skripsi mawar
Post on 19-Jul-2015
929 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 1/61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di tengah zaman yang terus berjalan, ilmu pengetahuan akan
terus – menerus berkembang dan perubahan di segala sisi kehidupan semakin
sulit di perkirakan. Sementara saat ini yang hangat dibicarakan adalah
masalah mutu pendidikan dengan mengacu pada prestasi belajar. Menyadari
hal tersebut, maka pemerintah bersama para ahli pendidikan, berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Upaya pembaruan pendidikan telah banyak
di lakukan oleh pemerintah, di antaranya melalui seminar, lokakarya, dan
pelatihan-pelatihan dalam hal pemantapan materi pelajaran serta metode dan
model pembelajaran untuk bidang studi tertentu. Sudah banyak usaha yang
dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya
pendidikan PKn di sekolah, namun belum menampakkan hasil yang
memuaskan, baik ditinjau dari proses pembelajarannya maupun dari hasil
prestasi belajar murid.
Pendidikan di Indonesia masih di dominasi oleh kelas yang
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan yang mengakibatkan
sering mengabaikan pengetahuan awal murid. Sebenarnya murid memiliki
pengetahuan tentang pembelajaran yang akan dipelajarinya, karena
pembelajaran yang akan diajarkan itu merupakan lanjutan dari pelajaran
yang telah diberikan sebelumnya sehingga murid cenderung akan merasa
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 2/61
2
bosan akibat dari penggunaan model pembelajaran dan metode yang
digunakan oleh guru itu cenderung monoton.
Sejalan dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional Bab 2 pasal 3 menyebutkan, pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV
SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru diperoleh informasi bahwa
kemampuan murid dalam belajar PKn itu sangat kurang, karena setelah
peneliti melakukan observasi terhadap pembelajaran PKn tenyata dari 15
siswa kelas IV SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru ternyata hanya 3
sampai 5 orang atau Cuma 20% saja yang mampu mencapai standar KKM
( Kriteria ketuntasan Minimal) atau melebihi standar yang ditentukan, yaitu
65%.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka alternative atau solusi yang
dapat digunakan yaitu Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Turnament (TGT). Dimana (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar
yang beranggotakan 5 – 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 3/61
3
kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. Pada model TGT ini di
samping siswa belajar, siswa juga melakukan permainan sehingga bisa
menimbulkan motivasi siswa setiap mengikuti pembelajaran PKn.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul :
Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Murid Kelas IV SD Inpres
Pulau Putiangin Kab. Barru Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Teams Games Turnament (TGT).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) terhadap motivasi belajar PKn murid kelas IV SDI
Pulau Putiangin Kabupaten Barru?
2. Bagaimana Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn
murid kelas IV SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat di kemukakan tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Untuk Mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) terhadap motivasi belajar PKn murid kelas IV
SDI Pulau Putiangin kabupaten Barru.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 4/61
4
2. Untuk meningkatkan prestasi belajar PKn Murid Kelas IV SDI Pulau
Putiangin Kabupaten Barru melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT).
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya hasil penelitian di harapkan memberikan kontribusi
bagi pembangunan dan pengembangan. Kontribusi hasil penelitian ini
adalah dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Bagi Murid
Agar siswa dapat termotivasi untuk lebih aktif, kreatif dan mandiri
dalam belajar, sehingga hasil belajar yang di capai lebih baik.
2. Bagi Guru
Akan dapat membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang
mereka hadapi dan mendapat tambahan wawasan serta keterampilan
mengajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pendidikan.
3. Bagi Sekolah
Dapat menjadi informasi tentang pentingnya model pelajaran Teams
Games Tournaments (TGT) untuk dapat memberikan sumbangan yang
berharga dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran khususnya di
SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru.
4. Bagi Peneliti
Dapat menjadi bahan pertimbangan dan referensi bagi peneliti
selanjutnya yang akan mengkaji masalah yang relevan dengan
penelitian ini.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 5/61
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat
dari pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan
pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri
seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.
Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan
lingkungan yang disadari.
Untuk memahami tentang pengertian belajar di sini akan diawali
dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa
pendapat para ahli tentang definisi tentang belajar. Cronbach, Horald
Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut:
a) Gronbach memberikan definisi:
“Belajar adalah memperlihatkan perubahan dalam perilaku sebagai
hasil dari pengalaman”.
b) Horald Spears memberikan batasan:
“Belajar adalah mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu
sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan”.
c) Geoch, mengatakan:
“Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek”.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 6/61
6
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan,
dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih
baik kalau si subyek belajar itu mengalami atau melakukannya, jadi
tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya
merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya
oleh lingkungan.
Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental
yang tidak dapat dilihat. Artinya, proses perubahan yang terjadi dalam
diri seseorang yang belajar tidak dapat kita saksikan. Kita hanya
mungkin dapat menyaksikan dari adanya gejala-gejala perubahan
perilaku yang tampak. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya
merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya
oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan belajar yang
dilakukan oleh individu dapat dijelaskan dengan rumus antara individu
dan lingkungan.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai
pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi
dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses
pembelajaran. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 7/61
7
sedangkan prestasi meruupakan hasil dari proses belajar. Memahami
pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak kepada
pengertian belajar itu sendiri.
Prestasi belajar sesorang sesuai dengan tingkat keberhasilan
sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam
bentuk nilai atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses
belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi
rendahnya prestasi belajar siswa.
Proses mengajar belajar adalah suatu peristiwa yang melibatkan
dua pihak, guru dan siswa, dengan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan
prestasi belajar , tetapi dengan pemikiran yang berbeda. Dari pihak siswa
pemikiran terutama tertuju kepada bagaimana mempelajari materi
pelajaran supaya prestasi belajar siswa dapat meningkat. Disisi lain, guru
memikirkan pula bagaimana meningkatkan minat dan perhatian siswa
terhadap materi pelajaran agar timbul motivasi belajarnya sehingga
mereka dapat mencapai hasil atau prestasi belajar yang lebih baik. Ini tidak
berarti bahwa guru lebih aktif daripada siswa, tetapi karena tanggung
jawab profesionalnya mengharuskan guru berupaya merangsang motivasi
belajar siswa dan berupaya pula menguasai materi pelajaran beserta
strategi yang lebih efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 8/61
8
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan,
maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar antara lain: faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern),
dan faktor yang terdiri dari luar diri siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang
berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah,
masyarakat dan sebagainya.
a). Faktor intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu
sendiri, adapun yang dapat digolongkan kedalam faktor intern yaitu
kecerdasan/intelegensi, bakat, minat dan motivasi.
1). Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal selalu
menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya.
2). Bakat
Bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang
sebagai kecakapan pembawaan. Ungkapan ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Ngalim Purwanto (1986: 28) bahwa “bakat dalam hal
ini lebih dekat pengertiannya dalam kata abtitude yang berarti kecakapan,
yaitu mengenai kesanggupan- kesanggupan tertentu.”
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 9/61
9
3). Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimilki seseorang
diperhatikan terus- menerus yang disertai dengan rasa sayang. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang
menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat
menambah kegiatan belajar. Unutk menambah minat seorang siswa di
dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang
telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang mempunyai minat
yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus berusaha untuk
melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai dengan
keinginannya.
4). Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut
merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan
belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara
mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan. Demikian pula dalam kegiatan
belajar mengajar seorang anak didik akan berhasil jika mempunyai
motivasi untuk belajar.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 10/61
10
b). Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan
sebagainya.
Pengaruh lingkungan inni pada umumnya bersifat positif dan tidak
memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60)
faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan
keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
1). Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkuangan terkecil dalam masyarakat
tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan
pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, Negara, dan dunia.” Adanya rasa aman dalam
keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar.
Rasa aman itu membuat seseorang akan terdorong untuk belajar secara
aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari
luar yang menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1944:46) mengatakan: “Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 11/61
11
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan
anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa
pendidikan di mulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan
pendidikan lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-
lembaga formal memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua
dan guru sebagai pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar
anak. Jalan kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus
menaruh perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan
waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
2). Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena
itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang
lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran,
hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran dan kurikulum.
Hubungan antara guru dan siswa kurang baik akan mempengaruhi
hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut
untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 12/61
12
tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru harus
dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan, dan
memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
3). Lingkungan masyarakat
Disamping orang tua, lingkungan merupakan salah satu faktor
yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil pelajaran siswa dalam
proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam sekitar sangat
besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam
kehidupan sehari- hari anak akan lebih banyak bergaul dengan
lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995: 5) berpendapat “lingkungan
masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama
anak- anak dan sebayanya. Apabila anak- anak yang sebaya
merupakan anak- anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang
untuk mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak- anak di
sekitarnya merupakan kumpulan anak- anak nakal yang berkeliaran
tiada menentukan anakpun dapat terpengaruh pula. Dengan demikian
dapat dikatakan lingkungan membentuk keperibadian anak, karena
dalam pergaulan sehari- hari seorang anak akan selalu menyesuaikan
dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu,
apabila seorang siswa bertempat tinggal disuatu lingkungan temannya
yang rajin belajar maka kemungkinan besar hal tersebut akan
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 13/61
13
membawa pengaruh pada dirinya, sehingga ia akan turut belajar
sebagai mana temannya.
4. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan dalam UU No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap jenis, jalur
dan jenjang pendidikan wajib memuat terdiri dari pendidikan Bahasa,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah salah satu
bidang studi yang harus diajarkan pada semua jenis dan tingkat pendidikan
mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah sampai
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta.
PKn adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai
luhur moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang di harapkan
dapat di wujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan siswa sebagai
individu maupun sebagai anggota masyarakat, warga negara dan makhluk
ciptaann Tuhan YME. Perilaku yang di maksud di atas seperti perilaku
yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan YME dalam
masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku yang
bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung
kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perseorangan serta golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau
keputusan di atasi melalui musyawarah dan mufakat serta perilaku yang
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 14/61
14
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial begi seluruh rakyat
Indonesia.
Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa PKn pada dasarnya
merupakan usaha sadar yang di maksudkan untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan siswa agar mereka secara lahiriah dan
batiniah dapat menghayati dan mengamalkan Pancasila dalam segala
aspek kehidupan baik dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
serta negara secara umum.
Pelaksanaan PKn melalui program pengajaran di sekolah,
materinya berorientasi pada tiga sasaran pokok yaitu aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Jika di kaitkan dengan tujuan pendidikan nasional,
maka PKn sangat tepat dan strategis untuk menunjang pencapaian tujuan
pendidikan nasional tersebut. Suatu tindakan yang tepat bagi MPR yang
menetapkan dalam GBHN bahwa PKn adalah merupakan bidang studi
wajib dan sebagai syarat mutlak dalam menyelesaikan program kurikulum
sekolah..
Dalam upaya membina dan membentuk kepribadian anak didik
sesuai tujuan pendidikan pancasila dan kewarganegaraan, maka hendaknya
materi pokok PKn yang diterapkan di sekolah senantiasa berdasarkan pada
nilai-nilai yang dijiwai oleh Pancasila. Hal tersebut dijelaskan dalam buku
materi latihan kerja guru PKn yaitu dalam kaitannya dengan PKn, GBHN
sebagaimana tertuang dalam Ketetapan MPR No. II/MPR/1993, adalah
salah satu materi pokok PKn. Di samping GBHN, terdapat pula materi
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 15/61
15
pokok PMP yang lain yaitu pedoman penghayatan dan pengamalan
pancasila dan UUD 1945 (Materi LKG PKn, 1996:22).
Dari ketiga materi pokok seperti yang diuraikan tersebut di atas,
nampak bahwa PKn berisikan :
a) Pedoman tingkah laku harus dilakukan oleh seluruh warga negara
Republik Indonesia khususnya anak didik yang masih duduk di bangku
sekolah. Hal ini tercermin pada P-4 yang berdasarkan pada nilai-nilai
moral, sehingga peserta didik dapat diharapkan menjadi kader-kader
penerus perjuangan bangsa yang selalu bertingkah laku sesuai dengan
nilai-nilai luhur Pancasila.
b) Pedoman-pedoman formal untuk kehiidupan berbangsa dan
bermasyarakat sebagaimana tercermin pada UUD 1945 yang
merupakan aspek yuridis konstituional. Juga harus di pahami dan
dihayati ketentuan-ketentuan UUD 1945 agar dapat diwujudkan warga
negara yang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan ketentuan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
c) Pedoman dan petunjuk arah kebijaksanaan serta proses pembangunan
di segala bidang. GBHN pada dasarnya adalah suatu pola umum
pembangunan nasional yang ditetapkan MPR. Dengan memahami
GBHN kita mampu dan mantap untuk berpartisipasi di bidang
pembangunan demi terwujudnya tujuan yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945, yakni : “Melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 16/61
16
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan,, perdamaian abadi dan
keadilann sosial”.
d) Dalam upaya membina dan membentuk kepribadian anak didik sesuai
tujuan PKn, maka hendaknya materi pokok PKn yang diterapkan di
sekolah senantiasa berdasarkan pada nilai yang dijiwai Pancasila.
1). Tujuan umum pengajaran PKn di sekolah adalah:
Membentuk anak didik menjadi manusia Indonesia seutuhnya
berdasarkan Pancasila, yaitu warga negara Republik Indonesia
yang memiliki perilaku sesuai dengan pandangan hidup bangsa dan
negara serta berdasarkan UUD 1945.
2). Tujuan khususnya adalah :
(a) Agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas
sebagai WNI terdidik dan bertanggung jawab.
(b) Agar siswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
serta dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan
bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan
Nusantara, dan Ketahanan Nasional.
(c) Agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi
nusa dan bangsa.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 17/61
17
Untuk pencapaian tujuan PKn tersebut, guru sangat memegang
peranan penting. Dengan demikian, guru PKn dituntut untuk memiliki
kemampuan atau kompetensi pribadi yang profesional, yakni mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan serta mengajarkan nilai-nilai
Pancasila.
Proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung karena
adanya interaksi antara guru dan siswa. Salah satu faktor yang mendukung
kelancaran proses belajar mengajar yaitu adanya sikap kedisiplinan yang
diterapkan di sekolah.
Kedisiplinan sebagai wujud kepatuhan dan ketaatan siswa terhadap
peraturan tata tertib sekolah, sangat diperlukan dalam rangka pencapaian
tujuan pengajaran, karena hasil belajar yang maksimal dapat tercapai bila
seluruh perangkat pendidikan seperti guru dan siswa melangsungkan
proses belajar mengajar dalam suasana tertib dan aman serta tetap
memperhatikan efektifitas dan efesiensi pengajaran.
Peraturan dan tata tertib sekolah di tetapkan sebagai suatu prosedur
sederhana yang dapat merangsang siswa agar terbiasa melakukan suatu
perbuatan berdasarkan nilai etika dan nilai moral. Tanpa nilai kedisiplinan
yang tinggi, maka tentu saja anak akan berbuat tanpa aturan yang jelas dan
hal ini dapat mengganggu kelancaran proses belajar mengajar.
Dalam pengajaran PKn yang sasarannya adalah pembentukan sikap
termasuk membentuk anak didik yang berdisiplin tinggi. Sikap didiplin
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 18/61
18
memang sudah seharusnya menjadi sasaran tujuan pendidikan, karena
disiplin adalah merupakan bagian dari kepribadian anak didik.
5. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama. (Eggen and Kauchank, 1996:279).Pembelajaran
kooperetif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi
siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan
membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada
siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama – sama siswa yang berbeda
latar belakangnya.
Dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai
siswa ataupun sebagai guru.dengan bekerja secara kolaboratif untuk
mencapai tujuan bersama,maka siswa akan mengembangkan keterampilan
berhubungan dengan sesama manusia yang akan sangat bermanfaat bagi
kehidupan diluar sekolah.struktur tujuan kooperatif terjadi jika siswa dapat
mencapai tujuan mereka hanya jika siswa lain dengan siapa mereka
bekerja sama mencapai tujuan tersebut.tujuan – tujuan pembelajaran ini
mencakup tiga jenis tujuan penting,yaitu hasil belajar akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial (
Ibrahim,dkk,2000 :7 )
Jadi, belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam
pengajaran yang memungkinkan anak didik bekerja bersama untuk
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 19/61
19
memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam
kelompok tersebut ( Hamid Hasan, 1996; Solihatin, 2007).sehubungan
dengan pengertian tersebut ,Slavin ( Fatmawati,2004: 6) bahwa kooperatif
adalah suatu model pembelajaran, dimana siswa belajar dan bekerja dalam
suatu kelompok – kelompok kecil yang anggotanya terdiri dari 4 – 6 orang
dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.heterogenitas
anggota kelompok ditinjau dari jenis kelamin,prestasi akademik,maupun
status sosial.
Pada dasarnya pembelajaran kooperatif mengandung pengertian
sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu
diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok,dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan
dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Model koopertif merupakan suatu model pembelajaran yang
membantu anak didik dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya
sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat, sehingga dengan bekerja
secara bersama – sama diantara sesama anggota kelompok akan
meningkatkan motivasi,produktivitas dan perolehan belajar.
Model belajar koopertif mendorong peningkatan kemampuan anak
didik dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama
pembelajaran karena anak didik dapat bekerja bersama dengan anak didik
lainnya dalam menemukan dan merumuskan alternatif pemecahan
terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 20/61
20
Suasana dalam belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan
berkembang diantara sesama anggota kelompok memungkinkan anak
didik untuk mengerti dan memahami materi pelajaran dengan lebih baik.
proses pengembangan kepribadian yang demikian juga membantu mereka
yang kurang berminat menjadi lebih bergairah dalam belajar ( Hamid
Hasan,1996; Kosasih, 1992 )
Dari beberapa pendapat diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
kooperatif ialah suatu model pembelajaran yang mengutamakan kerja
sama baik antara individu maupun antar kelompok dalam rangka
menciptakan iklim belajar yang mengutamakan interaksi saling percaya,
terbuka, dan rileks sehingga memungkinkan individu atau kolompok
lainnya meningkatkan motivasi,dan produktivitas serta mengembangkan
pengetahuan , sikap, nilai, moral, dan keterampilan yang menjadi tujuan
bersama dalam pembelajaran.
6. Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memanfaatkan kecenderungan siswa
untuk berinteraksi. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa dalam setting
kelas, siswa lebih banyak belajar dari satu teman ke teman yang lain
diantara sesama siswa daripada belajar dari guru. Penelitian juga
menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang
sangat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya.manfaat
pembelajaran kooperatif untuk siswa dengan hasil belajar rendah
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 21/61
21
diantaranya dapat meningkatkan motivasi, serta meningkatkan hasil
belajar.
Menurut Khaeruddin ( Slavin, 2000 ) beberapa keuntungan dalam
pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
a) Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi
norma – norma kolompok.
b) Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama – sama
berhasil.
c) Aktif peran sebagai tutor supaya untuk lebih meningkatkan
keberhasilan kelompok
d) Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka
dalam berpendapat.
7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments
(TGT)
a) Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
TGT adalah tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa
dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata dan ras
yang berbeda.
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments
(TGT), atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli
oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 22/61
22
memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk
memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka.
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang
ditulis pada kartu-kartu yang di beri angka. Tiap siswa, misalnya, akan
mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk
menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnament
harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan
(kepandaian) untuk menyumbangkan poin untuk kelompoknya.
Prinsipnya soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah
untuk anak yang kurang pintar. Hal ini di maksudkan agar semua anak
mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya.
Permainan yang dikemas dalam bentuk turnament ini dapat berperan
sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi
pembelajaran.
Tujuan dari pembelajaran kooperatif yaitu hasil akademik,
penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keragaman
sosial. Pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menampilkan
siswa dalam suatu turnamen atau pertandingan akademik dalam regu,
di mana tujuannya untuk menguji kemampuan siswa dalam
penyampaian pelajaran.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 23/61
23
b) Langkah-langkah TGT
Menurut Ratumanan (2004), model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) terdiri atas 5 langkah – langkah
yaitu :
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2) Mengajar
Guru menyajikan materi dengan menggunakan metode ekspositori.
3) Belajar kelompok
Siswa dibimbing untuk lebih memahami materi pelajaran melalui
diskusi kelompok. Siswa di tempatkan dalam kelompok heterogen
yang beranggotakan 4-5 orang siswa dan diberikan LKS. Siswa
mendiskusikan masalah secara bersama-sama, membandingkan
jawaban, dan meluruskan jika timbul miskonsepsi.
4) Tournament (pertandingan)
Siswa-siswa dengan kemampuan akademik yang setara dihimpun
dalam meja-meja tournament. Pada setiap meja tournament telah
disediakan kumpulan soal beserta jawabannya dalam amplop
tertutup. Secara bergiliran siswa dalam setiap meja tournament
bertukar peran sebagai pembaca soal, pemain, dan penantang.
5) Pemberian penghargaan kelompok
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 24/61
24
Kelompok siswa yang mendapatkan skor tertinggi akan diberikan
penghargaan atau hadiah sesuai skor yang diperoleh dari kelompok
tersebut. Skor kelompok di tetapkan berdasarkan skor
perkembangan individu yang di peroleh oleh setiap anggota
kelompok.
c). Komponen-komponen TGT (Teams Games Turnament)
Seperti yang telah dijelaskan model pembelajaran kooperatif tipe
TGT terdiri dari ( Teams, Games, Tournament ).yang merupakan satu
kesatuan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan
pembelajaran.Deskripsi singkat dari komponen – komponen yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pembelajaran adalah
sebagai berikut :
1) Penyajian kelas
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam
penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau
dengan ceramah, diskusi yang dipimpin oleh guru.pada saat penyajian
kelas ini, siswa harus benar – benar memperhatikan dan memahami
materi yang diberikan guru, karena akan membantu siswa bekerja lebih
baik pada saat kerja kelompok dan pada saat game karena skor game
akan menentukan skor kelompok.
2) Kelompok ( teams )
Kelompok biasanya terdiri atas empat sampai enam orang
siswa.fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 25/61
25
teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota
kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat game.
3) Permainan ( games )
Games berasal dari bahasa inggris yang berarti permainan.
Games terdiri dari pertanyaan – pertanyaan yang dirancang untuk
menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian kelas dan
belajar kelompok.kebanyakan games terdiri dari pertanyaan –
pertanyaan sederhana bernomor. Siswa memilih kartu bernomor dan
mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu.siswa
yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapatkan skor.
4) Turnament
Untuk memulai turnamen masing – masing peserta mengambil
nomor undian.siswa yang mendapatkan nomor terbesar sebagai reader
1,terbesar kedua sebagai chalennger 1,terbesar ketiga sebagai
chalenger 2, terbesar keempat sebagai chalenger 3.dan kalau jumlah
peserta dalam kelompok itu lima orang maka yang mendapatkan
nomor terendah sebagai reader 2.reader 1 tugasnya membaca soal dan
menjawab soal pada kesempatan yang pertama.chalenger 1 tugasnya
menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila menurut
challenger 1 jawaban reader 1 salah.chalenger 2 tugasnya adalah
menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 tadi apabila jawaban
reader 1 dan challenger 1 menurut chalenger 2 salah.chalenger 3
tugasnya adalah menjawab soal yang dibacakan oleh reader 1 apabila
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 26/61
26
jawaban reader 1,chalenger 1,chalenger 2 menurut chalenger 3 salah.
Reader 2 tugasnya adalah membacakan kunci jawaban.permainan
dilanjutkan pada soal nomor dua.posisi peserta berubah searah jarum
jam.yang tadi menjadi chalenger 1 sekarang menjadi
reader 1,chalenger 2 menjadi chalenger 1, 3 menjadi chalenger 2,
reader 2,menjadi chalenger 3 dan reader 1 menjadi reader 2.hal itu
terus dilakukan sebanyak jumlah soal yang disediakan guru.
5) Penghargaan kelompok
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang,masing –
masing team akan mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata – rata
skor memenuhi kriteria yang dibutuhkan.
d). Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Turnament (TGT).
Adapun kelebihan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Turnament (TGT) antara lain, sebagai berikut :
1) Melatih siswa mengungkapkan atau menyampaikan gagasan/ide.
2) Melatih siswa menghargai pendapat atau gagasan orang lain.
3) Menumbuhkan rasa tanggung jawab sosial.
4) Dengan belajar kooperatif siswa mendapat keterampilan kooperatif
yang tidak dimiliki pada pembelajaran lain.
5) Kegiatan belajar mengajar berpusat pada siswa sehingga dapat
menumbuhkan keaktifan siswa.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 27/61
27
Sedangkan kekurangan dari Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Turnament (TGT), antara lain sebagai berikut:
1) Kadang hanya beberapa siswa yang aktif.
2) Kendala teknis, misalnya masalah tempat duduk kadang sulit atau
kurang mendukung untuk diatur kegiatan kelompok.
3) Penggunaan waktu yang relatif lama dan biaya yang besar.
d) Kerangka Pikir
Salah satu masalah pembelajaran di sekolah adalah banyaknya
murid yang memperoleh hasil pembelajaran yang rendah, untuk mencapai
hasil yang diinginkan perlu diperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
faktor dari dalam (internal) yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani
murid, faktor dari luar (eksternal) yakni kondisi lingkungan di sekitar
murid, serta faktor pendekatan belajar (approach to learning) yakni jenis
upaya belajar murid meliputi strategi, metode yang digunakan murid
dalam proses pembelajaran.
Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai suatu materi
pelajaran dengan baik, tetapi tidak dapat melaksanakan proses
pembelajaran dengan baik. Hal ini terjadi, karena kegiatan tersebut tidak
didasarkan pada model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran
sehingga hasil belajar yang diperoleh murid masih rendah. Model
pembelajaran TGT adalah model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 28/61
28
Tipe ini melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya, mengandung unsur
permainan yang bisa menggairahkan semangat belajar.
Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran TGT dalam proses
pembelajaran akan memberi pengaruh positif terhadap Prestasi Belajar
pada siswa kelas IV SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru.
SKEMA KERANGKA PIKIR
Gambar Skema Kerangka Pikir
PBM
Model
Pembelajaran
Kooperatif Tipe
TGT
Perencanaan
Tindakan
Siklus I
Siklus II
Pelaksanaan
Tindakan
Pencapaian
Tindakan
TEMUAN
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 29/61
29
e) Hipotesis Tindakan
Jika guru menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) maka prestasi belajar PKn pada murid kelas IV
SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru mencapai KKM sebesar 65.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 30/61
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian (Jenis Penelitian)
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action
research) dengan tahapan, meliputi: Perencanaan, Tindakan (pelaksanaan),
Observasi, dan Evaluasi secara langsung.
B. Subjek Penelitian
Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah murid kelas IV
SD Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru. Subjek penelitian sebanyak
15 orang siswa, yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 5 siswa laki-laki
dengan kemampuan yang berbeda.
C. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian dirancang dalam dua siklus. Siklus I di
rencanakan dilakukan dalam empat kali pertemuan dan siklus II
berlangsung sebanyak tiga kali pertemuan. Tiap siklus terdiri dari
perencanaan, tindakan (pelaksanaan), observasi, dan refleksi. Kegiatan
pada siklus II merupakan pengulangan dan perbaikan pada siklus I dengan
alur sebagai berikut:
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 31/61
31
SIKLUS I
SIKLUS II
Bagan model penelitian tindakan kelas menurut Arikunto 1996: 16
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I direncanakan dilakukan dalam tiga kali pertemuan.
a). Perencanaan
1) Menentukan materi yang akan diajarkan dalam pelaksanaan Siklus I
melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap kali
pertemuan.
3) Membuat format observasi untuk melihat bagaimana kondisi mengajar
berlangsung selama diadakan tindakan.
4) Membuat Lembar Kegiatan Siswa (LKS) berdasarkan materi yang
akan diajarkan.
Perencanaan
Observasi
Perencanaan
Observasi
Refleksi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Hasil
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 32/61
32
5) Membuat kartu bernomor 1-10 sebagai bahan kocokan siswa dalam
menentukan soal yang akan dibacakan.
6) Membuat daftar pertanyaan berdasarkan materi yang telah diajarkan,
dengan jumlah pertanyaan sebanyak jumlah kartu kocokan.
7) Menyiapkan prosedur kegiatan dan aturan permainan yang akan
dilaksanakan.
8) Menyiapakan susunan kelompok berdasarkan tingkat kemampuan
siswa.
Langkah-langkah pembentukan kelompok team study (kelompok
yang mempunyai kemampuan berbeda) yaitu, hasil tes yang
dilaksanakan pada akhirnya pertemuan pertama disusun berdasarkan
nilai tertinggi hingga nilai terendah:
(a) Nilai tersebut dikategorikan ke dalam empat tingkatan.
Sangat tinggi, Tinggi,Sedang, Rendah.
(b) Dari tingkatan tersebut siswa dibagi dalam kelompok dengan
kemampuan heterogen.
b). Pelaksanaan Tindakan
Siklus pertama dilaksanakan tiga kali pertemuan, dua kali pertemuan
penyajian materi dan satu kali pertemuan pemberian tes dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT).
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 33/61
33
c). Observasi dan Evaluasi
1). Observasi
Tahap observasi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Data observasi yang diambil adalah tentang kehadiran, bertanya dan
keaktifan siswa dalam bekerjasama dengan satu tim untuk
mengerjakan soal yang diberikan.
2). Evaluasi
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
(a) Melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan secara
khusus dan proses pembelajaran secara umum dengan
menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Observasi
dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
(b) Melaksanakan evaluasi untuk mengukur kemampuan anak dalam
pembelajaran PKn sesudah diterapkan dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Evaluasi ini dilakukan dengan menggunakan
tes kemampuan PKn yang telah disiapkan.
(c) Menjaring tanggapan siswa tentang pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan kuesioner yang telah disiapkan, evaluasi dan
penjaringan tanggapan dilakukan pada akhir setiap siklus.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 34/61
34
d). Refleksi Hasil Kegiatan
Refleksi dilakukan berdasarkan hasil analisis data, baik data hasil
observasi maupun data hasil evaluasi. Refleksi ini dilakukan dengan
tujuan untuk menilai apakah tindakan sudah berjalan secara optimal
dan apakah betul dapat meningkatkan kemampuan berfikir kreatif
siswa. Tidak kalah pentingnya lagi adalah untuk mempelajari
kelemahan-kelemahan dan kemungkinan pengembangannya pada
siklus berikutnya. Hasil refleksi pada tahap ini selanjutnya di
pergunakan untuk merencanakan tindakan pada tahap berikutnya.
2. Siklus II
Sesuai dengan hakekat penelitian tindakan kelas bahwa pelaksanaan
Siklus II merupakan perbaikan dari pelaksanaan Siklus I. dengan demikian
sebagai gambaran pelaksanaan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus
I, jika dari hasil tindakan pada siklus I ternyata masih ditemukan
permasalahan dalam peningkatkan prestasi belajar murid, maka perlu
diadakan pengulangan dan perbaikan pada Siklus II. Siklus II dilaksanakan
dua kali pertemuan, satu kali pertemuan penyajian materi dan satu kali
pemberian tes dengan pokok bahasan yang berbeda pada siklus pertama.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 35/61
35
D. Instrument Penelitian
Suatu penelitian akan memberikan nilai tinggi apabila di garap dengan
sistematis dan cermat. Hasil atau data penelitian itu sangat tergantung pada
jenis alat (instrumen) pengumpul datanya.
Alat penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mudah. Adapun alat pengumpulan data yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara adalah mengadakan tanya jawab kepada responden dengan
mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan sehubungan dari data yang
dibutuhkan dalam penelitian.
2. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data melalui pengamatan secara
langsung pada objek yang diteliti untuk mengetahui berbagai hal yang
ada hubungannya dengan judul. Adapun lembar observasinya
tercantum di lampiran.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 36/61
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
tindakan kelas (PTK) ini, adalah:
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah riwayat pribadi yang dilakukan secara
teratur seputar topik yang diminati atau diperhatikan yang memuat data
dan keterangan. Dalam penelitian ini, data yang diambil adalah
dokumen hasil belajar siswa (Mata Pelajaran PKn) pada semester
sebelumnya melalui dokumen daftar nilai siswa. Dari dokumen ini,
akan menjadi sumber informasi awal tentang prestasi belajar PKn
siswa kelas IV dan sekaligus menjadi acuan bagi peneliti pada langkah
selanjutnya.
2. Tes
Teknik ini pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui
kemampuan awal dari subjek penelitian (siswa) pada masalah yang
akan diteliti, dan selanjutnya pada akhir pertemuan setiap siklus, tes
(ulangan formatif) diadakan untuk mengetahui dan mengevaluasi
keberhasilan tindakan yang dilakukan.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 37/61
37
F. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis
kualitatif dan kuantitatif. Dalam penelitian ini kriteria yang digunakan
untuk menentukan tingkat pemahaman siswa pada mata pelajaran PKn,
berdasarkan kategori standar yang dibuat oleh Arikunto, S (2006:46)
adalah :
No. Nilai Kategori
1. 85 – 100 Baik Sekali
2. 65 – 84 Baik
3. 55 – 64 Sedang
4. 35 – 54 Rendah
5. 0 – 34 Sangat rendah
Teknik analisi ini menggunakan perhitungan persentase
keberhasilan menurut perhitungan untuk menyatakan hasil belajar siswa
sebagai berikut:
M =
Ket :
M : Mean (nilai rata-rata)
JA : Jumlah Nilai Siswa
N : Jumlah Siswa
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 38/61
38
G. Indikator Keberhasilan Tindakan
Penelitian ini dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan prestasi
belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Turnament (TGT) pada setiap siklusnya, dan lebih dari 75% siswa
memperoleh nilai ≥ 65.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 39/61
39
BAB IV
HASIL PENETIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran umum SDI Pulau Putiangin
Sejarah berdirinya
Sekolah Dasar Inpres Pulau Putiangin Kabupaten Barru adalah
salah satu di antara sekolah tingkat dasar yang ada di Kabupaten Barru.
Sekolah Dasar Inpres Pulau Putiangin ini didirikan pada tahun 1980-an
dengan kepala sekolah H. Zainuddin, dan sekarang di pinpin oleh Ahmad
Ruhani, S.Pd. Kehadiran Sekolah Dasar ini diharapkan dapat
meningkatkan pembinaan di bidang pendidikan yang akan semakin
menggembirakan dan menyakinkan dengan tercapainya tujuan yang
diharapkan.
Demikianlah lembaga pendidikan dasar tersebut sebagai wadah
untuk membina ilmu pengetahuan yang diharapkan benar-benar
difungsikan oleh siswa untuk menjadi pola dasar dalam mengarungi
kehidupan dunia modern dewasa ini. Sekolah Dasar ini memperoleh
respon dari kalangan masyarakat luas, sehingga lama kelamaan jumlah
siswa di sekolah tersebut semakin bertambah. Sekolah Dasar ini sangat
diharapkan oleh para warga masyarakat pulau Putiangin, untuk mencetak
cendekiawan dan kader-kader penerus bangsa yang akan mampu
menjawab tantangan dan perkembangan di masa-masa yang akan datang.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 40/61
40
2. Keadaan Tenaga Pengajar/Guru dan Pegawai SDI Pulau Putiangin
Dalam menciptakan siswa yang berkualitas dibutuhkan staf/pengajar
yang professional. Olehnya itu SDI Pulau Putiangin memiliki staf
pengajar dan pegawai yang terlampir pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Daftar nama-nama guru dan pegawai SDI Pulau Putiangin
Tahun Ajaran 2011- 2012
No. Nama Guru dan Pegawai L/P Jabatan
1. Ahmad Ruhani, S.Pd L Kepala Sekolah
2. Lukman, S.Pd L Guru Olahraga
3. Hastuti, A.Ma P Wali Kelas I
4. Firdaus, S.Pd L Wali Kelas II
5. Rahmat, S.Pd L Wali Kelas III
6. Maskur, A.Ma, Pd L Wali Kelas IV
7. Sugianto, S.Pd L Wali Kelas V
8. Muh. Rusdi, S.Pd L Wali Kelas VI
9. Ernawati, S.Ag P Guru Pendais Kls I-VI
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan jumlah guru di SDI Pulau
Putiangin sebanyak 9 orang, terdiri dari 1 kepala sekolah, 6 wali kelas, 1
guru pendais, 1 guru olahraga. Dengan banyaknya guru di SDI Pulau
Putiangin ini, semoga mereka betul-betul mentransfer ilmunya berdasarkan
disiplin ilmu mereka sehingga tercipta siswa yang unggul dan siap bersaing
di segala bidang.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 41/61
41
Tabel 4.2
Keadaan sarana dan prasarana di SDI Pulau Putiangin
No. Jenis Barang Jumlah Keterangan
1. Ruang belajar 6 Baik
2. Ruang kepala sekolah 1 Baik
3. Ruang guru 1 Baik
4. Perpustakaan 1 Baik
5. WC untuk guru dan siswa 2 Baik
6. Dapur 1 Baik
7. Gudang 1 Baik
Demikianlah mengenai gambaran umum SDI Pulau Putiangin, yang
didirikan pada tahun 1980 yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas putra-putri
bangsa guna menjadi generasi yang sanggup menjawab segala tantangan dan
rintangan yang bakal terjadi, dapat meningkatkan kualitas bangsa dan Negara
termasuk generasi muda, dan dapat mencetak kader-kader bangsa yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah SWT.
3. Data Siklus I
a) Perencanaan
Siklus pertama dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yang terdiri dari 2
kali pertemuan pembahasan materi dan 1 kali pertemuan pemberian tes
dengan pokok bahasan pemerintahan desa dan pemerintahan kecamatan.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:
1) Menelaah materi pelajaran PKn kelas IV SDI Pulau Putiangin.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 42/61
42
2) Menentukan materi yang akan diajarkan pada pelaksanaan siklus I.
3) Menyiapkan daftar hadir murid.
4) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.
5) Menyiapkan buku sumber dan alat peraga.
6) Menyiapkan soal untuk evaluasi siklus I.
b) Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap pendahuluan peneliti menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran, memotivasi murid dan menyampaikan model pembelajaran
yang akan diterapkan selama penelitian yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT). Kegiatan yang
dilaksanakan dalam tahap ini adalah:
1) Peneliti menjelaskan materi sesuai RPP.
2) Peneliti memberikan penjelasan mengenai model pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran.
3) Peneliti menjelaskan metode yang akan di terapkan dalam proses
pembelajaran.
Pada siklus I ini di peroleh data yang berhubungan dengan hasil tes
belajar PKn murid. Hasil tes PKn murid dianalisis untuk menentukan
tingkat kemampuan murid yang terbagi dari sangat rendah, rendah,
sedang, baik, dan baik sekali.
Pada tabel di bawah ini dapat dijelaskan kategori siswa yang
mendapatkan nilai yang sangat rendah, rendah, sedang, baik, dan baik
sekali. Dan dalam pembelajaran PKn nilai ketuntasan minimal adalah 65.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 43/61
43
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan
Persentase hasil belajar PKn pada siklus I
No. Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase
1. 0 – 34 Sangat rendah (gagal) 2 13,33%
2. 35 – 54 Rendah 4 26,67%
3. 55 – 64 Sedang 4 26,67%
4. 65 – 84 Baik 3 20%
5. 85 – 100 Baik sekali 2 13,33%
Jumlah 15 100%
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus I diatas dapat di jelaskan sebagai
berikut:
Hasil belajar PKn kelas IV SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru
setelah mengadakan proses pembelajaran melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) berada pada rata-rata
sedang. Hal ini terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh seluruh murid
pada siklus I adalah 2 murid dalam kategori baik sekali dengan
memperoleh 85-100 (13,33%), 3 murid dalam kategori baik dengan
memperoleh nilai 65-84 (20%), 4 murid dalam kategori sedang dengan
memperoleh nilai 55-64 (26,67%), 4 murid dalam kategori rendah dengan
memperoleh nilai 35-54 (26,67%), dan murid yang gagal masih ada 2
murid yang memperoleh nilai 34 kebawah dengan persentase (13,33%).
Berdasarkan uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa hasil belajar
PKn murid dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) pada siklus I sudah mengalami
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 44/61
44
peningkatan dari pembelajaran sebelumnya, tetapi belum mencapai
ketuntasan maksimal yaitu mencapai 75%.
Hasil tes PKn murid secara klasikal juga dapat di lihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 4.4 distribusi ketuntasan hasil belajar
PKn pada siklus I
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. Tidak tuntas 10 66,67%
2. 65 – 100 Tuntas 5 33,33%
Jumlah 15 100%
Dari segi ketuntasan belajar murid kelas IV SDI Pulau Putiangin
Kabupaten Barru diatas yang terdiri dari 15 murid terdapat 5 orang
(33,33%) dalam kategori tuntas, begitu juga dengan murid yang
memperoleh kategori tidak tuntas juga terdapat 10 orang (66,67%). Dari
hasil persentase di atas dapat dilihat bahwa hasil yang diperoleh murid
pada evaluasi siklus pertama belum sepenuhnya mencapai ketuntasan
belajar yang telah di tentukan oleh peneliti yaitu 75%. Oleh karena itu ,
peneliti harus menjelaskan cara-cara menyimak materi dengan baik agar
dalam pelaksanaan siklus II hasil yang dicapai murid sesuai dengan yang
diharapkan oleh peneliti. Dengan demikian peneliti perlu melanjutkan
siklus berikutnya atau siklus II.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 45/61
45
c) Observasi dan Evaluasi
Pada siklus I saat proses pembelajaran berlangsung peneliti juga
mengadakan observasi. Ada beberapa perilaku yang terdeskripsi berdasarkan
hasil observasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel observasi di bawah
ini.
Tabel 4.5 Lembar observasi/instrument untuk siswa,
keaktifan siswa dalam siklus I
NO. Komponen yang diamatiSiklus I Rata-
rataPersentase
I II III
1. Jumlah murid yang hadir 14 13 15 14 93,33%
2. Jumlah murid yang
memperhatikan
penjelasan
11 10 12 11 73,33%
3. Jumlah murid yang
bertanya
1 3 1 1,67 11,33%
4. Jumlah murid yang
melakukan kegiatan lain
4 3 4 3,67 24,47%
5. Jumlah murid yang
keluar masuk kelas tanpa
minta izin
3 2 3 2,67 7,8%
6. Jumlah murid yang
meminta bimbingan
dalam mengerjakan soal
7 5 2 4,67 31,13%
Pada tabel siklus I dari pertemuan 1 sampai 3 terlihat bahwa dari 15
murid, yang hadir yaitu 93,33%, murid yang memperhatikan penjelasan
yaitu 73,33%, murid yang bertanya yaitu 11,33%, murid yang melakukan
kegiatan lain yaitu 24,47%, murid yang keluar masuk kelas tanpa minta izin
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 46/61
46
yaitu sebanyak 7,8%, dan murid yang meminta bimbingan dalam
mengerjakan soal sebanyak 31,13%.
d) Refleksi Hasil Kegiatan
Pada pertemuan pertama di siklus I ini merupakan pertemuan awal
dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Di awal
pertemuan tersebut murid masih merasa asing dengan model TGT. Pertemuan
ini merupakan tahap pengenalan dan penyesuaian terhadap penggunaan model
TGT.
Pada pertemuan kedua di siklus ini murid mulai dapat beradptasi pada
penggunaan model TGT walaupun penerapannya belum maksimal. Masih ada
murid yang tidak menghafal nomor yang telah dibagikan sehingga pada saat
peneliti memanggil nomornya masih bingung menjawab, dan masih terdapat
kekurangan-kekurangan terhadap model TGT yang digunakan.
Berdasarkan keseluruhan nilai yang diperoleh siswa dalam pedoman
pengkategorian hasil belajar siswa, setelah dilaksanakan tindakan siklus I
melalui model TGT pada table 4.3 menunjukka bahwa secara umum
penguasaan siswa terhadap materi yang disajikan melalui model pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada siklus I belum maksimal. Hal ini terlihat pada nilai
yang berada pada kategori baik sekali masih rendah dengan persentase
13,33%, kategori baik 20%, kategori sedang 26,67%, kategori rendah 26,67%.
Selain itu, masih terdapat nilai yang berada pada kategori sangat rendah
(gagal) dengan persentase 13,33%. Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa
hasil tes evaluasi pada siklus I belum mencapai nilai yang telah ditentukan
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 47/61
47
oleh peneliti. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Turnament (TGT) masih perlu ditingkatkan agar murid
mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan oleh peneliti. Hasil ini pun
menjadi salah satu bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus II.
4. Data Siklus II
Pembelajaran siklus II dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
pelaksanaan siklus I. perencanaan pembelajaran pada siklus II merupakan
tindak lanjut dari siklus I. Peneliti merumuskan sejumlah perubahan atau
perbaikan yang telah dilaksanakan pada siklus I, kemudian peneliti membuat
rencana baru dengan sejumlah perbaikan.
Penilaian dalam pembelajaran ini dirancang dengan menggunakan dua
penilaian, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil belajar. Penilaian proses
dilakukan dengan mengamati siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan dalam kerja kelompok. Untuk penilaian hasil belajar
dilakukan dengan menilai hasil belajar siswa.
Seperti halnya pada siklus I, siklus II pun di laksanakan melalui 4 tahap
yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a) Perencanaan
Tahap perencanaan tindakan pada siklus II hanya meliputi kegiatan yang
terdiri dari:
1) Merencanakan tindakan berdasarkan hasil refleksi siklus I.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 48/61
48
3) Membuat lembar observasi untuk mengamati kondisi pembelajaran
menyimak di kelas.
4) Pemantapan kembali kegiatan diskusi yang dilakukan oleh murid.
5) Perbaikan pengajaran sehingga tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dapat tercapai dengan baik.
b) Pelaksanaan tindakan
Siklus kedua dilaksanakan 3 kali pertemuan, 2 kali pembahasan materi
dan 1 kali pemberian tes. Siklus II ini dilaksanakan setelah siklus I
indikator kinerja belum tercapai. Dengan demikian sebagai gambaran
pelaksanaan siklus ini di dasari oleh hasil observasi/evaluasi dan refleksi
pada siklus I. pada tahap pendahuluan peneliti menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran, memotivasi murid dan menyampaikan metode
pembelajaran yang akan diterapkan dalam materi pemerintahan desa dan
pemerintahan kecamatan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah:
1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) dengan
metode diskusi.
2) Murid disuruh untuk membentuk kelompok belajar untuk
mendiskusikan materi.
3) Mengawasi atau memantau murid yang sedang melakukan diskusi.
4) Memberikan evaluasi terhadap materi.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 49/61
49
Data hasil belajar PKn murid kelas IV SDI Pulau Putiangin
Kabupaten Barru pada siklus II disajikan dalam bentuk tabel. Adapun
bentuk tabel yang dimaksud, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil
Belajar PKn Siklus II
No. Interval nilai Kategori Frekuensi Persentase
1. 0 – 34 Sangat rendah (gagal) 0 0
2. 35 – 54 Rendah 1 6,67%
3. 55 – 64 Sedang 2 13,33%
4. 65 – 84 Baik 10 66,67%
5. 85 – 100 Baik sekali 2 13,33%
Jumlah 15 100%
Berdasarkan data hasil evaluasi siklus II dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Hasil belajar PKn murid melalui model pembelajaran Kooperatif
tipe Teams games tournament (TGT) untuk kelas IV SDI Pulau Putiangin
Kabupaten Barru, setelah mengadakan proses pembelajaran melalui model
TGT berada pada kategori baik. Hal ini terlihat pada skor rata-rata yang
diperoleh seluruh murid pada siklus II adalah 2 murid berada pada
kategori baik sekali dengan perolehan nilai 85-100 (13,33%), 10 murid
berada pada kategori baik dengan perolehan nilai 65-84 (66,67%), 2
murid berada pada kategori sedang dengann perolehan nilai 55-64
(13,33%), 1 murid berada pada kategori rendah dengan perolehan nilai 35-
54 (6,67%), dan tidak adanya murid yang masuk dalam kategori sangat
rendah (gagal).
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 50/61
50
Apabila hasil belajar PKn murid dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar murid secara klasikal pada siklus II dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.7 distribusi ketuntasan hasil
belajar PKn siklus II
No. Skor Kategori Frekuensi Persentase
1. Tidak tuntas 3 20%
2. 65 – 100 Tuntas 12 80%
Jumlah 15 100%
Dari segi ketuntasan belajar murid kelas IV SDI Pulau Putiangin
Kabupaten Barru di atas yang terdiri dari 15 murid terdapat 12 murid
(80%) dalam kategori tuntas atau murid yang mendapat nilai 65 atau diatas
65 dan terdapat 3 murid (20%) yang termasuk dalam kategori tidak tuntas
atau murid yang mendapat nilai di bawah 65. Untuk siklus II pada tabel
4.6 menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini
terlihat tidak adanya siswa yang termasuk dalam kategori gagal. Sebanyak
13,33% dikategorikan baik sekali, 66,67% dikategorikan baik, 13,33%
dikategorikan sedang, dan 6,67% dikategorikan rendah (kurang).
c) Observasi dan evaluasi
Pada siklus II saat proses pembelajaran berlangsung peneliti juga
mengadakan observasi. Ada beberapa perilaku yang terdeskripsi
berdasarkan hasil observasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
observasi di bawah ini.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 51/61
51
Tabel 4.8
Lembar observasi/instrument untuk siswa,
keaktifan siswa dalam siklus II
NO. Komponen yang diamatiSiklus I Rata-
rata
Persent
aseI II III
1. Jumlah murid yang hadir 15 13 15 14,33 95.53%
2. Jumlah murid yang
memperhatikan penjelasan
13 12 14 13 86,67%
3. Jumlah murid yang bertanya 4 3 5 4 26,67%
4. Jumlah murid yang melakukan
kegiatan lain
2 1 1 1,33 8,87%
5. Jumlah murid yang keluar masuk
kelas tanpa minta izin
2 1 1 1,33 8,87%
6. Jumlah murid yang meminta
bimbingan dalam mengerjakan
soal
2 3 1 2 13,33%
Berdasarkan data siklus II dari pertemuan 1 sampai 3hasil terlihat bahwa
dari 15 murid sudah meningkat yaitu, murid yang hadir sebanyak (95,53%),
murid yang memperhatikan penjelasan sebanyak (86,67%), murid yang
bertanya sebanyak 26,67%), murid yang melakukan kegiatan lain sebanyak
(8,87%), murid yang keluar masuk kelas tanpa minta izin sebanyak (8,87%)
menurun, dan murid yang meminta bimbingan dalam mengerjakan soal
sebanyak (13,33%) menurun.
d) Refleksi hasil kegiatan
Pada siklus II memperlihatkan beberapa kemajuan di bandingkan
dengan siklus I karena di siklus ini telah mengalami perubahan yang
signifikan dalam beberapa aspek yang merupakan kekurangan pada siklus I
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 52/61
52
dalam pembelajaran PKn dengan materi pemerintahan kabupaten kota dan
pemerintahan provinsi pada siklus ini murid lebih bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran dan sudah mampu menyimak dengan baik,
walaupun belum begitu maksimal tetapi sudah lebih baik dibandingkan
dengan hasil siklus I.
Dari siklus II yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa hasil
penelitian tindakan kelas (PTK) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn
murid kelas IV SDI Pulau Putingin Kabupaten Barru melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT) setelah
dilaksanakan siklus II dan dinyatakan berhasil.
B. Pembahasan
Dalam pembahasan ini akan diuraikan prestasi belajar murid kelas IV
SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru melalui model pembelajaran kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT), dengan menggunakan metode diskusi
dari analisis kualitatif dan kuantitatif disimpulkan bahwa kemampuan
memahami suatu nilai moral yang terkandung dalam pelajaran PKn melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat
memberikan suatu perubahan yang mendasar pada sikap dan motivasi belajar
murid.
Pada siklus II, walaupun pada awalnya murid terlihat merasa asing
dengan penggunaan model TGT yang diterapkan, akan tetapi perlahan-lahan
murid sudah dapat menyesuaikan diri sehingga murid lebih tertarik dan
termotivasi dalam mengikuti pelajaran. Bukan hanya itu, ketika melihat hasil
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 53/61
53
observasi dari sklus I ke siklus II terjadi perubahan yang sangat signifikan
pada sikap murid kearah yang lebih baik saat proses pembelajaran
berlangsung.
Setelah diadakan refleksi di siklus I dan masih terdapat kekurangan
dalam penerapannya, maka dilakukan perubahan kegiatan yang dianggap perlu
demi tercapainya hasil yang lebih meningkat di banding dengan hasil yang di
peroleh dari siklus I. pada siklus II, setelah mengadakan perubahan tindakan
terlihat bahwa motivasi murid lebih meningkat, sudah banyak murid yang
aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan, dan memberanikan diri dalam
bertanya ketika masih ada materi yang belum dimengerti. Pada siklus II ini
juga terlihat murid yang melakukan kegiatan lain sudah mulai berkurang.
Sebagai akibat dari perubahan yang terjadi pada siklus ini maka setelah
mengadakan tes siklus II skor rata-rata yang dicapai oleh murid berada pada
kategori baik, yang sebelumnya pada siklus I hanya berada pada kategori
sedang. Maka dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam meningkatkan prestasi belajar PKn
murid kelas IV SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Temas Games Tournament (TGT) setelah siklus
II dilaksanakan maka dapat dinyatakan berhasil.
Sejumlah perubahan sikap murid secara terperinci berdasarkan data
kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi yang merupakan hasil
pengamatan peneliti disetiap pertemuan.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 54/61
54
Hasil data dari siklus I dan siklus II adalah kehadiran murid dengan
persentase sebanyak 93,33% menjadi 95,53% (meningkat), murid yang
memperhatikan penjelasan guru dengan persentase sebanyak 73,33% menjadi
86,67% (meningkat), murid yang bertanya pada saat pembelajaran
berlangsung sebanyak 11,33% menjadi 26,67% (meningkat), murid yang
melakukan kegiatan lain pada saat pembelajaran berlangsung sebanyak
24,47% menjadi 8,87% (menurun), murid yang keluar masuk sebanyak 17,8%
menjadi 8,87% (menurun), dan murid yang meminta bimbingan sebanyak
31,13% menjadi 13,33% (menurun).
Hasil Analisis Tes Hasil Belajar PKn
a) Analisis Tes Hasil Belajar PKn
Berdasarkan hasil belajar yang dilakukan pada siklus I dan II diperoleh
ketuntasan hasil belajar sebagai berikut:
Distribusi ketuntasan hasil belajar PKn tersebut memperlihatkan
bahwa dari 15 murid yang mengikuti tes hasil belajar, pada siklus I
terdapat 10 orang dengan persentase 66,67% yang tidak tuntas, dan 5
orang dengan persentase 33,33% yang tuntas. Sedangkan pada siklus II
terjadi peningkatan ketuntasan belajar murid yaitu terdapat 3 orang dengan
persentase 20% berada pada kategori tidak tuntas dan 12 orang dengan
persentase 80% berada pada kategori tuntas.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 55/61
55
b) Hasil observasi aktivitas murid
Aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas siswa yang dilakukan oleh 2 orang observer untuk mencatat
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar belangsung.
c) Hasil refleksi murid
1) Hasil refleksi pada siklus I
Pada siklus I, khususnya pada awal pertemuan terlihat sikap
murid pada umumnya masih kurang memberikan tanggapan atau
respon terhadap model pembelajaran yang digunakan, dan berdasarkan
hasil observasi, yakni kurangnya kerjasama setiap anggota kelompok
dan kurangnya perhatian serius murid dalam menanggapi materi.
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, adapun masalah-masalah
yang dihadapi adalah sebagai berikut:
(a) Beberapa siswa masih belum maksimal menerima perencanaan
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
sehingga pada proses belajar mengajar berlangsung siswa masih
kaku, bingung dan masih sulit beradaptasi dengan teman
kelompoknya.
(b) Kondisi proses belajar mengajar (PBM) masih ribut, karena adanya
beberapa siswa yang mengganggu kelompok lain.
(c) Pada kegiatan persentasi hasil kerja kelompok, masih ada siswa
yang tidak percaya diri tampil di depan kelas untuk mewakili
kelompoknnya masing-masing.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 56/61
56
(d) Beberapa siswa yang keluar masuk kelas tanpa minta izin dari
guru.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu merancang dan
melakukan tindakan baru untuk mencari jalan keluar masalah
tersebut. Tindakan baru yang telah dirancang oleh peneliti,
selanjutnya akan diaplikasikan pada siklus II, dan diharapkan dapat
mengalami peningkatan baik, peningkatan dalam hal hasil belajar
siswa maupun peningkatan dalam hal aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar berlangsung.
2) Hasil refleksi pada siklus II
Setelah merefleksi hasil pelaksanaa siklus I, maka diperoleh
rancangan atau gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus
II ini, sebagai perbaikan dari tindakan siklus sebelumnya. Hal ini dapat
terlihat bahwa tindakan yang dilaksanakan secara umum masih belum
sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tindakan yang dilaksanakan
pada siklus II ini adalah dengan memberikan pengarahan dan
pengenalan kembali tentang model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT), melakukan pengontrolan kepada setiap
kelompok terutama pada saat diskusi kelompok, sehingga siswa lebih
serius selama proses pembelajaran danbekerjasama dengan anggota
kelompoknya, memberi kesempatan kepada siswa yang mempunyai
kemampuan yang lebih dari anggota kelompoknya, member penguatan
kepada siswa untuk dapat percaya diri tampil didepan pada saat
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 57/61
57
persentasi kelompok dan mengubah posisi tempat duduk dan jarak
bangku antara tiap kelompok agar kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan tidak terjadi.
Sehingga pada siklus II ini, didapatkan perubahan keaktifan dan
kemandirian siswa. Hal tersebut terlihat pada kondisi siswa yang pada
awal penerapan model pembelajaran koooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) untuk siklus II ini tidak mengalami kesulitan lagi.
Kebiasaan siswa selama siklus I dalam kegiatan kelompok pada siklus
II semakin meningkat, peningkatan yang dimaksud adalah sikap
penerimaan siswa untuk mengikuti pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT). Siswa tidak mengalami kekakuan
lagi selama proses belajar mengajar berlangsung. Adaptasi dan
kerjasama antara anggota kelompok masing-masing pun lancar, dan
mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, sehingga penyelesaian
LKS setiap kelompok dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
semakin meningkat. Usaha siswa untuk saling menghargai perbedaan
dan usaha saling mengisi kekurangan kelompoknya adalah salah satu
faktor yang memperlancar proses pembelajaran.
Secara umum seluruh kegiatan pada siklus II dapat dikatakan
mengalami peningkatan disbanding siklus sebelumnya. Hal ini terlihat
dari aktivitas belajar siswa yang mengalami peningkatan dalam hal
menyimak pengarahan guru, kerjasama setiap anggota kelompok,
mengajukan pertanyaan, dan menjawab pertanyaan.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 58/61
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan tindakan kelas selama
dua siklus sebagai berikut:
1. Secara kuantitatif, terjadi peningkatan prestasi belajar PKn murid kelas IV
SDI Pulau Putiangin Kabupaten Barru dengan diterapkannya pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Turnament (TGT), yaitu memperoleh skor
rata-rata 62,5 pada siklus I dan meningkat dengan skor rata-rata 72,5
pada siklus II setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Turnament (TGT) hasil ini di cantumkan di lampiran.
Secara kualitatif, terjadi perubahan sikap. Siswa menunjukkan sikap
antusias untuk mengikuti pelajaran, minat dan motivasi belajar PKn siswa
mengalami peningkatan, hilangnya rendah diri siswa akibat berprestasi
rendah sehingga menghilangkan sekat yang dapat menghambat proses
belajar mengajar, citra diri siswa semakin optimis akan kemampuan yang
mereka miliki, optimisme itu ditunjukkan siswa dengan mengerjakan
secara mandiri tugasnya dirumah.
2. Dengan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT), sehingga sebagian besar siswa merasa senang belajar
PKn dimana mereka di dukung oleh suasana belajar yang
menggembirakan.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 59/61
59
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian yang dikemukakan diatas, maka
beberapa saran yang dapat penulis kemukakan, diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Kepada guru mata pelajaran PKn disarankan agar dapat menguasai
beberapa metode dan model-model pembelajaran, supaya dapat
menyesuaikan dengan bahan ajar yang akan disajikan.
2. Disarankan agar untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) sebagai model pembelajaran yang dapat
meningkatkan prestasi siswa dan dapat menimbulkan antusiasme siswa.
3. Melihat hasil penelitian yang diperoleh melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) cukup positif, maka
diharapkan kepada guru-guru khususnya guru PKn agar dapat menerapkan
model pembelajaran ini di ruang kelas tempat mereka mengajar.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 60/61
60
DAFTAR PUSTAKA
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada,Cet. Ke-1,
Trianto. 2010. Mendesai Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-3,
Setyosari Punaji.2010 Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group. Cet. Ke-1.
Sanjaya Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group. Cet. Ke-7.
Dimyati. Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Syamsudding. Vismaia. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung:
PT. remaja Rosdakarya. Cet. Ke-2.
Sanjaya Wina. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: kencana Prenada Media
Group. Cet. Ke-2.
Sahabudding. 2007. Mengajar Dan Belajar. Makassar: UNM. Cet. Ke- 3
Kasmita. 2010. Peningkatan mutu proses dan hasil belajar PKn melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas V
SD Bontomanai Makassar”, Skripsi: FKIP Unismuh.
Sahabuddin. 1999. Mengajar dan Belajar . Ujung Pandang : Badan Penerbit
Universitas Negeri Makassar.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Janurmi. 2010. “Meningkatkan hasil belajar IPA melalui penerapan model
pembelajaran Kooperatif tipe NHT Murid Kelas V SD Angkasa 1Lanud Sultan Hasanuddin Makassar”, Skripsi: FKIP Unismuh.
Sunarto.2010.PengertianPrestasiBelajar .http://sunartombs.wordpress.com/2009/0
1/05/pengertian-prestasi-belajar. 12 Mei 2011.
Wartawarga.2010.PengertianPendidikanKewarganegaraan.http://wartawarga.guna
darma.ac.id/2010/05/pengertian-tujuan-sejarah-pendidikan-
kewarganegaraan. 12 Mei 2011.
5/17/2018 SKRIPSI MAWAR - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-mawar 61/61
61
Adit.2011.PengertianPendidikanKewarganegaraaan.http://aditdutmutz.blogspot.co
m/2011/04/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan. 12 Mei 2011
Pendidikan.2011.Pengertian PKn Menurut UU Pendidikan.
http://pendidikan.radensomad.com/informasi-pengertian-pkn-menurut-
uu-pendidikan. 19 Mei 2011.
top related