skripsi new
Post on 26-May-2015
18.900 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi seperti ini, hampir semua orang berasumsi bahwa
pendidikan merupakan bidang yang sangat penting bagi kemajuan dan pembangunan
suatu bangsa. Pendidikan matematika merupakan dasar untuk membangun suatu
bangsa dan memegang peranan penting serta upaya penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Agar dapat menciptakan manusia yang berkualitas tinggi, maka pengajaran
matematika di berbagai jenjang pendidikan formal perlu mendapat perhatian yang
sungguh-sungguh. Para siswa Sekolah Dasar dan Menengah termasuk SLTP dituntut
menguasai pelajaran matematika yang hasilnya dapat dilihat dalam bentul hasil
belajar matematika yang tinggi, karena sebagai mata pelajaran dasar dan sekaligus
sebagai cara berpikir ilmiah yang sangat diperlukan siswa untuk mengembangkan
kemampuan berpikir nasional, matematika juga diperlukan untuk menunjang
keberhasilan belajar siswa dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi.
Mengingat pentingnya penguasaan matematika bagi peserta didik yang
merupakan tunas dan harapan masa depan bangsa, semestinya sejak dini sudah dilatih
untuk merasa akrab dan mencintai matematika sampai saat ini. Nilai matematika
siswa sangat rendah bila dibandingkan dengan nilai mata pelajaran lain, karena
disebabkan oleh faktor minat belajar siswa.
1
Siswa sekarang tidak cenderung mandiri dalam belajar matematika, misalnya
jika diberikan soal atau tugas maka tugas tersebut dikerjakan atau dijawab apabila ada
bantuan dari teman atau perintah dari guru. Tugas itu dipacu untuk dikerjakan apabila
akan diperiksa atau diambil nilainya. Siswa tidak berusaha menyelesaikan sendiri,
yang penting tugas tersebut selesai dan dikerjakan tanpa melihat kebenarannya.
Bila kita menginginkan kemajuan di dunia pendidikan banyak cara yang harus
kita benahi, kita meninggalkan pola atau sistem yang sudah tidak cocok lagi dengan
peerkembangan ilmu dan teknolgi, kita coba cara yang menitikberatkan siswa untuk
aktif dan kreatif.
Menurut Sugijono ( 2005 ), bahwa prinsip belajar bermakna yang
mengutamakan pengertian dan pemahaman dan penguasaan konsep yang di tekankan
pada tiga hal penting dalam pembelajaran matematika :
1. Pengenalan fakta, penanaman konsep, dan pembuktian teorema atau rumus.
2. Contoh soal dan penyelesaian yang di sajikan secara bervariasi, sebagai contoh
dalam penerapan konsep dan penggunaan teorema atau rumus.
3. Soal – soal latihan yang di sajikan secara terstruktur, di mulai dari yang mudah
sampai dengan soal yang sulitdan di sertakan dengan soal pemecahan masalah.
Dalam proses belajar mengajar kita perlu memahami kemungkinan pemikiran
siswa menyesuaikan pengetahuan dengan apa yang di ajarkan nanti. Ini tidak terlepas
dari intelegensinya atau kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru,
dengan menggunakan alat – alatberfikir yang sesuai dengan tujuan. Stren ( Purwanto,
1990: 52 )
2
Menurut Hudoyo, (1979:108) bahwa, bahan pelajaran yang di pelajari haruslah
bermakna, artinya bahan pelajaran itu cocok dengan kkemampuan siswa dan harus
relevan dengan struktur kognetif yang di miliki siswa. Dimana untuk meningkatkan
pemahaman dan penguasaan yang mendasar maka, dalam pembelajaran matematika
perlu di temmpatkan langkah – langkah penanaman konsep sampai pada peneraannya,
langkah – langkah penanaman konsep tersebut terdiri atas tiga langkah : langkah
pemahaman, langkah penguatan dan langkah penggunaan.
Menurut Russefendi dalam ( simanjuntak, 1993:72 ) agar anak didik memahami
dan mengerti akan konsep ( struktur ) matematika seyogyanya di ajarkan dengan konsep
murni, di lanjutkan dengan konsep notasi dan di akhiri dengan konsep terapan, di
samping itu untuk dapat mempelajari dengan baik struktur matematika maka
representasinya ( model ) di mulai dengan bendda – benda kongkrit yang beraneka
ragam yang sesuai dengan materi yang di ajarkan.
Menurut pengamatan dan pengallaman Dieness dalam ( Simanjuntak, 1993:72)
bahwa terdapat anak – anak yang menyenangi matematika hanya pada permulaan,
mereka berkenalan dengan matematika yang sederhana,semakin tinggi sekolahnya
semakin sukar matematika yang di pelajari, dan semakin kurang minat belajar
matematika sehingga di anggap matematika itu sebagian anak beranggapan bahwa
matematika adalah ilmu yang sukar dan rumit.
Kurangnya minat belajar anak terhadap matematika karena kurangnya pengertian
hakikat dan fungsi matematika itu sendiri, padahal matematika itu menurut Santso
merupakan salah satu jalan untuk menuju pemikiran yang jelas, bahkan jatuh bangun
satu negara tergantung dari kemajuan matematikanya.
3
Kemampuan berhitung merupakan kemampuan dasar yang sangat erat kaitannya
dengan operasi matriks yang di ajarkan di sekolah Madrasah Aliyah ( MA ). Berhitung
merupakan salah satu teknik dalam menentukan operasi matriks pada siswa kelas XII
IPS-2 MAN 1 Ambon. Kesalahan yang di lakukan siswa dalam menyelesaikan soal
operasi matriks karena siswa belum memahami dan mengerti bagaimana menyelesaikan
soal yang di berikan secara baik dan benar. Dan sesuai dengan penulis alami di sekolah
MAN 1 Ambon, siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal operasi
matriks. Semua itu karena kurangnya minat belajar siswa.
MAN 1 Ambon merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dan banyak di
minaati oleh masyarakat kota Ambon dan sekitarnya. Karena selain memiliki fasilitas
pembelajaran yang memadai juga memiliki lingkungan belajar yang aman dan baik.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka salah satu usaha
yang dapat dilakukan untuk mendapatkan prestasi belajar matematika adalah dengan
jalan memperbaiki faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar itu sendiri.
Oleh karena itu, sebagai pengajar matematika maka penulis merasa terdorong untuk
mencapai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematika.
Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Matematika Pada Materi Operasi matriks ordo 2 x 2 Kelas XII MAN 1 Ambon” .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut :
4
1. Apakah ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada
materi operasi matriks ?
2. Berapa besar minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi operasi
matriks ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahuai :
1. Bagaimana pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi
operasi matriks.
2. Besar minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi operasi
matriks.
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru bidang studi matematika yaitu sebagai bahan masukan agar
dalam pembelajaran matematika bukan saja memperhatikan hasil belajar siswa
tetapi proses berpikir siswa juga diperhatikan dalam mengatasi kesulitan yang
dialami siswa dan melaksanakan perbaikan pengajaran.
2. Bagi penulis sendiri sebagai pengalaman agar manjadi seorang pendidik
yang dapat memperhatikan proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah.
E. Hipotesis Penelitian
5
Diduga bahwa ada pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika pada materi operasi matriks pada kelas XII IPS-2 MAN 1 Ambon.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses yang ditandai adanya perubahan pada diri
seseorang.perubahan sebagai proses belajar dapat ditujukan dalam berbagai bentuk
seperti pengatahuan pemahaman dan tingkahlaku ,keterampilan, kecakapan kebiasaan
serta perubahan aspek-aspek yang lain ada pada indifidu dikemukakan oleh mouly
(nana sudjana,1985:5) belajar dapat di definisikan sebagai perubahan tinggkahlaku
yang relative dan terjadi sebagai hasil penelitian atau pengalaman .Hal yang sama
dikatakan oleh bagle (dalam ratumanan,2002:60).
Lingkungan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar,
karena setiap orang melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan
selanjutnya Diniati (1994:4) mengatakan belajar merupakan tindakan dan prilaku
siswa yang kompleks , sehingga belajar hanya dialami oleh siswa sendiri .siswa adalah
penentu terjadinya atau tidak proses belajar.belajar terjadi berkat siswa mempelajari
suatu yang ada di lingkungan sekitar.Menurut Dewy (dalam setijai,1991;31) belajar
adalah menyangkut apa yang harus di kerjakan murid- murid untuk dirinya sendiri
6
Dari pendapat para ahli di simpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku indufidu yang terjadi secara terus –menurus akibat interaksi dengan
lingkungan sehingga perkembangan intelektual semakin baik.Dengan belajar setiap
induvidu dapat membangun pengetahuanya sendiri sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman.
B. Belajar Matematika
Matematika berasal dari bahasa inggris yakni matematics yang berarti ilmu pasti.
Matematika adalah salah satu cabang ilmu yang sangat besar peranannya dalam
mengembangkan ilmu pengetahuan secara umum maupun dalam kegiatan keilmuan
yang bersifat eksak. Matematika dilukiskan sebagai satu struktur yang terdiri dari
suatu sistem dimana setiap sistem mempunyai struktur tersendiri yang sifatnya
deduktif, yaitu sistem yang dimulai dengan beberapa unsur yang tidak didefenisikan.
Unsur tersebut kemudian diperlukan sebagai komunikasi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Russefendi (1988 ; 151), bahwa belajar matematika melibatkan struktur
hirarki dari matematika.
Matematika merupakan salah satu bidang studi yang di ajarkan dari tingkat SD
hingga SMA, bahkan perguruan tinggi. Rof ( dalam Mulyono, 1999:253 )
mengemukakan bahwa matematika perlu di ajarkan karena :
1. Selalu di gunakan dalam kehidupan sehari – hari,
2. Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai,
3. Merupakan sarana komnikasi yang kuat, singgkat, sesuai dan jelas,
4. Dapat di gunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara ,
5. Meningkatkan kemampuan berfikir logis,
7
6. Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang mendatang
Sejalan dengan pendapat di ataas, Cornelius ( dalam Mulyono, 1999: 23 )
menyatakan bahwa ada lima alasan dalam mempelajari metematika, yaitu :
1. Sebagai sarana barfikir yang logis dan jelas,
2. Sebagai sarana untuk memecahkan masalah sehari – hari,,
3. Sebagai sarana pengembangan kreatifitas,
4. Sebagai sarana mengenalkkan pola – pola hubungan generalisasi pengalaman,
dan
5. Sebagai sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebudayaan.
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa dalam mempelajari matematika
setiap pokok bahasan mempunyai kaitan erat antar satu dengan yang lainnya. Hal ini
menurut adanya suatu pengetahuan dasar tertentu untuk mempelajari pokok bahasan
selanjutnya.
Matematika pada hakekatnya merupakan metode berpikir logis yang pada
mulanya mengendalikan pada penggunaan bahasa verbal, secara lambat laun dalam
rangka meningkatkan kecermatan dan ketetapan penalarannya beralih pada logika
simbol. Karena matematika merupakan ide abstrak yang diberi simbol-simbol, siswa
akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari pada apa yang telah
diketahuinya. Karena itu untuk mempelajari suatu materi baru pengalaman belajar
yang lalu dari siswa itu akan mempengaruhi terjadinya proses belajar matematika
selanjutnya.
Penyajian materi matematika harus diajari secar berkesinambungan dalam arti
penyajian dimulai dengan pemahaman. Ide dan konsep yang sederhana sampai pada
8
jenjang yang lebih tinggi jika siswa tersebut belum menguasai atau memahami konsep
yang lebih mudah. Demikian halnya dengan mempelajari bentuk akar, perlu adanya
pengetahuan dasar tentang materi-materi sebelumnya.
C. Hasil Belajar Matematika
Belajar matematika adalah bentuk belajar yang dilakukan dengan penuh
kesadaran dan terencana, yang dalam prosesnya dibutuhkan suatu proses aktif
individu. Untuk memperoleh pengetahuan yang baru yang dapat menyebabkan
perubahan tingkah laku. Menurut Russefendi (1988 ; 25), pola tingkah laku itu
disusun sebagi prinsip-prinsip belajar yang diaplikasikan dalam pelajaran matematika.
Pada hakekatnya matematika merupakan disiplin ilmu lainnya. Dikatakan
demikian karena belajar matematika berarti kita belajar ide atau konsep-konsep yang
tersusun secara hirarki dan penalaran yang bersifat deduktif (Hudoyo, 1998 : 3).
Dari beberapa uraian di atas, maka penulis simpulkan bahwa hasil belajar
matematika adalah pola tingkah laku yang disusun menjadi satu model sebagai
kumpulan sistem matematika yang mempunyai struktur serta ide atau konsep yang
teratur menurut urutan yang logis dengan menggunakan pembuktian logis.
Ada beberapa faktor tertentu yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini
sesuai dengan pendapat sujana ( 1995 : 39 ) bahwa hasil belajar siswa di pengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu : faktor yang datang dari dalam diri siswa berupa
kemampuan dan faktor yang datang dari luar diri sisa ( lingkungan)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa
9
Proses pembelajaran matematika akan mencapai hasil yang optimal apabila
faktor – faktor pendukung berikut ini dapat di kelola dengan sebaik – baiknya.
Seperti:
a. Siswa, berhasil tidaknya proses pembelajaran matematika sangat tergantung pada
peserta didik. Dalam hal ini siswa baik faktor internal maupun eksternal.
1. Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang terdapat pada diri siswa. Hal ini mencakup
faktor – faktor psikis intelegensi, motivasi, konsentrasi dan faktor keadaan
fisik. Intelegensi merupakan bawaan sejak lahir, dalam kaitannya dengan
kegiatan pengajaran di sekolah. Intelegensi berarti kemampuan untuk
mencapai prestasi di sekolah yang di dalamnya mengandung makna berfikir.
Berfikir ini mengandung peranan yang paling penting di dalam proses belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berada di luar individu atau lebih di kenal
dengan sebutan faktor lingkungan. Faktor lingkungan dalam pembelajaran
yaitu lingkungan dalam sekolah seperti kurikulum, guru, sarana belajar dan
lain – lain.Unsur tersebut pada hakikatnya berfungsi sebagai lingkungan belar
yakni lingkungan tempat siswa berinteraksi sehingga menimbulkan kegiatan
belejar pada diri siswa tersebut.
b. Guru, guru atau pengajar mempunyai tanggung jawab yang sangat penting dalam
proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar akan lebih baik apabila guru sebagai
tenaga pengajar mempunyai keahlian atau profesional yang tinggi, artinya
seorang guru harus mempunyai kemampuan yang baik dalam penyajian materi
10
pelajaran. Seorang guru matematika yang tidak menguasai materi dan metode
pengajaran tiak dapat mengajar dengan baik yang pada akhirnya hasil belajar
akan kurang memuaskan atau tidak memuaskan sehingga siswa tidak dapat
mencapai hasil yang optomal sebagaimana mestinya.
c. Sarana dan prasarana, Faktor pendukung juga turut menentukan hasil belajar
matematika adalah tersedianya sarana yang lengkap seperti buku paket dan alat –
alat peraga yang ada hubunganya dengan materi pelajaran yang di sajikan pada
siswa. Demikian pula prasarana yang lain seperti ruangan yang bersih, tempat
duduk yang baik, serta kondisi sekolah yang aman akan menimbulkan minat dan
gairah siswa yang lebih tenang untuk meneria mata pelajaran matematika.
d. Penilaian, Penilaian di pergunakan untuk mengetahui bagaimana prestasi siswa
juga untuk mengetahui bagaimana berlangsungnya interaksi antara guru dengan siswa
itu, penilaian mengacu ke proses belajar yang lebih bergairah dengan hasil yang di
dapatkan. Penilaian hasil belajar atau proses belajar merupakan penilaian terhadap
kegiata dan kemajuan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas
yang di lakukan sepanjang pelaksanaa pembelajaran.
D. Minat Belajar Matematika
Bagi sebagian masyarakat, pelajaran matematika di anggap pelajaran yang sulit,
sukar di pahami, dan pelajaran yang hanya di kuasai oleh anak yang pandai.
Menguasai pelajaran ini tidak semudah membalik telapak tangan. Di butuhkan
ingatan yang cukup kuat, ketelitian, ketelatenan dan kesabaran. Bagi guru atau orang
tua siswa yang mendampingi belajar matematika tentu juga mengalami banyak
hambatan dalam menjelaskan materi pelajaran tersebut.
11
Penyelesaian soal yang sebenarnya bisa di lakukan dalam beberapa sudut
pandang, kadang terpatahkan oleh anggapan anak bahwa penyelesaian itu harus sesuai
dengan apa yang di ajarkan oleh gurunya. Ada beberapa kiat untuk mengurangi
keengganan anak belajar matematika.
a. Kiat pertama adalah : Berfikir positif, dalam kehidupan kita sering
menjumpai matematika di setiap jenjang pendidikan juga akan bertemu
pelajaran ini. Bagaimana mungkin kita akan menghindarinya sehingga kita
yang harus mendekatinya menurut kemampuan.
b. Kiat ke dua adalah : Kontekstualitas, mengajari anak secara abstrak akan
membuat anak lebih sukar dalam memahami apa yang di ajarkan. Misalkan
mengajari penjumlahan dan pengurangan dengan angka – angka yang tertulis
dalam buku tulis akan lebih sukar di bandingkan dengan mengajari dengan
benda nyata seperti kelereng, tusuk sate, dan lain – lain.
c. Kiat ke tiga adalah : Melihat potensi anak, dalam mempelajri sesuatu, setiap
anak mempunyai tingkat pemahaman dan penguasaan konsep dasar yang
berbeda – beda. Begitu juga dalam belajar matematika. Ada anak yang cukup di
jelaskan sekali suda paham, ada anak yang harus di jelaskan berkali – kali baru
memahami apa yang di ajarkan.
d. Kiat ke empat adalah : “ Banyak jalan menuju roma “, pendapat anak bahwa
caara menyelesaikan suatu soal harus di kerjakan sama caranya yang di ajarkan
guru harus di ubah, baik oleh anak maupun gurunya. Suatu soal mungkin dapat
di selesaikan dari berbagai macam cara selama cara yang di pakai adalah logis.
Hal ini justru akan menambah wawasan bagi si anak maupun guru itu sendiri.
12
e. Kiat ke lima aadalah : Konsentrasi, belajar matematika membutuhkan
konsentrasi yang cukup. Ajari anak untuk belajar tanpa terganggu oleh
lingkungan separti acara televisi di rumah, keramaian di kelas, dan lain – lain.
Ini juga tidak berarti selama belajar harus serius sekali, tegang tanpa selingan.
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa
a. Faktor Interen, Faktor ini meliputi :
1. Kondisi fisik / jasmani siswa saat mengikuti pelajaran
Kondisi fisik atau jasmani siswa saat mengikuti pelajaran matematika sangat
berpengaruh terhadap minat dan aktifitas belajarnya. Faktor kesehatan badan, seperti
kesehatan yang prima dan tidak daalam keadaan sakit atau lemah, akan sangaat
membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaraan. Sebab pelajaran
matematika meemerlukan kegiataan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian
dan pikiran jernih. Oleh karena itu apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu
kesehatannya, akaan sulit memusatkaan perhatiannya dan berfikir jernih.
2. Pengalaman belajar matematika di jenjang pendidikan sebelumnya.
Pengalaman belajar sangat berkaitan dengan kemampuan awal ( entry behavior ).
Sebagaimana yang di kemukakan oleh Bloom, (2004:64) “ Kemampuan awal adalah
pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, yang merupakan persyaratan yang di
miliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru atau lebih lanjut.”
Setiap siswa masing – masing telah memiliki berbagai pengalaman belajar yang
berbeda – beda yang di perolehnya di jenjang pendidikan sebelumnya. Hal tersebut
merupakan modal awaal bagi siswa dalam melakukan kegiatan belajar selanjutnya.
13
Pengalaman belajar yang telah di miliki oleh siswa besar pengaruhya teerhadap
minat belajar. Pengalaman tersebut menjadi dasar unuk menerima pengalaman –
pengalaman baru yang akan sangat membantu dalam minat belajar siswa.
Sebagai contoh, seseorang siswa akan sangat mudah dalam menguasai dan
memahami materi pelajaran matematika, kaarena ia telah memahami dan menguasai
dengan baik materi pelajran matemaatika sewaktu di SD / MI. Jadi, dapat di pahami
bahwa pengalaman belajar matematika di jenjang matematika sebelumnya turut
berpengaruh terhadap belajar siswa, terutama dalam mata pelajaran matematika.
b. Faktor Eksteren
1. Metode dan gaya mengajar guru Matematika
Metode dan gaya mengajar guru juga memberi pengaruh terhadap minat siswa
dalam belajar matematika. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan
metode dan gaaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan prhatian siswa.
Dominikus catur raharja (2001:7) menyatakan :
Guru adalah kreator proses belajr mengajar. Guru adalah oraang yang akan
mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mngkaji apa yang menarik
minatna, mngekspresikan ide – ide dan kreativitasnya dalam batas – batas dan
norma – norma yang di tegakkan secara konsisten.
Cara penyampaian pelajaran yang kurang menarik menjadikan siswa kurang
berminat dan kurang bersemangat untuk mengikutinya dan kemudian mendorongnya
untuk terus mempelajarinya. Cara seorang guru untuk menyampaikan pelajaran
sangat terkait dengan tipe atau karakter kepribadianya, seperti yang di kemukakan
Muhibin Syah sebagai berikut :
14
2. Guru yang otoriter ( Autoriterian )
Secara harfiah, otoritervbararti berkuasa sendiri atau sewenang – wenang.
Dalam PBM, guru yang otoriter mengarahkan dengan keras segala aktivitas para
siswa tanpa di tawar – tawar. Hanya sedikit sekali kesempatan yang di berikan
kepada siswa untuk berperan serta memutuskan cara terbaik untuk kepentingan
belajar mereka, sehingga antara guru dan murid tidak terdapaat hubunan yang akrab.
3. Guru yang Demokratis ( Demokratie )
Arti demokratis adalah bersifat demokratis yang pada intinya mengandung
makna memperhatikan persamaan hak daan kewajiban semua orang. Guru yang
memiliki sifat ini pada umummnya di pandang sebagai guru yang paling baik dan
ideal.. Alasannya, dibanding dengan guru yang lainnya guru tipe demokratis lebih
suka bekerja sama dengan rekan – rekan seprofesinya. Namun tetap menyelesaikan
tuggasnya secara mandiri. Di tinjau dari sudut hasil pengajaran, guru yang demokratis
dan yang ptoroter tidak jauh berbeda. Akan tetapi dari sudut moral, guru yang
demokratis dan karenanya ia lebih di senangi oleh rekan – rekan sejawatnya maupun
para siswanya sendiri.
Di samping itu, metode yang di gunakan dalam menyampaikan pelajaran besar
pula pengaruhnya terhadap minat belajar siswa. Apabila guru hanya menggunakan
satu metode saja dalam mengajar maka akan membosankan, yang akhirnya siswa
tidak tertarik memperhatikan pelajaran. Jadi hendaknya guru dapat menggunakan
berbagai metode mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran.
15
4. Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran matematika.
Fasilitas dan alat dalam belajar memiliki peranan penting dalaam memotovasi
minat siswa pada suatu pelajaaran. Tersedianya fasilitas dan alat yang memadai dapat
memancing minat siswa pda mata pelajaran matemaatika.
Fasilitas dan alat penunjang pelajaaran matematika yang di maksud di sini
berupa :
a) Alat fasilitas yang di gunakan bersama – sama dengan murid. Sebagai contoh :
papan tulis, kapur tulis / spidol, ruangan kelas dan sebagainya.
b) Alat yang di miliki olehh masing – masing murid dan guru. Sebgai contoh :
Alat tulis, buku pelajaran matematika, buku pegangan guru dan lain
sebagainya.
c) Alat peraga yang berfungsi untuk memperjelas atau memberi gambaran yang
lebih jelas tentang hal – hal yang di ajarkan
E. Ruang Lingkup Matriks
Sebagian besar manusia, baik anak – anak maupun orang dewasamenyukai
permainan. Salah satu permainan yang menarik adalah permainan catur. Dalam
perainan catur, terdapat aturan – aturan lengkap dari setiap bidak catur.Misalnya
langkah kuda yaitu seperti huruf L.
Seorang pemain catur profesional mempunyai strategi dalam permainannya.
Langkah – langkah setiap bidak catur teleh di perhitungkan dengan cermat, sehingga
menjelang akhir permainan dia dapat memprediksi berapa langkah lagi dia akan
memenangkan pertandingan.
16
Kitapun dapat mempelajarinya dengan menggunakan matriks. Setiap langkah
anak catur dapat di buat grap terarah dan dapat diinterpretasikan dalam bentuk
matriks.
MATRIKS
a. Operasi perkalian, penjumlahan dan pengurangan matriks ordo 2
x 2
1) Pengertian Matriks.
Matriks adalah susunan bilangan yang di atur berdasarkan baris dan kolom
sehingga mebentuk persegi panjang. Ukuran panjang dan lebar matriks di
tentukan oleh banyaknya baris dan kolom pada matriks. Bilangan – bilangan yang
menyusun baris dan kolom matriks di sebut unsur – unsur atau elemen – elemen
dari matriks itu.
Syarat – syarat sutu matriks adalah :
b. Bentuk persegi panjang dan di tmpatkan dalam kurung biasa atau kurung
siku.
c. Elemen – elemennya teriri dari bilangan – bilangan
d. Mempunyai baris dan kolom.
2) Bentuk umum matriks
Nama sebuh matriks di lambangkan dengan huruf besar ( huruf kapital )
A, B, C, D… dan seterusnya. Secara lengkap di tulis matriks A = ( aij) artinya
suatu matriks A yang elemen – elemennya aij dengan indeks i menyatakan baris
ke –i dan indeks j menyatakan kolom ke – j dari elemen – elemen tersebut.
17
Secara umum sebuah matriks A = ( aij), i = 1, 2,….,m dan j = 1, 2,….n.
Yang bereti matriks A mengandung m baris dan n kolom dapat di lambangkan
oleh notasi berikut :
Johanes dkk ( 2004 : 122 )
3) Istilah dalam matriks
Sebelum mempelajari masalah operasi perkalian, penjumlahan dan
pengurangan matriks, perlu dipahami terlebih dahulu beberapa pengertian dan
istilah yang berkaitan dengan matriks.
A = elemen-elemen yang terletak pada baris pertama
elemen-elemen yang terletak pada baris
kedua
Elemen yang terletak pada kolom pertama
Elemen yang terletak pada kolom kedua
Elemen yang terletak pada kolom ketiga
A m x n = A ( m x n ) = A m x n =
18
A =
Berdasarkan pengamatan dalam paparan sebelumnya, pngertian, baris kolom
dan elemen suatu matriks dapat dilengkapi sebagai berikut:
a. Baris dari suatu matriks adalah: Bagian susunan bilangan yang dituliskan
mendatar dan horisontal dalam matriks.
b. Kolom dari suatu matriks adalah: Bagian susunan bilangan yang dituliskan tegak
atau vertikal dalam matriks.
c. Elemen atau unsur suatu matriks adalah: Bilangan-bilangan (real atau kompleks)
yang menyusun itu.
(Wirodikromo Sartono, 2006:92)
4) Operasi pada matriks ordo 2 x 2
Dua buah matriks dapat dijumlahkan jika memiliki ordo yang sama.
Penjumlahan dilakukan dengan menjumlahkan elemen-elemen yang seletak
yaitu jika A = (aij) dan B = (bij), maka A + B = (aij + bij).
Contoh Penjumlahan
1. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
Jawab: A + B = +
=
=
2. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
Jawab: A + B = +
19
=
=
Contoh Pengurangan
1. Jika A = dan B = maka tentukanlah A – B
Jawab: A – B =
=
=
2. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
Jawab: A + B =
=
=
Contoh Perkalian
1. Jika A = dan B =
Jawab: A x B =
=
=
2. Jika A = dan B =
20
Jawab: A x B =
=
F. Kerangka Pikir
Pengaruh penguasaan materi operasi matriks ordo 2 x 2 terhadap hasil belajar
siswa kelas XII IPS – 2 MAN 1 Ambon merupakan sebuah hipotesis. Pencarian
terhadap kebenarannya melalui kuisioner dan tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa. Hasil yang di peroleh di analisis dengan menggunakan analisis statistik
persamaan regresi.
Analisis ini nantinya akan memberikan pembuktian terhadap hipotesis tersebut,
apakah benar atau tidak. Jika benar maka hal ini dapat di gunakan untuk menambah
minat belajar siswa, sehingga kedepan tercpainya tujuan minat belajar siswa trhadap
mata pelajran matemtika.
21
Bagan Kerangka Pikir
Pengaruh Minat Belajar Siswa
Minat BelajarHasil Belajar
Instrumen Tes Dan Kusioner
Hipotesis
22
Proses Pembelajaran diMAN 1 Ambon
Analisis
StatistikDeskriftif
Regresi Sederhana
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian Ex post facto yaitu penelitian yang
bertujuan untuk melihat dan mengkaji dua variebel atau lebih. Dimana variabel yang
di kaji telah terjdi sebelumnya melalui perlakun orang lain.
B. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII jurusan IPA dan IPS MAN
1 Ambon semester ganjil tahun ajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 145 siswa yang
terdiri dari lima kelas.
2. Sampel
Sampel dalam enilitian ini di ambil satu kelas yaitu kelas XII IPS – 2 MAN 1
Ambon dengan jumlah 40 siswa.
C. Instrumen Penelitian
23
Kesimpulan
Untuk memperoleh data yang akurat yang digunakan dalam instrumen penelitian
adalah :
a. Kuisioner
Dilakukan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap hasil belajar
matematika. Sebagaimana yang terlampir.
b. Test
Untuk mengetahui hasil belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan 2
metode yaitu :
1. Observasi, yaitu dimaksud agar peneliti dapat melihat langsung proses
belajar siswa.
2. Test, untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap hasil belajar operasi
perkalian matriks.
E. Analisis Data
Data yang dikumpulkan dari penelitian selanjutnya dianalisis dengan
menggunakan :
1. Teknik analisis Statistik Diskriptif
Dengan menggunakan teknik analisis Statistik Diskriptif
untuk menghitung presentase dari skor yang diperoleh siswa, maka rumusan yang
digunakan adalah :
24
Nilai =
Selanjutnya dari hasil presentase, kemudian diklasifikasikan dengan presentase
yang dinyatakan sebagai berikut :
Tabel 1: Kualifikasi Pencapaian Penilaian Acuan Patokan
Interval Kualifikasi
80 – 100 Baik Sekali66 – 79 Baik56 – 65 Cukup40 – 55 Kurang0 – 39 Gagal
Arikunto ( 2001 : )
2. Mencari Persamaan Regresi
Untuk mencari perhitungan persamaan regresi, penulis menggunakan rumus
sebagai berikut :
Ý = a + bx
(Sudjana, 1996 : 312)
Untuk mendapatkan harga-harga a dan b menggunakan rumus :
1.
2.
(Sudjana, 1996 : 315)
25
Dengan :
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
: Jumlah nilai x
: Jumlah nilai y
: Jumlah kuadrat dari nilai x
: Jumlah kuadrat dari nilai y
: Jumlah produk antara nilai x dan y
a. Menguji kelinieran regresi
Setelah memperoleh a dan b akan di tentukan persamaangaris regresinya. Analisis
yang di gunakanselanjutnya yaitu melakukan uji kelinieran dan keberartian regresi yang
di sajikan pada tabel ANAVA sebagai berikut :
Tabel. 2. Daftar analisis varians ( ANAVA ) regresi linear sederhana.
Sumber Variasi
dk JK KT F
Total n
26
Koefisien
Regresi
Sisa
1
1
n - 2
JK
JK
JK (S)
Jk
= JK
=
Tuna cocok
Galat
k - 2
n - 2
JK (TC)
JK (G)
Keterangan :
dk : dengan kebebasan
JK : jumlah kuadrat
KT : kuadrat tengah
F : statistik F
Jumlah kuadrat (JK) dari berbagai sumber varians dihitung dengan menggunakan rumus:
(Sudjana, 2003: 17)
JK (T) =
JK =
JK =
=
JK (S) = JK(T) – JK - JK
JK (G) = JK (G) dihitung setelah melakukan
penjumlahan untuk semua harga X dalam tiap kelompok.
JK (TC) = JK (S) – JK(G)
27
Untuk menguji kebenaran kelieaniran regresi digunakan statistik F = kemudian
hasilnya dibandingkan dengan nilai F yang telah dikonsultasikan dengan tabel pada taraf
nyata 5% dengan derajat kebebasan (dk) pembilang (k – 2) dan penyebut (n – k) dengan
kriteria:Jika Fhit ≥ Ftab maka regresi linear ditolak
Jika Fhit < Ftab maka regresi linear diterima
(Sudjana, 2003: 18).
b. Menguji keberartian regresi
untuk uji keberartian regresi digunakan statistik F = kemudian hasilnya
dibandingkan dengan nilai F tabel pada taraf nyata 5% dengan dk pembilang adalah satu
dan dk penyebut (n – 2) dengan kriteria:
Jika Fhit >Ftab maka regresi berarti
Jika Fhit < Ftab maka regresi ditolak
(Sudjana, 2003: 19 )
Setelah diperoleh persamaan regresi dalam bentuk linier, maka selanjutnya
digunakan uji ketergantungan antara variabel, uji yang digunakan adalah uji t, (Sudjana,
2003: 17).
dimana :
Dengan rumus
Keterangan:
S2b = varians koefisien arah regresi
28
b = koefisien arah regresi
Sb = defiasi standar b
S2yx = varians galat taksiran y dan x
Hasil perhitungan t hitung yang diperoleh selanjutnya dibandingkan dengan nilai
t tabel pada taraf nyata 5% dan dk = n -2 dengan kriteria:
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dalam arti Ha diterima, sebaliknya
Jika t hitung < t tabel maka Ha ditolak dalam arti Ho diterima
c. Berapa besar pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar operasi matriks
Sesuai dengan pokok permasalahan yang di kemukakan maka, untuk menentukan
berapa besar pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar materi operasi matriks di
gunakan koefisien determinasi ( r ) dengan rumus :
Dengan JK(TD) = JK(T) – JK dimana:
JK(TD) = jumlah kuadrat total dikoreksi. (Sudjana, 2003: 47)
29
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MAN I Ambon
Tahun 1975, PGA Negeri Ambon yang ada pada waktu itu berlokasi di
Desa Batu Merah, Kota Madya Ambon, dipindahkan ke lokasi baru di Tulehu
Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah sehingga Kota Ambon praktis
tidak lagi memiliki lembaga pendidikan tingkat menengah yang berciri-khas
Islam. Pada saat itu, PGA Negeri Ambon dipimpin oleh Drs. Abdurrahman
Umarella.
Pada tahun yang sama, sebuah PGA Swasta di dirikan di Desa Batu Merah
Kota Madya Ambon, yang dipimpin oleh Drs.Usman Rumbia. Setelah beroperasi
kurang lebih 5 tahun, tepatnya pada tahun 1985, lembaga ini beralih status
menjadi Madrasah Aliyah Swasta, dan lembaga inilah yang kelak dikemudian hari
menjadi embrio MA Negeri 1 Ambon.
Berdasarkan Surat Keputusan Mentri Agama RI, H. Munawir Sadzali Nomor
30
137 Tanggal 11 juli 1991, MA Swasta tersebut berubah status menjadi MA
Negeri 1 Ambon dan diresmikan pada tanggal 17 Pebruari 1992 berlokasi di Jl.
Kesatrian no. l Batu Merah, Kota Madya Ambon yang pada saat sekarang menjadi
lokasi MI Negeri Ambon.
Tahun 1998, MA Negeri 1 Ambon yang semula berada di Jl. Kesatrian
dipindahkan ke lokasi baru di Jl. Kembang Buton Nomor 1, Kampung Wara, Air
Kuning, Ambon. Awal 1995, setelah Drs. Usman Rumbia wafat, Madrasah
dipimpin oleh Pjs. Bahtiar Udjir, kemudian pada tahun 1995 secara definitif
pucuk pimpinan diserahkan kepada Drs.Umar Masuku. Tahun 2002, pimpinan
MA Negeri 1 Ambon diserah-terimakan kepada pejabat baru, Drs. Muhammad
Shodik, Mantan Kepala MA Negeri 2 Ambon di Tulehu.
MA Negeri 1 Ambon atau MAN I Ambon adalah satu-satunya sekolah berciri
Islami di Kota Ambon yang berstatus negeri. Semula Madrasah ini disiapkan
menjadi MA keterampilan dengan konsentrasi di Bidang Teknologi Pengolahan
Hasil Pertanian, Reparasi Computer, dan Menjahit. Pilot Project MA keterampilan
ini berlangsung selama hampir 5 tahun dengan dukungan dana operasional dari
Islamic Development Bank. Program ini gagal karena tidak didukung dengan
keberadaan Tenaga Instruktur Bidang Teknis Vokasional yang dibutuhkan,
disamping pilihan program yang tidak didasarkan atas kajian yang cermat dan
disesuaikan dengan kebutuhan dan kesiapan daerah, kemudian diperparah lagi
dengan eskalasi konflik yang pecah berlarut-larut terutama di Kota Ambon dan
hampir sebagian besar Wilayah Maluku.
Mulai 2003, manajemen MA Negeri 1 Ambon melakukan reorintasi
31
seluruh program keterampilan setelah tidak ada lagi bantuan dana operasional
Keterampilan Pernerintah Pusat. melalui visi unggul dalam prestasi, terpuji dalam
prilaku, siap berkarya di masyarakat, program vokasional yang selama ini
dilaksanakan mengalami penyesuaian-penyesuaian seperlunya.
Meskipun MA Negeri 1 Ambon bukan lagi MA Keterampilan, namun
ciri kegiatan vokasional tetap dijadikan basis pengelolaan sekolah melalui program
pendidikan kecakapan hidup (Life Skill Education). Dengan bekal pengetahuan
umum, ilmu agama serta bekal keterampilan khusus yang memadai diharapkan
setiap lulusan MA Negeri 1 Ambon dapat menjadi Warga Negara yang cerdas,
agamis, dan produktif.
B. Deskripsi Data
1. Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal – soal
Operasi matriks di kelas XII IPS-2. Peniliti menggunakan tes yang berbentuk
essay sebanyak 6 butir saoal kepada siswa yang berjumlah 40 orang. Dari hasil
tersebut akan di hitung persentase untuk mengetahui hasil belejar siswa. Adapun
hasil tes dapat di lihat pada table berikut.
Tabel.2. Kualifikasi Hasil Belajar Siswa ( Y )
Kualifikasi Frekuensi Persentase Huruf Keterangan
80 -100 66 – 79 56 – 65 40 – 55 0 - 39
19 8 5 6 2
47,5 20 12,5 15 5
A B C D E
Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
Jumlah 40 100 %
Sumber, hasil Olahan November 2009
32
Berdasarkan Tabel 1. di atas di ketahui bahwa dari 40 siswa yang menjadi sample
penilitian terdapat 19 siswa atau 47,5 % mampu menyelesaikan soal – soal operasi
matriks ordo 2 x 2 dengan kategori sangat baik, 8 siswa atau 20 % mampu menyelesaikan
soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan kategori baik, 5 siswa atau 12,5 % mampu
menyelesaika soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan kategori cukup,6 siswa atau
15 % mampu menyelesaikan soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan kategori
kurang, 2 siswa atau 5 % menyelesaikan soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan
kategori tidak mampu atau gagal.
2. Untuk mengetahui tingkat minat belajar siswa terhadap operasi matriks ordo 2 x 2
maka peneliti mengadakan Kuisioner atau angket sebanyak 20 pertanyaan dan
memberikan tanda cheking (√ ) pada salah satu jawaban kepada siswa yang
berjumlah 40 orang. Dari hasil Kuisioner atau angket tersebut akan di hitung
persentase untuk mengetahui minat belajar siswa. Adapun hasil minat belajar
siswa dapat di lihat pada tabel berikut
Tabel.3. Kualifikasi Hasil Minat Belajar Siswa ( X)
Kualifikasi Frekuensi Persentase Huruf Keterangan
80 – 100 66 – 79 56 – 65 40 – 55 0 - 39
1187122
27,520
17,5305
ABCDE
Baik sekali Baik Cukup Kurang Gagal
Jumlah 40 100 % Sumber, hasil Olahan November 2009
Berdasarkan tabel.3. di atas di ketahui bahwa, dari 40 siswa yang menjadi sample
panilitian terdapat 11 siswa atau 27,5 % mereka menyukai pelajaran matematika dan
selalu mendapat nilai matematika yang bagus kemudian selalu aktif dalam mengikuti
33
pelajaran matematika meskipun pelajaran matematika sering membuat mereka setres
akan tetapi tidak mengurangi semangat mereka untuk mengetahui pelajaran matematika
secara mendalam dengan kategori baik sekali, 8 siswa atau 20 % mereka menyukai
pelajaran matematika dan sering mendapat nilai yang bagus kemudian sering aktif dalam
mengikuti pelajaran matematika meskipun pelajaran matematika sering membuat mreka
setres akan tetapi tidak mengurangi semangat mereka untuk mengetahui pelajaran
matematika secara mendalam dengan kategori baik, 7 siswa atau 17,5 % mereka
menyukai pelajaran matematika akan tetapi mareka tidak terlalu serius dalam mengikuti
dan belajar matematika karena pelajaran matematika suka membuat mereka setres jadi
mereka jarang mengulangi pelajaran matematika ketika sudah kembali ke rumah dengan
kategori cukup, 12 siswa atau 30 % mereka kurang terlalu suka dengan pelajaran
matematika karena mereka sering setres ketika guru memberikan contoh soal kepada
siswa dan mereka sering bolos dalam mengikuti pelajaran matematika dengan kategori
kurang, 2 siswa atau 5 % mereka sama sekali tidak suka dengan pelajaran matematika
karena matematika banyak dengan rumus – rumus dan suka membuat mereka setres
olehnya itu mereka sering bolos, tidak pernah mendapat nilai matematika yang bagus dan
sama sekali tidak pernah mengulang pelajaran matematika di rumah.
3. Analisis Statistik Regresi linier Sederhana
Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui tes maka akan dicari persamaan regresi
linier sederhana dengan terlebih dahulu ditentukan harga a dan harga b. diperoleh
harga a = 28,2 dan harga b = 0,58X adapun grafiknya sebagai berikut:
34
30 -
Y = 28,2 + 0,85X 20 -
10 -
50 40 10
Gambar1: Grafik hasil Regresi
Grafik diatas menunjukan garis regresi bahwa hasil belajar siswa (Y) lebih besar
dari pada minat belajar siswa (X).
4. Uji kelinieran dan keberartian regresi
35
Menguji kelinieran dan keberartian regresi digunakan analisis varians (ANAVA).
(lihat lampiran delapan) yang disajikan sebagai berikut:
Tabel 5: Harga analisis varians untuk uji kelinieran dan keberartian regeresi linier
Y = 28,2 + 0,58 X
Sumber Variasi
dk JK KTF
Hitung Tabel
Total 40 217575 217575 0,05
Koefisien
Regresi
Sisa
1
1
38
202350,63
3934,06
11290,31
202350,63
3934,06
297,1113,2 4,10
Tuna cocok
Galat
20
18
4154,81
7135,5
207,7
891,8396,4
0,52 2,19
Dari hasil yang di peroleh pada tabel harga ANAVA di atas, maka uji
kelinieran regresi (Fhit). Diperoleh Fhit = 0,52 dibandingkan dengan Ftab untuk taraf
0,05 dengan dk pembilang 20 dan dk penyebut 18. Ftab (0,05) = 2,19 adalah Fhit < Ftab
maka pernyataan yang menyatakan bahwa regresi linier diterima.
Dan uji keberartian regeresi Fhit diperoleh Fhit = 13,2 di bandingkan dengan Ftab
untuk taraf 0,05 dengan pembilang 1 dan dk penyebut 38 diperoleh Ftab (0,05) = 4,10
36
adalah Fhit > Ftabel maka koefisien arah regresi nyata sifatnya sehingga pernyataan yang
menyatakan bahwa regresi bearti diterima.
5. Pengujian Hipotesis
Dengan demikian karena uji kelinieran dan uji keberartian telah ditentukan
maka selanjutnya uji independent antara variabel (uji t) yaitu minat belajar siswa (X)
dan hasil hasil belajar siswa (Y), berdasarkan hasil perhitungan diperoleh: thitung = 1,93
kemudian nilai thitumg dibandingkan dengan nilai ttabel dari distribusi pada taraf nyata
0,05 untuk derajat kebebasan (dk) diperoleh tetap = 1,68 dengan demikian thitung > ttabel
( 1,93 > 1,68 ). Pada taraf nyata 0,05 sehingga hipotesis Ha yang berbunyi “ada
pengaruh yang signifikan antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa”
diterima. Dan sebaliknya hipotesis nihil (Ho) yang berbunyi “tidak ada pengaruh
antara minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa” ditolak.
6. Berapa besar pengaruh penguasaan operasi matriks terhadap hasil belajar
Untuk mengetahui besarnya pengaruh materi operasi matriks terhadap hasil
belajar. Maka mencari menggunakan koefisien determinasi ( r ). Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh harga r = 0,25 dan r = 0,5 atau 50%
37
BAB V
PEMBAHASAN
A. Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XII IPS – 2 dalam menyelesaikan soal
– soal perasi matriks ordo 2 x 2. Peneliti memberikan soal tes kepada siswa sebanyak 6
butir soal yang berjumlah 40 siswa. Dari hasil tes tersebut kemudian di hitung persentase
yang kemudian di masukan ke table Kualifikasi taraf hasil belajar siswa. Di mana 19
siswa atau 47,5 % mampu menyelesaikan soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan
kategori sangat baik, 8 siswa atau 20 % mampu menyelesaikan soal – soal operasi
matriks ordo 2 x 2 dengan kategori baik, 5 siswa atau 12,5 % mampu menyelesaikan soal
– soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan kategori cukup, 6 siswa atau 15 % mampu
menyelesaikan soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan kategori kurang, 2 siswa
atau 5 % menyelesaikan soal – soal operasi matriks ordo 2 x 2 dengan kategori tidak
mampu atau gagal.
38
Dari hasil tes tabel.2. kita konsultasikan dengan nilai criteria ketuntasan minimal (
KKM ) untuk MA.Negeri 1 Ambon adalah 65 %. Maka yang memperoleh nilai yang di
bawah 65 % di nyatakan gagal, sedangkan yang memperleh nilai di atas 65 % di
nyatakan berhasil. Sehingga dari 40 siswa sebagai sample yang memiliki nilai yang di
bawah 65 % sebanyak 11 siswa ( 27,5 % ) sedangkan yang memilki nilai di atas 65 %
sebanyak 29 siswa (72,5 % ) ini berarti tingkat hasil belajar siswa baik.
B. Minat belajar siswa
Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas XII IPS-2 , peneliti memberikan
kuisioner atau angket minat belajar siswa sebanyak 20 pertanyaan dan memberikan tanda
cheking (√ ) pada salah satu jawaban kepada siswa yang berjumlah 40 orang. Dari hasil
Kuisioner atau angket tersebut kemudian di hitung persentase untuk mengetahui minat
belajar siswa. Di mana dari 40 siswa yang menjadi sampel panilitian terdapat 11 siswa
atau 27,5 % mereka menyukai pelajaran matematika dan selalu mendapat nilai
matematika yang bagus kemudian selalu aktif dalam mengikuti pelajaran matematika
meskipun pelajaran matematika sering membuat mereka setres akan tetapi tidak
mengurangi semangat mereka untuk mengetahui pelajaran matematika secara mendalam
dengan kategori baik sekali, 8 siswa atau 20 % mereka menyukai pelajaran matematika
dan sering mendapat nilai yang bagus kemudian sering aktif dalam mengikuti pelajaran
matematika meskipun pelajaran matematika sering membuat mreka setres akan tetapi
tidak mengurangi semangat mereka untuk mengetahui pelajaran matematika secara
mendalam dengan kategori baik, 7 siswa atau 17,5 % mereka menyukai pelajaran
39
matematika akan tetapi mareka tidak terlalu serius dalam mengikuti dan belajar
matematika karena pelajaran matematika suka membuat mereka setres jadi mereka jarang
mengulangi pelajaran matematika ketika suda kembali ke rumah dengan kategori cukup,
12 siswa atau 30 % mereka kurang terlalu suka dengan pelajaran matematika karena
mereka sering setres ketika guru memberikan contoh soal kepada siswa dan mereka
sering bolos dalam mengikuti pelajaran matematika dengan kategori kurang, 2 siswa atau
5 % mereka sama sekali tidak suka dengan pelajaran matematika karena matematika
banyak dengan rumus – rumus dan suka membuat mereka setres olehnya itu mereka
sering bolos, tidak pernah mendapat nilai matematika yang bagus dan sama sekali tidak
pernah mengulang pelajaran matematika di rumah.
Dari hasil kuisioner atau angket pada siswa, maka penulis menarik suatu kesimpulan
bahwa faktor – faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar siswa :
1. Faktor internal siswa, yaitu di karenakan adanya inspirasi atau pemikiran bahwa
matematika merupakan pelajaran yang sulit dan sangat menyeramkan
2. Faktor Eksternal siswa, yaitu di mana berkenaan dengan faktr lingkungan. Baik
lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Jika ke dua lingkungan
tersebut menunjang maka dengan sendirinya siswa akan termotivasi untuk belajar.
C. Pengaruh minat belajar siswa kelas XII IPS 2 MAN 1 Ambon pada materi
operasi matriks
Sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh pada siswa kelas XII IPS 2 MAN 1
Ambon ternyata thit > ttab taraf nyata 0,05 = 1,93 >1,68 . dengan demikin, hipotesis nol
40
(Ho) ditolak dan sebaliknya hipotesis alternatif. “minat belajar siswa memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa dapat diterima”
D. Besarnya pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar
untuk mengetahui besarnya pengaruh minat belajar siswa terhadap hasil belajar dapat
di gunakan harga koefisien determinan . Dari hasil perhitungan maka diperoleh nilai
= 0,25 dan nilai = 0,5
Dengan demikian maka minat belajar siswa terhadap hasil belajar pada materi operasi
matriks adalah sebesar 0,5 atau 50%. Hal ini berarti bahwa minat belajar siswa terhadap
hasil belajar siswa 0,5 ditentukan oleh taraf minat belajar siswa pada materi operasi
matriks, dan sisanya 50% ditentukan oleh kemampuan lain seperti:
1. Faktor Interen, Faktor ini meliputi:
a. Kondisi fisik / jasmani siswa saat
mengikuti pelajaran
b. Pengalaman belajar matematika di
jenjang pendidikan sebelumnya.
2. Faktor Eksteren, faktor ini meliputi:
a. Metode dan gaya mengajar guru Matematika
b. Guru yang otoriter ( Autoriterian )
c. Guru yang Demokratis ( Demokratie )
d. Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran matematika.
41
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Ada pengaruh yang signifikan pada minat belajar siswa terhadap hasil belaja
siswa pada materi operasi matriks kelas XII IPS 2 MAN 1 Ambon digambarkan
dalam bentuk persamaan regresi linier sederhana Y = 28,2 + 0,58X yang ditandai
dengan hasil uji t yaitu thitung > ttabel baik pada taraf nyata 0,05.
2. Besarnya pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar pada materi operasi
matriks dapat di lihat dari nilai r = 0,5 atau 50% Dan sisanya 50% di pengaruhi
oleh faktor lain yaitu :Faktor interen yang meliputi Kondisi fisik, Pengalaman
42
belajar matematika di jenjang pendidikan sebelunya. Dan Faktor eksteen, yang
meliputi :Metode dan gaya mengajar guru matematika, Guru yang otoriter, Guru
yang demokratis
B. Saran
Dengan memperhatikan hal – hal yang telah di kemukakan di atas, maka dalam
rangka upaya meningkatkan pembelajaran matematika pada khususnya. Penulis perlu
menyarankan beberapa hal antara lain :
1. Kepada pihak sekolah pada umumnya dan kepada guru bidang study matematika
agar lebih meningkatkan perhatian khusus bagi siswa – siswi sekaligus mencari
solusi yang terbaik demi meningkatkan mutu belajar siswa
2. Meningkatkan mutu diri, baik sebagai guru maupun siswa. Karena tanpa usaha
dari masing – masing pihak maka keberhasilan pembelajaran tidak akan terujud
secara maksimal.
3. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis sarankan kepada umumnya pihak
seklah dan kepada guru bidang studi matematika agar lebih memperhatikan minat
belajar siswa dan bisa menggunakan metode – metode pembelajaran yang lain.
43
Lampiran 1. Disrtibusi Hasil Minat Belajar Siswa
No Inisial
Skala JumlahSkorSS S KS TS TSM
5 4 3 2 11 AYS 50 8 9 6 2 752 AL 80 0 0 0 0 803 AM 75 0 0 0 5 804 AR 50 20 0 0 0 705 BP 45 20 0 8 2 756 EMAK 50 4 0 2 0 567 EE 40 20 9 0 1 708 E 70 0 3 4 3 809 FRS 70 8 0 2 0 8010 FM 80 0 0 0 0 8011 HH 50 20 0 0 5 7512 IKA 90 0 3 2 0 9513 IDA 25 0 12 3 5 4514 LK 50 8 9 6 2 7415 LI 30 16 3 4 7 6016 MU 10 4 9 0 2 2517 M 50 8 0 0 0 5818 MJ 75 4 3 0 3 8519 NR 15 16 21 0 3 5520 NWL 15 16 21 0 3 5521 NFL 75 12 0 2 1 9022 N 25 16 6 2 0 4923 RL 50 8 9 6 2 75
44
24 RHT 40 4 9 10 3 6625 RA 35 16 6 2 6 6526 RM 70 8 0 2 0 8027 RLH 60 4 3 0 0 6728 SHW 75 4 3 0 3 8529 SS 45 20 0 8 2 7530 SLU 70 8 3 0 0 8131 SH 50 8 9 6 2 7532 SA 60 4 9 0 1 7433 SWA 80 4 0 6 0 9034 SRP 50 4 9 2 0 6535 TN 40 20 9 0 1 7036 WS 60 8 0 0 2 7037 WSR 50 0 0 0 0 5038 WWS 0 20 9 0 1 3039 WWN 80 8 0 0 2 9040 WWNNS 55 12 15 0 0 82
Lampiran 2. Distribusi Hasil Tes Evaluasi Operasi Matriks Ordo 2 X 2
No
Inisial
No Soal / Skor Tiap Soal Jumlah
Skor 100
Skor
yang di capai
1 2 3 4 515 15 15 15 20
1 AYS 15 15 10 15 15 80 802 AL 15 15 15 15 10 75 753 AM 15 15 15 15 20 95 954 AR 10 10 10 15 15 75 755 BP 15 15 10 10 10 70 706 EMAK 10 10 5 5 5 40 407 EE 15 15 15 10 10 75 758 E 15 15 15 15 15 90 909 FRS 15 15 15 15 10 70 7010 FM 15 10 15 10 20 90 9011 HH 15 15 15 15 10 80 8012 IKA 15 15 15 15 15 80 8013 IDA 10 10 10 10 10 55 5514 LK 15 15 15 15 10 80 8015 LI 15 15 10 10 5 75 7516 MU 5 5 5 5 5 30 3017 M 10 5 5 5 5 40 4018 MJ 15 15 15 10 10 75 7519 NR 15 10 5 5 5 45 4520 NWL 15 15 5 5 0 40 4021 NFL 15 15 15 15 20 100 10022 N 10 10 10 10 5 55 5523 RL 15 15 15 5 5 60 6024 RHT 10 10 10 10 10 60 6025 RA 15 15 15 15 15 95 95
45
26 RM 15 15 15 15 10 80 8027 RLH 15 15 10 10 5 65 6528 SHW 15 15 15 15 10 80 8029 SS 15 15 15 15 10 85 8530 SLU 15 15 15 15 15 90 9031 SH 15 15 15 15 5 70 7032 SA 15 15 15 15 10 85 8533 SWA 15 15 15 15 20 100 10034 SRP 15 15 15 15 0 60 6035 TN 115 15 15 10 10 80 8036 WS 15 15 15 15 10 80 8037 WSR 15 15 15 15 0 65 6538 WWS 5 5 5 0 0 10 1039 WWN 15 15 15 15 10 80 8040 WWNNS 15 15 15 15 10 85 85
Lampiran 3. Daftar Nilai – Nilai Minat Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Operasi Matriks Ord 2 X 2
X Y XY X Y
80 80 6400 6400 640075 75 5625 5625 562595 95 9025 9025 902570 75 5250 4900 562570 70 4900 4900 490056 40 2240 3136 160075 75 5625 5625 562580 90 7200 6400 810075 75 5625 5625 562580 100 8000 6400 1000075 90 6750 5625 810080 80 6400 6400 640045 55 2475 2025 302580 80 6400 6400 640075 75 5625 5625 562525 30 750 625 90058 40 2320 3364 160075 75 5625 5625 562555 45 2475 3025 202555 40 2200 3025 160090 100 9000 8100 1000049 55 2695 2401 302560 60 3600 3600 360066 60 3960 4356 360050 95 4750 2500 902580 100 8000 6400 1000067 65 4355 4489 4225
46
85 80 6800 7225 640075 85 6375 5625 722581 90 7290 6561 810070 70 4900 4900 490074 85 6290 5476 722590 100 9000 8100 1000065 60 3900 4225 360085 85 7225 7225 722570 80 5600 4900 640065 65 4225 4225 422530 10 300 900 10090 95 8550 8100 902582 85 6970 6724 7225
Sehingga diperoleh:
a.
b.
maka persamaan regeresinya adalah Y = 28,2 + 0,58X
47
Lampiran 4. Proses pencarian daftar ANAVA untuk kelinieran dan keberartian
regresi
JK ( T ) = = 217575
JK ( a ) = 202350,63
JK ( b│a ) = b
= 0,58 {213970 - }
= 0,58
=0,58 x 6782,87 = 3934,06
JK ( S ) = JK ( T ) – JK ( a ) – JK ( b| a )
= 217575 – 202350,63 – 3934,06
= 11290,31
JK ( G ) = Di hitung berdasarkan harga X setelah di kelompokkan
48
Harga X dan Y setelah dikelompokan
No X Kelompok n1 Y Jumlah Y Y2 Jumlah Y2
1 25 1 1 30 30 900 9002 30 2 1 10 10 100 1003 45 3 1 55 55 3025 30254 49 4 1 55 55 3025 3025
5 50 5 1 95 95 9025 9025
6 56 6 1 40 40 1600 16007 55 7 1 40 40 1600 16008 58 8 1 40 40 1600 16009 60 9 1 60 60 3600 360010 65 10 1 65 65 4225 422511 66 11 1 60 60 3600 360012 67 12 1 65 65 4225 4225
131415
707070
13 3
757070
215562549004900
15425
16 74 14 1 85 85 7225 722517181920212223
75757575757575
15 7
75757080757585
535
5625562549006400562556257225
41025
2425262728
8080808080
16 6 8090908080
500 64008100810064006400
41800
49
29 80 80 640030 81 17 1 90 90 8100 810031 82 18 1 85 85 7225 72253233
8585
19 28080
1406400
640012800
343536
909090
20 310010080
28010000100006400
26400
37 95 21 1 95 95 9025 9025
383940
100100100
22 3456080
185202556006400
12025
=
=
Koefisien =1
50
Regresi =1
Sisa =
Tuna Cocok (TC) = k – 2 = 22 – 2 = 20
Galat (G) = n – k = 40 – 22 = 18
Menentukan uji kelinieran dan uji keberartian persamaan regresi
a. Uji kelinieran pers regresi
Dik :
Maka
Maka F dan F
b. Uji keberartian persamaan regresi
Maka
Maka F dan F
51
Lampiran 5. Perhitungan berdasarkan regresi linierY = 28,2 + 0,58X
Y Y ( Y – Y ) ( Y - Y )
80 74,6 5,4 29,1675 34,2 40,8 1664,6495 83,3 11,7 136,8975 68,8 6,2 38,4470 68,8 1,2 1,4440 60,68 -20,68 427,6675 71,7 3,3 10,8990 74,6 15,4 237,1675 71,7 -1,7 2,89
100 74,6 15,4 137,1690 71,7 8,3 68,8980 74,6 5,4 29,1655 54,3 0,7 0,4980 74,6 5,4 29,1675 71,7 3,3 10,8930 42,7 -12,7 161,2940 58,84 -18,84 354,9475 71,7 3,3 10,8945 86,2 -41,2 1697,4440 60,1 -20,1 404,01
100 80,4 19,6 384,1655 56,62 -1,62 2,6260 63 -3 960 66,48 -6,48 41,99995 57,2 37,8 1428,8
100 74,6 5,4 29,1665 67,06 -2,06 4,2480 77,5 2,5 6,2585 71,7 13,3 176,8990 75,18 14,82 219,6370 68,8 1,2 1,4485 71,12 13,88 192,65
100 80,4 19,6 384,1660 86,2 -26,2 686,4485 77,5 2,5 6,25
52
80 86,2 -6,2 38,4465 65,9 -0,9 0,8110 45,6 -35,6 1267,3695 80,4 -0,4 0,1685 75,76 9,24 58,37
Perhitungan untuk mencari varians koefisien arah regresi varians taksiran Y untuk X, uji t
dan koefisien determinasi ( r ).
Y= 28,2 + 0,58X.
Dik : n = 40, =2913 = 223657
2848 = 217575
= 213970 = 42008
b = 0,58
S = = = 1105,47
= = = 0,09
S = = 0,3.
Dengan demikian dapat di cari harga t sebagai berikut :
t = =
t t
53
Pencarian terhadap harga :
JK (TD) = JK(T) – JK
= 217575 – 202350,63
= 15224,37
=
=
=
=
Maka besar pengaruh minat belajar siswa dengan menggunakan determinasi
(r2) = 0,5 atau 50%.
54
Lampiran 6. Kisi – kisi soal materi Operasi Matriks Ordo 2 X 2
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : XII IPS / 1 ( Satu )
NoStandar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Aspek
KognitifNo. Soal Indikator
1 Menggunakan
meatriks dalam
pemecahan
masalah
Menggunakan
sifat-sifat
operasi
matriks dalam
penyelesaian
matriks ordo
2 x 2
C2 1 – 6
Melakukan
operasi
aljabar
matriks
ordo 2 x 2
55
Lampiran 7. Soal Tes Untuk Mengetahui Hasil Belajar Siswa
Selesaikan Operasi Matriks di bawah ini:
1. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
2. Jika A = dan B = maka tentukanlah A + B
3. Jika A = dan B = maka tentukanlah A – B
4. Jika A = dan B = maka tentukanlah A – B
5. Jika A = dan B = maka tentukanlah A x B
6. Jika A = dan B = maka tentukanlah A x B
56
Penyelesaian Soal Tes dan Pemerkahan
No Penyelesaian Markah Bobot
1
2
3
Jika A = dan B =
maka tentukanlah A + B
A + B = +
=
=
Jika A = dan B =
maka tentukanlah A + B
A + B = +
5
5
5
5
5
5
15
15
57
4
5
6
=
=
Jika A = dan B =
maka tentukanlah A – B
A – B =
=
=
Jika A = dan B =
maka tentukanlah A – B
A – B =
=
=
Jika A = dan B =
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
15
15
20
20
58
maka tentukanlah A x B
A x B =
=
=
=
Jika A = dan B =
maka tentukanlah A x B
A x B =
=
=
=
5
5
59
Lampiran 8. Validasi Soal – Soal Tes Operasi Matriks
Nama Sekolah : MA. Negeri 1 Ambn
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas / Semester : XII / I
Waktu : 2 X 45 Menit
NoSoal
Soal Jawaban Bobt Pemerkahan
KeteranganYa Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1
2
3
4
5
6
Validator
NIP.
60
Lampiran 9. Angket minat belajar siswa terhadap hasil belajar siswa pada materi
operasi matriks
Isilah jawaban dengan memberikan tanda ceking ( √ )
1. Di bawah ini terdapat beberapa pertannyaan yang memerlukan jawban
anda, pertanyaan – pertanyaan tersebut di maksudkan untuk memperoleh
informasi sebagai data penelitian dalam penilaian proses pembelajaran yang
ada di sekolah
2. Dalam pengisian angket ini penulis sangat mengharapkan keterbukaan dan
kejujuran anda untuk menjawab setiap pertanyaan
3. Setiap pertanyaan yang ada jawab secara jujur tidak dapat mempengaruhi
nilai anda dalam kegiatan belajar mengajar
4. Atas partisipasi dan kerja sama yang baik dari anda di sampaikan terima
kasih.
Dengan Keterangan Skala :
Sangat setuju : 5
Setuju : 4
Kurang setuju : 3
Tidak setuju : 2
Tidak sama sekali : 1
61
No PertanyaanJawaban
SS S KS TS TSS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Apakah anda menyukai pelajaran matematika ?
Apakah anda senang ketika mengikuti pelajaran matematika ?
Pernakah anda mampu menyelesaikan soal matematika yang di berikan oleh guru mata pelajaran matematika ?
Pernakah anda menggunakan matematika dalam kehidupan sehari - hari ?
Apakah anda suka dengan model pembelajaran matematika yang di berikan oleh guru anda ?
Apakah anda selalu rutin dalam mengikuti mata pelajaran matematika sesuai dengan jadwal pelajaran ?
Apakah ada minat anda untuk mengetahui pelajaran matematika secara mendalam ?
Apakah anda selalu aktif dalam mengikuti pelajaran matematika ?
Apakah anda pernah mengulaangi pelajaran matematika di rumah anda ?
Apakah anda pernah mendapat
62
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
nilai matematika yang bagus ?
Pernakah anda bertanya ketika anda tidak mengerti soal matematika ?
Pernakah anda mengerjakan tugas rumah yang di berikan oleh guru matematika ?
Pernakah anda mengerjakan tugas matematika yang di berikan oleh guru tanpa melihat dari teman ?
Pernakah anda mengerjakan sal matematika di depan kelas ?
Apakah anda setuju dengan tugas rumah yang di berikan oleh gurumu ?
Apakah anda selalu mencatat pelajaran matematika pada saat guru memberikan pelajaran ?
Pernakah anda di suruh belajar di rumah leh orang tuamu ?
Apakah anda sering mengerjakan tugas matematika bersama teman – temanmu ?
Apakah anda pernah belajar matematika di perpustakaan ?
Apakah anda pernah menerangkan matematika kepada adikmu di rumah ?
63
Lampiran 10. Daftar Riwayat Hidup
Nama Lengkap : Fatma Indra Dewi Toisuta
Tempat dan Tanggal Lahir : Siri – sori Islam, 3 Oktober 1987
Alamat : Komp. IAIN Ambon
Telp / HP : 0852 430 69130
E- Mail : fatmaindradewi@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan : SD Inpres Negeri Siri – sori Tahun 1999
MTs Alhilal Siri – sori Tahun 2002
MA. Negeri Alhilal Siri – sori Tahun 2005
Riwayat Organisasi :
1. Bendahara – 2 Ahlussunnah waljama’ah Tahun 2000
2. Anggota kerohanian Osis Alhilal Tahun 2004
3. Anggota Keputrian BEM IAIN Tahun 2008
4. Ketua Pembinaan Perempuan BEM-F Tahun 2008 IAIN Ambon
5. Sekretaris Keputrian BEM-J IAIN Ambon Tahun 2008
6. Ketua Keputrian LDK Al- Izzah IAIN Ambon Tahun 2008
7. Bendahara Umum KOSIKA IAIN Ambon Tahun 2008
8. Anggota Bidang Pendidikan dan Pembinaan Tahun 2009
Nama Ayah : Moh. Rahayu Toisuta, S.Pdi
Nama Ibu : Aisyah Riupassa / Toisuta
64
Alamat : Siri – sori Islam
Hobi : Melukis
65
top related