rencana strategis 2020-2024 balai besar …
Post on 11-Nov-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RENCANA STRATEGIS 2020-2024
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
i
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT maka dokumen
Rencana Strategi Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
Tahun 2020-2024 dapat diselesaikan. Buku ini merupakan panduan dalam
menyusun perencanaan tahunan Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar sehingga pelaksanaan kegiatan operasional diharapkan dapat
berjalan secara efektif dan efisien. Rencana Strategis Bisnis ini disusun
dengan melibatkan seluruh komponen dari unit kerja khususnya dalam
memberikan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penyusunan dokumen
ini.
Mudah-mudahan dengan adanya Rencana Strategis Bisnis yang disusun ini
dapat memberikan nuansa baru dalam meningkatkan kinerja Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar ke depan dalam memberikan dukungan
program pada kantor pusat dalam hal ini Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Disadari bahwa Rencana Strategis Bisnis yang disusun ini masih
membutuhkan penyempurnaan dan pengembangan sesuai dan kondisi yang
terjadi di tahun mendatang. Olehnya itu, perlu penyesuaian sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan program dan kebijakan.
Wa’alaikum salam Wr. Wb.
Makassar, 31 Desember 2021
Kepala BBLK Makassar
dr. Mujaddid, M.Kes.,[MMR] NIP. 196505261998031003
ii
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1. 1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1. 2 Tujuan ..................................................................................... 3
1. 3 Dasar Hukum .......................................................................... 3
1. 4 Sistematika Penyajian ............................................................. 5
BAB II KONDISI SATKER ........................................................................... 6
2. 1 Profil Satker ............................................................................ 6
2.1.1 Sejarah Singkat BBLK Makassar ................................. 6
2.1.2 Struktur Organisasi BBLK Makassar ............................ 9
2. 2 Gambaran Kinerja ................................................................... 9
2.2.1 Kinerja Aspek Pelayanan ............................................. 10
A. Jenis Layanan Laboratorium ................................... 10
B. Kinerja Pemeriksaan KLB dan Surveilans ............. 12
C. Kinerja Pemantapan Mutu Eksternal....................... 12
D. Kinerja Kegiatan Bimbingan Teknik ....................... 13
2.2.2 Kinerja Aspek Keuangan .............................................. 17
2.2.3 Kinerja Aspek SDM ...................................................... 19
2.2.4 Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana .......................... 21
2. 3 Tantangan Startegis ............................................................... 24
2. 4 Benchmarking ......................................................................... 25
2. 5 Analisa SWOT ........................................................................ 25
2. 6 Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis .............................. 27
2. 7 Analisa TOWS ........................................................................ 31
2. 8 Analisa dan Mitigasi Risiko ..................................................... 34
2.8.1 Identifikasi Risiko ......................................................... 34
iii
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.8.2 Penilaian Tingkat Risiko ............................................... 35
2.8.3 Rencana Mitigasi Risiko ............................................... 38
BAB III ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS ........................................... 43
3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai ...................... 43
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti ..................................... 44
3.3. Rancang Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) ................ 46
3.4. Matriks IKU ............................................................................. 47
3.5. Kamus IKU ............................................................................. 49
3.6. Roadmap 5 tahun kedepan .................................................... 77
3.7. Program Kerja Strategis ......................................................... 82
BAB IV PROYEKSI KEUANGAN................................................................ 93
4.1. Estimasi Pendapatan .............................................................. 93
4.2. Rencana Kebutuhan Anggaran............................................... 93
4.2.1. Anggaran kelangsungan operasional ........................... 93
4.2.2. Anggaran Pengembangan ........................................... 94
4.3. Rencana Pendanaan .............................................................. 96
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 97
iv
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Tahun 2015-2019 10
Tabel 2. Penerimaan BLU BBLK Makassar tahun 2015-2019 11
Tabel 3. Kinerja Pemerikssan KLB dan Suveilans BBLK Makassar Periode 2015-2019 12
Tabel 4. Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Tahun 2015-2019 dengan BBLK Makassar sebagai Penyelenggara 12
Tabel 5. Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Tahun 2015-2019 dengan BBLK Makassar sebagai Penyelenggara 13
Tabel 6. Bimbingan Teknik yang dilaksanakan BBLK Makassar tahun 2020-2024 berdasarkan lokasi 14
Tabel 7. Pencapaian target IKU Layanan tahun BBLK Makassar 2020-2024 14
Tabel 8. Proporsi anggaran BBLK Makassar tahun 2015-2019 berdasarkan sumber dana 17
Tabel 9. Target dan realisasi PNBP BBLK Makassar sejak tahun 2015-2019 18
Tabel 10. Pencapaian target IKU Layanan tahun BBLK Makassar 2020-2024 18
Tabel 11. Jumlah Pegawai BBLK Makassar tahun 2015-2019 berdasarkan pendidikan 19
Tabel 12. Jumlah Kebutuhan Pegawai BBLK Makassar Tahun 2020-2024 berdasarkan pendidikan 21
Tabel 13. Kondisi Sarana Prasarana BBLK Makassar s.d Juni 2019 21
Tabel 14. Faktor-Faktor Internal yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan pada BBLK Makassar 26
Tabel 15. Faktor-Faktor Eksternal yang membentuk Peluang dan Ancaman pada BBLK Makassar 26
Tabel 16. Penentuan Skor Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman 28
Tabel 17. Analisa TOWS 32
Tabel 18. Jenis Risiko Berdasarkan Sasaran Strategis 34
Tabel 19. Penentuan Tingkat Risiko 36
Tabel 20. Posisi berbagai risiko dalam matriks risiko 38
Tabel 21. Rencana Mitigasi Risiko 39
Tabel 22. Tamplate analisis stakeholders inti 44
Tabel 23. Matriks IKU 48
Tabel 24. Roadmap 5 Tahun Kedepan 77
v
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 25. Program Kerja Strategis Tahunan 82
Tabel 26. Estimasi Pendapatan 2020-2024 93
Tabel 27. Estimasi Anggaran Kelangsungan Operasional 2020-2024 94
Tabel 28. Estimasi Anggaran Pengembangan 2020-2024 95
vi
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Struktur Organisasi BBLK Makassar 9
Gambar 2. Realisasi Penerimaan dari Kegiatan Layanan BBLK Makassar Per Instalasi tahun 2020-2024 11
Gambar 3. Diagram Proporsi Anggaran BBLK Makassar Tahun 2015-2019 berdasarkan sumber dana 17
Gambar 4. Target dan realisasi PNBP BBLK Makassar Sejak tahun 2015-2019 18
Gambar 5. Grafik Jumlah SDM BBLK Makassar berdasarkan Pendidikan periode 2015-2019 20
Gambar 6. Posisi daya saing BBLK Makassar berdasarkan Diagram kertesius 30
Gambar 7. Peta Strategis BSC 46
1
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Strategis Bisnis Kementerian/Lembaga (RSB–KL) adalah
dokumen perencanaan Kementerian/Lembaga jangka menengah (5 tahun)
yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, yang
disusun dengan menyesuaikan kepada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) dan bersifat indikatif. Rencana strategis
mengindikasikan bagaimana suatu organisasi akan dibawa pada masa
mendatang. Renstra yang merupakan perencanaan jangka menengah dan
merupakan bagian dari Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP) harus menunjukkan perspektif ke depan yang tercermin dari visi yang
ditetapkan dan sudah seharusnyalah menjadi acuan dalam perencanaan
tahunan
Berdasarkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Diktum Kedua, setiap instansi pemerintah sampai tingkat
Eselon II wajib menyusun Rencana Strategis untuk melaksanakan
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban
kinerja instansi pemerintah. Di samping itu, sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
pasal 15 ayat (1) dan pasal 19 ayat (2), setiap kementerian/lembaga wajib
menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra–KL) untuk
menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan dan pengawasan serta menjamin tercapainya penggunaan
sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan.
Pergeseran dari Inpres 7 Tahun 1999 ke Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
tidak sekedar penguatan dari sisi regulasi, namun lebih pada tujuan penyatuan
akuntabilitas kinerja dan keuangan yang sebelum terbit undang-undang
2
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
tersebut masih kurang optimal, terutama dalam menjalankan program
pembangunan yang sudah kita kenal sebagai instrumen kebijakan yang berisi
satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga
untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, atau
kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi pemerintah. Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional selanjutnya menjadi satu kesatuan tata
cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana-rencana
pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang
dilaksanakan oleh unsur penyelenggara negara dan masyarakat di tingkat
Pusat dan Daerah. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)
tahun 2020 – 2024 dalam kerangka RPJPN 2005 – 2025 memasuki tahapan
keempat, diarahkan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri,
maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang
dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh
berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh
SDM berkualitas dan berdaya saing.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
memuat berbagai perubahan mendasar dalam pendekatan penyusunan
anggaran. Perubahan mendasar tersebut, meliputi aspek-aspek penerapan
pendekatan penganggaran dengan perspektif jangka menengah (Medium
Term Expenditure Framework/MTEF), penerapan penganggaran secara
terpadu (unified budget), dan penerapan penganggaran berdasarkan kinerja
(Performance Based Budgeting). Dengan mengacu kepada perubahan
mendasar dalam pendekatan penyusunan anggaran tersebut, akan lebih
menjamin peningkatan keterkaitan antara proses perencanaan dan
penganggaran.
Sebagai tindak lanjut dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tersebut, khususnya pasal 12 ayat (2) dan 14 ayat (6) maka diterbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 202 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA–KL).
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tersebut di atas
3
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
disebutkan bahwa rencana kerja kementerian negara/lembaga periode 1
(satu) tahun yang dituangkan dalam RKA–KL merupakan penjabaran dari
RKP dan Renstra–KL. Dengan demikian dalam tahap implementasinya fungsi
Renstra–KL menjadi sangat penting, karena digunakan sebagai pedoman
dalam penyusunan dokumen perencanaan jangka pendek (1 tahun), yaitu
Rencana Kerja Kementerian Negara/Lembaga (Renja–KL), dan Rencana
Kerja Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (RKA–KL) sebagai lampiran
Nota Keuangan dalam rangka mengantarkan RUU APBN.
1.2. Tujuan
Penyusunan Rencana Strategi Bisnis BBLK Makassar 2020-2024
bertujuan untuk:
1. Sebagai arah dan panduan yang dapat memfokuskan manajemen pada
pelaksanaan strategi yang telah ditetapkan sehingga mampu mewujudkan
visi BBLK Makassar dalam kurun waktu lima tahun.
2. Sebagai sarana untuk memfasilitasi terciptanya anggaran yang efektif
3. Sebagai sarana untuk memfasilitasi dilakukannya alokasi sumber daya
yang optimal
4. Sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan strategis dan peningkatan
mutu BBLK Makassar.
5. Sebagai instrumen dalam pengambilan keputusan melalui penetapan
skala prioritas untuk menjamin pelayanan yang produktif, efektif dan
efisien.
6. Sebagai bahan untuk membangun jalinan kerjasama dan kemitraan
dengan stakeholders.
1.3. Dasar Hukum
Landasan penyusunan Rencana Strategis BBLK Makassar Tahun
2020-2024 adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional.
4
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005-2025.
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024
5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan
Nasional (SKN)
6. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan
Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga.
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-
2025.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/422/2017 tahun
2017 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-
2024 .
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 605/MENKES/SK/VII/2008 tentang
Pedoman Penyelenggaraan dan Standar Balai Laboratorium Kesehatan
dan Balai Besar Laboratorium Kesehatan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 52 tahun 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan
Kementerian Kesehatan.
14. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
No.HK.03.03/2032/2014 tentang Rencana Strategi Bisnis UPT Vertikal
Ditjen BUK.
5
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
1.4. Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian Rencana Strategis Bisnis BBLK Makassar Tahun
2020-2024 adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Menjelaskan tentang latar belakang dan tujuan serta landasan hukum
penyusunan Rencana Strategis Bisnis BBLK Makassar Tahun 2020-
2024
Bab II Kondisi Satuan Kerja (Satker)
Menjelaskan profil satker, gambaran pencapaian kinerja dari aspek
pelayanan, aspek keuangan, aspek sumber daya manusia, dan aspek
Sarana dan Prasarana BBLK Makassar tahun 2016-2018, tantangan
strategis yang tengah dan akan menentukan pencapaian visi dan
misi, benchmarking, analisis SWOT, diagram Kartesius dan prioritas
strategis, analisis TOWS, serta analisia dan mitigasi Risiko
Bab III Arah dan Program Strategis
Menjelasan rumusan pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai, arah dan
kebijakan stakeholders inti berisi harapan dan kekhawatiran dari
setiap stakeholders inti, Rancangan peta strategis Balanced
Scorecard (BSC) berdasarkan upaya-upaya strategis yang dihasilkan
pada analisa TOWS, indikator kinerja utama yang berisi ukuran
dan target ukuran kinerja utama yang hendak dicapai pada kurun
waktu periode RSB, roadmap pengembangan BBLK Makassar 5
tahun kedepan dan Program Kerja Strategisyang akan dilakukan
untuk mewujudkan IKU dan implementasi roadmap.
Bab V Proyeksi Keuangan
Menjelaskan estimasi pendapatan yang disusun selama periode
RSB, rencana kebutuhan anggaran serta rencana pendanaan.
Bab VI Penutup
Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran terhadap pembahasan
RSB yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.
6
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
BAB II
KONDISI SATUAN KERJA (SATKER)
2.1. Profil Satker
2.1.1. Sejarah Singkat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar (BBLK Makassar) yang
terletak di jalan Perintis Kemerdekaan KM 11 Makassar merupakan UPT
vertikal milik Kementerian Kesehatan RI yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. Berdiri
di atas lahan seluas 9.854 m2, BBLK Makassar hadir dengan tugas pokok
melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium
kesehatan masyarakat, serta pemberian bimbingan teknis di bidang
laboratorium kesehatan, khususnya untuk wilayah Indonesia Timur
Sejarah BBLK Makasssar di mulai pada tahun 1929 oleh Pemerintah
Belanda berada di Jalan Jendral Sudirman 5 Ujung Pandang, kemudian
diserahkan ke Pemerintah Indonesia pada tahun 1946, dibawah pimpinan DR.
Woworuntu Samuel Wellel Tanamal.
Pada tahun 1978, nama laboratorium berubah menjadi Balai
Laboratorium Kesehatan dengan SK Menkes No. 142/Menkes/SK/IV/1978
berada dibawah Direktur Laboratorium Kesehatan Ditjen Yankes. Fungsi dari
laboratorium tersebut adalah melaksanakan pemeriksaan meliputi
pemeriksaaan mikrobiologi, kimia air, patologi klinik, dan imunologi, dan
melaksanakan sistem rujukan (refferal) laboratorium kesehatan.
Pada tahun 1986, Balai Laboratorium Kesehatan berubah menjadi UPT
pusat berada dibawah Kepala Pusat Laboratorium Kesehatan Sekretariat
Jenderal Departemen Kesehatan RI dan menjadi institusi penghasil PNPB
(Pendapatan Negara Bukan Pajak). Perubahan tersebut diatur dalam SK
Menkes No. 783/Menkes/SK/XI/1986.
Tahun 1992 melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI
No.563/MENKES/SK/VII/1992 tentang Susunan Jabatan dalam Lingkungan
Organisasi Balai Laboratorium Kesehatan Departemen Kesehatan, Balai
7
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Laboratorium Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan digolongkan sebagai
laboratorium kelas A. Tahun 1995 lokasi Laboratorium Kesehatan Prov. Sulsel
di pindahkan ke Jl. Perintis Kemerdekaan KM. 11 Tamalanrea Makassar
melalui Ruislag (tukar guling).
Dalam perjalanan selanjutnya Balai Laboratorium Kesehatan Makassar
statusnya meningkat menjadi Balai Laboratorium Kesehatan kelas A dengan
Eselon III.a sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 1063 /MENKES/
SK/IX/2004 dengan struktur organisasi dipimpin oleh seorang Kepala Balai
dibantu Kasub Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Seksi (Seksi Laboratorium
Klinik & Kesmas, dan Seksi Pengendalian Mutu).
Tanggal 31 Juli 2006, status Balai Laboratorium Kesehatan Makassar
meningkat menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Makassar
dengan eselon IIb, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
558/MENKES/PER/VII/2006. Dengan Eselon II.b tersebut maka BBLK
Makassar dipimpin oleh seorang Kepala Balai dibantu seorang Kepala Bagian
Tata Usaha dan dua orang Kepala Bidang (Bidang Laboratorium Klinik &
Kesmas dan Bidang Pengendalian Mutu). Kepala Bagian Tata Usaha di bantu
dua orang Kepala Sub Bagian (Subbag Perencanaan dan Keuangan dan
Subbag Umum dan Kepegawaian). Sedangkan Kabid Laboratorium Klinik dan
Kesmas dibantu dua kepala seksi (Seksi Laboratorium Klinik dan Seksi
Kesmas), dan Kabid Pengendalian Mutu dibantu dua orang kepala seksi
(Seksi Pemantapan Mutu dan Seksi Diklat dan Litbang).
Tanggal 25 September 2008, Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar memperoleh sertifikat Akreditasi ISO 17025 dari Komite Akreditasi
Nasional/KAN No. LP-400-IDN. Setelah peningkatan status dari eselon IIIa ke
eselon II.b, BBLK Makassar memulai proses selanjutnya untuk menjadi
Instansi Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK BLU). Melalui serangkaian proses pengusulan ke Ditjen
Bina Pelayanan Medik dan presentasi di depan Tim PPK BLU Kementerian
Keuangan, maka terhitung tanggal 5 Februari 2010 melalui Keputusan Menteri
Keuangan No. 56/KMK.05/2010, Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar ditetapkan sebagai instansi pemerintah yang menerapkan
8
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. 21 Maret 2013 Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar sebagai laboratorium penguji vide
Sertifikat Akreditasi SNI ISO/IEC 17025:2008 (ISO/IEC17025:2005). Dalam
rangka peningkatan mutu, cakupan pelayanan rujukan laboratorium
kesehatan regional dan telah ditetapkannya Balai Besar Laboratorium
Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan PK-BLU, maka
tahun 2013 disesuaikan strukurnya sesuai dengan perkembangan yang ada
melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 52 TAHUN 2013 tanggal 22 Juli
2013.
9
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.1.2. Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 52 Tahun 2013
yang telah ditetapkan pada tanggal 22 Juli 2013 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, maka struktur orgaisasi BBLK
Makassar di gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi BBLK Makassar
10
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.2. Gambaran Kinerja
2.2.1. Kinerja Aspek Pelayanan
BBLK Makassar sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Kesehatan RI yang berada di Sulawesi Selatan, memberikan pelayanan untuk
pemeriksaan sampel klinik maupun sampel kesehatan masyarakat. Kinerja
pelayanan laboratorium dapat dilihat dari bidang pelayanan pemeriksaan
laboratorium klinik dan uji kesehatan serta pelayanan pemeriksaan
laboratorium kesehatan masyarakat.
A. Jenis Layanan Laboratorium
Jenis layanan laboratorium BBLK Makassar sebagai berikut:
1. Layanan Pemeriksaan Laboratorium:
a. Pemeriksaan Patologi
b. Pemeriksaan Mikrobiologi
c. Pemeriksaan Imunologi
d. Pemeriksaan Kimia Kesehatan
2. Layanan Pemeriksaan Penunjang Medik
a. Pemeriksaan Radiologi Diagnostik
b. Pemeriksaan Elektrocardiography (ECG)
c. Pemeriksaan Ultrasonography (USG)
Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Pemeriksaan Laboratorium Tahun 2015-2019
No Jenis Pemeriksaan Jumlah Pemeriksaan
2015 2016 2017 2018 2019
1 Pemeriksaan Patologi 13.100 22.803 18.750 22.856 25.089
2 Pemeriksaan Mikrobiologi 4.411 6.066 8.783 7.477 17.022
3 Pemeriksaan Imunologi 4.809 5.851 8.773 11.785 19.031
4 Pemeriksaan Kimia Kesehatan 42.401 46.018 48.524 48.501 53.835
5 Penunjang Medik a. Radiologi 584 536 597 1.031 2149 b. ECG 185 183 154 592 624 c. USG 0 0 134 362 775
TOTAL 65.490 81.457 85.715 92.604 118.525
Ditinjau dari capaian pelayanan secara keseluruhan dari tahun 2015-2019
terdapat peningkatan jumlah pemeriksaan laboratorium.
Berikut hasil pencapaian pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) Tahun
2015 -2019.
11
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 2. Penerimaan BLU BBLK Makassar Tahun 2019-2019
No Uraian 2015 2016 2017 2018 2019
1 Instalasi Patologi 552.753.000 715.418.000 765.388.250 994.974.000 1.664.899.217
2 Instalasi Imunologi 491.433.000 483.400.500 1.154.740.250 1.676.888.471 2.107.325.820
3 Instalasi Mikrobiologi 460.104.000 506.084.000 724.612.500 1.177.399.500 1.449.253.703
4 Instalasi Kimia Kesehatan 1.748.862.550 1.974.587.000 2.151.080.000 2.744.701.734 3.077.593.941
5 Instalasi Media & Reagensia 81.096.000 85.042.000 53.326.000 46.676.629 66.940.500
6 Penunjang Medik Instalasi Uji Kesehatan 68.036.500 95.078.000 140.289.000 190.860.000 215.940.000 Radiologi 44.337.500 56.662.500 74.032.000 171.245.000 320.204.000 EKG 13.822.500 16.087.500 18.150.000 48.922.500 105.518.000
7 Diklat/Bimbingan Teknik 174.690.500 139.706.000 73.484.000 109.370.825 189.350.000
8 Penerimaan Lainnya Sewa 17.950.000 5.000.000 32.800.000 5.500.000 53.200.000 Jasa Giro 45.243.844 40.178.706 55.776.093 57.697.137 133.666.666 Surat Ket Bebas Narkoba 32.385.000 33.180.500 77.216.485 94.890.000 110.460.000 Sertifikat 1.480.000 9.472.500 4.910.000 1.365.000 885.000 Surat Ket Penelitian - - - 1.680.000 18.005.000 Jasa Lainnya 31.125.375 3.732.194.394 4.159.897.206 5.325.804.578 7.322.170.796 9.544.367.222
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa tren pendapatan BLU BBLK
Makassar selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya dari
Rp.4.159.897.206,- ditahun 2015 menjadi Rp.9.544.367.222,- ditahun 2019.
Gambar 2. Realisasi Penerimaan dari Kegiatan Layanan BBLK Makassar Per Instalasi
tahun 2015-2019
Rp. 0
Rp. 500.000.000
Rp. 1.000.000.000
Rp. 1.500.000.000
Rp. 2.000.000.000
Rp. 2.500.000.000
Rp. 3.000.000.000
Rp. 3.500.000.000
2015
2016
2017
2018
2019
12
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
B. Kinerja Pemeriksaan KLB dan Surveilans
Salah satu fungsi BBLK Makassar adalah laboratorium rujukan dan
penyelenggara Surveilans. Adapun kinerja Pemeriksaan KLB dan Surveilans
BBLK Makassar periode 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Kinerja Pemerikssan KLB dan Suveilans BBLK Makassar Periode 2015-2019
No Jenis
Pemeriksaan
Jumlah Spesimen/Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
1 Kolera 3 - 9 - -
2 Difteri 16 2 41 69 29
3 Keracunan Pangan 62 11 22 31 -
4 Bacillus Antrax 3 - 13 2 -
5 HCV - - - - 108
TOTAL 84 13 85 102 137
C. Kinerja Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
BBLK Makassar selain berperan sebagai penyelenggara juga sebagai
peserta dalam kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal (PME). BBLK Makassar
sebagai penyelenggara Pemantapan Mutu Eksternal (PME) berdasarkan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: HK.02.02/MENKES/400/2016 tanggal
3 Agustus 2016.
Tabel 4. Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Tahun 2015-2019 dengan BBLK Makassar sebagai Penyelenggara
No Jenis/Bidang PME Jumlah Peserta/Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
A PME Regional
1 Hematologi 45 84 198
2 Kimia Klinik 44 84 192
3 Urinalisis 29 48 161
4 - BTA 30 9 37 52
5 - Telur Cacing 8 26 46
6 - Malaria 0 30 13 36 47
7 - Kultur resistensi 1 2 12
8 Anti HIV 20 38 237
9 Anti HCV 19 32 51
10 HbsAg 22 50 116
11 RPR/SPILISH 20 18 155
12 Kima Air Wajib 1 9 21
TOTAL 60 231 464 1.288
13
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Keterangan:
- Mulai tahun 2016 kegiatan PME Regional tidak ada, diganti dengan PME
Nasional yang dilaksanakan oleh 4 Balai Besar Laboratorium Kesehatan
sesuai wilayah binaan masing-masing.
- Tahun 2015 PME Malaria tidak ada karena Ditjen Pelayanan Kesehatan
tidak menyelenggarakan.
Tabel 5. Kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Tahun 2015-2019 dengan BBLK Makassar sebagai Penyelenggara
No Penyelenggara Jenis/bidang
PME
Hasil penilaian
2015 2016 2017 2018 2019
A PME Nasional
1 BBLK Surabaya
Kimia Klinik Baik Baik Memuaskan
Hematologi Memuaskan
Immunologi Sangat Baik
Baik
Mikrobiologi Sangat Baik
-
Urinalisa Sangat Baik
- Sangat Baik
BTA Lulus
Telur Cacing
Baik
Malaria Baik Sempurna
Kultur & Resistensi
Baik
Anti HIV Benar
Anti HCV Baik
HBs Ag Baik
RPR/Spilish Baik/baik
Kimia Air Wajib
Memuaskan
Mikroskopik Malaria
Sangat baik
-
2 BBLK Palembang
Kimia Klinik - Baik
Urinalisa - Sangat Baik
D. Kinerja Kegiatan Bimbingan Teknik
Bimbingan teknik merupakan kegiatan pembinaan yang dilaksanakan
oleh BBLK Makassar terhadap laboratorium-laboratorium di wilayah binaan.
Dengan adanya Bimbingan Teknik, terjalin kerjasama lintas sektoral,
14
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
peningkatan mutu sumber daya manusia dan penyelesaian masalah-masalah
yang dihadapi.
Tabel 6. Bimbingan Teknik yang dilaksanakan BBLK Makassar
Tahun 2015-2019 berdasarkan Lokasi
No Wilayah/Jenis Lab Jumlah Lokasi/Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
A Sulawesi Selatan
1 Labkesda, Labkesling,
Labkesmas kab/kota
2
2 RSUD Kab/Kota 22 10 15
3 Lab Puskesmas 1
B Luar Provinis Sulawesi
Selatan
1 BLK 6 6 2
2 Puskesmas
3 Rumah Sakit 3 1
TOTAL 6 9 22 16 15
Pencapaian target IKU Layanan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 7. Pencapaian Target IKU Layanan Tahun BBLK Makassar 2015-2019
No. Sub Subaspek / Kelompok Indikator /
Indikator Standar
BBLK Makassar
2015 2016 2017 2018 2019
Skor Skor Skor Skor Skor
1 Layanan 35 18.25 14.75 25.00 25.10 27
a. Pertumbuhan Produktivitas 11 9.50 4.00 10.00 8.50 11
1) Pertumbuhan Rata-rata Pemeriksaan
Mikrobiologi 2 2 0 2 0.5
2
2) Pertumbuhan Rata-rata Pemeriksaan
Imunologi 2 1.5 0.5 2 2 2
3) Pertumbuhan Rata-rata Pemeriksaan
Patologi Klinik 2 1 0 2 2 2
4) Pertumbuhan Rata-rata Pemeriksaan
Kimia Kesehatan 2 2 1 1.5 1.5 2
5) Pertumbuhan Rata-rata Pembuatan
Media dan Reagensia 2 1.5 1.5 1.5 1.5 2
6) Pertumbuhan Rata-rata Pemeriksaan
Uji Kesehatan 1 1.5 1 1 1 1
15
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
b. Efektivitas Pelayanan 18 5.50 7.00 13.00 13.00 15
1) Rasio Jumlah Pemeriksaan
Mikrobiologi dengan Analis 3 0.5 0.5 2 2 2
2) Rasio Jumlah Pemeriksaan Imunologi
dengan Analis 3 0.25 0.5 2 2 3
3) Rasio Jumlah Pemeriksaan Patologi
Klinik dengan Analis 3 0.5 1 1 1 3
4) Rasio Jumlah Pemeriksaan Kimia
Kesehatan dengan Analis 3 1 2 3 3 2
5) Rasio Jumlah Pembuatan Media
Reagensia dengan Analis 2 0.25 0.5 1 1 1
6) Rasio Jumlah Pemeriksaan
Laboratorium Klinik dengan Dokter
Spesialis Patologi Klinik
1 0.5 0.5 1 1 1
7) Rasio Jumlah Pemeriksaan Uji
Kesehatan dengan Tenaga Yang
Bertugas di Unit Instalasi Uji
Kesehatan
2 0.5 1 2 2 2
8) Angka Pengulangan Pemeriksaan
Laboratorium 1 2 1 1 1 1
c. Perspektif Pertumbuhan
Pembelajaran 6 3.25 3.75 2.00 2.00 2
1) Rata-rata Jam Pelatihan per
Karyawan 2 1.75 1.75 2 2 2
2) Penelitian 2 1.5 1.5 0 0 0
3) Program Reward dan Punishment 2 0 0.5 0 0 0
2 Mutu dan Manfaat Bagi Masyarakat 35 33.85 33.85 29.75 32.50 33.5
a. Mutu Pelayanan 14 13.50 13.50 13.50 13.50 13.5
1) Waktu Tunggu Pelayanan 2 2 2 2 2 2
2) Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan
Mikrobiologi 2 2 2 2 2 2
3) Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan
Patologi Klinik 2 2 2 2 2 2
4) Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan
Imunologi 2 2 2 2 2 2
5) Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan
Kimia Kesehatan 2 1.5 1.5 1.5 1.5 2
6) Waktu Layanan Bidang Pembuatan
Media dan Reagensia 2 2 2 2 2 1.5
7) Waktu Layanan Bidang Pemeriksaan
Uji Kesehatan 2 2 2 2 2 2
16
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
b. Mutu Klinik 8 7.75 7.75 7.75 7.75 8
1) Angka Kegagalan Pengambilan
Sampel Uji 2 2 2 2 2 2
2) Angka Pemeriksaan Laboratorium
yang Dirujuk 2 2 2 2 2 2
3) Hasil Kegiatan Pemantapan Mutu
Internal 2 1.75 1.75 1.75 2 2
4) Hasil Pemantapan Mutu Eksternal 2 2 2 2 1.75 2
c. Kepedulian Kepada Masyarakat 6 6.00 6.00 5.00 6.50 6
1) Pembinaan Kepada Laboratorium
Pusat Kesehatan Masyarakat,
Laboratorium Rumah Sakit dan
Laboratorium Mandiri dan Sarana
Kesehatan Lain
2 2 2 2 2 2
2) Kegiatan Pelayanan PME Regional 2 2 2 2 2 2
3) Program Penyuluhan Kesehatan 2 2 2 1 2.5 2
d. Kepuasan Pelanggan 4 3.60 3.60 1.75 3.00 4
1) Penanganan Pengaduan / Komplain 2 2 2 0.25 1 2
2) Kepuasan Pelanggan 2 1.6 1.6 1.5 2 2
e. Kepedulian Terhadap Lingkungan 3 3.00 3.00 2 2 2
1) Program BLK Berseri 2 2 2 1 1 1
2) Proper Lingkungan 1 1 1 1 1 1
Jumlah Skor Aspek Pelayanan (1+2) 70 52.10 48.60 54.75 56.00 60
17
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.2.2. Kinerja Aspek Keuangan
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BBLK Makassar tetap
membutuhkan subsidi dari pemerintah dalam bentuk APBN terutama untuk
membiayai kegiatan investasi untuk pengembangan sarana prasarana dan
untuk kegiatan operasional lainnya yang belum dapat dioptimalkan dari
penerimaan BLU. Berikut adalah perincian sumber dana BBLK Makassar
untuk 5 tahun ke belakang:
Tabel 8. Proporsi Anggaran BBLK Makassar Tahun 2015-2019
berdasarkan Sumber Dana
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Anggaran RM 19.636.729.000 13.414.354.000 16.308.539.000 19.609.972.000 21.293.373.000
Anggaran BLU 4.296.078.000 4.044.437.000 6.012.503.000 9.771.150.000 6.397.842.000
Gambar 3. Diagram Proporsi Anggaran BBLK Makassar tahun berdasarkan sumber dana
Target dan realisasi PNBP BBLK Makassar sejak tahun 2015-2019 terus
mengalami peningkatan sebagaimana tabel berikut:
Rp. 0
Rp. 5.000.000.000
Rp. 10.000.000.000
Rp. 15.000.000.000
Rp. 20.000.000.000
Rp. 25.000.000.000
2014 2015 2016 2017 2018 2019
Anggaran RM Anggaran BLU
18
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 9. Target dan realisasi PNBP BBLK Makassar sejak tahun 2015-2019
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Target 4.296.078.000 4.044.437.000 6.012.503.000 6.397.842.000 8.000.000.000
Realisasi 3.732.194.394 4.159.897.206 5.325.804.578 7.322.170.796 9.642.601.208
Gambar 4. Target dan realisasi PNBP BBLK Makassar sejak tahun 2015-2019
Pencapaian target IKU Keuangan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 10. Pencapaian target IKU Layanan tahun BBLK Makassar 2020-2024
No. Subaspek / Indikator Standar
BBLK Makassar
2015 2016 2017 2018 2019
Skor Skor Skor Skor Skor
1 Rasio Keuangan 19 7.00 9.50 8.75 9.90 9.25
a. Rasio Kas (Cash Ratio) 2 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25
b. Rasio Lancar (Current Ratio) 3 2.5 2.5 2.5 2.5 2.5
c. Periode Penagihan Piutang
(Collection Period) 2 0.25 0.25 1.5 0.25 1.5
d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Asset
Turnover) 2 2 2 2 2 2
e. Imbalan atas Aset Tetap (Return on
Fixed Asset) 2 0 0 0 0 0
f. Imbalan Ekuitas (Return on Equity) 2 0 0 0 2 0
g. Perputaran Persediaan (Inventory
Turnover) 2 2 2 0 0.4 2
h. Rasio Pendapatan PNBP terhadap
Biaya Operasional 4 0 2.5 2.5 2.5 1.5
-
2.000.000.000
4.000.000.000
6.000.000.000
8.000.000.000
10.000.000.000
12.000.000.000
2015 2016 2017 2018 2019
TREND PENERIMAAN BLU
Target Realisasi
19
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2 Kepatuhan Pengelolaan Keuangan BLU
11 9.80 10.50 10.55 9.70 11.00
a. Rencana Bisnis dan Anggaran
(RBA) Definitif 2 1.6 2 1.6 1.6 2
b. Laporan Keuangan Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan 2 1.2 2 1.95 1.2 2
c. Surat Perintah Pengesahan
Pendapatan dan Belanja BLU 2 2 1.5 2 2 2
d. Tarif Layanan 1 1 1 1 1 1
e. Sistem Akuntansi 1 1 1 1 1 1
f. Persetujuan Rekening 0.5 0.5 0.5 0.5 0.4 0.5
g. SOP Pengelolaan Kas 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
h. SOP Pengelolaan Piutang 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
i. SOP Pengelolaan Utang 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
j. SOP Pengadaan Barang dan Jasa 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
k. SOP Pengelolaan Barang Inventaris 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
Jumlah Skor Aspek Keuangan (1+2) 30 16.80 20.00 19.30 19.60 20.50
2.2.3. Kinerja Aspek SDM
Adapun jumlah Sumber Daya Manusia/Pegawai Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Makassar hingga saat ini tercatat sebanyak 87
pegawai. Kondisi pegawai berdarkan Pendidikan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11. Jumlah Pegawai BBLK Makassar tahun 2015-2019 berdasarkan pendidikan
No. Pendidikan Jumlah /Tahun
2015 2016 2017 2018 2019
A. PNS
1 Dokter Spesialis 1 1 2 3 3
2 S2 13 13 11 7 5
3 S1 38 40 38 37 37
4 D-IV 2 5 5 5 5
5 D-III 18 18 16 19 19
6 D-I 1 1 1 1 1
7 SLTA / Sederajat 14 14 14 14 14
8 SLTP / Sederajat 3 3 3 1 1
JUMLAH TENAGA PNS 90 95 90 87 85
20
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
B. Non PNS / Pegawai BLU Kontrak
1 S1 2 4 6 6 6
2 SLTA / Sederajat 2 2 2 6 6
3 SLTP / Sederajat 2 2 2 2 2
4 SD 0 1 1
JUMLAH TENAGA BLU 6 8 10 15 15
TOTAL PEGAWAI 96 103 100 102 100
Gambar 5. Grafik Jumlah SDM BBLK Makassar berdasarkan pendidikan periode 2015-2019
Jumlah SDM BBLK Makassar secara keseluruhan mengalami
peningkatan jumlah di tahun 2017 dan 2018, peningkatan tersebut diakibatkan
adanya penambahan jumlah pegawai BLU non PNS. Dari sisi jumlah SDM
dengan status PNS, sejak tahun 2015-2019 terjadi penurunan dikarenakan
adanya pegawai yang pensiun dan meninggal dunia. Dari segi pendidikan,
sebagian besar SDM BBLK Makassar berpendidikan S1. Pada tahun 2019,
BBLK Makassar telah memiliki 2 SDM bergelar doktor ilmu Kedokteran. Dari
segi kuantitas SDM, berdasarkan analisis beban kerja BBLK Makassar masih
kekurangan jumlah SDM baik SDM teknis maupun umum. Adapun kebutuhan
SDM yang dianggap paling urgen untuk diadaka adalah sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
DokterSpesialis
S2 S1 D-IV D-III D-1 SLTA /Sederajat
SLTP /Sederajat
SD
2015 2016 2017 2018 2019
21
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 12. Kebutuhan Pegawai BBLK Makassar Tahun 2020-2024 berdasarkan pendidikan
Bidang Keilmuan
Kualifikasi Pendidikan
Jumlah Kebutuhan
Tersedia Kekurangan Keterangan
Hukum S1 1 0 1 Pengadaan Baru
Listrik S1 1 0 1 Pengadaan Baru
IT D3 2 1 1 Pengadaan Baru
2.2.4. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana
Kondisi sarana prasarana dan alat yang dimiliki BBLK Makassar saat
ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel 13. Kondisi Sarana Prasarana BBLK Makassar s.d Juni 2019
Nama Sarana/Prasarana/Alat Jumlah Kondisi
Baik Buruk Berfungsi Rusak
Sarana
a. Gedung Laboratorium Patologi 1
b. Gedung Laboratorium Immunologi 1
c. Gedung Laboratorium Mikrobiologi 1
d. Gedung Laboratorium biomolekuler 1
e. Gedung Laboratorium Kimia Kesehatan 1
f. Gedung Laboratorium Radiologi 1
g. Gedung Laboratorium Uji Kesehatan 1
h. Gedung Laboratorium Perkantoran 1
i. Ruang Pelayanan 1
j. Ruang Spesimen 1
Prasarana
a. Alat Laboratorium
1 Electrocardiograph (EKG) 1 1
2 Laboratory Refrigerator 24 18 6
3 Tensimeter 6 6
4 Stetoskop 3 3
5 Timbangan Badan 4 3 1
6 Audiometer 1 1
7 Spirometri 2 1 1
8 Mobile X-ray Unit 2 1 1
9 Utrasonograph (USG) 1 1
10 Automated Clinical Chemis Analyzer 3 3
22
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
11 Hematologi Analyzer 3 2 1
12 Centrifuge 7 1 5 2
13 Frezzer 2 2
14 Mixer 3 3
15 Photometer 3 2 1
16 Portabel Urine Analyzer 1 1
17 Waterbath 8 6 2
18 Blood Bank Refrigerator 1 1
19 Inkubator / Oven 15 13 2
20 Urine Analyzer 2 1 1
21 Mikroskop 19 18 1
22 Electrolite Analyzer 1 1
23 Microscopic Urine Sediment Analyzer
1 1
24 VES Matic 1 1
25 Vidas 2 2
26 Rotator 1 1
27 Inkubator thermoshaker 1 1
28 Biosafety Cabinet 9 6 3
29 Auto Imun Analyzer 1 1
30 Cobas Tacman 1 1
31 Centrifuge Rerigerator 2 2
32 Elisa Reader 1 1
33 Elisa Washer 1 1
34 Autoclave 9 7 2
35 Inspissator 1 1
36 Lemari Asam 6 3 3
37 Analytical Balance 7 5 2
38 pH Meter 7 4 6
39 Purefied water system 3 1 2
40 Blender Stainles 2 2
41 Laminar Air Flow 3 2 1
42 Timbangan 2 1 1
43 Bact Allert 1 1
44 Stomacher 2 1 1
45 Candle jar 1 1
46 Vitek 1 1
47 Colony Counter 1 1
23
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
48 Microbiologi Air sampler 2 2
49 Shaker 1 1
50 Membrane dispenser 1 1
51 AAS 4 3 1
52 Anemometer 4 3 1
53 COD reactor 3 3
54 Conductivity Meter 2 1 1
55 DO meter 1 1
56 Destilasi 2 2
57 Furnace 2 2
58 GCD 1 1
59 High Volume Air Sampling 2 2
60 Impinger 2 1 1
61 Inkubator BOD 3 1 2
62 Lux Meter 1 1
63 Stirer 1 1
64 Rotary Evaporator 2 1 1
65 Sound Level Meter 4 2 1
66 Vacum Pump 2 1 1
67 Thermo Magnetic 1 1
68 UV Vis Spektrofotometer 2 2
69 Vibration Meter 1 1
70 Turbidimeter 1 1
71 Gas Comatography 2 1 1
72 Gas Sampling 1 1
73 Spektrofotmeter 3 2 1
74 Dust Trake 1 1
75 Extractor System 1 1
76 Microwave 1 1
77 GPS 2 2
78 Portabel Emision Analyzer 1 1
79 Opositas 1 1
80 Lemari Pendingin 5 3
81 Lampu UV 1 1
b. Air Conditioner (AC) 113 91 22
c. Daya Listrik 800 kw
d. Generator /Genset 3 2 1
24
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
e. SILK 1 1
f. Saluran Air 1 1
G Kendaraan Roda 2 12 12
H Kendaraan Roda 4 4 4
I Kendaraan Khusus 4 2 2
2.3. Tantangan Startegis
Tantangan strategis yang tengah dihadapi dan menentukan
pencapaian dan realisasi visi yang akan menimbulkan suatu kerugian yang
lebih besar atau sebaliknya dan apabila tidak dimanfaatkan akan
menghilangkan peluang untuk pencapaian visi dan misi dalam jangka panjang.
Memperhatikan dinamika tuntutan stakeholders kunci dan informasi dari
benchmark, maka tantangan strategis yang akan dihadapi oleh BBLK
Makassar untuk periode tahun 2020 – 2024 sebagai berikut :
1. Penguatan peran BBLK Makassar sebagai Laboratorium rujukan dan
pelaksana uji kesehatan di Kawasan Timur Indonesia;
2. Penguatan peran BBLK Makassar sebagai pelaksana PME dan Bimtek di
Kawasan Timur Indonesia;
3. Meningkatnya standar nilai kepuasan konsumen;
4. Penguatan layanan unggulan dan pengembangan layanan prioritas
lainnya;
5. Penguatan SDM sesuai dengan kompetensinya;
6. Meningkatkan fasilitas sarana dan prasarana laboratorium standar
nasional dan internasional;
7. Peningkatan kesejahteraan SDM yang berkeadilan dan pengembangan
karier yang sehat;
8. Belum terintegrasinya proses bisnis dengan data dan informasi yang
terpadu;
9. Tuntutan untuk cepat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis
dan teknologi;
25
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.4. Benchmarking
Dalam menghadapi tantangan strategi yang harus dilalui, maka BBLK
Makassar memilih 4 laboratorium sebagai tempat rujukan, yakni:
1. BBLK Surabaya sebagai laboratorium rujukan nasional untuk beberapa
program yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan
2. Eijkman Institute sebagai laboratorium rujukan penelitian yang memiliki
alat dan kemampuan laboratorium yang mutakhir
3. National Reference Laboratory (NRL) Melborne Australia sebagai tempat
penyelenggara uji profisiensi yang berstandar internasional.
2.5. Analisa SWOT
Untuk mendapatkan suatu potret mengenai posisi bersaing organisasi
saat ini dilakukan dengan cara analisa SWOT. Analisis SWOT
mengkombinasikan antara finding dari pihak pelaku usaha, orang yang
berkepentingan dengan usaha atau top management yang mengelola usaha
dikombinasikan berdasarkan experienced pelanggan, customer atau penikmat
dari usaha itu sendiri. Pemetaan dilakukan terhadap bidang pelayanan,
Sumber Daya Manusia (SDM), keuangan serta sarana/prasarana.
Dalam SWOT dikenal dengan adanya matrik positioning kondisi usaha
dan identifikasi strategi yang layak diterapkan dalam usaha atau lebih familiar
dikenal dengan Diagram dan Matriks SWOT yang terdiri dari 4 kuadran 1)
Strategi Agresif, 2) Strategi Diversifikasi, 3) Strategi Turn-Around dan 4).
Strategi Defensif.
Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka dilakukan peninjauan dan
evaluasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi.
26
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 14. Faktor Internal yang membentuk Kekuatan dan Kelemahan pada BBLK Makassar
Faktor Kekuatan Faktor Kelemahan
1. Terakreditasi ISO/IEC 17025 :2005, ISO/IEC 17043, KALK dan ISO/IEC 15189
1. Letak kantor yang kurang strategis
2. Memiliki peralatan laboratorium yang muktahir di beberapa bidang pemeriksaan
2. Sistem informasi belum seluruhnya berbasis digital dan saling terintegrasi
3. Memiliki SDM unggul dan kompeten di bidangnya
3. Budaya organisasi yang masih cenderung negatif (kaku, individual, pasif, kurang empati dalam memberikan pelayananan)
4. Telah menerapkan pengelolaan keuangan yang fleksibel (berstatus BLU)
4. Lemahnya sistem pengendalian internal
5. Pusat Rujukan Laboratorium Kesehatan Regional Timur Indonesia
5. Promosi dan layanan informasi publik belum dilakukan dengan optimal
6. Penyelenggara uji kualitas laboratorium kesehatan (PME) Regional Timur Indonesia
6. Terdapat beberapa parameter pemeriksaan yang belum dapat dilakukan dan belum seluruh parameter pemeriksaan telah terakreditasi
7. Sebagai tempat penyelenggara bimbingan dan penelitian
7. Perencanaan belum optimal
8. Memiliki tarif yang kompetitif 8. Belum memiliki database terkait wilayah binaan
9. Memiliki lab TB yang berstandar internasional
9. Terbatasnya dana pelatihan dan peningkatan skill pegawai baik teknis maupun non teknis
10. Masih kurangnya tenaga pendukung (non teknis)
Tabel 15. Faktor Eksternal yang membentuk Peluang dan Ancaman pada BBLK Makassar
Faktor Peluang Faktor Ancaman
1. Adanya kebijakan kementerian terkait program PPRA (Program Pencegahan Resistensi Antibiotik)
1. Ketidakpastian regulasi sehingga terjadi tumpang tindih fungsi laboratorium pemerintah
2. Pemeriksaan laboratorium saat ini sudah merupakan penentu diagnosa
2. Peraturan terkait kerjasama BPJS
3. Meningkatnya Kesadaran masyarakat akan pentingnya mendeteksi penyakit lebih dini dengan pemeriksaan laboratorium
3. Revolusi Industri 4.0
4. Adanya regulasi dari Kementrian Lingkungan Hidup, mewajibkan setiap perusahaaan memiliki izin lingkungan
4. Pertumbuhan jumlah laboratorium Klinik yang semakin pesat
5. Adanya regulasi dari Kementrian Tenaga Kerja, mewajibkan setiap perusahaaan melakukan medical chek-up rutin bagi karyawannya
5. Pengurangan subsidi pemerintah
6. Pesaing laboratorium lingkungan masih kurang
6. Tingkat Inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak stabil
27
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
7. Dukungan teknologi informasi 7. Masuknya pemodal asing dalam pelayanan laboratorium yang memiliki sistem dan peralatan yang lebih canggih (ancaman persaingan global di era AFTA)
8. Meningkatnya kepercayaan laboratorium maupun perusahan untuk bekerjasama
8. Image instansi pemerintah masih kurang baik di mata masyarakat
9. Hasil penelitian di bidang medis yang
mendukung fungsi laboratorium
10. Adanya kepastian sumber dana dari pemerintah
2.6. Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis
Berdasarkan hasil invetigasi akan faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman, akan diperoleh posisi daya saing BBLK Makassar
melalui diagram Kartesius. Hal ini membantu manajemen BBLK Makassar
dalam menentukan prioritas strategis untuk dapat memenangkan pasar.
Adapun tahapan untuk bisa menentukan posisi daya saing adalah sebagai
berikut
1. Memberikan bobot terhadap masing faktor-faktor kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman, dengan total bobot dari masing-masing faktor
pembentuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman tidak lebih dari
100%.
2. Penentuan besar rating terhadap masing faktor-faktor kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman. Besar rating untuk setiap faktor
pembentuk kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman berkisar antara
0 (nol) sampai dengan 100 (seratus).
3. Menentukan skor untuk setiap faktor-faktor pembentuk kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman dengan mengalikan nilai bobot dan
nilai rating masing-masing faktor pembentuk.
4. Menentukan total skor berbagai faktor pembentuk kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman.
28
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 16. Penentuan Skor Faktor Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
Uraian Bobot Rating Skor
Faktor Kekuatan
1. Terakreditasi ISO/IEC 17025 :2005, ISO/IEC 17043, KALK dan ISO/IEC 15189
0.13 80 10.0
2. Memiliki peralatan laboratorium yang muktahir di beberapa bidang pemeriksaan
0.12 80 9.6
3. Memiliki SDM unggul dan kompeten di bidangnya 0.11 70 7.8
4. Telah menerapkan pengelolaan keuangan yang flesibel (berstatus BLU)
0.10 70 6.8
5. Pusat Rujukan Laboratorium Kesehatan Regional Timur Indonesia
0.08 70 5.8
6. Sebagai penyelenggara uji kualitas laboratorium kesehatan (PME) Regional Timur Indonesia
0.13 80 10.7
7. Sebagai tempat penyelenggara bimbingan dan penelitian 0.09 70 6.5
8. Memiliki tarif yang kompetitif 0.12 70 8.1
9. Memiliki lab TB yang berstandar internasional 0.12 80 9.6
Total 1 75.0
Faktor Kelemahan
1. Letak kantor yang kurang strategis 0.08 70 5.3
2. Sistem informasi belum seluruhnya berbasis digital dan saling terintegrasi
0.11 80 8.5
3. Budaya organisasi yang masih cenderung negatif (kaku, individual, pasif, kurang empati dalam memberikan pelayananan)
0.11 90 9.6
4. Lemahnya sistem pengendalian internal 0.12 90 11.0
5. Promosi dan layanan informasi publik belum di lakukan dengan optimal
0.11 80 8.5
6. Terdapat beberapa parameter pemeriksaan yang belum dapat dilakukan dan belum seluruh parameter pemeriksaan telah terakreditasi
0.10 70 6.7
7. Perencanaan belum optimal 0.09 70 6.4
8. Belum memiliki database terkait wilayah binaan 0.10 80 7.9
9. Terbatasnya dana pelatihan dan peningkatan skill pegawai baik teknis maupun non teknis
0.09 70 6.4
10. Masih kurangnya tenaga pendukung (non teknis) 0.11 70 7.5
Total 1 77.7
Faktor Peluang
1. Adanya kebijakan kementerian terkait program PPRA (Program Pencegahan Resistensi Antibiotik)
0.10 70 7.6
2. Pemeriksaan laboratorium saat ini sudah merupakan penentu diagnosa
0.09 70 8.3
3. Meningkatnya Kesadaran masyarakat akan pentingnya mendeteksi penyakit lebih dini dengan pemeriksaan laboratorium
0.09 80 8.3
4. Adanya regulasi dari kementrian lingkungan hidup, mewajibkan setiap perusahaaan memiliki izin lingkungan
0.11 80 9.7
5. Adanya regulasi dari kementrian tenaga kerja, mewajibkan setiap perusahaaan melakukan medical chekup rutin bagi karyawannya
0.09 70 7.3
6. Pesaing laboratorium lingkungan masih kurang 0.12 80 10.8
29
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
7. Dukungan teknologi informasi 0.09 80 8.3
8. Meningkatnya kepercayaan laboratorium maupun perusahan untuk bekerajsama
0.11 90 11.3
9. Hasil penelitian di bidang medis yang mendukung fungsi laboratorium
0.08 70 6.4
10. Adanya kepastian sumber dana dari pemerintah 0.09 80 7.6
Total 1 78.2
Faktor Ancaman
1. Ketidakpastian regulasi sehingga terjadi tumpang tindih fungsi laboratorium pemerintah
0.16 80 12.9
2. Peraturan terkait kerjasama BPJS 0.09 60 5.4
3. Revolusi Industri 4.0 0.15 80 11.7
4. Pertumbuhan jumlah laboratorium Klinik yang semakin pesat
0.11 80 8.8
5. Pengurangan subsidi pemerintah 0.14 80 10.9
6. Tingkat Inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak stabil
0.14 70 9.5
7. Masuknya pemodal asing dalam pelayanan laboratorium yang memiliki sistem dan peralatan yang lebih canggih (ancaman persaingan global di era AFTA)
0.11 70 7.7
8. Image instansi pemerintah masih kurang baik di mata masyarakat
0.11 70 7.7
Total 1 74.6
Berdasarkan total skor yang diperoleh diatas, dilakukan penempatan
nilai diagram kartesius. Penentuan nilai untuk masing-masing sumbu X dan Y
ditentukan sebagai berikut:
Nilai Sumbu X = total nilai terbobot kekuatan dikurangi total nilai terbobot
kelemahan
= 75.0 – 77.7= -2.7
Nilai Sumbu Y = total nilai terbobot peluang dikurangi total nilai terbobot
ancaman
= 78.4 – 74.6 = 3.8
Dengan demikian, titik koordinat (Sumbu X, Sumbu Y) adalah (-2.7, 3.8)
30
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Gambar 6. Posisi daya saing BBLK Makassar berdasarkan diagram kertesius
Dari diagram diatas, maka posisi bersaing BBLK Makassar saat ini
berada pada Kuadran II, yang mengindikasikan bahwa BBLK Makassar
memiliki posisi bersaing dimana kelemahan organisasi masih jauh lebih
menonjol daripada kekuatan organisasi, namun memiliki peluang usaha yang
lebih tinggi dibandingkan dengan ancaman, dengan kata lain secara umum
BBLK Makassar lemah, namun masih memiliki peluang usaha yang masih
terbuka lebar. Oleh karena itu strategi bersaing terbaik yang harus dilakukan
oleh BBLK Makassar kedepannya adalah mengubah strategi sebelumnya
(turn around) yang menghambat BBLK Makassar untuk menangkap peluang
dan sekaligus memfokuskan arah pengembangan pada menjaga perbaikan
kinerja atau penguatan mutu kelembagaan (stability). Artinya melakukan
priortitas strategis untuk melakukan investasi penyempurnan dan penataan
kemampuan organisasi, kemampuan sistem manajemen dan proses bisnis,
serta kemampuan personilnya sambil memantapkan tingkat penguasaan
layanannya.
-5
-4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3
(-2.7, 3.8)
Startegi Stabilitas
31
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.7. Analisa TOWS
Berbagai sasaran strategis yang akan dilakukan BBLK Makassar dalam
kurun waktu periode RSB, diidentifikasi melalui analisa TOWS. Sasaran
strategis menggambarkan upaya strategis yang akan diwujudkan oleh BBLK
Makassar dalam rangka merealisasikan visi pada kurun waktu periode RSB.
Untuk dapat merumuskan upaya strategis tersebut, analisa dilakukan dengan
mendasarkan pada masing-masing kondisi dengan cara mempertemukan:
1. Kekuatan dan peluang BBLK Makassar (maxi-maxi Strategi) yaitu strategi
yang menggunakan kekuatan untuk memaksimalkan peluang.
2. Kekuatan dan ancaman BBLK Makassar (maxi-mini Strategi) yaitu
Strategi yang menggunakan kekuatan untuk meminimalkan ancaman.
3. Kelemahan dan peluang BBLK Makassar "Mini-Maxi" Strategi Strategi
yang meminimalkan kelemahan dengan memanfaatkan peluang.
4. Kelemahan dan ancaman BBLK Makassar "Mini-mini" Strategi Strategi
yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.
32
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Hasil Identifikasi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 17. Analisa TOWS
Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Terakreditasi ISO/IEC 17025 :2005, ISO/IEC 17043, KALK dan ISO/IEC 15189
2. Memiliki peralatan laboratorium yang muktahir di beberapa bidang pemeriksaan
3. Memiliki SDM unggul dan berkopetensi di bidangnya
4. Telah menerapkan pengelolaan keuangan yang flesibel (berstatus BLU)
5. Ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Laboratorium Kesehatan Regional Timur Indonesia
6. Sebagai penyelenggara uji kualitas laboratorium kesehatan (PME) Regional Timur Indonesia
7. Sebagai tempat penyelenggara bimbingan dan penelitian
8. Memiliki tarif yang kompetitif
9. Memiliki lab TB yang berstandar internasional
1. Letak kantor yang kurang strategis
2. Sistem informasi belum seluruhnya berbasis digital dan saling terintegrasi
3. Budaya organisasi yang masih cenderung negatif (individual, pasif, kurang empati dalam memberikan pelayananan)
4. Lemahnya sistem pengendalian internal
5. Promosi dan layanan informasi publik belum di lakukan dengan optimal
6. Terdapat beberapa parameter pemeriksaan yang belum dapat dilakukan dan belum seluruh parameter pemeriksaan telah terakreditasi
7. Perencanaan belum optimal
8. Belum memiliki database terkait wilayah binaan
9. Terbatasnya dana pelatihan dan peningkatan skill pegawai baik teknis maupun non teknis
10. Masih kurangnya tenaga pendukung (non teknis)
Peluang (Opportunity) Mempertahankan dan meningkatkan mutu layanan (s1, s2,O8,O10)
Memperkuat networking dengan memanfaatkan regulasi yang ada (s5, s6, s7,O4, O5, O6,O8)
Meningkatkan promosi dan layanan informasi berbasis teknologi (w1, w5, O7, O10)
melakukan variasi
produk dengan cara melakukan benchmarking untuk mengetahui kekuatan pesaing dan perubahan
1. Adanya kebijakan kementerian terkait program PPRA (Program Pencegahan Resistensi Antibiotik)
2. Pemeriksaan laboratorium saat ini sudah merupakan penentu diagnosa
3. Meningkatnya Kesadaran masyarakat akan pentingnya mendeteksi
33
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
penyakit lebih dini dengan pemeriksaan laboratorium
4. Adanya regulasi dari kementerian lingkungan hidup, mewajibkan setiap perusahaaan memiliki izin lingkungan
5. Adanya regulasi dari kementerian tenaga kerja, mewajibkan setiap perusahaaan melakukan medical chekup rutin bagi karyawannya
6. Pesaing laboratorium lingkungan masih kurang
7. Dukungan teknologi informasi
8. Meningkatnya kepercayaan laboratorium maupun perusahan untuk bekerajsama
9. Hasil penelitian di bidang medis yang mendukung fungsi laboratorium
10. Adanya Kepastian Sumber dana dari pemerintah
Memaksimalkan utilisasi alat dengan menambah jenis pemeriksaan baru (s2,O10)
perilaku pasar(w6, O2, O3, O4, O5, O6)
meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM (w7,w9,w10,O9,O10)
Terwujudnya
kepuasan konsumen (O8,w2)
Ancaman (Threat) Menciptakan value dengan gencar mempromosikan layanan unggulan (s1, s5, s6, s9, t4, t5, t8)
memperkuat manajemen asset (baik aset lancar, tetap) untuk mengoptimlisasikan sumber daya (S1,S2, S3, T1)
membangun sistem pengendalian intern yang efektif (w3, w4, w7, w8)
Mengoptimalkan kegiatan promosi dan informasi publik dengan memilih strategi promosi yang tepat (w1, w5)
Penerapan strategi
CRM untuk memenangkan konsumen (w2, T8)
membangun sistem
informasi teknologi yang saling terintegrasi (w2)
1. Ketidakpastian regulasi sehingga terjadi tumpang tindih fungsi laboratorium pemerintah
2. Peraturan terkait kerjasama BPJS
3. Revolusi Industri 4.0 4. Pertumbuhan jumlah
laboratorium Klinik yang semakin pesat
5. Pengurangan subsidi pemerintah
6. Tingkat Inflasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang tidak stabil
7. Masuknya pemodal asing dalam pelayanan laboratorium yang memiliki sistem dan peralatan yang lebih canggih (ancaman persaingan global di era AFTA)
8. Image instansi pemerintah masih kurang baik di mata masyarakat
34
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
2.8. Analisa dan Mitigasi Risiko
Karena berada dalam lingkungan ketidakpastian, maka BBLK
Makassar meghadapi beberapa risiko yang dapat menghambat perwujudan
sasaran strategis. Memahami risiko yang akan dihadapi, sumber dari risiko
serta dampak yang ditimbulkan akan sangat membantu dalam pencapaian
visi. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa risiko, tujuannya untuk
membedakan risiko minor yang dapat diterima dari risiko mayor, dan untuk
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan penanganan risiko. Adapun
tahapan analisa risiko dimulai dengan melakukan analisa pendahuluan untuk
mendapatkan gambaran seluruh risiko yang ada.Kemudian disusun urutan
risiko yang ada. Risiko-risiko yang kecil untuk sementara diabaikan dan
prioritas diberikan kepada risiko-risiko yang cukup signifikan dapat
menimbulkan kerugian. Metode analisis yang digunakan dalam menganalisa
resiko pada RSB ini adalah metode kualitatif.
2.8.1. Identifikasi Risiko
Risiko yang dihadapi BBLK Makassar untuk mewujudkan suatu
sasaran stragisnya dalam kurun waktu lima tahun ke depan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 18. Jenis Risiko Berdasarkan Sasaran Strategis
Sasaran Strategis Risiko
Prespektif Konsumen
Terwujudnya kepuasan konsumen 1. hasil kuisioner indeks kepuasan konsumen tidak dijadikan dasar perbaikan layanan
2. buruknya tindak lanjut komplain 3. Pelayanan belum bersifat customer oriented
Perspektif Proses Bisnis Internal
Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
1. Ketidakmampuan lab dalam melakukan pemeriksaan surveilance dan penyakit berpotensi wabah.
2. Kerjasama dengan institusi penyelenggara surveilance belum maksimal.
Terwujudnya pengembangan produk layanan
1. Tidak adanya perencanaan pengembangan layanan yang baik
2. Kemampuan SDM belum memadai 3. Kemampuan pendapatan BLU dan
keterbatasan APBN
35
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terpeliharanya mutu layanan
1. Perencanaan jenis parameter yang diusulkan terakreditasi tidak dilakukan
2. Manajemen komplain tidak dievaluasi 3. Perencanaan keikutsertaan PME tidak
dilakukan 4. Hasil PME yang kurang baik tidak dilakukan
evaluasi penyebab, dan perbaikannya 5. Waktu tunggu layanan lama
Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
1. Keterbatasan anggaran PME pada laboratorium binaan
2. Ketidaksiapan pelaksanaan PME 3. Struktur demografi kawasan timur Indonesia,
masih sulit dijangkau jasa pengiriman 4. Keterbatasan anggaran bimtek pada
laboratorium binaan 5. Informasi pelaksanaan Bimtek tidak maksimal 6. Keterbatasan daya tampung peserta magang 7. Tidak tersedianya parameter penelitian
Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna
1. Terdapat MoU yang tidak berjalan efektif 2. Tidak tersedianya anggaran MCU pada
perusahaan-perusahaan 3. Kegiatan promosi tidak tepat sasaran
Perspektif Learning and Growth
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
1. Rendahnya kepatuhan terhadap SOP 2. Budaya kerja dominan toxic 3. Rendahnya kesadaran menciptakan
lingkungan kerja yang ramah lingkungan 4. Kurangnya sosialisasi terkait CSR
Terwujudnya SDM yang kompeten 1. Belum optimalnya anggaran program pelatihan 2. Buruknya manajemen pengembangan SDM
Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal
1. Pemakaian alat laboratorium over capacity 2. Perawatan rutin alat laboratorium tidak
terorganisir.
Terbangunnya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
1. Keterbatasan jumlah SDM IT 2. Anggaran pengembangan sistem IT terbatas
Perspektif Financial
Terjadinya penigkatan revenue 1. Lambatnya proses revisi tarif pemeriksaan 2. Lambatnya perputaran kas karena
pengelolaan piutang yang kurang baik 3. Mahalnya biaya operasioanl
Terjadinya efisiensi 1. Inflasi menyebabkan harga bahan reagen meningkat
2. Manajemen pengelolaan persediaan yang belum terkontrol baik
2.8.2. Penilaian Tingkat Risiko
Setelah indentifikasi risiko dilakukan, selanjutnya dilakukan penilaian
tingkat risiko dengan memperhatikan tingkat kemungkinan kemunculan jenis
risiko dan estimasi besar dampak resiko yang ditimbulkan bila risiko terjadi
pada suatu sasaran strategis BBLK Makassar.
36
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 19.Penentuan Tingkat Risiko
Sasaran Strategis
Risiko Kemungkinan Resiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna
Terwujudnya kepuasan konsumen
a. hasil kuisioner indeks kepuasan konsumen tidak dijadikan dasar perbaikan layanan
Sedang
Mayor
Ekstrim
b. buruknya tindak lanjut komplain
Sangat Besar Mayor Ekstrim
c. Pelayanan belum bersifat customer oriented
Sangat Besar Medium Ekstrim
Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
d. Ketidakmampuan laboratorium dalam melakukan pemeriksaan surveilance dan penyakit berpotensi wabah.
Kecil medium Moderat
e. Kerjasama dengan institusi penyelenggara surveilance belum maksimal.
Kecil medium Moderat
Terwujudnya pengembangan produk layanan
f. Tidak adanya perencanaan pengembangan layanan yang baik
Sangat Besar Mayor Ekstrim
g. Kemampuan SDM belum memadai
sedang
Medium
Tinggi
h. Kemampuan pendapatan BLU dan keterbatasan APBN
sedang Medium Tinggi
Terpeliharan
ya mutu
layanan
i. Perencanaan jenis parameter yang diusulkan terakreditasi tidak dilakukan
Sangat besar mayor Ekstrim
j. Manajemen komplain tidak dievaluasi
Besar medium tinggi
k. Perencanaan keikutsertaan PME tidak dilakukan
Sangat Besar medium ekstrim
l. Hasil PME yang kurang baik tidak dilakukan evaluasi penyebab, dan perbaikannya
Sangat Besar medium ekstrim
m. Waktu tunggu layanan lama
Besar Medium Tinggi
37
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
n. Keterbatasan anggaran PME pada laboratorium binaan
Sedang
Malapetaka
Ekstrim
o. Ketidaksiapan pelaksanaan PME
Sedang
Medium
Tinggi
p. Struktur demografi kawasan timur Indonesia, masih sulit dijangkau jasa pengiriman
Besar Minor Tinggi
q. Keterbatasan anggaran bimtek pada laboratorium binaan
sedang mayor ekstrim
r. Informasi pelaksanaan Bimtek tidak maksimal
sedang minor moderat
s. Keterbatasan daya tampung peserta magang
sedang minor moderat
t. Tidak tersedianya parameter penelitian
besar mayor ekstrim
Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna
u. Terdapat MoU yang tidak berjalan efektif
kecil mayor tinggi
v. Kegiatan promosi tidaak tepat sasaran
sedang
medium
Tinggi
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
w. Rendahnya kepatuhan terhadap SOP
sedang
Mayor
Ekstrim
x. Budaya kerja dominan toxic
besar Mayor
Ekstrim
y. Rendahnya kesadaran menciptakan lingkungan kerja yang ramah lingkungan
kecil
Mayor
Tinggi
z. Kurangnya sosialisasi terkait CSR
besar
Mayor
Ekstrim
Terwujudnya SDM yang kompeten
aa. Belum optimalnya anggaran program pelatihan
sedang
Mayor
Ekstrim
bb. Buruknya manajemen pengembangan SDM
sedang Medium
Tinggi
Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal
cc. Pemakaian alat laboratorium over capacity
sedang medium Tinggi
dd. Perawatan rutin alat laboratorium tidak terorganisir.
sedang medium Tinggi
38
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terbangun nya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
ee. Keterbatasan jumlah SDM IT
Sangat besar Mayor Ekstrim
ff. Anggaran pengembangan sistem IT terbatas
sedang
Mayor
Ekstrim
Terjadinya penigkatan revenue
gg. Lambatnya proses revisi tarif pemeriksaan
Besar
Mayor
Ekstrim
hh. Lambatnya perputaran kas karena pengelolaan piutang yang kurang baik
Besar
Mayor
Ekstrim
ii. Mahalnya biaya operasioanl
Besar Mayor Ekstrim
Terjadinya efisiensi
jj. Inflasi menyebabkan harga bahan reagen meningkat
Besar
Mayor
Ekstrim
kk. Manajemen pengelolaan persediaan yang belum terkontrol baik
sedang Mayor
Ekstrim
Bila disajikan dalam matriks risiko, maka keseluruhan resiko yang
teridentifikasi dalam tabel diatas diperlihaatkan dalam tabel dibawah
Tabel 20.Posisi berbagai risiko dalam matriks risiko
Kemungkinan (likelihood)
Dampak Resiko (consequencs)
Tidak Penting
Minor Medium Mayor Malapetaka
Sangat Besar c,k,l b,f, i, ee
Besar p j, m t, x,z, gg, hh, ii, jj
Sedang r, s g, h, o, v, x, bb, cc, dd,
a, q, w, aa, ff, kk
n
Kecil d,e u, y
Sangat Kecil
2.8.3. Rencana Mitigasi Risiko
Rencana mitigasi risiko merupakan upaya nyata yang dibutuhkan BBLK
Makassar untuk menangani kemungkinan dan dampak risiko tertentu pada
sasaran strategisnya. Rencana mitigasi yang disusun diutamakan untuk
mengendalikan risiko yang berada dalam kendali BBLK Makassar. Rencana
39
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
mitigasi yang diidentifikasi umumnya merupakan berbagai tindakan konkrit
yang perlu diwujudkan agar BBLK Makassar di kemudian hari untuk mampu
meniadakan atau mereduksi status tingkat risiko
Tabel 21.Rencana Mitigasi Risiko
Sasaran Strategis
Risiko Kemungkinan
Resiko Terjadi
Dampak Risiko
Tingkat Risiko
Warna Rencana
Mitigasi Risiko PIC
Terwujudnya kepuasan konsumen
a. hasil kuisioner indeks kepuasan konsumen tidak dijadikan dasar perbaikan layanan
Sedang
Mayor
Ekstrim
Evaluasi rutin kuisioner IKM
Mutu, Pelayanan Kepegawaian adum
b. buruknya tindak lanjut komplain
Sangat Besar
Mayor
Ekstrim Evaluasi manajemen komplai
Mutu
c. Pelayanan belum bersifat customer oriented
Sangat Besar
Medium Ekstrim
Reward and Punishmet, Pengenalan nilai PASTI Pelatihan pelayanan prima
Kepegawaian dan adum
Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
d. Ketidak mampuan laboratorium dalam melakukan pemeriksaan surveilance dan penyakit berpotensi wabah.
Kecil medium Moderat Pemetaan kemampuan lab
pelayanan
e. Kerjasama dengan institusi penyelenggara surveilance belum maksimal.
Kecil medium Moderat Proaktif berkoordinasi dengan institusi penyelenggaran surveilance
Pelayanan
Terwujudnya pengembangan produk layanan
f. Tidak adanya perencanaan pengembangan layanan yang baik
Sangat Besar
Mayor Ekstrim perencanaan jenis pengembangan layanan
Pelayanan
g. Kemampuan SDM belum memadai
sedang
Medium
Tinggi
Peningkatan kompetensi SDM
Pelayanan
h. Kemampuan pendapatan BLU dan keterbatasan APBN
sedang Medium Tinggi Membuat skala prioritas pendanaan,
Pelayanan
40
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terpelihara nya mutu layanan
i. Perencanaan jenis parameter yang diusulkan terakreditasi tidak dilakukan
Sangat besar mayor Ekstrim Membuat perencanaan parameter yang diusulkan terakreditasi
Mutu
j. Manajemen komplain tidak dievaluasi
Besar medium tinggi Melakukan evaluasi manajemen komplain
Mutu
k. Perencanaan keikutsertaan PME tidak dilakukan
Sangat Besar medium ekstrim Membuat perencanaan keikutsertaan PME
Mutu
l. Hasil PME yang kurang baik tidak dilakukan evaluasi penyebab, dan perbaikannya
Sangat Besar medium ekstrim Rutin melakukan evaluasi penyebab jeleknya hasil PME
Mutu
m. Waktu tunggu layanan lama
Besar Medium Tinggi Melakukan evaluasi penyebab lamanya waktu tunggu layanan
Mutu
Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
n. Keterbatasan anggaran PME pada laboratorium binaan
Sedang
Malapetaka
Ekstrim
MoU, Penyampaian informasi PME sebelum perencanaan anggaran dan saat BIMTEK
Mutu
o. Ketidaksiapan pelaksanaan PME
Sedang
Medium
Tinggi
Rapat Koordinasi Pelaksanaan PME
Mutu
p. Struktur demografi kawasan timur Indonesia, masih sulit dijangkau jasa pengiriman
Besar Minor Tinggi Memperbaiki pengemasan bahan PME sesuai dengan waktu pengiriman
Mutu
q. Keterbatasan anggaran bimtek pada laboratorium binaan
sedang mayor ekstrim Melakukan bimtek daring
Mutu
r. Informasi pelaksanaan Bimtek tidak maksimal
sedang minor moderat Sosialisasi pelaksanaan bimtek melalui media-media online
Mutu
s. Keterbatasan daya tampung peserta magang
sedang minor moderat Melakukan pengaturan waktu magang/ penelitian
Mutu
t. Tidak tersedianya parameter penelitian
besar mayor ekstrim Memetakan jenis permintaan penelitian untuk di jadikan pengembangan layanan
Mutu
41
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna
u. Terdapat MoU yang tidak berjalan efektif
kecil mayor tinggi Evaluasi Mou Pelayanan
v. Kegiatan promosi tidak tepat sasaran
sedang
medium
Tinggi
Merubah metode promosi
Pelayanan
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
w. Rendahnya kepatuhan terhadap SOP
sedang
Mayor
Ekstrim
Reward Punishment
Kepegawaian dan Adum
x. Budaya kerja dominan toxic
besar Mayor
Ekstrim Kegiatan Capacity Building
Kepegawaian dan Adum
y. Rendahnya kesadaran menciptakan lingkungan kerja yang ramah lingkungan
kecil
Mayor
Tinggi
Program Jumat Bersih, Himbauan penghematan energi
Kepegawaian dan Adum
z. Kurangnya sosialisasi terkait CSR
besar
Mayor
Ekstrim
Melakukan sosialisasi CSR
Kepegawaian dan Adum
Terwujudnya SDM yang kompeten
aa. Belum optimalnya anggaran program pelatihan
sedang
Mayor
Ekstrim
Membuat perencanaan program dengan lebih cermat
Kepegawaian dan Adum
bb. Buruknya manajemen pengembangan SDM
sedang Medium
Tinggi
Membuat rencana pengembangan pegawai
Kepegawaian dan Adum
Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal
cc. Pemakaian alat laboratorium over capacity
sedang medium Tinggi
dd. Perawatan rutin alat laboratorium tidak terorganisir.
sedang medium Tinggi
Terbangunnya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
ee. Keterbatasan jumlah SDM IT
Sangat besar Mayor Ekstrim Penambahan tenaga IT
Kepegawaian dan Adum
ff. Anggaran pengembangan sistem IT terbatas
sedang
Mayor
Ekstrim
Membuat perencanaan anggaran pengembangan IT dengan cermat
Kepegawaian dan Adum
42
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terjadinya penigkatan revenue
gg. Lambatnya proses revisi tarif pemeriksaan
Besar
Mayor
Ekstrim
Mempercepat perhitungan pola tarif
Keuangan
hh. Lambatnya perputaran kas karena pengelolaan piutang yang kurang baik
Besar
Mayor
Ekstrim
Membuat Juklak pemberian Piutang
Keuangan
ii. Mahalnya biaya operasioanl
Besar Mayor Ekstrim Melakukan efisiensi dengan membeli reagen melalui distributor langsung
Keuangan
Terjadinya efisiensi
jj. Inflasi menyebabkan harga bahan reagen meningkat
Besar
Mayor
Ekstrim
Melakukan Evaluasi Pemakaian reagen.
Keuangan
kk. Manajemen pengelolaan persediaan yang belum terkontrol baik
sedang Mayor
Ekstrim Memperbaharui SOP persediaan
Keuangan
43
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
BAB III
ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS
3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar sebagai salahsatu
penyelenggara pembangunan kesehatan telah menetapkan visi, misi dan tata
nilai sebagai berikut:
1. VISI
Visi BBLK Makassar yaitu: “Pusat Laboratorium Kesehatan yang
Bertaraf Internasional”
Visi tersebut mengandung makna bahwa Balai Besar Laboratorium
Kesehatan Makassar akan lebih menitikberatkan pada pelayanan
kesehatan yang bermutu, berkualitas sesuai dengan standar
internasional
2. MISI
Untuk dapat mewujudkan visi Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar tersebut di atas, maka ditetapkan misi, sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan laboratorium klinik dan lingkungan yang
terintegrasi;
b. Menjamin ketersediaan layanan laboratorium yang berkualitas,
lengkap dan terjangkau;
c. Kami berkomitmen mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri.
3. TATA NILAI
Wujud pelayanan yang diharapkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan adalah
dengan menanamkan budaya “Melayani dengan PASTI” melalui
penerapan Tata Nilai “P.A.S.T.I”
a. Profesional: Seluruh Pegawai Balai Besar Laboratorium Kesehatan
Makassar dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah
insan yang menjunjung tinggi profesionalisme bekerja keras dalam
mencapai tujuan organisasi.
44
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
b. Akurat: bahwa hasil pemeriksaan laboratorium yang dikeluarkan
dikerjakan secara teliti dan benar
c. Sinergi: komitmen yang tinggi dalam membangun hubungan kerja
setiap pemangku kepentingan dalam setiap unit kerja sehingga
menghasilkan hubungan kerja yang produktif, harmonis dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal
d. Terpercaya: Menjamin Mutu dari setiap hasil pemeriksaan, dapat
dipertanggungjawabkan.
e. Inovatif: Balai Besar Laboratorium Kesehatan mendukung penuh
inisiatif Pengembangan ide untuk pelayanan laboratorium kesehatan
sehingga dapat bersaing dengan perubahan teknologi
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti
Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar sebagai unit pelaksana
teknis (UPT) vertikal di wilayah Indonesia Timur diharapkan dapat memenuhi
harapan-harapan para stakeholder utama di bidang Laboratorium Kesehatan.
Harapan para stakeholder terhadap pelayanan laboratorium di BBLK
Makassar dapat terlihat dari tabel di bawah ini.
Tabel 22. Tamplate analisis stakeholders inti
Komponen Stakeholder
Harapan Kekhawatiran
Kementerian Kesehatan
Mampu mendukung seluruh program Kementerian Kesehatan yang melibatkan kegiatan berbasis laboratorium
Kemampuan dalam SDA dan SDM belum memadai
Dirjen Pelayanan Kesehatan
Mampu membina seluruh laboratorium yang berada di wilayah regional BBLK Makassar Mampu melakukan pelayanan laboratorium kesehatan yang lengkap dan komprehensif
Kemampuan dalam SDA dan SDM belum memadai. Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum sesuai dengan standar
Dirjen Pemberantasan Penyakit (P2)
Mampu mendukung program pemberantasan penyakit menular dan emerging disease dengan menyediakan layanan laboratorium yang lengkap dan mutakhir
Kemampuan dalam SDA dan SDM belum memadai. Ketersediaan sarana dan prasarana yang belum sesuai dengan standar
45
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Dirjen Mutu dan Akreditasi
Mampu menjadi laboratorium Pembina untuk pemantapan mutu, baik internal maupun eksternal, di seluruh wilayah regional BBLK Makassar
Keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan pembinaan
Pemerintah Provinsi (Dinas Kesehatan Provinsi)
Mampu menjadi laboratorium rujukan layanan laboratorium kesehatan di seluruh wilayah provinsi
Keterbatasan jenis alat dan jumlah reagen dalam mendukung harapan pemeriksaan
Pemerintah Kabupaten (Dinas Kesehatan Kabupaten)
Mampu menjadi laboratorium rujukan layanan laboratorium kesehatan di seluruh wilayah provinsi
Keterbatasan jenis alat dan jumlah reagen dalam mendukung harapan pemeriksaan
Rumah Sakit Mampu menjadi laboratorium rujukan untuk pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium kesehatan yang tidak dapat dilakukan di rumah sakit
Keterbatasan jenis alat dan jumlah reagen dalam mendukung harapan pemeriksaan
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
Mampu menjadi laboratorium rujukan untuk pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium kesehatan yang tidak dapat dilakukan di Fasyankes
Keterbatasan jenis alat dan jumlah reagen dalam mendukung harapan pemeriksaan
Klinik Swasta Mampu menjadi laboratorium rujukan untuk pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium kesehatan yang tidak dapat dilakukan di Klinik Swasta
Keterbatasan jenis alat dan jumlah reagen dalam mendukung harapan pemeriksaan
Instansi pemerintah dan swasta
Mampu menyediakan pelayanan laboratorium yang berkualitas untuk menunjang kebutuhan pemeriksaan laboratorium di Instansi pemerintah dan swasta. Melakukan pelayanan yang baik terhadap pelanggan
Keterbatasan jenis alat dan jumlah reagen dalam mendukung harapan pemeriksaan. Pelayanan kurang berkualitas
Pelanggan Internal BBLK (Staf BBLK Makassar)
Meningkatnya kesejahteraan pegawai Target penerimaan yang tidak tercapai
Pelanggan perorangan
Peningkatan mutu layanan terkait kenyamanan sarana dan penanganan keluhan
Ketidakpuasan / ketidakpercayaan hasil pemeriksaan
Mitra kerja/Penyedia Barang dan Jasa
Pembayaran tepat waktu Spesifikasi bahan/alat yang jelas
Tender ulang, supply bahan reagen terhambat
Institusi Pendidikan dan mahasiswa magang
Peningkatan kerjasama Kompetensi SDM dalam melakukan bimbingan tidak sesuai harapan Jumlah SDM yang membimbing tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang dibimbing
46
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
3.3. Rancang Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
Gambar 7. Peta Strategis BSC
Perspektif
Financial
Perspektif Stakeholder
Perspektif PBI
Perspektif L&G
Terciptanya kepuasaan stakeholder
Terwujudnya dukungan terhadap
keamanan & pengamanan
kesehatan manusia & lingkungan
berbasis lab
Terwujudnya pengembangan produk
layanan Terpeliharanya mutu layanan
Terwujudnya fungsi pembinaan
berbasis laboratorium Terwujudnya kemitraan yang
berdayaguna
Terwujudnya tata kelola
organisasi yang baik
Terwujudnya SDM
yang kompeten
Terwujudnya sarana
dan prasarana yg
handal
Terbangunnya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
Terwujudnya peningkatan revenue
Terwujudnya efisiensi
VISI 2020-2024: Menjadi Pusat Laboratorium Kesehatan Nasional YangBertarafInternasional”
47
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
3.4. Matriks IKU
Dalam matriks IKU dapat dijelaskan indikator kinerja utama (IKU) yang
dituju setiap sasaran strategis. IKU tersebut menunjukkan perwujudan suatu
sasaran strategis. Sebuah sasaran strategis bisa mempunyai lebih dari satu
jenis IKU. Ukuran kinerja utama dan target ukuran kinerja utama yang hendak
dicapai untuk mengawal kemajuan pencapaian visi Balai Besar Laboratorium
Kesehatan (BBLK) Makassar pada kurun waktu periode Rencana Strategis
Bisnis 2020-2024.
Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dituju untuk setiap sasaran strategis
yang menunjukkan kemajuan perwujudan suatu sasaran strategis. IKU dan
targetnya dapat digunakan untuk mengukur status kemajuan pencapaian
sasaran strategis baik dari segi masukan (input), proses, keluaran (output) dan
hasil (outcome) dari suatu sasaran strategis di BBLK Surabaya. Untuk setiap
IKU yang teridentifikasi ditentukan besar bobotnya dan dalam konteks ini,
bobot IKU menyatakan tingkat kepentingan IKU tersebut terhadap pencapaian
visi BBLK Makassar, dan total penjumlahan bobot semua IKU bernilai 100%.
Selanjutnya target IKU ditentukan untuk setiap tahun periode Rencana
Strategis Bisnis bagi setiap sasaran strategis. Matriks IKU dalam Rencana
Strategis Bisnis 2020 – 2024 Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar,
disajikan dalam tabel di bawah ini.
48
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 23. Matriks IKU
No. Perspektif Sasaran Strategis KPI
1
Stakeholders/Pelanggan
Terciptanya kepuasan stakeholder
1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terkait Penyelengaraan PME
2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
3 Indeks kepuasan pegawai
2 Proses Bisnis
Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
4 Persentase kemampuan pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit berpotensi wabah
5 Persentase kerjasama program surveilance
Terwujudnya pengembangan produk layanan
6
Pemutahiran metode dan atau penambahan jenis parameter uji pelayanan laboratorium
Terpeliharanya mutu layanan
7 Jumlah parameter yang diusulkan untuk terakreditasi
8 Persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
9 Persentase komplain yang ditindaklanjuti sesuai standar
10 Persentase jenis parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional dengan nilai baik
11 Peningkatanjumlah parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional
Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
12 Jumlah kepesertaan penyelenggaraan PNPME setiap siklus
13 Penambahan jenis parameter PNPME yang dilaksanakan
14 Jumlah kegiatan bimbingan teknis yang diselenggarakan
15 Jumlah keikutsertaan laboratorium binaan dalam kegiatan bimbingan teknis
16 Jumlah siswa/mahasiswa/pegawai yang melakukan magang/penelitian
17 Persentase PKS yang berjalan efektif
Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna
18 Meningkatnya jumlah pelayanan pemeriksaan lab klinik , uji kesehatan, dan lab kesmas (kemitraan yang berdayaguna)
3 Learning and growth
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
19 Meningkatnya nilai hasil penilaian mandiri Coorporate Social Responsibility
20 Meningkatnya Nilai Indeks Survey Budaya
Terwujudnya SDM yang kompeten
21 Persentase SDM Kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi
22 Persentase SDM yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi
Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal
23 Persentase ketepatan kalibrasi alat sesuai dengan jadwal
Terbangunnya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
24 Penambahan / upgrade modul SILK yang terintegrasi
4 Financial Terwujudnya peningkatan revenue
25 Total pendapatan BLU
26 Persentasi piutang terhadap pendapatan
Terwujudnya efisiensi 27 Cost Recovery/ Rasio pendapatan PNBP terhadap biaya (POBO)
49
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
3.5. Kamus IKU
Untuk setiap IKU yang telah teridentifikasi seperti tabel 24, maka disusun
suatu penjelasan tentang definisi operasional IKU, informasi periode
pelaporan IKU, bobot IKU, penanggung jawab IKU (Person In Charge),
sumber data dan target tiap tahun.
KPI-1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait penyelengaraan PME
Perspektif : Pelanggan
Sasaran Strategis : Terwujudnya Kepuasan Stakeholder peserta Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
KPI : Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait penyelengaraan PME
Alasan Memilih Indikator
: Kepuasan Stakeholder adalah salah satu Indikator Mutu Pelayanan Laboratotium
Definisi : Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat diukur melalui kuisioner dimana unsur penilaian mengacu pada Permenpan 14 tahun 2017 dan ditambah kebijakan internal BBLK Makassar. Digunakan untuk menilai sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh BBLK Makassar.
Hasil dari survei IKM ini digunakan untuk: 1. Mengetahui kelemahan atau kekuatan unit penyelenggara
pelayanan 2. Mengetahui kinerja penyeleggara secaraperiodik 3. Bahan penetapan kebijakan dalam perbaikan pelayanan 4. Partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan
pelayanan publik 5. Memacu persaingan positif antar unit penyelenggara
pelayanan
Jumlah responden berdasarkan jumlah peserta PME setiap siklus.
Formula : Nilai IKM Hasil Pengukuran Survei Kepuasan Masyarakat
Dengan kriteria 81-100 = A (sangat baik) 71-80 = B (Baik) 61-70 = C (Kurang baik) 20 -60 = D (Tidak Baik)
Bobot KPI (%) : 5
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Kuisioner Indeks Kepuasan peserta Pemantapan Mutu Eksternal (PME) pada aplikasi SIMPEL PME BBLK Makassar
Pengumpul Data : Seksi Pemantapan Mutu
Periode Pelaporan : Periodik, 2 kali dalam setahun
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
80/80 80/82 82/85 85/90 90/95
50
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-2. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Perspektif : Pelanggan
Sasaran Strategis : Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
KPI : Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Alasan Memilih Indikator
: Kepuasan pelanggan merupakan salah satu indikator untuk menilai kualitas layanan BBLK Makassar, sehingga SDM BBLK Makassar perlu melakukan peningkatan penyelenggaraan pelayanan laboratorium secara terus menerus.
Definisi : Kostumer adalah orang perorangan yang menggunakan jasa
laboratorium berupa pemeriksaan sampel/spesimen.
Dilakukan dengan bantuan kuisioner, dimana unsur penilaian
mengacu pada Permenpan 14 tahun 2017
Jumlah sampel kuisioner di tentukan 100 kuisioner per bulan
Mekanisme: menghitung nilai dari 9 pertanyaan, dengan skala
1 – 4, di mana :
Dengan pedoman penilaian sebagai berikut: Angka 1 untuk * Tidak Sesuai * Angka 2 untuk * Kurang Sesuai * Angka 3 untuk * Sesuai * Angka 4 untuk * Sangat Sesuai *
Formula : Nilai IKM Hasil Pengukuran Survei Kepuasan Masyarakat Dengan kriteria 81-100 = A (sangat baik) 71-80 = B (Baik) 61-70 = C (Kurang baik) 20 -60 = D (Tidak Baik)
Bobot KPI (%) : 5
Person in Charge : Kabid Pelayanan
Sumber Data Kuisioner, dokumen hasil pengolahan data kuisioner
Pengumpul Data : Bagian Loket dan Kabid Pelayanan
Periode Pelaporan : Triwulan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
86 87 88 89 90
51
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-3Indeks Kepuasan Pegawai
Perspektif : Pelanggan
Sasaran Strategis : Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
KPI : Indeks Kepuasan Pegawai
Alasan Memilih Indikator
: Pegawai akan melaksanakan pekerjaan dengan kualitas terbaiknya ketika terdapat kepuasan dalam bekerja.
Definisi : Kepuasan pegawai adalah sikap dan perasaan senang atau
tidaknya seorang pegawai dalam melaksanakan sebuah
pekerjaan. Dapat diartikan juga sebagai kesesuaian antara
harapan seorang pegawai dengan keuntungan yang ia
dapatkan dari pekerjaannya tersebut. Ada beberapa indikator
yang dapat memengaruhi kepuasan pegawai, diantaranya:
Tentang administrasi kepegawaian, kepangkatan dan
penghargaan atau nilai timbal balik yang di peroleh pegawai.
Formula : Hasil pengolahan data kuisioner berupa rating skala kepuasan pegawai yang dibagikan secara triwulan 88,31-100 = A (sangat puas) 76,61-88,30 = B (Puas) 65,00-76,60 = C (Kurang Puas) 25.00-64.99 = D (Tidak Puas)
Bobot KPI (%) : 5
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Kuisioner Kepuasan Pegawai
Pengumpul Data : Kasubag Administrasi Umum
Periode Pelaporan : Triwulan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
80 82 85 87 90
52
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-4. Persentase kemampuan pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit berpotensi wabah
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
KPI : Persentase kemampuan pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit berpotensi wabah
Alasan Memilih Indikator
: Sebagai perwujudan Kepmenkes No. 1501 tahun 2010 dan implementasi visi dan misi BBLK Makassar yaitu mewujudkan masyarakat sehat dan mandiri.
Definisi : Yang termasuk kategori penyakit berpotensi wabah adalah
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 tahun 2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang dapat
Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
Yang di maksud kemampuan adalah memenuhi kriteria:
ketersediaan alat, kemampuan SDM, dan atau ketersediaan
BHP.
Formula :
∑
jenis pemeriksaan lab penyakit berpotensi wabahyang dapat dilakukan di BBLK Makassar
jenis pemeriksaan lab yg tergolong penyakit berpotensi wabah sesuai Permenkes 1501/2010
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kabid Pelayanan
Sumber Data Laporan Kemampuan Pemeriksaan Penyakit Berpotensi Wabah
Pengumpul Data : Instalasi Mikrobiologi, Instalasi Immunologi.
Periode Pelaporan :
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
100 % 100 % 100% 100% 100%
53
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-5. Persentase kerjasama program surveilance
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
KPI : Persentase kerjasama program surveilance
Alasan Memilih Indikator
: Salah satu tupoksi BBLK Makassar untuk mendukung Program Nasional Kementerian Kesehatan dalam penyelenggaraan surveillance kesehatan.
Definisi : Merupakan persentase kerjasama BBLK Makassar dengan Stakeholder terkait, dalam program kegiatan pengamatan yang terus menerus (surveilance), sesuai Permenkes 45 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilance Kesehatan.
Formula :
∑
Jumlah PKS Surveilance antara BBLK Makassardengan Stakeholder Terkait
Jumlah seluruh Permintaan Kerjasama Surveilanceyang diajukan ke BBLK Makassar
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kabid Pelayanan
Sumber Data PKS program surveillance
Rekapitulasi Surat Permintaan Kegiatan Surveilance
Pengumpul Data : Bidang Pelayanan
Periode Pelaporan : Bulanan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
80% 85% 90% 95% 100%
54
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-6. Pemutakhiran metode dan atau Penambahan jenis parameter uji pelayanan laboratorium
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya pengembangan layanan
KPI : Pemutahiran metode dan atau penambahan jenis parameter uji layanan laboratorium
Alasan Memilih Indikator
: Mendukung visi sebagai lab rujukan nasional, sehingga mengharuskan pengembangan layanan dalam bentuk penambahan jenis parameter yang mengikuti perkembangan teknologi.
Definisi : Pemutakhiran Metode adalah pengembangan mekanisme kerja
baru berdasarkan literatur terkini dan alat pemeriksaan yang
canggih.
Parameter baru adalah parameter yang belum pernah dilakukan
pengujian oleh BBLK Makassar.
Pemutakhiran metode dan atau parameter uji pelayanan
laboratorium meliputi penambahan metode dan atau parameter
uji pada seksi lab klinik dan uji kesehatan serta seksi lab
kesehatan masyarakat.
Formula : Jumlah pemutakhiran metode + Penambahan paramater baru
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kabid Pelayanan
Sumber Data Laporan penambahan parameter baru dan metode baru pemeriksaan lab. Laporan Database jenis parameter pemeriksaan laboratorium di BBLK Makassar
Pengumpul Data : Masing-masing Kepala Instalasi
Periode Pelaporan : Bulanan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
7 8 9 9 10
55
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-7. Jumlah parameter yang diusulkan untuk terakreditasi
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terpeliharanya mutu layanan
KPI : Jumlah parameter yang diusulkan untuk terakreditasi
Alasan Memilih Indikator
: Paramater terakreditasi merupakan Indikator Mutu Penyelenggaraan Laboratorium yang baik dan benar
Definisi : Jumlah parameter yang diusulkan terakreditasi dalam setiap
tahun berjalan.
Penentuan Parameter berdasarkan ketentuan bahwa
parameter tersebut telah dilaksanakan lebih dari 1 tahun
pemeriksaan dan seluruh prosedur serta kelengkapan
dokumennya tersedia.
Parameter yang diusulkan terakreditasi dibuktikan dengan
dokumen Pengusulan Parameter minimal surat usulan, Laporan
bukti pemeriksaan selama 1 tahun, IKA, IKM, IKK, dokumen
pemeliharaan dan kalibrasi alat, hasil uji banding dan
Pemantapan Mutu Internal
Formula : Total Jumlah parameter yang diusulkan terakreditasi di tahun berjalan
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan Pengusulan Parameter terakreditasi dari Team Mutu dan Akreditasi Data Base Jenis Parameter yang terakreditasi
Pengumpul Data : Staf Kabid Mutu
Periode Pelaporan : Semester
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
3 4 4 5 5
56
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-8. Persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terpeliharanya mutu layanan
KPI : Persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Alasan Memilih Indikator
: Peningkatan persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu merupakan salah satu Indikator Mutu Pelayanan Laboratorium guna menjaga kepercayaan stakeholder akan janji layanan.
Definisi : Persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu adalah
seluruh hasil pemeriksaan laboratorium yang selesai sesuai
dengan standar waktu pelayanan yang telah ditetapkan oleh
pihak BBLK Makassar
Standar waktu pelayanan adalah standar waktu sejak sampel
diregistrasi hingga LHU selesai ditandatangani.
Formula :
∑
pemeriksaan yg selesai sesuai standar waktu layanandlm satu periode pelaporan
hasil pemeriksaan yang dikeluarkan dalam satu periode pelaporan
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data SILK Database standar waktu peleayanan per parameter
Pengumpul Data : Kasie Pemantapan Mutu
Periode Pelaporan : Semester
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
90% 92% 94% 96% 100%
57
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-9. Persentase komplain yang ditindaklanjuti sesuai standar
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terpeliharanya mutu layanan
KPI : Persentase komplain yang ditindaklanjuti sesuai standar
Alasan Memilih Indikator
: Komplain yang ditindaklanjuti sesuai standar merupakan Indikator Mutu Penyelenggaraan Laboratorium yang baik dan benar
Definisi : Komplain yang dimaksud adalah rasa tidak puas yang
disampaikan oleh seluruh stakeholders baik stakeholder intern
maupun ekstern secara lisan maupun tertulis baik langsung
maupun melalui email, kotak saran dan media massa.
Yang dimaksud dengan yang ditindaklanjuti adalah tersusunnya
rencana tindak lanjut secara tertulis (berisikan item tindakan,
PIC, batas waktu penyelesaian) dalam 2 x 24 jam
Formula :
∑
Jumlah komplain yang ditindak lanjuti dalam batas waktu yang ditetapkan
Total jumlah komplain 𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Media sosial (facebook, email, web), Whatsapp, Kotak Saran, SMS,
Daftar penanganan komplain
Pengumpul Data : Satuan Pengawas Internal (SPI)
Periode Pelaporan : Bulanan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
95% 95% 96% 97% 100%
58
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-10. Persentase jenis parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional dengan kriteria hasil baik, lulus ataupun memuaskan
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terpeliharanya mutu layanan
KPI : Persentase jenis parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional dengan kriteria hasil baik, lulus ataupun memuaskan
Alasan Memilih Indikator
: Persentase jenis parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional dengan kriteria hasil baik, lulus ataupun memuaskan merupakan Indikator Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium yang baik dan benar =
Definisi : Semua parameter pemeriksaan yang diikutidalam PME nasional dan Internasional yang dinyatakan mendapatkan hasil keseluruhan dengan kriteria Lulus, Baik, ataupun memuaskan oleh penyelenggara PME.
Formula :
∑
Parameter yg diikuti dalam PME dengan nilai keseluruhan baik/lulus/memuaskan
dalam satu periode pelaporanTotal parameter yang diikuti dalam PME Nasional
maupun Internasional dalam satu periode pelaporan
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan Hasil Penyelenggaraan PME, Sertifikat Keikutsertaan PME
Pengumpul Data : Kasie Pemantapan Mutu
Periode Pelaporan : Semester
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
90% 90% 95% 100% 100%
59
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-11. Peningkatan jumlah parameter pemeriksaan yang diikuti dalam kegiatan PME
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terpeliharanya mutu layanan
KPI : Peningkatan jumlah parameter pemeriksaan yang diikuti dalam kegiatan PME
Alasan Memilih Indikator
: Peningkatan jumlah parameter pemeriksaan yang diikuti oleh BBLK Makassar sebagai peserta dalam kegiatan PME merupakan Indikator Penyelenggaraan pelayanan Laboratorium yang baik dan benar
Definisi : Semua jenis parameter pemeriksaan yang diikuti oleh BBLK
Makassar dalam kegiatan PME baik skala nasional dan atau
Internasional.
Untuk jenis parameter yang sama namun berbeda metode
pemeriksaan dihitung sebagai satu jenis parameter.
Periode merupakan satu tahun anggaran
Formula : Jumlah parameter yg diikuti dlm kegiatan PME tahun berjalan – jumlah parameter yg diikuti dlm kegiatan PME tahun sebelumnya.
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan Penyelenggaraan PME
Pengumpul Data : Kasie Pemantapan Mutu
Periode Pelaporan : Semester
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
2 2 2 2 2
60
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-12. Jumlah kepesertaan penyelenggaraan PN-PME setiap siklus
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
KPI : Jumlah kepesertaan penyelenggaraan PN-PME setiap Tahun
Alasan Memilih Indikator
: Peningkatan jumlah kepesertaan penyelenggaraan PNPME setiap siklus merupakan Indikator mutu Penyelenggaraan PNPME yang baik dan benar
Definisi : Kepesertaan yang dimaksud adalah keikutsertaan
fasyankes/laboratorium/UTD sebagai peserta dalam kegiatan
PNPME yang dilaksanakan oleh BBLK Makassar dalam satu
siklus.
Siklus adalah periode satu kali pelaksanaan PN-PME mulai dari
pendaftaran peserta hingga peserta menerima hasil evaluasi
dari pemeriksaan bahan PN-PME.
Formula : Jumlah keseluruhan fasyankes yang ikut dalam kegiatan P − PME BBLK Makassar setiap siklus
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan Penyelenggaraan PME
Pengumpul Data : Kasie Pemantapan Mutu
Periode Pelaporan : Periodek, 2 siklus
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
150 200 250 300 350
61
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-13. Penambahan jenis parameter PN-PME yang dilaksanakan
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya penyelenggaraan PN-PME
KPI : Penambahan jenis parameter PN-PME yang dilaksanakan
Alasan Memilih Indikator
: Peningkatan jenis parameter PN-PME yang dilaksanakan merupakan Indikator mutu Penyelenggaraan PNPME yang baik dan benar
Definisi : Jenis Parameter PN-PME yang dimaksud adalah parameter-
parameter yang dapat dipilih oleh peserta yang mengikuti
program PN-PME yang dilaksanakan oleh BBLK Makassar
untuk dilakukan pemeriksaan.
Penilaian bersumber dari jumlah parameter baru yang pada
siklus sebelumnya belum pernah di masukkan dalam PN-PME
Formula : Jumlah parameter PNPME pada tahun sebelumnya − jumlah parameter PNPME pada tahun berjalan
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan Penyelenggaraan PME
Pengumpul Data : Kasie Pemantapan Mutu
Periode Pelaporan : Semester
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
1 1 1 1 1
62
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-14. Jumlah kegiatan bimbingan teknis yang diselenggarakan
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
KPI : Jumlah kegiatan bimbingan teknis yang diselenggarakan
Alasan Memilih Indikator
: Kegiatan bimbingan teknis merupakan salah satu tugas pokok dan fungsi BBLK Makassar selaku laboratorium pembina di kawasanTimur Indonesia
Definisi : Kegiatan bimbingan teknis yang dimaksud adalah seluruh kegiatan
bimbingan terkait teknis laboratorium baik dalam bentuk kunjungan
lapangan, sosialisasi, seminar, FGD, workshop, dan atau
pertemuan koordinasi yang di selenggarakan baik oleh BBLK
Makassar maupun oleh pihak lain dimana pegawai BBLK Makassar
sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut, dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan maupun kemampuan SDM ditiap-tiap
laboratorium/fasyankes binaan dalam memberikan pelayanan
laboratorium di wilayahnya.
Formula : Total Kegiatan bimbingan teknis oleh BBLK Makassar dalam satu
tahun
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan penyelengaraan kegiatan
Pengumpul Data : Kasie Bimbingan Teknis
Periode Pelaporan : Bulanan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
10 12 14 18 20
63
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-15. Jumlah keikutsertaan laboratorium binaan dalam kegiatan bimbingan teknis
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
KPI : Jumlah keikutsertaan laboratorium binaan dalam kegiatan bimbingan teknis
Alasan Memilih Indikator
: Peningkatan Jumlah keikutsertaan laboratorium binaan dalam kegiatan bimbingan teknis merupakan Indikator mutu Penyelenggaraan PNPME serta penyelenggaraan pelaksanaan Laboratorium yang baik dan benar
Definisi : Yangdimaksudjumlah keikutsertaan laboratorium binaan dalam
kegiatan bimbingan teknisadalah total keseluruhanlaboratorium-
laboratorium/fasyankes yang mengirimkan perwakilannya untuk
mengikuti kegiatan bmbingan teknis yang di selenggarakan oleh
BBLK Makassar.
Formula : Jumlah total keikutsertaan laboratorium binaan dalam kegiatan
Bimtek periode satu tahun
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan penyelengaraan kegiatan, Daftar Hadir Peserta
Pengumpul Data : Kasie Bimbingan Teknis
Periode Pelaporan : Bulanan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
200 250 275 300 400
64
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-16. Jumlah siswa/mahasiswa/pegawai yang melakukan magang/penelitian
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
KPI : Jumlah siswa/mahasiswa/pegawai yang melakukan magang/penelitian
Alasan Memilih Indikator
: Salah satu tupoksi BBLK Makassar untuk mewujudkan Fungsi
Pembinaan berbasis Laboratorium
Sebagai salah satu bentuk /upaya promosi BBLK Makassar
Definisi : Magang adalah semua praktek kerja yang dilakukan di BBLK
Makassar
Penelitian adalah semua kegiatan pemeriksaan laboratorium
yang digunakan untuk keperluan penyusunan
skripsi/tesis/jurnal ilmiah/laporan penelitian.
Formula : Jumlah total siswa/mahasiswa/pegawai yang melakukan magang/penelitian dalam satu tahun
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kepala Bidang Pengendalian Mutu
Sumber Data Laporan penyelengaraan kegiatan
Pengumpul Data : Kasie Bimbingan Teknis
Periode Pelaporan : Tahunan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
65
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-17. Persentase PKS yang berjalan efektif
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna.
KPI : Persentase PKS yang berjalan efektif.
Alasan Memilih Indikator
: Peningkatan jumlah piutang BBLK Makassar memerlukan evaluasi terhadap PKS.
Definisi : Perjanjian Kerja Sama (PKS) adalah surat yang berisi klausal
kesepakatan atau perjanjian tertulis antara pihak BBLK
Makassar dengan stakeholder mengenai hak dan kewajiban
masing.
Yang dimaksud dengan efektifas pelaksanaan PKS yaitu hasil
evaluasi terhadap seluruh PKS yang telah berjalan minimal 3
bulan yang memiliki nilai diatas 75, dengan dasar penilaian
dilihat dari kepatuhan terhadap kewajiban, respon terhadap
tagihan, kuantitas pengiriman sampel.
Formula :
∑
Jumlah PKS yang dinyatakan efektif
berdasarkan hasil evaluasi
Jumlah seluruh PKS yang dievaluasi dalam satu periode evaluasi
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 5
Person in Charge : Kabid Pelayanan
Sumber Data Laporan Evaluasi Pelaksanaan PKS
Pengumpul Data :
Periode Pelaporan : Triwulanan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
85 % 100% 100% 100%
66
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-18. Jumlah pemeriksaan lab klinik, uji kesehatan, dan lab kesmas
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya kemitraan yang berdayaguna.
KPI : Jumlah pemeriksaan lab klinik, uji kesehatan, dan lab kesmas.
Alasan Memilih Indikator
: Mengetahui keseluruhan jumlah pemeriksaan parameter uji laboratorium setiap tahunnya, untuk mendapat gambaran terkait jenis pemeriksaan unggulan
Definisi : Merupakan total dari jumlah pemeriksaan seluruh parameter uji laboratorium yang dilakukan dalam satu periode pelaporan baik pemeriksaan laboratorium klinik, laboratorium kesehatan masyarakat maupun pelayanan uji kesehatan.
Formula : Total 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑏 𝑘𝑙𝑖𝑛𝑖𝑘 + 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑙𝑎𝑏 𝑘𝑒𝑠𝑚𝑎𝑠+ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑚𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑢𝑗𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡𝑎𝑛
Bobot KPI (%) : 5
Person in Charge : Kabid Pelayanan
Sumber Data Laporan jumlah pemeriksaan Lab. Klinik, Uji kesehatan dan Lab. Kesehatan Masyarakat, data SILK
Pengumpul Data : Kepala Instalasi, Loket
Periode Pelaporan :
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
200.000 232.000 255.200 280.720 308.792
67
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-19. Meningkatnya nilai hasil penilaian mandiri Coorporate Social Responsibility
Perspektif : Pelanggan
Sasaran Strategis : Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
KPI : Meningkatnya nilai hasil penilaian mandiri Coorporate Social
Responsibility
Alasan Memilih Indikator
: Kantor sebagai salah satu tempat kerja sehari-hari memiliki potensi
bahaya lingkungan yang dapat mempengaruhi keselamatan dan
kesehatan para pegawai sehingga CSR sangat perlu ditingkatkan
Definisi : Corporate social responsibility (CSR) adalah tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap konsumen, karyawan, komunitas dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan seperti
terhadap masalah-masalah yang berdampak pada lingkungan
seperti polusi, limbah, keamanan produk dan tenaga kerja.
Formula : Nilai skor hasil penilaian mandiri aplikasi BERHIAS periode bulanan
Bobot KPI (%) : 3
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Aplikasi BERHIAS Kemenkes
Pengumpul Data : Kasubag Administrasi Umum
Periode Pelaporan : Triwulan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
50% 55% 60% 65% 70%
68
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-20. Meningkatnya Nilai Indeks Survey Budaya
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
KPI : Meningkatnya nilai indeks Survei Budaya Kerja
Alasan Memilih Indikator
: Budaya Kerja yang dinamis tanpa toxic akan menghasilkan kinerja
yang baik dan pencapaian ouput yang maksimal
Definisi : Indeks Survey Budaya adalah program transformasi budaya kerja
untuk mengetahui tingkat kesehatan budaya organisasi. Tingkat
kesehatan ini akan ditunjukkan dengan jumlah prosentase Toxic
Culture. Toxic Culture adalah energi yang terpakai untuk kegiatan
tidak produktif di sebuah lingkungan kerja. Toxic Culture
menunjukkan tingkat konflik, friksi, dan frustasi dilingkungan
tersebut
INDIKATOR BUDAYA ORGANISASI MODEL STEPHEN P.
ROBBINS:
1. Innovation and risk taking (inovasi dan Pengambilan resiko)
2. Attention to detail (perhatian terhadap detail)
3. Outcome orientation (orientasi hasil)
4. People Orientation(orientasi individu)
5. Team Orientation (orientasi terhadap tim)
6. Aggressiveness (Agresivitas)
7. Stability (Stabilitas)
Formula : Hasil pengolahan data kuisioner berupa rating skala survei budaya
kerja pegawai yang dibagikan secara triwulan
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Kuesioner Indeks Survei Budaya
Pengumpul Data : Kasubag Administrasi Umum
Periode Pelaporan : Triwulan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
70 75 80 85 90
69
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-21. Persentase SDM Tenaga Kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya SDM yang kompeten
KPI : Persentase SDM Tenaga Kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi
Alasan Memilih Indikator
: Salah satu tuntutan akreditasi adalah semua tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam pemeriksaan sampel/spesimen ataupun kontak langsung dengan pasien wajib memiliki sertifikat kompetensi
Definisi : Yang dimaksud dengan sertifikat kompetensi adalah proses
pemberian sertifikasi kompetensi yang dilakukan secara
sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu
pada standar kompetensi kerja baik yang bersifat nasional
maupun internasional.
SDM Tenaga Kesehatan adalah pegawai BBLK Makassar yang
terlibat langsung dalam pemeriksaan sampel/spesimen ataupun
kontak langsung dengan meliputi dokter, perawat dan analis
kesehatan
Formula :
∑
Jumlah pegawai dengan pendidikan analis yang telah memiliki sertifikat kompetensi
Jumlah seluruh pegawai dengan pendidikan analis
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan danAdum
Sumber Data STR masing-masing SDM tenaga Kesehatan, DUPAK, Dokumen Standar Kompetensi Jabatan
Pengumpul Data :
Periode Pelaporan : Bulanan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
40% 50% 60% 70% 80%
70
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-22. Persentase SDM yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya SDM yang kompeten
KPI : Persentase SDM yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi
Alasan Memilih Indikator
: Penigkatan kemampuan/kompetensi dapat meningkatkan kualitas
pekerjaan seseorang.
Definisi Formula
:
:
SDM yang dimaksud adalah seluruh pegawai BBLK Makassar
yang berstatus CPNS dan PNS
Pengembangan kompetensi adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan
atau kecakapan SDM untuk melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnnya sesuai dengan jabatannya, yang diperoleh dengan
mengikuti diklat, magang, studi banding, maupun seminar-
seminar terkait kompetensi jabatannya, dan dibuktikan dengan
adanya sertifikat.
∑
Jumlah SDM BBLK Makassar yang melakukan
pengembangan kompetensi
jumlah seluruh pegawai BBLK Makassar 𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Administrasi Umum
Sumber Data :
Pengumpul Data : Kasubag Administrasi Umum dan Kasie Bimtek
Periode Pelaporan : Triwulan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
80% 85% 90% 95% 80%
71
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-23. Persentase ketepatan kalibrasi alat sesuai dengan jadwal
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terwujudnya sarana dan prasarana yang handal
KPI : Persentase ketepatan kalibrasi alat sesuai dengan jadwal
Alasan Memilih Indikator
: Alat yang terkalibrasi secara baik akan meningkatkan efektifitas
dan akurasi pemeriksaan laboratorium serta menjamin
keamanan penggunanya.
Hasil pengukuran yang tidak konsisten akan berpengaruh
langsung terhadap kualitas produk dan dapat membahayakan
reputasi laboratorium di mata konsumen.
Definisi : Kalibrasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil
pengukuran suatu alat dengan alat standar yang sesuai untuk
menentukan besarnya koreksi pengukuran alat serta
ketidakpastiannya.
Alat ukur yang telah dikalibrasi memiliki masa berlaku kalibrasi,
karena peralatan tersebut selama masa penggunaanya pasti
mengalami perubahan spesifikasi akibat pengaruh frekuensi
pemakaian, lingkungan penyimpanan, cara pemakaian, dan
sebagainya. Untuk itulah selama berlakunya masa kalibrasi alat
bersangkutan perlu dipelihara ketelusurannya dengan cara
perawatan dan cek antara secara periodik, dan alat ukur harus
di kalibrasi sebelum masa berlaku kalibrasi habis, atau alat
tersebut sudah tidak memenuhi persyaratan teknis sesuai
standar nasional maupun internasional
Formula : ∑
Jumlah alat yang dikalibrasi sesuai jadwal Jumlah seluruh alat yang direncanakan
untuk dilakukan kalibrasi
𝑥 100 %
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabid Mutu
Sumber Data Rekapitulasi usulan perencanaan alat yang akan dikalibrasi
berdasarkan prioritas selama Periode 5 Tahun, Time schadule
kalibrasi alat, laporan hasil kalibrasi, sertifikat kalibrasi, rekap
pelaksanaan kalibrasi
Pengumpul Data : Instalasi Sarana Prasarana
Periode Pelaporan : Bulanan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
80% 80% 90% 100% 80%
72
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-24. Penambahan / upgrade modul SILK yang terintegrasi
Perspektif : Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis : Terbangunnya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
KPI : Penambahan / upgrade modul SILK yang terintegrasi (kimkes, mikro, uji, radiologi, keuangan)
Alasan Memilih Indikator
: SILK yang digunakan sekarang masih belum memenuhi
kebutuhan pengguna internal sehinga diperlukan
penambahan/upgrade modul
Definisi : SILK adalah singkatan dari Sistem Informasi Laboratorium
Kesehatan Makassar
Modul adalah unit piranti lunak bagian dari SILK yang berdiri
sendiri dan dikembangkan serta dipelihara secara terpisah yang
berisi kode pemograman.
Penambahan/upgrade yang dimaksud adalah pembuatan
menu/modul baru ataupun pengembangan sub menu dari
menu/modul yang telah ada yang telah terintegrasi dengan
modul lainnya.
Formula : Jumlah Penambahan / upgrade modul SILK yang terintegrasi
dalam satu periode pelaporan (1 tahun)
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Manual book aplikasi
Pengumpul Data : Pranata Komputer
Periode Pelaporan : Tahunan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
1* 2* 3* 4* 5*
Keterangan : 1*) 2 modul Penerimaan sampel (kimkes dan spesimen) 2*) 5 modul Penerimaan sampel (mikro, pato, imun) penginputan
hasil radio dan uji kesehatan 3*) 4 modul Penginputan hasil 4 instalasi (kimkes, mikro, pato,
imun) 4*) 2 Modul Modul piutang dan penagihan, modul persediaan 5*) 1 modul Modul kepegawaian
73
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-25. Total pendapatan BLU
Perspektif : Financial
Sasaran Strategis : Terwujudnya peningkatan revenue
KPI : Total pendapatan BLU
Alasan Memilih Indikator
: BLU selalu dituntut untuk bisa meningkatkan penerimaannya agar
perlahan bisa mandiri dalam membiayai operasionalnya sendiri
Definisi : Pendapatan BLU merupakan PNBP BLU yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah uang, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari APBN.
Formula : Total pendapatan BLU
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Laporan Operasional Audited Internal
Pengumpul Data : Kasubag Keuangan dan BMN
Periode Pelaporan : Triwulan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
1* 2* 3* 4* 5*
Keterangan : 1*) Rp 7.706.247.000,- 2*) Rp 13.316.100.000,- 3*) Rp 16.023.300.000,- 4*) Rp 23.200.717.000,- 5*) Rp 24.268.067.000,-
74
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-26. Persentasi piutang lancar terhadap total piutang
Perspektif : Financial
Sasaran Strategis : Terwujudnya peningkatan revenue
KPI : Persentasi piutang lancar terhadap total piutang
Alasan Memilih Indikator
: Jumlah piutang macet yang cenderung meningkat dari waktu ke
waktu yang sudah membebani operasional laboratorium
Definisi : Piutang lancar adalah klaim terhadap sejumlah uang yang
diharapkan akan diperoleh pada masa yang tidak terlalu lama,
tidak melewati 1 tahun periode pelaporan
Total Piutang adalah jumlah keseluruhan piutang yang terbuku
baik itu piutang macet dan piutang lancar
Formula : Piutang Lancar
Total Piutang x 100 %
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Laporan Piutang di Neraca audited internal
Pengumpul Data : Kasubag Keuangan dan BMN
Periode Pelaporan : Triwulan
Target :
2020 2021 2022 2023 2024
40% 43% 47% 50% 53%
75
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
KPI-27. Cost Recovery/ Rasio pendapatan PNBP terhadap biaya (POBO)
Perspektif : Financial
Sasaran Strategis : Terwujudnya efisiensi
KPI : Cost Recovery/ Rasio pendapatan PNBP terhadap biaya (POBO)
Alasan Memilih Indikator
: Cost Recovery/ Rasio pendapatan PNBP merupakan dasar untuk
melihat sejauh mana tingkat kemandirian BLU untuk membiayai
operasionalnya sendiri. Semakin tinggi nilai POBO maka semakin
mandiri BLU tersebut.
Definisi : Pendapatan BLU merupakan PNBP BLU yang diperoleh
sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada
masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah
uang, hasil kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga
keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan
secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk
pendapatan yang berasal dari APBN.
Biaya operasional adalah seluruh biaya /pengorbanan yang
dikeluarkan perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional
perusahaan demi mencapai tujuan yang ditargetkan.
Formula : Pendapatan BLU
Biaya Operasional x 100 %
Bobot KPI (%) : 4
Person in Charge : Kabag Keuangan dan Adum
Sumber Data : Laporan Operasional Audited Internal
Pengumpul Data : Kasubag Keuangan dan BMN
Periode Pelaporan : Triwulan
Target : 2020 2021 2022 2023 2024
38% 40% 42% 46% 48%
76
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
3.6. Roadmap 5 Tahun kedepan
Tabel 24. Roadmap 5 Tahun Kedepan
Sasaran Strategis KPI PIC BASELINE
2019
TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Terciptanya kepuasan stakeholder
1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terkait Penyelengaraan PME
KABID MUTU 75 80/80 80/82 82/85 85/90 90/95
2 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
KABID
PELAYANAN 80 86 87 88 89 90
3 Indeks kepuasan pegawai
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
70 80 82 85 87 90
Terwujudnya dukungan terhadap keamanan dan pengamanan kesehatan manusia dan lingkungan berbasis laboratorium
4 Persentase kemampuan pemeriksaan laboratorium terhadap penyakit berpotensi wabah
KABID
PELAYANAN 100 % 100 % 100 % 100% 100% 100%
5 Persentase kerjasama program surveilance
KABID
PELAYANAN 80% 80% 85% 90% 95% 100%
Terwujudnya pengembangan produk layanan
6
Pemutahiran metode dan atau penambahan jenis parameter uji pelayanan laboratorium
KABID
PELAYANAN 7 7 8 9 9 10
77
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terpeliharanya
mutu layanan
7 Jumlah parameter yang diusulkan untuk terakreditasi
KABID
PELAYANAN 3 3 4 4 5 5
8 Persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
KABID
PELAYANAN 85 90% 92% 94% 96% 100%
9 Persentase komplain yang ditindaklanjuti sesuai standar
KABID MUTU 90 95% 95% 96% 97% 100%
10 Persentase jenis parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional dengan nilai baik
KABID MUTU 90 90% 90% 95% 100% 100%
11 Peningkatan jumlah parameter pemeriksaan yang diikuti dalam PME Nasional dan Internasional
KABID MUTU 2 2 2 2 2 2
78
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya fungsi pembinaan berbasis laboratorium
12 Jumlah kepesertaan penyelenggaraan PNPME setiap siklus
KABID MUTU 130 150 200 250 300 350
13 Penambahan jenis parameter PNPME yang dilaksanakan
KABID MUTU 1 1 1 1 1 1
14 Jumlah kegiatan bimbingan teknis yang diselenggarakan
KABID MUTU 10 10 12 14 18 20
15 Jumlah keikutsertaan laboratorium binaan dalam kegiatan bimbingan teknis
KABID MUTU 200 200 250 275 300 400
16 Jumlah siswa/mahasiswa/pegawai yang melakukan magang/penelitian
KABID MUTU 100 100 125 150 175 200
Terwujudnya
kemitraan yang
berdayaguna
17 Persentase PKS yang berjalan efektif
KABID
PELAYANAN 80%
-
85 % 100% 100% 100%
18 Meningkatnya jumlah pelayanan pemeriksaan lab klinik , uji kesehatan, dan lab kesmas (kemitraan yang berdayaguna)
KABID
PELAYANAN 200.000 200.000 232.000 255.200 280.720 308.792
79
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik
19 Meningkatnya nilai hasil penilaian mandiri Coorporate Social Responsibility
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
50% 50% 55% 60% 65% 70%
20 Meningkatnya Nilai Indeks Survey Budaya
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
70 70 75 80 85 90
Terwujudnya SDM yang kompeten
21 Persentase SDM Kesehatan yang telah memiliki sertifikasi kompetensi
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
20% 20% 30% 35% 40% 50%
22 Persentase SDM yang telah mengikuti kegiatan pengembangan kompetensi
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
80% 80% 85% 90% 95% 100%
Terwujudnya sarana dan prasarana yg handal
23 Persentase ketepatan kalibrasi alat sesuai dengan jadwal
KABID MUTU 80% 80% 80% 90% 100% 100%
Terbangunnya sistem manajemen kinerja terpadu berbasis IT
24 Penambahan / upgrade modul SILK yang terintegrasi
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
5 Modul 2 modul 5 modul 4 modul 2 modul 1 modul
80
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya peningkatan revenue
25 Total pendapatan BLU
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
Rp. 8.000.000,- Rp 7.706.247.000,- Rp 13.316.100.000,- Rp 16.023.300.000,- Rp 23.200.717.000,- Rp 24.268.067.000,-
26 Persentasi piutang terhadap pendapatan
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
35% 40% 43% 47% 50% 53%
Terwujudnya efisiensi
27 Cost Recovery/
Rasio pendapatan
PNBP terhadap
biaya (POBO)
KABAG
KEUANGAN &
ADUM
38% 38% 40% 42% 46% 48%
81
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
3.7. Program Kerja Strategis
Program Kerja strategis yang akan di lakukan oleh BBLK Makassar untuk mewujudkan target IKU pada tahun 2020-
2024 yang merupakan gambaran rangkaian program kerja yang dibutuhkan untuk mewujudkan sasaran strategis dalam kurun
waktu periode RSB. Program Kerja strategis BBLK Makassar kurun waktu RSB (tahun 2020-2024) dapat di lihat pada tabel
berikut.
Tabel 25. Program Kerja Strategis Tahunan
Sasaran
Strategis
Program Kerja Strategis Tahunan
2020 2021 2022 2023 2024
Terciptanya
kepuasan
stakeholder
Rutin melakukan temu pelanggan untuk memperoleh masukan terkait harapan stakholders
Melakukan perbaikan pelayanan berdasarkan hasil evaluasi Indeks Kepuasan masyarakat dan Indeks Kepuasan Pegawai
Melalkukan evaluasi rutin terhadap kinerja layanan tiap bidang/bagian
Membangun koordinasi dan komunikasi yang
Rutin melakukan temu pelanggan untuk memperoleh masukan terkait harapan stakholders
Melakukan perbaikan pelayanan berdasarkan hasil evaluasi Indeks Kepuasan masyarakat dan Indeks Kepuasan Pegawai
Melalkukan evaluasi rutin terhadap kinerja layanan tiap bidang/bagian
Membangun koordinasi dan komunikasi yang
Rutin melakukan temu pelanggan untuk memperoleh masukan terkait harapan stakholders
Melakukan perbaikan pelayanan berdasarkan hasil evaluasi Indeks Kepuasan masyarakat dan Indeks Kepuasan Pegawai
Melalkukan evaluasi rutin terhadap kinerja layanan tiap bidang/bagian
Membangun koordinasi dan komunikasi yang efektif di setiap bidang/bagian
Melakukan terobosan-terobosan layanan yang
Rutin melakukan temu pelanggan untuk memperoleh masukan terkait harapan stakholders
Melakukan perbaikan pelayanan berdasarkan hasil evaluasi Indeks Kepuasan masyarakat dan Indeks Kepuasan Pegawai
Melalkukan evaluasi rutin terhadap kinerja layanan tiap bidang/bagian
Membangun koordinasi dan komunikasi yang efektif di setiap bidang/bagian
Melakukan terobosan-terobosan layanan yang sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan pelanggan
Rutin melakukan temu pelanggan untuk memperoleh masukan terkait harapan stakholders
Melakukan perbaikan pelayanan berdasarkan hasil evaluasi Indeks Kepuasan masyarakat dan Indeks Kepuasan Pegawai
Melalkukan evaluasi rutin terhadap kinerja layanan tiap bidang/bagian
Membangun koordinasi dan komunikasi yang efektif di setiap bidang/bagian
82
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
efektif di setiap bidang/bagian
Melakukan terobosan-terobosan layanan yang sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan pelanggan
efektif di setiap bidang/bagian
Melakukan terobosan-terobosan layanan yang sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan pelanggan
sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan pelanggan
Melakukan terobosan-terobosan layanan yang sesuai dengan kemajuan zaman dan kebutuhan pelanggan
Terwujudnya
dukungan
terhadap
keamanan dan
pengamanan
kesehatan
manusia dan
lingkungan
berbasis
laboratorium
Melakukan pemetaan kemampuan sumber daya dalam pemeriksaan penyakit berpotensi wabah.
Mengikutkan SDM dalam pelatihan terkait pemeriksaan laboratorium penyakit berpotensi wabah
Membangun dan Menjaga jejaring kemitraan dengan fasyankes yang memiliki fungsi surveilance, maupun fasyankes lainnya, melalui peningkatan jenis dan mutu layanan
Menyediakan sarana prasarana yang mendukung terwujudnya pemeriksaan penyakit berpotensi wabah
Mengikutkan SDM dalam pelatihan terkait pemeriksaan laboratorium penyakit berpotensi wabah
Membangun dan Menjaga jejaring kemitraan dengan fasyankes yang memiliki fungsi surveilance, maupun fasyankes lainnya, melalui peningkatan jenis dan mutu layanan
Menyediakan sarana prasarana yang mendukung terwujudnya pemeriksaan penyakit berpotensi wabah
Mengikutkan SDM dalam pelatihan terkait pemeriksaan laboratorium penyakit berpotensi wabah
Membangun dan Menjaga jejaring kemitraan dengan fasyankes yang memiliki fungsi surveilance maupun fasyankes lainnya, melalui peningkatan jenis dan mutu layanan
Menyediakan sarana prasarana yang mendukung terwujudnya pemeriksaan penyakit berpotensi wabah
Mengikutkan SDM dalam pelatihan terkait pemeriksaan laboratorium penyakit berpotensi wabah
Membangun dan Menjaga jejaring kemitraan dengan fasyankes yang memiliki fungsi surveilance maupun fasyankes lainnya, melalui peningkatan jenis dan mutu layanan
Menyediakan sarana prasarana yang mendukung terwujudnya pemeriksaan penyakit berpotensi wabah
Mengikutkan SDM dalam pelatihan terkait pemeriksaan laboratorium penyakit berpotensi wabah
Membangun dan Menjaga jejaring kemitraan denganfasyankes yang memiliki fungsisurveilance maupun fasyankes lainnya, melalui peningkatan jenis dan mutu layanan
Terwujudnya
pengembangan
produk layanan
Melakukan survey produk layanan yang diperlukan masyarakat
Melakukan survey produk layanan yang diperlukan masyarakat
Melakukan survey produk layanan yang diperlukan masyarakat
Melakukan survey produk layanan yang diperlukan masyarakat
Melakukan survey produk layanan yang diperlukan masyarakat
83
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Melakukan pemetaan kemampuan sumber daya terkait hasil survey
Melakukan promosi terhadap layanan baru yang mampu dilaksanakan
Membuat rencana pengembangan layanan untuk tahun berikutnya
Melakukan pemetaan kemampuan sumber daya terkait hasil survey
Melakukan promosi terhadap layanan baru yang mampu dilaksanakan
Membuat rencana pengembangan layanan untuk tahun berikutnya
Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan baru (kemampuan SDM, kesediaan alat dan bahan, kemampuan daya listrik, dsb)
Melakukan pemetaan kemampuan sumber daya terkait hasil survey
Melakukan promosi terhadap layanan baru yang mampu dilaksanakan
Membuat rencana pengembangan layanan untuk tahun berikutnya
Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan baru (kemampuan SDM, kesediaan alat dan bahan, kemampuan daya listrik, dsb)
Melakukan pemetaan kemampuan sumber daya terkait hasil survey
Melakukan promosi terhadap layanan baru yang mampu dilaksanakan
Membuat rencana pengembangan layanan untuk tahun berikutnya
Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan baru (kemampuan SDM, kesediaan alat dan bahan, kemampuan daya listrik, dsb)
Melakukan pemetaan kemampuan sumber daya terkait hasil survey
Melakukan promosi terhadap layanan baru yang mampu dilaksanakan
Membuat rencana pengembangan layanan untuk tahun berikutnya
Menyiapkan sarana dan prasarana dalam mendukung layanan baru (kemampuan SDM, kesediaan alat dan bahan, kemampuan daya listrik, dsb)
Terpeliharanya
mutu layanan
Melakukan Kaji Ulang Manajemen minimal sekali setahun
Melakukan audit kinerja layanan minimal sekali setahun
Melakukan monitoring rutin terhadap hasil audit kinerja layanan
Membuat rencana terkait parameter yang diusulkan untuk terakreditasi selama lima tahun kedepan dan koordinasi dengan
Melakukan Kaji Ulang Manajemen minimal sekali setahun
Melakukan audit kinerja layanan minimal sekali setahun
Melakukan monitoring rutin terhadap hasil audit kinerja layanan
Membuat rencana terkait parameter yang diusulkan untuk terakreditasi selama lima tahun kedepan dan koordinasi dengan
Melakukan Kaji Ulang Manajemen minimal sekali setahun
Melakukan audit kinerja layanan minimal sekali setahun
Melakukan monitoring rutin terhadap hasil audit kinerja layanan
Membuat rencana terkait parameter yang diusulkan untuk terakreditasi selama lima tahun kedepan dan koordinasi dengan Instalasi terkait rencana kesiapan
Melakukan Kaji Ulang Manajemen minimal sekali setahun
Melakukan audit kinerja layanan minimal sekali setahun
Melakukan monitoring rutin terhadap hasil audit kinerja layanan
Membuat rencana terkait parameter yang diusulkan untuk terakreditasi selama lima tahun kedepan dan koordinasi dengan Instalasi terkait rencana kesiapan paramaeter
Melakukan Kaji Ulang Manajemen minimal sekali setahun
Melakukan audit kinerja layanan minimal sekali setahun
Melakukan monitoring rutin terhadap hasil audit kinerja layanan
Membuat rencana terkait parameter yang diusulkan untuk terakreditasi selama lima tahun kedepan dan koordinasi dengan
84
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Instalasi terkait rencana kesiapan paramaeter pemeriksaan PME yang akan diikuti oleh setiap Instalasi
Mengikuti PME dari minimal 4 penyelenggara (nasional dan internasional) dalam setahun, dan dengan parameter yang berbeda
Melakukan evaluasi terhadap hasil PME dan Uji Banding
Menjadikan ketepatan waktu pelayanan sebagai IKI pegawai teknis
Melengkapi kebutuhan alat dan Bahan CRM yang mendukung peningkatan parameter terakreditasi
Menjaga ketersediaan bahan penunjang pemeriksaan, stabilitas dan efektifitas peralatan uji untuk meningkatkan persentase hasil
Instalasi terkait rencana kesiapan paramaeter pemeriksaan PME yang akan diikuti oleh setiap Instalasi
Mengikuti PME dari minimal 4 penyelenggara (nasional dan internasional) dalam setahun, dan dengan parameter yang berbeda
Melakukan evaluasi terhadap hasil PME dan Uji Banding
Menjadikan ketepatan waktu pelayanan sebagai IKI pegawai teknis
Melengkapi kebutuhan alat dan Bahan CRM yang mendukung peningkatan parameter terakreditasi
Menjaga ketersediaan bahan penunjang pemeriksaan, stabilitas dan efektifitas peralatan uji untuk meningkatkan persentase hasil
paramaeter pemeriksaan PME yang akan diikuti oleh setiap Instalasi
Mengikuti PME dari minimal 4 penyelenggara (nasional dan internasional) dalam setahun, dan dengan parameter yang berbeda
Melakukan evaluasi terhadap hasil PME dan Uji Banding
Menjadikan ketepatan waktu pelayanan sebagai IKI pegawai teknis
Melengkapi kebutuhan alat dan Bahan CRM yang mendukung peningkatan parameter terakreditasi
Menjaga ketersediaan bahan penunjang pemeriksaan, stabilitas dan efektifitas peralatan uji untuk meningkatkan persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Melakukan tindaklanjut complain dalam waktu paling lambat 2 hari setelah complain diterima
pemeriksaan PME yang akan diikuti oleh setiap Instalasi
Mengikuti PME dari minimal 4 penyelenggara (nasional dan internasional) dalam setahun, dan dengan parameter yang berbeda
Melakukan evaluasi terhadap hasil PME dan Uji Banding
Menjadikan ketepatan waktu pelayanan sebagai IKI pegawai teknis
Melengkapi kebutuhan alat dan Bahan CRM yang mendukung peningkatan parameter terakreditasi
Menjaga ketersediaan bahan penunjang pemeriksaan, stabilitas dan efektifitas peralatan uji untuk meningkatkan persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Melakukan tindaklanjut complain dalam waktu paling lambat 2 hari setelah complain diterima
Instalasi terkait rencana kesiapan paramaeter pemeriksaan PME yang akan diikuti oleh setiap Instalasi
Mengikuti PME dari minimal 4 penyelenggara (nasional dan internasional) dalam setahun, dan dengan parameter yang berbeda
Melakukan evaluasi terhadap hasil PME dan Uji Banding
Menjadikan ketepatan waktu pelayanan sebagai IKI pegawai teknis
Melengkapi kebutuhan alat dan Bahan CRM yang mendukung peningkatan parameter terakreditasi
Menjaga ketersediaan bahan penunjang pemeriksaan, stabilitas dan efektifitas peralatan uji untuk meningkatkan persentase hasil pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Melakukan tindaklanjut complain dalam waktu paling lambat 2 hari setelah complain diterima
85
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Penataan manajemen complain satu pintu dan membuat SOP Komplain
Melakukan tindaklanjut complain dalam waktu paling lambat 2 hari setelah complain diterima
pemeriksaan yang selesai tepat waktu
Penataan manajemen complain satu pintu dan membuat SOP Komplain
Melakukan tindaklanjut complain dalam waktu paling lambat 2 hari setelah complain diterima
Terwujudnya
fungsi
pembinaan
berbasis
laboratorium
Merancang target laboratorium yang akan di bina serta materi pembinaan untuk tahun berikutnya
Merancang penambahan jenis parameter PME melalui peningkatan koordinasi dengan instalasi-instalasi
Melakukan Pendaftaran Parameter Baru PME ke KAN untuk mendapatkan sertifikat atau lisensi
Melakukan sosialisasi pelaksanaan PNPME dan aplikasi SIMPEL
Menjaga mutu layanan PNPME, melalui evaluasi terhadap
Melakukan kegiatan pembinaan berdasarkan perencanaan yang dibuat
Merancang target laboratorium yang akan di bina serta materi pembinaan untuk tahun berikutnya
Merancang penambahan jenis parameter PME melalui peningkatan koordinasi dengan instalasi-instalasi
Melakukan Pendaftaran Parameter Baru PME ke KAN untuk mendapatkan sertifikat atau lisensi
Melakukan kegiatan pembinaan berdasarkan perencanaan yang dibuat
Merancang target laboratorium yang akan di bina serta materi pembinaan untuk tahun berikutnya
Merancang penambahan jenis parameter PME melalui peningkatan koordinasi dengan instalasi-instalasi
Melakukan Pendaftaran Parameter Baru PME ke KAN untuk mendapatkan sertifikat atau lisensi
Melakukan sosialisasi pelaksanaan PNPME dan aplikasi SIMPEL
Menjaga mutu layanan PNPME, melalui evaluasi terhadap pelaksanaan PNPME yang telah berjalan
Melakukan kegiatan pembinaan berdasarkan perencanaan yang dibuat
Merancang target laboratorium yang akan di bina serta materi pembinaan untuk tahun berikutnya
Merancang penambahan jenis parameter PME melalui peningkatan koordinasi dengan instalasi-instalasi
Melakukan Pendaftaran Parameter Baru PME ke KAN untuk mendapatkan sertifikat atau lisensi
Melakukan sosialisasi pelaksanaan PNPME dan aplikasi SIMPEL
Menjaga mutu layanan PNPME, melalui evaluasi terhadap pelaksanaan PNPME yang telah berjalan
Melakukan kegiatan pembinaan berdasarkan perencanaan yang dibuat
Merancang target laboratorium yang akan di bina serta materi pembinaan untuk tahun berikutnya
Merancang penambahan jenis parameter PME melalui peningkatan koordinasi dengan instalasi-instalasi
Melakukan Pendaftaran Parameter Baru PME ke KAN untuk mendapatkan sertifikat atau lisensi
Melakukan sosialisasi pelaksanaan PNPME dan aplikasi SIMPEL
Menjaga mutu layanan PNPME, melalui evaluasi terhadap pelaksanaan
86
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
pelaksanaan PNPME yang telah berjalan
Melakukan perbaikan aplikasi SIMPEL, khususnya terkait pedoman penggunaan
Melakukan modifikasi pelaksanaan bimtek, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bimtek
Meningkatkan wawasan dan skill pegawai untuk dipersiapkan sebagai narasumber dalam pelaksanan bimtek.
Memfasilitasi calon Peserta PN-PMEdengan bentuk MOU bagi peserta yang terkendala dalam pencairan anggaran.
Meningkatkan koordinasi dengan Subdit Mutu Kemenkes untuk program PN-PME gratis.
Melakukan sosialisasi pelaksanaan PNPME dan aplikasi SIMPEL
Menjaga mutu layanan PNPME, melalui evaluasi terhadap pelaksanaan PNPME yang telah berjalan
Melakukan perbaikan aplikasi SIMPEL, khususnya terkait pedoman penggunaan
Melakukan modifikasi pelaksanaan bimtek, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bimtek
Meningkatkan wawasan dan skill pegawai untuk dipersiapkan sebagai narasumber dalam pelaksanan bimtek.
Memfasilitasi calon Peserta PN-PMEdengan bentuk MOU bagi peserta yang terkendala dalam pencairan anggaran.
Meningkatkan koordinasi dengan Subdit Mutu Kemenkes untuk program PN-PME gratis.
Melakukan perbaikan aplikasi SIMPEL, khususnya terkait pedoman penggunaan
Melakukan modifikasi pelaksanaan bimtek, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bimtek
Meningkatkan wawasan dan skill pegawai untuk dipersiapkan sebagai narasumber dalam pelaksanan bimtek.
Memfasilitasi calon Peserta PN-PMEdengan bentuk MOU bagi peserta yang terkendala dalam pencairan anggaran.
Meningkatkan koordinasi dengan Subdit Mutu Kemenkes untuk program PN-PME gratis.
Melakukan perbaikan aplikasi SIMPEL, khususnya terkait pedoman penggunaan
Melakukan modifikasi pelaksanaan bimtek, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bimtek
Meningkatkan wawasan dan skill pegawai untuk dipersiapkan sebagai narasumber dalam pelaksanan bimtek.
Memfasilitasi calon Peserta PN-PMEdengan bentuk MOU bagi peserta yang terkendala dalam pencairan anggaran.
Meningkatkan koordinasi dengan Subdit Mutu Kemenkes untuk program PN-PME gratis.
PNPME yang telah berjalan
Melakukan perbaikan aplikasi SIMPEL, khususnya terkait pedoman penggunaan
Melakukan modifikasi pelaksanaan bimtek, dan evaluasi pelaksanaan kegiatan bimtek
Meningkatkan wawasan dan skill pegawai untuk dipersiapkan sebagai narasumber dalam pelaksanan bimtek.
Memfasilitasi calon Peserta PN-PMEdengan bentuk MOU bagi peserta yang terkendala dalam pencairan anggaran.
Meningkatkan koordinasi dengan Subdit Mutu Kemenkes untuk program PN-PME gratis.
87
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya
kemitraan yang
berdayaguna
Rutin melaksanakan temu pelanggan minimal sekali setahun untuk menggali harapan stakeholder
Melakukan percepatan pengelolaan komplain
Melakukan evaluasi dan follow up terkait pelaksanaan MoU, untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan kerjasama dan mencari solusi bersama.
Melakukan promosi untuk memperkenalkan parameter pemeriksaan baru.
Mengembangkan jejaring layanan dengan bekerja sama dengan dokter-dokter dalam hal rujukan laboratorium
Rutin melaksanakan temu pelanggan minimal sekali setahun untuk menggali harapan stakeholder
Melakukan percepatan pengelolaan komplain
Melakukan evaluasi dan follow up terkait pelaksanaan MoU, untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan kerjasama dan mencari solusi bersama.
Melakukan promosi untuk memperkenalkan parameter pemeriksaan baru. Mengembangkan jejaring layanan dengan bekerja sama dengan dokter-dokter dalam hal rujukan laboratorium
Rutin melaksanakan temu pelanggan minimal sekali setahun untuk menggali harapan stakeholder
Melakukan percepatan pengelolaan komplain
Melakukan evaluasi dan follow up terkait pelaksanaan MoU, untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan kerjasama dan mencari solusi bersama.
Melakukan promosi untuk memperkenalkan parameter pemeriksaan baru. Mengembangkan jejaring layanan dengan bekerja sama dengan dokter-dokter dalam hal rujukan laboratorium
Rutin melaksanakan temu pelanggan minimal sekali setahun untuk menggali harapan stakeholder
Melakukan percepatan pengelolaan komplain
Melakukan evaluasi dan follow up terkait pelaksanaan MoU, untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan kerjasama dan mencari solusi bersama.
Melakukan promosi untuk memperkenalkan parameter pemeriksaan baru. Mengembangkan jejaring layanan dengan bekerja sama dengan dokter-dokter dalam hal rujukan laboratorium
Rutin melaksanakan temu pelanggan minimal sekali setahun untuk menggali harapan stakeholder
Melakukan percepatan pengelolaan komplain
Melakukan evaluasi dan follow up terkait pelaksanaan MoU, untuk melihat kekurangan dalam pelaksanaan kerjasama dan mencari solusi bersama.
Melakukan promosi untuk memperkenalkan parameter pemeriksaan baru. Mengembangkan jejaring layanan dengan bekerja sama dengan dokter-dokter dalam hal rujukan laboratorium
Terwujudnya
tata kelola
organisasi yang
baik
Melakukan pembenahan-pembenahan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek terkait item-item yang ada di aplikasi berhias
Melakukan pembenahan-pembenahan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek terkait item-item yang ada di aplikasi berhias
Melakukan pembenahan-pembenahan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek terkait item-item yang ada di aplikasi berhias
Melakukan perencanaan jangka panjang untuk
Melakukan pembenahan-pembenahan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek terkait item-item yang ada di aplikasi berhias
Melakukan perencanaan jangka panjang untuk memenuhi kritera kantor ramah lingkungan
Melakukan pembenahan-pembenahan yang dapat dilakukan dalam jangka pendek terkait item-item yang ada di aplikasi berhias
Melakukan perencanaan jangka panjang untuk
88
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Melakukan perencanaan jangka panjang untuk memenuhi kritera kantor ramah lingkungan
Melakukan evaluasi terhadap hasil Indeks Survey Budaya
Program Motivasi dari Luar Instansi/ Capacity Building
Reward and punishment
Melakukan perencanaan jangka panjang untuk memenuhi kritera kantor ramah lingkungan
Melakukan evaluasi terhadap hasil Indeks Survey Budaya
Program Motivasi dari Luar Instansi/ Capacity Building
Reward and punishment
memenuhi kritera kantor ramah lingkungan
Melakukan evaluasi terhadap hasil Indeks Survey Budaya
Program Motivasi dari Luar Instansi/ Capacity Building
Reward and punishment
Melakukan evaluasi terhadap hasil Indeks Survey Budaya
Program Motivasi dari Luar Instansi/ Capacity Building
Reward and punishment
memenuhi kritera kantor ramah lingkungan
Melakukan evaluasi terhadap hasil Indeks Survey Budaya
Program Motivasi dari Luar Instansi/ Capacity Building
Reward and punishment
Terwujudnya
SDM yang
kompeten
Mendata pegawai yang telah dan belum memiliki sertifikasi kompetensi
Mendata jabatan administrasi dan jenis pelatihan yang perlu diikuti untuk mengembangkan kompetensi sesuai tupoksi
Memfasilitasi pegawai tenaga kesehatan untuk melakukan uji kompetensi
Mewajibkan semua pegawai tenaga kesehatan memiliki sertifikat kompetensi dan mengembangkan
Melakukan pembaharuan data pegawai yang telah dan belum memiliki sertifikasi kompetensi
Mendata jabatan administrasi dan jenis pelatihan yang perlu diikuti untuk mengembangkan kompetensi sesuai tupoksi
Memfasilitasi pegawai tenaga kesehatan untuk melakukan uji kompetensi
Mewajibkan semua pegawai tenaga kesehatan memiliki sertifikat kompetensi
Melakukan pembaharuan data pegawai yang telah dan belum memiliki sertifikasi kompetensi
Mendata jabatan administrasi dan jenis pelatihan yang perlu diikuti untuk mengembangkan kompetensi sesuai tupoksi
Memfasilitasi pegawai tenaga kesehatan untuk melakukan uji kompetensi
Mewajibkan semua pegawai tenaga kesehatan memiliki sertifikat kompetensi dan mengembangkan kompetensinya.
Melakukan pembaharuan data pegawai yang telah dan belum memiliki sertifikasi kompetensi
Mendata jabatan administrasi dan jenis pelatihan yang perlu diikuti untuk mengembangkan kompetensi sesuai tupoksi
Memfasilitasi pegawai tenaga kesehatan untuk melakukan uji kompetensi
Mewajibkan semua pegawai tenaga kesehatan memiliki sertifikat kompetensi dan mengembangkan kompetensinya
Melakukan Perencanaan untuk pengembangan SDM tahun berikutnya
Melakukan pembaharuan data pegawai yang telah dan belum memiliki sertifikasi kompetensi
Mendata jabatan administrasi dan jenis pelatihan yang perlu diikuti untuk mengembangkan kompetensi sesuai tupoksi
Memfasilitasi pegawai tenaga kesehatan untuk melakukan uji kompetensi
Mewajibkan semua pegawai tenaga kesehatan memiliki sertifikat kompetensi dan
89
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
kompetensinya melalui surat keputusan Kepala BBLK
Membuat SOP permintaan pelatihan
Melakukan Perencanaan untuk pengembangan SDM tahun berikutnya
dan mengembangkan kompetensinya.
Melakukan Perencanaan untuk pengembangan SDM tahun berikutnya
Melakukan Perencanaan untuk pengembangan SDM tahun berikutnya
mengembangkan kompetensinya.
Melakukan Perencanaan untuk pengembangan SDM tahun berikutnya
Terwujudnya
sarana dan
prasarana yg
handal
Melakukan evaluasi terhadap tata kelola sarana prasarana
Melengkapi database peralatan di ruangan
Membuat SOP sarana prasarana
Membuat jadwal kalibrasi dan melaksanakan kalibrasi
Mendokumentasikan pencatatan pemeliharaan alat harian
rutin melaksanakan uji antara
Membuat MoU Kalibrasi alat dengan fasyankes/perusahaan jasa kalibrasi
Evaluasi perencanaan pengadaan alat terkait layanan purna jual
Melaksanakan tata kelola sarana prasarana sesuai SOP
Melakukan perbaikan sarana prasarana yang belum memenuhi standar permenkes
Membuat jadwal kalibrasi dan melaksanakan kalibrasi
Mendokumentasikan pencatatan pemeliharaan alat harian
rutin melaksanakan uji antara
Membuat MoU Kalibrasi alat dengan fasyankes/perusahaan
Evaluasi perencanaan pengadaan alat terkait layanan purna jual
Melaksanakan tata kelola sarana prasarana sesuai SOP
Melakukan perbaikan sarana prasarana yang belum memenuhi standar permenkes
Membuat jadwal kalibrasi dan melaksanakan kalibrasi
Mendokumentasikan pencatatan pemeliharaan alat harian
rutin melaksanakan uji antara
Membuat MoU Kalibrasi alat dengan fasyankes/perusahaan
Evaluasi perencanaan pengadaan alat terkait layanan purna jual
Melaksanakan tata kelola sarana prasarana sesuai SOP
Melakukan perbaikan sarana prasarana yang belum memenuhi standar permenkes
Membuat jadwal kalibrasi dan melaksanakan kalibrasi
Mendokumentasikan pencatatan pemeliharaan alat harian
rutin melaksanakan uji antara
Membuat MoU Kalibrasi alat dengan fasyankes/perusahaan
Evaluasi perencanaan pengadaan alat terkait layanan purna jual
Melaksanakan tata kelola sarana prasarana sesuai SOP
Melakukan perbaikan sarana prasarana yang belum memenuhi standar permenkes
Membuat jadwal kalibrasi dan melaksanakan kalibrasi
Mendokumentasikan pencatatan pemeliharaan alat harian
rutin melaksanakan uji antara
Membuat MoU Kalibrasi alat dengan fasyankes/perusahaan
Evaluasi perencanaan pengadaan alat terkait layanan purna jual
90
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terbangunnya
sistem
manajemen
kinerja
terpadu
berbasis IT
Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk dapat membuat perencanaan jangka pendek dan menegah terhadap penambahan maupun pengembangan modul yang tepat guna dan tepat waktu
Evaluasi jaringan LAN
Membuat 2 modul, Penerimaan sampel (kimkes dan spesimen)
Membuat 5 modul, Penerimaan sampel (mikro, pato, imunpenginputan hasil radio dan uji kesehatan
Menyiapakan sarana dan prasarana penunjang agar sistem aplikasi berjalan maksimal, misalnya datacentre dan penambahan Kecepatan internet
Menambah SDM IT baik PNS maupun nOn PNS
Membuat 4 modul, Penginputan hasil 4 instalasi (kimkes, mikro, pato, imun)
Menyiapakan sarana dan prasarana penunjang agar sistem aplikasi berjalan maksimal
Membuat 2 Modul, modul piutang dan penagihan, modul persediaan
Menyiapakan sarana dan prasarana penunjang agar sistem aplikasi berjalan maksimal
Membuat 1 modul, Modul kepegawaian
Menyiapakan sarana dan prasarana penunjang agar sistem aplikasi berjalan maksimal
Terwujudnya
peningkatan
revenue
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MOU dan tata kelola piutang
Melakukan evaluasi trand pendapatan
Memaksimalkan penagihan piutang
Memaksimalkan kegiatan promosi
Memaksimalkan pos pendapatan
Memperketat syarat pemberian piutang
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MOU dan tata kelola piutang
Melakukan evaluasi trand pendapatan
Memaksimalkan penagihan piutang
Memaksimalkan kegiatan promosi
Memaksimalkan pos pendapatan
Memperketat syarat pemberian piutang
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MOU dan tata kelola piutang
Melakukan evaluasi trand pendapatan
Memaksimalkan penagihan piutang
Memaksimalkan kegiatan promosi
Memaksimalkan pos pendapatan
Memperketat syarat pemberian piutang
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MOU dan tata kelola piutang
Melakukan evaluasi trand pendapatan
Memaksimalkan penagihan piutang
Memaksimalkan kegiatan promosi
Memaksimalkan pos pendapatan
Memperketat syarat pemberian piutang
Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MOU dan tata kelola piutang
Melakukan evaluasi trand pendapatan
Memaksimalkan penagihan piutang
Memaksimalkan kegiatan promosi
Memaksimalkan pos pendapatan
Memperketat syarat pemberian piutang
91
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Terwujudnya
efisiensi
Melakukan evaluasi terhadap pos biaya terkait efisiensi dan pos pendapatan terkait pengembangan
Pengendalian belanja rutin dan sumber daya habis pakai lainnya
Evaluasi harga pemasok untuk belanja sumber daya habis pakai
Melakukan program-program promosi yang dapat meningkatkan daya tarik stakeholder
Melakukan evaluasi terhadap pos biaya terkait efisiensi dan pos pendapatan terkait pengembangan
Pengendalian belanja rutin dan sumber daya habis pakai lainnya
Evaluasi harga pemasok untuk belanja sumber daya habis pakai
Melakukan program-program promosi yang dapat meningkatkan daya tarik stakeholder
Melakukan evaluasi terhadap pos biaya terkait efisiensi dan pos pendapatan terkait pengembangan
Pengendalian belanja rutin dan sumber daya habis pakai lainnya
Evaluasi harga pemasok untuk belanja sumber daya habis pakai
Melakukan program-program promosi yang dapat meningkatkan daya tarik stakeholder
Melakukan evaluasi terhadap pos biaya terkait efisiensi dan pos pendapatan terkait pengembangan
Pengendalian belanja rutin dan sumber daya habis pakai lainnya
Evaluasi harga pemasok untuk belanja sumber daya habis pakai
Melakukan program-program promosi yang dapat meningkatkan daya tarik stakeholder
Melakukan evaluasi terhadap pos biaya terkait efisiensi dan pos pendapatan terkait pengembangan
Pengendalian belanja rutin dan sumber daya habis pakai lainnya
Evaluasi harga pemasok untuk belanja sumber daya habis pakai
Melakukan program-program promosi yang dapat meningkatkan daya tarik stakeholder
92
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
BAB IV
PROYEKSI KEUANGAN
Untuk mendukung tercapainya sasaran utama dari Rencana Strategis
Bisnis, BBLK Makassar telah memperhitungkan proyeksi keuangan untuk 5
tahun ke depan sebagai berikut:
4.1. Estimasi Pendapatan
Perkiraan untuk pendapatan disusun berdasarkan sumber-sumber
pendapatan untuk periode 5 tahun ke depan sebagai berikut:
Tabel 26. Estimasi Pendapatan 2020-2024
NO SUMBER
PENDAPATAN
BASELINE TAHUN 2019
(dlm 000)
ESTIMASI PENDAPATAN (dlm 000)
Tahun ke-1 2020
Tahun ke-2 2021
Tahun ke-3 2022
Tahun ke-4 2023
Tahun ke-5 2024
1 Dana
Pemerintah
APBN (RM) 19,019,64, 17,373,140 19,126,820 22,789,940 27,375,328 28,156,202
2 Dana
Masyarakat - - - - - -
PNBP (BLU) 8,000,000 7,706,247 13,316,100 16,023,300 19,280,900 23,200,717
TOTAL 27,019,624 25,079,387 32,442,920 38,813,240 46,656,228, 51,356,919
4.2. Rencana Kebutuhan Anggaran
Rencana kebutuhan anggaran ini terbagi dua yaitu anggaran untuk
kelangsungan operasional dan anggaran pengembangan
4.2.1. Anggaran kelangsungan operasional
Anggaran kelangsungan operasional ditujukan untuk menjaga kegiatan
operasional yang tidak dapat ditangguhkan. Anggaran kelangsungan
operasional disusun berdasarkan jenis pembiayaan dan estimasi besarannya
per tahun.
93
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 27. Estimasi Anggaran Kelangsungan Operasional 2020-2024
NO JENIS
KEGIATAN BASELINE
TAHUN 2019
ESTIMASI KEBUTUHAN ANGGARAN
Tahun ke-1 2020
Tahun ke-2 2021
Tahun ke-3 2022
Tahun ke-4 2023
Tahun ke-5 2024
1 RM 19,019,624,000 17,373,140,000 19,126,820,000 22,789,940,000 27,375,328,000 28,156,202,000
Belanja Pegawai
5,705,008,000 6,846,009,000 8,215,211,000 10,058,253,000 12,429,904,000 13,473,129,000
Belanja Brg Operasional
3,197,931,000 2,752,167,000 2,468,004,000 2,923,980,000 3,393,699,000 2,465,510,000
Belanja Daya & Jasa
940,200,000 1,087,210,000 1,136,570,000 1,388,400,000 1,442,818,000 1,199,959,000
Belanja pemeliharaan
1,988,574,000 2,008,459,000 2,028,544,000 2,248,829,000 2,569,318,000 2,090,011,000
Belanja Perjalanan
1,238,295,000 1,263,060,000 1,288,322,000 1,396,403,000 1,355,066,000 1,367,177,000
Belanja
Reagen & BMHP
1,816,718,000 3,416,235,000 3,813,593,000 4,774,075,000 6,184,523,000 7,560,416,000
2 BLU 8,000,000,000 7,706,247,000 13,316,100,000 16,023,300,000 19,280,900,000 23,200,717,000
Belanja Gaji & Tunjangan
4,800,000,000 8,713,732,000 9,837,733,000 11,780,157,000 16,077,388,000 16,801,687,000
Belanja Barang BLU
2,039,997,000 3,851,996,000 3,314,995,000 4,043,743,000 6,509,049,000 6,774,560,000
Belanja Jasa 2.126,800,000 290,492,000 163,372,000 199,400,000 614,280,000 691,820,000
TOTAL 27,019,624,000 25,079,387,000 32,442,920,000 38,813,240,000 46,656,228,000 51,356,919,000
4.2.2. Anggaran Pengembangan
Anggaran pengembangan ditujukan untuk pembiayaan program-
program strategis yang bersumber dari
Program strategis tahunan untuk pencapaian target IKU
Program strategis untuk pelaksanaan mitigasi resiko
94
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
Tabel 28.Estimasi Anggaran Pengembangan 2020-2024
No. Jenis Kegiatan Baseline
Tahun 2019
Estimasi Kebutuhan Anggaran
Tahun ke 1 2020
Tahun ke 2 2021
Tahun ke 3 2022
Tahun ke 4 2023
Tahun ke5 2024
1 Tingkat Kepuasan Masyarakat per Tahun
12,161,947,500 18,513,275,000 20,364,602,500 22,401,062,750 24,641,169,025 27,105,285,928
2 Tingkat Kepuasan Pegawai 6,792,899,400 7,547,666,000 8,302,432,600 9,132,675,860 10,045,943,446 11,050,537,791
3 Tingkat Keikutsetaan PME 1,372,295,700 1,524,773,000 1,677,250,300 1,844,975,330 2,029,472,863 2,232,420,149
4 Penambahan Parameter PME Nasional dan/atau International yang diikuti
1,372,295,700 1,524,773,000 1,677,250,300 1,844,975,330 2,029,472,863 2,232,420,149
5 Tingkay kepesertaan penyelenggaraan PNPME
1,372,295,700 1,524,773,000 1,677,250,300 1,844,975,330 2,029,472,863 2,232,420,149
6 Penambahan jumlah parameter pemeriksaan yang terakreditasi
260,451,000 289,390,000 318,329,000 350,161,900 385,178,090 423,695,899
7 Jumlah kemampuan pemeriksaan penyakit berpotensi wabah
310,844,700 345,383,000 379,921,300 417,913,430 459,704,773 505,675,250
8 Pemutakhiran metode dan atau penambahan parameter uji layanan laboratorium
5,531,844,600 6,146,494,000 6,761,143,400 7,437,257,740 8,180,983,514 8,999,081,865
9 Presentase petugas yang melaksanakan kegiatan sesuai SOP
1,732,753,800 1,925,282,000 2,117,810,200 2,329,591,220 2,562,550,342 2,818,805,376
10 Presentase keluhan pelanggan yang ditindaklanjuti
207,256,500 230,285,000 253,313,500 278,644,850 306,509,335 337,160,269
11 Jumlah kerjasama program surveilance
16,648,696,800 18,498,552,000 20,348,407,200 22,383,247,920 24,621,572,712 27,083,729,983
16 Peningkatan nilai mandiri penerapan CSR
1,139,220,000 1,265,800,000 1,392,380,000 1,531,618,000 1,684,779,800 1,853,257,780
17 Presentase SDM Medis yang bersertifikasi
449,370,000 499,300,000 549,230,000 604,153,000 664,568,300 731,025,130
18 Diklat dan Pengembangan kompetensi yang diikkuti
449,370,000 499,300,000 549,230,000 604,153,000 664,568,300 731,025,130
95
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
19 Jumlah modul SILK yang diimplementasikan
387,883,800 430,982,000 474,080,200 521,488,220 573,637,042 631,000,746
20 Presentase sarpras yang sesuai standar Kemenkes
2,854,388,700 3,171,543,000 3,488,697,300 3,837,567,030 4,221,323,733 4,643,456,106
21 Rasio Pendapatan PNBP terhadap biaya (POBO)
449,370,000 499,300,000 549,230,000 604,153,000 664,568,300 731,025,130
22 Presentase jumlah piutang lancar terhadap total piutang
449,370,000 499,300,000 549,230,000 604,153,000 664,568,300 731,025,130
23 Total pendapatan BLU 12,161,947,500 18,513,275,000 20,364,602,500 22,401,062,750 24,641,169,025 27,105,285,928
4.3. Rencana Pendanaan
Semua kegiatan untuk kelangsungan operasional dan pengembangan program selama lima tahun ke depan yaitu tahun
2020 sampai tahun 2024 direncanakan akan didanai oleh pendanaan yang bersumber dari pendapatan APBN (RM) dan
pendapatan PNBP (BLU).
Berdasarkan proyeksi, rencana kebutuhan anggaran masih belum melebihi dari estimasi anggaran pendapatan. Namun
apabila terjadi kekurangan dari proyeksi pendapatan melalui dana pemerintah atau APBN (RM) maka proyeksi anggaran
terkait renovasi gedung pelayanan akan mengalami revisi ataupun ditangguhkan, sedangkan apabila terjadi kekurangan dari
proyeksi pendapatan melalui kontribusi unit kerja (BLU) maka secara otomatis terjadi penurunan belanja gaji dan tunjangan
sesuai persentasi yang ditetapkan dan jika diperlukan akan dilakukan skala prioritas untuk kegiatan pengembangan terkait
sarana prasarana yang direncanakan.
96
BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
BAB V
PENUTUP
Dengan tersusunnya Rencana Strategi Bisnis Tahun Anggaran 2020-
2024, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar ini diharapkan dapat
terbentuk keselarasan secara vertikal dan horizontal dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi optimalisasi pengelolaan sumber daya dengan
memperhatikan arah dan prioritas strategi dalam kurun periode RSB.
Masukan serta kritik yang bersifat membangun kiranya dapat menjadi
bahan evaluasi bagi perbaikan penyusunan RSB di masa yang akan datang.
Dengan Penyusunan RSB Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar ini
semoga dapat berkontribusi bagi perwujudan visi dan misi Kementerian
Kesehatan.
97
BALAI ESAR LABORATORIUM KESEHATAN MAKASSAR
top related