skripsi pendidikan (158)
Post on 27-Jun-2015
1.185 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH LATIHAN SENAM AYO BERSATU TERHADAP TINGKAT
KESEGARAN JASMANI SISWA PUTERA KELAS IV DAN KELAS V SEKOLAH
DASAR TLOGOSARI KULON 05 SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
Skripsi
Diajukan dalam rangka menyelesaikan Studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
Nama : Suriyah
Nim : 6301903017
Program Studi : Strata 1
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005
S A R I
Suriyah, ( 2005 ) Pengaruh Latihan Senam Ayo Bersatu terhadap Tingkat Kesegaran
Jasmani Siswa Putera Kelas IV dan Kelas V Sekolah Dasar Tlogosari Kulon 05 Semarang
Tahun Pelajaran 2004/2005 Permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Apakah Senam Ayo Bersatu
Berpengaruh terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putera Kelas IV dan Kelas V Sekolah
Dasar Tlogosari Kulon 05 Semarang Tahun Ajaran 2004/2005?” Tujuan dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh Senam Ayo Bersatu dalam meningkatkan tingkat
kesegaran jasmani siswa putera Kelas IV dan Kelas V SD Telogosari Kulon 05 Semarang
TahunPelajaran 2004 / 2005.
Penelitian ini adalah penelitian populasi dengan menggunakan metode eksperimen. .
Populasi yang digunakan adalah seluruh Siswa putera Kelas IV dan Kelas V SD Tlogosari Kulon
05 Tahun Ajaran 2004/2005 yang berjumlah 30 orang. Teknik pengambilan sample dengan
random sampling atau undian. Dengan random maka diperoleh 15 orang siswa sebagai sampel
sehingga penelitian ini disebut dengan penelitian sampel. Setelah diperoleh selanjutnya
dilakukan Tes awal dengan menggunakan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia, sampel diberi
perlakuan Senam Ayo Bersatu selama 18 kali dengan per minggu 3 kali latihan. Sesudah
program latihan selesai dilakukan tes pengukuran kembali tes TKJI yang sama dengan tes awal .
Metode pengolahan data menggunakan Uji t pair test. Sebelum uji hipotesis, dilakukan uji
persyaratan analisis hipotesis yaitu : 1) uji normalitas data dengan statistik non parametrik
menggunakan Kolmogorov-Smirnov, 2) uji homogenitas menggunakan Chi-Square,.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah : “Terdapat Pengaruh Latihan Senam Ayo
Bersatu Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Kelas IV dan Kelas V SD Tlogosari
Kulon Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005 “ secara signifikan.
Saran dalam penelitian ini karena berdasarkan penelitian bahwa latihan Senam Ayo
Bersatu bisa meningkatkan kesegaran jasmani secara signifikan, maka disarankan kepada para
guru olahraga bahwa Senam ayo Bersatu ini dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif
pilihan bentuk latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Sebab telah terbukti dapat
meningkatkan kesegaran pada siswa.
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk diajukan kepada Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Semarang, 2005
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. M.M. Endang Sri Retno, M.S. Drs. Hermawan
NIP. 131281228 NIP. 131784447
Mengetahui :
Ketua Jurusan PKLO - FIK
Universitas Negeri Semarang
Drs. Wahadi, M.Pd.
NIP. 131571551
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan di hadapan Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada hari : Kamis
Tanggal : Tanggal 7 Juli 2005
Panitia Ujian :
Ketua Panitia : Sekretaris :
Drs. Sutardji, M.S Drs. Wahadi, M.Pd.
NIP. 130523506 NIP. 131571551
Dewan Penguji :
1. Drs. Rubiyanto Hadi, M. Pd.
NIP. 131786588
2. Dra. M.M.Endang Sri Retno, M.S.
NIP. 131281228
3. Drs. Hermawan
NIP . 131784447
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Orang yang tidak pernah jatuh itu biasa, tetapi orang yang setiap jatuh sanggup bangun
kembali itulah yang luar biasa ( Mirabeau )
Kupersembahkan untuk :
Orang tuaku, alm. Bapak Munari dan ibu Sumirah
Suamiku Wahyono serta anak-anakku tercinta
David Aryajati dan Anggraeni Kartika Dewi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat
Nya sehingga skripsi ini dapat selesaikan.
Penulis sadar pula bahwa usaha dan perjuangan penulis yang maksimal bukanlah
merupakan perjuangan penulis sendiri , karena tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu pada kesempatan ini pula
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi berbagai fasilitas dan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan petunjuk, arahan, saran serta
bimbingan dalam perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.
4. Dra. M.M. Endang Sri Retno, M.S. dan Drs. Hermawan selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan dorongan dan bimbingan, petunjuk dan saran hingga skripsi ini
dapat terwujud.
5. Para Bapak dan Ibu Dosen Universitas Negeri Semarang, khususnya Fakultas Ilmu
Keolahragaan yang banyak menyumbang saran dan petunjuk. Serta menurunkan
sejumlah pengetahuan hingga menambah luas wawasan penulis.
6. Kepala SD Tlogosari Kulon 05 Semarang yang telah memberi ijin kepada penulis dan
menyediakan siswanya untuk sampel penelitian
7. Para Siswa Kelas IV dan Kelas V SD Tlogosari Kulon 05 yang telah bersedia menjadi
sampel dalam penelitian ini.
8. Teman-teman mahasiswa FIK – UNNES yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
9. Suamiku Wahyono serta anak-anakku tercinta David Aryajati dan Anggraeni Kartika
Dewi yang telah banyak berkorban dan mendorong semangat hingga selesainya skripsi
ini
Semoga segala amal baik saudara dalam membantu penelitian ini akan mendapat
pahala yang setimpal dari Allah SWT dan akhirnya penulis berharap semoga penelitian
ini bermanfaat dan menambah khasanah pengetahuan.
Semarang, 2005
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………… i
SARI ………………………………………………………………………… ii
HALAMAN PERSETUJUAN ……………………………………………… iii
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………… v
KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
1.1 Alasan Pemilihan Judul ……………………………………… 1
1.2 Permasalahan ………………………………………………..... 5
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………… 5
1.4 Penegasan Istilah …………………………………………… 5
1.5 Kegunaan Penelitian ………………………………………… 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ……………………… 8
2.1 Landasan Teori ……………………………………………… 8
2.1.1 Olahraga pada Anak ................................................................ 8
2.1.2 Kesegaran Jasmani …………………………………………. 10
2.1.3 Pengertian Kesegaran Jasmani ……………………………… 11
2.1.4 Senam Ayo Bersatu ………………………………………… 13
2.1.5 Kerangka Berpikir Hubungan Antara Senam Ayo Bersatu dan
Kesegaran Jasmani ……………………………………………
14
2.2 Hipotesis ……………………………………………………… 15
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………….. 16
3.1 Populasi Penelitian ……..…………………………………… 16
3.2 Sampel Penelitian ……………………………………………… 16
3.2 Rancangan Penelitian …………………………………………. 17
3.4 Variable Penelitian .. …………..……………………………… 18
3.5 Teknik Pengambilan Data ……………………………………… 18
3.6 Prosedur Penelitian ……..……………………………………. 19
3.7 Instrumen Penelitian ………………………………………….. 20
3.8 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penelitian ……………….. 35
3.9 Analisa Data …………………………………………………. 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 38
4.1 Deskripsi Data ……………………………………………… 38
4.2 Hasil Penelitian ………………………………………………… 42
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 46
5.1 Simpulan …………………………………………………….. 46
5.2 Saran ………………………………………………………… 46
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 48
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… 50
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Rangkuman Hasil perhitungan data Statisktik Deskripsi ........... 38
2. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas .......................... 39
3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ...................... 40
4. Rangkuman Hasil Uji Paired Sample T Tes ................................ 41
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Lari 40 meter .................................................................. 22
2 Tes Gantung Siku Tekuk ............................................... 23
3. Gambar Posisi jari-jari Diletakkan Di atas Kepala ....... 25
4. Pergelangan kaki dipegang dan ditekan ke bawah ......... 26
5. Loncat Tegak ................................................................. 28
RALAT
No. Hal Tempat Tercetak Yang Betul
1. ii Sari
Alinea 2
Baris ke 4
40 sampel 30 sampel
2. 2 Alasan Pemilihan
Judul
Alinea 6 baris 1
19084 1984
3. 18 Latihan inti
Latihan VII
Tujuan
Dengan
denghan
Dengan
menghirup
4. 19 Hipótesis
2.2.2
baris 2
Telooogosari Tlogosari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang
dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu
akan dicapai setelah masa yang cukup lama. Karena itu upaya pembinaan warga
masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan
kesabaran dan keikhlasan untuk berkorban.
Sebagai upaya pembinaan mutu sumber daya manusia, pendidikan jasmani dan
olahraga di lembaga pendidikan formal dapat berkembang lebih pesat agar mampu menjadi
landasan bagi pembinaan keolahragaan nasional. Proses pembentukan sikap dan
pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. Oleh sebab itu pendidikan jasmani dan
olahraga sudah dimulai sejak seseorang berada di bangku Sekolah TK, Sekolah Dasar sampai
dengan Perguruan Tinggi.
Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia
yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang
tinggi, serta peningkatan prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional (
GBHN Tap MPR No. II/MPR/1988).
Para guru pendidikan jasmani diharapkan memiliki pengetahuan ketrampilan dan
pengalaman yang memadai agar dapat memajukan keberhasilan dalam mengajar dan melatih.
Penguasaan suatu metode mengajar dan melatih oleh seorang guru atau pelatih sangat
penting untuk meningkatkan prestasi olahraga yang diharapkan. Keberhasilan guru dalam
mengajar akan membawa dampak positif bagi prestasi. Untuk meraih prestasi yang tinggi
perlu dilaksanakan langkah pencapaian prestasi antara lain dengan meningkatkan metode
latihannya serta memperbaiki sarana dan prasarana.
Faktor lain yang berpengaruh atas prestasi adalah tingkat kesegaran seseorang
Oleh karena itu pemerintah sudah sejak dahulu berperan aktif dalam membentuk manusia
Indonesia yang sehat baik jasmani maupun rohani. Peran aktif pemerintah sudah mulai pada
tahun tujuh puluhan. Pada waktu itu pemerintah telah mempersiapkan pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya khususnya dalam segi kesehatan dan kesegaran dengan
memperkenalkan senam. Dimulai dari Senam Pagi Indonesia dalam empat seri.
Pada tahun 1984 terbit surat Menteri Negara Urusan Permuda dan Olahraga
dengan Nomor B/0262/Menpora/1984 pada tanggal 29 Februari 1984 serta surat Menteri
Dalam Negeri No. 426/2316/SI tertanggal 24 Februari 1984 yang isinya menegaskan
diresmikannya Jam Krida Olahraga Nasional pada tanggal 11 Maret 1984 dan dipertegas lagi
dengan surat Keputusan Mendikbud No. 0242/U/1984 tertanggal 4 Juni 1984, tentang
pedoman Pelaksanaan Jam Krida Olahraga untuk kalangan Pegawai Negeri Sipil dalam
lingkungan Depdikbud maupun pelajar, yang isinya kepada mereka diwajiban melakukan
senam 30 menit sebelum dimulai pekerjaan atau kegiatan pelajaran pada setiap hari Jumat
untuk karyawan dan setiap hari untuk para pelajar.
Surat-surat keputusan tersebut sampai sekarang belum dicabut. Menunjukkan
betapa masih relevannya kegiatan senam tersebut sampai sekarang. Pada waktu itu senam
yang dianjurkan adalah senam Pagi Indonesia seri D. Terhadap senam tersebut telah
dilakukan penelitian oleh Dumadi dkk. dari FPOK- IKIP Semarang dan hasilnya adalah
:Senam Pagi Indonesia seri D dapat meningkatkan kesegaran jasmani yang signifikan.
Pada tahun 1984 muncul jenis senam yang baru ialah senam Kesegaran Jasmani
’84. Terhadap senam inipun telah dilakukan penelitian pula pada tahun 1987 oleh Endang Sri
Retno dengan membandingkan kedua bentuk senam ialah Senam Pagi Indonesia Seri D dan
Senam Kesegaran Jasmani ’84. Hasilnya senam kesegaran Jasmnai ’84 lebih baik dalam
meningatkan kesegaran jasmani dari pada senam Pagi Indonesia Serid D.
Pada tahun 1988 dengan SK Menpora No. 0009/MENPORA/88, tanggal 7 Juli
1988 yang menjelaskan bahwa pada jam krida olahraga senam Kesegaran Jasmani ’88 sudah
dapat dilaksanakan pada instansi-instansi pemerintah sebagai variasi latihan dan memperkaya
senam yang telah ada. Itu berarti pada tahun 1988 tersebut telah ada senam yang baru ialah
senam kesegaran jasmani ’88 yang telah diteliti pula oleh Endang Sri Retno dengan
membandingkan manakah yang lebih baik antara senam kesegaran jasmani ’84 dan senam
kesegaran jasmani ’88 dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Hasilnya adalah tidak ada
perbedaan yang signifikan antara senam kesegaran jasman’84 dengan senam kesegaran
jasmani’88 dalam meningkatkan kesegaran jasmani. Penggalakan senam kesegaran jasmani
berlangsung terus yang kemudian disusul oleh senam-senam yang lain hingga sekarang
dengan munculnya senam Ayo Bersatu.
Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan
pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi
program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh.
Disamping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai
landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting
lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang
melakukannya.
Seseorang yang memiliki kesegaran jasmani adalah orang yang cukup mempunyai
kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan berarti (Endang Sri Retno,1989:8).
Persoalannya adalah bagaimana senam dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
mencapai tujuan pendidikan. Apalagi dengan bermacam-macam jenis senam yang sudah
ada selama ini. Kalau beberapa penelitian terhadap senam terdahulu ternyata dapat
meningkatkan kesegaran jasmanai seseorang, bagaimanakah dengan senam yang baru-baru
ini tersusun. Kiranya tidak ada salahnya apabila perlu dibuktikan lagi apakah senam-senam
tersebut juga efektif dalam meningkatkan kesegaran jasmanai seseorang. Untuk itulah maka
peneliti tertarik untuk mengambil kesempatan dengan hadirnya senam Ayo Bersatu
menyusun karya penelitian dengan judul “ Pengaruh Senam Ayo Bersatu Dalam
Meningkatkan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putra Kelas IV dan Kelas V Sekolah
Dasar Telogosari Kulon 05 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005”.
1.2 Permasalahan
Sesuai dengan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul, maka
munculah permasalahan yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :“
Apakah Senam Ayo Bersatu Berpengaruh terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani siswa putra
kelas IV dan kelas V SD Telogosari Kulon 05 Semarang Tahun Pelajaran 2004 / 2005 ?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian pada umumnya untuk menentukan kebenaran dan mengkaji kebenaran
suatu ilmu pengetahuan ( Sutrisno Hadi, 1987:271) oleh karena itu penelitian ini bertujuan :
Untuk mengetahui apakah pengaruh Senam Ayo Bersatu dalam meningkatkan tingkat
kesegaran jasmani siswa putera Kelas IV dan Kelas V SD Tlogosari Kulon 05 Semarang
TahunPelajaran 2004 / 2005.
1.4 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi kesalahan persepti tentang judul, maka perlu ada penjelasan
tersendiri tantang arti dan makna judul tersebut. Penjelasan tersebut dikemas dalam
penegasan istilah seperti berikut :
1.4.1 Pengaruh :
Pengaruh adalah daya yang timbul dari suatu atau orang yang membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 1989 : 664 ).
1.4.2 Senam Ayo Bersatu :
Senam yang dimaksud disini Senam seperti pada umumnya yaitu latihan tubuh yang
dipilih dan dikontruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun
secara sistematik dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan
ketrampilan, dan menanamkan nilai-nilai mental spiritual. Sedangkan Ayo Bersatu adalah
nama dari salah satu jenis senam yang sekarang ini banyak berkembang di Indonesia.
Untuk senam Ayo Bersatu diciptakan dan dikembangkan oleh Federasi Olahraga
Masyarakat Indonesia yang mencerminkan tekad untuk bersatu dari seluruh komponen
masyarakat, sekaligus mencerminkan keinginan untuk melestarikan persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia melalui kegiatan olahraga. Dan dalam pelaksanaannya diiringi
dengan musik kaset.
1.4.3 Kesegaran Jasmani :
Menurut Rusli Lutan ( 2001 : 7 ) kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan tugas fisik yang memerlukan kekuatan, daya tahan dan fleksibilitas.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.5.1 Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti melalui praktek di
lapangan.
1.5.2 Memberikan pengetahuan dan masukan bagi pelatih atau guru pendidikan jasmani dan
kesehatan tentang pengaruh senam Ayo Bersatu terhadap peningkatan kesegaran jasmani
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori.
2.1.1 Olahraga pada Anak.
Dalam pendidikan olahraga pada anak, Soekarman ( 1989 : 1) mengatakan bahwa
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam olahraga pada anak adalah : a) Pertumbuhan
kejiwaan dan perilaku, b) Pertumbuhan Badan, c) Pertumbuhan Ketrampilan.
Dimana perkembangan kejiwaan dan perilaku pada masa kanak-kanak perlu mendapat
prioritas utama, sebab kalau perkembangan kejiwaan dan perilaku tidak sejak dini dibina
maka untuk perkembangan selanjutnya kurang mendapat fondasi yang kokoh
Dalam membina anak, selain perlu dipikirkan macam olahraga yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kejiwaan dan perilaku, tetapi sekaligus juga merangsang
pertumbuhan kejiwaan dan perilaku, tetapi sekaligus juga merangsang pertumbuhan badan
serta memberi dasar ketrampilan yang nantinya berguna dalam pengembangan pencapaian
prestasi. Masalahnya sekarang adalah segi apa saja yang perlu dibina sejak dini pada anak
sekolah dasar. Untuk menjawab permasalahan ini Soekarman ( 1986 : 24 ) mengemukakan
bahwa untuk dapat mengerti mengenai pekembangan motorik perlu mengetahui tahap
perkembangan yaitu :
1. Prenatal : mulai konsepsi sampai lahir
2. Bayi : lahir sampai dua tahun
3. Anak : usia dua tahun sampai 10 tahun
4. Remaja : usia 10 tahun sampai 18 tahun
5. Dewasa : usia 18 sampai mati
Selanjutnya Soekarman ( 1986 : 30 ) mengemukakan bahwa anak usia sekolah
dasar yaitu usia 2 sampai 8 tahun adalah merupakan periode perkembangan cepat dari
kemampuan motorik yang rumit atau kompleks. Gerakan-gerakan yang terisolasi menjadi
lebih teratur dan mengandung maksud. Anak mulai menyelidiki sekelilingnya dan mulai
belajar dan mengerti kemampuannya. Dalam perkembangan motorik pada mulanya
tergantung pada kematangan atau maturasi dan perkembangan ketrampilan tergantung dari
belajar dan pengalaman. Sedangkan pengalaman gerakan pada gerakan permulaan masa
kanak-kanak selanjutnya menentukan kwalitas gerakan. Oleh karena itu harus didorong
untuk selalu bergerak dan harus diajari bagaimana sikap-sikap gerak yang benar seperti :
cara berdiri, berjalan, melompat dan meloncat dengan benar. Sebab apabila seorang anak
sejak awal belajar dasar tentang pola gerak keliru maka perkembangan selanjutnya sukar
untuk diperbaiki. Tetapi menurut Khomsin ( 2002 : 6 ) tentang periodesasi perkembangan
hidup manusia dibedakan menjadai 5 fase yaitu a) fase sebelum lahir ( prenatal ), b) fase
bayi (infant), c) fase anak-anak (childhood), d) fase adolesens ( adolescense), e) fase
dewasa (adulthood). Dijelaskan lebih lanjut bahwa fase anak-anak itu berusia 2 tahun
hingga 12 tahun tetapi fase ini dibedakan menjadi dua yaitu : fase anak kecil ialah 2 tahun
hingga 6 tahun dan fase anak besar ialah anak yang berusia 6 hingga 12 tahun.
Kita sering melihat anak yang selalu bergerak dan ingin mencoba ketrampilan
motorik, keadaan demikian ini hendaknya jangan dilarang. Sebab menurut Seaton (
1983 : 23 ) kehidupan adalah aktivitas, kalau aktivitas berhenti maka kehidupanpun akan
berhenti. Lebih lanjut Seaton menjelaskan tentang aktivitas fisik bahwa anak pada
umumnya lebih aktif dibandingkan dengan orang dewasa, hal ini disebabkan oleh
kebutuhan dari anak untuk bergerak. Anak memerlukan gerakan-gerakan aktif dalam
sehari kira-kira 4 sampai 5 jam, orang dewasa 2 sampai 4 jam, sedangkan orang tua 1
sampai 2 jam. Oleh karena itu dalam mengajar olahraga pada anak hendaknya lebih kreatif
untuk menciptakan bentuk latihan dengan memanfaatkan kebutuhan gerak terutama
kwalitas gerakan.
2.1.2 Kesegaran Jasmani
Istilah kesegaran jasmani berdasarkan dari hasil Seminar Nasional Kesegaran
Jasmani tanggal 16 Maret sampai dengan 20 Maret 1971 di Jakarta dengan pertimbangan
bahwa istilah tersebut telah umum digunakan di Indonesia sebelum diadakan seminar
nasional. Di kalangan Polri menggunakan istilah Samapta Jasmani. Tetapi Soedjatmo
Soemowerdojo menggunakan istilah Kebugaran Jasmani, sedang Radiopoetro
menggunakan istilah Kemampuan Jasmani ( Endang Sri Retno, 1989 : 4 ). Istilah-istilah
tersebut dikemukakan atas dasar terjemahan dari istilah Physical fitness yang menurut
Lawrens dan Ronald dapat disamakan dengan istilah Organic fitness atau Physiological
fitness. Kemudian istilah physical fitness inilah dipakai sebagai dasar untuk pengertian
kesegaran jasmani
Menurut Gabard ( 1987 : 50 ) kesegaran jasmani mempunyai beberapa
komponen. Komponen-komponen itu adalah : kecepatan, kekuatan, keseimbangan dan
kordinasi. Kecepatan adalah suatu kemampuan untuk bergerak dari satu tempat ke tempat
yang lain dalam waktu sesingkat mungkin. Kekuatan adalah kemampuan melawan
tahanan dengan suatu kecepatan dan kontraksi yang tinggi. Keseimbangan adalah suatu
kemampuan mempertahankan posisi tubuh dalam keseimbangan pada situasi gerakan
statis maupun dinamis. Koordinasi adalah kemampuan untuk menggabungkan sistim
motor dan sensori menjadi suatu pola gerak yang lebih efisien
2.1.3 Pengertian Kesegaran Jasmani
Menurut Giriwijoyo dalam tulisannya Rubianto ( 2002 : 25-28 ) tentang
pengertian kesegaran jasmani adalah kecocokam keadaan fisik terhadap tugas yang harus
dilaksanakan oleh fisik itu. Atau dengan perkataan lain untuk dapat melaksanakan tugas
fisik tertentu dengan hasil yang baik, diperlukan syarat-syarat fisik tertentu yang sesuai
dengan sifat fisik itu. Berdasarkan pendapat tersebut bahwa setiap orang memerlukan
kesegaran yang sesuai dengan pekerjaan atau kegiatan yang dia lakukan, misalnya orang
yang bekerja di kantor akan lain kebutuhan kesegarannya bila dibandingkan dengan
orang yang bekerja dilapangan. Dijelaskan pula bahwa kesegaran jasmani juga
mempunyai beberapa komponen yaitu : a) kemampuan kualitas dasar ergosistema ( ES1 )
yang terdiri atas : 1) luas pergerakan dari persendian, 2) kekuatan dan daya tahan otot, 3)
koordinasi fungsi otot. b) Kemampuan kualitas dasar ergosistema sekunder (ES2) ialah
yang berupa daya tahan umum ( fungsi dari jantung dan paru-paru ).
Menurut Rusli Lutan ( 1996 : 7-8 ) bahwa kesegaran jasmani dan ketrampilan
gerak yang kaya dengan koordinasi otot, syaraf, yang halus menjadi bagian dalam
taksonomi tujuan jasmani dan termasuk psikomotor. Sebab hal ini kelak bermanfaat bagi
pelaksanaan kegiatan dalam kehidupan se-hari-hari dan bahkan sebagai dasar ketrampilan
yang baik untuk suatu cabang olahraga. Sedangkan menurut Siedentop ( 1990 : 156-157 )
menjelaskan secara umum definisi kesegaran dapat digeneralisasikan kedalam konsep
yang lebih luas yakni kesegaran total ( total fitness ). Total Fitness meliputi kesegaran
fisik, sosial, moral, kesegaran spritual dan karakteristik kesegaran lanunya. Dalam kaitan
ini, kesegaran fisik didefinisikan sebagai derajad atau sejumlah takaran tertentu kekuatan
atau ketahanan otot seseorang untuk dapat memenuhi tuntutan gerak aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah
kemampuan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan tanpa mengalami kelelahan yang
berarti dan masih mampu melakukan perkerjaan yang lain yang bersifat rekreasi. Atau
dengan kata lain bahwa seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik adalah
orang yang cukup mempunyai kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan berarti.
2.1.4 Senam Ayo Bersatu
Senam dikenal di Indonesia sebagai salah satu cabang olahraga. Dalam
Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Gymnastic dari asal kata Gymnos bahasa Yunani
yang artinya telanjang. Istilah gymnastic tersebut dipakai untuk menunjukkan kegiatan-
kegiatan fisik yang memerlukan keleluasaan gerak, sehingga perlu dilakukan dengan
telanjang atau setengah telanjang. Hal ini bisa terjadi karena pada waktu itu teknologi
pembuatan bahan pakaian belum memungkinkan membuat pakaian yang bersifat lentur
dan mengikuti gerak pemakainya. Senam didefinisikan sebagai latihan fisik yang dipilih,
disusun dan dirangkai secara sistimatis sehingga berguna untuk tubuh, sikap, kesehatan
serta kebugaran jasmani ( Berty Tilarso, 2000 : 1 ).
Meskipun senam sudah lama dikenal di Indonesia, tetapi penggalakan senam
secara masal baru dimulai sekitar tahun tujuh puluhan, dengan diperkenalkannya Senam
Pagi Indonesia. Senam ini dikemas secara indah dan pelaksanaannya dengan iringan
musik. Setelah itu baru banyak sekali bermunculan senam-senam yang lain yang salah
satunya adalah Senam Ayo Bersatu yang mulai diperkenalkan sejak tahun 2002. Adapun
rangkaian geraknya dapat dilihat pada lampiran.
2.1.5 Kerangka Berpikir : Hubungan antara Senam Ayo Bersatu dan Kesegaran
Jasmani
Tujuan dari senam jenis apapun adalah untuk mencapai kesegaran jasmani yang
maksimal. Oleh karena itu tata urutan senam dikemas sedemikian rupa sehingga
dimungkinkan dapat meningkatkan kesegaran. Hal itu dapat kita lihat dari gerakan atau
latihan-latihan senam.
Senam Ayo Bersatu yang terdiri atas tiga bagian ialah Pemanasan, Inti dan
Pendinginan dan masing-masing bagian mempunyai gerakan-gerakan yang kalau
dilakukan semua unsur otot digerakkan . Sekalipun ada selang-selang waktu antar
gerakan, tetapi karena beban latihan cukup merangsang paru-paru, jantung dan
peredaran darah, maka diperlukan O2 yang banyak untuk memenuhi kebutuhan
tersebut sedangkan beban latihan untuk masing-masing otot tidak terlalu tinggi,
sehingga kelelahan bukan terjadi secara primer pada otot-otot karena otot-otot tidak
bekerja secara berlebihan, tetapi secara sekunder ialah oleh karena kurang mempunyai
mekanisme penyediaan O2 dan menyingkirkan sampah-sampah metabolisme pada saat
itu. Dengan demikian fungsional sistem respiro-cardio-circulatoir ialah paru-paru,
jantung dan peredaran darah dapat ditingkatkan demi mencukupi O2. Disamping
meningkatkan sistem respiro-cardio-circulatoir juga meningkatkan sistem skeleto-neuro-
musculair, karena seluruh otot aktif walaupun ada cara khusus meningkatkannya yang
akan membantu peningkatan sistem respiro-cardio-circulatoir.
Jadi berdasarkan uraian di atas maka Senam Ayo Bersatu dimungkinkan dapat
meningkatkan kesegaran jasmani
2.2 Hipotesis
Berdasarkan uraian terdahulu maka dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan
sementara sebagai hipotesis adalah : “Senam Ayo Bersatu Berpengaruh terhadap
peningkatkan kesegaran jasmani bagi siswa Putra Kelas IV dan Kelas V SD Tlogosari
Kulon 05 Semarang Tahun Pelajaran 2004/2005”.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Senam Ayo Bersatu terhadap
peningkatan tingkat kesegaran jasmani siswa putra Kelas IV dan V SD Tlogosari Kulon 05
Semarang Tahun Pelajaran 2004 / 2005, untuk keperluan penelitian ini diperlukan hal-hal
berikut ini :
3.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra Kelas IV dan V SD
Tlogosari Kulon 05 Semarang Tahun Pelajaran 2004 / 2005 yang berjumlah 30 siswa.
Menurut Sutrisno Hadi ( 1988 : 220 ) tentang populasi adalah seluruh penduduk yang
dimaksud untuk diselidiki dengan jumlah penduduk yang paling sedikit memiliki sifat
yang sama. Adapun sifat yang sama dari populasi ini ialah : 1) berjenis kelamin laki-laki,
2) duduk dalam kelas yang sama yaitu kelas IV dan V.
3.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (
Suharsimi Arikunto : 2002 : 109 ). Dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra
Kelas IV dan V SD Tlogosari Kulon 05 Semarang Tahun Pelajaran 2004 / 2005, yang
berjumlah 15 orang siswa. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini 30 orang siswa
maka untuk memperoleh sampel maka dilakukan dengan teknik random. Caranya buat
gulungan kertas sejumlah 30, dari 30 gulungan kertas 15 gulungan diberi tulisan sampel
dan 15 gulungan kosong. Kemudian seluruh populasi mengambil gulungan satu persatu ,
maka akan diperoleh 15 orang sampel. Dan kemudian dilanjutkan dengan pengambilan
data kesegaran jasmani. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Suharsimi Arikunto
( 1996:112 ) tentang penentuan sampel bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih
baik.
3.3 Rancangan penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah “eksperimen
lapangan”. Dan rancangan penelitian yang digunakan ialah “Pretest-Posttest Only
Group Design”, yang secara skematis digambarkan seperti berikut :
Keterangan :
Populasi : subyek penelitian.
Pre tes : dilakukan tes awal.
DP : Dengan Perlakuan yaitu Senam Ayo Bersatu.
Post Tes : setelah perlakuan selesai dilakukan tes kesegaran jasmani dengan TKJI.
3.4 Variabel penelitian
Sebagai variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu :
3.4.1 Variabel bebas : Senam Ayo Bersatu.
3.4.2 Variabel terikat : Tingkat Kesegaran Jasmani.
3.5 Teknik Pengambilan Data
Pretest
DP
Posttest
Populasi
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dan data yang akan digunakan
bentuknya adalah hasil tes kesegaran jasmani siswa . Oleh karena jenis penelitian ini
adalah eksperimen dan designnya adalah “ pre-posttes-Only Group design “ maka
diperlukan data sebelum eksperimen dan data seseudah eksperimen. Adapun cara
pengambilan data ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
3.5.1 Menyiapkan alat dan perlengkapan tes, yang meliputi : 1) lapangan, 2) stopwatch, 3)
bendera start, 4) alat tulis.
3.5.2 Memberi penjelasan kepada sampel akan hal-hal yang akan dilakukan dalam tes tersebut.
yaitu tes kesegaran jasmani TKJI.
3.5.3 Menyiapkan siswa secara fisik untuk mengikuti tes ialah dengan siswa diberi warming –
up atau pemanasan terlebih dahulu agar tidak terjadi cedera.
3.5.4 Langkah-langkah ini dilakukan pada saat sebelum dan sesudah pemberian perlakuan.
3.6 Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah eksperimen, oleh karena itu perlu dilakukan
langkah-langkah sebagai berikut :
3.6.1 Mengajukan tema kepada ketua jurusan
3.6.2 Mengajukan proposal kepada dosen pembimbing.
3.6.3 Mengajukan surat ijin penelitian.
3.6.4 Pengambilan sampel penelitian dengan mengundi atau random sampling.
3.6.5 Mengadakan tes awal untuk mengambil data awal atau pretest.
Tes dilakukan pada : Hari / Tanggal : Jumat , tanggal 25 Februari 2005
Tempat : SD Negeri Tlogosari Kulon 05 Semarang.
Jam : 08.00 sampai selesai.
3.6.6 Pelaksanaan penelitian :
Pemberian treatmen dilakukan selama 18 kali pertemuan .
Frekwensi latihan tiga kali per minggu ialah : hari Senen – Rabu – Jumat.
Durasi setiap latihan ialah : 60 menit. Bahwa latihan dilaksanakan 3 kali dalam seminggu
hal itu didasarkan pada pendapat Fox ( 1988 : 435 ) bahwa latihan 3 sampai 5 kali dalam
satu minggu mempunyai pengaruh jauh lebih baik dalam meningkatkan kesegaran
jasmani dari pada 6 sampai 7 kali . Sebab latihan dengan 6 sampai 7 kali per minggu
justru akan menimbulkan cedera karena akan overuse . Oleh karena itu dianjurkan untuk
mengatsai hal yang tidak diinginkan untuk memberi recovery dalam setiap kali dalam
latihan tersebut.
3.6.7 Masa eksperimen selesai maka diakhiri dengan melakukan tes akhir dengan tes kesegaran
jasmani TKJI, yang dilakukan pada :
Hari / tanggal : Rabu, tanggal 20 April 2005
Tempat : Halaman Sekolah S D Negeri Tlogosari Kulon 05
Semarang.
Jam : 08.00 sampai selesai.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini ada dua yaitu 1) Instrumen tes adalah tes
kesegaran jasmani dari TKJI untuk umur 10 – 12 tahun. 2) Instrumen Perlakuan ialah
Senam Ayo Bersatu.
3.7.1 Instrumen Tes : ialah Tes Kesegaran Jasmani TKJI yang terdiri dari beberapa item tes
yaitu ada lima. 1) lari 40 meter, 2) Gantung siku tekuk, 3) baring duduk 30 detik, 4)
loncat tegak, 5) lari 600 meter. Tes ini mempunyai kesahihan untuk reliabilitas putri
0.942 dan validitas 0.897. menurut sudjana bahwa validitas dan reliabilitas tersebut
adalah sangat baik. Kegunaan dari tes ini adalah untuk mengukur dan menentukan tingkat
kesegaran jasmani anak umur 10 – 12 tahun. Adapun tes tersebut meliputi hal-hal sebagai
berikut :
3.7.1.1 Lari 40 meter
3.7.1.1.1 Tujuan : tes ini untuk mengukur kecepatan.
3.7.1.1.2 Alat dan fasilitas : yang terdiri dari : 1) Lapangan : Lintasan lurus, datar, rata, tidak
licin, berjarak 40 meter dan masih mempunyai lintasan lanjutan, 2) bendera start,
peluit, tiang pancang, stopwatch, formulir dan alat tulis.
3.7.1.1.3 Petugas tes : 1) Juru berangkat atau starter, 2) .Pengukur waktu merangkap pencatat
hasil.
3.7.1.1.4 Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : peserta berdiri dibelakang garis start. 2) Gerakan
: pada aba-aba “siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari ( lihat
gambar ). 3) Kemudian pada aba-aba “Ya” peserta lari secepat mungkin menuju ke
garis finis, menempuh jarak 40 meter. 4) Lari masih bisa diulang apabila : 1) Pelari
mencuri start, 2) .Pelari tidak melewati garis finis., 3) Pelari terganggu oleh pelari
lain.
3.7.1.1.5 Pengukuran waktu : Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finis.
3.7.1.1.6 Pencatatan hasil : 1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 40 meter dalam satuan waktu detik.2) Pengambilan waktu : satu
angka dibelakang koma untuk stopwatch manual, dan dua angka dibelakang koma
untuk stopwatch digital. (lihat gambar 1).
3.7.1.1 Tes Gantung siku Tekuk
3.7.1.2.1 Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan dan
otot bahu.
Gambar 1
Lari 40 meter ( TKJI Depdikbud 1995 : 7 )
3.7.1.2.2 Alat dan Fasilitas. Yang terdiri atas : 1) Palang tunggal yang dapat diturunkan dan
dinaikkan atau lihat gambar.2) Stopwatch.3) Formulir dan alat tulis, nomor dada.,
serbuk kapur atau magnesium.
3.7.1.2.3 Petugas tes : Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.
3.7.1.2.4 Pelaksanaan : Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas kepala
peserta : 1) Sikap permulaan : Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan
berpegangan pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap
ke arah letak kepala lihat gambar 2.
Gambar 2
Tes Gantung Siku Tekuk ( TKJI Ddepdikbud 1995 : 9 )
Gerakan : dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas sampai
mencapai sikap gantung siku tekuk, dagu berada di atas palang tunggal. Sikap
tersebut dipertahankan selama mungkin atau lihat gambar 2.
3.7.1.2.5 Pencatatan hasil : Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk
mempertahankan sikap tersebut diatas, dalam satuan waktu detik. Dengan catatan :
peserta yang tidak dapat melakukan sikap diatas dinyatakan gagal, hasilnya ditulis
dengan angka 0 ( nol ).
3.7.1.3 Baring duduk selama 30 detik.
3.7.1.3.1 Tujuan : tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
3.7.1.3.2 Alat dan fasilitas meliputi : Lantai / lapangan rumput yang rata dan bersih,
Stopwatch, nomor dada, formulir dan alat tulis.
3.7.1.3.3 Petugas tes : Pengamat waktu dan penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
3.7.1.3.4 Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua
lutut ditekuk dengan sudut 900, kedua tangan jari-jarinya bertautan diletakkan
dibelakang kepala. 2) ) Petugas atau peserta yang lain memegang atau menekan
pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat. 3) Petugas atau peserta yang lain
memegang atau menekan pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat lihat gambar 4
3.7.1.3.5 Pencatatan Hasil : Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring
duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. Peserta yang tidak
mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya ditulis dengan angka 0 atau nol.
Gambar : 3
Gambar posisi jari-jari yang diletakkan dibelakang kepala
( TKJI Depdikbud 1995 : 12 )
Gambar : 4
Tes Baring – duduk Memegangi kaki agar tidak terangkat
( TKJI Depdikbud 1995 : 12 )
3.7.1.4 Loncat Tegak
3.7.1.4.1 Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.
3.7.1.4.2 Alat dan fasilitas meliputi : 1) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30
x 150 cm, dipasang pada dinding atau tiang, serbuk kapur putih. alat penghapus,
nomor dada, formulir dan alat tulis. Jarak antara lantai dengan 0 atau nol pada skala
yaitu : 100 cm lihat gambar
3.7.1.4.3 Petugas tes : Pengamat dan pencatat hasil.
3.7.1.4.4 Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : Terlebih dahulu ujung jari peserta diolesi serbuk
kapur atau magnesium, kemudian peserta bediri tegak dekat dengan dinding kaki
rapat, papan berada disamping kiri peserta atau kanannya. Kemudian tangan yang
dekat dengan dinding diangkat atau diraihkan ke papan berskala sehingga
meninggalkan bekas raihan jari. 2) Gerakan : Peserta mengambil awalan
dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan diayunkan kebelakang lihat
gambar 10. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan
dengan tangan yang terdekat sehingga menimbulkan bekas lihat gambar 11. Gerakan
ini diulangi sampai 3 kali berturut-turut.
3.7.1.4.5 Pencatatan Hasil : Hasil yang dicatat adalah selisih raihan loncatan dikurangi
raihan tegak, ketiga selisih raihan dicatat.
Gambar : 5
Loncat tegak ( TKJI Depdikbud 1995 : 17 )
3.7.1.5 Lari 600 meter.
3.7.1.5.1 Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan
pernafasan.
3.7.1.5.2 Alat dan Fasilitas. : alat dan fasilitas ini meliputi : Lintasan lari berjarak 600 meter,
stopwatch, bendera start, peluit, tiang pancang, nomor dada, formulir dan alat tulis.
3.7.1.5.3 Petugas Tes : ada beberapa yang terdiri dari : Juru berangkat, pengukur waktu,
pencatat hasil, pembantu umum.
3.7.1.5.4 Pelaksanaan : 1) Sikap permulaan : Peserta berdiri di belakang garis start. 2) Gerakan
: Pada aba-aba “Siap” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk berlari lihat
gambar. Pada aba-aba “Ya” peserta lari menuju garis finis menempuh jarak 600 meter.
Dengan catatan : Lari diulang bilamana : ada pelari yang mencuri start, pelari tidak
melewati garis finis.
3.7.1.5.5 Pencatatan Hasil : 1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finis. Kemudian hasil yang dicatat adalah waktu yang
dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan
menit dan detik.
3.7.2 Instrumen Perlakuan
Instrumen Perlakuan dalam penelitian ini adalah Senam Ayo Bersatu adapun
urutan dan rangkaian gerak instrumen tersebut adalah sebagai berikut :
3.7.2.1 Latihan Pemanasan :
Pada pemanasan irama atau ketukan musik 125 per menit dengan durasi 7 menit 6
detik, dimana latihan tersebut diawali dari sikap sempurna seperti berikut : 1) Berdiri
tegak, tumit rapat dengan ujung jari kaki terbuka selebar kepalan tangan. 2) 5 ( lima)
titik mulai telinga, bahu, pinggul, lutut dan mata kaki merupakan satu garis tegak lurus
dengan lantai.3) Pandangan lurus kedepan. 3) Kedua lengan lurus di samping badan,
telapak tangan menghadap ke dalam rapat di samping paha, jari-jari rapat dan siap
untuk berolahraga. Adapun pemanasan latihannya terdiri atas :
3.7.2.1.2 Latihan I : Gerakan : jalan di tempat, dan napas
Tujuan : (l) Menaikkan denyut jantung agar meningkat secara perlahan untuk
persiapan melakukan olahraga senam. 2) Menghilangkan kekakuan pada otot dan
persendian.3)
3.7.2.1.3 Latihan II : Gerakan : Kepala dan Leher.
Tujuan : Melatih, menguatkan dan merilekskan otot dan sendi leher.
3.7.2.1.4 Latihan III : Gerakan : Bahu.
Tujuan : melatih dan merilekskan otot dan persendian bahu.
3.7.2.1.5 Latihan IV : Gerakan : Dada I.
Tujuan : Melatih dan merileskan otot dada, lengan dan punggung.
3.7.2.1.6 Latihan V : Gerakan : Dada II.
Tujuan : Melatih dan merilekskan otot dada, lengan dan punggung.
3.7.2.1.7 Latihan VI : Gerakan : Pinggang I.
Tujuan : Melatih dan merilekskan persendian dan otot pinggang.
3.7.2.1.8 Latihan VII : Gerakan : Pinggang II.
Tujuan : Melatih dan merilekskan persendian dan otot pinggang.
3.7.2.1.9 Latihan VIII: Gerakan Kombinasi I.
Tujuan : (1) Melatih dan merilekskan otot-otot lengan atas – bawah dan
persendian kaki (2) Melatih dan menguatkan otot kaki (tungkai atas bawah).( 3 )
Melatih koordinasi gerakan tangan dan kaki.
3.7.2.1.10 Latihan IX : Gerakan Kombinasi II.
Tujuan : ( 1 ) Melatih dan merilekskan otot-otot lengan atas-bawah dan
persendian kaki. ( 2 ) Melatih dan menguatkan otot kaki (tungkai atas-bawah), ( 3 )
Melatih koordinasi gerakan tangan dan kaki.
3.7.2.1.11 Latihan X : Gerakan kombinasi III.
Tujuan : (1) Melatih dan merilekskan otot-otot lengan atas bawah dan
persendian kaki., (2) Melatih dan menguatkan otot kaki ( tungkai atas-bawah ), (3)
Melatih koordinasi gerakan tangan dan kaki.
3.7.2.1.12 Latihan XI : Gerakan Peregangan dinamis dan Statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan, pergelangan tangan, dan sisi badan dan
samping kepala.
3.7.2.1.13 Latihan XII : Gerakan Peregangan Statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan.
3.7.2.1.14 Latihan XIII : Gerakan peregangan Statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan dan kaki
3.7.2.2 Latihan Inti yang terdiri atas :
3.7.2.2.1 Gerakan Peralihan I : Jalan di tempat dan single step zig-zag.
Tujuan : Untuk memacu denyut nadi dan menyesuaikan ke irama yang lebih
cepat, persiapan melakukan gerakan inti dan pengaturan nafas.
3.7.2.2.2 Latihan I : Gerakan Ayun siku bergantian ke atas kepala depan perut dan lurus
tekuk lengan setinggi bahu.
Tujuan : Menguatkan otot-otot dada, lengan dan kaki.
3.7.2.2.3 Latihan II : Ayun kepalan tangan ke arah bahu, dorong ke bawah dan ke muka
setinggi bahu.
Tujuan : ( a ) menguatkan otot-otot lengan atas dan kaki.( b ) Koordinasi gerakan
lengan dan kaki.
3.7.2.2.4 Gerakan Peralihan II: Gerakan jalan ditempat dan single step zig-zag
Tujuan : Untuk memacu denyut nadi dan penyesuaian ke irama yang lebih cepat,
persiapan melakukan gerakan inti dan pengaturan nafas.
3.7.2.2.5 Latihan inti III : Gerakan : angkat siku setinggi bahu dan ayun lurus lengan keatas.
Tujuan : (a) Menguatkan otot-otot lengan atas dan kaki. (b) Koordinasi gerakan
lengan dan kaki.
3.7.2.2.6 Latihan inti IV : Gerakan : Dorong lengan ke depan atas dan serong setinggi bahu.
Tujuan : (a) Menguatkan otot-otot lengan dan kaki.(b) Koordinasi gerakan lengan
dan kaki.
3.7.2.2.7 Gerakan Peralihan III : Gerakan jalan ditempat dan step single zig-zag .
Tujuan : Untuk memacu denyut nadi dan penyesuaian ke irama yang lebih cepat,
persiapan melakukan gerakan inti dan pengaturan nafas.
3.7.2.2.8 Latihan V : gerakan : Ayun silang di depan-tekuk siku-siku setinggi bahu dan ayun
siku di depan dada.
Tujuan : (a) Menguatkan otot-otot lengan atas dan bawah.(b) Menguatkan otot-otot
dada, bahu dan kaki.(c) Koordinasi gerakan lengan dan kaki.
3.7.2.2.9 Latihan VI : Gerakan : dorong telapak tangan ke kanan-kiri dan ke atas serta putar
lengan lurus ke atas-bawah.
Tujuan : (a) Menguatkan otot-otot dada, lengan dan bahu.(b) Koordinasi gerakan
lengan dan kaki.
3.7.2.2.10 Gerakan peralihan IV: Gerakan jalan ditempat dan single step zig-zag.
Tujuan : Untuk memacu denyut nadi dan penyesuaian ke irama yang lebih cepat,
persiapan melakukan gerakan inti dan pengaturan nafas.Ulangi satu set gerakan :
Latihan Inti I dan II.
3.7.2.2.11 Gerakan peralihan V : 1) ulang gerakan peralihan I, 2) Latihan Inti III dan IV.
3.7.2.2.12 Gerakan peralihan VI : 1) Ulang gerakan peralihan I, 2) Latihan Inti V dan VI.
3.7.2.2.13 Gerakan peralihan VII : Gerakan : Jalan di tempat dan“single step” zig-zag.
Tujuan : Untuk memacu denyut nadi dan penyesuaian ke irama yang lebih cepat,
persiapan melakukan gerakan inti dan pengaturan nafas.
3.7.2.3 Latihan Pendinginan
Pada latihan pendinginan ketukan musiknya 118 per menit dengan durasi 3 menit 40
detik. Adapun latihan pendinginan ini terdiri dari tujuh latihan sebagai berikut :
3.7.2.3.1 Latihan I : Gerakan : Peregangan dinamis dan statis.
Tujuan : Melenturkan otot-otot lengan, pergelangan tangan, sisi badan dan kaki.
3.7.2.3.2 Latihan II : Gerakan : Peregangan dinamis dan statis.
Tujuan : Melenturkan otot-otot lengan, pergelangan tangan, sisi badan dan kaki.
3.7.2.3.3 Latihan III : Gerakan : Peregangan statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan dan kepala.
3.7.2.3.4 Latihan IV : Gerakan : Peregangan statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan dan kepala.
3.7.2.3.5 Latihan V : gerakan : Peregangan statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan dan kaki.
3.7.2.3.6 Latihan VI : gerakan : Peregangan statis.
Tujuan : Meregangkan otot-otot lengan dan kaki.
3.7.2.3.7 Latihan VII : Gerakan : Nafas.
Tujuan : Untuk mengembalikan kondisi fisik pada keadaan semula dengan
denghan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.
3.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian
Dalam suatu penelitian banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian,
terutama penelitian eksperimental. Apalagi penelitian ini dilakukan tidak dalam suatu
laboratorium sehingga banyak hal yang tidak mungkin dapat dikendalikan. Paling tidak
peneliti berupaya untuk meminimalkan. Adapun kemungkinan-kemungkinan yang
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi penelitian antara lain :
3.7.2 Cuaca
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, maka yang menjadi kendala adalah
cuaca seperti hujan. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut bisa dipindahkan di dalam
ruangan.
3.8.2 Petugas pengambil data.
Dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan pada awal sebelum eksperimen
dilakukan dan sesudah eksperimen selesai. Akan tetapi hasil penelitian ini bisa saja
menjadi tidak seperti yang diharapkan apabila cara pengambilan data dilakukan oleh
orang-orang yang kurang atau bahkan yang belum berpengalaman menggunakan
berbagai alat dalam intrumen penelitian ini. Namun karena petugas pengambil data
adalah orang-orang yang telah berpengalaman dalam bidangnya maka hal tersebut
dapat diminimalkan. Sebab para petugas adalah guru-guru olahraga dan
pelaksanaannya dibantu oleh dosen pembimbing.
3.8.3 Instruktur.
Instruktur juga mempunyai pengaruh terhadap hasil penelitian, karena penguasaan
materi dan penguasaan teknik gerak akan mempengaruhi hasil latihan. Untuk
mensiasati masalah intruktur, intruktur dilakukan oleh peneliti sendiri yang telah
pernah mengikuti penataran-penataran yang berkaitan dengan senam Ayo Bersatu.
3.8.4 Beban Latihan
Dalam prinsip dasar latihan dikatakan bahwa untuk mendapatkan efek latihan
yang baik organ tubuh harus diberi beban melebihi beban aktivitas sehari-hari Beban
diberikan bersifat individual, mendekati beban maksimal hingga beban maksimal (
Fox., 1984 ), prinsip ini dapat meningkatkan penampilan secara umum. Prinsip beban
bertambah atau the principle of progressive resistance ini dilakukan dengan
meningkatkan beban secara bertahap dalam suatu program latihan ialah dengan
meningkatkan berat beban, set, repetisi, frekwensi dan lama latihan. Tetapi ada prinsup
laian dalam prinsi[p dasar latihan ialah Prinsip individual atau the Priciples of
individuallity. Pada prinsipnya karakteristik seseorang berbeda, baik secara fisik
maupun secara psychologis. Oleh karena itu target latihan disesuaikan dengan tingkat
kemampuan jasmani seseorang, dengan tujuan yang akan dicapai dan lamanya latihan.
Prinsip reversible atau The principles of reversibility, yang berati bahwa kwalitas yang
diperoleh dari latihan akan menurun kembali apabila tidak dilakukan secara teratur dan
kontinyu. Oleh karena itu kesinambungan latihan mempunyai peranan yang sangat
penting dengan tidak melupakan adanya pulih asal. ( Ardle., 1981 : 39-93). Oleh sebab
itu diharapkan instruktur berhati-hati dalam memberi beban latihan kepada sampel.
3.8.5 Kondisi Kesehatan Sampel
Senam Ayo Bersatu dilakukan oleh siswa dalam keadaan sehat karena tujuan
untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Oleh karena itu selama latihan berlangsung
diharapkan sampel selalu dalam keadaan sehat, dengan cara apabila selesai latihan
siswa diberi pengarahan agar selalu membawa minum ketika latihan, makan yang
kenyang setelah pulang sekolah, sebab apabila ada yang sakit lebih-lebih dalam jumlah
yang cukup banyak akan mengangu penelitian secara keseluruhan.
3.9 Analisis Data
Penelitian ini diawal dengan pengambilan data awal atau pretest dan apabila
eksperimen telah selesai dilakukan maka diakhiri dengan posttest, yang kemudian
dilanjutkan dengan tabulasi data untuk menghitung statistik diskriptifnya. Untuk menguji
hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas data
menggunakan Kolmogorov Smirnov dan uji homogenitas dengan menggunakan Chi-
square dan dilanjutkan dengan uji t perpasangan yang diolah dengan sistem SPSS versi
12 ( singgih santoso, 2005 : 274 ).
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Data
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan Senam Ayo Bersatu dalam
meningkatkan kesegaran jasmani siswa putra kelas IV dan V SD Negeri Tlogosari Kulon
05, penelitian ini dilakukan dengan eksperimen, variabel yang diukur adalah kesegaran
jasmani. Instrumen dalam penelitian ini adalah Tes Kesegaran Jamani Indonesia untuk
anak umur 10-12 tahun yang terdiri dari lima rangkaian tes yaitu : 1) lari cepat, 2) angkat
tubuh, 3) Baring duduk, 4) Loncat tegak, 5) Lari ketahanan fisik dan fungsi
kardiorespiratori. Setelah eksperimen selesai dilakukan maka diakhiri dengan tes
kesegaran jasmani dengan TKJI, yang kemudian dilanjutkan dengan tabulasi data untuk
dilakukan penghitungan statistik deskriptif. Adapun hasil perhitungan statisitik deskriptif
dapat dilihat seperti pada tabel 1 berikut :
Tabel 1
Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi
sumber N Min Maks Mean Std Dev
Pre 15 12 19 15.60 2.23
Post 15 20 25 22.73 1.49
Tabel 1 diatas menyajikan data hasil pengukuran kesegaran jasmani siswa putra
dari kedua kelompok baik kelompok pre ( sebelum latihan ) maupun kelompok post(
sesudah latihan ). Hasil tes pre N = 15, hasil nilai minimum = 12, nilai maksimum = 19,
mean sebesar = 15.60, standart deviasi = 2.23. Hasil posttes untuk kelompok Eksperimen
N = 15, nilai minimum = 20, nilai maksimum = 25, nilai mean = 22.73,
standart deviasi = 1.49.
4.1.1 Uji Persyaratan Analisis
Dari hasil perhitungan statistik deskripsi seperti terlihat pada tabel 1,
kemudian dilanjutkan dengan uji persyaratan analisis hipotesis yang meliputi beberapa
langkah sebagai berikut :
4.1.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dalam penelitian ini dengan statistik non parametrik
menggunakan Kolmogorov-Smirnov. Adapun untuk menguji normalitas ini dengan
ketentuan : jika nilai signifikansi ≥ 0.05 berarti normal, dan jika nilai signikansi ≤
0.05 berarti tidak normal Dari perhitungan diperoleh hasil sebagai berikut
Tabel 2
Rangkuman hasil perhitungan Uji Normalitas
Berdasarkan pada rangkuman hasil perhitungan nilai pada tabel 2 menunjukkan
bahwa data dari kelompok pre dan post penelitian ini secara keseluruhan berdistribusi
normal.
4.1.1.2 Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dalam penelitian ini dengan menggunakan Chi-Square
dan dengan ketentuan : jika nilai signifikansi ≥ 0.05 berarti homogen, sedang jika nilai
signifikansi ≤ 0.05 berarti tidak homogen. Adapun dari perhitungan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 3
Rangkuman hasil perhitungan Uji Homogenitas
Variabel Signifikansi Keterangan
Pretest 0.933 ≥ 0.05 Normal
Posttes 0.364 ≥ 0.05 Normal
Variabel Signifikansi Keterangan
Kelompol Pretest 0.981 ≥ 0.05 Homogen
Kelompok Posttest 0.369 ≥ 0.05 Homogen
Dari tabel 3 tersebut diatas nampak bahwa data dari kelompok pre dan kelompok
post penelitian menunjukkan nilai signifikansi ≥ 0.05, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data dari kedua kelompok penelitian tersebut adalah Homogen.
4.1.2 Uji Hipotesis
Untuk melihat pengaruh latihan, yaitu Senam Ayo Bersatu dalam meningkatkan
kesegaran jasmani maka dilakukan uji hipotesis. Uji ini dimaksudkan untuk menguji
perbedaan mean dari kelompok pre terhadap kelompok post dengan ketentuan : jika
nilai t hitung ≥ nilai t tabel atau jika nilai signifikansi ≤ 0.05 maka H0 ditolak dan H1
diterima. Atau Jika nilai t hitung ≤ t tabel atau jika nilai signifikansi ≥ 0.05 maka H0
diterima dan H1 ditolak. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil seperti tabel 4
berikut ini :
Tabel : 4
Rangkuman Hasil Uji Paired Sample T Test
Sumber t hitung / t tabel Signifikansi Keputusan
E 1 – E2 - 21.219 ≥ 2.145 0.000 ≤ 0.05 H0 ditolak, H1diterima
Keterangan :
E1 = Hasil tes awal
E2 = Hasil tes akhir
Dari tabel 4 diatas dapat dijelaskan bahwa perhitungan diperoleh nilai t hitung = -
21.219, dengan tingkat signifikansi 0.000. Sedang harga t tabel dengan N = 15, maka d.b (
derajad kebebasan ) = N-1, ( 15-1 = d.b 14 ) dan alpha 0.05 = 2.145. Jadi harga t hitung =
- 21.219 ≥ harga ttabel = 2.145 dengan demikian hipotesis nihil atau H0 yang berbunyi
:”Tidak terdapat perbedaan pengaruh latihan Senam Ayo Bersatu dalam meningkatkan
kesegaran jasmani siswa putra klas IV dan V Sekolah dasar Negeri Tlogosari Kulon 05
Tahun ajaran 2004 / 2005” pada Kelompok antara Pretest ( sebelum latihan ) dengan
kelompok Posttest ( sesudah latihan )” adalah ditolak, atau hipotesis alternatif atau H1
yang berbunyi : :” Terdapat perbedaan pengaruh latihan Senam Ayo Bersatu dalam
meningkatkan kesegaran jasmani siswa putra klas IV dan V Sekolah Dasar Negeri
Tlogosari Kulon 05 Tahun ajaran 2004 / 2005 pada Kelompok antara Pretest ( sebelum
latihan ) dengan Posttest ( sesudah latihan )” adalah diterima.
4.2 Hasil penelitian
Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh hasil ialah ” Terdapat Perbedaan
Pengaruh Latihan Senam Ayo Bersatu Dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Siswa
Putra klas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Tlogosari Kulon 05 Tahun ajaran 2004 /
2005”.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan uji hipotesis penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa :
hipotesis alternatif yang diajukan atau H1 yang berbunyi : ” Terdapat Perbedaan
Pengaruh Latihan Senam Ayo Bersatu Dalam Meningkatkan Kesegaran Jasmani Siswa
Putra Klas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Tlogosari Kulon 05 Tahun ajaran 2004 / 2005”.
Hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal antara lain :
4.3.1 Senam Ayo Bersatu
Senam Ayo Bersatu adalah senam kebugaran jasmani yang diciptakan oleh
Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia yang mencerminkan keinginan dan tekad untuk
bersatu dari seluruh komponen olahraga masyarakat, sekaligus mencerminkan keinginan
untuk melestarikan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia melalui kegiatan olahraga.
Senam Ayo Bersatu diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani
para pesertanya. Jadi memang benar ketika dilakukan dengan baik dan benar dapat
meningkatkan kebugaran atau kesegaran jasmani.
4.3.2 Latihan
Telah dinyatakan oleh Brooks ( 1984 : 67-114 ) , dan menurut Hellenbrand (
1973 : 107-112 ) bahwa latihan fisik pada prinsipnya adalah memberikan stress fisik
terhadap tubuh secara teratur, sistematik, berkesinambungan sedemikian rupa sehingga
dapat meningkatkan kemampuan didalam melakukan kerja secara teratur. Dan menurut
Astrand ( 1986 : 296-383 ), Fox ( 1988 : 345 ) bahwa latihan fisik yang teratur,
sistematik dan berkesinambungan yang tertuang dalam suatu program latihan, dalam hal
ini Senam Ayo Bersatu akan meningkatkan kemampuan fisik secara nyata, tetapi tidak
demikian halnya jika latihan dilakukan secara tidak teratur.
4.3.3 Beban Latihan
Pada Prinsipnya bahwa prinsip dasar latihan yang dalam buku Physical Education
for Children yang ditulis oleh Gabbard ( 1987 : 65) menyatakan : bahwa program
physical fitness anak difokuskan pada perkembangan dan pemeliharaan dari komponen
dasar kesehatan, disamping juga pentingnya kesegaran jasmani yang berhubungan
dengan ketrampilan seperti : speed, koordinasi, keseimbangan dan kelincahan. Berkaitan
dengan program pendidikan jasmani yang digunakan sebagai suatu pendekatan pokok,
yang oleh Gabbard program itu digambarkan sebagai suatu gerakan analisa model dan
bahwa manfaat utama dari konsep gerakan yang mempunyai nilai . Pada bidang
pendidikan jasmani konsep gerakan yang mempunyai nilai ialah seperti aktifitas menari,
permainan, olahraga dan senam, yang mana aktivitas tersebut dapat digunakan sebagai
sarana untuk mengembangkan dan menghaluskan ketrampilan gerak. Sejalan dengan
pendekatan pada pendidikan jasmani dijelaskan bahwa model perkembangangan di
definisikan sebagai suatu pedekatan pendidikan jasmani, yang dimaksud adalah :
mendidik anak dalam menggunakan tubuhnya, agar mereka dapat bergerak lebih efektif
dan efisien dalam banyaknya macam gerakan dasar. Kemampuan dasar dapat diterapkan
terhadap banyaknya mcam gerakan ketrampilan baik yang perkembangannya
berhubungan dengan olahraga maupun tidak.
4.3.4 Gizi Makanan
Bahwa Gizi makanan tak kalah pentingnya dalam meningkatkan kesegaran
jasmani siswa. Karena dengan gizi yang baik maka kesehatan akan semakin baik. Dan
dengan demikian berpengaruh terhadap kesegaran jasmani siswa. Keadaan Gizi siswa
baik karena mereka tinggal diperumahan, dimana secara ekonomi dalam keadaan
menengah. Keadaan ekonomi yang menengah ini berpengaruh pula terhadap
kesehatannya. Sehingga wajar apabila kesehatannya baik.
4.3.5 Motivasi
Bahwa senam Ayo Bersatu dalam pelaksanaannya diiringi dengan musik kaset,
dengan demikian menambah semangat siswa. Karena ada iringan musik yang
memungkinkan anak jadi senang dan menjadi bersemangat. Dan hal itulah yang menjadi
penyebab dengan latihan senam ayo Bersatu kesegaran jasmaninya menjadi meningkat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa hipotesis nihil
atau H0 yang berbunyi :”Tidak terdapat perbedaan pengaruh latihan Senam Ayo Bersatu
dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa putra klas IV dan V Sekolah dasar Negeri
Tlogosari Kulon 05 Tahun ajaran 2004 / 2005” pada Kelompok Eksperimen antara Pretest
dengan Posttest” adalah ditolak, atau hipotesis alternatif atau H1 yang berbunyi : :” Ada
perbedaan pengaruh latihan Senam Ayo Bersatu dalam meningkatkan kesegaran jasmani
siswa putra klas IV dan V Sekolah Dasar Negeri Tlogosari Kulon 05 Tahun ajaran 2004 /
2005 pada Kelompok antara Pretest dengan Posttest” adalah diterima.
Itu berarti bahwa Senam Ayo Bersatu dapat meningkatkan kesegaran jasmani terhadap siswa
putra Kelas IV dan Kelas V Sekolah Dasar Tlogosari Kulon 05 Tahun Pelajaran 2004/2005.
5.2. Saran
Dengan demikian sebagai saran, dianjurkan kepada guru olahraga untuk
menggunakan latihan Senam Ayo Bersatu sebagai salah satu alternatif bentuk latihan untuk
meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang
menunjukkan hasil sangat signifikan. Nampaknya suatu hal yang wajar apabila sesuatu yang
baik itu disebar luaskan. Sebab dengan kesegaran jasmani yang baik paling tidak kita sudah
menyiapkan sebuah generasi muda yang sehat dan segar yang adalah salah satu bentuk dari
upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui fisiknya yang diarahkan pada
pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi, serta peningkatan
prestasi yang dapat membangkitkan rasa kebanggaan nasional ( GBHN Tap MPR No.
II/MPR/1988).
DAFTAR PUSTAKA
Annarino, A.A. 1976 Developmental Conditioning for Woman and Men. The C.V.
Mosby Company Second Editions
Ardle, Mc., Katch, WD, F.I., Klatch, 1981, Exercise Physiology : Energy,
Nutrision an Human Performance, Lea Febinger, Philadelphia
Arikunto, Suharsimi 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta
Rineka Cipta
Astrand, P.O. Rodhahl, K 1986, Texbooks of Work Physiology 3 rd ed, Mc Graw-
Hill Company, New York
Berty Tilarso, 2000, Sehat dan Bugar Sepanjang Usia Dengan Senam, Semarang :
Seminar dan Lokakarya
Bosco, J.S. Gustafson, W.F. 1983 Measurement and Evaluation in Physical
Education Fitness and Sport. Prentice Hall Inc, Englewood Cliff N.J.
Depdikbud 1994. Kamus Besar Bahasa Indoneasia, Jakarta Balai Pustaka
-------------- 1995 Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk Anak Umur 10 – 12
Tahun, Jakarta : Pusat Kesegaran jasmani dan Rekreasi
Endang Sri Retno, 1989 , Perbandingan Pengaruh Antara Latihan Senam
Kesegaran Jasmani ’84 dengan Senam Kesegaran Jasmani’88
Didalam Peningkatan Kesegaran Jasmani pada Siswa Putra SMA
Theresiana Salatiga Tahun Pelajaran 1988/1989, Semarang : FPOK
IKIP Semarang
Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2002, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Strata I
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Semarang : FIK
UNNES
Federasi Olahraga Masyarakat Indonesia , 2002 Senam Ayo Bersatu, Jakarta FOMI
Fox, E.L. Mathew, DK, 1981, The Physiology Basis of Education and Athletics,
Philadelphia, Ssanders College Publishing
Gabbard, C, Le Blanc E. Lowy, S. 1987, Physical Education for Children Building
The Foundation, New Yersey Printice Hall Inc Englewood Cliffs
Hadi, Soetrisno, 1988 Metodologi Research I, II dan IV Yogyakarta : Andi Offset
Helebrant, E., Hontz.S. 1973, Mechanisme of Muscle Training and Man, Jurnal
Applic Physiol
Kirkendall, D.R. Gruber.J.Jonson.R.E, 1987 Mesurement and Evaluation for
Physical Educations. Iowa : Wnc. Brown Company Secod Edirion
Khomsin, 2002, Paparan Perkuliahan Mahasiswa : perkembangan dan Belajar gerak, Materi
kuliah, Semarang, FIK UNNES.
Rusli Lutan, 1988 Belajar Ketrampilan Motorik, Jakarta : Balai Pustaka
Seaton, R, 1983, Physical Education Handsbooks, New Yersey, Prentice Hall Inc
Englewood Cliff Seven edition
Singgih Santoso, 2005, Ststistik Parametrik, Jakarta ,PT Elex Media Komputindo
Soekarman, R, 1989 Masalah Olahraga pada Anak, Surabaya Seminar Wanita dan
Olahraga
-----------------, 1989 Perkembangan ketrampilan pada Anak dan Remaja; Makalah
Ujung Pandang Simposiu Nasional
LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN----LAMPIRANLAMPIRANLAMPIRANLAMPIRAN
Lampiran 1
Lampiran 6
DATA HASIL TES AWAL TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA KELAS
IV DAN V SD TLOGOSARI KULON 05
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
Lari 40m GST BD 30dtk LT L600m No
.
Nama
W S W S W S HTR S W S Jml
1. Faqih U 6.75 4 31.28 4 20 4 38 4 2.43 3 19
2. Mansuron 6.47 4 36.25 4 18 4 38 4 2.33 3 19
3. Kukuh K 6.57 4 18.75 3 20 4 40 4 2.31 3 18
4. Anantya 4.71 5 8.79 2 20 4 32 3 2.40 3 18
5. Candra S 6.45 4 20.00 3 26 5 35 3 3.44 2 17
6. Muhamad 7.60 3 24.16 3 12 3 35 3 2.25 4 16
7. Adhika T 7.16 3 15.72 3 18 4 35 3 2.33 3 16
8. Herlan A 7.03 3 8.72 2 18 4 33 3 2.44 3 15
9. Indra N 7.67 3 12.34 3 12 3 34 3 2.39 3 15
10. Fergi R 7.16 3 12.63 2 20 4 35 3 2.32 3 15
11. Hidayat P 7.69 3 7.19 2 19 4 30 2 2.40 3 14
12. Eko Fajar 7.03 3 5.19 2 19 4 36 3 2.45 2 14
13. Anton Gian 7.65 3 3.22 1 18 4 32 3 3.39 2 13
14. Fajar Nilam 7.42 3 3.00 1 21 4 35 3 2.52 2 13
15. Ridho S 8.22 2 4.88 1 15 3 33 3 3.04 3 12
DATA TES AKHIR KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRA
KELAS IV DAN V SD TLOGOSARI KULON 05
TAHUN PELAJARAN 2004/2005
Lari 40m GST BD 30dtk LT L600m No
.
Nama
W S W S W S HTR S W S Jml
1. Faqih U 5.91 5 61.31 5 29 5 39 4 2.07 5 24
2. Mansuron 6.35 5 53.51 5 23 5 47 5 2.07 5 25
3. Kukuh .K 6.41 4 32.52 4 24 5 47 5 2.07 5 23
4. Ananatya 6.25 5 50.21 5 24 5 47 5 2.40 3 24
5. Candra S 5.81 5 34.22 4 31 5 45 4 2.33 3 23
6. Muhamad 6.87 4 32.51 4 23 5 42 4 2.15 4 24
7. Adhika T 6.51 4 49.55 4 22 4 44 4 2.10 4 23
8. Herlan 7.05 3 6.75 2 20 4 39 4 2.10 4 22
9. Indra 6.20 5 43.90 4 24 5 39 4 2.02 5 23
10. Fergie 6.18 5 55.35 5 25 5 40 4 2.25 5 24
11. Hidayat 5.52 5 62.72 5 19 4 39 4 2.19 4 22
12. Eko Fajar 6.65 4 55.22 5 24 5 38 4 2.06 5 23
13. Anton Gian 7.45 3 37.56 4 21 4 40 4 2.04 5 20
14. Fajar Nilam 6.35 5 32.51 4 18 4 35 4 2.15 4 21
15. Ridho.S 6.41 4 34.22 4 20 4 39 4 2.10 4 20
Lanjutan Lampiran 6
DATA HASIL TES KESEGARAN JASMANI
PRE DAN POST SISWA SD TLOGOSARI
KULON 05 SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2004/2005
Kelompok
No. Hasil Pretest Hasil Posttes 1. 19 25
2. 18 22
3. 18 22
4. 18 23
5. 17 21
6. 16 21
7. 16 20
8. 15 17
9. 15 21
10. 15 20
11. 14 17
12. 14 18
13. 13 16
14. 13 16
15. 12 17
Lampiran 7
OUT PUT HASIL PERHITUNGAN
STATISTIK SPSS
T-Test Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error
Mean
Pair 1 PRETES 15.60 15 2.23 .58
POSTTES 22.73 15 1.49 .38
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PRETES POSTTEST 15 .828 .000
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval of the
Difference
Mean
Std.
Dev
Std. Error
Mean
Lower Upper
Pair
1 PRETES -
POSTTE
-7.13
1.30
.34
-7.85
-6.41
Paired Samples Test
t df Sig. ( 2-tailed )
Pair
PRETES -
POSTTES
1
-21.219
14
.000
Lanjutan Lampiran 7
Frequencies
Statistics
PRETES POSTTES
N Valid 15 15
Missing 0 0
Mean 15.60 22.73
Median 15.00 23.00
Mode 15 23
Std. Deviation 2.23 1.49
Variance 4.97 2.21
Skewness .137 -.677
Std. Error of Skewness 0137 .580
Minimum 12 20
Maximum 19 25
Frequency Table
PRETES
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid 12 1 6.7 6.7 6.7
13 2 13.3 13.3 20.0
14 2 13.3 13.3 33.3
15 3 20.0 20.0 53.3
16 2 13.3 13.3 66.7
17 1 6.7 6.7 73.3
18 2 13.3 13.3 86.7
19 2 13.3 13.3 100.0
Total 15 100.0 100.0
Lanjutan Lampiran 7
POSTTEST
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 20 2 13.3 13.3 13.3
21 1 6.7 6.7 20.0
22 2 13.3 13.3 33.3
23 5 33.3 33.3 66.7
24 4 26.7 26.7 93.3
25 1 6.7 13.3 86.7
Total 15 100.0 100.0
Histogram
PRETES
19.018.017.016.015.014.013.012.0
PRETES
Fre
qu
en
cy
3.5
3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
.5
0.0
Std. Dev = 2.23
Mean = 15.6
N = 15.00
Lanjutan Lampiran 7
POSTTES
25.024.023.022.021.020.0
POSTTES
Fre
qu
en
cy
6
5
4
3
2
1
0
Std. Dev = 1.49
Mean = 22.7
N = 15.00
NPar Tests
Chi-Square Test
Test Statistics
PRETES POSTTES
Chi-Squarea,b
1.533 5.400
Df 7 5
Asymp. Sig. .981 .369 a 8 cells (100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 1.9.
b.6 cells ( 100.0%) have expected frequencies less than 5. The minimum expected cell frequency is 2.5.
Lampiran 8
Rangkaian Gerakan Senam Ayo Bersatu
Lanjutan Lampiran 8
Lanjutan Lampiran 8
Lampiran 9
Gambar-gambar Pelaksanaan Penelitian dan Pengambilan Data
Lanjutan Lampiran 9
Lampiran 7
RANGKAIAN GERAK SENAM AYO BERSATU
top related