seminar tugas akhir analisa pengukuran kadar … · sejenis lainnya terkadang sulit untuk...
Post on 08-Mar-2019
227 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISA PENGUKURAN KADAR LARUTAN TEMULAWAK MENGGUNAKAN METODE TLC
(THIN LAYER CHROMATOGRAPHY)
oleh :Zainal Abidin
NRP : 2407 100 609
Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh NopemberSurabaya
2011
SEMINAR TUGAS AKHIR
Dosen Pembimbing :Dr. Ir. Sekartedjo, MSc
NIP. 19500402 1979011 001
1.1 LATAR BELAKANG
• Didalam sebuah produk seperti cairan vitamin atau obatsejenis lainnya terkadang sulit untuk membedakandengan benar tentang unsur / zat yang terkandungdidalamnya.
• Dengan adanya kemajuan teknologi dibidangelektrokimia saat ini, seperti penerapan metodekromatografi lapisan tipis.
• Kegunaan dari kromatografi lapisan tipis (TLC) adalahmampu menganalisa senyawa berwarna dan takberwarna, membutuhkan waktu yang relatif cepat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka akantimbul permasalahan yaitu bagaimana menentukan kadarsenyawa temulawak dengan menggunakan TLC.
Adapun beberapa batasan masalah yang terdapatdalam penelitian ini adalah :
1. Plat lapisan tipis yang akan dipakai adalah plat yangsiap digunakan dan tidak perlu untuk membuatnya.
2. Tidak membahas perlakuan senyawa secara kimiadengan mendetail.
Adapun tujuan dari tugas akhir ini adalah untukmenentukan kadar senyawa temulawak denganmenggunakan TLC serta menganalisa kadar tersebut.
Untuk menunjang pelaksanaan tugas akhir ini digunakanbeberapa pustaka untuk menjadi bahan tinjauan ,antara lain:
1. Sherma. Joseph, and Fried. Bernard, Handbook of thin-layer chromatography, Marcel Dekker, Inc. New York, ISBN :0-8247-0895-4.
2. Operating manual TLC ( Thin Layer Chromatography )Scanner 3 – CAMAG, Switzerland.
3. Sastrohamidjojo. Dr. Hardjono, Kromatografi, UGMpenerbit ; Liberty Yogyakarta-Yogyakarta, 1991 ISBN 979-499-079-5.
Kromatografi adalah teknik pemisahan campurandidasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponencampuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padatatau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
2.1 Kromatografi Lapisan Tipis (Thin Layer Chromatography)
Gambar 2.1 Pemisahan Sampel
Beberapa keuntungan dari kromatografi lapisan tipis ini : Kromatografi lapisan tipis banyak digunakan untuk tujuan
analisis. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan
pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasimenggunakan sinar ultraviolet.
Metode pemisahan senyawa yang cepat, mudah danmenggunakan peralatan sederhana dalam menentukankadar.
Dapat digunakan sampel yang sangat kecil (mikro).
Temulawak telah lama diketahui mengandung senyawakimia yang mempunyai keaktifan fisiologi, yaitu curcuminoiddan minyak atsiri. Curcuminoid terdiri atas senyawa berwarnakuning curcumin dan turunannya (desmetoksikurkumin danbis-desmetoksikurkumin).
2.2 Sampel Temulawak
Gambar 2.2 Struktur Kurkuminoid
2.3 TLC Scanner 3 CAMAG
Alat TLC Scanner 3 CAMAG, terdiri atas bagian-bagianelektronik, yaitu :
A compartment for plate positioning (with motor driver). Optical system. Three light source ( Deuterium lamp, Tungsten – halogen
lamp, Mercury vapor lamp ). Scanner setup.
Terdapat 2 macam cara sistem kerja / sistem pengukuranTLC Scanner 3 CAMAG, antara lain:
Absorbance Mode. Fluorescence Mode.
MULAI
PERSIAPAN STANDARD, SAMPEL, DAN PLAT LAPISAN
TIPIS
INJECT STANDARD DAN SAMPEL PADA PLAT
PROSES PEMISAHAN
PROSES PENGUKURAN
ANALISA DATA PERHITUNGAN
HASIL ANALISA
SELESAI
BUAT KURVA KALIBRASI
MENGHITUNG KADAR
Ya
Tidak
Adapun metodologi yang digunakan pada penelitianini dapat dilihat pada gambar. 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Terdapat beberapa peralatan dan bahan yang digunakanuntuk menunjang penelitian ini. Peralatan yang digunakanmeliputi :
Plat lapisan tipis ukuran 20 x 20 cm, tebal 0.1-2 mm, yangterbuat dari plat aluminium tipis dan telah dilapisi silika gel.
Serbuk standard curcuminoid. Sampel yang akan dianalisa, berupa serbuk temulawak. Solvent / pelarut (sesuai dengan perlakuan sampel tertentu). Micropipet 100 µl. Bejana kaca. TLC Scanner 3 CAMAG.
PERSIAPAN SAMPEL &
MICROPIPET 100 μL
INJECT KE PLAT KERINGKAN
Gambar 3.2 Diagram Persiapan dan Inject Sampel
SIAPKAN BEJANA,
PELARUT, & PLAT SAMPEL
MASUKKAN PELARUT KEDALAM
BEJANA
MASUKKAN PLAT KEDALAM
BEJANATUTUP BEJANA
Gambar 3.4 Diagram Proses Pemisahan
LAKUKAN SCANNING
HASIL (PEAK & AREA)
BUAT KURVA KALIBRASI
MENGHITUNG KADAR SELESAI
SAMPEL LAMPU
TUNGSTEN-HALOGEN
MONOKROMATOR DETEKTOR
Gambar 3.6 Diagram Proses Pengukuran
Ada 2 Step Pengukuran, yaitu :1. Pengukuran (Scan) Spektrum Sampel dengan panjang
gelombang 200 – 600 nm.2. Pengukuran (Scan) dengan panjang gelombang 425 nm.
Gambar 3.7 Skema Diagram TLC Scanner
4.1 Analisa Data
No. Nama Senyawa Berat senyawa (ng) Area
1. Standard Curcuminoid 1 100 75002. Standard Curcuminoid 2 200 13132.343. Standard Curcuminoid 3 300 17018.334. Standard Curcuminoid 4 400 20668.435. Standard Curcuminoid 5 500 22902.216. Standard Curcuminoid 6 600 24620.627. Standard Curcuminoid 7 700 26447.638. Standard Curcuminoid 8 800 27259.929. Standard Curcuminoid 9 900 28230.53
10. Temulawak 1 712.50 26110.2111. Temulawak 2 713.81 26142.4912. Temulawak 3 723.55 26382.93
Setelah melalui proses scan maka akan mendapatkannilai area standard yang akan digunakan dalam kurvakalibrasi dan disertai pula besarnya berat senyawa standard,yaitu sebagai berikut :
Y = ax + bdimana, y = Area
a = Slopex = Berat Senyawab = Intercept
Untuk membuat kurva kalibrasi, terdapat 9 data hasil areastandard dan berat senyawa standard yang diketahuisebelumnya.
Gambar 3.10 Kurva Kalibrasi Standard Curcuminoid
Dari hasil kurva kalibrasi diatas didapatkan persamaan linier :Y = 24.69x + 8522 ; r = 0.95870
Gambar 3.11 Data Kurva Kalibrasi Standard Curcuminoid
Setelah membuat kurva kalibrasi, selanjutnya denganmemasukkan nilai area sampel temulawak yang telah diketahuidari proses pengukuran sebelumnya kedalam persamaanregresi linier dan hasilnya akan didapat berupa berat senyawasampel, yaitu sebagai berikut :
No. Nama Senyawa Berat Senyawa (ng)
1. Temulawak 1 712.50
2. Temulawak 2 713.81
3. Temulawak 3 723.55
Serbuk temulawak 100 mg dilarutkan kedalam 5 ml metanol(MeOH) lalu mengambil sampel dari larutan tersebut sebesar20 µl dengan micropipet.5000 µl x 712.50 ng = 178125 ng = 0. 178125 mg20 µl
Kadar dalam serbuk = 0. 178125 mg x 100 %100 mg
= 0. 178125 %
Hasil perhitungan kadar dengan TLC :
No. Nama Senyawa Kadar (%)
1. Temulawak 1 0.178125
2. Temulawak 2 0.178453
3. Temulawak 3 0.180887
Rata-rata 0.179155
Setelah melalui proses pemisahan, sampel yang beradadipermukaan plat menjadi bentuk berat senyawa dan tidaklagi terdapat pelarut didalam sampel karena pada saat selesaiproses pemisahan dan telah dikeringkan maka pelarut dalamsenyawa akan menguap secara sepenuhnya (sifat daripelarut) sehingga dari besar inject 0.1 µl yang diinjeksikanpada plat menjadi 100 ng setelah dikeringkan.
Hasil pengukuran pada kurva standard dan sampel yangtidak sejajar / berawal dari nol disebabkan karena posisi slittidak memulai / mengawali scan dari tepi senyawamelainkan langsung menuju ¼ bagian sampel dan adanyaketidaktelitian dalam menentukan batas scan didalampengaturan posisi scan sehingga ada sebagian senyawa lainyang ikut masuk sewaktu melakukan scan (ditunjukkan padagambar 3.9a).
5.1 KESIMPULANKesimpulan yang dapat diambil dari tugas akhir ini,
adalah sebagai berikut : Telah dapat ditentukan kadar curcuminoid dengan
menggunakan metode TLC. Hasil penentuan kadar sampel yang diukur adalah kadar
senyawa temulawak 1 sebesar 0.178125 % dan kadar senyawatemulawak 2 sebesar 0.178453 % serta kadar senyawatemulawak 3 sebesar 0.180887 %.
5.2 SARANBeberapa saran yang dapat disampaikan untuk
penelitian selanjutnya yaitu: Pada tugas akhir ini terdapat ketidaktelitian dalam
menentukan batas scan pada plat. Disarankan agar penelitiansejenis memperhatikan hal ini.
Pada tugas akhir ini kadar yang diketahui hanya kadarcurcuminoid. Penelitian dapat dikembangkan denganmengukur sekaligus kandungan unsur-unsur lain dalamsenyawa temulawak.
Dari penelusuran literatur dan studi selama melakukanpenelitian ini, diusulkan ide tentang penggunaan kameradigital sebagai pengganti scanner untuk menentukan jenisdan kadar zat/senyawa, seperti dapat dilihat pada lampiran.
1. Rosita, Lifdiana. “Perancangan Sistem Pencahayaan Hybrid diRuang Kelas C-122 Teknik Fisika ” Tugas Akhir JurusanTeknik Fisika FTI-ITS Surabaya. 2009.
2. Gritter, Bobbitt, and Schwarting, Pengantar kromatografi ;terjemahan Kosasih Padmawinata – Bandung, penerbit ITB,1991 ISBN 979-8001-45-1.
3. Sastrohamidjojo. Dr. Hardjono, Kromatografi, UGMpenerbit ; Liberty Yogyakarta-Yogyakarta, 1991 ISBN 979-499-079-5.
4. Touchstone, Joseph C and Dobbins, Murrell F., Practice ofThin Layer Chromatography, A Wiley-Intersciencepublication, John Wiley and Sons, Inc., Canada, 1978.
5. Thin Layer Chromatography – A Laboratory Handbook, E.Stahl (ed), Springer-Verlag, Berlin, Germany, 1965.
6. J.G. Kirchner, Thin Layer Chromatography, 2nd edn,Techniques in Chemistry, vol. XIV, Wiley-Interscience,Chichester, UK, 1978.
7. E. Stahl, in Thin Layer Chromatography – A LaboratoryHandbook, 2nd edn, E. Stahl (ed), Springer-Verlag, Berlin,Germany, 1969, 5.
8. A. Zlatkis, R.E. Kaiser, in HPTLC ( high performance thinlayer chromatography ), A. Zlatkis, R.E. Kaiser (eds),Elsevier, Amsterdam, Netherlands, 1977, 12.
9. Laboratory of Analytical Chemistry, Zagreb, Croatia. 1999.10. Operating manual TLC ( Thin Layer Chromatography )
Scanner 3 – CAMAG, Switzerland.
top related