rencana aksi jdsn sumbawa
Post on 24-Dec-2015
69 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
RENCANA
AKSI
PEMANFAATAN DAN
PENGEMBANGAN
SIMPUL JARINGAN DATA
DAN INFORMASI
GEOSPASIAL
KABUPATEN SUMBAWA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)
KABUPATEN SUMBAWA
Tahun 2014
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
i
LEMBAR PENGESAHAN
DOKUMEN RENCANA AKSI PEMANFAATAN DAN PENGEMBANGAN
SIMPUL JARINGAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
Di Susun Oleh:
Ketua Tim
WAHYU INDRAJAYA, ST
Nip.19761115 200501 1 007
Mengetahui,
Kepala Bidang Perencanaan
Pembangunan Prsarana
PRIADI PRIMAPUTRA, ST.,MT
Nip. 19640204 199903 1 004
Di Sahkan Oleh,
Kepala Bappeda Kabupaten Sumbawa
IR. ISKANDAR D., M.c.Dev
Nip. 19620515 200003 1 002
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya yang telah mencurahkan nikmat
kesehatan, sehingga kami dapat menyelesaikan Dokumen Rencana
Aksi Pemanfaatan Dan Pengembangan Simpul Jaringan Data Dan
Informasi Geospasial Kabupaten Sumbawa.
Terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
membantu dan memberikan masukan yang berharga selama proses
penyusunan. Semoga dokumen ini dapat memberikan gambaran dan
arah dalam pengembangan simpul jaringan data dan informasi
geospasial di Kabupaten Sumbawa.
Kami terbuka menerima saran dan kritikan, karena kami sadar
bahwa dokumen ini masih belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan kami sebagai penyusun.
Semoga melalui penyelenggaraan informasi geospasial,
Kabupaten Sumbawa mampu mewujudkan Visi “Terwujudnya
Kabupaten Sumbawa Sebagai Daerah Agribisnis Berdaya Saing menuju
Masyarakat Sejahtera”.
Hormat Kami,
Penyusun
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 4
1.2. Tujuan Dan Manfaat ............................................................................ 8
1.3. Ruang Lingkup ...................................................................................... 8
BAB 2 KONDISI EKSISTING ................................................................................ 9
2.1. Kelembagaan ..................................................................................... 10
2.2. Peraturan Dan Kebijakan .................................................................. 11
2.3. Data ...................................................................................................... 12
2.4. Teknologi .............................................................................................. 16
2.5. Sumber Daya Manusia ...................................................................... 18
BAB 3 RENCANA AKSI .................................................................................... 20
3.1. Komponen Simpul Jaringan Data Dan Informasi Geospasial ..... 20
3.1.1. Peraturan Dan Kebijakan ........................................................... 23
3.1.2. Kelembagaan .............................................................................. 25
3.1.3. Data ............................................................................................... 28
3.1.4. Teknologi ....................................................................................... 35
3.1.5. Sumber Daya Manusia (SDM) ................................................... 42
3.2. Evaluasi Kesiapan Simpul Jaringan Kabupaten Sumbawa ......... 45
3.2.1. Aspek Peraturan, Kelembagaan dan SDM ............................ 45
3.2.2. Aspek Teknologi, Standar dan Data ........................................ 49
3.2.3. Petunjuk Penilaian ....................................................................... 52
3.2.4. Hasil Evaluasi Kesiapan Kabupaten Sumbawa ...................... 53
3.3. Rencana Program dan Kegiatan .................................................... 54
BAB 4 PENUTUP ................................................................................................ 57
LAMPIRAN
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Perencanaan pembangunan dewasa ini tidak lepas dari
ketersediaan data yang akurat, baik data non spasial maupun
data dan informasi geospasial. Ketersediaan data ini sangat
penting, mengingat sebuah perencanaan yang tidak disertai data
yang akurat hanya akan melahirkan sebuah dokumen
perencanaan yang tidak implementatif, karena rencana yang
disusun tidak didasari fakta.
Secara garis besar dokumen perencanaan terdiri dari
dokumen perencanaan non spasial yang disusun berdasarkan
undang-undang 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembagunan Nasional dan dokumen perencanaan spasial yang
disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007
tentang Penataan Ruang dan Undang-Undang Nomor 27 Tahun
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Walaupun demikian dokumen perencanaan spasial dan non
spasial tidaklah terpisah. Dokumen perencanaan non sapasial
terdiri dari rencana pembangunan jangka panjang (RPJP),
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Rencana Kerja
Pemerintah (RKP), Rencana Strategis dan turunannya. Dokumen
perencanaan spasial terdiri dari Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW), Rencana Rinci Tata Ruang dan berbagai turunannya.
Keduanya harus sinergis dan saling mengisi sehingga dapat
diimplementasikan dengan baik.
Dalam pelaksanaannya undang-undang memberikan
amanat kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
5
(Bappeda) untuk membantu Bupati dalam menyelenggarakan
perencanaan pembangunan daerah. Yang kemudian tugas dan
fungsinya di uraikan secara rinci dalam Peraturan Bupati Sumbawa
Nomor 20 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten
Sumbawa.
Pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut diatas
saat ini telah berjalan dengan baik, namun demikian untuk
menjawab tantangan pembangunan ke depan yang semakin
kompleks pelaksanaan tugas dan fungsi Bappeda sebagai
penyelenggara perencanaan pembangunan harus terus
ditingkatkan. Salah satunya dengan cara menyiapkan data baik
data tekstual maupun data spasial (data dan informasi geospasial)
serta menyusun berbagai prosedur yang terkait dengan tugas dan
fungsi tersebut. Hal ini sangat penting dalam rangka meningkatkan
efektifitas kerja dan menjadi panduan dalam melaksanakan tugas
bagi aparatur perencana maupun semua stake holder terkait.
Terkait dengan hal tersebut diatas, saat ini Bappeda
Kabupaten Sumbawa telah membentuk sebuah lembaga yang
bernama Pusat Informasi Spasial Kabupaten (PISK) yang dipimpin
oleh satu orang kepala yang bertanggung jawab kepada Kepala
Bappeda Kabupaten Sumbawa melalui Kepala Bidang
Perencanaan Pembangunan Prasarana.
Tugas lembaga ini secara spesifik menyiapkan informasi
geospasial yang akan digunakan untuk berbagai keperluan. Dalam
konteks tugas dan fungsi Bappeda khususnya sub bidang sumber
daya alam dan lingkungan hidup, lembaga ini berperan untuk
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
6
menyiapkan informasi geospasial untuk perencanaan pada bidang
lingkungan hidup, kehutanan, energi dan sumber daya mineral.
Saat ini jenis data yang tersedia sudah cukup banyak seperti
citra satelit resolusi tinggi, menengah dan rendah, tersedia juga
informasi geospasial dalam format vektor seperti peta Rupa Bumi
Indonesia (RBI skala 1:25000), Peta Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sumbawa dan berbagai peta tematik lainnya.
Sehingga pada prakteknya, lembaga ini tidak hanya berperan
dalam penyiapan data untuk keperluan perencanaan di bidang
perencanaan pembangunan prasarana, tetapi juga berperan
dalam menyediakan data untuk keperluan perencanaan disemua
bidang di Bappeda, bahkan data-data yang ada juga
dimanfaatkan oleh semua stake holder baik skpd (satuan kerja
perangkat daerah) dalam lingkup pemerintah Kabupaten
Sumbawa, swasta, akademisi dan masyarakat. Untuk menjawab
tantangan yang lebih kompleks, dituntut adanya penyelenggaraan
informasi geospasial yang lebih optimal, sehingga di pandang perlu
menyusun sebuah Rencana Aksi Pemanfaatan dan
Pengembangan Simpul Jaringan Data dan Informasi Geospasial.
Untuk penyelenggaraan data dan informasi geospasial,
pemerintah menerbitkan Peraturan Presiden tentang Jaring Data
Spasial Nasional dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial, yang berisi amanat bagi Pemerintah dan
Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan informasi geospasial
sesuai dengan kewenangannya. Undang-undang ini memberikan
amanat kepada Badan Informasi Geospasial sebagai “Pusat” dan
kementerian/lembaga dan pemerintah daerah sebagai simpul
jaringan.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
7
Saat ini di Kabupaten Sumbawa (Bappeda Kabupaten
Sumbawa) pengelolaan data spasial dilaksanakan oleh Pusat
Informasi Spasial Kabupaten (PISK) yang berada dibawah Sub
Bidang Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup.
Berikut ini merupakan peraturan perundang-undangan yang
menjadi rujukan :
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial.
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2007 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil.
PP Nomor 8 Tahun 2013 tentang Ketelitian Peta Rencana Tata
Ruang.
PP Nomor 9 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan UU Nomor 4 Tahun
2011 tentang Informasi Geospasial.
Inpres Nomor 8 Tahun 2013 tentang Penyelesaian Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan kabupaten/Kota.
Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 1 tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan RPJMN Tahun 2015-2019.
Peraturan Menteri PU Nomor 20 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Analisis Aspek Fisik, Lingkungan, Ekonomi serta Sosial
Budaya dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.
Keputusan Kepala BIG Nomor 19 Tahun 2013 tentang
Pembentukan Kelompok Kerja Nasional IGT.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
8
1.2. TUJUAN DAN MANFAAT
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan data dan informasi
geospasial di Kabupaten Sumbawa.
Menjalankan undang-undang nomor 4 tahun 2011 tentang
Informasi Geospasial, yang mengamanatkan penyelenggaraan
Informasi geospasial dengan membentuk simpul jaringan data dan
informasi geospasial di Kabupaten Sumbawa.
Dokumen ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan
arah dalam pengembangan simpul jaringan data dan informasi
geospasial di Kabupaten Sumbawa.
1.3. RUANG LINGKUP
Penyusunan Rencana Aksi ini ditujukan untuk meningkatkan
efektifitas dan efisiensi penggunaan data dan informasi geospasial
dalam untuk berbagai keperluan dalam lingkup Pemerintah
Kabupaten Sumbawa. Namun dalam prakteknya nanti bisa juga
dimanfaatkan oleh berbagai kalangan baik swasta, lembaga
pendidikan, dunia usaha maupun masyarakat umum.
Dalam jangka menengah dan panjang diharapkan akan
terlaksana sistem berbagi pakai data antar lembaga baik antar
skpd di tingkat kabupaten dan provinsi, maupun dengan
kementerian/lembaga ditingkat pusat, bahkan lebih luas lagi
dengan lembaga-lembaga lain (swasta, lembaga pendidikan,
dunia usaha dan masyarakat).
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
9
BAB 2 KONDISI EKSISTING
Saat ini simpul jaringan data dan informasi geospasial di
kabupaten Sumbawa bernama Pusat Informasi Spasial kabupaten
(PISK), dibetuk dengan Surat Keputusan Kepala Bappeda nomor ....
tentang Pusat Informasi Spasial Kabupaten (PISK). Merupakan unit
yang bertanggungjawab langsung kepada Kepala bappeda
Kabupaten Sumbawa melalui Kepala Bidang Perencanaan
Pembangunan Prasarana. PISK dipimpin oleh seorang kepala
sebagai koordinator.
Tugas pokoknya adalah membantu kelancaran kegiatan
seluruh bidang yang ada di Bappeda dalam hal penyusunan dan
penyediaan produk data dan informasi baik berupa data spasial
dan non spasial bagi kebutuhan penyusunan dokumen
perencanaan pembangunan daerah dan bahan pengambilan
keputusan/kebijakan secara berkelanjutan. Dalam menjalanka
tugas pokok diatas, PISK menjalankan fungsi sebagai berikut:
Meningkatkan ketersediaan dan memelihara basis data dan
informasi spasial untuk keperluan penyusunan data
pembangunan Kabupaten, Sumberdaya Alam Daerah, Tata
Ruang Kabupaten termasuk Tata Ruang Pesisir dan Laut,
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Perencanaan
Kawasan Khusus dan Kawasan Prioritas;
Menyediakan dan memelihara software, hardware serta
peralatan-peralatan pendukung yang telah ada;
Meningkatkan kemampuan aparatur di daerah dalam
operasionalisasi dan optimalisasi pemanfaatan data dan
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
10
informasi sumberdaya daerah melalui Sistem Informasi Geografis
(SIG).
Berikut ini adalah struktur organisasi Pusat Informasi Spasial
Kabupaten Sumbawa.
GAMBAR 1 STRUKTUR ORGANISASI PISK SUMBAWA
2.1. KELEMBAGAAN
Saat ini lembaga yang menyelenggarakan informasi
geospasial di Kabupaten Sumbawa adalah Pusat Informasi Spasial
Kabupaten (PISK), yang dibentuk dengan SK Kepala Bappeda
Kabupaten Sumbawa Nomor 14 Tahun 2014.
Tugas lembaga ini adalah membantu kelancaran kegiatan
seluruh bidang yang ada di Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) dalam hal penyusunan dan penyediaan produk
data dan informasi baik berupa data spasial maupun non spasial
bagi kebutuhan penyusunan perencanaan pembangunan daerah
Ahli Perencanaan Wilayah
ES Adi Nusantara, M.Sc
Penanggung Jawab
Ir. Iskandar D., M.Ec., Dev
Koordinator
Priadi Primaputra, ST.,MT.
Kepala
Wahyu Indrajaya, ST
Unit Data Spasial
Agus Subandi, A.Md
Nurawan Zaputra, ST
Hendra Usnaini, ST
Unit Multi Media
Ade Maulana Zaidun
LM. Ashar
Unit Peralatan Dan Pemeliharaan
Marga Efendi, SE
Sudirman
Sekretariat
Risma Yulia, ST
Desi Susilo Wardhani, ST
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
11
dan bahan pengambilan keputusan/kebijakan secara
berkelanjutan.
Dalam melaksanakan tugas, lembaga PISK menjalankan
fungsi sebagai berikut:
1. Meningkatkan ketersediaan dan memelihara basis data dan
informasi spasial untuk keperluan penyusunan data
pembangunan Kabupaten, Sumberdaya Alam Daerah, Tata
Ruang Kabupaten termasuk Tata Ruang Pesisir dan Laut,
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Perencanaan
Kawasan Khusus dan Kawasan Prioritas;
2. Menyediakan dan memelihara software, hardware serta
peralatan-peralatan pendukung yang telah ada;
3. Meningkatkan kemampuan aparatur di daerah dalam
operasionalisasi dan optimalisasi pemanfaatan data dan
informasi sumberdaya daerah melalui Sistem Informasi Geografis
(SIG).
Dalam praktiknya sehari-hari, PISK tidak hanya membantu
kelancaran tugas dan fungsi Bappeda saja, tetapi juga membantu
kelancaran tugas semua SKPD yang ada di Kabupaten Sumbawa.
Bahkan lembaga pendidikan, swasta dan masyarakat juga banyak
terbantu dengan keberadaan Pusat Informasi Spasial Kabupaten.
Hal ini terlihat dari banyaknya permintaan data yang ditujukan ke
PISK, khususnya permintaan data dan informasi geospasial.
2.2. PERATURAN DAN KEBIJAKAN
Dari aspek peraturan dan kebijakan, belum ada sebuah
produk perundang-undangan di Kabupaten Sumbawa (Peraturan
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
12
Bupati atau Peraturan Daerah) yang khusus mengatur
penyelenggaraan informasi geospasial di Kabupaten Sumbawa.
Walaupun secara faktual penyelenggaraan informasi geospasial
sudah berjalan.
2.3. DATA
Ketersediaan data dan informasi geospasial di Kabupaten
Sumbawa saat ini cukup banyak. Baik yang informasi geospasial
dasar maupaun informasi geospasial tematik.
Data dan informasi geospasial yang tersedia sebagai berikut:
Peta Rupa Buni Indonesia (RBI) skala 1:25000.
Peta Lingkungan Laut Nusantara (LLN) skala 1:500000
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sumbawa
Peta Rencana Rinci Tata Ruang Kota Samawa Rea
Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(RZWP3K)
Peta Daerah Aliran Sungai
Peta cetak sawah baru
Peta tematik peternakan
Citra Satelit Landsat
Citra Satelit ASTER
Citra satelit SPOT
Citra Satelit Quickbird
Dan beberapa peta lain hasil analisis.
Berikut ini beberpa visualisasi dari beberapa data dan
informasi geospasial yang sudah ada.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
13
GAMBAR 2. PETA EKOSISTEM PESISIR
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
14
GAMBAR 3. PETA RUPA BUMI INDONESIA SKALA 1:25000
GAMBAR 4. PETA ELEVASI HASIL PENGOLAHAN DEM
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
15
GAMBAR 5. CITRA SATELIT QUICKBIRD
GAMBAR 6. CITRA LANDSAT
Data dan informasi geospasial tersebut sudah banyak
dimanfaatkan oleh berbagai kalangan untuk berbagai keperluan,
sehingga keberadaannya sangat dirasakan manfaatnya.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
16
2.4. TEKNOLOGI
Untuk mendukung pembangunan simpul jaringan data dan
informasi geospasial, sudah tersedia perangkat keras sebagai
berikut:
Komputer pengolah data dan informasi geospasial.
Server; saat ini server dikelola oleh Dinas Perhubungan komunikasi
dan Informasi.
Total Station
Komputer Server
Komputer Workstation (3 unit)
Notebook (1 unit)
Plotter A0 (2 unit)
Scanner A0 (1 unit)
Printer Deskjet A3 (2 unit)
Printer Laserjet A4 (1 unit)
Printer Deskjet A4 (2 unit)
Scanner A4 (2 unit)
UPS (4 unit)
Hub (1 buah)
Modem External (1 buah)
Jaringan Komputer Lokal (LAN)
Jaringan Internet/Fax/Telpon
Handycam (3 unit)
Kamera Digital (4 unit)
GPS
Total Station
Disto Meter
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
17
GAMBAR 7. WATER FLOW METER, PLOTTER A0, SCANNER A0, PC PENGOLAH DATA
GAMBAR 8. GPS, KAMERA, HANDYCAM, TOTAL STATION, VOICE RECORDER
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
18
Software:
Sum Windows Server
Arc View GIS 9
Arc View GIS 10
Email PISK Sumbawa (piskbappedasumbawa@gmail.com)
Geoportal Kabupaten (geoportal.sumbawakab.go.id)
Microsoft Windows XP Professional SP-2
Microsoft Office Professional Edition 2003
Norton AntiVirus 2005
ERDAS ERMapper
Saat ini Pemerintah Kabupaten Sumbawa sudah memiliki
portal data dan informasi geospasial dan sudah bisa diakses secara
online melalui www.geoportal.sumbawakab.go.id yang merupakan
sub domain dari website Pemerintah Kabupaten Sumbawa.
2.5. SUMBER DAYA MANUSIA
Tenaga pengelola yang menjadi ujung tombak
penyelenggaraa informasi geospasial di Kabupaten Sumbawa saat
ini dirasakan masih sangat kurang. Terutama tenaga yang memiliki
kualifikasi pengolah data dan informasi geospasial (GIS Expert).
Tenaga yang ada sekarang hanya berjumlah 3 orang, dan
beberapa orang yang ada di SKPD-SKPD.
Tenaga yang ada tersebut tidak berlatarbelakang
pendidikan formal geografi atau geodesi, tetapi di hasilkan melalui
pelatihan, baik yang dilaksanakan di tingkat pusat maupun
pelatihan yang dilaksanakan di daerah.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
19
Sementara pengelola teknologi informasinya (interner dan
jaringan) di kelola oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika. Itupun dirasakan masih sangat terbatas jumlahnya.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
20
BAB 3 RENCANA AKSI
3.1. PERAN DAN FUNGSI SIMPUL JARINGAN
Proses akuisisi, penyediaan, penggunaan, tukarguna dan
perawatan data geospasial merupakan kumpulan proses yang
mahal dan kompleks. Visi “created once, used many times” di
dunia geospasial mulai digemakan sejak akhir dekade 1970-an.
Pada saat itu otoritas Badan Survey Pemetaan Nasional di berbagai
negara menghadapi masalah dengan minimnya koordinasi dan
standarisasi.
Simpul jaringan adalah institusi yang bertanggungjawab
dalam menyelenggarakan pengumpulan, pemeliharaan,
pemutakhiran, pertukaran dan penyebarluasan da dan informasi
geospasial beserta metadatnya. Dalam ketentuan Peraturan
Presiden nomor 27 Tahun 2014, pemerintah daerah,
kementerian/lembaga merupakan simpul jaringan.
Penghubung simpul jaringan adalah institusi yang
menyelenggarakan pengintegrasian simpul jaringan secara
nasional. Dalam hal ini penghubung simpul jaringan adalah Badan
Informasi Geospasial.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
21
GAMBAR 9. SKEMA HUBUNGAN ANTARA SIMPUL JARINGAN DENGAN
PENGHUBUNG SIMPUL JARINGAN
Tugas simpul jaringan adalah:
1. Menyelenggarakan informasi geospasial melalui kegiatan
pengumpulan data geospasial, pengolahan data dan informasi
geospasial berikut metadatanya, penyimpanan data geospasial
dan informasi geospasial, pengamanan data geospasial dan
informasi geospasial, penyebarluasan data geospasial dan
informasi geospasial berikut metadatanya serta penggunaan
data geospasial dan informasi geospasial.
2. Melakukan penyebarluasa data geospasial dan informasi
geospasial yang diselenggarakan melalui jaringan infrastruktur
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
22
geospasial nasional sesuai dengan prosedur operasional standar
dan pedoman teknis penyebarluasan informasi geospasial.
3. Membangun, memelihara dan menjamin keberlangsungan
sistem akses informasi geospasial yang diselenggarakan.
4. Melkukan koordinasi dengan unit kerja dalam penyimpanan,
pengamanan dan penyebarluasan informasi geospasial beserta
metadatanya.
Fungsi Simpul Jaringan adalah :
1. Menjadi organisasi unit pelaksana untuk dua fungsi pokok yaitu
(i) pelaksanaan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan
penggunaan data geospasial dan informasi geospasial, serta (ii)
pelaksanaan penyimpanan, pengamanan, dan
penyebarluasan data geospasial dan informasi geospasial.
2. Melaksanakan penyiapan dan penerapan layanan penyedia
akses data geospasial dan informasi geospasial dalam rangka
berbagi pakai dan penggunaan data geospasial dan informasi
geospasial secara bersama menggunakan standar dan
spesifikasi teknis nasional.
3. Menjadi sumber daya internet yang menyediakan akses data
geospasial da informasi geospasial bagi penghubung simpul
jaringan dan bagi pengguna jaringan.
3.2. KOMPONEN SIMPUL JARINGAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
Dalam membangun simpul jaringan data dan informasi
geospasial, ada 5 (lima) aspek utama yang sangat menentukan,
yaitu:
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
23
Peraturan Dan Kebijakan
Kelembagaan
Data
Teknologi
Sumber Daya Manusia
GAMBAR 10 KOMPONEN SIMPUL JARINGAN DATA DAN INFORMASI GEOSPASIAL
3.2.1. Peraturan Dan Kebijakan
Peraturan perundangan ini diperlukan untuk memberikan
kepastian aturan bagi penyelenggara informasi geospasial
sehingga dapat menyelenggarakan informasi geospasial secara
bertanggungjawab. Demikian juga bagi pengguna informasi
geospasial, dapat memanfaatkan data dan informasi geospasial
secara optimal dan bertanggung jawab. Selanjutnya peraturan
perundangan ini juga diperlukan untuk menciptakan sinergi antar
pelaku penyelenggara informasi geospasial di daerah.
Simpul Jaringan
Kelembagaan
Peraturan & Kebijakan
Data Teknologi
SDM
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
24
Peraturan dimaksud pada hakekatnya mencakup norma,
standar, prosedur dan kriteria (NSPK) dalam penyelenggaraan
informasi geospasial.
Beberapa peraturan perundang-undangan yang diperlukan
dalam membangun simpul jaringan data dan informasi geospasial
antara lain sebagai berikut:
Peraturan pembentukan kelembagaan simpul jaringan data dan
informasi geospasial di Kabupaten Sumbawa (Peraturan Daerah,
Peraturan Bupati, Surat Keputusan Bupati).
Peraturan tentang prosedur pengumpulan data dan informasi
geospasial.
Peraturan tentang pengolahan data dan informasi geospasial.
Tata cara penyimpanan dan pengamanan data dan informasi
geospasial
Tata cara penyebarluasan data dan infomasi geospasial
Tata cara penggunaan data informasi geospasial.
Perlunya peraturan tentang mekanisme koordinasi dan
komunikasi antar unit kliring dengan unit penghasil data.
Perlunya peraturan terkait dengan mekanisme berbagi pakai.
standar terkait kompetensi sumber daya manusia.
standar pembangunandan penyelenggaraan data spasial.
standar tentang teknologi.
Dalam rangka pembangunan simpul jaringan, beberapa
standar nasional sudah disusun. Standar nasional ini masih terus
dilakukan karena cukup banyaknya kegiatan yang dilakukan
dalam pembangunan simpul jaringan. Pada akhirnya, standar ini
dapat dijadikan sebagai bahan dalam penyusunan NSPK (Norma,
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
25
Standar, Prosedur, dan Kriteria) sesuai dengan kondisi dan
karakteristik dari lembaga atau daerah penyelenggara simpul
jaringan. Beberapa standar yang telah dibangun sampai saat ini
antaralain ialah:
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia sebagai dasar
kualifikasi tenaga kerja di bidang informasi geospasial.
Standar Nasional Indonesia terkait dengan berbagai hal yang
berkaitan dengan data spasial.
Standar penyelenggaraan teknologi simpul jaringan.
3.2.2. Kelembagaan
Aspek kelembagaan merupakan suatu komponen dalam
pembangunan simpul jaringan data dan informasi geospasial yang
berkaitan dengan manajemen dalam penyelenggaraan Informasi
geospasial serta penentuan kebijakan dan berbagai aturan dalam
membangun, mengelola, mengakses serta menggunakan data
dan informasi geospasial.
Simpul Jaringan bertugas menyelenggarakan IG berdasarkan
tugas, fungsi, dan kewenangannya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Untuk melaksanakan tugas
Simpul Jaringan pimpinan Simpul Jaringan menetapkan:
Unit kerja yang melaksanakan pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan, dan penggunaan DG dan IG (Unit Produksi); dan
Unit kerja yang melaksanakan penyimpanan, pengamanan, dan
penyebarluasan DG dan IG (Unit Kliring).
Unit kerja yang dimaksud adalah satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) yang ditetapkan Bupati.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
26
3.2.2.1. Unit Kliring
Unit kliring adalah unit kerja yang ditetapkan oleh Bupati
yang bertugas melaksanakan penyimpanan, pengamanan, dan
penyebarluasan DG dan IG. Di Kabupaten Sumbawa, Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) merupakan
lembaga yang tepat untuk di tetapkan sebagai Unit Kliring, karena
tugas Bappeda menyelenggarakan perencanaan pembangunan
di daerah dan mengkoordinasikan pelaksaaan pembangunan
agar berjalan secara sinergis.
Dalam melaksanakan fungsi sebagai unit klriring, haruslah
dibentuk sebuah unit khusus, sehingga penyelenggaraan IG dapat
berjalan secara efektif.
Selain itu unit kliring juga bertugas:
(a) Melakukan penyebarluasan IG yang diselenggarakannya
melalui jaringan IGN sesuai dengan prosedur operasional
standar dan pedoman teknis penyebarluasan IG;
(b) Membangun, memelihara,dan menjamin keberlangsungan
sistem akses IG yang diselenggarakannya;dan
(c) Melakukan koordinasi dengan unit kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a dalam
penyimpanan, pengamanan, dan penyebarluasan IG
beserta metadatanya.
Dalam melaksanakan penyelenggaraan IG di simpul
jaringan, beberapa hal sebagai berikut menjadi pertimbangan
penting, antara lain:
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
27
Mengutamakan proses yang terkontrol dan jelas dalam setiap
tahapan penyelenggaraan data dan informasi geospasial.
Melaksanakan produksi data dan informasi geospasial dengan
menggunakan data yang jelas kualitasnya dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Melakukan dokumentasi yang sistematik dan terstruktur untuk
setiap proses penyelenggaraan IG.
Menggunakan teknologi dijital untuk melaksanakan
penyelenggaraan IG.
Penyimpanan data dilakukan dalam repository tunggal untuk
menghindari pengelolaan dan pemeliharaan terhadap data
yang duplikatif.
Pengelolaan data dilakukan oleh masing-masing produsen
(SKPD/Dinas/Pusat).
Pengelolaan data dan informasi geospasial bersifat transparan,
kewenangan dan hak akses diatur secara terpusat.
Berbagi sumber daya (resources sharing) dalam
penyelenggaraan IG dalam simpul jaringan.
3.2.2.2. Unit Produksi
Unit produksi adalah unit kerja yang ditetapkan oleh Bupati
yang bertugas melaksanakan pengumpulan, pengolahan,
penyimpanan dan penggunaan IG. Unit produksi ini terdiri dari
satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten
Sumbawa.
3.2.2.3. Penghubung Simpul Jaringan
Penghubung simpul jarinan sebagaimana yang diatur dalam
Perpres Nomor 27 tahun 2014 tentang Jaringan Informasi
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
28
Geospasial Nasional adalah Badan Informasi Geospasial (BIG),
yang dibantu oleh sekretariat, yang secara fungsional dilakukan
oleh salah satu unit kerja di BIG.
Tugas Penghubung Simpul Jaringan sebagai baerikut:
Mengintegrasikan seluruh simpul jaringan
Menyebarluaskan IGD kepada seluruh Simpul Jaringan melalui
Jaringan IGN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
Membangun dan memelihara sistem akses Jaringan IGN pada
Penghubung Simpul Jaringan;
Memfasilitasi penyebarluasan IG Simpul Jaringan melalui
Jaringan IGN;
Melakukan pembinaan kepada Simpul Jaringan;dan
Menyelenggarakan rapat koordinasi nasional di bidang Jaringan
IGN.
3.2.3. Data
Data dan informasi geospasial adalah merupakan salah satu
komponen utama dalam membangun simpul jaringan data dan
informasi geospasial. Dan juga sebagai salah satu komoditas yang
sangat diperlukan oleh berbagai kalangan dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan serta dalam pengambilan
keputusan dan penyusunan kebijakan.
3.2.3.1. Informasi Geospasial Dasar
Pasal 1 ayat 5 UU Informasi Geospasial menyebutkan bahwa
“Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat IGD adalah
IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
29
atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang tidak
berubah dalam waktu yang relatif lama.”
IGD terdiri dari dua jenis, yaitu :
Jaring Kontrol Geodesi; Jaring kontrol geodesi terdiri dari:
o Jaring Kontrol Horisontal Nasional;
o Jaring Kontrol Vertikal Nasional; dan
o Jaring Kontrol Gayaberat Nasional.
Peta Dasar; Peta Dasar meliputi:
o Peta Rupabumi Nasional Indonesia;
o Peta Lingkungan Pantai Nasional Indonesia; dan
o Peta Lingkungan Laut Nasional.
Peta Rupabumi Indonesia dibuat dalam skala sebagai
berikut: 1:1.000.000, 1:500.000, 1:250.000, 1:100.000, 1:50.000,
1:25.000, 1:10.000, 1:5.000, 1:2.500, 1:1.000.
Peta rupabumi sampai skala 1:250.000 telah tersedia untuk
seluruh wilayah Indonesia; Skala 1:50.000 dan/atau skala 1:25.000
juga telah meliput seluruh wilayah Indonesia. Peta Rupabumi
Indonesia skala 1:10.000 dan 1:5.000 baru tersedia untuk beberapa
wilayah saja. Peta Rupabumi Indonesia dapat diperoleh dalam
format digital dan cetak dari BIG.
Peta Lingkungan Pantai Indonesia dibuat dalam skala
sebagai berikut: 1:250.000, 1:50.000, 1:25.000, dan 1:10.000
Peta Lingkungan Laut Nasional dibuat dalam skala sebagai
berikut: 1:500.000, 1:250.000, dan 1:50.000.
Informasi yang terkandung dalam peta dasar meliputi:
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
30
garis pantai;
hipsografi;
perairan;
nama rupabumi;
batas wilayah;
transportasi dan utilitas;
bangunan dan fasilitas umum; dan
penutup lahan.
IGD dibuat dan diperbarui oleh BIG. Hanya BIG yang memiliki
kewenangan dalam pembuatan dan melakukan pengubahan
IGD.
3.2.3.2. Informasi Geospasial Tematik
Informasi Geospasial Tematik (IGT) merupakan IG yang
memiliki tema-tema tertentu, seperti pola ruang, struktur ruang,
jaringan jalan, dan obyek wisata. IGT dapat dibuat oleh instansi
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
Pembuatan IGT harus mengacu kepada IGD. Dalam proses
pembuatan IGT, dilarang melakukan hal-hal berikut:
mengubah posisi dan tingkat ketelitian geometris bagian IGD;
dan/atau
membuat skala IGT lebih besar daripada skala IGD yang
diacunya.
Posisi dan ketelitian geometris IGD harus dipertahankan,
semua fitur dalam IGT harus menyesuaikan dengan IGD yang
digunakan sebagai acuan. Skala IGT tidak boleh dibuat lebih besar
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
31
daripada skala IGD yang digunakan sebagai acuan, karena akan
menyebabkan ketelitiannya menjadi tidak sesuai.
Basisdata digital yang digunakan saat ini memang tidak
berskala (scaleless), tetapi ketelitiannya tetap mengikuti ketelitian
skala yang IG awalnya. Jika IGT dibuat menggunakan acuan
beberapa IGD dan/atau IGT yang lain, maka ketelitiannya
mengikuti ketelitian skala IGT yang paling kecil.
IGT dapat disajikan dalam salah satu atau gabungan
beberapa metode berikut:
tabel informasi berkoordinat;
peta cetak, baik dalam bentuk lembaran maupun buku
atlas;
peta digital;
peta interaktif, termasuk yang dapat diakses melalui
teknologi informasi dan komunikasi;
peta multimedia;
bola dunia; atau
model tiga dimensi.
Pasal 23 ayat 2 UU IG menyebutkan bahwa “Instansi
Pemerintah atau Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan
IGT berdasarkan tugas, fungsi, dan kewenangannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.” Otoritas pembuatan
beberapa jenis IGT mengacu kepada peraturan perundang-
undangan yang ada, yang diwujudkan dalam tupoksi
Kementerian/Lembaga dan SKPD. SKPD dapat membuat IGT
sendiri-sendiri, mengacu kepada IGD yang tersedia, dan
memasukkannya ke dalam IDSD dan/atau IDSN. `
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
32
Selanjutnya, Pasal 23 ayat 4 UU IG menyebutkan “Setiap
orang dapat menyelenggarakan IGT hanya untuk kepentingan
sendiri dan selain yang diselenggarakan oleh Instansi Pemerintah
atau Pemerintah daerah.” Orang-perorangan atau perusahaan
dapat membuat IGT, misalnya Peta Wilayah Distribusi Produk, untuk
kepentingan mereka sendiri.
Data Geospasial (DG) yang digunakan sebagai dasar
pembuatan IGT harus menggunakan sistem referensi geospasial
nasional yang berlaku. Sistem referensi geospasial Indonesia (SRGI)
telah ditetapkan pada tahun 2013.
Secara umum, IGT yang dibuat oleh Instansi Pemerintah
dan/atau Pemerintah daerah bersifat terbuka (UU IG pasal 43 ayat
1). IGT tertentu dapat dikecualikan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Kementerian/Lembaga dan
Pemerintah daerah harus memfasilitasi masyarakat untuk bisa
mengakses IGT yang bersifat terbuka, dengan tetap
memperhatikan aspek keamanan, dan hak cipta IG.
Penyelenggara IGT harus menyampaikan informasi kualitas
setiap IGT yang diselenggarakannya dalam bentuk metadata
dan/atau riwayat data.
3.2.3.3. Meta Data
Metadata adalah data tentang data. Metadata berisi
informasi tentang karakteristik data, misalnya judul, isi, cakupan
wilayah, informasi pembuat, sistem referensi, tahun pembuatan,
sumber data, dan kualitasnya. Metadata diperlukan untuk
mempermudah penemuan, pengaksesan, penggunaan, integrasi
dan pengelolaan DG.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
33
Metadata dibuat untuk satu jenis data, bukan untuk setiap
fitur dalam kumpulan data. Metode penyajian metadata yang
paling sederhana adalah seperti katalog buku di perpustakaan.
Metode lain adalah menyajikannya dalam format xml yang dapat
diakses di internet.
Metadata seharusnya dibuat oleh pembuat data, karena
pembuat data adalah pihak yang paling memahami karakteristik
data tersebut. Kondisi yang sering ditemui adalah keengganan
pihak pembuat data untuk membuat metadata, karena
menganggap hal tersebut merupakan pekerjaan tambahan yang
memakan waktu dan biaya. Oleh karena itu, dalam pekerjaan
pembuatan IG, pembuatan metadata perlu dimasukkan dalam
komponen biaya pekerjaan.
Pada situasi data telah tersedia sedangkan metadatanya
belum, maka pemilik data atau walidata perlu melakukan kegiatan
pembuatan metadata. Pembuatan metadata dilakukan dengan
melakukan analisis dan pencatatan karakteristik data yang telah
dibuat tersebut. Manajer data di suatu unit kerja perlu memutuskan
siapa, bagaimana, dan kapan metadata untuk data yang sudah
ada akan dibuat.
Pembuatan metadata dilakukan dengan menggunakan
formulir digital untuk mempermudah integrasi dengan datanya
serta mempermudah dalam pembuatan katalog data. Metadata
dibuat dengan mengikuti format standar yang sudah ditetapkan,
dalam hal ini SNI mengenai Metadata.
Tahapan-tahapan dalam pembuatan metadata adalah
sebagai berikut:
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
34
Melakukan identifikasi informasi-informasi penting data.
Menyusun informasi-informasi tersebut sesuai dengan standar
metadata menggunakan aplikasi metadata yang tersedia.
Melakukan validasi sintak metadata, untuk menjamin metadata
tersebut dapat dibaca oleh perangkat lunak.
Mengecek isi metadata untuk memastikan informasi tentang
data sudah lengkap dan sesuai.
3.2.3.4. Pembaruan Data
IGD dan IGT dibuat dalam waktu tertentu dan memiliki nilai
akurasi temporal tertentu. Informasi yang termuat dalam IGD dan
IGT dapat menjadi tidak sesuai lagi dengan kondisi riil di lapangan.
Terdapat perubahan geometris dan tematis yang akan
berpengaruh terhadap akurasi IGD dan IGT. Perubahan informasi
geometris yang terkandung dalam IGD akan diantisipasi oleh BIG
dalam program pembaruan data yang bersifat rutin atau insidentil,
sesuai kondisi dan kebutuhan.
Perubahan kandungan informasi tematik perlu diantisipasi
oleh pembuat dan penyelenggara IGT. Jangka waktu pembaruan
data mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang
relevan untuk jenis IGTnya. Metode pembaruan IG dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
(a) Pembaruan IG rutin
o Bersifat menyeluruh
o Bersifat parsial/sebagian
(b) Pembaruan IG insidentil
o Bersifat menyeluruh
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
35
o Bersifat parsial/sebagian
Frekuensi pembaruan data IG dilakukan dengan
memperhatikan nilai penting fitur yang ada dalam IG tersebut.
Gambar 3 memberikan gambaran hubungan antara nilai penting
dan frekuensi perubahan data.
GAMBAR 11 HUBUNGAN NILAI DATA DAN FREKWENSI PERUBAHAN DATA
Perlu diperhatikan bahwa hubungan antara frekuensi
perubahan data dan nilai pentingnya bergantung pada jenis IGT
dan skalanya. Adaptasi contoh hubungan yang disajikan dalam
gambar di atas harus memperhatian kedua hal tersebut.
3.2.4. Teknologi
Infrastruktur Informasi Geospasial menyediakan mekanisme
pengkoordinasian dan penatakelolaan data spasial melalui
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
36
terselenggaranya infrastruktur akses dan berbagi pakai data
geospasial. Tujuan praktis dari inisiatif ini adalah dicapainya
efektivitas dan efisiensi pengumpulan, akses dan pemanfaatan
data spasial.
Untuk mewujudkan tujuan ini, selain harus tersedia data, SDM,
peraturan, dan kebijakan, teknologi merupakan aspek sangat
penting untuk mewujudkan mekanisme akses, pengkoordinasian
dan berbagi data. Infrastruktur Informasi Geospasial pada tataran
praktis adalah jejaring data geospasial yang terhubung melalui
jaringan internet. Di dalam kaidah Teknologi Informasi, hubungan
antara pemilik/penyedia data, pengguna, dan penghubung
(melalui geoportal) direalisasikan sebagai infrastruktur berbasis
jejaring internet untuk mewujudkan sistem berbasis layanan (Service
Oriented Architecture)
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
37
GAMBAR 12 INTERKONEKTIVITAS YANG DIDUKUNG TEKNOLOGI YANG MENYAMBUNGKAN PENYEDIA
DATA DAN PENGGUNA, GEOPORTAL DAN PENGGUNA
Dalam menyelenggarakan IIG, unit kliring, simpul jaringan
maupun penghubung simpul jaringan bergantung pada
ketersediaan dan reliabilitas teknologi pendukung IIG. Mengacu
pada gambar 1 di atas, posisi simpul jaringan adalah sebagai
pemilik penyedia data dan layanan ketika memiliki data untuk
dibagi. Ketika simpul jaringan memanfaatkan infrastruktur untuk
mencari dan menggunakan data dari institusi lain, posisi simpul
jaringan adalah sebagai pengguna. Unit kliring diposisikan sebagai
geoportal dimana simpul jaringan dapat mempublikasikan data
yang dapat dibagi melalui metadata. Interkonektivitas antara
penyedia, pengguna, dan antarmuka untuk memfasilitasi
pencarian dan berbagi pakai sangat bergantung pada teknologi
yang relevan. Dalam hal ini, teknologi pendukung IIG meliputi:
perangkat keras, perangkat lunak, dan teknologi informasi
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
38
komunikasi. Seperti diamanatkan dalam Perpres No. 85 Tahun 2007,
beberapa tugas penghubung simpul jaringan seperti: membangun
sistem akses, memfasilitasi pertukaran data melalui jaringan internet,
dan memelihara sistem akses, sangat erat terkait dengan server
data serta piranti lunak penyebarluasan data dan metadata.Begitu
pula dengan fungsi unit kliring yaitu penyebarluasan data dan
metadata serta mempublikasikan metadata melalui geoportal,
juga sangat erat terkait dengan perangkat keras dan piranti lunak
pendukung. Demikian pula dengan simpul jaringan yang memiliki
spektrum tugas sangat luas mulai dari pengumpulan, pengelolaan,
pemeliharaan dan pemutakhiran data sampai dengan
penyediaan mekanisme akses dan berbagi pakai data, juga
memerlukan dukungan perangkat keras dan piranti lunak yang
dapat dihandalkan. Semakin canggih dan dapat dihandalkan
teknologi yang digunakan, semakin optimal layanan penghubung
simpul jaringan, unit kliring, dan simpul jaringan.
3.2.4.1. Perangkat Keras
Dilihat dari fungsi yang harus dipenuhi oleh unit kliring, simpul
jaringan, dan penghubung simpul jaringan, perangkat keras untuk
mendukung penyimpanan, pengolahan, pemutakhiran, dan
distribusi serta diseminasi data berperan penting di dalam
mewujudkan IIG. Perangkat keras pokok yang perlu disediakan oleh
unit kliring dan simpul jaringan meliputi:
Satu atau beberapa set komputer (PC) dengan spesifikasi yang
sangat baik
Komputer ini perlu didedikasikan untuk pengolahan dan
pemutakhiran data geospasial, apabila diperlukan. Untuk itu,
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
39
komputer pelu memiliki mesin pemroses (central processing unit),
kartu grafis, dan memori yang handal
Server data geospasial
Server data ditujukan untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan
dan penyebarluasan data. Unuk mengantisipasi diseminasi data
dan akses yang banyak sampai bertumpuk-tumpuk dari
pengguna, server perlu memiliki spesifikasi yang handal dan
dikemas oleh casing yang kokoh dan kuat terhadap getaran
serta guncangan. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan atau
diantisipasi saat menyiapkan server data:
o Berapa pengguna yang akan melakukan akses data secara
bersamaan.
o Berada di mana sajakah lokasi pengguna.
o Konektivitas dan interoperabilitas jaringan internet yang
dilanggan.
3.2.4.2. Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang dibutuhkan oleh simpul jaringan
meliputi: perangkat lunak untuk pengolahan data geospasial dan
perangkat lunak untuk memfasilitasi diseminasi, distribusi dan
berbagi pakai data geospasial. Perangkat lunak dasar yaitu sistem
operasi (misalnya dengan Linux atau WindowsXP) diasumsikan
tersedia dan piranti-piranti lunak pengolahan, penyimpanan,
pemutakhiran dan penyajian data bekerja di atas sistem operasi
yang sudah terpasang. Berikut diberikan deskripsi untuk setiap jenis
piranti lunak.
(a) Perangkat lunak pengolahan dan pemutakhiran data
geospasial.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
40
Perangkat lunak yang tersedia untuk mendukung aktivias ini
sangat banyak, baik yang bersifat proprietary (berbayar dan
copyrighted) maupun yang bersifat opensource. Contoh fungsi
yang umumnya tersedia adalah: pembuatan dan import data
atribut, editing geometri data geospasial, transformasi koordinat
dari satu sistem proyeksi ke sistem proyeksi yang lain. Selain itu
oiranti lunak-piranti lunak ini pada umumnya menyediakan
operasi spasial untuk mendukung analisis data misalnya: buffer,
intersect, clip, pemilihan rute optimal dan lain-lain. Contoh
software berbayar adalah ArcGIS, MapInfo, Integraph, dan
AutoCAD Map. Sedangkan contoh piranti lunak pengelolaan
data geospasial opensource adalah: Udig, QGIS, dan GRASS.
(b) Perangkat lunak penyimpanan data geospasial.
Perangkat lunak penyimpanan data mengacu pada software
Spatial Database Management Systems (SDBMS) yang memiliki
kemampuan menyimpan data geospasial (dalam bentuk data
vektor, grid/raster, atribut) berukuran besar ke dalam bentuk
tabel-tabel yang saling berhubungan. Saat ini piranti lunak
basisdata umumnya dilengkapi dengan plug-in maupun
extension tambahan untuk menyimpan data geospasial.
Contohnya perangkat lunak basisdata spasial berbayar: Oracle
memiliki ekstensi Spatial Cartridge. Contoh lainnya: IBM DB2
Spatial Blade, ArcGIS SDE, MySQL spatial extension. Sedangkan
contoh piranti lunak opensource untuk penyimpanan data
geospasial adalah: PostgreSQL PostGIS.
(c) Piranti lunak penyebarluasan data. Piranti lunak
penyebarluasan data terbagi menjadi dua yaitu:
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
41
o Piranti lunak untuk menyajikan peta secara online kepada
pengguna melalui protokol akses yang mengacu kepada
standar ISO seperti WMS (Web Map Services), WCS (Web
Coverage Service) ataupun WFS (web Feature Service) yang
menghasilkan keluaran dalam format GML (Geography
Markup Language). Contoh piranti lunak ini adalah:
Geoserver, Mapserver (opensource) dan ArcGIS server
(berbayar).
o Piranti lunak geoportal yaitu piranti dengan fungsi
mendukung katalog data yang umumnya memiliki
kemampuan dalam pengelolaan metadata, misalnya
melakukan registrasi data dan harvesting (penghimpunan
data) maupun memfasilitasi pencarian dan akses data oleh
pengguna. Geoportal adalah portal khusus yang
berhubungan dengan layanan pencarian dan penggunaan
data spasial melalui media internet. Untuk memfasilitasi
pencarian data, setiap data yang disediakan oleh penyedia
data perlu memiliki metadata (data tentang data spasial).
Untuk memfasilitasi penggunaan data (khususnya data
online), data spasial yang terdaftar di geoportal dapat
diakses menggunakan beragam spesifikasi OpenGIS misalnya
WFS dan WMS. Jadi geoportal mengintegrasikan fungsi
penyajian dan akses data dengan fungsi mesin pencari
(search engine). Contoh piranti lunak geoportal adalah
OpenGeo (opensource) dan ArcGIS Geoportal server
(berbayar).
3.2.4.3. Koneksi Internet
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
42
Teknologi pada IIG adalah teknologi yang erat kaitannya
dengan internet. Bagi simpul jaringan dan unit kliring hal ini berarti
teknologi (perangkat keras dan perangkat lunak) untuk menjadikan
layanan data dan metadata harus bekerja dengan baik di atas
koneksi internet. Bagi pengguna dan masyarakat umum, hal itu
berarti akses internet harus tersedia dan akan lebih baik bila aman
dan handal.
Beberapa item terkait teknologi informasi dan komunikasi
yang perlu diperhatikan saat memulai pembangunan dan
pemeliharaan layanan IIG adalah:
Ketersediaan jaringan fisik internet (misalnya jaringan Fiber Optik
1 GB)
Kapasitas Bandwith (misalnya bandwith 5 MB)
Pembuatan IP publik untuk memfasilitasi akses web dari
pengguna
Langganan listrik 24 jam dan cadangan catu daya
Keamanan dan keselamatan server dari bahaya (misalnya dari
kebakaran dan goncangan)
Pendingin dan ventilasi
Alat pendukung keamanan misalnya Finger Print absen dan
ventilasi.
3.2.5. Sumber Daya Manusia (SDM)
Infrastruktur Informas Geospasial (IIG) tidak terlepas dari
peran sumber daya manusia dalam penyediaan, penambahan
nilai produk serta pengguna. Sejauh mana sumber daya manusia
saat ini dalam menyediakan data, baik itu jumlah maupun
kualitasnya perlu diketahui dan ditingkatkan apabila dirasa kurang
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
43
untuk mencapai target pemenuhan data spasial secara periodik.
Komponen manusia dalam IIG mengatur tentang:
Penyedia Data atau produsen data spasial (Instansi pemetaan,
organisasi terkait, atau LSM).
Value Adders atau pengguna data yang menghasilkan informasi
baru dari data yang digunakannya (Instansi Pemetaan,
Organisasi terkait, LSM)
End User atau pengguna data yang memanfaatkan
informasinya unutk pengambilan keputusan atau pelaksanaan
pekerjaan (Pengambil keputusan, Sukarelawan, LSM).
Pembangunan dan pengelolaan simpul jaringan
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan
dalam memfasilitasi seluruh aspek pembangunan IIG, yaitu: aspek
perencanaan pembangunan IIG, aspek hukum dan organisasi
pelaksanaan IIG, aspek pembiayaan pembangunan IIG dan aspek
teknis pembangunan IIG.
Pembangunan simpul jaringan yang bersifat terus menerus,
bertahap, dan membutuhkan waktu yang lama membutuhkan
sumber daya manusia yang konsisten dan memiliki kompetensi
yang dibutuhkan dalam membangunnya. Penugasan pegawai
negeri sipil (PNS) yang sering dilakukan promosi, rotasi dan mutasi
menjadi salah satu kendala dalam pembangunan simpul jaringan,
hal ini dikarenakan simpul jaringan bukan hanya terkait dengan
aspek manajemen, tetapi juga terkait dengan aspek teknis dan
jaringan komunikasi dan koordinasi.
Dalam rangka pembangunan simpul jaringan, dibutuhkan
adanya Pegawai Negeri Sipil dengan mutu profesionalisme yang
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
44
memadai, berdayaguna dan berhasilguna didalam melaksanakan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan. Pegawai Negeri
Sipil perlu dibina dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier
dan sistem prestasi kerja. Dalam hal ini peranan jabatan fungsional
dalam pembangunan simpul menjadi sangat penting, jabatan
fungsional dapat menjamin ketersediaan kompetensi dan
konsistensi sumber daya dalam pembangunan dan pengelolaan
simpul jaringan.
Jabatan fungsional adalah kedudukan yang menunjukkan
tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam suatu satuan organisasi yang dalam
pelaksanaan tugasnya didasarkan pada keahlian/dan atau
keterampilan tertentu serta bersifat mandiri. Jabatan fungsional
pada hakekatnya adalah jabatan teknis yang tidak tercantum
dalam struktur organisasi, namun sangat diperlukan dalam tugas-
tugas pokok dalam organisasi Pemerintah.
Jabatan fungsional yang dapat berperan dalam
pembangunan simpul jaringan adalah :
Jabatan fungsional survey dan pemetaan.
Jabatan fungsional perencanaan.
Jabatan fungsional peneliti.
Jabatan fungsional pranata komputer.
Kondisi saat ini di kabupaten Sumbawa belum terdapat
jabatan funsional seperti tersebut diatas, sehingga ke depan perlu
di lakukan upaya-upaya strategis dalam rangka megatasi
keterbatasan sumber daya manusia dalam penyelenggaran IG.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
45
3.3. EVALUASI KESIAPAN SIMPUL JARINGAN KABUPATEN SUMBAWA
Untuk mengetahui status kesiapan dalam pembangunan
dan pengembangan Simpul Jaringan Kabupaten, dilakukan
evaluasi terhadap seluruh komponen pembangunan simpul
jaringan.
3.3.1. Aspek Peraturan, Kelembagaan dan SDM
3.3.1.1. Aspek Peraturan Dan Kebijakan
(1) Memiliki kebijakan pelaksanaan e-government yang
memuat aspek datan dan informasi geospasial.
a. Sudah b. Belum
(2) Memiliki Perda terkait dengan pemanfaatan dan
pengolahan data geospasial dalam kerangka infrastruktur
Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(3) Memiliki peraturan Gubernur/Bupati/Walikoa terkait dengan
pemanfaatan dan pengelolaan Data Geospasial dalam
kerangka Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(4) Memiliki peraturan untuk mengelola mekanisme berbagi
pakai data geospasial antar SKPD dalam kerangka
Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(5) Memiliki peraturan tertulis terkait mekanisme perijinan
penggunaan data geospasial oleh masyarakat.
(6) Memiliki alokasi anggaran dalam APBD (kegiatan mandiri
atau kegiatan yang masuk kedalam kegiatan lain) untuk
pengadaan updating data geospasial yang bersifat rutin
untuk mendukung Infrastruktur Informasi Geospasial.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
46
a. Sudah b. Belum
(7) Memiliki alokasi anggaran dalam apbduntuk pengadaan,
pengembangan dan pemeliharaan sistem/perangkat TIK
untuk pengelolaan data geospasial yang bersifat rutin yang
mendukung Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(8) Memiliki alokasi anggaran dalam apbd untuk
pengembangan kapasitas SDM bersifa rutin yang
mendukung Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(9) Memiliki peraturan tertulis tentang lisensi untuk perlindungan
terhadap hak cipta data geospasial.
a. Sudah b. Belum
(10) Memiliki peraturan tertulis terkait perlindungan terhadap
data yang memiliki aspek privasi (data yang dikecualikan).
a. Sudah b. Belum
3.3.1.2. Aspek Kelembagaan
(1) Terdapat kesamaan visi antar SKPD dalam pembangunan
Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(2) Manfaat dan nilai penting berbagi pakai data geospasial
dalam kerangka Infrastruktur Informasi Geospasial sudah
dirasakan oleh SKPD.
a. Sudah b. Belum
(3) Melaksanakan kegiatan koordinasi resmi lintas instansi
(misalnya forum data) dalam pembuatan, pegelolaan dan
pemanfaatan data geospasial secara teratur dan
berkesinambungan.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
47
a. Sudah b. Belum
(4) Terdapat kemudahan dalam proses akses data geospasial
antar SKPD serta dengan instansi vertikal.
(5) Memiliki rencana stratejik atau roadmap pengembangan
Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(6) Memiliki unit (bidang atau seksi) yang secara khusus memiliki
Tupoksi menangani pegelolaan data geospasial dalam
kerangka Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(7) Unti pengelola Infrastruktur Informasi Geospasial aktif
menelurkan iovasi baru dalam pengembangan sistem dan
aplikasi Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(8) Memiliki kerjasama dengan BIG atau PPIDS atau perguruan
tinggi atau pihak lain dalam pengembangan pengelolaan
data dan informasi geospasial.
a. Sudah b. Belum
(9) Memiliki kerjasama dengan masyarakat atau dunia usaha
dalam pengembangan pengelolaan data dan informasi
geospasial.
a. Sudah b. Belum
(10) Memiliki kebijakan intensif/disinsentif untuk SKPD/Unit
pendukung yang memberikan kontribusi terhadap
pengelolaan Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
3.3.1.3. Aspek Sumber Daya Manusia
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
48
(1) Pimpinan Lemabag/unit memiliki pemahaman/komitmen
untuk membangun serta menyelenggarakan pengelolaan
data dan informasi geospasial dalam kerangka Infrastruktur
Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(2) Memiliki staf dengan latar belakang pendidikan formal
dalam bidang pengelolaan data dan informasi geospasial
(Geomatika/Geodesi/Geografi).
a. Sudah b. Belum
(3) Memiliki staf dengan latar belakang pendidikan formal
dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (Teknologi
Informasi/Teknologi Informatika/Ilmu Komputer/Sistem
Informasi).
a. Sudah b. Belum
(4) Memiliki staf/kelompok staf (yang berlatarbelakang
pendidikan bukan spasial atau informatika) yang memiliki
antusiasme dan inisiatif tinggi dalam mengelola dan
mengembangkan Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(5) Memiliki staf yang pernah mengikuti kursus dalam bidang
pengelolaan data dan informasi geospasial atau dalam
bidang jaringan komputer dan internet.
a. Sudah b. Belum
(6) Memiliki program pengembangan kemampuan
pengelolaan data dan informasi geospasial (misalnya
melalui kursus atau pelatihan atau seminar) bagi staf
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
49
pengelola Infrastruktur Informasi Geospasial yang
berkelanjutan dan terprogram secara rutin.
a. Sudah b. Belum
(7) Pemerintah provinsi/kabupaten/kota memiliki program
peningkatan kualifikasi pendidikan formal lanjutan (S-1 atau
S-2 atau S-3) dalam bidang informasi geospasial
(geomatika/geodesi/geografi).
a. Sudah b. Belum
(8) Memiliki program pengembangan karir yang jelas bagi staf
pengelola data dan informasi geospasial (misalnya melalui
pengisian jabatan fungsional bidang survey dan pemetaan
atau pranata komputer atau perencana).
a. Sudah b. Belum
a. Sudah b. Belum
(9) Penggantian staf pengelola Infrastruktur Informasi
Geospasial (karena promosi atau mutasi) dilakukan setelah
ada pengganti yang memiliki kualifikasi sama.
a. Sudah b. Belum
(10) Mensyaratkan kepemilikan sertifikat keahlian sesuai SKKNI
bidang informasi geospasial untuk pelaksanaan pekerjaan
yang dilakukan oleh pihak ketiga.
a. Sudah b. Belum
3.3.2. Aspek Teknologi, Standar dan Data
3.3.2.1. Aspek Teknologi Dan Standar
(1) Memliki peramgkat komputer yang khusus digunakan untuk
pengelolaan data dan informasi geospasial.
a. Sudah b. Belum
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
50
(2) Memiliki server khusus untuk penyimpanan dan diseminasi
data geospasial.
a. Sudah b. Belum
(3) Memiliki ruang khusus berikut perlengkapan pendukung
(misalnya sistem pendingin redundan, catu daya
cadangan) untuk server geospasial, baik dikelola sendiri
atau bergabung dengan SKPD lain.
a. Sudah b. Belum
(4) Memiliki langganan internet yang dapat digunakan untuk
mendukung penyelenggaraan Infrastruktur Informasi
Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(5) Memiliki perangkat lunak SIG (open source atau komersial)
untuk pengelolaan data dan informasi geospasial.
a. Sudah b. Belum
(6) Memiliki perangkat lunak server geospasial (open suorce
atau komersial) untuk penyelenggaraan Infrastruktur
Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
(7) Pengelolaan data geospasial sudah mengikuti Standar
Nasional Indonesia atau spesifikasi teknis yang ditentukan
oleh kementerian/lembaga terkait (misalnya SNI-ISO
19115:2012 Informasi Geografis – Metadata; PP 8/2013
tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Tata Ruang).
a. Sudah b. Belum
(8) Geoportal (website untuk mencari dan mendapatkan data
geospasial secara online) sudah beroperasi teris menerus (24
jam/hari, 7 hari seminggu).
a. Sudah b. Belum
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
51
(9) Data geospasial yang tersedia dapat dilihat dan diunduh
melalui geoportal/website.
a. Sudah b. Belum
(10) Memiliki Standard Operating Prosedure (SOP) pengelolaan
dan pelayanan melalui Infrastruktur Informasi Geospasial.
a. Sudah b. Belum
3.3.2.2. Aspek Data Geospasial
(1) Memiliki peta rupa bumi dan/atau peta dasar daerah
dalam format SIG yang dapat dibagi pakai untuk SKPD.
a. Sudah b. Belum
(2) Memliki peta RTRW dan/atau RDTR dalam format SIG yang
dapat dibagi pakai untuk SKPD.
a. Sudah b. Belum
(3) Memliki peta batas administrasi dalam format SIG yang
dapat dibagi pakai untuk SKPD.
a. Sudah b. Belum
(4) Memiliki peta batas penguasaan lahan untuk
pertambangan/perkebunan/kehutanan dalam format SIG
yang dapat dibagi pakai untuk SKPD.
a. Sudah b. Belum
(5) Memiliki peta fasilitas umum dan tempat penting dalam
format SIG yang dapat dibagi pakai untuk SKPD.
a. Sudah b. Belum
(6) Memiliki peta bidang tanah/persil dalam format SIG yang
dapat dibagi pakai untuk SKPD.
(7) Memiliki peta sistem utilitas dan/atau sarana transportasi
dalam format SIG yang dapat dibagi pakai untuk SKPD.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
52
a. Sudah b. Belum
(8) Sistem katalog (daftar data geospasial) sudah digunakan
dalam pengelolaan peta dan informasi geospasial.
a. Sudah b. Belum
(9) Memiliki sistem katalog secara online.
a. Sudah b. Belum
(10) Metadata disimpan bersama basis data geospasial dijital
yang dikelola.
a. Sudah b. Belum
3.3.3. Petunjuk Penilaian
Evaluasi kesiapan simpul jaringan memuat daftar pertanyaan
yag merupakan komponen-kompnen utama yang seharusnya ada
dalam proses penbangunan dan penyelenggaran Infrastruktur
Informasi Geospasial di daerah. Apabila jawabannya belum
bernilai 0 (nol), jawaban sudah bernilai1 (satu).
Penjumlahan jawaban sudah untuk setiap aspek akan
menghasilkan nilai aspek tersebut. Penjumlahan nilai seluruh aspek
akan menghasilkan indeks kesiapan pembangunan simpul jaringan
. Nilai evaluasi diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 = 2 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘
Nilai maksimal yang diperoleh adalah 100, bila semua
pertanyaan memiliki jawaban sudah.
Hasil penilaian akan diklasifikasikan kedalam pengelompokan
sebagai berikut:
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
53
Kelas A, nilai evaluasi : 75 – 100
Kelas B, nilai evaluasi : 50 – 74
Kelas C, nilai evaluasi : 25 – 49
Kelas D, nilai evaluasi : 0 – 24
Secara umum, semakain tinggi nilai evaluasi yang diperoleh,
maka semakin tinggi kesiapan daerah tersebut dalam
mengimplementasikan informasi geospasial. Namun demikian,
untuk meningkatkan kesiapan pemerintah daerah perlu dilihat dan
di tingkatkan aspek yang masih kurang.
3.3.4. Hasil Evaluasi Kesiapan Kabupaten Sumbawa
Berikut ini adalah hasil evaluasi kesiapan pembangunan
simpul jaringan di Kabupaten Sumbawa :
TABEL 1. REKAPITULASI HASIL EVALUASI KESIAPAN SIMPUL JARINGAN KABUPATEN SUMBAWA
Nomor Aspek Skor
1 Aspek Peraturan Dan Kebijakan 3
2 Aspek Kelembagaan 8
3 Aspek Sumber Daya Manusia 5
4 Aspek Teknologi Dan Standar 8
5 Aspek Data Geospasial 6
Jumlah Skor 30
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 = 2 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑆𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐸𝑣𝑎𝑙𝑢𝑎𝑠𝑖 = 2 𝑥 30 = 60
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut Kabupaten Sumbawa
masuk dalam kategori Kelas B.
Dari hasil evaluasi tersebut tergambar bahwa aspek
peraturan dan kebijakan serta sumber daya manusia memiliki skor
yang paling rendah. Sehingga kedua aspek tersebut perlu menjadi
prioritas dalam menyusun rencana program dan kegiatan yang
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
54
terkait dengan penyelenggaraan Informasi Geospasial di
Kabupaten Sumbawa.
3.4. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN
Sebagai upaya dalam mengatasi berbagai kendala dalam
mempercepat pelaksanaan penyelenggaraan informasi
geospasial, maka nenerapa kegiatan yang cukup mendesak untuk
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Nomor Program/Kegiatan
Waktu
Pelaksanaan
(Tahun)
Pelaksana
1 Penyusunan peraturan kepala
daerah atau peraturan daerah ttg
penyelenggaraan informasi
geospasial di kabupaten sumbawa
2015 BAPPEDA
2 Menyusun peraturan kepala daerah
ttg pemanfaatan dan pengelolaan
data geospasial dan informasi
geospasial.
2015 BAPPEDA
3 Menyusun mekanisme perijinan
penggunaan data dan informasi
geospasial
2015/2016 BAPPEDA
4 Menyusun mekanisme berbagi
pakai data antar instansi
2015/2016 BAPPEDA
5 Menyusun peraturan terkait
mekanisme perlindungan terhadap
data yang memiliki aspek privasi
2017 BAPPEDA
6 Melaksanakan pelatihan bagi
tenaga pengelola bidang
pengelolaan data dan informasi
geospasial
Setiap Tahun Semua SKPD
7 Pengadaan server khusus untuk
penyimpanan data dan informasi
geospasial
2018 BAPPEDA/UNIT
KLIRING
Pengadaan komputer untuk
pengolah data dan informasi
geospasial
2016 BAPPEDA/SKPD
8 Pengadaan server khusus untuk
pengolahan data dan informasi
geospasial
2018 BAPPEDA/
DISHUBKOMINFO
9 Membangun dan
mengembangkan katalog online
data dan informasi geospasial
2017 BAPPEDA/
DISHUBKOMINFO
10 Menyusun sop pengelolaan dan 2016 BAPPEDA
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
55
pelayanan melalui simpul jaringan
data dan informasi geospasial
11 Pengadaan data dan informasi
geospasial dasar
2018 BAPPEDA
Kegiatan yang menjadi prioritas utama untuk segera
dilaksanakan adalah penyusunan berbagai peraturan yang
menjadi landasan operasional penyelenggaraan informasi
geospasial. Sehingga dalam matriks kegiatan, penyusunan
peraturan kepala daerah atau peraturan daerah tentang
penyelenggaraan informasi geospasial dilaksanakan pada tahun
2015.
Peningkatan kapasitas sumber daya manusia juga
merupakan aspek yang sangat mendesak untuk dilaksanakan.
Mengingat pemerintah sekarang memberlakukan moratorium
penerimaan pegawai negeri sipil, sehingga rekriutmen pegawai
dengan kualifikasi operator GIS tidak bisa di lakukan. Strateginya
adalah dengan meningkatkan kualifikasi tenaga yang ada melalui
pelatihan. Baik pelatihan yang dilaksanakan di tingkat pusat
(dilaksanakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta) maupun
pelatihan yang ada di daerah dengan cara mengundang
instruktur untuk datang memberikan pelatihan bagi tenaga
pelaksana simpul jaringan di Kabupaten Sumbawa. Pelaksanaan
pelatihan bisa dilaksanakan setiap tahun secara bertahap, tentu
disesuaikan dengan ketersediaan anggaran dan kemampuan
pembiayaan dalam APBD.
Sarana dan prasarana pendukung, saat ini bisa
menggunakan peralatan yang sudah ada. Hanya saja untuk
menjawab perubahan dan tantangan yang dihadapi, dalam
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
56
beberap tahun ke depan perlu dilakukan peremajaan untuk
menjaga keandalan teknologi yang dimiliki dalam memaksimalkan
penyelenggaraan informasi geospasial di Kabupaten Sumbawa.
Data dan informasi geospasial yang dimiliki sekarang sudah
cukup memadai. Walaupun demikian perlu dilengkapi dengan
informasi geospasial dasar sebagai bahan baku membuat informasi
geospasial tematik. Selain itu untuk menjaga data tetap up to date
juga menjadi tantangan tersendiri dalam penyelenggaran informasi
geospasial di Kabupaten Sumbawa.
Dalam penyelenggaraan informasi geospasial juga
diperlukan berbagai standar operating prosedure (SOP) untuk
menjamin data dan informasi yang dihasilkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam penyelenggaraan informasi
geospasial. Penyususnan SOP ini bisa dilakukan secara bertahap,
sesuai dengan kebutuhan.
Rencana Aksi Pengembangan dan Pemanfaatan Simpul Jarigan Data Dan Informasi Geospasial
Bappeda Kabupaten Sumbawa
57
BAB 4 PENUTUP
Semoga dengan adanya Rencana Aksi Pemanfaatan Dan
Pengembangan Simpul Jaringan Data Dan Informasi Geospasial ini,
dapat memberikan gambaran dan arahan terhadap penyelenggaraan
informasi geospasial di Kabupaten Sumbawa. Sehingga
penyelenggaraan informasi geospasial melalui Simpul Jaringan dapat
segera terlaksanan sesuai dengan amanat peraturan perundang-
undangan.
Sebagai mana di ketahui sesuai dengan amanat Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2011 bahwa informasi geospasial tematik
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah daerah, dan/atau setiap
orang. Kemudian dalam Peraturan Presiden Nomor 27 tahun 2014
tentang Jaringan Informasi Gespasial Nasional disebutkan bahwa simpul
jaringan yang terbentuk sebelum berlakunya Peraturan Presiden ini
tetap melaksanakan tugas dan dalam waktu paling lambat 1 (satu)
tahun wajib menyesuaikan sesuai dengan ketentuan Peraturan Presiden
Nomor 27 Tahun 2014.
Poin terpenting adalah keberhasilan penyelenggaraan informasi
geospasial di Kabupaten Sumbawa tidak akan berhasil tanpa dukungan
semua pihak, baik SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten
Sumbawa, Instansi Vertikal, lembaga pendidikan, swasta dan
masyarakat. Sebagai mana di amanatkan dalam peraturan
perundangan bahwa simpul jaringan dalam penyelenggaraan informasi
geospasial dapat mengikutsertakan Setiap Orang dalam melaksanakan
tugasnya.
Semoga melalui penyelenggaraan informasi geospasial
Kabupaten Sumbawa mampu mewujudkan Visi “Terwujudnya
Kabupaten Sumbawa Sebagai Daerah Agribisnis Berdaya Saing menuju
Masyarakat Sejahtera”.
top related