proposal pkm p
Post on 28-Sep-2015
119 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
-
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
PENGARUH PENGATURAN FASE TERMOFIL PADA PENGOMPOSAN
TERHADAP PEROMBAKAN BAHAN DAN KUALITAS KOMPOS YANG
DIHASILKAN
PKM-P
Diusulkan oleh :
Aditya Fajar Kurniawan 134110103/ 2011
Nuryanto 134110042/2011
Ardian Firmansyah 134130035/2013
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN YOGYAKARTA
2014
-
ii
PENGESAHAN USULAN PKM-PENELITIAN
1. Judul Kegiatan : Pengaruh Pengaturan Fase Termofil Pada Pengomposan Terhadap Perombakan Bahan dan Kualitas Kompos Yang
Dihasilkan
2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama : Aditya Fajar Kurniawan b. NIM : 134110103 c. Jurusan : Agroteknologi d. Universitas : UPN VETERAN YOGYAKARTA e. Alamat Rumah No Telp./HP : Mesan Baru RT 14 RW 31, Sinduadi, Mlati, Sleman,
Yogyakarta
085729634584
f. Alamat e-mail : aaditfajark93@gmail.com 4. Anggota pelaksana kegiatan : 2 orang 5. Dosen Pendamping :
a. Nama : Dr.Ir.Yanisworo Wijaya Ratih, Msi b. NIDN : 9905000755 c. Alamat dan No Telp./HP : Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) Condong Catur,
Yogyakarta/081392932575
6. Biaya Kegiatan Total a. Dikti : Rp 10.000.000,00 b. Sumber lain : -
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 4 bulan
Yogyakarta, September 2014
Menyetujui,
Ketua Program Studi Ketua Pelaksanaan Kegiatan
Ir. Ellen Rosyelina S, MP Aditya Fajar Kurniawan
NIP. 196211111988032001 NIM. 134110103
Wakil Rektor Bidang Akademik Dosen Pendamping
dan Kemahasiswaan
Ir. NurIndrianti , M. T., D.Eng Dr.Ir.Yanisworo Wijaya Ratih, Msi
NPY. 2 6705 96 0078 1 NIDN. 9905000755
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN. DAFTAR ISI.. RINGKASAN BAB 1. PENDAHULUAN..
1.1 Latar Belakang. 1.2 RumusanMasalah... 1.3 TujuanPenelitian. 1.4 Luaran yang diharapkan.. 1.5 ManfaatPenelitian...
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. BAB 3. METODE PENELITIAN... BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................. LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
1
1
2
2
2
2
3
6
8
-
iv
RINGKASAN
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang
dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi
lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. Kompos mempunyai efek
menguntungkan ketika ditambahkan kedalam tanah dalam budidaya tanaman. Efek dari kompos
adalah meningkatkan kesuburan, memperbaiki struktur dan karakteristik tanah, meningkatkan
kapasitas serap air tanah, Meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan Meningkatkan
retensi/ketersediaan hara di dalam tanah. Pengomposan adalah proses dekomposisi biologis yang
dipengaruhi dari bahan yang mudah terombak dan sulit terombak. Proses pengomposan
sebagian besar terjadi pada fase aerobik, yang memungkinkan terjadi pembentukan suhu
termofilik dalam rangka mencapai kematangan dan sanitasi kompos. Faktor penting yang
mempengaruhi pengomposan adalah temperatur dan jenis bahan. Pada proses pengomposan
terjadi peningkatan suhu mencapai suhu tinggi atau fase thermo. Fase thermo menunjukkan
aktivitas mikroba meningkat, pada fase ini bahan seperti lignin, hemiselulosa dan selulosa dapat
terombak dengan cepat karena aktivitas mikroorganisme meningkat. Disamping itu bahan
kontaminasi seperti pestisida dan bahan kontaminasi lain dapat terombak. Suhu yang tinggi juga
akan membunuh mikroba-mikroba patogen tanaman, telur parasit, lalat, kista dan benih-benih
gulma. Selama ini dalam proses pengomposan fase thermo kurang mendapat perhatian walaupun
pengaruh besar dalam proses pengomposan. Limbah jerami mempunyai kandungan senyawa
lignin, hemiselulosa dan selulosa yang tinggi sehingga proses dekomposisinya secara alami akan
berjalan lambat. Manipulasi suhu thermo pada pengomposan limbah jerami diharapkan dapat
meningkatkan perombakan limbah jerami. Metode yang digunakan adalah metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor perlakuan, yaitu waktu dan jenis tanaman. Dalam
memanipulasi fase thermo kompos disungkup dan dilakukan penyinaran lampu untuk menjaga
suhu pada 500C, dengan waktu 1 minggu, 2 minggu dan 3. Pengomposan dilakukan selama 2
bulan atau sampai kompos matang. Selanjutnya kompos yang matang akan dilakukan analisis
fisik dan kimia untuk mengetahui kualitas kompos terhadap hasil. Parameter yang diamati
adalah warna, suhu, C/N, lignin, pH dan evolusi CO2.
-
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jerami padi adalah batang dan daun padi kering yang merupakan sisa-sisa padi
setelah dituai. Produksi padi tahun 2013 sebesar 71,28 juta ton gabah kering giling
(GKG) dan dihasilkan limbah jerami dua kali lipat berat gabah kering giling (GKG)
(Badan Pusat Statistik, 2013). Penanganan limbah jerami padi sebagian besar dibakar dan
abunya digunakan untuk pupuk hal ini menyebabkan hilangnya hara tertentu serta
menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan sekitarnya. Berdasarkan permasalahan
itu, ada beberapa alternatif pemecahannya, antara lain dengan dibuat menjadi kompos.
Namun demikian pengomposan jerami membutuhkan waktu yang lama. Hal ini
disebabkan jerami mempunyai kandungan lignin, sellulosa, dan hemisellulosa yang
tinggi. Lignin dan selulosa membentuk senyawa lignoselulose dengan ikatan yang kuat
dalam dinding sel tanaman sehingga menghambat proses dekomposisi (Diyan, 2010).
Limbah baglog jamur tiram mempunyai kandungan senyawa lignin, hemiselulosa dan
selulosa yang tinggi sehingga proses dekomposisinya secara alami akan berjalan lambat.
Manipulasi suhu thermo pada pengomposan limbah baglog diharapkan dapat
meningkatkan perombakan limbah baglog. Dalam penelitian ini digunakan pula daun
gamal (Gliricidia sepium) sebagai bahan pembanding. Hal ini karena tanaman gamal
(Gliricidia sepium) merupakan salah satu jenis tanaman leguminosa yang mudah
dirombak dengan cepat
Beberapa faktor mempengruhi poses pengomposan. Faktor-faktor tersebut adalah
jenis bahan, ukuran partikel, aerasi, porositas, Kelembaban (Moisture content),
Temperatur, pH, kandungan hara, dan kandungan bahan berbahaya. Di antara faktor
tersebut di atas, temperatur dan jenis bahan merupakan faktor yang menarik untuk dikaji,
karena sangat menentukan kualitas kompos yang dihasilkan.
Pada proses pengomposan terjadi peningkatan suhu mencapai suhu tinggi atau fase
thermofilik Proses pengomposan sebagian besar terjadi pada fase aerobik, yang
memungkinkan terjadi pembentukan suhu termofilik dalam rangka mencapai kematangan
dan sanitasi kompos. Pada saat proses pengomposan mencapai fase termofilik, aktivitas
mikroba meningkat. Pada fase ini bahan seperti lignin, hemiselulosa dan selulosa dapat
terombak dengan cepat karena aktivitas mikroorganisme meningkat. Pada fase termofilik
terjadi peningkatan dekomposisi, dan banyak senyawa tahan seperti lignin yang
terdegradasi. Fase termofilik adalah tahap pertama dalam pembentukan humus, yang terus
berlanjut selama fase pematangan. Kemungkinan juga pestisida dan kontaminan organik
-
2
lain akan terdekomposisi selama fase themofilik melalui hidrolisis dan reaksi oksidasi
(Deportes et all, 1995). Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-mikroba patogen
tanaman, telur parasit, lalat, kista dan benih-benih gulma. Selama ini dalam proses
pengomposan fase thermo kurang mendapat perhatian walaupun berpengaruh besar dalam
proses pengomposan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan pengaturan fase termofil pada pengomposan
bahan yang mengandung lignin tinggi, seperti jerami dan baglog, serta daun gamal
sebagai pembanding. Inokulum yang digunakan adalah Bio-Health, merupakan inokulum
yang diproduksi oleh Fakultas Pertanian, UPN Veteran Yogyakarta. Inokulum ini
diketahui mempunyai kemampuan dekomposisi bahan yang baik. Sumber inokulum
adalah rumen sapi yang dikletahui mengandung mikroba termofil perombak bahan
organik.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apakah pengaturan fase thermo pada proses pengomposan berpengaruh terhadap
perombakan bahan dan kualitas kompos yang dihasilkan?
b. Berapa waktu terbaik yang diperlukan pada fase thermo untuk mendapatkan
perombakan yang cepat dan kualitas kompos yang baik?
1.3 Tujuan Penelitian
a. Mengetahui pengaruh pengaturan fase thermo pada proses pengomposan terhadap
perombakan bahan dan kualitas kompos yang dihasilkan.
b. Mendapatkan waktu terbaik fase thermo untuk memperoleh proses perombakan
yang cepat serta kualitas kompos yang baik.
1.4 Luaran yang diharapkan
Luaran dari hasil penelitian ini adalah proses pengomposan yang lebih baik, sehingga
membantu para petani untuk mengolah limbah jerami lebih efisien dan menghasilkan
kompos dengan kualitas yang lebih baik.
Hasil penelitian akan dipublikasikan dalam jurnal terakreditasi, seperti Agrivet,
Universitas Brawijaya, Malang.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai acuan terhadap peningkatan kompos
menggunakan fase thermo.
b. Memanfaatkan limbah-limbah organik untuk meminalisir dari polusi yang
dihasilkan limbah-limbah organik
-
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Kompos
Kompos merupakan jenis pupuk yang terjadi karena proses penghancuran oleh alam
atas bahan-bahan organik seperti jerami, kacang-kacangan, sampah, dan lain-lain. Namun
kompos yang terjadi dengan sendirinya mempunyai kualitas yang kurang baik karena proses
penghancurannya sering terjadi hal-hal merugikan, seperti pencucian kandungan unsur hara
penting dan penguapan oleh sinar matahari.
Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan
kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.
Pengomposan didefinisikan sebagai suatu proses dekomposisi(penguraian) secara
biologis dari senyawa senyawa organik yang terjadikarena adanya kegiatan
mikroorganisme yang bekerja pada suhu tertentu. Pengomposan merupakan salah satu
metode pengelolaan sampah organik menjadi material baru seperti humus yang relatif stabil
dan lazim disebut kompos. Menurut Murbandono (2000) selama proses perubahan dan
peruraianbahan organik, unsur hara mengalami pembebasan dan menjadi bentuk larut yang
bisa diserap tanaman. Proses perubahan ini disebut pengomposan.Kompos adalah hasil
pembusukan sisa sisa tanaman yang disebabkanoleh aktivitas mikroorganisme pengurai.
Kualitas kompos dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a. Faktor kelembaban bahan baku
Kelembaban atau kandungan air sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup mikroorganisme. Sebagian besar mikroorganisme tidak dapat hidup apabila
kekurangan air.
b. Faktor C/N ratio bahan baku
Dari sekian banyak unsur yang diperlukan oleh mikroorganisme yang
medekomposisi bahan organik, Carbon dan Nitrogen adalah unsur yang paling penting
dan menjadi faktor pembatas (disamping phospat). Carbon adalah sumber energi dan
merupakan 50 persen dari bagian massa sel microba. Nitrogen merupakan komponen
paling penting sebagai penyusun protein dan bakteri disusun oleh tidak kurang dari 50%
-
4
dari biomasanya adalah protein. Jadi bakteri sangat memerlukan Nitrogen untuk
mempercepat pertumbuhannya.
c. Temperatur
Panas ditimbulkan sebagai suatu hasil sampingan proses yang dilakukan oleh
mikroba untuk mengurai bahan organik. Temperatur ini dapat digunakan untuk
mengukur seberapa baik sistim pengomposan ini bekerja, disamping itu juga dapat
diketahui sejauh mana dekomposisi telah berjalan. Pada proses komposting yang baik,
maka temperatur 40C 50 0C dapat dicapai dalam 2 3 hari. Kemudian dalam
beberapa hari berikutnya temperatur akan meningkat sampai bahan baku yang
didekomposisi oleh mikroorganisme habis. Dari situ barulah temperatur akan turun.
Faktor penting yang mempengaruhi pengomposan adalah temperatur dan jenis
bahan. Pada proses pengomposan terjadi peningkatan suhu mencapai suhu tinggi atau
fase thermo. Fase thermo menunjukkan aktivitas mikroba meningkat, pada fase ini bahan
seperti lignin, hemiselulosa dan selulosa dapat terombak dengan cepat karena aktivitas
mikroorganisme meningkat. Disamping itu bahan kontaminasi seperti pestisida dan
bahan kontaminasi lain dapat terombak. Suhu yang tinggi juga akan membunuh mikroba-
mikroba patogen tanaman, telur parasit, lalat, kista dan benih-benih gulma. Selama ini
dalam proses pengomposan fase thermo kurang mendapat perhatian walaupun pengaruh
besar dalam proses pengomposan.
d. Kelembaban
Pembuatan kompos akan berlangsung dengan baik pada satu keadaan campuran
bahan baku kompos yang memiliki kadar uap air antara 40 60 persen dari beratnya.
Pada keadaan level uap air yang lebih rendah, aktivitas mikroorganisme akan terhambat
atau berhenti sama sekali. Pada keadaan level kelembaban yang lebih tinggi, maka
prosesnya kemungkinan akan anerobik, yang akan menyebabkan timbulnya bau
busuk.Ketika bahan baku kompos dipilih untuk kemudian dicampur, kadar uap air dapat
diukur atau diperkirakan. Setelah proses pembuatan kompos berlangsung, pengukuran
kelembaban tidak perlu diulangi, tetapi dapat langsung diamati tingkat kecukupan
kandungan uap air tersebut.
e. PH
pH kompos berfungsi sebagai indikator proses dekomposisi kompos. Mikroba
kompos akan bekerja pada keadaan pH netral sampai sedikit masam, dengan kisaran pH
antara 5.5 sampai 8.Selama tahap awal proses dekomposisi, akan terbentuk asam-asam
organik. Kondisi asam ini akan mendorong pertumbuhan jamur dan akan
-
5
mendekomposisi lignin dan selulosa pada bahan kompos. Selama proses pembuatan
kompos berlangsung, asam-asam organik tersebut akan menjadi netral dan kompos
menjadi matang biasanya mencapai pH antara 6 8.Jika kondisi anaerobik berkembang
selama proses pembuatan kompos, asam-asam organik akan menumpuk.
Jerami Padi
Jerami padi adalah batang dan daun padi kering yang merupakan sisa-sisa padi setelah
dituai. Produksi padi tahun 2013 sebesar 71,28 juta ton gabah kering giling (GKG) dan
dihasilkan limbah jerami dua kali lipat berat gabah kering giling (GKG) (Anonim). Menurut
Ponnamperuma (1984) cit Minardi (2002), jerami padi berdasarkan berat keringnya antara
lain mempunyai kandungan 0,6 % N, 0,1 % P dan 1,5 % K, 40 % Si, 0,58 % Ca, 0,31 % Mg,
35,5 % C, 5,2 % lignin; 40,1 % selulosa, 22,9 % hemiselulosa, 0,55 % polifenol dan
mempunyai nisbah C/N 42,3. Penggunaan jerami segar sebagai pupuk dapat menghambat
pertumbuhan tanaman terutama pada awal pertumbuhan. Pembakaran jerami sebelum
diberikan ke tanah sawah seperti yang biasa dilakukan oleh petani dinilai sangat merugikan,
rata rata pembakaran jerami akan mengakibatkan kehilangan hara 94 % C, 91 % N, 45 % P,
75 % K, 75 % S, 30 % Ca dan 20 % Mg dari total kandungan hara tersebut dalam jerami
(Suriadikarta, 2001 ).
Baglog Jamur Tiram
Baglog adalah media tumbuh bagi spora jamur pada budidaya jamur tiram yang
terbuat dari serbuk gergaji , bekatul atau dedak padi, kapur dan gips. Limbah baglog
mempunyai nisbah C/N yang tinggi karena sebagian besar bahan penyusunnya adalah serbuk
gergaji kayu sengon. Jenis kayu yang digunakan untuk serbuk gergaji sangat berpengaruh
terhadap hasil jamur, sehingga dipilih jenis kayu yang lunak, ringan, tidak bergetah dan
mampu mempertahankan kelembaban (Jarwanto dan Suprapti,2000). Serbuk gergaji sengon
(Albizia falcata) mengandung selulosa 69,39%, hemiselulosa 11,6 % lignin 23,56% dan abu
0,96% (soetrisno, 1981). Selain itu limbah baglog biasanya akan susut ukurannya hingga
20% - 30% karena terjadi peningkatan agregat-agregat media tanam oleh miselium jamur
tiram.
-
6
BAB 3. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium biologi tanah, Program Studi
Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPN Veteran Yogyakarta, selama 4 bulan.
3.2. Bahan dan alat
Bahan yang diperlukan terdiri dari: jerami, bakteri pendekomposisi Bio-
Health, NaOH, asam oksalat, serta bahan lain untuk analisis C organik, N total, serta
lignin. Sedang alat yang digunakan, yaitu: plastik, lampu, botol, gelas ukur,
Erlenmeyer, dll.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah percobaan laboratorium yang disusun
dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) 2 faktor yaitu jenis bahan dan periode fase
termofil. Bahan terdiri atas tiga jenis, yaitu jerami, baglog serta daun, sedangkan
fase termofil terdiri atas 3 perlakuan yaitu periode termofil (500C) selama 1 minggu,
2 minggu dan 3 minggu.
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Penyiapan inokulum Bio health
Menyiapkan inokulum Bio-Health, menimbang inokulum sesuai dosis yang
dibutuhkan.
3.4.2. Proses Pengomposan
Substrat (jerami, baglog, daun gamal), dipotong ukuran sekitar 2cm, diatur
rasio C/Nnya sehingga mencapai 30 : 1. Bahan ditambah air sehingga kelembaban
sebesar 75 % WHC. 1 kg masing-masing bahan ditempatkan dalam wadah berupa
ember, diinokulasi dengan inokulum. Baha diinkubasikan selama 1 minggu pada
suhu ruang. Selanjutnya dilakukan pengaturan fase termofil dengan perlakukan
sebagai berikut:
1). Bahan diinkubasi lanjut pada suhu 500C selama 1minggu, kemudian
diinkubasikan kembali pada suhu ruang selama 4 minggu.
2). Bahan diinkubasi lanjut pada suhu 500C selama 2 minggu, selanjutnya
diinkubasikan kembali pada suhu ruang selama 3 minggu.
3). Bahan diinkubasi lanjut pada suhu 500C selama 3 minggu, selanjutnya
diinkubasikan kembali pada suhu ruang selama 2 minggu.
Parameter berupa kadar C, N dan lignin diamati selama 3 kali, yaitu pada inkubasi
minggu ke 0, setelah inkubasi termofil, dan akhir inkubasi (minggu ke 6)
-
7
3.4.3. Evolusi CO2
Bahan diatur seperti pada saat akan dikomposkan. 10 g bahan diletakkan
dalam wadah tertutup. Di dalam wadah diletakkan botol film yang berisi 20 ml
NaOH 0,1. Selanjutnya diinkubasi seperti proses pengomposan di atas. Evolusi
CO2 dihitung dengan menetralkan sisa NaOH dengan asam oksalat, menggunakan
indikator PP. Pengamatan dilakukan setiap 3 hari.
3.4.4. Cara Analisis Parameter:
3.4.4.1 Evolusi CO2
Evolusi CO2 dihitung dengan metode titrasi setiap tiga hari sekali dengan
metode titrasi. Evolusi CO2 dihitung dengan menggunakan rumus :
CO2 = ( ml blangko ml baku) N asam oksalat X 22 mg
3.4.4.2 Kandungan C/N
Kompos yang telah matang C/N yang terkandung pada masing-masing
perlakuan dianalisis. Kadar C kompos dianilisis dengan metode Walky and Black
dengan rumus :
Dimana :
a = Berat contoh sample
A = titrasi baku dengan FeSO4 0,5 N
B = titrasi blangko dengan FeSO4 0,5 N
Sedangkan N kompos dianilisis dengan menggunakan Metode kjedhal dengan
rumus :
Dimana :
a = berat contoh sample
A = titrasi baku dengan NaOH 0,1 N
B = titrasi blangko dengan NaOH 0,1 N
-
8
3.3.4.3. Kandar Lignin
Kadar lignin dianalisis menggunakan metode Klason (72% H2SO4). Ompos
dikeringkan, kemudian direndam dalam asam sulfat 72%. Selanjutnya ditambah
dengan akuades dan dipanaskan. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan
pengeringan untuk medapatkan lignin tidak terlarut.
Jumlah lignin terombak dinyatakan menggunakan rumus sebagai berikut:
Lignin terombak = [% lignin dalam kontrol] [% lignin dalam sampel] x 100% [% lignin dalam kontrol]
(Nadia, 2009; Lopez et al., 2010)
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Peralatan Penunjang 1.150.000
2. Bahan habis pakai 4.000.000
3. Perjalanan 200.000
4. Lain lain 4.650.000
TOTAL 10.000.000
4.2 Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4
1 Persiapan x x x x
2 Proses pengomposan x x x x x x
3 Analisi parameter:
Analisis fisik x x x x x x
Analisis C x x x x x x
Analisis N x x x x x x
Analais lignin x x x x x x
4 Pembuatan laporan x x x x
-
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Produksi Padi, Jagung, dan
Kedelai.http://www.bps.go.id/brs_file/aram_01juli14.pdf.
Deportes, I., Benoit-Guyod, J.-L., Zmirou, D., dan Bouvier, M.-C.. 1998. Microbial
disinfection capacity of municipal solid waste (MSW) composting dalam Journal of
Applied Microbiology, 85: 238246 Herdiyanto Diyan. 2010. http// herdiyantofiles.wordpress.com/2009/10/bioteknologi-tanah-
mikrobiologi-danteknikpengomposan
HS, Murbandono. 2000. Membuat Kompos. Jakarta: Swadaya
Jarwanto, S. S. 2000. Biokonvrsi limbah penggergajian oleh shitake (Lentinul edodes).
Prosiding seminar hasil penelitian dan pengembangan Bioteknologi III Cibinong, 7-9
Maret 2000 : 167-175
Lpez M, Huerta-Pujol O, Martnez-Farr FX, Soliva M, 2010, Approaching compost
stability from Klason lignin modified method: Chemical Stability Degree for OM and
N quality assessment. Resources, Conservation and Recycling, 55: 171-181.
Nadia, Nzirah bt Mohd Razif. 2009. Llignin degradation of banana stem waste using
Streptomyces badius. A thesis submitted in fulfillment of the requirements for the
award of the degree of Bachelor of Chemical Engineering (Biotechnology) Faculty of
Chemical & Natural Resources Engineering, Universiti Malaysia Pahang
Ponnamperuma, F. N. 1984. Straw as a source of nutrient for wtland rice. In organic matter
and Rice,p. 117-136. international Rice Research Institute, Los Banos,Philipines
Soetrisno, T.S. 1981. Penelitian pembuatan pulp dengan bahan baku serbuk penggergajian
kayu albizzia, proses soda antokinon. Berita selulosa, vol XVII, no 33, september
1981, balai besar selulosa. Departemen perindustrian. Jakarta.
Suriadikarta, D.A., dan A. Adimihardja. 2001. Peningkatan Pupuk Dalam rangka
peningkatan produktivitas lahan sawah. Jurnal Litbang Pertanian. 20(4): 144-152.
-
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Dosen Pembimbing
A. Identitas Diri Ketua Kelompok Nama Lengkap Aditya Fajar Kurniawan
Jenis Kelamin L/P L
Program Studi Agroteknologi
NIM 134110103
Tempat dan Tanggal Lahir Sleman, 27 Juli 1993
E-mail Aadityafajark93@gmail.com
Nomor Telepon/HP 0857296345984
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MIN Yogyakarta 1 SMP N 2 Mlati MAN Yogyakarta 1
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2011
A. Identitas Diri Anggota
Nama Lengkap Nuryanto
Jenis Kelamin L/P L
Program Studi Agroteknologi
NIM 134110042
Tempat dan Tanggal Lahir Kendal, 06 Agustus 1993
E-mail Soccer_saulin@yahoo.co.id
Nomor Telepon/HP 085643236988
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 1 Cening SMP N 4 Singgorojo SMA N 14
Semarang
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - Lulus 2000-2006 2006-2009 2009-2011
A. Identitas Diri Anggota Nama Lengkap Ardian Firmansyah
Jenis Kelamin L/P L
Program Studi Agroteknologi
NIM 134130035
Tempat dan Tanggal Lahir Sumbawa besar, 26 Desember 1993
E-mail ardian4firmansyah@gmail.com
Nomor Telepon/HP 087863820004
B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD N 6 Sumbawa
Besar
SMP N 2 Sumbawa
Besar
SMA N 1 Sumbawa
Besar
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk - Lulus 1999-2006 2006-2009 2009-2012
-
A. IdentitasDiri
1 Nama Lengkap (dengangelar) Dr. Ir. Yanisworo Wijaya Ratih, M. Si
2 Jenis Kelamin Perempun
3 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 400
4 NIP/NIK/Identitaslainnya 196101051988032001
5 NIDN 9905000755
6 Tempat dan Tanggal Lahir Yogyakarta, 5 Januari 1961
7 Alamat e-mail woroyanis@yahoo.com
8 Nomor Telepon/Faks/ HP 02744462104/081392932575
9 Alamat Kantor Jl. SWK 104 (Lingkar Utara) CondongCatur,
Yogyakarta
10 Nomor Telepon/Faks 0274486737/0274486737
11 Lulusan yang Telah Dihasilkan S1: 31 orang
12. Mata Kuliah yang Diampu 1. Biologi Tanah
2. BioteknologiPertanian
3. Bioremediasi Tanah
4. RekayasaBioproses
5. Hara Tanaman
6. TeknologiKulturJaringan
-
B. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas
Gadjah Mada
UniversitasGadjahM
ada
UniversitasGadjahMad
a
Bidang Ilmu Pertanian-
Mikrobiologi
Bioteknologi Ilmu Tanah-
Mikrobiologi Tanah
Tahun Masuk-
Lulus
1980-1986 1995-1999 2003-2010
Judul
Skripsi/Thesis/
Disertasi
Kemampuan
isolate
khamirragi tape
merombak pati
menjadi etanol
Perombakan naftalen
dalam tanah oleh
bakteri dari unit
pengolahan minyak:
Peranan bahan
organik tanah.
Kajian pembentukan
konsorsium bakteri
dari sedimen mangrove
untuk merombak
dibenzofuran dalam
Tanah
Nama
Pembimbing/Prom
otor
1. Dr. Ir. Joedoro
Soedarsono
2. Ir. Siti Kabirun
1. Dr. Ir. Siti
Syamsiah
2. Dr. Ir. Irfan
Dwidya Prijambada
1. Prof. Dr. Bostang
Radjagukguk,
M.Agr. Sc.
2. Prof. Dr. Ir.Erni
Martani
3. Dr. Ir. Irfan Dwidya
Prijambada
C. Pengalaman Penelitian dalam 5 TahunTerakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2008
Mekanisme percepatan
perombakan dibenzofuran oleh
konsorsium bakteri
DP2M DIKTI,
Fundamental (Ketua
peneliti)
39
2 2010
Isolasi bakteri termo toleran dari
lahan terkena dampak erupsi
Merapi
Pribadi
2
3 2011
Karakterisasi fisiologis bakteri
termo toleran dari lahan terkena
dampak erupsi merapi.
UPN Veteran Yogyakarta,
Fundamental (Ketua
peneliti)
10
4.
2012
Potensi isolate bakteri termo
toleran dari lahan terkena dampak
erupsi merapi sebagai plant
growth promoting rhizobacteria
(PGPR).
UPN Veteran Yogyakarta,
Fundamental (Ketua
peneliti)
10
5 2013
Potensi komunitas bakteri termo
toleran dari outlet fermentor
biogas sebagai penghasil H2
Pribadi 5
6. 2013
Limbah industri batik
menggunakan pewarna alami
UPN Veteran Yogyakarta,
25
-
amankah bagi lingkungan penelitian Kluster (Ketua peneliti)
7. 2014
Manipulasi muatan zeolit alam
sebagai adsorben untuk menjerap
kromium dalam limbah industri
DP2M DIKTI ,
Penelitian Hibah
bersaing
(Anggota peneliti)
60
D. PengalamanPengabdianKepadaMasyarakatdalam 5 TahunTerakhir
No Tahun Judul pengabdian kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jml (Juta Rp)
1 2010 Budidaya jamur tiram
Balai Besar
Latihan
Ketransmigrasian
Kabupaten
Sleman, DIY
2,5
2 2011
Pengolahan sampah menjadi
pupuk organik di
DesaTambakrejo, Kecamatan
tempel, Kabupaten Sleman
Pribadi 2
3 2011
Sosialisasi Prodi Agroteknologi
Fakultas Pertanian UPN "Veteran"
Yogyakarta kepada siswa SMU di
DIY
Prodi
Agroteknologi,
fakultasPertanian
UPN Veteran Yogyakarta
2
4 2011
Memberi penyuluhan tentang
Pengolahan sampah menjadi
pupuk cair organik kepada ibu-ibu
PKK desaTambak Rejo, Tempel,
Sleman, DIY
Pribadi
0,5
5 2012
IBM kelompok Ternak di Desa
Mororejo Tempel Sleman:
Teknologi Pembuatan Kompos
Berkualitas dari Limbah Kandang
Sapi
DP2M DIKTI
45
6 2013
Pelatihan Peningkatan
Kemampuan Petugas Pemandu
Lapang: Teknik Pembuatan Pupuk
Organik sesuai SNI. Dinas
Pertanian Daerah Istimewa
Yogyakarta.
Dinas Pertanian
Daerah Istimewa
Yogyakarta. -
7
2013
IBM KELOMPOK PRODUSEN
JAMUR TIRAM DI DUSUN
BENDOSARI
UPN Veteran Yogyakarta 10
8 2014
Peranan Bahan Organik terhadap
Kesuburan Tanah
Pribadi 2
-
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal Dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor/
Tahun
Nama Jurnal
1 Karakteristik konsorsium bakteri perombak
dibenzofuran dari sedimen mangrove
2008
(15:59-69)
Jurnal Manusia
dan Lingkungan
(Terakreditasi)
2 Karakteristik jerapan senyawa hidrokarbon
aromatis polisiklik (dibenzofuran) di berbagai
jenis tanah
2009
(10:105-114)
Jurnal Tanah
dan Air
(Terakreditasi)
3 Isolasi dan seleksi bakteri dari sedimen
mangrove untuk pembentukan konsorsium
bakteri perombak dibenzofuran
2011
(325-335)
Biota
(Terakreditasi)
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral Pada Pertemuan / Seminar Ilmiah
Dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan
Ilmiah / Seminar
Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 Seminar Hasil
Penelitian
Fundamental tahun
2009. DP2M DIKTI
Mekanisme percepatan perombakan
dibenzofuran oleh konsorsium bakteri 30 Juli-1
Agustus 2009
Jakarta
2 Seminar dan
Konggres Nasional X
Himpunan Ilmu
Tanah Indonesia
Kemampuan konsorsium bakteri dari
sedimen mangrove untuk merombak
dibenzofuran dalam Grumosol
6-8 Desember
2011
Universitas
Negeri
Surakarta
3 Temu Pakar
Bioteknologi 2012
POTENSI ISOLAT BAKTERI
TERMOTOLERAN DARI LAHAN
TERKENA ERUPSI MERAPI
SEBAGAI
Plant Growth Promoting Rhizobacteria
(PGPR)
10 Juli 2012
Institute
Pertanian
Bogor
4. International
Conference Green
agro-industry
investment for our
future
Potential of thermotolerance isolates
bacteria from the land that affected by
Merapi eruption as a plant growth
promoting rhizobacteria (PGPR)
12-14
November
2013. UPN
Veteran Yogyakarta
-
J. Penghargaan yang PernahDiraihdalam 10 tahunTerakhir (dari pemerintah, asosiasi
atau institusi lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan
Tahun
1
Satya lancana Karya
Satya XX tahun
Presiden Republik
Indonesia. Dr. H.
Susilo Bambang
Yohoyono
2010
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai ketidak-
sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi. Demikian biodata ini saya buat
dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan hibah penelitian
pengaruh pengaturan fase termofil pada pengomposan terhadap perombakan bahan dan
kualitas kompos yang dihasilkan
Yogyakarta, 3 Februari 2014
Dr. Ir. YanisworoWijayaRatih, M. Si
NIP 196101051988032001
-
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Peralatan Penunjang Penelitian
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan(Rp)
Jumlah (Rp)
Botol
kemikalia
Penyimpanan
bahan kimia 30 bh 25.000 750.000
Lampu Manipulasi
suhu 10 bh 30.000 300.000
Kabel Manipulasi
suhu 50 m 5.000 250.000
Ember plastik Tempat
kompos 30 bh 25.000 750.000
Plastik tebal Penyungkupan
kompos 25m 20.000 500.000
Termometer Pengukur
suhu 10 125.000 1.250.000
Alat tulis
kantor: spidol,
kertas, tissu,
kertas label,
gunting, dll
Alat
penunjang
penelitian 1 set 200. 000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 4.000.000
Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan(Rp)
Jumlah (Rp)
Inokulum
(Bio-Health)
Bahan
dekomposer
2 bungkus 25.000 50.000
Akuades Pelarut kimia 50 L 1.500 75.000
Spiritus Sterilisasi 5L 15.000 75.000
Alkohol Sterilisasi 5L 15.000 75.000
NaOH Evolusi CO2 0,25 kg 840.000 210.000
Asam oksalat Titrasi NaOH 0,25 kg 1.860.000 465.000
Indikator PP Titrasi NaOH 100 ml 2.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 1.150.000
-
Perjalanan
Material Justifikasi
Perjalanan
Kuantitas Harga
satuan(Rp)
Jumlah (Rp)
Perjalanan
pencarian bahan
kompos
Pencarian bahan
jerami, baglog,
dan glirecideae
2 hari 100.000 200.000
SUB TOTAL (Rp) 200.000
Lain-lain
Material Justifikasi
pemakaian
Kuantitas Harga
satuan(Rp)
Jumlah (Rp)
Biaya analisis
kadar C
Penentuan kadar
C kompos 30 sampel 40.000 1.200.000
Baiaya analisis
kadar N
Penentuan kadar
N kompos 30 sampel 50.000 1.500.000
Bahan untuk
analisis lignin
Penentuan kadar
lignin kompos 30 sampel 40.000 1.200.000
Biaya
penggunaan alat
laboratorium
Analisis kompos
2 semester
250.000 500.000
Biaya
Pembuatan
laporan
Pembuatan
laporan PKM
250.000
SUB TOTAL (Rp) 4.650.000
Total ( Keseluruhan) 10.000.000,00
-
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama / Nim Program Studi Bidang
Ilmu
Alokasi Waktu
Jam/Minggu
Uraian Tugas
1 Aditya Fajar
Kurniawan/134110103
Agroteknologi Ilmu
tanah
40 jam/minggu Pelaksana pembuatan
kompos, manipulasi
fase thermofilik, dan
analisis kompos
2 Nuryanto/134110042 Agroteknologi Ilmu
tanah
40 jam/minggu Pelaksana kegiatan
evolusi CO2 dan
analisis kompos
3 Ardian
Firmansyah/134130035
Agroteknologi Ilmu
tanah
40 jam/minggu Pelaksana kegiatan
pembuatan kompos
dan analisis kompos
-
SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI/PELAKSANA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aditya Fajar Kurniawan
NIM : 134110103
Program Studi : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM P saya dengan judul :
Pengaruh Pengaturan Fase Termofil Pada Pengomposan Terhadap Perombakan Bahan Dan
Kualitas Kompos Yang Dihasilkan.
Yang diusulkan untuk tahun anggaran 2014-2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai
oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian
dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas
negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.
Yogyakarta, 19 September 2014
Wakil Rektor Bidang Akademik Ketua Pelaksanaan Kegiatan
dan Kemahasiswaan
Ir. NurIndrianti , M. T., D.Eng Aditya Fajar Kurniawan
NPY. 2 6705 96 0078 1 NIM. 134110103
1 sampul2 Pengesahan3 abstrak4 Bab 15 DAFTAR PUSTAKAlampiran 1lampiran 2Lampiran 3lampiran 4
top related