sistem ekonomi
Post on 10-Jul-2016
15 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAHSistem Ekonomi Politik
Diajukan guna melengkapi tugas Kuliah Pengantar Sosiologi dan Ekonomi PolitikProgram Studi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan (S1)
Disusun oleh kelompok 2Kelas D
1. Achmad Firdausi Halmi (140810101061)
2. Iswanto (140810101064)
3. Wanda Arum Malinda (140810101065)
4. Marine Marza Zafira (140810101075)
5. Elsa Permata Ari S (140810101079)
6. Zulfa Aniqa (140810101085)
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS JEMBER
2016KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentang SISTEM EKONOMI
POLITIK. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Jember, April 2016
Penyusun
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi Politik Lama dan Ekonomi Politik Baru
Istilah ekonomi politik pertama kali diperkenalkan oleh penulis Perancis, Antoyne de
Montchetien (1575-1621), dalam bukunya yang berjudul Triatise on Political Economy.
Sedangkan dalam bahasa Inggris, penggunaan istilah ekonomi politik terjadi pada 1767 lewat
publikasi Sir James Steuart (1712-1789) berjudul Inequiry into the Principles of Political
Economy.Ekonomi Politik lebih berkembang pada abad ke-14, saat terjadinya transisi dari
kekuasaan raja kepada kaum saudagar, yang lebih dikenal dengan era merkantilisme. Praktik
yang dilakukan kaum saudagar (merchant) yang sangat merugikan petani tidak disukai oleh
Francis Quesnay, yang pandangannya dikenal dengan sebutan fisiokratisme.
Tokoh-tokoh pemula dalam Ekonomi Politik yaitu :
David Ricardo (1772-1823).
Thomas Maltus (1766-1834).
J.S.Mill (1806-1873)
Ekonomi Poitik Lama
Ekonomi politik lama yang dipelopori oleh ekonom klasik seperti Adam Smith dan David
Ricardo. Adam Smith dan David Ricardo bisa dikatakan sebagai tokoh teori ekonomi klasik yang
menjadi dasar pendekatan teori ekonomi politik lama. Teori ekonomi politik lama menyatakan
bahwa pasar memiliki kemampuan untuk mengelola dirinya sendiri dalam artian kuat , dimana
pandangan seperti ini seringkali dijadikan dasar dalam menjalankan kebijakan pasar bebas.
Bahkan para ekonom klasik ini adalah yang pertama kalinya memandang perekonomian sebagai
sebuah sistem yang secara prinsip terpisah dari politik dan rumah tangga. Segala bentuk investasi
menurut mereka harus ada hasil yang nyata (return of investment). Siapapun bahkan negara
dalam melakukan investasi harus berpikir dulu berapa yang akan dihasilkan dari investasi yang
akan ditanamkan. Return of investment ini telah menjadi pijakan/dasar bertindak dalam
berinvestasi. Ekonom klasik tetap menganggap politik sebagai sesuatu yang penting, namun
tindakan-tindakan yang terkait dengan politik jangan terus-menerus mengintervensi pasar,
biarkan pasar berjalan apa adanya sehingga keuntungan akan diperoleh dari pasar yang bekerja
secara alami ini. Apabila mekanisme pasar bekerja secara alami atau dengan kata lain
perekonomian diserahkan kepada pasar tanpa intervensi politik maka akan berdampak pada
tumbuh dan berkembangnya perekonomian secara makro.
Teori klasik berpendapat bahwa peran pemerintah sebenarnya terbatas pada masalah
penegakan hukum, menjaga keamanan dan pembangunan infrastruktur.
Beberapa ekonom, penganut aliran klasik, memberi argumen tentang konsep pasar yang
mengatur dirinya sendiri, karena mereka beranggapan bahwa sistem pasar adalah sebuah realita
yang akan tercipta dengan sendirinya tanpa campur tangan pemerintah, dimana pasar memiliki
hubungan dengan negara tapi pasar bukan institusi bawahan dari Negara. Campur tangan negara
baru diperlukan manakala tidak ditemukan adanya keseimbangan atau kesempurnaan pasar.
Pasar yang sempurna ditentukan oleh permintaan dan penawaran itu sendiri. Penganut aliran
klasik juga menyatakan bahwa pasar memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dalam arti yang
kuat. Inilah yang sering kali disebut dengan ekonomi liberal dengan pasar bebasnya. Pandangan
teori klasik ini telah membuat istilah ekonomi politik sendiri menjadi kurang jelas pengertiannya.
Teori ini mengajukan pokok pikiran bahwa ekonomi tidak bersifat politik.
Ekonomi Politik Baru
Perkembangan ilmu ekonomi politik menunjukkan semangat dan gairah baru setelah lahir
dan tumbuh perspektif teori Ekonomi Politik Baru (EPB) atau ”The New Political Economy”
atau lebih dikenal dengan ”Rational Choice (RC)” dan ”Public Choice (PC)”. Teori ini berusaha
untuk menjembatani ilmu ekonomi dengan menelaah fenomena ekonomi dalam perspektif
mekanisme pasar, dan dengan fenomena dan kelembagaan non-pasar pada bidang di luar
ekonomi. Pendekatan EPB juga berusaha untuk memahami realitas politik dan bentuk-bentuk
sikap sosial lainnya dalam kerangka analisis, yang dianalogikan pada faktor individual, yang
rasional.
Dengan demikian, pendekatan EPB lebih bersifat liberal-individual tetapi tidak
berkembang tanpa memperhatikan realitas sosial sebagai basisnya. Dalam perspektif EPB, ilmu
ekonomi politik terbuka untuk memahami masalah, fenomena dan kelembagaan nonpasar,
termasuk melihat peran negara di dalam kegiatan dan transaksi ekonomi. Dengan demikian,
pendekatan EPB merupakan transformasi pendalaman teoritis untuk menjelaskan berbagai dari
aspek manusia dangan institusinya. Pendekatan EPB dalam tiga dekade terkahir terlihat jelas
dengan ditandai oleh tiga karya penting, yaitu :
a. Petani Rasional
Dikemukakan oleh Samuel Popkin.
Analisis EPB ini sangat aplikatif untuk melihat fenomena-fenomena ekonomi
Dikemukakan oleh Samuel Popkin. Analisis EPB ini sangat aplikatif untuk melihat
fenomena-fenomena ekonomi dan politik yang terjadi di negara berkembang. Dalam teori
ini Popkin melakukan analisis ekonomi politik yang didasarkan pada fakta dan eksistensi
alasan rasional, yang sesungguhnya ada pada sikap dan tindakan petani.
b. Pasar dan Negara
Dikemukakan oleh Robert Bates.
Merupakan proses perkembangan pendekatan EPB dalam menganalisis hubungan
rasional antara petani dengan politik, negara atau pemerintah. Dalam perspektif EPB ini,
interaksi kolektif melibatkan masyarakat luas dengan pemerintah sebagai pihak yang
mengeluarkan kebijakan melalui pasar. Pasar dimanfaatkan oleh petani sebagai instrumen
politik dan pasar dimanfaatkan politisi sebagai instrumen kontrol atas masyarakat.
c. Kebijakan Publik : Kelangkaan dan Pilihan
Dikemukakan oleh Donald Rotchild dan Robert Curry.
Menjelaskan hubungan kepentingan individu dengan kepentingan publik. Cara pandang
ini memperlakukan individu (yang terikat dalam kelembagaan) sebagai pengambil sikap
yang rasional. Kajian ini dipakai untuk mengklarifikasi pilihan-pilihan terbuka untuk
pengambilan keputusan, membantu menganalisis biaya dan manfaat suatu kebijakan
tertentu. Dengan dasar rasional tersebut, maka pengambi keputusan sampai pada pilihan
kebijakan yang baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Alokasi dan Kepemilikan Sumber-sumberdaya?
2. Bagaimana Ekonomi Pasar dan Efisiensi?
1.2.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Alokasi dan Kepemilikan Sumber-sumberdaya.
2. Untuk mengetahui bagaiman Ekonomi Pasar dan Efisiensi.
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1Alokasi dan Kepemilikan Sumber-sumber daya
Pelaksanaan suatu proyek pada umumnya terdiri dari beberapa aktifitas yang membentuk
jaringan kerja,dimana semua aktifitas tersebut memerlukan waktu, biaya dan sumber-sumber
daya. Penggunaan sumber-sumber daya tersebut apabila tidak diatur alokasinya akan
mengakibatkan penggunaan sumber daya yang tidak efisien atau bisa juga mempengaruhi
lintasan kritis dari yang sudah dibuat.
Alokasi Sumberdaya ada 2 yaitu :
1. Sumber daya tidak terbatas (Unlimited Resources Allocation).
Bila tingkat kebutuhan sumber daya ≤ (kurang dari ) jumlah sumber daya yang ada.
2. Sumber daya terbatas (Limited Resources Allocation).
Bila tingkat kebutuhan sumber daya > (lebih dari) jumlah sumber daya yang ada.
2.1.1 Pengalokasian Sumber Daya Ekonomi
a. Sumber daya alam
Ada dua jenis sumber daya alam, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui. Sumber daya alam dapat diperbarui tidak akan habis
selama masih bisa dikembangbiakkan. Contohnya tumbuhan dan hewan. Sementara itu, sumber
daya alam yang tidak dapat diperbarui terbentuk melalui proses alam selama jutaan tahun
sehingga tidak dapat diperbarui oleh manusia. Contohnya bahan tambang dan minyak bumi.
Semua kekayaan alam yang tersedia tersebut harus dimanfaatkan dan dikelola dengan baik
sehingga memberi manfaat besar bagi kemakmuran rakyat. Misalnya tanah dapat dimanfaatkan
untuk mendirikan bangunan, lahan pertanian, perkebunan, peternakan, dan perumahan.
Cadangan mineral seperti emas dan besi digunakan sebagai bahan baku industri. Batu bara dan
minyak bumi dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar.
Oleh karena itu sebagian sumber daya alam sifatnya tidak dapat diperbarui, harus
dimanfaatkan secara hemat dan efisien. Jika tidak, tidak mungkin akan terkuras dan akhirnya
habis. Kelak, generasi selanjutnya tidak lagi bisa menikmati kekayaan alam tersebut.
b. Sumber daya modal
Sumber daya modal atau kapital memberi kontribusi bagi kegiatan produksi maupun
pendukung sarana sosial dan ekonomi. Uang, mesin, peralatan industri, gedung, kendaraan, jalan
raya, dan jembatan merupakan contoh modal. Modal ini digunakan untuk meningkatkan
produksi dan pembangunan ekonomi.
Pengalokasian dan pemanfaatan sumber daya modal tersebut harus dilakukan secara merata
dan efisien. Selain itu, sumber daya modal juga harus dijaga dengan sebaik-baiknya. Salah satu
caranya dengan merawat agar tahan lama.
c. Sumber daya manusia
Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam proses produksi dan pembangunan.
Hal tersebut karena manusia itu sendiri adalah pelaksana utama dalam seluruh proses
pembangunan maupun produksi. Dalam proses produksi ada dua unsur dari sumber daya
manusia, yaitu tenaga kerja dan kewirausahaan.
Sumber daya manusia memanfaatkan kekuatan fisik, keahlian, dan kepribadian manusia.
Kekuatan fisik manusia tercermin dari kesehatan dan kemampuan fisiknya. Manusia yang sehat
dan kuat tentu dapat bekerja dan belajar dengan baik. Selain fisik yang sehat dan kuat, keahlian
yang dimiliki seseorang juga menentukan kualitas sumber daya manusia. Sementara itu,
kepribadian ditentukan oleh sikap jujur dan keadilan seseorang.
1. Jika suatu alokasi sumber daya dapat memaksimalkan Surplus Total, maka alokasi itu
dikatakan memiliki efisiensi (efficiency). Apabila suatu alokasi tidak memiliki efisiensi,
maka sebagian keuntungan dari perdagangan antara penjual dan pembeli tidak terwujud,
dan hilang begitu saja.
2. Suatu barang/jasa tidak dibeli oleh konsumen yang memberikan penilaian tertinggi
terhadap barang/jusa tersebut. Pada kasus ini, kegiatan konsumsi tersebut juga sedapat
mungkin dialihkan dari pembeli yang memberi penilaian rendah ke pembeli lain yang
memberikan penilaian lebih tinggi terhadap barang/jasa tadi, demi meningkatkan surplus
total .
Contoh:
Alokasi yang ada di suatu pasar disebut tidak efisien jika:
Ada suatu jenis barang yang tidak diproduksi dengan biaya terendah. Dalam kasus ini, kegiatan
produksi barang tersebut sebaiknya dialihkan dari produsen lama ke produsen yang bisa
menurunkan biayanya agar Surplus Total di pasar yang bersangkutan dapat meningkat.
2.1.2 Keputusan Pengalokasian Sumber Daya
Dalam pengaokasian dan menggunakan sumber daya, persoalan yang muncul adalah
fakta terbatasnya sumber daya (alat pemuas kebutuhan manusia) dibandingkan dengan
kebutuhan manusia yang tak terbatas. Sekiranya sumber daya tidak terbatas, tentu tidak akan
pernah ada persoalan di dalam pembagian alokasi sumber daya. Udara misalnya, tidak akan
pernah menjadi persoalan karena jumlahnya tidak terbatas. Setiap orang bisa menghirup udara
sepuasnya tanpa menyebabkan kekurangan konsumsi udara orang lain. Ketika tanah masih amat
luas dan tidak banyak peghuninya, tidak pernah menjadi masalah pengaokasian. Akan tetapi,
ketika penduduk sudah berkembang, muncu pertanyaan tentang berapa luas dan di mana
seseorang bisa memiliki atau menggunakan tanah. Demikian juga dengan berbagai barang yang
jumlahnya terbatas. Berkaitan dengan keterbatasan itu, secara umum pengambila keputusan
dalam mengalokasikan sumber daya dan sumber dana terbtas bisa dibagi dalam beberapa bentuk,
yaitu altruisme, anarki, pasar dan pemerintah.
1. Altruisme
Altruisme merupakan pola alokasi sumber daya ekonomi atas dasar hubungan dan
sistem pemberian (gift relationship). Jika ada keluarga dekat yang sakit dan
memerluka donasi darah, bisa didapatkan berdasarkan altruisme yang melibatkan
hubungan moral atau emosional karena rasa kemanusiaan, persahabatan dan
sebagainya.
2. Anarki
Cara anarki adalah bentuk pengalokasian sumber daya tanpa hukum dan aturan
(lawessness atau an absence of ruling). Hasil dari pengalokasian sumber daya
semacam ini biasanya akan menimbulkan kekacauan, bahkan pada akhirnya
cenderung melenyapkan manfaat dari komoditas publik tersebut.
3. Pasar
Dalam kaitan ini alokasi sumber daya diserahkan sepenuhnya pada “pasar” yaitu
kekuatan dari calon penjual dan calon pembeli. Secara lebih khusus yang menentukan
adalah sistem harga. Sebagai contoh, munculnya penjual bakso dan penjual mie
semata – mata karena adanya permintaan dari masyarakat. Kalau permintaan itu tidak
ada, atau ada pergeseran dari permintaan bakso ke permintaan akan gado – gado,
tentu orang akan mengikuti pasar, yaitu akan berjualan gado – gado. Apakah sumber
daya akan digunakan untuk menanam sayuran dan berternak sapi, pada akhirnya
tergantung pada pasar atau kekuatan suppy dan demand.
4. Pemerintah
keputusan aloksi sumber daya atau barang publik juga ditentukan oleh pemerintah
karena dalam kasus tertentu, swasta atau pasar sering tidak mampu
mengalokasikannya. Misal, alokasi pembuatan jembatan umum. Hampir tidak ada
pihak perseorangan atau perusahaan yang mau membuat jembatan untuk kepentingan
umum. Hal ini karena apabila jembatan itu jadi, semua orang akan memakai jembatan
tanpa memandang siapa yang mengupayakannya. Oleh karena itu, pemerintah
mempunyai peran dalam menghasilkan barang atau mengalokasikan sumber daya
publik.
2.2 Ekonomi Pasar dan Efisiensi
Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai
dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem
ini sesuai dengan ajaran Adam Smith, dalam bukunya “An Inquiry Into the Nature and Cause of
the Wealth of Nations.” Sistem ekonomi ini menghendaki adanya kebebasan individu dalam
melakukan kegiatan ekonomi. Artinya setiap individu diakui keberadaannya dan mereka bebas
bersaing. Sistem ekonomi pasar mendorong setiap pelaku ekonomi untuk melakukan yang
terbaik agar memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Setiap hasil produksi harus mampu
bersaing dengan produk-produk lain. Karena hanya produk berkualitas saja yang akan laku
dipasaran. Di lain pihak, pemerintah tidak boleh ikut campur dalam kegiatan ekonomi.
Pemerintah hanya bertugas melindungi, menjaga, dan memberi fasilitas agar setiap individu
dapat menjalankan hak dan kebebasannya dengan sebaik-baiknya.
Ciri sistem ekonomi pasar adalah :
1. Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal
2. Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya
3. Aktivitas ekonomi ditunjukan untuk memperoleh laba
4. Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (swasta)
5. Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar
6. Persaingan dilakukan secara bebas
7. Peranan modal sangat vital
Kelebihan sistem ekonomi pasar :
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur kegiatan ekonomi
2. Setiap individu bebas memiliki sumber-sumber produksi
3. Munculnya persaingan untuk maju
4. Barang yang dihasilkan bermutu tinggi
5. Efisiensi dan efektivitas tinggi karena setiap tindakan ekonomi didasarkan atas motif
mencari laba
Kekurangan system ekonomi pasar:
1. Sulitnya melakukan pemerataan pendapatan.
2. Cenderung terjadi eksploitasi kaum buruh oleh para pemilik modal.
3. Munculnya monopoli yang dapat merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian.
2.2. 1 Efisiensi Pasar
Secara umum efisiensi pasar (Market efficiency) didefinisikan oleh Beaver (1989) sebagai
hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi.
2.2.1.1 Efisiensi Pasar berdasarkan pada nilai intrinsik sekuritas
Untuk konteks sekuritas-sekuritas yang harganya menyimpang dari nilai intinsiknya atau
fundamentalnya, maka efisiensi pasar diukur dari seberapa jauh harga-harga sekuritas
menyimpang dari nilai intrinsiknya. Dengan demikian suatu pasar yang efisien menurut konsep
ini dapat didefinisikan sebgai pasar yang nilai-nilai yang sekuritasnya tidak menyimpang dari
nilai-nilai intrinsiknya.
2.2.1.2 Efisiensi Pasar berdasarkan akurasi dari ekspektasi harga
Fama (1970) mendefinisikan paar yang efisien sebagai berikut: Suatu pasar sekuritas
dikatakan efisien jika harga-harga sekuritas mencerminkan secara penuh “Informasi yang
tersedia”. Definisi ini menimbulkan banyak perdebatan, dan sehingga Fama juga menyadari
bahwa definisinya sulit dibuktikan secara empiris, karena dibutuhkan suatu benchmark yang
menunjukkan akurasi dari ekspektasi harga semua investor. Fama mencoba menginformasikan
definisinya dengan mendefinikan suatu fungsi dari harga-harga di masa datang yang tergantung
dari sel informasi yang tersedia di periode sekarang. Fungsi dari harga-harga di masa mendatang
akibat informasi yang tersedia menjadi bench mark yang kemudian dibandingkan dengan fungsi
harga-harga di masa datang yang terjadi karena informasi yang benar-benar digunakan oleh
pasar. Perbedaan harga dari kedua fungsi tersebut dianggap sebagai pasar yang tidak efisien.
2.2.1.3 Efisiensi Pasar efisiensi pasar berdasarkan Distribusi Informasi
Pasar dikatakan efisien terhadap suatu sistem informasi , jika harga-harga sekuritas
bertindak seakan-akan setiap orang mengamati sistem informasi tersebut”.“The Market is
eficient with respect to some specified information system, if and ony if security prices add as if
everyone observes the information system).”Definisi ini secara implisit mengatakan bahwa jika
seorang mengamati suatu sistem informasi yang menghasilkan informasi, maka setiap orang
dianggap mendapatkan informasi yang sama.Pendapat / Definisi tersebut diungkakan oleh
Beaver (1970).
2.2.1.4 Efisiensi Pasar didasarkan pada proses dinamik
Definisi Efisiensi Pasar didasarkan pada proses dinamik memperimbangkan distribusi
informasi yang tidak simetris dan menjelaskan bagaimana pada harga-harga akan menyesuaikan
karena informasi tidak simetris tersebut.Definisi yang mendasarkan pada proses yang dinamik ini
menekankan pada kecepatan penyebaran informasi yang tidak simetris, pasar dikatakan efisien
jika penybaran informasi ini dilakukan secra cepat sehingga informasi menjasi simetris, yaitu
setiap orang memiliki informasi ini.
Konsep dari efisiensi dalam alokasi sumber daya mempunyai pengertian yang rinci dan baku.
Berikut ini adalah tiga syarat yang harus dipenuhi agar suatu sistem alokasi benar-benar efisien :
Efisiensi dalam konsumsi
Pada sisi permintaan dari suatu perekonomian, para konsumen saling mengadakan
pertukaran demi memaksimalkan kebutuhan masing-masing pihak. Suatu sistem baru dikatakan
efisien apabila peluang pertukaran sudah tertutup, dimana seorang konsumen tidak dapat
meningkatkan kepuasannya tanpa menurunkan kepuasan dari konsumen lainnya (pareto
optimum).
Efisiensi dalam Produksi
Pada sisi penawaran, para produsen menyediakan atau menjual berbagai barang dan jasa.
Sistem alokasi dikatakan efisien jika suatu perekonomian tidak dapat memproduksi tanpa
mengurangi produksi barang yang lain, dimana hal ini dapat dicerminkan dengan batas kurva
kemungkinan produksi.
Efisiensi dalam paduan produk (product mix efficiency)
Nilai-nilai yang dinikmati konsumen dari suatu barang persis sama dengan harga atau
pengorbanan yang diserahkannya, atau sama dengan biaya marjinalnya.Berdasarkan serangkaian
harga kompetitif atas berbagai produk dan dan faktor produksi, mekanisme pasar akan mencapai
situasi dimana efisiensi dalam konsumsi, produksi serta efisiensi total atau efisiensi dalam
perekonomian secara keseluruhan hadir secara serentak.
Namun kemampuan mekanisme pasar untuk memenuhi segenap syarat efisiensi tersebut
hanya berlaku pada sebagian jenis barang tertentu, serta tidak berlaku untuk jenis barang-barang
lainnya. Mekanisme pasar hanya cocok untuk barang-barang konsumsi bersifat privat (bersifat
rivalry dan excludable), termasuk barang-barang yang memiliki sifat externalities dan
kepemilikannya selalu diperebutkan serta tidak bisa dinikmati banyak pihak dalam waktu
bersamaan. Perekonomian yang mengandalkan mekanisme pasar juga tidak bisa mengatasi
masalah yang berkaitan dengan masalah yang berdimensikan sosial seperti masalah pemerataan
pendapatan dan keadilan sosial pada umumnya.
Masalah paling mendasar dalam suatu perekonmian pasar terletak pada fungsi
internalnya. Bahkan sebaliknya, jika kondisi-kondisi atau syarat-syarat bagi berlangsungnya
alokasi pasar telah dipenuhi maka efisisensinya pasti tercapai. Masalah pokok berkenaan dengan
alokasi pasar tersebut terletak pada kecilnya peluang bagi penerapan fungsi ekonomi pasar secara
sempurna, dimana apa yang disebut dengan adanya kegagalan pasar (market failure) serta
masalah distribusi pendapatan dan merit goods.
Sejauh mana kegagalan pasar yang akan terjadi tidak hanya tergantung pada mekanisme
dari beroperasinya mekanisme pasar, namun juga ditentukan oleh kemampuan pemerintah dan
birokrasinya dalam mengatasi kegagalan pasar tersebut (government failure).
Alokasi sumberdaya dan redistribusi pendapatan melalui anggaran pemerintah memang
dapat mengatasi kegagalan pasar, namun keterlibatannya tersebut perlu dibatasi. Disamping itu,
dalam ekonomi pasar selalu melakukan deregulasi terhadap aturan-aturan yang disinyalir dapat
menghambat mekanisme pasar.
BAB 3. PENUTUP
3.1.1 Kesimpulan
Ekonomi politik lama yang dipelopori oleh ekonom klasik seperti Adam Smith dan David
Ricardo. Adam Smith dan David Ricardo bisa dikatakan sebagai tokoh teori ekonomi klasik yang
menjadi dasar pendekatan teori ekonomi politik lama. Teori ekonomi politik lama menyatakan
bahwa pasar memiliki kemampuan untuk mengelola dirinya sendiri dalam artian kuat , dimana
pandangan seperti ini seringkali dijadikan dasar dalam menjalankan kebijakan pasar bebas.
Bahkan para ekonom klasik ini adalah yang pertama kalinya memandang perekonomian sebagai
sebuah sistem yang secara prinsip terpisah dari politik dan rumah tangga. Segala bentuk investasi
menurut mereka harus ada hasil yang nyata (return of investment). Sedangkan Perkembangan
ilmu ekonomi politik menunjukkan semangat dan gairah baru setelah lahir dan tumbuh perspektif
teori Ekonomi Politik Baru (EPB) atau ”The New Political Economy” atau lebih dikenal dengan
”Rational Choice (RC)” dan ”Public Choice (PC)”. Teori ini berusaha untuk menjembatani ilmu
ekonomi dengan menelaah fenomena ekonomi dalam perspektif mekanisme pasar, dan dengan
fenomena dan kelembagaan non-pasar pada bidang di luar ekonomi. Pendekatan EPB juga
berusaha untuk memahami realitas politik dan bentuk-bentuk sikap sosial lainnya dalam
kerangka analisis, yang dianalogikan pada faktor individual, yang rasional. Didalam sistem
ekonomi poltik baru terdapat pembahasan alokasi sumber daya dan efisiensi pasar. Dimana
pengalokasian sumber daya ada 2 yaitu :
1. Sumber daya tidak terbatas (Unlimited Resources Allocation).
Bila tingkat kebutuhan sumber daya ≤ (kurang dari ) jumlah sumber daya yang ada.
2. Sumber daya terbatas (Limited Resources Allocation).
Bila tingkat kebutuhan sumber daya > (lebih dari) jumlah sumber daya yang ada.
Sistem ekonomi pasar suatu sistem ekonomi dimana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari
produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sedangkan
efisiensi pasar membahas tentang hubungan antara harga-harga sekuritas dengan informasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hudiyanto. 2008. Ekonomi Politik, Jakarta. Bumi Aksara
Gie, Kwik Kian. 1997. Kapitalisme di Inodnesia. Kompas, 21 April 1997.
Mubyarto. 1997. Kapitalisme, UUD 45, dan Kwik Kian Gie. Kompas, 7 Mei 1997.
Schumacher, E.F. 1987. Kecil Itu Indah: Ilmu Ekonomi yang Mementingkan Rakyat Kecil.
LP3ES, Jakarta
Sindhunata. 1997. Tony Blair, Kwik Kian Gie, dan Mubyarto. Kompas, 24 Mei 1997.
Usman, Sunyoto. 2003. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, Yogyakarta. Pustaka
Pelajar.
http://saifoemk.lecture.ub.ac.id/files/2012/01/Resource-Allocation.pdf
elisa1.ugm.ac.id/.../Lecture%20note_Kepemilikan%20.pdf
https://titaviolet.wordpress.com/2009/11/07/efisiensi-pasar/
http://mikirserius.blogspot.co.id/
top related