quality control untuk produksi kertas pt x · pdf file4.3.2 fmea failure mode and ... gambar...
Post on 07-Feb-2018
239 Views
Preview:
TRANSCRIPT
QUALITY CONTROL UNTUK PRODUKSI KERTAS
PT X PAPER PRODUCTS
MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
Parlaungan
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
i
QUALITY CONTROL UNTUK PRODUKSI KERTAS
PT X PAPER PRODUCTS
MENGGUNAKAN METODE SIX SIGMA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Sains
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Parlaungan
107094003022
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TENOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/ 1432 H
ii
PENGESAHAN UJIAN
Skripsi berjudul “Quality Control Untuk Produksi Kertas PT X Paper
Products Menggunakan Metode Six Sigma” yang ditulis oleh Parlaungan,
NIM 107094003022 telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tanggal 08 Juni 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Strata Satu (S1) Program Studi Matematika.
Menyetujui,
Penguji I, Penguji II,
Dr. Agus Salim, M.Si Hata Maulana, M.T.I
NIP. 19720816 199903 1 003 NIDN. 0323108402
Pembimbing I, Pembimbing II,
Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech Gustina Elfiyanti,M.Si
NIP. 19790530 200604 1 002 NIP. 19820820 200901 2 006
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Matematika,
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Yanne Irene, M.Si
NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19741231 200501 2 018
iv
PERSEMBAHAN
“Skripsi ini penulis persembahkan buat
Ayah dan Umak tercinta serta untuk Kakak tersayang
Karena doanya dan usaha beliau penulis penulis mampu menyelesaikan pendidikan S1
Teruntuk „muthiiatun,S.Pd‟ yang selalu memberikan motivasi setiap saat
Karena kalian semualah penulis selalu semangat”
Motto
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan
belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah
menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia”. (Ar-Ra‟d [13]:11)
“Di dunia ini tidak ada satupun manusia yang bodoh, tetapi tidak sedikit dari mereka adalah manusia
yang lalai dan malas”. (Motto Hidup)
iii
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA
MANAPUN.
Jakarta, Mei 2011
Parlaungan
107094003022
v
ABSTRAK
PARLAUNGAN, Quality Control Untuk Produksi Kertas PT X Paper Products
Menggunakan Metode Six Sigma. Di bawah bimbingan Taufik Edy Sutanto,
M.Sc. Tech dan Gustina Elfiyanti, M.Si.
Perkembangan industri yang meningkat, menyebabkan persaingan antar
perusahaan yang bergerak dalam produksi barang dan jasa yang sama. Selama
dilakukan dengan etika bisnis yang benar, maka persaingan tersebut adalah
persaingan yang sehat. Salah satu upaya untuk memenangkan persaingan tersebut
antara lain pengendalian kualitas daripada produk yang dipasarkan sebelum jatuh
kepada konsumen. Dengan adanya pengendalian mutu atau kualitas, diharapkan
kosumen merasa puas dengan produk yang dibeli. Hal ini akan mengakibatkan
permintaan produksi perusahaan tersebut stabil ataupun meningkat. Pengendalian
tersebut tidak dapat dilakukan secara konstan, tetapi harus dilakukan sesuai
dengan tuntutan konsumen yang sifatnya dinamis. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu Six Sigma.
Pada penelitian ini dilakukan suatu pengendalian kualitas menggunakan
metode Six Sigma melalui Fase Define, Measure, Analyze (DMA), pada suatu
perusahaan yang bergerak dalam industri kertas yaitu PT X Paper Products
Tangerang-Indonesia. Dengan dua jenis kertas yang dominan dalam target pasar
yaitu jenis IT 127 dan IT 170. Permasalahan dalam proses produksi kertas jenis IT
127 adalah faktor light/sangat terang dan untuk jenis IT 170 adalah faktor dyes
vi
atau merah berlebihan. Permasalahan tersebut mengakibatkan perusahaan belum
mempunyai kapabilitas dan berada pada level 1.3 sigma untuk IT 127 dan 1.52
sigma untuk IT 170. Penyebab utama faktor sangat terang jenis IT 127 dan merah
berlebihan untuk IT 170 adalah faktor kecerobohan pekerja dalam proses produksi
sehingga perlu diadakan pelatihan berupa APAR, Chemical, Dyes, dan
Operasional Pekerja. Serta dilakukannya evaluasi pekerja dengan tujuan
mengurangi kecerobohan dan meningkatkan pemahaman untuk improve produksi
kertas.
Kata kunci : DMA, metode Six Sigma, PT X Pulp Products Tangerang-Indonesia.
vii
ABSTRACT
PARLAUNGAN, Quality Control Paper Product of PT X Paper Products by
using Six Sigma Methods direction by Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech and
Gustina Elfiyanti, M.Si.
The developing industry can cause the competition among other
companies that has same product goods and service. The competition is fair, that
is about Quality Control can satisfy the consumer. One of the method that can be
used in Quality Control is Six Sigma.
In this research the writer uses Quality Control by using Six Sigma method
through Define, Measure, and Analyze technique (DMA) in PT X Paper
Production Tangerang-Indonesia. This research use two types of dominant paper
in market, IT 127 and IT 170. There’s problem in producing the two types of
paper in IT 127 paper is lightening factor, it’s too light in paper composition. In
IT 170 paper is dyes factor, it’s too red in paper composition. That problems show
that the company is not capable to produce the paper because there is 1.3 sigma
for IT 127 and 1.52 sigma for IT 170. The main factor from the problems is
prominant imporer employees in producing the paper. The employee must be
trained in APAR, Chemical, Dyes and Operational Employee. The employees
must be evaluated to decrease the carelessness and to increase their skill about
paper production.
Key word : DMA, IC, Sig Sigma Methods, PT X Products Tangerang-Indonesia.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang memberikan segala kenikmatan-
kenikmatan yang tak akan pernah dapat dihitung oleh bilangan apapun.
Kenikmatan hidup yang tak pernah bisa dibayar dan tak ada yang menjualnya.
Sungguh Kau Maha dari segala Maha yang ada. Atas limpahan kenikmatan slah
satunya penulis dapat menyelesaikan skripsi “Quality Control Untuk Produksi
Kertas PT X Pulp and Paper Products Menggunakan Metode Six Sigma.”
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan untuk mu, Baginda Agung
Muhammad SAW, serta kepada keluarga, sahabat, para alim ulama, dan semoga
kita termasuk dalam barisan Beliau di Yaumil Akhir nanti.
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan ujian Sarjana Sains
pada Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bimbingan, nasihat,
motivasi dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Syopyansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Yanne Irene, M.Si, Ketua Program Studi Matematika dan Suma’inna, M.Si,
Sekertaris Program Studi Matematika.
ix
3. Taufik Edy Sutanto, M.Sc.Tech, selaku pembimbing I dan Gustina Elfiyanti
M.Si, selaku pembimbing II.
4. Dr. Agus Salim, M.Si, selaku penguji I dan Hatta Maulana, M.TI selaku
penguji II.
5. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Matematika, terima kasih atas
pengajaran dan ilmunya yang bermanfaat bagi penulis.
6. Sahabat-sahabat ku Matematika 2007, Dendy Saputro, Nova Dwi Saputra,
Gerdyandanu Nilanto, Afief Aryadhani, Febriyana, dan semua penghuni 501
dan 405B.
7. Teman-teman Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah, rumah dan staf pengajar GEC ataupun LP3I yang
sangat memaklumkan penulis dalam pembuatan skripsi ini.
8. Keluarga besar Matematika angkatan 2005,2006,2007,2008,2009,2010 tetap
semangat.
Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para
pembaca umumnya. Dengan segenap kerendahan hati penulis menyadari bahwa
skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Saran dan kritik yang konstruktif dari
pembaca sangat penulis harapkan.
Wasalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, Mei 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PENGESAHAN UJIAN ...................................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................................... iii
PERSEMBAHAN . ............................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
ABSTRACT ......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Permasalahan .................................................................................. 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................. 4
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
BAB II ISI
2.1 Definisi Pengendalian Kualitas ...................................................... 6
2.1.1 Pengendalian Kualitas Produk ..................................................... 6
2.1.2 Pengendalian Kualitas Statistik ................................................... 7
2.2 Six Sigma ........................................................................................ 8
2.2.1 Fase Define ................................................................................... 10
2.2.2 Fase Measure ............................................................................... 12
2.2.3 Fase Analyze ................................................................................. 22
2.2.4 Fase Improve ................................................................................ 26
2.2.5 Fase Control ................................................................................ 27
2.3 Proses Produksi Kertas PT X .......................................................... 29
2.3.1 Stock Preparation ......................................................................... 29
2.3.2 Paper Machine ............................................................................. 31
xi
2.3.3 Finishing ang Converting ............................................................ 32
2.3.4 Variabel dalam Penelitian ............................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ......................................................... 34
3.2 Metode Pengumpulan Data ............................................................ 35
3.3 Metode Pengolahan Data ................................................................ 36
3.4 Alur Penelitian ................................................................................ 39
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendefinisian Masalah (Define) ...................................................... 40
4.2 Pengukuran Kinerja PT X (Measure) ............................................. 48
4.2.1 Pengukuran baseline Kinerja ....................................................... 48
4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses ................................................... 51
4.3 Analisis Masalah di PT X (Analyze) ............................................... 57
4.3.1 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram) .................. 58
4.3.2 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis) ................................ 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 67
5.2 Saran ............................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Tabel Konversi Sigma ......................................................................... 9
Tabel 2.2 : Hubungan Cp dan Kapabilitas Proses ................................................. 17
Tabel 2.3 : Hubungan Cpk dan Kapabilitas Proses . .............................................. 20
Tabel 2.4 : Spreadsheet FMEA ............................................................................. 25
Tabel 2.5 : Nilai Occurance (OCC), Severity (SEV), dan Detection (DEC) ........ 25
Tabel 2.6 : Bentuk table action for failure mode .................................................. 26
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan .................................................................................. 34
Tabel 4.1 : Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 127 ................................... 41
Tabel 4.2 : Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 170 ................................... 42
Tabel 4.3 : Data Cacat Kertas Jenis IT 127 ........................................................... 42
Tabel 4.4 : Data Cacat Kertas Jenis IT 170 ........................................................... 43
Tabel 4.5 : Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 127 ... 49
Tabel 4.6 : Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 170 ... 50
Tabel 4.7 : Spreadsheet FMEA Masalah Sangat Terang ...................................... 62
Tabel 4.8 : Spreadsheet FMEA Masalah Merah Berlebihan ................................. 63
Tabel 4.9 : Table Action for Failure Mode IT 127 ............................................... 65
Tabel 4.10 : Table Action for Failure Mode IT 170 ............................................. 65
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Contoh Diagram Pareto ..................................................................... 10
Gambar 2.2 : Bagan Kendali Proses Mempunyai Kapability ................................. 14
Gambar 2.3 : Bagan Kendali Proses Kapabilitas Tinggi ........................................ 14
Gambar 2.4 : Bagan Kendali Proses Kapabilitas Hampir Cukup ............................ 15
Gambar 2.5 : Bagan Kendali Proses Tidak Memiliki Kapabilitas .......................... 15
Gambar 2.6 : Contoh Diagram Sebab Akibat ......................................................... 23
Gambar 2.7 : Contoh Control Chart Fase Control .................................................. 28
Gambar 3.1 : Alur Penelitian Skripsi ...................................................................... 39
Gambar 4.1 : Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 127 ..................................... 44
Gambar 4.2 : Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 170 ..................................... 44
Gambar 4.3 : Process Mapping (Pemetaan Proses) Pembuatan Kertas .................. 46
Gambar 4.4 : Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis IT
127 .................................................................................................... 52
Gambar 4.5 : Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis IT
170 .................................................................................................... 52
Gambar 4.6 : Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127 ..................................... 53
Gambar 4.7 : Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170 ..................................... 54
Gambar 4.8 : Histogram Untuk Jenis IT 127 .......................................................... 54
Gambar 4.9 : Histogram Untuk Jenis IT 170 .......................................................... 54
Gambar 4.10 : Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127 ................................ 56
Gambar 4.11 : Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170 ................................ 56
xiv
Gambar 4.12 : Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 127 .................................... 59
Gambar 4.13 : Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 170 .................................... 60
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persaingan industri saat ini semakin ketat, berbagai cara dilakukan untuk
memenangkan persaingan. Tidak sedikit para pengusaha kalah dalam persaingan
produksi. Kekalahan itu terjadi karena hasil produknya tidak banyak diminati
dalam hal ini tidak laku di pasaran, sehingga menimbulkan kerugian besar.
Banyak faktor penyebab ketidaklakuan suatu produk yaitu karena kelemahan
manajemen produksi suatu perusahaan, khususnya kurang kepedulian terhadap
hasil produk sebelum dipasarkan kepada konsumen oleh karena pesaing memiliki
hasil produk yang lebih baik. Keinginan konsumen pada intinya adalah ingin
mendapatkan kepuasaan terhadap barang yang dibelinya. Jika konsumen
dihadapkan dengan beberapa pilihan dengan harga yang relatif hampir sama maka
yang dipilih adalah produk yang memiliki kualitas utama.
Inti dari pernyataan di atas penting adanya suatu manejemen pengawasan
kualitas produk. Saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan penghasil barang
melabelkan nama kualitas pada media iklan maupun langsung pada kemasan
produknya. Hal tersebut dilakukan tidak lebih agar konsumen yakin bahwa produk
yang ditawarkan kepadanya adalah produk yang paling baik. Sistem kualitas
tersebut dikenal dalam dunia produksi adalah Quality Control atau Pengendalian
Mutu Produk.
2
Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor
yang sangat penting bagi dunia industri karena pengendalian kualitas yang baik
dan dilakukan secara terus menerus akan dapat mendeteksi ketidaknormalan
secara cepat, sehingga dapat segara dilakukan tindakan antisipasinya. Hal ini
untuk menjamin mutu produksi. Makin meningkatnya kemajuan proses produksi
makin diperlukan pengendalian kualitas. Kontrol kualitas sangat diperlukan dalam
memproduksi suatu barang untuk menjaga kesetabilan mutu. Kontrol kualitas
secara statistik berbeda dengan kontrol kualitas secara kimia atau fisika. Pada
kontrol kualitas secara statistik tidak menghendaki terbaik absolut, tetapi kualitas
yang diinginkan adalah memenuhi permintaan konsumen.
Tujuan pokok pengendalian kualitas secara statistik adalah menyidik
dengan cepat terjadinya sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian
hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan
sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Grafik pengendalian
teknik pengendali proses pada jalur yang digunakan secara luas untuk maksud ini
[2].
Proses pengendalian mutu / Quality control pada dasarnya terbagi dalam
dua proses yaitu dilihat dari sebelum atau sesudah, maksudnya adalah waktu
penelitiannya apakah data tersebut dilakukan sebelum proses berlangsung atau
dikenal dengan istilah DFSS atau dilakukan setelah proses berlangsung atau
DMAIC [9]. DMAIC merupakan jantung analisis metode Six Sigma yang
menjamin voice of customer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk
yang dihasilkan memuaskan keinginan pelanggan. DMAIC adalah singkatan dari
3
Define yang merupakan fase Menentukan masalah, Measure adalah fase
mengukur tingkat kecacatan, Analyze adalah fase menganalisis sebab-sebab
masalah pada proses, Improve adalah fase meningkatkan proses dan
menghilangkan sebab-sebab cacat, dan Control adalah fase mengawasi kinerja
proses dan menjamin cacat tidak akan muncul lagi [3]. Hasil penelitian terdahulu
yang dijadikan referensi adalah “Analisis Masalah Kualitas Produk Pada
Perusahaan Developer Real Estate Menggunakan Metode Six Sigma” oleh Dian
Nur Apriani.
PT X merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan
kertas. Dalam pembuatan kertas tersebut, PT X sangat memperhatikan kualitas
produknya. Dengan keahlian dan penyelidikan laboratorium yang semakin
modern mengenai standar kualitas yang harus dicapai dalam pembuatan kertas, PT
X selalu menjaga dan meningkatkan kualitas produknya agar selalu dapat
memenuhi keinginan konsumen. Dengan melihat kenyataan di atas, maka
penelitian yang diajukan “Quality Control Untuk Produksi Kertas pada PT X
Paper Products Menggunakan Metode Six Sigma.
1.2 Permasalahan
Berdasarkan keterangan dari latar belakang di atas, maka munculah
permasalahan mengenai cacatnya produksi kertas pada PT X Paper Products dan
mengalisa solusi dari permasalahan produksi Jenis IT 127 dan IT 170
menggunakan metode Six Sigma.
4
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian dapat lebih fokus dan terarah sesuai dengan kondisi maka
penelitian dibatasi antara lain :
a. Pengendalian kualitas pada penelitian ini menekankan hanya pada kondisi
kertas mengalami cacat/gagal.
b. Produksi yang diteliti adalah kertas gulungan/roll yang selanjutnya akan
dikirim kepada pengolah kertas selanjutnya.
c. Penelitian Quality Control menggunakan metode Six Sigma pada Fase Define,
Measure, dan Analyze. Tanpa mengikutsertakan Fase Control dan Improve
karena cakupan yang begitu luas.
d. Penelitian ini menggunakan 5 variabel (Light/l, Dyes a, Dyes b, Brightness,
dan Whiteness) dengan masing-masing variabel terdiri atas dua kategori
penyebab cacat suatu kertas.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan :
a. Untuk mengetahui keadaan pengendalian kualitas kertas pada PT X.
b. Untuk mengetahui faktor utama penyebab suatu produk kertas mengalami
kegagalan dalam proses produksi.
c. Melihat kapabilitas kinerja perusahaan dalam memproduksi kertas.
d. Menindaklanjuti faktor-faktor penyebab terjadinya kegagalan produk kertas
PT X dan memberikan solusi atas setiap permasalahan suatu kertas dikatakan
mengalami kecacatan.
5
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penerapan teori-teori statistika yang
diaplikasikan pada kasus nyata di lapangan serta pelatihan dalam menganalisis
suatu masalah secara ilmiah dan mengasah ketajaman berpikir. Hasil penelitian
diharapkan mampu memberikan masukan sebagai dasar pertimbangan dalam
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya pencapaian kualitas
produksi.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dijelaskan tentang pengendalian kualitas terhadap produk dan
statistik, six sigma dan proses produksi kertas PT X. Pada konsep Six Sigma
dibahas beberapa hal antara lain : Defini Six Sigma dan metodologi peningkatan
Six Sigma menggunakan metode DMAIC yang terdiri dari fase Define, Measure,
Analyze, Improve, dan Control [9].
2.1 Definisi Pengendalian Kualitas
2.1.1 Pengendalian Kualitas Produk
Peranan pegendalian kualitas produk menjadi bertambah besar dan penting
dengan adanya perkembangan selera akibat peradaban manusia yang berubah.
Perubahan selera tersebut mendorong konsumen untuk selalu mencari barang
yang nilai gunanya lebih sempurna dan baik. Kualitas suatu produk dengan proses
produksi sangat erat kaitannya.
Suatu produk dibuat melalui proses pengolahan dari bahan baku menjadi
barang setengah jadi dan akhirnya menjadi barang jadi (finished goods)
berdasarkan kualitas yang diciptakan. Kualitas suatu produk berkaitan dengan
bentuk, warna, dan dapat pula dikaitkan dengan seni, karena kualitas selalu
dikaitkan dengan memenuhi selera konsumen. Konsumen bersedia membayar
dengan harga mahal, asalkan mereka memperoleh kepuasan. Artinya mereka
bersedia membeli suatu barang dengan harga yang masuk akal, tetapi kualitas
7
harganya baik. Kualitas suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu
produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen
dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah dikeluarkan [7]. Pengendalian
kualitas merupakan kegiatan terpadu mulai dari produk standar mutu bahan,
standar proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar
pengiriman produk ke konsumen, agar barang atau jasa yang diproduksi sesuai
dengan kualitas yang direncanakan (pemenuhan spesifikasi kebutuhan).
Pengendalian kualitas dapat dilakukan pada produk yang dihasilkan, atau dikenal
dengan rencana penerimaan sampel produk (acceptance sampling). Acceptance
sampling merupakan proses evaluasi bagian produk dan seluruh produk yang
dihasilkan agar konsumen menerima seluruh produk yang dihasilkan tersebut. Jadi
pengendalian kualitas suatu produk merupakan pekerjaan yang kompleks karena
menyangkut berbagai tugas yang berkaitan dengan proses pembuatan suatu
produk.
2.1.2 Pengendalian Kualitas Statistik
Batasan teknik pengendalian kualitas produksi adalah pengendalian
kualitas produksi secara statistik. Pengendalian kualitas statistik (statistical
quality control) secara garis besar digolongkan menjadi dua, yakni pengendalian
proses statistik (statistical process control) atau yang sering disebut dengan
control chart dan rencana penerimaan sampel produk atau yang sering dikenal
dengan acceptance sampling. Pengendalian kualitas statistik (statistical quality
control) merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai
8
pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola dan memperbaiki proses
menggunakan metode statistik. Pengendalian proses statistik merupakan
penerapan metode-metode statistik untuk pengukuran dan analisis variasi proses.
Dengan pengendalian proses statistik maka dapat dilakukan analisis dan
meminimalkan penyimpangan atau kesalahan, mengkuantifikasikan kemampuan
proses dan membuat hubungan antara konsep dan teknik yang ada untuk
mengadakan perbaikan proses. Keberhasilan dalam pengendalian proses statistik
sangat dipengaruhi oleh tiga faktor, yakni sistem pengukuran, sistem pelatihan
yang tepat, dan komitmen manajemen [2].
Kontrol kualitas secara statistik yang diinginkan adalah yang memenuhi
permintaan konsumen. Permintaan konsumen yang dimaksud adalah akhir
kegunaan suatu produk dan harga jual suatu produk. Lebih lanjut hal ini
dijabarkan dalam bentuk spesifikasi ukuran, ciri-ciri operasi, ongkos produk,
syarat produksi untuk menghasilkan produk yang dikehendaki [6].
2.2 Six Sigma
Six Sigma merupakan pendekatan menyeluruh untuk menyelesaikan
masalah dan meningkatkan proses melalui fase DMAIC (Define, Measure,
Analyze, Improve and Control). Secara sederhana Six Sigma dapat diterjemahkan
sebagai suatu proses yang mempunyai kemungkinan cacat (defect opportunity)
sebesar 0.00034% atau sebanyak 3.4 buah dalam satu juta produk (defect per
million). Umumnya Six Sigma dituliskan dalam simbol 6 sigma (6𝜎) [4]. Produk
yang dimaksud adalah produk yang dapat dinilai secara objektif.
9
Defect adalah semua kejadian atau peristiwa dimana produk atau proses
memenuhi kebutuhan sesorang pelanggan. Sekali menghitung defect dapat pula
menghitung “hasil” proses (persentase item tanpa defect), dan menggunakan tabel
untuk menentukan “level sigma”. Level sigma dari kinerja juga sering
diekspresikan dalam “Defect per Million Opportunities” (Kesalahan per sejuta
peluang) atau “DPMO”. DPMO mengidentifikasikan berapa banyak kesalahan
yang akan muncul jika sebuah aktivitas diulang satu juta kali. Dalam melakukan
kalkulasi, dengan memfaktorkan peluang-peluang dalam defect. Persentase dan
jumlah kecacatan dari beberapa sigma dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut :
Tabel 2.1. Tabel Konversi Sigma
Tabel Konversi Sigma yang disederhanakan
Persentase Tanpa Kecacatan DPMO Sigma
30.90% 690000 1
69.20% 308000 2
93.30% 66800 3
99.40% 6210 4
99.98% 320 5
99.99% 3.4 6
Dalam usaha-usaha memperkecil variansi, six sigma dilakukan secara
sistematis dengan mendefinisikan, mengukur, menganalisa, memperbaiki, dan
mengendalikan produk suatu barang.
Ada enam tema utama dalam Six Sigma, yaitu :
a. Fokus yang sungguh-sungguh kepada pelanggan.
10
b. Manajemen yang digerakkan oleh data dan fakta.
c. Fokus pada proses , manajeman, dan perbaikan.
d. Manajemen proaktif.
e. Kolaborasi tanpa batas.
f. Dorongan untuk sempurna dan toleransi terhadap kegagalan.
DMAIC merupakan jantung analisis Six Sigma yang menjamin voice of
customer berjalan dalam keseluruhan proses sehingga produk yang dihasilkan
memuaskan keinginan pelanggan. Tahapan-tahapan dari Six Sigma adalah:
2.2.1 Fase Define (Pendefinisian)
Adalah fase menentukan masalah, menetapkan persyaratan-persyaratan
pelanggan dan membangun tim. Fase ini tidak banyak menggunakan statistik.
Statistik yang sering digunakan adalah diagram Pareto. Seperti Gambar 2.1.
berikut ini:
Gambar 2.1 Contoh Diagram Pareto
11
Alat statistik tersebut digunakan untuk mengidentifikasi masalah dan
menentukan prioritas masalah. Masalah tersebut akan dijelaskan secara rinci pada
fase Measure.
Proses Mapping adalah grafik yang menggambarkan langkah-langkah
yang dilakukan dalam meningkatkan kualitas proses menggunakan simbol-simbol
standar flowchart. Proses mapping mempunyai lima kategori kerja utama, yaitu
mengidentifikasi supplier, input supplier, process, output proses dan pelanggan
dari proses.
Kelima kategori ini dikenal dengan istilah SIPOC (Supplier-Input-
Process-Output-Customer) dengan keterangan sebagai berikut :
a. Supplier yaitu orang atau kelompok yang memberikan informasi kunci, bahan-
bahan atau sumber daya lainnya kepada proses.
b. Input adalah sesuatu yang diberikan.
c. Process adalah sekumpulan langkah yang mengubah dan idealnya
menambahkan nilai/input.
d. Customer adalah orang atau kelompok yang menerima output .
Simbol-simbol yang digunakan pada pembuatan proses mapping
: digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir proses.
: digunakan untuk menggambarkan tahap-tahap dalam proses.
: digunakan untuk menggambarkan pengambilan keputusan.
12
: digunakan untuk menghubungkan tahap-tahap dalam proses.
2.2.2 Fase Measure (Pengukuran)
Adalah fase mengukur tingkat kecacatan dan tingkat kinerja. Dalam fase
ini, pengukuran yang dilakukan antara lain :
1. Pengukuran baseline kinerja
Sebelum dilakukan proses Six Sigma harus dilakukan pengukuran tingkat
kinerja saat ini atau pengukuran baseline kinerja. Ukuran hasil kinerja
baseline yang digunakan pada Six Sigma adalah tingkat DPMO (Defect Per
Million Oppurtunity) dan pencapaian tingkat kapabilitas sigma (sigma level).
Perhitungan nilai sigma dilakukan unuk mengetahui performa proses saat ini
yang akan menjadi tolak ukur dalam menentukan tindakan perbaikan yang
harus dilakukan. Langkah-langkahnya yaitu:
a. Menghitung nilai DPMO
DPMO merupakan suatu ukuran kegagalan dalam Six Sigma yang
menunjukan kerusakan suatu produk dalam satu juta barang yang diproduksi.
Kriteria DPMO harus didefinisikan dengan teliti. Kerusakan dapat
digambarkan dengan tidak bersih, tepat atau tidak sesuai dengan standar.
DPMO dituliskan dengan persamaan:
𝐷𝑃𝑀𝑂 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑒𝑚𝑢𝑎 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖× 1.000.000 2.1
Nilai DPMO dari suatu produk menggambarkan rata-rata pengukuran pada
suatu proses.
13
b. Mengkonversi nilai DPMO ke nilai sigma menggunakan Tabel Konversi
Sigma.
Setelah diperoleh nilai DPMO dan level sigma, maka kita dapat ketahui
besarnya baseline kinerja perusahaan saat ini.
2. Pengukuran tingkat kapabilitas proses (capability process)
Suatu proses disebut mempunyai kapabilitas jika proses tersebut mempunyai
kemampuan untuk menghasikan output yang berada dalam batas spesifikasi
yang diharapkan. Dimana nilai rata-rata dari proses sama dengan nilai target
yang diharapkan dan besar rentang spesifikasi yang diinginkan perusahaan
yaitu (USL − LSL) lebih besar dari rentang batas terkontrol pada produk yang
dihasilkan UCL − LCL [1].
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2. besarnya batas
spesifikasi perusahaan ditentukan oleh bagian Quality Control pada perusahaan
sedangkan besarnya batas terkontrol dapat diketahui melalui bagan kendali
Shewhart.
Ukuran yang menyatakan kemampuan proses tersebut dinamakan
capability index. Sedangkan analisanya disebut analisa proses kapabilitas. Analisa
proses kapabilitas dapat digunakan apabila proses tersebut berada dalam statistical
process control, apabila tidak maka kapabilitasnya tidak dapat dipercaya.
14
Gambar 2.2 Bagan Kendali Proses Mempunyai Kapabilitas
Menurut [1], proses kapabilitas dapat digolongkan dalam tiga kondisi,
yaitu:
a. Proses yang memiliki kapabilitas tinggi, yang terjadi bila rentang proses
berada didalam rentang spesifikasi (Dapat dilihat pada Gambar 2.3).
6𝜎 < (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿) 2.2
Gambar 2.3 Bagan Kendali Proses Kapabilitas Tinggi
15
b. Proses yang memiliki kapabilitas hampir tidak cukup, yang terjadi bila
rentang proses sama dengan rentang spesifikasi. (Gambar 2.4)
6𝜎 = (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿) 2.3
Gambar 2.4 Bagan Kendali Proses Kapabilitas Hampir Cukup
c. Proses yang tidak memiliki kapabilitas, terjadi bila rentang proses lebih besar
dibandingkan dengan rentang spesifikasi (Gambar 2.5).
6𝜎 > (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿) 2.4
Gambar 2.5 Bagan Kendali Proses Tidak Memiliki Kapabilitas
Terdapat berbagai indeks kapabilitas proses, akan tetapi dalam penelitian
ini digunakan 3 macam indeks, yaitu :
16
a. 𝐶𝑝 (Indeks Kapabilitas Proses)
𝐶𝑝 merupakan indeks kapabilitas yang paling sederhana untuk
menunjukkan kemampuan suatu proses dalam memenuhi spesifikasi
limit. Ada beberapa asumsi yang harus dipenuhi sebelum
menggunakan 𝐶𝑝, yaitu distribusi dari proses harus berdistribusi normal
dan nilai rata-rata proses (𝑋 ) harus tepat sama dengan nilai target(T),
yang berarti nilai 𝑋 dari proses harus tepat berada di tengah dari interval
nilai USL dan LSL. Jika asumsi tidak terpenuhi, maka nilai 𝐶𝑝 akan
memberikan misleading results (kurang dapat dipercaya). Dapat
dikatakan Cp merupakan perbandingan antara rentang spesifikasi dengan
rentang proses, sehingga seharusnya bernilai lebih dari satu [1].
Dituliskan:
𝐶𝑝 =𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝑈𝐶𝐿−𝐿𝐶𝐿 2.5
𝑈𝐶𝐿 − 𝐿𝐶𝐿 = 𝑋 + 3𝜎 − 𝑋 − 3𝜎
𝑈𝐶𝐿 − 𝐿𝐶𝐿 = 𝑋 + 3𝜎 − 𝑋 + 3𝜎 = 6𝜎
𝐶𝑝 =𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝑈𝐶𝐿−𝐿𝐶𝐿=
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
6𝜎 2.6
Nilai = 1 , jika rentang spesifikasi sama dengan rentang proses.
Dikatakan proses hampir memiliki kapabilitas.
Nilai 𝐶𝑝 > 1, jika rentang spesifikasi lebih besar dari rentang proses.
Dikatakan proses memiliki kapabilitas yang tinggi.
Nilai 𝐶𝑝 < 1, jika rentang spesifikasi lebih kecil dari rentang proses.
Dikatakan proses tidak memiliki kapabilitas.
17
Secara umum dapat dikatakan semakin besar nilai 𝐶𝑝, maka semakin
baik proses tersebut. Six Sigma merupakan pengembangan dari konsep
𝐶𝑝. Proses 6𝜎 memiliki 𝐶𝑝 = 2. Hubungan antara nilai 𝐶𝑝 dan
kapabilitas proses dapat dilihat pada Tabel 2.2 di bawah ini:
Tabel 2.2 Hubungan 𝐶𝑝 dan Kapabilitas Proses
b. 𝐶𝑝𝑘 (Indeks Kapabilitas Proses Aktual)
𝐶𝑝𝑘 merupakan indeks yang menunjukan seberapa baik suatu proses
dapat memenuhi spesifikasi limit, dengan mengukur jarak terdekat antara
kinerja proses dan batas spesifikasi. Semakin kecil nilai 𝐶𝑝𝑘 semakin
dekat jarak antara kinerja proses dan batas spesifikasi, hal ini berarti
proses tersebut semakin capable. Formula Cpk dituliskan [1]:
𝐶𝑝 Kapabilitas Proses
0.33
0.50
0.67
0.83
1.00
1.17
1.33
1.50
1.67
1.83
2.00
2.17
2.33
1.0𝜎
1.5𝜎
2.0𝜎
2.5𝜎
3.0𝜎
3.5𝜎
4.0𝜎
4.5𝜎
5.0𝜎
5.5𝜎
6.0𝜎
6.5𝜎
7.0𝜎
18
𝐶𝑝𝑘 = (1 − 𝑘)𝐶𝑝 2.7
Dengan 𝑘 = 𝑈𝑆𝐿 +𝐿𝑆𝐿
2−𝑋
𝑈𝑆𝐿 −𝐿𝑆𝐿
2
Jika 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
2> 𝑋 maka
𝑘 = 𝑈𝑆𝐿 + 𝐿𝑆𝐿
2− 𝑋
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿2
=𝑈𝑆𝐿 + 𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿−
2𝑋
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝 =𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎
1 − 𝑘 𝐶𝑝 = (1 − (𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿−
2𝑋
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿)) ×
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
6𝜎
= (𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿−
𝑈𝑆𝐿 + 𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿+
2𝑋
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿) ×
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎
= (𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
6𝜎−
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
6𝜎+
2𝑋
6𝜎)
=2𝑋 − 2𝐿𝑆𝐿
6𝜎=
𝑋 − 𝐿𝑆𝐿
3𝜎
Jika, 𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
2< 𝑋 maka
𝑘 =𝑋 −(𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿)/2
(𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿)/2=
2𝑋
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿−
𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
𝐶𝑝 =𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎,
1 − 𝑘 𝐶𝑝 = (1 − 2𝑋
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿−
𝑈𝑆𝐿+𝐿𝑆𝐿
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿 × (
𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
6𝜎)
=𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎−
2𝑋
6𝜎+
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎
=2(𝑈𝑆𝐿 − 𝑋 )
6𝜎=
𝑈𝑆𝐿 − 𝑋
3𝜎
19
Jadi,
𝐶𝑝𝑘 = min(𝑈𝑆𝐿−𝑋
3𝜎𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑋 −𝐿𝑆𝐿
3𝜎) 2.8
Dengan:
USL = batas spesifikasi atas (Upper Specification Limit)
LSL = batas spesifikasi bawah (Lower Specification Limit)
𝑋 = rata –rata proses
𝜎 = simpangan / standar deviasi
Dapat dikatakan bahwa 𝐶𝑝𝑘 lebih baik dari pada 𝐶𝑝, akan tetapi 𝐶𝑝𝑘 juga
mempunyai kekurangan. 𝐶𝑝𝑘 hanya melihat penyebaran dari rata-rata
proses dan spesifikasi limit, sehingga tidak dapat memberikan informasi
bagaimana penyebaran dari proses kontrol secara keseluruhan hanya
bagaimana penyebaran proses terhadap spesifikasi limit.
Terdapat hubungan antara 𝐶𝑝𝑘 dan kapabilitas proses pada berbagai
tingkat sigma. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3.
20
Tabel 2.3 Hubungan 𝐶𝑝𝑘 dan Kapabilitas Proses
𝐶𝑝𝑘 Kapabilitas Proses
0.00
0.17
0.33
0.5
0.67
0.83
1.00
1.17
1.33
1.5
1.67
1.83
2.00
1.5𝜎
2.0𝜎
2.5𝜎
3.0𝜎
3.5𝜎
4.0𝜎
4.5𝜎
5.0𝜎
5.5𝜎
6.0𝜎
6.5𝜎
7.0𝜎
7.5𝜎
c. 𝐶𝑝𝑚 (Indeks Kapabilitas Proses)
Indeks kapabilitas proses Cpm (disebut juga Taguchi Capability Index)
digunakan untuk mengukur pada tingkat mana output suatu proses berada
pada nilai spesifikasi target kualitas (T) yang digunakan oleh pelanggan.
Semakin tinggi nilai 𝐶𝑝𝑚 menunjukkan bahwa output proses semakin
mendekati nilai spesifikasi target kualitas yang diinginkan pelanggan.
Formula 𝐶𝑝𝑚 dituliskan:
𝐶𝑝𝑚 =𝑈𝑆𝐿−𝐿𝑆𝐿
6𝜏𝑆𝑇𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 ∶ 𝜏𝑆𝑇 = 𝜎2 + (𝑇 − 𝜇)2 2.9
21
Dengan 𝜏 adalah variansi dan selisih antara rata-rata proses (𝜇) dan target
(𝑇).
Beberapa keuntungan dari penggunaan indeks Cpm [5] adalah:
1. Indeks 𝐶𝑝𝑚 dapat diterapkan pada suatu interval spesifikasi yang tidak
simetris (axymetrical specification interval), dimana nilai spesifikasi target
kualitas (T) tidak berada tepat di tengah nilai USL dan LSL.
2. Indeks 𝐶𝑝𝑚 dapat dihitung untuk tipe distribusi apa saja, tidak
mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Hal itu berarti perhitungan
Cpm adalah bebas dari persyaratan distribusi data, serta tidak memerlukan
lagi uji normalitas untuk mengetahui apakah data yang dikumpulkan dari
proses itu berdistribusi normal. Juga akan menghindari pertanyaan-
pertanyaan tentang distribusi apa yang digunakan.
Dalam program peningkatan kualitas Six Sigma, biasanya dipergunakan
criteria sebagai berikut :
a. 𝐶𝑝𝑚 ≥ 2.00
Proses dianggap mampu dan kompetitif.
b. 1.00 ≤ 𝐶𝑝𝑚 ≤ 1.99
Proses dianggap cukup bagus, namun perlu upaya-upaya giat untuk
peningkatan kualitas menuju target perusahaan berkelas dunia yang
memiliki tingkat kegagalan sangat kecil menuju nol (zero defect
oriented). Perusahaan yang memiliki nilai Cpm yang berada di kisaran
ini memiliki kesempatan terbaik dalam melakukan program peningkatan
kualitas Six Sigma.
22
c. 𝐶𝑝𝑚 < 1.00
Proses dianggap tidak mampu dan tidak kompetitif untuk bersaing di pasar
global.
2.2.3 Fase Analyze (Analisis)
Merupakan fase mencari dan menentukan penyebab dari suatu masalah.
Selanjutnya akar utama suatu permasalahan dapat dianalisis menggunakan
diagram cause & effect/ Ichigawa/ Fishbone dan Failure Models and Effect
Analysis/FMEA).
1. Diagram Sebab Akibat
Cause and Effect diagram adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengorganisasi dan menggabungkan seluruh ide-ide mengenai penyebab
potensial dari sutu masalah. Bentuknya seperti tulang ikan (fishbone), terdiri dari
dua macam bagian yaitu [1]:
a. Kepala ikan (akibat), berada di sebelah kanan. Bagian ini memuat
suatu permasalahan (kecacatan produk), yaitu akibat yang terjadi.
b. Tulang ikan (penyebab), terdiri dari faktor-faktor penyebab dimana
duri-duri tersebut akan bercabang-cabang sesuai jumlah penyebab
yang ditemukan.
23
Effect
enviroment
Methods
Material
personal
Cause
Reason
Cause
Reason
Cause
Reason
Reason
Cause Cause
Reason
Cause
Reason
cause
Reason
Cause
Reason
Gambar 2.6 Contoh Diagram Sebab Akibat
2. FMEA (Failure Models and Effect Analysis)
Failure Models and Effect Analysis atau analisa potensi kegagalan dari
produk/proses dan efek-efeknya merupakan suatu kegiatan mendokumentasikan
pengidentifikasian tindakan atau menghilangkan atau mengurangi kemungkinan
potensi kegagalan terjadi.
Langkah-langkah dalam menggunakan FMEA yaitu [8]:
a. Mengidentifikasi proses, produk atau jasa.
Membuat kolom-kolom dalam sebab sphreadsheet. Masing-masing kolom
tersebut diberi nama: modes of failure, cause of failure, effect of failure,
frequency of occurance, degree of severity, chance of detection, risk
priority mumber (RPN) dan rank.
b. Membuat daftar masalah-masalah yang mungkin muncul.
24
c. Mengidentifikasi semua penyebab dari setiap masalah yang muncul.
d. Menentukan akibat dari setiap masalah tersebut. Kemudian
mengidentifikasi akibat potensial dari masalah terhadap pelanggan,
produk dan proses.
e. Membuat tabel keterangan nilai-nilai yang akan ditentukan. Untuk
mengisi kolom frequency of occurance, degree of severity, dan chance
of detection dibuat suatu tabel consensus dari nilai-nilai relative untuk
mengasumsikan frekuensi muncul (occurance), seberapa besar
pengaruh efek kegagalan yang terjadi (severity). Kemungkinan
masalah tersebut terdeteksi dan diatasi sekarang ini (detection).
Selanjutnya mengisikan nilai yang sesuai untuk kolom-kolom di atas
berdasarkan tabel yang telah dibuat.
f. Menghitung nilai resiko (RPN) dari tiap masalah, dengan rumus:
𝑅𝑃𝑁 = 𝑆𝐸𝑉𝑉 × 𝑂𝐶𝐶 × 𝐷𝐸𝑇 2.10
g. Menyusun masalah berdasarkan nilai RPN, dengan urutan RPN
tertinggi ke terendah.
h. Mengambil tindakan untuk mengurangi resiko pada masalah
berdasarkan rangkingnya.
Berikut contoh tabel spreadsheet FMEA (Tabel 2.4):
25
Tabel 2.4 Spreadsheet FMEA
Mode of
failure
Cause
of
failure
Effect
of
failure
Frequence
of
occurance
(1-10)
Degree
of
severity
(1-10)
Chance
of
detection
(1-10)
Risk
priority
number
(RPN)
R
a
n
k
Nilai occurance (OCC), severity (SEV), dan detection (DET) besarnya
antara 1-10. Ketentuan pemberian besarnya nilai ini dapat dilihat dalam Tabel 2.5
berikut:
Tabel 2.5 Nilai Occurance (OCC), Severity (SEV), dan Detection (DEC).
Nilai Occurance (OCC) Severity (SEV) Detection (DET)
1 Jika masalah hampir
tidak pernah terjadi
Jika masalah tidak
berpengaruh
(minor)
Jika masalah pasti
dapat cepat-cepat
diatasi (very high) 2
3 Jika masalah sangat
jarang terjadi, relative
sedikit (low)
Jika masalah sedikit
berpengaruh dan
tidak terlalu kritis
(low)
Jika masalah
kemungkinan besar
dapat diatasi (high) 4
5
6 Jika masalah kadang-
kadang terjadi
Jika masalah cukup
berpengaruh, dan
pengaruh cukup
kritis (moderate)
Jika masalah ada
kemungkinan untuk
dapat diatasi
(moderate)
7
8 Jika masalah sering
terjadi (high)
Jika masalah sangat
berpengaruh dan
kritis (high)
Jika masalah
kemungkinan kecil
untuk dapat diatasi
(low)
9 Jika masalah sulit
untuk dihindari (very
high)
Jika masalah benar-
benar berpengaruh,
sangat merugikan
dan sangat kritis
(very high)
Jika masalah
mungkin tidak dapat
diatasi (very low)
Jika masalah tidak
dapat diatasi (none)
10
26
Setelah dilakukan analisis FMEA, selanjutnya menentukan tindakan yang
sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Terutama masalah-masalah
yang memiliki nilai resiko (RPN) tertinggi. Untuk itu digunakan table action
planning for failure mode (Tabel 2.6). Dengan tabel ini ditentukan tindakan yang
sesuai untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah yang terjadi dengan
memberikan solusi langsung ke akar penyebab permasalahanya. Apabila
diperlukan, untuk setiap solusi tersebut dapat dibuat validasi yang akan berguna
untuk memastikan bahwa solusi telah diimplementasikan dengan benar. Bentuk
validasi tersebut dapat berupa laporan, form, dan checksheet.
Tabel 2.6 Bentuk Table Action for Failure Mode (Tabel design Solusi)
Failure Mode Actionable
cause
Design
action/
potensial
solution
Design
validation
2.2.4 Fase Improve (Meningkatkan)
Adalah fase meningkatkan proses dan menghilangkan sebab cacat. Pada
fase Measure telah ditetapkan variabel faktor untuk masing-masing respon. Pada
fase Improve memilih strategi peningkatan variabel faktor.
Design of Eksperiment (DOE) merupakan salah satu metode statistik yang
digunakan untuk meningkatkan dan melakukan perbaikan kualitas. Design of
Eksperiment dapat didefinisikan suatu uji atau rentetan uji dengan mengubah-ubah
27
variabel input (faktor) suatu proses sehingga dapat diketahui penyebab perubahan
output (respon).
2.2.5 Fase Control (Pengawasan)
Fase Control merupakan fase mengontrol kinerja proses dan menjamin
cacat tidak muncul. Alat yang paling utama digunakan adalah diagram kontrol.
Fungsi utama diagram kontrol adalah sebagai berikut:
a. Membantu mengurangi variabilitas
b. Memonitor kinerja setiap saat
c. Memungkinkan proses koreksi untuk mencegah kegagaalan
d. Trend dan kondisi di luar kendali terdeteksi secara cepat.
Diagram control merupakan run chart dalam suatu interval keyakinan
tertentu, biasanya 3 standar deviasi (3𝜎), diagram ini memuat 3 garis batas, yaitu
Batas Kontrol Atas / Upper Control Limit (UCL), rata-rata kualitas sampel, dan
Batas Kontrol Bawah / Lower Control Limit (LCL). Garis UCL dan LCL
merupakan garis dengan menambahkan dan mengurangkan 3 standar deviasi dari
garis rata-rata kualitas sampel.
𝑈𝐶𝐿 = 𝑋 + 3𝜎𝑥
𝑛 dan 𝐿𝐶𝐿 = 𝑋 − 3
𝜎𝑥
𝑛 2.11
Sampel yang berada di dalam rentang UCL – LCL dikatakan berada dalam
pengawasan, sedangkan yang berada di luar rentang UCL – LCL berada di luar
pengawasan.
28
Secara umum diagram kontrol dapat digolongkan dalam dua kategori,
yaitu diagram kontrol variabel dan diagram kontrol atribut. Diagram kontrol
variabel memiliki tipe data kontinu dan datanya diperoleh sebagai hasil
pengukuran. Sebagai contoh, pengukuran berat, panjang, dan lain-lain. Diagram
kontrol atribut memiliki tipe data diskrit dan datanya diperoleh sebagai hasil
perhitungan. Sebagai contoh jumlah cacat atau proporsi cacat produk [3]. Dalam
penelitian ini data yang digunakan adalah berbentuk ukuran yang kontinu yaitu
ukuran tekstur kertas dan warna kertas sehingga data yang dipilih adalah diagram
kontrol variabel. Gambar 2.7 adalah contoh control chart dalam penggunaan fase
control:
Gambar 2.7 Contoh Control Chart Fase Control
29
2.3 Proses Produksi Kertas PT X
Proses produksi kertas di PT. X meliputi semua proses di seksi Stock
Preparation, Paper Machine, dan Finishing-Converting.
2.3.1 Stock Preparation (Penyediaan Bahan)
Seksi Stock Preparation bertugas untuk mempersiapkan semua bahan
baku yang diperlukan dalam proses produksi kertas. Tahap persiapan ini sangat
menentukan mutu kertas yang dihasilkan.
1. Proses Persiapan Bahan Baku Pulp
Terdiri dari 4 tahap, yaitu:
a. Pulping (Peleburan Bahan Kayu)
Proses pulping adalah proses pembuburan (penghancuran) lembaran pulp
& broker paper yang dimasukkan oleh operator menjadi buburan pulp
dengan menambah process water (air buangan proses produksi yang sudah
didaur ulang di settling tank) untuk mengencerkan buburan pulp, dimana
sebelumnya operator memisahkan kawat pengikat & kotoran dari
lembaran pulp kering.
b. Refining (Penggilingan)
Dari flow tank, buburan pulp terlebih dahulu melalui filter. Di dalam filter
buburan pulp dibersihkan kembali, baru kemudian buburan pulp digiling.
c. Mixing (Pencampuran)
Dari refining chest, buburan pulp dimasukkan ke dalam mixing chest
untuk dicampur dengan buburan pulp dari broke paper (dari Departemen
Paper Machine dan Departemen Finishing and Converting).
30
2. Proses Penyiapan Larutan CaCO3
Larutan CaCO3 disiapkan dengan 3 tahap, yaitu:
a. Pengenceran
Pengenceran dilakukan dengan menggunakan fresh water yang berasal
dari seksi Water Treatment sampai didapat konsistensi 23 ± 2 %.
Sebelumnya agitator pada tangki pengaduk dihidupkan kemudian dialirkan
fresh water pada saat tangki pengaduk terisi 1/3 bagiannya, CaCO3
dimasukkan dengan konsistensi larutan 30 ± 2 %. Aliran air dihentikan
pada saat pulper sudah terisi penuh.
b. Penyaringan
Larutan CaCO3 yang telah diencerkan tercampur merata akan melewati
vibro screen untuk memisahkan kotoran-kotoran yang terbawa dan
dipindahkan ke tangki penampung dan siap dipompa ke Paper Machine.
c. Pemurnian
Larutan CaCO3 tersebut ditambahkan biocide yang berfungsi untuk
mematikan mikroorganisme pada larutan yang akan menurunkan kualitas
produk.
3. Proses Penyiapan Larutan Filler Non CaCO3
Larutan non CaCO3 disiapkan dengan 2 tahap yaitu:
a. Pengenceran
Pengenceran dilakukan menggunakan fresh water yang berasal dari
departemen water treatment sampai didapatkan konsistensi 11,5%.
Sebelumnya agiator pada tangki pengaduk dihidupkan. Fresh water
31
dialirkan saat tangki pengaduk terisi 1/3 bagian, non CaCO3 dimasukkan
dalam konsistensi larutan 30% ±2. Aliran air dihentikan pada saat pulper
terisi penuh (sampai tanda batas 3m3).
b. Penyaringan
Larutan non CaCO3 yang telah diencerkan tercampur merata dipompa ke
drum kemudian dialirkan melalui screen untuk memisahkan kotoran-
kotoran yang terbawa dan dialirkan ke mixing chest.
4. Proses Pembuatan Larutan Bahan Pewarna (Dyes)
Langkah-langkah pembuatan larutan bahan pewarna adalah sebagai berikut:
1. Fresh water dimasukkan ke dalam drum (ukuran 30mL, 60mL, atau
120mL) sampai ¼ bagian.
2. Pigment Dyes atau pewarna dimasukkan ke dalam drum tersebut sesuai
dengan konsentrasi larutan yang akan dibuat (missal 1%-20%).
3. Dyes non pigment dalam tobin langsung dipakai di paper machine,
pengontrolan debit pemakaian dilakukan sesuai standar warna.
2.3.2 Paper Machine
Di seksi Peper Machine terjadi proses utama dalam pembuatan kertas
yaitu dari bubur pulp yang ditambahkan bahan-bahan penunjang lainnya yang
telah disiapkan di seksi Stock Preparation, kemudian dipress dan dikeringkan
hingga menjadi jumbo roll. Tugas pembuatan kertas hampir 70 % dilakukan oleh
Paper Machine. Mesin ini dijalankan oleh operator yang bertugas mengatur
ukuran suatu bahan pembuat kertas.
32
2.3.3 Finishing dan Converting
Departemen Finishing-Converting terbagi atas dua seksi yaitu seksi
Finishing dan seksi Converting. Kertas dalam bentuk jumbo roll yang dihasilkan
oleh seksi Paper Machine akan diuji kualitasnya oleh Quality Control (QC),
kertas yang lolos seleksi akan dikirim ke seksi Finishing. Pada seksi Finishing,
jumbo roll akan melewati beberapa tahap perlakuan yaitu pemotongan,
penyortiran, dan pembungkusan. Seksi Finishing akan menghasilkan kertas dalam
bentuk miniroll dan big sheet.
2.3.4 Variabel Dalam Penelitian
Variabel yang diuji dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ligth/l
Variabel ini menjelaskan tentang terangnya suatu kertas yang diproduksi,
dalam penelitan variabel dapat dikategorikan menjadi dua permasalahan yaitu
kertas sangat terang jika nilai skalar dalam produksi melebihi batas atas/ UCL dan
sangat gelap jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam
penghitungan.
2. Dyes a
Variabel ini menjelaskan tentang pemakaian warna dalam produksi dengan
batasan Merah hingga Hijau. Kombinasi dua warna inilah yang menjadi tolak
ukur dalam variabel a dengan dua permasalahan yaitu Merah berlebihan jika
33
melebihi nilai skalar dalam produksi melebihi batas atas/UCL dan Hijau
berlebihan jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam perhitungan.
3. Dyes b
Variabel ini menjelaskan tentang pemakaian warna dalam produksi dengan
batasan Kuning hingga Biru. Kombinasi dua warna inilah yang menjadi tolak ukur
dalam variabel b dengan dua permasalahan yaitu Kuning berlebihan jika melebihi
nilai skalar dalam produksi melebihi batas atas/UCL dan Biru berlebihan jika nilai
skalarnya kurang dari batas bawah/LCL dalam perhitungan.
4. Brightness/ Tingkat Kecerahan Kertas
Variabel ini menjelaskan tentang tingkat kecerahan suatu kertas. Dimana
permasalahan produksi adalah jika kertas sangat cerah jika nilai skalarnya
melebihi batas atas/UCL dan kertas pucat jika nilai skalarnya kurang dari batas
bawah/LCL dalam perhitungan.
5. Whiteness/ Tingkat Keputihan Kertas
Variabel ini menjelaskan tentang tingkat putihnya suatu kertas dengan dua
permasalahan produksi yaitu putih mendominasi jika nilai skalarnya melebihi
batas atas/UCL dan tidak putih jika nilai skalarnya kurang dari batas bawah/UCL
dalam perhitungan.
Dari kelima variabel tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda sesuai
dengan kategori jenis dan warna suatu kertas. Nilai batas atas/UCL dan nilai batas
bawah/LCL dapat diperoleh melalui perhitungan pada Persamaan (2.11).
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian skripsi dilakukan pada perusahaan kertas PT X
yang memproduksi kertas gulungan dalam jumlah besar, khususnya pada bagian
Produksi dan Quality Control. Produksi dilakukan selama 24 jam non stop
dimulai pada pukul WIB 08.00 hingga pukul 08.00 hari berikutnya
Secara keseluruhan jadwal kegiatan penelitian ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Tahun 2011 (Bulan)
Februari
(Minggu Ke-)
Maret
(Minggu Ke-)
2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Rancangan
Kegiatan
X
2 Pengerjaan tahap
Define dan
Measure
X X
3 Pengerjaan tahap
Analyze dan
Kesimpulan
X X
4 Revisi X X X X
35
3.2 Metode Pengumpulan Data
Bahan yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder berupa
data sekunder dari lembar test Quality Control dan Paper Machine. Adapun data
tersebut terdiri dari :
a. Komposisi warna (Ligth, Dyes a, Dyes b).
b. Penampilan kertas (Brigthness dan Whiteness).
c. Data keterangan jenis kertas.
d. Data keterangan warna.
e. Data informasi penyebab terjadinya gagal pembuatan kertas serta bagaimana
tindakan yang diberikan oleh PT X.
Untuk menyelesaikan permasalahan pada penelitian ini digunakan metode
deskriptif, berupa:
a. Studi Pustaka
Metode studi pustaka dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku
yang berhubungan dengan analisis Six Sigma dan tentang profil perusahaan.
b. Observasi Langsung
Metode pengamatan dilakukan untuk mengetahui aliran proses produk dan
pengambilan data produksi.
c. Wawancara Terstruktur
Metode wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan dan jenis
karakteristik kualitas produk yang diinginkan oleh pelanggan. Wawancara
36
dilakukan terhadap pihak Paper Machine perusahaan (jenis pertanyaan
terdapat pada Lampiran II).
3.3 Metode Pengolahan Data
Adapun langkah – langkah analisis data dengan menggunakan sebagai
berikut:
1. Fase Define
Adalah Menentukan masalah dengan menggunakan diagram pareto.
Tujuan menggunakan diagram tersebut adalah untuk melihat seberapa besar
pengaruh dari faktor-faktor pembuat cacat kertas sesuai dengan jenis kertasnya.
Dari fase inilah diperoleh faktor yang paling utama pembuat cacat dengan
menggunakan data Upper Limits Control (UCL) dan Lower Limits Control (LCL)
pada Persamaan 2.11. Dengan kategori cacat apabila berada di luar rentang UCL
dan LCL.
2. Fase Measure
Pada fase Measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dengan
parameter 𝐷𝑃𝑀𝑂 dan level sigma serta pengukuran kapabilitas proses.
Penghitungan nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂 dapat dilakukan dengan menggunakan Persamaan 2.1.
Setelah diperoleh nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂, kemudian dilakukan konversi nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂
menjadi nilai sigma menggunakan Table Conversion Sigma (tabel terlampir). Dari
nilai 𝐷𝑃𝑀𝑂 dan nilai sigma, maka dapat diketahui kondisi perusahaan saat ini.
Pengukuran kapabilitas proses dilakukan dengan menhitung nilai
𝐶𝑝 (Persamaan (2.7)), 𝐶𝑝𝑘 (Persamaan (2.8)) dan 𝐶𝑝𝑚 (Persamaan (2.9)) proses.
37
3. Fase Analyze
Pada fase Analyze dilakukan analisis sebab-sebab utama yang
menyebabkan masalah pada proses dengan menggunakan diagram sebab-akibat
(cause and effect diagram) dan analisis FMEA (Failure Mode and Effect
Analysis). Untuk membuat diagram sebab-akibat, dilakukan wawancara dengan
pihak Quality Control dan Paper Machine untuk memperoleh informasi tentang
hal-hal yang menyebabkan permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh
perusahaan. Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui penyebab manakah
yang paling mempengaruhi masalah tersebut. Analisis 𝐹𝑀𝐸𝐴 dilakukan dengan
menggunakan Spreadsheet 𝐹𝑀𝐸𝐴. Setelah diketahui penyebab utama dari
permasalahan dengan 𝐹𝑀𝐸𝐴 maka selanjutnya ditentukan tindakan yang sesuai
untuk mengatasi masalah-masalah yang ada menggunakan table action planning
for failure mode. Idealnya, setelah diketahui penyebab utama dari permasalahan
yang sedang dihadapi, maka dilakukan fase improve untuk meningkatkan proses
dan menghilangkan sebab-sebab cacat pada produk serta fase control untuk
mengendalikan proses agar tetap berada pada level six sigma. Akan tetapi, dalam
penelitian ini fase improve dan control tidak dikaji mengingat waktu dan sumber
daya yang dimiliki.
Setelah dilakukan pengolahan data, maka selanjutnya dilakukan analisis data.
Data analisisnya terdiri atas:
38
a. Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan.
Permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh perusahaan dapat dilihat
melalui diagram Pareto.
b. Kondisi baseline kinerja perusahaan
Untuk mengetahui kondisi baseline kinerja perusahaan dapat dilakukan dengan
melihat nilai akhir level sigma.
c. Penyebab yang paling berpengaruh terhadap permasalahan utama yang sedang
dihadapi.
Untuk memperoleh hasil analisa berupa penyebab utama yang paling
berpengaruh dilakukan analisa menggunakan Spreadsheet FMEA. Melalui
Spreadsheet FMEA akan diperoleh nilai RPN dari tiap-tiap penyebab
permasalahan. Penyebab yang nilai RPN-nya paling besar merupakan penyebab
utama yang menyebabkan permasalahan yang sedang dihadapi. Nilai RPN dapat
diperoleh dari penggunan Persamaan 2.10.
3.4 Alur Penelitian
Untuk mengetahui alur penelitian ini dari awal sampai akhir dapat dilihat
pada Gambar 3.1.
39
Gambar 3.1 Alur Penelitian Skripsi
Membuat proposal
penelitian dan persetujuan
Wawancara dan perolehan
data kertas jenis IT 127 dan
170
Fase Define
Pendefinisian
masalah
Pareto chart
Permasalahan
utama
Process Mapping
Fase Measure
Pengukuran
baseline kinerja
Pengukuran
Proses
Kapabilitas
Kondisi
Perusahaan
Fase Analyze
Diagram sebab akibat dan
analisis FMEA
Kesimpulan dan saran
Mulai
(Wawancara)
Selesai
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data, maka pada bab ini
dilakukan pengolahan data dan analisa terhadap data tersebut. Pengolahan dan
analisa data yang dilakukan dengan mendefinisikan, mengukur dan menganalisa
masalah-masalah produksi pembuatan kertas gulungan/roll dengan menggunakan
konsep Six Sigma yang terdiri dari fase define, measure dan analyze. Hasil dan
pembahasan dijabarkan sebagai berikut:
4.1 Pendefinisian Masalah (Define)
Fase Define adalah langkah awal dalam melakukan analisa Six Sigma. Hal
pertama yang dilakukan dalam fase ini adalah mengidentifikasi hal-hal yang
dianggap penting oleh pelanggan (Critical to Quality/CTQ). Secara garis besar
keinginan pelanggan terdiri atas dua hal utama, yaitu ketepatan waktu dan kualitas
produk. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak Paper Machine/PM bahwa
CTQ adalah masalah kondisi fisik kertas. Perusahaan ini hanya bergerak pada
pembuatan kertas saja. Bahan pembuatan kertas terdiri atas 3 bahan utama yaitu
Pulp, Ash, dan bahan kimia lainnya. Keinginan konsumen paling utama adalah
masalah kualitas kertas baik dari segi warna, kekuatan kertas dan ketahanan
kertas. Jenis kertas yang diproduksi berdasarkan tingkat kualitas terdapat 10
pilihan, dari berat yang dapat dipesan oleh konsumen mulai dari 50 gr sampai
dengan 200 gr.
41
Suatu kertas secara fisik dikatakan cacat apabila kertas tersebut
bergelombang, keriput, atau berlubang dan masalah yang paling fatal adalah
masalah thickness/ketebalan tetapi semua hal tersebut segera dapat diatasi
sebelum jatuh pada pihak Quality Control (QC) ataupun pihak Finishing.
Sedangkan pada pihak QC sendiri hanya meneliti Light (terang atau gelapnya
kertas), a (pengaturan warna merah sampai dengan hijau), b (pengaturan warna
kuning sampai dengan biru), Brigthness/tingkat kecerahan kertas, dan Whiteness/
tingkat putihnya kertas (Lampiran Data). Kelima masalah tersebut adalah variabel
yang diteliti pada penelitian ini. Variabel tersebut digunakan untuk melihat tingkat
masalah dalam pembuatan kertas baik jenis IT 127 dan IT 170. Untuk melihat
besarnya pengaruh kelima variabel tersebut masing-masingnya diperlukan
penetuan batas atas dan bawah untuk mengetahui jumlah penyebab kecacatan dari
setiap yang ada. Dimana setiap variabel dapat dibuat dua penyebab cacat yaitu
melebihi batas atas atau kurang dari batas bawah. Perhitungan nilai batas atas dan
batas bawah didapat dengan menggunakan pada standar nilai UCL dan LCL pada
kertas jenis IT 127 (Tabel 4.1) dan IT 170 (Tabel 4.2) sebagai berikut:
Tabel 4.1 Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 127
x_bar Value sigma Value SQRT_N UCL Value LCL Value
x_bar_L 87,2 sigma_L 0,56 9,22 UCL_L 87,38 LCL_L 87,02
x_bar_a -9,47 sigma_a 0,37 9,22 UCL_a -9,35 LCL_a -9,59
x_bar_b -5,89 sigma_b 0,16 9,22 UCL_b -5,84 LCL_b -5,95
x_bar_Br 78,49 sigma_Br 1,09 9,22 UCL_Br 78,85 LCL_Br 78,14
x_bar_W 0,58 sigma_W 0,23 9,22 UCL_W 0,65 LCL_W 0,5
42
Tabel 4.2 Nilai UCL dan LCL pada Kertas Jenis IT 170
x_bar Value sigma Value SQRT_N UCL Value LCL Value
x_bar_L 80,86 sigma_L 0,34 11,49 UCL_L 80,94 LCL_L 80,77
x_bar_a 23,51 sigma_a 0,54 11,49 UCL_a 23,65 LCL_a 23,37
x_bar_b 2,14 sigma_b 0,25 11,49 UCL_b 2,21 LCL_b 2,07
x_bar_Br 55,99 sigma_Br 2,41 11,49 UCL_Br 56,61 LCL_Br 55,36
x_bar_W 0,21 sigma_W 0,11 11,49 UCL_W 0,24 LCL_W 0,19
Jumlah jenis warna pada kertas yang diproduksi hampir mencapai 340
warna, Warna dominan yang sering dipesan oleh konsumen adalah jenis warna IT
170 (kombinasi warna merah, kuning dan biru) dan warna IT 127 (kombinasi
warna merah, kuning dan turqis).
Dengan menggunakan Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 dapat diketahui jumlah
kertas yang mengalami kecacatan seperti yang dijelaskan sebelumnya yaitu
dikategorikan cacat apabila tidak mencapai nilai atau kurang dari LCL dan
mencapai atau lebih dari UCL. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.3 dan
Tabel 4.4 untuk mengetahui banyaknya cacat kertas berdasarkan jenis warna.
Tabel 4.3 untuk jenis warna IT 127 dan Tabel 4.4 untuk jenis warna IT 170.
Tabel 4.3 Data Cacat Kertas Jenis IT 127
No Jenis Masalah Warna Jumlah
1 Sangat terang 49
2 Sangat gelap 34
3 Merah berlebihan 32
4 Hijau berlebihan 35
5 Kuning berlebihan 35
43
Tabel 4.3 Data Cacat Kertas Jenis IT 127 (Lanjutan)
No Jenis Masalah Warna Jumlah
6 Biru berlebihan 25
7 Sangat cerah 45
8 Kertas pucat 33
9 Putih mendominasi 24
10 Tidak putih 38
Tabel 4.4 Data Cacat Kertas Jenis IT 170
No Jenis Masalah Warna Jumlah
1 Sangat terang 55
2 Sangat gelap 50
3 Merah berlebihan 65
4 Hijau berlebihan 41
5 Kuning berlebihan 56
6 Biru berlebihan 58
7 Sangat cerah 49
8 Kertas pucat 16
9 Putih mendominasi 37
10 Tidak putih 63
Untuk lebih memudahkan dalam melihat jumlah kecacatan kertas mana
yang paling banyak berdasarkan jenis masalah maka dibuatlah diagram Pareto.
44
Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 menggambarkan diagram Pareto jenis kecacatan
kertas berturut-turut untuk jenis IT 127 dan IT 170.
Gambar 4.1 Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 127
Gambar 4.2 Diagram Pareto Untuk Jenis Kertas IT 170
Dari Gambar 4.1 terlihat bahwa kecacatan terbanyak pada jenis IT 127
adalah kecacatan yang disebabkan oleh faktor sangat terang suatu kertas, dan pada
Gambar 4.2 terlihat bahwa kecacatan yang terbanyak pada jenis IT 170 adalah
45
kecacatan yang disebabkan oleh faktor warna merah yang berlebihan, oleh karena
itu dalam penelitian ini dilakukan perbaikan kualitas terhadap faktor sangat terang
untuk jenis IT 127 dan faktor warna merah berlebihan untuk jenis IT 170.
Secara singkat dapat dijelaskan bahwa pembuatan kertas terdiri dari bahan
pokok yang terdiri atas Pulp, Ash, bahan kimia, dan warna sebagai penentu atau
pembeda kertas yang dipesan oleh konsumen. Semua pembuatan berlangsung
pada mesin hingga pada penentuan warna.
Awal proses pembuatan adalah peleburan bahan pokok yaitu Pulp, Ash
dan Air. Hingga menjadi suatu campuran dengan kekentalan yang sudah
ditentukan. Selanjutnya pencampuran warna yang juga dilakukan pada mesin dan
dimixing/pengadukan hingga pencampuran dianggap telah menyatu dengan
penambahan alat perekat yang sangat mengikat/percoll beberapa komponen
bahan. Pencampuran yang baik atau sesuai akan mendapatkan hasil yang
sempurna. Semua dijalankan oleh mesin yang pastinya dikendalikan oleh manusia
dalam hal ini pihak PM/Paper Machine, hingga tahap pemotongan kertas adalah
tahap akhir dari pekerjaan PM, dari pihak PM masuklah kepada tahap Finishing
yang terbagi atas Quality Control dan Team Finishing. Masalah pencampuran
komposisi bahan yang menyebabkan kecacatan jenis IT 127 dan kombinasi warna
merah berlebihan pada jenis IT 170. Untuk lebih jelasnya, proses pembuatan
kertas dapat dilihat pada mapping process pada Gambar 4.3.
46
Gambar 4.3 Process Mapping Pembuatan Kertas
(Sumber : PT X Paper Products)
Bahan Mentah di
Terima oleh PT
X
Peleburan
menjadi Pulp
dan persiapan
Peleburan bahan
pembuat kertas
Supplier Input Konsumen Proses Output
Pencampuran
Bahan Pokok
dan Lainnya
Proses Paper Machine
/Pengaturan Ukuran
Bahan
Pencetakan
Bahan Menjadi
Kertas
Pemotongan
Kertas dan
Masuk Pada
Gulungan/Roll
Pemeriksaan Fisik
Kertas Secara dari
Pihak PM
Berlubang, Keriput, dan lainnya
Kondisi Fisik Kertas Baik
Pemeriksaan Pihak Quality
Control (Lima Variabel)
Output/ Produk Kertas
Gulungan
Tim Distributor
Kertas PT X
Supplier
Kayu
Konsumen
47
Pertama bahan masuk pada stock preparation (Penyedia bahan yaitu:
Pulp;tepung tapioca, Ash, Dyes dan zat kimia lainnya) setelah bahan telah siap
maka bahan menuju Paper Machine untuk dilebur. Setelah peleburan bahan
tersebut bahan disaring pada mesin Cleaner tugas mesin ini adalah menyaring
kotoran berat. Dari mesin tersebut bahan terus disaring oleh Horizontal Screen
tugas mesin ini adalah menyaring kotoran yang sifatnya mikro/sangat kecil yang
tidak dapat tersaring oleh Cleaner, kemudian penyaringan terakhir adalah pack
pulper fungsinya adalah agar bahan semakin halus dan bebas dari segala kotoran.
Hingga masuk pada tahap selanjutnya adalah Head Box di sini semua jenis aliran
bahan diatur dengan bantuan computer slah satunya adalah aliran Dyes atau warna
(rangkaian mesin terdapat pada Lampiran III).
Setelah semua bahan tercampur dan warna telah terkomposisi maka
campuran tersebut masuk pada Dendy Roll (memperbagus kertas) yang terbuat
dari karet sintetis, fungsinya adalah menyaring pencampuran bahan baru pada
Head Box. Ketika sudah terjamin kualitasnya, bahan menuju Felt 1 membentukan
kertas awal dengan setelah terbentuk kertas. Kertas awal masuk pada proses
Smoothing/ penghalusan kertas. Jika kertas sudah halus kertas tersebut terus
berjalan menuju Dry/ pengeringan kertas. Pada mesin Dry terdapat lima grup
mesin sehingga kertas telah dipastikan kering. Tahap terakhir adalah pemotongan
kertas dan masuk pada jumbo roll. Ketika semua selesai kertas diperiksa oleh
Team Finishing mengenai kelayakan produk berdasarkan fisiknya (tidak
berlubang atau lainnya) tetapi hal tersebut jarang terjadi. Apabila keadaan fisik
kertas baik maka pemeriksaan dilanjutkan oleh Quality Control mengenai
48
kelayakan warna sebelum jatuh pada tangan konsumen. Apabila keadaan warna
menyimpang atau berada di luar batas kendali maka kertas dikatakan gagal/cacat.
Dari Head Box inilah pengaturan warna berlangsung. Mesin ini diatur oleh
software terprogram pada komputer yang terhubung untuk dikerjakan oleh mesin.
Mesin tersebut adalah Pump Dyes. Head Box dapar mengalirkan warna dengan
adanya enam Pump Dyes (pompa warna) dimana pompa tersebut terdiri atas
berbagai ukuran yaitu 30 mm, 20 mm, 15 mm, 12 mm, 20 mm dan 8 mm.
pengaturan tentang Dyes pada program komputer dapat dijalankan oleh pekerja
sesuai dengan keadaan.
4.2 Pengukuran Kinerja PT X (Measure)
Setelah dilakukan pendefinisian masalah yang akan dianalisis, selanjutnya
pada fase Measure dilakukan pengukuran baseline kinerja dan pengukuran
kapabilitas proses dalam perusahaan.
4.2.1 Pengukuran baseline Kinerja
Dalam penelitian ini, pengukuran baseline kinerja perusahaan dilakukan
dengan menggunakan parameter DPMO dan nilai sigma. Hasil perhitungan nilai
DPMO dan nilai sigma dari tiap-tiap jenis kecacatan dapat dilihat pada Tabel 4.2
(nilai sigma diperoleh pada Lampiran Konversi Nilai Sigma). Berikut contoh
perhitungannya (Persamaan 2.1) untuk kertas jenis warna IT 127 dan IT 170:
49
Contoh untuk jenis IT 127 :
a. Sangat Terang
𝐷𝑃𝑀𝑂 =49
85 × 1.000.000 = 576.471(1,31 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎)
b. Sangat Cerah
𝐷𝑃𝑀𝑂 =45
85 × 1.000.000 = 529.412(1,43 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎)
c. Tidak Putih
𝐷𝑃𝑀𝑂 =38
85 × 1.000.000 = 447.059 1,63 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎
Contoh untuk jenis IT 170:
a. Merah Berlebihan
𝐷𝑃𝑀𝑂 =65
132 × 1.000.000 = 492.424(1,52 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎)
b. Tidak Putih
𝐷𝑃𝑀𝑂 =63
132 × 1.000.000 = 477.273(1,56 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎)
c. Biru Berlebihan
𝐷𝑃𝑀𝑂 =58
132 × 1.000.000 = 439.394 1,65 𝑆𝑖𝑔𝑚𝑎
Keterangan : 49, 45, 38, 65, 63, dan 58 = Jumlah Cacat
85 dan 132 = Jumlah Produksi
Tabel 4.5 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 127
Jenis Kecacatan IT 127 Jumlah Cacat DPMO Sigma
Sangat terang 49 576.471 1.31
Sangat cerah 45 529.412 1.43
50
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Jenis Kecacatan IT 127 Jumlah Cacat DPMO Sigma
Sangat terang 49 576.471 1,3
Sangat cerah 45 529.412 1,42
Tidak putih 38 447.059 1,63
Kuning berlebihan 35 411.765 1,72
Hijau berlebihan 35 411.765 1,72
Sangat gelap 34 400.000 1,75
Kertas pucat 33 388.235 1,78
Merah berlebihan 32 376.471 1,81
Biru berlebihan 25 294.118 2,04
Putih mendominasi 24 282.353 2,08
Tabel 4.6 Nilai DPMO dan Sigma Tiap Jenis Kecacatan Pada Kertas IT 170
Jenis Kecacatan IT 170 Jumlah Cacat DPMO Sigma
Merah berlebihan 65 492.424 1,52
Tidak putih 63 477.273 1,56
Biru berlebihan 58 439.394 1,65
Kuning berlebihan 56 424.242 1,69
Sangat terang 55 416.667 1,71
Sangat gelap 50 378.788 1,81
Sangat cerah 49 371.212 1,83
Hijau berlebihan 41 310.606 1,99
Putih mendominasi 37 280.303 2,08
Kertas pucat 16 121.212 2,67
Dari Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai DPMO dari
semua masalah cacat relatif besar dan nilai sigmanya relatif kecil. Hal ini
menunjukkan bahwa baseline kinerja perusahaan sangat memprihatinkan dan
51
perlu dilakukan perbaikan kualitas. Dalam penelitian ini dilakukan perbaikan
kualitas terhadap jenis cacat sangat terang untuk jenis IT 127 dan merah
berlebihan untuk IT 170, karena cacat ini yang nilai DPMO paling besar dan nilai
sigmanya paling kecil diantara jenis-jenis cacat lainnya.
4.2.2 Pengukuran Kapabilitas Proses
Pengukuran kapabilitas proses perusahaan dilakukan untuk mengetahui
kondisi perusahaan, apakah memiliki kapabilitas atau tidak serta untuk
mengetahui besarnya indeks kapabilitas dari perusahaan. Prosedurnya
menggunakan persamaan 𝐶𝑝, 𝐶𝑝𝑘, dan 𝐶𝑝𝑚. Dalam penelitian ini dilakukan
pengukuran kapabilitas proses berdasarkan banyaknya jumlah kecacatan yang
berada diluar batas kendali.
Setelah data diperoleh, langkah pertama yang dilakukan adalah mencari
nilai USL, LSL, UCL dan LCL, rata-rata proses (𝑥 ), dan Target (T). Nilai-nilai
tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan mempunyai kapabilitas
atau tidak. Nilai USL, LSL, dan Target diperoleh dari bagian Quality Control
Perusahaan perusahaan ,yaitu: : USL = 45, LSL = 0 dan T =5 untuk jenis 127,
USL = 65, LSL = 0 dan T =5 USL = 65, LSL = 0 dan T =5 untuk jenis IT 170.
Sedangkan nilai UCL, LCL dan (𝑋 ) diperoleh dengan membuat bagan kendali
Shewhart. Bagan kendali tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4 Berikut :
52
Gambar 4.4 Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis
IT 127
Gambar 4.5 Bagan Kendali Shewhart Bagian yang Mendapat Keluhan Jenis
IT 170
Dari Gambar 4.4 dan Gambar 4.5 terlihat untuk jenis IT 127 besarnya nilai
UCL = 42,39, LCL = 27,61, dan (𝑋 ) = 35. Besarnya nilai USL lebih besar dari
nilai UCL, akan tetapi nilai LSL lebih kecil dari nilai LCL sehingga belum dapat
diketahui secara pasti kondisi perusahaan saat ini untuk jenis IT 127. Untuk jenis
IT 170 besarnya niali UCL = 63,48, LCL = 34,52, dan (𝑋 ) = 49. Besarnya nilai
53
USL lebih besar dari nilai UCL, akan tetapi nilai LSL lebih kecil dari nilai LCL
sehingga belum dapat diketahui secara pasti kondisi perusahaan saat ini produksi
jenis IT 170. Maka dilakukan analisis dengan melihat nilai 𝐶𝑝, 𝐶𝑝𝑘, dan 𝐶𝑝𝑚.
Untuk mencari indeks kapabilitas proses perusahaan (menggunakan data cacat),
langkah selanjutnya adalah menguji normalitas data dan membuat histogram.
Kedua hal ini dilakukan untuk melihat sebaran data, besarnya nilai rata-rata proses
dan besarnya nilai standar deviasi. Uji normalitas data dilakukan dengan melihat
nilai p-value data melalui Probability Plot data, dengan ketentuan iika p-value >
0,05 maka data berdistribusi normal dan jika p-value < 0,05 maka data tidak
berdistribusi normal. Setelah dilakukan pengujian terhadap data cacat kedua jenis
kertas di PT X, dari grafik Probability Plot of Failure data (Gambar 4.6) diperoleh
nilai p-value > 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal untuk jenis IT 127, dan (Gambar 4.7) diperoleh nilai p-value > 0,05.
Sehingga disimpulkan bahwa data tersebut berdistribusi normal untuk jenis IT
170.
Gambar 4.6 Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127
54
Gambar 4.7 Plot Probabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170
Dan histogram dari data kecacatan produksi kertas dari dua jenis data baik
data jenis IT 127 dan data IT 170 berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 4.8 dan
Gambar 4.9 berikut:
Gambar 4.8 Histogram Untuk Jenis IT 127
Gambar 4.9 Histogram Untuk Jenis IT 170
55
Setelah diketahui sebaran data, nilai rata-rata proses dab standar deviasi
maka selanjutnya dihitung nilai𝐶𝑝, 𝐶𝑝𝑘, dan 𝐶𝑝𝑚. Dengan perhitungan
diperoleh:
Untuk Jenis IT 127
𝐶𝑝 =𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎=
45 − 0
6𝑥7.746= 𝟎,𝟗𝟕
𝐶𝑝𝑘 = min 𝑈𝑆𝐿 − 𝑋
3𝜎 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑋 − 𝐿𝑆𝐿
3𝜎 = min
45 − 35
3𝑥7.746 𝑎𝑡𝑎𝑢
35 − 0
3𝑥7.746
= 𝑚𝑖𝑛10
23.238𝑎𝑡𝑎𝑢
25
23.238= min 0.43 𝑎𝑡𝑎𝑢 1.08 = 𝟎,𝟒𝟑
𝐶𝑝𝑚 =𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎𝑇𝑆=
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6 𝜎2 + (𝑇 − 𝜇)2=
45 − 0
6 7.7462 + (5 − 35)2=
45
185.9
= 𝟎,𝟐𝟒
Untuk Jenis IT 170
𝐶𝑝 =𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎=
65 − 0
6𝑥14,59= 𝟎,𝟕𝟒
𝐶𝑝𝑘 = min 𝑈𝑆𝐿 − 𝑋
3𝜎 𝑎𝑡𝑎𝑢
𝑋 − 𝐿𝑆𝐿
3𝜎 = min
65 − 49
3𝑥14,59 𝑎𝑡𝑎𝑢
49 − 0
3𝑥14,59
= 𝑚𝑖𝑛16
43,77𝑎𝑡𝑎𝑢
49
43,77= min 0,37 𝑎𝑡𝑎𝑢 1,12 = 𝟎,𝟑𝟕
𝐶𝑝𝑚 =𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6𝜎𝑇𝑆=
𝑈𝑆𝐿 − 𝐿𝑆𝐿
6 𝜎2 + (𝑇 − 𝜇)2=
65 − 0
6 14,592 + (5 − 49)2=
65
6𝑥46,36
= 𝟎,𝟐𝟑
Jika disajikan dalam histogram terlihat (Gambar 4.10 untuk IT 127 dan
4.11 untuk IT 170):
56
Gambar 4.10 Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 127
Gambar 4.11 Proses Kapabilitas Jumlah Cacat Jenis IT 170
Karena data berdistribusi normal, maka nilai 𝐶𝑝 dan 𝐶𝑝𝑘 dapat digunakan
untuk mengukur tingkat kapabilitas proses. Untuk jenis IT 127 nilai 𝐶𝑝 0,97 dapat
dikatakan proses produksi untuk IT 127 tidak memiliki kapabilitas karena nilai
𝐶𝑝 < 1, atau 𝐶𝑝𝑘 0,43 jika dikonversi terhadap nilai sigma (Tabel 2.2) memiliki
nilai 1,29 𝜎, jika melihat dari nilai 𝐶𝑝𝑚 0,24 < 1 maka dapat dikatakan proses
belum mampu dan belum kompetitif untuk bersaing di pasar global (belum
mempunyai kapabilitas).
57
Untuk jenis IT 170 nilai 𝐶𝑝 0,74 dapat dikatakan proses produksi untuk IT
170 tidak memiliki kapabilitas karena nilai 𝐶𝑝 < 1, atau 𝐶𝑝𝑘 0,37 jika dikonversi
terhadap nilai sigma (Tabel 2.2) memiliki nilai 1,1 𝜎, jika melihat dari nilai Cpm
0,23 < 1 maka dapat dikatakan proses belum mampu dan belum kompetitif untuk
bersaing di pasar global (belum mempunyai kapabilitas).
Dari histogram dan kurva normal diatas terlihat. Dari histogram dan kurva
normal di atas terlihat ada data yang berada diluar rentang USL-LSL tepatnya di
luar USL sehingga nilai 𝐶𝑝 lebih besar dibandingkan nilai indeks lainnya. Akan
tetapi data-data tersebut baik jenis IT 127 maupun IT 170 tidak memusat pada
rentang spesifikasi (mengumpul mendekati USL) maka nilai 𝐶𝑝𝑘 bukan nilai
indeks paling kecil diantara indeks lainnya. Nilai PPM < LSL bernilai 0,000
dikedua jenis baik IT 127 dan IT 170, hal ini karena tidak ada data yang keluar
pada batas spesifikasi bawah/LSL. Akan tetapi nilai PPM>USL bernilai 100.000
untuk IT 127, hal ini karena ada data yang keluar dari batas spesifikasi atas/USL,
sedangkan untuk IT 170 nilai PPM>USL bernilai 0,000 artinya tidak ada data
yang keluar batas spesifikasi atas/USL.
4.3 Analisis Masalah di PT X (Analyze)
Fase Analyze merupakan langkah ketiga dalam proses Six Sigma. Tujuan
dari fase ini adalah menganalisis sebab-sebab utama yang menyebabkan masalah
pada proses. Pada penelitian ini sebab-sebab utama permasalahan tersebut
dianalisis dengan menggunakan diagram sebab-akibat :
58
4.3.1 Diagram Sebab Akibat (Cause and Effect Diagram)
Diagram sebab akibat digunakan untuk melihat sejumlah kemungkinan
yang menyebabkan permasalahan yang terjadi pada proses. Informasi tentang hal-
hal yang menyebabkan permasalahan tersebut diperoleh dari hasil wawancara
dengan pihak Paper Machine perusahaan.
Setelah dilakukan wawancara dengan pihak Paper Machine PT X dan
pengolahan data aktual lapangan diketahui bahwa masalah Sangat Terang pada
jenis kertas IT 127 dan Merah Berlebihan pada jenis kertas IT 170 PT X
disebabkan oleh beberapa faktor utama, yaitu faktor bahan, proses pengerjaan,
pekerjaan (method), dan lingkungan (environment). Untuk lebih jelasnya,
penyebab-penyebab dari masalah sangat terang ataupun merah berlebihan dapat
dilihat pada bagan kendali sebab akibat (Gambar 4.12 dan 4.13).
59
Kertas terlalu terang
enviroment
Methods
Material
personal
Steam Pemanasan Maksimal
Warna semakin terang
Kelebihan komposisi air jernih
Komposisi warna pekat menjadi pudar
Kurangnya dyes
Kombinasi warna memudar
Broke kertas sedikit
Warna kertas tidak gelapKurangnya percol/zat pengikat
Kombinasi warna dan bahan cerai
Bencana alam
Hampir tidak ada
Keakuratan komposisi tidak tepat
Kualitas kertas buruk
Kecerobohan pekerja
Konsistensi campuran kurang dari 50%
Diagram Fishbone Kertas IT 127
Gambar 4.12 Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 127
60
Kertas terlalu terang
enviroment
Methods
Material
personal
Steam Pemanasan Maksimal
Warna semakin terang
Kelebihan komposisi air jernih
Komposisi warna pekat menjadi pudar
Kelebihan dyes merah
Warna merah mendominasi
Broke kertas sedikit
Warna kertas tidak gelapKurangnya percol/zat pengikat
Kombinasi warna dan bahan cerai
Bencana alam
Hampir tidak ada
Keakuratan komposisi tidak tepat
Kualitas kertas buruk
Kecerobohan pekerja
Konsistensi campuran kurang dari 50%
Diagram Fishbone Kertas IT 170
Gambar 4.13 Diagram Sebab Akibat Kertas Jenis IT 170
61
4.3.2 FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)
Setelah diketahui penyebab-penyebab dari masalah Sangat Terang pada
jenis kertas IT 127 dan dyes merah berlebihan pada IT 170 dilakukan analisis
untuk mencari penyebab paling utama dari permasalahan tersebut. Analisis FMEA
dilakukan dengan menggunakan spreadsheet FMEA. Setiap masalah dari
permasalahan dicari nilai RPN-nya kemudian nilai RPN tersebut disusun dari nilai
yang paling besar sampai yang terkecil. Penyebab yang mempunyai nilai RPN
paling besar inilah yang merupakan penyebab utama dari permasalahan yang
sedang dihadapi. Nilai RPN merupakan hasil perkalian dari nilai severity,
occurance, dan detection dari tiap-tiap penyebab masalah.
Pengisian spreadsheet FMEA dilakukan dengan menggunakan
brainstorming dengan pihak Paper Machine atau Quality Control perusahaan.
Brainstorming tersebut dilakukan untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh
tiap-tiap penyebab, menentukan severity, occurance, dan detection besarnya
antara 1-10, pemberian nilai ini berdasarkan pertimbangan dan acuan yang ada
dalam referensi. Untuk lebih jelasnya pada Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 untuk IT 127
dan IT170 dapat dilihat hasil brainstroming dengan pihak Quality Control di PT
X.
62
Tabel 4.7 Spreadsheet FMEA Masalah Sangat Terang
Jenis
Cacat
Penyebab
Cacat
Akibat
Cacat
Occ
(1-10)
Sevv
(1-10)
Det
(1-10)
Risk of
Priority
Number
(RPN)
R
a
n
k
sangat
terang
Jenis IT
127
steam
pemanasa
n bersuhu
tinggi
warna
menjadi
terang
karena
pemanasan
4 1 1 4 6
komposisi
air jernih
kebanyakan
air jernih
membuat
warna
pudar
4 2 2 16 4
kurang
dyes
kombinasi
warna
memudar
3 3 2 18 3
zat
pengikat
kurangnya
zat
pengikat
antar bahan
4 3 3 36 2
broke
kurang
semakin
terang
5 1 2 10 5
keceroboh
an pekerja
konsistensi
campuran
kurang dari
50%
2 6 4 48 1
63
Tabel 4.8 Spreadsheet FMEA Masalah Merah Berlebihan
Jenis
Cacat
Penyebab
Cacat
Akibat
Cacat
Occ
(1-10)
Sevv
(1-10)
Det
(1-10)
Risk of
Priority
Number
(RPN)
R
a
n
k
merah
berlebi
han
jenis
IT 170
steam
pemanasa
n bersuhu
tinggi
warna
menjadi
terang
karena
pemanasa
n
4 1 1 4 5
kelebihan
dyes
Warna
merah
dominan
6 7 1 42 2
zat
pengikat
kurangnya
zat
pengikat
antar
bahan
4 3 3 36 3
broke
kurang
semakin
terang
5 1 2 10 4
keceroboh
an pekerja
konsistens
i
campuran
kurang
dari 50%
2 6 4 48 1
Proses pencampuran warna bermula dari mesin Head Box. Di Head Box
ini proses pencampuran bahan inti dengan pewarna/dyes. Mesin ini diatur
terprogram oleh komputer untuk memerintah Mesin Pompa/Pump Dyes
mengalirkan bahan pewarna kedalam campuran bahan lainnya. Di dalam mesin
Head Box terdapat enam Pump Dyes yang berukuran mulai dari 15 mm sampai
dengan 20 mm. ukuran tersebut digunakan sesuai dengan tingkat keperluan
64
produksi. Dyes yang keluar dari Pump diatur langsung oleh pekerja dalam
tampilan program komputer (tampilan komputer seperti pada Lampiran Dokumen
Perusahaan). Secara manual komputer dapat diatur untuk menyeimbangkan antara
bahan lain dengan bahan pewarna. Dalam Stock Preparation terdapat empat
warna pokok yaitu merah, hijau, kuning dan biru. Warna tersebut dikombinasikan
sedemikian sehingga terbentuk kertas sesuai dengan order konsumen. Ukuran
warna terbaik adalah sesuai dengan standar atau berada dalam batas kendali.
Dari tabel spreadsheet Tabel 4.7 dan Tabel 4.8 di atas, diketahui bahwa
penyebab yang memiliki nilai RPN paling tinggi dikeduanya adalah faktor
kecerobohan pekerja. Dengan nilai Occurance sebesar 2, hal tersebut berarti
penyebab hampir tidak pernah terjadi, nilai severity sebesar 6; hal ini berarti
penyebab tersebut cukup berpengaruh dan cukup kritis trehadap masalah produksi
dua jenis kertas tersebut, dan nilai detection sebesar 4; hal ini berarti penyebab
tersebut ada kemungkinan untuk diatasi. Sehingga setelah ketiga nilai tersebut
dikalikan (2 × 6 × 4) diperoleh nilai RPN 48 dikedua jenis kertas tersebut. Hal
ini berarti bahwa penyebab yang paling utama yang menyebabkan sangat terang
pada IT 127 dan merah berlebihan adalah faktor kecerobohan pekerja dalam
mengatur komposisi bahan pewarna dan bahan lainnya pada saat proses
pembuatan kertas.
Selanjutnya dibuat table action for failure mode untuk menentukan
tindakan yang sesuai untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Pengisisan
tabel juga merupakan hasil brainstorming pihak Quality Control Perusahaan PT X
(item wawancara dengan pihak perusahaan PT X pada lampiran 4). Untuk lebih
65
jelasnya, hasil brainstorming tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan 4.10 untuk
jenis IT 127 dan IT 170.
Tabel 4.9 Table Action for Failure Mode (Design Solusi) IT 127
Jenis Cacat Penyebab Cacat Design Solusi
sangat terang Jenis
IT 127
Steam pemanasan
bersuhu tinggi
-Setting manual
-tutup valve
air jernih berlebihan -tambahkan dyes
kurang dyes -tambahkan dyes
zat pengikat -tambahkan dosis percoll
broke kurang -distabilkan sesuai standar 5
sampai 10%
kecerobohan pekerja -operator komputer lebih teliti
-mengadakan training APAR,
Chemical, Dyes dan
Operasional Kerja
-untuk masa yang akan datang
diperlukan evaluasi pekerja
setiap tiga bula
Tabel 4.10 Table Action for Failure Mode (Design Solusi) IT 170
Jenis Cacat Penyebab Cacat Design Solusi
merah berlebihan
jenis IT 170
steam pemanasan
bersuhu tinggi
-setting manual
-tutup valve
kelebihan dyes -kurangi dyes merah secara
automatis
zat pengikat -tambahkan dosis percoll
broke kurang -distabilkan sesuai standar 5
sampai 10%
Kecerobohan pekerja -operator komputer lebih teliti
-mengadakan training APAR,
Chemical, Dyes dan
Operasional Kerja
-untuk masa yang akan datang
diperlukan evaluasi pekerja
setiap tiga bula
66
Dari Tabel 4.9 dan 4.10 dapat diketahui bahwa hal yang harus dilakukan
untuk mencegah penyebab utama di kedua jenis yaitu IT 127 dari masalah sangat
terang dan IT 170 dari masalah merah berlebihan adalah dengan mengadakan
training APAR, Chemical, Dyes, dan Operasional kerja. Dibutuhkan suatu
evaluasi setiap pekerja untuk mengetahui pekerja yang layak atau semakin buruk
guna mengurangi tingkat kecerobohan yang mengakibatkan kecacatan kertas.
Pada penelitian ini hanya dilakukan analisa sampai analyze, sehingga
belum dapat diketahui perbaikan kualitas produk kertas jenis IT 127 dan IT 170
dan kinerja pada PT X setelah dilakukan analisis Six Sigma. Selain itu, Six Sigma
merupakan metode perbaikan yang bersifat iteratif yang harus dilakukan secara
berulang-ulang hingga mencapai level perbaikan 6 sigma sehingga belum dapat
diperoleh hasil perbaikan kualitas 6 sigma karena baru dilakukan perbaikan pada
satu masalah kualitas.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah dilakukan pengolahan data dan analisanya, maka pada bab ini akan
diambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan juga akan diberikan
saran untuk penelitian selanjutnya.
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan terhadap dua sampel jenis warna yang sering
dipesan oleh konsumen, yaitu IT 127 dan IT 170. Peranan konsep Six Sigma
sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas khususnya pada jenis yang diteliti.
Sehingga perusahaan tetap dapat bersaing secara kompetitif dan bersaing.
Langkah awal adalah mengidentifikasi masalah-masalah pembuat cacat kertas.
Permasalahan terbagi atas 10 jenis pembuat cacat kertas. Untuk jenis IT 127
diperoleh bahwa kecacatan yang sering terjadi adalah faktor sangat terang,
sedangkan pada IT 170 kecacatan yang sering muncul adalah merah berlebihan.
Setelah diketahui masalah utama yang dihadapi PT X pada kedua jenis
kertas, maka selanjutnya dilakukan pengukuran baseline kinerja perusahaan dan
diperoleh bahwa kondisi belum memiliki kapabilitas dan berada pada level 1,31
sigma untuk jenis IT 127 dan level 1,52 sigma untuk jenis 170. Selanjutnya
dilakukan analisa dan brainstorming dengan pihak Quality Control dan Paper
Machine di PT X tentang masalah sangat terang pada IT 127 dan merah belebihan
pada IT 170, diperoleh kesimpulan bahwa penyebab utama sangat terang dan
merah berlebihan pada proses pembuatan kertas di PT X adalah faktor
68
kecerobohan pekerja sehingga proses pencampuran bahan-bahan menjadi tidak
tepat. Oleh karena itu, diambil solusi berupa kegiatan traning atau pelatihan
pekerja yaitu APAR, Chemical, Dyes, dan Operasional Pekerja. Untuk selanjutnya
perlu dilakukan suatu evaluasi pekerja untuk mengurangi tingkat kecerobohan
yang menyebabkan kegagalan/cacat suatu kertas.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh, maka penulis ingin
memberikan saran kepada perusahaan dan peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian di bidang yang sama, antara lain:
1. Untuk mengatasi masalah sangat terang pada IT 127 dan merah berlebihan
pada IT 170 perusahaan perlu melakukan kontrol terhadap sistem kerja
operator komputer menjalankan mesin agar lebih teliti dalam proses
pencampuran bahan dan proses pengadukan dan setiap pekerja memahami
ukuran standar bahan pembuat kertas.
2. Pada penulisan ini hanya dilakukan analisis masalah sangat terang pada IT
127 dan merah berlebihan pada IT 170 pada fase define, measure, dan
analyze (DMA), peneliti lain dapat melanjukan penelitian ini pada fase
improve dan control (IC).
Nama : Parlaungan
NIM : 107094003022
Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 22 Agustus 1989
Alamat : Jl. Fajar Baru V RT.04 RW.08 NO.16
Cengkareng - Timur, Jakarta – Barat, 11730.
Phone / Hand Phone : 021-5414909 / 0856-888-3729
Email : llaaauuuu_ng@yahoo.co.id
Jenis Kelamin : Laki-laki
S1 Program Studi Matematika Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahun 2007 – 2011
SMA SMAN 84 Jakarta, Tahun 2004 – 2007
SMP SMPN 108 Jakarta, Tahun 2001 – 2004
SD SDN Cengkareng – Timur 10 Pagi, 1995 – 2001
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Riwayat Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bass, Issa. Six Sigma Statistics With Excel and Minitab. New York:
McGraw-Hill, 2007.
[2] Dorothea, W.A. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kualitatif
dalam Manajemen Kualitas), Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 2003.
[3] Hendaradi, Tri. Statisik Six Sigma dengan Minitab, Yogyakarta:Andi
Yogyakarta, 2006.
[4] Pande, Pete and Larry Holpp. What is Six Sigma?. Newyork: McGraw-Hill,
2002.
[5] Pillet, M. S., Rochon and E. Doclos, SPC-Generalization of Capability
Index Cpm:Case of Unilateral Tolerance, Quality Enginering Vol.10
Nomor 1 pp.171-176, New York:Macrel Dekker Inc., 1997,
http://www.esnips.com/web/GratisDariVincentGaspersz. 7 Maret
2009, Pukul 13.50 WIB.
[6] Praptono. Buku Materi Pokok Statistik Pengawas Kualitas. Jakarta:
Universitas Terbuka, 1986.
[7] Prawirosentono, Sujadi. Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu,
Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
[8] Pyzdek, Yhomas. The Six Sigma Handbook: A Complete Guide for
Greenbelts, Blackbelt and Managers at all. New York: McGraw-
Hill,2001.
[9] Yuriyuda. Quality Control-Process Control-Six Sigma. Caraberri x ++,
2011.
LAMPIRAN I
Data Jenis Kertas IT 127
No L a b Brightness Whiteness
1 86,61 -9,4 -6,02 77,24 0,41
2 86,63 -8,8 -6,34 77,55 0,45
3 86,65 -9,14 -6,05 77,81 0,49
4 86,48 -9,16 -6,01 77,19 0,4
5 86,65 -9,09 -6,11 77,25 0,44
6 86,52 -9,19 -6,08 77,54 0,61
7 86,52 -9,14 -5,41 77,4 0,5
8 86,7 -9,01 -5,86 77,52 0,34
9 86,6 -9,23 -5,55 77,32 0,82
10 86,68 -9,2 -5,96 77,37 0,29
11 86,69 -9,11 -5,91 77,44 0,39
12 86,54 -9,15 -6,14 77,42 0,64
13 86,55 -8,98 -6,28 77,64 0,48
14 86,32 -9,02 -6,12 76,61 0,43
15 86,22 -9 -6,2 76,75 0,6
16 86,29 -9,06 -6,28 77,07 0,42
17 86,33 -8,96 -6,05 76,83 0,54
18 86,37 -8,86 -6,1 76,81 0,58
19 86,36 -9,19 -5,85 76,64 0,72
20 86,35 -8,79 -6,12 76,93 0,37
21 86,52 -8,97 -5,94 76,98 0,44
22 86,14 -8,92 -5,93 76,83 0,5
23 86,43 -8,36 -6,25 77,55 0,69
24 86,51 -9,16 -5,9 77,58 0,45
25 86,44 -9,2 -6,04 77,14 0,22
26 86,15 -9,34 -5,88 76,19 0,48
27 86,63 -9,44 -6,14 77,35 0,39
28 86,81 -9,94 -6,03 77,77 0,63
29 86,83 -8,97 -5,96 77,69 0,38
30 86,91 -9,31 -5,9 77,88 1,01
31 86,91 -9,26 -5,99 77,75 0,52
32 87,73 -9,31 -5,89 77,66 0,49
Data Jenis Kertas IT 127 (Lanjutan A)
33 86,75 -9,82 -5,89 77,17 0,57
34 87,14 -9,28 -5,93 78,42 1,02
35 86,88 -9,36 -5,89 77,84 0,51
36 86,65 -9,32 -5,97 77,34 0,29
37 87,57 -9,9 -5,91 79,18 1,01
38 87,57 -10,12 -5,85 79,36 0,68
39 87,38 -10,06 -5,9 78,9 0,71
40 87,46 -9,98 -5,92 78,98 0,68
41 87,66 -9,65 -5,75 79,46 0,38
42 87,6 -9,8 -5,9 79,4 0,45
43 87,73 -9,97 -5,75 79,12 0,56
44 87,65 -9,94 -5,9 79,75 0,48
45 87,67 -10,03 -5,76 79,35 0,42
46 87,68 -9,93 -5,81 79,44 0,42
47 87,83 -9,83 -5,84 79,83 0,6
48 87,42 -9,98 -5,82 79,19 0,76
49 87,64 -9,59 -5,84 79,51 0,54
50 87,54 -9,75 -5,84 79,24 0,58
51 87,65 -9,71 -5,78 78,29 1,39
52 87,62 -9,91 -6,01 79,61 0,51
53 87,59 -9,72 -5,78 79,66 0,8
54 87,33 -9,81 -5,86 78,82 0,85
55 87,51 -9,78 -5,72 78,15 0,5
56 87,68 -9,82 -5,79 79,16 0,73
57 87,63 -9,94 -5,76 79,12 0,99
58 87,94 -9,83 -5,81 79,8 0,55
59 87,84 -9,85 -5,94 80 0,66
60 87,76 -9,9 -6,04 80 0,66
61 87,4 -9,95 -5,71 78,8 0,34
62 87,58 -9,84 -5,69 78,98 0,48
63 87,67 -9,83 -5,9 79,33 0,36
64 87,65 -9,75 -5,69 79,21 0,61
65 87,51 -9,49 -5,89 79,16 0,57
66 87,43 -9,45 -5,84 79,23 0,91
Data Jenis Kertas IT 127 (Lanjutan B)
67 87,4 -9,63 -5,88 79,14 0,46
68 87,71 -9,36 -5,88 79,5 0,48
69 87,89 -9,45 -5,83 79,71 0,74
70 87,72 -9,39 -5,82 79,5 0,85
71 87,66 -9,64 -5,7 79,55 0,95
72 87,69 -9,44 -5,68 79,23 0,45
73 87,55 -9,39 -5,73 79,11 0,25
74 87,7 -9,57 -5,78 79,54 0,19
75 87,65 -9,41 -5,69 79,33 0,25
76 87,73 -9,43 -5,78 79,11 0,4
77 87,73 -9,39 -5,69 79,74 0,35
78 87,79 -9,55 -5,76 79,47 0,44
79 87,78 -9,67 -5,85 80,04 1,38
80 87,87 -9,61 -5,8 79,72 0,77
81 87,67 -9,35 -5,8 79,36 0,5
82 87,55 -9,51 -5,7 78,99 0,69
83 87,87 -9,65 -5,82 79,94 0,69
84 87,6 -9,65 -6 79,9 0,4
85 87,71 -9,59 -5,83 79,57 0,99
Data Variabel Light dan Variabel a IT 127
No L UCL LCL Hasil a UCL LCL Hasil
1 86,61 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,4 -9,35 -9,59 Produk Baik
2 86,63 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,8 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
3 86,65 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,14 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
4 86,48 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,16 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
5 86,65 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,09 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
6 86,52 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,19 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
7 86,52 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,14 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
8 86,7 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,01 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
9 86,6 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,23 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
10 86,68 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,2 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
11 86,69 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,11 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
12 86,54 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,15 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
13 86,55 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,98 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 127 (Lanjutan A)
14 86,32 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,02 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
15 86,22 87,38 87,02 Sangat Gelap -9 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
16 86,29 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,06 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
17 86,33 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,96 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
18 86,37 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,86 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
19 86,36 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,19 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
20 86,35 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,79 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
21 86,52 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,97 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
22 86,14 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,92 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
23 86,43 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,36 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
24 86,51 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,16 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
25 86,44 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,2 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
26 86,15 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,34 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
27 86,63 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,44 -9,35 -9,59 Produk Baik
28 86,81 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,94 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
29 86,83 87,38 87,02 Sangat Gelap -8,97 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
30 86,91 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,31 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
31 86,91 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,26 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
32 87,73 87,38 87,02 Sangat Terang -9,31 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
33 86,75 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,82 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
34 87,14 87,38 87,02 Produk Baik -9,28 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
35 86,88 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,36 -9,35 -9,59 Produk Baik
36 86,65 87,38 87,02 Sangat Gelap -9,32 -9,35 -9,59 Merah Berlebihan
37 87,57 87,38 87,02 Sangat Terang -9,9 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
38 87,57 87,38 87,02 Sangat Terang -10,12 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
39 87,38 87,38 87,02 Produk Baik -10,06 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
40 87,46 87,38 87,02 Sangat Terang -9,98 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
41 87,66 87,38 87,02 Sangat Terang -9,65 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
42 87,6 87,38 87,02 Sangat Terang -9,8 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
43 87,73 87,38 87,02 Sangat Terang -9,97 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
44 87,65 87,38 87,02 Sangat Terang -9,94 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
45 87,67 87,38 87,02 Sangat Terang -10,03 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
46 87,68 87,38 87,02 Sangat Terang -9,93 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
47 87,83 87,38 87,02 Sangat Terang -9,83 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
48 87,42 87,38 87,02 Sangat Terang -9,98 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
49 87,64 87,38 87,02 Sangat Terang -9,59 -9,35 -9,59 Produk Baik
50 87,54 87,38 87,02 Sangat Terang -9,75 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 127 (Lanjutan B)
51 87,65 87,38 87,02 Sangat Terang -9,71 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
52 87,62 87,38 87,02 Sangat Terang -9,91 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
53 87,59 87,38 87,02 Sangat Terang -9,72 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
54 87,33 87,38 87,02 Produk Baik -9,81 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
55 87,51 87,38 87,02 Sangat Terang -9,78 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
56 87,68 87,38 87,02 Sangat Terang -9,82 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
57 87,63 87,38 87,02 Sangat Terang -9,94 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
58 87,94 87,38 87,02 Sangat Terang -9,83 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
59 87,84 87,38 87,02 Sangat Terang -9,85 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
60 87,76 87,38 87,02 Sangat Terang -9,9 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
61 87,4 87,38 87,02 Sangat Terang -9,95 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
62 87,58 87,38 87,02 Sangat Terang -9,84 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
63 87,67 87,38 87,02 Sangat Terang -9,83 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
64 87,65 87,38 87,02 Sangat Terang -9,75 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
65 87,51 87,38 87,02 Sangat Terang -9,49 -9,35 -9,59 Produk Baik
66 87,43 87,38 87,02 Sangat Terang -9,45 -9,35 -9,59 Produk Baik
67 87,4 87,38 87,02 Sangat Terang -9,63 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
68 87,71 87,38 87,02 Sangat Terang -9,36 -9,35 -9,59 Produk Baik
69 87,89 87,38 87,02 Sangat Terang -9,45 -9,35 -9,59 Produk Baik
70 87,72 87,38 87,02 Sangat Terang -9,39 -9,35 -9,59 Produk Baik
71 87,66 87,38 87,02 Sangat Terang -9,64 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
72 87,69 87,38 87,02 Sangat Terang -9,44 -9,35 -9,59 Produk Baik
73 87,55 87,38 87,02 Sangat Terang -9,39 -9,35 -9,59 Produk Baik
74 87,7 87,38 87,02 Sangat Terang -9,57 -9,35 -9,59 Produk Baik
75 87,65 87,38 87,02 Sangat Terang -9,41 -9,35 -9,59 Produk Baik
76 87,73 87,38 87,02 Sangat Terang -9,43 -9,35 -9,59 Produk Baik
77 87,73 87,38 87,02 Sangat Terang -9,39 -9,35 -9,59 Produk Baik
78 87,79 87,38 87,02 Sangat Terang -9,55 -9,35 -9,59 Produk Baik
79 87,78 87,38 87,02 Sangat Terang -9,67 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
80 87,87 87,38 87,02 Sangat Terang -9,61 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
81 87,67 87,38 87,02 Sangat Terang -9,35 -9,35 -9,59 Produk Baik
82 87,55 87,38 87,02 Sangat Terang -9,51 -9,35 -9,59 Produk Baik
83 87,87 87,38 87,02 Sangat Terang -9,65 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
84 87,6 87,38 87,02 Sangat Terang -9,65 -9,35 -9,59 Hijau Berlebihan
85 87,71 87,38 87,02 Sangat Terang -9,59 -9,35 -9,59 Produk Baik
Data Variabel a dan Brightness IT 127
No b UCL LCL Hasil Brightness UCL LCL Hasil
1 -6,02 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,24 78,85 78,14 Kertas Pucat
2 -6,34 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,55 78,85 78,14 Kertas Pucat
3 -6,05 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,81 78,85 78,14 Kertas Pucat
4 -6,01 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,19 78,85 78,14 Kertas Pucat
5 -6,11 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,25 78,85 78,14 Kertas Pucat
6 -6,08 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,54 78,85 78,14 Kertas Pucat
7 -5,41 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 77,4 78,85 78,14 Kertas Pucat
8 -5,86 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,52 78,85 78,14 Kertas Pucat
9 -5,55 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 77,32 78,85 78,14 Kertas Pucat
10 -5,96 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,37 78,85 78,14 Kertas Pucat
11 -5,91 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,44 78,85 78,14 Kertas Pucat
12 -6,14 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,42 78,85 78,14 Kertas Pucat
13 -6,28 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,64 78,85 78,14 Kertas Pucat
14 -6,12 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 76,61 78,85 78,14 Kertas Pucat
15 -6,2 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 76,75 78,85 78,14 Kertas Pucat
16 -6,28 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,07 78,85 78,14 Kertas Pucat
17 -6,05 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 76,83 78,85 78,14 Kertas Pucat
18 -6,1 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 76,81 78,85 78,14 Kertas Pucat
19 -5,85 -5,84 -5,95 Produk Baik 76,64 78,85 78,14 Kertas Pucat
20 -6,12 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 76,93 78,85 78,14 Kertas Pucat
21 -5,94 -5,84 -5,95 Produk Baik 76,98 78,85 78,14 Kertas Pucat
22 -5,93 -5,84 -5,95 Produk Baik 76,83 78,85 78,14 Kertas Pucat
23 -6,25 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,55 78,85 78,14 Kertas Pucat
24 -5,9 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,58 78,85 78,14 Kertas Pucat
25 -6,04 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,14 78,85 78,14 Kertas Pucat
26 -5,88 -5,84 -5,95 Produk Baik 76,19 78,85 78,14 Kertas Pucat
27 -6,14 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,35 78,85 78,14 Kertas Pucat
28 -6,03 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,77 78,85 78,14 Kertas Pucat
29 -5,96 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,69 78,85 78,14 Kertas Pucat
30 -5,9 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,88 78,85 78,14 Kertas Pucat
31 -5,99 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,75 78,85 78,14 Kertas Pucat
32 -5,89 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,66 78,85 78,14 Kertas Pucat
33 -5,89 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,17 78,85 78,14 Kertas Pucat
34 -5,93 -5,84 -5,95 Produk Baik 78,42 78,85 78,14 Produk Baik
35 -5,89 -5,84 -5,95 Produk Baik 77,84 78,85 78,14 Kertas Pucat
36 -5,97 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 77,34 78,85 78,14 Kertas Pucat
Data Variabel a dan Brightness IT 127 (Lanjutan A)
37 -5,91 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,18 78,85 78,14 Sangat Cerah
38 -5,85 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,36 78,85 78,14 Sangat Cerah
39 -5,9 -5,84 -5,95 Produk Baik 78,9 78,85 78,14 Sangat Cerah
40 -5,92 -5,84 -5,95 Produk Baik 78,98 78,85 78,14 Sangat Cerah
41 -5,75 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,46 78,85 78,14 Sangat Cerah
42 -5,9 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,4 78,85 78,14 Sangat Cerah
43 -5,75 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,12 78,85 78,14 Sangat Cerah
44 -5,9 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,75 78,85 78,14 Sangat Cerah
45 -5,76 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,35 78,85 78,14 Sangat Cerah
46 -5,81 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,44 78,85 78,14 Sangat Cerah
47 -5,84 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,83 78,85 78,14 Sangat Cerah
48 -5,82 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,19 78,85 78,14 Sangat Cerah
49 -5,84 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,51 78,85 78,14 Sangat Cerah
50 -5,84 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,24 78,85 78,14 Sangat Cerah
51 -5,78 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 78,29 78,85 78,14 Produk Baik
52 -6,01 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 79,61 78,85 78,14 Sangat Cerah
53 -5,78 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,66 78,85 78,14 Sangat Cerah
54 -5,86 -5,84 -5,95 Produk Baik 78,82 78,85 78,14 Produk Baik
55 -5,72 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 78,15 78,85 78,14 Produk Baik
56 -5,79 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,16 78,85 78,14 Sangat Cerah
57 -5,76 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,12 78,85 78,14 Sangat Cerah
58 -5,81 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,8 78,85 78,14 Sangat Cerah
59 -5,94 -5,84 -5,95 Produk Baik 80 78,85 78,14 Sangat Cerah
60 -6,04 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 80 78,85 78,14 Sangat Cerah
61 -5,71 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 78,8 78,85 78,14 Produk Baik
62 -5,69 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 78,98 78,85 78,14 Sangat Cerah
63 -5,9 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,33 78,85 78,14 Sangat Cerah
64 -5,69 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,21 78,85 78,14 Sangat Cerah
65 -5,89 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,16 78,85 78,14 Sangat Cerah
66 -5,84 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,23 78,85 78,14 Sangat Cerah
67 -5,88 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,14 78,85 78,14 Sangat Cerah
68 -5,88 -5,84 -5,95 Produk Baik 79,5 78,85 78,14 Sangat Cerah
69 -5,83 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,71 78,85 78,14 Sangat Cerah
70 -5,82 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,5 78,85 78,14 Sangat Cerah
71 -5,7 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,55 78,85 78,14 Sangat Cerah
72 -5,68 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,23 78,85 78,14 Sangat Cerah
73 -5,73 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,11 78,85 78,14 Sangat Cerah
Data Variabel a dan Brightness IT 127 (Lanjutan B)
74 -5,78 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,54 78,85 78,14 Sangat Cerah
75 -5,69 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,33 78,85 78,14 Sangat Cerah
76 -5,78 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,11 78,85 78,14 Sangat Cerah
77 -5,69 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,74 78,85 78,14 Sangat Cerah
78 -5,76 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,47 78,85 78,14 Sangat Cerah
79 -5,85 -5,84 -5,95 Produk Baik 80,04 78,85 78,14 Sangat Cerah
80 -5,8 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,72 78,85 78,14 Sangat Cerah
81 -5,8 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,36 78,85 78,14 Sangat Cerah
82 -5,7 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 78,99 78,85 78,14 Sangat Cerah
83 -5,82 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,94 78,85 78,14 Sangat Cerah
84 -6 -5,84 -5,95 Biru Berlebihan 79,9 78,85 78,14 Sangat Cerah
85 -5,83 -5,84 -5,95 Kuning Berlebihan 79,57 78,85 78,14 Sangat Cerah
Data Variabel Whiteness IT 127
No Whiteness UCL LCL Hasil
1 0,41 0,65 0,5 Tidak Putih
2 0,45 0,65 0,5 Tidak Putih
3 0,49 0,65 0,5 Tidak Putih
4 0,4 0,65 0,5 Tidak Putih
5 0,44 0,65 0,5 Tidak Putih
6 0,61 0,65 0,5 Produk Baik
7 0,5 0,65 0,5 Produk Baik
8 0,34 0,65 0,5 Tidak Putih
9 0,82 0,65 0,5 Putih Mendominasi
10 0,29 0,65 0,5 Tidak Putih
11 0,39 0,65 0,5 Tidak Putih
12 0,64 0,65 0,5 Produk Baik
13 0,48 0,65 0,5 Tidak Putih
14 0,43 0,65 0,5 Tidak Putih
15 0,6 0,65 0,5 Produk Baik
16 0,42 0,65 0,5 Tidak Putih
17 0,54 0,65 0,5 Produk Baik
18 0,58 0,65 0,5 Produk Baik
19 0,72 0,65 0,5 Putih Mendominasi
20 0,37 0,65 0,5 Tidak Putih
21 0,44 0,65 0,5 Tidak Putih
Data Variabel Whiteness IT 127 (Lanjutan A)
23 0,69 0,65 0,5 Putih Mendominasi
24 0,45 0,65 0,5 Tidak Putih
25 0,22 0,65 0,5 Tidak Putih
26 0,48 0,65 0,5 Tidak Putih
27 0,39 0,65 0,5 Tidak Putih
28 0,63 0,65 0,5 Produk Baik
29 0,38 0,65 0,5 Tidak Putih
30 1,01 0,65 0,5 Putih Mendominasi
31 0,52 0,65 0,5 Produk Baik
32 0,49 0,65 0,5 Tidak Putih
33 0,57 0,65 0,5 Produk Baik
34 1,02 0,65 0,5 Putih Mendominasi
35 0,51 0,65 0,5 Produk Baik
36 0,29 0,65 0,5 Tidak Putih
37 1,01 0,65 0,5 Putih Mendominasi
38 0,68 0,65 0,5 Putih Mendominasi
39 0,71 0,65 0,5 Putih Mendominasi
40 0,68 0,65 0,5 Putih Mendominasi
41 0,38 0,65 0,5 Tidak Putih
42 0,45 0,65 0,5 Tidak Putih
43 0,56 0,65 0,5 Produk Baik
44 0,48 0,65 0,5 Tidak Putih
45 0,42 0,65 0,5 Tidak Putih
46 0,42 0,65 0,5 Tidak Putih
47 0,6 0,65 0,5 Produk Baik
48 0,76 0,65 0,5 Putih Mendominasi
49 0,54 0,65 0,5 Produk Baik
50 0,58 0,65 0,5 Produk Baik
51 1,39 0,65 0,5 Putih Mendominasi
52 0,51 0,65 0,5 Produk Baik
53 0,8 0,65 0,5 Putih Mendominasi
54 0,85 0,65 0,5 Putih Mendominasi
55 0,5 0,65 0,5 Produk Baik
56 0,73 0,65 0,5 Putih Mendominasi
57 0,99 0,65 0,5 Putih Mendominasi
58 0,55 0,65 0,5 Produk Baik
59 0,66 0,65 0,5 Putih Mendominasi
Data Variabel Whiteness IT 127 (Lanjutan B)
60 0,66 0,65 0,5 Putih Mendominasi
61 0,34 0,65 0,5 Tidak Putih
62 0,48 0,65 0,5 Tidak Putih
63 0,36 0,65 0,5 Tidak Putih
64 0,61 0,65 0,5 Produk Baik
65 0,57 0,65 0,5 Produk Baik
66 0,91 0,65 0,5 Putih Mendominasi
67 0,46 0,65 0,5 Tidak Putih
68 0,48 0,65 0,5 Tidak Putih
69 0,74 0,65 0,5 Putih Mendominasi
70 0,85 0,65 0,5 Putih Mendominasi
71 0,95 0,65 0,5 Putih Mendominasi
72 0,45 0,65 0,5 Tidak Putih
73 0,25 0,65 0,5 Tidak Putih
74 0,19 0,65 0,5 Tidak Putih
75 0,25 0,65 0,5 Tidak Putih
76 0,4 0,65 0,5 Tidak Putih
77 0,35 0,65 0,5 Tidak Putih
78 0,44 0,65 0,5 Tidak Putih
79 1,38 0,65 0,5 Putih Mendominasi
80 0,77 0,65 0,5 Putih Mendominasi
81 0,5 0,65 0,5 Produk Baik
82 0,69 0,65 0,5 Putih Mendominasi
83 0,69 0,65 0,5 Putih Mendominasi
84 0,4 0,65 0,5 Tidak Putih
85 0,99 0,65 0,5 Putih Mendominasi
Data Jenis Kertas IT 170
No L a b Brightness Whiteness
1 80,6 24,06 2,14 55,74 0,25
2 80,63 24,2 2,07 55,98 0,25
3 80,85 24,09 2,14 56,35 0,23
4 80,92 23,48 2,3 56,29 0,23
5 80,75 24,12 1,84 56,5 0,24
6 80,85 23,7 2,1 56,33 0,17
7 80,58 24,3 1,97 56,09 0,11
8 80,91 23,35 1,95 56,1 0,12
9 80,96 23,73 1,84 56,76 0,14
10 81,08 23,7 2,11 56,66 0,16
11 81,1 23,53 1,96 56,87 0,22
12 81,19 23,4 1,86 57,19 0,12
13 81,01 23,59 1,87 56,81 0,12
14 80,89 23,45 1,83 56,79 0,15
15 80,99 23,12 1,77 56,84 0,16
16 80,99 23,96 2,11 56,88 0,16
17 80,3 24,14 2,23 55,36 0,16
18 81,02 23,6 1,99 56,65 0,21
19 81,3 23,55 1,98 56,98 0,08
20 81,23 23,48 1,9 57,16 0,12
21 80,99 23,77 1,93 56,87 0,12
22 81,33 24,37 1,88 37,43 0,11
23 81,34 24,5 1,93 37,4 0,13
24 81,12 23,54 1,86 57,04 0,19
25 80,81 23,91 2,07 56,25 0,16
26 81,31 23,42 1,95 57,33 0,14
27 80,56 23,81 2,42 55,42 0,12
28 80,17 24,13 2,79 54,45 0,05
29 80,54 23,76 2,48 55,36 0,19
30 80 23,69 1,96 56,53 0,13
31 81,07 23,34 2,08 56,65 0,2
32 80,85 23,62 1,75 56,59 0,16
33 80,95 23,32 1,8 56,7 0,15
34 80,92 23,52 1,79 56,64 0,17
Data Jenis Kertas IT 170 (Lanjutan A)
35 80,84 23,79 1,87 56,52 0,1
36 80,9 23,68 1,93 56,3 0,29
37 80,81 23,73 1,94 56,37 0,25
38 80,99 23,51 1,99 56,28 0,16
39 80,7 23,78 2,16 55,96 0,1
40 80,68 23,9 2,13 55,98 0,15
41 80,83 23,74 2,14 56,22 0,08
42 80,9 23,41 2,02 56,45 0,09
43 81 23,34 2,11 56,6 0,09
44 81,07 23,51 2,01 56,79 0,15
45 81,14 23,19 2,57 56,4 0,17
46 80,58 23,8 2,22 56,73 0,18
47 80,21 24,15 2,42 55,01 0,13
48 80,68 23,89 2,22 55,87 0,1
49 80,8 23,68 2,2 56,04 0,25
50 80,69 23,89 2,3 56,84 0,13
51 80,61 23,89 2,5 55,58 0,14
52 80,75 24,05 2,17 56,08 0,11
53 80,74 24,05 2,35 55,93 0,15
54 81,02 23,79 2,31 56,36 0,12
55 81,13 23,6 2,33 56,61 0,16
56 80,88 23,73 2,31 56,13 0,16
57 80,85 23,92 2,36 56,02 0,16
58 80,97 23,84 2,3 56,33 0,11
59 81,05 23,8 2,28 56,09 0,18
60 80,85 24 2,28 56,09 0,14
61 81,06 23,7 2,28 56,69 0,14
62 81,03 23,68 2,16 56,61 0,18
63 80,57 24,06 2,15 55,45 0,69
64 80,8 24,12 2,37 56,7 0,25
65 80,59 24,05 2,37 55,73 0,25
66 81,06 23,59 2,28 56,52 0,18
67 80,73 23,99 2,34 55,3 0,19
68 80,42 24,21 2,59 55,03 0,13
69 80,88 23,4 2,6 55,82 0,17
Data Jenis Kertas IT 170 (Lanjutan B)
70 80,7 23,87 2,49 55,65 0,22
71 80,49 23,99 2,68 55,09 0,1
72 80,5 24,02 2,68 55,05 0,22
73 80,6 24,18 2,33 55,71 0,14
74 80,92 23,45 2,42 56,01 0,12
75 80,51 24,26 2,49 55,39 0,16
76 80,77 24,14 2,36 55,83 0,11
77 80,83 23,66 2,33 56,08 0,27
78 80,63 24,12 2,53 55,56 0,25
79 80,75 23,41 2,37 56,23 0,11
80 80,54 24,15 2,36 55,67 0,1
81 80,54 24,17 2,33 55,43 0,17
82 80,76 23,99 2,37 55,97 0,18
83 80,71 23,64 2,47 55,87 0,18
84 80,65 23,55 2,25 55,7 0,26
85 80,35 23,73 2,48 55,01 0,23
86 80,12 24,29 2,26 54,87 0,32
87 80,48 23,83 2,08 55,6 0,34
88 80,7 23,38 2,54 55,19 0,35
89 80,46 23,58 2,3 55,5 0,61
90 80,26 23,98 2,36 54,94 0,39
91 80,4 23,73 2,33 55,2 0,37
92 80,42 23,7 2,22 55,51 0,2
93 80,29 23,91 2,33 54,98 0,32
94 80,21 23,85 2,29 55,09 0,29
95 80,35 23,66 2,22 55,24 0,48
96 80,34 23,53 1,91 55,61 0,26
97 80,45 23,48 1,85 55,6 0,25
98 81,08 22,52 1,85 56,8 0,43
99 80,96 22,73 1,85 56,66 0,42
100 80,77 22,88 1,89 56,34 0,19
101 80,98 22,71 1,93 56,66 0,37
102 80,87 22,68 1,98 56,43 0,5
103 80,9 22,5 2,07 56,27 0,5
104 81,3 22,14 2,06 56,13 0,32
Data Jenis Kertas IT 170 (Lanjutan C)
105 81,46 22,12 1,95 57,18 0,33
106 81,16 22,41 1,01 57,29 0,48
107 80,69 23,26 1,87 55,99 0,22
108 80,75 22,94 2,23 55,93 0,26
109 80,88 22,87 1,91 56,41 0,33
110 80,73 23,16 2,05 56,05 0,33
111 81,13 22,51 1,94 56,89 0,26
112 81,15 22,67 1,9 56,96 0,23
113 81,02 22,91 2,01 56,75 0,36
114 81,06 22,95 1,49 56,75 0,24
115 81,23 22,91 2,25 56,66 0,26
116 81,18 22,89 2,01 57,07 0,39
117 81,36 22,82 1,94 57,46 0,19
118 81,23 23,2 2,05 57,03 0,24
119 81,19 22,98 2,03 56,93 0,3
120 81,9 22,79 2,25 56,95 0,33
121 81,15 22,86 2,35 56,85 0,25
122 81,36 22,94 2,13 57,22 0,1
123 81,36 22,9 2,01 57,34 0,16
124 81,65 22,48 1,93 57,96 0,18
125 81,41 22,69 2 57,49 0,18
126 80,03 22,96 2 57,45 0,15
127 81,25 22,83 2,09 57 0,1
128 81,26 22,09 2,05 57,11 0,17
129 81,11 22,72 2,11 57 0,25
130 81,25 22,74 2,07 56,9 0,32
131 81,4 22,47 1,97 57,29 0,21
132 81,12 22,98 2,42 56,82 0,21
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170
No L UCL LCL Hasil a UCL LCL Hasil
1 80,6 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,06 23,65 23,37 Merah Berlebihan
2 80,63 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,2 23,65 23,37 Merah Berlebihan
3 80,85 80,94 80,77 Produk Baik 24,09 23,65 23,37 Merah Berlebihan
4 80,92 80,94 80,77 Produk Baik 23,48 23,65 23,37 Produk Baik
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan A)
5 80,75 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,12 23,65 23,37 Merah Berlebihan
6 80,85 80,94 80,77 Produk Baik 23,7 23,65 23,37 Merah Berlebihan
7 80,58 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,3 23,65 23,37 Merah Berlebihan
8 80,91 80,94 80,77 Produk Baik 23,35 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
9 80,96 80,94 80,77 Sangat Terang 23,73 23,65 23,37 Merah Berlebihan
10 81,08 80,94 80,77 Sangat Terang 23,7 23,65 23,37 Merah Berlebihan
11 81,1 80,94 80,77 Sangat Terang 23,53 23,65 23,37 Produk Baik
12 81,19 80,94 80,77 Sangat Terang 23,4 23,65 23,37 Produk Baik
13 81,01 80,94 80,77 Sangat Terang 23,59 23,65 23,37 Produk Baik
14 80,89 80,94 80,77 Produk Baik 23,45 23,65 23,37 Produk Baik
15 80,99 80,94 80,77 Sangat Terang 23,12 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
16 80,99 80,94 80,77 Sangat Terang 23,96 23,65 23,37 Merah Berlebihan
17 80,3 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,14 23,65 23,37 Merah Berlebihan
18 81,02 80,94 80,77 Sangat Terang 23,6 23,65 23,37 Produk Baik
19 81,3 80,94 80,77 Sangat Terang 23,55 23,65 23,37 Produk Baik
20 81,23 80,94 80,77 Sangat Terang 23,48 23,65 23,37 Produk Baik
21 80,99 80,94 80,77 Sangat Terang 23,77 23,65 23,37 Merah Berlebihan
22 81,33 80,94 80,77 Sangat Terang 24,37 23,65 23,37 Merah Berlebihan
23 81,34 80,94 80,77 Sangat Terang 24,5 23,65 23,37 Merah Berlebihan
24 81,12 80,94 80,77 Sangat Terang 23,54 23,65 23,37 Produk Baik
25 80,81 80,94 80,77 Produk Baik 23,91 23,65 23,37 Merah Berlebihan
26 81,31 80,94 80,77 Sangat Terang 23,42 23,65 23,37 Produk Baik
27 80,56 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,81 23,65 23,37 Merah Berlebihan
28 80,17 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,13 23,65 23,37 Merah Berlebihan
29 80,54 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,76 23,65 23,37 Merah Berlebihan
30 80 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,69 23,65 23,37 Merah Berlebihan
31 81,07 80,94 80,77 Sangat Terang 23,34 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
32 80,85 80,94 80,77 Produk Baik 23,62 23,65 23,37 Produk Baik
33 80,95 80,94 80,77 Sangat Terang 23,32 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
34 80,92 80,94 80,77 Produk Baik 23,52 23,65 23,37 Produk Baik
35 80,84 80,94 80,77 Produk Baik 23,79 23,65 23,37 Merah Berlebihan
36 80,9 80,94 80,77 Produk Baik 23,68 23,65 23,37 Merah Berlebihan
37 80,81 80,94 80,77 Produk Baik 23,73 23,65 23,37 Merah Berlebihan
38 80,99 80,94 80,77 Sangat Terang 23,51 23,65 23,37 Produk Baik
39 80,7 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,78 23,65 23,37 Merah Berlebihan
40 80,68 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,9 23,65 23,37 Merah Berlebihan
41 80,83 80,94 80,77 Produk Baik 23,74 23,65 23,37 Merah Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan B)
42 80,9 80,94 80,77 Produk Baik 23,41 23,65 23,37 Produk Baik
43 81 80,94 80,77 Sangat Terang 23,34 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
44 81,07 80,94 80,77 Sangat Terang 23,51 23,65 23,37 Produk Baik
45 81,14 80,94 80,77 Sangat Terang 23,19 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
46 80,58 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,8 23,65 23,37 Merah Berlebihan
47 80,21 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,15 23,65 23,37 Merah Berlebihan
48 80,68 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,89 23,65 23,37 Merah Berlebihan
49 80,8 80,94 80,77 Produk Baik 23,68 23,65 23,37 Merah Berlebihan
50 80,69 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,89 23,65 23,37 Merah Berlebihan
51 80,61 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,89 23,65 23,37 Merah Berlebihan
52 80,75 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,05 23,65 23,37 Merah Berlebihan
53 80,74 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,05 23,65 23,37 Merah Berlebihan
54 81,02 80,94 80,77 Sangat Terang 23,79 23,65 23,37 Merah Berlebihan
55 81,13 80,94 80,77 Sangat Terang 23,6 23,65 23,37 Produk Baik
56 80,88 80,94 80,77 Produk Baik 23,73 23,65 23,37 Merah Berlebihan
57 80,85 80,94 80,77 Produk Baik 23,92 23,65 23,37 Merah Berlebihan
58 80,97 80,94 80,77 Sangat Terang 23,84 23,65 23,37 Merah Berlebihan
59 81,05 80,94 80,77 Sangat Terang 23,8 23,65 23,37 Merah Berlebihan
60 80,85 80,94 80,77 Produk Baik 24 23,65 23,37 Merah Berlebihan
61 81,06 80,94 80,77 Sangat Terang 23,7 23,65 23,37 Merah Berlebihan
62 81,03 80,94 80,77 Sangat Terang 23,68 23,65 23,37 Merah Berlebihan
63 80,57 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,06 23,65 23,37 Merah Berlebihan
64 80,8 80,94 80,77 Produk Baik 24,12 23,65 23,37 Merah Berlebihan
65 80,59 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,05 23,65 23,37 Merah Berlebihan
66 81,06 80,94 80,77 Sangat Terang 23,59 23,65 23,37 Produk Baik
67 80,73 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,99 23,65 23,37 Merah Berlebihan
68 80,42 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,21 23,65 23,37 Merah Berlebihan
69 80,88 80,94 80,77 Produk Baik 23,4 23,65 23,37 Produk Baik
70 80,7 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,87 23,65 23,37 Merah Berlebihan
71 80,49 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,99 23,65 23,37 Merah Berlebihan
72 80,5 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,02 23,65 23,37 Merah Berlebihan
73 80,6 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,18 23,65 23,37 Merah Berlebihan
74 80,92 80,94 80,77 Produk Baik 23,45 23,65 23,37 Produk Baik
75 80,51 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,26 23,65 23,37 Merah Berlebihan
76 80,77 80,94 80,77 Produk Baik 24,14 23,65 23,37 Merah Berlebihan
77 80,83 80,94 80,77 Produk Baik 23,66 23,65 23,37 Merah Berlebihan
78 80,63 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,12 23,65 23,37 Merah Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan C)
79 80,75 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,41 23,65 23,37 Produk Baik
80 80,54 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,15 23,65 23,37 Merah Berlebihan
81 80,54 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,17 23,65 23,37 Merah Berlebihan
82 80,76 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,99 23,65 23,37 Merah Berlebihan
83 80,71 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,64 23,65 23,37 Produk Baik
84 80,65 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,55 23,65 23,37 Produk Baik
85 80,35 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,73 23,65 23,37 Merah Berlebihan
86 80,12 80,94 80,77 Sangat Gelap 24,29 23,65 23,37 Merah Berlebihan
87 80,48 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,83 23,65 23,37 Merah Berlebihan
88 80,7 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,38 23,65 23,37 Produk Baik
89 80,46 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,58 23,65 23,37 Produk Baik
90 80,26 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,98 23,65 23,37 Merah Berlebihan
91 80,4 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,73 23,65 23,37 Merah Berlebihan
92 80,42 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,7 23,65 23,37 Merah Berlebihan
93 80,29 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,91 23,65 23,37 Merah Berlebihan
94 80,21 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,85 23,65 23,37 Merah Berlebihan
95 80,35 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,66 23,65 23,37 Merah Berlebihan
96 80,34 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,53 23,65 23,37 Produk Baik
97 80,45 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,48 23,65 23,37 Produk Baik
98 81,08 80,94 80,77 Sangat Terang 22,52 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
99 80,96 80,94 80,77 Sangat Terang 22,73 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
100 80,77 80,94 80,77 Produk Baik 22,88 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
101 80,98 80,94 80,77 Sangat Terang 22,71 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
102 80,87 80,94 80,77 Produk Baik 22,68 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
103 80,9 80,94 80,77 Produk Baik 22,5 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
104 81,3 80,94 80,77 Sangat Terang 22,14 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
105 81,46 80,94 80,77 Sangat Terang 22,12 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
106 81,16 80,94 80,77 Sangat Terang 22,41 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
107 80,69 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,26 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
108 80,88 80,94 80,77 Produk Baik 22,94 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
109 80,88 80,94 80,77 Produk Baik 22,87 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
110 80,73 80,94 80,77 Sangat Gelap 23,16 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
111 81,13 80,94 80,77 Sangat Terang 22,51 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
112 81,15 80,94 80,77 Sangat Terang 22,67 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
113 81,02 80,94 80,77 Sangat Terang 22,91 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
114 81,06 80,94 80,77 Sangat Terang 22,95 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
115 81,23 80,94 80,77 Sangat Terang 22,91 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
Data Variabel Light dan Variabel a IT 170 (Lanjutan D)
116 81,18 80,94 80,77 Sangat Terang 22,89 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
117 81,36 80,94 80,77 Sangat Terang 22,82 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
118 81,23 80,94 80,77 Sangat Terang 23,2 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
119 81,19 80,94 80,77 Sangat Terang 22,98 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
120 81,9 80,94 80,77 Sangat Terang 22,79 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
121 81,15 80,94 80,77 Sangat Terang 22,86 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
122 81,36 80,94 80,77 Sangat Terang 22,94 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
123 81,36 80,94 80,77 Sangat Terang 22,9 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
124 81,65 80,94 80,77 Sangat Terang 22,48 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
125 81,41 80,94 80,77 Sangat Terang 22,69 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
126 80,03 80,94 80,77 Sangat Gelap 22,96 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
127 81,25 80,94 80,77 Sangat Terang 22,83 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
128 81,26 80,94 80,77 Sangat Terang 22,09 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
129 81,11 80,94 80,77 Sangat Terang 22,72 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
130 81,25 80,94 80,77 Sangat Terang 22,74 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
131 81,4 80,94 80,77 Sangat Terang 22,47 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
132 81,12 80,94 80,77 Sangat Terang 22,98 23,65 23,37 Hijau Berlebihan
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170
No b UCL LCL Hasil Brightness UCL LCL Hasil
1 2,14 2,21 2,07 Produk Baik 55,74 56,61 55,36 Produk Baik
2 2,07 2,21 2,07 Produk Baik 55,98 56,61 55,36 Produk Baik
3 2,14 2,21 2,07 Produk Baik 56,35 56,61 55,36 Produk Baik
4 2,3 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,29 56,61 55,36 Produk Baik
5 1,84 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,5 56,61 55,36 Produk Baik
6 2,1 2,21 2,07 Produk Baik 56,33 56,61 55,36 Produk Baik
7 1,97 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,09 56,61 55,36 Produk Baik
8 1,95 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,1 56,61 55,36 Produk Baik
9 1,84 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,76 56,61 55,36 Sangat Cerah
10 2,11 2,21 2,07 Produk Baik 56,66 56,61 55,36 Sangat Cerah
11 1,96 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,87 56,61 55,36 Sangat Cerah
12 1,86 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,19 56,61 55,36 Sangat Cerah
13 1,87 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,81 56,61 55,36 Sangat Cerah
14 1,83 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,79 56,61 55,36 Sangat Cerah
15 1,77 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,84 56,61 55,36 Sangat Cerah
16 2,11 2,21 2,07 Produk Baik 56,88 56,61 55,36 Sangat Cerah
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan A)
17 2,23 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,36 56,61 55,36 Produk Baik
18 1,99 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,65 56,61 55,36 Sangat Cerah
19 1,98 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,98 56,61 55,36 Sangat Cerah
20 1,9 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,16 56,61 55,36 Sangat Cerah
21 1,93 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,87 56,61 55,36 Sangat Cerah
22 1,88 2,21 2,07 Biru Berlebihan 37,43 56,61 55,36 Kertas Pucat
23 1,93 2,21 2,07 Biru Berlebihan 37,4 56,61 55,36 Kertas Pucat
24 1,86 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,04 56,61 55,36 Sangat Cerah
25 2,07 2,21 2,07 Produk Baik 56,25 56,61 55,36 Produk Baik
26 1,95 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,33 56,61 55,36 Sangat Cerah
27 2,42 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,42 56,61 55,36 Produk Baik
28 2,79 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 54,45 56,61 55,36 Kertas Pucat
29 2,48 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,36 56,61 55,36 Produk Baik
30 1,96 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,53 56,61 55,36 Produk Baik
31 2,08 2,21 2,07 Produk Baik 56,65 56,61 55,36 Sangat Cerah
32 1,75 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,59 56,61 55,36 Produk Baik
33 1,8 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,7 56,61 55,36 Sangat Cerah
34 1,79 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,64 56,61 55,36 Sangat Cerah
35 1,87 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,52 56,61 55,36 Produk Baik
36 1,93 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,3 56,61 55,36 Produk Baik
37 1,94 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,37 56,61 55,36 Produk Baik
38 1,99 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,28 56,61 55,36 Produk Baik
39 2,16 2,21 2,07 Produk Baik 55,96 56,61 55,36 Produk Baik
40 2,13 2,21 2,07 Produk Baik 55,98 56,61 55,36 Produk Baik
41 2,14 2,21 2,07 Produk Baik 56,22 56,61 55,36 Produk Baik
42 2,02 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,45 56,61 55,36 Produk Baik
43 2,11 2,21 2,07 Produk Baik 56,6 56,61 55,36 Produk Baik
44 2,01 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,79 56,61 55,36 Sangat Cerah
45 2,57 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,4 56,61 55,36 Produk Baik
46 2,22 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,73 56,61 55,36 Sangat Cerah
47 2,42 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,01 56,61 55,36 Kertas Pucat
48 2,22 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,87 56,61 55,36 Produk Baik
49 2,2 2,21 2,07 Produk Baik 56,04 56,61 55,36 Produk Baik
50 2,3 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,84 56,61 55,36 Sangat Cerah
51 2,5 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,58 56,61 55,36 Produk Baik
52 2,17 2,21 2,07 Produk Baik 56,08 56,61 55,36 Produk Baik
53 2,35 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,93 56,61 55,36 Produk Baik
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan B)
54 2,31 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,36 56,61 55,36 Produk Baik
55 2,33 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,61 56,61 55,36 Produk Baik
56 2,31 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,13 56,61 55,36 Produk Baik
57 2,36 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,02 56,61 55,36 Produk Baik
58 2,3 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,33 56,61 55,36 Produk Baik
59 2,28 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,09 56,61 55,36 Produk Baik
60 2,28 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,09 56,61 55,36 Produk Baik
61 2,28 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,69 56,61 55,36 Sangat Cerah
62 2,16 2,21 2,07 Produk Baik 56,61 56,61 55,36 Produk Baik
63 2,15 2,21 2,07 Produk Baik 55,45 56,61 55,36 Produk Baik
64 2,37 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,7 56,61 55,36 Sangat Cerah
65 2,37 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,73 56,61 55,36 Produk Baik
66 2,28 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,52 56,61 55,36 Produk Baik
67 2,34 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,3 56,61 55,36 Kertas Pucat
68 2,59 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,03 56,61 55,36 Kertas Pucat
69 2,6 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,82 56,61 55,36 Produk Baik
70 2,49 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,65 56,61 55,36 Produk Baik
71 2,68 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,09 56,61 55,36 Kertas Pucat
72 2,68 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,05 56,61 55,36 Kertas Pucat
73 2,33 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,71 56,61 55,36 Produk Baik
74 2,42 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,01 56,61 55,36 Produk Baik
75 2,49 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,39 56,61 55,36 Produk Baik
76 2,36 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,83 56,61 55,36 Produk Baik
77 2,33 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,08 56,61 55,36 Produk Baik
78 2,53 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,56 56,61 55,36 Produk Baik
79 2,37 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,23 56,61 55,36 Produk Baik
80 2,36 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,67 56,61 55,36 Produk Baik
81 2,33 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,43 56,61 55,36 Produk Baik
82 2,37 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,97 56,61 55,36 Produk Baik
83 2,47 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,87 56,61 55,36 Produk Baik
84 2,25 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,7 56,61 55,36 Produk Baik
85 2,48 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,01 56,61 55,36 Kertas Pucat
86 2,26 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 54,87 56,61 55,36 Kertas Pucat
87 2,08 2,21 2,07 Produk Baik 55,6 56,61 55,36 Produk Baik
88 2,54 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,19 56,61 55,36 Kertas Pucat
89 2,3 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,5 56,61 55,36 Produk Baik
90 2,36 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 54,94 56,61 55,36 Kertas Pucat
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan C)
91 2,33 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,2 56,61 55,36 Kertas Pucat
92 2,22 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,51 56,61 55,36 Produk Baik
93 2,33 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 54,98 56,61 55,36 Kertas Pucat
94 2,29 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,09 56,61 55,36 Kertas Pucat
95 2,22 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,24 56,61 55,36 Kertas Pucat
96 1,91 2,21 2,07 Biru Berlebihan 55,61 56,61 55,36 Produk Baik
97 1,85 2,21 2,07 Biru Berlebihan 55,6 56,61 55,36 Produk Baik
98 1,85 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,8 56,61 55,36 Sangat Cerah
99 1,85 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,66 56,61 55,36 Sangat Cerah
100 1,89 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,34 56,61 55,36 Produk Baik
101 1,93 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,66 56,61 55,36 Sangat Cerah
102 1,98 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,43 56,61 55,36 Produk Baik
103 2,07 2,21 2,07 Produk Baik 56,27 56,61 55,36 Produk Baik
104 2,06 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,13 56,61 55,36 Produk Baik
105 1,95 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,18 56,61 55,36 Sangat Cerah
106 1,01 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,29 56,61 55,36 Sangat Cerah
107 1,87 2,21 2,07 Biru Berlebihan 55,99 56,61 55,36 Produk Baik
108 2,23 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 55,93 56,61 55,36 Produk Baik
109 1,91 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,41 56,61 55,36 Produk Baik
110 2,05 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,05 56,61 55,36 Produk Baik
111 1,94 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,89 56,61 55,36 Sangat Cerah
112 1,9 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,96 56,61 55,36 Sangat Cerah
113 2,01 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,75 56,61 55,36 Sangat Cerah
114 1,49 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,75 56,61 55,36 Sangat Cerah
115 2,25 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,66 56,61 55,36 Sangat Cerah
116 2,01 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,07 56,61 55,36 Sangat Cerah
117 1,94 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,46 56,61 55,36 Sangat Cerah
118 2,05 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,03 56,61 55,36 Sangat Cerah
119 2,03 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,93 56,61 55,36 Sangat Cerah
120 2,25 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,95 56,61 55,36 Sangat Cerah
121 2,35 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,85 56,61 55,36 Sangat Cerah
122 1,99 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,22 56,61 55,36 Sangat Cerah
123 2,01 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,34 56,61 55,36 Sangat Cerah
124 1,93 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,96 56,61 55,36 Sangat Cerah
125 2 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,49 56,61 55,36 Sangat Cerah
126 2 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,45 56,61 55,36 Sangat Cerah
127 1,98 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57 56,61 55,36 Sangat Cerah
Data Variabel b dan Variabel Brightness IT 170 (Lanjutan D)
128 2,05 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,11 56,61 55,36 Sangat Cerah
129 1,98 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57 56,61 55,36 Sangat Cerah
130 1,97 2,21 2,07 Biru Berlebihan 56,9 56,61 55,36 Sangat Cerah
131 1,97 2,21 2,07 Biru Berlebihan 57,29 56,61 55,36 Sangat Cerah
132 2,42 2,21 2,07 Kuning Berlebihan 56,82 56,61 55,36 Sangat Cerah
Data Variabel Whiteness IT 170
No Whiteness UCL LCL Hasil
1 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
2 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
3 0,23 0,24 0,19 Produk Baik
4 0,23 0,24 0,19 Produk Baik
5 0,24 0,24 0,19 Produk Baik
6 0,17 0,24 0,19 Tidak Putih
7 0,11 0,24 0,19 Tidak Putih
8 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
9 0,14 0,24 0,19 Tidak Putih
10 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
11 0,22 0,24 0,19 Produk Baik
12 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
13 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
14 0,15 0,24 0,19 Tidak Putih
15 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
16 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
17 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
18 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
19 0,08 0,24 0,19 Tidak Putih
20 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
21 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
22 0,11 0,24 0,19 Tidak Putih
23 0,13 0,24 0,19 Tidak Putih
24 0,19 0,24 0,19 Produk Baik
25 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
26 0,14 0,24 0,19 Tidak Putih
27 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
28 0,05 0,24 0,19 Tidak Putih
Data Variabel Whiteness IT 170 (Lanjutan A)
29 0,19 0,24 0,19 Produk Baik
30 0,13 0,24 0,19 Tidak Putih
31 0,2 0,24 0,19 Produk Baik
32 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
33 0,15 0,24 0,19 Tidak Putih
34 0,17 0,24 0,19 Tidak Putih
35 0,1 0,24 0,19 Tidak Putih
36 0,29 0,24 0,19 Putih Mendominasi
37 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
38 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
39 0,1 0,24 0,19 Tidak Putih
40 0,15 0,24 0,19 Tidak Putih
41 0,08 0,24 0,19 Tidak Putih
42 0,09 0,24 0,19 Tidak Putih
43 0,09 0,24 0,19 Tidak Putih
44 0,15 0,24 0,19 Tidak Putih
45 0,17 0,24 0,19 Tidak Putih
46 0,18 0,24 0,19 Tidak Putih
47 0,13 0,24 0,19 Tidak Putih
48 0,1 0,24 0,19 Tidak Putih
49 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
50 0,13 0,24 0,19 Tidak Putih
51 0,14 0,24 0,19 Tidak Putih
52 0,11 0,24 0,19 Tidak Putih
53 0,15 0,24 0,19 Tidak Putih
54 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
55 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
56 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
57 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
58 0,11 0,24 0,19 Tidak Putih
59 0,18 0,24 0,19 Tidak Putih
60 0,14 0,24 0,19 Tidak Putih
61 0,14 0,24 0,19 Tidak Putih
62 0,18 0,24 0,19 Tidak Putih
63 0,69 0,24 0,19 Putih Mendominasi
64 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
65 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
Data Variabel Whiteness IT 170 (Lanjutan B)
66 0,18 0,24 0,19 Tidak Putih
67 0,19 0,24 0,19 Produk Baik
68 0,13 0,24 0,19 Tidak Putih
69 0,17 0,24 0,19 Tidak Putih
70 0,22 0,24 0,19 Produk Baik
71 0,1 0,24 0,19 Tidak Putih
72 0,22 0,24 0,19 Produk Baik
73 0,14 0,24 0,19 Tidak Putih
74 0,12 0,24 0,19 Tidak Putih
75 0,16 0,24 0,19 Tidak Putih
76 0,11 0,24 0,19 Tidak Putih
77 0,27 0,24 0,19 Putih Mendominasi
78 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
79 0,11 0,24 0,19 Tidak Putih
80 0,1 0,24 0,19 Tidak Putih
81 0,17 0,24 0,19 Tidak Putih
82 0,18 0,24 0,19 Tidak Putih
83 0,18 0,24 0,19 Tidak Putih
84 0,26 0,24 0,19 Putih Mendominasi
85 0,23 0,24 0,19 Produk Baik
86 0,32 0,24 0,19 Putih Mendominasi
87 0,34 0,24 0,19 Putih Mendominasi
88 0,35 0,24 0,19 Putih Mendominasi
89 0,61 0,24 0,19 Putih Mendominasi
90 0,39 0,24 0,19 Putih Mendominasi
91 0,37 0,24 0,19 Putih Mendominasi
92 0,2 0,24 0,19 Produk Baik
93 0,32 0,24 0,19 Putih Mendominasi
94 0,29 0,24 0,19 Putih Mendominasi
95 0,48 0,24 0,19 Putih Mendominasi
96 0,26 0,24 0,19 Putih Mendominasi
97 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
98 0,43 0,24 0,19 Putih Mendominasi
99 0,42 0,24 0,19 Putih Mendominasi
100 0,19 0,24 0,19 Produk Baik
101 0,37 0,24 0,19 Putih Mendominasi
102 0,5 0,24 0,19 Putih Mendominasi
Data Variabel Whiteness IT 170 (Lanjutan C)
103 0,5 0,24 0,19 Putih Mendominasi
104 0,32 0,24 0,19 Putih Mendominasi
105 0,33 0,24 0,19 Putih Mendominasi
106 0,48 0,24 0,19 Putih Mendominasi
107 0,22 0,24 0,19 Produk Baik
108 0,26 0,24 0,19 Putih Mendominasi
109 0,33 0,24 0,19 Putih Mendominasi
110 0,33 0,24 0,19 Putih Mendominasi
111 0,23 0,24 0,19 Produk Baik
112 0,23 0,24 0,19 Produk Baik
113 0,36 0,24 0,19 Putih Mendominasi
114 0,24 0,24 0,19 Produk Baik
115 0,24 0,24 0,19 Produk Baik
116 0,39 0,24 0,19 Putih Mendominasi
117 0,19 0,24 0,19 Produk Baik
118 0,24 0,24 0,19 Produk Baik
119 0,22 0,24 0,19 Produk Baik
120 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
121 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
122 0,1 0,24 0,19 Tidak Putih
123 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
124 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
125 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
126 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
127 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
128 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
129 0,25 0,24 0,19 Putih Mendominasi
130 0,32 0,24 0,19 Putih Mendominasi
131 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
132 0,21 0,24 0,19 Produk Baik
LAMPIRAN II
1. Produk apa sajakah yang dihasilkan oleh PT X?
2. Apa sajakah bahan pembuat kertas?
3. Berapa jenis kertas yang diproduksi?
4. Apa saja keinginan suatu konsumen terhadap kertas yang diproduksi?
5. Apakah ada komplain yang dilakukan konsumen terhadap PT X?
6. Warna apa sajakah yang menjadi favorit atau dominan yang dipesan oleh
konsumen?
7. Apa sajakah yang menjadi kategori suatu kertas dikatakan gagal/cacat?
8. Faktor apa yang mempengaruhi kecacatan tersebut?
9. Bagaimana proses pembuatan kertas secara menyeluruh?
10. Apakah ada Quality Control PT X?
11. Apa sajakah yang diteliti oleh Quality Control?
12. Berapakah sigma yang telah diterapkan di PT X?
13. Apakah PT X mengetahui tentang Six Sigma?
14. Apakah ada keinginan menerapkan konsep Six Sigma dalam kinerja PT?
15. Bagaimana cara menanggulangi masalah-masalah pembuat cacat kertas?
16. Seberapa besar frekuensi masalah tersebut terjadi?
17. Bagaimana cara menanggulangi?
18. Jika kesalahan terjadi pada tingkat kecerobohan pekerja, apakah design
solusinya, apakah ada training terhadap pekerja?
19. Training apa sajakah yang telah diterapkan pada PT X?
20. Adakah evaluasi terhadap kinerja pekerja, jika ya setiap berapa periode
sekali?
LAMPIRAN III
LAMPIRAN DOKUMEN
PERUSAHAAN
top related