rancangan peraturan badan tenaga nuklir nasional...
Post on 20-Jan-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RANCANGAN PERATURAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG
TATA CARA PENUNJUKAN PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN
DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa u n t u k menunjang kelancaran pelaksanaan tugas
dan kelangsungan tanggung jawab dalam
penyelenggaraan pemer intahan d i l ingkungan Badan
Tenaga Nuk l i r Nasional per lu d ia tur ke tentuan tata cara
pengangkatan Pelaksana Tugas, a tau Pelaksana Har ian
da lam ha l pejabat def init i f berhalangan tetap a tau
berhalangan sementara;
b. bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana
d imaksud dalam h u r u f a per lu menetapkan Peraturan
BadanTenaga Nuk l i r Nasional tentang Tata Cara
Penunjukan Pelaksana Tugas dan Pelaksana Har ian d i
L ingkungan Badan Tenaga Nuk l i r Nasional;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 T a h u n 1997 tentang
Ketenaganukl i ran (Lembaran Negara Republ ik Indoensia
T a h u n 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republ ik Indonesia Nomor 3676);
-2 -
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipi l Negara (Lembaran Negara Republ ik Indonesia
T a h u n 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara
Republ ik Indonesia Nomor 5494);
3. Undang-Undang Nomor 30 T a h u n 2014 tentang
Admin is t ras i Pemerintah (Lembaran Negara Republ ik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5601);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 11 T a h u n 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipi l (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia T a h u n 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republ ik Indonesia Tahun 2017
Nomor 6037);
5. Peraturan Presiden Nomor 46 T a h u n 2013 tentang
Badan Tenaga Nuk l i r Nasional (Lembaran Negara
Republ ik Indonesia Tahun 2013 Nomor 113);
6. Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuk l i r Nasional Nomor
14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Tenaga Nuk l i r Nasional (Berita Negara Republ ik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1650) sebagaimana telah
d iubah dengan Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuk l i r
Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Kepala Badan Tenaga Nuk l i r Nasional Nomor
14 T a h u n 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Tenaga Nuk l i r Nasional (Berita Negara Republ ik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2035);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BADAN TENAGA NUKLIR TENTANG TATA CARA
PENUNJUKAN PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA
HARIAN DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR
NASIONAL.
BAB I
KETENTUAN U M U M
Pasal 1
Da lam Peraturan Badan i n i yang d imaksud dengan:
1. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipi l yang berdasarkan
keputusan pejabat yang berwenang diangkat da lam
sua tu j aba tan dan bekerja secara penuh pada satuan
organisasi d i L ingkungan Badan Tenaga Nuk l i r Nasional.
2. Pejabat Def init i f adalah pegawai aparatur sipi l
negara/pejabat pemer intahan yang m e n d u d u k i Jabatan
P impinan Tinggi, dan Admin is t ras i yang telah secara
resmi d i l an t ik dan d iambi l sumpah jaba tan u n t u k
m e n d u d u k i j aba tan negeri.
3. Pelaksana Tugas yang selanjutnya disebut Pit. adalah
Pegawai yang d i t u n j u k dan d iber ikan mandat u n t u k
m e n d u d u k i j aba tan s t r u k t u r a l t e r tentu serta
melaksanakan tugas r u t i n dar i pejabat def init i f yang
berhalangan tetap.
4. Pelaksana Har ian yang selanjutnya disebut Plh. adalah
Pegawai yang d i t u n j u k dan d iber ikan mandat u n t u k
m e n d u d u k i j aba tan s t r u k t u r a l t e r tentu serta
melaksanakan tugas r u t i n dar i pejabat def init i f yang
berhalangan sementara.
5. Tunjangan Kinerja adalah tunjangan yang d iber ikan
kepada Pegawai Badan Tenaga Nuk l i r Nasional atas
prestasi kerja.
6. Surat Perintah adalah naskah dinas yang d ibuat oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian a tau pejabat la in yang
d i t u n j u k yang berwenang kepada Pegawai/Pejabat u n t u k
ber t indak sebagai Pit. a tau Plh.
7. Kewenangan adalah hak dan kewajiban u n t u k
melaksanakan tugas serta menetapkan dan atau
me lakukan keputusan dan/atau t indakan r u t i n yang
menjadi wewenang jabatannya sesuai ketentuan
pera turan perundang-undangan.
-4-
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TATA CARA PENUNJUKAN ATAU
PENGANGKATAN PELAKSANA TUGAS DAN PENUNJUKAN
PELAKSANA HARIAN
Pasal 2
(1) Jabatan P impinan Tinggi terd i r i atas:
a. Jabatan P impinan Tinggi Utama yang dijabat oleh
Kepala BATAN
b. Jabatan P impinan Tinggi Madya, yang dijabat oleh
Sekretaris Utama a tau Deput i ; dan
c. Jabatan P impinan Tinggi Pratama, yang dijabat oleh
Kepala Pusat, Kepala Biro, Inspektur , dan Ketua
STTN.
(2) Jaba tan Adminis t ras i terd i r i atas:
a. Jabatan Administrator , me l iput i , Kepala Bidang,
Kepala Bagian, dan Kepala Balai ;
b. Jabatan Pengawas, me l iput i Kepala Subbagian,
Kepala Subbidang, Kepala Loka, dan Kepala Uni t ; dan
c. Jabatan Pelaksana.
Pasal 3
U n t u k menunjang dan menjaga kelancaran dalam ha l
pelaksanaan tugas dan kelangsungan tanggung jawab
penyelenggaraan fungsi pemer intahan d i l ingkungan Badan
Tenaga Nuk l i r Nasional pada sua tu j aba tan s t r u k t u r a l da lam
ha l pejabat def init i f berhalangan sesuai dengan tugas dan
fungsinya, d i l akukan penun jukan :
a. Pit.; a tau
b. Plh.
Pasal 4
(1) Penunjukan Pit. sebagaimana d imaksud dalam Pasal 3
h u r u f a, d i l akukan dalam ha l pejabat def init i f
berhalangan tetap.
(2) Berhalangan tetap sebagaimana d imaksud pada ayat (1)
da lam ha l sua tu j aba tan s t r u k t u r a l yang t idak ter is i dan
-5-
men imbu lkan lowongan jaba tan , yang disebabkan
Pegawai / Pej abat:
a. pens iun;
b. meninggal dun ia ;
c. perp indahan;
d. d iberhent ikan dalam jabatan ;
e. melaksanakan tugas kedinasan d i da lam m a u p u n d i
luar negeri yang melebihi 3 (tiga) bu lan ;
f. melaksanakan tugas belajar yang melebihi 6 (enam)
bu lan ; a tau
g. c u t i d i luar tanggungan negara.
Pasal 5
(1) Penunjukan Plh. sebagaimana d imaksud dalam Pasal 3
h u r u f b, d i l akukan da lam ha l pejabat def init i f
berhalangan sementara.
(2) Berhalangan sementara sebagaimana d imaksud pada
ayat (1) da lam ha l sua tu j aba tan s t r u k t u r a l mas ih terisi
n a m u n karena sesuatu ha l pejabat def init i f yang
bersangkutan t idak dapat melaksanakan tugas
jabatannya, yang disebabkan Pegawai/Pej abat
berhalangan karena:
a. c u t i t ahunan ;
b. cu t i besar;
c. cu t i bersal in;
d. c u t i karena alasan pent ing;
e. c u t i sakit ; a tau
f. melaksanakan tugas kedinasan d i da lam m a u p u n d i
luar negeri yang t idak melebihi 3 (tiga) bu lan .
Pasal 6
(1) Pengangkatan Pit. a tau Plh. sebagaimana d imaksud
da lam Pasal 4 d i l akukan dengan cara:
a. d i rangkap oleh pejabat atasan langsung a tau atasan
t idak langsung;
b. d i t u n j u k dar i pejabat yang setingkat;
c. d i t u n j u k dar i pejabat sa tu t ingkat dibawahnya;
-6-
d. d i t u n j u k dar i pejabat fungsional; a tau
e. d i t u n j u k dar i pelaksana bawahannya.
(2) Pejabat fungsional yang dapat d i t u n j u k sebagai Pit. a tau
Plh. sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h u r u f d,
sebagai ber ikut :
a. Pejabat fungsional jenjang ah l i u t ama dapat d i t u n j u k
sebagai Plh. a tau Pit. Jabatan P impinan Tinggi a tau
j aba tan administrator a tau j aba tan pengawas;
b. Pejabat fungsional jenjang ah l i madya dapat d i t u n j u k
sebagai Pelaksana Har ian a tau Pelaksana Tugas
j aba tan administrator a tau j aba tan pengawas; dan
c. Pejabat fungsional jenjang ah l i m u d a dan pertama
dapat d i t u n j u k sebagai Pelaksana Har ian a tau
Pelaksana Tugas j aba tan pengawas.
(3) Pelaksana sebagaimana d imaksud pada ayat (1) h u r u f e,
hanya dapat d i t u n j u k sebagai Pit. a tau Plh. u n t u k
j aba tan Pengawas.
Pasal 7
(1) Penunjukan Pit. Pejabat P impinan Tinggi Utama
sebagaimana d imaksud dalam Pasal 2 ayat (1) d i te tapkan
da lam Keputusan Presiden Republ ik Indonesia.
(2) Penunjukan Plh. Pejabat P impinan Tinggi Utama
sebagaimana d imaksud dalam Pasal 2 ayat (1) d i te tapkan
da lam bentuk Surat Perintah yang d i tandatangani oleh
Kepala Badan Tenaga Nuk l i r Nasional.
(3) Penunjukan Pit. a tau Plh. Pejabat P impinan Tinggi Madya
sebagaimana d imaksud dalam Pasal 2 h u r u f a d i te tapkan
da lam bentuk Surat Perintah yang d i tandatangani oleh
Kepala Badan Tenaga Nuk l i r Nasional.
(4) Penunjukan Pit. a tau Plh. Pejabat P impinan Tinggi
Pratama sebagaimana d imaksud dalam Pasal 2 h u r u f b
d i te tapkan dalam bentuk Surat Perintah yang
d i tandatangani oleh P impinan Madya.
(5) Penunjukan Pit. a tau Plh. Pejabat Admin is t ra tor dan
Pengawas sebagaimana d imaksud da lam Pasal 2 h u r u f b
-7 -
di te tapkan dalam bentuk Surat Perintah yang
d i tandatangani oleh P impinan Pratama.
(6) Surat Perintah sebagaimana d imaksud pada ayat (2), ayat
(3), ayat (4), dan ayat (5) sesuai format da lam Lampiran 1,
merupakan bagian yang t idak terp isahkan dar i Peraturan
Badan i n i .
BAB 111
MEKANISME PENUNJUKAN PLT. DAN PLH.
Pasal 8
Penunjukan Pit. a tau Plh. d i l akukan sebagai ber ikut :
a. U n t u k Pit. Kepala BATAN, Sekretaris Utama BATAN
menyampaikan usu lan Pit. kepada Menter i Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dan selanjutnya
d isampaikan kepada Presiden;
b. U n t u k Plh. Kepala BATAN, penun jukan berdasarkan
Surat Perintah dar i Kepala BATAN;
c. U n t u k Pit. Jabatan P impinan Tinggi Madya, penun jukan
berdasarkan Surat Perintah dar i Kepala BATAN;
d. U n t u k Plh. Jabatan P impinan Tinggi Madya, penun jukan
berdasarkan Surat Perintah dar i Kepala BATAN atas
u s u l a n P impinan Tinggi Madya yang bersangkutan;
e. U n t u k Pit. Jabatan P impinan Tinggi Pratama,
penun jukan berdasarkan Surat Perintah dar i P impinan
Tinggi Madya;
f. U n t u k Plh. Jabatan P impinan Tinggi Pratama,
penun jukan berdasarkan Surat Perintah dar i P impinan
Tinggi Madya atas usu l an P impinan Tinggi Pratama yang
bersangkutan;
g. U n t u k Pit. Jabatan Adminis t ra tor dan Pengawas,
penun jukan berdasarkan Surat Per intah dar i Jabatan
Tinggi Pratama;
h . U n t u k Plh. Jabatan Admin is t ra tor dan Pengawas,
penun jukan berdasarkan Surat Per intah dar i P impinan
Tinggi Pratama atas usu lan Jabatan Adminis t ra tor dan
Pengawas yang bersangkutan.
Pasal 9
Khusus bagi pejabat yang d i t u n j u k sebagai Pit. wajib
menandatangani Pakta Integritas yang t e r cantum dalam
Lampi ran 11, merupakan bagian yang t idak terp isahkan dar i
Peraturan Badan in i .
Pasal 10
Pegawai yang d i t u n j u k sebagai Pit. a tau Plh.:
a. t idak d i lant ik ;
b. t idak d iambi l sumpah jabatan; dan
c. t idak dibebaskan dar i j aba tan defmiti fnya.
BAB IV
WEWENANG DAN HAK PLT. ATAU PLH.
Pasal 11
(1) Pit. a tau Plh. memi l ik i kewenangan mengambi l
keputusan dan/atau t indakan u n t u k melaksanakan
tugas sehari-hari pejabat def init i f sesuai ketentuan
pera turan perundang-undangan.
(2) Selain kewenangan sebagaimana d imaksud pada ayat (2)
pejabat Pit. dapat menun juk Plh. u n t u k j aba tan 1 (satu)
t ingkat d i bawahnya.
Pasal 12
(1) Pegawai yang d i t u n j u k sebagai Pit. a t au Plh. d iber ikan
Tunjangan Kinerja tambahan.
(2) Pegawai yang d i t u n j u k sebagai Pit. a tau Plh. dengan
j angka w a k t u menjabat pal ing sedikit selama 1 (satu)
bu l an d iber ikan Tunjangan Kinerja dengan ketentuan
sebagai ber ikut :
a. Pegawai yang d i t u n j u k sebagai Pit. a tau Plh.
setingkat a tau lebih rendah dengan jabatan
defmit i fnya d iber ikan tambahan Tunjangan Kinerja
sebesar 2 0 % (dua p u l u h perseratus) dar i Tunjangan
Kinerja yang d i ter ima pada j aba tan yang d igant ikan.
-9 -
b. Pegawai yang d i t u n j u k sebagai Pit. a tau Plh. satu
t ingkat lebih t inggi dar i j aba tan defmiti fnya,
d iber ikan Tunjangan Kinerja sebesar Tunjangan
Kinerja pada Jabatan yang d igant ikan, dan t idak
mener ima Tunjangan Kinerja da lam jaba tan
definit i fnya.
(3) Pembayaran Tunjangan Kinerja sebagaimana d imaksud
pada ayat (2) d iber ikan t e rh i tung mu la i tanggal
p enun jukan sebagai Pit. a tau Plh.
(4) Pit. a tau Plh. dengan jangka w a k t u menjabat ku rang dar i
1 (satu) bu lan t idak berhak mendapatkan pembayaran
Tunjangan Kinerja sebagaimana d imaksud pada ayat (2).
BAB V
SURAT PERINTAH
Pasal 13
(1) Surat Perintah Penunjukan sebagai Pit. a tau Plh.
memuat :
a. j angka w a k t u penugasan sebagai Pit. a tau Plh.; dan
b. pelaksanaan tugas sebagai Pit. a tau Plh. dan tugas
pada j aba tan definit i fnya.
(2) Surat Perintah sebagaimana d imaksud pada ayat (1)
d isampaikan kepada yang bersangkutan dengan
tembusan kepada pejabat yang setingkat lebih t inggi
dan Pengolah Data Gaji pada masing-masing u n i t kerja.
Pasal 14
Surat Perintah penun jukan sebagai Pit. a tau Plh. ber laku
sampai dengan:
a. Pejabat def init i f telah d i te tapkan a tau ak t i f kembal i ;
b. Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. d ipromos ikan a tau
d imutas ikan ke j aba tan la in ;
c. Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. t idak dapat melaksanakan
tugas karena t idak sehat j a sman i dan/atau rohani ;
d. Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. d iberhent ikan dar i j aba tan
definitfnya;
-10-
e. mengundurkan d i r i sebagai Pit. a tau Plh.;
f. menja lani tugas belajar;
g. berdasarkan peni laian p imp inan Pit. a tau Plh. terkai t
dianggap t idak kompeten dalam menja lankan tugas;
h . Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. d i j a tuh i h u k u m a n d is ip l in ;
i . Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. d i te tapkan sebagai
tersangka;
j . Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. menggunakan hak cu t i
besar; a tau
k. Pejabat sebagai Pit. a tau Plh. menggunakan hak cu t i luar
tanggungan negara.
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 15
Pada saat Peraturan Badan i n i mu l a i ber laku, Pegawai yang
mas ih menjabat sebagai Pit. a tau Plh. u n t u k j angka w a k t u
pal ing sedikit 1 (satu) bu lan , berhak mendapatkan
Tunjangan Kinerja sebagaimana d imaksud dalam Pasal 12
ayat (2).
BAB V l l
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Badan i n i mu l a i ber laku pada tanggal
d iundangkan .
- 1 1 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memer in tahkan
pengundangan Peraturan Badan Tenaga Nuk l i r Nasional i n i
dengan penempatannya da lam Ber i ta Negara Republ ik
Indonesia.
Di te tapkan d i Jakar ta
pada tanggal
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
ANHAR RIZA ANTARIKSAWAN
-12-
LAMPIRAN I PERATURAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
SURAT PERINTAH
A. FORMAT SURAT PERINTAH UNTUK PENUNJUKAN PLT. DAN PLH.
0 batan
SURAT PERINTAH PELAKSANA HARIAN/PELAKSANA TUGAS ***) Nomor:
Dasar : 1 *) 2 *)
MENUNJUK: Kepada Nama *)
NIP *) Pangkat/Gol.ruang *) Jabatan *)
Untuk : terhitung mulai tanggal di samping jabatannya sebagai **) juga melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Harian/Pelaksana Tugas****)
Ditetapkan di pada tanggal,
NIP.
Tembusan, Yth: 1. ; 2. ;
Keterangan: *) isi sesuai dengan kebutuhan **) isi sesuai jabatan definitif yang diduduki saat ini ***) pilih salah satu ****) isi jabatan yang akan diduduki
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
ANHAR RIZA ANATARIKSAWAN
-13-
LAMPIRAN II PERATURAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG TATA CARA PENUNJUKAN PELAKSANA TUGAS DAN PELAKSANA HARIAN DI LINGKUNGAN BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
PAKTA INTEGRITAS
Saya yang bertandatangan di bawah
ini:
Nama Pangkat/Golongan : Jabatan Dalam rangka menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Pit.) (nama jabatan dan unit organisasi Eselon I ) , dengan ini menyatakan bahwa saya:
1 . Tetap melaksanakan tugas dan kewajiban saya pada jabatan definitif sebagai (nama jabatan dan unit organisasi Eselon I)
2. Dalam melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Tugas:
a. Tidak melakukan praktek KKN;
b. Menjaga kerahasiaan;
c. Dan seterusnya (disesuaikan dengan karakteristik jabatan dan kontrak kinerja/IKU jabatan yang akan diisi oleh Pit.)
Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mengetahui. (pejabatyangmenugaskan) Yang membuat pernyataan
(pejabat Pelaksana Tugas)
NIP NIP
KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA,
ANHAR RIZA ANATARIKSAWAN
top related