renstra bkkbn 2015-2019
Post on 06-Jul-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
1/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
2/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
3/104
Rencana StrategisBADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2015 - 2019
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
JUNI TAHUN 2015
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
4/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
5/104
i
KATA PENGANTAR
Dalam Undang-undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang PerkembanganKependudukan dan Pembangunan Keluarga dijelaskan bahwa Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki tugas
melaksanakan Pengendalian Penduduk dan menyelenggarakan Keluarga
Berencana. Berdasarkan pasal 56 ayat (2) BKKBN memiliki 6 (enam) fungsi
diantaranya BKKBN memiliki fungsi dalam perumusan kebijakan nasional.
Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015-2019 merupakan kebijakan
nasional yang ditetapkan melalui Peraturan Kepala BKKBN Nomor : 212
/PER/B1/2015 tentang Rencana Strategis BKKBN Tahun 2015-2019 sebagai
dokumen perencanaan dan acuan penganggaran Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) periode 2015-
2019.
Renstra BKKBN 2015-2019 ini berisi tentang sasaran, kebijakan strategi
program serta kegiatan-kegiatan dalam penguatan pembangunan bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana yang sesuai dengan tugas
dan fungsi BKKBN sebagaimana yang telah ditetapkan melalui Peraturan
Presiden Nomor 3 tahun 2013 - perubahan ketujuh atas Keputusan
Presiden Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian dan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Selain itu, penyusunan Renstra
BKKBN 2015-2019 juga mengacu pada arah kebijakan yang ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005 -
2025 sesuai Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 serta sesuai dengan
arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-2019 dimana BKKBN
merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat
untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan (Nawacita),
terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu “MeningkatkanKualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana”.
Mengingat dinamika perubahan lingkungan strategis yang demikian cepat,
khususnya berkenaan dengan adanya ketentuan baru dalam pemprograman
dan penganggaran berdasarkan Undang - undang Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan penerapan penganggaran
berbasis kinerja, anggaran terpadu, dan Kerangka Pengeluaran Jangka
Menengah (KPJM), maka Renstra BKKBN 2015-2019 mengacu pada ketiga
i
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
6/104
ii
pendekatan tersebut. Selanjutnya, terkait dengan perubahan kewenangan
pemerintah sebagaimana tercantum dalam lampiran Undang - undang Nomor
23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, BKKBN telah melakukan beberapa
penyesuaian pada struktur program dan kegiatan di dalam Renstra BKKBN
2015 - 2019.
Penyusunan Renstra BKKBN 2015 - 2019 telah melalui beberapa langkah
penyempurnaan dengan melakukan penajaman pada sasaran, outcome, output
dan kegiatan berdasarkan perubahan lingkungan strategis Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK).
Penyempurnaan Renstra BKKBN 2015-2019 tersebut melibatkan seluruh
komponen internal di lingkungan BKKBN, Bappenas, Kementerian Keuangan
dan para Mitra Kerja Utama BKKBN. Selanjutnya dalam implementasi
Program KKBPK pada kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan, diharapkanseluruh Unit Kerja di lingkungan BKKBN dapat mengacu pada dokumen
Renstra BKKBN 2015-2019 ini, terutama sebagai dasar dalam penyusunan
dokumen perencanaan program dan anggaran di Unit Kerjanya dan dokumen
Rencana Kegiatan masing - masing Unit Kerja Eselon II baik di Pusat
maupun di Provinsi.
Akhirnya, dengan segala upaya dari seluruh jajaran BKKBN, kami berharap
agar seluruh target sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Renstra
BKKBN 2015-2019 ini dapat tercapai sehingga akan menggambarkansuksesnya implementasi program KKBPK secara utuh dan menyeluruh di
semua tingkatan wilayah.
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
Surya Chandra Surapaty
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
7/104
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................... iii
PERATURAN KEPALA BKKBN NOMOR 212/PER/B1/2015 ................... v
BAB I PENDAHULUAN ............................... ........................ 1
1.1 Kondisi Umum ............................ ......................... 1
1.2 Potensi dan permasalahan ............................... ... 3
BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGIS
BKKBN TAHUN 2015 - 2019 ....................................... 9
2.1 Visi ................................ ................................ ..... 9
2.2 Misi ................................ ................................ ..... 11
2.3 Tujuan BKKBN ............................... ..................... 12
2.4 Sasaran Strategis BKKBN .......................................... 13
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI DAN KELEMBAGAAN ................ ........... . 15
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional ......... ...... ... ... 15
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN ............ ...... ... .. 16
3.3 Kerangka Regulasi ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ... 20
3.4 Kerangka Kelembagaan ............................................. 25
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 29
4.1 Target Kinerja .......... ..... ..... ..... ..... ..... ..... ...... ..... .... 29
4.2 Kerangka Pendanaan ................................ .......... 37
BAB V PENUTUP ........................................................... ... 43
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Matriks Kinerja dan Pendanaan BKKBN
Lampiran 2 : Matriks Kerangka Regulasi
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
8/104
iv
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
9/104
v
PERATURAN
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR : 212/PER/B1/2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015 -2019
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA
NASIONAL,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menghadapi tantangan
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga
Berencana yang semakin kompleks dan perubahan
lingkungan strategis yang sangat dinamis, diperlukanProgram Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga yang terintegrasi dan
bersinergi dengan semua sektor pembangunan;
b. bahwa sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-
2019 dan upaya meningkatkan efektivitas dan
efisiensi pengelolaan Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga,
perlu disusun kebijakan, strategi, rencana kerja dan
indikator kinerja Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga, Tahun
2015-2019.
c. bahwa dalam Strategi Pembangunan Nasional
2015-2019 Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional berada pada Dimensi
Pembangunan Manusia, yang berperan serta
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
10/104
vi
pada upaya mensukseskan Dimensi
Pembangunan Kesehatan dan Revolusi Mental.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional bertanggung jawab untukmeningkatkan peran keluarga dalam
mewujudkan kesehatan dan revolusi mental;
d. bahwa Rencana Strategis Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional Tahun 2015-
2019 untuk Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga disusun
mengacu pada perencanaan program dan kegiatan
strategis, serta perencanaan pendanaan yang
memperhatikan sistem perencanaan anggaran yang
berbasis kinerja (PBK), Kerangka Pengeluaran
Jangka Menengah (KPJM) dan Anggran terpadu
(Unified Budgeting ) dan menggunakan pendekatan
Balanced Score Card (BSC);
e. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut pada
huruf a, huruf b, huruf c dan huruf d, perlu
menetapkan Peraturan Kepala tentang Rencana
Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2015 -2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5080);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
11/104
vii
4. Peraturan Pemerintah Nomor 87 tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, Keluarga Berencana dan Sistem Informasi
Keluarga (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014 Nomor, 319, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5614);
5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Kementerian, sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3
Tahun 2013;
6. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang
Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga
Pemerintah Non Kementerian, sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2013;
7. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional Nomor
72/PER/B5/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, yang telah diubah dengan Peraturan
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Nomor 273/PER/B4/2014;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG
RENCANA STRATEGIS BADAN KEPENDUDUKAN
DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN
2015-2019.
KESATU : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2015-2019 digunakan sebagai
dasar sinkronisasi kebijakan dan integrasi antara kegiatan
program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
12/104
viii
Pembangunan Keluarga dengan program dan kegiatan
stakeholder dan mitra kerja.
KEDUA : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2015-2019 merupakan suaturencana dan acuan dalam:
a. penyusunan Program Pengendalian Penduduk,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
ditingkat nasional
b. penyusunan Rencana Strategis Daerah yang harus
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan Penduduk
Tumbuh Seimbang; dan
c. penyusunan Rencana Belanja Pengendalian
Penduduk, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga serta Rencana Kegiatan dan Anggaran
(RKA).
KETIGA : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2015-2019 merupakan
ketetapan yang meliputi uraian tentang Mandat, Tugas,
Fungsi dan Kewenangan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional serta Peran, Kondisi,
Tantangan, Kebijakan, Strategi, Program dan kegiatan
yang dilengkapi dengan sasaran strategis yang harus di
capai serta indikator output, indikator outcome, target
capaian, pendanaan, dan indikator kinerja utama (IKU);
KEEMPAT : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2015-2019 disusun untuk
meningkatkan akuntabilitas, kualitas perencanaan dan
pelaksanaan program pembangunan pada umumnya danProgram Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga pada khususnya;
KELIMA : Rencana Strategis Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional Tahun 2015-2019 sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU, tercantum dalam
Lampiran Peraturan Kepala Badan Kependudukan
Keluarga dan Berencana Nasional yang merupakan satu
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
13/104
ix
kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
KEENAM : Hal-hal lain yang berkaitan dengan penyelenggaraan
Rencana Strategis Badan Kependudukan dan KeluargaBerencana Nasional Tahun 2015-2019 yang belum diatur
dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut dalam
pedoman penyelenggaraan disesuaikan dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
KETUJUH : Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Juni 2015
KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN
KELUARGA BERENCANA NASIONAL,
SURYA CHANDRA SURAPATY
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
14/104
x
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
15/104
xi
LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
NOMOR : 212/PER/B1/2015
TENTANG
RENCANA STRATEGIS
BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL
TAHUN 2015 -2019
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
16/104
xii
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
17/104
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Kondisi Umum
Sesuai amanat Undang - Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, penduduk
harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan di
Indonesia. Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan terencana
di segala bidang untuk menciptakan perbandingan ideal antara
perkembangan kependudukan dengan daya dukung dan daya tampung
lingkungan serta memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa harus
mengurangi kemampuan dan kebutuhan generasi mendatang, sehingga
menunjang kehidupan bangsa. Dua hal pokok yang perlu diperhatikan
dalam membahas integrasi penduduk dan pembangunan, yaitu: 1)
penduduk tidak hanya diperlakukan sebagai obyek tetapi juga subyek
pembangunan. Paradigma penduduk sebagai obyek telah mengeliminir
partisipasi penduduk dalam pembangunan, 2) ketika penduduk memiliki
peran sebagai subyek pembangunan, maka diperlukan upaya
pemberdayaan untuk menyadarkan hak penduduk dan meningkatkankapasitas penduduk dalam pembangunan. Hal ini menyangkut
“pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas”.
Sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 2015-
2019, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) merupakan salah satu Kementerian/Lembaga (K/L) yang
diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas Pembangunan
(Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui
“Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana”.
Kemudian di dalam Strategi Pembangunan Nasional 2015-2019
(Dimensi Pembangunan), BKKBN berada pada Dimensi
Pembangunan Manusia, yang didalamnya berperan serta pada
upaya mensukseskan Dimensi Pembangunan Kesehatan serta
Mental/Karakter (Revolusi Mental). BKKBN bertanggung jawab
untuk meningkatkan peran keluarga dalam mewujudkan revolusi
mental.
Selanjutnya, terkait dengan integrasi penduduk dengan pembangunan
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
18/104
2
diperlukan penguatan kebijakan dalam pembangunan berwawasan
kependudukan. Secara garis besar, pembangunan berwawasan
kependudukan adalah pembangunan yang disesuaikan dengan potensi
dan kondisi penduduk yang ada, dimana penduduk harus dijadikan titik
sentral dalam proses pembangunan, penduduk harus dijadikan subyek
dan obyek dalam pembangunan, dimana pembangunan dilaksanakan
oleh penduduk dan untuk penduduk. Pembangunan berwawasan
kependudukan merupakan pembangunan dari sisi peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
Untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang berwawasan
kependudukan, maka BKKBN turut memperkuat pelaksanaan
pembangunan kependudukan dengan upaya pengendalian kuantitas dan
peningkatan kualitas penduduk dan mengarahkan persebaran penduduk.Pembangunan kependudukan juga merupakan upaya untuk mewujudkan
keserasian kondisi yang berhubungan dengan perubahan keadaan
penduduk yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh keberhasilan
pembangunan berkelanjutan.
Upaya pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui Program
Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga dalam
rangka mewujudkan norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera, serta
diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan
kuantitas penduduk yang ditandai dengan perubahan jumlah, struktur,
komposisi dan persebaran penduduk yang seimbang sesuai dengan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Perjalanan pergeseran distribusi umur penduduk dan penurunan rasio
ketergantungan penduduk muda (youth dependency ratio) di Indonesia
membentuk keadaan ideal yang menghasilkan potensi terjadinya bonus
demografi, di mana jumlah penduduk usia kerja hampir dua kali
dibandingkan dengan jumlah penduduk di bawah 15 tahun. Rasio
ketergantungan penduduk Indonesia telah menurun dari 54/100 padatahun 2000 menjadi 51/100 pada tahun 2011 dan turun menjadi 50/100
tahun 2012. Kondisi ini akan menurun terus mencapai angka terendah
pada tahun 2020 sampai 2030, di mana angkanya berkisar 44 per 100,
dengan catatan pembangunan Bidang Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana dapat dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Bonus
demografi, jika dimanfaatkan akan menghasilkan jendela peluang atau
window of opportunity untuk memicu pertumbuhan ekonomi termasuk
peningkatan ketahanan pangan dalam rangka kemandirian bangsa.
Pada saat bersamaan akan menghasilkan kualitas penduduk usia
produktif yang tinggi sehingga menjadi modal pembangunan bangsa
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
19/104
3
dengan karakter keuletan dan ketangguhan sebagai unsur utama dalam
mewujudkan ketahanan nasional guna mengantisipasi berbagai
ancaman baik dari luar maupun dari dalam.
Berdasarkan uraian di atas diperlukan kebijakan, strategi, dan upaya
yang optimal dalam pemanfaatan peluang bonus demografi tersebut
melalui Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK), terutama melalui upaya pencapaian
target/sasararan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019 untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk
(LPP), angka kelahiran total (TFR), meningkatkan pemakaian
kontrasepsi (CPR), menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi
(unmet need), menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19
tahun (ASFR 15 –
19 tahun), serta menurunnya kehamilan yang tidakdiinginkan dari WUS (15-49 tahun).
1.2 Potensi dan permasalahan
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintah Daerah, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana
merupakan urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar yang kewenangannya secara konkuren menjadikewenangan pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Dalam Undang -
undang ini secara tegas dijelaskan 4 (empat) Sub urusan yang menjadi
kewenangan bersama, yaitu; 1) Pengendalian Penduduk, 2) Keluarga
Berencana (KB), 3) Keluarga Sejahtera, serta 4) Standarisasi Pelayanan
KB dan Sertifikasi Tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB). Adanya perubahan
lingkungan strategis seperti perubahan pemerintahan dengan segala
perubahan perilaku manajemen kepemerintahan negara, perubahan
peraturan perundangan yang menjadi dasar penggerakan operasional
program KKBPK sehingga mengubah beberapa kewenangan yang telah
diserahkan ke daerah yang diatur melalui Peraturan Pemerintah nomor
38 tahun 2007 dan dijadikan lampiran Undang - undang nomor 23 tahun
2014.
Perubahan lingkungan strategis antara lain, tingginya tingkat
keterbukaan dan aspirasi masyarakat yang mendorong kesadaran akan
pentingnya perubahan kelembagaan yang melaksanakan Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana di Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota. Sesuai amanat Undang - undang Nomor 52 Tahun
2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
20/104
4
Keluarga dan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
kemudian diubah dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
4 Tahun 2013 tentang perubahan kedelapan atas Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan
Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Sedangkan
untuk kelembagaan di Kabupaten/Kota tetap merujuk pada ketentuan
dalam Undang - undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah.
Prinsip otonomi daerah dalam penyelenggaraan urusan pengendalian
penduduk dan Keluarga Berencana merupakan langkah konkrit untuk
mengatasi rentang kendali manajemen pelayanan program KB antarapemerintah dengan pemerintah daerah khususnya di Kabupaten/Kota.
Hal ini tentunya dapat berjalan dengan baik apabila di dukung dengan
peningkatan kualitas pelayanan pengendalian penduduk dan KB kepada
masyarakat, yang diindikasikan dengan adanya keberpihakan
ketersediaan infrastruktur instrumen regulasi yang mendukung
penyelenggaraan program, penempatan Tenaga Penyuluh dan
Pelayanan KB, rancang bangun program yang tertuang dalam Arah
Kebijakan Umum Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Daerah (Renstrada) yang
tergambar dalam Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah - Keluarga Berencana (RKA SKPD-KB). Jika seluruh regulasi
tersebut dapat disinkronkan secara harmonis, maka dapat dipastikan
bahwa penyelenggaraan program semakin baik.
Terkait dengan hal - hal tersebut diatas, maka perlu segera dilakukan
penyempurnaan kelembagaan BKKBN di Pusat untuk menjabarkan
tugas dan fungsi yang diamanatkan oleh Undang - undang nomor 23
tahun 2014. Rencana Strategis (Renstra) BKKBN 2015 - 2019 yang
mengacu pada RPJMN 2015 - 2019 dan dijabarkan ke dalam strukturprogram dan anggaran melalui penetapan dan pelaksanaan program
prioritas, perubahan manajemen secara berjenjang dengan penuh
amanah, konsekuen dan berintegritas demi Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana amanat perubahan reformasi birokrasi yang
menyangkut 8 (delapan) area utama yakni (1) organisasi, (2)
tatalaksana, (3) peraturan perundang - undangan, (4) sumber daya
manusia, (5) pengawasan, (6) akuntabilitas, (7) pelayanan publik, serta
(8) monitoring, evaluasi dan pelaporan.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
21/104
5
Beberapa isu strategis dan permasalahan pengendalian kuantitas
penduduk, sebagaimana tertuang di dalam RPJMN 2015 - 2019 Buku II
(Bab II – Bidang Sosial budaya) yang harus mendapat perhatian khusus
adalah:
a. Penguatan Advokasi dan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
tentang Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) pelaksanaannya masih
dihadapkan dengan beberapa permasalahan antara lain: (1) masih
lemahnya komitmen dan dukungan stakeholders terhadap program
KKBPK, yaitu terkait kelembagaan, kebijakan, perencanaan program
dan penganggaran; (2) masih tingginya jumlah anak yang diinginkan
dari setiap keluarga, yaitu sekitar 2,7 sampai dengan 2,8 anak atau di
atas angka kelahiran total sebesar 2,6 (SDKI 2012), angka ini tidakmengalami penurunan dari tahun 2002 (TFR 2,6; SDKI 2002-2003);
(3) pelaksanaan advokasi dan KIE belum efektif, ditandai dengan
pengetahuan tentang KB dan alat kontrasepsi sangat tinggi (98% dari
Pasangan Usia Subur/PUS), namun tidak diikuti dengan perilaku
untuk menjadi peserta KB 57,9% (SDKI 2012). Disamping itu, masih
rendahnya pengetahuan masyarakat tentang isu kependudukan,
hanya sebesar 34,2 persen (Data BKKBN 2013); (4) masih terjadinya
kesenjangan dalam memperoleh informasi tentang program KKBPK
baik antar provinsi, antara wilayah perdesaan - perkotaan maupun
antar tingkat pendidikan dan pengeluaran keluarga; (5) pelaksanaan
advokasi dan KIE mengenai KB yang belum responsif gender,
tergambar dengan masih dominannya peran suami dalam
pengambilan keputusan untuk ber-KB; (6) muatan dan pesan dalam
advokasi dan KIE belum dipahami secara optimal; serta (7) peran
bidan dan tenaga lapangan KB dalam konseling KB belum optimal.
Berdasarkan data SDKI 2012, hanya sebesar 5,2 persen wanita
kawin yang dikunjungi petugas lapangan KB dan berdiskusi tentang
KB, sedangkan 88,2 persen wanita kawin tidak berdiskusi tentang KB
dengan petugas KB atau provider.
b. Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan KB yang Merata untuk
dapat mengatasi permasalahan pelayanan KB, antara lain: (1) Angka
pemakaian kontrasepsi cara modern tidak meningkat secara
signifikan, yaitu dari sebesar 56,7 persen pada tahun 2002 menjadi
sebesar 57,4 persen pada tahun 2007, dan pada tahun 2012
meningkat menjadi sebesar 57,9 persen; (2) Kebutuhan ber-KB yang
tidak terpenuhi (unmet need) masih tinggi, yaitu sebesar 8,5 persen
atau 11,4 persen apabila dengan menggunakan metode formulasi
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
22/104
6
baru; (3) Masih terdapat kesenjangan dalam kesertaan ber-KB
(contraceptive prevalence rate/CPR) dan kebutuhan ber-KB yang
belum terpenuhi (unmet need), baik antar provinsi, antar wilayah,
maupun antar tingkat pendidikan, dan antar tingkat pengeluaran
keluarga; (4) Tingkat putus pakai penggunaan kontrasepsi (drop out)
masih tinggi, yaitu 27,1 persen; (5) Penggunaan alat dan obat Metode
Kontrasepsi Jangka Pendek (non MKJP) terus meningkat dari 46,5
persen menjadi 47,3 persen (SDKI 2007 dan 2012), sementara
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) cenderung menurun,
dari 10,9 persen menjadi 10,6 persen (atau 18,3 persen dengan
pembagi CPR modern); (6) rendahnya kesertaan KB Pria, yaitu
sebesar 2,0 persen (SDKI 2007 dan 2012); (7) kualitas pelayanan KB
(supply side) belum sesuai standar, yaitu berkaitan dengan
ketersediaan dan persebaran fasilitas kesehatan/klinik pelayanan KB,ketersediaan dan persebaran tenaga kesehatan yang kompeten
dalam pelayanan KB, kemampuan bidan dan dokter dalam
memberikan penjelasan tentang pilihan metode KB secara
komprehensif termasuk mengenai efek samping alokon dan
penanganannya, serta komplikasi dan kegagalan. Selanjutnya yang
berkenaan dengan ketersediaan dan distribusi alokon di fasilitas
kesehatan (faskes)/klinik pelayanan KB (supply chains); (8) Jaminan
pelayanan KB belum seluruhnya terpetakan pada fasilitas pelayanan
KB, terutama dalam rangka pelaksanaan Sistem Jaminan SosialNasional (SJSN) Kesehatan.
c. Peningkatan pemahaman dan kesadaran remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga sangat
penting dalam upaya mengendalikan jumlah kelahiran dan
menurunkan resiko kematian Ibu melahirkan. Permasalahan
kesehatan reproduksi remaja, antara lain: (1) Angka kelahiran pada
perempuan remaja usia 15-19 tahun masih tinggi, yaitu 48 per 1.000
perempuan usia 15-19 tahun (SDKI 2012), dan remaja perempuan
15-19 tahun yang telah menjadi ibu dan atau sedang hamil anakpertama meningkat dari sebesar 8,5 persen menjadi sebesar 9,5
persen (SDKI 2007 dan SDKI 2012) ; (2) Masih banyaknya
perkawinan usia muda, ditandai dengan median usia kawin pertama
perempuan yang rendah yaitu 20,1 tahun (usia ideal pernikahan
menurut kesehatan reproduksi adalah 21 tahun bagi perempuan dan
25 tahun bagi pria); (3) terdapat kesenjangan dalam pembinaan
pemahaman remaja tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR)
yang tergambar pada tingkat kelahiran remaja (angka kelahiran
remaja kelompok usia 15-19 tahun); (4) Tingginya perilaku seks pra
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
23/104
7
nikah di sebagian kalangan remaja, berakibat pada kehamilan yang
tidak diinginkan masih tinggi; (5) Pengetahuan remaja mengenai
kesehatan reproduksi dan perilaku beresiko masih rendah; serta (6)
Cakupan dan peran Pusat Informasi dan Konseling
Remaja/Mahasiswa (PIK R/M) belum optimal.
d. Pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
kesejahteraan keluarga yang ditandai dengan peningkatan
pemahaman dan kesadaran fungsi keluarga. Dalam rangka
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui
pembinaan kelestarian kesertaan ber-KB masih dihadapkan pada
beberapa permasalahan, antara lain: (1) Masih tingginya jumlah
keluarga miskin, yaitu sebesar 43,4 persen dari sebanyak 64,7 juta
keluarga Indonesia (Keluarga Pra Sejahtera/KPS sebesar 20,3persen dan Keluarga Sejahtera I/KS-1 sebesar 23,1 persen
(Pendataan Keluarga, BKKBN 2012); (2) Pengetahuan orang tua
mengenai cara pengasuhan anak yang baik dan tumbuh kembang
anak masih rendah; (3) Partisipasi, pemahaman dan kesadaran
keluarga/orang tua yang memiliki remaja dalam kelompok kegiatan
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga masih rendah; (4)
Kualitas hidup Lanjut usia (lansia) dan kemampuan keluarga dalam
merawat lansia masih belum optimal; (5) Terbatasnya akses keluarga
dan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan konseling
ketahanan dan kesejahteraan keluarga; (6) Pelaksanaan program
ketahanan dan kesejahteraan keluarga akan peran dan fungsi
kelompok kegiatan belum optimal dalam mendukung pembinaan
kelestarian kesertaan ber-KB. Disamping itu, Kelompok
Kegiatan/Poktan, yang terdiri dari: Bina Keluarga Balita (BKB), Bina
Keluarga Remaja (BKR), Bina Keluarga Lansia (BKL) dan Usaha
Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) belum optimal
dalam memberikan pengaruh kepada masyarakat akan pentingnya
ber-KB/pelestarian Peserta KB Aktif (PA); dan (7) Terbatasnya materi
program KKBPK dalam kelompok kegiatan serta terbatasnya jumlahdan kualitas kader/tenaga kelompok kegiatan.
e. Penguatan landasan hukum dalam rangka optimalisasi pelaksanaan
pembangunan bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana
(KKB). Penguatan landasan hukum dan penyerasian kebijakan
pembangunan bidang KKB memiliki beberapa permasalahan, antara
lain: (1) Landasan hukum dan penyerasian kebijakan pembangunan
bidang KKB belum memadai, yaitu masih terdapat beberapa
peraturan pemerintah dari UU nomor 52 tahun 2009 yang belum
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
24/104
8
disusun dan ditetapkan, dan masih banyak kebijakan pembangunan
sektor lain yang tidak sinergi dengan pembangunan bidang KKB; (2)
Komitmen dan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap
kebijakan pembangunan bidang KKB masih rendah, yaitu kurangnya
pemahaman pemerintah pusat dan daerah tentang program KKBPK,
dan belum semua kebijakan perencanaan program dan
penganggaran yang terkait dengan bidang KKB dimasukan dalam
perencanaan daerah, serta peraturan perundangan yang belum
sinergis dalam penguatan kelembagaan pembangunan bidang KKB;
dan (3) Koordinasi pembangunan bidang KKB dengan program
pembangunan lainnya masih lemah (antara lain; koordinasi dengan
program bantuan pemerintah seperti Program Keluarga
Harapan/PKH, Jamkesmas/Jamkesda, Jampersal, PNPM, dan SJSN
Kesehatan), serta penanganan kebijakan pembangunan bidang KKBselama ini masih bersifat parsial.
f. Penguatan Data dan Informasi Kependudukan, KB dan KS. Terdapat
beberapa sumber data pembangunan kependudukan, KB dan KS,
diantaranya administrasi kependudukan yang mencatat registrasi
pendudukan dan registrasi vital; sensus penduduk dan beberapa
survei terkait bidang kependudukan dan KB; serta data sektoral
pembangunan kependudukan dan KB termasuk data - data kajian
dan evaluasi pembangunan Kependudukan dan KB. Data Sektoral
memegang peranan penting dalam penyusunan rencana,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan bidang KKB. Namun, data
sektoral yang diperoleh melalui statistik rutin pendataan
kependudukan, KB, dan keluarga belum dapat digunakan secara
optimal dalam pengawasan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi
program KKBPK, dikarenakan sistem pengolahan data masih kurang
berkualitas.
Beberapa permasalahan diatas memberikan informasi yang cukup
mendalam tentang pencapaian Program KKBPK secara nasional selamalima tahun terakhir (Renstra BKKBN 2010-2014), dan harus dijadikan
fokus dalam merumuskan arah kebijakan dan strategi dalam Renstra
BKKBN 2015-2019.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
25/104
9
BAB II
VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
BKKBN 2015-2019
Secara garis besar Pembangunan Kependudukan meliputi 5 (lima) aspek
penting, yaitu: Pertama berkaitan dengan kuantitas penduduk, antara lain:
jumlah, struktur dan komposisi penduduk, laju pertumbuhan penduduk, serta
persebaran penduduk. Kedua, berkenaan dengan kualitas penduduk yang
berkaitan dengan status kesehatan dan angka kematian, tingkat pendidikan,
dan angka kemiskinan. Ketiga adalah mobilitas penduduk, seperti tingkatmigrasi yang mempengaruhi persebaran penduduk antar wilayah, baik antar
pulau maupun antara perkotaan dan perdesaan. Keempat adalah data dan
informasi penduduk dan kelima adalah penyerasian kebijakan kependudukan.
Pembangunan Kependudukan dan KB di Indonesia harus benar - benar dapat
memanfaatkan jendela peluang demografi untuk memicu pertumbuhan ekonomi
dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka memperkuat
implementasi Program KKBPK, terutama yang meliputi ke-5 (lima) aspek
diatas, maka diperlukan penguatan program dan kegiatan melalui penajaman
pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang harus bermuara pada visi dan
misi pembangunan 2015 - 2019 pada Agenda Prioritas Pembangunan No. 5
(lima) yaitu untuk “Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”.
2.1 Visi Pembangunan 2015-2019
Sesuai dengan arah kebijakan Pemerintah (Kabinet Kerja) 2015-2019,
seluruh Kementerian/Lembaga diarahkan untuk turut serta
mensukseskan Visi dan Misi Pembangunan 2015-2019, dimana Visi
Pemerintah untuk 5 (lima) tahun kedepan adalah untuk mewujudkan
“Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribad ian berlandaskan
Gotong Royong” dengan misi: 1) Mewujudkan keamanan nasional yang
mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi
dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan, 2) Mewujudkan
masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
Negara Hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan
memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas
hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan
Indonesia yang berdaya saing, 6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara
maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional,
dan 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
26/104
10
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
27/104
11
2.2 Misi Pembangunan 2015-2019
Dalam mendukung upaya perwujudan visi pembangunan 2015-2019
diatas, BKKBN memiliki misi: 1) Mengarusutamakan Pembangunan
Berwawasan Kependudukan,
2)
Menyelenggarakan Keluarga Berencanadan Kesehatan Reproduksi, 3) Memfasilitasi Pembangunan Keluarga, 4)
Membangun dan menerapkan Budaya Kerja Organisasi secara
konsisten, serta 5) Mengembangkan jejaring Kemitraan dalam
pengelolaan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan
Keluarga.
Berdasarkan ketentuan pasal 56 ayat (2) Undang - Undang Nomor 52
Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, dan ketentuan Lampiran huruf (n) Undang - undang Nomor 23
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, BKKBN mempunyai tugas
melaksanakan pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan KB.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ketentuan
tersebut, BKKBN menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan kebijakan nasional, pemaduan dan sinkronisasi
kebijakan di bidang KKB;
b. Penetapan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria di bidang KKB;
c. Pelaksanaan advokasi dan koordinasi di bidang pengendalian
penduduk dan KB;
d. penyelenggaraan komunikasi, informasi, dan edukasi di bidang KKB;
e. Penetapan perkiraan pengendalian penduduk secara nasional;
f. Penyusunan desain Program KKBPK;
g. Pengelolaan tenaga penyuluh KB/petugas lapangan KB
(PKB/PLKB).
h. Pengelolaan dan penyediaan alat dan obat kontrasepsi untuk
kebutuhan PUS nasional.
i. Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi keluarga.
j. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
kemasyarakatan tingkat nasional dalam pengendalian pelayanan dan
pembinaan kesertaan ber-KB dan Kesehatan Reproduksi (KR).
k. Pengembangan desain program pembangunan keluarga melalui
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
l. Pemberdayaan dan peningkatan peran serta organisasi
kemasyarakatan tingkat nasional dalam pembangunan keluarga
melalui ketahanan dan kesejahteraan keluarga
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
28/104
12
m. Standardisasi pelayanan KB dan sertifikasi tenaga penyuluh KB/
petugas lapangan KB (PKB/PLKB).
n. penyelenggaraan pemantauan dan evaluasi di bidang pengendalian
penduduk dan keluarga berencana; dano. pembinaan, pembimbingan, dan fasilitasi di bidang KKB.
Selain fungsi tersebut BKKBN juga menyelenggarakan fungsi:
a. penyelenggaraan pelatihan, penelitian, dan pengembangan di
bidang KKB;
b. pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi umum di
lingkungan BKKBN;
c. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BKKBN;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BKKBN, dan
e. penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang KKB.
2.3 Tujuan BKKBN
Dalam rangka mewujudkan penduduk tumbuh seimbang, berkualitas dan
berdaya saing serta dalam upaya penguatan pelaksanaan 4 (empat) Sub
Urusan amanat Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014, BKKBN akan
berupaya dalam tujuan paling utama untuk: a) Menguatkan aksespelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas, terutama dalam
Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan. Penguatan dan
pemaduan kebijakan pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas
dengan menetapkan standar kualitas fasilitas kesehatan KB (pelayanan
KB, mekanisme pembiayaan, pengembangan SDM, menjamin
ketersediaan sarana prasarana pelayanan kontrasepsi dan persebaran
klinik pelayanan KB di setiap wilayah, serta manajemen ketersediaan
dan distribusi logistik alokon); pengembangan operasional pelayanan
KB dan Kesehatan Reproduksi yang terintegrasi dengan SJSN
Kesehatan; peningkatan kualitas alat dan obat kontrasepsi produksi
dalam negeri untuk meningkatkan kemandirian ber-KB; serta penyediaan
dan distribusi sarana dan prasarana serta alat dan obat kontrasepsi yang
memadai di setiap fasilitas kesehatan yang melayani KB (RS, Klinik
utama, Puskesmas, Praktek Dokter, Klinik Pratama, RS Daerah
Pratama, praktek bidan/perawat yang tidak memiliki dokter di
kecamatan), jejaring pelayanan KB (Bidan Praktek Swasta, Dokter
Praktek Swasta, Puskesmas Pembantu, Poli Klinik Desa, Pos Kesehatan
Desa) dan pendayagunaan fasilitas kesehatan untuk KB dan KR, yaitu
persebaran fasilitas kesehatan KB yang berkualitas dan merata, baik
pelayanan KB statis di wilayah yang terjangkau, maupun pelayanan KB
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
29/104
13
mobile (bergerak) di wilayah khusus/sulit, untuk mengurangi
kesenjangan pelayanan KB; b) Peningkatan pembinaan peserta KB,
baik menggunakan MKJP maupun Non - MKJP dengan
memperhatikan efektivitas dan kelayakan medis hak reproduksi
(rasional, efektif dan efisien), dan peningkatan penanganan KB pasca
persalinan, pasca keguguran, serta penanganan komplikasi dan efek
samping penggunaan kontrasepsi; c) Meningkatkan pemahaman
remaja mengenai Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
dalam penyiapan kehidupan dalam berkeluarga, melalui; pengembangan
kebijakan dan strategi yang komprehensif dan terpadu, antar sektor dan
antara pusat - daerah, tentang KIE dan konseling kesehatan reproduksi
remaja dengan melibatkan orang tua, teman sebaya, tokoh agama
(toga)/tokoh masyarakat (toma)/ tokoh adat (toda), sekolah dengan
memperhatikan perubahan paradigma masyarakat akan pemahaman
nilai - nilai pernikahan, dan penanganan kehamilan yang tidak diinginkan
pada remaja untuk mengurangi aborsi; peningkatan pengetahuan
Kesehatan Reproduksi (Kespro) remaja dalam pendidikan, yaitu
peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas kegiatan
kelompok remaja tentang pengetahuan Kespro bagi remaja dan
mahasiswa (pusat informasi dan konseling kesehatan reproduksi
remaja/PIK - KRR) dengan mendorong remaja untuk mempunyai
kegiatan positif dalam meningkatkan status kesehatan, pendidikan, jiwa
kepemimpinan, serta dalam penyiapan kehidupan berkeluarga; dan d)
Penguatan tata kelola, penelitian, dan pengembangan bidangKeluarga Berencana untuk mendukung upaya peningkatan kualitas dan
efektivitas pembangunan Kependudukan dan KB.
2.4 Sasaran Strategis BKKBN
Berdasarkan hal - hal tersebut diatas, maka telah disusun sasaran
strategis BKKBN 2015 - 2019 yang tertera pada Renstra BKKBN
2015-2019 dalam upaya untuk mencapai tujuan utama, sebagai berikut:
1. Menurunnya Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15 - 49 tahun)
3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15 -19 tahun (ASFR
15 – 19 tahun)
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15 - 49
tahun)
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
30/104
14
Ke-6 (enam) sasaran strategis BKKBN 2015-2019 secara langsung
terkait dengan tujuan utama BKKBN; sasaran strategis nomor 2, dan 3
terkait secara langsung dengan tujuan utama “a” Menguatkan akses
pelayanan KB dan KR yang merata dan berkualitas dan berbagai rincian
didalamnya. Sasaran strategis nomor 4 dan 6 terkait secara langsung
dengan tujuan utama “b” Peningkatan pembinaan peserta KB, baik
menggunakan MKJP maupun Non - MKJP. Sasaran strategis nomor 5
terkait dengan tujuan utama “c” Meningkatkan pemahaman remaja
mengenai Keluarga Berencana dan kesehatan reproduksi dengan
berbagai rincian didalamnya, sedangkan sasaran strategis nomor 1
secara umum berkaitan dengan tujuan utama “d”.
Ke-6 (enam) sasaran strategis tersebut akan dijabarkan di dalam
Indikator Kinerja Sasaran Strategis yang dijabarkan ke dalam Indikator
Kinerja Program dan Indikator Kinerja Kegiatan yang secara rincidijelaskan pada Bab IV.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
31/104
15
BAB III
ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA
REGULASI DAN KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
Arah Kebijakan dan Strategi Nasional dalam Pembangunan
Kependudukan dan Keluarga Berencana yang tertera pada RPJMN
2015-2019 Buku I dan yang akan menjadi fokus dalam pelaksanaan
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana selama lima tahun
ke depan adalah:
1. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB dan kesehatan
reproduksi yang merata dan berkualitas
2. Penyediaan sarana dan prasarana serta jaminan ketersediaan alat
dan obat kontrasepsi yang memadai di setiap fasilitas kesehatan
KB dan jejaring pelayanan, serta pendayagunaan fasilitas
kesehatan untuk pelayanan KB
3. Peningkatan pelayanan KB dengan penggunaan MKJP untuk
mengurangi resiko drop-out maupun penggunaan non MKJPdengan memberikan informasi secara berkesinambungan untuk
keberlangsungan kesertaan ber-KB serta pemberian pelayanan KB
lanjutan dengan mempertimbangkan prinsip Rasional, Efektif dan
Efisien (REE)
4. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan KB
dan tenaga kesehatan pelayanan KB, serta penguatan lembaga di
tingkat masyarakat untuk mendukung penggerakan dan
penyuluhan KB
5. Advokasi program kependudukan, keluarga berencana, danpembangunan keluarga kepada para pembuat kebijakan, serta
promosi dan penggerakan kepada masyarakat dalam penggunaan
alat dan obat kontrasepsi KB
6. Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi
bagi remaja melalui pendidikan, sosialisasi mengenai pentingnya
Wajib Belajar 12 tahun dalam rangka pendewasaan usia
perkawinan, dan peningkatan intensitas layanan KB bagi pasangan
usia muda guna mencegah kelahiran di usia remaja
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
32/104
16
7. Pembinaan ketahanan dan pemberdayaan keluarga melalui
kelompok kegiatan bina keluarga dalam rangka melestarikan
kesertaan ber-KB dan memberikan pengaruh kepada keluarga
calon akseptor untuk ber-KB
8. Penguatan tata kelola pembangunan kependudukan dan KB
melalui penguatan landasan hukum, kelembagaan, serta data dan
informasi kependudukan dan KB
9. Penguatan Bidang KKB melalui penyediaan informasi dari hasil
penelitian/kajian Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Ketahanan Keluarga serta peningkatan kerjasama penelitian
dengan universitas terkait pengembangan Program KKBPK
3.2 Arah Kebijakan dan Strategi BKKBN
Arah kebijakan dan strategi BKKBN dalam menyelenggarakan
pembangunan subbidang kependudukan dan keluarga berencana
dalam lima tahun ke depan adalah:
1. Meningkatkan akses dan pelayanan KB yang merata dan
berkualitas di dalam sistem Jaminan Kesehatan Nasional,
yang dilakukan melalui strategi:
a. Penguatan dan pemaduan kebijakan pelayanan KB yang
merata dan berkualitas, baik antar - sektor maupun antara
pusat dan daerah, terutama dalam sistem jaminan kesehatan
nasional dengan menata fasilitas pelayanan KB (ketersediaan
dan persebaran klinik pelayanan KB di setiap wilayah, serta
manajemen penjaminan ketersediaan dan distribusi logistik
alokon);
b. Penyediaan sarana dan prasarana serta alat kontrasepsi yang
memadai di setiap faskes KB;
c. Peningkatan intensitas pelayanan KB secara statis di wilayah
perkotaan, dan pelayanan KB secara mobile di wilayah sulit;
d. Peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas tenaga lapangan
KB (PLKB) dan tenaga medis pelayanan KB (dokter bidan),
serta penguatan lembaga di tingkat masyarakat untuk
mendukung penggerakan dan penyuluhan KB.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
33/104
17
e. Penguatan konsep kemandirian ber-KB melalui peningkatan
kualitas alat dan obat kontrasepsi produksi dalam negeri untuk
meningkatkan kemandirian, pengembangan Advokasi dan KIE
KB Mandiri serta pengembangan dalam kemandirian mengikuti
SJSN Kesehatan.
2. Meningkatkan pemahaman remaja mengenai kesehatan
reproduksi dan penyiapan kehidupan berkeluarga, yang
dilakukan melalui strategi:
a. Peningkatan kebijakan dan strategi yang komprehensif dan
terpadu, antar sektor dan antara pusat - daerah, tentang KIE
dan konseling kesehatan reproduksi remaja dengan melibatkan
orang tua, teman sebaya, toga/toma, sekolah dengan
memperhatikan perubahan paradigma masyarakat akanpemahaman nilai - nilai pernikahan dan penanganan kehamilan
yang tidak diinginkan pada remaja untuk mengurangi aborsi;
b. Peningkatan fungsi dan peran, serta kualitas dan kuantitas
kegiatan kelompok remaja (PIK KRR) dengan mendorong
remaja untuk mempunyai kegiatan yang positif dengan
meningkatkan status kesehatan, memperoleh pendidikan, dan
meningkatkan jiwa kepemimpinan;
c. Pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatankelompok Bina Keluarga Remaja (BKR) sebagai wahana untuk
meningkatkan kepedulian keluarga dan pengasuhan kepada
anak - anak remaja mereka; dan
d. Peningkatan jumlah dan kompetensi/kapasitas SDM
kader/penyuluh dalam memberikan KIE dan konseling kepada
remaja dan orangtua, serta penguatan lembaga dengan
mengembangkan intervensi bersifat lintas sektor (forum
koordinasi antara pemerintah dan LSM).
3. Menguatkan advokasi dan KIE tentang KB dan Kesehatan
reproduksi di seluruh wilayah, yang dilakukan melalui strategi:
a. Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi advokasi -
KIE tentang KB dan kespro yang sinergi antar sektor dan
antara pusat dan daerah yang lebih efektif dan efisien dalam
rangka mendukung SJSN Kesehatan (materi dan tools melalui
pemahaman dan perubahan sikap dan perilaku dalam ber-KB
yang disesuaikan dengan isu KKB di masing - masing wilayah);
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
34/104
18
b. Peningkatan sosialisasi dan penyuluhan tentang KB dan
Kespro oleh aparatur dengan melibatkan masyarakat dan
keluarga, serta penguatan kapasitas tenaga lapangan KB dan
bidan dengan memperhatikan sasaran target masyarakat
sesuai dengan karakteristik sosial, budaya, dan ekonomi;
c. Peningkatan komitmen lintas sektor dan pimpinan daerah
tentang pemahaman pentingnya KB dan kesehatan reproduksi;
d. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya KB
dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.
4. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pengasuhan
anak dan perawatan lanjut usia, yang dilakukan melalui strategi:
a. Mengharmonisasikan dan mengusulkan amandemen peraturan
perundangan agar lebih mendukung pelaksanaan program KB
(Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 agar selaras dengan
Undang - undang Nomor 52 Tahun 2009; Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Perimbangan
Keuangan);
b. Penguatan dan pelibatan sektor terkait dalam rangka
penyusunan rancangan peraturan pemerintah dari Undang -undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga;
c. Peningkatan kapasitas SDM SKPD KB dalam hal perencanaan,
pelaksanaan, dan monitoring dan evaluasi (monev) KB, serta
peningkatan kapasitas SDM pelaksana KB (tenaga lapangan,
kader, tenaga medis) secara berkala dan menyeluruh dalam hal
advokasi, KIE, serta konseling KB dan kespro;
d. Melakukan sosialisasi dan pembentukan lembaga KB di daerah
serta pengembangan kemitraan operasional KB didukung
dengan panduan teknis yang jelas.
5. Menyerasikan landasan hukum dan kebijakan kependudukan
dan keluarga berencana, yang dilakukan melalui strategi:
a. penyerasian dan peninjauan kembali landasan
hukum/peraturan perundang -undangan kependudukan dan
keluarga berencana;
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
35/104
19
b. koordinasi terpadu lintas - kementerian/lembaga terkait
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi pembangunan KKB;
c. perumusan kebijakan kependudukan yang sinergis antaraaspek kuantitas, kualitas dan mobilitas;
d. advokasi, sosialisasi dan fasilitasi penyusunan kebijakan
Program KKBPK kepada seluruh pemangku kebijakan dan
masyarakat.
6. Menata dan menguatkan serta meningkatkan kapasitas
kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana di pusat
dan daerah, yang dilakukan melalui strategi:
a. Peningkatan koordinasi seluruh instansi terkait pembangunankependudukan yang holistik;
b. Advokasi dan fasilitasi kepada pemerintah daerah tentang
pembangunan kependudukan dan keluarga berencana;
c. Literasi dinamika penduduk bagi pengambil kebijakan dan para
perencana pembangunan;
d. Evaluasi tentang efektivitas kelembagaan kependudukan dan
keluarga berencana setelah pelaksanaan desentralisasi dan
otonomi daerah, serta setelah ditetapkannya Undang - undang
Nomor 52 Tahun 2009;
e. Penguatan kebijakan dan pengembangan strategi dan materi
yang relevan tentang pemahaman orangtua mengenai
pentingnya keluarga dan pengasuhan tumbuh kembang anak,
melalui: pendidikan, penyuluhan, pelayanan tentang perawatan,
pengasuhan dan perkembangan anak dengan melibatkan
tenaga lapangan, kader, dan masyarakat;
f. Penyuluhan tentang pemahaman keluarga/orangtua mengenai
pentingnya keluarga dalam peran dan fungsi tribina (BKB, BKR,BKL), serta penguatan 8 (delapan) fungsi keluarga (agama,
sosial, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan,
ekonomi dan lingkungan); dan
g. Peningkatan kapasitas tenaga lapangan dan kader serta
kelembagaan pembinaan keluarga dalam hal penyuluhan
tentang pemahaman fungsi keluarga dan peningkatan
kerjasama lintas sektor dalam upaya meningkatkan fungsi dan
peran keluarga.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
36/104
20
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
37/104
21
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
38/104
22
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
39/104
23
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
40/104
24
3. Harmonisasi dan sinkronisasi dengan Kementerian Dalam Negeri
dan Kementerian terkait dalam penerapan Undang - undang Nomor
23 tahun 2014, seperangkat peraturan perundangan yang berkaitan
dengan kelembagaan pengendalian penduduk dan KB di daerah
Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta petunjuk teknis tentang
nomenklatur, struktur dan tugas fungsi lembaga di daerah yang
menangani Program KKBPK.
4. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan
Norma Standard Prosedur dan Kriteria (NSPK) program dan
kegiatan pengendalian penduduk dan Keluarga Berencana di
daerah provinsi dan Kabupaten/Kota.
5. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam perincian
program dan kegiatan serta penganggaran di Kabupaten/Kota
sebagai rujukan daerah dalam menerapkan struktur program dan
kegiatan, indikator per kegiatan kependudukan dan KB sekaligus
kode akun anggaran.
6. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan
Sistem Informasi Kependudukan dan Keluarga secara Nasional dan
di Daerah.
7. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan
standarisasi pelayanan KB kepada tenaga Pelayanan KB.
8. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan
pengelolaan tenaga Penyuluh KB dan Petugas Lapangan KB.
9. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan
sertifikasi tenaga penyuluh KB.
10. Penetapan peraturan Kepala BKKBN terutama dalam menerapkan
peraturan perundangan yang berlaku dalam rangka harmonisasi
dan sinkronisasi dengan Kementerian Dalam Negeri, pemerintah
Daerah provinsi dan Kabupaten/Kota dan Kementerian terkait
terutama dalam penerapan peraturan perundangan yang berlaku.11. Penyusunan regulasi untuk mendukung pencapaian sasaran
program KB di daerah, antara lain: mendukung pencapaian peserta
KB Baru, pembinaan peserta KB aktif, kedudukan operasional
penyuluh KB, penyaluran anggaran mekanisme operasional dan
penggerakan KB, distribusi alokon dari kabupaten/kota ke fasilitas
pelayanan kesehatan (fasyankes), serta insentif bagi tenaga
lapangan KB.
Rincian kerangka regulasi dapat dilihat pada Lampiran II: Matriks
Kerangka Regulasi.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
41/104
25
3.4 Kerangka Kelembagaan
Berdasarkan ketentuan Pasal 12 ayat 2 Undang - undang Nomor 23
tahun 2014, ditetapkan bahwa Urusan Bidang Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana adalah merupakan urusan PemerintahanWajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar. Penguatan
kapasitas kelembagaan yang menangani penyelenggaraan urusan
Bidang KKB di Daerah Provinsi, dan Kabupaten/Kota belum
sepenuhnya mengacu pada ketentuan tugas dan fungsi
penyelenggaraan urusan pengendalian penduduk dan KB sebagaimana
telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri. Peraturan
Daerah (PERDA) Lembaga SKPD berkaitan dengan tugas dan fungsi
(Tupoksi) lembaga lebih terfokus pada struktur organisasi dan fungsi
lembaga yang bersifat umum. Hal ini akan menyulitkan saat
penyusunan program dan kegiatan di dalam Renstrada sehingga
kegiatan terkait Bidang KKB tidak masuk dalam indikator kinerja
Bupati/Walikota. Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka perlu
dilakukan penguatan fasilitasi, sosialisasi, pendampingan dan
pembinaan, terutama dalam menindaklanjuti Perda tersebut, BKKBN
agar menampung semua fungsi yang telah ditetapkan dalam petunjuk
Teknis Menteri Dalam Negeri supaya kegiatan terkait Bidang KKB
dapat tertampung dalam Renstrada. Dalam rangka penguatan
pembangunan kependudukan dan keluarga berencana selama periode
2015-2019, maka cakupan kelembagaan sub - bidang KKB adalah:
1. Meningkatkan upaya penguatan kapasitas pemerintah daerah
provinsi dan Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan urusan
bidang KKB minimal berkaitan dengan;
a) Penguatan Kapasitas yang berkaitan dengan kedudukan,
fungsi, klasifikasi lembaga daerah yang menangani
pengendalian penduduk dan KB.
b) Penguatan kapasitas infrastruktur regulasi yang mendukung
operasional maupun eksistensi lembaga sebagai tindak lanjutperubahan peraturan perundangan (peraturan daerah,
peraturan Bupati/Walikota atau regulasi lain) yang berfungsi
menjaga kualitas dan sinergitas kebijakan dalam
perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi
program.
c) Penguatan kompetensi/kapasitas sumber daya manusia baik
tenaga pengelola, tenaga pelaksana maupun tenaga
masyarakat yang menyelenggarakan Program KKBPK sesuai
tingkat wilayah.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
42/104
26
d) Penguatan kapasitas program dan kegiatan sebagai tindak
lanjut penerapan Norma Standar Prosedur dan Kriteria
(NSPK) program KKBPK sebagai penetapan arah Kebijakan
umum pembangunan di daerah, Renstrada dan Rencana
Kegiatan dan Anggaran SKPD pembangunan pengendalian
penduduk dan KB.
e) Penguatan kapasitas dukungan sarana, prasarana dan
anggaran untuk menyelenggarakan program KKBPK di
Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa dalam upaya menjaga
kesinambungan dan keberlangsungan pelayanan
pengendalian penduduk dan KB kepada masyarakat.
2. Menyelenggarakan sistem informasi keluarga yang berkaitan
dengan penyelenggaraan pendataan Keluarga, pencatatan danpelaporan pelayanan kontrasepsi dan pencatatan dan pelaporan
pengendalian lapangan program KKBPK secara akurat dan tepat
waktu.
3. Memperkuat kedudukan dan peran penyuluh KB dan Petugas
Lapangan KB terutama berkaitan dengan pengelolaan sebagai
Aparatur Sipil Negara (ASN) maupun tenaga non ASN yang
didayagunakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota serta
pelaksanaan sertifikasi penyuluh KB;
4. Memperkuat Kedudukan hukum PPKBD, SUB PPKBD dan kader
KB sebagai penerapan. Undang - undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa, Pasal 150 menyatakan bahwa Lembaga
kemasyarakatan Desa dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa
dan masyarakat khususnya yang bertugas: a) melakukan
pemberdayaan masyarakat desa; b) ikut serta dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan; dan c) pelayanan masyarakat
Desa, serta memiliki fungsi: a) menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat; b) menanamkan dan memupuk rasa
persatuan dan kesatuan; c) meningkatkan kualitas danmempercepat pelayanan Pemerintah Desa kepada masyarakat
Desa; d) menyusun rencana, melaksanakan, mengendalikan,
melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan secara
partisipatif; e) menumbuhkan, mengembangkan, dan
menggerakkan prakarsa, partisipasi, swadaya, serta gotong
royong masyarakat; f) meningkatkan kesejahteraan keluarga; dan
g) meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
5. Memperkuat pemberdayaan dan peningkatan peran serta
organisasi kemasyarakatan dalam pengendalian
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
43/104
27
pelayanan/pembinaan kesertaan ber-KB serta dalam
pembangunan keluarga melalui ketahanan dan kesejahteraan
keluarga.
6. Memperkuat pengendalian dan pendistribusian kebutuhan alatdan obat kontrasepsi serta pelaksanaan pelayanan KB di
kabupaten/kota.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
44/104
28
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
45/104
29
BAB IV
TARGET KINERJA DAN KERANGKA
PENDANAAN
4.1. TARGET KINERJA
Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019 dan Peraturan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L 2015-2019, maka BKKBN
menyusun dan menetapkan Renstra BKKBN 2015-2019 dengan target
kinerja dan kerangka pendanaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun.
Penyusunan Renstra BKKBN 2015 - 2019 telah mengacu kepada Agenda
Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) khususnya agenda nomor 5 (lima)
yaitu Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Di dalam agenda
pembangunan manusia dan masyarakat, BKKBN berperan dalam
Pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana sehingga seluruh
sasaran dan indikator kinerja diarahkan untuk mendukung agenda
prioritas pembangunan.
Gambar 4.1
Skema Struktur Program dan Kegiatan BKKBN Tahun 2015-2019
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
46/104
30
4.1.1 Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis
Sasaran Strategis BKKBN adalah kondisi yang akan dicapai secara
nyata oleh BKKBN mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya outcome dari beberapa program. Bentuk penjabaran tujuan
strategis tersebut, BKKBN menetapkan Sasaran Strategis Tahun 2015-
2019 sebagai berikut:
1. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk (LPP)
2. Menurunnya Angka kelahiran total (TFR) per WUS (15-49 tahun)
3. Meningkatnya pemakaian kontrasepsi (CPR)
4. Menurunnya kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (unmet need)
5. Menurunnya Angka kelahiran pada remaja usia 15-19 tahun (ASFR
15 –
19 tahun)
6. Menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan dari WUS (15-49 tahun)
Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran strategis BKKBN
Tahun 2015-2019, maka BKKBN menetapkan indikator kinerja sasaran
strategis sebagai berikut:
Tabel 4.1
Indikator Kinerja Sasaran Strategis BKKBN Tahun 2015-2019
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
47/104
31
4.1.2. Sasaran Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program
Sasaran Program (Outcome) merupakan hasil yang akan dicapai dari
suatu program dalam rangka pencapaian sasaran strategis BKKBN
Tahun 2015-2019. BKKBN merupakan Lembaga Pemerintah NonKementerian (LPNK) sehingga hanya mempunyai 1 (satu) Program
Teknis yaitu Program Kependududukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga serta 3 (tiga) Program Generik yaitu: 1)
Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama
Internasional BKKBN; 2) Program
Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya; 3)
Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN.
4.1.3. Sasaran Program (Outcome) Kependududukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga
Sasaran Program (Outcome) Program Kependududukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga adalah Terlaksananya Program
KKBPK di seluruh tingkatan wilayah. Untuk mengukur keberhasilan
pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator Kinerja Program
Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga sebagai berikut:
Tabel 4.2Indikator Kinerja Program Kependududukan, KB dan Pembangunan Keluarga
Tahun 2015-2019
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
48/104
32
4.1.4. Sasaran Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN
Sasaran Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan
serta Kerjasama Internasional BKKBN adalah meningkatnya kualitasSDM Aparatur Penyelenggara Program, Kerjasama Internasional serta
Penelitian dan Pengembangan program KKBPK. Untuk mengukur
keberhasilan pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator
Kinerja Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta
Kerjasama Internasional BKKBN sebagai berikut:
Tabel 4.3
Indikator Kinerja Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama
Internasional BKKBN Tahun 2015-2019
4.1.5. Sasaran Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN
Sasaran Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis lainnya adalah tersedianya dukungan manajemen dalamrangka penyelenggaraan Program KKBPK. Untuk mengukur
keberhasilan pencapaian hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator
Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
lainnya sebagai berikut:
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
49/104
33
Tabel 4.4
Indikator Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
lainnya BKKBN
Tahun 2015- 2019
4.1.6. Sasaran Program (Outcome) Program Pengawasan dan
Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN
Sasaran Program (Outcome) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN adalah meningkatnya akuntabilitas
pengelolaan Program KKBPK. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian
hasil (outcome), maka ditetapkan Indikator Kinerja Program Pengawasan
dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN sebagai berikut: Tabel 4.5
Indikator Kinerja Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN
Tahun 2015-2019
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
50/104
34
4.1.7. Sasaran Kegiatan (Output) dan Indikator Kinerja Kegiatan
Sasaran Kegiatan (Output) adalah keluaran yang dihasilkan oleh suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran
program. Sasaran kegiatan merupakan sasaran strategis unit kerjaEselon II dengan ukuran tingkat keberhasilan pencapaiannya melalui
indikator kinerja kegiatan. Berikut adalah program dan kegiatan prioritas
BKKBN Tahun 2015-2019:
a. Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga terdiri dari:
(1) Perencanaan Pengendalian Penduduk dengan sasaran kegiatan
(output) adalah Pengelolaan data dan informasi kependudukan
yang dimanfaatkan sebagai Basis Perencanaan Pembangunan.
(2) Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk dengan sasaran
kegiatan (output) adalah terwujudnya kebijakan pembangunan
yang berwawasan kependudukan pada semua sektor di tingkat
pusat, provinsi dan Kab/Kota.
(3) Kerjasama Pendidikan Kependudukan dengan sasaran kegiatan
(output) adalah meningkatnya komitmen lintas sektor dalam
pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan kependudukan.
(4) Analisis Dampak Kependudukan dengan sasaran kegiatan
(output) adalah tersedianya kebijakan pengendalian dampakkependudukan dan model solusi strategis.
(5) Peningkatan Pembinaan Kesertaan ber-KB Jalur Pemerintah
dengan sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya
pembinaan dan kesertaan KB melalui fasilitas kesehatan KB
pemerintah.
(6) Pembinaan Standarisasi Kapasitas Tenaga Kesehatan
Pelayanan KBKR dengan sasaran kegiatan (output) adalah
meningkatnya kapasitas tenaga kesehatan pelayanan KBKR
yang terstandarisasi.
(7) Peningkatan Kesertaan KB di Wilayah dan Sasaran Khusus
dengan sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya
pembinaan kesertaan KB di wilayah dan sasaran khusus.
(8) Peningkatan Kualitas Kesehatan Reproduksi dengan sasaran
kegiatan (output) adalah meningkatnya Kualitas Promosi dan
Konseling Kesehatan Reproduksi.
(9) Pembinaan Keluarga Balita dan Anak dengan sasaran kegiatan
(output) adalah meningkatnya Pengetahuan Sikap dan Perilaku
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
51/104
35
(PSP) keluarga balita dan anak dalam pengasuhan dan
pembinaan tumbuh kembang anak.
(10) Pembinaan Ketahanan Remaja dengan sasaran kegiatan
(output) adalah meningkatnya remaja yang mendapatkanpembinaan tentang Generasi Berencana (GenRe).
(11) Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan dengan
sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya PSP keluarga
lansia dan rentan dalam pembinaan keluarga lansia dan rentan.
(12) Pemberdayaan Ekonomi Keluarga dengan sasaran kegiatan
(output) adalah meningkatnya pemberdayaan ekonomi Keluarga
Pra Sejahtera (KPS) dan Keluarga Sejahtera (KS) I melalui
kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera
(UPPKS) dalam pembinaan ber-KB.
(13) Peningkatan Advokasi dan KIE Program Kependudukan, KB,
dan Pembangunan Keluarga dengan sasaran kegiatan (output)
adalah meningkatnya komitmen stakeholders (pemangku
kepentingan) dan mitra kerja serta meningkatnya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat terhadap program KKBPK.
(14) Peningkatan Kemitraan dengan Stakeholder dan Mitra Kerja
dengan sasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya
komitmen dan peran serta stakeholder dan organisasikemasyarakatan tingkat nasional dan daerah yang mendukung
operasional program KKBPK
(15) Peningkatan Pembinaan Lini Lapangan dengan sasaran
kegiatan (output) adalah meningkatnya kualitas dan kuantitas
tenaga Penyuluh KB (PKB/PLKB) dalam pengelolaan program
KKBPK.
(16) Penyediaan Data dan Informasi Program KKBPK dengan
sasaran kegiatan (output) adalah tersedianya Sistem Infomasi
Keluarga program KKBPK berbasis TI sebagai pusat datainformasi BKKBN.
(17) Penyediaan Teknologi, Informasi dan Dokumentasi Program
KKBPK dengan sasaran kegiatan (output) adalah tersedianya
layanan Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (STIK).
(18) Pengelolaan Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan
Pembangunan Keluarga Provinsi dengan sasaran kegiatan
(output) adalah terlaksananya Program Kependudukan,
Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK)
diseluruh tingkatan wilayah.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
52/104
36
b. Program generik dan kegiatan prioritas yang ada di BKKBN adalah
sebagai berikut:
1. Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta
Kerjasama Internasional BKKBN, terdiri dari kegiatan:
(1) Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Bidang
Kependudukan, KB serta Ketahanan dan Kesejahteraan
Keluarga dengan sasaran kegiatan (output) adalah
meningkatnya kesertaan pendidikan dan pelatihan SDM
Aparatur Kependudukan dan KB.
(2) Pengembangan Pelatihan dan Kerjasama Internasional
bidang Kependudukan dan KB dengan sasaran kegiatan
(output) adalah meningkatnya SDM Aparatur yang mengikuti
pendidikan dan pelatihan Internasional serta penguatan
kerjasama Internasional Bidang Kependudukan dan KB.
(3) Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan sasaran kegiatan
(output) adalah tersedianya hasil penelitian dan
pengembangan (kajian) Keluarga Berencana dan Ketahanan
Keluarga.
(4) Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Kependudukan
dengan sasaran kegiatan (output) adalah tersedianya datadan informasi hasil penelitian dan pengembangan
kependudukan.
2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya BKKBN terdiri dari kegiatan:
(1) Penyediaan dan sinkronisasi Landasan hukum dan
Kebijakan Kependudukan dan KB, serta Pengelolaan
Organisasi dan Tata laksana dengan sasaran kegiatan
(output) adalah tersedianya landasan hukum dan kebijakan
yang dapat dipergunakan sebagai dasar penguatan
pelaksanaan program KKBPK.
(2) Pengelolaan Keuangan dan BMN dengan sasaran kegiatan
(output) adalah terwujudnya pengelolaan keuangan dan
BMN yang akuntabel untuk mencapai tingkat opini WTP.
(3) Penguatan Perencanaan Program dan Anggaran dengan
sasaran kegiatan (output) adalah terlaksananya
perencanaan program dan anggaran yang mengacu pada
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
53/104
37
pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah,
penganggaran terpadu dan berbasis kinerja.
(4) Pengelolaan Administrasi Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur dengansasaran kegiatan (output) adalah meningkatnya pengelolaan
adminstrasi kepegawaian tepat waktu dan pengembangan
SDM Aparatur yang kompeten.
(5) Pelaksanaan Pelayanan Administrasi Perkantoran dan
Kerumahtanggaan yang Cepat dan Tepat (termasuk Gaji,
Uang Makan dan Remunerasi, serta Cakupan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Perkantoran) dengan sasaran
kegiatan (output) adalah terlaksananya pelayanan
administrasi perkantoran, kerumahtanggaan danpemeliharaan sarana prasarana perkantoran.
3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur BKKBN terdiri dari kegiatan:
(1) Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Program KKBPK
Wilayah I dengan sasaran kegiatan (output) adalah
terlaksananya pelaksanaan pengawasan intern yang efektif
dan efisien terhadap pengelolaan program KKBPK di wilayahI.
(2) Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Program KKBPK
Wilayah II dengan sasaran kegiatan (output) adalah
terlaksananya pelaksanaan pengawasan intern yang efektif
dan efisien terhadap pengelolaan program KKBPK di wilayah
II.
(3) Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Program KKBPK
Wilayah III dengan sasaran kegiatan (output) adalah
terlaksananya pelaksanaan pengawasan intern yang efektifefisien terhadap pengelolaan program KKBPK di wilayah III.
Rincian Indikator Kinerja Kegiatan dan target dapat dilihat pada
Lampiran I: Matriks Kinerja dan Pendanaan BKKBN.
4.2. Kerangka Pendanaan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 90 Tahun
2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga (RKA-K/L), Pemerintah menyusun Anggaran
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
54/104
38
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) setiap tahun dalam
penyelenggaraan fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuan
bernegara. Dokumen penyusunan anggaran yang dibutuhkan sebelum
APBN ditetapkan oleh Pemerintah dan DPR, adalah RKA/KL dan
Rencana Dana Pengeluaran Bendahara Umum Negara (RDP BUN).
RKA-K/L merupakan dokumen rencana keuangan tahunan K/L yang
disusun menurut Bagian Anggaran Kementerian/Lembaga, sedangkan
RDP BUN adalah rencana kerja dan anggaran Bagian Anggaran
Bendahara Umum Negara yang memuat rincian kebutuhan dana baik
yang berbentuk anggaran belanja maupun pembiayaan dalam rangka
pemenuhan kewajiban Pemerintah Pusat dan transfer kepada daerah
yang pengelolaannya dikuasakan oleh Presiden kepada Menteri
Keuangan selaku Bendahara Umum Negara. Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2010 juga mengatur bahwapenyusunan RKA-K/L harus menggunakan pendekatan Kerangka
Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM), penganggaran terpadu (unified
budgeting) dan penganggaran berbasis kinerja (PBK).
Dukungan anggaran BKKBN untuk pelaksanaan Program KKBPK
bersumber dari APBN rupiah murni, PHLN dan Dana Alokasi Khusus
(DAK) Bidang KB (dimulai tahun 2008). Anggaran tersebut dialokasikan
ke BKKBN Pusat dan 33 Perwakilan BKKBN Provinsi.
4.2.1. Pendanaan Sasaran Strategis
Dalam rangka mendukung tercapainya sasaran strategis program
KKBPK, baseline anggaran BKKBN pada tahun 2014 sebesar Rp 2,8
Trilyun, namun dengan adanya APBN-P 2014 pagu anggaran tersebut
bergeser menjadi Rp 2,5 Trilyun. Pada tahun 2015 telah dianggarkan
pagu sebesar Rp. 3,2 Trilyun dan pada akhir tahun RPJMN (2019)
dianggarkan sebesar Rp 4,6 Trilyun, dengan rincian sebagaimana
berikut:
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
55/104
39
Tabel 4.6
Alokasi Pendanaan Sasaran Strategis 2015-2019
(dalam Juta
Rupiah)
4.2.2. Pendanaan Program (Outcome) dan Indikator Kinerja Program
Pendanaan Program Teknis, baseline anggaran pada tahun 2014
sebesar Rp 2,1 Trilyun, untuk tahun 2015 telah dianggarkan sebesar Rp
2,3 Trilyun dan pada akhir tahun RPJMN (2019) dianggarkan sebesar Rp
3,3 Trilyun. Sedangkan untuk pendanaan Program Generik, baselineanggaran pada tahun 2014 sebesar Rp 795,2 Milyar, untuk tahun 2015
telah dianggarkan sebesar Rp 911,4 Milyar, dan pada akhir tahun
RPJMN dianggarkan sebesar Rp 1,3 Trilyun.
4.2.3. Pendanaan Program (Outcome) Kependududukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga
Pendanaan Program (Outcome) Program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) merupakan anggaran
untuk mendukung kegiatan program Kependudukan, Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di tingkat pusat dan di
tingkat provinsi dengan rincian anggaran sebagai berikut:
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
56/104
40
Tabel 4.7
Alokasi Pendanaan Per Program (Outcome) Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga
Tahun 2015-2019
(dalam Juta Rupiah)
4.2.4. Pendanaan Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian dan
Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN
Pendanaan Program (Outcome) Pelatihan, Penelitian danPengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN merupakan
anggaran untuk mendukung kegiatan Program Pelatihan, Penelitian
dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional BKKBN di tingkat
pusat dan tingkat provinsi, dengan rincian anggaran sebagai berikut:
Tabel 4.8
Program Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan serta Kerjasama Internasional
BKKBN Tahun 2015-2019 (dalam Juta Rupiah)
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
57/104
41
4.2.5. Pendanaan Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN
Pendanaan Program (Outcome) Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya merupakan anggaran untukmendukung kegiatan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis lainnya di tingkat pusat dan tingkat provinsi, dengan
rincian anggaran sebagai berikut:
Tabel 4.9
Indikator Kinerja Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya BKKBN
Tahun 2015-2019 (dalam Juta Rupiah)
4.2.6. Pendanaan Program (Outcome) Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur BKKBN
Pendanaan Program (Outcome) Pengawasan dan Peningkatan
Akuntabilitas Aparatur BKKBN merupakan anggaran untuk mendukung
kegiatan Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur
BKKBN di tingkat pusat dan tingkat provinsi, dengan rincian anggaran
sebagai berikut:
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
58/104
42
Tabel 4.10
Indikator Kinerja Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BKKBN
Tahun 2015-2019
(dalam Juta Rupiah)
4.2.7. Pendanaan Kegiatan (Output)
Pendanaan Kegiatan (Output) merupakan anggaran untuk mendukung
keluaran (output) yang dihasilkan oleh suatu kegiatan yang dilaksanakan
untuk mendukung pencapaian sasaran program. Rincian pendanaan
Kegiatan dapat dilihat pada Lampiran I: Matriks Kinerja dan PendanaanBKKBN.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
59/104
43
BAB V
PENUTUP
Upaya penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) tidak terlepas dari berbagai permasalahan
yang tergambar pada kondisi pencapaian Program KKBPK secara nasional
selama lima tahun terakhir (Renstra 2010-2014), dimana target/sasaran yang
telah ditetapkan belum berhasil dicapai secara maksimal. BKKBN harus lebih
meningkatkan komitmen bersama, dan lebih membangun kerja sama lintas
sektor dengan seluruh mitra kerja utama, untuk bekerja lebih keras dan bekerja
lebih cerdas dalam upaya pencapaian target/sasaran yang telah ditetapkan didalam Renstra BKKBN 2015-2019.
Segala penajaman pada tujuan dan sasaran srategis BKKBN yang diikuti
dengan perumusan indicator - indikator dalam pencapaian sasaran strategis
BKKBN 2015-2019 harus bermuara pada visi dan misi pembangunan 2015-
2019, Nawa Cita dan Agenda Prioritas Pembangunan No. 5 (lima) yaitu untuk
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia”.
Akhirnya, segala upaya dalam implementasi Program Kependudukan, KB dan
Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang disusun di dalam dokumen Renstra
ini diharapkan mendapat dukungan sepenuhnya dari seluruh Unit Kerja di
lingkungan BKKBN. Segala permasalahan yang ada di dalam implementasi
Program KKBPK ke depan merupakan tantangan bersama yang harus
dihadapi melalui berbagai strategi yang telah disiapkan.
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
60/104
44
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
61/104
45
Lampiran I
Matriks Kinerja dan Pendanaan
Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN)
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
62/104
46
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
63/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
64/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
65/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
66/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
67/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
68/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
69/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
70/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
71/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
72/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
73/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
74/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
75/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
76/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
77/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
78/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
79/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
80/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
81/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
82/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
83/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
84/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
85/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
86/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
87/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
88/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
89/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
90/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
91/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
92/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
93/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
94/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
95/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
96/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
97/104
-
8/17/2019 Renstra Bkkbn 2015-2019
98/104
82
2 0 1 5
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
2 0 1 6
2 0 1 7
2 0 1 8
2 0 1 9
N o .
P R O G R A M /
�
top related