psikologi pendidikan dede
Post on 09-Jul-2015
115 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 1/17
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Di Susun Oleh:1
A. Pendahuluan
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri seseorang dan ada pula
dari luar diri seseorang.
Seorang siswa yang bersikap conversing terhadap ilmu pengetahuan atau bermotif
ekstrinsik (faktor eksternal) umpamanya, biasanya cenderung mengambil pendekatan belajar
yang sederhana dan tidak mendalam. Sebaliknya, seorang siswa yang berintelegensi tinggi
(faktor internal) dan mendapat dorongan positif dari orang tuanya (faktor eksternal) mungkin
akan memilih pendekatan belajar yang lebih mementingkan kwalitas hasil pembelajarn.
Karena pengaruh faktor-faktor tersebut diataslah, muncul siswa-siswa yang high
achievers (berprestasi tinggi) dan under achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama sekali.
Atas dasar inilah yang melatar belakangi penulis meyusun makalah ini.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah:
1. Pemenuhan tugas pribadi pada mata kuliah Psikologi Pendidikan,
2. Sebagai calon guru, diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan
munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha
mengetahui dan mengatasi faktor yang menghambat proses belajar mereka.
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah dengan mengumpulkan
bahan berupa buku yang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
Makalah ini membahas tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar. Adapun
sub-sub materi yang akan dibahas adalah:
1. Pengertian Belajar
2. Pengertian Proses Belajar
3. Faktor Internal Siswa
4. Faktor Eksternal Siswa
5. Faktor Stimulasi Belajar
6. Faktor Metode Belajar
1 Nama : Minarti
Nim/Semester : 10.340.0013/2 (dua)
Jurusan/Prodi : Tarbiyah/TBI-1 STAIN Padangsidimpuan 2010/2011
1
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 2/17
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kelemahan dan kekurangan.
Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam
penyempurnaan makalah ini kedepannya.
B. Pengertian Belajar
Sebelum membicarakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, perlu
diketahui dulu apa yang dimaksud dengan belajar. Berikut ini akan dikemukakan beberapa
pendapat tentang pengertian belajar menurut para ahli.2
1. Witherington, dalam buku Educational Psychology, mengemukakan “Belajar adalah suatu
perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dan reaksi
yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.”
2. Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978), mengemukakan “Belajar adalahsetiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai sutu hasil
dari setiap latihan atau pengalaman.”
3. Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977), mengemukakan “Belajar terjadi
apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikan
rupa sehingga perbuatannya (performance) berubah dari waktu sebelum ia mengalami
situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
4. Hilgard dan Bewer, dalam buku Theories of Learning (1975), mengemukakan “Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang
disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,
kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, atau pengaruh
obat).”
5. James O. Wittaker, Belajar dapat didefenisikan sebagai proses dimana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.”
6. Howard L. Kingsley, “Belajar adalah prosese dimana tingkah laku (dalam artian luas)
ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.”
7. Chaplin dalam Dictioanary of Psychology, “Belajar adalah perolehan perubahan tingkah
laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman.”
2 M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 211-212, Wasty Soemanto.
Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hal. 104, dan Muhibbin
Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2008), hal. 90.
2
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 3/17
8. Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory, mengemukakan
“Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusi atau hewan)
desebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.”
9. Wittig dalam bukunya Psychology of Learning, “Belajar adalah perubahan yang relatif
menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme
sebagi hasil pengalaman.”
10. Reber dalam Dictionary of Psychology, “Belajar adalah suatu perubahan
kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat,”
Dari defenisi-defenisi diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen yang penting
yang mencirikan pengertian tentang belajar. Belajar merupakan suatu perubahan dalam
tingkah laku yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Perubahan itu harus relatif mantap,harus merupakan akhir dari suatu periode waktu yang cukup lama.3
Perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin.
Perubahan- perubahan itu bukan perubahan yang negatif tetapi perubahan yang positif yaitu
perubahn yang menuju kearah kemajuan.4
C. Pengertian Proses Belajar
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa Latin processus yang berarti “berjalan ke
depan”. Kata ini mempunyai konotasi urutan langkah atau kemajuan yang mengarah pada
suatu sasaran atau tujuan. Menurut Chaplin, “Proses adalah suatu perubahan yang menyangkut
tingkah laku atau kejiwaan.” Menurut Reber dalam Psikologi Belajar “Proses berarti cara atau
langkah khusus dengan beberapa perubahan yang ditimbulkan sehingga tercapainya hasil-hasil
tertentu.5
Jadi, Proses Belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif,
dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti
berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.6
D. Faktor Internal Siswa
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi empat aspek, yakni: faktor jasmani,
faktor psikologi, faktor cara belajar,dan faktor kelelahan.
1. Faktor Jasmani
3 M. Dalyono. Op. cit., hal. 212-213.4 Mustaqim dan Abdul Wahab. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal. 62.5 Muhibbin Syah. Op. cit., hal. 113.6 Ibid ., hal. 113.
3
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 4/17
) Faktor Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya
terbebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu apabila
kesehatan seseorang orang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang
bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badannya lemah, ataupun ada gangguan
kelainan fungsi alat indranya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
haruslah mengusakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara selalu
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan,
olahraga, rekreasi, dan ibadah.7
) Cacat TubuhCacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna
mengenai tubuh. Cacat itu dapat berupa buta, sebelah buta, tuli, sebelah tuli, patah kaki,
patah tangan, lumpuh, dll. Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu.8
2. Faktor Psikologi
) Intelegensi
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan, sebagai kemampuan psiko-fisik untuk
mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara tepat
(Reber, 1988). Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan kwalitas otak saja,
melainkan juga kwalitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus diakui
bahwa peran otak dalam hubungannya dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari
pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupkan “menara pengontrol”
hampir seluruh aktivitas manusia.9
Tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) tidak dapat diragukan lagi, sangat
menentukan tingkat keberhasilan belajar. Semakin tinggi kemampuan intelegensi
seseorang maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin
7 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 54-55.8 Ibid ., hal. 55.9 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2008), hal. 133-134.
4
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 5/17
rendah kemampuan intelegensi seseorang maka semakin kecil peluangnya untuk
memperoleh sukses.10
) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju kepada suatu objek atau sekumpulan objek (benda/hal). Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan pelajaran yang dipelajarinya, jika bahan pelajarannya tidak menjadi perhatian
siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, usahakanlah bahan pelajarn selalu menarik perhatian dengan cara
mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.11
) MinatMinat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar untuk
mencapai/memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar
disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan
martabat atau memperolah pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia.
Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat
belajar yang kurang akan menghasilakn prestasi yang rendah.12
Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan
agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang
menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita
serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.13
) Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah “the capacity to learn”. Dengan
perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Jika bahan
pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik
karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam belajarnya itu.14
10 Ibid ., hal. 133-134.11 Slameto. Op. cit., hal. 56.12 M. Dalyono. Op. cit., hal. 56-57.13 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 57.14 Ibid ., hal. 57-58.
5
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 6/17
) Motivasi
Motif merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu.
Motif dari dalam diri dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi
spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin seseorang mau
berusaha mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya, jika ia tidak mengetahui betapa
penting dan faedahnya yang akan dicapai dari belajarnya itu pada dirinya.15
Jadi motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Didalam
menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu
perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri
sebagai daya pendorong/penggerak.16
) KematanganKematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-
alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Misalnya, anak dengan
kakinya sudah siap untuk berjalan, tangan dengan jari-jarinya sudah siap untuk menulis,
dengan otaknya sudah siap untuk berpikir abstrack, dll. Kematangan bukan berarti anak
dapat melaksanakan kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan latihan-latihan
dan pelajaran. Dengan kata lain anak sudah matang. Jadi, kemajuan baru untuk memiliki
kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.17
) Kesiapan
Kesiapan atau readiness menurut Jamies Drever adalah “preparedness to respond
or react”. Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi. Kesediaan
itu timbul dari dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.18
) Sifat Pribadi
Disamping faktor-faktor yang telah dibicarakan diatas, faktor pribadi seseorang
turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat
15 M. Ngalim Purwanto. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 103-104.16 Slameto. Op. cit., hal. 58.17 Ibid ., hal. 58-59.18 Ibid ., hal. 59.
6
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 7/17
kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan yang lain. Ada
orang yang mempunyai sifat keras hati, berkemauan keras, tekun dalam segala usahanya
halus perasaanya, dan ada pula yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada
seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sanpai dimana hasil
belajarnya dapat dicapai. Termasuk kedalam sifat-sifat kepribadian ini ialah faktor fisik
kesehatan dan kondisi badan.19
3. Faktor Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa
memperhatikan teknik dan faktor jasmani, psikologi, dan ilmu kesehatan, akan memperoleh
hasil yang kurang memuaskan. Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa
istirahat yang cukup. Cara belajar seperti ini tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk memberi kesempatan kepada mata, otak serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh
tenaga kembali.20
Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana caranya membaca,
mencatat, menggaris bawahi, membuat ringkasan/kesimpulan, apa yang harus dicatat, dsb.
Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktubelajar, tempat, fasilitas,
penggunaan media pengajaran dan penyesuaian bahan pelajaran. Di samping itu perlu
diketahui bagaimana cara-cara belajar dengan menggunakan teknik diskusi,
melaksanakannya dengan baik, merumuskan hasilnya, dsb.21
4. Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seeorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh yang dikarenakan terjadinya
kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada
bagian-bagian tertentu. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan
kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menhgasilkan sesuatu hilang. Kelelahan
rohani dapat terjadi terus-menerus memikirkan masalah yang dianggap berat.22
Dari uraian di atas dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu mempengaruhi belajar.
Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan
19 M. Ngalim Purwanto. Op. cit., hal. 104.20 M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 57-58.21 Ibid ., hal. 57-59.22 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 59.
7
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 8/17
dalam belajar. Kelelahan baik secara jasmani maupun rohani dapat dihilangkan dengan
cara-cara sbb:23
a) Tidur,
b) Istirahat,
c) Mengusahakan variasi dalam belajar, juga dalam bekerja,
d) Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah, misalnya obat
gosok,
e) Rekreasi dan ibadah yang teratur,
f) Olahraga secara teratur,
g) Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat kesehatan,
misalnya yang memenuhi empat sehat lima sempurna,h) Jika kelelahan sangat serius cepat-cepat menghubungi seorang ahli, misalnya dokter,
psikiater, konselor dll.
E. Faktor Eksternal Siswa
1. Faktor Keluarga
a) Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.
Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pernyataan bahwa
“keluarga adalah lambang pendidikan pertama dan utama.”24
Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya tidak
perduli terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan dan
kebutuhan anaknya dalam belajar. Mendidik anaknya dengan cara memanjakannya
adalah cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara memperlakukannya
terlalu keras dan memaksa adalah cara mendidik anak yang salah juga.25
b) Suasana Rumah
Suasana rumah yang gaduh atau ramai dan semrawut tidak akan memberi
ketenangan kepada anak yang belajar. Agar anak belajar dengan baik perlulah diciptakan
suasana rumah yang tenang dan tenteram, selain anak betah di rumah, anak juga dapat
belajar dengan baik.26
23 Ibid ., hal. 60.24 Ibid ., hal. 60.25 Ibid., hal. 61.26 Ibid ., hal. 63.
8
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 9/17
c) Keadaan Ekonomi Keluarga
Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, juga
membutuhkan fasilitas belajar yang hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai
cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga terganggu.
Sebaliknya, keluarga yang kaya, orang tua mempunyai kecenderungan untuk
memanjakan anak, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya terhadap
belajar.27
2. Faktor Sekolah
a) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung harus memadai di dalam setiap kelas. Bagaimana
mungkin mereka belajar dengan nyaman, kalau kelas itu tidak memadai bagi setiap
siswa.28
b) Guru dan Cara Mengajar Guru
Kwalitas guru dalam mengajar yang kurang baik akan mempengaruhi belajar
siswa yang tidak baik pula. Cara mengajar yang kurang baik dapat terjadi karena guru
kurang persiapan dan kurang menguasai bahan pelajaran, akibatnya siswa malas untuk
belajar.29
c) Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Di dalam relasi yang
baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikan.
Sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, maka tidak akan menyukai pelajaran yang
diberikan. Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan
proses belajar mengajar itu kurang lancar.30
d) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang
27 Ibid ., hal. 63-64.28 Ibid , hal. 69.29 Ibid ., hal. 69.30 Ibid ., hal. 66.
9
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 10/17
tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak
sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.31
e) Disiplin Sekolah
Bila suatu sekolah kurang memperhatikan tata tertib (disiplin) sekolah, maka
murid-muridnya kurang mematuhi perintah guru dan akibatnya mereka tidak mau
belajar sungguh di sekolah maupun di rumah. Hal ini mengakibatkan prestasi belajar
anak menjadi rendah. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin
pula.32
f) Alat Pelajaran
Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan
pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran danmenguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.33
g) Waktu Sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar di sekolah, yaitu:
pagi hari, siang, sore dan malam hari. Apabila sekolah masuk siang, sore dan malam,
maka kondisi anak tidak lagi dlam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran.
Sebab energi sudah berkurang, disamping udara yang relatif panas di waktu siang dapat
mempercepat proses kelelahan.34
Sebaliknya siswa belajar pagi hari, pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi
yang baik. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi pengaruh yang positif
terhadap belajar.35
3. Faktor Masyarakat
) Kegiatan Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan terhadap perkembangan
pribadinya. Tetapi jika terlalu banyak berorganisasi, akan menyebabkan belajar menjadi
terbengkalai. Perlu kiranya membatasi kegiatan siswa dalam masyarakat supaya jangan
31 Ibid., hal. 65-66.32 M. Dalyono. Op. cit ., hal. 59.33 Slameto. Op. cit., hal. 68.34 M. Dalyono. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), hal. 245.35 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 68.
10
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 11/17
sampai mengganggu belajarnya. Jika mungkin memilih kegiatan yang mendukung
belajar.36
) Mass Media
Yang termasuk dalam mass media adalah bioskop, radio, TV, surat kabar,
majalah, buku-buku, komik-komik, dll. Mass media yang baik memberi pengaruh yang
baik terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang buruk
akan berpengaruh buruk terhadap belajarnya.37
Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup
bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat.38
) Teman BergaulTeman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak.
Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka ia akan malas
belajar, sebab cara hidup anak yang bersekolah berlainan dengan anak yang tidak
bersekolah. Kewajiban orang tua adalah mengawasi mereka sera mencegahnya agar
mengurangi pergaulan dengan mereka.39
) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Corak kehidupan tetangga, misalnya suka main judi, minum-minuman,
menganggur, pedagang, tidak suka belajar, akan mempengaruhi anak-anak yang
bersekolah. Minimal tidak ada motivasi bagi anak untuk belajar. Sebaliknya jika
tetangga terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter, insinyur, dosen akan mendorong
semangat belajar anak .40
4. Faktor Lingkungan
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting dalam mempengaruhi
prestasi belajar. Keadaan ligkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas,
iklim dsb. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, akan mengganggu
belajar. Keadaan lalu lintas yang bising, suara hiruk pikuk orang disekitar, suara pabrik,
36 Ibid ., hal. 70.37 Ibid ., hal. 70.38 Ibid ., hal. 70.39 M. Dalyono. Op. cit., hal. 246.40 Ibid ., hal. 246.
11
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 12/17
polusi udara, iklim yang terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi minat belajar.
Sebaliknya, tempat yang sepi dengan iklim yang sejuk, akan menunjang proses belajar. 41
F. Faktor Stimulasi Belajar
Yang dimaksud dengan stimulasi belajar di sini yaitu segala hal di luar individu yang
merangsang individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam hal
ini mencakup materi, penegasan, serta suasana lingkungan eksternal yang harus diterima atau
dipelajari oleh siswa. Berikut ini dikemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan faktor-
faktor stimulasi belajar.42
1. Panjangnya Bahan Pelajaran
Panjangnya bahan pelajaran berhubungan dengan jumlah bahan pelajaran. Semakain
panjang bahan pelajaran, semakin panjang pula waktu yang diperlukan oleh siswa untuk mempelajarinya. Bahan yang terlalu panjang atau terlalu banyak dapat menyebabkan
kesulitan siswa dalam belajar. Kesulitan belajar individu itu tidak semata-mata karena
panjangnya waktu untuk belajar, melainkan lebih berhubungan dengan faktor kelelahan
serta kemajuan si siswa dalam menghadapi atau mengerjakan bahan yang banyak itu.43
Dengan bahan yang terlalu panjang atau banyak, hal ini membutuhkan waktu yang
panjang pula dalam mempelajarinya. Panjangnya waktu belajar juga dapat menimbulkan
beberapa interferensi atas bagian-bagian materi dipelajari. Interferensi dapat diartikan
sebagai gangguan kesan ingatan akibat terjadinya pertukaran reproduksi antara kesan lama
dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran sehingga terjadi kesalahan maksud
yang tidak disadari.44
2. Kesulitan Bahan Pelajaran
Tiap-tiap bahan pelajaran mengandung tingkat kesulitan yang berbeda. Tingkat
kesulitan behan pelajaran mempengaruhi kecepatan siswa. Makin sulit sesuatu bahan
pelajaran, makin lambatlah orang mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan
pelajaran, makin cepatlah orang dalam mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan
41 Ibid ., hal. 60.42 Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan , (Jakarta: Rineka Cipta,
1990), hal. 113.43 Ibid ., hal. 114.44 Ibid ., hal. 114.
12
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 13/17
aktivitas belajar yang intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi intensitas
belajar seseorang.45
3. Berarti/Pentingnya Bahan Pelajaran
Belajar memerlukan modal pengalaman yang diperoleh dari belajar diwaktu
sebelumnya. Modal pengalaman itu dapat berupa penguasaan bahasa, pengetahuan, dan
prinsip-prinsip. Modal pengalaman ini menentukan keberartian dari bahan yang dipelajari
di waktu sekarang. Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahan yang
berarti memungkinkan siswa untuk belajar karena siswa dapat mengenalnya. Bahan yang
tanpa arti sulit dikenal, akibatnya tak ada pengertian siswa terhadap bahan itu.46
4. Mudah-Sulitnya Tugas Pelajaran
Mengenai mudah sulitnya suatu tugas, hal ini erat hubungannya dengan tingkatkemempuan siswa. Tugas yang sama kesulitannya berbeda bagi masing-masing siswa. Hal
ini disebabkan karena kapasitas intelektual serta pengalaman mereka tidak sama. Boleh jadi
pula, berat ringannya suatu tugas berhubungan dengan usia individu. Ini berarti, bahwa
kematangan siswa ikut menjadi indikator atas berat atau ringannya tugas beg siswa yang
bersangkutan.47
Dapat dibuktikan, bahwa tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah adalah
mengurangi tantangan belajar, sedangkan tugas-tugas yang terlalu berat atau sulit membuat
siswa kapok/jera untuk belajar.48
5. Suasana Lingkungan Eksternal
Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal, antara lain: cuaca (suhu
udara, mendung, hujan, kelembaban), waktu (pagi, siang, sore, petang, malam), kondisi
tempat (kebersihan, letak sekolah, pengaturan fisik kelas, ketenangan, kegaduhan),
penerangan (berlampu, bersinar matahari, gelap, remang-remang), dsb. Faktor-faktor ini
mempengaruhi sikap dan reaksi siswa dalam aktivitas belajarnya, sebab siswa yang belajar
adalah berinteraksi dengan lingkungannya.49
G. Faktor Metode Belajar
45 Ibid ., hal. 114.46 Ibid ., hal. 114-115.47 Ibid ., hal. 115.48 Ibid ., hal. 115.49 Ibid ., hal. 115.
13
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 14/17
Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang
dipakai oleh si pelajar. Dengan kata lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan
perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal
sbb:50
1. Kegiatan Belajar
Seperti halnya pada bidang medis, kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis
besar ataupun dosis kecil. Berlatih dapat diberikan seara maraton non stop atau secara
terdistribusi dengan selingan waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara maraton dapat
melelahkan dan membosankan, sedangkan latihan yang terdistribusi menjamin
terpeliharanya stamina dan kegairahan belajar.51
Jam pelajaran atau latihan yang terlalu panjang adalah kurang efektif. Semakin pendek distribusi waktu untuk bekerja atau berlatih, semakin efektiflah pekerjaan atau
latihan itu. Latihan atau kerja memerlukan waktu istirahat. Lamanya istirahat tergantung
kepada jenis tugas atau keterampilan yang dipelajari, atau pada lamanya periode waktu
pelaksanaan seluruh kegiatan. Kegiatan berlatih secara maraton beru dimungkinkan,
apabila tugas mudah dikenal, tugas mudah dilakukan, materi pernah dipelajari, kegiatan
memerlukan pemanasan terus-menerus.52
2. Overlearning dan Drill
Untuk kegiatan yang bersifat abstrak misalnya menghafal atau mengingat, maka
overlearning sangat diperlukan. Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam
mengingat keterampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak
dipraktekkan. Overlearning yang terlalu lama menjadi kurang efektif bagi kegiatan
praktek .53
Apabila overlearning berlaku bagi latihan keterampilan motorik seperti main piano
atau menjahit, maka drill berlaku bagi kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung.
Mekanisme drill adalah tidak berbeda dengan overlearning. Baik drill maupun
overlearning berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar.54
3. Resitasi Selama Belajar
50 Ibid ., hal. 115.51 Ibid ., hal. 116.52 Ibid ., hal. 116.53 Ibid ., hal. 116.54 Ibid ., hal. 116.
14
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 15/17
Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk menghafal bahan pelajaran.
Dalam praktek, setelah diadakan kegiatan membaca atau penyajian materi kemudian siswa
berusaha untuk menghafal tanpa melihat bacaanya. Jika siswa telah menguasai suatu
bagian, dapat melanjutkan ke bagian selanjutnya san seterusnya. Resitasi lebih cocok untuk
diterapkan pada belajar membaca atau belajar menghafal.55
4. Pengenalan Tentang Hasil-Hasil Belajar
Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil
belajar selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan, bahwa pengenlan seseorang
terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-
hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya.56
5. Belajar dengan Keseluruhan dan dengan Bagian-Bagian
Menurut beberapapenelitian, perbedaan efektivitas antara belajar dengan
keseluruhan dengan belajar dengan bagian-bagian memang belum ditemukan. Hanya
apabila kedua prosedur itu dipakai secara simultan, ternyata belajar mulai dari keseluruhan
ke bagian-bagian lebih menguntungkan dari pada belajar mulai dari keseluruhan, individu
menemukan set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah
membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya
berlangsung.57
6. Penggunaan Modalitas Indra
Modalitas indra yang dipakai oleh masing-masing siswa dalam belajar tdaklahsama.
Sehubungan dengan itu, ada tiga impresi yang penting dalam belajar, yaitu: oral, visual, dan
kinestetik. Ada orang yang lebih berhasil belajarnya sengan menekankan impresi oral.
Dalam belajar, siswa perlu membaca atau mengucapkan materi pelajarn dengan nyaring
atau mendengarkan bacaan atau ucapan orang lain. Ada yang belajar dengan menekankan
impresi visual, dimana dalam belajarnya siswa harus lebih banyak menggunakan fungsi
indra penglihatan. Begitu pula ada yang belajar dengan menekankan diri pada impresi
55 Ibid ., hal. 117.56 Ibid ., hal. 117.57 Ibid ., hal. 117.
15
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 16/17
kenestik dengan banyak menggunakan fungsi motorik. Disamping itu, ada pula yang
belajar dengan menggunakan kombinasi impresi indra.58
7. Bimbingan Dalam Belajar
Bimbingan yang terlalu benyak diberikan oleh guru atau orang lain cenderung
membuat siswa menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas-batas yang
diperlukan oleh siswa. Hal yang penting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada
siswa sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas-tudgas yang dibebankan
dengan sedikit saja bantuan dari pihak lain.59
H. Penutup
1. Kesimpulan
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan faktor-faktor yang menentukan atau yangmempengaruhi hasil belajar siswa adalah:
a) Faktor internal
b) Faktor eksternal
c) Faktor stimulasi belajar
d) Faktor metode belajar
Faktor internal meliputi:
a) Faktor jasmani
b) Faktor psikologis
c) Faktor cara belajar
d) Faktor kelelahan
Faktor eksternal meliputi:
a) Faktor keluarga
b) Faktor sekolah
c) Faktor masyarakat
d) Faktor lingkungan
Faktor stimulasi belajar terdiri dari:
a) Panjangnya bahan pelajaran
b) Kesulitan bahan pelajaran
c) Pentingnya bahan pelajaran
58 Ibid ., hal. 117-118.59 Ibid ., hal. 118.
16
5/10/2018 PSIKOLOGI PENDIDIKAN DEDE - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/psikologi-pendidikan-dede 17/17
d) Mudah sulitnya tugas pelajaran
e) Suasana lingkungan eksternal
Faktor metode belajar terdiri dari:
a) Kegiatan belajar
b) Overlearning dan drill
c) Resitasi selama belajar
d) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar
e) Penggunaan modalitas belajar
f) Bimbingan dalam belajar
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)
Mustaqim dan Wahab, Abdul. Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991
Purwanto, M. Ngalim. Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007)
Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010)
Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, Landasan Kerja Pemimpin Pendidikan, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1990)
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2008)
17
top related