sk-3 mencret.docx
Post on 29-Nov-2015
14 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LO.1. Menjelaskan dan Memahami Pengertian Asam Basa
LI.1.1. Definisi
LI.1.2. Klasifikasi
LO.2. Menjelaskan dan Memahami Keseimbangan Asam Basa
LI.2.1. Definisi
LI.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
LI.2.3. Mekanisme
LO.3. Menjelaskan dan Memahami Gangguan Keseimbangan Asam Basa
LI.3.1. Definisi
LI..3.2. Klasifikasi
LI.3.3. Etiologi
LI.3.4. Gejala Klinis
LI.3.5. Tatalaksana
LI.3.6. Analisa Gas Darah
LO.1. Menjelaskan dan Memahami Pengertian Asam Basa
LI.1.1. Definisi
Bronsted dan Lowry (1923) :
Asam : zat yang dapat memberikan ion H⁺ ke zat lain (donor proton)
Basa : zat yang dapat menerima ion H⁺ dari zat lain (akseptor proton)
Arrhenius
Asam : senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion H⁺
Basa : senyawa yang jika dilarutkan dalam air menghasilkan ion OH⁻
LI.1.2. Klasifikasi
Berdasarkan kemampuan melepaskan ion H⁺, asam basa dibagi menjadi :
Asam Lemah
Asam lemah adalah asam yang berdisosiasi sebagian dalam air (berdisodiasi tidak
sempurna). Contoh : asam karbonat dalam air hanya akan terdisosiasi sebagian menjadi
ion H⁺ dan HCO₃⁻. Contoh lain : CH₃COOH, HF, HCN
Asam Kuat
Asam kuat adalah asam yang berdisosiasi sempurnya dalam air. Contoh : HCl dalam air
akan berdisosiasi seluruhnya menjadi ion H⁺ dan ion Cl⁻. Ion H⁺ yang terbentuk akan
diikat oleh molekul air. Contoh lain : H₂SO₄, HNO
Basa Lemah
Basa lemah adalah basa yang hanya terdisosiasi sebagian dalam air atau suat
persenyawaan yang bergabung tidak sempurna dengan ion H⁺ dalam larutan air.
Contoh : NH₄OH
Basa Kuat
Basa kuat adalah persenyawaan yang berdisosiasi secara sempurna dalam larutan air.
NaOH dalam air akan terdisosiasi seluruhnya menjadi ion Na⁺ + OH⁻. Ion OH⁻ yang
terbentuk akan bereaksi dengan ion H⁺ dari air. Contoh lain : KOH, CaCOH₂
(gangguan keseimbangan air-elektrolit dan asam basa edisi ke-2)
(Cerdas Belajar Kimia Oleh Nana Sutresna)
LO.2. Menjelaskan dan Memahami Keseimbangan Asam Basa
LI.2.1. Definisi
Keseimbangan asam-basa adalah keseimbangan io hydrogen. Walaupun produksi asam
akan terus menghasilkan ion hydrogen dalam jumlah banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen
tetap dipertahankan pada kadar normal pH 7.4. cairan tubuh harus dilindungi dari perubahan
pH karena sebagian besar enzim sangat peka terhadap perubahan pH. Mekanisme
dipertahankan pH ini harus berjalan terus menerus karena asam dan basa akan terbentuk secara
terus menerus (asam karbonat, asam sulfat, asam fosfat, asam laktat, asam sitrat, ion
ammonium, asam asetoasetat)
LI.2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
LI.2.3. Mekanisme
Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari tiga
system, yaitu system buffer, system paru dan system ginjal. Prinsip pengaturan keseimbangan
asam-basa oleh system buffer adalah menetralisir kelebihan ion hydrogen, selanjutnya proses
eliminasi dilakukan oleh paru dan ginjal. Untuk jangka panjang kelebihan asam atau basa
dikeluarkan oleh ginjal dan paru, untuk jangka pendek tubuh dilindungi dengan mekanisme
system buffer. Mekanis buffer tersebut bertujuan untuk mempertahankan pH darah antara
7.35-7.45.
System buffer
System buffer disebut juga sebagai penahan atau penyangga, Karen dapat menahan
perubahan pH. System buffer merupaka larutan yang mengandung asam dan basa konjugasinya.
Buffer ini terdiri dari asam lemah yang menjadi donor ion hydrogen dan basa lemah sebagai
aksepto ion hydrogen. Fungsi utama buffer ini adalah mencegah perubahan pH yang disebabkan
oleh pengaruh asam fixed dan asam organic pada cairan ekstraselluler. Tetapi buffer memiliki
keterbatasan, yaitu :
Tidak dapat mencegah perubahan pH di cairan ekstraseluler yang disebabkan karena
peningkatan CO₂
System ini hanya berfungsi bila system respirasi dan pusat pengendalian pernafasan
bekerja normal.
Kemampuan menyelenggarakan system buffer tergantung pada tersedianya ion
bikarbonat
Di dalam tubuh terdapat beberapa system buffer yaitu system buffer asam karbonat-
bikarbonat, system buffer protein, system buffer hemoglobin, dan system buffer fosfat.
System buffer asam karbonat-bikarbonat
H₂O + CO₂ ↔ H₂CO₃ ↔H⁺ + HCO₃⁻
CO bereaksi dengan H₂O membentuk H₂CO₃ yang kemudian berdisosiasi menjadi ion
hydrogen dan anion karbonat (basa konjugasi) melalui suatu reaksi yang reversible. Karena
bersifat reversible, penambahan konsentrasi dari suatu komponen menyebabkan perubahan
konsentrasi komponen lainnya. Bila terjadi peningkatan [H⁺], maka terjadi interaksi dengan ion
karbonat sehingga terbentuk asam karbonat (H₂CO₃). Berarti dalam hal ini ion bikarbonat
bertindak sebagai basa lemah karena menerima kelebihan ion hydrogen. Asam karbonat yang
terbentuk akan mengalami disosiasi menjadi CO₂ dan air, dan CO₂ yang dihasilkan akan
dikeluarkan melalui paru. System buffer ini merupakan system buffer terbaik pada pH 7.4
walaupun pKa nya 6.1, karena dapat mengeluarkan CO₂ melalui paru dengan jumlah yang
banyak.
System buffer protein
System buffer protein berfungsi mengatur pH cairan ekstraseluler dan interstitial.
protein tersusun oleh asam amino yang mempunyai sifat amfoter, yaitu asam amino akan
bersifat sebagai kation pada suasana asam dan bersifat sebagai anion pada suasana basa.
Fungsi pengaturan ini berjalan sebagai berikut :
Bila terjadi penurunan pH, gugus amino (-NH₂) dari asam amino akan bertindak sebagai basa
lemah dengan mengikat ion hydrogen dan ion aminoum (-NH₃⁺). Gugus amino bertindak
sebagai aseptor proton
R-NH₂ + H⁺ ↔ R-NH₃⁺
Bila terjadi peningkatan pH, gugus karboksil (-COOH) dari asam amino mengalami disosiasi
dan berubah menjadi (-COO⁻) dan ion H⁺. gugus karboksil bertindak sebagai donor proton.
R-COOH ↔ R-COO⁻ + H⁺
Protein mengandung asam amino histidin yang mempunyai cincin imidazole pKa=6.0.
proses pengaturan melalui system buffer protein berjalan lambat karena ion hydrogen harus
melalui proses difusi membrane sel yang dipengaruhi oleh pompa natrium.
System buffer hemoglobin
Buffer hemoglobin (Hb) merupakan buffer intraselular yang bekerja di dalam sel darah
merah. Hemoglobin dapat berfungsi sebagai buffer karena mengandung residu histidin, yaitu
asam amino basa yang dapat berikatan secara reversible dengan ion hydrogen, menghasilkan
Hb bentuk berproton dan tidak berproton.
Hb⁺ + H⁺ ↔ HHHB (pK 7-8)
Pada sel darah merah, hemoglobin dapat mengikat karbondioksida dan mengubahnya
menjadi asam karbonat karena di dalam sitoplasma terkandung anhydrase karbonat, dan proses
pengikatan terjadi dengan cepat karena CO₂ berdifusi cepat melintasi membrane sel darah
merah tanpa memerlukan mekanisme transport aktif membrane sel. Kemampuan melakukan
pengaturan ini dikenal sebagai system buffer hemoglobin.
Buffer utama cairan ekstraselluler adalah system bikarbonat dan hemoglobin.
Hemoglobin (Hb) penting sebagain pengankutan oksigen ke jaringan, pengangkutan CO₂ dan
sebagai system buffer yang kuat. Hemoglobin sebagai buffer cukup efektif karena di dalam
molekulnya terdapat beberapa kelompok buffer dengan pKa 6.5-7.8. Kelompok imidazole pka
sekitar 6, merupakan buffer utama hemoglobin. Fosfat dan hb penting karena pKa dekat dengan
kisaran normal.
System buffer fosfat
System buffer fosfat berperan pada cairan interstisium dan urin. Bentuk asam lemahnya adalah
dihidrogenfosfat (H₂PO₄⁻) dan monohodrogenfosfat (HPO₄2⁻). Buffer fosfat hamper sam
mekanismenya dengan buffer karbonat-bikarbonat, dan system ini memiliki cadangan fosfat
yagn tersedia dalam bentuk natriumonohidrogenfosfat (NaHPO₄2⁻)
H₂PO₄⁻ ↔ H⁺ + HPO₄2⁻
Pengatur Keseimbangan Asam Basa oleh Paru
Peranan system respirasi dalam keseimbangan asam-basa adalah mempertahankan agar
PCO₂ selalu konstan walaupun terdapat perubahan kadar CO₂ akibat proses metabolism tubuh.
Terdapat dua reseptor yang mengatur funsi ventilasi, yaitu:
o Pusat perbafan di media oblongata yang merespom pemurunan pH cairan serebrospinal
dengan meningkatkan ventilasi alveolar
o Carotid dab aortic bodies dekat bifurkasio arteri karotis interrna dan eksterna dan pada
arkus aorta. Penurunan pH meningkatkan aktivitas reseptor ini meningkatkan ventilasi
alveolar.
Pengaturan Keseimbangan Asam Basa oleh Ginjal
Sistem renal
Untuk mempertahankan keseimbangan asam basa, ginjal harus mengeluarkan anion
asam nonvolatile dan menggnti HCO₃⁻. Ginjal mengatur keseimbangan asam basa dengan
sekresi dan reabsorpsi ion hydrogen dan ion bikarbonat. Pada mekanisme pengaturan ini
berperan 3 buffer: buffer karbonat-bikarbonat, buffer fosfat, dan pembentukan ammonia. Ion
hydrogen, CO₂dan NH₃ diekskresikan ke dalam tubulus dengan bantuan energy yang dihasilkan
oleh mekanisme pompa natrium di basolateral tubulus. Pada proses tersebut, asam karbonat
dan natrium dilepas kembali ke sirkulasi untuk dapat berfungsi kembali. Tubulus proksimal
adalah tempat utama reabsorpsi bikarbonat dan pengeluaran asam.
Regenerasi Bikarbonat
Bikarbonat dipertahankan dengan cara reabsorpsi di tubullus proksimal agar konsentrasi
ion bikarbonat di tubulus sama dengan di plasma. Pembentukan HCO₃⁻ baru, merupakan hasil ekskresi
H⁺ dengan buffer urin dan dari produksi dan ekskresi NH₄⁺. Bikarbonat dengan ion hydrogen
membentuk asam karbonat. Asam karbonat kemudia berdisosiasi menjadi CO₂ dan air. Enzim yang
bekerja pada reaksi ini adalah enzim anhydrase karbonat. CO₂ ini masuk sel tubullus dan dengan
bantuan enzim anyhidrase karbonat kembali membentuk asam karbonat. Asam karbonat berdisosiasi
menjadi ion bikarbonat dan hydrogen. Bikarbonat kembali ke aliran daran dan hydrogen kembali ke
cairan tubulus untuk dipertukarkan dengan natrium. Dengan cara ini bikarbonat di reapsorpsi kembali.
Berdasarkan pH urin, ginjal dapat mengembalikan bikarbonat ke dalam darah atau membiarkannya
keluar melalui urin.
Sekresi Ion Hidrogen
Ginjal mengekskresikan ion hydrogen dari tubulus proksimal dan distal sangat sedikit, hanya
sekita 0.025 mmol/L (pH 4.6) atau o.i mEq/L pada pH urin 4.0. untuk mengeluarkan 30-40 mmol ion
hydrogen diperlukan urin 1200 L per hari. Namun adanya aktifitas buffer di dalam lumen tubulus tidak
memerlukan volume urin sebesaritu. Buffer utama tubulus adalah buffer fosfat dan ammonia.
Produksi dan Ekskresi NH₄
Sebenernya pasangan ammonium/ammonia tidak berfungsi buffer secara fungsional (pKa = 9.4)
tetapi mempunyai peran sebagai pengangkut utama proton ke urin. Dengan cara ini dua kali jumlah
asam dapat dikeluarkan pada pH 4.5.
top related