pt panasia indo resources tbk (d/h. pt panasia …
Post on 02-Oct-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk) DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 JUNI 2013
(Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012) Disajikan dalam Rupiah
7
1. UMUM
a. Pendirian dan informasi lainnya PT Panasia Indo Resources (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Panasia Indosyntec
berdasarkan akta No. 13 tanggal 6 April 1973 dari Imas Fatimah, S.H., notaris di Bandung. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. Y.A.5/174/23 tanggal 11 Maret 1981 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 16 tanggal 24 Pebruari 1987, Tambahan No. 171. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 19 tanggal 7 Oktober 2011 dari R. Tendy Suwarman, SH, notaris di Bandung, nama PT Panasia Indosyntec berubah menjadi PT Panasia Indo Resources dan sekaligus mengubah anggaran dasar Perusahaan. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusan nomor AHU-47137.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 5 September 2012. Akta perubahan terakhir tentang perubahan susunan pengurus dicatat pada akta no. 95 tanggal 21 Juni 2013 dari R. Tendy Suwarman, SH, notaris di Bandung.
Perusahaan berdomisili dan pabriknya berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat
Perusahaan beralamat di Jl. Garuda 153/74, Bandung, Jawa Barat. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan
terutama meliputi usaha dalam bidang proses bahan baku serat (polimerisasi), twisting, pemintalan, pertenunan, industri tekstil, pertambangan, energi dan perdagangan umum. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial dalam industri tekstil pada tahun 1974 dan kegiatan pemrosesan bahan baku serat (polimerisasi) dimulai pada tahun 1990. Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan luar negeri termasuk ke benua Eropa, Asia, Amerika, Australia dan Afrika.
b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 2012
adalah sebagai berikut:
2013 2012 Komisaris utama : Awong Hidjaja Awong Hidjaja Komisaris independen : Koeswardojo Koeswardojo Komisaris : Agnes Novella Hidjaja Dian Nathalia Evelyne Meilyna Hidjaja Direktur utama : Joshua Seng Bouw Lim Joshua Seng Bouw Lim Direktur : Soebianto Bambang Soegiarto Suwadi Bing Andi Enrico Haryono Soebianto Bambang Soegiarto Agnes Novella Hidjaja Jumlah gaji dan remunerasi dewan komisaris dan direksi Perusahaan adalah sebesar
Rp 689.627.000 pada tanggal 30 Juni 2013 dan Rp 721.705.000 pada 30 Juni 2012.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
8
1. UMUM (Lanjutan)
b. Dewan komisaris, direksi dan karyawan (Lanjutan) Perusahaan memiliki karyawan masing-masing sebanyak 3.407 orang pada tanggal 30 Juni
2013 dan 1.268 orang pada tanggal 30 Juni 2012 (tidak diaudit). c. Penawaran umum saham Perusahaan Pada tanggal 22 Maret 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia dengan suratnya No. SI-091/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 7.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 6 Juni 1990, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Pada tanggal 22 Maret 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dengan suratnya No. S-1949/PM/1992 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas sebesar 95.000.000 saham kepada para pemegang saham. Pada tanggal 6 April 1993, saham tersebut telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya.
Sebanyak 1.000.571.000 saham merupakan saham hasil konversi utang yang dilakukan
antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2006. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, seluruh saham Perusahaan atau
sejumlah 1.532.571.000 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. d. Entitas Anak Perusahaan memiliki, baik langsung maupun tidak langsung, lebih dari 50% saham entitas
anak sebagai berikut:
Domisili Bidang usaha
2013 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012
PT Sarana Logam Unggul (SLU) Sulawesi Tenggara Pertambangan kromit Belum beroperasi secara komersial 55% 55% 25.526.057.341 25.756.123.912
PT Sinar Tambang Arthalestari (STA) Jawa Tengah Pertambangan semen Belum beroperasi secara komersial 51% 51% 852.545.296.365 137.685.631.123
Tahun operasi komersial
Persentase
kepemilikan
Jumlah aset
Entitas anak sebelum eliminasi
e. Ijin usaha pertambangan Pada tanggal 18 Agustus 2010 SLU memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) operasi
produksi sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Konawe Utara No. 591 tahun 2010 dengan Kode Wilayah KW 10 AGT OP 001, dengan luas area 2.487 hektar di Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara yang berlaku selama 20 tahun dan dapat diperpanjang 2 kali.
Pada tanggal 15 Maret 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/231/2011, dengan luas area 766,3 hektar di Kecamatan Ajibarang dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
9
1. UMUM (Lanjutan)
e. Ijin usaha pertambangan (Lanjutan) Pada tanggal 16 November 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP)
eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/903/2011 dengan kode wilayah 32 3302 4 40 2011 001, dengan luas area 1.192 hektar di Desa Darmakradenan, Karangbawang, Pancasan, Sawangan, Kracak, dan Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.
Pada tanggal 15 Maret 2011 STA memperoleh Izin Usaha Pertambangan (IUP) eksplorasi
dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 545/232/2011, dengan luas area 1.703 hektar di Kecamatan Ajibarang, Wangon dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku selama 5 tahun.
Pada tanggal 22 Maret 2012 STA memperoleh persetujuan penciutan wilayah Ijin Usaha
Pertambangan (IUP) eksplorasi dengan Surat Keputusan Bupati Banyumas No. 184 tahun 2012 dengan kode wilayah 32 3302 4 39 2012 014, dengan luas area 932 hektar yang sebelumnya 1.703 hektar di Kecamatan Ajibarang dan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah yang berlaku sesuai dengan SK Bupati Banyumas No. 545/232/2011 yang direvisi.
f. Area eksplorasi
Nama Tanggal Tanggal kepemilikan Perkiraan
pemilik perolehan jatuh sesuai ijin Jenis cadangan per
Nama lokasi ijin lokasi ijin ekploitasi tempo lokasi cadangan 30 JUNI 2013
32 3302 4 40 2011 001 STA 16 November 2011 16 November 2016 100% Batu kapur 488.623.661
32 3302 4 39 2012 014 STA 15 Maret 2011 15 Maret 2016 100% Tanah liat 417.747.578
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
(“SAK”), yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia. Seperti diungkapkan dalam catatan-catatan terkait berikut di bawah ini, beberapa standar akuntansi yang telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.
Laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan Entitas Anak disusun sesuai dengan
PSAK No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
10
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
a. Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian (Lanjutan) PSAK No. 1 (Revisi 2009) mengatur penyajian laporan keuangan konsolidasian, yaitu antara
lain, tujuan pelaporan, komponen laporan keuangan konsolidasian, penyajian secara wajar, materialitas dan agregasi, saling hapus, perbedaan antara aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif, konsistensi penyajian dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, sumber estimasi ketidakpastian dan pertimbangan, pengelolaan permodalan, pendapatan komprehensif lainnya, penyimpangan dari standar akuntansi keuangan, dan pernyataan kepatuhan.
Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut memberikan pengaruh yang signifikan bagi
pengungkapan terkait dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep akrual kecuali untuk laporan arus kas
konsolidasian, dan menggunakan konsep biaya historis, kecuali seperti yang disebutkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian yang relevan.
Laporan arus kas konsolidasian disajikan dengan menggunakan metode langsung, yang
menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
b. Prinsip konsolidasian Efektif 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan secara retrospektif PSAK No. 4 (Revisi
2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali beberapa hal berikut yang diterapkan secara prospektif: (i) rugi entitas anak yang menyebabkan saldo defisit bagi kepentingan nonpengendali (“KNP”); (ii) kehilangan pengendalian pada entitas anak; (iii) perubahan kepemilikan pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menilai keberadaan pengendalian; dan (v) konsolidasian atas entitas anak yang memiliki pembatasan jangka panjang.
PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan
konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk, dan akuntansi untuk investasi pada entitas-entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
Seperti diuraikan pada bagian ini, penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) tersebut memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap pelaporan keuangan, termasuk pengungkapan terkait, dalam laporan keuangan konsolidasian.
Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan entitas anak dimana
Perusahaan, baik secara langsung atau tidak langsung, memiliki lebih dari 50% kepemilikan saham.
Semua akun dan transaksi antar Grup yang material, termasuk keuntungan atau kerugian
yang belum direalisasi, jika ada, dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil operasi Grup sebagai satu kesatuan usaha.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
11
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN (Lanjutan)
b. Prinsip konsolidasian (Lanjutan) Entitas-entitas anak dikonsolidasi secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal
Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal entitas induk kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui entitas-entitas anak, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas.
Rugi Entitas Anak yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada KNP bahkan jika hal ini
mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit. Jika kehilangan pengendalian atas suatu Entitas Anak, maka Perusahaan: - menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas Entitas Anak; - menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP; - menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila
ada; - mengakui nilai wajar pembayaran yang diterima; - mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya; - mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam
laporan laba rugi komprehensif; dan - mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai
pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba.
KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas-entitas anak yang
tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Akuisisi atas KNP dicatat dengan menggunakan metode ekstensi induk-entitas anak,
perbedaan antara biaya perolehan investasi dan jumlah tercatat aset neto Entitas Anak yang diakuisisi atau dilepaskan diakui sebagai goodwill untuk “selisih positif” dan ke laporan laba rugi untuk “selisih negatif”.
c. Mata uang pelaporan, transaksi, dan saldo dalam mata uang asing Pembukuan Grup diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama
periode berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal pelaporan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laba rugi.
Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih
antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
12
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
c. Mata uang pelaporan, transaksi, dan saldo dalam mata uang asing (Lanjutan) Pada tanggal 30 Juni 2013,31 Desember 2012 dan 30 Juni 2012, kurs mata uang asing yang
digunakan adalah sebagai berikut:
30 JUNI 2013 31 DESEMBER 2012 30 JUNI 2012
Euro Eropa EUR 12.977,22 12.809,86 11.801,19
Franc Swiss CHF 10.525,83 10.596,70 9.826,39 Dolar Amerika Serikat USD 9.929,00 9.670,00 9.480,00
Dolar Singapura SGD 7.841,28 7.907,12 7.415,24 Yuan China CNY 1.606,97 1.537,46 1.498,84
Yen Jepang JPY 100,35 111,97 119,63
Mata uang
d. Transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan
Pihak-pihak Berelasi”. PSAK revisi ini mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak berelasi, termasuk komitmen dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Tidak terdapat dampak signifikan dari penerapan PSAK yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan Perusahaan.
Suatu pihak dianggap berelasi dengan Grup jika: i) langsung atau tidak langsung melalui satu atau lebih perantara, suatu pihak (i)
mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama dengan Grup; (ii) memiliki kepentingan dalam Grup yang memberikan pengaruh signifikan atas Grup; atau (iii) memiliki pengendalian bersama atas Grup;
ii) suatu pihak yang berelasi dengan Grup; iii) suatu pihak adalah ventura bersama dimana Grup sebagai venturer; iv) suatu pihak adalah anggota dari personil manajemen kunci Grup; v) suatu pihak adalah anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir i)
atau iv); vi) suatu pihak adalah entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi
signifikan oleh atau untuk dimana hak suara signifikan pada beberapa entitas, langsung maupun tidak langsung, individu seperti diuraikan dalam butir iv) atau v); atau
vii) suatu pihak adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari Grup
atau entitas yang terkait dengan Grup. Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak-pihak berelasi diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan yang relevan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
13
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan
dimana pembelian dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, yang awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Grup diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang Piutang pelanggan dan piutang lain-lain dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif diklasifikasi sebagai “pinjaman yang diberikan dan piutang”, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Metode suku bunga efektif Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan
diamortisasi dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Penurunan nilai aset keuangan Aset keuangan dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal pelaporan.
Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.
Untuk pinjaman yang diberikan dan piutang, bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai
berikut: • kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau • pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok
atau bunga; atau
• terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
14
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
e. Aset Keuangan (Lanjutan) Penurunan nilai aset keuangan (Lanjutan) Piutang yang dinilai tidak akan diturunkan secara individual akan dinilai penurunan nilainya
secara kolektif. Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan dan entitas anak atas tertagihnya piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan default atas piutang.
Jumlah kerugian penurunan nilai atas pinjaman yang diberikan dan piutang merupakan selisih
antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung,
kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi. Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan
laba rugi tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke pendapatan komprehensif lainnya.
Penghentian pengakuan aset keuangan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika
hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Perusahaan memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Perusahaan masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
15
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
f. Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi
sesuai dengan substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
Instrumen ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan
setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas keuangan Utang usaha dan utang lain-lain serta pinjaman lainnya pada awalnya diukur pada nilai wajar,
setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dengan beban bunga diakui berdasarkan metode suku bunga efektif.
Selisih antara hasil emisi (setelah dikurangi biaya transaksi) dan penyelesaian atau pelunasan
pinjaman diakui selama jangka waktu pinjaman. Penghentian pengakuan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya
jika, liabilitas Perusahaan telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa. g. Saling hapus antar aset keuangan dan liabilitas keuangan Aset dan liabilitas keuangan Grup saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan
posisi keuangan jika dan hanya jika: • saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah
yang telah diakui tersebut; dan • berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. h. Kas dan setara kas Kas dan setara kas terdiri dari kas, bank, investasi jangka pendek dengan jangka waktu tiga
bulan atau kurang dan pinjaman rekening koran. Pinjaman rekening koran akan tercatat sebagai pinjaman pada liabilitas jangka pendek dalam laporan posisi keuangan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
16
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
i. Investasi pada entitas asosiasi Entitas asosiasi adalah suatu perusahaan dimana Perusahaan mempunyai pengaruh yang
signifikan, namun tidak mempunyai pengendalian atau pengendalian bersama, melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan atas kebijakan finansial dan operasional investee.
Penghasilan dan aset dan liabilitas dari entitas asosiasi digabungkan dalam laporan keuangan
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali ketika investasi diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, sesuai dengan PSAK 58 (revisi) 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan. Investasi pada entitas asosiasi dicatat di laporan posisi keuangan sebesar biaya perolehan dan selanjutnya disesuaikan untuk perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak atas aset bersih entitas asosiasi yang terjadi setelah perolehan, dikurangi dengan penurunan nilai yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu. Bagian Perusahaan atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian dari Perusahaan dan nilai investasi bersih entitas anak dalam entitas asosiasi) diakui hanya sebatas bahwa Perusahaan telah mempunyai liabilitas hukum atau liabilitas konstruktif atau melakukan pembayaran atas liabilitas entitas asosiasi.
Ketika Perusahaan melakukan transaksi dengan entitas asosiasi, keuntungan dan kerugian
dieliminasi sebesar kepentingan mereka dalam entitas asosiasi. j. Persediaan Grup menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, dimana persediaan diakui
sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan produk dalam proses dan produk jadi terdiri dari semua biaya yang terjadi dan alokasi biaya tak langsung. Harga perolehan bahan pembantu dan suku cadang terdiri dari harga pembelian ditambah dengan biaya angkut dan asuransi. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan dalam kegiatan usaha normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan biaya penjualan.
Grup menetapkan penyisihan untuk keusangan dan/atau penurunan nilai persediaan
berdasarkan hasil penelaahan berkala atas kondisi fisik dan nilai realisasi bersih persediaan. k. Biaya dibayar dimuka Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan
menggunakan metode garis lurus. l. Aset tetap Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
atau untuk tujuan administratif dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian penurunan nilai.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
17
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
l. Aset tetap (Lanjutan) Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan dan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan prasarana 20 Mesin dan peralatan 10-20 Kendaraan 4-8 Perlengkapan kantor dan pabrik 4-8 Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Aset sewa pembiayaan disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama
dengan aset yang dimiliki atau disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan
pengaruh dari setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-
biaya lain yang terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset
tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan akan dipindahkan ke
masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan. m. Penurunan nilai aset non-keuangan Pada tanggal pelaporan, Grup menelaah nilai tercatat aset nonkeuangan untuk menentukan
apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu, Grup mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah yang dapat diperoleh kembali adalah nilai tertinggi antara nilai wajar
dikurang biaya untuk menjual atau nilai pakai. Jika jumlah yang dapat diperoleh kembali dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) kurang dari nilai tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) dikurangi menjadi sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali dan rugi penurunan nilai diakui langsung ke laba rugi.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
18
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
m. Penurunan nilai aset non-keuangan (Lanjutan) Kebijakan akuntansi untuk penurunan nilai aset keuangan dijelaskan dalam Catatan 3d. n. Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan Biaya yang terjadi selama masa pengembangan ditangguhkan dan diamortisasi dengan
menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomik. o. Provisi Provisi diakui ketika Grup memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun konstruktif)
sebagai akibat peristiwa masa lalu, kemungkinan besar Grup menyelesaikan liabilitas dan estimasi andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat.
Jumlah yang diakui sebagai provisi merupakan estimasi terbaik dari pertimbangan yang
diperlukan untuk menyelesaikan liabilitas kini pada akhir periode pelaporan, dengan mempertimbangkan risiko dan ketidakpastian yang meliputi liabilitasnya. Apabila suatu provisi diukur menggunakan arus kas yang diperkirakan untuk menyelesaikan liabilitas kini, maka nilai tercatatnya adalah nilai kini dari arus kas.
Ketika beberapa atau seluruh manfaat ekonomi untuk penyelesaian provisi yang diharapkan
dapat dipulihkan dari pihak ketiga, piutang diakui sebagai aset apabila terdapat kepastian bahwa penggantian akan diterima dan jumlah piutang dapat diukur secara andal.
p. Imbalan kerja Grup menghitung imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan Undang-
Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh Grup sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini.
Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode Projected Unit Credit. Akumulasi
keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti diakui dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
19
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
p. Imbalan kerja (Lanjutan) Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan
nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
q. Pengakuan pendapatan dan beban Efektif tanggal 1 Januari 2011, Grup menerapkan PSAK No. 23 (Revisi 2010), “Pendapatan”.
PSAK revisi ini mengidentifikasi terpenuhinya kriteria pengakuan pendapatan, sehingga pendapatan dapat diakui, dan mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu, serta memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan. Tidak terdapat dampak signifikan dari standar akuntansi yang direvisi tersebut terhadap laporan keuangan.
Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan diperoleh oleh Grup dan
jumlahnya dapat diukur secara handal. Pendapatan diukur pada nilai wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat dan Pajak Pertambahan Nilai (“PPN”).
Beban diakui pada saat terjadinya dengan menggunakan dasar akrual. r. Perpajakan Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan
yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang
timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas serta akumulasi rugi fiskal. Liabilitas pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang
diekspektasikan berlaku dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang
sesuai dengan cara Grup ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi
jumlah tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
20
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan)
r. Perpajakan (Lanjutan) Aset dan liabilitas pajak tangguhan saling hapus ketika entitas memiliki hak yang dapat
dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini dan ketika aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama serta Grup dan entitas anak yang berbeda yang bermaksud untuk memulihkan aset dan liabilitas pajak kini dengan dasar neto.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba atau rugi,
kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba atau rugi (baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar laba atau rugi.
s. Laba per saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
t. Informasi segmen
Aset dan liabilitas yang digunakan bersama dalam satu segmen atau lebih dialokasikan
kepada setiap segmen jika, dan hanya jika, pendapatan dan beban yang terkait dengan aset tersebut juga dialokasikan kepada segmen-segmen tersebut.
u. Penggunaan estimasi Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan yang
mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.
3. STANDAR AKUNTANSI BARU
Dalam tahun berjalan, Perusahaan telah menerapkan semua standar baru dan revisi serta
interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang relevan dengan operasinya dan efektif untuk periode akuntansi yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011. Penerapan standar baru dan revisi serta interpretasi telah berdampak terhadap perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan yang mempengaruhi penyajian dan pengungkapan laporan keuangan untuk tahun berjalan atau tahun sebelumnya:
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
21
3. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
Efektif berlaku pada tahun 2011
PSAK No. 1 Penyajian Laporan Keuangan
PSAK No. 2 Laporan Arus Kas
PSAK No. 3 Laporan Keuangan Interim
PSAK No. 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri
PSAK No. 5 Segmen Operasi
PSAK No. 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
PSAK No. 8 Peristiwa Setelah Periode Laporan
PSAK No. 12 Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
PSAK No. 15 Investasi Pada Entitas Asosiasi PSAK No. 19 Aset Tak Berwujud
PSAK No. 22 Kombinasi Bisnis
PSAK No. 23 Pendapatan
PSAK No. 25 Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan
PSAK No. 48 Penurunan Nilai Aset
PSAK No. 57 Provisi, Liabilitas Kontijensi dan Aset Kontijensi
PSAK No. 58 Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
ISAK No. 7 Konsolidasian Entitas Bertujuan Khusus (EBK)
ISAK No. 9 Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi dan Liabilitas Serupa
ISAK No. 10 Program Loyalitas Pelanggan
ISAK No. 11 Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik
ISAK No. 12 Pengendalian Bersama Entitas (PBE): Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer
ISAK No. 14 Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web
ISAK No. 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
Efektif berlaku pada tahun 2012
PSAK No. 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
PSAK No. 13 Properti Investasi
PSAK No. 16 Aset Tetap
PSAK No. 18 Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya
PSAK No. 24 Imbalan Kerja
PSAK No. 26 Biaya Pinjaman
PSAK No. 28 Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian
PSAK No. 30 Sewa
PSAK No. 33 Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada
Pertambangan Umum
PSAK No. 34 Kontrak Konstruksi
PSAK No. 36 Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa
PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba
PSAK No. 46 Akuntansi Pajak Penghasilan
PSAK No. 50 Instrumen Keuangan: Penyajian
PSAK No. 53 Pembayaran Berbasis Saham
PSAK No. 55 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
PSAK No. 56 Laba per Saham
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
22
3. STANDAR AKUNTANSI BARU (Lanjutan)
Efektif berlaku pada tahun 2012 (Lanjutan)
PSAK No. 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
PSAK No. 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah
PSAK No. 62 Kontrak Asuransi
PSAK No. 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinfkasi
PSAK No. 64 Aktivitas Eksplorasi dan Evaluasi pada Pertambangan Sumber Daya Mineral
ISAK No. 13 Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri
ISAK No. 15 PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum
dan Interaksinya
ISAK No. 16 Perjanjian Jasa Konsesi
ISAK No. 18 Bantuan Pemerintah - Tidak Berelasi Spesifik dengan Aktivitas Operasi
ISAK No. 19 Penerapan Pendekatan Penyajian Kembali dalam PSAK 63: Pelaporan Keuangan
dalam Ekonomi
ISAK No. 20 Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang
ISAK No. 22 Perjanjian Konsensi Jasa: Pungungkapan
ISAK No. 23 Sewa Operasi - Insentif
ISAK No. 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Suatu Bentuk Legal Sewa
ISAK No. 25 Hak Atas Tanah
ISAK No. 26 Penilaian Ulang Derivatif Melekat
Efektif berlaku pada tahun 2013
PSAK No. 38 Kombinasi Bisnis Entitas Sepengendali
ISAK No. 21 Perjanjian Kontrak Real Estate
Perusahaan sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi yang direvisi tersebut dan belum menentukan dampaknya terhadap laporan keuangan.
4. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Kas 187.669.922 407.146.600
Bank
PT Bank Mayapada International Tbk 18.601.431.134 1.016.194.254
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 12.802.558.140 - PT Bank Central Asia Tbk 8.556.508.252 1.515.852.561
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 2.399.012.684 2.463.560.376
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited 327.291.003 1.143.255.497
Standard Chartered Bank 236.319.413 312.803.121
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 46.676.355 1.690.917.691
Lain-lain (masing- masing dibawah Rp. 100.000.000) 29.260.584 79.012.507
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
23
4. KAS DAN SETARA KAS (Lanjutan)
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Deposito berjangka
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 9.000.000.000 -
PT Bank Chinatrust Indonesia - 1.217.932.632
Jumlah 52.186.727.487 9.846.675.239
Tingkat bunga per tahun deposito berjangka 4,50% 1,00%
Berdasarkan mata uang
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Dolar Amerika Serikat 21.373.734.035 7.110.755.979
Rupiah 30.799.717.237 2.722.789.282
Euro Eropa 13.276.215 13.129.978
Jumlah 52.186.727.487 9.846.675.239
Tidak terdapat penempatan dana Grup pada bank milik pihak berelasi.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat dana milik Grup yang digunakan sebagai jaminan.
5. PIUTANG USAHA
Piutang usaha terdiri dari:
Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012
Pihak berelasi 22 2.765.637.964 3.363.233.077
Pihak ketiga
Pelanggan dalam negeri 233.025.799.048 155.376.300.500
Pelanggan luar negeri 17.459.180.361 12.506.514.445
Jumlah 250.484.979.409 167.882.814.945
Penyisihan piutang ragu-ragu (2.748.814.690) (2.747.924.690)
Neto 247.736.164.719 165.134.890.255
Jumlah piutang usaha 250.501.802.683 168.498.123.332
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
24
5. PIUTANG USAHA (Lanjutan)
Berdasarkan mata uang
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Dolar Amerika Serikat 104.160.678.201 89.360.753.234
Rupiah 149.089.939.172 81.885.294.788
Jumlah 253.250.617.373 171.246.048.022
Penyisihan piutang ragu-ragu (2.748.814.690) (2.747.924.690)
Neto 250.501.802.683 168.498.123.332
Berdasarkan umur
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Belum jatuh tempo 126.534.757.793 129.889.433.995
Jatuh tempo 1-30 hari 80.946.609.504 12.756.831.702
Jatuh tempo 31-60 hari 42.938.802.836 1.502.121.748
Jatuh tempo >60 hari 2.830.447.240 27.097.660.577
Jumlah 253.250.617.373 171.246.048.022
Penyisihan piutang ragu-ragu (2.748.814.690) (2.747.924.690)
Neto 250.501.802.683 168.498.123.332
Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Saldo awal 2.747.924.690 2.415.267.552
Penambahan 890.000 332.657.138
Penghapusan - -
Saldo akhir 2.748.814.690 2.747.924.690
Berdasarkan penelaahan terhadap status piutang usaha masing-masing pelanggan atas pihak ketiga pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa nilai penyisihan penurunan nilai telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha kepada pihak ketiga. Sedangkan terhadap pihak berelasi tidak diadakan penyisihan piutang ragu-ragu karena manajemen berpendapat seluruh piutang tersebut dapat ditagih. Manajemen juga berpendapat bahwa tidak terdapat risiko yang terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, piutang usaha milik Perusahaan digunakan
sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar (Catatan 12).
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
25
6. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Barang jadi 100.989.151.644 99.475.671.320
Barang dalam proses 47.870.620.455 39.369.254.631
Bahan baku 30.687.192.544 20.897.071.311
Bahan pembantu 12.416.230.558 13.368.419.462
Suku cadang 14.195.227.062 13.578.038.700
Lainnya 11.825.708.352 10.704.375.550
Jumlah 217.984.130.615 197.392.830.974
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap persediaan, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat
persediaan yang usang sehingga tidak diperlukan penyisihan atas persediaan. Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, seluruh persediaan tidak diasuransikan terhadap
risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, sebagian persediaan milik Perusahaan digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang berupa fidusia sebesar Rp 75 miliar (Catatan 12).
7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA
BIAYA DIBAYAR DIMUKA
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Uang muka tagihan listrik (UMTL) 2.292.801.023 2.292.801.023
Tambah daya PLN 6.517.500.000 5.431.250.000
Biaya Perjalanan dinas 73.505.375 346.325.425
Sewa 108.492.000 104.492.000
Biaya impor 1.121.141.000 -
Biaya keperluan kantor 335.645.300 -
Perijinan - 1.636.762.800
Asuransi 98.205.502 -
Lainnya 603.338.943 188.276.192
Jumlah 11.150.629.143 9.999.907.440
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
26
7. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN UANG MUKA (Lanjutan)
UANG MUKA
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Pembelian Sparepart 1.174.417.425 746.954.900
Pembelian Bahan Baku 1.513.306.400 404.848.355
Pembelian Inventaris 6.975.692.641 1.048.230.963
Pembelian Kimia 2.391.874.613 1.888.166.110
Pembelian Bahan Bakar 368.367.335 -
Keperluan Bangunan pabrik 2.424.137.767 -
Cut and Fill 2.624.400.000 -
Eksplorasi dan analisa Proyek - 1.462.876.048
Penyusunan amdal dan FS - 1.300.000.000
Financial advisory dll - 261.766.500
Lainnya 682.275.809 -
Jumlah 18.154.471.990 7.112.842.876
Jumlah Biaya dibayar dimuka dan uang muka 29.305.101.133 17.112.750.316
8. INVESTASI PADA ENTITAS ASOSIASI
Grup memiliki investasi saham jangka panjang dengan rincian sebagai berikut:
Tempat
kedudukan 2013 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012
Metode biaya:
PT Panasia Filament Inti Tbk Bandung 2,40% 2,40% 6.758.259.792 6.758.259.792
PT Sarana Jabar Ventura Bandung 2,23% 2,23% 277.349.500 277.349.500
Jumlah 7.035.609.292 7.035.609.292
Persentase
kepemilikan
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, tidak terdapat investasi saham milik Grup yang
digunakan sebagai jaminan.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
27
9. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari:
1 Januari Reklasifikasi/ 30 Juni
2013 P enam bahan P engurangan Koreksi 2013
Harga perolehan:
Tanah 105.122.130.981 2 .000.000 2.330.128.000 - 102.794.002.981
B angunan dan prasarana 104.610.741.534 - 4.935.315.706 - 99.675.425.828
M esin dan pera latan 1.034.629.487.499 248.959.200 - 131.233.306.216 1 .166.111.752.915
K endaraan 14.914.104.344 3.148.108.182 1.189.847.700 - 16.872.364.826
P erlengkapan kantor dan pabrik 30.328.324.712 637.856.878 - - 30.966.181.590
A set dalam penyelesaian
Prasarana pabrik - - - - -
Insta lasi pabrik 17.163.445.021 6.778.883.333 - - 23.942.328.354
Bangunan 937.278.606 367.898.945 - - 1.305.177.551
Mesin dan pera latan 132.565.036.511 3.625.206.660 - (131.233.306.216) 4.956.936.955
Jum lah 1.440.270.549.208 14.808.913.198 8.455.291.406 - 1 .446.624.171.000
Akum ulasi penyusutan:
B angunan dan prasarana 39.472.620.750 1.712.217.536 2.939.597.994 - 38.245.240.292
M esin dan pera latan 684.295.217.629 21.573.521.283 - - 705.868.738.912
K endaraan 8.011.723.845 633.494.543 818.514.950 - 7.826.703.438
P erlengkapan kantor dan pabrik 24.191.749.077 874.480.480 - - 25.066.229.558
Jum lah 755.971.311.301 24.793.713.842 3.758.112.944 - 777.006.912.200
Nilai buku neto 684.299.237.907 669.617.258.800
1 Januari Reklasifikasi/ 31 Desem ber
2012 P enam bahan Pengurangan Koreksi 2012
Harga perolehan:
Tanah 47.993.831.781 57.128.299.200 - - 105.122.130.981
B angunan dan prasarana 103.864.203.098 1.253.603.750 347.756.750 (159.308.564) 104.610.741.534
M esin dan pera latan 1.024.911.117.232 2.697.639.327 53.794.900.682 60.815.631.622 1 .034.629.487.499
K endaraan 12.881.974.360 2.445.225.874 413.095.890 - 14.914.104.344
P erlengkapan kantor dan pabrik 27.043.851.951 1.472.717.322 3.389.183.964 5.200.939.403 30.328.324.712
A set dalam penyelesaian
Prasarana pabrik 163.928.125 - - (163.928.125) -
Insta lasi pabrik 600.223.188 16.999.516.896 - (436.295.063) 17.163.445.021
Bangunan 967.262.461 937.278.606 - (967.262.461) 937.278.606
Mesin dan pera latan - 131.964.813.323 - 600.223.188 132.565.036.511
Jum lah 1.218.426.392.196 214.899.094.298 57.944.937.286 64.890.000.000 1 .440.270.549.208
Akum ulasi penyusutan:
B angunan dan prasarana 36.403.129.861 3.534.224.510 333.888.292 (130.845.329) 39.472.620.750
M esin dan pera latan 646.675.760.935 39.798.031.274 40.267.454.948 38.088.880.368 684.295.217.629
K endaraan 7.376.378.171 978.774.898 343.429.223 - 8.011.723.846
P erlengkapan kantor dan pabrik 25.878.934.770 1.826.784.132 3.356.476.494 (157.493.330) 24.191.749.078
Jum lah 716.334.203.737 46.137.814.814 44.301.248.957 37.800.541.709 755.971.311.303
Nilai buku neto 502.092.188.459 684.299.237.905
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
28
9. ASET TETAP (Lanjutan)
Beban penyusutan aset tetap dialokasikan sebagai berikut:
Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012
Beban pabrikasi 17 24.113.708.545 45.272.381.937
Beban umum dan administrasi 19 680.005.297 865.432.877
Jumlah 24.793.713.842 46.137.814.814
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di Bandung dengan hak legal berupa Hak Guna Bangunan (HGB) yang berjangka waktu antara 20 sampai 30 tahun dan akan jatuh tempo antara tahun 2016 sampai dengan tahun 2036. Manajemen berpendapat tidak terdapat masalah dengan perpanjangan hak atas tanah karena seluruh tanah diperoleh secara sah dan didukung oleh bukti pemilikan yang memadai.
Aset yang tidak digunakan dalam operasi terdiri dari:
1 Januari Reklasifikasi/ 30 Juni
2013 Penambahan Pengurangan Koreksi 2013
Nilai perolehan 257.047.738.254 - 33.583.295.862 - 223.464.442.392
Akumulasi penyusutan 95.245.158.051 - 5.904.881.165 - 89.340.276.886
Nilai buku neto 161.802.580.203 - 27.678.414.697 - 134.124.165.506
Rincian aset dalam penyelesaian pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai
berikut:
Estimasi Persentase Jumlah biaya Persentase Jumlah biaya
penyelesaian penyelesaian perolehan penyelesaian perolehan
Mesin dan peralatan Tahun 2013 98% 3.625.206.660 95% 132.565.036.511
Instalasi pabrik Tahun 2013 98% 6.778.883.333 95% 17.163.445.021
Bangunan Tahun 2013 95% 367.898.945 75% 937.278.606
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Perhitungan keuntungan atas perjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Harga perolehan 42.038.587.268 61.707.187.286
Akumulasi penyusutan 9.662.994.109 44.955.776.036
Nilai buku bersih 32.375.593.159 16.751.411.250
Penerimaan dari penjualan aset tetap 62.888.363.637 45.377.521.335
Keuntungan ( kerugian) atas penjualan aset tetap 30.512.770.478 28.626.110.085
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
29
9. ASET TETAP (Lanjutan)
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, aset tetap bangunan dan mesin yang ada di unit
pembangkit listrik kecuali tanah telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, pencurian dan risiko lainnya kepada PT Asuransi Central Asia dan PT Asuransi Astra Buana dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 178.500.000.000. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
Pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012, manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat
indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki oleh Grup.
Tanah dan bangunan sesuai sertifikat HGB No. 35, 274, 275 dan 296 telah dipasang hak tanggungan sebesar Rp 112.549.290.000 serta mesin dan peralatan power plant (PLTU) sebesar Rp 115.000.000.000 digunakan sebagai jaminan pinjaman bank jangka panjang (Catatan 12). Pada tanggal 30 Juni 2013, terdapat Uang Muka Pembelian Aset Tetap sejumlah Rp. 727.667.685.809, yang merupakan uang muka pembelian mesin dan peralatan serta uang muka pembelian lahan milik anak perusahaan (STA).
10. UTANG USAHA
Utang usaha terdiri dari
Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012
Pihak berelasi 22 421.038.510 395.182.993
Pihak ketiga
Pemasok dalam negeri 157.407.840.873 169.812.854.525
Pemasok luar negeri 7.768.958.684 37.336.428.971
Jumlah 165.176.799.557 207.149.283.496
Jumlah utang usaha 165.597.838.067 207.544.466.489
Berdasarkan umur utang
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Dolar Amerika Serikat 102.539.022.387 121.562.503.314
Rupiah 30.922.428.014 52.686.357.806
Euro Eropa 32.129.976.514 32.998.207.046
Yen Jepang - 295.561.499
Franc Swiss 4.312.433 -
Dolar Singapura 2.098.719 1.836.824
Jumlah 165.597.838.067 207.544.466.489
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
30
10. UTANG USAHA (Lanjutan)
Berdasarkan umur utang
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Belum jatuh tempo 148.471.203.492 174.290.335.224
Jatuh tempo 1-30 hari 4.638.547.503 8.078.053.187
Jatuh tempo 31-60 hari 2.552.277.310 1.533.149.777
Jatuh tempo >60 hari 9.935.809.762 23.642.928.301
Jumlah 165.597.838.067 207.544.466.489 11. UTANG LAIN-LAIN
Utang lain-lain terdiri dari:
Catatan JUNI 2013 DESEMBER 2012
Pihak berelasi 22 146.212.050.759 97.470.625.100
Pihak ketiga
Lexus Overseas Trading Limited 64.548.000.000 64.548.000.000
Gold Gazelle Profits Corp. 269.870.220.000 -
Lain-lain 16.993.015.980 12.320.763.697
Jumlah 351.411.235.980 76.868.763.697
Jumlah utang lain-lain 497.623.286.739 174.339.388.797
Pada tanggal 7 April 2011, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Lexus Overseas Trading Limited dengan jumlah maksimum sebesar Rp 70.000.000.000. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada tanggal 7 April 2014. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadual pengembalian yang pasti. Pinjaman kepada Gold Gazelle Profits Corp. merupakan pinjaman modal kerja.
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG
Pinjaman bank jangka panjang terdiri dari
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Bank Rakyat Indonesia
Kredit Investasi, USD 6.995.999 pada tanggal
30 Juni 2013 dan 8.395.999 pada tanggal
31 Desember 2012 69.463.274.071 81.189.310.330
Kredit Modal Kerja, USD 2.899.900 pada tanggal
30 Juni 2013 dan 3.485.000 pada tanggal
31 Desember 2012 28.793.107.100 33.699.950.000
Jumlah dipindahkan 98.256.381.171 114.889.260.330
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
31
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Jumlah pindahan 98.256.381.171 114.889.260.330
Credit Suisse AG
Fasilitas CLC, USD 39.750.000 pada tanggal
30 Juni 2013 dan USD 19.150.000
31 Desember 2012 394.677.750.000 185.180.500.000
Jumlah 492.934.131.171 300.069.760.330
Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (39.948.338.600) (38.391.834.000)
Pinjaman bank jangka panjang, bersih 452.985.792.571 261.677.926.330
Tingkat suku bunga per tahun 6,00% 6,00%
Bank Rakyat Indonesia
Kredit Investasi
Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Investasi refinancing
sebesar USD 16.500.000. Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Juni 2008 sampai dengan Maret 2009 masing-masing sebesar USD 412.500. - Juni 2009 sampai dengan Maret 2010 masing-masing sebesar USD 618.750. - Juni 2010 sampai dengan Maret 2013 masing-masing sebesar USD 1.031.250.
Fasilitas ini digunakan untuk refinancing pembangunan PLTU batubara milik Perusahaan dan untuk
melunasi pinjaman kepada Credit Suisse Indonesia sebesar USD 8.740.000 serta sisanya sebesar USD 7.760.000 untuk keperluan restrukturisasi usaha.
Berdasarkan akta No. 20 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.kn., notaris di
Jakarta, Perusahaan memperoleh persetujuan untuk merestrukturisasi fasilitas yang ada dan diiringi dengan penurunan pagu Kredit Investasi sebesar USD 2.644.207 (dari semula maksimum sebesar USD 16.500.000 menjadi USD 13.855.793). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Triwulan IV tahun 2010 sebesar USD 255.793.
- Tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 masing-masing sebesar USD 650.500. - Tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 masing-masing sebesar USD 700.000. - Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar USD 700.000. - Triwulan IV tahun 2015 sebesar Rp USD 696.000.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
32
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Bank Rakyat Indonesia (Lanjutan)
Kredit Modal Kerja
Pada tanggal 22 September 2006, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dengan jumlah maksimum sebesar USD 5.000.000 yang digunakan untuk pelunasan pinjaman modal kerja dari Bank Mayapada dan tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Pada tanggal 3 September 2007, Perusahaan memperoleh perpanjangan dan suplesi Kredit Modal Kerja sebesar USD 3.000.000 (dari semula maksimum sebesar USD 5.000.000 menjadi USD 8.000.000). Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Tahun 2008 masing-masing sebesar USD 262.500.
- Tahun 2009 masing-masing sebesar USD 362.500. - Triwulan I dan II tahun 2010 masing-masing sebesar USD 437.500. - Triwulan III tahun 2010 sebesar USD 4.625.000.
Berdasarkan akta No. 19 tanggal 27 Mei 2010 dari Dewi Tenty Septi Artiany, SH, M.kn., notaris di
Jakarta, Perusahaan memperoleh perpanjangan periode kredit yang diiringi dengan penurunan pagu Kredit Modal Kerja sebesar USD 2.364.468 (dari semula maksimum sebesar USD 8.000.000 menjadi USD 5.635.532).
Fasilitas ini dicicil secara triwulan dengan skedul sebagai berikut:
- Triwulan I tahun 2011 sebesar USD 235.532.
- Triwulan II sampai dengan IV tahun 2011 masing-masing sebesar USD 266.000. - Tahun 2012 masing-masing sebesar USD 279.250. - Tahun 2013 masing-masing sebesar USD 292.550. - Tahun 2014 masing-masing sebesar USD 319.150. - Triwulan I sampai dengan triwulan III tahun 2015 masing-masing sebesar USD 251.975. - Triwulan IV tahun 2015 sebesar USD 282.275.
Setiap fasilitas pinjaman di atas dibayarkan secara bulanan dan dapat ditelaah setiap saat oleh
Bank Rakyat Indonesia.
Berdasarkan surat dari Bank Rakyat Indonesia No. B 1980/KC-VI/ADK/07/2011 tanggal 20 Juli 2011, Bank Rakyat Indonesia menyetujui penurunan suku bunga pinjaman bank yang sebelumnya 7% per tahun menjadi 6% per tahun. Ketentuan ini mulai berlaku sejak tanggal 1 Juli 2011.
Berdasarkan akta No. 183 tanggal 16 Nopember 2011 dari Dr. Ranti Fauza Mayana, S.H., notaris di
Bandung, jaminan atas fasilitas pinjaman diatas adalah sebagai berikut:
a. Tanah dan bangunan dengan sertifikat HGB No. 274, 275 dan 296 seluas 84.552 m2 atas nama PT Panasia Indosyntec Tbk, sertifikat HGB No. 847 seluas 20.796 m2 atas nama PT Novawool, pihak berelasi.
b. Fidusia sebagai mesin dan peralatan pabrik atas nama PT Novawool, pihak berelasi. c. Fidusia mesin dan peralatan power plant atas nama PT Panasia Indosyntec Tbk serta mesin-
mesin yang direstrukturisasi sebesar Rp 115.000.000.000. d. Fidusia persediaan dan piutang PT Panasia Indosyntec Tbk sebesar Rp 75 miliar.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
33
12. PINJAMAN BANK JANGKA PANJANG (Lanjutan)
Bank Rakyat Indonesia (Lanjutan)
Kredit Modal Kerja (Lanjutan)
e. Jaminan perusahaan (corporate guarantee) dari PT Panasia Synthetic Abadi, pihak berelasi. f. Jaminan pribadi (personal guarantee) dari pemegang saham tertentu Perusahaan.
Sehubungan dengan fasilitas di atas, Perusahaan diwajibkan untuk memenuhi batasan-batasan
tertentu (negative convenants) yang tercantum dalam perjanjian.
Credit Suisse
Fasilitas CLC
Pada tanggal 19 Juli 2011, Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari Credit Suisse AG, Cabang Singapura dengan jumlah maksimum sebesar USD 30.000.000 yang digunakan untuk tambahan modal kerja untuk operasional Perusahaan. Suku bunga pinjaman sebesar 0,25% per tahun diatas biaya modal. Fasilitas ini tidak menggunakan agunan dan baru digunakan pada tahun 2012.
13. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN
Seperti yang sudah diungkapan dalam Catatan No. 2, Grup telah mencadangkan beban imbalan kerja yang mencakup seluruh karyawan yang memenuhi kualifikasi sesuai dengan persyaratan Undang-undang Tenaga Kerja No. 13 Tahun 2003, dan juga untuk hak imbalan lain yang diberikan kepada karyawan berdasarkan kebijakan yang ada dan praktek yang terjadi, sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), “Imbalan Kerja”.
Pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 , saldo dari jumlah liabilitas imbalan kerja (terdiri dari
biaya yang lalu dan sekarang) disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian sebagai “Liabilitas Imbalan Kerja”. Pada 31 Desember 2012 penyisihan untuk liabilitas imbalan kerja diasumsikan oleh PT Dian Artha Tama, aktuaris independen dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”.
Asumsi utama yang digunakan untuk perhitungan antara lain adalah sebagai berikut:
Asumsi ekonomi: a. Tingkat bunga teknis: 5% (2011: 5,5%) b. Tingkat kenaikan gaji: 6%
Asumsi lainnya: a. Umur pensiun: 55 tahun b. Uang pensiun dini: Tidak ada c. Angka kematian: Commissioners Standard Ordinary (CSO) - 1980
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
34
13. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN (Lanjutan)
Beban penyisihan atas imbalan kerja dicatat di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 .
Beban penyisihan atas imbalan kerja dibebankan pada beban umum dan administrasi (Catatan 19).
Rincian mutasi liabilitas imbalan kerja karyawan adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Saldo awal 9.139.321.243 6.812.555.585
Beban tahun berjalan 1.532.750.934 3.072.318.508
Pembayaran tahun berjalan (124.548.200) (745.552.850)
Saldo akhir 10.547.523.977 9.139.321.243
14. MODAL SAHAM
Susunan kepemilikan saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
Jumlah Persentase Jumlah
Nama pemegang saham saham kepemilikan modal disetor
Novatex International Limited 373.800.000 24,39% 186.900.000.000
Mercury Capital International Inc 350.200.000 22,85% 175.100.000.000
Prime Invesco Limited 341.788.300 22,30% 170.894.150.000
PT Panasia Synthetic Abadi 312.200.000 20,37% 156.100.000.000
Awong Hidjaja 36.400.000 2,38% 18.200.000.000
Masyarakat (masing-masing
dibawah 5%) 118.182.700 7,71% 59.091.350.000
Jumlah 1.532.571.000 100,00% 766.285.500.000
JUNI 2013 dan DESEMBER 2012
Berdasarkan akta jual beli saham No. 63 tanggal 24 Juni 2011 dari R. Tendy Suwarman, S.H., notaris di Bandung, para pemegang saham menyetujui penjualan 14.000.000 lembar saham Henry Hidjaja kepada PT Panasia Synthetic Abadi.
Berdasarkan akta jual beli saham No. 64 tanggal 24 Juni 2011 dari R. Tendy Suwarman, S.H.,
notaris di Bandung, para pemegang saham menyetujui penjualan 5.600.000 lembar saham Rianto Hidjaja kepada Awong Hidjaja.
Berdasarkan akta jual beli saham No. 65 tanggal 24 Juni 2011 dari R. Tendy Suwarman, S.H.,
notaris di Bandung, para pemegang saham menyetujui penjualan 5.600.000 lembar saham Janto Hidjaja kepada PT Panasia Synthetic Abadi.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
35
15. AGIO SAHAM
Akun ini merupakan jumlah selisih lebih penerbitan saham di atas nilai nominal dengan mutasi sebagai berikut:
Jumlah
Penjualan saham Perusahaan pada penawaran umum perdana masyarakat
tahun 1990 75.250.000.000
Pembagian saham bonus tahun 1991 (57.000.000.000)
Penawaran umum terbatas kepada pemegang saham tahun 1993 76.000.000.000
Pembagian saham bonus tahun 1996 (76.000.000.000)
Penerbitan saham baru sehubungan dengan konversi hutang tahun 2004 4.325.500.000
Saldo agio saham pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012 22.575.500.000
16. PENJUALAN BERSIH
Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 JUNI 2012
Lokal 429.361.662.608 433.696.837.111
Ekspor 69.593.014.031 34.460.465.868
Retur dan potongan penjualan (1.391.445.666) (417.565.171)
Jumlah 497.563.230.973 467.739.737.808
8,58% dan 10,08% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada 30 Juni 2013 dan 2012
dilakukan dengan pihak berelasi (Catatan 22).
Rincian penjualan pihak berelasi dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 JUNI 2012
Pihak berelasiPT Panasia Filament Inti Tbk 32.262.975.412 44.757.569.805 PT Panasia Synthetic Abadi Tbk 1.093.332.637 - PT Novawool 9.317.901.365 2.394.456.281
Jumlah 42.674.209.414 47.152.026.086
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
36
17. HARGA POKOK PENJUALAN
Rincian harga pokok penjualan adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 JUNI 2012
Bahan baku yang digunakan 270.186.742.225 290.361.027.080
Tenaga kerja langsung 25.352.148.090 13.645.459.374
Biaya pabrikasi 150.355.103.048 125.761.136.935
Jumlah biaya produksi 445.893.993.363 429.767.623.389
Persediaan barang dalam proses:
Awal tahun 39.369.254.631 34.486.044.251
Akhir tahun (47.870.620.455) (40.876.627.692)
Beban pokok produksi 437.392.627.539 423.377.039.948 Persediaan barang jadi:
Awal tahun 85.367.426.724 71.274.989.898
Pembelian 43.985.922.956 18.572.987.015
Akhir tahun (86.880.907.048) (75.777.274.605)
Beban pokok penjualan 479.865.070.171 437.447.742.256
0,53% dan 0,41% dari jumlah pembelian masing-masing pada 30 Juni 2013 dan 2012 dilakukan
dengan pihak berelasi (Catatan 22).
Rincian pembelian dari pihak berelasi dan pihak ketiga yang melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 JUNI 2012
Pihak berelasiPT Panasia Filament Inti Tbk 997.872.140 87.508.926 PT Novawool 1.401.233.148 2.086.714.444
Jumlah 2.399.105.288 2.174.223.370
Pihak ketiga, masing-masing dengan jumlah pembelian
dalam setahun yang melebihi 10% dari pembelian bersih
PT Amoco Mitsui PTA Indonesia 228.683.535.041 228.436.495.199
PT MC Indonesia 92.913.278.101 97.930.814.425
Jumlah 321.596.813.142 326.367.309.624
Jumlah Pembelian 323.995.918.430 328.541.532.994
Persentase pembelian dari pihak berelasi terhadap
pembelian bersih 0,53% 0,41%
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
37
18. BEBAN PENJUALAN
Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 JUNI 2012
Pengiriman 4.931.041.504 3.565.227.603
Gaji dan tunjangan 573.857.322 607.965.819
Perjalanan dinas 245.375.149 227.496.278
Lain-lain 37.252.389 22.787.587
Jumlah 5.787.526.364 4.423.477.287
19. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
Catatan JUNI 2013 JUNI 2012
Gaji dan tunjangan 5.158.400.610 2.106.127.921
Makanan dan minuman 2.467.127.678 1.350.356.642
Beban penyisihan atas imbalan kerja 13 1.532.750.934 1.538.508.046
Perjalanan dinas 596.969.668 1.005.494.135
Iuran, sumbangan dan perjamuan 3.058.753.619 561.208.722
Keperluan kantor 486.705.627 286.423.526
Penyusutan 9 680.005.297 390.878.020
Telepon, listrik dan air 239.223.564 241.827.995 Jasa profesional 622.025.026 154.251.282 Alat tulis, cetakan dan benda pos 246.808.308 161.243.150
Pajak dan perijinan 593.363.405 144.022.900
Penyisihan piutang ragu-ragu 120.721.120 -
Asuransi 98.205.498 35.715.250
Lain-lain 368.626.142 113.126.322
Jumlah 16.269.686.496 8.089.183.911
20. BEBAN BUNGA DAN KEUANGAN
JUNI 2013 JUNI 2012
Beban bunga:
Pinjaman bank 4.403.897.874 4.218.758.064
Lainnya 1.038.713.333 450.433.611
Administrasi dan provisi bank 186.735.492 299.877.809
Jumlah 5.629.346.699 4.969.069.484
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
38
21. PERPAJAKAN
Pajak dibayar dimuka
Akun ini merupakan Pajak Pertambahan Nilai masing-masing sebesar Rp 6.256.263.361 dan Rp 2.389.354.737 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.
Aset pajak kini
Akun ini merupakan piutang atas kelebihan pembayaran pajak Perusahaan masing-masing sebesar
Rp. 5.719.930.377 dan Rp 4.440.951.493 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.
Utang pajak
Rincian utang pajak Grup terdiri dari:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Pajak penghasilan:
Pasal 4(2) 1.500.000.000 1.500.000.000
Pasal 21 158.535.734 124.805.782
Pasal 23 532.739.215 33.574.699
Pasal 26 19.044.659 -
Jumlah 2.210.319.608 1.658.380.481
Pajak kini Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan menurut laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian dengan laba kena pajak (rugi fiskal) adalah sebagai berikut:
JUNI 2013 JUNI 2012
Laba sebelum pajak menurut laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian 1.765.800.001 2.223.228.798
Ditambah:
Rugi sebelum pajak entitas anak yang
dikonsolidasi 18.515.973.930 796.425.930
Amortisasi goodwill 278.906.250 278.906.250
Laba sebelum pajak Perusahaan 20.560.680.181 3.298.560.978
Perbedaan temporer:Beban penyisihan atas imbalan kerja 1.408.202.734 1.248.415.442
Keuntungan penjualan aset tetap 12.467.496.542 (588.228)
Perbedaan penyusutan komersial dan fiskal 4.926.255.935 (2.409.025.837)
Jumlah 18.801.955.211 (1.161.198.623)
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
39
21. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Pajak kini (Lanjutan)
JUNI 2013 JUNI 2012
Perbedaan tetap:
Sumbangan 160.154.227 92.031.400
Kenikmatan karyawan 103.584.467 76.734.517
Penyisihan piutang ragu-ragu 120.721.120 -
Penghasilan bunga (35.966.436) (63.429.532)
Beban pajak 25.877.437 90.000.001
Beban penyusutan yang tidak diakui fiskal (9.439.884.922) 361.841.221
Penghasilan sewa 168.000.000
Lain-lain 170.866.857 248.634.166
Jumlah (8.726.647.250) 805.811.773
Laba kena pajak tahun berjalan 30.635.988.142 2.943.174.128
Kompensasi kerugian fiskal
- 2007 (setelah pembetulan) (6.277.980.152) (6.277.980.152)
- 2008 (setelah pembetulan) (124.645.487.030) (124.645.487.030)
- 2009 (setelah pembetulan) (10.650.278.632) (10.650.278.632)
- 2010 (26.586.651.920) (26.586.651.920)
- 2011 1.052.776.982 1.052.776.982
- 2012 18.495.238.269 -
Total kompensasi kerugian (148.612.382.483) (167.107.620.752)
Koreksi kompensasi kerugian tahun 2011 4.615.912.118 -
Akumulasi rugi fiskal (113.360.482.223) (164.164.446.624)
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
40
21. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Pajak kini (Lanjutan)
Taksiran tagihan pajak penghasilan dihitung sebagai berikut:
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Pajak kini - -
Dikurangi pajak dibayar dimuka:
Pasal 22 5.222.935.115 3.948.217.337
Pasal 23 496.995.262 492.734.156
Jumlah 5.719.930.377 4.440.951.493
Taksiran tagihan pajak penghasilan (5.719.930.377) (4.440.951.493)
Sampai dengan 30 Juni 2013 dan 2012, Perusahaan mengalami akumulasi kerugian fiskal masing-
masing sebesar Rp 113.360.482.223 dan Rp 164.164.446.624. Sesuai dengan peraturan pajak, kerugian fiskal tersebut dapat dikompensasikan dengan laba kena pajak pada masa lima tahun mendatang sejak kerugian fiskal terjadi. Perusahaan beranggapan bahwa semua kerugian fiskal dapat dikompensasi selama lima tahun mendatang, sehingga aset pajak tangguhan yang diakui dari sisa rugi fiskal yang ada masing-masing sebesar Rp 28.340.120.556 dan Rp 39.471.616.618 pada tanggal 30 Juni 2013 dan 30 Juni 2012.
Pajak tangguhan Pajak tangguhan dihitung berdasarkan pengaruh dari perbedaan temporer antara laporan keuangan
konsolidasian jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajak. Rincian dari liabilitas pajak tangguhan Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dikreditkan
(dibebankan) ke
1 Januari laporan laba rugi 30 Juni
2013 komprehensif 2013
Aset (liabilitas)
pajak tangguhan:
Perusahaan
Kerugian fiskal 37.153.095.621 (8.812.975.065) 28.340.120.556
Penyusutan aset tetap (65.025.138.199) 4.348.438.120 (60.676.700.079)
Penyisihan penurunan
nilai piutang 686.981.173 - 686.981.173
Liabilitas imbalan kerja karyawan 2.283.126.151 352.050.683 2.635.176.834
Jumlah Liabilitas pajak tangguhan (24.901.935.254) (4.112.486.262) (29.014.421.516)
Entitas Anak
Kerugian fiskal 3.215.620.190 4.621.260.267 7.836.880.457
Penyusutan aset tetap (10.998.016) (14.040.705) (25.038.721)
Liabilitas imbalan kerja karyawan 1.704.160 1.704.160
Jumlah aset pajak tangguhan 3.206.326.334 4.607.219.562 7.813.545.896
Liabilitas pajak tangguhan, neto (21.695.608.920) 494.733.300 (21.200.875.620)
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
41
21. PERPAJAKAN (Lanjutan)
Pajak tangguhan (Lanjutan)
Dikreditkan
(dibebankan) ke
1 Januari laporan laba rugi 30 Juni
2012 komprehensif 2012
Aset (liabilitas)
pajak tangguhan:
Perusahaan
Kerugian fiskal 40.207.410.150 (735.793.532) 39.471.616.618
Penyusutan aset tetap (65.825.894.838) (602.403.517) (66.428.298.355)
Penyisihan penurunan
nilai piutang 603.816.888 - 603.816.888
Liabilitas imbalan kerja karyawan 1.703.138.896 312.103.861 2.015.242.757
Liabilitas pajak tangguhan (23.311.528.904) (1.026.093.188) (24.337.622.092)
22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI
Aset
JUNI 2013 DESEMBER 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012
Piutang usaha
PT Novawool 2.765.637.964 3.363.233.077 0,13% 0,25%
Jumlah 2.765.637.964 3.363.233.077 0,13% 0,25%
Persentase dengan jumlah asetJumlah saldo
JUNI 2013 DESEMBER 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012
Piutang pihak berelasi
PT Lintang Sapta Lestari - 67.255.000.000 0,00% 4,94%
PT Panasia Filament Inti Tbk 17.298.456.704 12.568.456.704 0,80% 0,92%
PT Novawool 4.379.075.000 2.207.590.000 0,20% 0,16%
Epi Sapari Daskin 78.750.000 78.750.000 0,00% 0,01%
Ardento Chandra 75.000.000 75.000.000 0,00% 0,01%
Dennis Ardento Chandra 15.000.000 15.000.000 0,00% 0,00%
Jumlah 21.846.281.704 82.199.796.704 1,01% 6,04%
Persentase dengan jumlah asetJumlah saldo
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
42
22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan)
Liabilitas
JUNI 2013 DESEMBER 2012 JUNI 2013 DESEMBER 2012
Utang usaha
PT Panasia Filament Inti Tbk 421.038.510 395.182.993 0,03% 0,05%
Utang lain-lain
PT Panasia Synthetic Abadi 13.270.000.000 10.125.000.000 1,09% 1,39%
Novatex International Limited 77.435.355.000 87.345.355.000 6,38% 12,02%
PT Lintang Sapta Lestari 55.506.695.759 - 4,58% 0,00%
PT Panasia Filament Inti Tbk - 270.100 0,00% 0,00%
Jumlah 146.212.050.759 97.470.625.100 12,06% 13,41%
Persentase dengan jumlah liabilitasJumlah saldo
Penjualan
JUNI 2013 JUNI 2012 JUNI 2013 JUNI 2012
Penjualan
PT Panasia Filament Inti Tbk 32.262.975.412 44.757.569.805 6,48% 9,57%
PT Panasia Synthetic Abadi 1.093.332.637 - 0,22% 0,00%
PT Novawool 9.317.901.365 2.394.456.281 1,87% 0,51%
Jumlah 42.674.209.414 47.152.026.086 8,58% 10,08%
penjualan/biaya yang terkaitJumlah transaksi
Persentase dengan jumlah
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
43
22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan)
Beban
JUNI 2013 JUNI 2012 JUNI 2013 JUNI 2012
Beban
PT Novawool 1.401.233.148 2.086.714.444 0,31% 0,02%
PT Panasia Filament Inti Tbk 997.872.140 87.508.926 0,22% 0,48%
Jumlah 2.399.105.288 2.174.223.370 0,53% 0,50%
penjualan/biaya yang terkaitJumlah transaksi
Persentase dengan jumlah
Rincian sifat hubungan dan transaksi dengan pihak-pihak berelasi adalah sebagai berikut:
a. 8,58% dan 10,08% dari jumlah penjualan bersih masing-masing pada 30 Juni 2013 dan 2012,
merupakan penjualan kepada pihak berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga.
b. 0,53% dan 0,50% dari jumlah pembelian masing-masing pada 30 Juni 2013 dan 2012,
merupakan pembelian dari pihak berelasi, dimana menurut manajemen dilakukan dengan tingkat harga dan syarat-syarat normal sebagaimana halnya bila dilakukan dengan pihak ketiga.
c. 0,13% dan 0,25% dari jumlah aset masing-masing pada 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012,
merupakan piutang pihak berelasi d. Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Novatex International
Limited dengan batas maksimum Rp 18.000.000.000. Pinjaman tersebut telah dilunasi pada saat jatuh tempo pada tanggal 27 Desember 2012. Pada tanggal 27 Desember 2012, Perusahaan memperoleh pinjaman dari Novatex International Limited dengan batas maksimum sebesar Rp 87.345.355.000. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga dan tanpa jadual pengembalian yang pasti. Perusahaan juga memperoleh pinjaman dari PT Panasia Synthetic Abadi sebesar Rp 13.270.000.000 pada tanggal 30 Juni 2013 dan Rp 10.125.000.000 pada tanggal 31 Desember 2012 dan, dengan bunga 12% per tahun. Pinjaman ini tanpa jadual pengembalian yang pasti. Pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, utang tersebut dicatat sebagai utang pihak berelasi yang meliputi 12,06% dan 13,41% dari jumlah liabilitas pada tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012. Anak perusahaan (STA) mempunyai utang kepada salah satu pemegang saham yaitu PT Lintang Sapta Lestari sebesar Rp. 55.506.695.759 yang merupakan uang muka setoran modal.
e. Aset tetap tertentu milik PT Novawool berupa tanah, bangunan, mesin dan peralatan
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman bank kepada BRI (Catatan 12). f. PT Panasia Synthetic Abadi merupakan penjamin atas pinjaman bank Perusahaan kepada
BRI (Catatan 12).
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
44
22. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG BERELASI (Lanjutan)
Hubungan dengan pihak-pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Pihak yang berelasi Sifat hubungan
PT Panasia Intertraco Kesamaan pemegang saham PT Panasia Filament Inti Tbk Kesamaan pemegang saham PT Novawool Kesamaan pemegang saham PT Sarana Logam Unggul Kepemilikan atas saham PT Sinar Tambang Arthalestari Kepemilikan atas saham Novatex International Limited Pemegang saham PT Panasia Synthetic Abadi
PT Lintang Sapta Lestari Pemegang saham
Pemegang saham 23. INFORMASI SEGMEN
Segmen usaha
Untuk tujuan pelaporan manajemen, Grup dibagi dalam tiga kelompok segmen sesuai dengan kegiatan usahanya yaitu: polimerisasi, twisting, spinning; industri tekstil dan pertambangan.
Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:
Jumlah polimerisasi,
Polimerisasi, twisting twisting, spinning dan
dan spinning Industri tekstil industri tekstil Pertambangan Jumlah
Pendapatan
Penjualan, bersih 497.563.230.973 - 497.563.230.973 - 497.563.230.973
Hasil segmen 17.698.160.802 - 17.698.160.802 - 17.698.160.802
Beban usaha 15.537.849.734 6.519.363.126 22.057.212.860
Laba usaha 2.160.311.068 (6.519.363.126) (4.359.052.058)
Beban bunga dan keuangan, bersih (5.629.346.699)
Penghasilan lain-lain, bersih 11.754.198.758
Laba sebelum pajak 1.765.800.001
Beban pajak 494.733.300
Laba bersih 2.260.533.301
Informasi segmen lainnya
Pengeluaran modal 11.068.322.275 - 11.068.322.275 3.740.590.923 14.808.913.198
Penyusutan 24.691.016.478 - 24.691.016.478 102.697.364 24.793.713.842
JUNI 2013
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
45
23. INFORMASI SEGMEN (LANJUTAN)
Segmen usaha (Lanjutan)
Jumlah polimerisasi,
Polimerisasi, twisting twisting, spinning dan
dan spinning Industri tekstil industri tekstil Pertambangan Jumlah
Pendapatan
Penjualan, bersih 467.739.737.808 - 467.739.737.808 - 467.739.737.808
Hasil segmen 30.291.995.552 - 30.291.995.552 - 30.291.995.552
Beban usaha 22.380.324.062 795.550.023 23.175.874.085
Laba usaha 7.911.671.490 (795.550.023) 7.116.121.467
Beban bunga dan keuangan, bersih (4.969.069.484)
Penghasilan lain-lain, bersih 76.176.815
Laba sebelum pajak 2.223.228.798
Beban pajak (1.026.093.188)
Laba bersih 1.197.135.610
Informasi segmen lainnya
Pengeluaran modal 95.308.212.437 - 95.308.212.437 973.727.461 96.281.939.898
Penyusutan 21.968.789.947 - 21.968.789.947 961.279.480 22.930.069.427
JUNI 2012
Jumlah polimerisasi,
Polimerisasi, twisting twisting, spinning dan
dan spinning Industri tekstil industri tekstil Pertambangan Jumlah
Aset segmen 600.899.198.822 - 600.899.198.822 68.718.059.979 669.617.258.801
Aset yang tidak dapat dialokasikan 1.484.282.219.495
Jumlah aset 2.153.899.478.296
Liabilits yang tidak dapat dialokasikan 1.212.865.495.638
Jumlah liabilitas 1.212.865.495.638
JUNI 2013
Jumlah polimerisasi,
Polimerisasi, twisting twisting, spinning dan
dan spinning Industri tekstil industri tekstil Pertambangan Jumlah
Aset segmen 618.890.238.737 - 618.890.238.737 65.408.999.168 684.299.237.905
Aset yang tidak dapat dialokasikan 678.247.319.957
Jumlah aset 1.362.546.557.862
Liabilits yang tidak dapat dialokasikan 726.954.645.506
Jumlah liabilitas 726.954.645.506
DESEMBER 2012
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
46
23 INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
Segmen geografis
Berikut ini adalah jumlah penjualan Grup berdasarkan pasar geografis tanpa memperhatikan tempat produksinya barang:
JUNI 2013 JUNI 2012
Pasar geografis
Indonesia 427.974.249.839 433.279.271.940
Asia 22.031.194.565 20.930.378.380
Eropa 8.916.681.433 10.650.064.191
Amerika 30.601.882.305 1.541.616.361
Afrika 6.869.738.971 1.338.406.936
Timur Tengah 1.169.483.860 -
Jumlah 497.563.230.973 467.739.737.808
24. INSTRUMEN KEUANGAN
Tabel berikut menyajikan nilai tercatat dan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan pada tanggal-tanggal 30 Juni 2013 dan 31 Desember 2012.
JUNI 2013 DESEMBER 2012
Aset keuangan
Kas dan setara kas 52.186.727.487 9.846.675.239
Piutang usaha 250.501.802.683 168.498.123.332
Piutang lain-lain 3.942.906.932 3.752.705.513
Aset lain-lain 10.866.660.507 14.367.831.026
Jumlah 317.498.097.609 196.465.335.110
Liabilitas keuanganUtang usaha 165.597.838.067 207.544.466.489
Utang lain-lain 497.623.286.739 174.339.388.797
Biaya yang masih harus dibayar 12.423.512.366 8.508.685.693
Pinjaman bank jangka panjang 492.934.131.171 300.069.760.330
Jumlah 1.168.578.768.343 690.462.301.309
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
47
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN Aset keuangan utama Grup meliputi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan aset
lain-lain. Grup juga mempunyai liabilitas keuangan seperti utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, dan pinjaman bank.
Kebijakan Grup adalah untuk tidak melakukan lindung nilai atas instrumen keuangannya.
Risiko utama dari instrumen keuangan Grup adalah risiko suku bunga, risiko mata uang dan risiko likuiditas. Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola masing-masing risiko tersebut yang dijelaskan dengan lebih rinci sebagai berikut:
Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas
Grup dibiayai melalui pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang dan pinjaman lainnya.
Oleh karena itu, Grup terekspos terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terkait
terutama terhadap liabilitas pinjaman jangka panjang dan aset dan liabilitas berbunga. Grup memiliki kebijakan untuk mendapatkan suku bunga tersedia yang paling menguntungkan tanpa meningkatkan risiko mata uang asing mereka.
Instrumen keuangan Grup yang terekspos terhadap risiko tingkat bunga nilai wajar (instrumen
tingkat bunga tetap), risiko tingkat bunga arus kas (instrumen tingkat bunga mengambang) dan instrumen tanpa bunga adalah sebagai berikut:
Bunga mengambang Bunga tetap Tanpa bunga Jumlah
Aset keuangan
Kas dan setara kas 52.186.727.487 - - 52.186.727.487
Piutang usaha - - 250.501.802.683 250.501.802.683
Piutang lain-lain - - 3.942.906.932 3.942.906.932
Aset lain-lain - - 10.866.660.507 10.866.660.507
Liabilitas keuangan
Utang usaha 165.597.838.067 - - 165.597.838.067
Utang lain-lain - 13.270.000.000 484.353.286.739 497.623.286.739
Biaya yang masih harus dibayar - - 12.423.512.366 12.423.512.366
Pinjaman bank jangka panjang 394.677.750.000 98.256.381.171 - 492.934.131.171
Risiko mata uang
Grup terekspos terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing terutama dalam Rupiah Indonesia dan Dolar Amerika Serikat pada biaya-biaya tertentu, aset dan liabilitas yang timbul dari operasi sehari-hari.
Grup menggunakan aset dalam mata uang asing sebagai lindung nilai alami terhadap liabilitas
dalam mata uang asing. Pada tanggal pelaporan, eksposur Grup untuk risiko nilai tukar mata uang asing adalah signifikan dikarenakan sebagian besar transaksi mereka adalah dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Dolar Singapura.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
48
25. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (Lanjutan)
Risiko kredit Risiko kredit yang dihadapi oleh Grup berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan.
Terdapat kebijakan untuk memastikan penjualan produk hanya dilakukan kepada pelanggan yang dapat dipercaya dengan rekam jejak atau sejarah kredit yang baik. Merupakan kebijakan Grup bahwa semua pelanggan yang akan melakukan pembelian secara kredit harus melalui prosedur verifikasi kredit. Grup memiliki kebijakan yang membatasi jumlah kredit untuk tiap-tiap pelanggan. Selain itu, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi risiko piutang tak tertagih.
Ketika pelanggan gagal melakukan pelunasan sesuai dengan syarat pembayaran, Grup akan
menghubungi pelanggan untuk menindaklanjuti piutang yang telah lewat jatuh tempo. Jika pelanggan tidak melunasi piutang yang telah jatuh tempo dalam jangka waktu yang telah ditentukan, Grup akan menempuh jalur hukum. Sesuai dengan evaluasi oleh Grup, cadangan spesifik dapat dibuat jika piutang dianggap tidak tertagih. Untuk menekan risiko kredit, Grup akan menghentikan semua jasa/produk kepada pelanggan yang terlambat dan/atau gagal bayar.
Pada tanggal laporan posisi keuangan, nilai maksimal eksposur risiko kredit Grup tercermin dari
nilai tercatat masing-masing kelompok aset keuangan yang diakui dalam laporan posisi keuangan.
Grup tidak memiliki konsentrasi risiko kredit.
Risiko likuiditas
Grup mengelola profil likuiditasnya untuk membiayai belanja modal dan melunasi utang yang jatuh tempo dengan menyediakan kas dan setara kas yang cukup, dan ketersediaan pendanaan melalui kecukupan jumlah fasilitas kredit yang diterima.
Grup secara teratur mengevaluasi arus kas proyeksi dan aktual dan terus-menerus memantau
kondisi pasar keuangan untuk mengidentifikasi kesempatan dalam melakukan penggalangan dana.
PT PANASIA INDO RESOURCES Tbk (d/h. PT PANASIA INDOSYNTEC Tbk)
DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
30 JUNI 2013 (Dengan Angka Perbandingan 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2012)
Disajikan dalam Rupiah
49
26. ASET DAN LIABILITAS MONETER DALAM MATA UANG ASING
Grup mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:
Mata uang Equivalen dalam Rp Mata uang Equivalen dalam Rp
Aset
Kas dan setara kas USD 2.152.657,27 21.373.734.035 USD 735.341,88 7.110.755.979
EUR 1.023,04 13.276.215 EUR 1.024,99 13.129.978
Piutang usaha USD 10.490.550,73 104.160.678.201 USD 9.241.029,29 89.360.753.234
Jumlah aset 125.547.688.451 96.484.639.191
Liabilitas
Utang usaha USD 10.327.225,54 102.539.022.387 USD 12.571.096,52 121.562.503.314
EUR 2.475.875,15 32.129.976.514 EUR 2.573.000,60 32.998.207.046
JPY - - JPY 2.639.724,45 295.561.499
CHF 409,70 4.312.433 CHF - -
SGD 267,65 2.098.719 SGD 232,30 1.836.824
Utang lain-lain USD 27.180.000,00 269.870.220.000 USD - -
Biaya yang masih harus dibayar USD 26.279,00 260.924.191 USD 32.179,00 311.170.930
Pinjaman bank jangka panjang USD 49.645.899,00 492.934.131.171 USD 31.030.999,00 300.069.760.330
Jumlah liabilitas 897.740.685.414 455.239.039.943
Bersih (772.192.996.963) (358.754.400.752)
31 DESEMBER 201230 JUNI 2013
27. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN
Manajemen Grup bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini yang diselesaikan pada tanggal 30 Juli 2013.
**PTPIR, 30 Juli 2013**
top related