuatmu berbahagia, jadi kita
putuskan untuk cerai, kamujangan lupakirimi juga anak-anakmu uang
untuk kebutuhannya”.
Dari kutipan wawancara di atas adanya masalah perceraian yang di alami
oleh bapak Mansyur karena istrinya sendiri yang menceraikannya dan kenapa
bapak mansyur di ceraikan disebabkan kurang memenuhi segala permintaan
sehingga istri saya selingkuh. Jika kurang memenuhi permintaan sang suami
maupun sang istri pasti merasakan yang namanya kekecewaan, penderitaan,
terbebani dengan tidak di lengkapi semua kebutuhan pasangan kita kemungkinan
dia pasti selingkuh terutama sang istri yang lumayan banyak kebutuhannya
sebagaiman yang di rasakan bapak Mansyur.
Informan Sanah. (39 Tn)
Sanah adalah warga di desa Pembengis yang kerjanya sebagai penyanyi
orgen dan mempunyai dua orng anak.
Sanah Mengatakan Bahwa :81
“[S]aya bercerai dengan suami saya karena keterbatasan saya seorang
Biduan, saya seperti ini inilah kerjaan saya satu-satunya tidak yang lain,
jika saya mau kerja di tempat-tempat bagus tidak mungkin karna saya
Cuma tamatan SD jadi saya sadar diri, kemudian suamiku tidak suka
pekerjaan saya seperti itu katanya kalau seorang biduang itu sering di
godain sama orang sering di pegang sama orang padahal saya tidak seperti
itu, saya selalu bilang sama suamiku jangan selalu berburuk sangka dan
berpikir negative tentang saya, namun suamiku percaya tidak percaya
kemudian tiba-tiba ada berita buruk, katanya tetangga saya suamimu saya
lihat sama perempuan di pasar kayaknya dia selingkuh deh karna mesra
saya lihat, awalnya tidak percaya sama tetangga saya saya kira mungkin
salah kali pada akhirnya dia benar-benar selingkuh satu bulan kemudian
suami saya datang di rumah dan memaksa untuk bercerai, saya bilang saya
tidak mau cerai kemudian dia memukul saya singkat cerita akhirnya kita
bercerai.”
Dari kutipan wawancara di atas adanya masalah perceraian di yang
dialami oleh Ibu Sanah karena adanya perselingkuhan, suami Ibu Sanah selingkuh
di sebabkan pekerjaan Ibu Hawaria itu suami tidak suka. Terjadinya
perselingkuhan bisa juga sesuatu yang kita tidak sukai atau perbuatan suami atau
istri yang bagi dia tidak terlalu kalu bagi kita terlalu kelewatan itu juga perlu di
hinadari sebagaiamana Ibu Sanah alami.
Informan Samad. (24 Th)
Samad adalah seorang kepala rumah tangga di Desa Pembengis yang
berusia 24 tahun, pekerjaannya disini adalah pedagang kasur, pak samad
mempunyai anak 5 anak, 2 laki-laki 3 perempuan kemudian istrinya tidak satu
rumah artinya pak samad dan istrinya sudah lama berpisah sejak tahun 2013, 3
tahun lebih, dan mengapa pak samad bercerai dengan istrinya karena istrinya
selingkuh dengan orang lain jadi pak samad tidak tahan lagi dan pada akhirnya
pak samad memutuskan untuk bercerai.
81
Sanah Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 21 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Bapak Samad Mengatakan bahwa :82
“[K]enapa saya bercerai sama istri saya karena adanya perselingkuhan
yang di lakukan oleh istri saya, waktu itu kejadinya pada tahun 2013 istri
saya sudah lama tidak tinggal rumah sekitar 3 bulan kemudian anak-anak
saya sering bertanya anak saya bilang dimana mama sekarang, kenapa
sampai sekarang mama tidak pulang ke rumah, setelah itu saya bilang
sama anak-anak kita bersabar saja dan berdoa mudah-mudahan mama
kalian segera pulang beberapa bulan kemudian istri saya tiba-tiba datang
dirumah dan saya bertanya kenapa kau baru kembali, kau dari mana?”
Dari kutipan wawancara di atas menggambarkan masalah perceraian
disebabkan adanya perselingkuhan yang dirasakan pak samad, pak samad
sebenarnya sudah tidak tahan lagi tidak samggup lagi apa yang di lakukan oleh
istrinya jadi itulah pak samad pada akhirnya memutuskan untuk bercerai pada
tahun 2013. Ketika adanya perselingkuhan yang di lakukan suami atau istri yang
pasti menciptakan konflik terus melahirkan perceraian, makanya kita jangan
selingkuh kalau mau semuanya baik.
8. Masalah ekonomi
Masalah ekonomi merupakan faktor yang utama dalam perceraian di
Indonesia. Apabila dihubungkan dengan teori maka dapat penulis simpulkan
bahwa masalah ekonomi merupakan salah satu faktor dominan yang pengaruhnya
cukup besar dalam merawat perkawinan dan cinta kasih. Tanpa ditunjang
ekonomi, perkawinan akan rapuh dan kekuatan cinta menjadi tidak penting tanpa
diiringi oleh ekonomi.
Demikian pula pada lapisan masyarakat bawah di Desa Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tajung Jabung Barat tampaknya kondisi kesulitan ekonomi
lebih mudah mempengaruhi terjadinya perceraian. Hal itu dapat dilihat degan
hasil observasi dan pengamatan lansung peneliti saat diapangan.. Masalah
ekonomi menjadi pemicu utama pertengkaran dalam rumah tangga dan kemudian
bergerak dan bergeser ke arah perceraian.
Rendahnya tingkat pendapatan masyarakat desa Pembengis Kecamatan Bram
Itam Kabupaten Tnjung Jabung Barat menjadikan kehidupan rumah tangga
82
Samad Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 22 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
dihimpit oleh kekurangan, terlebih lagi persoalan gizi yang sangat jauh dari
kelayakan. Demikian pula kesulitan ekonomi menjadikan anak tidak mampu
melanjutkan studi sehingga masa depan dan pekerjaan kurang bisa diharapkan
sebagaimana layaknya dambaan setiap anak. Kondisi ini diperparah lagi dengan
adanya kesenjangan sosial, karena di tengah-tengah lapisan bawah yang terhimpit
persoalan ekonomi, ada beberapa orang kaya yang justru sangat kaya dan semakin
kaya.
Kecemburuan sosial seperti ini menjadikan mereka yang kurang beruntung di
sektor ekonomi berkeluh kesah dan tidak bisa lagi mensyukuri apa yang diraihnya
hari ini dan apa yang mungkin bisa diraih hari esok. Persoalan inilah yang
kemudian puncaknya terjadi perceraian.
Informan Ijul (29tahun)
Ijul merupakan kepala rumah tangga di Desa Pembengis yang berusia 30
tahun, pekerjaan pak Ijul adalah buruh tani pak Ijul memiliki anak 3 dua laki-laki
satu perempuan
Bapak Ijul mengatakan bahwa.83
“[S]aya bercerai dengan istri sebab karena istri yang kurang bersyukur apa
yang telah saya dapat. Selalu menuntut lebih saya heran entah apa yang
membuat istri saya berubah saya menikah dari tahun 2012 anak sekarang
ada tiga dua laki-laki satu perempuan. Sebenarnya saya berat untuk
memutuskan pernikahan ini tetapi sebab karena istri ini keras sering ribut
dirumah, malu saya sama tetangga setiap hari ribut saya tidak tahan lagi
dan saya memutuskan bercerai”.
9. Masalah campur tangan orang tua terhadap kehidupan rumah tangga
Kehidupan berkeluarga itu artinya pasangan suami isteri sudah terlepas
tanggug jawab orang tua terhadap masing-masing. Oleh karen itu tanggung jawab
suami aalah bagaimana dia bisa dan dapat membahagiakan isterinya dan
begitupula isteri dapat memenuhi kewajiban suaminya, oleh karenanya jika
seseorang sudah menginjak dunia pernikahan atau berkeluarga maka, lepaslah
semua tanggung jawab orang tua, namun dalam penelitian ini dapat peneiti
83
Ijul Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Pelunis, 23 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
temukan dilapangan bahwa orang tua masih ikut campur terhadap kehidupan
rumah tangga anaknya sehingga hal tersebut dapat memicu perceraian.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa dampak campur
tangan orang tua adalah turut mencampuri perkara orang lain baik ayah maupun
ibu ataupun keduanya dalam suatu masalah yang mendatangkan akibat baik
negatif maupun positif.
Informan bapak Ipul 36 tahun84
Bapak ipul adalah kepala rumah tangga di Desa Pembengis, memiliki anak
satu perempuan menikah dengan istri pada tahun 2016, bapak Ipul bekerja sebagai
sopir terkadang merajut kasur PJ.
Bapak ipul mengatakan bahwa:
“[S]aya bercerai dengan istri sebab karena campur tangan orang tua dalam
rumah tangga kami. Semua yang kulakukan semua salah. Saya sopir
memang pulangnya malam jam 8 saya star jam 9 saya sudah dirumah.
Sedangkan istri dia berjualan juz di rumah. Pusing saya sering kena marah
terus baru juga pulang kerja capek eh ada aja salahnya dimata mertua. Dan
akhirnya pada tahun 2018 saya bercerai”.
10. Masalah kekerasan dalam rumah tangga
Didalam sebuah keluarga terkadang sering terjadi selisih faham antara
suami dan istri yang mana terkadang hanyalah masalah kecil seperti anak
meminta uang jajan atau anak sering menangis, kurangnya menghargai sesama
pasangan, keluarnya kata-kata kasar, yang mengakibatkan terjainya pertengkran
besar antara suatu pasangan dalam rumah tangga. Terkdang kurangnya rasa
syukur terhadap apa yang telah didapat juga menyebabkan terjadinya kekerasan
dalam rumah tangga.
Informan Ibuk Sanah 28 Tahun
Ibuk Sanah adalah ibuk rumah tangga di Desa Pembengis mempunyai
anak satu orang laki-laki. Ibuk sanah hanya berjualan jajan-jajan kecil-kecilan di
sekolah terdekat.
Ibuk sanah mengatakan bahwa85
84
Ipul Masyarakat Desa Pembengis, Wawancra Dengan Penulis, 24 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
“[S]aya bercerai karena sudah tidak tahan dengan perlakuan suami yang
terkdang bisa melampiaskan marahnya kesaya suami saya bekerja sebagai
kuli di pasar. Kadang kerja kadang tidak. Yang saya tidak tahan dengan
dia, karena bisa membesar-besarkan masalah saya tidak tahan lagi dengan
sikap dia yang seperti ini dan saya memutuskan untuk bercerai”.
Dari kutipan wawancara diatas Ibu Sanah dengan suaminya sudah tidak
harmonis lagi karena sebab perlakuan suami yang terkadang bisa melampiaskan
marahnya keistrinya disini menggambarkan bahwa adanya kekerasan dalam
rumah tangga Ibu Sanah dan berakhir dengan jalan perceraian.
85
Sanah Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 25 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
BAB IV
CARA ORANG TUA YANG BERCERAI DALAM MENDIDIK ANAK
DAN PENGRUH PERCERAIAN ORNG TUA TERHADAP
PERILAKU ANAK
A. Cara Orang Tua Yang Bercerai Dalam Mendidik Anaknya di Desa
Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjug Jabung Barat
Cara mendidik anak korban perceraian membutuhka perlakuan yang
khusus sehingga anak terhindar dari kesedihan yang mendalam. Dampak
perceraian terhadap anak sering kali hanya menimbulkan penyesalan dan korban.
Anak adalah korban yang paling memeiliki luka mendalam. Luka akibat
perceraian seringkali berampak menjadi trauma yag meghantui anak sejak
kanak-kanak hingga dewasa. berikut adalah cara agar anak tetap tumbuh dengan
baik meski kondisi orang tua bercerai.
Tabel 2.6 Nama-nama anak yang orang tuanya bercerai di Desa
Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat86
NO NAMA ANAK ORANG TUA YANG BERCERAI
UMUR KETERANGAN
1 Al Fikri 10 thn Ikut Ayah
2 Alika Ramadhani 12 thn Ikut Ibu
3 Muhammad Azka 14 thn Ikut Ibu
4 Siti 11 thn Ikut Ibu
5 Zafran 13 thn Ikut Ibu
6 Rizki 13 thn Ikut Ayah
7 Muhammad Arifin 11 thn Ikut Ayah
8 Naufal 11 thn Ikut Ayah
9 Muhammad Arif 10 thn Ikut Ibu
10 Haifa Aprilia 14 thn Ikut Ibu
11 Lia 08 thn Ikut ayah
12 Leha 09 thn Ikut Ayah
13 Wardina shafiyya 12 thn Ikut ibu
14 Dewi 13 thn Ikut Ayah
15 Dzakira 11 thn Ikut ibu
16 Fadhil 12 thn Ikut Ibu
86
Data Nama-nama Anak dari oag Tua yang Bererai di Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjug Jabung Barat.
Berdasrkan tebel diatas adalah nama-nama anak dari orang tua yang
bercerai di Desa Pembengis Keamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
1. Penjelasan Sesuai Dengan Pola Pikir Anak
Cara mendidik anak korban perceraian yakni dengan memberikan
pengertian melalui dengan kata-kata yang dapat diterima anak-anak. Orang tua
boleh saja terbuka kepada anak mengenai perceraian yang dialami kedua orang
tua. Orang tua juga harus menggunakan kata sederhana dan mudah dimengerti.
Biarkan anak memahaminya secara perlahan seiring dengan pertumbuhan anak.
Jangan sampai keputusan orang tua membuat anak terpaksa mendewasa, hal ini
tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Menjelaskan sesuatu yang
menjanggal dalam pikiran anak-anak itu harus dengan menggunakan bahasa
atau cara yang mudah dimengerti oleh anak, sebagai contoh yang dikatakan oleh
narasumber pada saat melakukan penelitian yaitu seperti yang dikatakan oleh Ibu
Ijah.
Ijah yang mengatakan bahwa:
“[S]aya ketika ada waktu kososng sama anak dan ketika ada waktu
bermain sama anak, ketika itu anak saya bertanya dimana ayahnya
kemudian saya menjawab dengan bahasa yang mungkin di mengerti
dengan keadaan anak tersebut, secara sepontan saya mengatakan kepada
anak saya bahwa ayahnya lagi sedang mencari uang untuk kehidupan
kami”. Dengan begitu anak saya tidak merasa bahwa kalau di rumah
tangga kami sedang lagi tidak baik.87
Dari kutipan wawancara di atas menggambarkan bahwa Ibu Ijah berusaha
untuk tidak secara langsung mengatakan bahwa dirinya dan suaminya sudah
resmi bercerai, tetapi disini sang Ibu menjelaskan sesuai dengan pola pikir anak,
bahwa sang Ayah sedang mencari Uang buat jajan anaknya.
Saat anak sudah mulai besar kemudian bertanya mengenai penyebab
perceraian suami istri, maka jelaskanlah dengan cara yang baik. Orang tua tidak
87
Orang Tua Dari MJ. Masyarakat Desa Pembengis Wawncara Dengan Penulis 08 April
2019 Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
boleh saling menjelekan atau menjatuhkan. Sampaikan dengan halus, jujur dan
mudah dijelaskan dengan logis. Jangan membuat mental anak terpuruk.
2. Meminta pertolongan kerabat untuk memberi dukungan pada
anak
Cara mendidik anak korban perceraian adalah dengan cara meminta
tolong kepada kerbat untuk membantu memberikan pengertian kepada anak.
Seperti yang dilakukan oleh Bapak Doni yang mengatakan bahwa dia dalam
mendidik anak korban perceraian ini tidak bisa sendirian disisi lain dia juga harus
bekerja dan harus merawat anak nya kemudian dengan menitipkan anak kepada
kerabat terdekatnya seperti neneknya, bibiknya, pamannya, dan lain sebagainya.
Hal tersebut sesuai dengan yang di katakannya yaitu.
“[J]ika sedang bekerja di luar rumah sebetulnya saya tidak bisa
sepenuhnya merawat dan mendidik anak saya, oleh karena itu setiap saya
bekerja saya serahkan kepada neneknya, biarkan neneknya yang menjaga
nya dan mendidiknya hingga saya pulang dari bekerja, dan terkadang saya
tidak bisa sepenuhnya mendidik anak, kadang berminggu-minggu saya
titipkan kepad neneknya.”88
Dari kutipan wawancara di atas menggambarkan bapak Doni sibuk
dengan pekerjaannya, dan untuk merawat anaknya dia menitipkan kepada orang
tua atau kerabat dekatnya agar memperhatikan dan menjaga anaknya.
3. Mengarahkan anak pada kegiatan positif
Cara mendidik anak korban perceraian adalah dengan kegiatan positif.
Orang tua harus tau apa yang menjadi kebutuhan anak. Kegiatan positif anak
akan membuat hari-hari penuh dengan kesibukan. Hal ini akan menghindari anak
dari sifat termenung. Biarkan anak memiliki rutinitas yang sidikit padat namun
tidak menjadi beban yang menyusahkan anak. Anak akan perlahan-lahan
melepaskan kesedihan dan kekecewaan yang mungkin akan dipendam. Kegiatan
akan dipindahkan dan ditangguhkn tindakan anak untuk mengurung di dalam
kamar tidur. Sesekali si sela-sela kesibukannya, anak diajak berlibur bersama
agar senang.
88
Bapak Doni Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis 10 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dalam mendidik anak korban percraian orangtua itu lumayan sulit akan
tetapi sebagai orang tua siapapun itu baik ayahnya atau ibunya mereka
mempunyai cara tersendiri untuk merawat dan mendidik anaknya dengan cara
mengajak atau mengarahkan anak kepada hal-hal yang positif. Seperti yang
dikatakan oleh ibu Nursanti yang mengatakan bahwa.
“[S]aya merasakan kesulitan dalam mendidik anak saya terkadang saya
juga sesekali menyerahkan kepada ayahya, akan tetapi saya selalu
mengarahkan anak saya kepada hal-hal yang bersifa positif, seperti
mengajak anak-anak liburan, terus belajar bersama dengan anak dan juga
bermain sambil belajar, sehingga denga demikian anak mampu
mengaktualkan dirinya.”89
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan adanya kesulitan dalam
mendidik anak, terkadang juga Ibu Nursanti sesekali menyerahkan anaknya
kepada mantan suaminya untuk sama-sama dalam mendidik anak mereka. Ibu
Nursanti selalu berusaha untuk memberi pendidikan dan pengarahan hal-hal yang
positif kepada anaknya, agar anaknya tidak merasakan kesedihan oleh perceraian
mereka.
4. Lakukan kebiasaan dengan normal
Proses perceraian membuat anak mengurangi rutinitas yang biasa. Waktu
bersama keluarga akan terasa berbeda. Orang tua berhasil menurunkan
keegoaannya demi perkembangan anak. Anak yang masih kecil dan belum
mengerti tentang perceraian yang dipahami seperti biasa. Jangan sampai
kehilangan salah satu gambar orang tuanya. Siapapun yang memiliki hak asuh
anak dalam perceraian tetap saling kerja sama dalam mengasu, hal tersebut
senada dengan apa yang dikatakan oleh yang mengatakan bahwa.
“[K]ami memang bercerai akan tetapi kami saling berbagi dalam
mendidik anak, saya tidak melarang jika anak saya di bawah oleh
ayahnya begitupun sebaliknya, saya selalu berusaha mengealkan dan
mendekatkan anak saya dengan ayahanya dan juga
sebaliknya”.90
Perceraiian tidak mengakibatkan anak melakukan hal-hal
89
Ibuk Nur santi Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 13 April
2019 Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 90
Nursanti Masyarakat Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis,13 April 2019
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
yang negatif dan tidak menjadikan anak menjadi tidak normal tergntung
dengan metode atau caarayang dilakukan oleh orang tua nya dalam
mendidiknya jika anak selalu diajarkan untuk melakukan kegiatan-
kegiatan yang normal niscaya anak akan menjadi baik-baik saja.91
Dari kitipan wawancara diatas menggambarkan walaupun mereka
bercerai tetapi mereka saling berbagi dalam mendidik anak dan tidak melarang
jika anaknya dibawa oleh mantan suaminya dan sebaliknyapun begitu, dalam hal
ini orang tua yang bercerai sangat memperdulikan masa depan dan pendidikan
anaknya.
B. Pengaruh Perceraian Orang Tua Terhadap Perilaku Anak di Desa
Pembengis Kecamatan Bram Itam Kab Tanjung Jabung Barat. Perceraian merupakan sesuatu yang dibenci Allah dan merupakan hal
dianggap tidak baik didalam kehidupan bermasyarkat. Banyak sekali pengaruh yang
terjadi pada diri anak yang terkena korban pereraian terutama yang terdapat didesa
pembengis kecamatan bram itam kabupaten tanjung jabung barat, banyak sekali
pengaruh yag terjadi pada anak terkadang ada pengaruh baiknya dan juga burukya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan responden (Orang tua yang bercerai),
perilaku anak akibat perceraian sebagai berikut:
Menurut keterangan Doni, bahwa “[A]anak saya sering melakukan hal
yang tidak baik terkadang sering berbohong dan suka menipu orang lain saya
pusing apa karena dia benci sama saya atau hal lainnya saya jugatidak mengerti
yang jelas dia suka berbohong.”92
“[A]nak saya dendam karena saya dianggap ingin menang sendiri dan
telah menyakiti ibunya.Perilaku anaknya menjadi sering bohong,
memutar-balikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutup
kesalahan.”
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa anaknya dendam
kepada orang tuanya yang beranggapan bahwa Bapak Doni telah menyakiti
perasaan Ibunya.
Menurut keterangan Saharuddin bahwa:
91
Sanah Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 13 April 2019, Kecamatan
Bram Itam Kaupaten Tanjung Jabung Barat. 92
Doni Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 10 April 2019, Kecamatn
Bram Itam Kabupaten Tajung Jabung Barat.
“[A]naknya yang sering membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa
sepengetahuan pihak sekolah. Anaknya keras kepala. Anaknya menjadi
mudah tersinggung. Anaknya sering meninggalkan rumah tanpa ijin
orangtua. Anaknya sering menentang keinginan orang tua”.93
Dari Kutipan wawancara diatas bahwa anaknya sering membolos sekolah
pergi meninggalkan sekolah tanpa tahu dari pihak sekolahnya, dan anaknyapun
sering keluar rumah tanpa seizinnya.
Menurut keterangan Sri Darwati bahwa:
“[A]naknya kadang keluyuran, pergi sendiri maupun berkelompok tanpa
tujuan. Anaknya sering melakukan perbuatan yang mudah menimbulkan
perbuatan negatif. Anaknya kadang membawa benda yang membahayakan
orang lain, sehingga mudah terangsang untuk mempergunakannya.
Misalnya pisau dan lain sebagainya”.94
Dari kutipan wawancar diatas menggambarkan bawahwa anaknya sering
keluyuran malam pergi bersama teman-temannya tanpa ada tujuan dan
anaknyapun sering membawa benda-benta tajam keluar malam bersama teman-
temannya.
Menurut keterangan Ima Wanti bahwa:
“[A]naknya banyak bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk,
sehingga mudah terjerat dalam perkara yang benar-benar kriminal”.95
Dari kutipan wawancara diatas bahwa anaknya sering bergaul dengan
temannya yang bisa membuat anaknya terpengaruh dalam perilaku buruk
Menurut keterangan Irsan bahwa:
“[A]nak saya baik baiak saja walaupun kami bercerai tetapi silaturahmi
tetap berjalan dengan baik, Alhamdulillah anak saya baik baik saja tidak
ada perilaku yang menyimpang.96
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa anaknya baik-baik
saja walaupun bapak Irsan bercerai tetapi silaturahmi tetap berjalan, hal ini
membuat perilaku anak baik-baik saja.
93
Saharuddin Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 15 April 2019, Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tajung Jabung Barat. 94
Ima Wanti Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 15 April 2019. Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Brat 95
Sari Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 16 April 2019, Kecamatan Bram
Itam Kabupatn Tanjung Jabung Barat. 96
Irsan Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 16 April 2019, Kecamatan Bram
Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Menurut keterangan Dewi Sutiana bahwa:
“[A]nak saya orangnya pendiam jarang bergaul dengan teman- temannya
sepengetahuan saya itulah perilaku yang terlihat”.97
Dari kutipan wawancara diatas bahwa anak Ibu Dewi pendiam jarang
bergaul dengan lingkungan dan teman-teman sekolahnya.
Menurut keterangan Mansur bahwa:
“[A]naknya dendam ke ayah karena ayah dianggap ingin menang sendiri
dan telah menyakiti ibunya. Perilaku anaknya menjadi sering bohong,
memutar-balikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang atau menutup
kesalahan”. 98
Dari wawancara diatas menggambarkan bahwa anaknya dendam kepada
orang tuanya yang beranggapan bahwa sang ayah egois ingin menang sendiri,
dalam hal ini anaknya sering berbohong dan terkadang memutar balikan
kenyataan dengan tujuan menipu.
Menurut keterangan Sanah bahwa:
“[A]naknya baik-baik saja dalam hal pendidikanpun baik tidak ada
perilakunya yang buruk kami walaupun bercerai tetapi pendidikan anak
tetap no 1. Klo perceraian itu lain lagi masalahnya” 99
Dari wawancara diatas menggambarkan anaknya baik-baik saja dalam hal
pendidikanpun baik tidak ada perilakunya yang buruk, pendidikan nomor satu
walaupun Ibu Sanah sudah bercerai.
Menurut keterangan Samad bahwa:
“[A]naknya baik cuman sering melamun orangnya, dengan teman-
temannyapun dia bergaul ”.100
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa anaknya sering
melamun dan dengan teman-temannya tidak ada masalah.
97
Dewi Sutina Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis 18 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 98
Mnsur Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 20 April 2019, Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 99
Sanah Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 21 April 2019, Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 100
Samad Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 22 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Menurut keterangan Ijul bahwa:
“[A]naknya banyak susah dinasehati sering kelunyuran entah kemana dia
mainnya kadang pulang nya subuh dia baru pulang”.101
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa anak susah untuk
dinasehati dan sering keluyuran malam-malam bersama teman-temannya.
Menurut keterangan Ipul bahwa:
“[A]naknya menjadi hobi pergi kewarnet bermain game terus pagi siang
malam diwarnet ”.102
Dari kitipan wawancara diatas bahwa anaknya sering kewarnet bermain
game online.
Menurut keterangan Tarwiyah bahwa:
“[A]naknya kurang pergaulan (kuper) karena sering diejek sama teman-
teman sebaya”.103
Dari kutipan wawancara diatas bahwa anaknya kurang pergaulan karen
orang tuanya bercerai dia sering diejek oleh teman-temannya, karena itu sang
anak sering berdiam dirumah daripada bermain diluar seperti anak-anak yang lain.
Menurut keterangan Sariah bahwa:
“[A]naknya penakut, tidak mau bersosialisasi di lingkungannya”.104
Dari kutipan wawancara diatas bahwa anaknya penakut tidak bisa
bersosialisasi di lingkungan sebab karena orang tuanya bercerai membuat anak
menjadi malu untuk bersosialisasi dengan lingkungannya.
Menurut keterangan Jumadi bahwa:
“[A]naknya pemarah, adanya didikan yang tidak membolehkan segala
sesuatu dilakukan sehingga sering emosi”.105
101
Ijul Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 23 April 2019, Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Brat. 102
Ipul Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 24 April 2019, Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 103
Tarwiyah Warga Desa Pembengis,Wawancara Dengan Penulis, 25 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 104
Sariah Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 25 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
Dari kutipan wawancara diatas bahwa anaknya tentramental mudah marah-
marah karena orang tuanya bercerai membuat anaknya berubah sikap.
Menurut keterangan Sugeng bahwa:
“[A]naknya tidak pernah tidur di rumah (kelayapan), tidurnya di rumah
teman-temannya”.106
Dari kutipan wawancara diatas bahwa anaknya sering keluar malam
dengan teman-temannya.
Menurut keterangan Munadar bahwa:
“[A]naknya jika punya keinginan tidak dipenuhi maka barang-barang yang
di rumah dipecahin (di rusak)”.107
Dari kutipan wawancra diatas bahwa anaknya mempunyai sifat buruk yang
mana apa bila keinginannya tidak dituruti maka anaknya melampiaskan
kekesalannya kepada barang-barang disekitarnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan anak dari orang tua yang bercerai,
dapat diketahui keadaan perilaku anak akibat perceraian sebagai berikut:
Menurut keterangan Nur Khamidah anak dari ibuk ijah dia mengatakan
bahwa Dia tidak akan mengakui ayahnya karena dari ibunya sendiri tidak mau
memberi pengertian atau keterangan tentang perihal ayahnya bahkan sering
menjelek-jelekan sang ayah sehingga dia beranggapan bahwa ayahnya lah yang
menyengsarakan ibu dan dirinya karena sudah tidak memberi nafkah atau sekedar
sekedar rasa kasih sayang kepada dirinya.
“[N]ur tidak mau mengakui bapak sebagai orang tuaku dia sudah membuat
ibuk sering menangis dia juga kasar terhadap ibuk. Tidak ada bapakpun
kami bisa untuk menafkahi diri kami senddiri”108
105
Jumadi Warga Desa Pembengis, Wwancara Dengan Penulis, 27 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 106
Sugeng Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 28 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 107
Munanar Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 29 April 2019,
Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. 108
Nur Khamidah, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 02 Mei 2019,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio.
Dari kutipan wawancara diatas bahwa Nur membenci ayahnya yang telah
membuat ibunya bersedih karena bercerai dengan ayahnya.
Dari keterangan Mahfus mengatakan bahwa Dia merasa nyaman bersama
temantemannya dengan bermain game di warnet daripada di rumah melihat
ayahnya yang sudah tidak peduli lagi dengan dirinya ditambah lagi dengan
kepergian saudaranya yang tidak diketahui di mana kini berada. Akibat dari
kehancuran rumah tangga orang tuanya. bagiku rumah adalah sebagai tempat
minta makan. Itupun kalau ada.
“[M]ahfus malas dirumah dak enak dirumah sepi bapak juga kerja aku
juga tidak diperhatikan ak senang disini banyak kawan-kawan balek
kerumah kalo mau makan aja itupun kalo ada makanan kalo tidak ada
makanan pergi kerumah nenek minta makan sama jajan”109
Dari kutipan wawancara diatas bahwa Mahfus tidak betah dirumahnya
sendiri karena orang tuanya sudah hidup masing-masing dia merasa sepi karena
Ayahnya sekarang sibuk dengan pekerjaan.
Menurut keterangan Fikri, Dia menjelaskan perihal tentang pekerjaan yang
selama ini ditekuninya akibat dari ketidakmampuan sang ibu, untuk memenuhi
kebutuhan hidup keluarga fikri bekerja sebagai bongkar muat kelapa guna
meringankan penderitaan ibunya yang semenjak dicerai sang ayah. Fikri
membanting tulang sendiri guna memenuhi kebutuhan keluarga.
“[F]ikri tidak masalah ikut bongkar muat kelapa untuk cari duit buat jajan
alhamdulillah cukup buat makan sama mak. Fikri mau jadi orang sukses
biak bisa bahagiakan mak”110
Dari kutipan wawancara diatas bahwa Fikri tidak masalah dalam
perceraian orang tuanya dia ikut bekerja bongkar muat kelapa untuk mencari uang
dan membahagiakan Ibunya.
Menurut keterangan Diky dia mengatakan bahwa karena tidak begitu
dipedulikan orang tuanya baik ibu maupun ayah yang sudah cerai dia
109
Mahfus, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 05 Mei 2019,
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio. 110
Fikri, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 06 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio.
beranggapan bahwa segala yang dijalani adalah yang terbaik bagi dirinya
walaupun orang bilang perbuatannya itu adalah larangan. Ketika ia bolos sekolah
ia beranggapan bahwa para guru tidak mungkin memanggil orang tuanya karena
orang tuanya tidak peduli dengan dirinya.
“[D]iky lebih nyaman tinggal dengan nenek sebab dirumah juga tidak ada
yang ngurus. Mak dengan ayah sibuk kerja. Dirumah nenek juga rame, ada
bibik ada adek bayi jadi ada kawan main.” 111
Dari kutipan wawancara diatas bahwa Diky lebih nyaman tinggal bersama
nenek nya karena orang tuanya juga jarang dirumah sebab sibuk bekerja.
Menurut Rima, ia menerangkan bahwa “Dirinya itu suka jajan tetapi dari
orang tuanya tidak pernah memberi uang jajan sehingga ia kadang melakukan hal-
hal yang mendorong ke arah pencurian untuk memiliki sesuatu yang diinginkan
oleh dirinya.”
“[R]ima kadang pengen jajan-jajan sama seperti punya kawan tapi mak
pelit ngasih duit. Untuk sekolah aja Cuma lima ribu kadang kalo mak dak
ada rima ngambil sendiri duit mak diam-diam.”
Dari kutipan diatas bahwa Rima merasa bahwa ibunya pelit untuk
mengasih uang jajan kepadanya, karena itu Rima mengakusering mengambil uang
Ibunya tanpa sepengatahuan oleh ibunya.
Menurut keterangan Ummul bahwa teman adalah teman tambatan hati,
tempat pelipur lara dari ketidak harmonisan orang tuanya sehingga menurut dia
kemanapun teman mengajak pergi baik itu dekat maupun jauh bahkan sampai
tidak pulang pun dia beranggapan tidak masalah karena orang tuanya tidak bisa
memberikan kedamaian di hatinya.
“[U]mul kalo dirumah jarang lebih sering main tidur dirumah kawan, klo
uang jajan umul dikasihla sama bapak buat jajan sama sekolah. Kadang
umul tidur dirumah nenek kadang-kadang juga tidur rumah mak.”
Dari kutipan wawancara diatas bahwa Umul tidak ada masalah dengan
perceraian kedua orang tuanya aktiitas yang dilakukan Umul seperti pada anak-
anak normal
111
Diky, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 06 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio.
Menurut keterangan Hadi bahwa semenjak tidak diperhatikan lagi sama
orang tuanya yang bercerai itu dia kesehariannya cuma main dan main makan
dirumah bibik dan sering ikut teman mancing di tepi dermaga.
“[A]di sering la dirumah main dengan kawan-kawan kadang mancing
sore-sore dengan kawan didermaga. Kalo makan sering di rumah bibik”
Dari kutipan diatas bahwa Adi melaukan aktivitas sperti anak-anak yang
lain bermain dengan teman-teman tidak ada masalah dengan perceraian kedua
orang tuanya.
Menurut keterangan Miftah bahwa dia malas keluar rumah karena sering
diejek sama teman temannya mengenai keluarganya yang berantakan sehingga ia
merasa disudutkan dari problema yang terjadi di keluarganya.
“[M]ita jarang keluar mita dirmah la, balek sekolah mita dak kemana-mna
lagi paling kawan dekat mita yang main kerumah ngerjakan tugas sekolah.
Ibu setiap hari kasih la terus uang jajan ke mita” 112
Dari kutipan wawancara diatas bahwa perceraian orang tuanya membuat
dia malu dan malas untuk keluar rumah seperti teman-teman yang lain.
Menurut keterangan Bayu bahwa dirinya senang bermain game Online
dengan teman-temnnya setelah pulang sekolah ganti baju terus main dengan
teman-teman.
“[B]ayu setiap hari dikasih terus uang jajan pulang sekolah bayu dirumah
main dengan kawan-kawan main hp game online”113
Menurut keterangan Zainal, bahwa orang yang selama ini dicintainya atau
diidolakan, sosok orang tua yang baik, bapaknya maupun ibunya di mata dia
ternyata sekarang bercerai dan tidak ada lagi yang mempedulikan dirinya
sehingga ia ingin pergi jauh dan sering keluar malam yang dianggap dapat
menentramkan hatinya.
“[S]edih lihat ayah pisah dengan ibuk semenjak orang tua pisah jarang lagi
dirumah kalo dirumah bawaannya sedih.”114
112
Mita, Warg Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 08 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio. 113
Bayu, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 09 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio. 114
Zainal, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 10 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio.
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa Zainal sangat sedih
karena orang tuanya bercerai dan kasih sayang orang tuanya berkurang karena
sibuk dengan urusan masing-masing.
Menurut keterangan Khoiri bahwa dia sering ikut pengajian karena sering
diajak paman karena sebelumnya sering melamun semenjak orang tua bercerai.
“[S]edih lihat orang tua bercerai tetapi sekarang sudah idak sedih lagi
karena kalo malam ikut pengajian belajar kitab di majelis ta’lim”115
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan Khoiri sering diajak
pamannya ke pengajian untuk belajar dan juga bertujuan membuat Khoiri tidak
memikirkan masalah yang terjadi didalam keluarganya.
Menurut keterangan Saminah bahwa dia merasa malu ikut kedua orang
tuanya baik ayah maupun ibu yang sekarang hidup sendiri-sendiri akibat bercerai.
Oleh sebab itu ia berpendapat lebih baik ikut eyangnya karena lebih bisa
mengayomi daripada ikut ayah ataupun ibu.
“[M]inah malu sama teman-teman kadang tu bisa baper sendiri dengar
teman-teman ngobrol sama teman lainnya. Malu minah karena orang tua
sekrang hidup masing-masing. Minah setiap hari dikasih kok uang jajan.
Kalo tidur dirumah minah la males kerumah yang lain malu aja gutu.”116
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa Minah mempunyai
sifat pemalu, dia malu dengan teman-temanny karena orang tuanya bercerai, dan
terkadang dia merasa bahwa teman-temannya membicarakannya dari belakang.
Menurut keterangan zahra bahwa kadang dia ikut-ikutan teman yang
sering naik mobil gerobak tanpa membayar ongkos karena dia beranggapan bisa
mengirit uang yang diberi oleh ibunya.
“[A]sik sih untuk menghibur diri naik-naik mobil gerobak kalo pulang
sekolah, karenakan Bus sekolahnya cuman pagi kalo siang batas jamnya
jam 1.30 sedangkan kami pulang sekolah jam 02. Semenjak orang tua
bercerai kalo pergi sekolah naik bus sekolah biasa diantar skrng sudah idak
lagi.”117
115
Khoiri, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 12 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Brat, Rekam Audio. 116
Minah, Warga Desa Pembengis, Wawancra Dengan Penulis, 13 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio. 117
Zahra, Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 15 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio.
Dari kutipan wawancara diatas menggambarkan bahwa Zahra menghibur
dirinya dari kesehariannya pergi sekolah yang mana dia sering menumpang mobil
gerobak untuk sampai ke rumah maupun kesekolahnya.
Menurut keterangan Bapak Muhmmad Tahir, bahwa bagi anak-anak,
perceraian merupakan kehancuran keluarga yang akan mengacaukan kehidupan
mereka. Paling tidak perceraian tersebut menyebabkan munculnya rasa cemas
terhadap kehidupannya di masa kini dan di masa depan. Anakanak yang ayah-
ibunya bercerai sangat menderita, dan mungkin lebih menderita daripada
orangtuanya sendiri.118
Menurut keterangan Bapak Efendy, dalam suatu perceraian, orangtua
mencurahkan seluruh waktu dan uangnya untuk saling bertikai mengenai harta,
tunjangan uang yang akan diberikan suami setelah bercerai, hak pemeliharaan
anak dan hak-hak lain. Sementara itu, mereka hanya mencurahkan sedikit waktu
atau usaha untuk mengurangi akibat emosional yang menimpa anak anaknya.
Umumnya anak-anak yang orangtuanya bercerai dilanda perasaan-perasaan
kehilangan (hilangnya satu anggota keluarga: ayah atau ibunya), gagal, kurang
percaya diri, kecewa, marah, dan benci yang amat sangat. Anak-anak yang
orangtuanya bercerai menampakkan beberapa gejala fisik dan stres akibat
perceraian tersebut seperti insomnia (sulit tidur), kehilangan nafsu makan, dan
beberapa penyakit kulit. Hasil penelitian menunjukkan, setelah kira-kira dua tahun
mengalami masa sulit dengan perceraian orangtuanya, sampailah anak-anak
tersebut ke masa keseimbangan. Di masa itu, kesusahan dan penderitaan akut
yang merek alami sejak terjadinya perceraian mulai berkurang. Anak-anak telah
belajar menyesuaikan diri dan melanjutkan kehidupan mereka. Namun perceraian
orangtua tetap menorehkan luka batin yang menyakitkan bagi mereka.119
Menurut Bapak Sidiq bahwa anak yang orang tuanya bercerai, pada saat
dewasa, menjadi takut untuk menikah. Dia khawatir perkawinannya nanti akan
mengalami nasib yang sama seperti orangtuanya. Kasus yang lain, anak yang
118
Muhammad Tahir, Kades Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 20 Mei 2019
Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio. 119
Efendy, Kadus Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 20 Mei 2019,
Kabupaten Tanjug Jabung Barat, Rekam Audio.
orangtuanya bercerai, pada saat dewasa jadi membenci laki-laki atau perempuan
karena menganggapnya sama dengan ayah atau ibunya yang telah menghancurkan
keluarga.120
120
Sidiq Warga Desa Pembengis, Wawancara Dengan Penulis, 22 Mei 2019, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Rekam Audio.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Adapun Faktor Penyebab Perceraian di Desa Pembengis Kecamatan Bram
Itam Kbupaten Tanjung Jabung Barat Antara Lain Adalah Sebagai Berikut:
Ketidakharmonisan Dalam Rumah Tangga, krisis moral dan akhlak,
perzinahan, pernikahan tanpa cinta dan pembekalan diri, kebosanan,
perselisihan, perselingkuhan, masalah ekonomi, masalah campur tangan orang
tua, dan masalah kekerasan dalam rumah tangga.
2. Mendidik anak korban perceraian orang tua itu tidaklah mudah, namun ada
beberapa cara yang dilakukan oleh orang tua dari anak korban perceraian di
desa pembengis kecamatan bram itam kabupaten tanjung jabung barat,
diantaranya adalah : memebrikan penjelasalan sesuatu kepada anak sesuai
dengan pola pikir anak, meminta pertolongan kepada keluarga untuk ikut
menjaga dan mendidik anak, mengarahkan anak kepada kegiatan yang bersifat
positif, dan melakukan kebiasaan bersama anak dengan normal seperti mana
biasanya orang tua yang tidak berpisah,
3. Pengaruh perceraian orang tua terhadap perilaku anak di desa pembengis
kecamatan bram itam kabupaten tanjung jabung barat pada Umumnya anak-
anak yang orangtuanya bercerai dilanda perasaan-perasaan kehilangan
(hilangnya satu anggota keluarga: ayah atau ibunya), gagal, kurang percaya
diri, kecewa, marah, dan benci yang amat sangat. Anak-anak yang
orangtuanya bercerai menampakkan beberapa gejala fisik dan stres akibat
perceraian tersebut seperti insomnia (sulit tidur), kehilangan nafsu makan, dan
beberapa penyakit kulit. Hasil penelitian menunjukkan, setelah kira-kira dua
tahun mengalami masa sulit dengan perceraian orangtuanya, sampailah anak-
anak tersebut ke masa keseimbangan. Di masa itu, kesusahan dan penderitaan
akut yang merek alami sejak terjadinya perceraian mulai berkurang. Anak-
anak telah belajar menyesuaikan diri dan melanjutkan kehidupan mereka.
Namun perceraian orangtua tetap menorehkan luka batin yang menyakitkan
bagi mereka.
A. Saran
Berdasarkan penelitian tersebut maka peneliti mencoba untuk memberikan
saran atau rekomendasi sebagai berikut:
1. Bagi pembaca, agar selalu mempelajari dan banyak membaca literatur yang
berkaitan dengan masalah-masalah keluarga dan memahami lebih mendalam
makna dari kehidupan berkeluarga dan perilaku akibat perceraian orang tua.
2. Kepada kepala desa diharapkan lebih memaksimalkan dan mengembangkan
atau memberikan pendampingan terhdap masyarakatnya dan memberikan
pengertian kepada masyarakat agar perceraian di desa tersebut bisa di kurangi
sehingga perilaku anak tidak menjadi kacau.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan judul yang sama
disarankan untuk mempertimbangkan ketersediaanya referensi, baik dalam
buku, artikel, modul, maupun yang lainnya. Hal ini perlu karena referensi
mengenai pengaruh perceraian orang tua terhadap anak dirasa masih kurang
sehingga tidak terkesan penggulangan terhadap peneliti sebelumnya.
4. Bagi keluarga yangbersangkutan agar lebih diperhatiakan dan ditingkatkan
lagi dalam membina dan mendidik anak.
B. Kata Penutup
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta taufiq dan hidayahnya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tugas skripsi ini dengan baik dan lancar.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan
dan kesalahan dalam penyusunannya sehingga masih belum sempurna.Dengan
menyadari keterbatasan tersebut, maka penulis mengharapkan adanya kritik dan
saran yang membangun, guna penulis jadikan bekal untuk perbaikan skripsi dan
peningkatan pada pelaksanaan tugas lainnya.
Penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
baik bagi penulis pribadi maupun bagi para pembaca umumnya.Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Anonim, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,(Jakarta : Departemen Agama RI, 2006)
Djamal Latief, Aneka Hukum perceraian Di Indonesia,(Jakarta: Ghalia
Indonesia.1982.
Tihami dan Sohari, Fikih Munakahat, (Jakarta : Raja Grofindo Persada, 2014). 6
Soebekti, Pokok-pokok Hukum Perdata (Cet XX1: PT Inter Massa1987), hal. 247
Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling Perkawinan , (Yogyakarta: CV Andi
Offset, 2017).
Tim penterjemah dan penafsir Al- Qur’an,Al-Qur’an dan terjemahnya (
Jakarta: Departemen Agama RI, 2002)
S. A. Hakim.Hukum Perkawinan, (Bandung Elemen, 1974)
Sri Esti Wuryani Djwandono, Psikologi Pendidikan ( Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, 1989 )
Musthafa Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i Penjelasan Kitab
Matan Abu Syuja’ Dengan Dalil Al-Quran Dan Hadis, (Jakarta Selatan:
Noura, PT.Mizan Publika, 2017)
Musthafa Muhammad Asy-Syak’ah, Konflik Antara Mazhab dalam
Islam,(Bandung: Dar Al-mishriyyah-Al-lubnaniyyah,2003)
Syaikh Hasan Ayyub, di terjemahkan M. Abdul Ghoffar, Fikih keluarga
(Jakarta: Pustaka al Kautsar, 2001)
Zainuddin Ali, Hukum Islam di Indonesia(jakarta: Sinar Grafika,2006)
Drs. M. Thahir maloko, Perceraian dan hukum dalam kehidupan ( alauddin
University press,2014 )
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Butsainah as-Syyid al- Iraq, Minyingkap Tabir Perceraian,(Jakarta: Pustaka Al-
sofwa 2005)
Ihromi, T.O, Bunga Rampai Sosiologi Keluarga (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia Anggota Ikapi,1999)
M. Nisfiannoor dan Eka Yulianti, “Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja
Yang Berasal Dari Keluarga Bercerai Dengan Keluarga Utuh”, Jurnal
Psikologi, Vol. 3, No. I. Januari 2005
Moh Rifa’i,Ilmu Fiqih Lengkap, (Semarang: Karya Thoha Putra,1978),453
Anonim, Al-Qur’an Dan Terjemahnya,756.
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya,2003)
hlm 26.
David G Myers, Psikologi Sosial (Jakarta: Salemba Humanika,2012), hlm180.
Sudarsono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: Reneka Cipta,2008), hlm 120.
Djali, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara, 2013)
Abu ahmadi dan Widodo Suariyono,Psikologi Belajar,(Jakarta:Rinneka Cipta,
2008)
Herri Zan Pieter, Pengantar Psikologi dalam Keperawatan, (Jakarta: Kencana,
2010)
Abdulsyanni, Sosiologi Skematika Teori Dan Terapan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2002)
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012)
Paul B. Horton dan Chester L. Hunt,Sosiologi, (Jakarta: Erlangga), 1992
IA Lindawati, Perilaku Sosial, Diakses melalui alamat ethosos.uin.malang.ac.id,
pada tanggal 12 Januari 2019, jam 11.20
M.Yusuf, “Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Anak”,Junal Al-
Bayan/Vol.20,No.29,Januari-Juni 2014.
Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta:PT Raja
Grafindo Persada, 2011)
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:Alfabeta,
2009)
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Wali Pers,2012)
Abdurahmat Fathoni, Metodologi Penelitian & Teknik Penyususnan Skripsi,
(Jakarta: Renika Cipta, 2011)
Anas Sudijono, Teknik Evaluasi Pendidikan Suatu Pengantar, ( Yogyakarta: UD.
Rama, 1986)
Abdurahman Fathoni, Mtetodologi Penelitian & Teknik Peyusunan Skripsi, 104.
Alfabeta, 2013)
Lexi J Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
1. Panduan Observasi
No Jenis Data Objek Observasi
1 Letak Geografis Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Keadaan Letak Geografis
2 Keadaan Budaya Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung jabung Barat
- Kehidupan Sehari-hari Masyarakat
Desa Pembengis Kecamatan Bram
Itam Kabupten Tanjung Jabung
Barat.
3 Keadaan Mata
Pencaharian Desa
Pembengis Keamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Pekerjaan Masyarakat Desa
Pembengis Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat
4 Jumlah dan Orang Tua
yang Bercerai dan
Pengaruh terhadap
Perilaku Anak Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Orang Tua yang Bercerai di Desa
Pembengis Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
5 Keadaan Masyarakat
Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam
Kabupten Tanjung
Jabung Barat.
- Kehidupan Sehari-hari Masyarakat
Desa Pembngis Kecamatan Bram
Itam Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
6 Keadaan Anak-anak
Korban Perceraian Orang
tua
- Keadaan Anak dikehidupan sehari-
hari
2. Panduan Dokumentasi
No Jenis Data Data Dokumentasi
1 Historis dan Geografis
Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
- Data Dokementasi Tentang
Historis dan Geografis
2 Struktur Organisasi
Pemerintah Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
- Data Dokumentasi Tentang
Struktur Organisasi
3 Keadan Penduuk Desa
Pembengis Kecamatan - Data Dokumentasi Tentang
Keadaan Penduduk
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
4 Keadaan Pendidikan
Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
- Data Dokumentasi Tentang
Keadaan Pendidikan
5 Keadaan Sosial dan
Budaya Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung
Jabung Barat
- Data Dokumentasi Tentang
Keadaan Sosial dan Budaya
-Dokumentasi Desa
- Dokumen Desa
Pembengis
Kecamatan Bram
Itam Kabupaten
Tanjung Jabung
Barat.
6 Keadaan Mata
Pencaharian Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Observasi
- Wawancara
- Dokumentasi
- Setting
- Kepala
Desa/Pengurus
Desa
- Dokumen Desa
Pembengis
Kecamatan Bram
Itam Kabupaten
Tanjung Jabung
Barat.
7 -Penyebab Perecraian
-Pengaruh Perceraian
Terhadap Perilaku Anak
- Wawancara
- Observasi
- Wawancara
Deangan Tokoh
Masyarakat/Agama
- Wawancara Dengan
Keluarga
- Wawancara Dengan
Orang Tua Bercerai
-Wawancara Dengan
Anak Korban
Perceraian Orang
Tua
3. Butir-Butir Wawancara
No Jenis Data Sumber Data & Substansi
Wawancara
1 Historis dan Geografis Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
- Kepala Desa/ Pengurus Desa
- Bisa Dijelasakan Bagaimana
Sejarah Adanya Desa
Pembengis Kecamatan Bram
Itam Kabupaten Tanjung
Jabung Barat ?
- Bagaimana Perkembangannya
Hingga Saat ini ?
- Bgaimana Letak Geografis
Desa Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten Tanjung
Jabung Barat ?
2 Keadaan Penduduk Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
- Kepala Desa/ Pengurus Desa
- Bagaimana Kondisi Masyarakat
disini?
- Berapa Jumlah Penduduk
3 Keadan Pendidikan Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat
- Kepala Desa/ Pengurus Desa
- Masyarakat Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
- Bagaimana Keadaan
Pendidikan
- Apa Hambatan Dalam
Pendidikan
- Apa Yang Perlu diperbaiki.
4 Keadaan Sosial dan Budaya
Desa Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Kepala Desa/Pengurus Desa
- Bagaimana Bentuk Keagamaan
- Kebudayaan yang dianut
5 Keadaan Mata Pencaharian
Desa Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Kepala Desa/Pengurus Desa
- Apa saja mata pencaharian
masyarakat.
6 Keadaan Masyarakat Desa
Pembengis Kecamatan
Bram Itam Kabupaten
Tanjung Jabung Barat.
- Masyarakat Desa Pembengis
Kecamatan Bram Itam
Kabupaten Tanjung Jabung
Barat.
- Menurut Bapak/Ibu apa
pengaruh dari perceraian orang
tua terhadap perilaku anak
-
7 Penyebab Terjadinya
Perceraian Orang Tua - Orang Tua yang Bercerai
- Apa yang Meyebabkan
Bapak/Ibu memutuskan untuk
bercerai ?
- Bagaimna Bapak/Ibu dalam
mendidik Anak setalah
perceraian ?
- Bagaimana Perilaku Anak
setelah Bapak/Ibuk bercerai ?
8 - Respon Anak Korban
Perceraian orang tua dan
keluarga terhadap
perceraian
- Pengaruh Perceraian
Orang Tua
- Anak
- Keluarga
- Apa yang adik rasakan melihat
oarang tua adik bercerai
- Bagaimana sekolah adik ?
- Bagaimana dengan perteman
adik ?
-
CURRIULUM VITE
A. Informasi Diri
Nama : Muhajir Ahmad
Tempat,Tanggal Lahir : Kuala Tungkal, 12-10-1995
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Rt.10 Desa Simpang Sungai Duren
B. Riwayat Pendidikan
S1 UIN Sts Jambi : 2015-2019
MAN 1 Kuala Tungkal : 2013-2015
MTS Desa Pembengis : 2009-2012
SD 36/ Desa Pembengis : 2003-2009
C. Karya Tulis : Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap
Perilaku Anak (di Desa Pembengis Kecamatan Bram Itam Kabupten
Tanjung Jabung Barat.
top related