s1 analisis kesesuaian lahan permukiman
Post on 13-Dec-2015
99 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
METODA TEKNIK ANALISIS KOTA(ANALISIS KESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN)
S1 Perencanaan Wilayah dan Kota
Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
SDM
SDB
SDA
KEGIATAN(Tergambar dalam PDRB, Guna Ruang)
Menata Ruang: Menata “wadah kehidupan” manusia dan makhluk lain agar dapat hidup, menjalankan kehidupan dan memelihara keberlanjutan kehidupannya
Tata Ruang:- Pola ruang: alokasi ruang/wadah kegiatan
sesuai kemampuannya/kesesuaiannya - Struktur ruang: penyediaan infrastruktur
(secara berhirarkhi-efektif efisien- agar kegiatan dapat berlangsung dengan optimal
Hasil Akhir:Kesejahteraan Manusia (dan Makhluk Hidup lain)- Merata/berkeadilan- Berkelanjutan
Manusia sebagai pelaku utama karena manusia dianugerahi akal budi dan hati nurani oleh Tuhan
BEBERAPA PENGERTIAN DASAR
• Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsunganhidupnya.(UU 26/2007)
• Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi dan benda-benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan (Arsyad, 2006 dalam Muta’ali 2012)
• Kesesuaian Lahan: Kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk penggunaan tertentu
• Peruntukan lahan harus sesuai dengan kesesuaian lahan untuk menjamin keberlanjutan kehidupan dari makhluk hidup yang berkehidupan di dalamnya.
Jika tidak sesuai: • Ganti/evaluasi peruntukan, • Pindahkan kegiatan di ruang (..lahan) yang sesuai• Rekayasa ruang (..lahan) (jika dimungkinkan).
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Hutan Lindung Hutan dengan jumlah bobot >175 terhadap lereng, jenis tanah, intensitas hujan, lereng lebih dari 40% , ketinggian di atas 2000 m apl
Kawasan Bergambut Kawasan bergambut dengan ketebalan lebih dari 3 m, terletak di hulu atau rawa
Kawasan Resapan Air Hujan tinggi, tanah mudah diresapi air, bentuk yangmemudahkan peresapan air banyak
Kawasan Sempadan Mata Air 200 m sekeliling mata air
Sempadan Sungai 5 m sebelah luar tanggul sungai, 100 meter dari tepi sungai besar tak bertanggul diluar permukiman, 50 meter dari tepi anak sungai tak bertanggul di luar permukiman
Kawasan Sempadan Danau atau Waduk 50-100 m dari tepi danau waktu pasang
Sempadan Pantai Daratan 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai atau daratan sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisikpantainya curam atau terjal
Kawasan Suaka Alam (Laut) Memilki keanekaragaan biota, ekosistem, gejala dan keunikan alam
Kawasan Suaka Margasatwa (Laut) Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi, tempat kehidupan satwa migran tertentu
Cagar Alam (Laut) memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe Ekosistemnya, kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau belumdiganggu manusia, merupakan satu-satunya contoh dan membutuhkan konservasi
Contoh: Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya menurut RTRWN dan PermenPU 41/2007
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Kawasan Pantai Berhutan Bakau Lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garisair surut terendah ke arah darat
Taman Nasional Luasan cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami, berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang beragam, memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih utuh, memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun pendudukan manusia
Taman Hutan Rakyat memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli; merupakan kawasan dengan ciri khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan yang ekosistemnya masih utuh maupun kawasan yang sudah berubah; memiliki keindahan alamdan/atau gejala alam
Taman Wisata Aam memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam hayati dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam; memiliki daya tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang masih asli serta formasi geologi yang indah, unik, dan langka; memiliki akses yang baik untuk keperluan pariwisata
Cagar Budaya Hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untukpengembangan ilmu pengetahuan
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Cagar Biosfer
Ramsar
Taman Buru
Kawasan Perlindungan Plasma Nuftah
Kawasan Pengungsian Satwa
Terumbu Karang
Koridor Jenis Satwa /Biota Laut yang dilindungi
Kawasan Unik Batuan/Fosil
Kawasan Unik Bentang Alam
Kawasan Unik Proses Geologi
Rawan Letusan Gunung Api, Rawan Gempa Bumi, Rawan Gerakan Tanah, Rawan Longsor, Rawan Tsunami, Rawan Gelombang Pasang, Rawan Abrasi, Rawan Bajir, Rawan Genangan, Rawan Gas Beracun,
Kawasan Imbuhan Air
Jenis Kawasan Budidaya Kriteria Penetapan
Hutan Produksi Tetap, Hutan Produksi Terbatas, Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi)
Hutan Rakyat
Pertanian
Pertambangan
Industri
Pariwisata
Permukiman
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN
Kesesuaian Lahan adalah kecocokan Kecocokan suatu jenis lahan tertentu untuk penggunaan tertentu
TEKNIK ANALISIS KESESUAIAN LAHAN DENGAN METODE TUMPANG TINDIH
1. Tumpang-tindih Ya-Tidak (Boolean): • Sesuai (1) atau Tidak sesuai (0)• Tidak sesuai jika salah satu saja dari berbagai kriteria ternyata tidak sesuai
2. Tumpang-tindih dengan Pengharkatan (Penambahan – Pembobotan):• Kelas kesesuaian lahan untuk budidaya, penyangga, atau lindung. • Gradasi kesesuaian lahan bagi peruntukan tertentu (misal pertanian,
permukiman): Sangat sesuai (S1): lahan tidak mempunyai pembatas yag berat atau pembatas kurang berarti dan tak berpengaruh secara nyata untuk penggunaan tertentu secara lestari Cukup sesuai (S2): lahan mempunyai pembatas agak berat yang mengurangi produktivitas dan keuntungan yang diperoleh pada penggunaan tertentu secara lestariSesuai marginal/hampir sesuai (S3): lahan mempunyai pembatas sangat berat untuk penggunaan tertentu secara lestariTidak sesuai saat ini (N1): lahan mempunyai pembatas sangat berat yang belum dapat diiatasi saat ini dengan biaya yang rasional.Tidak sesuai permanen (N2): lahan mempunyai pembatas sangat berat dan tidak mungkin untuk penggunaan tertentu secara lestari.
• Pemberian bobot / pembobotan sesuai besar-kecil pengaruh suatu parameter dibanding parameter lain terhadap faktor yang dianalisis.
0 = Tidak memenuhi kriteria/Tidak Sesuai1 = Memenuhi kriteria/Sesuai
Pertanian subur Lereng Sungai
Contoh Tumpang-tindih Boolean: Kesesuaian Lahan untuk Industri
Kriteria lahan untuk Industri:• Bukan tanah subur untuk pertanian• Lereng kurang dari 5%• Dekat jalan raya, maksimal 1 km• Jauh dari badan air/sungai, minimal 150 m• Guna lahan eksisting
bukan permukiman dan hutan lindung• ---------
Contoh Tumpang-tindih dengan Pengharkatan Penambahan – Pembobotan:Kesesuaian Lahan Untuk Hutan Lindung-Hutan ProduksiKesesuaian Lahan untuk Lindung – Penyangga - Budidaya
Jenis Hutan Total Skor Keterangan
Hutan Lindung >174 Apaba dipenuhi salah satu syarat berikut:• Lereng >40%, • Tanah sangat peka terhadap erosi yaitu jenis tanah regosol,
litosol, organosol dan renzina dengan lereng lapangan lebih dari 15%,
• Jalur pengamanan aliran sungai/air, sekurang-kurangnya 100 meter di kanan-kiri sungai/aliran air tersebut
• Pelindung mata air sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 meter di sekeliling mata air tersebut,
• Mempunyai ketinggian di atas permukaan laut ≥ 2.000 meter.
Hutan Produksi Terbatas 125-174 Tebang Pilih
Hutan Produksi Bebas Dikonversi
<125 Tebang pilih atau tebang habis
Sumber: Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 837/KPTS/UM/11/1980 Tentang Kriteria dan Penetapan Kawasan Hutan LindungSurat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 683/KPTS/UM/8/1981 Tentang Kriteria dan Penetapan Kawasan Hutan Produksi
• Kelerengan• Jenis Tanah• Intensitas Hujan
Parameter yang digunakan: (pengharkatan disertai pembobotan)
Klasifikasi Kesesuaian Lahan (menurut sumber lain)
Total Skor Keterangan
>174 Kawasan Lindung, termasuk hutan lindung
125-174 Kawasan Fungsi penyangga
Kawasan hutan produksi terbatas
<125 lereng <15% Kawasan hutan produksi tetap
Kawasan hutan produksi konversi
Budidaya tanaman tahunan
<125 lereng <8% Kawasan tanaman semusim dan permukimanSumber: Muta’ali (2012)
• Kelerengan• Jenis Tanah• Intensitas Hujan
Parameter yang digunakan: (pengharkatan disertai pembobotan)
Catatan: Informasi lain menyebutkan bahwa Permukiman dapat diadakan pada lahan dengan kelerengan 0-25%
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan:
1a. Buat peta Satuan Lahan.
LR
A P
CS
D
RCRS
LSLD
AC AS PS PD+
25 mm/hari hujan
20 mm/hari hujan
0-8%
8-15%
15-25%
25-45%>45%>65%
15-25%
`
`
``
`
Regosol
Podsolik merah
Latosol kekuninganPodsolik kuning
Aluvial kelabu tua
`
`
``
`
B
A
D C
EF
8-15%
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan:
1.b. Buat kelas harkat parameter yang akan digunakan, beri bobot jika perlu.
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan:
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan:
e. Tentukan kesesuaian lahan dari masing-masing Satuan Lahan.
3. Buat klasifikasi kesesuaian lahan (Lindung, Penyangga, Budidaya)
Total Skor Keterangan
>175 Kawasan Lindung, termasuk hutan lindung
125-174 Kawasan Fungsi penyangga
Kawasan hutan produksi terbatas
<124 lereng <15% Kawasan hutan produksi tetap
Kawasan hutan produksi konversi
Budidaya tanaman tahunan
<124 lereng <8% Kawasan tanaman semusim dan permukiman
• Kelerengan• Jenis Tanah• Intensitas Hujan
Parameter yang digunakan: (pengharkatan disertai pembobotan)
2. Buat pengharkatan masing-masing Satuan Lahan. Parameter Satuan Lahan
RC RS AC AS ... ...
Lereng 80 .. 60
Jenis Tanah 75 .. 15
Curah hujan 20 .. 10
Skor Total 175 .. 85
Satuan Lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam membuat batas-batasnya. FAO (1990) menggunakan lereng, bentuk lahan, jenis tanah, guna lahan eksistiing.
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Latosol 30
Curah hujan 12 mm/hari hujan 10
Jumlah Harkat 100
Contoh kasus A
Lahan A sesuai untuk hutan produksi bebas yang dapat dikonversi / permukiman
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Andosol 60
Curah hujan 12 mm/hari hujan 10
Jumlah Harkat 130
Contoh kasus B
Lahan B sesuai untuk hutan produksi terbatas, tidak cocok untuk permukiman
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Regosol 75
Curah hujan 12 mm/hari hujan 10
Jumlah Harkat 145
Contoh kasus C
Lahan C jika menggunakan jumlah harkat, sesuai untuk hutan produksi terbatas, tapi jika dilihatdari kriteria bahwa tanah regosol dengan lereng >15% harus dijadikan sebagai kawasan lindung, maka peruntukan Lahan C sebaiknya adalah kawasan lindung.
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Andosol 60
Curah hujan 35 mm/hari hujan 50
Jumlah Harkat 170
Contoh kasus D
Lahan D sesuai untuk hutan produksi terbatas.
SOAL LATIHAN:1. Tentukan Kesesuaian Lahan di Lahan A, B, C, D, E (Tuliskan penghitungan analisisnya di halaman sebalik).
2. Lakukan langkah yang sama pada satuan lahan yang lain.
25 mm/hari hujan
20 mm/hari hujan
0-8%
8-15%
15-25%
25-45%>45%>65%
15-25%
`
`
``
`
Regosol
Podsolik merah
Latosol kekuninganPodsolik kuning
Aluvial kelabu tua
`
`
``
`
B
A
D C
EF
Proses Analisis dan Kriteria Teknis Kawasan Permukiman:
• Jumlah bobot terhadap lereng, jenis tanah dan curah hujan <125 (Lihat SK Menteri Pertanian no 837/1980 dan 683/1981)
• Topografi datar sampai bergelombang (kelerengan lahan 0 - 25%);Sumber lain (Muta’ali, 2012) menyarankan kelerengan lahan ≤ 15%
• Tidak berada pada kawasan lindung;• Tidak berada pada daerah rawan bencana (longsor, banjir, erosi, abrasi); • Tidak berada pada wilayah sempadan sungai/pantai/waduk/
danau/mata air/saluran pengairan• Bukan tanah organosol, glay humus, laterit air tanah atau jenis tanah
dengan kadar liat tinggi• Tidak berada di jalur rel kereta api; daerah aman penerbangan;
• Bukan sawah irigasi teknis.
• Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air 60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;
• Drainase baik sampai sedang;
Lahan Sesuai untuk Permukiman
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN untuk PERMUKIMAN
1. Tumpang-tindih dengan penambahan-pembobotan:
2. Tumpang-tindih dengan metode boolean:
3. Pastikan:
2. Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih Boolean:
Peta yang ditumpang tindih:• Peta Lahan Sesuai untuk Budidaya• Peta Guna Lahan Saat Ini (Singkirkan lahan sawah irigasi teknis)• Peta Lereng (Singkirkan lahan dengan kelerengan >15%, sumber lain menggunakan kriteria >25%)• Peta Kawasan Lindung (Singkirkan lahan yang harus dilindungi)
Hasil:Peta Lahan Sesuai untuk Permukiman yang tidak berada di kawasan lindung dan sawah beririgasi teknis dengan kelerengan <15%.
3. Yakinkan hasil kesesuaian lahan permukiman yang dIperoleh dari langkah 2 di atas dengan informasi tentang kemudahan mendapatkan air bersih dan drainase. Lahan datar (0-15%) kemampuan drainasenya sedang, lahan bergelombang (15-40%) kemampuan drainasenya baik (Muta’ali 2012, halaman 208)Kedalaman air tanah <7 m sangat baik, antara 7-14 m baik, 15-25 sedang
1. Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih Penambahan-Pembobotan menghasilkan peta kesesuaian untuk budidaya (skor <125)
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN untuk PERMUKIMAN
REFERENSI TAMBAHAN UNTUKKESESUAIAN LAHAN PERMUKIMAN
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
Contoh Proses Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman
Contoh Parameter Yang Digunakan pada Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Oleh Fajar Dania Nusha K, Fakultas Geografi UMS, 2009
No Data /parameter Keterangan
1 Kemiringan Lereng Sudut lereng: semakin datar lereng semakin mudah dalam penempatan pondasi bangunan dan semakin rendah biaya pembangunan. Dihitung dari peta topografi dan survei lapangan.
2 Kerapatan Alur Sungai Kedalaman dan panjang alur: semakin renggang alur sungai semakin kecil resikobahaya banjir. Dihitung dari peta topografi dan survei lapangan.
3 Banjir atau Penggenangan Frekuensi banjir: semakin jarang banjir semakin nyaman untuk bermukim. Survei lapangan, wawancara dengan penduduk.
4 Erosi Permukaan Kenampakan erosi: semakin bebas erosi semakin nyaman untuk bermukim. Survei lapangan identifikasi ada tidaknya singkapan batuan, alur/parit akibat air permukaan, kenampakan akar tanaman
5 Bahaya Longsor Gerakan massa batuan. Semakin stabil semakin aman untuk bermukim. Diidentifikasi dari peta topografi, jenis tanah/batuan dan survei lapangan.
6 Drainase Genangan air: tanah lembab tergenang tidak sehat untuk bermukim. Survei lapangan.
7 Kekuatan Batuan Batuan yang kuat akan menopang pondasi bangunan dengan kokoh. Survei lapangan, test kekuatan batuan dengan pukulan.
8 Pelapukan Batuan Batuan sangat lapuk kuang kuat menopang bangunan di atasnya. Survei lapangan, pengamatan kesegaran batuan.
9 Daya Dukung Tanah Kekuatan tanah menahan beban. Pengukuran lapangan menggunakan penetrometer
10 Kedalaman Air Tanah Kemudahan mendapatkan air tanah dangkal. Survei lapangan, pengukuran pada sumur yang ada, pengeboran.
11 Tekstur Tanah Tanah yang mudah kembang-kerut akan cepat merusak bangunan di atasnya. Survei laboratorium dari sampel.
Sudut Lereg Kriteria Nilai
0 - 2 Datar 5
2 - 8 Landai 4
8 - 21 Miring 3
21 - < 40 Terjal 2
> 40 Sangat terjal 1
Kedalaman Alur Sungai Jumlah Alur Sungai Nilai
< 1 0 – 1 5
2 – 4 2 – 4 4
5 – 8 5 – 10 3
9 – 15 11 – 15 2
> 16 > 15 1
1. Kemiringan lereng
2. Alur sungai
Kriteria Nilai
Tidak pernah banjir 5
Tergenang <2 bulan/tahun 4
Tergenang 2-6 bulan/tahun 3
Tergenang 6-8 bulan/tahun 2
Tergenang >8 bulan/tahun 1
Kriteria Nilai
Tdak ada kenampakan erosi 5
Kenampakan erosi ringan 4
Kenampakan erosi sedang 3
Kenampakan erosi berat 2
Kenampakan erosi sangat berat 1
3. Kerawanan banjir/genangan
4. Erosi permukaan
Kriteria Nilai
Tanpa bahaya longsor 5
Ada gerakan massa batuan/tanah voume kecil
4
Gerakan massa batuan/tanah resiko sedang
3
Gerakan massa batuan/tanah resiko tinggi 2
Gerakan massa batuan/tanah resiko sangat tinggi
1
Kriteria Nilai
Lahan kering, pengatusan sangat baik 5
Pengatusan baik 4
Pengatusan sedang 3
Pengatusan jelek 2
Pegatusan sangat jelek 1
5. Kerawanan longsor
6. Drainase/pengatusan
Kriteria Nilai
Tidak mudah pecah oleh pukulan palu geologi sangat kuat
5
Sukar pecah oleh pukulan palu geologi 4
Pecah oleh pukulan palu geologi 3
Mudah pecah oleh pukulan palu geologi ringan
2
Mudah dipecah dengan tangan 1
Kriteria Nilai
Batu segar 5
Batu lapuk ringan 4
Batu lapuk sedang 3
Batu lapuk kuat 2
Batu lapuk sangat kuat 1
7. Kekuatan batuan
8. Pelapukan batuan
Beban titik (kg/cm2) Kriteria Nilai
> 1,5 Sangat kuat 5
1,4 - 1,5 Kuat 4
1,2 - 1,4 Sedang 3
1,1, - 1,2 Lemah 2
<1,1 Sangat lemah 1
Kedalaman air tanah (m) Kriteria Nilai
<7 Sangat dangkal 5
7-14 Dangkal 4
15-25 Sedang 3
26-50 Dalam 2
>50 Sangat Dalam 1
9. Daya dukung tanah
10. Kedalaman air tanah
Kriteria Nilai
Geluh 5
Geluh berpasir 4
Geluh berlempung 3
Lempung berpasir 2
Lempung, pasir 1
11. Tekstur tanah
Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Harkat(Jumlah harkat dari seluruh
parameter)
I (S1,S2) Sangat baik hingga baik, lahan sangat sesuai untuk permukiman >35
II (S3) Sedang, lahan mempunyai beberapa faktor penghambat non permanen
31-35
III (N1,N2) Jelek hingga sangat jelek, lahan memiliki banyak faktor penghambat atau beberapa faktor penghambat mutlak dan permanen.
25-30
Interval kelas =
Jumlah nilai tertinggi – jumlah nilai terendah
Jumlah kelas
Jumlah nilai dari masing-masing satuan lahan(kemiringan lereng + kerapatan alur sungai + Banjir atau Penggenangan +
Tingkat erosi permukaan + Tingkat bahaya longsor + Drainase + Kekuatan Batuan + Pelapukan Batuan + Daya dukung tanah +
Kedalaman air tanah + Tekstur tanah).
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
No Parameter
Kriteria Kesesuaian Lahan
S1 S2 S3 N1 N2
KEKASARAN MEDAN
1 Kemiringan Lereng 0% - 8% > 8% - 25% > 25% - 40% > 40 % > 40 %
KEKUATAN BATUAN
2 Posisi jalur patahan tidak ada tidak ada ada pengaruh Tepat pada jalur
Tepat pada jalur
3 Kekuatan batuan (kg/cm2) > 75 > 30 - 75 > 10 - 30 > 3 - 10 < 3
KEKUATAN TANAH
4 Kembang kerut tanah (nilai cole) < 0,001-0,03 0,031-0,060 0,061-0,090 > 0,091 > 0,091
5 Daya dukung tanah (kg/cm2) > 7,11 - 8,53 > 5,69 - 7,11 > 4,27 - 5,69 0 - 4,27 0 - 4,27
PEMATUSAN DRAINASE
6 Saluran permukaan tanah Baik Sekali Baik Agak baik Tidak teratur Tidak ada
KETERSEDIAAN AIR
7 Kedalaman Air Tanah < 15 m 15-25 25-50 >50 >50
BAHAYA ALAM
8 Erosi Tidak ada < 25 % erosi > 75% erosi erosi berat erosi berat
9 Longsor/Gerakan Tanah Tidak ada Tidak ada Ada, ringan Ada, resiko berat
10 Banjir Tidak pernah Pernah ada Tergenang Ringan, < 2 bulan per tahun
Tergenang berat, 2-6bulan pertahun
Tergenang sangat berat, >6 bulan per tahun
Contoh Lain Parameter Kesesuaian Lahan untuk Permukiman (pada penelitian lainnya)
Sumber: Setyowati, Geografi-FIS UNNES: Kajian Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman Dengan Teknik GIS, 2007)
Selamat Belajar
top related