sejarah genetika
Post on 17-Jan-2016
451 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PERKEMBANGAN ILMU GENETIKA
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar Genetika
Disusun oleh:
Kelompok 5
Octa Saktianti (150510140185)Wisnu A. Kautsar (150510140189)Setiyo Anita L. (150510140195)Billy Nur Aqbil (150510140197)Fajri Maulana A. (150510140199)
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya, kami bisa menyelesaikan makalah tentang “Perkembangan Ilmu
Genetika”. Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar Genetika.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan tugas
atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang kami hadapi. Namun, kami menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan dan dorongan
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Semoga tugas ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Jatinangor, 8 Maret 2015
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................i
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................i
DAFTAR TABEL..............................................................................................................i
BAB I: PENDAHULUAN................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.....................................................................................................1
BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................................1
2.1 Definisi Genetika.....................................................................................................1
2.2 Sejarah Perkembangan Genetika.............................................................................1
2.2.1 Periode Pra-Mendel..........................................................................................1
2.2.2 Periode Mendel.................................................................................................1
2.2.3 Periode Post-Mendel........................................................................................1
2.3 Kontribusi Ilmu Genetika........................................................................................1
2.3.1 Pertanian...........................................................................................................1
2.3.2 Kesehatan.........................................................................................................1
2.3.3 Industri..............................................................................................................1
2.3.4 Lingkungan.......................................................................................................1
2.3.5 Hukum..............................................................................................................1
BAB III: PENUTUP..........................................................................................................1
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................1
3.2 Saran........................................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................1
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Charles Robert Darwin..................................................................................1
Gambar 2.2 Gregor Johann Mendel..................................................................................1
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Karakteristik Tanaman Ercis yang Diteliti Mendel...........................................1
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Planet Bumi berisi makhluk hidup yang sangat beranekaragam, tampak
dari struktur tubuh, fungsi tubuh, dan perilaku setiap jenis makhluk.
Walaupun jenis-jenis makhluk hidup beranekaragam, namun kemiripan
dalam hal-hal tertentu nyatanya masih juga terlihat. Tanpa kita sadari bahwa
setiap generasi baru memiliki kemiripan sifat baik secara fisik maupun secara
tingkah laku dengan generasi asalnya.
Hal inilah yang mendorong manusia untuk mempelajari pewarisan sifat
atau yang dikenal dengan ilmu genetika. Dalam perkembangannya, ilmu
genetika telah dikenal oleh manusia jauh sebelum peradaban modern muncul.
Seiring dengan perjalanan waktu, genetika menjadi salah satu cabang ilmu
penting yang memberikan banyak kontribusi pada bidang-bidang kehidupan.
1.2 Rumusan Masalah
Dalam penulisan makalah ini, masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan genetika?
2. Bagaimana sejarah perkembangan genetika?
3. Apa kontribusi genetika dalam kehidupan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari genetika.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan genetika.
3. Untuk mengetahui kontribusi genetika dalam bidang-bidang kehidupan
manusia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Genetika
Secara etimologi, genetika berasal dari Bahasa Latin yaitu genos yang
berarti asal usul atau asal mula kejadian. Menurut sumber lainnya, Genetika
berasal dari Bahasa Yunani yaitu genno yang berarti melahirkan. Dengan
demikian, genetika mempunyai arti cabang ilmu biologi yang mempelajari
bagaimana pewarisan sifat pada organisme diturunkan. Selain itu, dalam ilmu
ini juga dipelajari kemungkinan variasi yang akan timbul dari persilangan
yang terjadi antara satu spesies makhluk hidup.
2.2 Sejarah Perkembangan Genetika
2.2.1 Periode Pra-Mendel
Jauh sebelum genetika dianggap menjadi suatu ilmu pengetahuan,
Bangsa Babylonia yang hidup sekitar 6000 tahun yang lalu telah
menerapkan konsep genetika untuk menyusun silsilah kuda mereka
dengan tujuan mendapatkan kuda-kuda yang unggul sekaligus
memperbaiki keturunannya. Sementara itu, Bangsa Sumeria dan Mesir
Kuno berusaha memperbaiki sifat tanaman gandum yang merupakan
bahan pangan pokok bagi mereka. Kemudian Bangsa Cina, tepatnya
beberapa abad sebelum masehi, melakukan seleksi terhadap benih-
benih padi untuk mencari sifat unggul tanaman tersebut. Juga di
Amerika, ditemukan adanya persilangan antara jagung dengan gandum
yang berasal dari rerumputan liar. (Suparmuji, 2010)
Beberapa abad kemudian, Hippocrates (460 - 370 SM)
berpendapat bahwa materi genetik berasal dari semua bagian tubuh, dan
oleh karena itu sifat-sifat tersebut akan diwariskan langsung kepada
keturunannya. Namun, Aristotle (384 – 322 SM) berpendapat bahwa
pewarisan sifat seperti suara dan cara berjalan tidak akan terjadi karena
hal tersebut bukan merupakan materi genetik. Meskipun terdapat
2
perbedaan pendapat mengenai hereditas, Hippocrates dan Aristotle
memiliki gagasan tentang adanya pewarisan sifat. (Yamaguchi, n.d.)
Pada abad ke-19, Charles Darwin
(1809-1882) dalam bukunya yang
berjudul The Origin of Species
mengemukakan bahwa kondisi alam
yang selalu berubah, baik biotik maupun
abiotik, akan menyebabkan variasi
genetik pada suatu spesies makhluk
hidup. Individu yang mampu
menyesuaikan diri terhadap alam akan
dapat bertahan hidup, sedangkan yang
tidak mampu bertahan akan mati.
Struktur dan fungsi tubuh makhluk yang
masih bertahan inilah yang kemudian akan diwariskan kepada generasi
selanjutnya. (Henuhili et al., 2012)
2.2.2 Periode Mendel
3
Gambar 2.1Charles Robert Darwin
Setelah Darwin, pengkajian
tentang genetika kemudian dilakukan
oleh seorang pastor asal Austria yang
bernama Gregor Johann Mendel
(1822-1884). Antara tahun 1856-1863,
Mendel membudidayakan dan
melakukan penelitian terhadap kacang
ercis (Pisum sativum) di kebun
percobaan biara. Mendel memilih
menggunakan kacang ercis dalam
percobaannya karena memiliki bunga
yang sempurna sehingga dapat melakukan penyerbukan sendiri, masa
hidupnya tidak lama sehingga cepat menghasilkan keturunan, mudah
melakukan penyerbukan silang, dan memiliki pasangan sifat beda yang
menonjol. Mendel meneliti tujuh sifat dari tanaman tersebut, seperti
bentuk biji, warna biji, bentuk polong, warna polong, warna bunga,
posisi bunga & polong, dan panjang batang.
Tabel 2.1 Karakter Tanaman Ercis yang Diteliti Mendel
4
Gambar 2.2Gregor Johann Mendel
Mendel adalah orang pertama yang membedakan antara sifat
dominan dan resesif yang dapat diwariskan dari induk kepada
keturunannya. Ia juga membentuk ide-ide dasar tentang heterozigot dan
homozigot, serta perbedaan antara genotipe dan fenotipe. Genotipe
menggambarkan susunan genetik individu sedangkan fenotipe
menandakan ciri-ciri yang terlihat dari organisme tersebut.
Dari percobaan tersebut, Mendel menemukan prinsip-prinsip
dasar ilmu genetika yang dikenal sebagai Hukum Mendel. Karya
Mendel tentang pewarisan sifat akhirnya dibukukan dengan judul
Proceeding of the Brunn Society for Natural History pada tahun 1866.
Atas jasanya ini, Mendel dinobatkan sebagai “Bapak Genetika”.
(Kusumawati, 2013)
2.2.3 Periode Post-Mendel
Karya Mendel yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1866
kemudian mendapat perhatian pada tahun 1900 dari tiga ilmuwan asal
Eropa yaitu Hugo de Vries dari Belanda, Carl Correns dari Jerman, and
Erich von Tschermak dari Austria. Sejak saat itu, berbagai percobaan
yang menggunakan prinsip persilangan menggunakan dasar yang telah
dipublikasikan oleh Mendel.
Setelah itu, banyak ahli yang melakukan penelitian mengenai
genetika, diantaranya:
1882: W. Flemming, memberikan nama kromatin pada bagian
nukleus yang dapat menyerap zat warna. Waldeyer menamakan
benda-benda halus berbentuk benang panjang atau pendek di dalam
nukleus sebagai kromosom.
1883-1887: Edouard Van Beneden menyatakan bahwa kromosom
membelah longitudinal pada waktu pembelahan inti (1883);
Kromosom-kromosom hasil pembelahan bergerak ke arah kutub
berlawanan (1884); dan 1887 menemukan bahwa suatu spesies
memiliki jumlah kromosom tertentu.
1885: Boveri, tiap spesies memiliki memiliki jumlah kromosom
tetap.
5
1901: Montgomery, menemukan bahwa kromosom-kromosom
terdapat dalam pasangan-pasangan dalam bentuk dan ukuran yang
bisa dibedakan. Kromosom yang berpasangan berasal dari induk
jantan dan betina.
1902 & 1909: Correns, (1902) menyatakan ada hubungan yang
sangat dekat antara pemisahan gen-gen berdasarkan Mendel
dengan reduksi kromosom (pada pembentukkan gamet); dan 1909
menemukan bahwa variegata pada daun sebagai contoh pewarisan
sitoplasmik.
1903: Walter S Sutton dan T. Boveri, teori kromosom untuk
pewarisan secara fisik, faktor keturunan terletak pada kromosom
(hipotesis korelasi gen dan pemindahan kromosom).
1906 & 1910: William Bateson, menggunakan istilah ‘genetics’
pertama kali (1906); serta (1910) menemukan Prinsip dari Pautan
(beberapa faktor bergabung bersama pada tiap kromosom).
1903 & 1909: Wilhelm Johannsen, menggunakan istilah ‘genotype’
dan ‘phenotype’ (1903), serta istilah ‘gene’ (1909).
1910: Thomas Hunt Morgan menemukan bahwa gen-gen yang
terdapat pada kromosom yang sama dapat terpisah.
1953: James Watson and Francis Crick menemukan struktur
molekul DNA yang merupakan benang ganda anti paralel,
berbentuk heliks yang saling berkomplemen (double helix).
(Mandal, 2012)
2.3 Kontribusi Ilmu Genetika
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, maka ilmu genetika
merupakan ilmu pengetahuan dasar yang konsep-konsepnya dapat
berinteraksi dengan bidang-bidang lainnya untuk memberikan kontribusi
dalam penerapannya, misalnya dalam bidang pertanian, kesehatan, industri,
lingkungan, dan hukum.
6
2.3.1 Pertanian
Kontribusi genetika merupakan salah satu yang terbesar dalam
bidang pertanian, khususnya dalam pemuliaan tanaman dan ternak.
Persilangan-persilangan konvensional yang dilanjutkan dengan seleksi
untuk merakit bibit unggul, baik tanaman maupun ternak, menjadi jauh
lebih efisien berkat bantuan pengetahuan genetika. Demikian pula,
teknik-teknik khusus pemulian seperti mutasi, kultur jaringan, dan fusi
protoplasma kemajuannya banyak dicapai dengan pengetahuan
genetika. Dewasa ini beberapa produk pertanian, terutama pangan, yang
berasal dari organisme hasil rekayasa genetika atau Genetically
Modified Organism (GMO) telah dipasarkan cukup luas meskipun
masih mengundang kontroversi di kalangan masyarakat.
Selain itu, contoh lain dari perkembangan ilmu genetika di bidang
pertanian adalah ditemukannya metode baru dalam mengatasi hama dan
patogen tumbuhan (OPT) yang menyerang suatu komoditas tanaman
tertentu. Prinsip yang digunakan yaitu dengan cara perakitan tanaman
yang tahan terhadap hama melalui teknik rekayasa genetik. Di negara
maju seperti Amerika Serikat, untuk menanggulangi OPT dari jenis
hama, petani menggunakan insektida hayati yang berasal dari bakteri
Bacillus thuringiensis (Bt) selama lebih dari 30 tahun. Namun, secara
komersial produksi insektisida hayati bersifat terbatas dan pengaruh
perlindungannya hanya berumur pendek. Selain pengendalian dengan
insektisida, petani juga menggunakan varietas tahan terhadap serangan
OPT. Penggunaan varietas tahan merupakan cara pengendalian
serangga hama yang ekonomis dan ramah lingkungan. Perbaikan sifat
tanaman dapat dilakukan melalui modifikasi genetik, baik dengan
pemuliaan tanaman secara konvensional maupun dengan bioteknologi,
khususnya teknologi rekayasa genetik.
Pemulian tanaman dan rekayasa genetik mempunyai tujuan yang
sama. Pemulia tanaman secara konvensional melakukan persilangan
dan atau seleksi, sedangkan rekayasa genetik mengembangkan secara
7
terus menerus dan memanfaatkan teknik isolasi dan transfer gen dari
sifat yang diinginkan.
2.3.2 Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, ilmu genetika banyak digunakan untuk
mendiagnosis suatu penyakit, mencegah timbulnya penyakit menurun,
dan mengobati suatu penyakit. Dengan demikian, penyakit-penyakit
yang menurun serta kelainan-kelainan bawaan dapat dihindari.
2.3.3 Industri
Di bidang industri, rekayasa genetika terbukti mampu
menghasilkan berbagai jenis obat dengan kualitas yang lebih baik
sehingga memberikan harapan dalam upaya penyembuhan sejumlah
penyakit di masa mendatang.
Teknik rekayasa genetika memungkinkan diperolehnya produk
vaksin dan obat-obatan yang hanya dapat dibuat menggunakan prinsp
genetika. Selain itu, berbagai produk industri farmasi penting seperti
insulin, interferon, dan beberapa hormon pertumbuhan dapat dibuat
dengan cara yang lebih efisien. Hal ini karena gen yang bertanggung
jawab atas sintesis produk-produk tersebut diklon ke dalam sel inang
bakteri tertentu yang sangat cepat pertumbuhannya dan hanya
memerlukan cara kultivasi biasa.
2.3.4 Lingkungan
Di bidang lingkungan, ilmu genetika ternyata sangat berpotensi
untuk diaplikasikan dalam upaya penyelamatan keanekaragaman hayati,
bahkan dalam bioremediasi lingkungan yang sudah terlanjur rusak.
Pemanfaatan berbagai strain bakteri yang dapat dimanfaatkan untuk
membersihkan lingkungan dari bermacam-macam pencemaran yang
dihasilkan dari aktivitas industri. Pabrik pengolahan air kotor
mengandalkan kemampuan mikroba untuk mendegradasi berbagai
senyawa organik menjadi bentuk nontoksik. Mikroba ini dapat
digunakan dalam pabrik pengolahan air limbah atau digunakan oleh
8
para manufaktur sebelum senyawa-senyawa itu dilepas ke
lingkungannya.
2.3.5 Hukum
Di bidang hukum, ilmu genetika digunakan untuk menyelesaikan
berbagai macam persoalan yang berkaitan dengan hukum, seperti
sengketa di pengadilan untuk menentukan orang tua kandung dari
seseorang atau bahkan kasus-kasus kriminal seperti pembunuhan dan
pemerkosaan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Genetika merupakan cabang ilmu biologi yang mempelajari bagaimana
pewarisan sifat pada organisme diturunkan dan kemungkinan variasi yang
timbul di dalamnya. Sejarah perkembangan genetika telah dimulai sejak
beberapa abad sebelum masehi, dimana bangsa-bangsa dari berbagai penjuru
dunia menerapkan prinsip genetika untuk meyeleksi ternak dan tanaman yang
mereka budidayakan. Namun, konsep dasar genetika sendiri baru
dikemukakan oleh seorang biarawan asal Austria, yaitu Gregor Mendel yang
melakukan percobaan antara tahun 1856-1863 dengan menggunakan kacang
ercis (Pisum sativum). Sejak saat itu, perkembangan ilmu genetika
berkembang pesat seiring perjalanan waktu. Banyak ilmuwan yang
menyumbangkan idenya untuk perkembangan ilmu genetika. Kontribusi
9
genetika dalam bidang-bidang kehidupan seperti pertanian, kesehatan,
industri, lingkungan, dan lain-lain juga tidak bisa dianggap sebelah mata.
3.2 Saran
Mengingat betapa pentingnya ilmu genetika dalam berbagai aspek
kehidupan, maka saran kami adalah untuk mempelajari ilmu tersebut demi
kelangsungan hidup di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Henuhili, Victoria, Siti Mariyam, Sudjoko, and Tutiek Rahayu. 2012. Evolusi. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia.
Kusumawati, Rohana dan Wigati Omegawati. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Klaten: PT Intan Pariwara.
Mandal, Ananya. 2012. Gene History. http://www.news-medical.net/health/Gene-History.aspx. Diakses pada 7 Maret 2015.
Suparmuji. 2010. Genetika. https://biologicasman1nusa.files.wordpress.com/2009/12/mod-genetika-vol-3-hereditas.pdf. Diakses pada 7 Maret 2015.
Yamaguchi, Hikoyuki. Mendelian Genetics and Its Development. Faculty of Agriculture, University of Tokyo, Japan.
10
top related