seleksi tanaman kacang panjang pada lingkungan …
Post on 02-May-2022
18 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROPOSAL
SELEKSI TANAMAN KACANG PANJANG PADA
LINGKUNGAN PEMUPUKAN ORGANIK
Peneliti:
Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P.
Ir. Yohannes Ginting, M.Si.
Ir. Lestari Wobowo, M.Si.
Dr. Ir. Kuswanta Hidayat Futas, M.P.
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
DIPA FP
RINGKASAN
Kacang panjang merupakan sayuran polong yang digemari oleh
masyarakat di dunia. Sayuran ini mempunyai kandungan protein tinggi (20%-
25%), vitamin, dan mineral (Fall dkk., 2003), mineral yang dikandung adalah zat
besi (1-5 mg/100 g) dam kalium (14-102 mg/100 g) (Info Ayah bunda, 2006).
Oleh karena itu, kacang panjang merupakan sayuran yang memiliki banyak
khasiat yaitu sebagai antikanker, antioksidan, antivirus, antibakteri, leukimia,
gangguan saluran kencing, batu ginjal, sakit pinggang, rematik dan banyak lagi
(Hembing, 2006; Karyanto, 2006). Sebagai sayuran yang memiliki banyak khasiat
untuk kesehatan tubuh, maka kondisi sayurnyapun harus sehat.
Sayuran yang sehat adalah sayuran yang bebas residu bahan kimia. Saat
ini, masyarakat mulai beralih untuk mengkonsumsi sayuran yang bebas residu
bahan kimia. Sayuran yang bebas residu bahan kimia diperoleh dari pertanaman
sayur secara organik. Tanaman sayur organik adalah tanaman sayur yang
dihasilkan melalui budidaya secara organik, yaitu cara budidaya tanpa
menggunakan pupuk dan pestisida kimia (Sapto dkk., 2005). Dengan kata lain,
tanaman sayur organik adalah bertanam sayur dengan menggunakan pupuk
organik dan pestisida alami.
Umumnya kultivar unggul merupakan hasil seleksi pada kondisi
pemupukan anorganik yang tinggi, sedangkan varietas unggul yang diseleksi
pada pemupukan organik belum diteliti. Benih-benih yang akan digunakan
dalam penelitian ini benih yang ada dipasaran sehingga disukai masyarakat. Oleh
karena itu penelitian Seleksi Tanaman Kacang Panjang Pada Lingkungan
Pemupukan Organik ini dilakukan. Penelitian ini meliputi:
1. Studi Genetik meliputi variabilitas, heritabilitas, dan korelasi
antarkarakter.
2. Uji hasil atau produksi (kuantitas) dan rasa (kualitas).
Kata kunci: Seleksi, kacang panjang, pupuk organik
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang panjang merupakan sayuran polong yang digemari oleh
masyarakat di dunia. Dalam seporsi 100 gram kacang panjang, terkandung 47
kalori, 4 gram natrium (0% nilai rekomendasi harian), 8 gram karbohidrat total
(2% nilai harian), dan 3 gram protein (5% dari rekomendasi harian). Kacang
panjang segar adalah salah satu sumber folat terbaik. Per 100 gram kacang
panjang mengandung 62 mg atau 15% dari total kebutuhan harian folat. Folat
dibarengi dengan vitamin B12 adalah salah satu komponen penting dari sintesis
DNA dan pembelahan sel. (Quamila, 2020). Oleh karena itu, kacang panjang
merupakan sayuran yang memiliki banyak khasiat yaitu sebagai antikanker,
antioksidan, kesehatan jantung, dan banyak lagi (Quamila, 2020). Sebagai sayuran
yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh, maka kondisi sayurnyapun
harus sehat.
Sayuran yang sehat adalah sayuran yang bebas residu bahan kimia. Saat
ini, masyarakat mulai beralih untuk mengkonsumsi sayuran yang bebas residu
bahan kimia. Sayuran yang bebas residu bahan kimia diperoleh dari pertanaman
sayur secara organik. Tanaman Sayur organik adalah sayur yang dibudidayakan
tanpa menggunakan bahan kimia apa pun, baik saat proses pemupukan maupun
saat penyemprotan hama. (Pane, 2019). Dengan kata lain, tanaman sayur organik
adalah bertanam sayur dengan menggunakan pupuk organik dan pestisida alami.
Pupuk organik dapat berupa pupuk kandang, humus, kompos, dan pupuk
hijau. Pupuk kandang dapat berasal dari kotoran sapi, kambing, ayam, dan lain-
lain. Pemberian pupuk kandang kotoran ayam memberikan hasil yang terbaik
terhadap jumlah anakan dan produksi/bobot basah rumput Brachiaria humidicola.
(Satata & Kusuma, 2014). Pemberian pupuk organik dapat membentuk
lingkungan mikro. Pembentukan lingkungan mikro ini dapat menambah variasi
lingkungan tumbuh, sehingga dapat menimbulkan tanggapan genotipe yang
berbeda terhadap suatu lingkungan tumbuh tertentu. Perbedaan tanggapan ini
dapat menimbulkan interaksi genotipe x lingkungan (interaksi g x e). Terjadinya
interaksi genotipe x lingkungan akan memperkecil kemajuan seleksi, karena
seleksi pada lingkungan tertentu belum tentu memberikan hasil yang baik pada
lingkungan yang lain (Kasno dkk, 1999). Oleh karena itu, perlu dilakukan
spesifikasi varietas yang sesuai dengan lingkungan tertentu. Apabila genotipe
tersebut beradaptasi pada lingkungan tertentu maka dapat diketahui lingkungan
(dosis pupuk) yang memberikan daya hasil kacang panjang tertinggi.
Penelitian mengenai pemuliaan kacang panjang di Indonesia masih sedikit
(Kasno dkk., 1999). Selama ini, varietas unggul kacang panjang yang dilepas
kepada masyarakat merupakan hasil seleksi masyarakat lokal tanpa melibatkan
mekanisme rekombinasi genetik melalui persilangan buatan (Direktorat Bina
Produksi Hortikultura. 1993). Kultivar unggul berdaya hasil tinggi dapat
memanfaatkan kemampuan lingkungan secara optimal yang dikonversikan
menjadi hasil secara maksimum (Baihaki, 1990). Umumnya kultivar unggul
merupakan hasil seleksi pada kondisi pemupukan anorganik yang tinggi,
sedangkan varietas unggul yang diseleksi pada pemupukan organik belum
diteliti. Benih-benih yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah benih yang
terdapat dipasaran yang disukai masyarakat,
Seleksi merupakan pekerjaan yang paling sulit, keberhasilan dan
kegagalan program pemuliaan tanaman bergantung pada kemampuan pemulia
tanaman untuk memisahkan genotipe-genotipe unggul di dalam kegiatan seleksi.
Untuk memperkecil kekeliruan seleksi berdasarkan fenotipik tanaman maka perlu
memperhatikan: (i) korelasi genotipe dan fenotipe antarkarakter, (ii) lingkungan
yang cocok untuk karakter yang diinginkan, (iii) ciri genetik karakter yang
diseleksi (monogenik, oligogenik, atau poligenik), (iv) cara seleksinya (langsung
atau tidak langsung), dan (v) variabilitas genetik (Falconer, 1950, dikutip
Kasno,1992).
Analisis lintas, variabilitas dan nilai duga heritabilitas, untuk memperkecil
kekeliruan seleksi berdasarkan fenotipe tanaman. Dari data tersebut belum dapat
diketahui genotipe yang akan dipilih. Oleh karena itu, untuk menentukan genotipe
yang akan dipilih maka perlu dilakukan uji Least Significance Increase (LSI). Uji
LSI untuk membandingkan genotipe yang diuji dengan genotipe pembanding.
Genotipe pembanding pada penelitian ini adalah genotipe lokal atau kultivar lokal
yang sudah biasa digunakan oleh petani setempat.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah
Dari uraian di atas diidentifikasikan masalah yang dirumuskan sebagai
berikut:
1. Seberapa luas variabilitas dan besarnya nilai duga heritabilitas karakter
agronomi dan hasil tanaman kacang panjang pada lima lingkungan
pemupukan organik kotoran ayam.
2. Genotipe manakah yang akan dipilih sebagai tetua untuk program
pemuliaan tanaman kacang panjang selanjutnya berdasarkan uji LSI.
1.3 Maksud dan Tujuan
Penelitian ini bermaksud menguji enam genotipe kacang panjang pada
lingkungan pemupukan organik yang memberikan hasil kacang panjang tertinggi.
Tujuan penelitian adalah: (i) variabilitas, dan nilai duga heritabilitas serta
memilih genotipe tanaman kacang panjang yang lebih baik dari pembanding pada
lingkungan pemupukan dengan uji LSI , dan (ii) lingkungan pemupukan organik
yang memberikan hasil kacang panjang tertinggi.
1.4 Kegunaan
Dalam pemuliaan tanaman untuk membentuk varietas unggul selalu
diawali dengan seleksi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan. Kegunaan
penelitian ini adalah: (i) hasil penelitian dapat digunakan untuk membantu
program pemuliaan dalam meningkatkan potensi hasil kacang panjang.
Variabilitas dan nilai duga heritabilitas, serta uji LSI sangat diperlukan sebagai
informasi di dalam memilih bahan tetua, dan dapat digunakan sebagai kriteria
seleksi untuk merakit suatu genotipe kacang panjang berpotensi hasil tinggi
dengan pemupukan organik, dan (ii) untuk mengetahui lingkungan pupuk organik
yang memberikan hasil kacang panjang tertinggi.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Tanaman kacang panjang tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanaman
tumbuh pada pH 5.5 -6.7. Tanaman dapat tumbuh dengan baik pada tanah
berdrainase baik, mengandung humus dan mendapat sinar matahari yang cukup.
Ada yang mengatakan kacang panjang termasuk spesies Vigna sinensis L., tetapi
menurut Pasquet (1998) kacang panjang termasuk spesies Vigna unguiculata (L.)
Walpers. Spesies ini yang banyak menyebar di wilayah Asia.
2.1.1 Pertanian Organik
Pertanian organik merupakan sistem produksi pertanaman yang berasaskan
daur-ulang hara secara hayati. Daur ulang hara dapat melalui sarana limbah
tanaman dan ternak, serta limbah lainnya yang mampu memperbaiki status
kesuburan dan struktur tanah. Pupuk organik adalah sumber makanan untuk
tanaman dan tanah, yang terbuat dari bahan alami, sehingga produknya bebas dari
residu bahan kimia. Produk demikian aman, lebih enak, dan tidak mudah rusak.
Harga produk pertanian organik menjadi dua sampai tiga kali lipat harga sayuran
yang ditanam dengan menggunakan pupuk kimia. Sedangkan pupuk kimia
merupakan pupuk sintetis yang kemungkinan besar meracuni tanaman dan tanah,
dengan demikian akan terjadi peningkatan residu kimia pada bahan pangan dan
pakan ternak. Produknya kurang enak, mengandung bahan kimia, dan mudah
rusak.
Penggunaan pupuk kimia akan mempercepat pertumbuhan tanaman maka
tanaman menjadi lemah, sehingga mudah terserang hama dan penyakit. Untuk
menanggulang serangan diperlukan insektisida dan pestisida kimia, sedangkan
pertumbuhan tanaman dengan media yang kaya bahan organik akan memperoleh
pestisida alami. Penggunaan pupuk organik tidak mencemari lingkungan.
Pupuk organik mengandung N,P,K dan 16 macam unsur hara yang
diperlukan pertumbuhan tanaman. Kandungan N,P,K pada beberapa pupuk
organik (dalam persen) dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Kandungan Hara Pupuk Organik Kerbau, Sapi, Guano, dan Ayam
Jenis Pupuk Organik Nitrogen (%) Fosfor (%) Kalium (%)
Kerbau 0.6-0.7 2.0-2.5 0.4
Sapi 0.5-1.6 2.4-2.9 0.5
Guano 0.5-0.6 23.5-31.6 0.2
Ayam 1.0-2.1 8.9-10 0.4
Sumber: Laboratorium Ilmu Tanah Jurusan Ilmu Tanah, Fak. Pertanian UGM
dalam Sutanto (2002).
Berdasarkan kandungan N,P,K pupuk organik yang bersumber dari
kototan ayam adalah yang terbaik, walaupun kandungan P pada Guano tertinggi,
tetapi N dan K nya lebih rendah dari kotoran ayam selain itu juga pupuk guano
sulit didapatkan dan harganya lebih mahal dari pupuk organik dari kotoran ayam
2.1.2 Variabilitas dan nilai duga (estimasi) heritabilitas
Salah satu langkah dalam pemuliaan tanaman adalah Seleksi. Keefektivan
seleksi ditentukan oleh tersedianya variabilitas dalam populasi yang akan
diseleksi, karena dengan adanya variabilitas dalam populasi dapat memberikan
peluang untuk memilih suatu karakter yang sesuai dengan keinginan. Variabilitas
dibedakan menjadi variabilitas genetik dan variabilitas fenotipe. Variabilitas
genetik terjadi karena pengaruh gen dan interaksi gen-gen yang berbeda-beda
dalam suatu populasi (Crowder, 1997), apabila genotipe-genotipe tersebut
ditanam pada lingkungan yang seragam, maka akan tampak fenotipe yang
berbeda-beda.
Variabilitas fenotipe adalah variabilitas yang terjadi apabila tanaman
dengan kondisi genetik yang sama ditanam pada lingkungan yang berbeda.
Seleksi akan efektif apabila variabilitasnya luas dan sebaliknya seleksi menjadi
tidak efektif apabila variabilitas genetiknya sempit. Oleh karena itu variabilitas
genetik merupakan faktor penting dalam pengembangan suatu genotipe baru.
Variabilitas genetik yang sempit dapat diperluas melalui hibridisasi, mutasi,
poliploidi, introduksi plasma nutfah baru dan rekombinasi genetik melalui
rekayasa genetik.
Apabila ditinjau dari konstitusi gennya, maka variabilitas dibedakan
menjadi dua yaitu variabilitas karakter kualitiatif dan variabilitas karakter
kuantitatif. Karakter kualitatif adalah karakter yang dipengaruhi oleh satu atau
sedikit gen (simple genic) dan variabilitas di antara tanaman dapat dengan mudah
dibedakan ke dalam kelas-kelas tertentu, sedangkan karakter kuantitatif adalah
karakter yang dipengaruhi banyak gen (polygenic) dan variabilitas di antara
karakter-karakter tanaman tidak dapat dibedakan ke dalam kelas-kelas karakter
tertentu.
Selain variabilitas, faktor lain yang menentukan keefektivan suatu seleksi
adalah nilai duga heritabilitas. Heritabilitas adalah suatu parameter genetik yang
mengukur kemampuan suatu genotipe dalam populasi tanaman untuk mewariskan
karakteristik-karakteristik yang dimiliki. Heritabilitas dibagi menjadi dua
pengertian yaitu heritabilitas dalam arti luas dan heritabilitas dalam arti sempit.
Heritabilitas dalam arti luas merupakan perbandingan antara varians genetik total
terhadap varians fenotipe. Varians genetik terdiri dari varians aditif, varians
dominan dan varians epistasis. Heritabilitas arti sempit merupakan perbandingan
antara varians aditif dengan varians fenotipe. Oleh karena itu, heritabilitas arti
sempit lebih kecil dari heritabilitas arti luas untuk karakter yang sama dan
heritabilitas arti sempit maksimum akan sama dengan heritabilitas arti luas.
Heritabilitas arti luas merupakan proporsi variasi antara individu-individu
dalam populasi atau famili akibat segregasi genetik (Kearsey, 1993), sedangkan
heritabilitas arti sempit memberikan indikasi derajat kemiripan antara tetua
dengan keturunannya atau mengukur proporsi varians genetik yang dipindahkan
pada keturunannya (Fehr 1987). Menurut Baker (1986), dikutip Wahdah (1996),
heritabilitas arti luas memadai untuk digunakan atau diterapkan pada masalah-
masalah yang berhubungan dengan seleksi antargalur murni, sedangkan
heritabilitas arti sempit lebih tepat digunakan untuk masalah-masalah yang
berkaitan dengan seleksi dalam populasi kawin acak.
Nilai duga heritabilitas tidak selalu sama, hal ini karena banyak faktor
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi heritabilitas suatu
karakter dalam populasi yaitu: karakteristik populasi, sampel genotipe yang
dievaluasi, metode perhitungan, keluasan evaluasi genetik, ketidak seimbangan
pautan, dan pelaksanaan percobaan (Fehr, 1987).
2.1.4 Uji LSI (Least Significance Increase)
Pada penelitian pemulian, para pemulia sering dihadapkan pada jumlah
materi yang harus diseleksi dalam jumlah besar, dan biasanya jumlah biji yang
tersedia terbatas. Dalam keadaan demikian pengulangan tidak mungkin
dilakukan. Selain itu para pemulia harus membandingkan genotipe baru tersebut
dengan satu atau lebih pembanding. Pembanding dapat kultivar lokal atau
kultivar unggul baik yang lama maupun kultivar unggul yang terbaru. Mengikut
sertakan pembanding dalam penelitian pemuliaan tanaman merupakan suatu
keharusan.
Penggunaan statistika dalam kegiatan penelitian pada dasarnya
dimaksudkan agar penelitian sebagai suatu proses belajar menjadi lebih efisien.
Untuk menguji perbedaan perlakuan yang dicobakan antara lain digunakan uji F.
Apabila ada bedanyata antarperlakuan, maka dilakukan uji lanjutan. LSD (Least
Significance Difference) adalah salah satu uji lanjutan. Akan tetapi uji LSD
digunakan untuk tidak lebih dari lima perlakuan dan yang akan dibandingkan
sudah terencana sebelumnya. Untuk mengatasi kekurangan uji LDS, dalam
pemuliaan dikenal uji LSI (Least Significance Increase). Dengan uji LSI dapat
dibandingkan kontrol (kultivar pembanding) dengan banyak perlakuan (genotipe)
dan tidak harus dilakukan uji F terlebih dahulu.
2.2 Kerangka Pemikiran
Tanaman kacang panjang dapat tumbuh dan memberikan hasil maksimum
apabila didukung oleh kondisi lingkungan yang sesuai dengan sifat genetiknya.
Pemberian pupuk organik merupakan salah satu cara membentuk lingkungan
mikro. Pembentukan lingkungan mikro bertujuan untuk mengukur varians
genetik tanpa berbaur dengan varians interaksi genetik x lingkungan, sehingga
yang terukur benar-benar varians genetik (Komunikasi pribadi dengan Prof
Achmad Baihaki dikutip Sa’diyah, 2005). Selain itu modifikasi lingkungan
tumbuh juga ditujukan untuk mengekspresikan potensi tanaman secara maksimal.
Oleh karena itu, dalam penelitian ini tidak diawali dengan uji pendahuluan
pengaruh dosis pupuk terhadap hasil kacang panjang, cukup merujuk pada
penelitian yang ada atau yang setara dengan tanaman yang diteliti.
Adanya keragaman warna bunga, bentuk dan panjang polong, warna
polong, bentuk biji, ukuran biji, dan kemampuan tumbuh tanaman kacang panjang
pada berbagai kondisi tanah, sehingga diduga karakter agronomi kacang panjang
memiliki variabilitas genetik dan fenotipik luas. Tanaman kacang panjang relatif
toleran terhadap temperatur rendah, tanah masam, kelembaban tanah rendah, dan
pada wilayah bertemperatur tinggi (Yamaguchi, 1990). Selain itu tanaman kacang
panjang dapat ditanam di lahan sawah saat musim kemarau atau di tegalan saat
musim hujan, sehingga tanaman kacang panjang dapat ditanam sepanjang tahun.
Melihat kondisi seperti ini maka diduga estimasi heritabilitas arti luas untuk
karakter agronomi adalah tinggi. Selanjutnya, untuk memilih genotipe yang
diinginkan dilihat dari uji LSI. Genotipe yang memiliki rata-rata lebih besar dari
rata-rata pembanding ditambah nilai LSI, akan lebih baik dari genotipe
pembanding.
Berdasarkan kerangka pemikiran dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Variabilitas karakter agronomi dan hasil luas dan nilai duga
heritabilitas karakter agronomi dan hasil tinggi.
2. Genotipe yang akan dipilih sebagai tetua untuk program pemuliaan
selanjutnya adalah genotipe yang memiliki rata-rata lebih besar dari
rata-rata pembanding ditambah nilai LSI dan didukung dengan
variabilitas luas, nilai duga heritabilitas tinggi, dan data interaksi
genotipe x lingkungan.
3. Terdapat lingkungan pupuk organik yang memberikan hasil kacang
panjang tertinggi.
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Percobaan
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas
Pertanian Universitas Lampung. Percobaan akan dilakukan pada Juni 2021 –
November 2021
3.2 Metode
Percobaan dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
Universitas Lampung, pada lingkungan pemupukan organik. Penelitian ini bukan
untuk melihat pengaruh dosis pupuk terhadap hasil kacang panjang. Oleh karena
itu dosis pupuk yang digunakan mengacu pada dosis yang sudah ada atau dosis
pada tanaman lain yang berkerabat dekat. Taraf dosis pemupukan ini ditentukan
berdasarkan rekomendasi bahwa penggunaan pupuk kandang untuk tanaman
kedelai adalah 20-30 ton ha-1
(Sutanto, 2002). Dosis yang digunakan berdasarkan
dosis rekomendasi tanaman kedelai karena penulis belum menemukan
rekomendasi untuk tanaman kacang panjang.
Penelitaian ini merupakan penelitian pada lingkungan organik. Oleh
karena itu, dari Judul proposal ini akan dibagi menjadi dua judul penelitian
mahasiswa S1 Jurusan Agroteknologi atau Jurasan Agronomi dan Hortikultura
Universitas Lampung, sebagai berikut:
1. Variabilitas dan nilai duga heritabilitas arti luas tanaman kacang panjang
pada lingkungan pemupukan organik
2. Korelasi dan analisis lintas karakter organik dengan hasil tanaman kacang
panjang pada lingkungan pemupukan organik
3.3 Rancangan percobaan
Percobaan dilakukan dengan menggunakan Rancangan Rancangan Acak
3.4 Rancangan analisis
a. Analisis ragam Rancangan Acak Kelompok dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Analisis Ragam dasar Rancangan Acak Kelompok
Sumber
keragaman
DB JK KT F hit
Kelompok r-1 JKK KTK
Genotipe (G) g-1 JK(G) KT(G) KT(G)/KTgalat
Galat (r-1)(g-1) JKgalat KTgalat
Total gr-1 JKT ----
b. Variabilitas dan nilai duga Heritabilitas
Varians genetik dan varians fenotipe, dapat diketahui dengan
menggunakan daftar kuadrat tengah harapan pada Tabel 4, sedangkan kovarians
genetik dan kovarians fenotipe antar karakter dapat diketahui dengan
menggunakan daftar analisis kovarians (Singh dan Chaudhary, 1979; Stell dan
Torrie, 1991) pada Tabel 5, dengan asumsi lingkungan dan genotipe acak.
Varians genetik 2
g = rl
KK )( 23
Varians lingkungan 2
e = K1
Varians fenotipe 2
f = 2
g + 2
gl + 2
e
Variabilitas dihitung berdasarkan nilai tengah kuadrat tengah harapan pada
analisis ragam. Nilai luas sempitnya variabilitas genetik dan variabilitas fenotipe
suatu karakter dilakukan dasarkan varians genetik ( 2
g ) dan varians fenotipe ( 2
f )
dengan standar deviasi varians genetik ( 2
g ) dan standar deviasi varians fenotipe
( 2f
) menurut Anderson dan Banrcoff 1952 dikutip Wahdah (1996):
2
g = ]22
[2
2
1
2
3
2
dbgalat
M
dbgenotip
M
r
2[
22
3
22
dbgenotip
M
rf
dimana:
M1 = kuadrat tengah galat b
M3 = kuadrat tengah genotipe
(Kuadrat tengah lihat pada Tabel 2)
Suatu karakter memiliki variabilitas genetik yang luas apabila nilai varians
genetiknya (2
g ) lebih besar dari dua kali standart deviasi varians genetik (2
g ,)
sebaliknya variabilitas sempit apabila varians genetik lebih kecil dari dua kali
standart deviasi varians genetik, demikian pula untuk variabilitas fenotipe(2
f )
dikatakan luas apabila narians fenotipenya lebih besar dari dua kali standart
deviasi varians fenotipe (2
f ).
Heritabilitas diduga dengan menggunakan analisis komponen varians dan
dihitung berdasarkan rumus menurut Allard (1960) sebagai berikut:
H = 2
2
f
g
2
g = Varians genetik
2
f = Varians fenotipe
Kriteria nilai heritabilitas menurut McWhirter (1979) dan Stanfield (1991)
adalah: H> 0.5, tinggi; 0.2≤ H≤ 0.5, sedang; H< 0.2, rendah.
c.. Uji LSI (Least Significance Increase)
LSI = t MSErc
11
t = nilai t-student pada pada derajat bebas dari MSE
c = jumlah ulangan kultivar pembanding
r = jumlah ulangan genotipe/kultivar yang diuji
MSE = varians galat percobaan dari Tabel 2.
Genotipe yang terpilih adalah genotipe yang memiliki rata-rata lebih besar
dari rata-rata kultivar pembanding + nilai LSI (Petersen, 1994).
3.5 Data Pengamatan
Data pengamatan yang diamati dalam penelitian ini adalah:
a. Umur berbunga (hst), dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam sampai
tanaman mulai berbunga, minimal 50 % dari tanaman yang ada pada satu plot
sudah berbunga.
b. Umur panen polong muda (hst), dihitung berdasarkan jumlah hari sejak tanam
sampai polong siap dipanen. Polong muda siap dipanen jika sudah terisi penuh
dan rata, warna polong hijau merata sampai hijau keputihan mengkilap.
c. Jumlah kluster per tanaman, dihitung berdasarkan jumlah bunga majemuk yang
muncul pada tanaman.
d.Jumlah polong per tanaman, ditentukan berdasarkan jumlah polong yang
muncul pada setiap tanaman.
e. Rata-rata jumlah polong per kluster, dihitung berdasarkan jumlah polong total
dibagi dengan jumlah kluster per tanaman.
f. Potensi bobot polong segar per tanaman (g), diukur berdasarkan jumlah bobot
polong muda pada tanaman menggunakan timbangan.
g. Rata-rata panjang polong per tanaman (cm), diukur dari pangkal sampai dengan
ujung polong menggunakan mistar.
h. Rata-rata jumlah lokul per polong, dihitung berdasarkan jumlah lokul yang ada
pada polong.
3.6 Jadwal Penelitian
Tabel 6 Jadwal Penelitian
Kegiatan/ bulan 6 7 8 9 10 11
Analisis tanah, persiapan lahan, mencangkul,
meratakan lahan, dan pembuatan plot x
Penanaman, pemeliharaan, panen, prosesing,
analisis tanah, dan pengamatan x x x x
Analisis data, pembuatan laporan, dan
penyerahan laporan hasil penelitian. x x
Seminar hasil penelitian dan penyerahan
naskah artikel untuk publikasi ilmiah x
Keterangan: angka enam sampai 11 menunjukkan bulan
Tanda x menunjukkan saat kegiatan dilakukan
3.7 Bagan alur kegiatan penelitian
3.8 Rincian Anggaran Penelitian
Tabel 7. Rekapitulasi biaya Penelitian
No. Rincian Biaya (Rp)
1 Upah tenaga kerja 2.000.000,00
2 bahan dan peralatan 3.500.000,00
4 Laporan penelitian dan
publikasi 2.000.000,00
Total keseluruhan 7.500.000,00
(Tujuh juta limaratus ribu rupiah)
Seleksi kacang panjang pada
lingkungan
pupuk organik
Keragaman luas
Keragaman sempit
Ada peluang dilakukann selesksi
Tidak perlu seleksi lanjutan
Tahun I (saat ini) Tahun II (tahun I untuk penelitian
selanjutnya
IDENTITAS DIRI
Nama : Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P.
NIP : 196002131986102001
Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 13 Pebruari 1960
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan / Pangkat : IVa
Jabatan Fungsional Akademik : Lektor kepala
Perguruan Tinggi : Universitas Lampung
Alamat : Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung
Telp./Faks. : -
Alamat Rumah : Rajabasa Permai Blok J No. 9 Bandar Lampung
Telp./Faks. : 082178118436
Alamat e-mail : nyimas.sadiyah.13@gmail.com
RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
Tahun
Lulus Jenjang Perguruan Tinggi
Jurusan/
Bidang Studi
1985 S1 Universitas Gadjah Mada Budidaya Pertanian/ Pemuliaan
Tanaman
1998 S2 Universitas Gadah Mada Agronomi/Pemuliaan Tanaman
2005 S3 Universtas Padjadjaran Ilmu Pertanian/Pemuliaan Tanaman
C. Pengalaman Penelitian dalam 3 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2020 Perakitan Varietas Unggul Cabai
Merah: Evaluasi Tanaman Cabai
Generasi M4
Mandiri ---
2 2019 Seleksi Genotipe Unggul dari
Genotipe Nomor 30 Cabai
(Capsicum annum L.) Varietas
Laris Generasi M3
Mandiri ---
3 2017 Perakitan Varietas Unggul Cabai
Merah Tahan Terhadap Penyakit
Antraknosa: Keragaman Dan
Heritabilitas Populasi Varietas
Ferosa Generasi M2
Hibah Unggulan
Universitas
35
D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 3 Tahun Terakhir
No Tahun Judul Pengabdian Pendanaan
Sumber Jumlah (Juta Rp)
1 2020 Pengenalan Dan Pemanfaatan
Tanaman Refugia Pada Sistem
Pertanian Ramah Lingkungan
DIPA Fakultas 5
2 2019 Pemanfaatan Lahan Pekarangan
untuk Sayur Organik Tanaman
Buah-Buahan dan
Tanaman Hias
DIPA Fakultas 5
3 2017 Pemanfaatan Tanaman
Berkhasiat Obat Untuk
Pembuatan Telur Asin Rendah
Kolesterol
DIPA Fakultas 5
E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal
No Judul Artikel Ilmiah Volume/
Nomor/Tahun
Nama Jurnal
1. SEGREGATION PATTERN OF
RESISTANCE TO SOYBEAN MOSAIC
VIRUS ON TANGGAMUS X TAICHUNG
CROSSED POPULATIONAT F2:3
GENERATION.
23 (2). pp. 125-133.
ISSN 0859-3132
Thn 2017
J. ISSAAS,
2. GENOTYPIC SELECTION ON RED CHILI
PLANTS RESISTANT TO
ANTHRACNOSE DISEASE AT M2
GENERATION
Vol 18 (2). pp. 151-
159. ISSN 1411-7525
Thn 2018
HPT Tropika.,
3 KERAGAMAN, HERITABILITAS DAN
KEMAJUAN GENETIK KARAKTER
AGRONOMI CABAI MERAH GENERASI
M3 HASIL IRADIASI SINAR GAMMA.
Vol. 7 (No. 3:). 503 -
510-510. ISSN ISSN
2337-4993
Thn 2019
J. Agrotek
Tropika.,
4 PENGARUH SUHU RUANG DAN LAMA
PENYIMPANAN TERHADAP VIGOR
BENIH DAN KECAMBAH SORGUM
VARIETAS SUPER-2.
, Vol. 7 (No. 3). pp.
443-449. ISSN ISSN
2337-4993
J. Agrotek
Tropika. ,:
September 2019
5 EVALUASI KARAKTER MORFOLOGI DAN
AGRONOMI UBI KAYU (MANIHOT
ESCULENTA CRANTZ) 13 POPULASI F 1
DI BANDAR LAMPUNG.
7 (1). ISSN 2337-
4993
Thn 2019
Jurnal Agrotek
Tropika,
F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan /
Seminar Ilmiah dalam 3 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar
Judul Artikel Seminar Waktu dan
Tempat
1. Seminar Nasional
“Pemanfaatan Tanaman
Lokal untuk Pangan dan
Industri”
Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma pada
Benih terhadap Keragaman Fenotipe
Cabai Merah. In:
03 August 2017,
Bandung.
2. Seminar Nasional dan
Rapat Dekan Tahunan
KERAGAMAN DAN
HERITABILITAS KARAKTER
Untirta, Serang 5-
7 juli 2018
BKS Barat AGRONOMI DAN KUALITAS
TOMAT RAMPAI (Lycopersicon
pimpinellifolium) HASIL
PERSILANGAN ANTARA BUAH
LONJONG DAN BUAH BULAT.
3. Seminar Nasional Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Pada
Benih
Terhadap Pertumbuhan Cabai Merah
(Capsicum annuum L.)
Jambi, 1819
Oktober 2018
4 Seminar Nasional Perhorti Analisis Korelasi antara Karakter
Agronomi dengan Produksi Cabai
Merah
Banjarmasin, 22-
23 Agustus 2019
5 Seminar Nasional Produktivitas Cabai Merah Generasi
M3 Hasil Iradiasi Sinar Gamma (tidak
diterbitkan)
9-11 September
2019
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila
terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Bandar Lampung, 22 Februari 2021
Ketua
(Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P.)
NIP 196002131986102001
Biodata
Nama Lengkap : Ir. Lestari Wibowo, M.P.
NIP : 196208141986102001
NIDN : 0014086203
Tempat dan Tanggal
Lahir
: Surabaya, 14 Agustus 1962
Jenis Kelamin : Perempuan
Pangkat-
Gol/Jab.fungsional
: IV /a / Lektor Kepala
Bidang Keahlian : Ilmu Hama Tanaman
Jabatan Struktural : ---
Alamat Kantor Jurusan : Agroteknologi
Fakultas : Pertanian
Telepon/fax : 081379165133
Email : Lestari.wibowo.62@gmail.com
lestari.wibowo@fp.unila.ac.id
Jenjang Pendidikan S1
Tahun Lulus : 1985
Jurusan/Fakult
as
: Hama dan Penyakit Tumbuhan/Pertanian
IPB
Kota, Negara : Bogor, Indonesia
Judul Skripsi : Biologi Ophiomyia phaseoli pada kacang
jogo (Phaseolus vulgaris)
S2
Tahun Lulus : 1994
Jurusan/Fakult
as
: Ilmu Hama Tumbuhan/Pertanian UGM
Kota, Negara : Yogyakarta, Indonesia
Judul Thesis : Laju pertumbuhan intrinsik Populasi
Nezara viridula pada kacang kedelai,
kacang panjang, dan buncis
A. Pengalaman Penelitian
No
Tahun JudulPenelitian Pendanaan
Sumber Jml
(jutaRp)
1 2017 Diversitas Morfologi dan Genetik Wereng Jagung dan Potensinya sebagai Vektor Penyakit Layu Jagung di Provinsi Lampung.
BLU UNILA –
HIBAH
PROFESOR
100
2 2017 Screening Isolat dan Pembuatan BLU UNILA – 35
Formulasi Kering Metarhizium sp.
sebagai Agensia Hayati Oryctes
rhinoceros
PENELITIAN
UNGGULAN
3 2018 Uji toksisitas ekstrak buah jarak pagar
terhadap walang sangit, ulat kubis, dan
ulat grayak
DIPA
FAKULTAS
PERTANIAN
UNILA
7,5
4 2019 Studi populasi walang sangit
(Leptocorisa oratorius) pada tanaman
padi sawah di Lampung Selatan
DIPA
FAKULTAS
PERTANIAN
UNILA
7,5
5 2019 Aspek Pengelolaan Hama Penyakit dan
Aspek Agronomis pada Lahan Sawah
Berefugia
DIPA
FAKULTAS
PERTANIAN
UNILA
7,5
B. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat tahun 2015-2017
No
Tahun JudulPengabdianKepadaMasyarakat Pengabdian
Sumber Jml
(JutaRp)
1 2017 PKM Pupuk Organik Plus DIKTI 50
2 2017 IbDM Agrotekno Kakao DIKTI 150
3 2018 Sosialisasi Pengelolaan agroekositem dalam
penerapan PHT tanaman padi sawah
DIPA Fakultas
Pertanian
5 jt
4 2019 Sosialisasi Penerapan PHT dan Penanaman
Refugia dalam Budidaya Tanaman Padi
Berbasis Konservasi
DIPA Fakultas
Pertanian
5 jt
5 2019 Sosialisasi Peningkatan Produktivitas
Kopi di Way Kanan
DIPA
Fakultas
Pertanian
5 jt
C. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Nasional tahun 2015-2017
No
JudulArtikel Ilmiah Tahun Nama Jurnal /
Volume/Nomor
1 Kemelimpahan dan Keragaman
Jenis Parasitoid Hama
Penggulung Daun Pisang
(Erionota thrax L.) di Kabupaten
Lampung Selatan
2015 JHPTTropika Vol 15
No. 1, ISSN: 1411-7525
Terakreditasi
2 The White-Bellied Planthopper 2017 JHPTTropika Vol 17
(Hemiptera : Delphacidae)
Infesting Corn Plants in South
lampung Indonesia
(1): 96-103, ISSN:
1411-7525 Terakreditasi
3 Keaneka ragaman arthropoda
Tanah pada Pertanaman Ubi
Kayu (Manihot utilissima)
2017 J. Agrotek Tropika Vol 5
No. 3: 158-164. ISSN:
2337-4993
4 Virulensi beberapa Isolat
Metarhizium anisopliae terhadap
Ulat Grayak di Laboratorium
2017 J. Agrotek Tropika Vol 5
No. 2: 96-101. ISSN:
2337-4993
5 The role of refugia in the
wetland paddy ecosystem
2018 Proceedings of the 6th
International Workshop on Crop
Production and Productivity
2018, Bandar Lampung 3-4
Desember 2018 ISBN 978-4-
909365-04-0-4
6 Uji Virulensi beberapa Isolat
Metarhizium sp. terhadap Larva
Oryctes rhinoceros
2019 Prosiding Seminar
Nasional PEI
Palembang, 12-13 Juli
2018. ISBN: 978-979-
587-788-2
7 INCIDENCE DYNAMIC OF
POD ROT DISEASE OF
COCOA CLONES IN
LAMPUNG, INDONESIA.
2018 J. HPT Tropika, 18 (2).
pp. 104-110. ISSN ISSN
1411-7525
8 Uji Efikasi Ekstrak Daun
Mimba, Daun Mengkudu dan
Babadotan terhadap Mortalitas
Larva Crocidolomia binotalis
Zell. di Laboratorium.
2018 Jurnal Agrotek Tropika,
6 (3). pp. 161-167. ISSN
2337-4993
9 Uji Patogenisitas Jamur Metarhizium sp. Isolat Salatiga dan Lampung Selatan terhadap Larva Oryctes rhinoceros di Laboratorium. Jurnal Agrotek Tropika,
2019 Jurnal Agrotek Tropika, 7 (3). pp. 315-323. ISSN 2337-4993
10 Efektifitas Metil Eugenol terhadap Penangkapan Lalat Buah pada Pertanaman Cabai di Kabupaten Tanggamus.
2019 Jurnal Agrotek Tropika, 7 (1). pp. 231-238. ISSN 2337-4993
11 UJI POTENSI DAUN KIPAHIT (TITHONIA DIVERSIFOLIA A. GRAY) SEBAGAI INSEKTISIDA BOTANI TERHADAP LARVA SPODOPTERA LITURA F. DI LABORATORIUM.
2019 Jurnal Agrotek Tropika, 7 (3). pp. 371-381. ISSN 2337-4993
D. Pengalaman seminar/lokakarya/penataran/workshop tahun 2013-
2016
No
Jenis kegiatan Tempat Waktu Penyaji/peserta
1 Seminar Nasional Persatuan Entomologi Indonesis di Palembang,
PEI Cabang
Palembang
12-13 juli 2018
Nara Sumber
2 the 6th International Workshop on Crop Production
and Productivity 2018, Bandar Lampung 3-4
Desember 2018
Bandar
Lampung
3-4
Desember
2018
pemakalah
3 Seminar nasional Lahan Kering di bandar
Lampung Bandar
Lampung
2019 pemakalah
4 Mengikuti Workshop Penyusunan Perangkat Pembelajaran Pendidikan Bahasa Indonesia BP-MKU Universitas Lampung, 17 - 19 Juli 2019
Bandar
Lampung
2019 peserta
5 Menghadiri Seminar: The 4th Shield International Conference 2019, 27 August 2019, Swiss Belhotel Bandar Lampung
Bandar
Lampung
2019 peserta
I . Keikutsertaan Dosen dalam organisasi keilmuan/profesi
N
o
Nama
organisasi
keilmuan/pofes
i
Posisi
(ketua/sekretaris/anggota
)
Kurun
waktu
Tingkat
(lokal/nasional/internasional
)
1
Himpunan
Entomologi
Indonesia
Anggota 1985 sd
sekaran
g
Nasional
2 Himpunan
Perkelapa
Sawitan
Indonesia
Anggota 2016 sd
sekaran
g
Nasional
3 Perhimpunan
Fitopatologi
Indonesia
Anggota 2017 sd
sekaran
g
Nasional
4 Member of The International Society for Southeast Asian Agricultural Sciences
anggota 2017 sd sekaran
g
Internasional
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya.
Bandar Lampung, 17 Februari 2020
Ir. Lestari Wibowo, M.P.
NIDN 0014086203
DAFTAR PUSTAKA
Baihaki, A. 1990. Peningkatan produktivitas kedelai melalui rekayasa tanaman.
Seminar Nasional Sehari STP Tanjungsari. Sumedang.
Crowder, L.V. 1997. Genetika Tumbuhan terjemahan Lilik Kusdiarti. Gadjah
Mada University Press. Yogya.
Direktorat Bina Produksi Hortikultura. 1993. Deskripsi Varietas Hortikultura
(Sayuran). Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan. Jakarta.
diversity in cowpea [Vigna unguiculata (L.) Walp.] varieties determined by
ARA and RAPD techniques. Afr. J. Biotechnol. 2(2)48-50.
Kasno, A., Trustinah, dan J. S. Utomo. 1999. Pemilihan tetua pada kacang panjang. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan 18(2):62-69.
Lin, C.S., M.R. Binns, and L.P. Lefkovitch. 1986. Stability analysis: where do we
stand?. Crop Sci. 26: 894-900.
Moll, R.H. and C.W. Suber. 1974. Quantitative genetics-empirical results relevent
to plant breeding. Adv. Agron.26: 277-314.
Pane, M. D. (2019, Oktober 24). Ini Fakta Tentang Sayur Organik yang Perlu
Anda Ketahui. Retrieved Februari 14, 2021, from
https://www.alodokter.com/ini-fakta-tentang-sayur-organik-yang-perlu-
anda-ketahui#:: alodokter.com/ini-fakta-tentang-sayur-organik-yang-perlu-
anda-ketahui#
Pasquet, R.S. 1998. Morphological study of cultivated cowpea Vigna unguiculata
(L.) Walp. : importance of ovule number and definition of cv.
Melanophthalmus. Agronomie 18:61-70.
Petersen, R.G. 1994. Agricultural Field Experiment. Marcel Dekker, Inc. New
Quamila, A. (2020, NOVEMBER 4). 8 Manfaat Kacang Panjang Bagi Kesehatan
(Benarkah Bisa Membesarkan Payudara?). Retrieved fEBRUARI 14,
2021, from https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/manfaat-
kacang-panjang-kesehatan-payudara/#gref:
https://hellosehat.com/kanker/kanker-payudara/manfaat-kacang-panjang-
kesehatan-payudara/#gref
Satata, B., & Kusuma, M. E. (2014). Pengaruh Tiga Jenis Pupuk Kotoran Ternak
(Sapi, Ayam, dan. Jurnal Ilmu Hewani Tropika a Vol 3. No. 2. Desember,
5-9.
Singh, R.K., and B.D. Chaudary. 1979. Biometrical Method In Quantitative
Genetics Analysis. Kalyani Publisher. New Delhi.267 p.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Yamaguchi, M. 1990. Asian vegetables. In Advances in New Crops. Edited by J.
Janick and J.E. Simon. Timber Press, Portland, OR.
Wahdah, R. 1996. Variabilitas dan pewarisan laju akumulasi bahan kering pada
biji kedelai. Disertasi. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran
Bandung. (tidak dipublikasikan).
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pelasanaan Penelitian
Pelasanaan penelitian sudah dilakukan. Kondisi lapangan dari awal persiapan samapi
kondisi saat dilaporkan dapat dilihat pada Gambar 1, 2, 3, 4, 5, dan 6.
Gambar 1. Persiapan lahan 24 Agustus 2021
Gambar 2. Pengisian polybag, 3 September 2021
Gambar 3. Penanam, 10 September 2021
Gambar 4. Pemasangan lanjaran 25 September 2021
Gambar 5. Kondisi tanaman, 19 Oktober 2021
Umur berbunga tanaman
Penelitian baru sampai pengamatan umur berbunga, jadi belum ada pembahasannya.
Penelitian masih berlangsung.
top related