referat uterus
Post on 07-Jul-2016
240 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, serta shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW, dan para sahabat serta pengikutnya hingga akhir
zaman. Karena atas rahmat dan ridha-Nya, penulis dapat menyelesaikan referat yang
berjudul “ Anatomi Uterus ”. Penulisan referat ini dimaksudkan untuk memenuhi
tugas dalam menempuh kepanitraan klinik di bagian obstetrik dan ginekologi di
RSUD dr. Drajat Prawiranegara.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan referat ini tidak lepas
dari bantuan dan dorongan banyak pihak. Maka dari itu, perkenankanlah penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu, terutama kepada dr.Suriyaman, SpOG yang telah memberikan arahan
serta bimbingan ditengah kesibukan dan padatnya aktivitas beliau.
Penulis menyadari penulisan referat ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan penulisan referat ini. Akhir kata
penulis berharap penulisan referat ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Serang, Juni 2016
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Petugas medis dan paramedis yang akan berkecimpung dalam ilmu kebidanan
haruslah mempelajari dan mendalami susunan anatomi alat – alat kandungan dan alat
reproduksi wanita, maka perubahan – perubahan yang terjadi selama kehamilan akan
mudah dipelajari.
Uterus adalah bagian dari sistem reproduksi wanita yang ada di dalam panggul.
Kata "uterus" berasal dari kata Latin untuk "rahim." Selama kehamilan janin
berkembang dalam rahim.
Sebagaimana janin berkembang, rahim mengembang untuk memberikan ruang
yang diperlukan. Manusia bukan satu-satunya makhluk yang mereproduksi melalui
rahim. Bahkan, rahim adalah organ reproduksi wanita utama dalam kebanyakan
mamalia.
Oleh karena itu, agar dapat mendalami susunan anatomi uterus serta mengetahui
perubahan yang terjadi selama kehamilan, penulis membuat makalah yang berjudul “
Anatomi Uterus “
Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami tentang anatomi dari uterus.
1.2.2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi salah satu tugas di Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan
Ginekologi di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang dan sebagai salah satu
persyaratan dalam mengikuti ujian di Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan
Ginekologi di RSUD Dr. Dradjat Prawiranegara Serang
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lokasi dan Deskripsi
Uterus berbentuk seperti buah alpukat atau buah pir yang sedikit gepeng ke
arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga.
Dindingnya terdiri atas otot-otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5cm, lebar
di atas 5,25cm, tebal 2,5 cm dan tebal dinding 1,25cm.
Uterus adalah bagian dari sistem reproduksi wanita yang ada di dalam
panggul. Kata "uterus" berasal dari kata latin untuk rahim. Sebelum melahirkan anak
pertama (nullipara), ostium uteri berbentuk circular. Pada multipara, portio varginalis
cervics lebih besar, dan ostium uteri berbentuk celah transversal sehingga mempunyai
labium anterius dan labium posterius.
Uterus merupakan alat yang berongga dan berbentuk seperti buah pir dan terdiri dari
3bagian :
Fundus uteri : Bagian uterus yang terletak antara kedua pangkal saluran yang
berbentuk segitiga. Fundus uteri adalah bagian uterus proksimal, di situ kedua
tuba fallopi masuk ke uterus. Di dalam klinik penting untuk diketahui sampai
di mana fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan
dengan perabaan fundus uteri.
Corpus uteri : Bagian uterus yang terbesar pada saat hamil, bagian ini
berfungsi sebagai tempat berkembanya janin. Rongga yang terdapat pada
corpus uteri disebut cavum uteri atau rongga rahim.
Servix uteri : Terbagi menjadi dua bagian yaitu pars supra vaginal dan pars
vaginal / portio. Saluran yang menghubungkan osteum uteri interna dan
ekstera di sebut canalis servicalis. Osteum ini penting dalam klinik, misalnya
dalam penilaian jalanya persalinan, dan abortus.
3
Uterus pada anak
Fundus dan corpus uteri tetap kecil sampai purbetas, kemudian membesar
dengan cepat karena pengaruh hormon esterogen yang disekresi oleh ovarium.
Uterus setelah menopause
Setelah menopause, uterus mengalami atrofi, menjadi kecil dan vaskularisasi
berkurang. Perubahan ini terjadi karena ovarium tidak lagi menghasilkan esterogen
dan progresteron.
Uterus pada kehamilan
Selama kehamilan uterus sangat membesar akibat peningkatan produksi
esterogen dan progresteron, mula-mula oleh corpus luteum ovarii, dan kemudian leh
4
plasenta. Penambahan ini sebagian besar disebabkan oleh hipertrofi serabut otot polos
myometrium.
Peran uterus pada persalinan
Penyebab awal persalinan tidak diketahui dengan pasti. Menjelang akir
kehamilan, kontraktilitas uterus berkembang maksimal karena kerja esterogen, dan
terutama peka dengan oksitosin. Permulaan persalinan mungkin dipicu oleh
penurunan kadar progresteron yang mendadak. Setelah wajah janin mulai
meregangkan cervic uteri timbul mekanisme refleks saraf yang meningkatkan
kekuatan kontraksi corpus uteri. Kerja uterus sebagian besar tidak bergantung dengan
persarafan ekstrinsik. Pada perempuan yang sedang melahirkan, anastesi spinal tidak
mempengaruhi kontraksi uterus normal.
2.2 Hubungan
Ke anterior: Corpus uteri di sebelah anterior berbatasan dengan excavatio
vesicouterina dan facies superior vesica urinaria. Portio supravaginalis cervicis
berbatasan dengan facies superior vesica urinaria. Portio vaginalis cervicis berbatasan
dengan fornix vaginae pars anterior.
Ke Posterior: Corpus uteri di sebelah posterior berbatasan dengan excavatio
rectouterina (cavum douglasi) beserta lengkung ileum atau colon sigmoideum yang
ada di cavum.
Ke lateral: Corpus uteri di sebelah lateral berhubungan dengan ligamentum
latum serta arteria dan vena uterina. Portio supravaginalis cervicis berbatasan dengan
ureter di tempat ureter berjalan ke depan untuk masuk ke vesica urinaria. Portio
supravaginalis cervicis berbatasan dengan fornix vaginae pars lateralis. Tuba uterina
masuk pada sudut supralateral uterus, dan ligamentum ovarii propium serta
ligamentum teres uteri dilekatkan pada uterus sedikit di bawah tempat ini.
5
2.3 Posisi Uterus
Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversio (sumbu oanjang
uterus melengkung ke depan dan membentuk sudut dengan vagina), sedangkan
antefleksio uterus korpus uteri ke depan dan membentuk sudut dengan serviks uteri.
Pada beberapa perempuan, fundus dan corpus uteri melengkung ke belakang terhadap
vagina sehingga uterus terletak didalam excavatio rectouterina (cavum douglasi) yang
bisa disebut juga retroversi. Bila corpus uteri terletak melengkung ke belakang
terhadap cervix uteri posisi ini disebut retrofleksio.
2.4 Struktur Uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
Endometrium :Merupakan lapisan bagian dalam dari corpus uteri yang membatasi
cavum uteri. Pada endometrium didapatkan lubang lubang kecil, merupakan muara-
muara dari saluran kelenjar uterus yang dapat menghasilkan secret alkalis yang
membasahi cavum uteri. Epitel endometrium berbentuk silindris. Tebalnya,
susunannya dan faalnya berubah secara siklis karena dipengaruhi hormon2 ovarium.
Endometrium mempunyai arti penting dalam siklus haid perempuan dalam masa
reproduksi. Dalam masa haid, endometrium sebagian besar dilepaskan, untuk
kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi yang selanjutnya diikuti dengan masa
sekretorik.
Myometrium :(lapisan otot), merupakan lapisan yang paling tebal. Terdiri dari otot
polos yang disusun sedemikian rupa hingga dapat mendorong isinya keluar pada
persalinan. Diantara erabut-serabut otot terdapat pembuluh-pembuluh darah,
pembuluh lympa, dan urat syaraf.
Parametrium : Portio supravaginalis cervicis dikelilingi oleh fascia pelvis visceralis
yang pada daerah ini sering disebut sebagai parametrium.
6
2.5 Penyokong Uterus
Uterus sebenarnya terapung-apung dalam rongga pelvis, tetapi terfiksasi
dengan baik oleh tonus musculus levator ani dan ligamentum yang menyokongnya.
a. Ligamentum-Ligamentum disekitar uterus antara lain :
Ligamentum Latum
Dibentuk oleh 2 lembar peritoneum untuk melapisi facies vesicalis, fundus dan
facies intestinalis dari Uterus dan meluas pada dinding lateral pelvs. Terletak di kanan
kiri Uterus meluas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul.
Ligamentum Cardinale (mackenrodt)
Merupakan ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar Uterus tidak
turun. Ligamentum ini berjalan dari cervix dan puncak vagina ke arah lateral ke
dinding pelvis. Didalamnya terdapat arteri dan vena uterine.
7
Ligamentum Sacrouterina
Adalah ligamentum yang menahan Uterus supaya tidak banyak bergerak.
Berjalan melengkung dari bagian belakang cervix kiri dan kanan melalui dinding
rectum kea rah os sacrum kiri dan kanan.
Ligamentum Rotundum
Adalah ligamentum yang menahan uterus dalam posisi antefleksi dan berjalan
melengkung dari sudut fundus uteri ke kiri dan kanan daerah inguinal kiri dan kanan.
Melekat pada uterus sebelah ventrocaudal tempat masuknya tuba uterine. Masuk
canalis inguinalis dan berakhir pada labium Mayus.
Ligamentum pubocervicale
Berjalan dari os pubis melalui kandung kencing dan seterusnya sebagai
ligamentum Vesicouterina.
8
.
b. Musculus levator ani dan corpus perinale
Otot ini membentuk lembaran lebar otot yang terbentang di dasar cavitas
pelvis, dan bersama dengan fascia pelvis yang terdapat pada permukaan atasnya
menjadi penyokong efektif viscera pelvis dan membantu meneruskan tekanan intra
abdominal ke bawah melalui pelvis. Margo medialis pars anterior musculus levator
ani diletakan pada cervix uteri oleh fascia pelvis.
Sebagian serabut levator ani mengadakan insertio pada struktur fibromuskular
yang dinamakan corpus perinale. Struktur ini penting untuk mempertahankan
integritas dasar pelvis. Bila corpus perinale rusak pada saat persalinan dapat
menyebabkan terjadinya prolaps uteri. Corpus perinelae terletak di dalam perineum di
antara vagina dan canalis analis. Corpus perinale digantungkan ke atas pada dinding
pelvis oleh musculus levator ani sehingga dengan demikian menyokong vagina, dan
secara tidak langsung menyokong uterus.
9
2.6 Perdarahan
Pembuluh darah uterus :
a. Arteri uterina
Uterus diberi darah oleh arteri uterina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus
asenden dan ramus desenden. Arteri ini berasal dari arteri hipogastrika. Kadang-
kadang dalam persalinan terjadi perdarahan banyak oleh karena robekan serviks ke
lateral sampai mengenai cabang-cabang arteri uterina. Hal ini disebabkan karena oleh
pimpinan persalinan yang salah. Dalam hal ini penjahitan robekan servik harus
dilakukan dengan hati-hati. Kadang-kadang disangka robekan sudah dijahit dengan
baik oleh karena tidak tampaknya perdarahan lagi, padahal perdarahan tetap
berlangsung terus ke dalam parametrium. Timbulah hematoma di parametrium yang
sukar didiagnosis dan dapat mengakibatkan ibu yang baru bersalin jatuh dalam syok.
b. Arteri ovarica
Arteri ini berajalan mengikuti tuba falloppi, beranastomosis dengan ramus
asenden arteri uterina di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus.
10
c.Vena
Vena uterina mengikuti arteria uterina dan bermuara ke dalam vena iliaca
interna.
2.7 Persarafan
Saraf-saraf Uterus
Innervasi uterus terutama
teriri atas sistem saraf simpatis
dan sebagian terdiri atas sistem
saraf parasimpatis dan
serebrospinal. Sistem
parasimpatis berada di dalam
panggul sebelah kiri dan kanan
dari os. Sakrum, berasal dari
saraf sakral 2, 3, dan 4, yang
selanjutnya memasuki pleksus Frankenhauser. Sedangkan sistem simpatis masuk ke
11
rongga panggul sebagai flexus hipogastrikus melalui bifurkatio aorta dan
promontorium dan melanjut ke bawah menuju ke flexus-flexus frankenhauser.
Serabut saraf tersebut memberi innervasi pada miometrium dan endometrium. Kedua
sistem simpatik dan parasimpatik mengandung unsur motorik dan sensorik. Saraf
sensorik menimbulkan kontraksi dan vasokonstriksi dan saraf parasimpatis mencegah
kontraksi dan menimblkan vasodilatasi.
Saraf yang berasal dari torakal 11 dan 12 mengandung saraf sensorik dari
uterus dan meneruskan perasaan sakit dari uterus ke cerebrum. Saraf sensorik dari
serviks dan bagian atas vagina melalui saraf sakral 2, 3, dan 4, sedangkan yang dari
bagian bawah vagina melalui nervus pudendus dan nervus ileoinguinalis.
12
Daftar Pustaka
Suddart, dkk, 2002. Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta : EGC
Daldiyono, dkk, 1990. Gastrointestinologi Hepatologi. Jakarta : CV. Agung Seto
Suriadi, Skp, MSN. Asuhan Keperawatan pada Anak. 2006. Jakarta : CV Agung Seto
Prawirohardjo, S. Buku Ajar Ilmu Kebidanan. FK-UI. 2014 : 121-138
Snell, Richard 2000. Anatomi klinik untuk mahasiswa e disi 6. EEG penerbit buku kedokteran.
13
top related