satuan acara penyuluhan
Post on 09-Dec-2014
271 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI FIBROADENOMA MAMAE
(TUMOR PAYUDARA)
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community, Fammily
and Geriatric Nursing
Disusun oleh:
Dessy Angghita
SA10017
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2013
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI FIBROADENOMA MAMAE
(TUMOR PAYUDARA)
Pokok Bahasan : Pencegahan dan deteksi dini Fibroadenoma
mamae
Sub Pokok Bahasan : 1. Definisi Fiboadenoma Mamae
2. Penyebab Fibroadenoma mamae
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan
5. Deteksi Dini Fibroadenoma mamae
Sasaran : Remaja Wanita, Ibu di wilayah RW 15 Desa
Sayati
Target : Keluarga dan pasien yang mengalami
fibroadenoma mamae (Tumor Payudara)
Hari/ tanggal : Selasa, 16 April 2013
Waktu pertemuan : 60 menit (08.00-09.00 WIB)
Tempat : Aula Kantor RW 15
A. Latar Belakang
Tumor merupakan suatu kelainan yang paling penting diantara semua
kelainan yang terdapat pada payudara. Sejumlah 25 % dari wanita yang
memeriksakan diri ke dokter atau ke rumah sakit disebabkan karena
mereka khawatir mengenai benjolan atau kelainan yang terdapat pada
payudaranya. Jaringan payudara peka terhadap siklus hormon yang
berhubungan dengan periode menstruasi, kehamilan, laktasi atau
penggunaan kontrasepsi oral (Alhadrami, 2007).
Wanita yang menderita atau pernah menderita fibroadenomma mammae
memiliki peningkatan risiko untuk mengalami kanker payudara.Peningkatan
risiko untuk terkena kanker payudara pada wanita dengan riwayat tumor
jinak berhubungan dengan adanya proses proliferasi yang berlebihan.
Proses proliferasi jaringan payudara yang berlebihan tanpa adanya
pengendalian kematian sel yang terprogram oleh proses apoptosis
1
mengakibatkan timbulnya keganasan karena tidak adanya kemampuan
untuk mendeteksi kerusakan pada Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) (Rini
Indrati jurnal, 2007).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan, pada tahun 2005 terdapat
lebih dari 1,2 juta orang terdiagnosis menderita kanker payudara. Kanker
payudara merupakan penyebab utama dalam kejadian (incidence) dan
kematian (mortality) oleh kanker pada wanita (Hawari, 2004). Kanker
payudara kini menjadi pembunuh wanita nomor satu di Indonesia. Tahun
2007 penderita kanker payudara mencapai 21,69 %, lebih tinggi dari
kanker leher rahim yang angkanya 17 % (Dyayadi, 2009).
Di propinsi Jawa Tengah, berdasarkan laporan dari Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang berasal dari puskesmas tahun 2010, kasus penyakit
kanker ditemukan sebanyak 488 kasus, terdiri dari Kanker Hati 13 jiwa,
Kanker Bronkus 25 jiwa, Kanker Mamae 267 jiwa, Kanker Servik 183 jiwa.
Berdasarkan laporan dari New South Wales Breats Cancer Institute,
fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun,
kurang dari 5% terjadi pada usia diatas 50, sedangkan prevalensinya lebih
dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari
Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan
umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam (15%) wanita
mengalami fibroadenoma dalam hidupnya.
Menurut penelitian Siti Fitria Dewi (2008), dari hasil penelitian tersebut
diperoleh 144 kasus fibroadenoma payudara pada wanita. Paling banyak
ditemukan pada usia di bawah 30 tahun (79,90%), yaitu pada kelompok
usia 21–25 tahun (41,70 %), kelompok usia 16–20 tahun (25,70%),
kelompok usia 26–30 tahun (9,70%) dan kelompok usi 10–15 tahun
(2,80%). Lokasi yang tersering terdapat pada payudara kanan (44,50%), dan
ditemukan kasus yang jarang sekali terjadi yaitu Giant Fibroadenoma
(tidak diketahui lokasinya 0,70%). Upaya deteksi dini atau pencegahan
fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan Periksa Payudara Sendiri
(SADARI). SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-
2
gejala fibroadenoma mammae yang dapat berkembang menjadi kanker
payudara. Metode ini sangat sederhana, namun diharapkan dapat menekan
tingginya angka penderita kanker payudara, karena semakin awal terdeteksi
maka semakin cepat proses pengobatan yang diperlukan
B. Tujuan Instruksional Umum
Setelah menerima pendidikan kesehatan, para remaja, ibu-ibu dapat
mencegah dan mendeteksi dini adanya fibroadenoma mamae (tumor
payudara).
C. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah menerima pendidikan kesehatan Pencegahan dan deteksi dini
fibroadenoma mamae (Tumor Payudara) selama 1 menit para ibu-ibu, remaja
dan lansia pasien dan keluarga di RW 15 Desa Sayati mampu :
1. Menyabutkan Definisi Fiboadenoma Mamae
2. Mengetahui Penyebab Fibroadenoma mamae
3. Mengetahui Tanda dan Gejala
4. Mengetahui Pengobatan
5. Melakukan Deteksi Dini Fibroadenoma mamae
D. Materi Penyuluhan
1. Definisi Fiboadenoma Mamae
2. Penyebab Fibroadenoma mamae
3. Tanda dan Gejala
4. Pengobatan
5. Deteksi Dini Fibroadenoma mamae
3
E. Kegiatan
TAHAP
KEGIATAN
KEGIATAN
DOSEN
KEGIATAN
AUDIENS
MEDIA ESTIMASI
WAKTU
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan Perkenalan:
Mengucapkan
salam
Absensi
Menjelaskan
secara singkat
materi
Menjelaskan
Tujuan
Penyuluhan
Menggali seberapa
jauh pengetahuan
Tumor payudara
Menjawab salam
Mendengarkan
Menjawab
pertanyaan
LCD,
Laptop atau
lembar
balik.
10 Menit
Penyajian Menjelaskan
materi mengenai
Mendengarkan dan
memperhatikan
LCD,
Laptop,
30 Menit
Alhadrami, Syarif. 2007. Fibroadenoma
4
definisi, penyebab,
tanda dan gejala,
pengobatan serta
mendeteksi secara
dini tumor
payudara melalu
pemeriksaan
SADARI
Memberikan
kesempatan
kepada masyarakat
untuk bertanya.
penjelasan.
Bertanya
Ikut serta secara
aktif dalam
perawatan
payudara
atau lembar
balik,leaflet
Mamae.http//:www.legacy.blogspot.com.
diakses pada tanggal 09 april 2013
Brave Journal. 2009. Fibroadenoma
Mamae. http//:patologi.journal.com.
diakses pada tangga 09 April 2013
Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi
Dini Kanker dan Simplisia Antikanker.
Jakarta: Salemba Medika
Penutup Melakukan
evaluasi dengan
memberikan
beberapa
pertanyaan
mengenai materi
Memperhatikan
dan melakukan
Menjawab salam
Laptop,
LCD, atau
lembar
balik,
leaflet
20 menit
5
yang telah
diberikan
Memberikan salam
penutup
6
F. Media dan Metode
Metode dalam penyampaian berupa:
1. Ceramah
2. Tanya jawab
Media yang digunakan untuk penyuluhan antara lain:
1. Lembar Balik
2. Leaflet
3. Laptop
4. LCD
G. Evaluasi
Jenis evaluasi : Memberikan pertanyaan
Waktu : Akhir Kegiatan
Kriteria Evaluasi :
1. Peserta dapat menyebutkan definisi dari fibroadenoma mamae
2. Peserta dapat menyebutkan penyebab dari fiboadenoma mamae
3. Peserta dapat menyebutkan 3 tanda dan gejala fibroadenoma mamae
4. Peserta dapat menyebutkan cara pengobatan fibroadenoma mamae
5. Peserta dapat menyebutkan 2 dari 5 langkah deteksi dini fibroadenoma
mamae
7
H. DAFTAR PUSTAKA
Alhadrami, Syarif. 2007. Fibroadenoma Mamae.http//:www.legacy.blogspot.com.
diakses pada tanggal 09 april 2013
Brave Journal. 2009. Fibroadenoma Mamae. http//:patologi.journal.com. diakses
pada tangga 09 April 2013
Dalimartha, Setiawan. 2004. Deteksi Dini Kanker dan Simplisia Antikanker.
Jakarta: Salemba Medika
Dewi, Siti Fitria. 2008. Insidensi Fibroadenoma di Rumah Sakit Immanuel
Bandung periode 2005-2006. Universitas Maranatha Bandung. Karya Tulis
Ilmiah
Murwani. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga, Konsep dan Aplikasi Kasus:
Yogyakarta: Mitra Cendikia
Nugroho, Taufan. 2007.Asi dan Tumor Payudara. Yogyakarta: Nuha Media
Robbins. 2003. Buku Ajar Patologi. Jakkarta:EGC
8
Lampiran Materi
Fibroadenoma Mamae
1. Definisi
Fibroadenoma mammae merupakan jenis tumor jinak payudara yang paling
banyak ditemukan, dan merupakan tumor primer yang paling banyak
ditemukan pada kelompok umur muda.(Yulianto, 2007).
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang biasanya timbul pada
wanita berumur 18-20 tahun, yang biasanya terasa membesar pada saat
haid(Oswari, 2003) Fibroadenoma adalah suatu neoplasma berbatas tegas,
padat, berkapsul, dan lesi payudara terlazim dalam wanita berusia dibawah
25 tahun. Sebagian besar (80%) tunggal (Sabiston, 2002).
2. Penyebab
Peningkatan mutlak atau nisbi aktivitas estrogen diperkirakan berperan
dalam pembentukan fibroadenoma, dan lesi serupa mungkin muncul
bersama dengan perubahan fibrokistik (fibroadenosis). Fibroadenoma
biasanya terjadi pada perempuan muda (Morris, 2002). Fibroadenoma
tergantung pada hormon dan bisa berfluktuasi dalam diameter sebanyak 1
cm di bawah pengaruh esterogen haid normal, kehamilan, laktasi, atau
penggunaan kontrasepsi oral. Pertumbuhan cepat bisa jelas selama
kehamilan atau laktasi (Sabiston, 2002).
3. Tanda dan Gejala
a. Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu-abuan,
pada penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b. Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c. Ada penekanan pada jaringan sekitar
d. Ada batas yang tegas
e. Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa
(Giant Fibroadenoma)
f. Memiliki kapsul dan soliter
g. Benjolan dapat digerakkan
h. Pertumbuhannya lambat
i. Mudah diangkat dengan lokal surgery
j. Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
4. Pengobatan
Terapi untuk fibroadenoma tergantung dari beberapa hal sebagai berikut:
1. Ukuran
2. Terdapat rasa nyeri atau tidak
3. Usia pasien
4. Hasil biopsy
Terapi dari fibroadenoma mammae dapat dilakukan dengan operasi
pengangkatan tumor tersebut, biasanya dilakukan general anaesthetic pada
operasi ini. Operasi ini tidak akan merubah bentuk dari payudara, tetapi
hanya akan meninggalkan luka atau jaringan parut yang nanti akan diganti
oleh jaringan normal secara perlahan.(Alhadrami, 2007). Fibroadenoma
yang lebih besar (lebih dari 2 cm) harus diangkat, karena dapat
menyebabkan nyeri dan dapat bertambah besar terus (Schrock, 2002).
5. Mendeteksi secara dini fibroadenoma mamae
1. Defenisi
Deteksi dini fibroadenoma adalah suatu usaha untuk mendeteksi
dan menentukan adanya benjolan atau kelainan seawal mungkin pada
payudara. Kemungkinan timbulnya benjolan pada payudara
sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan pemeriksaan
sendiri (SADARI) (Dalimartha, 2004).
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah suatu cara
melakukan pemeriksaan payudara yang dapat dilakukan oleh diri
sendiri tanpa bantuan orang lain (Rasjidi, 2010).
2. Tujuan
Tujuan dari SADARI adalah mendeteksi dini apabila terdapat
benjolan atau kelainan pada payudara sehingga dapat segera
dilakukan tindakan apabila ditemukan kelainan (Putri, 2009).
3. Waktu
Waktu terbaik untuk memeriksa payudara sendiri yaitu setelah
periode menstruasi atau pada hari ke 7–10 hari setelah menstruasi
karena pada saat ini jaringan payudara dalam keadaan lunak
karena pengaruh hormonal. Jika pemeriksaan ini dilakukan pada saat
jaringan payudara padat, maka seolah-olah akan teraba benjolan dan
hasil pemeriksaannya menjadi positif palsu. Dan apabila periode
menstruasi tidak teratur atau kadang–kadang dalam sebulan tidak
terjadi, dapat dilakukan pada hari yang sama pada setiap bulan.
Untuk wanita yang sudah mengalami menopause, SADARI
dilakukan secara rutin setiap bulan (Rasjidi, 2010).
4. Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri
Langkah 1
a. Memulainya dengan melihat payudara dicermin
b. Posisi pundak tegap
c. Kedua tangan di pinggang
Yang harus dilihat adalah :
a. Ukuran payudara
b. Bentuk payudara
c. Warna payudara
Payudara normal adalah payudara dengan bentuk sempurna tanpa
perubahan bentuk dan pembengkakan.
Payudara yang bermasalah adalah :
a. Kulit mengkerut
b. Terjadi lipatan
c. Ada benjolan
d. Puting berubah poisi biasanya seperti tertarik kedalam
e. Kemerahan nyeri
f. Ruam-ruam atau bengkak
Langkah 2
a. Angkat tangan anda ke atas
b. Amati jika ada perubahan-perubahan payudara
Langkah 3
a. Saat bercermin, cermati puting anda
b. Periksalah ada cairan yang keluar dari puting atau tidak (baik
itu cairan bening seperti susu, berwarna kuning, atau bercampur
darah).
c. Periksalah puting susu anda, apakah terdapat tanda-tanda
yang tidak wajar seperti luka atau koreng.
Puting yang baik adalah:
Jika anda tidak menyusui maka tidak akan keluar cairan apapun.
Namun jika anda menyusui akan mengeluarkan ASI tentunya.
Puting susu yang bermasalah adalah :
a. Mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan bercampur
darah
b. Puting luka atau mengoreng
Langkah 4
1. Langkah 4a
Merasakan payudara dengan cara berbaring
a. Pergunakanlah tangan kanan untuk merasakan payudara
kiri, begitu sebaliknya.
b. Pijatlah dengan pelan namun mantap (tapi bukan keras).
c. Pijatan dapat dilakukan dengan tiga ujung jari anda (telunjuk,
tengah, manis).
d. Jaga posisi ujung jari datar terhadap permukaan payudara.
e. Gunakan gerakan memutar, sekali putaran mencakup
seperempat bagian payudara.
2. Langkah 4b
Pijatlah payudara dengan cara berbaring:
a. Mulai pijatlah payudara anda dari atas sampai bawah, kiri
kanan
b. Setelah itu pijatlah juga dari tulang punduk sampai bagian
atas perut dan dari ketiak sampai belahan payudara.
c. Buatlah pola memutar untuk memastikan anda sudah
memijat seluruh bagian payudara anda.
d. Mulailah dari puting, buat gerakkan memutar, semakin lama
semakin membesar sampai anda mencapai bagian tepi
payudara.
e. Anda juga dapat membuat gerakan naik turun, gerakan ini
bagi sebagian besar wanita dianggap lebih efektif.
f. Pastikan anda merasakan seluruh jaringan payudara dari
depan (puting) sampai bagian belakang payudara.
g. Pakailah pijatan-pijatan yang sesuai dengan anatomi
payudara, yaitu ringan untuk kulit dan jaringan tepat dibawah
kulit, pijatan sedang utuk bagian tengah payudara dan pijatan
kuat untuk jaringan bagian dalam.
h. Saat anda mencapai jaringan bagian dalam, anda harus dapat
merasakan tulang iga anda.
Langkah 5
a. Rasakan payudara anda saat anda berdiri dan duduk
b. Anda dapat merabanya saat anda mandi karena bagi sebagian
wanita, mereka merasa jauh lebih mudah memijit saat kulit
payudara dalam keadaan basah dan licin.
c. Lakukan dengan gerakkan yang sama dengan langkah nomor 4.
top related