rpp atom bohr mekanika kuantums
Post on 12-Dec-2015
39 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
:
:
:
:
:
SMA Negeri 15 Kabupaten Tebo
Kimia
X/Ganjil
Struktur Atom Bohr dan Mekanika Kuantum
2x3JP
A. Kompetensi Inti
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalamberinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat danminatnya untuk
memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran
Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif,
terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis,
kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif) dalam merancang dan melakukan
percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli
lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud
kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3.3 Menganalisis struktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika
kuantum
Indikator :
Menjelaskan kelemahan teori atom Bohr
Menjelaskan gagasan utama teori atom mekanika kuantum
Menentukan bilangan kuantum (kemungkinan elektron berada)
Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.
4.3 Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori
mekanika kuantum
Indikator :
Menentukan bilangan kuantum elektron tertentu
Menggambarkan bentuk-bentuk orbital.
Menentukan kulit dan sub kulit serta hubungannyadengan bilangan kuantum.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mencari informasi, menanya,dan berdiskusi siswa dapat memahami
pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural tentang. Struktur atom berdasarkan teori
atom Bohr dan teori mekanika kuantuk, serta mampu membangun sikap ilmiah dan
ketrampilan prosedural melalui proses mencoba, mengasosiasi dan
mengkomunikasikannya dalam presentasi dan laporan tertulis
D. Materi Pembelajaran
Fakta
o Bentuk orbital
Konsep
o Bilangan Kuantum
o Orbital
Prinsip
o Model atom Niels Bohr
o Hipotesis de Broglie
o Prinsip ketidakpastian Heisenberg
o Teori kuantum Max Planck
o Teori mekanika Kuantum
Teori Atom Bohr
Neils Bohr menyempurnakan teori atom Rutherford dengan menerapkan teori
kuantum Planck dan Einstein. Teori atom bohr ini berlandaskan dua postulat yang
terkenal sebagai Postulat Bohr.
Postulat pertama menyatakan bahwa elektron berputar mengelilingi inti hanya
pada lintasan stasioner tertentu tanpa memancarkan radiasi (energi).
Menurut bohr, elektron menempati lintasan stasioner tertentu yang disebut kulit atom.
Elektron tidak memancarkan energi sehingga besar energi elektron di lintasan stasioner
itu selalu tetap meskipun mengalami percepatan sentripetal. Keadaan elektron yang tidak
memancarkan energi meskipun mengalami percepatan sentripetal saat bergerak melingkar
itu disebut keadaan stasioner.
Postulat kedua menyatakan bahwa elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke
lintasan lain. Jika berpindah suatu lintasan ke lintasan yang lebih dalam, maka
elektron akan memancarkan energi. Sebaliknya, jika berpindah suatu lintasan ke
lintasan lebih luar, maka elektron akan menyerap energi.
Konfigurasi elektron berdasarkan model atom Bohr
Untuk menentukan konfigurasi elektron suatu unsur, ada beberapa patokan yang
harus selalu diingat, yaitu:
a. Dimulai dari lintasan yang terdekat dengan inti, masing-masing lintasan
disebut kulit ke-1 (kulit K), kulit ke-2 (kulit L), kulit ke-3 (kulit M),
kulit ke-4 (kulit N), dan seterusnya.
b. Jumlah elektron maksimum (paling banyak) yang dapat menempati
masing-masing kulit adalah:
2n2, dimana n adalah jumlah kulit
Kulit K dapat menampung maksimal 2 elektron.
Kulit L dapat menampung maksimal 8 elektron.
Kulit M dapat menampung maksimal 18 elektron, dan seterusnya.
c. Kulit yang paling luar hanya boleh mengandung maksimal 8 elektron
Jumlah elektron yang menempati kulit terluar disebut sebagai elektron valensi.
Dengan menuliskan konfigurasi elektron suatu atom kita dapat menentukan :
1. Elektron valensi dari suatu atom
2. Golongan dan periode suatu unsur dalam Sistem Periodik Unsur
3. Sifat logam dan non logam dari suatu unsur
Konfigurasi elektron berdasarkan Niels Bohr hanya dapat digunakan untuk menentukan
letak unsur golongan A dalam SPU, sedangkan untuk golongan B ada aturan tersendiri
(mekanika kuantum).
Konfigurasi elektron berdasarkan model atom mekanika kuantum
Pada penulisan konfigurasi elektron perlu dipertimbangkan tiga aturan (asas),
yaitu prinsip Aufbau, asas larangan Pauli, dan kaidah Hund.
1. Prinsip Aufbau
Berdasarkan prinsip Aufbau, elektron-elektron
dalam suatu atom berusaha untuk menempati
subkulit subkulit yang berenergi rendah,
kemudian baru ke tingkat energi yang lebih
tinggi. Dengan demikian, atom berada pada
tingkat energi minimum. Urutan-urutan tingkat
energi ditunjukkan pada gambar. Jadi, pengisian
orbital dimulai dari orbital 1s, 2s, 2p, dan seterusnya. Pada gambar dapat dilihat
bahwa subkulit 3d mempunyai energi lebih tinggi daripada subkulit 4s. Oleh karena
itu, setelah 3p terisi penuh maka elektron berikutnya akan mengisi subkulit 4s, baru
kemudian akan mengisi subkulit 3d.
2. Kaidah Hund
Untuk menyatakan distribusi elektron-elektron pada orbital-orbital dalam suatu
subkulit, konfigurasi elektron dapat dituliskan dalam bentuk diagram orbital. Suatu
orbital dilambangkan dengan strip, sedangkan dua elektron yang menghuni satu
orbital dilambangkan dengan dua anak panah yang berlawanan arah. Jika orbital
hanya mengandung satu elektron, anak panah dituliskan mengarah ke atas. Dalam
kaidah Hund, dikemukakan oleh Friedrich Hund (1894 – 1968) pada tahun 1930,
disebutkan bahwa elektron-elektron dalam orbital-orbital suatu subkulit cenderung
untuk tidak berpasangan. Elektron-elektron baru berpasangan apabila pada subkulit
itu sudah tidak ada lagi orbital kosong.
Pengisian orbital dalam suatu atom
Subkulit yang dilambangkan dengan strip sebanyak orbital yang dimiliki
3. Larangan Pauli
Pada tahun 1928, Wolfgang Pauli (1900 – 1958) mengemukakan bahwa tidak ada dua
elektron dalam satu atom yang boleh mempunyai keempat bilangan kuantum yang
sama. Dua elektron yang mempunyai bilangan kuantum utama, azimuth, dan
magnetik yang sama dalam satu orbital, harus mempunyai spin yang berbeda. Kedua
elektron tersebut berpasangan.
Setiap orbital mampu menampung maksimum dua elektron. Untuk mengimbangi gaya
tolak-menolak di antara elektron-elektron tersebut, dua elektron dalam satu orbital
selalu berotasi dalam arah yang berlawanan.
Subkulit s (1 orbital) maksimum 2 elektron
Subkulit p (3 orbital) maksimum 6 elektron
Subkulit d (5 orbital) maksimum 10 elektron
Subkulit f (7 orbital) maksimum 14 elektron
E. Model/Metode pendekatan Pembelajaran
Model Pembelajaran
~ Problem Based Learning (PBL)
Metode Pembelajaran
~ Diskusi Kelompok
Pendekatan Pembelajaran
~ Pendekatan Scientific
F. Alat/Media/Sumber Pembelajaran
Media : Power point bentuk orbital
Alat : Balon, Bambu
Sumber : Buku Kimia SMA dan MA 1 untuk kelas X, J.M.C. Johari, Penerbit Esis.
Buku Kimia untuk SMA kelas X, Michael Purba, Penerbit Erlangga.
Buku – buku penunjang lain yang relevan
G. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Alokasi waktu 3 x 45 Menit
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
Waktu
Pendahuluan Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi
1. Guru memberikan salam , mempresensi dan
menanyakan kabar para siswa
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berfikir kritis, guru menuliskan di papan tulis
atom dengan nomor atom > 20
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dengan menginformasikan kepada
siswa bahwa dengan menggunakan teori mekanika
kuantum, permasalahan tadi dapat diselesaikan.
10 menit
Inti Fase mengamati
1. Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok
dengan tingkat kemampuan yang heterogen.
2. Guru memberikan tugas masing - masing kelompok
untuk mendiskusikan salah satu dari materi diskusi
berikut:
o Model atom Niels Bohr
o Hipotesis de Broglie
o Prinsip ketidakpastian Heisenberg
o Teori kuantum Max Planck
o Teori mekanika Kuantum
3. Siswa mendiskusikan materi diskusi yang telah
diberikan.
Fase menanya
1. Siswa bertanya kepada guru apabila ada hal tidak
dipahami tentang penemuannya dalam fase
pengamatan.
2. Antar siswa dalam kelompokn saling bertanya
tentang penemuannya.
3. Guru bertanya kepada siswa tentang teori mekanika
kuantum.
4. Bila siswa belum mampu menjawab, guru
membantu melalui tanya jawab dan memberikan
petunjuk bahwa hal yang sama juga terjadi pada
penemuan teori mekanika kuantum, juga melalui
proses menyempurnakan teori-teori atom-atom
sebelumnya.
Fase mengeksplorasi
110 menit
1. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron
dengan nomor atom.
2. Setelah siswa memahami dan mengerti tentang
semua teori mekanika kuantum, guru mendorong
siswa untuk mengingat kembali lapisan kulit pada
bawang yang didemokan oleh guru pada
pertemuan terdahulu, jika lapisan kulit pada
bawang kita analogikan sebagai kulit atom, jika
satu kulit ini diiris lagi, maka kita akan
mendapatkan lapisan kulit yang kita sebut sebagai
sub kulit.
3. Dengan menggunakan konsep sub kulit ini, guru
memperkenalkan siswa dengan bentuk orbital dari
masing-masing sub kulit s, p, d, dan f.
4. Mendiskusikan konfigurasi elektron dan diagram
orbital dari unsur tertentu.
5. Selanjutnya, guru membuka wawasan siswa
dengan memberitahu siswa bahwa setiap kulit
memiliki jumlah orbital yang berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan maksimal kulit untuk diisi
elektron, dan satu orbital dapat diisi oleh sepasang
elektron, idealnya.
6. Guru memberikan tugas secara kelompok agar
siswa membuat model atau bentuk dari masing-
masing orbital dengan menggunakan balon yang
sudah disiapkan oleh kelompok masing-masing
dan memindahkannya kedalam buku catatan siswa
masing-masing.
Fase mengasosiasi
1. Masing – masing kelompok menyimpulkan hasil
Eksplorasinya
Fase mengkomunikasikan
1. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan teori atom bohr dan teori
mekanika kuantum yang diperoleh masing-masing
kelompok pada fase sebelumnya (selama diskusi
berlangsung guru berkeliling memantau kerja
dari tiap-tiap kelompok).
Penutup 1. Guru dan siswa bersama – sama membuat
kesimpulan
hasil pembelajaran.
2. Guru menginformasikan tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang
3. Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan
untuk selalu belajar dan tetap semangat.
15 menit
Pertemuan ke 2
Alokasi waktu 3 x45 Menit
Kegiatan Deskripsi KegiatanAlokasi
Waktu
Pendahuluan Fase Menyampaikan tujuan dan memotivasi
1. Guru memberikan salam , mempresensi dan
menanyakan kabar para siswa
2. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu
dan berfikir kritis, guru memulai dengan
menanyakan lambang untuk setiap sila pada
pancasila, berikan siswa waktu untuk menanggapi,
kemudian guru menggambarkan bentuk orbital
yang seperti bola, yakni orbital s yang diisi
sepasang elektron, kemudian guru bertanya,
10 menit
apakah maknanya? Sama seperti lambang-lambang
pada sila pancasila, kedudukan elektron dalam
orbital ini juga mempunyai arti.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dengan menginformasikan kepada
siswa bahwa dengan menggunakan teori mekanika
kuantum, posisi electron tidak dipastikan
melainkan peluang menemukan electron pada
setiap titik dalam ruang di sekitar inti. Daerah
dengan peluang terbesar menemukan electron ini
disebut orbital yang memiliki empat bilangan
kuantum.
Inti Fase mengamati
1. Guru membagi kelas menjadi kelompok
berpasangan.
2. Guru memberikan tugas masing - masing
kelompok untuk menentukan bilangan kuantum
dari beberapa orbital yang diberikan oleh guru.
3. Selama siswa bekerja dengan partnernya, guru
memperhatikan agar antar siswa terlibat dan saling
memberikan pendapat dan mengarahkan jika ada
kelompok atau siswa yang melenceng dari
pekerjaannya
Fase menanya
1. Guru bertanya kepada siswa tentang bilangan
kuantum.
2. Bila siswa belum mampu menjawab, guru
membantu dengan menuliskan lambang (n), (ℓ),
(m), (s) dan besar nilainya.
3. Antar siswa dalam kelompokn saling memberikan
110 menit
pendapatnya.
Fase mengeksplorasi
7. Menganalisis hubungan konfigurasi elektron
dengan nomor atom.
8. Setelah siswa memahami dan mengerti tentang
semua teori mekanika kuantum, guru mendorong
siswa untuk mengingat kembali lapisan kulit pada
bawang yang didemokan oleh guru pada
pertemuan terdahulu, jika lapisan kulit pada
bawang kita analogikan sebagai kulit atom, jika
satu kulit ini diiris lagi, maka kita akan
mendapatkan lapisan kulit yang kita sebut sebagai
sub kulit.
9. Dengan menggunakan konsep sub kulit ini, guru
memperkenalkan siswa dengan bentuk orbital dari
masing-masing sub kulit s, p, d, dan f.
10. Mendiskusikan konfigurasi elektron dan
diagram orbital dari unsur tertentu.
11. Selanjutnya, guru membuka wawasan siswa
dengan memberitahu siswa bahwa setiap kulit
memiliki jumlah orbital yang berbeda-beda sesuai
dengan kemampuan maksimal kulit untuk diisi
elektron, dan satu orbital dapat diisi oleh sepasang
elektron, idealnya.
12. Guru memberikan tugas secara kelompok agar
siswa membuat model atau bentuk dari masing-
masing orbital dengan menggunakan balon yang
sudah disiapkan oleh kelompok masing-masing
dan memindahkannya kedalam buku catatan siswa
masing-masing.
Fase mengasosiasi
2. Masing – masing kelompok menyimpulkan hasil
Eksplorasinya
Fase mengkomunikasikan
2. Guru meminta setiap kelompok untuk
mempresentasikan teori atom bohr dan teori
mekanika kuantum yang diperoleh masing-masing
kelompok pada fase sebelumnya (selama diskusi
berlangsung guru berkeliling memantau kerja
dari tiap-tiap kelompok).
Penutup 4. Guru dan siswa bersama – sama membuat
kesimpulan
hasil pembelajaran.
5. Guru menginformasikan tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan yang akan datang
6. Guru mengakhiri pelajaran dan memberikan pesan
untuk selalu belajar dan tetap semangat.
15 menit
H. Penilaian Hasil Belajar
a. Prosedur dan Teknik Penilaian
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian
1. Sikap
a. Terlibat aktif dalam pembelajaran
hakikat ilmu kimia, metode ilmiah
dan keselamatan kerja
b. Bekerjasama, tanggung jawab, peduli,
religius dan santun dalam kegiatan
kelompok.
c. Toleransi, responsif terhadap proses
Pengamatan Selama
pembelajaran dan
saat diskusi
pemecahan yang berbeda dan kreatif.
2. Pengetahuan.
a. Menjelaskan kembali tentang hakikat
ilmu kimia.
b. Menentukan peran ilmu kimia di
setiap aspek bidang keahlian dan
pekerjaan.
c. Menjelaskan kembali tentang metode
ilmiah
d. Menentukan konsep metode ilmiah
dalam penulisan laporan kegiatan
eksperimen.
e. Mendiskusikan dan
mempersentasikan hasil diskusi.
Pengamatan dan
Tes.
Setelah proses
pembelajaran
3. Keterampilan.
a. Terampilan menerapkan istilah kimia
yang sudah dibahas dalam pemecahan
masalah yang relevan dan berkaitan
dengan hakikat ilmu kimia.
b. Terampil membuat dan menuliskan
laporan kegiatan eksperimen dengan
menggunakan konsep metode ilmiah.
c. Terampil mengenali lambang atau
simbol keselamatan kerja di
laboratorium ataupun pengerjaan yang
menggunakan bahan-bahan kimia.
Pengamatan Penyelesaian
tugas (baik tugas
individu maupun
tugas kelompok)
dan pada saat
diskusi.
b. Instrumen Penilaian
i. Instrumen Pengamatan
No Sikap
Penilaian
KB B SB
1. Religius
2. Tanggung jawab
3. Peduli
5. Responsif
6. Santun
7. Aktif
8. Bekerja Sama
9 Toleransi
Keterangan:
KB : Kurang baik = < 70
B : Baik = 70 - 84
SB : Sangat baik = 85 – 100
ii. Instrumen Tes
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu kimia?
2. Jelaskan peran ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari dengan mengggunakan
contoh!
3. Bagaimana kedudukan ilmu kimia diantara ilmu pengetahuan alam dan ilmu
pengetahuan lainnya?
4. Beri 2 contoh peran ilmu kimia dalam ilmu lainnnya!
5. Jelaskan dengan contoh, istilah-istilah berikut ini!
a. Materi
b. Senyawa
c. Unsur
d. Campuran
6. Rancanglah kegiatan eksperimen dan buatlah laporan kegiatan eksperimen
dengan menggunakan konsep metode ilmiah
Mengetahui Serai Serumpun, September 2014
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
As’sari, S.Pd
NIP. 19681020 199303 1 004
Wawan Adi Wijaya S.Pd
NIP. 19911107 201402 1 001
top related