refraksi new
Post on 01-Feb-2016
309 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Refraksi
Dr.Ani, SpM
REFRAKSI MATA :
Adalah perubahan jalannya cahaya, akibat
media refrakta mata, dimana mata dalam keadaan istirahat.( tidak berakomodasi ).
Refraksi
• Terdiri dari:
– Optik secara umum
– Sistem Optika mata
– Anomali klinik: Kesalahan Refraksi
Refraksi
• PUNCTUM REMOTUM ( R ) :
Titik terjauh yang dapat dilihat dengan mata
tanpa akomodasi.
PUNCTUM PROKSIMUM ( P ) :
Titik terdekat yang dapat dilihat mata
dengan
akomodasi maksimal.
DAERAH AKOMODASI : JARAK P- R
Refraksi
• LEBAR AKOMODASI (A)
Tenaga yg dibutuhkan untuk melihat
daerah akomodasi
dinyatakan dalam Dioptri A=1/P-1/R
• PADA EMETROPIA
R= terletak pd jarak tak terhingga. P = 20 cm
A : 1/P-1/R = 100/20 – ( 1/~ ) = 5 D
Optik
• Dioptri (D) : Satuan kekuatan lensa, merupakan perbandingan terbalik dari jarak fokus dalam meter
D = 1/f• 1 D lensa, sinar paralel akan dijatuhkan ke
titik fokus pada jarak 1 meter2 D = 1/f ----> f = ?
Jika f = 25 cm , ----> D = ?
• Sinar paralel akan dikonvergensikan ke titik fokus ---> lensa Plus (+)
• Atau akan divergensikan seolah olah berasal dari titik fokus ----> Lensa minus (-)
• Sinar-sinar yang datang dari jarak > 5 m
Sinar paralel
• Sinar-sinar yang datang dari jarak < 5m
Sinar Divergen
Prinsip-Prinsip
• lensa Sferikal– Adalah lensa dengan diameter kurvatura yang
sama di semua meridian
Sferikal Cembung (+) Sferikal Cekung (-)
• Sebuah lensa cembung dianggap sebagai suatu kumpulan basis prisma di tengah lensa
• Sebuah lensa cekung dianggap sebagai suatu kumpulan apeks prisma di tengah lensa
• Pengaruh Prismatik yang terjadi terhadap mata yang berkacamata menjelaskan :– Berlawanan gerak dengan lensa (+) – Searah gerak, dengan lensa (-)
• Lensa Sferikal :– Sferis Plus : Cembung– Ciri : membesarkan dan mendekatkan bayangan
Biconvex Plano K
+2 +2 0 +4
Concave K
+5 -1
• Sferis Minus : Cekung– Ciri : mengecilkan dan menjauhkan bayangan
Bi Concave Plano K Convex K
• Sinar-sinar Paralel akan dipusatkan atau divergensikan dari fokus
-2 -2 -40 +1 -5
Lensa Silinder• Merupakan jenis lensa yang
mempunyai 2 meridian yang saling tegak lurus satu sama lain
• Meridian yang tidak mempunyai kekuatan disebut Axis
• Meridian,lainnya punya kekuatan
• Lensa Sferosilinder– Merupakan kombinasi antara lensa sferis dan
lensa silinder– Contoh :
• S + 2.00 D C + 1.00 D X 90 0
+
+ 2.00
+ 2.00
0.00
+ 1.00
+ 2.000.00
+ 2.00+ 1.00
+ 2.00
+ 3.00
• Transposisi– Metode:
• Sferis : hasil jumlah aljabar SPH + CYL• Silinder : mengganti nilai kekuatan (Neg
Pos), Perubahan axis 90 derajat
• Contoh : S + 2.00 C + 1.00 X 90
S + 3.00 C - 1.00 X 180
0
0
Mata sebagai suatu Perangkat Optikal
• Media refraksi :– Kornea n = 1.33– Cairan Humour n = 1.33– Lensa n = 1,41– Badan Vitreus n = 1.33
• Kekaburan pada media refraksi --> gangguan penglihatan
• Kekuatan refraksi pada mata– Total : 60 dioptri– Kornea : 40 dioptri– Lensa : 20 dioptri
• Proses Akommodasi – Kemampuan penambahan kekuatan refraksi
mata dengan meningkatkan konveksitas lensa
– Normal : Sinar datang dari jarak > 5 m –
dianggap sebagai sinar paralel ; mata dalam
keadaan relaksasi , bayangan difokuskan tepat
di retina (fovea centralis)
• Untuk benda dari jarak < 5 meter, sinar tidak datang paralel tapi divergen. Jika mata masih dalam keadaan relaksasi , bayangan difokuskan di belakang retina. Sehingga benda terlihat kabur. Bayangan harus dipindahkan ke depan sehingga fokusnya tepat di retina dengan cara meningkatkan konveksitas lensa. Proses ini disebut proses Akommodasi .
• Proses akommodasi
terjadi sebagai hasil dari
kontraksi Otot Siliaris
pada Badan siliar
• Reflek-reflek ini juga terjadi selama proses akomodasi :– Akomodasi– Miosis– Konvergensi
Refleks dekat
Anomali Refraksi
• Normal : Emetropia
• Anomali : (ametropia)• Miopia
• Hipermetropia
• Astigmatisme
• Presbiopia
• Emmetropia– Suatu keadaan dimana sinar paralel difokuskan
tepat di retina saat mata relaksasi ---> Ketajaman penglihatan maksimal
• Ametropia– Keadaan dimana sinar paralel tidak difokuskan
tepat di retina saat mata relaksasi. – Titik fokusnya bisa di depan atau di belakang
retina
Hal 47, 4.2 Duke Elder
• Miopia– Keadaan refraksi tanpa akomodasi, sinar paralel
difokuskan di depan retina. – Mata Miopia : Status refraksi di atas kekuatan
plus
• Faktor-faktor penyebab miopia :– Axial : Axis antero posterior bola mata > normal
• Pada kasus ini, kekuatan refraksi kornea,lensa,dan posisi lensa normal. Mata biasanya terlihat proptosis
– Kurvatura : • Ukuran bola mata ---> normal, tapi ada peningkatan kurvatura
lensa/kornea
• Perubahan lensa misalnya; Pertumbuhan katarak
– Peningkatan indeks refraksi• Dapat terjadi pada pasien diabetes
– Perubahan lokasi lensa• Perubahan posisi lensa setelah bedah glaukoma
• Subluksasi lensa
• Gejala klinik :– Penglihatan jauh kabur, penglihatan dekat normal
– Astenopia
– Pada miopia tinggi : terjadinya hemeralopia karena degenerasi retina perifer
– Gambaran spot Floating dikarenakan degenerasi vitreus
– Menekan kelopak mata bersamaan supaya mendapatkan penglihatan yang lebih baik
• Pada miopia tinggi ----> simulasi proptosis , bilik mata depan dalam
• Funduskopi : fundus Tigroid ---> retina dan koroid, myopic crescent sekitar daerah papil, stafiloma posterior
• Komplikasi :– Umumnya terjadi pada miopia tinggi
1. Degenerasi dan Pencairan vitreus
2. Ablasio Retina
3. Perubahan Pigmentasi + Perdarahan Makula
4. Strabismus
• Klasifikasi Miopia :– < 3.00 D = miopia rendah– 3.00 - 6.00 D = miopia sedang– > 6.00D = miopia tinggi/gravis
• Penatalaksanaan :– Miopia rendah dan sedang: koreksi penuh dengan
lensa sferis terlemah yang memberikan tajam penglihatan terbaik
• Contoh :
VOD = 5/60 S -2.50 D = 6/7
S -2.75 D = 6/6
S -3.00 D = 6/6
S -3.25 D = 6/7
Kacamatanya: S - 2.75 D
– Pada miopia tinggi,koreksi penuh tidak dilakukan karena menyebabkan nyeri kepala . Bila perlu, diberikan kacamata baca ---> kacamata bifokal
• Prognosis :
– Simpleks/stasioner, setelah pubertas akan
menetap
– Miopia progresif, miopia akan berkembang
lebih tinggi dan menimbulkan komplikasi
Hipermetropia• Merupakan suatu anomali refraksi dimana sinar paralel,
tanpa akomodasi akan difokuskan di belakang retina
• Sinar Divergen dari objek dekat, akan difokuskan jauh di belakang retina
• Etiologi :
– Aksial ---> diameter bola mata < N
– hilangnya konveksitas kurvatura kornea/lensa
– Turunnya indeks Refraktif
– Berubahnya posisi lensa
• Manifestasi klinik :– H. Manifestasi ---> dideteksi tanpa
melumpuhkan akomodasi dan diperbaiki dengan kacamata cembung , pasien melihat lebih jelas. Hal ini berhubungan dengan banyaknya akomodasi yang relaksasi saat lensa cembung diletakan di mata.
– Dibagi menjadi 2 tipe :• Fakultatif : dapat diatasi dengan kekuatan
akomodasi
• Absolut: tak dapat diatasi
– Hipermetropia total : dideteksi setelah
dilakukan paralisis akomodasi dengan agen
siklopegik
– Hipermetropia Laten : merupakan perbedaan
hipermetropia total dengan hipermetropia
manifestasi
Hipermetropia laten
Manifestasi Hipermetropia
Hipermetropia
• Gejala Klinik:
– Penglihatan dekat kabur
– Hipermetropia tinggi pada usia lanjut :
penglihatan jauh juga kabur
– Astenopia akomodatif (mata lelah)
– Anak-anak : hipermetropia tinggi biasanya
menyebabkan strabismus konvergen
(convergent squint)
• Pengobatan :
– Bila foria/tropia tak ada, gunakan lensa sferis
positif terkuat yang bisa memberikan tajam
penglihatan terbaik
– Bila foria/tropia ada, koreksi hipermetropia
total. Jika perlu : Kacamata bifokal
Astigmatisme• Kondisi Refraksi mata dimana terdapat perbedaan
derajat refraksi pada meridian yang berbeda, tiap meridian akan memfokuskan sinar paralel pada titik fokus yang berbeda.
• Bentuk-bentuk bayangan :– garis, oval, lingkaran, tak ada sebuah poin
• Manifestasi :– Astigmatisme Reguler
• Perbedaan derajat refraksi di setiap meredian.
• 2 prinsip meridian :– Refraksi maksimal
– Refraksi minimal
– Astigmatisme Irreguler• Perbedaan refraksi tidak hanya pada meridian yang
berbeda tapi juga terdapat bagian berbeda pada meridian yang sama.
Bentuk sudut satu sama lain
• Etiologi Astigmatisme :– Gangguan kurvatura kornea ---> 90%
– Gangguan kurvatura lensa ---> 10%
• Tipe Astigmatisme :– Ast. M. Simpleks C-2.00 X 90
– Ast. H. Simpleks C+2.00 X 45
– Ast. M Kompositum S-1.50 C-1.00 X 60
– Ast. H Kompositum S+3.00 C+2.00 X 30
– Ast. Mikstus S+2.00 C-5.00 X 180
0
0
0
0
0
Ast. M. Simplex Ast. H. Simplex
Ast. M Compositium Ast. H Compositium
Ast. Mixtus
Presbiopia
• Perubahan kemampuan akomodasi secara fisiologi yang melemah di usia tua
Accommodation
Age
16
10
6
2
10 20 40 50 60
• Koreksi Presbiopia :– Usia 40 thn S + 1.00 D– Usia 45 thn S + 1.50 D– Usia 50 thn S + 2.00 D– Usia 55 thn S + 2.50 D– Usia 60 thn S + 3.00 D
• Pertimbangkan riwayat jenis pekerjaan:– Penjahit– Arsitektur– Tukang Las
Teknis Pemeriksaan Refraksi
• Subyektif :– Kartu/proyektor Snellen , alfabet , inverse E, gambar,
cincin Landolt – lensa coba– Bingkai coba
• Obyektif :– Anak-anak, tak kooperatif, koreksi sulit, strabismus :
• Oftalmoskopi• Retinoskopi• Refraktometer
• Subyektif– Pertama-tama diperiksa 1 mata saja : OD– Jarak : 5 atau 6 meter– VOD : …...( visus dasar mata kanan)
a. Trial and error• gunakan S + 0.50, visus membaik, tambah S+ sampai visus
= 6/6• Gunakan S +0.50, visus memburuk, ubah S -, naikan S –
sampai visus = 6/6• S +/- tak membaik ----> silinder• Dengan lempeng astigmatisme , slit stenoplik , silinder silang • Lempeng astigmatisme :
– Garis kabur----> aksis lensa C negatif
• Pengaburan satu persatu ( fogging)
– S + sp. Lens --> visus kabur, selangkah demi langkah
dialihkan ---> sp. terbaik
• Penglihatan dekat/Baca
– Kedua mata pada saat bersamaan pada jarak yang
diperlukan : memakai kartu jaeger
– Contoh :I. AVOD 2/60 S - 3.50 = 6/6
AVOS 3/60 S - 3.00 = 6/6
II. AVOD 2/60 S - 3.00 = 6/7
AVOS 3/60 S - 2.75 = 6/7
baca ADD S + 1.50
Beri kacamata sesuai II
ODS 6/6Nyeri kepala,mata lelah
ODS 6/6Tak ada nyeri kepala, mata lelah
• Obyektif– Menggunakan siklopegik
1. Oftalmoskopi : papil terlihat jernih
2. Retinoskopi : • Ordinary ---> sumber cahaya di luar
• streak -----> sumber cahaya di dalam
3. Refraktometer• Komputerisasi
• Prinsip Lensameter
• Ideal :– Subyektif– Obyektif dengan siklopegik– Subyektif sekali lagi tanpa siklopegik
• Lensa meter– Ukur kekuatan lensa – Ukur jarak fokus
• Ukur jarak pupil (Pupillary Distance)– Jatuhkan cahaya di atas kedua mata,cahaya
datang dari depan pasien,pasien melihat ke dahi pengamat atau lampu ----> ukur jarak titik lampu antara OD and OS ----> sebagai jarak pupil dekat
– Jarak Jauh: • Tambah 2 mm ---> untuk jarak pupil kurang
dari 60 mm. • Tambah 3 mm ---> untuk jarak pupil lebih dari
60 mm
• Kacamata• Monofokal• Bifokal• Progresif
• Peresepan kacamata, Komponennya :– Mata yang mana (OD atau OS)– Kekuatan lensa ( + atau - , kekuatan, aksis)– ADD untuk baca– Jarak pupil jauh dan dekat– Nama pasien
Defek Optika Binokular
• Anisometropia :– Kondisi dimana refraksi kedua mata tidak sama– variasi: Miopia M
M. E.
H. E.
H. H.
M. H
Antimetropia
• Penglihatan pada Anisometropia– Perbedaan < 2.50 D : masih bisa fusi +
penglihatan binokuler tunggal– Perbedaan > 2.50 D : Kesulitan fusi ---->
Penekanan mata yang lemah---> ambliopia– Penglihatan alternan : mata kanan dan kiri
bergantian
• Aniseikonia :– Perbedaan ukuran dan ketajaman bayangan
antara mata kanan dan kiri
• Keterbatasan kacamata– Tak dapat digunakan untuk anisometropia lebih dari
2.50 Dioptri– anisometropia menyebabkan aniseikonia
• lensa kontak: Hard ---> lensa rigidSoft
– Indikasi :• Anisometropia tinggi• Astigmatisme Irreguler• asimetri depan, orbit• Aniridia• Descemetokele• Olahraga • Cosmetika
• Pasien 25 tahun, tajam penglihatan 6/20- dikoreksi dg S+ 2.00 6/6 dikoreksi dg S+ 2.50 6/6 dikoreksi dg sikloplegi, S+ 5.00 6/6
Maka pasien ini mempunyai ;
Hipermetrop absolut S+ 2.00Hipermetrop manifes S+ 2.50Hipermetrop fakultatif ( 2-50) – ( 2.00 ) = + 0,50Hipermetro latent S+ 5.00 – S+ 2.50= 2.50
top related