program studi pendidikan ekonomi jurusan … filebelajar mata pelajaran ips ekonomi siswa kelas vii...
Post on 23-Mar-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B
SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ekonomi
Oleh :
MARIA DWI RETNO SARI 041324008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2008
ii
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 Mei 2008
Penulis
Maria Dwi Retno Sari
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Maria Dwi Retno Sari Nomor Mahasiswa : 041324008
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisons (STAD) dalam Meningkatkan Partisipasi, Motivasi, dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Ekonomi Siswa Kelas VII B SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008 (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas) Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 22 Mei 2008 Yang Menyatakan (Maria Dwi Retno Sari)
vi
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
o Jangan selalu melihat ke atas namun lihatlah ke bawah maka kamu akan
bersyukur atas semua karunia yang telah kamu nikmati (Nasehat Ibu diwaktu
ku kecil).
o Jangan pernah mengikuti arus selama masih bisa menciptakan arusmu sendiri.
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Y Embahku di surga
Y Bapak dan Ibu tersayang
Y Mas Budi dan De’Asih
Y Arjuna ku tercinta
vii
ABSTRAK
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B
SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008
(Sebuah Penelitian Tindakan Kelas)
MARIA DWI RETNO SARI O41324008
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada peningkatan
partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di dalam kelas. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta pada bulan Februari-Maret 2008. Subjek dalam penelitian ini adalah guru IPS Ekonomi sedangkan objek penelitian yaitu partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Masing-masing variable diukur dengan menggunakan instrument yang berbeda. Partisipasi diukur menggunakan observasi, motivasi menggunakan kuesioner, dan prestasi menggunakan nilai ulangan. Target keberhasilan partisipasi yaitu 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) berpartisipasi dalam pembelajaran di kelas. Target keberhasilan motivasi yaitu 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) memiliki tingkat motivasi sangat tinggi. Target keberhasilan prestasi yaitu 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) mengalami ketuntasan belajar.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1) metode pembela jaran kooperatif tipe STAD meningkatkan partisipasi siswa: sebelum implementasi hanya 12 siswa saja yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, setelah implementasi semua siswa (24 siswa) turut berpartisipasi di dalam pembelajaran; 2) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan motivasi siswa, sebelum implementasi hanya 1 siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sedangkan sesudah implementasi tindakan menjadi 17 siswa; dan 3) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD meningkatkan prestasi belajar siswa, sebelum implementasi siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 siswa sedangkan sesudah implementasi tindakan siswa yang tuntas belajar menjadi 18 siswa.
viii
ABSTRACT
THE USAGE OF COOPERATIVE LEARNING METHOD, TYPE OF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD), IN ORDER TO INCREASE PARTICIPATION, MOTIVATION AND
LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS A Case Study of the Seven Grade Students of
Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School Yogyakarta in 2007/2008 School Year
Maria Dwi Retno Sari
041324008
Sanata Dharma University Yogyakarta
2008
The purpose of this research is to analyze whether there is an improvement of student’s participation, motivation and learning achievement by using cooperative learning method STAD type. This research is a class action research, a research of the action which is done in order to improve the quality of learning practice in the economics class. This research was done in Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Junior High School Yogyakarta in February and March 2008. The subjects of this research are the teachers of Economics, whereas the objects of this research are learning participation, motivation and learning achievement which apply cooperative learning method STAD type. Each variable is measured by using different instruments. Participation is measured by using observation; motivation is measured by using questionnaire, and achievement is measured by using examination’s mark. The target of the participation’s success is 60% from 24 students. The whole of the students participated in class learning activities. The target of the motivation’s success is 60% which indicates that the students out of 24 students have very high learning motivations. The target of the achievement’s success is 60% which indicates that the students out of 24 students get the learning success. The results of this research show that: 1) cooperative learning method STAD type improves student’s participation; before the implementations there were only 12 students participating in the learning process, after the implementations all of the students (24 students) participated in the learning process; 2) cooperative learning method STAD type improves the student’s motivation, before the implementation there was only one student who had a very high motivation index and after the implementation became 17 students; and 3) cooperative learning method STAD type improves the students’ learning achievement, before the implementation the students who got learning success were 7 students but after the implementation the students who got learning success became 18 students.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di surga atas segala
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini membutuhkan bantuan dari
banyak pihak sehingga dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih
kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
4. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I. Terima kasih
atas kesempatan konsultasi yang berlimpah.
5. Drs. P. A. Rubiyanto, selaku Dosen Pembimbing II. Terima kasih atas bantuan
Bapak serta nasehat-nasehatnya selama ini.
6. Yohanes Maria Vianney Mudayen, S.Pd., Terima kasih untuk kritik, saran
serta koreksinya.
7. Indra Darmawan, S.E., M.Si., yang telah memberikan CD STAD dan model-
model pembelajaran yang efektif kepada penulis.
8. Mbak Titin selaku staf sekretariat Prodi PE yang telah banyak membantu,
memberikan informasi bagi penulis serta mendoakan agar penulis dapat lulus.
x
9. Ki Drs. Tri Widiyanto selaku Kepala Sekolah SMP Taman Dewasa Ibu
Pawiyatan yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan
penelitian di SMP TD-IP.
10. Nyi Dra. Sri Rahayu selaku guru pamong IPS Ekonomi SMP TD-IP. Terima
kasih atas kerjasama yang baik selama ini.
11. Ki Trisno S., selaku Wakil Kepala Sekolah Bagian Kurikulum atas bantuan
dan informasi yang diberikan kepada penulis.
12. Siswa-siswi VII B SMP TD-IP, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang
baik sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.
13. Embahku tersayang yang telah mengasuh dan mendidikku sejak kecil.
14. Bapak dan Ibu atas kasih sayang, cinta, perhatian dan untaian doa yang tidak
pernah berhenti. Kasih dan doa Bapak Ibu adalah sumber kekuatanku untuk
melangkah.
15. Mas Budi dan De’Asih atas doa dan dukungannya selama ini.
16. Mas Juna tercinta yang selalu menemani saat suka dan duka. Terima kasih
untuk hari-hari yang kita lalui bersama. I love you babe…. ?
17. Pakde dan Bude Titik Riptadi, Sr. Maria Krista, FSGM, Rm. FX.
Dhartawardaya, SCJ serta Bude Ani atas nasehat, dukungan, dan doanya.
18. Bapak dan Ibu di Nyarumkop Kalimantan Barat atas doa-doanya.
19. Asteria Tri Hatminingsih dan Guntur Bayu Jati Kusumo atas persahabatan dan
persaudaraan yang tulus. Terima kasih telah mengganggapku sebagai saudara.
Sampai kapan pun, tidak akan ada yang pernah bisa menggantikan kalian di
hatiku. Terima kasih untuk semuanya……
xi
20. Rosalia Candra Kristiyani dan Caesilia Puji Astuti atas persahabatannya
selama ini. Terima kasih karena kalian telah mewarnai hari-hariku sehingga
menjadi lebih berwarna.
21. Om Erisius Erimayanto yang telah menemaniku mengurus ijin penelitian,
meminjami ku laptop untuk presentasi dan mem-back up powerpoint ku.
Makasih banget ya Om…
22. Mbak Utik dan Mas Naryo yang memberiku semangat serta membuat ku
selalu tertawa saat aku penat mengerjakan skripsi.
23. Keluarga Pakde Prono di Nanggulan, terima kasih atas bantuan dan doanya.
Terima kasih karena sudah mengganggap ku sebagai bagian dari keluarga.
24. Teman-teman Pendidikan Ekonomi 04 atas persahabatan yang terjalin selama
ini. Ayo, siapa nyusul lulus?
25. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan dalam penyusunan skripsi yang akan datang. Akhir kata,
semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………... ii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….. iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………….. iv
PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA …………………………………….. v
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………….. vi
ABSTRAK ……………………………………………………………………vii
ABSTRACT ……………………………………………………………………viii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… xii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………. xv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………….. xvii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………1
B. Batasan Masalah ……………………………………………………5
C. Rumusan Masalah …………………………………………………..5
D. Tujuan Penelitian …………………………………………………...6
E. Manfaat Penelitian ………………………………………………….6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………….8
A. Paradigma Baru Pembelajaran di Sekolah ………………………….8
B. Metode Pembelajaran Kooperatif ………………………………….10
xiii
C. Partisipasi ………………………………………………………….20
D. Motivasi ……………………………………………………………22
E. Prestasi ……………………………………………………………..29
F. Penelitian Terdahulu ……………………………………………….30
G. Kerangka Pemikiran ……………………………………………….31
H. Hipotesis Penelitian ………………………………………………..33
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………………. 34
A. Jenis Penelitian …………………………………………………… 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ……………………………………....34
C. Subjek dan Objek Penelitian ………………………………………35
D. Variabel Penelitian ………………………………………………...35
E. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………...35
F. Teknik Analisis Data ……………………………………………. 36
G. Siklus Penelitian Tindakan Kelas …………………………………44
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH ………………………………… 46
A. Visi dan Misi Sekolah …………………………………………… 46
B. Lingkungan Fisik Sekolah ………………………………………. 47
C. Kurikulum Sekolah ……………………………………………… 48
D. Jumlah Siswa TA.2007/2008 ……………………………………. 53
E. Organisasi Sekolah ………………………………………………. 54
F. Sistem Pendidikan Sekolah ……………………………………… 55
xiv
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………….. 57
A. Siklus Pertama …………………………………………………... 57
1. Perencanaan …………………………………………………. 57
2. Tindakan …………………………………………………….. 68
3. Pengamatan ………………………………………………….. 73
4. Refleksi ……………………………………………………… 85
B. Siklus Kedua …………………………………………………….. 87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………….. 88
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 88
B. Saran Bagi Guru Pamong ………………………………………... 89
C. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya ………………………………. 90
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Pembagian Kelompok ……………………………………………. 20
Tabel III.1 Indikator Keberhasilan Prestasi ………………………………….. 36
Tabel III.2 Indikator Motivasi Belajar ……………………………………….. 38
Tabel III.3 Kriteria Motivasi Belajar ………………………………………… 40
Tabel III.4 Kisi-Kisi Kuesioner ……………………………………………… 40
Tabel III.5 Contoh Panduan Skor Perkembangan …………………………… 42
Tabel III.6 Contoh Penilaian Model STAD …………………………………. 42
Tabel III.7 Contoh Lembar Nilai Kelompok ………………………………… 43
Tabel III.8 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ……………………………….. 44
Tabel IV.1 Struktur Kurikulum SMP TD-IP ………………………………… 49
Tabel IV.2 Jumlah Siswa TA. 2007/2008 …………………………………… 53
Tabel V.1 Hasil Observasi Partisipasi Based Line ………………. ……….... 59
Tabel V.2 Hasil Kuesioner Belajar Based Line …………………………….. 63
Tabel V.3 Nilai Ulangan Based Line ……………………………………….. 64
Tabel V.4 Daftar Pembagian Kelompok ……………………………………. 66
Tabel V.5 Penilaian Model STAD ………………………………………….. 67
Tabel V.6 Lembar Nilai Kelompok …………………………………………. 68
Tabel V.7 Hasil Partisipasi Pada Saat Implementasi Tindakan ……………... 73
Tabel V.8 Rekap Hasil Partisipasi …………………………………………… 78
Tabel V.9 Hasil Kuesioner Sesudah Implementasi Tindakan ……………….. 81
Tabel V.10 Rekap Hasil Kuesioner ………………………………………… . 81
xvi
Tabel V.11 Hasil Tes Siswa Sesudah Implementasi Tindakan …………….. 82
Tabel V.12 Rekap Hasil Tes Siswa ………………………………………… 83
Tabel V.13 Rekap Hasil Ketercapaian Variabel Penelitian ………………... 84
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner
2. Lembar Observasi
3. Pedoman Wawancara
4. Skor Motivasi
5. Rencana Pelaksanaan Pengajaran
6. Handout
7. Lembar Penilaian Model STAD
8. Surat Ijin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia adalah negara yang sedang berada dalam taraf membangun
sehingga membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu
cara untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas yaitu melalui dunia
pendidikan. Dunia pendidikan memainkan peranan yang sangat penting
karena pendidikan mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang semakin
berperan secara mantap di dalam kehidupan.
Oleh karena itu, tugas seorang guru tidaklah mudah. Seorang guru
harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menc iptakan kondisi
belajar mengajar yang dapat menghantarkan peserta didik sampai ke tujuan.
Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan potensi peserta didik
sehingga menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa guru dan
siswa kerap kali menemukan berbagai kesulitan yang menghambat
berlangsungnya proses pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru pamong IPS Ekonomi kelas VII B dapat diketahui bahwa kesulitan
belajar yang terjadi di dalam kelas tersebut bersumber pada dua hal yaitu:
2
1. Kondisi siswa
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pamong diketahui
bahwa tingkat partisipasi siswa, motivasi siswa, dan prestasi belajar
siswa kelas VII B pada mata pelajaran IPS Ekonomi cukup rendah.
Menurut guru pamong, tingkat partisipasi siswa yang rendah ditandai
dengan: (1) siswa tidak ada yang mengerjakan tugas, baik tugas yang
diberikan untuk dikerjakan di kelas maupun tugas yang harus dikerjakan
di rumah; (2) siswa tidak ada yang mau bertanya ketika belum
memahami materi pelajaran; (3) siswa tidak ada yang menjawab ketika
guru mengajukan pertanyaan; (4) siswa enggan untuk bergabung dalam
kelompok yang telah dibentuk oleh guru; (5) siswa saling mengganggu
teman yang lain; dan (6) siswa saling ribut send iri ketika guru sedang
mnejelaskan materi pelajaran.
Menurut guru pamong, tingkat motivasi siswa yang rendah
ditandai dengan: (1) siswa malas belajar untuk belajar, kalaupun belajar
hanya menjelang ujian saja; (2) siswa malas untuk mengikuti pelajaran,
kemalasan siswa ini tampak dalam seringnya siswa terlambat masuk
kelas dan tidak masuk sekolah; (3) siswa merasa puas dengan nilai yang
sudah diperolehnya sehingga tidak mendorong siswa untuk belajar lebih
giat lagi; (4) siswa cepat mudah menyerah ketika mengerjakan soal yang
sulit; dan (5) siswa tidak mau mengerjakan tugas jika tidak diimingi-
imingi dengan pemberian tambahan nilai atau hadiah.
3
Menurut guru pamong, hasil prestasi siswa kelas VII B pada mata
pelajaran IPS Ekonomi cukup rendah. Tingkat prestasi siswa yang
rendah dapat dilihat dari nilai ulangan terakhir siswa. Berdasarkan hasil
ulangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak
tuntas dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
sebanyak 17 siswa padahal jumlah keseluruhan siswa di kelas VII B
sebanyak 24 siswa.
2. Kondisi guru
Dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru hal yang
sering terjadi adalah guru bertindak sebagai satu-satunya sumber
informasi sehingga metode pembelajaran yang digunakan oleh guru
adalah metode ceramah. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
guru sebenarnya mengetahui metode-metode pembelajaran selain metode
ceramah seperti mind mapping dan bola salju namun guru jarang untuk
mempraktekkannya.
Metode ceramah memang tidak sepenuhnya salah namun akan
lebih baik lagi jika metode pembelajaran yang digunakan oleh guru adalah
metode pembelajaran yang mengaktifkan siswa untuk menemukan
(inquiry) dan merekonstruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya.
Oleh karena itu, metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk
melakukan proses inqury dan menerapkan prinsip konstruktivisme adalah
metode pembelajaran yang sangat baik karena pengetahuan yang didapat
oleh siswa akan bertahan lebih lama di dalam pikiran siswa.
4
Menurut teori konstruktivisme, satu prinsip paling penting dalam
pendidikan adalah bahwa guru tidak dapat hanya sekedar memberi
pengetahuan kepada siswa agar secara sadar menggunakan strategi mereka
sendiri untuk belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa atau peserta
didik sebuah anak tangga yang akan membawa siswa menuju tingkat
pemahaman yang lebih tinggi. Namun, dengan catatan siswa sendiri yang
harus memanjat anak tangga tersebut (Slavin dalam http://
www.damandiri.or.id/detail.php?id=238).
Kenyataan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa metode
pembelajaran yang satu arah seperti metode ceramah akan mereduksi
partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran karena yang berperan
sebagai satu-satunya sumber informasi dan sumber belajar adalah guru.
Siswa cenderung akan enggan mengikuti proses pembelajaran sehingga
menjadi pasif di dalam kelas. Akibatnya motivasi siswa di dalam
mengikuti pelajaran pun akan berkurang. Implikasi lebih lanjut dari
rendahnya partisipasi dan motivasi siswa di dalam mengikuti proses
pembelajaran yang dlakukan oleh guru yaitu prestasi belajar siswa akan
menjadi rendah.
Oleh karena itu, seorang guru harus mampu menerapkan metode
pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi dan motivasi siswa di
dalam pembelajaran sehingga diharapkan dengan meningkatnya
partisipasi dan motivasi siswa dapat pula meningkatkan prestasi belajar
siswa.
5
Beranjak dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian dengan judul
“PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI
BELAJAR MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B
SMP TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN
AJARAN 2007/2008”
B. Batasan Masalah
Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan partisipasi, motivasi,
dan prestasi belajar siswa cukup bervariasi jumlahnya. Namun tidak semua
metode pembelajaran tersebut diteliti pada penelitian ini. Peneliti hanya akan
membahas tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD).
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang dan batasan masalah
maka rumusan masalah yang akan diangkat oleh peneliti dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimana peningkatan partisipasi siswa di dalam pembelajaran setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?
6
2. Bagaimana peningkatan motivasi siswa di dalam pembelajaran setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?
3. Bagaimana peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan
metode pembelajaran kooperatif tipe STAD?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada peningkatan
partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
E. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak, yaitu:
1. Bagi peneliti sendiri
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bagian dari proses belajar dan
berlatih khususnya di bidang penelitian sehingga dapat mengembangkan
pengetahuan peneliti baik secara teoritis maupun aplikasi.
2. Bagi Guru
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
penggunaan metode pembelajaran untuk meningkatkan partisipasi,
motivasi, dan prestasi hasil belajar siswa di dalam pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi,
motivasi, dan prestasi hasil belajar siswa di dalam pembelajaran.
7
4. Bagi Sekolah
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan untuk memotivasi guru bidang
studi lain agar semakin memvariasikan metode pengajarannya guna
meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa.
5. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi untuk
penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Paradigma Baru Pembelajaran di Sekolah
Paradigma pembelajaran di sekolah telah mengalami pergeseran. Jika
selama ini pembelajaran di sekolah menggunakan prinsip transfer ilmu
pengetahuan terjadi dari guru kepada siswa namun di saat sekarang hal
tersebut sudah tidak berlaku lagi.
Proses pembelajaran di sekolah secara perlahan mulai menerapkan
prinsip konstruktivisme. Konstruktivisme adalah suatu paham bahwa murid
membina sendiri pengetahuan atau konsep dasar secara aktif berdasarkan
pengetahuan dan pengalaman. Dalam proses ini murid menyesuaikan
pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang tersedia untuk membina
pengetahuan baru.
Ide pokoknya adalah siswa secara aktif membangun pengetahuan
mereka sendiri, otak siswa sebagai mediator, yaitu memproses masukan dari
dunia luar dan menentukan apa yang mereka pelajari. Pembelajaran
merupakan kerja mental aktif bukan menerima pengajaran dari guru secara
pasif. Dalam kerja mental siswa, guru memegang peranan penting dengan cara
memberikan dukungan, tantangan berpikir, melayani sebagai pelatih atau
model, namun siswa tetap merupakan kunci pembelajaran (Von Glaserfelt
dalam Suparno, 1997).
9
Menurut teori ini, satu prinsip paling penting dalam psikologi
pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberi pengetahuan
kepada siswa agar secara sadar mengggunakan strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan kepada siswa atau peserta didik anak tangga
yang membawa siswa akan pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan
siswa sendiri harus memanjat anak tangga tersebut (Slavin: 1994, dalam
http:// www.damandiri.or.id/detail.php?id=238).
Ciri-ciri konstruktivisme yaitu (1) memberi peluang kepada murid
membina pengetahuan baru melalui terlibat dalam dunia sebenarnya;
(2) mendorong pembelajaran secara aktif; (3) menganggap pembelajaran
sebagai sua tu proses yang sama penting dengan hasil pembelajaran;
(4) mendorong murid untuk berdiskusi dengan murid dan guru; dan
(5) menggalakkan proses inquiri melalui kajian dan eksperimen
(http:// www.damandiri.or.id/detail.php?id=238).
Konstruktivisme merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam
proses pembelajaran karena pengetahuan yang didapat akan mampu bertahan
lebih lama dibandingkan jika siswa hanya menerima secara mentah dari guru
namun dengan catatan siswa mampu dan mau merekonstruksi sendiri
pengetahuan itu.
10
B. Metode Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam
mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif, siswa secara
individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
kelompoknya. Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerja bersama untuk
memaksimalkan belajar mereka dan bela jar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut (Johnson et al, 1994 dalam Solihatin, 2007:4).
Sehubungan dengan pengertian tersebut, Slavin (Solihatin, 2007:4)
mengatakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran
di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang bersifat heterogen yang anggotanya terdiri dari 4 sampai
6 orang dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.
Selanjutnya dikatakan pula keberhasilan belajar dari anggota kelompok
tergantung pada kemampuan dan aktivitas anggota kelompok baik secara
individual maupun secara kelompok.
Pendekatan kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran
yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut
difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pembelajar dalam
grup yang bersifat sosial dan masing-masing pembelajar bertanggung
11
jawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan dalam
Rismiati, 2007: 227).
Pada dasarnya cooperative learning mengandung pengertian
sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok,
yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat
dipengarauhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Cooperative learning juga dapat diartikan sebagai suatu struktur tugas
bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota kelompok.
Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau
kelompok kerja karena belajar dalam model cooperative learning harus
ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga
memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-
hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota
kelompok (Slavin, 1983, Stahl, 1994 dalam Solihatin: 2007, 5).
Stahl mengatakan bahwa model pembelajaran cooperative
learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerja sama
dalam mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar. Model
pembelajaran ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan
masyarakat yaitu ”getting being together” (Slavin, 1992 dalam Solihatin,
2007:5).
Model belajar cooperative learning merupakan suatu model
pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman
12
dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat sehingga
dengan bekerja secara bersama-sama di antara sesama anggota kelompok
akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan prestasi belajar.
Melalui pendekatan ini diharapkan pembelajar dapat semakin aktif
dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori,
pengetahuan, dan ketrampilan dengan bekerja sama dengan pembelajar
lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar
karena tiap anggotanya mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan
tugas-tugas atau latihan.
2. Prinsip Dasar Pembelajaran Kooperatif
Prinsip-prinsip dasar pembelajaran kooperatif menurut Stahl
(Solihatin, 2007:7) yaitu: (1) Perumusan tujuan belajar siswa harus jelas;
(2) Penerimaan yang menyeluruh oleh siswa tentang tujuan belajar; (3)
Ketergantungan yang bersifat positif; (4) Interaksi yang bersifat terbuka;
(5) Tanggung jawab individu; (6) Kelompok bersifat heterogen; (7)
Interaksi sikap dan perilaku sosial yang positif; (8) Tindak lanjut ; (9)
Kepuasan dalam belajar.
3. Ciri-Ciri Pembelajaran Kooperatif
Beberapa ciri pembelajaran kooperatif menurut Carin (http://
www.damandiri.or.id/detail.php?id=238) adalah: (1) setiap anggota
memiliki peran; (2) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa;
(3) setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga
teman-teman sekelompoknya; (4) guru membantu mengembangkan
13
ketrampilan-ketrampilan interpersonal kelompok; (5) guru hanya
berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik pembelajaran
kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh Slavin
(http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238) yaitu penghargaan
kelompok, pertanggungajwaban individu, dan kesempatan yang sama
untuk berhasil. Adapun penjabaran masing-masing dari konsep tersebut
yaitu:
a. Penghargaan kelompok
Pembelajaran kooperatif menggunakan tujuan-tujuan kelompok untuk
memperoleh penghargaan kelompok. Penghargaan kelompok
didasarkan pada penampilan individu sebagai anggota kelompok
dalam menciptakan hubungan antar personal yang saling mendukung,
saling membantu dan saling peduli.
b. Pertanggungjawaban individu
Keberhasilan kelompok tergantung dari pembelajaran individu dari
semua anggota kelompok. Pertanggungjawaban tersebut
menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok yang saling
membantu dalam belajar. Adanya pertanggungjawaban secara
individu juga menjadikan setiap anggota siap untuk menghadapi tes
dan tugas-tugas lainnya secara mandiri tanpa bantuan teman
kelompoknya.
14
c. Kesempatan yang sama untuk berhasil
Pembelajaran kooperatif menggunakan metode skoring yang
mencakup nilai perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang
diperoleh siswa dari yang terdahulu. Dengan menggunakan metode
skoring ini setiap siswa baik yang berprestasi rendah, sedang, atau
tinggi sama-sama memperoleh kesempatan untuk berhasil dan
melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.
4. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok
tradisional yang menerapkan sistem kompetensi di mana keberhasilan
individu diimplementasikan pada kegagalan orang lain. Tujuan
pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan
individu ditentukan/dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin,
1994 dalam http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238). Model
pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya
tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al
(http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238) yaitu:
a. Hasil belajar individu
Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan
sosial juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis
penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul
dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para
pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur
15
penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada
belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan
hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan
hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik
pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja
bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik.
b. Penerimaan terhadap perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara
luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas
sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
c. Pengembangan keterampilan sosial
Tujuan penting pembelajaran kooperatif lainnya adalah mengajarkan
kepada siswa ketrampilan bekerja sama dan kolaborasi. Ketrampilan-
ketrampilan sosial penting dimiliki oleh siswa sebab pada saat ini
masih banyak siswa yang kurang memiliki ketrampilan sosial.
5. Lima Tipe Pembelajaran Kooperatif
Robert E. Slavin (dalam Rismiati, 2007:228) memperkenalkan
lima tipe pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
16
a. Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Pelajar berkelompok mengerjakan soal latihan dalam lembar keja.
Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang
berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya
berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja,
pengajar memberi kunci jawaban soal dan meminta pembelajar untuk
memeriksa hasil kerja kemudian pengajar mengadakan kuis.
b. Teams Games Tournament (TGT)
Tipe pembelajaran ini hampir sama dengan STAD namun TGT tidak
ada kuis. Hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti
cerdas cermat. Skor tim keseluruhan ditentukan oleh prestasi
kelompok.
c. Jigsaw
Dalam kelompok 5 – 6 orang, tiap-tiap pelajar mempelajari satu
bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan bagian itu kepada
semua anggota kelompok. Kemudian pengajar mengadakan
ulangan/kuis.
d. Learning Together
Pengajar melakukan presentasi bahan kuliah. Setelah itu pelajar dalam
kelompok heterogen terdiri dari 4 sampai 6 orang mengerjakan satu
lembar kerja. Pengajar menilai hasil kerja kelompok. Pelajar kemudian
secara individual mengerjakan kuis yang dinilai oleh pengajar sebagai
hasil kerja individual.
17
e. Group Investigation
Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan
kemudian menjelaskan bagian itu kepada semua pelajar di kelas.
Pelajar diharapkan untuk menerima tanggung jawab besar untuk
menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok
mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi, dan memutuskan
bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh
kelas.
6. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Walaupun prinsip dasar pembelajaran kooperatif tidak berubah namun
terdapat beberapa variasi dari model tersebut. Salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang akan diteliti pada penelitian ini adalah Student Teams
Achievement Divisions (STAD). STAD terdiri dari lima komponen utama
(Slavin, 1995:71) yaitu presentasi oleh guru, kerja tim, kuis, perbaikan
skor individual, dan penghargaan kerja tim.
STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya dari
Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembelajaran
kooperatif yang paling sederhana
(http://www.damandiri.or.id/detail.php?id=238). Peneliti tertarik untuk
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD karena selain
tipe ini adalah tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga
karena tipe pembelajaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi
18
seorang guru yang baru mengenal pendekatan kooperatif (Slavin,
1995:71).
Adapun proses pembelajaran menggunakan tipe STAD yaitu setelah
guru menjelaskan materi pokok siswa dalam satu kelas tertentu dipecah
menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok harus
heterogen terdiri dari laki- laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku,
memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat
pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya dan
kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan
pelajaran melalui tutorial, kuis, atau melakukan diskusi.
Secara individual setiap minggu atau setiap dua minggu siswa diberi
kuis. Kuis itu diskor dan tiap individu diberi skor perkembangan. Skor
perkembangan ini tidak berdasarkan pada skor mutlak siswa tetapi
berdasarkan pada seberapa jauh skor itu melampaui rata-rata skor yang
lain.
Setiap minggu pada suatu lembar penilaian singkat atau dengan cara
lain diumumkan tim-tim dengan skor tertinggi. Siswa yang mencapai skor
perkembangan tinggi atau siswa yang mencapai skor sempurna pada kuis-
kuis itu bahkan seluruh tim yang mencapai kriteria tertentu dapat
dicantumkan dalam lembar itu.
19
7. Teknik Pembagian Tim/Kelompok STAD
Slavin (1995:74-75) memberikan cara untuk membentuk kelompok
STAD sebagai berikut:
a. Bagilah selembar kertas yang akan diisi oleh siswa sebagai hasil
rangkuman kerja kelompok.
b. Berilah ranking terhadap kertas kerja tim, kertas kerja siswa secara
individual atau raport tersebut. Ranking tersebut harus dari yang
ranking yang terbaik sampai ranking yang terendah. Pemberian
ranking berdasarkan nilai tes/ulangan adalah cara yang terbaik,
berdasarkan angka (grade) juga cara yang baik, namun pemberian
ranking berdasarkan pendapat dan penilaian guru secara pribadi
adalah cara yang paling baik.
c. Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok. Setiap tim terdiri dari
4 orang. Jika jumlah siswa tidak bisa dibagi 4 maka akan terdapat
tim yang jumlah anggotanya 5 orang. Misalnya jika di suatu kelas
terdapat 32 siswa maka guru harus membagi siswa menjadi 8
kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang.
Jika di suatu kelas terdapat 30 siswa maka akan terbentuk 7
kelompok. 5 kelompok yang masing-masing anggotanya berjumlah
4 orang dan 2 kelompok yang masing-masing anggotanya berjumlah
5 orang.
d. Anggota kelompok harus seimbang antara siswa yang
berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang, dan berkemampuan
20
rendah. Jika jumlah siswa 24 maka akan terdapat 6 kelompok maka
guru dapat menggunakan huruf A – F untuk membagi siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah agar seimbang di setiap
kelompoknya. Contohnya yaitu:
Tabel 2.1 Pembagian Kelompok
Kelompok Siswa Ranking Tim
1 A 2 B 3 C 4 D 5 E
Siswa berkemampuan
tinggi
6 F 7 F 8 E 9 D 10 C 11 B 12 A 13 A 14 B 15 C 16 D 17 E
Siswa berkemampuan
sedang
18 F 19 F 20 E 21 D 22 C 23 B
Siswa berkemampuan
rendah
24 A Sumber: Cooperative Learning; Theory, Reseach & Practise, 1995 C. Partisipasi
Kata partisipasi berasal dari kata participato. Participato terdiri dari
dua suku kata yaitu “pras” yang berarti bagian dan “capere” yang berarti
mengambil bagian. Participation berasal dari kata kerja participare yang
21
artinya ikut serta. Dengan demikian partisipasi mengandung pengertian aktif
yaitu adanya kegiatan/aktivitas dalam proses belajar.
Menurut Mikkelsen (dalam Wulan, 2007:8) partisipasi merupakan
suatu proses belajar yang aktif, mengandung arti bahwa orang atau kelompok
yang terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk
melakukan hasil tersebut. Partisipasi belajar juga merupakan keterlibatan
siswa dalam proses pembelajaran.
Kesediaan siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
akan berdampak positif terhadap pencapaian program. Dengan demikian siswa
diharapkan akan lebih mampu mengenal dan mengembangkan kapasitas
belajar yang dimiliki secara penuh serta memanfaatkan potensi sumber belajar
secara maksimal.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999, 116-117) oleh karena belajar
menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri maka
inisiatif harus datang dari siswa itu sendiri. Guru adalah pembimbing dan
pengarah yang mengemudikan perahu tetapi tenaga untuk menggerakkan
perahu tersebut haruslah berasal dari murid yang belajar.
Menurut Winkel (1983:15) belajar pada manusia merupakan suatu
proses berpikir psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan
lingkungannya dan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai-sikap yang bersifat
konstan/menetap. Perubahan-perubahan itu dapat berupa sesuatu yang baru,
yang segera nampak dalam perilaku nyata atau yang masih tersembunyi,
22
mungkin juga perubahan hanya berupa penyempurnaan terhadap apa yang
telah dipelajari. Proses belajar dapat berlangsung dengan disertai kesadaran
dan intensi.
D. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sardiman (1986:73) kata “motif” diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat
diartikan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Motif dapat
juga diartikan sebagai kondisi intern. Berawal dari kata “motif”, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.
Dalam bahasa latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada alasan
tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah salah satu
prasyarat yang amat penting dalam belajar. Motivasi dalam belajar tidak
saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar
tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa untuk
mencapai tujuan belajar. Thomas L. Good dan Jere B. Brophy yang
dikutip oleh Prayitno (1989:10) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu
energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku. Menurut Mc
Donald yang dikutip oleh Sardiman (2007:73) motivasi adalah perubahan
23
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian
yang dikemukakan Mc Donald ini mengandung tiga elemen penting yaitu:
1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological”
yang ada pada organisme manusia.
2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling, afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan,
afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Menurut Sardiman (2007:73) motivasi dapat juga dikatakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga
seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka
akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka
itu. Jadi, motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi
itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang.
2. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman (2007:75) motivasi dalam belajar dapat
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan
24
keseluruhan karena pada umunya ada beberapa motif yang bersama-sama
menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi
kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.
3. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Motivasi di dalam belajar sangat diperlukan. Motivation is an
essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal jika
didukung oleh motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan maka akan
semakin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa
menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
4. Macam-Macam Motivasi
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu (Sardiman,
2007:89).
Siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan
menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam
bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan untuk menuju ke tujuan yang
ingin dicapai ialah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat
pengetahuan, dan tidak mungkin menjadi ahli.
25
Dorongan yang menggerakkan itu bersumber pada suatu
kebutuhan, kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang
yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi motivasi muncul dari
kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial bukan sekedar
simbol dan seremonial.
2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi
karena ada perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar
dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2007:91).
Dalam kegiatan belajar-mengajar motivasi ekstrinsik tetap
diperlukan sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu dinamis,
berubah-ubah, dan mungkin juga komponen-komponen lain dalam
proses belajar- mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa
sehingga motivasi ekstrinsik tetap diperlukan keberadaanya.
5. Ciri-Ciri Orang yang Termotivasi
Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun seringkali
mengalami kegagalan tetapi justru akan tetap dapat meningkatkan
motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996:88): (a) tekun dalam
menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus menerus dalam waktu
lama; (b) ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa; (c) tidak
26
cepat puas dengan prestasi yang diperoleh; (d) menunjukkan minat yang
besar terhadap bermacam-macam masalah belajar; (e) lebih suka bekerja
sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain; (f) tidak cepat bosan
dengan tugas-tugas rutin; (g) tidak mudah melepaskan apa yang diyakini;
(h) senang mencari dan memecahkan masalah.
6. Bentuk-Bentuk Motivasi di Sekolah
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar di sekolah yaitu:
a. Memberi angka
Angka dalam hal ini adalah simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai
yang baik sehingga siswa biasanya yang dikejar adalah nilai ulangan
atau nilai-nilai pada raport angkanya baik-baik. Oleh karena itu, guru
harus dapat memberikan angka yang dapat dikaitkan dengan values
yang terkandung di dalam setiap pengetahuan yang diajarkan kepada
para siswa sehingga tidak sekedar kognitif saja tetapi juga ketrampilan
dan afeksinya.
b. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi tetapi tidaklah selalu
demikian karena hadiah untuk suatu pekerjaan mungkin tidak akan
menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk
pekerjaan tersebut.
27
c. Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk
mendorong belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
d. Ego-Involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya
tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras
dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu bentuk
motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan
segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga
harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol
kebanggaan dan harga diri begitu juga untuk siswa si subjek belajar.
Para siswa akan belajar dengan keras bisa jadi karena harga dirinya.
e. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu, memberi ulangan juga merupakan sarana
motivasi.
f. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan
akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.
28
g. Pujian
Apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik
maka perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcerment
yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
h. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu, guru
harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
i. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud untuk
belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu yang
tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu
memang ada motivasi untuk belajar sehingga hasilnya akan lebih baik.
7. Usaha untuk Meningkatkan Motivasi
Usaha yang dapat dilakukan guru untuk dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa (Irawan, 1995:28) adalah: (a) setiap proses belajar
harus dibuat aktif; (b) terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu
siswa bekerja keras; (c) siswa harus tahu apa yang harus dikerjakan dan
bagaimana mereka harus mengetahui bahwa tujuan telah tercapai;
(d) memperhatikan kondisi fisik siswa; (e) memberi rasa aman;
(f) menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka; (g) mengatur
pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga siswa merasa senang.
29
E. Prestasi
1. Pengertian Prestasi
Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie
kemudian dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai hasil usaha.
Sedangkan menurut Winkel (1985:16) prestasi didefinisikan sebagai suatu
kecakapan nyata yang dimiliki oleh seseorang dari hasil yang dilakukan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Mulyono (dalam Wulan, 2006:14) prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan dari pelajaran-pelajaran yang diterima atau
kemampuan menguasai mata pelajaran yang diberikan guru dan prestasi
belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar/tes prestasi.
Prestasi dapat diukur dengan tes sehingga bersifat sementara dan
dapat dipengaruhi beberapa faktor yang ada. Winkel (1984:64)
mengemukakan bahwa prestasi adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Jadi
prestasi belajar adalah hasil usaha yang dapat diukur secara langsung.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern. Adapun
faktor intern antara lain faktor jasmaniah seperti kesehatan, cacat tubuh
dan psikologis yang terdiri dari bakat, minat, dan motif. Sedangkan faktor
ekstern antara lain faktor keluarga yang terkait dengan orang tua, suasana
di rumah, dan keadaan ekonomi; faktor sekolah yang terdiri dari metode
belajar, kurikulum, relasi di sekolah, waktu sekolah, keadaan gedung dan
tugas belajar; faktor masyarakat yang terdiri atas kegiatan siswa di dalam
30
masyarakat, pengaruh media massa, bentuk pergaulan dan bentuk
kehidupan masyarakat.
F. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dijadikan acuan oleh peneliti merujuk
pada penelitian Ayu Arum Wulan yang berjudul “Peningkatan Partisipasi,
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Pembelajaran Berbasis
Portofolio: Sebuah Penelitian Tindakan Kelas di SMA Negeri 7 Purworejo”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah ada
peningkatan partisipasi, motivasi dan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan pembelajaran berbasis portofolio. Jenis penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas yaitu penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif dalam beberapa siklus.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Purworejo pada bulan
Agustus – September 2006. Populasi dalam pene litian ini adalah siswa SMA
kelas XI sedangkan sampel yang diambil satu kelas yaitu kelas XI IPS 2.
Masing-masing variabel diukur dengan instrumen yang berbeda dan
dilaksanakan dalam dua siklus. Partisipasi menggunakan instrumen observasi,
motivasi menggunakan instrumen kuesioner dan prestasi menggunakan nilai
ulangan.
Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Portofolio meningkatkan
partisipasi belajar siswa: sebelum implementasi ada sembilan indikator
partisipasi belum tercapai, pada siklus I ada dua indikator belum tercapai dan
31
pada siklus II semua indikator keberhasilan telah tercapai dan memenuhi
target yang disesuaikan; (2) Portofolio meningkatkan motivasi belajar siswa:
sebelum implementasi tindakan siswa yang mempunyai motivasi baik
sebanyak 76% dan sesudah implementasi tindakan sebanyak 92%; dan
(3) Portofolio meningkatkan prestasi belajar siswa: sebelum implementasi
tindakan siswa yang mempunyai prestasi baik pada siklus I sebanyak 10% dan
pada siklus II sebanyak 83%.
G. Kerangka Pemikiran
Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang tunggal tetapi
memiliki makna yang berbeda. Belajar dapat diartikan sebagai suatu
perubahan tingkah laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh.
Mengajar adalah kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta
mengarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh
pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan
tingkah laku maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.
Beranjak dari hal tersebut maka seorang guru harus dapat memberikan
pengertian kepada siswa bahwa belajar memiliki beberapa tujuan antara lain:
(1) untuk mengetahui suatu kepandaian, kecakapan atau konsep yang
sebelumnya tidak pernah diketahui; (2) dapat mengerjakan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat berbuat, baik tingkah laku maupun ketrampilan;
(3) mampu mengkombinasikan dua pengetahuan (atau lebih) ke dalam suatu
pengertian baru, baik ketrampilan, pengetahuan, konsep maupun sikap/tingkah
32
laku; (4) dapat memahami dan/atau menerapkan pengetahuan yang telah
diperoleh.
Namun, acapkali guru menemui kesulitan untuk menyampaikan bahan
ajar kepada siswa. Ada berbagai faktor yang menyebabkan guru tidak dapat
menyampaikan pelajaran kepada siswa misalnya saja partisipasi siswa masih
sangat minim di dalam pembelajaran, motivasi siswa di dalam mengikuti
pelajaran masih sangat rendah, sehingga tidak maksimalnya partisipasi dan
motivasi siswa di dalam mengikuti pembelajaran akan menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa di dalam pembelajaran.
Jika penyebab minimnya partisipasi dan rendahnya motivasi siswa di
dalam pembelajaran dikaji lebih lanjut maka salah satu akar permasalahan
yang ditemukan adalah metode pengajaran guru yang berkutat pada metode
ceramah saja. Metode ceramah tidak sesuai dengan prinsip konstruktivisme
yaitu suatu paham bahwa murid membina sendiri pengetahuan/konsep dasar
secara aktif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman. Dalam prosses ini
murid menyampaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang
tersedia untuk membangun pengetahuan baru.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa adalah metode
pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD).
STAD adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa berkelompok
mengerjakan soal latihan dalam lembar keja. Tiap kelompok terdiri dari 4 atau
5 orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang
33
berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua
kelompok selesai bekerja, guru memberi kunci jawaban soal dan meminta
siswa untuk memeriksa hasil kerja kemudian guru mengadakan kuis.
STAD sangat cocok untuk diterapkan di tingkat sekolah menengah
pertama khususnya kelas VII karena tipe pembelajaran ini adalah model
cooperative learning yang paling sederhana dan melibatkan pula prinsip
konstruktivisme sehingga pengetahuan yang telah dikonstruksi oleh siswa
akan lebih bertahan lama sehingga diharapkan prestasi belajar siswa dapat
meningkat.
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara atas rumusan masalah. Hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
1. Ada peningkatan partisipasi siswa di dalam pembelajaran setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Ada peningkatan motivasi siswa di dalam pembelajaran setelah
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.
3. Ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Menurut Suhardjono (Arikunto,
2007:58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang
dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di dalam
kelas. Suharsimi (Arikunto, 2007:58) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas
melalui paparan gabungan definisi dari tiga kata, yaitu:
1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan.
3. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Jl.
Tamansiswa No. 25 F Yogyakarta
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2008 – Maret 2008
35
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran IPS Ekonomi
Kelas VII.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah partisipasi, motivasi, prestasi, dan hasil
belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Divisions (STAD)
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariatif yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Partisipasi
2. Motivasi
3. Prestasi
4. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan di dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari observasi secara langsung di tempat penelitian,
melalui kuesioner dan wawancara.
36
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari guru mata pelajaran dan pihak-pihak lain
yang terkait di dalam penelitian ini.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh lalu diukur dengan menggunakan pedoman sebagai
berikut:
1. Partisipasi
Variabel partisipasi diukur dengan melakukan observasi di kelas.
Penelitian ini menggunakan metode observasi terbuka. Metode observasi
terbuka yaitu suatu metode observasi dimana peneliti melakukan
pengamatan terhadap hal-hal yang diamatinya di dalam kelas kemudian
mencatatatkan segala sesuatu yang terjadi di dalam kelas. Adapun
indikator keberhasilan partisipasi yaitu:
Tabel III.1 Indikator Keberhasilan Partisipasi
No. Indikator Hal yang Diamati 1. Siswa siap
mengikuti pelajaran.
o Siswa sudah mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya.
o Siswa tidak ada yang masih di luar kelas, makan/minum, bermain, mengobrol, mengganggu teman dan bercanda
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru
o Siswa tidak ada yang melamun, tidur di dalam kelas, bermain HP, dan membaca komik
3. Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
o Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan guru..
o Siswa mau menjawab ketika guru memberikan pertanyaan.
4. Siswa mencatat hal-hal penting.
o Siswa mencatat hal-hal penting tentang materi pelajaran berdasarkan insiatifnya sendiri.
37
No. Indikator Hal yang Diamati o Siswa mencatat materi pelajaran yang
ditulis guru di papan tulis. o Siswa mencatat materi pelajaran yang
didiktekan oleh guru. 5. Siswa
mengerjakan tugas dengan baik.
o Siswa mau bergabung dengan siswa lain sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru.
o Setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan tugas.
o Siswa tidak mengganggu kelompok lain. o Siswa memecahkan masalah dengan
seminimal mungkin meminta bantuan guru dan kelompok yang lain.
o Siswa mampu menyelesaikan semua tugas yang telah diberikan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru.
6. Siswa ribut di kelas
o Guru meninggalkan kelas untuk beberapa menit.
o Suasana kelas menjadi gaduh.
Target keberhasilan partisipasi yaitu sebesar 60% siswa ikut
berpartisipasi di dalam pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas
VII B sebanyak 24 siswa maka jika target keberhasilan partisipasi sebesar
60% siswa ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran maka 14 siswa
diharapkan ikut berpartisipasi di dalam proses pembelajaran di kelas.
Apabila 14 siswa ikut berpartisipasi di dalam pembelajaran maka target
dapat dikatakan berhasil.
2. Motivasi
Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang
38
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki siswa dapat tercapai.
Variabel ini diukur menggunakan 6 indikator yang meliputi
kemauan untuk belajar, kemauan mengerjakan tugas, keinginan
berprestasi, menerima tantangan, tidak mudah putus asa, dan keterlibatan.
Adapun indikator yang akan diukur tampak dalam tabel di bawah ini:
Tabel III.2 Indikator Motivasi Belajar
No. Indikator Hal yang Diukur 1. Kemauan untuk
belajar o Siswa belajar tanpa disuruh orang tua o Siswa tertarik untuk mengulang kembali
pelajaran yang telah diberikan guru o Siswa tidak pernah mempersiapkan materi
pelajaran untuk hari berikutnya 2. Kemauan
mengerjakan tugas
o Saya selalu mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik mungkin
o Tugas dari guru adalah penting sehingga siswa harus mengerjakannya
o Siswa menyalin pekerjaan teman o Siswa mengerjakan tugas dengan tidak
serius 3. Keinginan
berprestasi o Siswa belajar dengan tekun setiap hari
untuk meningkatkan prestasi o Nilai teman yang lebih bagus dari saya
mendorong siswa untuk berprestasi lebih baik lagi
o Siswa puas dengan nilai yang ia dapat selama ini sehingga tidak perlu belajar lagi.
4. Menerima tantangan
o Siswa berani mengerjakan tugas di papan tulis
o Siswa tertarik mengerjakan soal yang sulit o Siswalebih suka ulangan dengan model
“open book” (membuka buku) 5. Tidak mudah
putus asa o Siswa baru akan berhenti belajar apabila
siswa sudah merasa lelah o Siswa baru akan meminta bantuan teman
apabila merasa sudah tidak bisa mengerjakannya sendiri
o Siswa kecewa jika mendapat nilai jelek sehingga malas belajar.
39
No. Indikator Hal yang Diukur 6. Keterlibatan o Siswa selalu bertanya ketika tidak bisa
memahami pelajaran yang diberikan guru o Siswa selalu berperan aktif pada saat
pelajaran berlangsung o Siswa sering mengganggu teman pada
saat pelajaran berlangsung o Siswa malas bergabung dengan kelompok
pada saat guru menyuruh membentuk kelompok.
Target keberhasilan motivasi yaitu 60% siswa memiliki tingkat
motivasi sangat tinggi. Target 60% memiliki arti bahwa 14 anak dari
jumlah keseluruhan siswa (24 siswa) di kelas VII B diharapkan memiliki
tingkat motivasi yang sangat tinggi. Untuk melihat kategori tingkat
motivasi digunakan PAP II. Adapun kriteria patokan motivasi belajar
berdasarkan PAP II tampak pada perhitungan di bawah ini:
Jumlah item kuesioner : 20
Skor maksimal : 20 X 5 = 100
Kriteria berdasarkan PAP II :
81% X 100 = 81 → 81 – 100
66% X 100 = 66 → 66 – 80
56% X 100 = 56 → 56 – 65
46% X 100 = 46 → 46 – 55
Di bawah 46% → 0 – 45
Apabila perhitungan tersebut disajikan dalam tabel tampak pada tabel di
bawah ini:
40
Tabel III.3 Kriteria Motivasi Belajar
Kelas Kriteria Motivasi Belajar 81 – 100 Motivasi Sangat Tinggi 66 – 80 Motivasi Tinggi 56 – 65 Motivasi Cukup 46 – 55 Motivasi Rendah 0 – 45 Motivasi Sangat Rendah
Jadi, apabila target keberhasilan motivasi adalah 60% anak dari
jumnlah keseluruhan siswa memiliki tingkat motivasi sangat tinggi maka
hasil kuesioner dari 14 siswa harus berada pada rentangan 81-100.
Adapun indikator di dalam kuesioner motivasi tampak dalam kisi-
kisi kuesioner di bawah ini:
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Indikator Nomor Item Positif
Nomor Item Negatif
Kemauan belajar 1, 2 3 Kemauan mengerjakan tugas
4, 5 6, 7
Keinginan berprestasi 8, 9 10 Menerima tantangan 11, 12 13 Tidak mudah putus asa 14, 15 16
Motivasi
Keterlibatan 17, 18 19, 20
Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5
kategori dimana untuk pernyataan positif (mendukung) jawaban memiliki
skor dengan kategori: sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu =3, tidak
setuju = 2, sangat tidak setuju = 1. Sebaliknya, untuk pernyataan negatif
(tidak mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori: sangat setuju
= 1, setuju = 2, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 4, sangat tidak setuju = 5.
41
3. Prestasi
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dari pelajaran-
pelajaran yang diterima atau kemampuan menguasai mata pelajaran yang
diberikan guru. Prestasi belajar biasanya selalu dikaitkan dengan tes hasil
belajar.
Pengukuran prestasi dilakukan dengan cara melakukan tes yang
dirancang bersama guru sesudah materi pelajaran diberikan. Apabila nilai
siswa menjadi lebih baik berarti prestasi siswa meningkat. Target dari
keberhasilan prestasi yaitu 60% siswa dari 24 siswa mengalami
ketuntasan belajar. KKM mata pelajaran IPS Ekonomi di SMP Taman
Dewasa yaitu sebesar 65. Jadi, apabila 14 anak/ lebih memperoleh nilai 65
atau di atas 65 maka target prestasi dikatakan berhasil.
Teknik penilaian STAD menurut Slavin (1995:77-81) terdiri dari
tiga bagian yaitu skor dasar (base score), skor kuis terkini (quiz score) dan
skor perkembangan (improvement point).
Skor dasar menggambarkan nilai rata-rata siswa berdasarkan nilai
tes yang telah diperoleh dalam tes/ulangan sebelumnya. Untuk
menentukan base score seorang siswa, Slavin (1995:77) juga memberikan
contoh sebagai berikut:
Rata-rata skor tes
Skor Sari
90 84 87 + 261 : 3 = 87
Skor Dasar Sari 87
42
Skor kuis terkini diperoleh setelah siswa mengerjakan tes/ulangan
yang diberikan oleh guru. Kuis tersebut harus dikerjakan secara individual
oleh setiap siswa bukan dikerjakan secara bersama di dalam kelompok.
Skor perkembangan diperoleh jika hasil tes/ulangan siswa berhasil
melewati nilai dasar yang mereka miliki. Tujuan dari skor perkembangan
adalah agar siswa dapat memberikan point yang maksimal bagi
kelompoknya. Contoh panduan di dalam memberikan skor perkembangan
adalah sebagai berikut:
Tabel III. 5 Contoh Panduan Skor Perkembangan
Nilai Kuis Nilai Tambahan Lebih dari 10 point dibawah skor dasar 5 10 point dibawah sampai 1 point dibawah skor dasar 10 Skor dasar sampai10 point diatas nilai dasar 20 Lebih dari 10 point di atas skor dasar 30 Pekerjaan sempurna 30
Sumber: Cooperative Learning; Theory, Research & Practise, 1995
Contoh penilaian STAD secara keseluruhan tampak dalam tabel di bawah
ini:
Tabel III. 6 Contoh Penilaian Model STAD Tanggal : 8 September 2007 Tanggal : Pokok Bahasan : Kelangkaan Pokok Bahasan : Nama
Siswa Nilai Dasar
Nilai Kuis
Nilai Tambahan
Nilai Dasar
Nilai Kuis
Nilai Tambahan
Sari 90 100 30 Koko 90 100 30 Guntur 90 82 10 Ria 85 74 5 Puji 85 98 30 Rosa 85 82 10 Juna 80 67 5 Eri 75 79 20
43
Skor perkembangan siswa kemudian dimasukkan ke dalam lembar
penilaian setiap anggota kelompok yang telah dibagi oleh guru.
Contohnya sebagai berikut:
Tabel III.7 Contoh Lembar Nilai Kelompok
Nama Tim: Anggota Tim 1 2 3 4 5 Sari 30 Koko 30 Ria 20 Eri 20 Total Skor Tim 100 Rata-rata 25 Penghargaan Super
Rata-rata tim: 15 – 20 : Baik 21 – 25 : Hebat Lebih dari 25 : Super
4. Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions
(STAD)
Student Teams Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu
model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan oleh guru untuk
meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Student
Teams Achievement Divisions merupakan suatu model pembelajaran
dimana guru membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 sampai
5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku,
dan lain- lain).
Guru lalu memberikan materi pelajaran dan setelah itu memberikan
tugas kepada kelompok untuk dikerjakan secara bersama-sama. Anggota
44
kelompok yang sudah mengerti dapat menjelaskan kepada anggota
kelompoknya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti.
STAD dikatakan mengalami keberhasilan apabila penggunaan
metode pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan partisipasi,
motivasi, dan prestasi belajar siswa sesuai dengan target yang telah
ditentukan.
G. Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Oleh karena pene litian ini adalah penelitian tindakan kelas maka
rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri dari
empat bagian yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini maka dirancang dua
siklus tindakan yaitu:
Tabel 3.8 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Siklus I Perencanaan Ide Awal Memperbaiki dan meningkatkan partisipasi, motivasi, dan belajar siswa
Temuan Awal
Partisipasi siswa rendah, motivasi siswa rendah, dan prestasi siswa juga rendah.
Hipotesis Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa.
Perencanaan Dirancang penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk pokok bahasan yang telah ditentukan.
Tindakan Melaksanakan tindakan sesuai skenario yang telah disusun bersama guru pamong.
45
Pengamatan Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan (observasi & kuesioner)
Refleksi Mengadakan evaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran berdasarkan data yang telah diperoleh dan melakukan refleksi untuk membuat revisi perbaikan pada tindakan di siklus-siklus berikutnya.
Siklus II Perencanaan Pengembangan program tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan data-data tindakan II
Refleksi Evaluasi dan refleksi tindakan II Kesimpulan, saran, rekomendasi
46
BAB IV
GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Visi dan Misi Sekolah
1. Visi SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yaitu berprestasi akademik,
berwawasan seni budaya dan berbudi pekerti luhur.
2. Misi SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan yaitu:
a. Melaksanakan kegiatan pembinaan akhlaq dan budi pekerti
b. Menyelenggarakan kegiatan seni budaya dan olahraga yang
berorientasi mutu dan prestasi.
c. Menyelenggarakan sistem administrasi sekolah yang berbasis IT,
terbuka dan berprestasi service excellent.
d. Menjalin kerjasama dengan sekolah negeri dan instansi lain dalam
kemitraan strategis.
e. Menyediakan sarana pembelajaran dan pendukungnya yang memadai
berbasis IT.
f. Melaksanakan pembinaan dan pengembangan SDM.
g. Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan kreatifitas siswa.
h. Meningkatkan pengelolaan sekolah secara fisik, sosial, dan edukatif
dalam rangka peningkatan prestasi akademik.
47
B. Lingkungan Fisik SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan adalah sekolah swasta dengan
status terakreditasi A. Sekolah yang didirikan langsung oleh Ki Hajar
Dewantara pada tanggal 7 Juni 1927 ini terletak di Jalan Tamansiswa No. 25 F
Yogyakarta. SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan memiliki luas tanah sebesar
3.162 m2 yang di atasnya ditempatkan bangunan seluas 1.088 m2,
halaman/taman seluas 272 m2 dan lapangan olahraga seluas 1.450m2 dengan
status tanah dan bangunan adalah milik sendiri.
Sekolah ini berada di tengah-tengah lingkungan perguruan Tamansiswa.
Sebelah utara terdapat Perguruan Taman Indria dan Taman Muda, sebelah
barat adalah Pendopo Agung Tamansiswa dan sebelah selatan adalah Gedung
Majelis Luhur dan kampus JPBS Prodi Seni Rupa Universitas Sarjana Wiyata.
SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan mudah untuk dicapai karena dilalui
oleh jalur bus umum dan terletak di pinggir jalan raya. Kondisi bangunan
sekolah ini permanen dan memiliki halaman yang luas dan hijau karena
terdapat banyak pepohonan. Sekolah ini dilindungi oleh pagar tembok dan
pagar hidup.
Sekolah ini pun dilengkapi dengan kantin sehingga siswa dapat membeli
jajanan di dalam lingkungan sekolah dan tidak perlu ke luar lingkungan
sekolah. Kantin SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan cukup bersih, makanan
dan minuman yang dijual juga cukup beragam namun tempatnya tidak cukup
luas sehingga siswa harus berdesak-desakan ketika membeli jajanan di kantin.
48
Ruang kelas memiliki ukuran kira-kira 7 X 8 m2, memiliki ventilasi dan
cahaya yang cukup. Kelas juga dilengkapi dengan kipas angin sehingga siswa
tidak akan kepanasan ketika cuaca panas. Selain kipas angin, ruang kelas juga
dilengkapi dengan hiasan dinding hasil kreativitas siswa sendiri sehingga
suasana kelas menjadi lebih indah. Papan tulis, meja dan kursi murid cukup
memadai walaupun ada beberapa yang sudah rusak.
SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan memiliki beberapa alat penunjang
pendidikan seperti peta, papan presensi, kalender akademik, jadwal pelajaran,
dan jadwal piket siswa. Sumber belajar di sekolah ini antara lain kurikulum,
perpustakaan, laboratorium, buku paket, kaset CD, LKS, media penunjang dan
majalah dinding.
C. Kurikulum SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan sudah menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum tingkat satuan pendidikan
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Pemahamannya yaitu bahwa pada tingkat satuan
pendidikan, yakni sekolah, harus mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan dan kondisinya masing-masing.
Struktur dan muatan kurikulum yang dimiliki oleh SMP Taman Dewasa
Ibu Pawiyatan yaitu sebagai berikut:
49
Tabel VI.1 Struktur kurikulum SMP Taman Dewasa
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama : 2 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2
3. Ketamansiswaan 1 1 1
4. Bahasa Indonesia 5 5 5
5. Bahasa Inggris 5 5 5
6. Matematika 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
9. Seni Budaya 2 2 2
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
2 2 2
11. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
2 2 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 2 2 2
2. Beladiri/Seni Tari 2 2 2
3. Elektronika/Tata Busana 2 2 2
Jumlah 40 40 40 Sumber : Dokumen SMP TD-IP, 2008
Struktur dan Muatan Kurikulum
1. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia : Pendidikan
Agama.
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian :
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), Pendidikan Ketamansiswaan.
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi : Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, IPS dan TIK
50
d. Kelompok mata pelajaran estetika : Seni Budaya, Keterampilan, Seni
Tradisional
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan :
Pendidikan Jasmani dan kesehatan.
2. Muatan Kurikulum terdiri dari :
a. Mata Pelajaran
Mata Pelajaran terdiri dari :
1. Pendidikan Agama
a. Agama Islam
b. Agama Hindu
c. Agama Kristen Katolik
d. Agama Kristen Protestan
e. Agama Budha
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Pendidikan Ketamansiswaan
4. Bahasa Indonesia
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. Ilmu Pengetahuan Alam
8. Ilmu Pengetahuan Sosial
9. Seni Budaya
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
51
11. Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
b. Muatan Lokal
Muatan Lokal terdiri dari:
1. Bahasa Inggris Pariwisata
2. Kebudayaan daerah
3. Bahasa Jawa
4. Pendidikan Budi Pekerti
c. Kegiatan Pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan Diri terdiri dari:
1. PMR
2. Pramuka
3. Keterampilan Kepemimpinan
4. Kelompok Ilmiah Remaja
5. Keterampilan seni
6. Keterampilan Olahraga Prestasi
d. Pengaturan Beban Belajar
Setiap jam pelajaran adalah 40 Menit
e. Ketuntasan Belajar
1. Pendidikan Agama 75
2. Pendidikan Kewargaan Negaraan 70
3. Bahasa Indonesia 70
4. Bahasa Inggris 70
5. Matematika 70
52
6. Ilmu Pengetahuan Alam 70
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 65
8. Seni Budaya 75
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 75
10. Keterampilan/Tekno logi Informasi dan komunikasi 75
f. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1 Kenaikan Kelas :
Seorang siswa dinyatakan naik kelas :
a. Bila semua mata pelajaran tuntas
b. Bila ada nilai mata pelajaran yang tidak tuntas jumlahnya
maksimal empat mata pelajaran .
2 Kelulusan
Seorang siswa dinyatakan lulus apabila :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Lulus Ujian Nasional dengan standar yang ditentukan dengan
Peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP sebagai berikut:
1. Memiliki nilai rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan dengan tidak ada nilai di bawah
4,25.
2. Memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran
dengan nilai dua mata pelajaran lainnya minimal 6,00.
53
D. Jumlah Siswa SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Jumlah siswa SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan menurut kelasnya dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel IV.2 Jumlah Siswa SMP TD-IP Tahun Ajaran 2007/2008
Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah 7 A 15 10 25 7 B 12 12 24 7 C 11 14 25 8 A 22 16 38 8 B 22 15 37 8 C 24 13 37 9 A 18 17 35 9 B 22 15 37 9 C 23 14 37
Sumber : Daftar Presensi Siswa
Total siswa di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan berjumlah 295 orang
yang terdiri dari siswa laki- laki sebanyak 169 orang dan siswa perempuan
sebanyak 126 orang. Jumlah siswa di SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
mengalami penurunan pada tahun ajaran 2007/2008 dibandingkan dengan
jumlah siswa pada tahun ajaran 2006/2007. Pada tahun ajaran 2006/2007
jumlah siswa sebanyak 322 orang namun pada tahun ajaran 2007/2008 hanya
295 orang.
54
E. Organisasi Sekolah SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Kepala Sekolah Ki Drs.Tri Widiyanto
Wkl Kepala Sekolah 1. Ki Trisno Sugiyono 2. Ki RT. Kardono
Ka.TU/Bend II Bendahara Sekolah Nyi Mudjilah Nyi Sumartuti
Tata usaha 1.Ki.Basuki 2.Nyi Yuni R.
Koor Lab IPA/Elektro Koor Perpust Pelayanan Perpust Ki Murdopo Nyi Sri Utami Wali Kelas Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Kelas VII A Kelas VIII A Kelas IX A Nyi Eni Lestari Nyi Ngatiyem Nyi Daruning Kelas VII B Kelas VIII B Kelas IX B Nyi Ani Cri H. Ki Murdopo Nyi Entam Noor S. Kelas VII C Kelas VIII C Kelas IX C Nyi Sri Rahayu Ki RT. Kardono Ki Trisno S Guru Pamong
Koor BP/BK 1. Nyi Ambarwati 2. Ki Tri Widiyanto
55
F. Sistem Pendidikan SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Pendidikan di Tamansiswa dilaksanakan menurut “Sistem Among” yaitu
sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan:
1. Kodrat alam sebagai syarat untuk mencapai kemajuan yang secepat-
cepatnya dan sebaik-baiknya.
2. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan
kekuatan lahir dan batin anak agar dapat memiliki pribadi yang tangguh
dan dapat berpikir serta bertindak merdeka.
Pelaksanaan Pendidikan:
Menurut sistem Among, setiap pamong sebagai pemimpin, orang tua bagi
semua pemimpin dalam proses dan kegiatan pendidikan melaksanakan:
1. Tutwuri Handayani
Pamong memberikan kemerdekaan kepada para peserta didiknya untuk
bersikap, berbuat dan berkreasi, sepanjang aktivitas mereka sejalan
dengan tujuam pendidikan Tamansiswa.
2. Ing Madya Mangun Karsa
Di tengah-tengah peserta didiknya pamong memberikan motivasi,
dorongan dan semangat untuk mengembangkan pribadi peserta didik.
3. Ing Ngarsa sung tulodo
Pamong menjadi contoh bagi para siswanya dan tidak hanya memberi
contoh saja.
56
Untuk mencapai tujuan pendidikannya, Perguruan Tamansiswa menjalin
kerja sama yang selaras antar tiga pusat pendidikan (disebut Sistem
Tripusat), yakni:
1. Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga menjadi pusat pendidikan pertama dan utama
karena memberikan pendidikan kepada anak sejak kandungan,
memberikan pendidikan kasih sayang, sopan santun dan budi pekerti,
serta pendidikan bersosial atau bermasyarakat.
2. Lingkungan Perguruan
Lingkungan perguruan sebagai pusat pendidikan kedua memberikan
pendidikan tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, iman dan takwa,
estetika, dan ketarmpilan.
3. Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat menjadi tempat pengembangan dari pendidikan
di lingkungan keluarga dan perguruan. Para pemuda di lingkungan
masyarakat harus lebih berhati-hati. Bagi para pemuda memang sangat
menggembirakan karena mendapat kemerdekaan, keleluasaan, dan
kebebasan yang lebih besar. Sementara pengawasan dari orang tua
maupun pamong semakin longgar. Dalam situasi demikian apabila
pemuda kurang waspada dan kurang berhati-hati akan lebih mudah
tergelincir ke dalam sikap dan perbuatan yang sangat membahayakan
baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
57
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Oleh karena penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas maka
rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar terdiri dari empat
bagian yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun hasil
penelitian yang diperoleh yaitu:
1. Siklus Pertama
Siklus pertama terdiri dari empat bagian yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan, dan refleksi.
a. Perencanaan
Bagian perencanaan terdiri dari empat bagian pokok yaitu ide awal,
temuan awal, diagnosa (hipotesis), dan perencanaan. Peneliti memiliki
ide awal untuk memperbaiki dan meningkatkan partisipasi, motivasi,
dan prestasi belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran ekonomi. Hal
ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap rendahnya tingkat
partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas VII B.
Pada bagian temuan awal, peneliti melakukan wawancara dengan
guru pamong untuk mengetahui persepsi guru pamong terhadap
partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa kelas VII B pada mata
pelajaran IPS Ekonomi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
pamong diketahui bahwa tingkat partisipasi siswa, motivasi siswa, dan
prestasi belajar siswa kelas VII B pada mata pelajaran IPS Ekonomi
58
cukup rendah. Menurut guru pamong, tingkat partisipasi siswa yang
rendah ditandai dengan: (1) siswa tidak ada yang mengerjakan tugas,
baik tugas yang diberikan untuk dikerjakan di kelas maupun tugas yang
harus dikerjakan di rumah; (2) siswa tidak ada yang mau bertanya ketika
belum memahami materi pelajaran; (3) siswa tidak ada yang menjawab
ketika guru mengajukan pertanyaan; dan (4) siswa enggan untuk
bergabung dalam kelompok yang telah dibentuk oleh guru.
Menurut guru pamong, tingkat motivasi siswa yang rendah
ditandai dengan: (1) siswa malas untuk belajar, kalaupun belajar hanya
menjelang ujian saja; (2) siswa malas untuk mengikuti pelajaran,
kemalasan siswa ini tampak dalam seringnya siswa terlambat masuk
kelas dan tidak masuk sekolah; (3) siswa merasa puas dengan nilai yang
sudah diperolehnya sehingga tidak mendorong siswa untuk belajar lebih
giat lagi; (4) siswa cepat mudah menyerah ketika mengerjakan soal yang
sulit; dan (5) siswa tidak mau mengerjakan tugas jika tidak diimingi-
imingi dengan pemberian tambahan nilai atau hadiah.
Menurut guru pamong, hasil prestasi siswa kelas VII B pada mata
pelajaran IPS Ekonomi cukup rendah. Tingkat prestasi siswa yang
rendah dapat dilihat dari nilai ulangan terakhir siswa. Berdasarkan hasil
ulangan tersebut dapat diketahui bahwa sebagian besar siswa tidak
tuntas dalam pembelajaran. Jumlah siswa yang tidak tuntas belajar
sebanyak 17 siswa padahal jumlah keseluruhan siswa di kelas VII B
sebanyak 24 siswa.
59
Selain melakukan wawancara, peneliti menggunakan instrumen
observasi untuk mengetahui tingkat partisipasi siswa pra-implementasi
tindakan (based-line), kuesioner untuk mengukur tingkat motivasi siswa
pra-implementasi tindakan (based-line), dan melihat hasil ulangan siswa
untuk mengetahui tingkat prestasi siswa pra- implementasi tindakan
(based-line).
Hasil observasi partisipasi pra- implementasi tindakan (based-line)
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel V. 1 Hasil Observasi Partisipasi Pra-Implementasi (Based-Line)
Indikator No. Hal yang
Diamati Ya Tdk Frekuensi/
Keterangan 1 Siswa sudah
mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya.
v 24 Siswa siap mengikuti pelajaran.
2 Siswa tidak ada mengobrol, saling mengganggu teman, bercanda.
v 24
Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa tidak ada yang melamun, tidur di dalam kelas
v Melamun: 5 siswa, tidur : 2 siswa
4 Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan guru.
v 5 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
5 Siswa mau menjawab ketika guru memberikan pertanyaan.
v 1
Siswa mencatat hal-hal penting.
6 Siswa mencatat hal-hal penting
v 24
60
Indikator No. Hal yang Diamati
Ya Tdk Frekuensi/ Keterangan
tentang materi pelajaran berdasarkan insiatifnya sendiri.
7 Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru di papan tulis.
v 24
8 Siswa mencatat materi pelajaran yang didiktekan oleh guru.
v 24
9 Siswa mau bergabung dengan siswa lain sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru.
v 24
10 Setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan tugas.
v 12
11 Siswa tidak mengganggu kelompok lain.
v 5
Siswa mengerjakan tugas dengan baik.
12 Siswa memecahkan masalah dengan seminimal mungkin meminta bantuan guru dan kelompok yang lain.
v 3 kelompok saling membantu
61
Indikator No. Hal yang Diamati
Ya Tdk Frekuensi/ Keterangan
13 Siswa mampu menyelesaikan semua tugas yang telah diberikan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru.
v Ada tambahan waktu
14 Guru meninggalkan kelas untuk beberapa menit.
v Siswa ribut di kelas
15 Suasana kelas menjadi gaduh.
v 24
Catatan : Frekuensi dihitung dari jumlah siswa yang hadir. Sumber: Hasil observasi pra- implementasi tindakan, 2008
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa tingkat partisipasi siswa di
dalam pembelajaran sangat rendah. Dari hasil observasi indikator siswa
siap mengikuti pelajaran dapat diketahui bahwa 100% siswa tidak siap
mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semua siswa (24 siswa)
tidak ada yang mengeluarkan buku pelajaran walaupun guru sudah berada
di dalam kelas dan siap memulai pelajaran serta semua siswa (24 siswa)
masih sibuk sendiri-sendiri seperti saling mengganggu teman, bercanda,
bermain dan membuat gaduh walaupun pelajaran sudah akan dimulai.
Hasil observasi pada indikator siswa memperhatikan penjelasan
guru, menunjukkan bahwa siswa kurang memperhatikan penjelasan guru.
Sikap siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru tampak dalam
62
aktivitas yang mereka lakukan seperti melamun (21% siswa), tiduran
(8,3% siswa) dan mengobrol (100% siswa).
Hasil observasi terhadap indikator siswa menanggapi materi yang
disampaikan oleh guru menunjukkan bahwa siswa kurang menanggapi
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sikap siswa tersebut tampak
ketika hanya 4 orang (16%) saja yang berani bertanya ketika belum
memahami materi pelajaran serta hanya ada 1 siswa saja (4%) yang
menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan.
Hasil observasi pada indikator siswa mencatat hal-hal penting,
menunjukkan bahwa 24 siswa (100%) tidak ada yang mencatat materi
pelajaran berdasarkan inisiatif mereka sendiri, 24 siswa (100%) tidak ada
yang mencatat materi yang ditulis oleh guru di papan tulis, dan 24 siswa
(100%) tidak ada yang mencatat materi yang disampaikan oleh guru.
Hasil observasi terhadap indikator siswa mengerjakan tugas dengan
baik, menunjukkan bahwa 24 siswa (100%) tidak mau bergabung sesuai
dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Setiap anggota
kelompok belum berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan tugas.
Sebagian dari mereka (50% siswa) mengandalkan anggota kelompoknya
untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Selain itu pula ada 5
siswa yang mengganggu saat temannya menyelesaikan tugas. Selain itu,
siswa tidak mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan alokasi waktu
yang telah ditentukan oleh guru sehingga guru memberikan tambahan
alokasi waktu.
63
Hasil observasi terhadap indikator siswa ribut di kelas, menunjukkan
bahwa pada saat guru meninggalkan kelas untuk beberapa menit ternyata
suasana kelas menjadi gaduh. Semua siswa (100%) ribut sendiri-sendiri
dan saling melihat pekerjaan teman.
Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa sebelum pra-
implementasi tindakan (based-line), peneliti menggunakan kuesioner
yang terdiri dari 20 pernyataan. Hasil kuesioner tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel V. 2 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Pra-Implementasi
(Based Line)
Kelas Frekuensi Golongan Motivasi 81 - 100 1 Sangat Tinggi 66 - 80 22 Tinggi 56 - 65 1 Cukup 46 - 55 - Rendah 0 - 45 - Sangat Rendah
Sumber: Hasil observasi pra- implementasi tindakan, 2008
Dari tabel hasil kuesioner motivasi belajar pra- implementasi
(based-line) diketahui bahwa 1 siswa memiliki tingkat motivasi yang
sangat tinggi (4%), 22 siswa memiliki tingkat motivasi tinggi (92%),
dan 1 siswa memiliki tingkat motivasi cukup (4%).
Dari hasil kuesioner tersebut diharapkan tingkat motivasi siswa
sesudah mengalami proses pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengalami peningkatan.
Motivasi siswa yang semula tinggi diharapkan dapat meningkat menjadi
motivasi siswa sangat tinggi.
64
Prestasi belajar siswa pra- implementasi (based-line) dilihat dari
nilai ulangan terakhir siswa. Hasil ulangan terakhir siswa dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel V. 3 Nilai Ulangan IPS Ekonomi (Based-Line)
Ketuntasan Belajar No. Nilai
Ya Tidak 1 45 v 2 35 v 3 20 v 4 40 v 5 50 v 6 1,75 v 7 65 v 8 40 v 9 50 v 10 30 v 11 30 v 12 40 v 13 65 v 14 60 v 15 50 v 16 45 v 17 45 v 18 50 v 19 65 v 20 65 v 21 60 v 22 65 v 23 65 v 24 65 v
Sumber: Dokumen SMP TD-IP, 2008
KKM mata pelajaran IPS Ekonomi di SMP Taman Dewasa
adalah 65. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa sebagian besar
siswa tidak tuntas belajar. Siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 17
65
siswa (70%) dan siswa yang tuntas belajar sebanyak 7 siswa (30%).
Oleh karena itu, prestasi belajar siswa harus ditingkatkan.
Berdasarkan ide awal dan temuan awal maka peneliti membuat
hipotesis bahwa (1) ada peningkatan partisipasi siswa di dalam
pembelajaran setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif
tipe STAD, (2) ada peningkatan motivasi siswa di dalam pembelajaran
setelah menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan
(3) ada peningkatan prestasi belajar siswa setelah menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Peneliti tertarik untuk menggunakan metode pembelajaran
kooperatif tipe STAD karena selain metode ini adalah metode
pembelajaran kooperatif yang paling sederhana juga karena metode
pembela jaran ini merupakan sebuah model yang baik bagi seorang guru
yang baru mengenal pembelajaran kooperatif.
Pada bagian perencanaan tindakan, peneliti melakukan beberapa
hal yaitu menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), membagi
siswa ke dalam kelompok, membuat lembar penilaian model STAD dan
membuat lembar nilai kelompok.
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP)
Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pengajaran sesuai dengan
materi yang diberikan oleh guru pamong. Setelah RPP selesai dibuat
maka RPP diberikan kepada guru pamong untuk dipelajari. Selain
membuat RPP, peneliti juga mempersiapkan segala media
66
pengajaran yang dibutuhkan seperti membuat handout, membuat
tanda “love”, dan membuat lembar penilaian kerja kelompok dari
kertas asturo.
2. Membagi siswa ke dalam kelompok
Setelah menyusun RPP, peneliti membagi siswa ke dalam kelompok
berdasarkan nilai ulangan yang siswa peroleh. Anggota kelompok
harus seimbang antara siswa yang berkemampuan tinggi,
berkemampuan sedang, dan berkemampuan rendah. Jika jumlah
siswa 24 maka akan terbentuk 6 kelompok sebagai berikut:
Tabel V. 4 Daftar Pembagian Kelompok
Kelompok Siswa Nama Nilai Klmpk
Lisa Apriliani 65 A Wahyudi 65 B Setyo Budi Tri Sejati 65 C Singgih Andri Cahyono 65 D Tyas Saraswati 65 E
Siswa berkemampuan
tinggi
Wiwit Grahita 65 F Yuli Saraswati 65 A Rizki Nur Aini 60 B Tri Pandra 60 C Intan Padma Rahmawati 50 D Nimas Fitriana Hadi 50 E Rizqina Della Putra 50 F Satrio Abisatyo 50 A Aditya Martha Dewanta 45 B Ariska Saraswati 45 C Rahmi Artha Nugraheni 45 D Futikhatul Rizku S 40 E
Siswa berkemampuan
sedang
Mutia Wardhati 40 F Risang 40 A Agung Habib Ramadhan 35 B
Siswa berkemampuan
rendah Panji Gupita 30 C
67
Kelompok Siswa Nama Nilai Klmpk Putri Agustina 30 D Alfianto Satya Himawan 20 E
Ivan Kurniawan 1,75 F
3. Membuat lembar penilaian model STAD
Setelah membuat daftar pembagian kelompok maka peneliti
membuat lembar penilaian model STAD. sebagai berikut:
Tabel V. 5 Penilaian Model STAD
Tanggal : 24 Maret 2008 Pokok Bahasan : Pokok Kegiatan Ekonomi NAMA
Skor Dasar
Skor Kuis
Skor Perkembangan
Lisa Apriliani 65 Wahyudi 65 Setyo Budi Tri Sejati 65 Singgih Andri Cahyono 65 Tyas Saraswati 65 Wiwit Grahita 65 Yuli Saraswati 65 Rizki Nur Aini 60 Tri Pandra 60 Intan Padma Rahmawati 50 Nimas Fitriana Hadi 50 Rizqina Della Putra 50 Satrio Abisatyo 50 Aditya Martha Dewanta 45 Ariska Saraswati 45 Rahmi Artha Nugraheni 45 Futikhatul Rizku S 40 Mutia Wardhati 40 Risang 40 Agung Habib Ramadhan 35 Panji Gupita 30 Putri Agustina 30 Alfianto Satya Himawan 20 Ivan Kurniawan 1,75
Sumber: Dokumen SMP TD-IP, 2008
68
Kolom “Nilai Dasar” diisi setelah peneliti memperoleh nilai ulangan
terakhir siswa pra- implementasi tindakan dari guru pamong. Kolom
“Nilai Kuis” diisi setelah peneliti bersama guru pamong
memberikan kuis dengan terlebih dahulu menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kolom “Skor Perkembangan”
diisi sebesar skor yang diperoleh apabila skor kuis siswa berhasil
melewati skor dasarnya.
4. Membuat lembar nilai kelompok
Setelah membuat lembar penilaian model STAD maka peneliti
membuat lembar nilai kelompok sebagai berikut:
Tabel V. 6 Lembar Nilai Kelompok
Nama Tim Kelompok Produksi A Anggota Tim 1 2 3 Lisa Apriliani Yuli Saraswati Satrio Abisatyo Risang Total Skor Rata-rata Penghargaan
b. Tindakan
Setelah semua kegiatan perencanaan selesai dipersiapkan maka
kegiatan tindakan segera diimplementasikan. Pada sesi ini guru pamong
mempraktekkan RPP yang telah dibuat oleh peneliti. Bagian tindakan
terdiri dari tiga kegiatan pokok yang dilakukan oleh guru pamong pada
saat melakukan proses belajar mengajar di kelas yaitu:
69
Pertemuan Pertama (24 Maret 2008):
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Guru menjelaskan langkah pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang telah ditentukan
oleh guru.
2. Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar
satu anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang
berkemampuan relatif rendah diberi tugas yang lebih
mudah.
3. Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi
(bertanya, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban)
akan mendapat hadiah dari guru di akhir pelajaran.
Keaktifan kelompok dihitung dari banyaknya tanda “love”
yang mereka kumpulkan.
4. Guru membagikan kertas asturo kepada kelompok. Kertas
asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan tanda
“love” yang telah dikumpulkan oleh siswa.
5. Guru membagikan handout dan menjelaskan cara
penggunaanya. Adapun cara penggunaan handout yaitu
sebagai berikut:
a. Siswa membaca handout yang telah dibagikan.
70
b. Setelah siswa selesai membaca handout maka siswa
harus mengerjakan tugas yang telah ditentukan oleh
guru. Tugas telah terlampir pada bagian belakang
lembar handout.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Masing-masing siswa menyelesaikan tugasnya di dalam
kelompok.
b. Setelah menyelesaikan tugasnya, siswa yang mengerjakan soal
nomor 1 harus menjelaskan tugas yang ia kerjakan kepada
teman satu kelompoknya. Begitu terus selanjutnya sampai
semua anggota kelompok mendapat penjelasan soal nomor 2,
3, dan 4 dari anggota kelompok yang mendapat tugas
menyelesaikan soal nomor tersebut.
c. Setelah semua anggota kelompok mendapat penjelasan dari
masing-masing anggota kelompoknya sendiri, maka kelompok
harus mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas.
Kelompok yang pertama mendapat giliran maju yaitu
Kelompok Konsumsi dan Kelompok Distribusi. Pada sesi ini
kelompok yang lain boleh mengajukan pertanyaan,
menyanggah jawaban, dan mengeluarkan pendapat.
d. Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menyanggah jawaban, dan mengeluarkan
71
pendapat akan memperoleh tanda “love” dari guru untuk
kemudian ditempel di kertas asturo yang telah disediakan.
3. Penutup
Bagian penutup terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini.
b. Guru mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa selama
proses pembelajaran.
c. Guru mengucapkan salam penutup.
Pertemuan Kedua (29 Maret 2008)
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Guru mengecek kehadiran siswa melalui presensi.
c. Guru mereview sekilas materi konsumsi dan distribusi.
d. Guru menjelaskan kembali langkah pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang telah ditentukan
oleh guru.
2. Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar
satu anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang
berkemampuan relatif rendah diberi tugas yang lebih
mudah.
72
3. Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi
(bertanya, menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban)
akan mendapat hadiah dari guru di akhir pelajaran.
Keaktifan kelompok dihitung dari banyaknya tanda “love”
yang mereka kumpulkan.
4. Guru membagikan kembali kertas asturo kepada kelompok.
Kertas asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan
tanda “love” yang telah dikumpulkan oleh siswa.
5. Guru membagikan kembali handout.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Kelompok Produksi mendapat giliran untuk mempresentasikan
hasil pekerjaannya.
b. Kelompok yang lain mendengarkan presentasi Kelompok
Produksi dan menyiapkan sejumlah pertanyaan.
a. Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab
pertanyaan, menyanggah jawaban, dan mengeluarkan
pendapat akan memperoleh tanda “love” dari guru untuk
kemudian ditempel di kertas asturo yang telah disediakan.
b. Guru bersama siswa menghitung setiap tanda “love” yang
telah dikumpulkan oleh setiap kelompok. Kelompok yang
paling banyak mengumpulkan tanda “love” mendapat hadiah
dari guru.
73
3. Penutup
Bagian penutup terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini.
b. Guru mengadakan tes sesuai dengan materi yang telah
dipelajari pada pertemuan yang telah lalu (24 Maret 2008) dan
materi hari ini.
c. Guru mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa selama
proses pembelajaran.
d. Guru mengucapkan salam penutup.
c. Pengamatan
Pada saat guru mempraktekkan RPP dengan menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD, peneliti melakukan observasi
terhadap tingkat partisipasi siswa selama proses pembelajaran
berlangsung. Partisipasi siswa selama proses pembelajaran dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel V. 7 Hasil Partisipasi Siswa saat Implementasi Tindakan
Indikator No. Hal yang
Diamati Ya Tdk Frekuensi/
Keterangan 1 Siswa sudah
mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya.
v 24 Siswa siap mengikuti pelajaran.
2 Siswa tidak ada mengobrol, saling mengganggu teman, bercanda.
v 20
74
Indikator No. Hal yang Diamati
Ya Tdk Frekuensi/ Keterangan
Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa tidak ada yang melamun, tidur di dalam kelas
v 24
4 Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan guru.
v 20 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
5 Siswa mau menjawab ketika guru memberikan pertanyaan.
v 20
6 Siswa mencatat hal-hal penting tentang materi pelajaran berdasarkan insiatifnya sendiri.
v 24
7 Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru di papan tulis.
v 24
Siswa mencatat hal-hal penting.
8 Siswa mencatat materi pelajaran yang didiktekan oleh guru.
v 24
9 Siswa mau bergabung dengan siswa lain sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru.
v 24 Siswa mengerjakan tugas dengan baik.
10 Setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan tugas.
v 24
75
Indikator No. Hal yang Diamati
Ya Tdk Frekuensi/ Keterangan
11 Siswa tidak mengganggu kelompok lain.
v 24
12 Siswa memecahkan masalah dengan seminimal mungkin meminta bantuan guru dan kelompok yang lain.
v 24
13 Siswa mampu menyelesaikan semua tugas yang telah diberikan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru.
v 24
14 Guru meninggalkan kelas untuk beberapa menit.
v Siswa ribut di kelas
15 Suasana kelas menjadi gaduh.
v
Catatan : Frekuensi dihitung dari jumlah siswa yang hadir. Sumber: Hasil Observasi, 2008
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan
partisipasi siswa di dalam pembelajaran menggunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi indikator siswa
siap mengikuti pelajaran dapat diketahui bahwa 100% siswa siap
mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat dari semua siswa (24 siswa)
sudah mengeluarkan buku pelajaran serta semua siswa (24 siswa) tidak
76
ada yang sibuk sendiri-sendiri seperti saling mengganggu teman,
bercanda, bermain dan membuat gaduh.
Hasil observasi pada indikator siswa memperhatikan penjelasan
guru, menunjukkan bahwa siswa yang sebelum implementasi tindakan
kurang memperhatikan penjelasan guru menjadi lebih memperhatikan
penjelasan guru. Sikap siswa yang memperhatikan penjelasan guru
tercermin dari tidak adanya siswa yang melamun dan tidur di dalam kelas.
Hasil observasi terhadap indikator siswa menanggapi materi yang
disampaikan oleh guru, menunjukkan bahwa siswa mau menanggapi
materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sikap siswa tersebut tampak
ketika hampir semua siswa yaitu sebanyak 20 siswa (83%) berani bertanya
ketika belum memahami materi pelajaran serta 20 siswa (83%) berani
menjawab ketika guru mengajukan pertanyaan.
Hasil observasi pada indikator siswa mencatat hal-hal penting,
menunjukkan bahwa 24 siswa (100%) mau mencatat materi pelajaran
berdasarkan inisiatif mereka sendiri, 24 siswa (100%) mau mencatat
materi yang ditulis oleh guru di papan tulis, dan 24 siswa mau (100%)
mencatat materi yang disampaikan oleh guru.
Hasil observasi terhadap indikator siswa mengerjakan tugas dengan
baik, menunjukkan bahwa semua siswa (100%) mau bergabung sesuai
dengan kelompok yang telah ditentukan oleh guru. Setiap anggota
kelompok (24 siswa) sudah berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan
tugas. Mereka tidak bergantung lagi kepada teman yang lain untuk
77
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa pun tidak ada yang
mengganggu teman yang lain karena mereka sibuk mengerjakan tugasnya
masing-masing. Selain itu, siswa juga mampu untuk menyelesaikan tugas
sesuai dengan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru.
Adapun rekap hasil partisipasi siswa pra- implementasi tindakan dan
pada saat implementasi tindakan tampak pada tabel di bawah ini:
Tabel V. 8 Rekap Hasil Partisipasi Siswa Pra-implementasi Tindakan
dan Saat Implementasi Tindakan
Pra-Implementasi Implementasi Tindakan Indikator No. Hal yang
Diamati Ya Tdk F Ya Tdk F
1 Siswa sudah mengeluarkan buku pelajaran dan alat tulisnya.
v 24 v 24 Siswa siap mengikuti pelajaran.
2 Siswa tidak ada mengobrol, saling mengganggu teman, bercanda.
v 24 v 20
Siswa memperhatikan penjelasan guru
3 Siswa tidak ada yang melamun, tidur di dalam kelas
v Melamun: 5 siswa, tidur : 2 siswa
v 24
4 Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan guru.
v 5 v 20 Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
5 Siswa mau menjawab ketika guru
v 1 v 20
78
Pra-Implementasi Implementasi Tindakan Indikator No. Hal yang
Diamati Ya Tdk F Ya Tdk F
memberikan pertanyaan.
6 Siswa mencatat hal-hal penting tentang materi pelajaran berdasarkan insiatifnya sendiri.
v 24 v 24
7 Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru di papan tulis.
v 24 v 24
Siswa mencatat hal-hal penting.
8 Siswa mencatat materi pelajaran yang didiktekan oleh guru.
v 24 v 24
9 Siswa mau bergabung dengan siswa lain sesuai dengan kelompok yang sudah dibagi guru.
v 24 v 24
10 Setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif di dalam mengerjakan tugas.
v 12 v 24
11 Siswa tidak mengganggu kelompok lain.
v 5 v 24
Siswa mengerjakan tugas dengan baik.
12 Siswa memecahkan masalah
v 3 kelompok saling
v 24
79
Pra-Implementasi Implementasi Tindakan Indikator No. Hal yang
Diamati Ya Tdk F Ya Tdk F
dengan seminimal mungkin meminta bantuan guru dan kelompok yang lain.
membantu
13 Siswa mampu menyelesaikan semua tugas yang telah diberikan berdasarkan alokasi waktu yang telah ditentukan oleh guru.
v Ada tambahan waktu
v 24
14 Guru meninggalkan kelas untuk beberapa menit.
v v Siswa ribut di kelas
15 Suasana kelas menjadi gaduh.
v 24 v
Ket: F (Frekuensi) : dihitung dari jumlah siswa yang hadir. Sumber: Hasil Observasi, 2008
Target keberhasilan partisipasi yaitu sebesar 60 % siswa ikut
berpartisipasi dalam pembelajaran. Jumlah keseluruhan siswa di kelas VII
B sebanyak 24 siswa maka jika target keberhasilan partisipasi sebesar
60% siswa ikut berpartisipasi dalam pembelajaran maka 14 siswa
diharapkan ikut berpartipasi di dalam proses pembelajaran.
Pada saat pra-implementasi tindakan jumlah siswa yang
berpartisipasi aktif dan positif hanya sekitar 12 siswa saja sedangkan pada
80
saat implementasi tindakan semua siswa (24 siswa) ikut berpartisipasi
selama proses pembelajaran berlangsung.
Dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target
partisipasi sudah tercapai karena hampir semua siswa (24 siswa) ikut
berpartisipasi di dalam proses pembelajaran.
Selain mengamati tingkat partisipasi siswa, peneliti juga mengukur
tingkat motivasi siswa setelah mengalami proses pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hasil
kuesioner motivasi belajar setelah implementasi tindakan tampak pada
tabel di bawah ini:
Tabel V. 9 Hasil Kuesioner Motivasi Belajar Setelah Implementasi Tindakan
Kelas Frekuensi Golongan Motivasi 81 - 100 17 Sangat Tinggi 66 - 80 6 Tinggi 56 - 65 1 Cukup 46 - 55 - Rendah 0 - 45 - Sangat Rendah
Sumber: Hasil observasi, 2008
Dari tabel hasil kuesioner motivasi belajar setelah implementasi
tindakan diketahui bahwa 17 siswa memiliki tingkat motivasi yang
sangat tinggi (71%), 6 siswa memiliki tingkat motivasi tinggi (25%),
dan 1 siswa memiliki tingkat motivasi cukup (4%).
Rekap hasil kuesioner motivasi belajar pra- implementasi tindakan
dan sesudah implementasi tindakan tampak pada tabel di bawah ini:
81
Tabel V. 10 Rekap hasil kuesioner motivasi belajar pra-implementasi tindakan
dan sesudah implementasi tindakan
Frekuensi Kelas Pra-
Implementasi Sesudah
Implementasi
Golongan Motivasi
81 - 100 1 17 Sangat Tinggi 66 - 80 22 6 Tinggi 56 - 65 1 1 Cukup 46 - 55 - - Rendah 0 - 45 - - Sangat Rendah
Sumber: Hasil observasi, 2008
Target keberhasilan motivasi belajar adalah 60% anak dari jumlah
keseluruhan siswa (24 siswa) memiliki tingkat motivasi sangat tinggi.
Jadi, hasil kuesioner 14 siswa harus berada pada rentangan 81 -100.
Pada saat pra- implementasi tindakan jumlah siswa yang memiliki
tingkat motivasi sangat tinggi hanya 1 siswa (4%) saja sedangkan
jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sesudah
implementasi tindakan sebanyak 17 siswa (71%). Oleh karena itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa target motivasi belajar sudah tercapai
karena hasil kuesioner dari 17 siswa sudah berada pada rentangan 81 –
100.
Pada akhir pelajaran pertemuan kedua (29 Maret 2008) peneliti
bersama guru pamong mengadakan tes untuk mengetahui ketercapaian
indikator. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
82
Tabel V.11 Hasil Tes Siswa Sesudah Implementasi Tindakan
Ketuntasan Belajar No. Nilai
Ya Tidak 1 70 v 2 55 v 3 55 v 4 60 v 5 70 v 6 65 v 7 85 v 8 20 v 9 65 v 10 65 v 11 60 v 12 70 v 13 70 v 14 80 v 15 70 v 16 85 v 17 70 v 18 75 v 19 80 v 20 60 v 21 75 v 22 70 v 23 80 v 24 80 v
Sumber: Hasil tes siswa, 2008
Dari tabel di atas diketahui bahwa 18 siswa (75%) mengalami
ketuntasan belajar dan 6 siswa (25%) belum mengalami ketuntasan
belajar. Rekap hasil prestasi belajar siswa pra- implementasi dan sesudah
implementasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
83
Tabel V. 12 Rekap Hasil Tes Siswa Pra-Implementasi
dan Sesudah Implentasi Tindakan
Pra-Implementasi Sesudah Implementasi Ketuntasan Belajar Ketuntasan Belajar No Nilai
Ya Tdk Nilai
Ya Tdk 1 45 v 70 v 2 35 v 55 v 3 20 v 55 v 4 40 v 60 v 5 50 v 70 v 6 1,75 v 65 v 7 65 v 85 v 8 40 v 20 v 9 50 v 65 v 10 30 v 65 v 11 30 v 60 v 12 40 v 70 v 13 65 v 70 v 14 60 v 80 v 15 50 v 70 v 16 45 v 85 v 17 45 v 70 v 18 50 v 75 v 19 65 v 80 v 20 65 v 60 v 21 60 v 75 v 22 65 v 70 v 23 65 v 80 v 24 65 v 80 v
Sumber: Dokumen SMP TD-IP & Hasil tes siswa, 2008
Target keberhasilan prestasi yaitu 60% siswa mengalami
ketuntasan belajar. Pada saat pra- implementasi tindakan jumlah siswa
yang mengalami ketuntasan belajar hanya 7 siswa (30%) sedangkan
sesudah implementasi tindakan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 18
siswa. Dari tabel di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa target
84
keberhasilan prestasi sudah tercapai karena 18 siswa (75%) sudah
mengalami ketuntasan belajar.
Rekap hasil ketercapaian semua variabel tampak pada tabel di
bawah ini:
Tabel V.13 Rekap Hasil Ketercapaian Seluruh Variabel
Variabel Based Line Target Ketercapaian Partisipasi Hanya 12 siswa
yang berpartisipasi di dalam proses pembelajaran.
60% siswa (14 siswa) ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Sudah tercapai. 24 siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Motivasi 1 siswa memiliki motivasi sangat tinggi, 22 siswa memiliki motivasi tinggi, dan 1 siswa memiliki motivasi cukup.
60 % siswa (14 siswa) memiliki tingkat motivasi sangat tinggi.
Sudah tercapai. 17 siswa memiliki motivasi sangat tinggi.
Prestasi Hanya 7 siswa yang tuntas belajar.
60 % siswa (14 siswa) mengalami ketuntasan belajar.
Sudah tercapai. 18 siswa mengalami ketuntasan belajar.
Sumber: Hasil observasi, 2008
d. Refleksi
Pada saat pra-implementasi tindakan, tingkat partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran dapat digolongkan ke dalam tingkat
partisipasi rendah karena jumlah siswa yang mau berpartisipasi hanya
sekitar 12 siswa saja. Tingkat partisipasi siswa yang rendah mungkin
disebabkan karena siswa merasa bosan dengan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru. Selama ini guru memang cenderung hanya
menggunakan metode ceramah saja dan kurang memvariasikan metode
pembelajaran yang digunakan. Selain itu, ada siswa yang enggan untuk
85
bergabung sesuai dengan anggota kelompok yang telah dibuat oleh guru
karena ia merasa paling pintar sehingga malas untuk belajar dengan
teman yang ia rasa bodoh dan ada pula siswa yang merasa rendah
diri/malu karena ia satu-satunya anggota laki- laki di dalam kelompok
tersebut
Pada saat implementasi tindakan ternyata tingkat partisipasi siswa
menjadi sangat tinggi (24 siswa ikut berpartisipasi). Hal ini disebabkan
karena siswa merasa senang dengan metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru. Siswa ternyata senang ketika keaktifan mereka di
dalam proses pembelajaran dihargai oleh guru sehingga mereka pun
berlomba- lomba mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun
menyanggah jawaban demi mengumpulkan tanda “love” sebanyak-
banyaknya dari guru. Oleh karena itu, kreativitas guru dalam mengajar
ternyata sangat dibutuhkan. Seorang guru yang kreatif dapat
meningkatkan tingkat partisipasi siswa di dalam pembelajaran.
Pada saat pra- implementasi tindakan, tingkat motivasi 22 siswa
berada pada kategori tinggi sedangkan sesudah implementasi tindakan
motivasi siswa meningkat menjadi sangat tinggi (17 siswa). Hal ini
disebabkan karena siswa merasa lebih termotivasi di dalam
pembelajaran karena mereka menyukai metode pembelajaran yang
digunakan oleh guru.
Pemberian hadiah juga turut andil dalam meningkatkan motivasi
siswa di dalam pembelajaran. Hadiah tidak harus mahal, tanda “love”
86
seperti yang diberikan oleh guru pamong ternyata tidak hanya
meningkatkan partisipasi siswa namun dapat pula meningkatkan
motivasi siswa di dalam pembelajaran.
Prestasi siswa pra- implementasi tindakan tergolong cukup rendah
yang ditandai jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 7 siswa sedangkan
jumlah keseluruhan siswa VII B sebanyak 24 siswa. Namun, setelah
implementasi tindakan prestasi siswa meningkat cukup tajam. Jumlah
siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 18 siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa disebabkan karena siswa benar-
benar memahami materi yang diajarkan. Pengajaran teman sebaya (peer
teaching) yang ada di dalam metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
ternyata cukup membantu mereka di dalam memahami materi pelajaran.
Selain itu, pelaksanaan tes sesudah satu materi (dalam hal ini pokok
kegiatan ekonomi) selesai diajarkan dan tidak menunggu sampai materi
menumpuk membuat siswa lebih terfokus di dalam belajar dan
menyelesaikan soal-soal yang diteskan.
2. Siklus Kedua
Siklus kedua diterapkan apabila target yang telah ditetapkan pada siklus
pertama belum tercapai. Pada penelitian ini siklus kedua tidak diterapkan
karena target partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa sudah tercapai
pada siklus pertama.
87
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Beradasarkan hasil yang telah dicapai pada penelitian ini maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari hasil penelitian ini adalah:
1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatfi tipe STAD dapat
meningkatkan partisipasi siswa. Pada saat pra- implementasi tindakan
jumlah siswa yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran hanya 12
siswa. Pada saat implementasi tindakan jumlah siswa yang ikut
berpartisipasi di dalam pembelajaran menjadi 24 siswa.
2. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan motivasi siswa di dalam belajar. Pada saat pra-
implementasi tindakan jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi
sangat tinggi hanya berjumlah 1 siswa namun sesudah implementasi
tindakan jumlah siswa yang memiliki tingkat motivasi sangat tinggi
menjadi 17 siswa.
3. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada saat pra-implementasi
tindakan jumlah siswa yang tuntas belajar hanya 7 siswa namun sesudah
implementasi tindakan jumlah siswa yang tuntas belajar menjadi 18
siswa.
88
B. Saran Bagi Guru Pamong
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh guru adalah rendahnya
tingkat partisipasi, motivasi, dan prestasi belajar siswa. Berkaitan dengan
permasalahan tersebut saran yang dapat diberikan peneliti terkait penelitian
ini adalah:
1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat
digunakan di dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPS Ekonomi.
Namun, pada saat pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan
metode pembelajaran ini, guru hendaknya melakukan pengamatan untuk
kemudian hasilnya direfleksikan. Dari hasil refleksi tersebut dapat
ditarik kesimpulan apakah metode ini masih relevan untuk diterapkan
atau tidak dan apabila di dalam penggunaannya masih terdapat
kekurangan maka kekurangan tersebut dapat diperbaiki.
2. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi
siswa yaitu dengan cara guru mampu merancang pembelajaran yang
dapat mengaktifkan siswa dan membuat siswa menyukai kegiatan
belajar.
3. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi
siswa yaitu dengan guru memberikan hadiah kepada siswa. Hadiah tidak
perlu mahal namun cukup seperti tanda “love” yang digunakan dalam
penelitian ini sudah dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.
89
4. Prestasi belajar siswa dapat lebih ditingkatkan dengan cara guru sering
memberikan latihan soal, kuis dan ulangan sehingga siswa menjadi lebih
tekun untuk belajar.
C. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
1. Pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan kuesioner untuk
mengukur tingkat motivasi siswa, akan lebih baik lagi pada saat
mengukur motivasi selain menggunakan kuesioner juga menggunakan
pengamatan (observasi).
2. Pada saat membagi siswa ke dalam kelompok, peneliti hanya
menggunakan nilai ulangan siswa sebagai dasarnya, akan lebih baik
apabila pada penelitian selanjutnya melibatkan guru pamong di dalam
pembagian kelompok karena guru pamong benar-benar mengetahui
karakteristik setiap siswa.
3. Peneliti tidak melakukan wawancara dengan siswa setelah selesai
melakukan observasi karena siswa harus mengikuti pelajaran lain, akan
lebih baik lagi apabila pada penelitian selanjutnya melibatkan
wawancara dengan siswa.
KUESIONER
Kepada
Yth. Siswa-Siswi kelas VII B
SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan Yogyakarta
Dengan hormat,
Dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah saya pada saat ini
memohon kerelaan Anda untuk meluangkan waktu dan berkenan menjawab
pernyataan-pernyataan pada angket atau kuesioner ini sesuai dengan pendapat dan
keaadaan Anda yang sebenarnya.
Perlu Anda ketahui bahwa angket ini hanya untuk keperluan penelitian
atau untuk tujuan ilmiah serta untuk membantu meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga jawaban yang Anda berikan tidak akan mempengaruhi
nilai Anda. Jawaban Anda saya sampaikan dalam bentuk skripsi yang berjudul:
“PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DALAM
MENINGKATKAN PARTISIPASI, MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPS EKONOMI SISWA KELAS VII B SMP TAMAN
DEWASA IBU PAWIYATAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008”.
Atas bantuan yang Anda sampaikan melalui pengisian angket/kuesioner
yang telah saya berikan ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Maria Dwi Retno Sari
KUESIONER
Identitas Diri
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pernyataan-pernyataan di bawah ini!
2. Jawablah pernyataan-pernyataan ini sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya!
3. Jawablah pernyataan-pernyataan pada lembar angket yang telah disediakan!
Petunjuk Khusus
Berilah tanda cek ( v ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pernyataan-pernyataan berkaitan dengan motivasi belajar NO. PERNYATAAN SS S R TS STS
1 Saya belajar tanpa disuruh orang tua. 2 Saya tertarik untuk mengulang kembali
pelajaran yang telah diberikan guru.
3 Saya tidak pernah mempersiapkan materi pelajaran untuk hari berikutnya.
4 Saya selalu mengerjakan tugas dari guru dengan sebaik mungkin.
5 Tugas dari guru adalah penting sehingga saya harus mengerjakannya.
6 Saya menyalin pekerjaan teman. 7 Saya mengerjakan soal ulangan dengan
tidak serius.
8 Saya belajar dengan tekun setiap hari untuk meningkatkan prestasi.
9 Nilai teman yang lebih bagus dari saya mendorong saya untuk berprestasi lebih baik lagi.
10 Saya puas dengan nilai yang saya dapat selama ini sehingga saya tidak perlu belajar lagi.
11 Saya berani mengerjakan tugas di papan tulis.
12 Saya tertarik mengerjakan soal yang sulit. 13 Saya lebih suka ulangan dengan model
“open book” (membuka buku).
14 Saya baru akan berhenti belajar apabila saya sudah merasa lelah.
15 Saya baru akan meminta bantuan teman apabila saya merasa sudah tidak bisa mengerjakannya sendiri.
16 Saya kecewa jika mendapat nilai jelek sehingga saya malas belajar.
17 Saya selalu bertanya ketika saya tidak bisa memahami pelajaran yang diberikan guru.
18 Saya selalu berperan aktif pada saat pelajaran berlangsung.
19 Saya sering mengganggu teman pada saat pelajaran berlangsung.
20 Saya malas bergabung dengan kelompok pada saat guru menyuruh membentuk kelompok.
LEMBAR OBSERVASI
Lembar Observasi
Siklus I / II *
Hari dan tanggal : …………………………………………………….
Waktu : …………………………………………………….
Jumlah siswa keseluruhan : …………………………………………………….
Jumlah siswa yang hadir : …………………………………………………….
Pokok bahasan : ……………………………………………………..
Petunjuk :
Berilah tanda cek ( v ) pada kolom YA dan TIDAK sesuai dengan keadaan yang
diamati.
No. Indikator Hal yang Diamati YA TDK Frekuensi
1. Siswa siap
mengikuti
pelajaran.
o Siswa sudah mengeluarkan buku
pelajaran dan alat tulisnya.
o Siswa tidak ada yang masih di
luar kelas, makan/minum,
bermain, mengobrol,
mengganggu teman dan bercanda
2. Siswa
memperhatika
n penjelasan
guru
o Siswa tidak ada yang melamun,
tidur di dalam kelas, bermain HP,
dan membaca komik
3. Siswa
menanggapi
pembahasan
pembelajaran
o Siswa bertanya ketika belum
memahami materi yang diberikan
guru..
o Siswa mau menjawab ketika guru
memberikan pertanyaan.
4. Siswa o Siswa mencatat hal-hal penting
mencatat hal-
hal penting.
tentang materi pelajaran
berdasarkan insiatifnya sendiri.
o Siswa mencatat materi pelajaran
yang ditulis guru di papan tulis.
o Siswa mencatat materi pelajaran
yang didiktekan oleh guru.
5. Siswa
mengerjakan
tugas dengan
baik.
o Siswa mau bergabung dengan
siswa lain sesuai dengan
kelompok yang sudah dibagi
guru.
o Setiap anggota kelompok
berpartisipasi aktif di dalam
mengerjakan tugas.
o Siswa tidak mengganggu
kelompok lain.
o Siswa memecahkan masalah
dengan seminimal mungkin
meminta bantuan guru dan
kelompok yang lain.
o Siswa mampu menyelesaikan
semua tugas yang telah diberikan
berdasarkan alokasi waktu yang
telah ditentukan oleh guru.
6. Siswa ribut di
kelas
o Guru meninggalkan kelas untuk
beberapa menit.
o Suasana kelas menjadi gaduh.
*/ coret salah satu
Ket : frekuensi dihitung dari banyaknya siswa yang melakukan tindakan.
PEDOMAN WAWANCARA
Pedoman Wawancara
Nama Guru : …………………………………….
Tanggal Wawancara : …………………………………….
Kisi-kisi wawancara:
1. Metode pembelajaran
a. Metode pembelajaran apa saja yang diketahui oleh guru?
b. Metode pembelajaran apa saja yang selama ini digunakan oleh guru?
c. Apa saja keuntungan dari penggunaan metode pembelajaran di atas?
d. Apa saja kerugian dari penggunaan metode pembelajaran di atas?
e. Apakah guru selalu memvariasikan metode pembelajaran di dalam
menyampaikan materi ajar atau hanya terpaku dengan satu metode
pembelajaran saja?
f. Apakah guru mengetahui tentang metode pembelajaran kooperatif?
g. Apakah guru mengetahui STAD dan pernah menerapkannya?
2. Proses pembelajaran
a. Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru?
b. Apakah guru selalu melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum
melakukan proses pembelajaran?
3. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam proses pembelajaran
a. Apa saja hambatan-hambatan yang muncul selama proses pembelajaran?
b. Bagaimana cara guru untuk mengatasi hambatan tersebut?
4. Partisipasi Siswa
a. Bagaimana tingkat partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran?
b. Apakah tingkat pasrtisipasi siswa tersebut sudah dirasa “cukup” oleh
guru?
c. Apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan partisipasi siswa?
5. Motivasi Siswa
a. Bagaimana tingkat motivasi siswa di dalam proses pembelajaran?
b. Apakah tingkat motivasi siswa tersebut sudah dirasa “cukup” oleh guru?
c. Apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan motivasi siswa?
6. Prestasi Siswa
a. Bagaimana hasil prestasi siswa?
b. Berapa nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata satu kelas?
c. Apakah nilai siswa tersebut sudah dirasa “cukup” oleh guru?
d. Apa saja yang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa?
SKOR MOTIVASI
SKOR MOTIVASI PRA-IMPLEMENTASI TINDAKAN
(BASED LINE)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ? 1 3 5 5 4 5 2 2 1 4 4 3 2 1 4 5 2 5 3 4 3 67 2 4 4 4 5 5 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 85 3 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 4 3 78 4 4 5 2 4 4 5 4 5 4 4 4 2 4 3 2 3 4 3 4 3 69 5 4 3 3 3 4 4 4 3 5 5 3 3 3 4 5 5 3 2 5 4 75 6 4 4 5 5 4 3 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 79 7 4 5 3 4 5 3 5 5 4 2 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 75 8 4 4 3 4 5 4 3 5 5 3 4 3 4 4 4 3 4 4 5 3 75 9 5 4 4 4 5 5 4 3 5 4 3 3 4 3 3 4 5 4 4 4 80 10 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 3 3 1 4 4 5 2 3 5 5 76 11 4 3 2 3 4 2 3 4 4 4 4 3 1 4 4 3 3 4 2 3 62 12 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 4 4 2 3 3 66 13 4 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 3 3 3 4 5 5 3 3 77 14 4 3 5 5 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 4 76 15 3 5 4 4 5 4 5 3 4 4 4 4 1 4 4 2 3 2 4 3 72 16 4 4 3 3 3 3 5 3 4 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 3 71 17 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 67 18 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 69 19 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 68 20 3 3 5 4 4 4 4 3 4 5 3 4 1 4 4 4 4 3 5 5 76 21 3 3 5 4 4 3 4 4 4 5 3 3 2 5 3 3 4 3 3 3 71 22 4 3 2 2 4 2 4 4 4 5 3 2 1 3 3 4 4 3 4 3 67 23 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 70 24 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 70 HASIL: 0 – 45 = 0 46 – 55 = 0 56 – 65 = 1 66 – 80 = 22 81 – 100 = 1
SKOR MOTIVASI SETELAH IMPLEMENTASI TINDAKAN
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ? 1 3 4 4 5 3 3 3 3 3 3 3 2 1 5 5 1 2 4 4 2 68 2 4 5 5 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 5 81 3 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 4 4 5 5 5 5 90 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 81 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 82 6 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 83 7 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82 8 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 81 9 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 3 3 5 4 4 5 4 4 5 4 84 10 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 5 90 11 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 4 3 3 5 4 5 5 5 4 4 87 12 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 68 13 4 4 4 5 5 3 4 5 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 77 14 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 81 15 4 4 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 3 4 5 5 3 4 4 5 85 16 4 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 3 4 4 82 17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 78 18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 76 19 5 5 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 80 20 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 3 5 4 4 3 4 3 4 5 80 21 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 88 22 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 3 5 4 4 4 5 3 4 4 86 23 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 5 4 3 3 4 79 24 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 5 4 84 HASIL: 0 – 45 = 0 46 – 55 = 0 56 – 65 = 1 66 – 80 = 6 81 – 100 = 17
RENCANA PELAKSANAAN PENGAJARAN
(RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SMP : TAMAN DEWASA IBU PAWIYATAN
MATA PELAJARAN : IPS EKONOMI
KELAS/SEMESTER : VII / DUA (2)
Standar Kompetensi
6. Memahami kegiatan ekonomi masyarakat
Kompetensi Dasar
6.2 Mendeskripsikan kegiatan pokok ekonomi yang meliputi kegiatan konsumsi,
produksi dan distribusi barang/jasa.
Indikator
1. Mendefinisikan pengertian produksi
2. Mengidentifikasi 6 tujuan produksi
3. Mengklasifikasi 4 faktor produksi
4. Mengidentifikasi nilai guna suatu barang
5. Mendefinisikan pengertian konsumsi
6. Mengidentifikasi 3 tujuan konsumsi
7. Mendeskripsikan faktor- faktor yang mempengaruhi konsumsi
8. Mendeskripsikan aspek negatif dan aspek positif konsumsi
9. Mendefinisikan pengertian distribusi
10. Mengidentifikasi 4 tujuan distribusi
11. Mengidentifikasi 3 sistem distribusi
12. Mengidentifikasi lembaga-lembaga distribusi
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 X pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, siswa dapat:
1. Mendefinisikan pengertian produksi
2. Mengidentifikasi 6 tujuan produksi
3. Mengklasifikasi 4 faktor produksi
4. Mengidentifikasi nilai guna suatu barang
5. Mendefinisikan pengertian konsumsi
6. Mengidentifikasi 3 tujuan konsumsi
7. Mendeskripsikan faktor- faktor yang mempengaruhi konsumsi
8. Mendeskripsikan aspek negatif dan aspek positif konsumsi
9. Mendefinisikan pengertian distribusi
10. Mengidentifikasi 4 tujuan distribusi
11. Mengidentifikasi 3 sistem distribusi
12. Mengidentifikasi lembaga-lembaga distribusi
B. Materi Pembelajaran
(Handout terlampir)
C. Metode Pembelajaran
Student Teams Achievement Divisions (STAD)
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Pendahuluan
o Guru memberi salam kepada siswa
o Guru menjelaskan langkah pembelajaran
- Siswa dibagi ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru.
- Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar satu
anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang berkemampuan
relatif rendah diberi tugas yang lebih mudah.
- Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi (bertanya,
menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban) akan mendapat
hadiah dari guru di akhir pelajaran. Keaktifan kelompok dihitung
dari banyaknya tanda “love” yang mereka kumpulkan.
- Guru membagikan handout dan menjelaskan cara penggunaanya.
F Siswa membaca handout yang telah dibagikan.
F Setelah siswa selesai membaca handout maka siswa harus
mengerjakan tugas yang telah ditentukan oleh guru.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Masing-masing siswa menyelesaikan tugasnya di dalam kelompok.
b. Setelah menyelesaikan tugasnya, siswa yang mengerjakan soal nomor
1 harus menjelaskan tugas yang ia kerjakan kepada teman satu
kelompoknya. Begitu terus selanjutnya sampai semua anggota
kelompok mendapat penjelasan soal nomor 2, 3, dan 4 dari anggota
kelompok yang mendapat tugas menyelesaikan soal nomor tersebut.
c. Setelah semua anggota kelompok mendapat penjelasan dari masing-
masing anggota kelompoknya sendiri, maka kelompok harus
mempresentasikan hasil tugasnya di depan kelas. Kelompok yang
pertama mendapat giliran maju yaitu Kelompok Konsumsi dan
Kelompok Distribusi. Pada sesi ini kelompok yang lain boleh
mengajukan pertanyaan, menyanggah jawaban, dan mengeluarkan
pendapat.
d. Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
menyanggah jawaban, dan mengeluarkan pendapat akan memperoleh
tanda “love” dari guru untuk kemudian ditempel di kertas asturo yang
telah disediakan.
3. Penutup
Bagian penutup terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini.
b. Guru mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa selama proses
pembelajaran.
c. Guru mengucapkan salam penutup.
Pertemuan 2
1. Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut:
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Guru mengecek kehadiran siswa melalui presensi.
c. Guru mereview sekilas materi konsumsi dan distribusi.
d. Guru menjelaskan kembali langkah pembelajaran yaitu sebagai
berikut:
1. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru.
2. Siswa dalam kelompok diberi tugas yang berbeda antar satu
anggota dengan anggota lainnya. Siswa yang berkemampuan
relatif rendah diberi tugas yang lebih mudah.
3. Kelompok yang paling aktif selama proses diskusi (bertanya,
menjawab pertanyaan, menyanggah jawaban) akan mendapat
hadiah dari guru di akhir pelajaran. Keaktifan kelompok dihitung
dari banyaknya tanda “love” yang mereka kumpulkan.
4. Guru membagikan kembali kertas asturo kepada kelompok. Kertas
asturo mempunyai fungsi untuk menempelkan tanda “love” yang
telah dikumpulkan oleh siswa.
5. Guru membagikan kembali handout.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti pembelajaran terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Kelompok Produksi mendapat giliran untuk mempresentasikan hasil
pekerjaannya.
b. Kelompok yang lain mendengarkan presentasi Kelompok Produksi
dan menyiapkan sejumlah pertanyaan.
c. Setiap siswa yang mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
menyanggah jawaban, dan mengeluarkan pendapat akan memperoleh
tanda “love” dari guru untuk kemudian ditempel di kertas asturo yang
telah disediakan.
d. Guru bersama siswa menghitung setiap tanda “love” yang telah
dikumpulkan oleh setiap kelompok. Kelompok yang paling banyak
mengumpulkan tanda “love” mendapat hadiah dari guru.
3. Penutup
Bagian penutup terdiri dari beberapa bagian yaitu:
a. Guru menarik kesimpulan materi yang telah dipelajari hari ini.
b. Guru mengadakan tes sesuai dengan materi yang telah dipelajari pada
pertemuan yang telah lalu (24 Maret 2008) dan materi hari ini.
c. Guru mengucapkan terima kasih atas partisipasi siswa selama proses
pembelajaran.
d. Guru mengucapkan salam penutup.
E. Sumber dan Media Pembelajaran
Sumber :
1. Buku Pegangan Guru
- Awaliyah, Noviyanti dan Yudhi Kurnia Hidayat. 2007. IPS Ekonomi.
Bandung: Yrama Widya
- Gilarso, T. 2004. Pengantar Ilmu Ekonomi Makro. Yogyakarta:
Kanisius
- Suyanto dan Nurhadi. 2007. IPS Ekonomi. Jakarta:Erlangga
- Widiarto, Tri dkk. 2004. Pengetahuan Sosial Ekonomi. Jakarta:Balai
Pustaka
- Yasin, Mohammad. 2004. Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
Jakarta:Ganeca Exact
2. Buku Pegangan Siswa
- Buku yang relevan dengan materi pokok pelajaran
Media :
1. Handout Materi
2. Kertas Asturo
3. Tanda Love
4. Whiteboard
5. Spidol
6. Lembar Ulangan (Lembar Soal dan Jawaban)
F. Penilaian
1. Teknik
- Tes Uraian
2. Bentuk Instrumen
- Tertulis
Soal Tes/Ulangan
1. Apakah yang dimaksud produksi?
2. Jelaskan 4 macam faktor produksi dan berilah contohnya!
3. Apakah yang dimaksud dengan konsumsi?
4. Sebutkan 3 faktor yang mempengaruhi konsumsi seseorang!
5. Apakah yang dimaksud dengan distribusi?
6. Sebutkan 2 tujuan distribusi!
Kunci Jawaban
1.Produksi dalam arti sempit yaitu kegiatan mengahasilkan atau menciptakan
barang dan jasa. Produksi dalam arti luas berarti kegiatan menciptakan atau
menambah nilai guna suatu barang untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
2. 4 macam faktor produksi yaitu :
- Faktor produksi alam
Faktor produksi alam adalah segala sesuatu yang disediakan alam untuk
manusia. Contohnya air, tanah, angin, sinar matahari, dan lain- lain.
- Faktor produksi tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah segala kegiatan manusia dalam
proses produksi untuk menambah nilai guna suatu barang. Contohnya
pekerja pabrik
- Faktor produksi modal
Faktor produksi modal adalah segala benda atau alat yang dapat
digunakan untuk memperlancar proses produksi dalam menghasilkan
barang dan jasa. Contohnya yaitu uang dan barang.
- Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan yaitu kemampuan seseorang pengusaha
untuk mengelola sumber alam, tenaga kerja, dan modal. Contohnya
yaitu pengusaha.
3. Konsumsi adalah adalah suatu kegiatan untuk menghabiskan nilai guna
suatu barang baik secara sekaligus maupun secara berangsur-angsur untuk
memenuhi kebutuhan.
4.3 faktor yang mempengaruhi konsumsi adalah
- Penghasilan
- Mode
- Adat Istiadat
- Selera
- Iklan
5.Distribusi yaitu kegiatan memindahkan atau menyalurkan barang dan/atau
jasa dari produsen kepada konsumen akhir.
6. 2 tujuan distribusi yaitu:
o Mempercayai penyaluran barang dan/atau jasa hasil produksi dari
produsen kepada konsumen.
o Penyebaran hasil produksi secara merata kepada konsumen.
o Menjaga kelangsungan kegiatan produksi.
o Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.
Rambu-rambu skoring
Soal nomor 1 : Jika siswa menjawab salah satu pengertian saja maka skornya
5. Jika siswa menjawab kedua pengertian tersebut maka
skornya 10.
Soal nomor 2 : Jika siswa bisa menjawab 4 faktor produksi dan mampu
memberi contoh dengan benar maka skornya 40. Jika siswa
hanya bisa menjawab satu faktor produksi saja maka skornya
10.
Soal nomor 3 : Jika siswa mampu menjawab dengan benar maka skornya 10
Soal nomor 4 : Jika siswa mampu menjawab 3 faktor produksi maka nilainya
10.
Soal nomor 5 : Jika siswa mampu menyebutkan dengan benar maka skornya
10.
Soal nomor 6 : Jika siswa mampu menjawab dua maka skornya 20. Jika siswa
hanya bisa menjawab satu maka skornya 10.
Jumlah skor maksimum : 100
Nilai = Skor Perolehan
Yogyakarta, 8 Maret 2008
Peneliti
Maria Dwi Retno Sari
HANDOUT
PRODUKSI A. Pengertian Produksi
Kata produksi berasal dari bahasa
Inggris “to produce” yang berarti
menghasilkan atau membuat.
Pengertian produksi dalam arti
sempit adalah kegiatan menghasilkan
atau menciptakan barang dan jasa.
Sedangkan, pengertian produksi
dalam arti luas adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai
kegunaan suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia.
B. Tujuan Produksi
Beberapa tujuan kegiatan produksi
yaitu:
o Memenuhi kebutuhan rumah
tangga maupun rumah tangga
produksi.
o Mengganti barang yang rusak
atau habis.
o Memenuhi kebutuhan sesuai dengan laju pertumbuhan penduduk.
o Memenuhi kebutuhan pasar internasional.
o Meningkatkan kemakmuran.
o Memperoleh keuntungan.
C. Faktor-faktor Produksi
Faktor produksi adalah segala sesuatu yang dibutuhkan
untuk mendukung penciptaan suatu barang dan/jasa. Faktor
produksi dapat pula disebut sumber daya ekonomi. Faktor produksi
dapat dikelompokkan ke dalam 4 macam yaitu:
Ø Faktor produksi alam
Faktor produksi alam adalah segala
sesuatu yang disediakan oleh alam
untuk dimanfaatkan oleh manusia.
Contohnya yaitu tanah, air, matahari,
panas bumi, angin, udara, barang
tambang, dan lain-lain.
Ø Faktor produksi tenaga kerja
Faktor produksi tenaga kerja adalah
segala kegiatan manusia dalam proses
produksi untuk menambah nilai
guna barang. Tanpa tenaga kerja,
sumber daya alam yang melimpah tidak
akan ada ada gunanya. Contohnya yaitu
pekerja pabrik, pekerja kantoran, dan lain-lain.
Ø Faktor produksi kewirausahaan
Faktor produksi kewirausahaan adalah kemampuan seseorang
pengusaha untuk mengelola sumber alam, tenaga kerja, dan
modal. Ketiga faktor produksi tersebut harus dipadukan oleh
pengusaha agar menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan
konsumen.
Ø Faktor produksi modal
Faktor produksi modal adalah segala
benda atau alat yang dapat digunakan
untuk memperlancar proses produksi
dalam menghasilkan barang dan jasa.
Contohnya yaitu uang dan barang.
D. Macam-macam Nilai Guna
• Nilai guna barang karena bentuk (form utility)
Nilai guna barang akan bentuk adalah guna yang muncul dari
kegiatan produksi dengan jalan mengubah bentuk suatu barang.
Misalnya, baju dan celana memiliki guna yang lebih besar bagi
manusia dibandingkan dengan bahan dasarnya yaitu kain.
• Nilai guna barang karena tempatnya (place utility)
Nilai guna barang karena tempatnya
adalah guna yang muncul dari
kegiatan produksi dengan jalan
memindahkan lokasi suatu barang.
Misalnya kayu akan lebih berguna
jika dipindahkan dari hutan ke
tempat orang yang akan membangun rumah.
• Nilai guna barang karena waktu (time utility)
Nilai guna barang karena waktu adalah guna yang muncul dari
kegiatan produksi dengan jalan mengubah waktu pemakaian suatu
barang. Contohnya, jas hujan akan lebih bermanfaat ketika
dipakai pada waktu hujan.
• Nilai guna barang karena kepemilikan (ownership utility)
Nilai guna barang karena
kepemilikan adalah guna yang
muncul dari kegiatan
produksi karena perbedaan
status kepemilikan suatu
barang. Misalnya, petani
membutuhkan kerbau untuk
membajak sawah. Kerbau akan lebih berguna jika dimiliki petani
dibandingkan jika dimiliki oleh nelayan. Maka kerbau bagi petani
memiliki nilai guna yang lebih tinggi daripada bagi nelayan.
LEMBAR TUGAS
1. Apakah yang dimaksud dengan produksi? (Produksi A = Risang,
Produksi B = Agung)
…………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………. ……………………………………………………………………………………………………………………………………. …………………………………………………………………………………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………………………………………………….. 2. Sebutkan 5 tujuan produksi! (Produksi A = Satrio, Produksi B =
Aditya Martha)
a. ……………………………………………………………………………………………………………………………… b. ………………………………………………………………………………………………………………………………. c. ……………………………………………………………………………………………………………………………… d. ………………………………………………………………………………………………………………………………. e. ………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan dan jelaskan 4 faktor produksi! (Produksi A = Lisa,
Produksi B = Wahyudi)
a. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
d. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan 4 nilai guna suatu barang dan masing-masing berilah
contohnya! (Produksi A = Yuli, Produksi B = Rizki)
a. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………......................................................................................................................................
b. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
d. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Selamat Memgerjakan……………
KONSUMSI A. Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan
untuk menghabiskan nilai guna suatu
barang baik secara sekaligus
maupun secara berangsur-angsur
untuk memenuhi kebutuhan.
Konsumsi berasal dari bahasa
Inggris yaitu to consume yang
artinya
memakai atau menghabiskan. Dari kata konsumsi tersebut kemudian
berkembang kata konsumen yang berarti pengguna barang dan jasa.
B. Tujuan Konsumsi
Kegiatan konsumsi hendaknya
disesuaikan dengan anggaran
pendapatan dan belanja yang telah
disusun. Hal ini dilakukan karena
kegiatan konsumsi pada
dasarnya dilakukan untuk
mencapai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Memenuhi kebutuhan dalam rangka menjaga kelangsungan hidup.
2. Ingin memperoleh kepuasan baik jasmani maupun rohani.
3. Untuk mencapai kemakmuran.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Konsumsi
Konsumen harus melakukan sejumlah
pengorbanan tertentu untuk melakukan
kegiatan. Namun, tidak semua konsumen
berhati-hati dalam melakukan kegiatan
konsumsi. Kadang-kadang kegiatan
konsumsi berkembang menjadi
pemborosan.
Untuk itu, konsumen harus memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kegiatan konsumsi tersebut. Faktor-faktor yang
dimaksud antara lain sebagai berikut:
o Penghasilan : Penghasilan tersebut digunakan untuk membeli
barang dan jasa yang tidak bisa diproduksi sendiri.
o Adat Istiadat : Perilaku turun temurun yang diyakini masyarakat
dan harus dilakukan.
o Mode : Sesuatu yang sedang hangat terjadi dalam masyarakat
sehingga masyarakat cenderung untuk mengikutinya.
o Selera : Jika seseorang sangat menyukai suatu barang maka ia
akan membeli barang tersebut. Selera erat kaitannya dengan
kepuasan pribadi.
o Iklan : Seseorang akan mengkonsumsi suatu barang karena ia
mengenal barang tersebut melalui iklan yang dilihat dan/atau
didengarnya.
D. Aspek Positif dan Negatif Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumtif adalah gaya
hidup yang membelanjakan uang
dalam jumlah besar. Perilaku
konsumtif tersebut memiliki
dampak positif maupun negatif bagi
konsumen atau pihak lain.
1. Aspek Positif Perilaku Konsumsi
Meskipun perilaku konsumtif terkesan negatif (karena sering
dihubungkan dengan sifat berfoya-foya), perilaku konsumtif
juga memiliki aspek positif yaitu sebagai berikut:
o Termotivasi untuk meningkatkan pendapatannya agar bisa
membeli barang dan atau jasa yang lebih banyak dan lebih
baik kualitasnya.
o Menciptakan “pasar” bagi produsen sehingga produsen bisa
memproduksi dalam jumlah yang lebih banyak.
o Jika produsen meningkatkan produksinya maka dapat
menambah lapangan kerja.
2. Aspek Negatif Perilaku Konsumsi
Perilaku konsumtif juga mempunyai dampak negatif. Adapun
dampak neagtifnya adalah sebagai berikut:
o Mengurangi kesempatan untuk melakukan kegiatan menabung.
o Jika tabungan rendah maka investasi juga rendah.
o Jika investasi rendah maka pendapatan akan cenderung
rendah.
o Perilaku konsumtif cenderung melupakan kebutuhan yang
akan datang.
o Hidup berfoya-foya menimbulkan kecemburuan sosial.
LEMBAR TUGAS
1. Apakah yang dimaksud dengan konsumsi? (Konsumsi C = Panji,
Konsumsi D= Putri)
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2. Sebutkan 3 tujuan konsumsi! (Konsumsi C = Ariska, Konsumsi D =
Intan)
a. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
b. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
3. Sebutkan dan jelaskan 5 faktor yang mempengaruhi konsumsi!
(Konsumsi C = Setyo, Konsumsi D = Singgih)
a. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
b. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
c. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
d. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
e. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
4. Sebutkan dan jelaskan 2 dampak yang ditimbulkan oleh konsumsi!
(Konsumsi C = Tri Pandra, Konsumsi D = Rahmi Artha)
a. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
b. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..................................................................................................................................................................................................................................................
DISTRIBUSI A. Pengertian Distribusi
Distribusi merupakan
kegiatan memindahkan
atau menyalurkan barang
dan/atau jasa dari
produsen kepada
konsumen akhir. Barang
atau jasa tersebut harus
langsung disalurkan ke tangan konsumen sehingga konsumen dapat
merasakan manfaatnya. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi
disebut distributor.
B. Tujuan Distribusi
Tujuan dari kegiatan distribusi yang dilakukan oleh distributor
antara lain sebagai berikut:
o Mempercayai penyaluran barang dan/atau jasa hasil produksi
dari produsen kepada konsumen.
o Penyebaran hasil produksi secara merata kepada konsumen.
o Menjaga kelangsungan kegiatan produksi.
o Meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi.
C. Sistem Distribusi
Kegiatan distribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
Ø Distribusi secara langsung
Distribusi secara langsung
merupakan kegiatan
penyaluran secara langsung
dari produsen kepada
konsumen tanpa melalui
perantara terlebih dahulu.
Misalnya seorang penjual
buah berjualan dengan cara menjual dagangannya secara
langsung di pasar.
Ø Distribusi semi langsung
Distribusi secara semi langsung merupakan kegiatan menyalurkan
barang dan jasa dari produsen melalui perantara yang berupa
toko milik sendiri langsung kepada konsumen. Misalnya, PT.
Kereta Api Indonesia menjual tiketnya melalui agen-agen resmi
milik PT. Kereta Api Indonesia.
Ø Distribusi tidak langsung
Dalam sistem distribusi ini, hasil produksi tidak disalurkan
langsung oleh produsen kepada konsumen melainkan melalui
penyalur. Para penyalur ini antara lain pedagang, agen
perusahaan, komisioner, makelar, importir, dan ekportir.
D. Lembaga-Lembaga Distribusi
Lembaga-lembaga distribusi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
o Pedagang
Pedagang adalah orang atau lembaga yang membeli barang dari
produsen dan menjual barang tersebut kepada konsumen.
o Agen (Dealer)
Agen adalah perantara khusus dalam perdagangan yang
menjualkan barang hasil produksi milik produsen tertentu untuk
menyalurkannya kepada konsumen. Contohnya Dealer Honda,
Dealer Yamaha, dll.
o Makelar/Broker
Makelar/broker adalah perantara dalam perdagangan barang
maupun jasa yang menjual atas nama orang lain. Makelar
tersebut akan mendaptkan imbalan yang disebut provisi.
Misalnya, makelar jual beli rumah atau mobil.
o Komisioner
Komisioner adalah perantara pemasaran seperti halnya broker
hanya saja komisioner melakukan jual beli barang atas nama
sendiri.
o Eksportir
Eksportir adalah orang atau lembaga yang melakukan usaha
pengiriman atau penjualan barang dari dalam negeri keluar
negeri.
o Importir Importir adalah orang atau lembaga yang melakukan usaha pembelian barang dan jasa dari luar negeri.
TUGAS
1. Apakah yang dimaksud dengan distribusi? (Distribusi E = Alfinato,
Distribusi F = Ivan)
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………………………………………………………………………..
2. Sebutkan 4 tujuan distribusi! (Distribusi C = Futik, Distribusi F =
Mutia)
a. …………………………………………………………………………………………………………………………….. b. …………………………………………………………………………………………………………………………….. c. ……………………………………………………………………………………………………………………………… d. ………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Sebutkan dan jelaskan 3 sistem distribusi! (Distribusi C = Nimas,
Distribusi F = Della)
a. ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
b. …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
c. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Sebutkan dan jelaskan 3 lembaga distribusi! (Distribusi C = Tyas,
Distribusi F = Wiwit)
a. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
b. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
c. ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
LEMBAR PENILAIAN
MODEL STAD
Penilaian Model STAD
Tanggal : 24 Maret 2008 Pokok Bahasan : Pokok Kegiatan Ekonomi NAMA
Skor Dasar
Skor Kuis
Skor Perkembangan
Lisa Apriliani 65 70 20 Wahyudi 65 55 10 Setyo Budi Tri Sejati 65 55 10 Singgih Andri Cahyono 65 60 10 Tyas Saraswati 65 70 20 Wiwit Grahita 65 65 - Yuli Saraswati 65 85 30 Rizki Nur Aini 60 20 5 Tri Pandra 60 65 10 Intan Padma Rahmawati 50 65 30 Nimas Fitriana Hadi 50 60 20 Rizqina Della Putra 50 70 30 Satrio Abisatyo 50 70 30 Aditya Martha Dewanta 45 80 30 Ariska Saraswati 45 70 30 Rahmi Artha Nugraheni 45 85 30 Futikhatul Rizku S 40 70 30 Mutia Wardhati 40 75 30 Risang 40 80 30 Agung Habib Ramadhan 35 60 30 Panji Gupita 30 75 30 Putri Agustina 30 70 30 Alfianto Satya Himawan 20 80 30 Ivan Kurniawan 1,75 80 30
LEMBAR NILAI KELOMPOK
Kelompok Produksi I (A) Anggota Tim Skor Lisa Apriliani 20 Yuli Saraswati 30 Satrio Abisatyo 30 Risang 30 Total Skor 11O Rata-rata 27,5 Penghargaan Super
Kelompok Produksi II (B) Anggota Tim Skor Wahyudi 10 Rizki Nur Aini 5 Aditya Martha D. 30 Agung Habib R. 30 Total Skor 75 Rata-rata 18,75 Penghargaan Baik
Kelompok Konsumsi I (C) Anggota Tim 1 Setyo Budi Tri S. 10 Tri Pandra 10 Ariska Saraswati 30 Panji Gupita 30 Total Skor 80 Rata-rata 20 Penghargaan Hebat
Kelompok Konsumsi II (D) Anggota Tim 1 Singgih Andri C. 10 Rahmi Artha N. 30 Intan Padma R. 30 Putri Agustina 30 Total Skor 100 Rata-rata 25 Penghargaan Super
Kelompok Distribusi I (E) Anggota Tim 1 Tyas Saraswati 20 Nimas Fitriana H. 20 Futikhatul Risku S. 30 Alfianto Satya H. 30 Total Skor 100 Rata-rata 25 Penghargaan Super
Kelompok Distribusi I (E) Anggota Tim 1 Wiwit Grahita 0 Rizqina Della Putra 30 Mutia Wardhati 30 Ivan Kurniawan 30 Total Skor 90 Rata-rata 22,5 Penghargaan Hebat
SURAT IJIN
PENELITIAN
top related