sejarah perkembangan pondok pesantren...
Post on 07-Mar-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN
QOTRUN NADA CIPAYUNG JAYA KOTA DEPOK
(1996-2016)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)
Disusun Oleh :
Nur Muhamad Zaky
1113022000048
PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2017 M
SEJARAⅡ PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
CIPAYUNG JAYA KOTA DEPOK
(1996…2016)
SKRIPSI
Dittukan Ke pada Fakultas Adab dan Hulnaniora
untuk Mellncnuhi Persyaratan NIlemperoleh
Gelar Sttana Hulnaniora(S.Huln)
Olch
Nur Muhalllad Zaky
NIPI:1113022000048
Pembimbing
PROGRAM STUDISEJAR‐ AⅡ DAN PERADABAN ISLAⅣ I
` FAKULTAS ADAB DAN ⅡUⅣIANIORA
UNIVERSITAS ISLttI NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAⅡ
JAKARTA
1439Ⅱ /2017■71
Drs.Ⅱo AttLr Shaleh`
NIP:19581012199203
031001
Dr.H.Abdul Wahid Ⅱasvim.M.ANIP:195608171986031006
PENGESAIIAN PANIrIA UJIAN
SlしわSi 検)ゴudul sEJARAH PERICMBANGAN PONDOK PESANTREN
QOTRIIIN NADA CIPAYUNG J証 へ DEPOK 1996‐ 2016 telah dittikan dalam sidang
munaqasyah Fakultas Adab danHumaniora UIN SyarifHidayatullah Jakampada 7 Desembcr
2017 Skripsiinitelahditerima scbagd sdah satu syaratmemperolchgdar Sttana Hmaniora
(S.則 padaprogram studi Sttarah danKebudayaan lslaln.
Jakac 7 DesembeF 2017
SIDANG MUNAQASYAH
Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota
Anggota
Penguji I
MDrs.Ho Ma'ruf Misbaho M.ANIP:195912221991031003
Pembimbing
197504172005012007
NIP:195810121992031004
LEMBARAN PERNYATAAN
Delllgan ini saya menyatakan bahwa:
1.Skripd ini merupakan hasil k〔 町 a asli saya yang dittukan und mernenuhi sdah satu
persyaratan memperoleh gelar strata satu di Universitas lslaln Negn Syarlf
Hidayatullah Jakarta.
2. SeIIIlua sumber yang saya gunakan dalaln penulisan ini telah saya cantumkan sesllal
dellgan ketentuan yang berlaku di Universitas lslam Neg7ri Syanf Hidayatullah
Jakarta.
3. Jika di kernudian harl terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain,maka saya bersedia mcne五 mas錮魅i
yang bcrlaku di Univcrsitas lslam Negn SyanfHidayatullah Jakarta
Ciputat, 3 November 2017
Nur Muhamad Zaky
iv
ABSTRAK
Pondok Pesantren adalah lembaga yang mewujudkan perkembangan sistem
pendidikan nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya mengandung makna keIslaman
tapi juga keaslian (indigenous) Indonesia. Sejak akhir abad ke-20 keadaan pondok pesantren
berubah menjadi modern, pendidikan pesantren tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan
agama Islam saja melainkan juga ilmu pengetahuan umum dan penguasaan bahasa asing
terutama bahasa Arab dan Inggris. Pondok Pesantren Qotrun Nada merupakan salah satu
pondok yang menerapkan sistem modern tapi tidak terlepas dari sistem asli pondok pesantren
biasanya yakni tradisioanl (salaf). Dalam skripsi ini penulis akan menjelaskan hal pokok
mengenai profil wilayah dan Pondok Pesantren Qotrun Nada secara menyeluruh, serta upaya-
upaya yang dilakukan pondok pesantren dalam memajukan Pondok Pesantren Qotrun Nada
dalam berbagai bidang seperti bidang pendidikan, dakwah, dan sosial keagamaan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian sejarah, yaitu
merekontruksi kembali sosok sejarah dan perkembangan Pesantren Qotrun Nada, melalui
tahapan heuristik, kritik, interprertasi, histografi, sedangkan teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data ialah melalui telaah pustaka, wawancara, dan observasi langsung di
lokasi. Dan hasil penelitian ini menyatakan bahwa Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah
sebuah lembaga keagamaan yang terletak di Kota Depok yang didirikan pada tahun 1996,
hingga saat ini Qotrun Nada melakukan perkembangan baik dibidang Pendidikan yang tidak
hanya menyelenggarakan pendidikan agama saja tetapi juga menyelenggarakan pendidikan
yang modern, dan dibidang dakwah dengan menggunakan dakwah bil lisan dan bil hal serta
bidang sosial keagamaan yang berupa santunan kepada anak yatim piatu, pembagian zakat
dan juga pemotongan hewan qurban.
Kata kunci: Sejarah, Perkembangan, dan Pondok Pesantren Qotrun Nada.
v
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah tiada kata yang paling indah yang dapat penulis ungkapkan selain rasa
syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta
kekuatan dan kesehatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.
Dalam menulis skripsi ini penulis banyak mendapatkan hambatan dan tantangan.
Namun, berkat usaha dan bantuan serta kerja sama dari berbagai pihak, akhirnya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu, penulis berterimakasih kepada mereka yang telah
membantu, membimbing, dan menemani penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyetujui skripsi ini.
2. Bapak H. Nurhasan M.A, selaku ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memproses demi kelancaran skripsi
ini.
3. Ibu Sholikhatu sa’diyah, M.Pd, selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu memproses demi kelancaran
skripsi ini.
4. Bapak Drs. H. Azhar Sholeh, M.A, selaku pembimbing skripsi yang selalu
memberikan nasihat, petunjuk, dan bimbingan yang berharga di tengah-tengah
kesibukan beliau dari awal hingga akhir penulisan skripsi ini.
5. Para Bapak dan Ibu dosen Fakultas Adab dan Humaniora, terutama dosen Jurusan
Sejarah dan Peradaban Islam yang telah banyak memberikan ilmunya selama penulis
mengikuti kuliah.
6. Drs. K. H Burhanuddin Marzuki, selaku pimpinan Pondok Pesantren Qotrun Nada
yang telah mengizinkan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta seluruh
pengurus pesantren Qotrun Nada yang telah berkenan memberikan informasi yang
penulis butuhkan untuk menulis skripsi ini.
7. Staf pemerintahan Kecamatan Cipayung dan staf Kelurahan Cipayung Jaya yang telah
mengizinkan penulis untuk menulis skripsi di daerah setempat.
8. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Adab dan Humaniora yang telah
menyediakan fasilitas dalam penulisan skripsi ini.
vi
9. Orang tuaku tercinta Ibu Siti Nurhayati, almarhum Ayahanda H. Muhasyim Zein dan
kakak-kakakku yang telah mendidik, mengasuh, membimbing dengan kasih sayang
yang tulus dan suci sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya sampai ke
perguruan tinggi.
10. Sahabat-sahabat Angkatan 2013 Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan
Peradaban Islam yang telah menemani selama perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian penulis ucapan terimakasih, semoga amal baik semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian skripsi ini, mendapat imbalan dan pahala sebesar-besarnya
dari Allah SWT. Akhirnya, jika ada kesalahan dan kekurangan penulis mohon dibukakan
pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga skripsi ini menjadi manfaat bagi almamater
khususnya bagi pembaca pada umumnya.
vii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN ............................................................................................... i
LEMBARAN PENGESAHAN UJIAN ................................................................................ ii
LEMBARAN PERNYATAAN ............................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ................................................................... 5
D. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 6
E. Metode Penelitian ....................................................................................... 7
F. Kerangka Teori ......................................................................................... 10
G. Sistematik Penulisan ............................................................................... 11
BAB II : GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA DEPOK
A. Profil Kota Depok .................................................................................... 13
B. Letak Geografis ........................................................................................ 16
1. Kondisi Topografi ........................................................................ 17
2. Kondisi Demografi ....................................................................... 17
3. Kondisi Iklim ................................................................................ 18
C. Gambaran Umum Kecamatan Cipayung ................................................. 19
1. Kondisi Geografi .......................................................................... 19
2. Kondisi Demografi ....................................................................... 20
3. Mata Pencaharian ......................................................................... 20
D. Kondisi Keagamaan Cipayung ................................................................ 22
E. Kondisi Pendidikan Masyarakat Cipayung ..………..................……….. 23
BAB III : PROFIL PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada ................................ 24
viii
1. Struktur Organisasi ....................................................................... 26
2. Sarana dan Prasarana .................................................................... 27
3. Sistem Pendidikan ........................................................................ 29
4. Program Qotrun Nada .................................................................. 29
B. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada ....................................... 30
C. Tujuan Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada ................................. 31
D. Visi, Misi Pondok Pesantren Qotrun Nada .............................................. 33
BAB IV : PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
A. Dalam Bidang Pendidikan ...................................................................... 35
B. Dalam Bidang Dakwah ........................................................................... 39
C. Dalam Bidang Sosial Keagamaan ........................................................... 41
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 44
B. Saran ………............................................................................................. 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 46
LAMPIRAN .......................................................................................................................... 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesantren atau pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam
yang menjadi basis cabang ilmu pengetahuan agama Islam. Pesantren lembaga
tradisioanl asli Indonesia.1 Pesantren yang merupakan institusi pendidikan yang
berada di tengah-tengah masyarakat luas Indonesia mempunyai peranan yang
cukup penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pesantren
tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan (sekolah memiliki
berbagai macam kegiatan yang berada di luar jam sekolah, sama halnya dengan
pesantren, misalnya: nasyid, kesenian musik dan lain sebagainya), tetapi juga
menanamkan nilai-nilai moral dan agama.2
Pondok pesantren merupakan rangkaian kata yang disusun terdiri dari
suku kata Pondok dan Pesantren. Kata pondok berasal dari bahasa Arab funduk
yang artinya ruang tempat tidur atau wisma sederhana. Pada umumnya pondok
merupakan suatu tempat untuk menampung atau penampungan sederhana bagi
para pelajar atau pengembara yang dari jauh asalnya. Sedangkan kata pesantren
berasal dari kata santri yang diberikan imbuhan awalan pe dan akhiran an yang
berarti tempat tinggal para santri atau pelajar.3 Pondok pesantren ini dapat
diartikan sebagai wadah bagi para santri untuk menimba ilmu agama dari seorang
kiai atau ulama yang kompoten dalam bidangnya. Di samping sebagai tempat
menuntut ilmu, pondok pesantren juga sebagai salah satu wadah untuk
pemberdayaan masyarakat.
1 Amin Haidar, Masa Depan Pesantren, (Jakarta:IRD Press,2004), h. 2
2 Mastuki HS, Intelektualisme Pesantren, (Jakarta: Diva Pustak, 2006), h. 7
3 Manfred Ziemek, Pesantren dalam Perubahan Sosial, (Jakarta: P3M, 1986) Cet, ke-1,
h. 98-99
2
Dilihat dari aspek pendidikan yang diterapkan, pesantren di Indonesia
setidak-tidaknya dapat diketahui dalam bentuk salaf murni, yaitu pesantren yang
semata-mata hanya mengajarkan pengajian kitab kuning, dengan menggunakan
sistem Sorogan dan Bandongan.4
Pesantren di Indonesia mulai berkembang sejalan dengan perkembangan
zaman di negara-negara yang mayoritas beragama Islam. Pesantren ini mendidik
generasi-generasi yang Islami, yang mampu menghadapi perubahan sosial.5
Pondok pesantren yang berkembang di Indonesia terus mengalami
transformasi di berbagai sisi, baik dari segi pengelolaan pondok pesantren,
kurikulum yang ditawarkan, metode pengajaran yang diberikan, maupun fasilitas-
fasilitas yang disediakan agar dapat memenuhi kebutuhan pendidikan yang
dibutuhkan para santri, baik kebutuhan pendidikan kepesantrenan maupun
pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah.
Kehadiran pesantren di tengah masyarakat tidak hanya sebagai lembaga
pendidikan, tetapi juga sebagai lembaga dakwah. Pesantren memiliki integrasi
yang tinggi dengan masyarakat sekitarnya dan menjadikan rujukan moral bagi
kehidupan umum. Masyarakat umum memandang pesantren sebagai komunitas
khusus yang ideal terutama kehidupan moral keagamaan.6
Pada umumnya berdirinya pondok pesantren diawali dari adanya
pengakuan masyarakat akan keunggulan dan ketinggian ilmu seorang guru atau
kiai ataupun ulama.7 Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok merupakan salah satu
pondok pesantren yang berdiri di Indonesia. Pondok Pesantren Qotrun Nada
sebagai pondok pesantren yang mulai terwujud sejak tahun 1996. Pada awalnya
Qotrun Nada adalah sebuah Majlis Ta’lim yang hanya digunakan oleh masyarakat
Cipayung untuk kegiatan belajar Al Qur’an yang dipimpin oleh seorang alumnus
4 Sorogan merupakan system pengajian yang dilakukan oleh santri secara perorangan.
sistem ini memungkinkan seorang guru mengawasi, menilai, dan membimbing secara maksimal
kemampuan seorang santri secara bersama-sama. Biasanya di maksudkan untuk santri-santi tingkat
menengah, tinggi. Lihat Zamahsyari, Tradisi Pesantren, h.29-30. 5 Mohamad Said dan Junimar Affan, Mendidik Dari Zaman ke Zaman, (Bandung:
Jemmars, 1978), h. 7. 6 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur Dan
Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994), h 60. 7 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996), h. 128
3
Darurrahman, bernama K.H. Burhanudin Marzuki. Namun, tanpa disangka lambat
laun Majlis Ta’lim ini semakin diminati oleh masyarakat Cipayung dan
sekitarnya, hingga akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat mulailah
diadakan penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan melalui pengajian
kitab di luar jam sekolah atau sebutan masyarakat Cipayung adalah santri kalong.
Santri kalong adalah santri yang mengikuti kegiatan pengajian kitab kuning8 pada
waktu-waktu tertentu dan setelah selesai pengajian santri pulang ke rumah
masing-masing. Seiring berjalannya waktu peminat santri kalong semakin banyak
dan permintaan wali santri agar pengajian yang selama ini diadakan lebih
dimaksimalkan lagi, maka pada saat itulah para santri diwajibkan untuk bermukim
di Majlis Ta’lim.9.
Pesantren Qotrun Nada sama hal dengan pesantren lainnya, pada tahap
awal berdirinya, pesantren hanya menerapkan sistem salafy (metodologi
pendidikan tradisional), yang melestarikan pesantren dahulu. Namun seiring
berjalannya waktu, setelah santri atau siswa yang belajar setiap tahunnya
mengalami peningkatan, maka pesantren Qotrun Nada dalam waktu singkat, mulai
menerapkan klasikal. Para santri belajar di kelas-kelas menurut tingkatan
pendidikannya.
Suatu keharusan, pendidikan melakukan perubahan-perubahan dan
penyesuaian dengan arus modern, sebab pendidikan itu sendiri tidak ubahnya
sebagainya suatu “social thing” (ikhtiar social). Prolog tersebut terkupas secara
panjang lebar di dalam teori-teori pendidikan modern, di antaranya tokoh yang
tajam mendiagnosis masalah pendidikan adalah Emile Duerkheim (1858-1917). Ia
menyatakan bahwa masyarakat secara keseluruhan beserta masing-masing
lingkungan di dalamnya, merupakan penentu cita-cita dilaksanakan pendidikan.
8 Kitab kuning adalah kitab keagamaan berbahasa Arab yang ditulis oleh ulama dan
pemikiran masa lampau (al salaf) dari Timur Tengah dan Indonesia dengan penulisan format
khusus, yaitu matan (teks inti) dan syarah (teks penjelas), warna kertasnya kuning, kitab kuning
disebut juga dengan kitab gundul atau kitab kuno. Azyumardy Azra, Pendidikan Islam Tradisional
& Modernisasi Menuju Milenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 2000). 9 Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanudin, Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun
Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). .
4
Dengan terujinya teori bahwa pendidikan adalah suatu social thing atau
the individual dengan self dan sosial self, maka dengan bijak para tokoh
pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada membuat langkah baru yang
diharapkan cukup mengena dalam membuat metode pendidikan yang baik.
Program pendidikan yang dikembangkan oleh pendiri pondok pesantren
Qotrun Nada adalah program terpadu yaitu belajar selama enam tahun yang
meliputi Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA). Namun, Pondok
Pesantren Qotrun Nada juga membuka program pendidikan yang agak singkat
meliputi program Takhassus/intensif, setingkat Aliyah yaitu hanya tiga tahun
bagi para lulusan MTS dan SLTP yang ingin melanjutkan studinya di Pondok
Pesantren Qotrun Nada ini.
Qotrun Nada ingin mengembangkan berbagai macam organisasi, baik
organisasi dalam lingkup besar (Majlis Guru) maupun dalam lingkup yang masih
kecil seperti ISQN (Ikatan Santri Qotrun Nada), GPQN ( Gerakan Pramuka
Qotrun Nada) dan CBIL ( Central Basic Improving Of Language ). Organisasi-
organisasi tersebut saling bekerja sama dalam melaksanakan kewajibannya demi
terwujudnya sebuah kedisiplinan yang senantiasa dijaga oleh para santrinya.
Pondok pesantren Qotrun Nada mengembangkan kolaborasi pendidikan
salafy dan modern di satu sisi sebagai respon terhadap perkembangan zaman dan
di sisi lain juga mempunyai tujuan untuk dapat mempertahankan dan
mengembangkan ide-ide ulama terdahulu. Tradisi kajian kitab-kitab kuning, karya
para ulama adalah satu sisi yang harus dipertahankan.10
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis terdorong untuk melakukan
kajian tentang sejarah perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada. Disamping
itu, sebagai suatu lembaga pendidikan dan dakwah Islam, pondok pesantren juga
mempunyai peranan bagi pengembangan ajaran agama Islam, khususnya pada
masyarakat sekitar pondok pesantren.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
10
Wawancara Pribadi Dengan Ustd Anwar Zainuddin, sekretaris Pondok Pesantren
Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). .
5
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan penjelasan yang tertuang pada latar belakang di atas, penulis
merasa perlu untuk memberikan batasan kajian dan merumuskan terlebih dahulu
masalah yang akan dibahas agar arah tujuan dan sasaran yang hendak
disampaikan lebih jelas dan terarah. Dengan demikian, penelitian masalah hanya
difokuskan pada sejarah perkembangan Pondok Pesantren Qotrun Nada di Kota
Depok.
Penulis menyadari bahwa kajian tentang Podok Pesantren Qotrun Nada
tidak akan dibahas secara keseluruhan, sebab Pondok Pesantren Qotrun Nada
merupakan yayasan pendidikan yang memiliki ruang lingkup yang luas untuk
dibahas, antara lain: mengenai awal berdirinya, tujuan berdirinya,
perkembangannya baik dalam bidang pendidikan, bidang dakwah, dan bidang
sosial keagamaan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada ?
b. Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Qotrun Nada ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan tersebut, maka tujuan yang hendak
dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada.
2. Untuk mengetahui perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademis
Penelitian ini diharapkan menjadi pemikiran bagi wahana keilmuan,
terutama dalam hal deskriptif analitis atau gambaran serta menjadi tambahan
referensi mengenai pondok pesantren. Selain itu penelitian ini merupakan suatu
6
penelitian yang hasilnya dapat dijadikan sebagai pelengkap referensi untuk studi-
studi selanjutnya.
b. Manfaat praktis
Data yang di dapat dari penelitian ini di harapkan akan dapat memberikan
manfaat dan menambah khazanah pengetahuan yang pada akhirnya menjadi
dokumentasi mengenai pondok pesantren. Selain itu, untuk mendapatkan atau
mencapai gelar Sarjanah Humaniora di Fakultas Adab dan Humaniora jurusan
Sejarah dan Peradaban Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
D. Tinjauan Pustaka
Sebelum mengadakan dan meneliti sebuah penelitian, peneliti melihat
tinjauan terdahulu, agar tidak terjadi kesamaan yang konkrit. Untuk melihat
tinjaun tersebut, peneliti mengunjungi ke Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun maksud
dari penelitian ini untuk mengetahui bahwa permasalahan yang penulis teliti
berbeda dengan yang diteliti sebelumnya.
Setelah penulis mengadakan kajian pustaka, penulis akhirnya menemukan
beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis
teliti. Skripsi tersebut antara lain adalah skripsi karya Nurmaniyah Tahun 2006
berjudul “Penerapan Retorika KH. Burhanuddin Marzuki Dalam Dakwah Di
Pondok Pesantren Qotrun Nada Depok”. Penelitian pada skripsi karya
Nurmaniyah memfokuskan pada penerapan retorika seorang KH. Burhanuddin
Marzuki dalam dakwahnya di pondok pesantren Qotrun Nada.11
Selanjutnya apa yang ditulis oleh saudari Sri Rahayu, Jurusan KPI, lulusan
tahun 2011 yang mengangkat tentang “Aktivitas Dakwah Santri Di Pondok
Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok”. Penelitian yang dilakukan
saudari Sri Rahayu adalah menguraikan aktivitas yang dilakukan santri di pondok
pesantren Qotrun Nada dalam berdakwah.12
11
Nurmaniyah, “Penerapan Retorika KH. Burhanuddin Marzuki Dalam Dakwah Di
Pondok Pesantren)antren Qotrun Nada Depok”. ( Jakarta: UIN Jakarta, 2006). 12
Sri Rahayu, “Aktivitas Dakwah Santri Di Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung
Jaya Depok”. (Jakarta: UIN Jakarta, 2011).
7
Di dalam tulisan-tulisan di atas berbeda dengan apa yang akan penulis
teliti, peneliti akan membahas sejarah perkembangan pondok pesantren Qotrun
Nada. Dalam penelitian ini, diuraikan mengenai gambaran umum gambaran
umum letak Geografis Pondok Pesantren Qotrun Nada di wilayah Kota Depok,
sejarah berdirinya pondok pesantren Qotrun Nada, serta perkembangan pondok
pesantren Qotrun Nada yang meliputi bidang pendidikan, dakwah, dan sosial
keagamaan.
E. Metode Penelitan
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini merupakan penelitian
sejarah, yang meliputi proses menganalisis secara kritis informasi peristiwa
sejarah. Yang dinamakan metode sejarah disini adalah proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau.13
Berdasarkan pengertian diatas, para ahli ilmu sejarah sepakat untuk
menetapkan empat kegiatan pokok didalam cara meneliti sejarah. istilah-istilah
yang dipergunakan bagi keempat langkah itu berbeda-beda, tetapi makna serta
maksudnya sama. Secara lebih ringkas, setiap langkah ini berturut-turut biasa juga
diistilahkan dengan: heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber),
interpretasi atau (analisis fakta sejarah), dan historiografi (penulisan).14
1. Heuristik (Tahapan Pencarian Sumber)
Heuristik merupakan tahapan pertama, yaitu tahapan pengumpulan
sumber. Pengumpulan sumber dilakukan oleh penulis melalui survei lapangan
dari data tertulis berupa dokumen, arsip Pondok Pesantren Qotrun Nada dan
wawancara langsung. Untuk itu penulis dalam melakukan penelitian ini
menggunakan suatu alat pengumpulan data penelitian berupa:
Library Research ( Penelitian Kepustakaan) adalah penulis mengadakan
penelusuran terhadap data-data tertulis, berupa buku-buku dan skripsi-skripsi
13
Luis Gottschalk, Mengerti Sejarah Ter. Nugroho Notosusanto (Jakarta: Logoso
Wacana Ilmu, 1995). h. 39. 14
Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logoso Wacana Ilmu,
1999). h. 103
8
yang berhubungan dengan tema skripsi, terkait dengan pencarian sumber penulis
mencarinya di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Perpustakaan Adab dan Humaniora dan dokumen-dokumen pribadi milik
Pondok Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Depok.
Field Research (Penelitian Lapangan) yaitu, dengan mengunjungi kantor
Kecamatan Cipayung, kantor Kelurahan Cipayung Jaya dan sekretariat Pondok
Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya. Untuk memperoleh data dilapangan
dilakukan dengan wawancara (iinterview) dengan empat narasumber, di
antaranya yaitu, KH. Burhanudin Marzuki (pengasuh Pondok Pesantren Qotrun
Nada), Ustd. Anwar Zainuddin (Sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada),
Ustd. Achyanudin Syakier dan Ustd. Bahrudin Marzuki (kepala sekolah MTS
dan MA Pondok Pesantren Qotrun Nada).
a. Observasi
Observasi yaitu dengan melakukan pengamatan, pencatatan dengan
sistematis terhadap fenomena yang diselidiki. Pada tahap ini penulis melakukan
pengamatan dengan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang ada.
Setelah itu penulis menyimpulkan ringkasan sejarah yang terjadi di Pondok
Pesantren Qotrun Nada.
b. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan data dengan melakukan wawancara secara langsung ke beberapa
informasi. Wawancara langsung dengan saksi atau pelaku peristiwa dapat
dianggap sebagai sumber primer manakala sama sekali tidak dijumpai data
tertulis. Namun begitu, wawancara itu sebagai bahan penjelas atas kesamaran
data atau apa yang diamati oleh peneliti dirasa belum lengkap.15
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen-
dokumen yang ada pada benda-benda tertulis. Benda-benda tertulis dapat berupa
buku-buku, surat-surat, majalah, dan sebagainya.
15
Ibid. h.107.
9
2. Verifikasi (Kritik Sumber)
Pada tahapan ini dilakukan verifikasi terhadap data yang ada untuk diuji
keabsahan data dan kebenarannya. Sumber yang dikritik secara eksteren dan
intern melalui langkah sebagai berikut:
a. Kritik Ekstren (Otentisitas)
Kritik ekstern digunakan untuk membuktikan keaslian dan kebenaran
sumber sejarah, asli atau tidak. Kritik ekstern yang peneliti lakukan adalah
dengan melihat sumber tersebut baik buku dan arsip maupun dokumen
tertulis yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang dapat dipercaya dan dapat
memberikan keterangan sesuai dengan permasalahan yang dikaji.
b. Kritik Intern (Kredibilitas)
Langkah ini dilakukan guna menguji sumber yang dapat dipercaya atau
yang tidak dapat dipercaya untuk sumber tertulis, peneliti membandingkan
isi sumber tersebut dengan karya lain, untuk data yang diperoleh dari hasil
wawancara atau sumber lisan peneliti membandingkan dari kondisi fisik
dan informasi yang diungkapkan oleh responden terkait hubungannya
dengan Pondok Pesantren Qotrun Nada.
3. Interpretasi (penafsiran sejarah)
Interpretasi adalah penafsiran sejarah dan sering disebut dengan analisis
sejarah.16
Interpretasi atau penafsiran sejarah adalah menguraikan data yang saling
berhubungan dengan pokok persoalan yang diteliti melalui kajian ilmiah sehingga
menjadi sebuah kesimpulan. Tahapan pertama yaitu analisis terdapat fakta-fakta
sejarah yang tercerai-berai. Tahapan ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang
menyeluruh secara obyektif dari data sejarah dengan menggunakan teori sosiologi
tentang perubahan sosial.
4. Historiografi (penulisan sejarah)
Historiografi merupakan langkah perumusan cerita sejarah ilmiah, yang
disusun secara logis menurut urutan kronologis dan tematis yang jelas dan mudah
dimengerti, pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat menggabungkan urutan
16
Ibid., h. 114.
10
kronologis dan tematis.17
Hal ini disebabkan penelitian sejarah sekurang
kurangnya harus memenuhi empat hal yaitu, fakta yang akurat, struktur yang logis
dan penyajian yang terang dan halus.
Tahapan ini merupakan bagian terakhir dari metode sejarah. Apabila
peneliti sudah membangun ide-ide tentang hubungan fakta satu dengan fakta lain
melalui proses interpretasi, maka langkah akhir dari penelitian adalah penulisan
atau menyusun cerita sejarah
F. Kerangka Teori
Setiap masyarakat mengalami apa yang dimaksud dengan perubahan.
Adanya perubahan tersebut dapat dilihat apabila melakukan suatu perbandingan
dengan meneliti suatu masyarakat pada masa tertentu dan kemudian dibandingkan
dengan keadaan masyarakat pada waktu yang lain. Proses perubahan yang terjadi
secara terus menerus oleh Sartono Kartodirjo dinamakan gejala sejarah. Di dalam
pemikiran analitis lazimnya suatu gejala sejarah hendak didefinisikan tempatnya
dalam suatu proses sejarah serta sekaligus melihat hubungan kausalnya dengan
gejala sejarah yang lain, yaitu yang terjadi sebelumnya atau sesudahnya atau ada
hubungan fungsional dalam konteks suatu sistem.18
Dilihat dari perspektif di atas, maka gejala sejarah dapat diartikan sebagai
suatu momentum gerakan historis atau lazim disebut dengan perubahan sosial.
Menurut Sartono konsep perubahan sosial terdiri dari dua referensi, yaitu.
1. Dinamika masyarakat memajukan pergerakan dari tingkat perkembangan
yang terdahulu ke yang lebih maju, unsur-unsur mana yang berubah dan
faktor-faktor apakah yang menyebabkan perubahan.
2. Dalam berbagai teori, perubahan sosial mempunyai arah, yaitu dari yang
sederhana bentuknya ke yang lebih kompleks, berarti yang lebih baik
fungsinya. Artinya perubahan sosial yang terjadi sering kali mengarah ke
arah yang lebih baik.19
17
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Seajarah, (Yogyakarta: Tiawa Wacana, 2013), h. 78. 18
Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 99. 19
Ibid.
11
Pondok pesantren yang berdiri sejak tahun 1996, tetap memiliki perannya
sebagai lembaga pendidikan, yang mencetak kader-kader, memiliki andil dan
peran besar di Depok, khususnya dalam dunia pendidikan Islam, sosial
keagamaan, dan dakwah.
Untuk melihat berbagai perubahan yang terjadi di pondok pesantren
Qotrun Nada, di bidang pendidikan khususnya, maka pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini ialah pendekatan sosiologi. Pendekatan sosiologi maksudnya
yaitu menggunakan teori-teori sosiologi, untuk melihat perubahan masyarakat
Cipayung Jaya dan Pondok Pesantren Qotrun Nada. Berkaitan dengan teori
perubahan sosial tersebut, peneliti menggunakan teori fungsionalisme struktural
yang dikembangkan oleh Talcot Parson dari Emile Durkheim.
Menurut teori ini masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri
atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan menyatu dalam
keseimbangan. perubahan yang terjadi pada satu bagian akan membawa
perubahan pula terhadap bagian lain. Asumsi dasarnya adalah dalam setiap
struktur sistem sosial, fungsional terhadap yang lain. Sebaliknya kalau tidak
berfungsi maka struktur itu tidak akan ada atau hilang dengan sendirinya.20
Teori fungsionalisme struktural dipakai oleh peneliti untuk menganalisis
dan memaparkan keberadaan Pondok Pesantren Qotrun Nada sesuai dengan
fungsi yang dijalankan dan dipenuhinya. Permasalahan ini dapat dimulai dari
adanya sebuah adaptasi atau penyesuaian diri yang mengarahkan pada satu tujuan
yang sama dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan di Cipayung Jaya ini.
G. Sistematik Penulisan
Untuk lebih mempermudah penulisan, penulis mebagi skripsi ini dalam 5
bab, dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang membahas tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan,
20
George Ritzer, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2011), h. 21.
12
tinjauan pustaka, metode penelitian, kerangka teori,dan sistematika
penulis.
BAB II Membahas gambaran umum wilayah Kota Depok yang meliputi:
profil Kota Depok, letak geografis, gambaran umu Kecamatan
Cipayung, kondisi keagamaan dan kondisi pendidikan masyarakat
Cipayung
BAB III Membahas tentang profil Pondok Pesantren Qotrun Nada yang
meliputi: sejarah berdirinya, tokoh pendiri, tujuan, serta visi-misi
Pondok Pesantren Qotrun Nada.
BAB IV Membahas tentang perkembangan Pondok Pesantern Qotrun Nada:
membahas tentang bentuk perkembangan Pondok Pesantren baik
bidang pendidikan, bidang dakwah dan bidang sosial keagamaan.
BAB V Penutup meliputi kesimpulan dan sarana.
13
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA DEPOK
A. Profil Kota Depok
Depok bermula dari sebuah Kecamatan yang ada di lingkungan Keradenan
(pembantu Bupati) wilayah Parung Kabupaten Bogor. Kemudian pada tahun 1976
perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang
kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia (UI), serta
meningkatnya perdagangan dan jasa yang semakin pesat, sehingga diperlukan
kecepatan pelayanan.
Pada tahun 1981 pemerintah membentuk Kota Administratif Depok
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada
tanggal 18 Maret 1982, status Pemerintahannya semula Kecamatan menjadi Kota
Administrative Depok Kabupaten Bogor yang terdiri dari 3 (tiga) Kecamatan dan 17
(tuju belas) Desa, yaitu: Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Beji, Kecamatan
Sukmajaya.21
Selama kurun waktu 17 tahun Kota Administratif Depok berkembang pesat
dalam bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan. Khusus bidang
pemerintahan, semua Desa berganti menjadi Kelurahan dan adanya pemekaran
Kelurahan, Depok akhirnya terdiri dari 3 (Kecamatan) dan 23 (dua puluh tiga)
Kelurahan, sebagai baerikut:
1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu, Desa Depok Jaya,
Desa Pancoran Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan Jaya, Desa Rangkapan
Jaya Baru.
2. Kecamatan Beji, terdiri dari 6 (enam) Desa, yaitu: Desa Beji, Desa Beji Timur,
Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru, Desa Kukusan.
21
Muhsin,Mumuh, Depok Masa Pendudukan Jepang Hingga Masa Orde Baru,
(Depok:Kantor Arsip Dan Perpustakaan, 2015), h. 107.
14
3. Kecamatan Sukmajaya, terdiri dari 11 (sebelas) Desa, yaitu: Desa Mekar jaya,
Desa Sukmajaya, Desa Sukamaju, Desa Mekarjaya, Desa Abadi Jaya, Desa
Baktijaya, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya, Desa Kali Jaya, Desa
Cilodong22
Dengan semakin pesatnya perkembangan dan tuntutan masyarakat yang
mendesak agar Kota Administratif Depok diangkat menjadi Kotamadya dengan
harapan pelayanan menjadi maksimal, sisi lain pemerintah Kabupaten Bogor
bersama-sama pemerintah Provinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan
tersebut, maka di usulkannya kepada pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakya
agar Depok menjadi Kota Administratif. Kemudian berdasarkan Undang-Undang No.
15 tahun 1999, tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tk. II Depok yang
ditetapkan pada tanggal 20 April 1999, dan diresmikan tanggal 27 April 1999
berbarengan dengan pelantikan Pejabat Walikotamadya Kepala Daerah Tk. II Depok
yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat
sebagai Walikota Kota Administratif Depok yang membawahi enam wilayah
Kecamatan meliputi 63 kelurahan.23
Kemudian pemerintah membuat Pemekaran Kecamatan di Kota Depok dari 6
(enam) manjadi 11 (sebelas) Kecamatan yang merupakan implementasi dari perda
Kota Depok Nomor 8 Tahun 2008 tentang pembentukan Kecamatan di Kota Depok
yang diharapkan akan berdampak positif bagi masyakarat.24
Dengan bertambahnya
jumlah Kecamatan tersebut, maka semakin mendekatkan pelayanan, sehingga
memudahkan masyarakat mengurus berbagai keperluannya yang membutuhkan
layanan aparatur pemerintah di Kecamatan.
Di samping itu, dengan pemekaran ini menjadikan setiap Kecamatan hanya
akan membawahi empat hingga tujuh Kelurahan saja, dimana sebelumnya 6 hingga
22
Wahidin R. Bulan, Depok Merajut Asa Membangun Kota, (Depok: Pokja Wartawan Depok,
2005), h. 8. 23
Bunga Rampai Kota Depok, (Depok: Pamdu Karya,2002), h. 10. 24
Profil Kota Depok, Sejarah Singkat Kota Depok 2006 ( Perpustakaan Umum Kota Depok,
Dilihat 26 Juli 2017 Pukul, 12:38 Wib), h. 5.
15
14 Kelurahan. Adapun nama-nama Kecamatan dan Kelurahan hasil pemekaran
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2008 adalah sebagai berikut:
1) Kecamatan Beji Meliputi: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan
Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan, dan Kelurahan
Tanah Baru.
2) Kecamatan Pancoran Mas meliputi: Kelurahan Pancoran Mas, Kelurahan
Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Rangkapan Jaya, Kelurahan
Rangkapan Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
3) Kecamatan Cipayung meliputi: Kelurahan Cipayung, Kelurahan Cipayung
Jaya, Kelurahan Ratu Jaya, Kelurahan Bojong Pondok Terong, dan Kelurahan
Pondok Jaya.
4) Kecamatan Sukma jaya meliputi: Kelurahan Sukma jaya, Kelurahan Mekar
jaya, Kelurahan Bakti jaya, Kelurahan Abadi jaya, Kelurahan Tirta jaya, dan
Kelurahan Cisalak.
5) Kecamatan Cilodong meliputi: Kelurahan Sukma jaya, Kelurahan Cilodong,
Kelurahan Kalibaru, Kelurahan Kalimulya dan Kelurahan Jatimulya.
6) Kecamatan Limo meliputi: Kelurahan Limo, Kelurahan Meruyung, Kelurahan
Grogol, dan Kelurahan Krukut.
7) Kecamatan Cinere meliputi: Kelurahan Cinere, Kelurahan Gandul, Kelurahan
Pangkal Jati Lama, dan Kelurahan Pangkal Jati Baru.
8) Kecamatan Cimanggis meliputi: Kelurahan Cisalak Pasar, Kelurahan
Mekarsari, Kelurahan Tugu, Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Kelurahan
Harjamukti dan Kelurahan Curug.
9) Kecamatan Tapos meliputi: Kelurahan Tapos, Kelurahan Leuwinanggung,
Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukma Jaya Baru, Kelurahan Jati jajar,
Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan Cimpaeun.
10) Kecamatan Sawangan meliputi: Kelurahan Sawangan, Kelurahan Kedung,
Kelurahan Cinangka, Kelurahan Sawangan Baru, Kelurahan Bedahan,
Kelurahan Pengasinan, dan Kelurahan Pasir Putih.
16
11) Kecamatan Bojongsari meliputi: Kelurahan Bojongsari, Kelurahan Bojongsari
Baru, Kelurahan Serua, Kelurahan Pondok Petir, Kelurahan Curug, Kelurahan
Duren Mekar, dan Kelurahan Duren Seribu.
Kota Depok selain merupakan pusat pemerintahan yang berbatasan langsung
dengan wilayah khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penopang
Ibu Kota Negara yang diarahkan untuk Kota pemukiman, Kota pendidikan,
pusat pelayanan perdagangan dan jasa, Kota pariwisata dan Kota resapan
air.25
B. Letak Geografis
Wilayah Kota Depok yang memiliki luas sekitar 20.50,54 ha atau 200,29 km2
dan berada tepat di Selatan Kota Jakarta secara geografis, terletak pada koordinat 60
19’ 00” sampai 60
28’ 00” LS dan 1060 43’ 00” sampai 106 55’33’’ BT. Dilihat
bentang alamnya dari Selatan ke Utara, wilayah Kota Depok berupa dataran rendah
sampai perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi antara 50 sampai 140 meter
di atas permukaan laut dan kemiringan lereng kurang dari 15%. Selain itu, wilayah
Kota Depok juga memiliki puluhan setu (danau kecil) yang letaknya tersebar hampir
di seluruh Kecamatan, serta dibelah oleh beberapa sungai besar yang mengalirkan air
dari Selatan ke Utara, diantaranya yang sangat terkenal adalah sungai Ciliwung. Dari
11 Kecamatan di Kota Depok, Kecamatan Tapos memiliki wilayah terluas 32,24 km2,
sedangkan Kecamatan yang luas wilayahnya tersempit adalah Cinere dengan luas
10,68 km2.
Secara keseluruhan, wilayah Kota Depok dikelilingi dan berbatasan langsung
dengan wilayah-wilayah sebagai berikut: di sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Ciputat Kotamadya Tangerang Selatan Provinsi Banten dan Kota
Administratif Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta. Di sebelah Timur berbatasan
dengan Kecamatan Pondok Gede Kotamadya Bekasi dan Kecamatan Gunung Putri
Kabupaten Bogor. Di sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan
25
www.depok.go.id (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib).
17
Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor, dan di sebelah Barat berbatasan dengan
Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor.
Letak Kota Depok sangat strategis, diapit oleh Jakarta dan Kota Bogor. Hal
ini menyebabkan Kota Depok semakin tumbuh dengan pesat seiring dengan
meningkatnya perkembangan jaringan transportasi yang tersinkronisasi secara
regional dengan Kota-Kota lainnya.26
1. Kondisi Topografi
secara umum topografi wilayah Kota Depok di bagian Utara merupakan
dataran rendah antara 50-80 mdpl meliputi Kecamatan Beji, Kecamatan Bojongsari,
Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Cinere, Kecamatan Limo, Kecamtana Sukma
jaya, Kecamatan Pancoran mas, dan Kecamatan Sawangan. Sedangkan di bagian
Tengah memiliki ketinggian 80-110 mdpl berada di Kecamatan Tapos, Kecamatan
Beji, Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cinere, Kecamatan Cipayung, Kecamatan
Limo, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sawangan, dan Kecamatan Sukma jaya
dan di bagian Selatan merupakan perbukitan, bergelombang lemah dengan elevasi
110 mdpl meliputi Kecamatan Bojongsari, Kecamatan Cilodong, Kecamatan
Cipayung, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sawangan, Kecamatan Sukma jaya
dan Kecamatan Tapos.
2. Kondisi Demografis
Sebagai Kota yang berbatasan langsung dengan Ibu Kota Negara, Kota Depok
menghadapi berbagai permasalahan perkotaan, termasuk masalah kependudukan.
Sebagai penopang Kota Jakarta, Kota Depok memperoleh dampak penekanan migrasi
penduduk yang cukup tinggi sebagai akibat dari meningkatnya jumlah kawasan
permukiman, pendidikan, perdagangan dan jasa.27
26
Kota Depok Dalam Angka 2015, (Depok: Badan Pusat Statistik), 2015.h. 3. 27
www.depokkota.bps.go.id (diakses, 26 Juli 2017 pukul, 12:38 Wib).
18
Jumlah penduduk Kota Depok pada Tahun 2016 sebanyak 1.803.708 jiwa,
yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 913.359 jiwa (50,63%) dan penduduk
perempuan sebesar 890.349 jiwa (49,36%). Kecamatan Sukma jaya merupakan
Kecamatan yang paling banyak penduduknya dibandingkan dengan Kecamatan di
Kota Depok, yaitu (15.063 jiwa). Kecamatan Pancoran Mas merupakan kecamatan
terpadat dengan tingkat kepadatan (13.522 jiwa), sedangkan kepadatan terendah
adalah Kecamatan Sawangan (5.580 jiwa).
Kota Depok termasuk Kota terpadat sehingga tidak heran apabila tiap tahun
penduduk di Kota Depok terus bertambah, dari angka sebelumnya hingga tahun 2016
terus bertambah 2.142.464.28
Begitu juga dengan pembangunan fisik, kian
berkembang mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman. Jumlah penduduk
disetiap kecamatan cukup padat walaupun wilayah kecamatannya cukup luas.
Pertumbuhan penduduk yang demikian tinggi ini dipengaruhi oleh tingginya arus
imigrasi yang masuk ke Kota Depok, mengingat Kota Depok dinilai sebagai daerah
yang sangat strategis dilihat dari seluruh fungsi Kota, terutama jasa, perdagangan, dan
permukiman.
3. Kondisi Iklim
Wilayah Depok termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan perbedaan
curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum
musim kemarau anatar bulan April-September dan musim hujan antara bulan
Oktober-Maret.
Iklim Depok yang trofis mendukung pemanfaatan lahan pertanian, apalagi
ditambah dengan kadar curah hujan yang cukup tinggi di sepanjang tahun.
Permasalahan mendasar, walaupun di satu sisi didukung oleh iklim tropis yang baik
akan tetapi disisi lain lokasi tata guna lahan harus mempertimbangkan sektor
permukiman.29
28
www.Metro.Tempo.co (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib). 29
www.Depok.go.id (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib).
19
C. Gambaran Umum Kecamatan Cipayung
Kecamatan Cipayung merupakan salah satu Kecamatan di Depok yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, tepatnya dengan Kelurahan Pabuaran,
Kecamatan Bojong Gede. Kecamatan Cipayung adalah satu dari 11 Kecamatan di
Depok yang dibentuk pada tanggal 30 oktober 2009, berdasarkan peraturan Daerah
Nomor 08 tahun 2007, tentang pembentukan Kecamatan di Depok. Adapun Visi
pemerintahan Kecamatan Cipayung adalah “profesional dalam pelayanan serta
mewujudkan masyarakat Cipayung yang bermartabat”. Sedangkan Misi yang
dijalankan dalam rangka mencapai Visi tersebut adalah
a. Meningkatkan mutu pelayanan dengan mengembangkan iklim melayani.
b. Mengupayakan terbangunnya hubungan yang makin sinergis antara
pemerintah Kecamatan Cipayung dengan masyarakat dalam kegiatan
pembangunan di Kecamatan Cipayung.
c. Mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Adapun struktur organisasi Kecamatan Cipayung terdiri dari Camat,
Sekretaris Camat, Kasi Pemerintah, Kasi Trantibum dan Kasi PM. Adapun struktur
tersebut yaitu:
Camat : Drs. Asep Rahmat, M.Si
Sekretaris Camat : H. Ade Effendi, S.Sos
Kasi Pemerintah : Muhti Wahyudi, SE
Kasi Trantibum : Nurakhadiat, SE
Kasi PM : Rm. Haryadi, S.Sos
1. Kondisi Geografis
Batas Kecamatan Cipayung adalah sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Pancoran Mas, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Cilodong dan Kecamatan Sukma jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Bojong Gede Kabupaten Bogor dan sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan
Sawangan. Kecamatan Cipayung mempunyai 5 Kelurahan, yaitu terdiri dari 5 Lurah,
53 Rukun Warga (RW), dan 337 Rukun Tetangga (RT).
20
2. Kondisi Demografis
Jumlah Penduduk Kecamatan Cipayung sampai dengan Desember 2016
sebanyak 117.725 Jiwa, terdiri dari laki-laki 60.189 Jiwa, perempuan 57.536 Jiwa
dengan jumlah KK sebanyak 30.722. wilayah Kecamatan Cipayung sama halnya
dengan Kecamatan lainnya. Sehingga tidak heran apabila tiap tahun jumlah penduduk
di Kecamatan Cipayung terus bertambah, begitu juga dengan pembangunan fisik pun
kian berkembang sebagaimana mengikuti arus perubahan dan perkembangan zaman.
3. Luas Penggunaan Tanah
Luas wilayah Kecamatan Cipayung adalah l1.091,718 Ha. Penggunaanya
terdiri atas perumahan atau permukiman 730,810 Ha, pertanian 112,300 Ha, setu atau
danau 7 Ha, sungai 12,96 Ha, sarana olah raga 3,240 Ha, sarana ibadah 5,520 Ha,
sarana umum 101,540 Ha.30
4. Mata Pencaharian
Mata pencarian masyarakat Kecamatan Cipayung adalah petani dan pengrajin
konveksi. Namun dalam bidang pertanian, masyarakat Cipayung sudah mulai
berkurang, dikarenakan sebagian lahan pertanian berganti fungsi dan penggunaan,
sejalan dengan berdirinya bangunan perumahan, bahkan hampir diseluruh Kelurahan
menjamur penjualan kavling atau rumah yang dikelola secara tradisional. Di bidang
konveksi terdapat pengrajin konveksi pakaian anak di Kelurahan Cipayung dan
Bojong Pondok Terong, usaha konveksi pakaian dalam, di Kelurahan Cipayung Jaya.
Tercatat lebih dari 255 pengusaha konveksi di Kecamatan Cipayung, hal ini menjadi
mata pencaharian masyarakat Cipayung, yang dikenal sebagai Kecamatan pengusaha
konveksi di Depok.31
30
Laporan tahunan 2016, Kecamatan Cipayung, h. 5. 31
Ibid., h. 9.
21
Berdasarkan data di kantor Kecamatan Cipayung, saat ini petani berjumlah
5.432 jiwa, wiraswasta 38.241 jiwa, pengrajin industri kecil 2.782 jiwa, buruh 38.104
jiwa, pedagang 35.271 jiwa, pegawai negeri sipil 4.072 jiwa, TNI/POLRI 2.027 jiwa,
pensiunan purnawirawan 1.276 jiwa, dan lain-lain 35.899 jiwa. Total pekerja di
Kecamatan Cipayung dari semua profesi berjumlah 163.149 jiwa.
D. Kondisi Keagamaan Cipayung
Hubungan antara umat beragama di Depok sangat baik antara satu dengan
yang lainnya, saling menghormati dan menghargai adanya perbedaan tersebut. Uka
Tjandrasasmita, mengatakan bahwa kerukunan antara umat beragama diupayakan
agar senantiasa terbina dengan baik demi terlaksananya kesinambungan
pembangunan serta kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. sehinggadapatsebagai
membentengi diri seseorang dari dampak buruk perkembangan modernisasi dan
globalisasi.32
Pemeluk agama di Kecamatan Cipayung, mayoritas beragama Islam dan
selebihnya penganut Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu. Kehidupan beragama di
tengah- tengah masyarakat sangat penting, karena agama merupakan unsur mutlak
dalam mencapai keadaan masyarakat yang aman dan nyaman serta damai dan tentram
dalam membina masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. kehidupan beragama di
Kecamatan Cipayung dapat berjalan lancar dan baik sebagai mana mestinya. Hal ini
dikarenakan penduduk setempat mayoritas beragama Islam. Dalam menunjang
pendidikan di bidang keagamaan telah diupayakan pembinaan melalui pengajian,
baik untuk anak-anak dan remaja, maupun orang dewasa yang diadakan di musholla-
musholla, masjid dan majlis ta’lim yang diadakan setiap minggu atau sebulan sekali.
Hampir di seluruh Depok kegiatan pengajian dilaksanakan secara merata.
Dampaknya, hubungan antara umat beragama di Depok berjalan dengan baik
32
Uka Tjandrasasmita, Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Nuslim di Indonesi,
(Kudus: Menara Kudus, 2000), h. 1-2.
22
sehingga tercipta suasana yang kondusif terjalinnya hubungan yang harmonis antara
Ulama dan Umaro.
Berikut rincian pendududuk menurut agama sebagai berikut: Islam berjumlah
112.075 jiwa, Protestan 2.359 jiwa, Katolik 1.628 jiwa, Hindu 644 jiwa, Budha 373
jiwa, Konghuchu 197 jiwa, dan lain-lain 4 jiwa. Total jumlah penduduk beragama di
Kecamatan Cipayung 117.664 jiwa. Jumlah tempat ibadah di Kecamatan Cipayung
sebanyak 166 terdiri dari masjid berjumlah 48 unit dan musholla 118 unit.33
E. Kondisi Pendidikan Masyarakat Cipayung
Sarana pendidikan di Kecamatan Cipayung tumbuh dan berkembang pesat.
Berikut lembaga pendidikan di Kecamatan Cipayung Sekolah Dasar Negeri
berjumlah 15 unit, Sekolah Dasar Swasta 10 unit, Madrasah Ibtidaiyah 14 unit,
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 unit, Sekolah Menengah Pertama Swasta 13
unit, Madrasah Tsanawiyah 6 unit Sekolah, Sekolah Menengah Atas Swasta 7 unit,
Madrasah Aliyah 3 unit, Perguruan Tinggi 2 unit, dan Pondok Pesantren 8 unit.34
Peningkatan pendidikan Islam di Cipayung meningkat terlihat dari munculnya
beberapa pesantren dan tempat-tempat pendidikan agama, seperti pondok pesantren.
Secara umum pondok pesantren mempunyai tujuan dan fungsi sebagai lembaga
pendidikan dan penyiaran agama Islam, serta membentuk manusia yang mempunyai
kesadaran tinggi akan pentingnya ajaran-ajaran agama Islam.
Dari data di atas dapat diketahui bahwa sarana pendidikan di Kecamatan
Cipayung cukup memadai bagi perkembangan intelektual masyarakat, lantaran di
Kecamatan Cipayung terdapat sarana pendidikan dari jenjang pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah sebanyak 14, Perguruan Tinggi 2 buah, dan pondok pesantren 8 buah. Jadi
pembinaan spiritual dan sosial keagamaan di wilayah Kecamatan Cipayung sangat
terpelihara dan maju.
33
Ibid., h. 15. 34
Ibid., h. 14.
23
BAB III
PROFIL PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan tradisional Islam yang
berperan untuk memahami, menghayati dan mengamalkan pentingnya moral
agama Islam sebagai pedoman hidup. Secara umum, pondok pesantren
mempunyai tujuan dan fungsi sebagai lembaga pendidikan dan penyiaran agama
Islam, untuk membentuk manusia yang mempunyai kesadaran tinggi akan
pentingnya ajaran-ajaran agama Islam, untuk memajukan umat Islam sebagai
umat yang berpengetahuan luas dan untuk melestarikan ajaran-ajaran agama Islam
guna diwariskan, diajarkan dan disebarkan lagi oleh generasi berikutnya.
Keberhasilan pesantren telah diakui sebagai lembaga pendidikan yang telah ikut
serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, khususnya pada zaman kolonial,
pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sangat berjasa bagi umat Islam
dalam kemajuannya.30
Pada masa perkembangan Islam di Indonesia, pesantren menjadi basis
sentral dalam penyebaran agama Islam di Nusantara dan menjadikan pusat
masyarakat dalam menentang penjajahan pada masa pra-kemerdekaan. Akan
tetapi esensi dari berdirinya pesantren adalah sebagai sebuah lembaga yang
berorientasi pada pendidikan dan pengajaran agama Islam, bukan lembaga
pergerakan sosial dan politik.
Sejarah mencatat bahwa pesantren adalah benteng pertahanan terakhir
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia atau basis umat Islam di negeri ini pada
era sebelum, dan sesudah kemerdekaan. Bagaimanapun juga, berdirinya Republik
ini tidak bisa dilepaskan dari peranan serta jasa para ulama.31
Dewasa ini, pesantren terbagi ke dalam dua jenis, yaitu pesantren Salaf
(masih menggunakan sistem pendidikan sederhana tradisional) dan pesantren
Modern (sudah mengadopsi sistem pendidikan modern atau umum). Nurcholish
30
Mastuhu,Op,Cit. h. 7. 31
Saefullah Ma’shum, ed, Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan Pesantren
saat ini, Cet. I, (Jakarta: Yayasan Islam al-Hamidiyah), 1998, h. 25.
24
Madjid mensinyalir bahwa pesantren mengandung makna Islam sekaligus
keaslian masyarakat Islam Indonesia.32
A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Qotrun Nada
Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebuah lembaga keagamaan yang
terletak di Kelurahan Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok.
Kelurahan Cipayung Jaya, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pabuaran,
sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cipayung, sebelah Barat berbatasan
dengan Desa Pasir Putih, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bojong
Pondok Terong.
Pondok pesantren Qotrun Nada merupakan salah satu sarana pendidikan
agama yang sudah cukup terkenal di kalangan masyarakat luas. Sampai saat ini,
pesantren yang dipimpin oleh KH.Burhanuddin Marzuki berupaya melebarkan
sayapnya di berbagai tempat untuk memelihara dan mensyi’arkan Islam.
Sejarah terbentuknya pondok pesantren Qotrun Nada terjadi pada tahun
1996. Pada awalnya Qotrun Nada adala sebuah majlis Ta’lim yang hanya
digunakan masyarakat Cipayung untuk kegiatan belajar Al-Qur’an yang dipimpin
oleh KH.Burhanuddin Marzuki di sekitar tempat beliau tinggal. Namun, tanpa
disangka lambat laun majlis ta’lim ini semakin diminati masyarakat Cipayung dan
sekitarnya, hingga akhirnya atas dorongan dan keyakinan yang kuat, maka pada
tahun 1996 mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam yang dikembangkan
melalui pengajian kitab di luar jam sekolah atau masyarakat Cipayung menyebut
dengan santri kalong.33
Santri kalong adalah santri yang mengikuti kegiatan
pengajian kitab kuning pada waktu-waktu tertentu saja dan setelah selesai
pengajian santri pulang ke rumahnya masing-masing. Seiring berjalannya waktu,
peminat santri kalong semakin banyak dan atas permintaan wali santri, maka
pengajian yang selama ini diadakan lebih dimaksimalkan lagi, sehingga sejak saat
itu santri diwajibkan untuk bermukim di teras dekat rumah orang tua KH.
32
Nurcholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta:
Paramadina, 1997), h. 31. 33
Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Pengasuh Pondok Pesantren
Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
25
Burhanuddin, santri putri ditempatkan di sebelah Timur dan santri putra
ditempatkan di sebelah Barat.34
Dari pengajian itu, kemudian berkembang pemikiran untuk mendirikan
pendidikan formal guna menolong masyarakat yang terbelengguh oleh kebodohan
dalam bidang ilmu pengetahuan agama dan ilmu pengetahuan umum. Oleh karena
itu, pada tanggal 09 September 1996 KH. Burhanuddin mengajak Jama’ah majlis
ta’lim dan kerabat dekatnya untuk meelakukan peletakan batu pertama bangunan
gedung sekolah permanen di atas tanah milik pribadi orang tuanya, yang berlokasi
di jalan Cipayung Jaya dengan luas tanah 1500 m2.
Dengan dibangunnya gedung tersebut, maka KH. Ahmad Zaini
meresmikan Majlis Ta’lim dan memberikan nama Qotrun Nada. Qotrun Nada
adalah nama sebuah kitab Nahwu (Gramatikal Bahasa Arab) yang disusun oleh
seorang muallif kitab yang bernama Imam Abu Roja Muhammad Yuhyiddin Bin
Syaikh Abdul Hamid Bin Syaikh Ibrohim. Qotrun Nada merupakan gabungan dua
kata “Qotrun” dan “Nada” yang keduanya mempunyai arti (Tetesan Embun Pagi)
sedangkan makna filosofinya adalah “Tetesan embun di pagi hari yang
menyegarkan dan menyejukkan dalam upaya melestarikan nilai-nilai ajaran Islam
Ahlussunah Wal Jamaah melalui peran khidmatnya untuk ummat.35
Pada akhir tahun 1996 telah selesai di bangun sebanyak 3 local, yang
kemudian menjadi cikal bakal dan titik permulaan perjalanan Qotrun Nada. Pada
tahun 1997/1998 mulai menerima murid baru untuk Madrasah Tsanawiyah (MTS)
sebanyak 25 orang dan 25 orang untuk Madrasah Aliyah (MA), mereka semua
merupakan santri mukim.36
Pada tahun 1998 dibangun kembali 1 blok bangunan terdiri dari 3 ruangan
di area yang sama seluas + 2000 m2, untuk ruang kelas, karena animo wali santri
pada tahun kedua ternyata begitu besar, terbukti dengan bertambahnya jumlah
santri pada tahun pelajaran baru 1998/1999, sebanyak 100 santri putra/ putri.
34
Ibid. 35
Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanudi Marzuki, Pengasuh Pondok Pesantren
Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 36
Arsip Pondok Pesantren Qotrun Nada, Profil Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Dilihat
15 Agustus 2017).
26
Dari tahun ke tahun, Pondok Pesantren Qotrun Nada semakin berkembang
dan semakin pesat, yang hingga saat ini tercatat lebih dari 1600 santri yang
menimba ilmu di pondok pesantren Qotrun Nada, mereka seluruhnya mukim di
pondok. Mereka berasal dari berbagai daerah antara lain Jambi, Padang,
Pekalongan, Gresik, Tangerang, Jakarta, Bogor, Bekasi, Medan dan masyarakat
sekitar pondok pesantren itu sendiri.
Sejak itulah kegiatan di pesantren berjalan secara rutin untuk membentuk
pribadi santri yang memiliki kecakapan mental, spritual dan intelektual.
Disamping itu para santri dengan beberapa keterampilan baik dalam bidang
teknologi, keorganisasian dan ketangkasan dalam menyampaikan gagasan yang
semuanya itu dibutuhkan kelak ketika terjun kemasyarakat. Dimana dengan
harapan supaya santri dikemudian hari dapat menjadi kader-kader di tengah-
tengah masyarakat yang melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu dalam
mensyiarkan Islam.
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu pranata yang tidak dapat diabaikan
dalam suatu kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama pula.
Susunan ini dibentuk supaya terdapat pembagian kerja, pelimpahan wewenang
dan kewajiban yang jelas antara individu yang satu dengan yang lainnya. Adapun
struktur organisasi Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebagai berikut:
Pengasuh : Drs. KH. Burhanuddin Marzuki
Direktur : Drs. H. Syamwari
Kepala Sekolah MTS : Drs. Bahrudin Marzuki
Kepala Sekolah MA : Ust. Achyanuddin Syakier
Sekretaris : Ust. Anwaz Zainuddin
Straf Sekretaris : Ust Humaidi Mufa
Ust Ahmad Fauzi B, S.Pd.I
Ust Musthofa Fadhil
Bendahara : Hj. Yayah Ummu Adiya, S.Ag
Staf Bendahara : Ustdz Raudhatul Milla, S.Pd.I
Ustdz Nilam Purnama Sari
27
Ustdz Melatussa’adah
Pembina ISQN : Ust Sandy Meylaz S.Pd.I
Ust Wisnu Pranoto
Ustdz Farida
Ust Muhamad Fahmi
Pembina Pramuka : Ust. Jemi Sidrotul Muntaha
Ust Nisyfa Rahmada
Ustdz Siti Sa’diyah
Pembina Bahasa : Ust Andi Sofyan
Ust Ready Gunawan
Ustdz Ulfah Nauriyah
Koor Komputer : Ust. Saipul Hidayat
Koor Tahfiz : Ust. Willy Albert F
Ust Habibi Hasan
Ust Ummi Kultsum
Koor Sarana : Ust. Adussahlan
Ust Juli Iskandar
Ustdz Alfiyah
Ustdz Syifa Fauziah
Koor Kutubuturros : Ust Ayub Solihin
Ust Nadhirul Fata
Ust Alfiyan Haikal
2. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana di pondok pesantren Qotrun Nada hingga saat ini
banyak mengalami kemajuan. Pada awal berdirinya, pada tahun 1996, pesantren
ini belum memiliki sarana yang memadai untuk proses belajar dan mengajar. KH.
Burhanuddin hanya mengajarkan ilmu agama Islam di Majelis taklim yang
dibangunnya.
Kemudian pada tahun 1996 didirikan bangunan sekolah di atas tanah
wakaf orang tuanya bernama KH. Marzuki. Sarana dan prasarana di Pondok
Pesantren Qotrun Nada adalah sebagai berikut:
28
1. 3 Blok bangunan untuk asrama putra dan fasilitas MCKnya.
2. 3 Blok bangunan untuk asrama putri dan fasilitas MCKnya
3. 3 Ruang Kantor
4. 2 Masjid untuk kegiatan ibadah khusus santri putra dan putri
5. 4 Ruang untuk laboratorium komputer
6. 2 ruang asrama ustadza
7. 2 ruang asrama ustad
8. 1 ruang dapur umum
9. 30 ruang kelas permanen
10. 11 ruang kelas semu permanen/ darurat
11. 2 ruang kantor organisasi santri plus asrama pengurus
12. 2 ruang kantin santri
13. 1 aula serba guna
14. 1 kantor administrasi keuangan
15. Lapangan futsal
Adapun Kegiatan-kegiatan Pondok Pesantren Qotrun Nada anatara lain:
1. Pendidikan Formal memakai kurikulum departemen agama dan
kementrian pendidikan nasional.
a. Madrasah Tsanawiyah
b. Madrasah Aliyah
2. Pendidikan Pesantren
a. Menekankan pada kitab kuning
b. dan juga bahasa Arab dan Inggris.
3. Extra kulikuler
a. Pramuka
b. Olah raga
c. Marawis, hadrah, dan rabana
d. Beladiri
e. Muhadhoro (latihan pidato)
f. Kaligrafi
g. Nasyid
29
h. Tari saman
i. Angklung (Putri).37
3. Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Qotrun Nada merupakan
perpaduan antara kurikulum dari Kementerian Agama (MTS dan MA) sesuai
Sisdiknas dengan kurikulum pondok modern dan Pesantren salaf. Sistem
pendidikan modern terutama terkait kemampuan bahasa Asing yaitu bahasa Arab
dan bahasa Inggris, sementara sistem pendidikan salaf adalah terkait masalah
ibadah dan pengkajian kitab-kitab klasik/ kitab kuning. Materi-materi yang
dipelajari di Pondok Pesantren Qotrun Nada terbagi menjadi dua, yaitu materi
umum yang mencakup bahas Indonesia, Matematika, Ips, Fisika, Biologi, Bahasa
Inggris, Ekonomi, Geografi, dan Seni. Sedangkan materi pondok mencangkup
Nahwu, Shorof, Fiqih, Mustholahul Hadits, Tauhid, Balagoh, Akhlaq, Mantiq,
Tarikh Islam, Ulumul Qur’an, dan Qiroat. Dengan sistem pendidikan yang
diterapkan, diharapkan santri dapat menjadi pribadi yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mulia dan kepribadian tangguh dan mandiri.38
4. Program Qotrun Nada
Program khas yang ada pada Qotrun Nada adalah:
a. Praktek Mengajar (Amaliyah Tadris) Khusus santri tingkat akhir
b. Praktek Pengabdian Masyarakat (PPM) khusus santri tingkat akhir
c. Program pemberdayaan alumni dalam manajemen Pondok Pesantren Qotrun
Nada
d. Program beasiswa kuliah bagi alumni berprestasi
e. Program pengalaman organisasi santri
f. Program cepat penguasaan kitab kuning metode amtsilaty
g. Penempatan Alumni dalam Masa Pengabdiannya Pada Tenaga Teknis dan
Penunjang
37
Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Qotrun Nada T.A 2016/2017
Tsanawiyah dan Aliyah (dilihat 16 Agustus 2017). 38
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Achyanudin Syakir, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
30
h. Dan lain sebagainya yang terumuskan dalam rencana strategis pengembangan
Qotrun Nada.39
B. Tokoh Pendiri Pondok Pesantren Qotrun Nada
Berdirinya sebuah pesantren tidak terlepas oleh pemimpin pondok yaitu
kiai yang mengatur, mengendalikan, menggerakkan dan menggiatkan keseluruhan
kehidupan pondok, baik keluar maupun ke dalam. Kepemimpinan kiai menjadikan
penentu keberhasilan tujuan yang ingin dicapai dalam kelembagaan sebuah
organisasi. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi merupakan faktor penentu
produktifitas dan efektifitas, serta keberhasilan lembaga tersebut secara
keseluruhan.40
Perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada tidak terlepas dari seorang
pimpinan dan jajarannya yang dengan gigih memajukan pendidikan dan
mengembangkan dunia pendidikan, sosial kemasyarakatan. Tokoh pendiri Qotrun
Nada adalah KH. Burhanuddin Marzuki Bin KH. Marzuki.
KH. Dr. Burhanuddin Marzuki, dilahirkan di Bogor 1 Februari 1970.
Namanya disandarkan kepada ayahnya KH. Marzuki. Ia tumbuh berkembang dari
keluarga yang religius dan cinta kepada para alim ulama. Namanya sangat dikenal
oleh masyarakat Depok, khusunya Cipayung Jaya, karena perannya dalam dunia
pendidikan dan kemasyarakatan. Ia adalah putra dari KH. Marzuki dan Ibu Hj.
Hasanah. KH. Burhanuddin Marzuki memiliki 10 saudara kandung, yaitu: H.
Bahrudin, H. Komarudin (kakak), Hj Azizah, Bahriyah, Tuti Alawiyah,
Nursaidah, Marwiyah, Ahmad Safari, dan Syamsul Rizal (adik).41
Latar belakang pendidikan KH. Burhanuddin Marzuki dimulai di Sekolah
Dasar pada pagi hari dan setelah selesai dilanjutkan di sekolah diniyah untuk
mendalamkan ilmu agama pada siang hari. Tidak hanya di sekolah diniyah ia
mendalami ilmu pengetahuan agama bersama ayahnya KH. Burhanuddin dengan
39
Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Achyanudin Syakir, Kepala sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 40
Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Gontor Cet. 2, (Ponorogo: Trimurti Press, 2005) h. 199. 41
Wawancara Pribadi Dengan Ustd. Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
31
mengaji kitab di majelis ta’lim yang dipimpin para Habaib dan Alim Ulama yang
berada di Jakatra dan Bogor.
Setelah lulus Sekolah Dasar, pada tahun 1984 KH. Burhanuddin
melanjutkan sekolahnya ke pondok pesantren Darurrahman Jakarta yang dipimpin
oleh KH. Syukron Ma’mun. Ia belajar di Darurrahman selama 7 tahun, enam
tahun untuk belajar dan satu tahun untuk mengabdi di pondok Darurrahman 2
Leuwiliyang Bogor.42
Setelah tujuh tahun lamanya menuntut ilmu dan mengabdikan diri di
Darurrahman, K.H. Burhanuddin kemudian meminta izin kepada pimpinan
pondok pesantren Darurrahman untuk melanjutkan kuliah di perguruan tinggi.
Pada tahun 1990 KH. Burhanuddin mendaftarkan diri ke IAIN yang sekarang
sekarang menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mengambil Jurusan
Penerangan dan Penyiaran Agama (PPA) Fakultas Dakwah. Walaupun sudah
masuk perguruan tinggi, ia tidak lepas untuk mengkaji kitab-kitab kepada Habaib
dan Alim Ulama seperti kepada KH. Zaini, KH. Syafi’i Azami, Habib
Abdurrahman, Habib Umar, Habib Ali, Habib Abu Bakar, dan KH. Ahmad Zaini.
Di samping menuntut ilmu IA juga berdakwah pada hari-hari besar Islam dan
mengisi Khutbah Jum’at di daerah Depok dan Cileduk Tangerang.43
Pada tahun 1994 KH. Burhanuddin menyelesaikan pendidikannya di
perguruan tinggi. Dari bekal belajar di perguruan tinggi dan kepada para guru-
guru yang mengajarkan kitab, kini ia kembali memberikan ilmunya kepada
masyarakat luas dengan menjadi pengajar di sekolah dan di majlis ta’lim wilayah
Depok.
C. Tujuan Didirikan Pondok Pesantren Qotrun Nada
Adapun tujuan pendiri lembaga pendidikan pesantren adalah untuk
mempertahankan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah dan tujuan lain didasarkan
42
Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Achyanudin Syakir, Kepala sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30). 43
Wawancara Pribadi Dengan Ustd. Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
32
pada ucapan yang sering diungkapkannya secara lisan pada setiap kesempatan.
Pemikiran K.H Burhanudin Marzuki didasarkan pada wahyu Allah.44
K.H Burhanudin Marzuki di dalam ungkapannya tidak menghendaki santri
menjadi seorang muslim yang semata-mata hanya mengejar kenikmatan akhirat
atau sebaliknya, hanya menikmati kenikmatan dunia saja, tetapi menghendaki
agar santri menjadi seorang muslim yang seimbang hidupnya dalam mengejar
kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Ungkapannya didasarkan pada wahyu
Allah bahwa dalam menjalani hidup, manusia yang diciptakan untuk menjadi
khalifah di bumi harus dapat menciptakan, membina dan menjalani tiga derajat
hubungan secara harmonis, yakni hablun min al-allah (hubungan dengan Allah)
hablun min an-naas (hubungan dengan manusia) dan hablun min al-alam
(hubungan dengan alam).
Ketiga komponen hubungan tersebut harus terintegrasi dalam kesatuan
yang sangat utuh. Hal ini berarti bahwa setiap anak didik dalam konsep
pendidikan Islam harus dipersiapkan dan diarahkan untuk mencapai tiga
komponen tersebut. Ketiga komponen tersebut, bila diuraikan dalam subyek mata
pelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: komponen hablun min al-allah, adalah
subyek-subyek yang mengungkapkan pengenalan kepada Allah melalui ayat-ayat
tanziliyah. penjabarannya dalam bentuk mata pelajaran meliputi Tauhid, Fiqih,
Tafsir, Hadits, Akhlaq, dan Tasawuf.
Adapun komponen hablun min an-naas adalah subyek-subyek yang masuk
ke dalam kelompok ilmu-ilmu sosial, sedangkan hablun min al-alam adalah
subyek-subyek mata pelajaran yang menguraikan hubungan manusia dengan
alam, termasuk ke dalam kelompok ini adalah Fisika, Kimia, Biologi dan
Matematika.
Begitu juga tujuan yang ditanamkan tertuang di dalam panca jiwa Pondok
Pesantren Qotrun Nada sebagai berikut:
1. Keikhlasan
44
Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanuddin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)
33
Jiwa ini berarti melakukan segala perbuatan tanpa pamrih atau tanpa
mengharapkan imbalan sesuatu dari manusia. Segala pekerjaan dilakukan semata-
mata dengan niat ibadah Lillah. Guru ikhlas dalam mendidik, murid ikhlas
dididik, orang tua ikhlas menitipkan anaknya di pesantren. Faktor keikhlasanlah
yang menjadi salah satu wasilah ilmu mudah untuk disampaikan.
2. Kesederhanaan
Kehidupan di dalam Pondok diliputi oleh suasana kesederhanaan.
Sederhana tidak berarti pasif tidak juga miskin. Kesederhanaan itu berarti sesuai
dengan kebutuhan dan kewajaran. Kesederhanaan mengandung nilai-nilai
kekuatan, kesanggupan, ketabahan, penguasaan diri dalam menghadapi
perjuangan hidup.
3. Berdikari
Berdikari atau kesanggupan menolong diri sendiri tidak saja dalam arti
santri sanggup belajar dan berlatih mengurus segala kepentingannya sendiri,
secara tidak langsung Qotrun Nada melatih para santri untuk lebih mandiri
sehingga tidak menyandarkan hidupnya kepada bantuan dari orang lain.
4. Ukhuwah Islamiyah
Kehidupan di pondok diliputi suasana persaudaraan yang akrab, segala
suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan sesama muslim.
5. Bejiwa Bebas
Bebas didalam berfikir dan berbuat selama semua itu tidak menyalahi
koridor kesopanan dan keagamaan. Yakni bebas dalam menentukan masa depan,
bebas dalam memilih jalan hidup, dan bahkan bebas dari berbagai pengaruh
negative dari luar. Kebebasan ini tidak boleh disalah gunakan menjadi terlalu
bebas sehingga kehilangan arah dan tujuan atau prinsip.45
D. Visi dan Misi Pondok Pesantren Qotrun Nada
Adapun visi dan misi pondok pesantren Qotrun Nada yaitu:
Visi : Menyiapkan generasi yang berakhlakul karimah serta menguasai
berbagai disiplin ilmu untuk peran khidmadnya di masyarakat.
45
Arsip Pondok Pesantren Qotrun Nada, Profil Pondok Pesantren Qotrun Nada, (Dilihat
15 Agustus 2017).
34
Misi: المـحافظة على القديم الصالح واألخذ بالـجديد األصلح
(Melestarikan nilai-nilai klasik yang baik dan mengambil nilai-nilai
baru yang lebih baik).46
Visi misi tersebut di implementasikan dalam kehidupan sehari-hari para
santri Qotrun Nada, seperti kegiatan belajar mengajar dengan tujuan tercapainya
visi Pondok Pesantren Qotrun Nada. Kemudian dalam Pondok Pesantren
melestarikan nilai-nilai klasikal, tetapi melestarikan pembelajaran tentang kitab-
kitab salafy, serta mempelajari nilai-nilai yang baik seperti pembelajaran Bahasa
Inggris, komputer dan ekstrakulikuler yang dapat diikuti oleh seluruh santri.
46
Ibid.
35
BAB IV
PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA KOTA
DEPOK
A. Dalam Bidang Pendidikan
Menurut pendapat Atiyah al-Ibrasyi pendidikan adalah mempersiapkan
manusia supaya hidup dengan sempurna dan berbahagia mencintai tanah air, tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya, teratur pikirannya, halus perasaannya,
mahir dalam pekerjaannya, bertolong menolong dengan orang lain, manis tutur
bahasanya, baik dengan lisan atau tulisannya. Sementara Al-Attas mendefinisikan
pendidikan sebagai proses menanamkan adab kepada manusia.45
Lembaga pendidikan pesantren di Indonesia memiliki sejarah yang
panjang sama halnya dengan pendidikan nasional. Keduanya memiliki ciri khas
sistem pendidikan pengajaran sendiri-sendiri. Pendidikan pesantren memulainya
dengan sorogan, namun dalam perkembangan selanjutnya, tampaknya pendidikan
di pesantren mulai mengikuti perkembangan zaman, dengan melakukan
pembaharuan dalam sistem dan metode pendidikannya, sehingga berdirilah
lembaga pendidikan madrasah di lingkungan pondok pesantren, dengan
menggunakan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
Pondok pesantren Qotrun Nada sebagai lembaga pendidikan Islam, dalam
kiprahnya tidak hanya menyelenggarakan pendidikan agama saja, tetapi juga
menyelenggarakan pendidikan umum dan agama dalam menghadapi masa depan.
Dengan pendirian pondok pesantren ini, secara tidak langsung pesantren Qotrun
Nada telah memainkan peran dalam bidang pendidikan dan lambat laun
berkembang menjadi pesantren yang terorganisir dengan didirikannya sekolah di
lingkungan pesantren.46
Untuk itu, pondok pesantren Qotrun Nada telah
menyediakan sarana dan fasilitas guna menunjang keberhasilan program
pembinaan tersebut. Pondok pesantren Qotrun Nada menerapkan dua jenis
pendidikan yaitu pendidikan Pesantren dan pendidikan formal. Pendidikan
45
Abdullah Syukri Zarkasyi,Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada,2005), h. 21. 46
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz H. Bahrudin Marzuki , Kepala Ssekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
36
pesantren meliputi kegiatan pengajian kitab kuning dan muhadhoroh, sedangkan
pendidikan formal mengikuti sisdiknas Kementerian Agama.
Tenaga pengajar yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada, hampir
semuanya alumni pondok pesantren yang mengabdikan dirinya kepada pondok
pesantren dan alumni juga berpengaruh dalam pengembangan awal berdirinya
pondok pesantren. Selain itu, tenaga pengajar di pondok pesantren Qotrun Nada
juga lulusan dari berbagai Universitas di Indonesia dan Luar Negri.
Perkembangan pembangunan infastruktur di Pondok pesantren Qotrun
Nada mengalami peningkatan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari
meningkatnya bangunan dari tahun ke tahun. Artinya peran pondok pesantren
memberikan pengaruh yang cukup besar bila ditinjau dari infrastruktur lembaga
pendidikan di Kota Depok. Bila ditinjau dari output (alumni) pondok pesantren
Qotrun Nada tiap tahunnya mengalami peningkatan yang sangat pesat sangat
secara kuantitas dengan banyaknya alumni yang keluar tiap tahunnya.47
Pondok pesantren Qotrun Nada adalah lembaga terstruktur mempunyai
bentuk perkembangan pertama di bidang pendidikan, pendidikan formal.
pendidikan pesantren, pendidikan ekstrakulikuler, kedua bidang dakwah dan
ketigabidang sosial keagamaan. Organisasi yang ada di pondok pesantren Qotrun
Nada meliputi Ikatan Santri Qotrun Nada (ISQN) dan di kenal di sekolahan
umum dengan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah). Organisasi ISQN ini
menerapkan peraturan dan disiplin sebagai rambu dan batas dalam proses
pembiasaan kepada santri agar disiplin dan mentaati peraturan yang ada di pondok
pesantren Qotrun Nada. CBIL (Central Basic Improving Language) adalah
organisasi yang mengurusi tentang bahasa yang di pondok pesantren Qotrun
Nada, sedangkan GPQN (Gerakan Pramuka Pondok Pesantren Qotrun Nada)
adalah organisasi yang mengurusi tentang kepramukaan yang ada di pondok
47
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Achyanuddin Syakir, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)
37
peantren Qotrun Nada. Ketiga organisasi tersebut berada di bawah bimbingan
dewan majlis guru.48
Pondok pesantren Qotrun Nada yang dirintis oleh Abuya KH.
Burhanuddin Marzuki banyak mencetak para generasi penerus yang dapat
mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu yang didapat di pesantren, terbukti
para alumninya menjadi orang-orang yang berguna di masyarakat. Kegiatan
pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada dapat diklasifikasikan menjadi tiga:
1. Pendidikan Formal
Pendidikan sekolah yang dilaksanakan pondok pesantren Qotrun Nada
menggunakan kurikulum Kementerian Agama dan lembaga pendidikan yang ada
di pondok pesantren Qotrun Nada terdiri dari Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan
Madrasah Aliyah (MA).49
Madrasah Tsanawiyah dan Madrsah Aliyah Qotrun Nada mempunyai
kegiatan yang sama seperti sekolah-sekolah pada umumnya dan telah lama
dikembangkan metode pengajaran kepada murid secara variatif. Artinya bahwa
sistem yang digunakan adalah pendekatan kepada murid dalam mengantarkan
pada suatu materi yang benar-benar yang sesuai dengan cara belajar yang baik.
Untuk mengantisipasi kemungkinan adanya fenomena atau suasana berbeda yang
dihadapi lembaga pendidikan Pondok Pesantren Qotrun Nada, maka para guru
diberikan kelonggaran dalam menerapkan metode-metode mengajar sesuai yang
diperlukan, diantaranya diskusi kelas atau kelompok, dan metode pemberian
tugas.
Mata pelajaran yang diajarkan mengikuti kurikulum Kementrian Agama
dan Sisdiknas yakni Al Qur’an hadits, Aqidah Ahlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan
Islam, Ppkn, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Fisika, Biologi, Ekonomi,
Sosiologi, Geografi, Matematika.
48
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Achyanuddin Syakir, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30) 49
Wawancara Pribadi Dengan Ustd Anwar Zainudin, sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada,
(Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
38
Pondok pesantren Qotrun Nada didirikan untuk mendidik murid agar
memperoleh tambahan ilmu agama dan pengetahuan umum sebagai bekal untuk
memainkan perannya di dalam masyarakat. Pendidikan yang diterapkan pondok
pesantren Qotrun Nada selain untuk menjamin penguasaan materi yang disajikan
juga mempertahankan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah.
2. Pendidikan Pesantren
Pada mulanya pendidikan pesantren memakai sistem pendidikan salaf.
Pendidikan salaf adalah sistem pendidikan yang tetap mempertahankan materi
pembelajaran yang bersumber dari kitab-kitab Islam klasik. sistem pengajaran
yang dilakukan dipesantren menggunakan metode sorogan dan bondongan. Tinggi
rendahnya ilmu seseorang diukur dari penguasaannya kepada kitab-kitab
tersebut.50
Pondok Pesantren Qotrun Nada dalam menggunakan kitab pelajarannya
sama dengan pesantren yang lainnya menggunakan kitab-kitab klasik, hasil karya
dari ulama-ulama terdahulu berbagai disiplin ilmu seperti: Nahwu, Shorof, Tafsir,
Fiqih, Mustholahul Hadits, Tauhid, Aqidah, Ushul Fiqh dan lain-lain. Biasanya
pengajian kitab ini dilakukan mulai dari setelah sholat subuh hingga sampai
malem hari dengan diselingi waktu istirahat.
Adapun sistem pengajaran dan penyampaian materi pelajaran adalah
sebagai berikut: a). Mengulang dan mengulas kembali pelajaran yang lalu terlebih
dahulu disetiap memulai pengajian atau pelajaran, b). Memberi arti pada setiap
kata di bawah kalimat sehingga melalui cara ini diharapkan santri mengetahui tata
bahasa Arab secara benar, c). Memberi terjemahan bebas terhadap kalimat yang
telah diterjemahkan, d). Menjelaskan materi dalam bentuk ceramah dengan
menguraikan materinya dengan sumber lain yang ada relevensinya dengan materi
pembahasan tersebut.
3. Ekstrakulikuler
Pondok pesantren Qotrun Nada dalam mengantisipasi persaingan bebas
khususnya dalam pendidikan formal mengadakan berbagai kegiatan extrakulikuler
50
Haidar Putra Daulay, Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007), h. 50
39
sebagai wadah dalam mengembangkan bakat dan minat santri dalam hal
pendidikan keterampilan.
Ada beberapa kegiatan yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada yaitu:
pramuka, marawis, hadrah, kaligerafi, letter, dekorasi, latihan pidato memakai tiga
bahasa Indonesia, Arab, dan Inggris, olahraga (Futsal,Tenis meja,volly dll),
angklung, tari, rabana, nasyid, beladiri dan komputer. Program komputer
dilakukan pesantren dengan mewajibkan santrinya mengikuti kegiatan komputer
agar dapat menguasai mengoperasikannya karena memang sudah menjadi
kebutuhan dasar di masa sekarang dan akan datang. Hampir semua lembaga
pendidikan maupun non pendidikan memanfaatkan layanan komputer.
Kemampuan komputer sudah menjadi kebutuhan yang harus dimiliki oleh semua
santri dan menghadapi teknologi yang semakin berkembang.
B. Dalam Bidang Dakwah
Pondok pesantren Qotrun Nada selain berperan sebagai lembaga
pendidikan, juga berperan sebagai pusat dakwah Islam. Kedua lembaga disatukan
untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Secara bahasa
(etimologi) kata dakwah berasal dari bahasa Arab, dari kata da’a-yad’u-da’watan,
artinya mengajak, memanggil.51
Sedangkan menurut Toha Yahya, dakwah adalah
mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan
perintah Allah swt untuk kebaikan di dunia dan di akhirat.52
Tujuan utama dakwah adalah menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan
hidup di dunia maupun akhirat dengan selalu mejaga syariat yang telah digariskan
oleh Allah swt, terutama ketaqwaan manusia terhadap Tuhan-Nya.
Dari ungkapa di atas dapat dipahami bahwa dakwah pada hakikatnya
adalah segala aktifitas dan kegiatan yang mengajak orang untuk berubah dari satu
situasi yang mengandung nilai kehidupan yang bukan Islam kepada nilai
kehidupan yang Islami. Aktifitas kegiatan tersebut dilakukan dengan mengajak,
menyeru, tanpa tekanan, paksaan dan provokasi, dan bukan pula dengan bujukan
51
Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al- Ikhlas, 1983) , h.
17. 52
Toha Yahya Oemar, Ilmu Da’wah, (Jakarta, Widjaya, 1983), h. 1.
40
dan rayuan pemberian sembako.53
Selain sebagai lembaga pendidikan, Pesantren
juga sebagai pusat dakwah. Dalam bidang dakwah ponndok pesantren Qotrun
Nada berperan sangat aktif, kegiatan dakwah yang ada dipondok pesantren Qotrun
Nada anatara lain:
a. Dakwah Bil Lisan
Dakwah bil lisan adalah penyampaian informasi atau pesan melalui lisan (
Ceramah).54
Dakwah bi lisan mempunyai beberapa cara seperti: khutbah,
ceramah, pidato. Dakwah bi lisan yang dikembangkan oleh pimpinan Pondok
Pesantren Qotrun Nada yaitu melalui pengajian atau Majlis ta’lim dan pada hari-
hari besar Islam.
Kegiatan ta’lim yang dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada pada
setiap bulan sekali. Dalam pengajian bulanan ini dihadiri oleh wali santri para
masyarakat sekitar daerah Cipayung Jaya. pengajian ini dilaksanakan pada hari
minggu pertama pada pukul 09:00 sampai dengan 12:00 WIB. Dalam pengajian
bulanan pembahasan mengenai tentang masalah fiqih dalam pengajian kitab ini
dipimpin oleh KH. Burhanuddin Marzuki (Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun
Nada). 55
Sebelum pengajian dimulai, pengajian diisi dengan membaca Sholawat
Nabi SAW diteruskan dengan pembacaan Dzikir, pembacaan maulid Simtudduror
dan di selingi dengan hadrah untuk menunggu wali murid dan masyarakat
Cipayung berdatangan untuk dimulainya pengajian tersebut. Dengan adanya
sebuah pengajian yang diadakan sebulan sekali oleh pondok pesantren Qotrun
Nada ini banyak sekali yang didapat oleh para jamaah yang hadir salah satunya
mendapatkan wawasan ilmu agama yang mereka dapat terutama dalam masalah-
masalah ilmu fiqih.
b. Dakwah bil Hal
53
Munzir Suparta, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet ke-3, h .xi. 54
Munir, Metode Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2006), h. 215. 55
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30)
41
Dakwah bil hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata, Dakwah dalam
bentuk ini dapat dilakukan oleh setiap orang dimanapun berada dengan profesi
apapun. merupakan usaha merintis dan memperaktekan ajaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.56
Dakwah bil hal yang dikembangkan oleh KH. Burhanuddin Marzuki
adalah mendirikan pondok pesantren. Adanya pondok pesantren yang didirikan
oleh beliau telah memberikan kontribusi terhadap masyarakat setempat dan
khusunya masyarakat Kota Depok. Tidak hanya itu saja, pondok pesantren dalam
menjalankan dakwah bil hal dengan cara memberikan santunan kepada anak
yatim dan janda yang berada di sekitar pondok pesantren Qotrun Nada pada
malam Nuzulul Qur’an. Selain itu Qotrun Nada juga memberikan hewan qurban
pada setiap bulan Dzulhijjah. Dalam dakwah bil hal lainnya Qotrun Nada
memberikan keringanan biaya pendidikan bagi para santri dengan tujuan untuk
membantu yang kurang mampu agar tetap bisa melanjutkan pendidikan.
C. Dalam Bidang Sosial Keagamaan
Hubungan pondok pesantren dengan masyarakat sekitar sangat berbeda-
beda, sesuai dengan fungsi dan peranan pondok pesantren tersebut serta kegiatan-
kegiatan yang dilakukan. Pondok pesantren Qotrun Nada tidak berfungsi sebagai
lembaga agama saja tetapi juga sebagai lembaga sosial yang berusaha
memecahkan masalah-masalah kemasyarakatan. Untuk itu pondok pesantren
Qotrun Nada sangat menanggapi akan persoalan-persoalan yang ada
dimasyarakat, pondok pesantren yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman
warga. Sebagai mahluk sosial pastilah saling membutuhkan antara satu dengan
yang lainnya, maka pesantren berusaha memberikan yang terbaik bagi masyarakat
yang serta merta ditunjukkan untuk mencari ridho Allah SWT, dan untuk
meningkatkan kerukunan antara sesama masyarakat.57
Peran pondok di dalam masyarakat tidak hanya sebagai lembaga
pendidikan, melainkan juga sebagai lembaga mebawa paham-paham tentang
56
Munir, Op. Cit, h. 216. 57
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz H. Bahrudin Marzuki , Kepala Ssekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
42
agama Islam.58
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam
yang tertua di Indonesia, keberadaannya hingga kini masih terus memperlihatkan
perkembangan dan berusaha untuk memenuhi serta meningkatkan fungsi dan
perannya sebagai wadah untuk membina umat Islam sekitarnya. Dalam usaha ini,
pondok pesantren telah melakukan segala tindakan dan perbuatan yang membawa
aktivitas secara intensif, sebagai suatu pembinaan yang dilakukan untuk mencapai
hasil memuaskan.
Kebanyakan pondok pesantren di samping memaikan peran atau fungsi
tradisionalnya, juga memaikan peran atau fungsi sosial. Dengan fungsi ini
pesantren diharapkan lebih berkompeten terhadap fenomena-fenomena yang ada
di masyarakat. Hubungan pesantren dengan masyarakat sekitarnya tentu sangat
bervariasi, sesuai dengan kebutuhan fungsi dan peranan pesantren-pesantren itu
sendiri serta kegiatan yang dilakukan. Untuk itu, peran pondok pesantren Qotrun
Nada dalam masyarakat, dilakukannya mengadakan suatu kegiatan yang ada
hubungannya dengan keagamaan yaitu:
a. Pemotongan dan pembagian hewan qurban
Kegiatan ini dilakukan setiap hari raya idul adha. Pondok pesantren
Qotrun Nada mengadakan pembagian hewan qurban kemasyarakat khususnya
kalangan menengah kebawah dan panitia sosial lainnya. Pembinaan yang
dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada adalah adanya kepedulian sosial rasa
tanggung jawab dari orang-orang yang mampu untuk menyisihkan sebagian
hartanya dengan memberikan hewan qurban kepada orang-orang yang lebih
membutuhkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah. Dengan pemberiaan hewan
qurban ini diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup rukun, tidak
membeda-bedakan kelas atau kedudukan akan tercipta serta harmonis sebagai
wujud pengalaman ajaran agama setiap individu masyarakat.59
58
Hasbullah, Kapital Selekta Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta: Rajawali Press, 1996. h.
42 59
Wawancara Pribadi Dengan Ustdz H. Bahrudin Marzuki , Kepala Ssekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
43
Dalam teknisi pembagian daging qurban, biasanya pembagian ini dibantu
oleh beberapa panitia yakni para ustad yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada
agar dalam pelaksanaan pembagian daging qurban berjalan dengan tertib. Sistem
pembagiannya dengan cara memberikan kupon kepada masyarakat, yang mana
kupon itu sudah diberikan oleh panitia yang ada di pondok Pesantren Qotrun Nada
kepada masyarakat setempat. Selain dibagikan untuk masyarakat setempat, santri
Qotrun Nada juga berhak untuk menicipi hasil dari penyembelihan hewan qurban
tersebut karena dari penyembelihan tersebut ada sebagian hak para santri Qotrun
Nada.
b. Santunan kepada anak yatim piatu
Dalam kegiatan ini pemberdayaan anak yatim piatu merupakan salah satu
kegiatan sosial Pondok Psantren Qotrun Nada yang dilakukan untuk meringankan
beban anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya, serta hidup yang tidak
mencukupi dari segi materil. Dengan harapan agar santri pondok pesantren Qotrun
Nada terus belajar walaupun mereka yatim dan piatu.
Kegiatan santunan yang dilakukan pondok pesantren Qotrun Nada pada
anak yatim yaitu ketika pada malam Nuzulul Qur’an. acara diisi dengan
pembacaan dzikir, maulid, sholawat dan ceramah agama. Pondok pesantren
Qotrun Nada memberikan pendidikan gratis bagi anak-anak yatim piatu atau
anak-anak yang kurang mampu yang membutuhkan dan ingin belajar dipondok
pesantren Qotrun Nada.
c. Menerima titipan zakat, infaq, shodaqoh
Adapun zakat fitrah dilakukan setahun sekali bertepatan dengan bulan suci
Ramadhan. Zakat, infaq, dan shodaqoh ini kemudian disalurkan kepada
masyarakat yang berhak menerimanya. Dalam hal ini pondok pesantren hanya
bertindak sebagai koordinator.
44
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis menguraikan, mempelajari, meneliti, berbagai macam
permasalahan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul “ Perkembangan Pondok
Pesantren Qotrun Nada Cipayung Jaya Kota Depok 1996-2016”. Akhirnya penulis
pada tahapan kesimpulan dari seluruh pembahasan dalam bab sebelumnya, maka
penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Pondok pesantren Qotrun Nada dalam sejarahnya telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat bahkan sejak berdirinya tahun 1996-2016.
Pondok Pesantren Qotrun Nada adalah sebuah lembaga keagamaan yang
terletak di Keluraha Cipayung Jaya Kecamatan Cipayung Kota Depok.
Pondok pesantren Qotrun Nada yang mempunyai luas tanah 2000 M2. Peran
pondok pesantren Qotrun Nada dan KH. Burhanuddin Marzuki dapat
dikatakan berhasil bahkan berkembang dengan pesat di Kota Depok.
Keberhasilan pondok pesantren Qotrun Nada dilihat dari semakin
bertambahnya jumlah infrastruktur lembaga pendidikan dan juga input dan
output santri yang semakin bertambah.
2. Perkembangan tersebut terletak dalam bidang pendidikan yang tidak hanya
menyelenggarakan pendidikan agama saja tetapi juga menyelenggarakan
pendidikan yang modern yaitu agama dan umum untuk menghadapi masa
depan, dalam bidang dakwah dengan menggunakan dakwah bil lisan dan bil
hal, dan dalam bidang sosial agama berupa santunan yatim piatu, pembagian
zakat dan juga pemotongan hewan qurban.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pondok pesantren Qotrun
Nada penulis memberikan saran-saran sebagai berikit:
a. Diharapkan ada peneliti yang meneruskan penelitian lebih lanjut terkait
dengan perkembangan pondok pesantren Qotrun Nada.
45
b. Diharapkan kepada seluruh santri baik laki-laki maupun perempuan mutlak
mengikuti peraturan atau tata tertib dan program yang sudah disusun oleh
pengurus pondok pesantren.
46
DAFTAR PUSTAKA
Data Tertulis
Azra, Azyumardy. Pendidikan Islam Tradisional & Modernisasi Menuju
Milenium Baru. Jakarta: Logos Wacana Ilmu 2000.
Abdurrahman, Dudung. Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logoso Wacana
Ilmu, 1999.
Arsip, Pondok Pesantren Qotrun Nada. Profil Pondok Pesantren Qotrun Nada,
Dilihat 15 Agustus 2017.
Brosur, Penerimaan Santri Baru Pondok Pesantren Qotrun Nada T.A 2016/2017
Tsanawiyah dan Aliyah. dilihat 16 Agustus 2017.
Bunga Rampai Kota Depok. Depok: Pamdu Karya,2002.
Daulay, Haidar Putra. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di
Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group,2007.
Dhofier, Zamaksyari. Tradisi Pesantren. Jakarta: LP3ES, 1982.
Gottschalk, Luis. Mengerti Sejarah Ter. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press,
1985.
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 1996.
Hasbullah, Kapital Selekta Pendidikan Islam, Cet. I, Jakarta: Rajawali Press,
1996.
Haidar, Amin. Masa Depan Pesantren. Jakarta: IRD Press, 2004
Kartodirdjo, Sartono. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Kota Depok Dalam Angka 2015, Depok: Badan Pusat Statistik, 2015.
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Seajarah. Yogyakarta: Tiawa Wacana, 2013.
Laporan tahunan 2016, Kecamatan Cipayung,
Madjid, Nurcholis. Bilik-bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan. Jakarta:
Paramadina, 1997.
47
Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren: Suatu Kajian Tentang Unsur
Dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren. Jakarta: INIS, 1994.
Mastuki HS, Intelektualisme Pesantre. Jakarta: Diva Pustak, 2006.
Ma’shum, Saefullah. ed, Dinamika Pesantren: Telaah Kritis Keberadaan
Pesantren
saat ini, Cet. I. Jakarta: Yayasan Islam al-Hamidiyah,1998.
Munir, Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2006.
Mumuh, Muhsin. Depok Masa Pendudukan Jepang Hingga Masa Orde Baru.
Depok:Kantor Arsip Dan Perpustakaan, 2015.
Oemar, Toha Yahya. Ilmu Da’wah. Jakarta, Widjaya, 1983.
Profil Kota Depok, Sejarah Singkat Kota Depok 2006. Perpustakaan Umum Kota
Depok, Dilihat 26 Juli 2017 Pukul, 12:38 Wib.
R. Bulan, Wahidin. Depok Merajut Asa Membangun Kota. Depok: Pokja
Wartawan Depok, 2005.
Ritzer, George. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2011.
Said, Mohamad dan Junimar Affan. Mendidik Dari Zaman ke Zaman. Bandung:
Jemmars, 1978.
Suparta, Munzir. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana, 2009.
Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam. Surabaya: Al- Ikhlas,
1983.
Tjandrasasmita, Uka. Pertumbuhan dan Perkembangan Kota-kota Nuslim di
Indonesi. Kudus: Menara Kudus, 2000.
Zarkasyi, Abdullah Syukri. Manajemen Pesantren: Pengalaman Pondok Modern
Gontor Cet. 2. Ponorogo: Trimurti Press, 2005.
Zarkasyi, Abdullah Syukri. Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2005.
Ziemek, Manfred. Pesantren Dalam Perubahan Sosial. Jakarta: P3M, 1986.
48
Data Elektronik
www.depok.go.id (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib).
www.depokkota.bps.go.id (diakses, 26 Juli 2017 pukul, 12:38 Wib).
www.Metro.Tempo.co (diakses, 26 juli 2017 pukul, 12:38 Wib).
Data Wawancara
Wawancara Pribadi Dengan KH. Burhanudin, Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun
Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
Wawancara Pribadi Dengan Ustd Anwar Zainuddin, sekretaris Pondok Pesantren
Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
Wawancara Pribadi Dengan Ustadz Achyanudin Syakir, Kepala sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
Wawancara Pribadi Dengan Ustd. Bahrudin Marzuki, Kepala Sekolah Pondok
Pesantren Qotrun Nada, (Cipayung Jaya, 15 Agustus 2017 pukul 09:30).
49
LAMPIRAN
DOKUMENTASI PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
Foto bersama KH. Burhanudin Marzuki Pengasuh Pondok Pesantren Qotrun Nada
Foto Bersama Ustd Anwar Zainudin Sekretaris Pondok Pesantren Qotrun Nada
50
Ustad & Ustadzah Pondok Pesantern Qotrun Nada
Kantor guru Pondok Pesantren Qotrun Nada
51
Acara Upacara 17 agustus santri dan santriwati PPQN
Pasukan khusus gerakan Pramuka Pondok Pesantren Qotrun Nada
Pelepasan Praktek Pengabdian Masyarakat santri akhir sanah (PPM)
52
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Pondok Pesantren Qotrun Nada
Peringatan Malam Isra’ Mi’raj
Peringatan Malem Nuzulul Qur’an PPQN
53
Masjid Putri PPQN
Masjid Putra PPQN sebelum di renovasi
Bangunan Baru Masjid Putra dalam tahap renovasi
54
Belajar Formal santriwati Pondok Pesantren Qotrun Nada
Belajara Non formal santri Pondok Pesantren Qotrun
Penyembelihan Hewan Qurban Pondok Pesantren Qotrun Nada
55
Pembukaan LDK Pondok Pesantren Qotrun Nada
Peserta LDK santri Putra Pondok Pesantren Qotrun Nada
56
DATA PENGAJAR PONDOK PESANTREN QOTRUN NADA
NO NAMA GURU PROGRAM STUDI
1 Ust. Drs. H. Abdillah Hasani, MM Ilmu hadits
2 Ust. H. Mahfuzin Noor, Lc Dirasah Arabiyah I
3 Ustzh. Yayah Ummu Adiyah, S.Ag, MM Dirasah Arabiyah II
4 Ust. Ahmad Suja'i, S.Pd. Bahasa Indonesia
5 Ust. Drs. Mukri Ilmu pengetahuan sosial
6 Ustzh. Hj. Oon Haeronah, S.Pd.I Ilmu pengetahuan Alam
7 Ust. H. Zaenal Arifin, S.Ag Aqidah Ahklaq
8 Ustzh. Nani Prihatini, S.Pd.I Dirasah Arabiyah I
9
Ust. H. Abdul Choir, S.Ag
Sejarah Kebudayaan
Islam
10 Ust. H. Samulloh, S.Ag, M.Pd. fiqih & Ilmu Tafsir
11 Ust. Musa Abadi Wahab, S.Pd.I Aqidah Ahklaq
12 Ust. Komaruddin, S.Pd.I Aqidah Ahklaq
13
Ust. Ayub Sholihin, S.Pd.I
Fiqih & Alfiyah Ibnu
malik
14
Ust. Muhammad Ali, S.Pd.I
Sejarah Kebudayaan
Islam
15 Ustzh. Rostiawati, S.Pd. Matematika
16
Ustzh. Raudhatul Millah, S.Pd.I
Insya & Dirasah
Arabiyah I
17
Ust. Hendra Hidayat, S.H.I, M.Pd.
Pendidikan Pancasila dan
Kewargaan
18 Ust. Mulyadi, SS Bahasa Inggris
19 Ust. Pepen Apendi, M.Hum Pendidikan Pancasila dan
57
Kewargaan
20 Ust. Saipul Hidayat, S.H.I Insya
21 Ust. Andi Shofian Efendi, S.H.I Bahasa Inggris
23 Ust. Muhammad Fitri Yadi, S.H.I Al Qur’an Hadits
25
Ust. Ahmad Fauzi Bahtiar, S.Pd.I
Sejarah Kebudayaan
Islam
26 Ustzh. Eni Fitriyah, S.Pd.I Al Qur’an Hadits
27
Ust. Ahmad Tobari, S.Pd
Pendidikan Pancasila &
Kewargaan
29 Ust. Sandy Meylaz, S.Pd.I Dirasah Arabiyah
30 Ust. Habibi Hasan, S.Pd. Bahasa Indonesia
31
Ust. Humaidi Mufa, S.Pd.I
Bahasa Indonesia dan
Ilmu Tafsir
32
Ustzh. Liana Sari, S.Pd.I
Sejarah Kebudayaan
Islam & Tarikh Khulafah
33
Ust. Alfian Haikal, S.Pd.I
Al Qur’an Hadits &
Jurumiyah
34
Ustzh. Nilam Purnama Sari, S.Pd.I
Grammar, Bahasa
Inggris, & Jurumiyah
35 Ustzh. Maswanih, S.Pd. Matematika
36
Ustzh. Farida, S.Pd.I
Dirasah Arabiyah &
Insya
37 Ust. Muhammad Fahmi, S.Pd.I Siroh Nabawiyah
38 Ustzh. Alfiyah, S.Pd.I Bahasa Indonesia
39 Ust. H. Redi Gunawan, S.Pd.I Dirasah Arabiyah I
40 Ust. Juli Iskandar, S.Pd.I Fikih
41 Ust. Ryan Darusman, S.Sy. Grammar
58
42
Ustzh. Nur Jannah
Matematika & Dirasah
Arabiyah II
43 Ust. Willy Albert Fauzi, S.Pd.I Ilmu Kalam & Tassawuf
44 Ustzh. Ade Subarkah, S.Pd Bahasa Inggris
45 Ust. Rizki Hermawan, S.Sos.I Ilmu Pengetahuan Sosial
46
Ustzh. Hani Zakiyah
Siroh Nabawiyah &
Jurumiyah
47 Ustzh. Melatussa'adah Matan Jurumiyah
48 Ust. Iqbal Fikri Maulana Insya
49 Ust. Miftah Abdul Latif Ilmu Pengetahuan Alam
50 Ustzh. Elisa Nurahmah, S.Pd Matematika
51 Ust. Abdussahlan Bahasa Inggris
52 Ustzh. Siti Labibah, S.Pd. Matematika & Jurumiyah
53
Ustzh. Neni Nafisatunnisa
Jurumiyah & Dirasah
Arabiyah II
54 Ust. Muhammad Imaduddin Balagho
55 Ust. Hoirul Umam Jurumiyah
56
Ust. M. Luthfy Hidayat
Pendidikan Pancasila dan
Kewargaan
57 Ust. Muhammad Syada'i Dirasah Arabiyah II
58
Ustzh. Aniyatur Rohmah
Dirasah Arabiyah II &
Alfiyah Ibn Malik
59
Ustzh. Hani Sa'id
Ushul Fiqih & Alfiyah
Ibn Malik
60
Ustzh. Baqiyyatus Sholihah
Dirasah Arabiyah II &
Imrithi
61 Ustzh. Sulaihatunnuroh Ilmu Hadits
59
62 Ustzh. Iffatul Maula Faroidh
63 Ustzh. Siti Maryam Imrithi
64 Ust. Faizal Rizki Ilmu Tafsir & Jurumiyah
65 Ustzh. Kholifatun Nisa Fiqih
66
Ust. Muhammad Wildan
Ilmu Kalam, Fiqih, &
Ilmu Hadits
67 Ustzh. Mutmainnah Fiqih
68 Ust. Ahmad Satibi Matan Jurumiyah
69
Ust. Dirham Muhammad
Bahasa Indonesia &
Mtana Jurumiyah
70 Ust. Ibnu Ruslan Abdul Ghani Matan Jurumiyah
71
Ust. Syahru Robbi'ul Awwal
Bahasa Inggris &
Grammar
72 Ustzh. Halimatussadiyah Matan Jurumiyah
73
Ustzh. Robiah
Bahasa Inggris &
Grammar (English
Structure)
74 Ustzh. Siti Khoerunnisa Insya
75 Ustzh. Siti Sofiah Dirasah Arabiyah
76
Ustzh. Titin Nurjanah
Bahasa Inggris &
Grammar (English
Structure
77
Ustzh. Ifah Zulaifah, S.Pd.
Ilmu Pengetahuan Alam
& Matan Jurumiyah
78
Ust. Ahmad Junaidi
Imrithi &Dirasah
Arabiyah II
79 Ust. Nurul Ambiya
Ushul Fiqih, Dirasah
Arabiyah II, & Tarbiyah
60
WaTa’lim
80 Ust. Alamsyah Matan Jurumiyah
81 Ust. Bilal Mushab Dirasah Arabiyah I
82 Ust. Muspik Amrulloh Matan Jurumiyah
83 Ust. Muhammad Yusuf Abdul Aziz Aqidah Ahklaq
84 Ustzh. Apriyanti Insya
85 Ustzh. Ayu Wandira Insya
86 Ustzh. Laila Anjani Insya
87 Ust. Haikal Fikri Dirasah Arabiyah
88
Ust. Badruzzaman
Faroidh, Alfiyah Ibn
Malik & Imrithi
89
Ust. Agus Riyadi
Tarikh Khulafah &
Tasawwuf
90
Ustzh. Farhatun Mardiyah
Dirasah Arabiyah II &
Imrithi
91
Ustzh. Nur Azizah
Ilmu Hadits & Dirasah
Arabiyah II
92 Ust. Ansori Muftri Sahara, S.Pd.I imrithi & Ushul Fiih
93
Ust. Fahmi Rizqi
Dirasah Arabiyah II, Ilmu
Hadits, Tasawwuf, &
Jurumiyah
94
Ustzh. Zulfatul Achfadz
Alqur’an Hadits &
Aqidah Ahklaq
95 Ustzh. Yayah Umi Masfiyah Jurumiyah
96
Ustzh. Iim Himmayah
Aqidah Ahklaq & Bahasa
Indonesia
97 Ustzh. Lisa Ameliani Balaghoh, Jurumiyah &
61
Ushul Fiqih
98 Ustzh. Siti Syuaibah, S.Pd.I Insya
99 Ustzh. Nurul Bahiyah Siroh Nabawiyah
100 Ust. Syamsuddin, S.H.I Tarbiyah Amaliyah
101 Ust. Ryan Darusman, S.H.I Insya
62
Tanskip Wawancara
Berikut ini adalah daftara pertanyaan dan jawaban hasil wawancara antara penulis
dengan pihak internal yaitu pengurus pondok pesantren Qotrun Nada.
Wawancara Pertama
Nama : KH. Burahanudin Marzuki, Selaku Pimpinan Pondok Pesantren Qotrun
Nada.
Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017
T: pada tanggal dan tahun brapakah pondok pesantren Qotrun Nada Berdiri?
J: pada tanggal 9 September 1996.
T: Bagaimana sejarah awal berdirinya pondok pesantren Qotun Nada?
J: pada walnya hanyalah sebuah majlis ta’alim yang belajar iqra dan Al Qur’an
tidak disangka pengajian ini banyak diminati masyarakat cipayung dan sekitarnya
akhirnya pada tahun 1996 mulailah diadakan penerapan pendidikan Islam yang
dikembangkan melalui pengajian kitab pada luar jam sekolah atau pada bahasa
masyarakat cipayung santri kalong. Pada waktu-waktu tertentu dan selesai
pengajian santri pulang kerumahnya masing-masing. Dengan seiring berjalannya
waktu peminat santri kalong semakin banyak, kemudian wali santri meminta agar
pengajian yang selama ini diadakan agar lebih dimaksimalkan lagi, maka pada
saat itulah santri diwajibkan untuk bermukim dimajlis taklim.
T: Kenapa dinamakan Qotrun Nada?
J: Qotrun Nada ini adalah pemberian nama dari guru saya Alm. KH. Ahmad
Zaini yang pada saat itu saya ingin mendirikan pesantren dan sowan kerumah
beliau. “ Qotrun Nada “ yang memiliki arti “ Tetesan Embun Pagi”, dengan nama
Qotrun Nada-lah kami selalu berharap bahwa nantinya santri kami akan menjadi
generasi penerus yang memiliki pemikiran kreatif, Inovatif, Serta Positif dan
dengan landasan yang berdasarkan Al- Quran dan Hadits, seperti halnya tetesan
63
embun yang senantiasa Allah turunkan dari langit yang membawa pencerahan
untuk alam disekelilingnya.
T: apa tujuan didirikan lembaga pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada?
J: adapun tujuan didirikannya lembaga pendidikan pondok pesantren Qotrun Nada
adalah untuk menjaga dan mempertahannkan tradisi Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
dan juga tujuan lainnya tidak menghendaki santri menjadi seorang muslim yang
semata-mata hanya mngejar kenikmatan akhira atau sebaliknya, atau menikmati
kenikmatan dunia saja. Tetapi menghendaki agar seorang muslim itu seimbang
hidupnya `dalam `mengejar kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
T: apa yang menjadi problem utama dari pengembangan pesantren ?
J: Masalah yang di hadapi adalah tentu saya sadari pembiayaan, karena maaf saya
termasuk orang yang tidak mau mudah membuat proposal untuk pembangunan
pesantren, saya yakin dengan prinsip keberkahan yang diajarkan oleh guru-guru
saya, dan juga dalam al-Quran di jelaskan siapa yang menolong agama Allah,
Allah akan menolongnya, jadi itu yang saya pegang secara Itiqomah.
T: mnurut abuya, apa yang menjadi rahasia sehingga pesantren tetap survive
dalam menerapkan sistem salafy dan modern?
J: itu yang td saya bilang keberkahan dan juga saya tanamkan kepada guru-guru
disini untuk menambahkan keikhlasan dalam menanamkan ilmu, tetapi bukan
berarti kami mengabaikan apa yang menjadi hak guru, dan juga saya yakin berkah
dari doa orang tua saya dan guru-guru saya.
64
Wawancara ke -2
Nama : Ustd Achyanudin Syakir, Selaku Kepala Sekolah Pondok Pesantren
Qotrun Nada.
Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017
T: Bagaimana kurikulum pondok pesantren Qotrun Nada ?
J: kurikulum yang digunakan pondok pesantren Qotrun Nada yaitu perpaduan
antara kurikulum dari kementrian agama sesuai dengan sisdiknas dengan
kurikulum pondok modern dan pesantren salafiyah yang diselaraskan dengan satu
kesatuan menjadi kurikulum PPQN.
T: metode apakah yang diterapkan dipondok pesantren Qotrun Nada?
J: biasanya pesantren menerapkan metode yang sering dipakai atau yang dikenal
adalah metod sorogan, wetonan dan bandongan tetapi yang diterapkan selain
beberapa metode tersebut, Qotrun Nada juga menerapkan metode keteladanan. Ini
adalah metode yang paling efektif dan efesien.
T: bagaimana perkembangan organisasi Qotrun Nada?
J: Pondok pesantren Qotrun Nada mempunyai 3 organisasi yaitu terdiri dari
ISQN, CBIL, dan GPQN. ISQN ini menerapkan peraturan dan disiplin sebagai
rambu dan batas dalam proses pembiasaan kepada santri agar berdisiplin dan
mentaati peraturan yang ada di pondok pesantren Qotrun Nada, CBIL adalah
organisasi yang mengurus tentang basa yang berada dipondok pesantren Qotrun
Nada, sedangkan GPQN adalah organisasi yang mengurus tentang kepramukaan
yang berada di pondok peantren Qotrun Nada.
T: Apa yang menjadi program atau kegiatan unggulan pondok pesantren Qotrun
Nada sehingga menjadi beda dengan pondok lain?
J: Praktek Pengabdian terhadap masyarakat program ini adalah yang menjadi
pembeda pondok pesantren Qotrun Nada dengan pesantren-pesantren lain.
65
Praktek pengabdian masyarak ini (PPM) di khususkan bagi santri akhir untuk
mengamalkan ilmunya yang telah didapat selama berajar dipondok pesantren
kepada masyarakat.
66
Wawancara ke-3
Nama : Ustd Bahrudin Marzuki, Selaku Kepala Sekolah MTS Pondok Pesantren
Qotrun Nada.
Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017
T: KH. Burhannudin keturunan siapa dan berapa saudara?
J: KH. Burhanuddin Marzuki adalah anak dari pasangan KH. Marzuki dan Ibu Hj.
Hasanah. Beliau memiliki 10 keluarga
T: Waktu Muda KH. Burhannudin Belajar dimana dan siapa Guru-Gurunya?
J: Pada waktu muda KH. Burhanuddin belajr di Pondok Pesantren Darurrahman
Jakarta yang di pimpin oleh KH. Syukron Ma’mun selama 7 tahun setelah selesai
beliau meneruskan keperguruan tinggil dan mendalami ilmu agama kepada para
Habaib dan Ulama-ulam yang berada di jakarta Bogor dan Depok
T: sejak kapan KH. Burhanuddin mulai berdakwah ?
J: Beliau mulai berdakwah setelah selesai belajar dari perguruan tinggi yang pada
saat itu beliau membuka majlis taklim di daerah ciayung dan juga diberikan
jadwal kepada KH. Manarul untuk mengantikan jadwalnya pada acara-acara Hari
Besar Islam dan juga Khutbah di Masjid.
T: Bagaimana Perkembangan Pesantren Qotrun dalam bidang pendidikan. Bidang
dakwah dan bidang sosial?
J: Perkembangan Qotrun Nada dalam bidang pendidikan yang pada awalnya
sebuah pondok pesantren yang mengajarkan ilmu non formal saja dan blum
terorganisasi, kemudian dengan lambat laun pendidikan pesantren ini mulai
berkembang menjadi terorganisasi dan juga didirikannya sekolah dilingkungan
pesantren. Dalam bidang dakwah Qotrun Nada berperan aktif dalam
mengembangkan pesantren dengan Dakwah Bil Lisan dan Dakwah Bil Hal.
dakwah bil lisan yang diterapkan oleh Qotrun Nada yaitu KH. Burhanuddin
67
Mengadakan pengajian untuk walisantri dan masyarakat setempat dengan
ceramah dan juga pengajian kitab. Dakwah bil hal yang dilakukan KH.
Burhanuddin yaitu mendirikan pondok pesantren dengan didirikan pondok
pesantren yaitu sebagai kontribusi untuk masyarakat setempat dan juga
masyarakat depok. Dalam bidang sosial Qotrun Nada memberikan keringanan
bagi masyarakat yang tidak mampu untuk belajar di pesantren, memeberikan
daging hewan qurban kepada masyarakat setempat pada hari raya idhul adha dan
memberika santunan kepada yatim piatu dan juga janda yang berada dilingkungan
pondok pesantren Qotrun Nada.
68
Wawancara ke-4
Nama : Ustd Anwar Zaenuddin, S. Kom, Selaku Sekretaris Pondok Pesantren
Qotrun Nada.
Hari, Tanggal Wawancara : 15 Agustus 2017
T: Apa yang anda ketahui tentang pondok pesantren Qotrun Nada?
J: saya disini sebagai alumni yang kebetulan diangkat oleh pimpinan, Qotrun
Nada yang saya ketahui adalah pondok yang menerapkan sistem pendidikan
modern dan salafy juga dengan kedisiplinannya.
T: bagaimana pandangan anda terhadap penerapan yang dilakukan pondok
pesantren Qotrun Nada Salafy dan Modern?
J: pandangan saya penerapan ini bagus sekali buat santri, karena tidak hanya
agamayang mereka ketahui begitu juga umum. Sehingga mereka dapat
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat.
T: berapa jumlah santri pada saat ini ?
Jumlah santri pada saat ini berjumlah 1600 santri putra putri dengan unit Mts dan
MA.
T: menurut ustd bagaimana cara mengetahui gambaran dan rahasia agar pesantren
tetap surveive pendidikan Modern dan Salafy?
J: Dengan cara kurikulum pendidikan yang bisa dilihat dari muatan mata
pelajatran yang tidak hanya menekankan dari mata pelajaran nasional, akan tetapi
terdapat muatan pelajaran-pelajaran salafy seperti kitab-kitab kuning, sedangkan
dipesantren tidak mengembangkan daya hafal. Dan ukuran untuk dapat naik kelas
atau tidaknya, sentric cukup menghafal materi yang diajarkan sesuai dengan apa
yang ditulis didalam kitab. Sehingga dengan adanya integrasi pendidikansalafy
dan modern, secara relatif mampu mencapai tujuan yang diharapkan. Antara lain
secara sosiologis minat dari masyarakat yang begitu banyak untuk memasukan
69
anak-anaknya kepesantren Qotun Nada dengan harapan menjadi manusia yang
mampu mengamalkan syariat Islam secara lebih baik, disamping intu santri tidak
hanya mampu didalamnya menguasai kitab kuning saja akan tetapi mampu juga
menguasai ilmu umum terbukti dari alumni yang bisa bersaing di pesantren-
pesantren lain khususnya di kota depok.
T: apa yang ustd ketahui tentang upaya Kyai Burhanuddin dalam upaya
pengembangan pendidikan Islam dan pesantren?
J: Beliau istiqomah dalam melakukannya dan secara sabar beliau melakukannya,
dan juga beliau suka melakukan dakwah-dakwa.
T: Ide atau hal apaka saja yaang dilakukan dalam upaya mengembangkan pondok
pesantre?
J: terus meningkatkan kualitas guru-guru dan menyalurkan para alumni kepada
jenjang pendidikan selanjutnya, karena besarnya pesantren juga dipegang oleh
para alumninya, menggabungkan dua kurikulum yang digunakan dipesantren,
yakni kurikulum dinas dan kurikulum pesantren itu sendiri.
top related