radiologi kelompok 7
Post on 28-Dec-2015
66 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM RADIOLOGI
MODUL RESPIRASI
Di Susun Oleh
Kelompok 7
1. Dina Fitri Wijayanti I11112007
2. Jovi Pardomuan Siagian I11112008
3. Chandra I11112028
4. Andyani Pratiwi I11112031
5. Alvina Elsa Bidari I11112038
6. Ardi I11112040
7. Anis Komala I11112041
8. Raynaldo D. Pinem I11112044
9. Octa Tirandha I11111077
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
Teknik pencitraan yang paling sering digunakan untuk mengevaluasi jantung, paru dan
pembuluh-pembuluh darah besar adalah radiografi dada atau lebih dikenal dengan nama foto
polos thorax. Foto thorax diambil dengan posisi pasien tegak pada proyeksi posteroanterior
(PA) dan lateral kiri (left lateral/LAT). Terminologi PA dan LAT ini merupakan arah sinar X
yang ditembakkan menembus tubuh sebelum mencapai kaset radiografi. Foto thorax PA
berarti sinar X ditembakkan dari posterior pasien menuju kaset radiografi yang berada di
anterior pasien.
Pemeriksaan dilakukan saat pasien berinspirasi maksimal. Salah satu cara untuk
mengestimasi inspirasi yang adekuat adalah dengan tampaknya 9-10 costa di bagian posterior
atau 5-6 costa di bagian anterior (Gambar 3-1). Jika foto thorax diambil saat pasien
melakukan ekspirasi, hasil foto thorax dapat menunjukkan kardiomegali, kongesti pembuluh
darah atau bahkan edema paru (Gambar 3-2). Foto yang diambil saat pasien berbaring
biasanya akan memberikan gambaran jantung yang membesar. Ini dikarenakan pada pasien
yang berbaring hanya bisa diambil foto dengan proyeksi anteroposterior (AP). Akibatnya,
gambaran jantung akan termagnifikasi (gambar 3-3). Jadi, perubahan pada posisi tubuh
pasien dan fase pernapasannya sangat mempengaruhi gambaran foto thorax pasien tersebut
dan harus diperhatikan.
Gambar 1. Foto thorax PA dan LAT normal. Kiri Proyeksi PA. RA = atrium dextrum;
RDPA = arteri pulmonalis dextra pars desendens; RPA = arteri pulmonalis dextra; SVC =
vena cava superior; AA = Arcus aorta; DA = aorta desendens pars thoracica; LPA = arteri
pulmonalis sinistra; RV = ventrikel dexter. Kanan Proyeksi LAT. RV = ventrikel dexter;
RSS = retrosternal clear space; AA = Aorta asendens; LPA = Arteri pulmonalis sinistra; RPA
= arteri pulmonalis dextra; IVC = vena cava inferior; LA = atrium sinistrum; LV = ventrikel
sinister.
Gambar 2. Radiografi PA pada fase ekspirasi. Perhatikan volume paru yang menurun,
perbesaran siluet jantung dan struktur bronkovaskular yang terlihat semakin menutupi lapang
paru. Hasil ini dapat dimisinterpretasikan sebagai gagal jantung jika analisis pada fase
insipirasi maksimal tidak dilakukan.
Salah satu cara untuk mengevaluasi ukuran jantung adalah dengan mengukur rasio
kardiothorax (cardiothoracic ratio/CTR) jika foto tersebut diambil pada pada proyeksi PA.
Rasio ini dihitung dengan membagi diameter jantung dengan diameter dada. Nilai normal
CTR pada orang dewasa adalah 50%. CTR tidak bisa dihitung pada foto thorax dengan
proyeksi AP karena jantung tampak membesar (gambar 3-3). RSS (retrosternal clear space)
adalah daerah radiolusen di posterior sternum. Daerah ini adalah paru yang dihimpit oleh
dinding dada dan margo anterior aorta asendens. Opasitas pada RSS bisa disebabkan oleh
massa pada mediastinum anterior atau perubahan setelah operasi.
Gambar 3. Foto thorax dengan proyeksi AP (Kiri) dan PA (Kanan) pada pasien yang sama
di hari yang sama. Perhatikan siluet jantung tampak lebih besar pada proyeksi AP dan dapat
dimisinterpretasikan sebagai keadaan patologis jika tidak memperhatikan proyeksi foto.
Gambar 4. Foto thorax PA pada pasien leukemia menunjukkan rasio CTR yang normal,
serta bagaimana pengukurannya. Tanda panah menunjukkan kateter jugularis interna pada
vena cava superior.
CONTOH FOTO THORAX PATOLOGIS
Efusi Pleura Kanan Masif
Foto thorax menunjukan opasitas pada hemithorax kanan. Terdapat pergeseran mediastinum
ke arah kontralateral hemithorax yang opaque tersebut, yang dapat dibuktikan dengan
pergeseran trakea dan batas kiri jantung ke arah kiri. Lesi ini juga akan mendorong
hemidiafragma ke arah inferior. Massa jug dapat memperlebar jarak antar costa. Pada pasien
ini, lesinya merupakan efusi pleura yang disebabkan oleh empyema tuberculosis.
Kolaps Paru Kanan
Foto thorax menunjukkan opasitas pada hemithorax kanan. Pasien ini menunjukkan tanda-
tanda berkurangnya volume paru, yang ditandai dengan pergeseran tracha dan batas kanan
jantung ke arah ipsilateral hemithorax yang opaque tersebut (ke arah kanan). Gelembung
gaster juga tampak lebih tinggi dari normal akibat hemidiafragma kiri yang meninggi.
Inflasi paru berlebihan, pendataran diafragma, bullae, dan bayangan jantung yang kecil.
Gambaran radiologis :
Pada gambar hasil fhoto torax didapatkan dalam kondisi peningkatan ruang udara, disertai dilatasi dan destruksi jaringan paru di jaringan distal, dari bronkus terminal. Peroko dan penambang batu bara memiliki insidensi lebih tinggi memiliki gambaran radiologi seperti ini yang mengacu ke diagnosis imfesema.
a. Hiperinflasi dada Difragma datar dan rendah dengan pergerakan yang terbatas saat inspirasi dan
ekspirasi Peningkatan diameter AP dada dengan perluasan pada rongga retrosternal Penampakan bayangan jantung yang tipis, panjang, dan sempit, lebih
disebabkan oleh inflasi berlebihan dan diafragma rendah, dibandingkan akibat perubahan ukuran jantung yang sebenarnya.
b. Perubahan vaskular Paru secara umu dipengaruhi oleh distribusi vaskularisasi pulmonal yang
secara abnormal tidak rata, pembuluh darah menjadi lebih tipis, disertai hilangnya gradasi halus normal dari pembuluh darah yang berasal dari hilus menuju perifer
Hipertensi pulmonal menyebabkan kor pilmonal. Arteri pulmonal proksimal secara progresif membesar dan menyebabkan gagal jantung kanan.
c. Bullae Rongga menyertai kista sering terbentuk akibat nya alveolus yang melebar.
Pada film dada, rongga tersebut tampak sebagai transulen dengan dindingnya terlihat sebagai bayangan kurva linier menyerupai garis rambut. Bullae memiliki ukuran bervariasi dengan diameter mulai dari beberapa sentimeter
hingga menempati bagian yang luas pada hemitoraks, menggantikan dan mendesak paru normal disekitarnya.
d. Tonjolan mediastinum Terdapat benjolan mediastinum yang mengarah ke lateral paru
Beberapa foto yang di dapatkan pada saat Praktikum :
Foto 1
Nama : Ny. Erna
Usia : 35 tahun
1. CTR CTR < 50% (normal).
2. Aorta Pada aorta, tidak ditemukan adanya pelebaran atau elongatio. Pada aorta tidak
ditemukan klasifikasi.
3. Mediastinum Mediastinum inferior dan superior tidak melebar.
4. Trakea Trakea berada di tengah, tidak terjadi deviasi ke kanan atau kiri. 5. Hilus Hilus
tidak melebar, tidak menebal dan jelas.
6. Paru Bronkovaskuler paru < 2/3 lapangan paru. Tidak tampak infiltrat, lesi dan massa.
7. Diafragma Diafragma berbentuk kubah dengan diafragma kanan lebih besar dari diafragma
kiri. Pasien tidak melakukan inspirasi dengan sempurna.
8. Sinus Kostofrenikus Sinus kostofrenikus berbentuk lancip.
9. Tulang Tulang costae dan clavicula tidak terdapat fraktur.
10. Jaringan Lunak Jaringan lunak subkutis normal dan tidak ada perbedaan kiri dan kanan.
Jaringan lunak pada M. Sternocleidomastoideus lebih menegang pada sisi kanan. Terlihat
adanya rambut pada sisi kanan.
Foto 2
1. CTR > 50%
2. Aorta
Tak melebar
Tak kalsifikasi
3. Mediastinum Superior
Tidak melebar
4. Trachea di tengah / midline
Tidak deviasi ke kanan/kiri oleh karena pendesakan (massa) atau penarikan
(atelektasis)
5. Hilus
Tak melebar tidak lebih lebar dari trachea
Tak menebal kurang radioopaq dibanding jantung
Tak suram lining hilus jelas, tidak kabur
6. Paru
Tak tampak infiltrat
7. Diafragma
Kanan lebih tinggi sedikit dari Kiri
8. Sinus Kostofrenikus
Lancip
9. Tulang
tidak fraktur
Ada skoliosis
10. Jaringan Lunak
Kanan dan kiri sama
Foto 3
Posisi : Posteroanterior
1. CTR < 50%
2. Aorta
Aorta descendens sedikit membesar
3. Mediastinum Superior
Tidak melebar batas mediastinum tidak melebihi 1/3 hemitorak
4. Trachea di tengah / midline
Tidak terlalu jelas tetapi tampak dan tidak terjadi deviasi
5. Hilus
Dextra dan Sinistra Jelas
6. Paru
Bronchovaskuler terlihat jelas
Tampak Ada udara di Inferior
Terdapat seperti bulatan hitam pertanda (lupa :D )
7. Diafragma
- Kanan > Kiri
8. Sinus Kostofrenikus
Tumpul ( Ada cairan di rongga pleura)
9. Tulang
Tidak terdapat kelainan struktur
10. Jaringan Lunak
Normal
Foto 4
1. Jantung: normal
CTR < 50%, menandakan tidak ada perbesaran jantung.
2. Aorta: normal
Tidak melebar, lebar < 1 cm
Tidak elongatio
Tidak tampak kalsifikasi
3. Mediastinum: normal
Tidak melebar, tidak terdapat gambaran massa abnormal
4. Trakea: normal
Posisi trakea berada di tengah, tidak terjadi deviasi ke kanan maupun ke kiri
5. Hilus: normal
Hilus terlihat dan tidak lebih radioopaq dibanding jantung
6. Paru: normal
Terlihat corakan bronchovaskuler yang tidak melebihi 2/3 lapang paru
Tidak terdapat infiltrate maupun lesi
7. Diafragma: normal
Diafragma kanan lebih tinggi dibanding diafragma kiri
Bentuk diafragma seperti kubah
8. Sinus kostofrenikus: normal
Sinus kostofrenikus terlihat lancip
9. Tulang: normal
Costae dan clavicula terlihat normal, tidak ditemukan fraktur maupun metastase
10. Jaringan lunak ekstrapulmonum: normal
Ketebalan normal
Tidak ditemukan emfisema subkutis maupun lesi lainnya
Foto 5
1. Jantung: Kardiomegali
CTR > 50%, menandakan ada pembesaran jantung. Pada foto yang disediakan,
bahkan tanpa diukur jelas terlihat adanya pembesaran jantung
Terlihat jantung membesar ke arah kanan (melewati linea parasternalis dextra)
2. Aorta: normal
Tidak melebar, lebar < 1 cm
Tidak elongatio
Tidak tampak kalsifikasi
3. Mediastinum superior: normal
Mediastinum inferior: melebar
Area mediastinum inferior (mulai dari bagian inferior os. Clavicula) ikut melebar
dikarenakan jantung yang membesar
4. Trakea: normal
Posisi trakea berada di tengah, tidak terjadi deviasi ke kanan maupun ke kiri
5. Hilus: melebar
Bagian hilus tampak melebar dan terlihat pula arteri pulmonalis yang melebar
6. Paru: bronkovaskular abnormal
Paru terlihat simetris
Terlihat corakan bronchovaskuler yang melebihi 2/3 lapang paru
Tidak terdapat infiltrate maupun lesi
7. Diafragma: normal
Diafragma kanan lebih tinggi dibanding diafragma kiri
Bentuk diafragma seperti kubah
8. Sinus kostofrenikus: normal
Sinus kostofrenikus terlihat lancip
9. Tulang: normal
Costae dan clavicula terlihat normal, tidak ditemukan fraktur maupun metastase
10. Jaringan lunak ekstrapulmonum: normal
Ketebalan normal
Tidak ditemukan emfisema subkutis maupun lesi lainnya
Foto 6
1. Jantung
Pada foto ini tidak dapat di tentukan CTR akibat radioopak yang homogen
2. Aorta: normal
Tidak melebar, lebar < 1 cm
Tidak elongatio
Tidak tampak kalsifikasi
3. Mediastinum
Mediastinum juga tidak dapat di tentukann akibat radioopak yang homogen
4. Trakea: normal
Posisi trakea berada di tengah, tidak terjadi deviasi ke kanan maupun ke kiri
5. Hilus: normal
Tidak dapat terlihat, khususnya pada bagian paru sebelah kanan.
6. Paru: normal
Tampak infiltrat
Tampak lesi nodul, corakan meningkat.
Warna paru sebelah kanan lebih radioopak yang menyebar secar meluas dan
homogen.
7. Diafragma: normal
Diafragma kanan lebih tinggi dibanding diafragma kiri
Bentuk diafragma seperti kubah
8. Sinus kostofrenikus
Teradapat bagian tumpul pada paru sebelah kanan
9. Tulang: normal
Costae dan clavicula terlihat normal, tidak ditemukan fraktur maupun metastase
10. Jaringan lunak ekstrapulmonum: normal
Ketebalan normal
Tidak ditemukan emfisema subkutis maupun lesi lainnya
top related