sesi 1 - sistem pembayaran (oktober 2012)
Post on 14-Dec-2014
68 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA
Semarang, Oktober 2012
2
Agenda
1. Peran BI dalam Sistem Pembayaran 2. Sistem Pembayaran dan Setelment
3
PERAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM PEMBAYARAN
4
TUJUAN DAN TUGAS BANK INDONESIA
5
UU No. 23 No 1999 Tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan UU No. 3 Tahun 2004 Tentang Bank Indonesia:
Tugas BI Wewenang BI Mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran
(Pasal 8)
Memberikan izin penyelenggaraan jasa SP (Pasal 15)
Mewajibkan pelaporan penyelenggaraan jasa SP (Pasal 15)
Menetapkan penggunaan alat pembayaran (Pasal 15)
Mengatur sistem kliring antar bank (Pasal 16)
Menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank (Pasal 17)
Menyelenggarakan penyelesaian akhir (setelmen) antar bank (pasal 18)
TUGAS DAN WEWENANG BANK INDONESIA
6
Sistem Pembayaran Nasional yang efisien, cepat, aman, handal guna mendukung
Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan
Kebijakan Menetapkan arah
pengembangan SP secara nasional
Operasional Menyediakan layanan kliring dan setelmen (BI-RTGS, BI-SSSS,
SKNBI)
Katalisator/Fasilitator Mengkoordinasi dan mendorong
pengembangan industri SP (teknis, pengorganisasian, dan
pengaturan/hukum)
Pengawasan (Oversight) Monitoring dan melakukan
assessment penyelenggaraan SP (comply terhadap guidelines dan
standards)
Strategi Pengembangan (4/4) Peran BI dalam SP
7
Hub. Rekg. Giro
E-money
APMK
SKNBI
BI-RTGS
DHN
KUPU
Sistem Pembayaran
• Aturan • Lembaga • Mekanisme
pemindahan dana guna memenuhi kewajiban
ekonomi
Penyelenggara SP
Persetujuan & Izin dari BI
Laporan ke BI
Menetapkan Alat Pembayaran
Kliring
Mengatur sistem kliring antar bank (Rp dan Valas)
Dilakukan oleh BI atau pihak lain dg persetujuan BI
Setelmen
Setelmen Rp. Dan Valas dilakukan oleh BI atau pihak lain dengan persetujuan BI
Area Pengaturan Sistem Pembayaran (a/d UUBI saat ini)
Ketentuan yg telah terbit Ketentuan yg blm terbit, a.l
Derivasi Instrumen SP
Kliring di luar BI/Valas
APU/PPT Non Bank
SISTEM PEMBAYARAN
UU LPS
UU Kepailit
an
UU Perbankan/Perba
nkan Syariah
SRO (ASPI)
• Ketentuan teknis dan mikro
• Mitra BI sbg regulator
BI-SSSS
UUBI (+ amande
men)
UU PP TPPU
UU TD
UU Mata Uang UU OJK
Transfer Dana +
8
PERAN OPERASIONAL SISTEM BI-RTGS, BI-SSSS DAN SKNBI
BI RTGS
BI SSSS
SKNBI
• PENYELESAIAN TRANSAKSI PUAB • SARANA SETELMEN UNTUK OPERASI MONETER DAN TRANSAKSI SBN • PENYELESAIAN TRANSAKSI NASABAH • PENYELESAIAN TRANSAKSI PEMERINTAH
• SARANA PROSES PENYELESAIAN CEK/BG ANTAR BANK • SARANA TRANSFER KREDIT ANTAR BANK DENGAN JANGKAUAN KE SELURUH KANTOR CABANG BANK DI INDONESIA DENGAN NOMINAL SAMPAI DENGAN RP. 100 JUTA.
• SEBAGAI SARANA PENATAUSAHAAN SBN DAN SBI • SEBAGAI SARANA TRANSAKSI OPERASI MONETER • SEBAGAI SARANA TRANSAKSI PERDAGANGAN SBN ANTAR BANK/ANTAR NASABAH MELALUI SUB REGISTRY
9
PENGELOLAAN DANA SISTEM BI-RTGS, BI-SSSS DAN SKNBI
SETELMEN SETELMEN
P E S E R T A
SKNBI BI-RTGS
BI-SSSS
Ket.*) Data Rata-Rata Harian Transaksi Per Oktober 2011
394.581 transaksi *) Rp.8.032 M
506 transaksi Rp.85.780 M
66.807 transaksi Rp.298.553 M
Rp. 190 T Rp. 717 T
10
Sistem Pembayaran
11
Apa perbedaan Sistem Pembayaran dan Alat Pembayaran ?
?
12
Sistem Pembayaran
• Various means of payments Pasar Barang & Jasa
•Transfer dana dari l”ending bank “ke “borrowing bank “ biasanya untuk mengatasi kebutuhan likuiditas harian bank.
Pasar Uang Antar Bank
•Transfer dana untuk pembayaran Rupiah (IDR-leg) dari “bank penjual rupiah “ ke “bank penjual valas”
Pasar Valuta Asing
• Pembayaran sisi dana dari “securities buyer” ke “securities seller”
Pasar Surat Berharga
• Kontraksi : debit transfer dari BI ke bank
• Ekspansi : credit transfer dari BI ke bank
Operasi Moneter
• Penyelesaian transaksi SB/SUN, pembayaran d/r DAU, Pajak dll
Pemerintah (a.l. Fiskal)
“Perpindahan nilai uang” antara dua pihak dari “kegiatan pemindahan kepemilikan aset ekonomi lainnya”
Definisi Pembayaran
Payer Payee
Flow of other economic assets
Flow of money
Aktivitas Ekonomi Contoh Pembayaran
13
• Various means of payments Pasar Barang & Jasa
• Transfer dana dari “lending bank “ke “borrowing bank “ biasanya untuk mengatasi kebutuhan likuiditas harian bank.
Pasar Uang Antar Bank
• Transfer dana untuk pembayaran Rupiah (IDR-leg) dari “bank penjual rupiah “ ke “bank penjual valas”
Pasar Valuta Asing
• Pembayaran sisi dana dari “securities buyer” ke “securities seller”
Pasar Surat Berharga
• Kontraksi : debit transfer dari BI ke bank
• Ekspansi : credit transfer dari BI ke bank
Operasi Moneter
• Penyelesaian transaksi SB/SUN, pembayaran d/r DAU, Pajak dll
Pemerintah (a.l. Fiskal)
Memerlukan Sistem Pembayaran
“Suatu sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi (UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia Pasal 1)
Sistem Pembayaran
14
Merupakan dasar pengembangan Sistem Pembayaran di suatu negara. • Menjamin adanya aspek legalitas dalam penyelenggaraan Sistem Pembayaran
• Meliputi UU dan peraturan-peraturan yang mengatur aturan main berbagai pihak yang terlibat,
Meliputi berbagai lembaga yang secara langsung-maupun tidak langsung berperan dalam penyelenggaraan Sistem Pembayaran, antara lain: bank , sentra, bank, lembaga
keuangan bukan bank, kantor pos, lembaga kliring, Pasar modal, lembaga penyedia jasa jaringan komunikasi, lembaga penerbit kartu kredit
Mekanisme operasional diperlukan untuk melakukan perpindahan dana dari satu pihak ke pihak lain. Ilustrasi : Sistem/Mekanisme operasional antara lain kliring, sistem transfer antar bank dan
settlement.
Meliputi berbagai komponen teknis untuk memproses dan melakukan transfer dana seperti message format, sistem komputer Hw & Sw), jaringan komunikasi, sistem back-
up, disaster recovery plan dan lain-lain.
Merupakan media yang digunakan dalam pembayaran, Instrumen pembayaran tunai :
uang kertas, uang logam , Instrumen non-tunai , paper based : cek, bilyet giro, wesel dan lain-lain, electronic based : RTGS, card based : kartu debet/ATM, kredit
Kebijakan/Hukum
Kelembagaan
Infrastruktur
Mekanisme
Instrumen
Komponen Sistem Pembayaran
15
Credit Transfer
Debit Transfer
Paper Based
Cards Based
Elektronic Based
Paper based
Card based
Elektronic Based
Clearing Hauses
Banks
Others
Bank Teller
ATM
EDC
Computer
Mobile Phones
Others
Payment Instruments
Interbank Funds Transfer
Systems
Payment Systems
Operators
Delivery Channels
Sistem Pembayaran
16
Credit Transfer Debit Trasfer
Paper based Card based Electronic based Paper based
Paper less Kartu ATM Kartu ATM dan Debit Kartu Kredit Kartu prabayar (e-money)
Transfer kredit via RTGS dan SKNBI Server based e-money
Cek Bilyet Giro Nota Debit lain
Payment Instrumen
17
Uang•Mulai dari jeniskerang/batulogamemas/perak•Pertama kali diterbitkan secaraesmi oleh RI tahun1950-an (RIS)
Paper Based (Cek, BG , Wesel, Nota Debet, Nota Kredit dll) Mekanismemenggunakan sistemkliring di Bank Indonesia yakni:•Kiring manual dimulaisejak 1909 (DJB)• Sistem Otomasi Kliringsejak 1990
Alat PembayaranMenggunakan Kartu•Kartu Kredit dan Debit + ATM mulai diperkenalkanpada awal 1990 an•Mekanisme transfer danamelelui kliring APMK•Lembaga yang terlibat:Prinsipal, Penerbit, Perusahaan Switching, Perusahaan Personalisasi
Electronic Based•Transfer dana secaraelektronik (credit transfer) menggunakan•Sistem BI RTGS sejak2000 sampai saat ini•Sistem Kliring ElektronikJakarta sejak 1998 sampai 2005•Sistem Kliring NasionalBank Indonesia sejak2005 sampai saat ini
•Direct Debit
PerkembanganSistem pembayaranTerkini•Store Value Card (e-money)•Perkembangan Delivery channel • Internet banking•Electronic banking•Mobile banking•Phone banking
a little story
18
Sistem Pembayaran Nilai Besar (LVPS)
Sistem Pembayaran Ritel
Bank Komersial
• Paper-based payments • Card-based payments
• ATMs& EDCs • Internet banking/payments
• Mobile/phone banking/payments
Lembaga Lainnya
• Shared ATM & debit cards network • Payment gateways
• Postal money orders • Money remittances
• Electronic Bill Presentment & Payments
Bank Sentral
Real-Time Gross Settlement System (BI-RTGS)
Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
Sistem Pembayaran dan Setelmen di Indonesia
19
BI-RTGS BI-SSSS
SKN-BI Delivery Channels
(EDC, ATM, Internet, Mobile & Teller Input)
Banks
Switching Services
Settlement Banks
E-Clear (KPEI)
C-BEST (KSEI)
FX Settlement Banks
Retail Payment System
Large-Value Payment System
Capital Market
Transfer System and Money Market
Monetary Operation by BI
JATS Next G (BEI)
Payment Banks
USD CHATS (HK)
DVP
PVP IDR Inter-Bank Fund Transfer
Domestic Money Market
Securities Trading
Banks
Inter-Bank FX Trades
IDR Leg
Corr./Depo. Banks
Banks
Sinkronisasi Settlement
Perintah Transfer SB Aliran Informasi SB
Perintah Transfer Dana
FX Leg
Sistem Pembayaran sebagai Infrastruktur Sistem Keuangan Indonesia Saat Ini
20
SISTEM PEMBAYARAN
UU Perlindngn Konsumen
UU ITE
UU PP TPPU
UU Arbitrase dan ADR
UU Pembentukan Per-UU-
an
UU LPS
UU Kepailitan
UU PT
UU BANK INDONESIA
UU Perbankan/Perbankan
Syariah Meletakkan dasar kewenangan BI sbg regulator,
licensor, operator dan overseer di bdg SP +
Pengertian SP.
Pengakuan ketentuan BI dlm hierarki
peraturan perundangan Indonesia.
Pengakuan dok/info elektronik sbg alat
bukti sah serta kriteria tanda
tangan elektronik.
KYC dan laporan atas suspicious transaction
dlm transfer dana.
Pengaturan bentuk penyelenggara
sistem pembayaran, baik bank maupun
non-bank.
Dasar hukum pengaturan dan
penerapan prinsip perlindungan
konsumen dalam SP.
Dasar hukum pengaturan dan
pelaksanaan penyelesaian
sengketa di luar pengadilan.
Pengecualian prinsip zero hour
rules dalam sistem pembayaran.
Pengaturan status dana transfer.
Kewenangan bank & bank syariah melakukan kegiatan pemindahan dana.
UU Transfer Dana keamanan &
kelancaran serta kepastian dlm transfer dana
UU Mata Uang Kewajiban
penggunaan rupiah di wilayah NKRI
Peraturan Perundangan yang terkait dgn Sistem Pembayaran
UU OJK
Koordinasi Pengaturan Pengawasan untuk produk perbankan.
21
Pengembangan SP di Bank Indonesia
2000
2004
2008
2010 2011
Implementasi Sistem BI-
RTGS
Implementasi Sistem BI-SSSS Mekanisme
DVP
Inisiatif pengembangan Sistem BI-RTGS dan BI-SSSS Generasi II dimulai
2007 Mekanism
e PVP
Settlement Secara
Periodik Kliring Kredit
2005
Implementasi Sistem BIG-
eB
ImplementasiSKNBI
2009
Kliring Debet No Money No
Game
< 2000 Sistem Kliring Antar-Bank: Netting Transaksi Debet &
Kredit Perhitungan dan
Penyelesaian tersebar melalui KBI setempat
Tidak ada pembatasan transaksi
Direct Debit dan Bulk
Payments di SKNBI
22
“CONCERN” KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN
►Risk Reduction Sistem pembayaran yang mampu meminimalkan risiko dan
mendukung stabilitas sistem keuangan ►Efficiency Sistem pembayaran yang memungkinkan pemrosesan transaksi
secara mudah, cepat, akurat dengan biaya yang rendah ►Safety (Robust System) Sistem pembayaran yang padat dengan teknologi selalu menguji
keamanan dan keandalan sistem yang digunakan ►Fairness Sistem pembayaran yang dapat menjamin keseimbangan dalam
pengambilan kebijakan sistem pembayaran, dalam penyelenggaraan sistem pembayaran, dan keseimbangan akses masyarakat banyak kepada sistem pembayaran
►Consumer Protection Sistem pembayaran memberikan perhatian yang seimbang antara
kepentingan penyelenggara dan konsumen.
23
Risks
Credit risk
Liquidity risk
Settlement risk
FX Settlement risk
Legal risk
Operational risk
Business risk Systemic risk
Risiko Sistem Pembayaran
24
Credit risk: risiko yang terjadi pada saat counterparty tidak dapat memenuhi kewajiban bayarnya secara penuh pada saat jatuh tempo dan seterusnya.
Liquidity risk: risiko yang terjadi pada saat counterparty (atau peserta sistem) tidak dapat memenuhi kewajiban bayarnya secara penuh pada saat jatuh tempo.
Settlement risk: risiko tidak dapat diselesaikannya suatu perintah transfer dana sesuai yang diharapkan. Terdiri dari dari credit dan liquidity risk.
FX settlement risk: risiko yang dimiliki pelaku transaksi FX yang terjadi pada saat telah mengirim/mentransfer valuta yang dijualnya tapi belum ada kepastian akan menerima valuta yang dibelinya.
Legal risk: risiko kehilangan dana yang disebabkan ketidaksempurnaan aturan/ketentuan atau kurangnya ketegasan dalam menaati kontrak.
Operational risk: risiko yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan dalam operational systems, human errors atau BCP sehingga menimbulkan liquidity atau credit risks.
Business risk: risiko yang dapat menyebabkan gangguan terhadap posisi finansial/bisnis dalam infrastruktur pasar keuangan.
Systemic risk: risiko kegagalan suatu peserta sistem keuangan untuk memenuhi kewajibannya yang menyebabkan peserta lain tidak dapat memenuhi kewajibannya pula.
Risiko Sistem Pembayaran
25
KETERKAITAN SISTEM PEMBAYARAN DENGAN STABILITAS SISTEM KEUANGAN
Adanya sistem pembayaran yang efisien merupakan fondasi untuk mewujudkan adanya kestabilan sistem keuangan
Stabilitas Sistem Keuangan
Lembaga Keuangan yang sehat
Pasar keuangan yang efisien
Sistem pembayaran yang handal
“Sistem Pembayaran merupakan bagian dari infrastruktur pendukung Stabilitas Sistem Keuangan (SSK)”
26
Settlement
27
• Proses terjadinya perpindahan nilai uang dari satu pihak kepada pihak lainnnya dengan mendebit rekening pihak pembayar (payor) dan mengkredit rekening pihak penerima (payee)
• Dengan terjadinya settlement maka dana telah
berpindah secara efektif, final dan irrevocable (tidak dapat dibatalkan)
• Ada 2 jenis setelment, yaitu net setelment dan
gross setelment
PENGERTIAN SETTLEMENT
28
NET • Proses pendebitan dan
pengkreditan tidak dilakukan per transaksi
• Dilakukan off-setting terlebih dahulu antara hak dan kewajiban antar pihak atas transaksi-transaksi yang timbul
• Terdapat time lag sejak transaksi dilakukan sampai dengan terjadinya setelment
• Umumnya digunakan dalam penyelenggaraan paper-based clearing
GROSS • Perpindahan dana dilakukan
per transaksi dengan mendebit/mengkredit rekening para pihak secara simultan
• Sepanjang saldo pihak pembayar mencukupi maka proses pendebitan dan pengkreditan akan dilakukan saat itu juga (seketika) sehingga nyaris tidak ada time lag sejak instruksi pembayaran dilakukan sampai dengan settlement dilakukan
• Umumnya digunakan dalam penyelenggaraan sistem transfer dana antar bank yang bernilai besar
NET VS GROSS SETTLEMENT
29
PROS & CONS NET SETTLEMENT
• Kebutuhan likuiditas relatif kecil bagi pihak yang mempunyai kewajiban membayar yi hanya sebesar ‘net’ kewajiban yang harus dipenuhinya di akhir suatu periode tertentu (biasanya akhir hari).
• Tidak di perlukan fasilitas overdraft intra day karena settlement dilakukan pada akhir hari
• Risiko terpusat di akhir hari. • Adanya risiko sistemik dimana kegagalan salah satu
peserta dapat menyebabkan kegagalan peserta lainnya secara berantai.
• Apabila sistem tidak di ‘backup’ dengan suatu mekanisme untuk menjamin pembayaran pihak yang ‘gagal’ maka risiko ini akan menjadi beban penyelenggara settlement (bank sentral).
Pros Net
Kons Net
30
PROS & CONS GROSS SETELMEN
Pros Gross
• Mengeliminir risiko-risiko pembayaran khususnya bagi bank sentral, karena setiap transaksi hanya akan dibukukan sepanjang saldo cukup
• Agar bisa melakukan pembayaran setiap saat, dibutuhkan likuiditas harian yang relatif besar. Dalam hal ini peserta ‘gross settlement’ harus dapat mengelelola dananya dengan lebih baik.
• Adakalanya dibutuhkan suatu fasilitas overdraft intraday dari penyelenggara (bank sentral) untuk lebih menjamin kelancaran pembayaran.
Kons Gross
31
PENGIRIM BANK A BANK B PENERIMA
Mekanisme Transfer Antar Bank
Kantor bank
Bank B RTGS
KLIRING
Switching Company
32
Perbedaan Sarana Transfer Dana
KETERANGAN ATM SKNBI RTGS Pengiriman Transaksi Online Online Online
Penyelesaian Transaksi Per Transaksi Per Batch Per Transaksi
Waktu Operasional 24 Jam 08.00 – 16.00 WIB 06.30 – 16.30 WIB
Batasan Transaksi Rp10 juta Rp100 juta Tidak Terbatas
Dana Efektif Real Time Per 2 Jam Real Time
Jangkauan Terbatas pada peserta pada jaringan bersama ATM
Kantor Bank di seluruh Indonesia
Biaya Rp5.000 Rp.1.000 • Rp.7.000 s.d pukul 15.00
• Rp15.000 diatas pukul 15.00
Kepemilikan Rekening Harus Bisa Walking Customer
33
Perkembangan Transfer Dana Antar Bank
Sarana JUMLAH TRANSAKSI PROSENTASE Volume Nominal*) Volume Nominal
ATM 737.305 869.681 71,3 0,3 Kliring (SKNBI) 231.315 2.256.080 22,4 0,8 RTGS 65.428 271.607.953 6,3 98,9 RTGS **) (dibawah Rp100 juta)
24.575 823.037 2,4 0,3
TOTAL 1.034.048 274.733.714
*) dalam jutaan rupiah **) bagian dari jumlah RTGS
RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI PER DESEMBER 2011
34
top related