proposal skripsi mr.t-penagihan
Post on 04-Jul-2015
1.168 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
PROPOSAL SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP
PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PADA
KPP PENANAMAN MODAL ASING DUA
Diajukan oleh:
TEGUH PURWANTO
NPM. 09460005152
Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana Sains Terapan
Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
2011
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
TANDA PERSETUJUAN
RENCANA SKRIPSI
NAMA : TEGUH PURWANTO
NOMOR POKOK MAHASISWA : 09460005152
BIDANG SKRIPSI : SEMINAR PERPAJAKAN
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH TINDAKAN
PENAGIHAN AKTIF TERHADAP
PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK
PADA KPP PENANAMAN MODAL
ASING DUA
Mengetahui MenyetujuiKepala Bidang Akademis Pendidikan Akuntan,
Dosen Pembimbing,
Dra. Lies Sunarmintyastuti, M.M. .................................................NIP 195705201982022001 NIP .........................................
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN
A. Halaman Judul.....................................................................................................i
B. Tanda Persetujuan Rencana Skripsi...................................................................ii
C. Daftar Isi...........................................................................................................iii
II. BAGIAN ISI............................................................................................................1
A. Tujuan dan Pendekatan Penyusunan Skripsi......................................................1
B. Metodologi Penelitian........................................................................................1
C. Rencana Daftar Isi..............................................................................................2
D. Sinopsis..............................................................................................................4
E. Ringkasan Isi Tiap Bab......................................................................................8
F. Rencana Daftar Pustaka....................................................................................10
G. Garis Besar Rencana Checklist Penelitian........................................................11
III. PENUTUP..............................................................................................................19
A. Rencana Aktivitas Penyusunan Skripsi dan Periode Pelaksanaan...................19
B. Rencana Kontinjensi.........................................................................................19
BAGIAN ISI
A. Tujuan dan Pendekatan Penyusunan Skripsi
Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah:
1. mengetahui proses tindakan penagihan aktif pada KPP PMA Dua;
2. mengetahui kondisi tunggakan pajak pada KPP PMA Dua;
3. mengetahui pengaruh tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan
pajak pada KPP PMA Dua;
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dugaan atau hipotesis awal yang akan
disajikan selanjutnya. Untuk melaksanakan uji hipotesis tersebut penulis mengolah
berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan
metode kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif. Sedangkan teknik pengumpulan
data dilakukan melalui dua metode, yaitu :
1. Metode penelitian kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan adalah cara penelitian dengan mengumpulkan, membaca
dan memahami berbagai literatur, artikel, dan dokumen-dokumen lain yang
mungkin terkait dengan materi penulisan skripsi.
1
2
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan dilakukan dengan wawancara dan mengumpulkan data-data
yang berkaitan yang hendak diteliti. Penulis akan melakukan penghitungan
kuantitatif dalam menganalisis data dan informasi yang berupa data sekunder.
Data-data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan bantuan program
statistik sehingga diperoleh kesimpulan mengenai pengaruh transfer pricing
terhadap penerimaan pajak.
C. Rencana Daftar Isi
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
TANDA LULUS UJIAN MEMPERTAHANKAN SKRIPSI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
B. Ruang Lingkup Penelitian
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Sistematika Pembahasan
3
BAB II LANDASAN TEORI
A. Gambaran Umum Perpajakan di Indonesia
B. Pemeriksaan Pajak
C. Penagihan Pajak
D. Telaah Penelitian Sebelumnya
E. Hubungan Tindakan Penagihan Aktif Terhadap Pencairan
Tunggakan Pajak
F. Variabel Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Definisi Operasional
B. Kisi-Kisi Penelitian
C. Populasi dan Sampling
D. Teknik Pengambilan Sampel
E. Teknik Pengumpulan Data Penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
B. Pengujian Hipotesis
C. Hasil Pengolahan Data Penelitian
D. Interpretasi dan Pembahasan
E. Keterbatasan Penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
D. Sinopsis
Indonesia adalah salah satu Negara di dunia yang mendanai sebagian besar
pemerintahan dan pembangunannya dari penerimaan pajak. Setiap tahun target
penerimaan pajak yang dianggarkan dalam APBN mengalami peningkatan sesuai
dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi dan tuntutan akan peningkatan kemandirian
pembiayaan pemerintahan dan pembangunan nasional.
Untuk mencapai amanat APBN, Direktorat Jenderal Pajak sebagaimana
tertuang dalam visinya yaitu menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan
sistem administrasi perpajakan modern yang efektif, efisien, dan dipercaya
masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi; mengemban misi yang
spesifik untuk terwujudnya visi tersebut. Misi Direktorat Jenderal Pajak adalah
menghimpun penerimaan Negara berdasarkan Undang-undang Perpajakan yang
mampu mewujudkan kemandirian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara melalui sistem administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
Sebelum tahun 1983, sistem perpajakan Indonesia menggunakan official
assessment system. Kemudian ada pembaruan dalam sistem perpajakan yang ideal
sesuai dengan perkembangan ekonomi dan tuntutan keadilan bagi Wajib Pajak yaitu
self assessment system. Penyempurnaan itu tidak berhenti sampai tahun tersebut,
melainkan terus berlanjut pada 1994, 1997, dan 2001.
5
Pembaruan itu menyangkut kebijakan perpajakan (tax policy), administrasi
perpajakan (tax administration), dan undang-undang perpajakan (tax law) yang saling
berhubungan satu sama lain, bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan
atau target perolehan penerimaan pajak bagi negara secara optimal. Ketiga unsur
tersebut saling menunjang satu sama lain, dan tidak bisa dipisahkan. Ketiga unsur
tersebut harus sama kuat dan sama stabil sehingga dapat menopang sistem perpajakan.
Selain tanggung jawab untuk menghimpun penerimaan, Negara memberikan
kewenangan melalui undang-undang pada Direktorat Jenderal Pajak untuk bertindak
sebagai law enforcement agent. Tiga hal yang termasuk tindakan penegakan hukum
(law enforcement) yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah tindakan
pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak. Ketiga hal tersebut adalah alat bagi
Direktorat Jenderal Pajak untuk meningkatkan penerimaan pajak selain setoran dari
pembayaran pajak secara sukarela (voluntary compliance).
Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dalam rangka melaksanakan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan sebagai konsekuensi dari pelaksanaan self
assessment system, sehingga dapat meningkatkan penerimaan negara untuk
pembiayaan pengeluaran umum dengan demikian fungsi pemeriksaan merupakan
bagian yang terpenting dalam meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak.
“Penegakan hukum (law enforcement) dilakukan dengan pemeriksaan,
penyidikan, dan penagihan. Sistem pemeriksaan harus dapat mendorong kebenaran
dan kelengkapan pelaporan penghasilan, penyerahan, dan pemotongan, pemungutan
serta penyetoran pajak oleh Wajib Pajak” (Mansury, 2005). Norman (1973;68)
6
menekankan bahwa pemeriksaan pajak memberikan pengaruh positif terhadap
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakan, yaitu dapat
mencegah terjadinya penyelundupan pajak oleh Wajib Pajak yang diperiksa. Pendapat
tersebut diatas menunjukkan bahwa, pemeriksaan pajak merupakan merupakan bagian
vital dari fungsi pengawasan dalam sistem self assessment. Tujuan pemeriksaan
adalah menguji kebenaran pajak terutang yang dilaporkan Wajib Pajak berdasarkan
data, informasi dan bukti pendukung. Dalam meningkatkan kepatuhan sukarela dari
Wajib Pajak diperlukan keadilan dan keterbukaan dalam menerapkan ketentuan
perpajakan, kesederhanaan ketentuan perpajakan, dan prosedur perpajakan dengan
pelayanan prima terhadap Wajib Pajak yang melaksanakan kewajiban perpajakan,
disamping pengawasan dan penegakan hukum diatas.
Pemeriksaan pajak yang dilakukan secara professional dengan berpegang teguh
pada undang-undang perpajakan mempunyai pengaruh menghalang-halangi
(deterrence effect) wajib pajak melakukan tax evasion; baik wajib pajak yang sedang
diperiksa, maupun wajib pajak lainnya sehingga mereka akan berusaha untuk patuh.
(Nurmantu, 2003: 153)
Oleh karena itu pelaksaanaan pemeriksaan harus dilakukan secara efektif
dengan tetap berpegang pada keadilan, kepastian hukum, pembinaan serta
keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib pajak dan aparat pajak. Jika tidak
maka pemeriksaan tersebut hanya akan menghasilkan suatu ketetapan yang pada
akhirnya akan menambah jumlah tunggakan pajak yang sulit untuk dicairkan.
(Gunadi, 2004: 117)
7
Keberhasilan pemungutan pajak dengan tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi
ditentukan oleh banyak faktor. Prawiro (1998:47) menguraikan bahwa keberhasilan
pelaksanaan sistem perpajakan nasional dipengaruhi oleh empat faktor sebagai
berikut:
1. Sistem perpajakan khususnya menyangkut perangkat undang-undang dan
peraturan perpajakan lainnya termasuk aparat pelaksananya.
2. Sistem penunjang misalnya sistem pembukuan, akuntansi dan mekanisme
penghitungan pajak yang andal, profesionalisme aparat dan ketersediaan sarana
dan prasarana lainnya.
3. Faktor-faktor eksternal seperti faktor ekonomi, social, budaya dan politik.
4. Masyarakat khususnya wajib pajak, termasuk di dalamnya sistem informasi
dalam arti seluas-luasnya; tingkat kesadaran dan kepatuhan.
Pada paparan kepada media massa disebutkan bahwa tunggakan pajak per 30
Juni tahun 2010 adalah Rp 59,69 triliun. Melihat jumlah tunggakan pajak yang sangat
besar tersebut, potensi penerimaan pajak yang dapat dicairkan melalui tindakan
penagihan masih cukup signifikan.
Apabila tindakan penegakan hukum melalui penagihan aktif dapat terlaksana
secara efektif dan efisien, maka pencairan tunggakan saja telah berkontribusi sebesar
7,1% dari seluruh target penerimaan sebesar Rp 839,5 triliun pada tahun 2011.
Pemerintah menyadari bahwa upaya-upaya pelaksanaan penegakan hukum
dalam bidang perpajakan harus memerhatikan keseimbangan hak dan kewajiban
aparat dan wajib pajak; sehubungan dengan hal tersebut peraturan perundangan yang
mengatur tentang pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak sebagai unsure-unsur
8
dari law enforcement mengalami beberapa kali penyempurnaan, sebagaimana telah
tercantum dalam Undang-undang nomor 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan
Tatacara Perpajakan.
Perubahan tersebut mengindikasikan keseriusan pemerintah dalam
merealisasikan pencairan tunggakan pajak tanpa mengabaikan hak-hak wajib pajak.
Perubahan terhadap undang-undang tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas
ketetapan pajak dan meningkatkan persentase pencairan tunggakan pajak dari
ketetapan maupun utang pajak lainnya.
Dari paparan di atas mengenai pentingnya peran penerimaan pajak bagi APBN,
tingginya jumlah tunggakan pajak dari tahun ke tahun dan usaha penegakan hukum
dalam bidang perpajakan melalui pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pajak maka
penulis bermaksud mengangkat topik tersebut dalam skripsi dengan judul
“ANALISIS PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP
PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PADA KPP PENANAMAN MODAL
ASING DUA”.
E. Ringkasan Isi Tiap Bab
Skripsi ini direncanakan akan terdiri dari lima bab, dimana tiap-tiap bab
tersebut akan berisi pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini, penulis akan menguraikan latar belakang penelitian,
ruang lingkup penelitian, identifikasi masalah penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan yang
9
menggambarkan garis besar/pokok-pokok pembahasan secara
menyeluruh.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini, penulis akan menguraikan mengenai teori-teori yang
diambil dari literatur-literatur dan bacaan-bacaan yang dianggap
relevan. Penulis akan menjelaskan mengenai pengertian pajak dan
fungsi pajak, self assessment sistem dan official assesment sistem,
kepatuhan wajib pajak, dan penagihan pajak beserta pentingnya
peranan penagihan pajak dalam administrasi perpajakan. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penjelasan
secara deskriptif yang mengungkapkan dan menjelaskan subjek dan
objek penelitian sesuai data yang diperoleh..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan mengenai deskripsi objek penelitian,
metode penelitian, hipotesis, populasi dan teknik pengambilan sampel
penelitian, variabel penelitian dan pengukurannya, serta pengujian atas
hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN EVALUASI
Dalam bab ini penulis akan menjabarkan mengenai deskripsi data hasil
penelitian dengan melaporkan hasil penelitian, pengujian hipotesis, dan
pembahasan.
10
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab terakhir ini, penulis akan mengambil simpulan berdasarkan
analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya dan mencoba
memberikan saran-saran perbaikan yang penulis pandang perlu.
F. Rencana Daftar Pustaka
Literatur yang akan digunakan penulis sebagai referensi dalam penyusunan
skripsi ini adalah:
Advianto, Hari. (2010). Modul Tindakan Penagihan Pajak. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak.
Arens, Alvin. A, and James K. Loebbecke. (2006). Auditing: An Intregated Approach 11th ed. New Jersey: Prentice Hall.
Brotodihardjo, R. Santoso. (1989). Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: Eresco.
Fred N. Kerlinger. (2004). Asas-asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Gunadi. “Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)”, Jurnal Perpajakan Indonesia, Volume 4, Nomor 5, Februari 2005.
Ismawan, Indra. ( 2001). Memahami Reformasi Perpajakan 2000. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
Kurniawan, Anang Mury dan Paryan. (2010). Modul Administrasi Penagihan Pajak. Jakarta: Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Pusdiklat Pajak.
Mansury. (2002). Pajak Penghasilan Lanjutan. Jakarta: Yayasan Pengembangan dan Penyebaran Pengetahuan Perpajakan.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja. (1998). Auditing. Edisi Kelima Buku I dan II, Jakarta: Salemba Empat.
11
Norman, D Nowak. (1973). Tax Administration in Theory and Practice. USA: Preager Publishers.
Sekaran, U. Research Methods For Business 4th Ed, New York: John Wiley.
Sumitro, Rochmat. (1979). Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan, Eresco, Bandung.
Resmi , Siti. (2003). Perpajakan, Jakarta: Salemba Empat.
Williams, Thomas A., (2006). Statistics For Business and Economics 10th Ed, New Jersey: Prentice Hall.
Peraturan:
Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi Dan Bangunan, Kantor Pemeriksaan Dan Penyidikan Pajak, Dan Kantor Penyuluhan Dan Pengamatan Potensi Perpajakan.
Jurnal Acuan:
Ginting, Riskon. (2006). Pengaruh Pemberian Surat Penagihan terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak Penghasilan di Tiga Kantor Pelayanan Pajak. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 11-20.
G. Garis Besar Rencana Checklist Penelitian
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dugaan atau hipotesis awal yang akan
disajikan selanjutnya. Untuk melaksanakan uji hipotesis tersebut penulis mengolah
berbagai data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian dengan menggunakan
metode kuantitatif dengan teknik analisis statistik deskriptif.
Seluruh kajian teoritis yang akan dipaparkan pada karya tulis ini dikumpulkan
untuk membangun desain penelitian yang dapat ditampilkan sebagai berikut:
12
Gambar III.1
Desain Penelitian
Adapun tolok ukur yang digunakan untuk menilai pelaksanaan penagihan aktif
di KPP Penanaman Modal Asing Dua antara lain adalah sebagai berikut :
Penerimaan Pajak
Pembayaran rutin/sukarela
Pembayaran Utang Pajak
Kepatuhan Wajib Pajak
Efisiensi dan Efektivitas Kegiatan Penagihan Aktif
Sebelum Jatuh Tempo
Saat Jatuh Tempo
Sesudah Jatuh Tempo
Pencairan/Pelunasan
Faktor Eksternal
Faktor Internal
13
Tabel III.1
Tolok Ukur Pelaksanaan Penagihan Aktif
No. Jenis Tindakan Penagihan Aktif Daftar
Cek
Jumlah Tindakan pada
Tahun-tahun Observasi
1. Surat Teguran √ / x
2. Surat Paksa √ / x
3. Surat Perintah Melakukan
Penyitaan (SPMP)
√ / x
4. Surat Pemberitahuan Lelang √ / x
5. Pelaksanaan Pencegahan √ / x
6. Pelaksanaan Penyanderaan √ / x
Tabel III.2
Rincian Pelaksanaan Penagihan Aktif
Tahun
Pajak
Triwulan Tindakan Penagihan Aktif yang Dilakukan
Jml Surat Teguran Jml Surat
Paksa
Jml SPMP Jml Pengumuman
Lelang
Lelang
2009 I
II
III
IV
2010 I
II
III
IV
Sedangkan tolok ukur yang digunakan untuk menilai pengaruh tindakan
penagihan aktif terhadap tingkat pencairan tunggakan pajak tersaji pada tabel berikut :
14
Tabel III.3
Tolok Ukur Tingkat Pencairan Tunggakan Pajak
Tahun
Pajak
Triwulan Jumlah
Tunggakan
Pajak
Pencairan Tanpa
Penagihan Aktif
Pencairan
Akibat
Penagihan Aktif
Saldo Akhir
Tunggakan Pajak
Persentase
(1) (2) (3) (5) (6) (7) (6/3)
2009 I
II
III
IV
2010 I
II
III
IV
Sebagaimana dituliskan oleh Gunadi (2004:116), pada akhirnya tolok ukur dari
sistem perpajakan yang bagaimanapun akan dinilai dari besar kecilnya penerimaan ke
kas Negara, baik yang dibayar secara sukarela (voluntary compliance) maupun yang
dipungut oleh petugas pajak melalui tindakan penagihan aktif.
Dugaan awal penelitian ini adalah bahwa kurang efektifnya penegakan hukum
dalam bidang perpajakan (pemeriksaan, penyidikan, dan penagihan pajak) serta
faktor-faktor eksternal seperti kondisi perekonomian dan pertumbuhan yang kurang
positif ikut memengaruhi jumlah wajib pajak yang tidak mampu melunasi kewajiban
perpajakannya. Karena itu pemeriksaan yang menghasilkan penerbitan ketetapan
harus dilakukan secara efektif dengan tetap berpegang pada keadilan, kepastian
hukum, pembinaan serta keseimbangan antara hak dan kewajiban wajib pajak dan
15
aparat pajak. Jika tidak, pemeriksaan dan ketetapan tersebut hanya akan menambah
jumlah piutang pajak yang tertunggak dan sulit untuk dicairkan.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar III.2
Model Penelitian
Keterangan :
X : Tindakan Penagihan Aktif yang meliputi penerbitan Surat Teguran,
Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP), Surat
Pemberitahuan Lelang, Pencegahan, dan Penyanderaan.
Y : Pencairan Tunggakan Pajak akibat tindakan penagihan aktif.
2. Definisi Operasional
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk menentukan pengaruh
variabel tindakan penagihan aktif terhadap pencairan tunggakan pajak. Dalam rangka
memberikan penilaian terhadap efektivitas penagihan aktif, unsur-unsur yang menjadi
perhatian adalah jumlah surat teguran, jumlah surat paksa, jumlah penyitaan,
lelang, pencegahan serta penyanderaan.
Jumlah surat-surat yang diterbitkan KPP PMA Dua sebagai pelaksanaan
tindakan penagihan aktif.(X)
Pencairan tunggakan pajak akibat tindakan
penagihan aktif.(Y)
16
Pencairan tunggakan pajak diukur dari pembayaran utang pajak yang
dilakukan oleh wajib pajak setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau
setelah melewati jangka waktu tigapuluh hari sejak tanggal surat ketetapan
disampaikan.
3. Rencana Kisi-Kisi Penelitian
Penelitian ini mencoba menganalisis pengaruh tindakan penagihan aktif
terhadap pencairan tunggakan pajak pada KPP Penanaman Modal Asing Dua. Dalam
menganalisis hal tersebut, penulis akan memperhatikan skripsi sebelumnya yang
mirip dengan bahasan penulis, yaitu Skripsi atas nama I Gede Wirawiweka di
Universitas Indonesia pada tahun 2007 dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas
Penetapan dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di
Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Pusat“.
4. Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah alat yang penting dan mutlak perlu dalam penelitian ilmiah.
Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan dua variabel atau
lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative), dan
menghubungkan secara umum maupun secara khusus variabel yang satu dengan
variabel yang lain (Fred N. Kerlinger, 2004:30).
Hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak ada pengaruh signifikan dari tindakan penagihan aktif terhadap
pencairan tunggakan pajak.
17
H1 : Ada pengaruh signifikan dari tindakan penagihan aktif terhadap
pencairan tunggakan pajak.
Hipotesis awal tersebut akan diuji secara statistik dengan bantuan program
aplikasi SPSS 17.
5. Rencana Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini menggunakan purposive sampling method; sesuai dengan
namanya sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Wajib Pajak diambil
sebagai sampel karena penulis menganggap bahwa Wajib Pajak tersebut memiliki
informasi yang diperlukan bagi penelitian ini. Dua jenis sampel ini dikenal dalam
purposive sampling method adalah judgement sampling dan quota sampling.
Adapun jenis purposive sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
judgement sampling.
Dalam judgement sampling, sampel dipilih berdasarkan penilaian penulis bahwa
elemen populasi tersebut paling baik untuk dijadikan sampel penelitian. Untuk
mencapai tujuan penelitian yaitu mengetahui pengaruh penagihan aktif terhadap
pencairan tunggakan pajak maka penulis menilai bahwa sampel yang dapat
menunjang tercapainya tujuan penelitian ini adalah Wajib Pajak yang memiliki
tunggakan pajak besar, dengan setoran PPh Badan signifikan. Jadi, judment sampling
umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai
“information rich”(=memiliki tunggakan pajak dengan jumlah yang signifikan).
18
6. Rencana Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode
kuantitatif dengan menggunakan data-data sekunder, dimana data didapat dari
organisasi objek observasi yaitu KPP Penanaman Modal Asing Dua untuk tahun pajak
2009 dan 2010.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam karya tulis ini adalah
dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengolah informasi dari
dokumen-dokumen yang bersumber dari buku, majalah, karya ilmiah terdahulu,
internet, peraturan perundangan dalam bidang perpajakan yang berkaitan dengan topic
tulisan, serta catatan-catatan administrasi yang dilakukan oleh jurusita dan
penatausaha piutang pajak.
7. Rencana Teknik Pengolahan Data Penelitian
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini untuk menjawab
permasalahan penelitian adalah regresi berganda yaitu mengetahui bentuk dan
pengaruh antara variabel dengan rumus:
Y = a + bX (Fred N. Kerlinger, 2004:974)
Dimana
Y : subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a : harga bila Y=0
b : angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau
penurunan variabel dependen
X : subjek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
PENUTUP
A. Rencana Aktivitas Penyusunan Skripsi dan Periode Pelaksanaan
Rencana aktivitas dan periode pelaksanaan penyusunan skripsi yang dirancang
oleh penulis adalah sebagai berikut:
Usulan Mei 2011 Juni 2011 Juli 2011 Agst 2011 Sep 2011
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan Outline
Penyusunan BAB I
Penyusunan BAB II
Penyusunan BAB III
Penyusunan BAB IV
Penyusunan BAB V
Tahap Penyelesaian
Jadwal tersebut telah disesuaikan dengan Jadwal Skripsi dan Ujian
Komprehensif Program Diploma IV Semester X Akuntansi Tahun 2011 yang
diumumkan oleh Sekretariat Diploma IV STAN.
B. Rencana Kontinjensi
Jika dalam penyusunan skripsi ini penulis menemui hambatan baik dalam
pengumpulan data maupun dalam pembahasan masalah, maka akan dilakukan
perubahan-perubahan dari rencana skripsi yang telah disusun. Perubahan-perubahan
19
20
tersebut meliputi perubahan objek penelitian, perubahan metode penelitian, perubahan
pendekatan penyusunan skripsi, atau perubahan judul, bab dan subbab skripsi.
Sesuai dengan ketentuan resmi penyusunan skripsi, sebelum melakukan
perubahan-perubahan diatas penulis akan mengkonsultasikan terlebih dahulu dengan
dosen pembimbing dan akan melaporkan pada lembaga jika terjadi perubahan yang
signifikan.
top related