real life of ethnic betawi
Post on 21-Jun-2015
220 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Asal Mula Nama “Betawi”
Menurut Sejarahwan Ridwan Saidi, beberapa nama jenis flora selama ini digunakan pada pemberian nama tempat atau daerah yang ada di Jakarta, seperti Gambir, Krekot, Bintaro, Grogol dan banyak lagi.
"Seperti Kecamatan Makasar, nama ini tak ada hubungannya dengan orang Makassar, melainkan diambil dari jenis rerumputan".
Sehinga Kata "Betawi" bukanlah berasal dari kata "Batavia“. Dikarenakan nama Batavia lebih merujuk kepada wilayah asal nenek moyang orang Belanda.
Masyarakat Betawi
Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Arab, Bali, Sumbawa, Ambon, Melayu dan Tionghoa.
Antropolog Universitas Indonesia, Dr. Yasmine Zaki Shahab, MA memperkirakan, etnis Betawi baru terbentuk sekitar seabad lalu, antara tahun 1815-1893. Sedangkan sejarahwan Sagiman MD berpendapat bahwa Suku Betawi telah ada serta mendiami Jakarta dan sekitarnya sejak zaman batu baru (Neoliticum).
• Kebudayaan dan suku betawi terletak di
Jakarta, sebuah kota kecil yang berada di
bagian utara Pulau Jawa.
• Kota Jakarta sendiri merupakan dataran
rendah dengan ketinggian kira-kira 7 meter di
atas permukaan laut, terletak pada posisi
6.12’ LS dan 106.48’ BT.
• Luas provinsi Jakarta yang berupa daratan
adalah 661,52 kilometer persegi, sedang
yang berupa lautan seluas 6.997,5 km
persegi.
• Di Jakarta, terdapat tidak kurang dari 110 pulau
yang tersebar di kepulauan seribu dan terdapat 27
sungai atau saluran.
• Di sebelah utara Jakarta, terbentang pantai
sepanjang 35 km yang menjadi tempat
bermuaranya 9 sungai dan 2 kanal.
• Sementara itu, sebelah selatan dan Timur kota
Jakarta berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat,
sebelah barat dengan Banten, dan sebelah utara
dengan Laut Jawa.
Mata PencaharianTempo dulu, masyarakat Betawi asli mencari nafkah dalam beberapa profesi berdasarkan wilayah masing-masing. Misalnya:1. Di kampung Kemanggisan dan sekitar Rawabelong banyak
dijumpai petani kembang. 2. Kampung Kuningan adaalah tempat para peternak sapi perah.3. Kampung Kemandoran banyak dijumpai mandor dan jagoan
silat.4. Di kampung Paseban banyak warganya yang bekerja di kantor-
kantor sejak zaman Belanda dahulu.Karena asal muasal bentuk etnis mereka yang multikultur (orang Nusantara, Tionghoa, India, Arab, Belanda, Portugis, dan lain-lain), profesi mereka disesuaikan dengan cara pandang dan bauran etnis dasar masing-masing.
Sifat campur aduk dalam dialek Betawi adalah cerminan dari kebudayaanBetawi secara umum, yang merupakan hasil perkawinan berbagai macam kebudayaan.
Meskipun bahasa formal yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia, bahasa informal atau bahasa percakapan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi.
Dialek Betawi sendiri terbagi atas dua jenis, yaitu dialek Betawi tengah dan dialek Betawi pinggir.
Betawi Tengah
• Umumnya berbunyi "é“ (kenape)
• Seringkali dianggap sebagai dialek Betawi sejati
• Meliuti daerah Jakarta Kota, Sawah Besar, Tugu, Cilincing, Kemayoran, Senen, Kramat, hingga batas paling selatan di Meester (Jatinegara)
• Contoh penuturnya: Benyamin S., Ida Royani dan Aminah Cendrakasih
Betawi Pinggir
• Umumnya berbunyi “a“ (kenapa)
• Meiliputi daerah dari Jatinegara ke Selatan, Condet, Jagakarsa, Depok, Rawa Belong, Ciputat hingga ke pinggir selatan hingga Jawa Barat.
• Contoh penuturnya: Mandra dan Pak Tile
KekerabatanDalam kaitannya dengan sistem kekerabatan, mereka mengikuti prinsip bilineal.
Anak laki-laki akan diperkenalkan pada pekerjaan bapaknya, sedangkan anak perempuan pada ibunya.
Adat menetap nikah sangat bergantung pada perjanjian kedua pihak sebelum perpisahan berlangsung. Ada pengantin baru yang sesudah menikah menetap di sekitar kediaman kerabat suami (patrilokal) dan ada pula yang menetap di sekitar lingkungan kerabat istri (matrilokal).
Ada beberapa hal yang positif yang dimiliki oleh masyarakat Betawi antara lain, jiwa sosial mereka tergolong sangat tinggi, walaupun terkadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius atau fanatik.
Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta. Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondel-ondel, gambang kromong, dan lain-lain.
Islam sebagai Agama MayoritasSebagian besar Orang Betawi menganut agama Islam.Ajaran islam di betawi berasal dari perpaduan unsur-unsur Arab, India Selatan, dan unsur lokal.
Orang betawi yang memeluk islam dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu golongan mu’alim dan golongan biasa.
Dengan fanatisme yang terlalu tinggi, hal ini menghambat kemajuan masyarakat Betawi. Mereka menganggap pendidikan formal, yang diajarkan oleh Belanda, dianggap kafir sehingga mereka hanya mendapat pendidikan agama di madrasah, sedangkan pendidikan umum tidak.
Ada yang menyatakan bahwa masyarakat betawi yang beragama kristen adalah keturunan campuran antara penduduk lokal dengan bangsa Portugis.
Hal ini wajar karena pada awal abad ke-16, Surawisesa, raja Pajajaran mengadakan perjanjian dengan Portugis yang membolehkan Portugis membangun benteng dan gudang di pelabuhan Sunda Kalapa sehingga terbentuk komunitas Portugis di Sunda Kalapa.
Komunitas Portugis ini sekarang masih ada dan menetap di daerah Kampung Tugu, Jakarta Utara.
Musik• Gambang
Kromong• Rebana• Kroncong Tugu• Tanjidor• Samrah
Tarian• Tari Samrah• Tari Cokek• Tari Yapong• Tari Zapin• Tari Blantek• Tari Topeng
Teater• Lenong• Topeng Betawi• Topeng Jantuk• Topeng Blantek• Wayang Klitik• Wayang Kulit
Betawi
Cerita RakyatSi PitungSi Jampang Tu Jagoan TulenNyai Dasima
Permainan Anak
• Gudu Kusir• Gudu Lobang• Gasing• Bola Gebok
Rumah Adat• Rumah tipe
gudang dan bapang
• Rumah tipe kebaya• Rumah tipe joglo
Kuliner
KetoprakBir PletokSoto MieRoti BuayaKerak TelorKue Akar KelapaSemur JengkolDll....
Pakaian Adat Sehari-Hari
Laki-Laki• Baju koko (sadariah), biasanya
berwarna polos.• Celana batik, dengan warna yang
tidak terlalu ramai, dalam motif-motifnya.
• Kain pelekat, bentuknya seperti selendang yang ditempatkan sebelah pundak atau diselempangkan pada leher.
• Peci, umumnya berwarna hitam berbahan beludru
Perempuan• Baju kurung berlengan pendek. • Kain sarung batik, biasanya
bercorak geometri dengan warna-warna yang cerah
• Kerudung, yaitu selendang yang dikenakan pada kepala. Warnanya serasi dengan baju kurung yang mereka kenakan.
Pakaian Adat
Sehari-Hari
Pakaian Adat Pengantin
Laki-Laki• Disebut Dandanan care haji.• Meliputi jubah dan tutup kepala.• Jubah terbuat dari bahan beludru
yang berwarna cerah. Jubah dalamnya terbuat dari kain berwarna putih yang halus.
• Tutup kepala terbuat dari sorban disebut juga Alpie.
• Sebagai pelengkap dipergunakan selendang bermotif benang emas atau manik-manik yang warnanya cerah.
Perempuan• Disebut Rias besar dandanan care
none pengantin cine.• Baju yang dikenakan blus bergaya
Cina dengan bahan satin yang berwarna cerah.
• Bawahannya menggunakan rok yang berwarna gelap dengan model duyung.
• Bagian kepala digunakan kembang goyang dengan motif burung hong dengan sanggul palsu.
Pakaian Adat Pengantin
BETAWI
SEPANJANG
MASA
top related