pt. tiga pilar sejahtera food tbk dan entitas anak … · sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar...
Post on 03-Mar-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir
Pada Tanggal 3(Tidak Diaudit)
PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD
PT. TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
Laporan Keuangan Konsolidasian Bulan yang Berakhir
Pada Tanggal 30 Juni 2012 (Tidak Diaudit)
TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD, Tbk.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan tahun yang berakhir pada 31 Desember 2011 Daftar isi Halaman
1. Surat Pernyataan Direksi
2. Posisi Keuangan /Neraca Konsolidasi 1 - 2
3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasi 3
4. Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 4
5. Laporan Arus Kas Konsolidasi 5
6. Catatan atas laporan keuangan konsolidasi 6 - 48
1
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012
dan Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
(0) 0 0
ASET Catatan 30 Juni 31 Desember 01 Januari
2012 2011 2011
Rp Rp Rp
ASET LANCAR
Kas dan Setara Kas 2.d, 2.t, 3 299,005,190,352 634,672,876,385 15,427,089,579
Investasi Jangka Pendek 4 160,000,000,000 170,000,000,000 --
Piutang Usaha 5
Pihak Berelasi -- -- 1,157,632,728
Pihak Ketiga 626,439,188,749 473,757,880,683 159,842,650,186
(Setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai masing-masing
Rp 701.139.443 pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011
serta Rp. 843.384.890 pada 01 Jan 2011)
Piutang Lain-lain 10,956,388,289 790,661,356 2,024,215,896 Persediaan 2.e, 7 551,699,524,092 331,898,256,013 424,331,967,810 Pajak Dibayar di Muka 2.r, 8.a 5,200,580,763 3,071,793,711 1,084,772,871 Biaya Dibayar di Muka 2.f 31,286,474,881 4,762,068,517 1,545,100,278 Uang Muka 9 105,125,365,957 107,626,771,670 60,595,561,320 Jumlah Aset Lancar 1,789,712,713,083 1,726,580,308,335 666,008,990,669
ASET TIDAK LANCAR
Piutang Pihak Berelasi 2.v, 6 43,364,435,281 43,364,315,281 43,257,390,000
Investasi pada Perusahaan Asosiasi 33,144,999 31,069,000 29,439,000
Aset Pajak Tangguhan 2.r 4,355,960,505 4,271,711,164 6,581,178,521
Aset Tetap 2.g, 11 929,960,468,002 933,668,188,870 620,042,870,163
(Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan Rp 403.935.797.349
Rp 369.330.010.036, Rp 310.243.502.773 masing masing
pada 30 Juni 2012, 31 Des 2011 dan 01 Jan 2011)
Tanaman Perkebunan 2.i, 12
Tanaman Menghasilkan 79,837,805,237 82,194,106,284 38,780,675,677
(Setelah dikurangi Akumulasi Penyusutan Rp 14.414.236.660
Rp 12.057.935.613, Rp 7.179.733.269 masing masing
pada 30 Juni 2012, 31 Des 2011 dan 01 Jan 2011)
Tanaman belum menghasilkan 331,170,464,163 291,421,848,936 285,233,886,458
Biaya Hak Atas Tanah Ditangguhkan - Bersih 2.k, 13 162,667,977,324 153,478,332,555 143,696,625,271
Uang Muka Jangka Panjang 14 54,500,522,484 54,105,688,233 45,171,944,910
Aset Tetap yang Tidak Digunakan 2.g, 11 9,216,155,903 9,216,155,903 9,216,155,903
Aset Tidak Berwujud Bersih 2.o, 10 285,146,620,521 285,030,050,657 77,102,992,339
Aset Lain-lain 8,510,887,596 6,945,333,014 1,827,292,228
Jumlah Aset Tidak Lancar 1,908,764,442,015 1,863,726,799,897 1,270,940,450,470
TOTAL ASET 3,698,477,155,098 3,590,307,108,232 1,936,949,441,139
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
2
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012
dan Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
Catatan 30 Juni 31 Desember 01 Januari
LIABILITAS 2012 2011 2011
Rp Rp Rp
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Pinjaman Jangka Pendek 2.t, 15 602,237,231,926 553,355,117,625 305,622,256,759
Hutang Usaha 16
Pihak Berelasi 10,545,191,890 8,601,206,921 --
Pihak ketiga 41,233,669,705 21,515,257,172 44,605,654,014
Hutang Pajak 2.r, 8.b 70,626,590,962 47,460,078,901 23,613,003,797
Uang Muka Penjualan 5,351,114,017 5,212,236,175 170,694,089
Biaya yang Masih Harus Dibayar 17 27,630,376,530 27,575,708,119 22,080,392,165
Bagian Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo
Dalam Satu Tahun
Hutang Sewa Pembiayaan 18 4,887,103,252 2,798,799,653 17,202,360,164
Hutang Bank Jangka Panjang 19 251,078,708,160 218,084,943,994 101,104,777,261
Hutang Lain-lain 283,275,680 27,228,918,061 3,894,964,445
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,013,873,262,122 911,832,266,621 518,294,102,694
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Bagian Liabilitas Jangka Panjang - setelah dikurangi bagian
yang Jatuh Tempo Satu Tahun
Hutang Sewa Pembiayaan 18 12,287,826,679 2,267,555,210 24,544,065,680
Hutang Bank Jangka Panjang 19 695,481,041,666 825,006,109,530 576,900,337,989
Liabilitas Jangka Panjang Lainnya -- -- 60,000,000,000
Hutang Pihak Berelasi 2.v, 6 74,390,000 1,680,008,505 151,921,076,478
Liabilitas Pajak Tangguhan 2.r 284,121,414 284,121,414 3,571,270,481
Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan 2.l, 20 16,419,092,996 16,419,092,996 11,650,267,810
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 724,546,472,755 845,656,887,655 828,587,018,438
TOTAL LIABILITAS 1,738,419,734,877 1,757,489,154,276 1,346,881,121,132
EKUITAS
Ekuitas yang diatribusikan kepada
pemilik Entitas Induk :
Modal Saham
Nilai Nominal
Saham Seri A : Rp 500
Saham Seri B : Rp 200
Modal Dasar
Saham Seri A: 135.000.000 Lembar
Saham Seri B : 4.652.500.000 Lembar
Modal ditempatkan dan di setor Penuh
Saham Seri A : 135,000,000 Lembar
Saham Seri B : 2.791.000.000 Lembar pada 30 Juni 2012
dan 1.537.000.000 Lembar pada 01 Januari 2011
Modal Saham 21 625,700,000,000 625,700,000,000 374,900,000,000
Agio Saham 2.n 657,539,614,608 657,256,325,655 217,816,324,655
Uang Muka Setoran Modal -- 381,553,424,226 --
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi
Entitas Sepengendali 2.p 1,215,758,371 1,215,758,371 1,215,758,371
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak 188,474,897,946 (60,496,985) (60,496,985)
Saldo Laba (Defisit) 219,043,393,519 108,797,630,365 (18,108,858,195)
Ekuitas yang di atribusikan kepada pemilik Entitas Induk 1,691,973,664,444 1,774,462,641,632 575,762,727,846
KEPENTINGAN NON PENGENDALI 268,083,755,778 58,355,312,324 14,305,592,161
JUMLAH EKUITAS 1,960,057,420,221 1,832,817,953,956 590,068,320,007
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 3,698,477,155,098 3,590,307,108,232 1,936,949,441,139
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
3
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN
Untuk Periode 30 Juni 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
Catatan 30 Juni 30 Juni
2012 2011
Rp Rp
PENJUALAN - BERSIH 22 1,285,891,989,914 746,129,066,606
BEBAN POKOK PENJUALAN 23 1,018,553,090,756 569,773,573,185
LABA KOTOR 267,338,899,158 176,355,493,421
BEBAN USAHA
Beban Pemasaran dan Penjualan 24 (35,250,957,715) (27,497,705,068)
Beban Umum dan Administrasi 25 (23,303,526,176) (25,807,520,488)
Pendapatan Bunga 5,547,825,652 289,022,643
Selisih Kurs Mata Uang Asing 2.t 12,402,249,721 (419,046,939)
Beban Bunga dan Keuangan (72,535,451,959) (59,650,664,157)
Beban Administrasi Bank dan Provisi (4,910,494,583) (1,236,287,600)
Lain-lain - Bersih 4,406,752,154 (5,528,637,765)
LABA SEBELUM BEBAN PAJAK PENGHASILAN 153,695,296,252 56,504,654,047
BEBAN PAJAK PENGHASILAN
Pajak Kini (26,738,557,750) (15,260,629,764)
Pajak Tangguhan -- (595,885,492)
Beban Pajak Penghasilan (26,738,557,750) (15,856,515,256)
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF
TAHUN BERJALAN 126,956,738,503 40,648,138,791
LABA TAHUN BERJALAN YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 110,245,763,154 36,084,031,957
Kepentingan Non - Pengendali 16,710,975,349 4,564,106,834
JUMLAH 126,956,738,503 40,648,138,791
JUMLAH LABA KOMPREHENSIF YANG
DIATRIBUSIKAN KEPADA :
Pemilik Entitas Induk 110,245,763,154 36,084,031,957
Kepentingan Non - Pengendali 16,710,975,349 4,564,106,834
JUMLAH 126,956,738,503 40,648,138,791
LABA PER SAHAM DASAR 2.s, 26
Laba Bersih 43.39 21.58
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Laporan Keuangan Konsolidasian secara keseluruhan
4
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN PERUSAHAAN ANAK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Periode 30 Juni 2012 Serta 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
Kepentingan
Jumlah
Nonpengendali
Ekuitas
Capital Stock
Tambahan
Selisih Nilai
Selisih Transaksi
saldo Laba
Jumlah Ekuitas
Modal Disetor
Transaksi
Perubahan Ekuitas
(Defisit)
yang
Restrukturisasi
Entitas Anak dan
Diatribusikan
Entitas
Transaksi dengan
kepada
Sepengendali
Pihak
Pemilik
Nonpengendali
Entitas Induk
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
SALDO PER 31 DESEMBER 2010
374,900,000,000
217,816,324,655
1,215,758,371
(60,496,985)
(18,108,858,195)
575,762,727,845
14,305,592,161
590,068,320,007
Penambahan Modal di Setor dari Penawaran
Umum Terbatas III - Bersih
250,800,000,000
439,440,001,000
----
--690,240,001,000
--690,240,001,000
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
----
----
126,906,488,560
126,906,488,560
23,045,351,132
149,951,839,692
Penerimaan Uang Muka Setoran Modal dari
Pihak Ketiga oleh Entitas Anak
----
--381,553,424,226
--381,553,424,226
--381,553,424,226
Penambahan Kepentingan Non Pengendali
----
----
----
21,004,369,031
21,004,369,031
SALDO PER 31 DESEMBER 2011
625,700,000,000
657,256,325,655
1,215,758,371
381,492,927,241
108,797,630,365
1,774,462,641,631
58,355,312,324
1,832,817,953,956
Penambahan Modal di Setor dari Penawaran
Umum Terbatas III - Bersih
--283,288,953
----
--283,288,953
--283,288,953
Laba Komprehensif Periode Berjalan
----
----
110,245,763,154
110,245,763,153
16,710,975,349
126,956,738,502
Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak
----
--188,535,394,931
--188,535,394,931
--188,535,394,931
Selisih transaksi Atas Penambahan Modal
Entitas Anak
----
----
----
----
Penambahan Kepentingan Non Pengendali
--193,017,468,104
193,017,468,104
Penambahan Setoran Modal dari Pihak Ketiga
----
----
----
----
oleh Entitas Anak
----
--(381,553,424,226)
--
(381,553,424,226)
--(381,553,424,226)
SALDO PER 30 JUNI 2012
625,700,000,000
657,539,614,608
1,215,758,371
188,474,897,946
219,043,393,519
1,691,973,664,443
268,083,755,778
1,960,057,420,221 0
Ekuitas yang dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
5
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode 30 Juni 2012 dan 2011
(Dalam Rupiah Penuh)
30 Juni 2012 30 Juni 2011
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari Pelanggan 1,258,647,321,388 750,969,550,016
Pembayaran kepada Pemasok dan Pihak Ketiga (1,066,174,024,094) (617,661,560,271)
Kas yang dihasilkan dari Operasi 192,473,297,294 133,307,989,745
Penerimaan Bunga 5,547,284,875 289,022,643
Pembayaran Pajak (19,859,521,580) (3,238,139,592)
Pembayaran Bunga dan beban Keuangan (31,027,715,731) (28,208,099,501)
Pembayaran Karyawan (44,833,806,245) (48,119,347,296)
Arus Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi 102,299,538,613 54,031,425,999
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penambahan Tanaman Perkebunan (39,748,615,227) --
Pengeluaran atas hak atas tanah (10,720,675,911) (4,468,000,000)
Uang Muka Jangka Panjang (1,960,388,835) (17,017,299,403)
Pemeliharaan Tanaman Perkebunan -- (1,768,457,119)
Perolehan Aset tetap (31,801,638,093) (30,780,335,552)Keuntungan Pengalihan Lahan kepada Plasma -- --
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (84,231,318,066) (54,034,092,075)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan dari Hutang Bank - Jangka Pendek 276,572,426,931 209,661,173,740
Penerimaan dari Hutang Bank - Jangka Panjang -- 62,782,616,153
Pembayaran Bunga Sewa Pembiayaan (411,311,930) --
Pembayaran Pihak-pihak Berelasi (1,605,738,505) (916,513,202)
Pembayaran Bunga Hutang Jangka Panjang (41,096,424,298) (25,766,395,235)
Pembayaran Hutang Sewa Pembiayaan (2,920,644,201) (8,690,062,654)
Pembayaran Hutang Bank - Jangka Panjang (96,531,099,993) (47,189,825,328)
Pembayaran Hutang Bank - Jangka Pendek (500,145,364,304) (136,945,000,000)
Arus Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Pendanaan (366,138,156,301) 52,935,993,474
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (348,069,935,754) 52,933,327,398
DAMPAK SELISIH KURS ATAS KAS DAN SETARA KAS 12,402,249,721 (53,115,140)
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL PERIODE 634,672,876,385 15,427,089,577
SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR PERIODE 299,005,190,352 68,307,301,835
Jumlah Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode
Terdiri dari :
Kas 907,981,793 476,965,712
Bank 279,127,508,559 61,295,336,123
Deposito Berjangka 18,969,700,000 6,535,000,000
Jumlah Kas dan Setara Kas 299,005,190,352 68,307,301,835
(0) --
(0.40)
Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
6
1. Umum
1.a. Pendirian Perusahaan
PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 26 Januari 1990 berdasarkan Akta
Pendirian No. 143 yang dibuat dihadapan Winanto Wiryomartani, S.H., Notaris di Jakarta, dengan nama PT Asia
Intiselera. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
1827.HT.01.01.Th.91tanggal 31 Mei 1991 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 65,
Tambahan No. 2504 tanggal 13 Agustus 1991.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta pernyataan
Keputusan Rapat No. 41 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di
Jakarta, mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Undang-undang Perseroan Terbatas No.
40/2007. Perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan
No. AHU-85499.AH.01.02.Tahun.2008 tanggal 13 Nopember 2008.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi usaha bidang
perdagangan, perindustrian, peternakan, perkebunan, pertanian, perikanan dan jasa. Pada saat ini kegiatan usaha
Perusahaan dan Entitas Anak meliputi usaha industri mie dan perdagangan mie, khususnya mie kering, mie
instan dan bihun, snack, industri biskuit, permen, perkebunan kelapa sawit, pembangkit tenaga listrik, pengolahan
dan distribusi beras. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1990.
Kantor pusat Perusahaan beralamat di Gedung Alun Graha, Jl. Prof. Dr. Soepomo No. 233 Jakarta. Lokasi pabrik
mie kering, biskuit dan permen terletak di Sragen, Jawa Tengah. Usaha perkebunan kelapa sawit terletak di
beberapa lokasi di Sumatera dan Kalimantan. Usaha pengolahan dan distribusi beras terletak di Cikarang, Jawa Barat
dan Sragen, Jawa Tengah.
1.b. Penawaran Efek Perusahaan
Pada tanggal 14 Mei 1997, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
- Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dengan suratnya No.S-919/PM/1997 untuk melakukan penawaran umum 45
juta saham dengan nilai nominal Rp 500 (dalan Rupiah penuh) per saham kepada masyarakat. Pada tanggal 11 Juni
1997, saham tersebut telah efektif dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pada tanggal 5 September 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
mengeluarkan 230 juta saham Seri B dengan nominal Rp 200 (dalam Rupiah penuh) dan obligasi konversi sebesar
Rp 60 miliar yang dapat dikonversi dengan saham Perusahaan dengan harga pelaksanaan sebesar Rp 200
(dalam Rupiah penuh) per saham tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan Peraturan
Bapepam No. IX.D.4, lampiran Kep-44/PM/1998. Pada tanggal 6 Nopember 2002 dan 29 Nopember 2002, BEI
menyetujui pencatatan saham seri B dan pencatatan pre-list saham hasil obligasi konversi.
Pada tanggal 24 Oktober 2003, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham untuk
mengeluarkan 547,5 juta saham seri B dengan nominal Rp 200 (dalam Rupiah penuh) dalam rangka Penawaran
Umum Terbatas (PUT) I Perusahaan. Pada tanggal 7 Nopember 2003, saham tersebut telah dicatatkan di BEI.
Pada tanggal 27 Oktober 2003, PT Tiga Pilar Sekuritas sebagai salah satu pemilik obligasi konversi melaksanakan
konversi 53 lembar obligasi konversi senilai Rp 26,5 miliar menjadi 132,5 juta saham Seri B Perusahaan dengan
nominal Rp 200 (dalam Rupiah penuh) per lembar saham. Saham tersebut telah dicatatkan di BEI pada tanggal 19
Nopember 2003. Saham-saham hasil pelaksanaan konversi tersebut tidak akan diperjualbelikan (lock-up) selama 6
(enam) bulan.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
7
Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) II kepada para pemegang saham
dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sejumlah 627.000.000 saham biasa Seri B
dengan nilai nominal Rp 200 (dalam Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran Rp 522 (dalam Rupiah
penuh) per saham. Penawaran tersebut telah mendapat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam
– LK No. S-2478/BL/2008 tanggal 28 April 2008, dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa Perusahaan tanggal 29 April 2008. Pada tanggal 14 Mei 2008, saham tersebut telah dicatatkan
pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar menjadi 1.672.000.000 saham pada tanggal 31 Desember 2008.
Pada tahun 2011, Perusahaan melakukan PUT III dalam rangka penerbitan HMETD sebanyak 1.254.000.000 Saham
Biasa Seri B atau setara dengan 42,86% dari modal yang ditempatkan dan disetor dengan nilai Rp. 200 (dalam
Rupiah penuh) per saham dan harga penawaran Rp. 560 (dalam Rupiah penuh) per saham. Penawaran tersebut
telah mendapat surat pemberitahuan efektif berdasarkan Surat Ketua Bapepam-LK No. S-12623/BL/2011 tanggal 24
Nopember 2011, dan telah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan
tanggal 24 Nopember 2011.
Pada tanggal 20 Desember 2011, saham tersebut telah dicatatkan pada BEI sehingga jumlah saham yang beredar
menjadi 2.926.000.000 saham pada 31 Desember 2011.
1.c. Struktur Entitas Anak
Perusahaan memiliki, baik secara langsung dan tidak langsung, lebih dari 50% saham dan/atau mempunyai kendali
atas manajemen perusahaan-Entitas Anak sebagai berikut:
PT. Balaraja Bisco Paloma didirikan berdasarkan Akta No. 143 tanggal 18 Mei 2001 yang di buat dihadapan Arry
Supratno, S.H., Notaris di Jakarta. Akta Pendirian perusahaan telah disahkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-27301.AH.01.01. Tahun 2011 tanggal 30 Mei 2011.
Pada bulan September 2011, PT. Balaraja Bisco Paloma, entitas anak, mengakuisisi 2.499 saham PT Putra Taro
Paloma senilai Rp 1.249.500.000 yang mewakili 99,96% kepemilikan saham.
Entitas Anak Domisili Jenis Usaha Tahun
Operasi 30-Jun-12 31-Dec-11 30-Jun-12 31-Dec-11
Komersial % % Rp Rp
PT Tiga Pilar Sejahtera Solo Industri dan Perdagangan Mie 1990 99.90 99.90 1,071,686,539,205 1,095,636,777,240
PT Poly Meditra Indonesia Solo Industri Makanan Ringan 2000 99.90 99.90 328,767,182,437 375,522,456,016
PT Patra Power Nusantara* Solo Industri Pembangkit Tenaga Listrik -- 99.90 99.90 97,336,021,327 97,352,653,150
Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 1993 64.95 99.90 949,845,535,112 986,481,045,886
PT Charindo Palma Oetama Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2006 99.99 99.99 133,410,890,103 110,747,276,198
PT Muarobungo Plantation Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2007 99.99 99.99 57,451,320,836 41,845,551,264
PT Airlangga Sawit Jaya Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2006 99.99 99.99 87,437,491,771 74,114,758,827
PT Mitra Jaya Agro Palm Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2000 99.99 99.99 210,577,102,745 204,356,605,548
PT Tugu Palma Sumatera Jakarta Industri Perkebunan Kelapa Sawit 2008 99.96 99.96 12,577,280,001 11,173,598,403
Sragen Industri dan Perdagangan Beras 2008 70.00 70.00 859,138,323,316 733,839,162,300
PT Jatisari Srirejeki Karawang Industri dan Perdagangan Beras 2003 99.99 99.99 362,773,457,647 259,456,427,711
PT Indo Beras Unggul Jakarta Industri dan Perdagangan Beras 2008 70.00 70.00 315,618,764,096 314,700,887,041
BalarajaDistribusi, Perdagangan dan
Keagenan2011 99.90 99.90 399,894,355,137 321,970,615,906
PT Putra Taro Paloma Jakarta Industri Makanan Ringan 2011 99.96 99.96 366,065,694,143 289,319,315,742
*) dalam Tahap Pengembangan
PT Balaraja Bisco Paloma dan
Entitas Anak
PT Dunia Pangan dan
Entitas Anak
Persentase Kepemilikan Total Asset
PT Bumiraya Investindo dan
Entitas Anak
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
8
Pada Tanggal 20 Januari 2012, PT. Bumi Raya Investindo, entitas anak, melakukan perubahan struktur permodalan
perusahaan dengan mengeluarkan saham baru perseroan sejumlah 66.662 lembar saham dalam bentuk seri saham
baru yang disebut saham seri B dimana saham baru tersebut diambil dan disetor penuh oleh BUNGE
AGRIBUSINESS SINGAPORE PTE LTD. Sehingga porsi kepemilikan Perusahaan mengalami penurunan dari 99,9%
di tahun 2011 menjadi 57,66% di Maret 2012, Akta perubahan saham ini dibuat di hadapan Mala Mukti, S.H., LL, M
dengan No. 82 tanggal 20 Januari 2012 dan telah disahkan oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-05122.AH.01.02.Tahun 2012 tanggal 31 Januari 2012.
Sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 30 di hadapan Mala Mukti, S.H., LL, M,
notaris di Jakarta, pada tanggal 7 Juni 2012, PT Bumi Raya Investindo, entitas anak, melakukan perubahan struktur
permodalan perusahaan dengan mengeluarkan saham baaru perseroan sejumlah 32.800 lembar saham seri A
dimana saham baru tersebut diambil dan disetor baru oleh Perusahaan, dengan mengkonversi Marketable
Convertible Bond (MCB). Porsi kepemilikan Perusahaan meningkat menjadi 64.95% yang semula sebesar 57,66% di
Maret 2012. Akta ini telah disahkan oleh Menteri Hukun dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. AHU-32565.AH.01.02 tahun 2012 tanggal 14 Juni 2012.
1.d. Dewan Komisaris, Dewan Direksi , Komite Audit dan Karyawan
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 35 tanggal 12 Juni 2012 yang dibuat
di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta dan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Tahunan No. 76 tanggal 28 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di
Jakarta, susunan anggota Dewan Komisaris, Dewan Direksi dan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni
2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut :
Corporate Secretary Perusahaan pada Tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing dijabat oleh
Yulianni Liyuwardi.
Komite Audit Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 masing-masing dijabat sebagai berikut:
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Dewan Komisaris
Komisaris Utama Anton Apriyantono Priyo Hadi Sutanto
Wakil Komisaris Utama Kang Hongkie Widjaja Kang Hongkie Widjaja
Komisaris Hengky Koestanto Hengky Koestanto
Komisaris Independen Bondan Haryo Winarno Bondan Haryo Winarno
Haryadi Haryadi
Dewan Direksi
Direktur Utama Stefanus Joko Mogoginta Stefanus Joko Mogoginta
Direktur Budhi Istanto Suwito Hengky Koestanto
Achmad Subchan Edi Susanto
Direktur tidak terafiliasi Jo Tjong Seng --
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Komite Audit
Ketua Haryadi Haryadi
Anggota Trisnawan Widodo Trisnawan Widodo
Sri Wahyuni Sri Wahyuni
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
9
Remunerasi yang dibayarkan kepada Dewan Direksi dan Komisaris adalah sebesar Rp 2.766.875.000 pada periode
30 Juni 2012 serta Rp 5.230.150.000 pada tanggal 31 Desember 2011.
Per 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah keseluruhan karyawan tetap Perusahaan dan Entitas Anak adalah
2.059 orang.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi Penting
2.a. Kepatuhan Terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Laporan Keuangan Perusahaan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntasi Keuangan di Indonesia yang meliputi
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan – Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), serta Peraturan Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam – LK) No. VIII.G.7 (Revisi 2000) tentang “Pedoman
Penyajian Laporan Keuangan” dan Keputusan No. KEP-554/BL/2010 tentang perubahan atas Peraturan No. VIII.G.7
dan ketentuan akuntansi lainnya yang lazim berlaku di Pasar Modal.
2.b. Dasar Pengukuran dan Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha serta atas dasar accrual, kecuali
laporan arus kas konsolidasian yang menggunakan dasar kas. Dasar pengukuran dalam penyusunan laporan
keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang didasarkan
pengukuran lain sebagaimana dijelaskan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan konsep langsung dengan mengelompokkan arus kas
dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini adalah Rupiah.
2.c. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan entitas-entitas yang dikendalikan
secara langsung ataupun tidak langsung dengan persentase kepemilikan lebih dari 50%.
Pengendalian juga ada ketika entitas induk memiliki setengah atau kurang kekuasaan suara suatu entitas jika
terdapat:
a. kekuasaan yang melebihi setengah hak suara sesuai perjanjian dengan investor lain;
b. kekuasaan yang mengatur kebijakan keuangan dan operasional entitas berdasarkan anggaran dasar atau
perjanjian;
c. kekuasaan untuk menunjuk atau mengganti sebagian besar direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut; atau
d. kekuasaan untuk memberikan suara mayoritas pada rapat dewan direksi atau organ pengatur setara dan
mengendalikan entitas melalui direksi atau organ tersebut.
Keberadaan dan dampak dari hak suara potensial yang dapat dilaksanakan atau dikonversi pada tanggal periode
pelaporan harus dipertimbangkan ketika menilai apakah suatu entitas mempunyai kekuasaan untuk mengatur
kebijakan keuangan dan operasional entitas lain.
Entitas dikonsolidasikan sejak tanggal dimana pengendalian efektif beralih kepada Perusahaan dan tidak lagi
dikonsolidasikan sejak Perusahaan tidak mempunyai pengendalian efektif.
Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan di dalam Perusahaan yang material
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
10
telah dieliminasi dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk mencerminkan posisi keuangan dan
hasil usaha Perusahaan sebagai satu kesatuan.
Kepentingan non pengendali atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas laba (rugi) bersih dan ekuitas entitas anak.
Perubahan atas transaksi ekuitas entitas anak disajikan sebagai penambahan modal dalam akun ”Selisih
Transaksi Perubahan Ekuitas Entitas Anak” pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
2.d. Setara Kas
Setara kas meliputi deposito yang jatuh tempo sama atau kurang dari 3 (tiga) bulan sejak tanggal
penempatan, tidak dijadikan jaminan, tidak dibatasi penggunaannya serta dapat segera dijadikan kas tanpa
terjadi perubahan nilai yang signifikan.
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan,
atau telah ditentukan penggunaannya dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada
saat penempatan disajikan sebagai Investasi Jangka Pendek. Deposito disajikan sebesar nilai nominal.
2.e. Persediaan
Persediaan dinyatakan menurut nilai yang terendah antara harga perolehan dan nilai bersih yang dapat direalisasikan.
Harga perolehan meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke
lokasi dan kondisi yang diinginkan. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual persediaan
yang wajar setelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual barang tersebut. Harga
perolehan dihitung dengan menggunakan metode Masuk Pertama Keluar Pertama.
Penyisihan untuk persediaan usang ditetapkan berdasarkan penelaahan berkala terhadap kondisi fisik persediaan.
2.f. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka akan diamortisasi sesuai jangka waktu manfaatnya dengan menggunakan metode garis lurus.
2.g. Aset Tetap
Aset tetap dicatat berdasarkan model biaya yang dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai aset, jika ada, kecuali tanah yang dicatat pada harga perolehan dan
tidak didepresiasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa
manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan dan Infrastruktur 10 – 20
Mesin 4 – 10
Peralatan Pabrik 8
Kendaraan 4 – 8
Perabot dan Peralatan Kantor 4 – 8
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat
terjadinya sedangkan pemugaran dan penambahan yang menambah umur masa manfaat aset tetap atau taksiran
manfaat di masa mendatang dikapitalisasi. Ketika aset tetap sudah tidak digunakan lagi atau dilepas, biaya
perolehan serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari aset tetap yang bersangkutan dan keuntungan atau
kerugian yang timbul dilaporkan di dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Aset dalam penyelesaian disajikan sebagai bagian dalam aset tetap. Seluruh biaya yang dikeluarkan, termasuk
biaya pinjaman yang digunakan untuk konstruksi aset terkait selama periode konstruksi, dikapitalisasi. Aset dalam
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
11
penyelesaian akan dipindahkan ke aset tetap yang tepat pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap
digunakan.
2.h. Sewa
Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Semua bentuk sewa lainnya diklasifikasikan sebagai sewa
menyewa biasa.
Pada awal masa sewa, lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan liabilitas dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih
rendah dari nilai wajar. Penilaian nilai wajar aset ditentukan pada awal kontrak. Tingkat diskonto yang digunakan
dalam perhitungan nilai kini dari pembayaran sewa minimum adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika
dapat ditentukan dengan praktis, jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman inkremental lessee. Biaya
langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui sebagai aset. Kebijakan
penyusutan aset sewaan adalah konsisten dengan aset tetap yang dimiliki sendiri.
2.i. Perkebunan Plasma
Pengembangan perkebunan plasma dibiayai oleh kredit investasi perkebunan plasma dari bank atau melalui
pembiayaan sendiri. Biaya-biaya yang terjadi dalam tahap pengembangan perkebunan plasma sampai perkebunan
plasma tersebut diserahkan kepada petani plasma dikapitalisasi. Akumulasi biaya pengembangan disajikan sebesar
nilai bersihnya setelah dikurangidengan kredit investasi yang diterima sebagai aset atau liabilitas pada laporan posisi
keuangan kondolidasian.
Selisih antara akumulasi biaya pengembangan dengan nilai konversi (jumlah disepakati antara bank dan petani
plasma) dibebankan ke laporan laba rugi komprehensif pada saat perkebunan plasma diserahkan kepada petani
plasma.
2.j. Tanaman Perkebunan
Tanaman belum menghasilkan dinyatakan sebesar harga perolehan yang meliputi biaya persiapan lahan,
penanaman, pemupukan dan pemeliharaan termasuk biaya pinjaman yang digunakan untuk membiayai
pengembangan tanaman belum menghasilkan dan biaya tidak langsung lainnya yang diukur secara proporsional
berdasarkan luas hektar tanam.
Pada saat tanaman sudah menghasilkan, akumulasi harga perolehan tersebut akan direklasifikasi ke tanaman
menghasilkan. Tanaman menghasilkan akan disusutkan dengan metode garis lurus selama taksiran masa produktif
selama 20 tahun.
2.k. Biaya Hak atas Tanah Ditangguhkan
Seluruh biaya sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah ditangguhkan
pembebanannya dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah yang bersangkutan.
2.l. Liabilitas Diestimasi atas Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah tak terdiskonto ketika pekerja telah memberikan jasanya kepada
Perusahaan dan entitas anak dalam suatu periode akuntansi.
Imbalan pasca kerja diakui sebesar jumlah yang diukur dengan menggunakan dasar diskonto ketika pekerja telah
memberikan jasanya kepada Perusahaan dan entitas anak dalam suatu periode akuntansi. Liabilitas dan beban
diukur dengan menggunakan teknik aktuaria yang mencakup pula kewajiban konstruktif yang timbul dari praktik
kebiasaan Perusahaan dan entitas anak. Dalam perhitungan liabilitas, imbalan harus didiskontokan dengan
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
12
menggunakan metode projected unit credit.
Pesangon pemutusan kontrak kerja diakui jika, dan hanya jika, Perusahaan dan entitas anak berkomitmen untuk:
a. Memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal; atau
b. Menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela.
2.m. Obligasi Diperoleh Kembali
Perolehan kembali intrumen hutang yang tidak dimaksudkan sebagai pelunasan, diperlakukan seolah-olah telah terjadi
pelunasan dalam pelaporan keuangan konsolidasian. Selisih antara nilai nominal instrument hutang dengan nilai wajar
yang dikreditkan atau dibebankan pada tahun yang bersangkutan.
2.n. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham merupakan biaya yang berkaitan dengan penerbitan saham Perusahaan. Biaya ini mencakup
fee dan komisi yang dibayarkan kepada penjamin emisi, lembaga dan profesi penunjang pasar modal, serta biaya
pencetakan dokumen pernyataan pendaftaran, biaya pencatatan efek ekuitas di bursa efek, dan biaya promosi.
Biaya emisi saham dicatat sebagai pengurang modal disetor dan disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam akun
“Tambahan Modal Disetor”.
2.o. Aset Tidak Berwujud
Biaya sehubungan dengan pembelian piranti lunak komputer dan biaya pemutakhirannya ditangguhkan dan
diamortisasi dengan metode garis lurus selama masa manfaatnya.
Goodwil merupakan Selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar aset bersih perusahaan yang diperoleh pada
tanggal akuisisi.
Goodwil diuji setiap tahun untuk penurunan dan diakui sebesar kerugian penurunan biaya perolehan dikurangi
akumulasi. Penurunan kerugian pada goodwil tidak dapat dipulihkan. Keuntungan dan kerugian atas divestasi
entitas termasuk nilai tercatat goodwil terkait dengan entitas yang dijual.
Goodwil dialokasikan terhadap unit penghasil kas untuk tujuan menguji penurunan nilai. Alokasi dilakukan terhadap
masing-masing unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas yang diharapkan untuk memperoleh keuntungan
dari kombinasi bisnis di mana goodwil timbul.
Merek-merek dagang tertentu yang tidak mempunyai wujud fisik dan mempunyai manfaat ekonomis di masa depan,
diamortisasi selama periode 20 tahun menggunakan metode garis lurus.
2.p. Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali berupa pengalihan aset, liabilitas, saham atau instrumen
kepemilikan lainnya yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas-entitas yang berada dalam suatu kelompok
yang sama, bukan merupakan perubahan pemilikan dalam arti substansi ekonomi, sehingga tidak menimbulkan
laba atau rugi bagi seluruh kelompok perusahaan ataupun bagi entitas dalam kelompok perusahaan tersebut.
Karena transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tidak mengakibatkan perubahan substansi ekonomi
pemilikan atas aset, saham, liabilitas atau instrumen kepemilikan lainnya yang dipertukarkan, maka aset maupun
liabilitas yang pemilikannya (dalam bentuk hukumnya) dialihkan, dicatat sesuai dengan nilai buku seperti
penggabungan usaha berdasarkan metode penyatuan kepemilikan. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku
tersebut bukan merupakan Goodwill.
Jika substansi sepengendalian antara entitas yang melakukan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali tersebut
telah hilang atau terjadi pelepasan aset, liabilitas, saham, atau instrumen kepemilikan lainnya yang mendasari
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
13
terjadinya selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali kepada pihak lain yang tidak sepengendali, maka
saldo akun selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali akan diakui sebagai laba atau rugi yang
direalisasi pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
2.q. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Penjualan diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Penjualan yang dibayar di muka diakui sebagai
pendapatan pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
2.r. Pajak Penghasilan
Seluruh perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajaknya diakui
sebagai pajak tangguhan dengan menggunakan balance sheet liability method. Pajak tangguhan diukur dengan tarif
pajak yang berlaku saat ini.
Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara subtantif berlaku pada
tanggal laporan posisi keuangan dan yang akan digunakan pada saat aset dipulihkan atau liabiliatas dilunasi.
Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai aset pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa
jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi.
Koreksi terhadap kewajiban perpajakan diakui saat surat ketetapan pajak diterima atau jika mengajukan keberatan,
pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan, atau jika mengajukan banding pada saat keputusan
atas banding tersebut telah ditetapkan. Pajak kini diakui berdasarkan laba kena pajak untuk tahun yang
bersangkutan, yang dihitung sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.
2.s. Laba per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk dengan jumlah
rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar dalam tahun/periode yang bersangkutan. Laba per saham dilusian
mempertimbangkan pula instrument keuangan lain yang diterbitkan yang sifatnya berpotensi dilutive bagi seluruh
saham biasa yang beredar sepanjangn periode pelaporan.
2.t. Saldo dan Transaksi dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal
neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan kurs tengah dari Bank Indonesia yang
berlaku pada tanggal tersebut.
Kurs yang digunakan pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut:
Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun
yang bersangkutan.
30 Juni 31 Desember
2012 2011
USD 1 9,480.00 9,068.00
SGD 1 7,415.24 6,974.33
EUR 1 11,801.19 11,738.99
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
14
2.u. Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
Perusahaan mengklasifikasikan aset keuangannya dalam kategori (i) aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi, (ii) pinjaman yang diberikan dan piutang, (iii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
serta (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Klasifikasi ini tergantung dari tujuan perolehan aset keuangan
tersebut. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut pada saat awal pengakuannya.
(i) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi (FVTPL)
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi (FVTPL) adalah aset keuangan yang
ditujukan untuk diperdagangkan. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai diperdagangkan jika diperoleh terutama
untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam
jangka pendek yang terkini. Derivatif diklasifikasikan sebagai aset diperdagangkan kecuali telah ditetapkan dan
efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
(ii) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan
piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya transaksi dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Aset keuangan yang dikategorikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang adalah kas dan setara kas,
piutang usaha, piutang lain-lain pihak berelasi dan pihak ketiga, dan uang jaminan yang dicatat sebagai bagian
dari aset tidak lancar lainnya.
(iii) Investasi yang Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (HTM)
Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana manajemen mempunyai intensi positif dan
kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, selain:
a. Investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi;
b. Investasi yang ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; dan
c. Investasi yang memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang.
(iv) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual (AFS)
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (AFS) adalah aset keuangan non-derivatif yang
ditetapkan untuk dimiliki selama periode tertentu, dimana akan dijual dalam rangka pemenuhan likuiditas atau
perubahan suku bunga, valuta asing atau yang tidak diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan atau
piutang, investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo atau aset keuangan yang
diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
Pada saat pengakuan awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diakui pada nilai wajarnya ditambah biaya
transaksi dan selanjutnya diukur pada nilai wajarnya dimana laba atau rugi diakui pada laporan perubahan
ekuitas konsolidasian kecuali untuk kerugian penurunan nilai dan laba rugi konsolidasian dari selisih kurs hingga
aset keuangan dihentikan pengakuannya. Jika aset keuangan tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai,
akumulasi laba rugi yang sebelumnya diakui pada bagian laporan perubahan ekuitas konsolidasian akan diakui
pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Sedangkan penghasilan bunga yang dihitung
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
15
menggunakan metode suku bunga efektif, dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar dari
aset moneter yang diklasifikasikan sebagai kelompok tersedia untuk dijual, diakui pada laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian.
Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrument ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasi sesuai dengan
substansi perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrument ekuitas.
Instrumen Ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi
dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil penerimaan bersih setelah dikurangi biaya
penerbitan langsung.
Perolehan kembali modal saham yang telah diterbitkan oleh Perusahaan dicatat dengan menggunakan metode
biaya. Saham yang dibeli kembali dicatat sesuai dengan harga perolehan kembali dan disajikan sebagai
pengurang modal saham.
Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki instrument ekuitas.
Liabilitas Keuangan
Liabilitas keuangan dikelompokkan ke dalam kategori (i) liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi dan (ii) liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
• Liabilitas Keuangan yang Diukur pada FVTPL
Nilai wajar liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah liabilitas
keuangan yang ditujukan untuk diperdagangkan. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai
diperdagangkan jika diperoleh terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat
dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek terkini. Derivatif diklasifikasikan
sebagai liabilitas diperdagangkan kecuali ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Pada saat pengakuan awal seluruh liabilitas keuangan diakui pada nilai wajarnya setelah dikurangi
biaya transaksi, dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan mengunakan metode
suku bunga efektif.
Perusahaan dan entitas anak tidak memiliki liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi.
• Liabilitas Keuangan yang Diukur dengan Biaya Perolehan Diamortisasi
Liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laporan laba rugi dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi adalah pinjaman bank jangka
pendek dan jangka panjang, hutang usaha – piak ketiga, hutang lain-lain – pihak ketiga dan biaya yang
masih harus dibayar.
Penurunan Nilai Aset Keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap
tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat
dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal pengukuran aset keuangan dan peristiwa
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
16
yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat
diestimasi secara handal.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang pada nilai wajar dari investasi ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
penurunan nilai.
Beberapa bukti objektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
• Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
• Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
• Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.
Untuk kelompok aset keuangan tertentu, seperti piutang, penurunan nilai aset dievaluasi secara individual.
Bukti objektif dari penurunan nilai portofolio piutang dapat termasuk pengalaman Perusahaan atas tertagihnya
piutang di masa lalu, peningkatan keterlambatan penerimaan pembayaran piutang dari rata-rata periode
kredit, dan juga pengamatan atas perubahan kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan
default atas piutang.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang
didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset
keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun penyisihan piutang. Jika
piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun penyisihan piutang. Pemulihan kemudian dari
jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun
penyisihan piutang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya telah
diakui dalam pendapatan komprehensif lain direklasifikasi ke laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
penurunan dapat dikaitkan secara obyektif dengan sebuah peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
tersebut diakui, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan melalui laporan laba rugi
komprehensif konsolidasian hingga nilai tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak
melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laporan laba rugi periode
berjalan tidak boleh dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Setiap kenaikan nilai wajar
setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke ekuitas.
Reklasifikasi Aset Keuangan
Reklasifikasi hanya diperkenankan dalam situasi yang jarang terjadi dan dimana aset tidak lagi dimiliki untuk
tujuan dijual dalam jangka pendek. Dalam semua hal, reklasifikasi aset keuangan hanya terbatas pada instrumen
hutang. Reklasifikasi dicatat sebesar nilai wajar aset keuangan pada tanggal reklasifikasi.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
17
arus kas yang berasal dari aset berakhir, atau Perusahaan mentransfer aset keuangan dan secara substansial
mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Perusahaan dan entitas
anak tidak mentransfer serta tidak memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan
serta masih mengendalikan aset yang ditransfer, maka Perusahaan dan entitas anak mengakui keterlibatan
berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika
Perusahaan dan entitas anak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat kepemilikan aset keuangan
yang ditransfer, Perusahaan dan entitas anak masih mengakui pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang
diterima.
Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, liabilitas
Perusahaan dan entitas anak telah dilepaskan, dibatalkan atau kadaluarsa.
Metode Suku Bunga Efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga selama periode yang relevan. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan kas di masa datang
(mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima yang merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur
instrumen keuangan, atau, jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat
bersih dari aset keuangan pada saat pengakuan awal.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan
FVTPL.
Estimasi Nilai Wajar
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan nilai pasar
yang berlaku pada tanggal neraca. Investasi pada efek ekuitas yang nilai wajarnya tidak tersedia dicatat sebesar
biaya perolehan. Nilai wajar untuk instrumen keuangan lain yang tidak diperdagangkan dipasar ditentukan
dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Perusahaan dan entitas anak menggunakan metode discounted
cash flows dengan menggunakan asumsi-asumsi berdasarkan kondisi pasar yang ada pada saat tanggal
neraca untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan lainnya.
2.v. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan yang menyiapkan laporan
keuangannya (“Perusahaan pelapor”) :
• Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan Perusahaan pelapor jika orang tersebut:
a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas Perusahaan pelapor,
b) memiliki pengaruh signifikan atas Perusahaan pelapor, atau
c) personal manajemen kunci Perusahaan pelapor atau perusahaan induk Perusahaan pelapor.
• Suatu perusahaan berelasi dengan Perusahaan pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut :
a) Perusahaan dan Perusahaan pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya
perusahaan induk, entitas anak dan entitas anak berikutnya terkait dengan perusahaan lain).
b) Satu perusahaan adalah perusahaan asosiasi atau ventura bersama dari perusahaan lain (atau
perusahaan asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, dimana
perusahaan lain tersebut adalah anggotanya).
c) Kedua perusahaan tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
d) Satu perusahaan adalah ventura bersama dari perusahaan ketiga dan perusahaan yang lain adalah
perusahaan asosiasi dari perusahaan ketiga.
e) Perusahaan tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
18
Perusahaan pelapor atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan pelapor. Jika Perusahaan pelapor
adalah perusahaan yang menyelenggarakan program tersebut, perusahaan sponsor juga berelasi dengan
Perusahaan pelapor.
f) Perusahaan yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang di dentifikasi dalam butir (a).
g) Orang yang di dentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan terhadap perusahaan atau
personil manajemen kunci perusahaan (atau perusahaan induk dari perusahaan).
2.w. Pengunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntasi yang berlaku umum mengharuskan
manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan liabilitasnya yang dilaporkan
dalam laporan keuangan konsolidasian selama periode pelaporan. Hasil sesungguhnya mungkin berbeda dengan
estimasi tersbut.
3. Kas dan Setara Kas
30 Juni 31 Desember
2012 2011
(Unaudited) (Audited)
Rp Rp
Kas 907,981,793 780,440,247
Bank - Pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank Central Asia Tbk 33,525,611,015 14,013,821,188
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9,882,317,952 12,780,441,754
PT ANZ Panin Bank 176,962,086 190,022,039
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 1,006,320,908 2,801,391,659
PT Bank Muamalat Indonesia 421,938,518 5,204,738,397
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 3,147,481,913 --
PT Bank CIMB Niaga Tbk 566,651,368 17,240,234,738
PT Bank UOB Buana 376,066,596 1,084,430,624
PT Bank Rabobank International Indonesia Tbk 506,407,996 1,739,841,485
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp 1 Miliar) 300,373,177 434,458,795
Sub Jumlah Bank - Rupiah 49,910,131,529 55,489,380,679
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
19
Suku bunga dan periode jatuh tempo untuk deposito pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited) (Audited)
Rp Rp
US Dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(30 Juni 2012: 89,029; 2011: 18.061) 843,996,437 163,780,231
PT Bank Muamalat Indonesia
(30 Juni 2012: 53,910; 2011: 54,967) 511,067,084 498,441,390
PT ANZ Panin Bank 86,140,399 83,043,474
(30 Juni 2012: 9,087; 2011: 9,158)
PT Bank Central Asia Tbk 64,218,089 37,905,692
(30 Juni 2012: 6,774; 2011: 4,180)
PT Bank Bukopin Tbk 1,940,177 1,964,129
(30 Juni 2012: 205; 2011 : 217)
PT Bank DBS Indonesia Tbk 74,346,331 377,573,756,967
(30 Juni 2012: 7,842; 2011: 41,638,041)
PT Bank UOB Buana 227,608,273,210 --
(30 Juni 2012 : 24,009,312)
Lain-lain (masing-masing dibawah 500 juta)
(30 Juni 2012: 2,890; 2011: 1,010) 27,395,304 9,163,576
Sub Jumlah Bank - US Dollar 229,217,377,031 378,368,055,459
Sub Jumlah Bank 279,127,508,559 433,857,436,138
Deposito Berjangka - Pihak Ketiga
Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk -- 10,000,000,000
PT Bank UOB Buana -- 50,000,000,000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk -- 60,035,000,000
PT Bank Rabobank International Indonesia Tbk -- 20,000,000,000
PT Bank Muamalat Indonesia 4,607,500,000 50,000,000,000
PT Bank Of China -- 10,000,000,000
PT Bank Central Asia Tbk -- --
PT DBS 14,362,200,000 --
Sub Jumlah Deposito Berjangka 18,969,700,000 200,035,000,000
Jumlah Kas dan Bank 299,005,190,352 634,672,876,385
30 Juni 2012 31 Desember 2011
Suku Bunga 6,5% - 8,75% 6,5% - 8,75%
Jatuh Tempo 1 - 3 bulan 1 - 3 bulan
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
20
4. Investasi Jangka Pendek
Investasi jangka pendek merupakan penempatan deposito berjangka dalam Rupiah pada PT Bank UOB Indonesia
sebesar Rp 160.000.000.000,- dan memperoleh bunga 5% per tahun. Deposito ini digunakan sebagai Jaminan kepada
PT Bank UOB Indonesia (lihat Catatan 15).
5. Piutang Usaha
Perincian Umur Piutang berdasarkan tanggal invoice adalah sebagai berikut :
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Ketiga
PT Semar Kencana Sejati 141,866,022,794 143,328,723,355
PT Tata Makmur Sejahtera 90,586,038,309 86,865,056,356
PT Kereta Kencana Mulia 49,760,447,733 51,200,811,667
PT Kereta Kencana Murni 29,478,167,760 25,391,100,308
PT Kereta Kencana Mandiri 30,897,512,489 41,706,646,684
PT Prima Indo Meal -- 10,791,133,980
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp 5 Miliar) 284,552,139,106 115,175,547,776
Sub Jumlah Piutang Pihak Ketiga 627,140,328,191 474,459,020,126
Dikurangi : Penurunan Nilai (701,139,443) (701,139,443)
Piutang Pihak Ketiga - Bersih 626,439,188,749 473,757,880,683
Jumlah Piutang Usaha - Bersih 626,439,188,749 473,757,880,683
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Ketiga
Sampai Dengan 1 Bulan 99,074,018,013 190,571,829,715
> 1 Bulan - 3 Bulan 219,406,710,974 239,820,173,445
> 3 Bulan - 6 Bulan 238,984,687,661 35,103,662,915
> 6 Bulan - 12 Bulan 69,475,097,149 8,771,580,213
> 12 months 199,814,395 191,773,837
Sub Jumlah 627,140,328,192 474,459,020,125
Dikurangi : Penurunan Nilai (701,139,443) (701,139,443)
Sub Jumlah Pihak Ketiga - Bersih 626,439,188,749 473,757,880,683
Jumlah Piutang Usaha - Bersih 626,439,188,749 473,757,880,683
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
21
Mutasi piutang ragu – ragu adalah sebagai berikut :
Piutang usaha PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia, seluruhnya Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas
pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Seluruh piutang
usaha PT Bumiraya Investindo, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk.
Seluruh piutang usaha PT Bumiraya Investindo, entitas anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh
dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan tersebut cukup untuk menutupi risiko penurunan nilai piutang.
6. Saldo dan Transaksi dengan Pihak Berelasi
Dalam kegiatan bisnis normal, Perusahaan dan Entitas Anak melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi sebagai berikut :
30 Juni 31 Desember 2012 2011
(Unaudited)Rp Rp
Pihak KetigaSaldo Awal 701,139,443 843,384,888Pemulihan -- (142,245,446)
Saldo Akhir 701,139,443 701,139,443
30 Juni 31 Desember 30 Juni 31 Desember
2012 2011 2012 2011(Unaudited) (Unaudited)
Rp Rp (%) (%)
Piutang Pihak Berelasi
PT Naga Mas Sakti Perkasa 43,257,390,000 43,257,390,000 1.17 1.17
PT. Tugu Palma Sejahtera 107,045,281 106,925,280 0.00 0.00
Jumlah Piutang Pihak Berelasi 43,364,435,281 43,364,315,280 2.10 2.10
Hutang Usaha
PT Tiga Pilar Corpora 7,717,058,240 5,822,675,701 0.38 0.33
PT Dinamika Energitama Nusantara 2,828,133,650 2,778,531,220 0.14 0.14
Jumlah Hutang Usaha 10,545,191,890 8,601,206,921 0.53 0.47
Hutang Lain-lain
PT Tiga Pilar Corpora -- 1,605,618,505 -- 0.08
Lain-lain (Masing-masing dibawah 1 Miliar) 74,390,000 74,390,000 0.00 0.00
Jumlah Hutang Lain-lain 74,390,000 1,680,008,505.00 0.00 0.09
Beban Manajemen dan Royalty
PT Tiga Pilar Corpora 2,164,457,809 5,608,875,509 1.96 21.73
Jumlah Persentase terhadap Jumlah
Aset/Liabilitas yang Bersangkutan
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
22
Transaksi-transaksi tersebut diperlakukan sama dengan transaksi pihak ketiga, kecuali diungkapkan lain.
Piutang kepada PT Naga Mas Sakti Perkasa (NMSP) merupakan beban antar perusahaan pada saat NMSP masih menjadi
Entitas Anak. Piutang ini dijamin dengan tanah yang dimiliki oleh NMSP.
Sebagai bagian dalam upaya akuisisi anak perusahaan, PT Bumiraya Investindo (BI), Entitas Anak, menerbitkan obligasi wajib
konversi kepada Perusahaan. Sumber dana yang diperoleh BI untuk mengakuisisi anak perusahaan diperoleh dari
penerbitan obligasi wajib konversi pada tanggal 15 Desember 2010 kepada Perusahaan sebesar Rp 145 miliar dengan jangka
waktu 3 (tiga) tahun, tanpa bunga dan tidak ada jaminan. Obligasi ini akan dikonversi dengan saham BI pada saat jatuh tempo
tanggal 15 Desember 2013. Saldo investasi pada obligasi wajib konversi di pembukuan BI dan kewajiban obligasi wajib konversi
di pembukuan Perusahaan untuk tujuan penyusunan laporan keuangan konsolidasian ini telah dieliminasi sesuai dengan
prinsip-prinsip konsolidasian.
Rincian sifat hubungan istimewa dan jenis transaksi dengan pihak hubungan istimewa :
7. Persediaan
Persediaan PT Tiga Pilar Sejahtera dan PT Poly Meditra Indonesia, seluruhnya Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Persediaan PT Bumiraya Investindo, Entitas Anak,dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Persediaan PT Dunia Pangan, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank International Indonesia Tbk. Persediaan PT Jatisari Srirejeki, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Nama Perusahaan Sifat Hubungan Istimewa Sifat Transaksi
PT. Dinamika Energitama
Nusantara
Dibawah Pengendalian yang sama Hutang Usaha
PT. Tiga Pilar Corpora Pemegang Saham Beban Royaly dan Manajemen Fee
PT. Naga Mas Sakti Perkasa Dibawah Pengendalian yang sama Beban antar perusahaan yang tidak dikenakan bunga
PT. Tugu Palma Sejahtera Dibawah Pengendalian yang sama Pinjaman Tanpa Bunga
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Bahan Baku 401,734,413,308 236,987,227,148
Bahan Pembantu 82,361,014,284 51,845,436,095
Barang Jadi 28,920,660,738 17,379,584,063
Suku Cadang dan Bahan Bakar 16,133,158,080 13,608,518,475
Lain-lain 22,800,575,672 12,327,788,222
Sub Jumlah 551,949,822,082 332,148,554,003
Dikurangi : Penurunan Nilai (250,297,990) (250,297,990)
Jumlah Persediaan - Bersih 551,699,524,092 331,898,256,013
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
23
Persediaan PT Indo Beras Unggul, Entitas Anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT Rabobank International Indonesia. Pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, gempa bumi dan risiko lainnya pada PT Asuransi Central Asia, PT Marsh Indonesia dan PT Asuransi Takaful Umum dengan jumlah pertanggungan masing-masing sebesar Rp 344,356 Miliar. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai persediaan cukup untuk menutup kemungkinan yang timbul akibat penurunan nilai persediaan. 8. Perpajakan
a. Pajak dibayar dimuka
b. Hutang Pajak
30 Juni 31 Desember
2012 2011
Rp Rp
Perusahaan
Pajak Penghasilan
Pasal 23 390,252,891 --
Pasal 28.a 629,833,583 629,833,583
Pajak Pertambahan Nilai 188,552,068 --
Sub Jumlah 1,208,638,542 629,833,583
Entitas Anak
Pajak Penghasilan
Pasal 22 307,970,920 --
Pasal 25 698,179,191 --
Pajak Pertambahan Nilai 2,978,637,235 2,441,960,128
Sub Jumlah 3,991,942,222 2,441,960,128
Jumlah Pajak Dibayar Dimuka 5,200,580,763 3,071,793,711
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Perusahaan
Pajak Penghasilan
Pasal 25 134,095,471 134,095,471
Pasal 23 -- 98,778,549
Pasal 21 43,920,391 57,370,094
Pajak Pertambahan Nilai -- 9,025,327
Sub Jumlah 178,015,862 299,269,441
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
24
9. Uang Muka
Akun ini merupakan uang muka pembelian PT Tiga Pilar Sejahtera, PT Poly Meditra Indonesia, PT Dunia Pangan, PT Jatisari
Srirejeki dan PT Bumiraya Investindo, seluruhnya Entitas Anak, kepada pemasok atas pembelian tepung terigu, beras, bibit
Tanaman dan bahan pembantu lainnya.
10. Aset Tak berwujud
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Entitas Anak
Pajak Penghasilan
Pasal 29 50,817,935,594 43,184,724,380
Pasal 23 1,516,609,377 2,518,033,488
Pasal 25 1,357,183,924 1,302,980,809
Pasal 21 79,229,657 155,070,783
Pajak Pertambahan Nilai 16,614,379,502 --
Hutang Pajak Lain-lain 63,237,044 --
Sub Jumlah 70,448,575,100 47,160,809,460
Jumlah Hutang Pajak 70,626,590,962 47,460,078,901
30 Juni 2012Saldo Awal Penambahan Saldo Akhir(Unaudited)
Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Goodwill 73,111,078,629 -- 73,111,078,629
Piranti Lunak 3,991,913,710 1,447,132,081 5,439,045,791
Merk Dagang 209,488,525,000 13,950,000 209,502,475,000
Jumlah Harga Perolehan 286,591,517,339 1,461,082,081 288,052,599,420
Akumulasi Amortisasi
Piranti Lunak 997,978,428 498,989,214 1,496,967,642
Merk Dagang 563,488,254 845,523,003 1,409,011,257
Jumlah Akumulasi Amortisasi 1,561,466,682 1,344,512,217 2,905,978,899
Nilai Tercatat 285,030,050,657 285,146,620,521
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
25
Merek dagang terdiri dari merek-merek dagang atas produk yang diproduksi oleh PT Indo Beras Unggul dan PT Putera Taro
Paloma, yang timbul sehubungan dengan akuisisi aset tetap dan merek dagang dari PT Alam Makmur Sembada dan PT
Unilever Indonesia. Merek-merek dagang tersebut diantaranya adalah Taro dan Ayam Jago.
Goodwill merupakan selisih antara biaya akusisi PT Jatisari Srirejeki dengan nilai wajar aset bersih yang diperoleh.
Tidak terdapat indikasi penurunan nilai terhadap unit penghasil kas atau kelompok unit penghasil kas dari entitas yang
menimbulkan Goodwill tersebut.
11. Aset Tetap
31 Desember 2011Saldo Awal Penambahan Saldo Akhir(Unaudited)
Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Goodwill 73,111,078,629 -- 73,111,078,629
Piranti Lunak 3,991,913,710 -- 3,991,913,710
Merk Dagang -- 209,488,525,000 209,488,525,000
Jumlah Harga Perolehan 77,102,992,339 209,488,525,000 286,591,517,339
Akumulasi Amortisasi
Piranti Lunak -- 997,978,428 997,978,428
Merk Dagang -- 563,488,254 563,488,254
Jumlah Akumulasi Amortisasi - 1,561,466,682 1,561,466,682
Nilai Tercatat 77,102,992,339 285,030,050,657
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah 264,629,018,022 -- -- -- 264,629,018,022
Bangunan 179,376,714,418 303,624,000 -- 190,500,000 179,870,838,418
Infrastruktur 10,446,142,193 -- -- -- 10,446,142,193
Mesin 663,968,270,161 2,893,202,905 -- 1,381,786,341 668,243,259,407
Peralatan Pabrik 9,614,970,746 88,096,750 101,087,500 5,907,550 9,607,887,546
Perabot dan Peralatan 10,763,197,958 803,158,701 -- -- 11,566,356,660
Kendaraan 18,804,476,933 2,023,011,216 -- -- 20,827,488,149
Jumlah 1,157,602,790,431 6,111,093,572 101,087,500 1,578,193,891 1,165,190,990,395
Sewa Pembiayaan
Mesin 2,190,358,679 11,111,128,181 -- -- 13,301,486,860
Kendaraan 583,200,000 1,110,475,000 -- 714,557,362 2,408,232,362
Aset dalam Penyelesaian
Bangunan 98,914,197,001 2,006,065,249 43,038,000 (1,592,069,875) 99,285,154,375
Mesin 43,707,652,716 11,462,876,090 -- (1,460,127,446) 53,710,401,360
Jumlah Harga Perolehan 1,302,998,198,827 31,801,638,093 144,125,500 (759,446,068) 1,333,896,265,352
30 Juni 2012
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
26
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Akumulasi Depresiasi (73)
Kepemilikan Langsung
Bangunan 52,798,839,487 4,595,903,694 -- -- 57,394,743,181
Infrastruktur 4,245,453,824 372,891,721 -- -- 4,618,345,545
Mesin 287,048,438,616 27,027,754,934 -- -- 314,076,193,550
Peralatan Pabrik 3,470,575,661 426,945,440 -- -- 3,897,521,101
Perabot dan Peralatan 4,923,696,495 819,623,326 -- -- 5,743,319,821
Kendaraan 12,601,969,895 233,914,996 -- -- 12,835,884,891
Jumlah 365,088,973,979 33,477,034,111 -- -- 398,566,008,089
Sewa Pembiayaan
Mesin 1,656,044,551 267,355,295 -- -- 1,923,399,846
Kendaraan 2,584,991,506 861,397,908 -- -- 3,446,389,414
Jumlah Akumulasi Depresiasi 369,330,010,036 34,605,787,314 -- -- 403,935,797,349
Nilai Tercatat 933,668,188,791 (74) 929,960,468,002
30 Juni 2012
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga Perolehan
Kepemilikan Langsung
Tanah 139,222,405,500 125,406,612,522 -- -- 264,629,018,022
Bangunan 133,505,305,280 45,535,862,888 -- 335,546,250 179,376,714,418
Infrastruktur 10,238,167,193 210,450,000 -- (2,475,000) 10,446,142,193
Mesin 494,187,404,938 147,272,542,632 -- 22,508,322,590 663,968,270,161
Peralatan Pabrik 9,327,243,971 23,138,500 -- 264,588,275 9,614,970,746
Perabot dan Peralatan 9,936,717,946 372,155,565 -- 454,324,447 10,763,197,958
Kendaraan 20,024,710,448 352,303,745 -- (1,572,537,260) 18,804,476,933
Jumlah 816,441,955,276 319,173,065,853 -- 21,987,769,302 1,157,602,790,431
Sewa Pembiayaan
Mesin 43,902,066,287 1,558,978,604 -- (43,270,686,133) 2,190,358,758
Kendaraan 3,486,618,639 583,200,000 -- (3,486,618,639) 583,200,000
Aset dalam Penyelesaian
Bangunan 31,632,643,891 27,924,667,467 -- 39,356,885,644 98,914,197,001
Mesin 34,823,088,917 23,471,913,973 -- (14,587,350,174) 43,707,652,716
Jumlah Harga Perolehan 930,286,373,010 372,711,825,896 -- -- 1,302,998,198,906
31 Desember 2011
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
27
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut :
Berdasarkan Perjanjian Memorandum antara PT Indo Beras Unggul (IBU), anak perusahaan dan PT Alam Makmur Semesta
(AMS) tanggal 3 Mei 2011, IBU telah mengakuisisi tanah, bangunan dan mesin penggilingan beras dengan nilai sejumlah Rp
137,2 miliar.
Pada tahun 2011, penambahan aset tetap termasuk pembelian aset termasuk tanah, bangunan dan mesin-mesin dari PT
Alam Makmur Sembada dan PT Unilever Indonesia.
Sebagian tanah sedang dalam proses balik nama menjadi nama Perusahaan dan entitas anak.
Jenis kepemilikan hak atas tanah Perusahaan dan entitas anak seluruhnya berupa Hak Guna Bangunan (”HGB”). Hak atas
tanah tersebut akan berakhir pada berbagai tanggal antara tahun 2013 sampai tahun 2037.
Saldo aktiva dalam penyelesaian terutama berasal dari proyek pembangunan pembangkit tenaga listrik PT Patra Power Niaga
(PPN), entitas anak dalam tahap pengembangan, yang terletak di Sragen - Jawa Tengah, dan pembangunan pabrik minyak
sawit yang dimiliki oleh BRI entitas anak.
Mesin dan bangunan yang tidak digunakan dalam produksi dengan nilai tercatat sebesar Rp 9.216.155.903 disajikan dalam
akun “Aset Tetap yang Tidak Digunakan” pada aset tidak lancar.
30 Juni 31 Desember
2012 2011
Rp Rp
Beban Pokok Penjualan 31,819,749,207 50,836,404,172
Beban Umum dan Administrasi 2,341,587,837 6,198,320,133
Beban Penjualan 444,450,270 2,051,782,958
34,605,787,314 59,086,507,263
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Kepemilikan Langsung
Bangunan 45,465,795,766 7,333,043,721 -- -- 52,798,839,487
Infrastruktur 3,577,401,612 668,052,212 -- -- 4,245,453,824
Mesin 239,355,055,022 44,302,158,775 -- 3,391,224,820 287,048,438,616
Peralatan Pabrik 2,959,811,114 510,764,547 -- -- 3,470,575,661
Perabot dan Peralatan 4,245,068,918 678,627,577 -- -- 4,923,696,495
Kendaraan 11,901,389,965 773,179,742 -- (72,599,812) 12,601,969,895
Jumlah 307,504,522,397 54,265,826,574 -- 3,318,625,008 365,088,973,979
Sewa Pembiayaan
Mesin 1,567,089,178 3,407,580,381 -- (3,318,625,008) 1,656,044,551
Kendaraan 1,171,891,198 1,413,100,308 -- -- 2,584,991,506
Jumlah Akumulasi Depresiasi 310,243,502,773 59,086,507,263 -- (3,318,625,008) 369,330,010,036
Nilai Tercatat 620,042,870,237 933,668,188,870
31 Desember 2011
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
28
Manajemen berpendapat tidak ada indikasi atas perubahan-perubahan kondisi yang mengakibatkan penurunan nilai aset tetap
pada 30 Juni 2012.
12. Tanaman Perkebunan
Berdasarkan perjanjian No.001/SPK-KOPBUN/SS/PT-BRI/I/2010 tanggal 7 Januari 2010 antara PT. Bumiraya Investindo (BRI),
entitas anak, dengan Koperasi Perkebunan Sipatuo Sejahtera (program petani plasma), telah disepakati bahwa kedua belah
pihak mengadakan kerjasama proyek pembagunan kebun plasma seluas 3.000 hektar.
Sehubungan dengan perjanjian ini, BRI mengalihkan lahan-lahan seluas 3.000 hektar kepada petani plasma (anggota Koperasi
Perkebunan Sipatuo Sejahtera).
Manajemen berpendapat bahwa tidak perlu dibentuk penyisihan penurunan nilai piutang karena seluruh piutang dapat
ditagih.
Rincian mutasi Tanaman perkebunan adalah sebagai berikut :
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan
Kelapa Sawit 385,673,890,833 39,748,615,227 -- -- 425,422,506,060
-
Akumulasi Penyusutan
Kelapa Sawit 12,057,935,613 2,356,301,047 -- -- 14,414,236,660
Nilai Tercatat 373,615,955,220 411,008,269,400 -
30 Juni 2012
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Rp Rp Rp Rp Rp
Biaya Perolehan
Kelapa Sawit 331,194,295,404 54,479,595,429 -- -- 385,673,890,833
Akumulasi Penyusutan
Kelapa Sawit 7,179,733,269 4,878,202,344 -- -- 12,057,935,613
Nilai Tercatat 324,014,562,135 373,615,955,220
31 Desember 2011
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
29
Rincian tanaman berdasarkan luas area adalah sebagai berikut:
Tanaman perkebunan milik PT Bumiraya Investindo, entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari PT
Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Tanah perkebunan milik PT Charindo Palma Oetama dan PT Airlangga Sawit Jaya, keduanya entitas anak, dijadikan jaminan
atas pinjaman yang diperoleh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Tanaman Perkebunan Menghasilkan PT Mitra Jaya Agro Palm, entitas anak, telah diasuransikan terhadap risiko
kehilangan, kebakaran dan kerusakan pada PT Asuransi Central Asia dengan nilai pertanggungan sebesar Rp
110.000.000.000.
30 Juni 31 Desember
2012 2011
Rp Rp
Tanaman Perkebunan Menghasilkan
Saldo Awal 94,252,041,897 93,342,196,091
Pengalihan untukProgram Plasma -- --
Reklasifikasi dari Tanaman Perkebunan
Belum Menghasilkan -- 909,845,806
94,252,041,897 94,252,041,897
Akululasi Penyusutan (14,414,236,660) (12,057,935,613)
Saldo Akhir 79,837,805,237 82,194,106,284
Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan
Saldo Awal 291,421,848,938 237,852,099,315
Kapitalisasi Biaya 39,748,615,225 54,479,595,429
Pengalihan untukProgram Plasma -- --
Reklasifikasi Ke Tanaman Perkebunan
Menghasilkan -- (909,845,806)
Saldo Akhir 331,170,464,163 291,421,848,938
Jumlah Tanaman Perkebunan 411,008,269,400 373,615,955,222
30 Juni 31 Desember2012 2011
(Unaudited)
Hektar Hektar
Tanaman Perkebunan Menghasilkan 4,150 3,218
Tanaman Perkebunan Belum Menghasilkan 5,830 5,581
Total Land Area 9,980 8,799
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
30
13. Biaya atas Hak Tanah Ditangguhkan – Bersih
PT Bumiraya Investindo (BI), Entitas Anak, telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan No. 68 – 70,
seluruhnya terdaftar atas nama BI, seluas kurang lebih 2.803 hektar dan berlokasi di Kotabaru – Kalimantan Selatan.
Masing-masing SHGU akan berlaku sampai tahun 2035 – 2044.
PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), Entitas Anak, telah memperoleh SHGU No. 11- 16, seluruhnya terdaftar atas nama ASJ, seluas
kurang lebih 4.037 hektar dan berlokasi di Desa Jambu Tembawang, Engkadik Pade, Dange Aji, Temoyok, Serimbu.
Masing- masing SHGU akan berlaku sampai tahun 17 Nopember 2045.
PT Charindo Palma Oetama (CPO), entitas anak, telah memperoleh Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 17-22 atas
nama CPO seluas 3.622 hektar dan berlokasi di Kecamatan Air Besar yang terbagi di Desa Sepangah, Semuntik,
Sekendal, Temoyok, Nyanum, Semedang. Masing-masing SHGU tersebut akan berakhir pada tanggal 17 November 2045.
Sertifikat tanah Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30 dan No. 68-70 milik BRI, entitas anak, dijadikan jaminan pinjaman
yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) dan sertifikat tanah SHGU No. 30 dan No. 17 – 22 milik CPO dan SHGU No.
11 – 16 milik ASJ, keduanya entitas anak, dijadikan jaminan atas pinjaman bank jangka panjang Perusahaan dari
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Manajemen berpendapat tidak akan ada hambatan dalam memperbaharui sertifikat pada saat habis masa berlakunya.
PT Muarobungo Plantation, PT Mitra Jaya Agro Palm dan PT Tugu Palma Sumatera, semua entitas anak, sedang dalam proses
untuk mendapatkan Sertifikat Hak Guna Usaha atas lahan perkebunan sawit.
14. Uang Muka Jangka Panjang
Uang muka pembangunan pabrik merupakan uang muka dalam rangka pembangunan pabrik pengolahan minyak kelapa
sawit milik PT Bumiraya Investindo, entitas anak dan pabrik penggilingan beras milik PT Dunia Pangan, entitas anak.
30 Juni 31 Desember2012 2011
Rp Rp
Biaya Hak atas Tanah ditangguhkan 166,552,635,968 156,207,605,368
Dikurangi : Akumulasi Amortisasi (3,884,658,644) (2,729,272,813)
Biaya Hak atas Tanah ditangguhkan Bersih 162,667,977,324 153,478,332,555
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Pembelian Mesin 19,000,000,000 19,000,000,000
Pembangunan Pabrik 26,298,339,794 30,000,000,000
Lain-lain 9,202,182,690 5,105,688,233
Jumlah Uang Muka Jangka Panjang 54,500,522,484 54,105,688,233
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
31
15. Hutang Bank dan Lembaga Keuangan Jangka Pendek
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. KP-CRO/CBC-JPM/111/PK-KMK/2009 No. 15 tanggal 6 Nopember
2009, Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Fixed loan Nomor KP-CRO/CBC-JPM/112/PK-KMK/2009 No. 16 tanggal 6
Nopember 2009, Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Non Cash Loan Dengan Trust Receipt No. KP-CRO/CBC-
JPM/003/PNCL/2009 No. 17 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Pemberian Fasilitas Bank Garansi Nomor KP-
CRO/CBC-JPM/002/PGB/2009 No. 18 tanggal 6 Nopember 2009, Akta Perjanjian Jasa Pelayanan Transaksi Treasury
Nomor KP-CRO/CBC-JPM/003/PFL/2009 No. 19 tanggal 6 Nopember 2009, seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati,
S.H., Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), Entitas Anak, memperoleh fasilitas perbankan dari Bank Mandiri
sebagai berikut:
� Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving
� Fasilitas Kredit Modal Kerja Fixed Loan
� Fasilitas Pinjaman Non Kas, yang terdiri dari:
- Letter of Credit / SKBDN dan Trust Receipt
- Bank Garansi
� Fasilitas Treasury Line
� Fasilitas Bills Purchasing Line
Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dan Kredit Modal Kerja Fixed Loan digunakan oleh TPS untuk menambah
modal kerja dan mengambil alih seluruh fasilitas pinjaman yang diberikan kepada TPS dari bank lain.
Fasilitas Kredit Modal Kerja Revolving dan Kredit Modal Kerja Fixed Loan masing-masing memiliki pagu kredit
sebesar Rp 120 miliar dan Rp 80 miliar, dengan periode fasilitas 1 (satu) tahun dan dikenakan tingkat bunga
masing-masing sebesar 10,5% per tahun pada 30 Juni 2012 dan 11,5% per tahun pada 31 Desember 2011.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 saldo terutang atas fasilitas Modal Lerja Revolving Loan masing-masing
sebesar Rp 120 miliar.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 saldo terutang atas fasilitas Modal Lerja Fixed Loan masing-masing
sebesar 80 miliar.
Fasilitas Pinjaman Non Kas – Letter of Credit (L/C)/ SKBDN dan Trust Receipt digunakan TPS untuk penerbitan
L/C/ SKBDN atas pembelian bahan baku, bahan penolong dan suku cadang yang dibutuhkan dalam proses produksi
TPS, memiliki pagu kredit sebesar Rp 163 miliar dengan periode pembayaran 180 hari dan tidak dikenakan bunga.
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 294,180,219,343 310,430,717,625
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 50,000,000,000 50,000,000,000
PT Bank Internasional Indonesia Tbk 68,587,540,000 22,924,400,000
PT Rabobank International Indonesia 29,469,472,583 --
PT Bank Muamalat Indonesia -- 10,000,000,000
PT Bank UOB Indonesia 160,000,000,000 160,000,000,000
Jumlah Hutang Bank - Jangka Pendek 602,237,231,926 553,355,117,625
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
32
Fasilitas Pinjaman Non Kas – Bank Garansi dan jaminan pelaksanaan digunakan TPS untuk mengikuti tender dengan
pagu kredit sebesar Rp 7 miliar dengan periode pembayaran sesuai kontrak.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, seluruh saldo terhutang atas fasilitas Pinjaman Non Kas-Letter of
Credit/ SKBDN, Trust Receipt dan Bank Garansi masing-masing sebesar Rp 74,2 miliar dan Rp 79,3 miliar.
Fasilitas Treasury Line digunakan oleh TPS untuk melakukan pembelian di masa mendatang (forward buy) dengan
periode maksimal pembelian 6 (enam) bulan, memiliki pagu kredit USD 800,000, berperiode 1 (satu) tahun dan
tidak dikenakan bunga. Tidak ada saldo terhutang dari fasilitas pinjaman ini pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember
2011.
Fasilitas Bill Purchasing Line digunakan oleh TPS untuk mendapatkan pembayaran lebih awal atas penjualan ekspor,
memiliki pagu kredit USD 300,000, berperiode 1 (satu) tahun dan tidak dikenakan bunga. Tidak ada saldo
terhutang dari fasilitas pinjaman ini pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.
Seluruh fasilitas pinjaman jangka pendek diatas telah diperpanjang sampai dengan 5 Nopember 2012 melalui
perjanjian addendum II tanggal 4 Nopember 2011.
Sebagai tambahan dari fasilitas perbankan di atas, TPS juga memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank
Mandiri dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Panjang pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
� Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 1-4, No. 6-13, No. 19, No. 22, No. 27-28, No. 30-32, No.
36-38, seluruhnya terdaftar atas nama TPS, dan tanah dalam proses sertifikasi, seluruhnya berlokasi di Sragen –
Jawa Tengah,
� Seluruh bangunan pabrik dan infrastruktur yang melekat pada tanah tersebut,
� Seluruh mesin dan peralatan pendukungnya.
� Tanah dengan Sertifikat Hak Milik (SHM) No. 415 dan 450, seluruhnya terdaftar atas nama Priyo Hadi Sutanto,
Komisaris Utama, Tanah dengan SHGB No. 7, terdaftar atas nama PT Naga Mas Sakti Perkasa, pihak berelasi,
Persediaan dan piutang usaha TPS senilai minimum 120% dari saldo terhutang fasilitas Modal Kerja
Revolving,
� Corporate Guarantee dari Perusahaan, dan
� Jaminan Pribadi dari Stefanus Joko Mogoginta, Direktur Utama.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor KP-CR0/CBC-JPM/113/PK-KMK/2009 No. 25 tanggal 6
Nopember 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, Notaris di Jakarta, PT Poly Meditra Indonesia (PMI), entitas
anak, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari Bank Mandiri yang digunakan untuk menambah modal kerja PMI
Fasilitas Kredit Modal Kerja memiliki pagu kredit sebesar Rp 20 miliar dan telah diperpanjang melalui Addendum
Perjanjian II No. KP-CRO/CBC/JPM/113/PK-KMK/2009 sampai dengan 5 Nopember 2012.
Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 saldo terhutang atas fasilitas Kredit Modal Kerja masing-masing
sebesar Rp 20 miliar dan dikenakan bunga masing-masing sebesar 10,5% per tahun pada 30 Juni 2012 dan 11% per
tahun pada 31 Desember 2011.
Sebagai tambahan dari Fasilitas Kredit Modal Kerja tersebut di atas, PMI juga memperoleh Fasilitas Kredit
Investasi dari Bank Mandiri dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Panjang pada laporan posisi keuangan
konsolidasian.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
33
Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah sebagai berikut:
� Tanah dengan SHGB No. 2001 dan No. 2002, seluruhnya terdaftar atas nama PMI, berlokasi di Karanganyar-
Jawa Tengah,
� Bangunan pabrik dan infrastruktur yang melekat di atas tanah tersebut,
� Persediaan dan piutang usaha sebesar minimal 120% dari saldo terhutang atas fasilitas Kredit Modal Kerja
b. PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No. S.2010.033/DIRCORP BANKING tanggal 22 Oktober 2010, PT
Dunia Pangan (DP), entitas anak, memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja yang digunakan untuk pembelian beras dari
pemasok.
Periode fasilitas ini adalah 1 (satu) tahun mulai dari 25 Oktober 2010 untuk 25 Oktober 2011. Selain itu, berdasarkan
Amandemen Perjanjian Kredit No 430/PrbPK/COD-Thamrin/2011 tanggal 10 Oktober 2011, pinjaman periode fasilitas
diperpanjang mulai dari 25 Oktober 2011 untuk 25 Oktober 2012. Fasilitas ini dikenakan tahunan bunga masing-masing
sebesar 10,5% per tahun pada 30 Juni 2012 dan 12% per tahun pada 31 Desember 2011.
Jaminan atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
� Piutang usaha dan persediaan,
� Corporate Guarantee dari Perusahaan.
c. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
Berdasarkan amandemen atas perjanjian Kredit No. BS.0079/SYR/08/2010, yang telah dilegalisasi oleh akta No. 9 tanggal
3 September 2010 oleh Yualita Widyadhari,H., Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan
Musyarakah sebesar Rp 50 miliar untuk mendukung kontrak penjualan ekspor, jangka waktu 12 bulan sejak 27 Agustus
2010.
Pinjaman ini telah diperpanjang dan dilakukan amandemen dengan Perubahan Perjanjian Modal Kerja Berdasarkan
Musyarakah No 094/AADPK/08/2011 tanggal 26 Agustus 2011, yang memperpanjang periode dari 3 September 2011
sampai 3 September 2012 dengan tingkat bunga 10% per tahun.
Jaminan atas fasilitas perbankan tersebut di atas adalah piutang usaha perusahaan anak, sebesar Rp 100 miliar.
Sebagai tambahan dari Fasilitas Kredit Modal Kerja tersebut di atas, Perusahaan juga memperoleh Fasilitas Kredit
Investasi dari LPEI dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Panjang pada laporan posisi keuangan konsolidasian.
d. PT Bank UOB Indonesia (UOB)
Berdasarkan Perjanjian Kredit No 11/PMK/RK/0339 tanggal 21 Desember 2011 yang sudah diperpanjang dengan surat
perubahan perjanjian tanggal 24 Mei 2012 dimana Perusahaan memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari UOB dengan
pagu Rp 160 miliar. Jangka waktu pinjaman sampai dengan 30 Juli 2012 dan dikenakan bunga 5%+1% per tahun.
Jaminan pinjaman berupa gadai deposito berjangka yang ditempatkan di UOB sebesar Rp 160 miliar.
e. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Modal Kerja No.R.II.367-KCK/PBI/ADK/12/2005 No.16 tanggal 15 Desember 2005
yang dibuat di hadapan Yatty Srijati Suhadiwiraatmaja, S.H., M.M, M.H, Notaris di Jakarta, PT Jatisari Srirejeki (JS),
entitas anak, memperoleh fasilitas pinjaman berupa Kredit Modal Kerja, tidak ada saldo terutang dari fasilitas ini pada 30
Juni 2012 dan 31 Desember 2011.
f. PT Rabobank International Indonesia (Rabobank)
Berdasarkan Perjanjian Fasilitas No. LA/CA/1830/2011 tanggal 22 Agustus 2011, PT Indo Beras Unggul (IBU), entitas
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
34
anak, memperoleh fasilitas Warehouse Financing.
Periode fasilitas ini adalah mulai dari 22 Agustus 2011 sampai dengan 30 September 2012. Fasilitas ini dikenakan tahunan
bunga sebesar 9,6% per tahun.
Jaminan atas fasilitas ini adalah sebagai berikut:
� Persediaan,
� Corporate Guarantee dari Perusahaan dan PT Dunia Pangan, entitas anak.
16. Hutang Usaha
Rincian Hutang usaha dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut : Rincian Hutang usaha berdasarkan mata uang asing adalah sebagai berikut :
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Pihak Berelasi (Lihat Catatan 6) 10,545,191,890 8,601,206,921
Pihak Ketiga :
PT Solindo Garpika -- 2,840,638,455
UD Berkat Abadi 1,247,181,120 --
Ridda Manna Sejati -- 4,237,711,149
Lain-Lain (Masing-masing dibawah Rp. 2 M) 39,979,203,769 14,436,907,568
Jumlah Hutang Usaha 51,778,861,595 30,116,464,093
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Sampai dengan 1 bulan 19,036,242,086 18,988,294,747
> 1 bulan - 3 bulan 29,195,660,146 4,519,726,967
> 3 bulan - 6 bulan 536,409,924 2,834,586,112
> 6 bulan - 12 bulan 182,415,789 145,571,234
> 12 bulan 2,828,133,650 3,628,285,033
Jumlah Hutang Usaha 51,778,861,595 30,116,464,093
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Rupiah 51,647,231,993 27,704,226,471
US Dollar 125,439,915 2,412,237,622
Singapore Dollar 6,189,687 --Euro -- --Jumlah Hutang Usaha 51,778,861,595 30,116,464,093
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
35
17. Beban Masih Harus dibayar
Bunga atas pinjaman bank direstrukturisasi merupakan bunga pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang
diperoleh PT Jatisari Srirejeki, Entitas Anak.
18. Hutang Sewa Pembiayaan
PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), PT Poly Meditra Indonesia (PMI), PT Patra Power Niaga (PPN), PT Mitra Jaya Agro Palm
(MJAP), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Airlangga Sawit Jaya (ASJ), PT Bumiraya
Investindo, PT Putra Taro Paloma, seluruhnya entitas anak, memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan untuk
pengadaan mesin pabrik dan kendaraan operasional dari beberapa perusahaan pembiayaan sebagai berikut:
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
Bunga
Pinjaman Bank Direstrukturisasi 9,562,110,717 10,850,543,157
Bunga Pinjaman Bank 5,817,560,115 4,254,673,087
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 5,586,555,805 8,426,892,603
Lain-lain (Masing-masing dibawah 1 Miliar) 6,664,149,893 4,043,599,272
Jumlah Beban yang harus dibayar 27,630,376,530 27,575,708,119
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
PT BCA Finance 1,021,568,727 1,742,605,335
PT ORIX Indonesia Finance 13,803,860,948 --
Lain-lain (Masing-masing dibawah 1,5 Miliar) 2,349,500,256 3,323,749,528
Jumlah Hutang Sewa Pembiayaan 17,174,929,931 5,066,354,863
30 Juni 31 Desember
2012 2011(Unaudited)
Rp Rp
2012 4,503,793,017 2,501,544,248
2013 - 2015 13,200,668,942 1,375,088,570
Total 17,704,461,959 3,876,632,818
Dikurangi: Bagian Bunga (529,532,028) --
Hutang Sewa Pembiayaan - Bersih 17,174,929,931 5,066,354,863
Hutang Sewa Pembiayaan - Jatuh Tempo
Dalam Satu Tahun 4,887,103,252 2,798,799,653
Hutang Sewa Pembiayaan - Setelah
Dikurangi Jatuh tempo dalam Satu Tahun 12,287,826,679 2,267,555,210
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
36
a. PT BCA Finance (BCA) TPS, entitas anak, memperoleh beberapa fasilitas sewa pembiayaan dari BCA sejak tahun 2007 sampai 2009 untuk
pembelian kendaraan bermotor yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional TPS.
PT Putra Taro Paloma, entitas anak, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari BCA pada Maret 2012 untuk pembelian
kendaraan bermotor yang digunakan untuk mendukung kegiatan operasional.
Fasilitas sewa pembiayaan memiliki masa pembayaran berkisar antara tahun 2012 – 2015 dan dikenakan bunga efektif
sebesar 9.85% – 17,20% per tahun.
b. PT Orix Indonesia Finance (ORIX)
PT Mitra Jaya Agro Palm (MJAP), PT Charindo Palma Oetama (CPO), PT Muarobungo Plantation (MBP), PT Airlangga
Sawit Jaya (ASJ), PT Bumiraya Investindo, entitas anak, memperoleh fasilitas sewa pembiayaan dari ORIX di tahun
2012 untuk pembelian alat berat yang digunakan untuk mendukung kegiatan perkebunan.
Fasilitas sewa pembiayaan memiliki masa pembayaran berkisar antara tahun 2012 – 2015 dan dikenakan bunga efektif
sebesar 7% per tahun.
19. Hutang Bank Jangka Panjang
30 Juni 31 Desember
2012 2011
Rp Rp
Rupiah
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 366,441,409,966 384,888,903,007
b. PT Bank UOB Buana 189,473,684,211 200,000,000,000
c. PT Bank Muamalat Indonesia 106,657,281,575 134,495,950,740
d. PT Rabobank International Indonesia 165,526,315,790 185,000,000,000
e. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 84,984,414,221 93,000,000,000
f. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 33,476,644,063 45,705,996,072
Jumlah Hutang Bank Jangka Panjang 946,559,749,826 1,043,090,849,819
Dikurangi : Jatuh Tempo dalam Satu Tahun
Rupiah
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 69,150,000,000 54,000,000,000
b. PT Bank UOB Buana 42,105,263,158 31,578,947,368
c. PT Bank Muamalat Indonesia 60,999,606,243 58,104,971,914
d. PT Rabobank International Indonesia 38,947,368,420 38,946,796,295
e. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 24,876,470,339 20,454,024,712
f. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 15,000,000,000 15,000,000,000
Jumlah Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 251,078,708,160 218,084,740,289
Hutang Bank Jangka Panjang - Setelah
Dikurangi Jatuh Tempo dalam Satu Tahun 695,481,041,666 825,006,109,530
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
37
a. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri)
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/014/PK-KI/2009 No. 14 tanggal 6 Nopember
2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), Entitas Anak,
memperoleh fasilitas Kredit Investasi yang digunakan oleh TPS untuk pembiayaan kembali kompleks pabrik TPS yang
berlokasi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa Tengah dan mengambil alih seluruh fasilitas pinjaman
yang diberikan kepada TPS dari bank lain.
Fasilitas Kredit Investasi memiliki pagu kredit sebesar Rp 280 miliar dengan periode pinjaman 6 (enam) tahun 3 (tiga)
bulan.
Pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo terhutang atas fasilitas ini adalah sebesar Rp 218 miliar dan Rp
238 miliar dan dikenakan bunga sebesar masing-masing 10,5% per tahun pada 30 Juni 2012 dan 11% per tahun
pada 31 Desember 2012.
Sebagai tambahan dari fasilitas Kredit Investasi, TPS juga memperoleh fasilitas perbankan lain dan disajikan sebagai
Hutang Bank Jangka Pendek pada neraca konsolidasian. Jaminan atas fasilitas Kredit Investasi yang diperoleh TPS
dari Bank Mandiri sama dengan jaminan atas fasilitas perbankan lain yang diberikan Bank Mandiri kepada TPS.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/015/PK-KI/2009 No. 24 tanggal 6
Nopember 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, Notaris di Jakarta, PT Poly Meditra Indonesia (PMI), entitas
anak, memperoleh fasilitas Kredit Investasi dari Bank Mandiri yang digunakan oleh PMI untuk pembiayaan kembali
aset tersedia dan aset dalam penyelesaian.
Fasilitas Kredit Investasi memiliki pagu kredit sebesar Rp 100 miliar, periode pembayaran selama 6 (enam)
tahun 3 (tiga) bulan.
Pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, saldo terhutang atas fasilitas Kredit Investasi milik PMI sebesar Rp 69.5
miliar dan Rp 76,5 miliar, dikenakan bunga sebesar masing-masing 10,5% per tahun pada 30 Juni 2012 dan 11% per
tahun pada 31 Desember 2012.
Sebagai tambahan dari fasilitas Kredit Investasi, PMI juga memperoleh fasilitas Kredit Modal Kerja dari Bank Mandiri
dan disajikan sebagai Hutang Bank Jangka Pendek pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Jaminan atas
fasilitas Kredit Investasi yang diperoleh PMI dari Bank Mandiri sama dengan jaminan atas fasilitas Kredit Modal Kerja
yang diberikan Bank Mandiri kepada PMI.
Selama periode fasilitas perbankan berlaku, PMI tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari bank lain dengan tujuan penggunaan yang sama dengan
fasilitas kredit dari Bank Mandiri;
• Membuat perjanjian hutang, hak tanggungan, kewajiban lain atau menjaminkan, dalam bentuk apapun, atas
aset PMI, termasuk hak atas tagihan kepada pihak lain, baik yang sudah ada ataupun yang akan ada di
kemudian hari;
• Mengadakan merger, akuisisi, atau menjual aset yang dijadikan jaminan, mengadakan atau mengubah
struktur permodalan PMI, susunan direksi serta komposisi kepemilikan saham;
• Memindah-tangankan barang jaminan atau mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan aset
PMI kepada pihak lain;
• Membagikan dividen lebih dari 50% dari laba tahun berjalan tanpa memperoleh persetujuan dari Bank
Mandiri; dan Membuat surat perikatan, perjanjian atau dokumen lain yang akan bertentangan dengan
Perjanjian Kredit.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
38
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM/005/PK-KI/2008 No. 21 dan Akta Perjanjian
Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 tanggal 9 September 2008 dan telah dilakukan
addendum atas Perjanjian Kredit Investasi Nomor KP-CRO/CBC-JPM.OO6/PK-KI/2008 No. 22 tanggal 20 Jnuari
2012, seluruhnya dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta, PT Bumiraya Investindo (BRI), entitas
anak, memperoleh fasilitas pinjaman Kredit Investasi yang terdiri dari:
• Kredit Investasi – Kebun I
• Kredit Investasi – Kebun II
Seluruh fasilitas Kredit Investasi akan digunakan untuk pembiayaan kembali atas aset kebun kelapa sawit, mengambil
alih fasilitas pinjaman yang diberikan kepada BRI dari kreditor terdahulu dan pengembangan perkebunan dengan luas
tanam 1.000 hektar beserta sarananya.
Pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 seluruh saldo terutang atas fasilitas kredit Investasi masing-masing sebesar
Rp 53,677 miliar dan Rp 56,031 miliar, dikenakan bunga masing-masing sebesar 11,5% per tahun pada 30 Juni 2012
dan 12% per tahun pada 31 Desember 2011.
Berdasarkan Akta Perjanjian Kredit Investasi (Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor KP-CRO/CBC-JPM/010/PK-
KI/2009 No. 28 tanggal 8 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan Sri Ismiyati, S.H., Notaris di Jakarta dan telah
dibuatkan addendum atas Perjanjian Kredit Investasi (Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit) Nomor KP-CRO/CBC-
JPM/010/PK-KI/2009 No. 28 tanggal 20 Januari 2012, BRI memperoleh fasilitas pinjaman berupa Kredit Investasi-
Pabrik Kelapa Sawit yang digunakan untuk pembangunan pabrik kelapa sawit.
Fasilitas Kredit Investasi-Pabrik Kelapa Sawit memiliki pagu kredit sebesar Rp 49.876.409.632 dengan periode
pembayaran (tujuh) tahun termasuk masa tenggang 2 (dua) tahun.
Pada 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 seluruh saldo terutang atas fasilitas kredit Investasi – Pabrik Kelapa Sawit
masing-masing sebesar Rp 21,041 miliar dan Rp 14,3 miliar, dikenakan bunga masing-masing sebesar 11,5% per
tahun pada 30 Juni 2012 dan 12% per tahun pada 31 Desember 2011.
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:
• Mesin, peralatan, alat berat dan sarana pendukung lainnya atas Pabrik Kelapa Sawit yang baru akan
dibangun
• Kendaraan yang sudah ada dan yang akan ada milik BRI.
• Keseluruhan proyek berupa kebun seluas 3.300 Hektar (lihat Catatan 12), yang terdiri dari:
- Lahan seluas kurang lebih 1.041 hektar dengan Sertifikat Hak Guna Usaha (SHGU) No. 30, terdaftar
atas nama BI dan berlokasi di Desa Sebanti, Gemuruh, Lontar Timur dan Selatan, Tata Mekar, Kampung
Baru dan Tanjung Pelayar, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kotabaru – Kalimantan Selatan,
- Lahan seluas kurang lebih 823 Hektar dengan SHGU No. 68 yang berlokasi di Desa Sebanti dan
Sumbersari, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kotabaru – Kalimantan Selatan,
- Lahan seluas kurang lebih 939 Hektar dengan SHGU No. 69 dan No. 70 yang berlokasi di Desa Teluk
Sirih, Sei Bulan, Sei Bahrim dan Tanjung Serudung, Kecamatan Pulau Laut Selatan, Kotabaru –
Kalimantan Selatan,
- Lahan seluas kurang lebih 200 hektar yang sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan
konsolidasian ini masih dalam pengurusan sertifikat,
- Bukti kepemilikan atas lahan yang masih berstatus ijin lokasi yang akan diproses kemudian menjadi
SHGU,
• Corporate Guarantee dari PT Permata Handrawina Sakti, pemegang saham,
• Corporate Guarantee dari Perusahaan,
• Gadai Saham pemegang saham atas nama Aunur Rofiq,
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
39
• Seluruh persediaan BRI (lihat Catatan 7), dan Seluruh piutang usaha BRI kepada pihak ketiga (lihat Catatan
5).
Selama periode fasilitas pinjaman berlaku, BRI tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman lain, kecuali dalam transaksi usaha yang wajar,
• Memberikan pinjaman baru kepada pihak ketiga dan pihak-pihak berelasi, kecuali dalam transaksi usaha
yang wajar,
• Mengadakan penyertaan baru atau membiayai perusahaan lain,
• Mengikat diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan aset kepada pihak lain,
• Memindahtangankan barang jaminan kecuali persediaan yang diperdagangkan,
• Melunasi hutang kepada Perusahaan,
• Menjual, memindahtangankan atau melepaskan sebagian atau seluruh aset yang dapat mempengaruhi
kemampuan pelunasan hutang,
• Mengubah susunan pengurus dan pemegang saham,
• Melakukan merger, akuisisi, konsolidasi atau membeli atau memperoleh saham perusahaan lain,
• Mengajukan permohonan dan/atau menyuruh pihak lain mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk
dinyatakan pailit atau meminta penundaan pembayaran hutang,
• Melakukan pembayaran bunga atas pinjaman dan/atau melunasi pinjaman kepada pemegang saham atau
pihak-pihak berelasi,
• Memberikan hak preferen kepada Perusahaan dalam hal penyelesaian hutang, dan
• Mengambil bagian keuntungan atau modal untuk kepentingan di luar usaha dan pribadi.
g. PT Bank UOB Indonesia Tbk (UOB)
Berdasarkan Perjanjian Kredit dan Pemberian Jaminan tanggal 22 Juli 2011 yang dibuat dihadapan Veronica
Nataadmadja,S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari PT Bank UOB Indonesia
berupa Fasilitas Kredit Term Loan (TL) sejumlah Rp 200 miliar yang diberikan bersama-sama dengan Fasilitas
Bank Garansi (BG) dan SBLC dengan jumlah pokok tidak melebihi Rp 250 miliar. Tujuan penggunaan fasilitas
kredit adalah untuk membiayai pembelian aset termasuk tanah, bangunan dan mesin-mesin yang berlokasi di Bogor,
Jawa Barat dan di Medan yang dimiliki oleh PT Unilever Indonesia Tbk.
Fasilitas pinjaman TL dikenakan bunga sebesar Jakarta Inter Bank Offered Rate (JIBOR) + 4% per tahun dan
dijamin dengan aset yang akan diakuisisi dari PT Unilever Indonesia Tbk.
h. PT Bank Rabobank International Indonesia (Rabobank)
Berdasarkan Perjanjian Fasilitas No. LA/CA/1829/2011 tanggal 22 Agustus 2011, PT Indo Beras Unggul
(IBU), entitas anak, memperoleh fasilitas Term Loan dari Rabobank sebesar Rp 185 miliar dengan jangka
waktu selama 60 bulan dengan masa grace period selama 6 bulan. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat
bunga sebesar Cost of Fund (CoF) ditambah 3% per tahun. Jaminan atas fasilitas ini adalah tanah dan bangunan
fasilitas pabrik beras yang berlokasi di Cikarang, mesin dan peralatan, persediaan, piutang di masa datang yang
akan dimiliki IBU, serta Jaminan Korporasi oleh Perusahaan dan PT Dunia Pangan. Fasilitas pinjaman ini
digunakan untuk akuisisi aset pabrik beras.
i. PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)
Berdasarkan Akta Wa’d Pembiayaan Murabahah No. 42 tanggal 25 Mei 2009 yang dibuat di hadapan Yualita
Widyadhari, S.H, Notaris di Jakarta, PT Tiga Pilar Sejahtera (TPS), entitas anak, memperoleh fasilitas
pinjaman dari BMI yang digunakan untuk menambah modal kerja TPS, memiliki pagu kredit Rp 100 miliar
dengan periode pembayaran 60 bulan.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
40
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:
• Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No. 14 – 18, No. 20 – 26, No. 29, dan No. 33 –
35, seluruhnya terdaftar atas nama TPS, yang berlokasi di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa
Tengah,
• Tanah seluas 15.750 hektar, bangunan kantor dan tanaman kelapa sawit seluas 4.533 hektar yang berlokasi
di Desa Bambulung & Ketab, Kecamatan Pematang, Barito Timur – Kalimantan Tengah milik PT Mitra Jaya Agro
Palma, entitas anak,
• Saham PT Mitra Jaya Agro Palma, entitas anak, sebanyak 24.222 lembar, dan Corporate Guarantee dari
Perusahaan.
Berdasarkan atas perjanjian Kredit No. 217/OL/BMI/301/VIII/2010 tanggal 27 Agustus 2010 yang telah dilegalisasi
oleh akta No 21 tanggal 8 September 2010 oleh Yualita Widyadhari, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan
memperoleh fasilitas pinjaman Wa’d Al Murabahah dari BMI yang digunakan untuk menambah modal kerja
Perusahaan, memiliki pagu kredit Rp 75.000.000.000 dengan periode pembayaran 60 bulan.
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:
• Tanah seluas 10.200 hektar, tanaman kelapa sawit seluas 4.533 Ha, Bangunan terletak di Desa Balumbung &
Ketab, Kecamatan Pematang Karau, kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah atas nama PT Mitra Jaya
Agro Palm, entitas anak;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No 14 – 18, No. 20 – 26, No. 29, dan No. 33 –
35, seluruhnya terdaftar atas nama PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas anak, yang berlokasi di Desa Sepat,
Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa Tengah;
• Satu hamparan tanah dengan bukti kepemilikan SHGB No 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 29,
33, 34 dan 35 yang terletak di Palur, Desa Sepat, Kabupaten Sukoharjo atas nama PT Tiga Pilar Sejahtera,
entitas anak;
• Saham PT Mitra Jaya Agro Palm, entitas anak, atas nama PT Permata Handrawina Sakti sebanyak 24.222
lembar @ Rp 1.000.000, pemegang saham;
• Tanah seluas 13.370 m2 dengan bukti kepemilikan berupa SHGB No. 53 atas nama Perusahaan di Jl. Sinar
Matahari desa Curug Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor dengan bangunan diatasnya;
• Tanah seluas 1.852 m2 beserta bangunan diatasnya di Jl Raya Solo-Sragen Desa Ngringo Kecamatan
Jaten kab. Karanganyar Jawa Tengah, atas nama PT Sarana Indoboga Pratama, pihak-pihak berelasi, dan;
• Setoran jaminan atas L/C yang diterbitkan minimal 10% dari nilai L/C.
Sesuai dengan addendum Wa’d pembiayaan Murabahah no. 8 dan addendum Akad Line Facility Wakalah Bil Ujroh
(Impor) Revolving No. 9 pada tanggal 3 Februari 2012 oleh Yualita Widyadhari, S.H., Notaris di Jakarta, Perusahaan
memperoleh penggantian sebagian jaminan atas fasilitas kredit yang diberikan BMI, adapun jaminan atas pinjaman
tersebut menjadi sebagai berikut:
• Tanah seluas 100.478 m2 di kelurahan Pulo Ampel dan Sumuranja, Kabupaten Serang, Jawa Barat, atas nama
PT Arbe Styrindo, pihak-pihak berelasi;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) No 14 – 18, No. 20 – 26, No. 29, dan No. 33 –
35, seluruhnya terdaftar atas nama PT Tiga Pilar Sejahtera, entitas anak, yang berlokasi di Desa Sepat,
Kecamatan Masaran, Sragen – Jawa Tengah;
• Satu hamparan tanah dengan bukti kepemilikan SHGB No 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 29,
33, 34 dan 35 yang terletak di Palur, Desa Sepat, Kabupaten Sukoharjo atas nama PT Tiga Pilar Sejahtera,
entitas anak;
• Tanah seluas 13.370 m2 dengan bukti kepemilikan berupa SHGB No. 53 atas nama Perusahaan di Jl. Sinar
Matahari desa Curug Kecamatan Cimanggis Kabupaten Bogor dengan bangunan diatasnya;
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
41
• Tanah seluas 1.852 m2 beserta bangunan diatasnya di Jl Raya Solo-Sragen Desa Ngringo Kecamatan
Jaten kab. Karanganyar Jawa Tengah, atas nama PT Sarana Indoboga Pratama, pihak-pihak berelasi, dan;
• Setoran jaminan atas L/C yang diterbitkan minimal 10% dari nilai L/C.
Berdasarkan Akta Pembiayaan No. 34 tanggal 22 Juni 2011 yang dibuat di hadapan Yualita Widyadhari, S.H, Notaris
di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan Wa’d Al Murabahah dari BMI yang digunakan untuk
menambah modal kerja TPS, entitas anak.
Fasilitas ini memiliki pagu kredit sebesar Rp 23,5 miliar periode pembayaran 60 bulan termasuk grace period 6
bulan.
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 12/Cibadak, seluas 2.250 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 13/Cibadak seluas 1.970 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 14/Cibadak seluas 1.290 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 15/Cibadak seluas 1.755 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 16/Cibadak seluas 1.350 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 17/Cibadak seluas 1.560 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• ‘Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 18/Cibadak seluas 1.800 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 19/Cibadak seluas 3.700 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 21/Cibadak seluas 1.380 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten;
• Tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 22/Cibadak seluas 660 m2, yang terdaftar atas nama Stefanus Joko
Mogoginta, yang berlokasi di Kelurahan Cibadak, Kecamatan Cikupa, Tangerang - Banten; dan
• Mesin dan Peralatan sebesar Rp 16,8 miliar.
j. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)
Berdasarkan Perjanjian Pembiayaan Investasi Berdasarkan Prinsip Murabahah No. 83 tanggal 26 Mei 2010 yang telah
dilegalisasi oleh Yualita Widyadhari, SH, Notaris di Jakarta, Perusahaan memperoleh fasilitas pembiayaan
kembali (refinancing) qardh wal murabahah sebesar Rp 100.000.000.000 untuk jangka waktu 5 tahun 6 bulan.
Jaminan atas fasilitas pinjaman tersebut di atas adalah sebagai berikut:
• Tanah perkebunan seluas 3.621 hektar berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya di
Kecamatan Air Besar dan Kualabehe, Kalimantan Barat, atas nama PT Charindo Palma Oetama, entitas
anak;
• Tanah perkebunan seluas 4.037 hektar berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya di
Kecamatan Air Besar dan Kualabehe, Kalimantan Barat, atas nama PT Airlangga Sawit Jaya, entitas anak;
• Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.135 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada
diatasnya di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Iie Dewi Koestanto, pihak-
pihak berelasi;
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
42
• Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.200 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada
diatasnya di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Stefanus Joko Mogoginta,
pihak-pihak berelasi;
• Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.710 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada
diatasnya di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Hengky Koestanto, pihak-
pihak berelasi;
• Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 3.132 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada
diatasnya di Jalan Raya Palur, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, atas nama Budi Istanto Suwito, pihak-
pihak berelasi;
• Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 2.519 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada
diatasnya di Jalan Raya Palur, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, atas nama PT Sarana Indoboga
Pratama, pihak-pihak berelasi;
• Hak Tanggungan Peringkat I atas tanah seluas 955 m2 berikut sarana dan prasarana yang berada diatasnya
di Jalan Alor 13, Surakarta, Jawa Tengah, atas nama Stefanus Joko Mogoginta, pihak-pihak berelasi yang
sudah mendapat persetujuan dari Bank Penjamin untuk dinovasi pinjaman ke CPO dan ASJ.
k. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI)
Berdasarkan Akta Perjanjian Persetujuan Membuka Kredit Investasi No. 15 tanggal 15 Desember 2005 yang
dibuat di hadapan Yatty Srijati Suhadiwiraatmaja, S.H., M.M, M.H, Notaris di Jakarta, PT Jatisari Srirejeki (JS),
entitas anak, memperoleh fasilitas kredit investasi dengan pagu kredit sebesar Rp 68 miliar dan dikenakan bunga
sebesar 7,5% per tahun.
Kemudian, berdasarkan Surat dari BRI No. R.II.487.ADK/DKR/11/2007 tanggal 12 Nopember 2007 tentang
Keputusan Restrukturisasi Kredit JS, diubah jadwal pengembalian pinjaman, yang semula jangka waktu kredit
berlaku sampai dengan 15 Juni 2011, diperpanjang menjadi sampai dengan dengan 15 Juni 2014.
Jaminan atas fasilitas pinjaman ini adalah sebagai berikut:
• Tanah seluas 76.539 m2;
• Bangunan pabrik dan prasarana;
• Mesin-mesin pabrik;
• Persediaan barang dagangan.
Selama periode fasilitas perbankan berlaku, JS tidak diperbolehkan melakukan hal-hal sebagai berikut:
• Melakukan tindakan merger, akuisisi, dan penjualan aset perusahaan;
• Mengikatkan diri sebagai penjamin hutang atau menjaminkan aset kepada pihak lain;
• Melakukan perubahan anggaran dasar, mengubah manajemen, perubahan pemilikan saham diluar saham
publik;
• Memperoleh pinjaman/kredit baru dari bank;
• Melakukan penyertaan ke perusahaan lain;
• Melakukan pembagian dividen kepada para pemegang saham kecuali yang telah dinyatakan dalam
prospektus;
• Melakukan pembayaran hutang pemegang saham sebelum hutang ke bank dilunasi atau kondisi keuangan
dinilai sehat oleh bank;
• Memberikan piutang kepada pemegang saham, dengan alasan apapun; dan
• Mengadakan transaksi dengan seseorang atau sesuatu pihak, termasuk tetapi tidak terbatas pada perusahaan
afiliasi, dengan cara-cara yang berada diluar praktik-praktik dan kebiasaan yang wajar dan melakukan
pembelian yang lebih mahal dan melakukan penjualan lebih murah dari harga pasar.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
43
20. Liabilitas Imbalan Kerja Karyawan
Perusahaan dan entitas anak mengakui liabilitas manfaat karyawan sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan yang
berlaku. Liabilitas diestimasi atas imbalan kerja Perusahaan dan entitas anak pada 30 Juni 2012 belum di lakukan
perhitungan oleh Aktuaris Independen sehingga belum dibebankan, pada 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011 dihitung
oleh Aktuaris Independen PT Dian Artha Tama dengan tanggal laporan masing-masing 9 April 2012 dan 14 Maret 2011.
Asumsi perhitungan yang berdasarkan perhitungan Aktuaria dalam menghitung estimasi Imbalan Kerja karyawan yang
dibebankan diperiode 31 Desember 2011 dan 01 Januari 2011 adalah sebagai berikut:
Umur Pensiun Normal 55 Tahun
Estimasi Kenaikan Gaji 8%
Tarif Discount 8% ( 31 Desember 2010; 8%)
Tarif Mortality Commissioners Standard Ordinary (CSO)-1980
Tarif Resignation Umur 18-44 : 5% Pertahun
Umur 45-54 : 0% Pertahun
Metode Projected Unit Credit
21. Modal Saham
Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Ditempatkan dan
Kepemilikan Disetor Penuh
(Lembar) (%) (Rp)
Saham Seri A
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) 135,000,000 4.61 67,500,000,000
Saham Seri B
PT Tiga Pilar Corpora 815,100,000 27.86 163,020,000,000
Primanex Pte. Ltd. 307,168,050 10.50 61,433,610,000
PT Permata Handrawira Sakti 296,189,000 10.12 59,237,800,000
Pandawa Treasures Pte. Ltd. 169,677,011 5.80 33,935,402,200
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) 1,202,865,939 41.11 240,573,187,800
Sub Jumlah 2,791,000,000 95.39 558,200,000,000
Jumlah Modal Saham 2,926,000,000 100.00 625,700,000,000
30 Juni 2012
Nama Pemegang Saham Jumlah Saham Persentase Ditempatkan dan
Kepemilikan Disetor Penuh
(Lembar) (%) (Rp)
Saham Seri A
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) 135,000,000 4.61 67,500,000,000
Saham Seri B
PT Tiga Pilar Corpora 815,100,000 27.86 163,020,000,000
Primanex Pte. Ltd. 307,168,050 10.50 61,433,610,000
PT Permata Handrawira Sakti 296,189,000 10.12 59,237,800,000
Pandawa Treasures Pte. Ltd. 167,412,011 5.72 33,482,402,200
PT Tiga Pilar Sekuritas 152,107,000 5.20 30,421,400,000
Masyarakat (Masing-masing dibawah 5%) 1,053,023,939 35.99 210,604,787,800
Sub Jumlah 2,791,000,000 95.39 558,200,000,000
Jumlah Modal Saham 2,926,000,000 100.00 625,700,000,000
31 Desember 2011
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
44
22. Penjualan Bersih
Rincian penjualan berdasarkan kelompok produk utama sebagai berikut :
2012 2011
Rp Rp
Penjualan 1,338,495,344,875 764,876,816,588
Dikurangi : Diskon Penjualan (52,603,354,961) (18,747,749,982)
Penjualan - Bersih 1,285,891,989,914 746,129,066,606
30 Juni
2012 2011
Rp Rp
Manufaktur Makanan
Makanan Pokok
Mie Kering 199,837,768,024 98,387,963,704
Bihun 112,525,173,963 56,774,838,908
Sub Jumlah Makan Pokok 312,362,941,987 155,162,802,612
Makanan Konsumsi
Biskuit 15,663,496,234 138,030,854,207
Mie Instan 99,339,400,576 115,675,384,262
Wafer Stick dan Snack Ekstrusi 164,131,133,054 41,564,816,192
Permen 14,243,977,882 8,364,897,543
Lainnya 13,653,309,211 4,497,658,000
Sub Jumlah Makanan Konsumsi 307,031,316,957 308,133,610,204
Sub Jumlah Manufaktur Makanan 619,394,258,944 463,296,412,816
Produk Beras
Beras 698,295,109,898 250,172,445,995
Agribisnis
Tandan Buah Segar 20,805,976,034 51,407,957,777
Sub Jumlah Penjualan 1,338,495,344,875 764,876,816,588
Dikurangi : Diskon Penjualan (52,603,354,961) (18,747,749,982)
Penjualan - Bersih 1,285,891,989,914 746,129,066,606
30 Juni
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
45
23. Beban Pokok Penjualan
30 Juni
2012 2011
Rp Rp
Produk Konsumen
Bahan Baku Digunakan
Saldo Awal 158,084,455,521 224,597,604,448
Pembelian 352,429,588,268 208,858,000,000
Saldo Akhir (198,907,236,897) (174,577,226,540)
Jumlah Bahan Baku Digunakan 311,606,806,893 258,878,377,908
Tenaga Kerja Langsung 11,158,512,788 15,196,531,738
Biaya Produksi Tidak Langsung 51,876,899,991 42,729,053,564
Biaya Pokok Produksi 374,642,219,672 316,803,963,210
Persediaan Barang Jadi
Awal Tahun 10,511,989,686 28,715,894,753
Pembelian 21,627,767,703 --
Akhir Tahun (10,092,892,986) (33,618,935,267)
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produk Konsumen 396,689,084,075 311,900,922,696
Produk Beras
Bahan Baku Digunakan
Saldo Awal 78,902,771,627 28,305,894,753
Pembelian 724,638,411,157 213,305,000,000
Saldo Akhir (202,827,176,411) (142,784,916,899)
Jumlah Bahan Baku Digunakan 600,714,006,373 98,825,977,854
Tenaga Kerja Langsung -- 2,135,000,000
Biaya Produksi Tidak Langsung 2,621,316,874 1,587,720,561
Biaya Pokok Produksi 603,335,323,247 102,548,698,415
Persediaan Barang Jadi
Awal Tahun 6,867,594,356 67,836,000,000
Pembelian 4,173,443,417 62,359,000,000
Saldo Akhir (18,827,767,751) (11,413,997,196)
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produk Beras 595,548,593,269 221,329,701,219
Plantations Product
Beban Produksi Langsung
Upah Langsung 5,370,749,404 12,254,049,141
Pemeliharaan dan Perbaikan 6,651,701,856 3,913,626,270
Penyusutan Tanaman Perkebunan Menghasilkan 2,356,301,047 2,333,554,902
Pengangkutan dan Panen 7,394,859,108 13,641,345,755
Insentif Petani Plasma 484,873,069 1,078,493,702
Sub Jumlah Beban Produksi Langsung 22,258,484,484 33,221,069,770
Beban Produksi Tidak Langsung 4,056,928,928 3,321,879,500
Jumlah Beban Pokok Penjualan - Produk Perkebunan 26,315,413,412 36,542,949,270
Jumlah Beban Pokok Penjualan 1,018,553,090,756 569,773,573,185
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
46
24. Beban Pemasaran dan penjualan
25. Beban Umum dan Administrasi
26. Laba Per Saham
30 Juni
2012 2011
Rp Rp
Beban Pemasaran dan Penjualan
Pengangkutan 15,749,051,028 9,560,305,242
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 4,814,567,639 3,554,229,399
Promosi 11,424,226,074 12,193,699,734
Transportasi dan Akomodasi 651,457,355 275,364,384
Utilitas 252,404,166 76,702,672
Penyusutan 444,450,270 303,044,522
Sewa 512,562,455 337,780,191
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp. 500 Juta) 1,402,238,728 1,196,578,924
Jumlah Pemasaran dan Penjualan 35,250,957,715 27,497,705,068
30 Juni
2012 2011
Rp Rp
Beban Umum dan administrasi
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan 9,662,430,236 7,838,988,792
Transportasi dan Akomodasi 2,271,378,242 1,720,342,210
Perijinan, Profesional dan Akuntan 1,487,713,712 1,748,705,003
Penyusutan 2,341,587,836 4,199,488,699
Pajak 2,015,767,305 791,676,211
Perlengkapan Kantor 429,982,364 523,728,861
Utilitas 701,831,220 403,879,567
Biaya Administrasi Bank 198,240,227 638,671,979
Sewa 987,595,782 806,369,634
Representasi dan Jamuan 243,233,449 173,420,498
Pemeliharaan Bangunan dan Kebersihan 580,271,111 386,305,066
Lain-lain (Masing-masing dibawah Rp. 500 Juta) 2,383,494,693 6,575,943,968
Jumlah Beban Umum dan Administrasi 23,303,526,176 25,807,520,488
2012 2011
(Unaudited)
Rp Rp
Laba Bersih 126,956,738,503 36,084,031,957
Rata -rata Tertimbang jumlah saham biasa yang
Beredar (Lembar Saham) 2,926,000,000 1,672,000,000
Laba per Saham Dasar 43.39 21.58
6 Bulan
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
47
27. Instrumen Keuangan dan Managemen Resiko Keuangan
Faktor dan Kebijakan Manajemen Risiko Keuangan
Dalam menjalankan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan, Perusahaan menghadapi risiko keuangan yaitu risiko
kredit, risiko likuiditas dan risiko pasar dan mendefinisikan risiko-risiko tersebut sebagai berikut:
• Risiko kredit: kemungkinan bahwa pelanggan tidak membayar semua atau sebagian piutang atau tidak membayar
secara tepat waktu dan akan menyebabkan kerugian Perusahaan.
• Risiko likuiditas: Perusahaan menetapkan risiko kolektibilitas dari piutang usaha sehingga perusahaan dapat
mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban yang terkait dengan kewajiban keuangan.
• Risiko pasar: pada saat ini tidak terdapat risiko pasar, selain risiko suku bunga dan risiko nilai tukar karena
Perusahaan tidak berinvestasi di instrumen keuangan dalam aktivitas normal.
Dalam rangka untuk mengelola risiko tersebut secara efektif, Direksi telah menyetujui beberapa strategi untuk pengelolaan
risiko keuangan, yang sejalan dengan tujuan perusahaan. Pedoman ini menetapkan tujuan dan tindakan yang harus
diambil dalam rangka mengelola risiko keuangan yang dihadapi Perusahaan.
Kebijakan manajemen Perusahaan untuk mengelola risiko diatas adalah sebagai berikut:
• Pemberian jaminan kredit dari pelanggan untuk meminimalkan risiko piutang yang tidak tertagih;
• Meminimalkan tingkat suku bunga dan beban keuangan
• Membuat perencanaan keuangan yang berimbang, sehingga dapat memenuhi kewajiban keuangan.
• Kegiatan manajemen risiko keuangan dilakukan dan dikelola di pusatPerusahaan tidak memiliki instrumen
derivatif untuk mengantisipasi risiko yang terjadi.
Risiko Kredit
Perusahaan mengendalikan risiko kredit dengan menetapkan kebijakan jaminan pembayaran berupa bank garansi dan
aset tetap, dimana setiap pelanggan baru harus melalui persetujuan Direksi. Sebagai bagian dari proses dalam persetujuan
atau penolakan tersebut, reputasi dan jejak rekam pelanggan menjadi bahan pertimbangan. Saat ini, tidak terdapat risiko
kredit yang terkonsentrasi secara signifikan.
Risiko Likuiditas
Pada saat ini Perusahaan berharap dapat membayar semua kewajiban pada saat jatuh tempo. Untuk memenuhi
komitmen kas, Perusahaan berharap kegiatan operasinya dapat menghasilkan arus kas masuk yang cukup.
Perusahaan mengelola risiko likuiditas dengan pengawasan proyeksi dari arus kas aktual secara terus menerus serta
pengawasan tanggal jatuh tempo dari kewajiban keuangan.
Risiko Suku Bunga
Perusahaan terekspos risiko suku bunga terutama menyangkut kewajiban keuangan. Perusahaan memiliki pinjaman
yang bersifat jangka panjang kepada bank yang menggunakan tingkat bunga pasar. Pada saat ini, Perusahaan tidak
memiliki kebijakan atau pengaturan tertentu untuk mengelola risiko tingkat bunga dengan mengurangi pinjaman dengan
tingkat bunga yang lebih tinggi ke pinjaman dengan tingkat bunga yang lebih rendah. Tidak terdapat aktivitas lindung nilai
tingkat bunga pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.
Risiko Nilai Tukar
Perusahaan tidak memiliki risiko yang signifikan atas risiko nilai tukar mata uang asing khususnya US Dollar, karena
sebagian kewajiban dalam mata uang asing telah banyak berkurang.
Untuk meminimalkan risiko ini perusahaan akan selalu berhati-hati dalam melakukan transaksi mata uang asing dan
menyediakan kas yang cukup untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan nilai tukar.
PT TIGA PILAR SEJAHTERA FOOD Tbk DAN ENTITAS ANAK CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk Periode Enam Bulan yang Berakhir 30 Juni 2012 dan Tahun yang Berakhir 31 Desember 2011 (Dalam Rupiah Penuh)
48
Nilai Wajar Instrumen Keuangan
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan kewajiban keuangan yang dicatat sebesar biaya perolehan
diamortisasi dalam laporan keuangan konsolidasi mendekati nilai wajarnya baik yang jatuh tempo dalam jangka pendek
atau yang dibawa berdasarkan tingkat suku bunga pasar.
Nilai wajar instrumen keuangan ditentukan melalui analisis arus kas yang didiskonto dengan menggunakan tingkat
diskonto yang setara dengan tingkat pengembalian yang berlaku bagi instrumen keuanganyang memiliki syarat dan
periode jatuh tempo yang sama.
28. Perikatan dan Kontijensi yang Penting
a. Berdasarkan Perjanjian Kontrak No. 001/MINDO-TECH/VI/2009 tanggal 10 Juni 2009, PT Bumiraya Investindo (BI), Entitas Anak, menunjuk PT Mindo Tech sebagai kontraktor untuk pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dengan nilai kontrak sebesar USD 5,448,335 dan Rp 20.699.390.000.
b. Berdasarkan “Purchase Contract” No.IDN/2011/4500037748 tanggal 7 Juni 2011, PT Tiga Pilar Sejahatera (TPS), entitas anak, menandatangani kontrak penjualan dengan World Food Programme Indonesia (WFP). Perjanjian ini mengikat TPS untuk memproduksi Fortified Biscuits (Biskuit yang diperkaya vitamin dan mineral).
c. Berdasarkan perjanjian No. 25 tanggal 27 April 2012 oleh B. Andy Widyanto, SH., notaris di Jakarta, Perusahaan, melakukan pengikatan untuk melaksanakan penjualan dan pembelian sebidang tanah seluas 13.370 m2 di Desa Curug Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat kepada PT Tiki Jalur – Nugraha Ekakurir.
d. Berdasarkan kesepakatan jual beli saham pada tanggal 18 Mei 2012, PT Dunia Pangan (DP), entitas anak, menandatangani kesepakatan pendahuluan atas jual beli seluruh saham PT Sukses Abadi Karya Inti.
e. Berdasarkan “Strategic Contract” No. GM36120328S1200 tanggal 22 Mei 2012, PT Dunia Pangan (DP), entitas anak, menandatangani pengikatan kontrak pembelian awal Paddy Storage Silos dengan Jiangsu Muyang Group Co., Ltd.
f. Berdasarkan “Sales Contract” No. GM36120328S1201 tanggal 22 Mei 2012, PT Jatisari Srirejeki (JS), entitas anak, menandatangani kontrak pembelian Paddy Storage Silos dengan Jiangsu Muyang Group Co., Ltd.
g. Berdasarkan “Order Confirmation” quote number PS120036-06A tanggal 22 Mei 2012, PT Indo Beras Unggul (IBU), entitas anak, menandatangani kontrak pembelian silo dan peralatan lain dengan The GSI Group, LLC.
29. Tanggung Jawab Manajemen atas Laporan Keuangan Konsolidasian
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang diselesaikan pada tanggal
10 Agustus 2012 .
top related