skripsi pengaruh pemberian inhalasi aromaterapi …
Post on 17-Nov-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN INHALASI AROMATERAPI
TERHADAP KEJADIAN MUAL DAN MUNTAH PADA
IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KASSI-KASSI KECAMATAN RAPPOCINI
KOTA MAKASSAR
Disusun Oleh :
SANTRIWATI
1701065
YASASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN PROGRAM
STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN STIKES
PANAKKUKANG MAKASSAR
TAHUN 2018/2019
PENGARUH PEMBERIAN INHALASI AROMATERAPI
TERHADAP KEJADIAN MUAL DAN MUNTAH PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KASSI-KASSI KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar
Disusun Oleh :
SANTRIWATI
1701065
YASASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN
PROGRAM STUDI ILMU S1 KEPERAWATAN
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
TAHUN 2018/2019
iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini
Nama : Santriwati
Nim :17.01.065
Program studi : S1 Keperawatan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil penelitian saya sendiri
dan tidak terdapat karya yang pernah diajaukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan
disuatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pemikiran yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau
keseluruhan skripsi ini, merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berupa gelar
kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau atau dicabut
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
sama sekali.
Makassar, 20 Februari 2019 Yang membuat pernyataan,
Santriwati
14.01.065
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang
berjudul ”Pengaruh Pemberian Inhalasi Aromaterapi Terhadap Frekuensi Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).Tak lupa pula penulis mengucapkan shalawat
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai petunjuk jalan yang benar.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan doa dari ayahanda
Abd. Wahid dan Ibunda Hj. Hartati selalu memberikan motivasi, nasehat dan
harapan serta memfasilitasi penulis untuk menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Terima kasih kepada seluruh anggota keluarga besar atas dukungan, pengertian dan
perhatiannya selama penulis menjalani masa pendidikan.Selain itu dalam
penyusunan skripsi ini penulis juga memperoleh dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang telah mendukung dan membantu baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Tidak lupa penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-
tulusnya dan sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM.,M.Kes selaku Ketua Yayasan Perawat
Sulawesi-Selatan yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk
mengikuti perkuliahan di Stikes Panakkukang Makassar.
iv
2. Sitti Syamsiah.,S.Kp.,M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Panakkukang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami
untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program studi S1 Ilmu
Keperawatan dan selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan
bimbingan, pengarahan, kritik, saran dan motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
3. Dr. Ns. Makkasau Plasay.,S.KeP.,M.Kes.,M.EDM.,CWCCA selaku ketua
Program Studi S1 Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk selama selesainya penyusunan skripsi ini.
4. Ns. Kristamuliana.,S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, kritik, saran dan motivasi motivasi sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Mikawati, S.Kp.,M.Kep selaku penguji 1 dan Ns. Suryani.,S.Kep., M.Kep
selaku penguji II yang telah banyak memberikan dorongan, kritik dan masukan
dalam menyelesaaikan skripsi ini.
6. Para Dosen dan Staf Stikes Panakkukang yang selama ini telah berjuang tanpa
saja memberikan penulis ilmu selama kuliah di kampus tercinta ini.
7. Terimakasih juga kepada kepala staff Puskesmas Kassi-kassi Kota Makassar
telah mengizinkan melakukan Penelitian di Puskesmas Kassi-Kassi Kota
Makassar.
8. Kepada rekan-rekan Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Angkatan 2017
“Konversi” yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa
bersama penulis dalam memberikan motivasi dan dukungan serta selalu ada
v
di saat suka maupun duka menghadapi rintangan dan tantangan dengan
kekompakan yang tetap satu.
9. Tak lupa juga buat Sahabat-sahabatku yang selalu membantu dan memberikan
motivasi kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam
skripsi ini.Oleh Karena itu, sumbangan saran dan kritik sangat diharapkan, demi
perbaikan tulisan-tulisan selanjutnya.
Akhir kata semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis merupakan amal jariyah dihadapan Allah SWT dan semoga
proposal ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai pedoman bagi rekan-rekan
perawat mencapai profesionalisme dalam meningkatkan mutu pelayanan terkhusus
bagi penulis sendiri.
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 20 Februari 2019
Santriwati
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ....................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
ABSTRACK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR.......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 7
A. Tinjauan Pustaka Tentang Kehamilan............................................... 7
B. Tinjauan Pustaka Tentang Emesis Gravidarum ................................ 15
C. Tinjauan Pustaka Tentang Aromaterapi ............................................ 23
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...................................... 30
A. Kerangka Konsep ............................................................................. 30
B. Hipotesis............................................................................................ 30
vii
BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
A. Desain Penelitian ............................................................................... 32
B. Populasi, Sampel Dan Sampling ....................................................... 33
C. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional .................................. 35
D. Tempat Penelitian .............................................................................. 36
E. Waktu Penelitian ............................................................................... 36
F. Instrumen Penelitian .......................................................................... 36
G. Prosedur Pengambilan Data.............................................................. 37
H. Tehnik Analisa Data ......................................................................... 38
I. Etika Penelitian.................................................................................. 40
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................... 42
A. Hasil Penelitian ................................................................................. 42
B. Pembahasan....................................................................................... 50
C. Implikasi Dalam Keperawatan ......................................................... 52
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 53
BAB VI PENUTUP .............................................................................................. 54
A. Kesimpulan........................................................................................ 54
B. Saran ................................................................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Definisi operasional........................................................................................... 36
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden ................................................. 43
Tabel 5.2 Distribusi Nilai Rata-Rata Responden Yang Mengalami Mual dan
Muntah Sebelum Pemberian Aromaterapi Lemon Kelompok Intervensi
dan Kelompok Kontrol ................................................................................... 45
Tabel 5.3 Frekuensi Mual dan Muntah Sebelum di Berikan Pemberian Aromaterapi
Lemon Pada Kelompok Intervensi Sebelum dan Sesudah Pemberian
Aromaterapi Lemon ........................................................................................ 46
Tabel 5.4 Frekuensi Mual dan Muntah Setelah pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol .......................................................................................... 47
Tabel 5.5 Frekuensi Mual dan Muntah Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Kontrol ............................................................................................................ 47
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan matarantai yang berkesinambungan yang
terdiri dari : ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi pada uterus, pembentukan plasenta,
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sukarni 2013)
Proses kehamilan akan menimbulkan berbagai perubahan pada
seluruh sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, sistem pernafasan
maupun gastrointestinal. Perubahan yang terjadi akan menunjang proses
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim. Masa kehamilan
dapat terjadi masalah-masalah yang tidak diinginkan oleh seorang ibu.
Keluhan yang muncul meliputi mual dan muntah, hipersalivasi, pusing,
mudah lelah, dada terasa terbakar (heartburn), peningkatan frekuensi
berkemih, konstipasi dan keluhan psikologis. (Sukarni 2013)
Mual adalah perasaan yang tidak menyenangkan terkait merasa
sakit atau mendorong untuk muntah, sedangkan muntah adalah
pengeluaran isi lambung melalui mulut akibat spasme otot tidak sadar.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% ibu hamil pertama (primigravida)
dan 40-60% pada ibu multigravida (Solikhah, 2015). Mual dan muntah
terus menerus akan menimbulkan komplikasi pada ibu dan janinnya.
Kondisi ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu
menjadi lemah dan lelah, dapat pula mengakibatkan gangguan asam basa,
pneumoni aspirasi, robekan mukosa esofagus, kerusakan hepar dan
2
kerusakan ginjal. Sedangkan, kondisi janin pertumbuhan dan
perkembangan akan terhambat karena nutrisi yang tidak terpenuhi. Selain
itu mual muntah yang berkelanjutan dapat menimbulkan gangguan fungsi
alat-alat vital (ginjal dan hati) dan menimbulkan kematian.
Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai
dampak jika tidak ditangani, salah satunya adalah penurunan nafsu makan
yang mengakibatkan perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium,
kalsium dan natrium sehingga dapat menyebakan perubahan metabolisme
tubuh. Dampak lain emesis gravidarum juga dapat menyebabkan
kehilangan berat badan karena cadangan karbohidrat, protein, dan lemak
terpakai untuk energi. Penatalaksanaan mual dan muntah pada kehamilan
tergantung pada beratnya gejala. Pengobatan dapat dilakukan dengan cara
farmakologi maupun nonfarmakologi. Terapi farmakologi dilakukan
dengan pemberian antiemetik, antihistamin, antikolinergik, dan
kortikosteroid, namun ibu hamil akan lebih baik jika mampu mengatasi
masalah mual pada awal kehamilan dengan menggunakan terapi
pelengkap nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis bersifat
noninstruktif, noninfasif, murah, sederhana, efektif, dan tanpa efek
samping yang merugikan. Terapi nonfarmakologi dapat dilakukan dengan
cara pengaturan diet, dukungan emosional, akupuntur, dan pemberian
aromaterapi. Aromaterapi merupakan terapi modalitas atau pengobatan
alternative dengan menggunakan sari tumbuhan aromaterapi murni berupa
bahan cairan tanaman yang mudah menguap dan senyawa aroma terapi
3
lain dari tumbuhan. Aromaterapi memberikan ragam efek bagi
penghirupnya, seperti ketenangan, kesegaran, bahkan bisa membantu ibu
hamil mengatasi mual.
Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kejadian
emesis gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di
dunia. Mual dan muntah dapat mengganggu dan membuat
ketidakseimbangan cairan pada jaringan ginjal dan hati menjadi nekrosis
(WHO, 2013).
Data ASEAN menyebutkan bahwa angka kematian ibu akibat
komplikasi kehamilan dan persalinan di Singapura 14/100.000 kelahiran
hidup, di Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, di Thailand 110/100.000
kelahiran hidup, di Vietnam 150/100.000 kelahiran hidup, di Philipina
230/100.000 kelahiran hidup, di Myanmar 380/100.000 kelahiran hidup
dan di Indonesia mencapai 420/100.000 kelahiran hidup (ASEAN, 2013).
Berdasarkan Hasil Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) dapat diketahui ibu hamil yang mendapatkan pelayanan kesehatan
pada tahun 2014 sebanyak 86,70 %, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak
87,48 dan pada tahun 2016 terjadi penurunan sebanyak 85,35 dan
kemudian meningkat pada tahun 2017 sebanyak 87, 3%. (Data Kesehatan
Indonesia, 2017)
Presentase ibu hamil resiko tinggi dengan emesis gravidarum berat
yang dirujuk dan mendapatkan pelayanan kesehatan lebih lanjut sebesar
20,44%. Provinsi dengan presentase tertinggi adalah provinsi Sulawesi
4
Selatan (96,53%) dan di Yogyakarta (76,60%) sedangkan yang terendah
adalah provinsi Maluku Utara (3,66%) dan Sumatera Selatan
(3,81%)(Dinkes Prov Sulsel, 2013)
Berdasarkan data dari Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini
Kota Makassar di dapatkan Ibu Hamil yang berkunjung pada tahun 2018
pada bulan Desember di Kelurahan Kassi-Kassi sebanyak (37 orang)
(Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar)
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Pengaruh pemberian Inhalasi aromaterapi
terfadap frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,
maka peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu apakah Ada Pengaruh
pemberian inhalasi aromaterapi terhadap kejadian Emesis Gravidarum di
Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota
Makassar?
5
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinyai Pengaruh pemberian inhalasi aromaterapi terhadap
kejadian emesis gravidarum pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya frekuensi mual muntah sebelum di berikan inhalasi
aromaterapi pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-
Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar
b. Diketahuinya frekuensi mual muntah sesudah di berikan inhalasi
aromaterapi pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-
Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi Peneliti
1) Mengembangkan pengetahuan peneliti dalam mengaplikasikan
pengetahuan tentang metode penelitian berdasarkan fenomena
yang ada dalam masyarakat.
2) Mengetahui pengaruh pemberian inhalasi aromaterapi pada ibu
hamil.
b. Bagi Institusi
Sebagai bahan tambahan untuk pengetahuan dan informasi agar
dapat mengembangkan penelitian selanjutnya.
6
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Tempat Penelitian
Dapat digunakan untuk referensi dalam meningkatkan program
pelayanan asuhan kebidanan khususnya bagi ibu hamil mual
muntah selama kehamilan.
b. Bagi Responden
Dapat meningkatkan pengetahuan pada ibu hamil khususnya
tentang pentingnya mencegah mual muntah selama kehamilan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin
intrauterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan
persalinan (Wahyu, 2013). Kehamilan adalah suatu proses pembuahan
dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami,
menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu. Kehamilan adalah
suatu proses yang akan terjadi bila aspek penting terpenuhi yaitu ovum,
spermatozoa konsepsi dan nidasi.
Kehamilan merupakan transisi, yakni suatu masa anarra kehidupan
sebelum memiliki anak yang sekarang berada dalam kandungan dan
kehidupan nanti setelah anak itu lahir (Wahyu, 2013).
2. Proses Kehamilan
Proses kehamilan merupakan mata rantai berkesinambungan dan
terdiri dari ovulasi (Sukarni , 2013) :
a. Ovulasi pelepasan ovum
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks.
b. Terjadi migrasi spermatozoa dan ovum
Proses pembentukan spermatozoa merupakan proses yang
kompleks pertumbuhan spermatozoa dipengaruhi mata rantai
8
hormonal yang kompleks dari panca indra, hipotalamus, hipofisis
dan sel intertisial Leydig sehingga spermatogonium dapat
mengalami proses mitois.
c. Terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot
Pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa disebut
konsepsi atau fertilasi dan membentuk zigot.
d. Terjadi nidasi (implantasi pada uterus)
Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa
terbentuk zigot yang lain beberapa jam telah mampu membelah
dirinya menjadi dua dan seterusnya. Bersamaan dengan
pembelahan inti, hasil kosepsi terus berjalan menuju uterus. Sel
trofoblas dalam pertumbuhannya mampu mengeluarkan hormon
korionik gonadotropin yang mempertahankan korpus luteum
gravidarum.
Pembelahan berjalan terus dan di dalam morula terjadi
ruangan yang mengandung cairan disebut “blastula”.
Perkembangan dan pertumbuhan berjalan, blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk
mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium telah
makin gembur dan makin banyak mengandung glikogen yang
disebut desidua. Sel trofoblas yang meliputi “primer vili korealis”
melakukan destruksi enzimatik-proteolitik, sehingga dapat
menanamkan diri didalam endometrium.
9
Proses penanaman blastula disebut nidasi atau implantasi
terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7 setelah konsepsi. Pada saat
tertanamnya blastula ke dalam endometrium, mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda Hartman.
e. Pembentukan plasenta
Nidasi atau implamentasi terjadi pada bagian fundus uteri
di dinding depan atau belakang pada blastula penyebaran sel
trofoblas yang tumbuh kembang tidak rata, sehingga bagian
blastula dengan inner cell mass akan tertanam ke dalam
endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai
terjadi, pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili
korealis. Fungsi Plasenta :
1) Sebagai alat nutrisi untuk mendapatkan bahan yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan pekembangan janin
2) Sebagai alat pembuangan sisa metabolisme
3) Sebagai alat pernapasan dimana janin mengambil O2 dan
membuang CO2
4) Menghasilkan hormon pertumbuhan dan persiapan pemberian
ASI
5) Sebagai alat penyalur antibodi ke tubuh janin.
6) Sebagai barrier atau filter (Wahyu, 2013).
10
3. Tanda – tanda Kehamilan
a. Tanda dugaan hamil
1) Amenore (terlambat datang bulan)
2) Mual dan muntah
3) Ngidam
4) Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf dan menimbulkan
sinkope.
5) Payudara tegang
Pengaruh esterogen – progesteron dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara.
6) Sering miksi
Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat
terasa penuh dan sering miksi.
7) Konstipasi atau Obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus
menyebabkan kesulitan untuk buang air besar.
8) Pigmentasi kulit pada daerah pipi, dinding perut dan sekitar
payudara
9) Varices atau penampakan pembuluh darah vena (Wahyu
2013).
11
b. Tanda – tanda kemungkinan hamil
1) Perut membesar
2) Uterus membesar
3) Pada pemeriksaan dalam dijumpai
a) Tanda hegar : Perlunakan isthmus
b) Tanda chadwick : Warna selaput lendir vulva dan
vagina menjadi ungu
c) Tanda piscaseck : Uterus membesar kesalah satu
jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran
tersebut
d) Tanda braxton hicks : Bila uterus dirangsang mudah
berkontraks
e) Teraba ballotement : Pantulan yang terjadi setelah
uterus diketuk
4) Pemeriksanaan tes biologis kehamilan positif (Manuaba, 2013)
c. Tanda pasti kehamilan (Manuaba, 2013)
Tanda pasti kehamilan dapat di tentukan dengan jalan :
a) Gerakan janin dalam rahim :
1) Terlihat / teraba gerakan janin
2) Teraba bagian – bagian janin
b) Denyut jantung janin
1) Didengar dengan stetoskop laenec, alat kardiotografi, alat
doppler.
12
2) Dilihat dengan ultrasonagrafi
3) Pemeriksaan dengan alat canggih yaitu rontgen untuk
melihat kerangka janin, ultrasonografi.
4. Perubahan fisiologis pada saat kehamilan
a. Rahim atau uterus
1) Ukuran : untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar
akibat hipertrofi dan hiperplasia otot polos rahim
2) Berat uterus naik
3) Bentuk dan konsistensi uterus meningkat
4) Vaskularisasi
Pembuluh darah balik (vena) mengembangan dan bertambah
5) Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak.
6) Vagina
Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah
karena pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan
kebiru-kebiruan (tanda chadwicks)
7) Ovarium
Ovulasi terhenti dan masih terdapat korpus luteum graviditas
sampai terbentuknya uri yang mengambil alih mengeluaran
estrogen dan progesteron
13
8) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, areola payudara makin
berpigmentasi (hitam), glandula montgomery makin tampak,
puting susu makin menonjol, pengeluarkan ASI belum
berlangsung karena prolaktin belum berfungsi karena hambatan
dari PIH (prolaktin dan inhibiting hormone) untuk
mengeluarkan ASI.
b. Sikulasi darah ibu
1) Volume darah
Volume darah meningkat dimana jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah sehingga terjadi semacam
pengenceran darah (hemodilus) dan curah jantung akan
bertambah sekitar 30 %.
2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi
pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilus yang disertai anemia
fisiologis.
3) Sistem respirasi
Terjadi perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi
kebutuhan O2. Disamping itu terjadi desakan diafragma
karena dorongan rahim yang membesar, sebagai kompensasi
14
terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat ,
ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20 – 25 % dari
biasanya.
4) Sistem pencernaan
Pengeluaran air liur yang berlebihan, daerah lambung terasa
panas, mual, pusing kepala terutama pagi hari (morning
sickness) muntah, obstipasi.
5) Traktus urinarius
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala
bayi pada hamil tua terjadi gangguan miksi dalam bentuk
sering kencing. Desakan tersebut menyebabkan kandung
kemih cepat terasa penuh.
6) Perubahan pada kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh melanophore stimulating
hormon lobus hipofisi anterior dan pengaruh kelenjar
suprarenalis hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum
livide atau alba, areola mamae, papilla mamae, linea nigra dan
pipi.
7) Metabolisme
Metabolisme tubuh mengalami perubahan dimana kebutuhan
nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan
memberikan ASI. (Wahyu, 2013).
15
B. Konsep Dasar Emesis Gravidarum
1. Pengertian Emesis Gravidarum
Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang di sampaikan pada
kehamilan muda. Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan
hormonal pada wanita karena terhadap peningkatan hormone estrogen,
progesterone, dan di keluarkannya hormone chorionic gonadothropin
plasenta. Hormone-hormone inilah yang di duga menyebabkan emesis
gravidarum (Manuaba, 2013)
Morning sickness adalah kondisi mual dan muntah yang di alami
oleh beberapa wanita hamil pada trimester awal kehamilan. Kondisi
yang biasanya ini dapat terjadi sepanjang hari, meski istilah morning
sickness itu sendiri sering disalah artikan sebagai gejala mual dan
muntah pada pagi hari saja. Walau tidak membahayakan ibu dan janin,
morning sickness dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Pada
beberapa wanita, morning sickness dapat memperburuk hingga
menyebabkan mual dan muntah yang parah (hyperemesis gravidarum)
(Prawirohardjo,2013).
Hyperemesis Gravidarum adalah kondisi morning sickness yang
ekstrem di masa kehamilan, menyebabkan mual dan muntah yang parah.
Kondisi ini menyebabkan dehidrasi, gangguan metabolisme (tingkat zat
kimia yang di sebut elektrolit dan keton yang tidak normal), dan
penurunan berat badan yang cepat (Manuaba, 2013).
16
2. Penyebab Emesis Gravidarum
a. Penyebab tidak diketahui, tetapi diduga disebabkan oleh
peningkatan hormon kelamin yang diproduksi selama hamil
b. Penyebab hampir dapat dipastikan karena kepekaan terhadap
hormon kehamilan. Tetapi, akan berlebihan jika calon ibu terlalu
cemas atau mengalami tekanan emosional. Mual di pagi hari lebih
umum dari pada di saat yang lain, karena perut mengandung
kumpulan asam gastrik yang diendapkan semalaman.
c. Penyebabnya adalah perubahan hormon yang akan mengakibatkan
pengeluaran asam lambung yang berlebihan, terutama di pagi hari .
d. Perasaan mual dan muntah pada ibu hamil disebabkan karena
selama hamil muda pergerakan usus menjadi lambat, karena
pengaruh hormon hipofise.
e. Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena
pengaruh perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan
hormonal selama kehamilan. (NANDA, 2015)
3. Faktor Predisposisi Emesis gravidarum
Ada beberapa faktor predisposisi terjadinya kejadian emesis
gravidarum NANDA cit. Amru sofian (2015) yaitu :
a) Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa, diabetes dan
kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG.
Sebagian kecil primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormon estrogen dan gonadotropin korionik, sedangkan
17
pada kehamilan ganda dan mola hidatidosa, jumlah hormon yang
dikeluarkan terlalu tinggi dan menyebabkan terjadi emesis
gravidarum.
Peningkatan kadar progesteron, estrogen dan human
chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor pencetus mual
dan muntah. Penigkatan hormon progeteron menyebabkan otot polos
pada sistem gatroinitestinal mengalami relaksasi, hal itu
menyebabkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan
lambung melambat (Nengah, 2010).
b) Faktor organic, karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi
maternal dan perubahan metabolik.
Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6
dapat mengakibatkan mual dan muntah pada kehamilan (Nengah,
2010). Pada kehamilan diduga terjadi invasi jaringan vili korialis
yang masuk kedalam peredaran darah ibu sehingga faktor alergi
dianggap dapat menyebabkan kejadian msis gravidarum (Manuaba,
et al. 2013).
c) Faktor psikologik
Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalian, takut memikul tanggung jawab dll
menjadi faktor penyebab emesis gravidarum.
18
4. Manifestasi klinik
Tidak ada batas kejelasan antara mual yang masih fisiologis
dalam kehamilan dengan emesis gravidarum, tetapi bila keadaan umum
klien terpengaruh, sebaiknya dianggap sebagai emesis gravidarum.
Menurut berat ringannya gejala, hiperemesis gravidarum dapat dibagi
kedalam tiga tingkatan (NANDA cit. Amru sofian, 2015) :
a. Tingkat 1 (ringan) : mual muntah terus-menerus, lemah, tidak mau
makan, berat badan turun dan rasa nyeri di epigrastium, nadi
100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering
dan mata cekung.
b. Tingkat 2 (sedang) : mual dan muntah yang hebat menyebabkan
keadaan umum lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek,
lidah kering dan kotor, nadi kecil dan cepat, suhu badan naik
(dehidrasi), ikterus ringan, berat badan turun, mata cekung, tekanan
darah turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi dan dapat pula
terjadi nafas berbau aseton.
c. Tingkat 3 (berat) : kadaan umum jelek, kesadaran menurun dari
samnolen sampai koma, nadi kecil halus dan cepat, dehidrasi berat,
suhu badan naik, tekanan darah menurun, ikterus dan dapat berakibat
fatal yaitu nistagmus, diplopia, dan perubahan mental; keadaan ini
adalah akibat sangat kekurangan zat makanan, termasuk vitamin B
kompleks.
19
5. Tanda dan Bahaya Emesis Gravidarum
Pada dasarnya keluhan atau gejala yang timbul adalah fisiologis.
Akan tetapi hal ini akan semakin menjadi parah jika tubuh tidak dapat
beradaptasi. Oleh karena itu, agar keluhan tersebut tidak berlanjut, perlu
diketahui gejala patologis yang timbul. Tanda bahaya yang perlu di
waspadai antara lain penurunan berat badan, kekurangan gizi, atau
perubahan status gizi, dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan
ketosis. Selain itu mual muntah berlebihan dan terus menerus saat hamil
hingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan dan elektrolit
tubuh serta kehilangan lebih dari 5% berat badan sebelum hamil dapat di
definisikan sebagai hyperemesis gravidarum. Hal tersebut dapat
beerakibat buruk pada janin seperti abortus, partus prematurus, dan
BBLR. (Carole,2009)
6. Komplikasi
Pada wanita yang mengalami mual dan muntah merasa aktifitasnya
terganggu karena kondisi ini. Setengah dari wanita yang bekerja merasa
pekerjaanya terganggu karena kondisi ini dan 25% wanita membutuhkan
waktu untuk tidak bekerja. Satu dari dua puluh wanita mengalami
penurunan berat badan, dehidrasi, dan gangguan elektrolit. Mual muntah
yang berlebihan dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit, gangguan metabolik, dan defesiensi gizi. (Carole, 2009)
20
7. Penatalakasanaan
Cara mengatasi mual muntah (Carole, 2009) pada kehamilan antara
lain yaitu :
a. Farmakologis
1) Piridoksin (Vitamin B6)
Mekanisme kerja piridoksin dalam membantu mengatasi mual
dan muntah saat hamil belum dapat di terangkan dengan jelas.
Namun piridoksin sendiri bekerja mengubah protein dari
makanan kebentuk asam amino yang di serap dan di butuhkan
oleh tubuh. Selain itu piridoksin mengatasi mual muntah jika
transit lambung memanjang ketika hamil. Kebutuhan piridoksin
pada wanita hamil meningkat menjadi 2,2 mg/ hari, dosis yang di
gunakan untuk morning sickness adalah 25 mg.
2) Antihistamin
Antihistamin khususnya doxylamine atau penggunaan
doksilamin bersamaan dengan pridoksin menjadi saran terapi
utama untuk tatalaksana emesis gravidarum pada wanita hamil.
Antihistamin yang bisa di berikan untuk wanita hamil adalah
golongan H-1 bloker seperti difenhidramin, dan loratadin.
3) Fenotiazin dan Metoklopramid
Kedua agen ini biasanya menjadi pilihan jika keluhan tidak hilang
dengan antihistamin. Metoklopramid merupakan agen prokinetik
dan antagonis dopamin, penggunaanya terkait dengan diskinesia
21
(gangguan gerakan) namun kasusnya jarang. Resiko penggunaan
tergantung lama pemberian obat dan dosis kumulatif total,
penggunaan lebih dari 12 minggu tidak di sarankan dan tidak
aman untuk kehamilan.
4) Ondansentron
Penggunaan ondansentron biasanya menjadi pilihan terakhir jika
keadaan morning sickness tidak dapat di tangani dengan obat
lainnya. Penggunaan ondansentron pada subjek wanita hamil
kurang dari 3 bulan masa kehamilan (rata-rata 5-9 minggu
kehamilan) tidak terbukti menyebabkan malformasi janin.
b. Non Farmakologis
1) Makan sering dalam porsi kecil. Misalnya setiap 2 jam sekali
(bahkan malam hari)
2) Menghindari makanan berbau tajam, terlalu asin atau makanan
berbumbu.
3) Mencobah ngemil crackers setelah bangun pagi.
4) Makan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi (madu,
pisang, kentang, nasi, sereal dan tahu)
5) Minum jus manis di pagi hari
6) Tidak merokok dan mengkomsumsi minuman beralkohol , batasi
asupan kopi selama triwulan pertama.
7) Mendapat dukungan darimpasangan dan mengurangi stres.
22
c. Komplementer
1) Mencoba akupuntur untuk meringankan derita mual
2) Minum pappermint tea.
3) Jika masih mual, mencoba mengulum permen mint, spearment.
4) Aromaterapi jahe, spearment, Lavender, dan Lemon
5) Mencoba ginger tea (rebus jahe di air, saring dan campurkan
dengan madu atau dapat juga dengan menggunakan aromaterapi
jahe, lemon dan lavender).
23
C. Konsep Dasar Aromaterapi
1. Pengertian Aromaterapi
Aromaterapi didefinisikan dalam dua kata yaitu aroma yang
berari wangi-wangian (fragrance) dan therapy yang berarti perlakuan
pengobatan, jadi secara ilmiah diartikan sebagai wangi-wangan yang
yang memiliki pengaruh terhadap fisiologis manusia. Buchbauer
menetapkan definisi universal untuk aromaterapi, yaitu terapi
menggunakan senyawa aromatik atau senyawa yang mudah menguap
(volatile) untuk mengobati, mengurangi atau mencegah suatu
penyakit, infeksi dan kegelisahan dengan cara menghirupnya
(Muchtaridi, 2015).
Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu
jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman
yang mudah menguap, di kenal sebagai minyak esensial, dan
senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk
memengaruhi suasana hati ataukesehatan seseorang, yang sering
digabungkan dengan praktik pengobatan alternatif dan kepercayaan
kebatinan (Muchtaridi. 2015)
Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan
kosentrasi minyak atsiri atau minyak essensial yang aromatik dan
diekstraksi dari tumbuh-tumbuhan (Moelyono 2015). Minyak atsiri
yang digunakan merupakan cairan hasil sulingan dari berbagai
jenis bunga, daun, kulit batang, biji dan akar yang tidak digunakan sec
24
ara langsung ke kulit tetapi harus diencerkan terlebih dahulu yang
biasanya bersifat mudah menguap saat terkena panas atau cahaya.
Dengan aromaterapi yang dapat berperan dalam
merelaksasikan pikiran dan mengurangi rasa stres, hal tersebut
tentunya berhubungan dengan keadaan emosi yang lebih teratur.
Keadaan emosi manusia diatur oleh otak di dalam sistem limbik.
Sistem limbik berbeda dengan lobus limbik.
Lobus limbik merupakan kesatuan struktur yang terdiri dari
archicortex (formasi hipokampalis dan girus dentatus), paleocortex
(korteks piriformis dari girus hipokampalis anterior), mesocortex
(girus cinguli). Sedangkan, sistem limbik gabungan lobus limbik dan
nuklei subkortikal, yaitu amigdala, nuklei septales, hipotalamus,
epitalamus, nukleus talamus, dan ganglia basalis. Dalam sistem limbik
tidak hanya mengatur tentang emosi, namun juga mengatur memori,
dan perilaku. Semuanya dapat saling berkaitan satu sama lain
(Moelyono 2015)
2. Manfaat Aromaterapi
(Menurut Muchtariadi 2015), Aromaterapi digunakan untuk
mempengaruhi emosi seseorang dan membantu meredakan gejala
penyakit. Minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi ini
berkhasiat untuk mengurangi stress, melancarkan sirkulasi darah,
meredakan nyeri, mengurangi bengkak, menyingkirkan zat racun dari
tubuh, mengobati infeksi virus atau bakteri, luka bakar, tekanan darah
25
tinggi, gangguan pernafasan, insomnia (sukar tidur), gangguan
pencernaan, dan penyakit lainnya (Moelyono, 2015)
3. Macam-Macam Minyak Esensial Aromaterapi
Beberapa minyak sari yang umum digunakan dalam aroma
terapi karena sifatnya yang serba guna diantaranya adalah Langon
Kleri (Salvia Scarea), Eukaliptus (Eucalyptus Globulus), Geranium
(Pelargonium Graveolens), Lavendar (Lavendula Vera Officia nals),
Lemon (Citrus Limonem), Peppermint (Mentha Piperita), Petitgrain
(Daun Citus Aurantium), dan Rosmari (Rosmarimus Officinals), serta
Pohon teh (Melalueca Alternifolia) (Muchtariadi 2015).
4. Teknik- Teknik Pemberian Aromaterapi
Penyerapan minyak esensial ke dalam system sirkulasi
membutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk diserap sepenuhnya oleh
system tubuh sebelum dikeluarkan kembali melalui paru-paru, kulit
dan urine dalam waktu beberapa jam kemudian.
Berikut ini adalah beberapa teknik yang lazim digunakan
dalam aromaterapi :
a. Aromaterapi Inhalasi (menggunakan oil burner)
Penghirupan dianggap sebagai cara penyembuhan paling
langsung dan paling cepat, karena molekul- molekul minyak
esensial yang mudah menguap tersebut bertindak langsung pada
organ-organ penciuman dan langsung dipersepsikan oleh otak.
Penghirupan bisa di lakukan 2x sehari atau selama ibu mengalami
26
mual dan muntah dalam 2 hari dan di hirup selama 5-10 detik.
Rasa mual pada kehamilan dapat di tanggulangi dengan
menggunakan terapi pelengkap antara lain dengan aromaterapi.
Salah satu aromaterapi yang dapat menurunkan mual muntah pada
kehamilan adalah aromaterapi lemon. Aromaterapi lemon
memberikan ragam efek bagi penghirupnya, seperti ketenangan,
kesegaran, bahkan bisa membantu ibu hamil mengatasi mual.
Ketika aromaterapi dihirup, molekul yang mudah menguap
dari minyak tersebut dibawa oleh arus udara ke “ atap “ hidung di
mana silia –silia yang lembut muncul dari sel-sel reseptor. Ketika
molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut tersebut, suatu
pesan elektrokimia akan ditransmisikan melalui saluran olfactory
ke dalam system limbic. Hal ini akan merangsang memori dan
respons emosional. Hipotalamus berperan sebagai relay dan
regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus disampaikan
kebagian lain otak serta bagian badan yang lain. Pesan yang
diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa
pelepasan senyawa neurokimia yang menyebabkan euphoria,
relaks, dan sedative .
b. Aromaterapi Masase atau Pijat
Masase merupakan metode perawatan yang paling banyak
dikenal dalam kaitannya dengan aroma terapi. Minyak esensial
mampu menembus kulit dan terserap ke dalam tubuh, sehingga
27
memberikan pengaruh penyembuhan dna menguntungkan pada
berbagai jaringan dan organ internal (Koensoemardiyah,2009).
c. Aromaterapi Mandi
Mandi yang sebagian besar orang merasakan manfaatnya
untuk relaksasi adalah mandi panas yang sebelumnya telah
ditambahkan persiapan wewangian yang memiliki kasiat tertentu.
Mandi dapat menenangkan dan melemaskan, meredakan sakit dan
nyeri dan juga dapat menimbulkan efek rangsangan,
menghilangkan keletihan dan mengembalikan tenaga.
d. Aromaterapi Kompres
Kompres efektif untuk penyembuhan berbagai macam
sakit, nyeri otot dan rematik, ruam-ruam dan sakit kepala. Untuk
nyeri akut kompres harus diulang – ulang bila telah mencapai blood
temperature, jika tidak maka kompres harus dibiarkan pada
komposisinya selama minimal dua jam dan yang lebih baik adalah
semalam.(Moelyono 2015)
5. Pengaruh Aromaterapi Inhalasi Untuk Mual Muntah
Aroma terdeteksi dimulai dari organ hidung sebagai organ
penghidu. Proses menghidu dimulai dengan proses penerimaan
molekul bau oleh olfactory epithelium yang merupakan reseptor terdiri
dari puluhan juta saraf pembau. Pada saat minyak aromaterapi
dilepaskan ke udara, minyak akan masuk melalui hidung dan akan
mencapai nostril pada dasar hidung, sebelum molekul aromaterapi
28
menempel dengan silia sel olfactorius, odoran tersebut dapat larut
dalam mucus yang melapisi silia tersebut. Untuk dapat larut dalam
mucus maka minyak Aromaterapi harus bersifat hidrofilik. Struktur
dari minyak esensial ini memiliki sifat yang hidrofilik sehingga dapat
larut dalam mucus.
Di bawah mucus pada epitel olfactory, reseptor khusus yang
disebut sebagai neuron reseptor olfactory mendeteksi adanya bau.
Setiap sel olfactory hanya memiliki satu jenis reseptor bau (odorant
reseptor/ OD), dan satu reseptor hanya mampu mendeteksi jumlah
terbatas bahan-bahan bau, seperti sel-sel pembau kita sangat
terspesialisasi sejumlah kecil bau. Untuk selanjutnya molekul bau
akan berikatan dengan OD, sehingga dapat menyebabkan aktivasi dari
protein G yang kemudian mengaktivasi enzim adenilsiklase dan
mengaktifkan cAMP. Pengaktifa cAMP membuka kanal Na sehingga
terjadi influx natrium dan menyebabkan depolarisasi dari sel
olfaktorius. Depolarisasi ini kemudian menyebabkan potensial aksi
pada saraf olfaktorius dan di transmisikan ke hipotalamus
Sinyal pada sel mitral yang berada di bulbus olfaktorius
menjalar menuju traktus olfaktorius media dan area olfaktorius lateral.
Area olfaktorius lateralis membawa akson-akson ke area olfaktorius
pada korteks serebri, yang disebut sebagai area periamygdaloidea dan
area peripirformis dan area ini dikenal sebagai area olfaktorius primer
(pusat penghidu pada korteks serebri) pada lobus temporalis bagian
29
inferior medialis. Aktivasi daerah ini menyebabkan adanya kesadaran
terhadap bau tertentu yang dihirup. Selain itu area olfaktorius lateralis
ini akan membawa informasi ke sistem limbik dan hipokampus.
Sedangkan area olfaktorius medial terdiri atas sekumpulan nucleus
yang terletak pada anterior dari hipotalamus. Nucleus pada area ini
merupakan nucleus septal yang kemudian berproyeksi ke hipotalamus
dan sistem limbik.
30
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat
dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan
antara varibel (baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti). Kerangka
konsep akan membentu penelitian menghubungkan hasil penemuan dengan
teori (Nursalam, 2017).
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan pada tinjauan pustaka,
maka dapat dibuat dengan kerangka konsep sebagai berikut :
Variabel independen variabel Dependen
Keterangan :
: Variabel independen yang diteliti
: Variabel dependen
: Penghubung
Gambar 3.1 kerangka konsep
B. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan peneitian. Menurut La Biondo-Wood dan Haber dalam Nursalam
(2017) hipotesis adalah suatu pertanyaan asumsi tentang hubungan antara dua
Pemberian Inhalasi
Aromatherapy Lemon Mual dan Muntah
Pada Ibu Hamil
31
atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu pertanyaan dalam
penelitian.
Adapun hipotesis dari penelitian ini yaitu :
a. Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis alternatif (Ha) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini
menyatakan adanya suatu hubungan antara dua atau lebih variabel.
Ha : Ada pengaruh pemberian inhalasi aromateraphy terhadap frekuensi
emesis gravidarum ibu hamil
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian Eksperimental adalah suatu rancangan penelitian yang di gunakan
untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan dalam
melakukan manipulasi variabel bebas.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah Pre-Eksperimen
dengan menggunakan Two Group Pretest-Postest Design. Dalam desain ini
melibatkan dua kelompok subjek. Kelompok subjek di observasi sebelum di
lakukan intervensi kemudian di observasi lagi setelah di lakukan intervensi
(Nursalam, 2017).
Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai yaitu ingin
mengetahui pengaruh aromaterapi lemon terhadap frekuensi emesis pada ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
X1 : Sebelum Pemberian Aromaterapi X1 : Setelah
Xo : Sebelum Xo : Setelah
Keterangan :
Xo : Kelompok kontrol yang tidak diberikan Health Education
X1 : Kelompok Intervensi
33
B. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang
memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2017). Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu hamil yang berkunjung di Puskesmas Kassi-Kassi
Kecamatan Rappocini Kota Makassar pada bulan November 2018 sebanyak 37
orang.
2. Sampel
Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai
subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017).
Pada penelitian ini pengambilan sampel dengan menggunakan rumus sampel
(Nursalam, 2017), yaitu :
N = N2. Z
2 (p.q)
d2
. (N-1) +Z2
(p.q)
keterangan :
n : Besar Sampel
N : Besar Populasi
Z : Standar deviasi normal di gunakan 1,96 sesuai dengan derajat
kemaknaan 95 %
p : Proporsi untuk sifat tertentu yang di perkirakan terjadi pada populasi
apabila tidak di ketahui proporsi atau sifat tertentu tersebut, maka p = 0,5
q : 1-p = 1- 0,05
34
d : Tingkat kepercayaan atau ketepatan yang di inginkan (0,05)
Jadi jumlah sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah :
n = N. Z2
(p.q)
d2 ( N-1 ) + Z
2 (p.q)
n = 37 (1,96)2 (0,05) (0,95)
(0,05)2 (98-1) + (1,96)
2 (0,05 x 0,95)
n = 37 (3,8416) x 0,0475
(0,0025) (97)+ (3,8416) (0,0475)
n = 142,13 x 0,0475
0,242 + 0,182
n = 6,7511
0,424
n = 24
berdasarkan rumus diatas maka jumlah sampel yang akan diambil dari
populasi adalah 24 orang. Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah :
a. Kriteria inklusi
Pada penelitian ini kriteria inklusinya adalah sebagai berikut :
1) Semua ibu hamil trimester 1 yang mengalami emesis
gravidarum(mual muntah)
2) Semua ibu hamil yang bersedia menjadi responden
b. Kriteria eksklusi
Adapun kriteria eksklusinya sebagai berikut :
1) Ibu hamil yang mengalami komplikasi
35
2) Ibu hamil yang tidak menyukai aromaterapi Lemon
3. Sampling
Tekhnik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampling
Aksidental, yaitu cara pengambilan sampel dengan berdasarkan kebetulan
bertemu. Sebagai contoh dalam menentukan sampel apabila dijumpai ada, maka
sampel tersebut di ambil dan langsung dijadikan sebagaikan sampel utama.
(Hidayat,2018)
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel penelitian
a. Variabel independen
Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain. (Nursalam, 2017). Variabel independen dalam
penelitian ini adalah pemberian inhalasi aromaterapi .
b. Variabel dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan
oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen pada penelitian ini
adalah Ibu hamil yang mengalami Emesis Gravidarum (Mual Muntah)
2. Definisi operasional
Klasifikasi variabel dan definisi operasional dibuat dalam bentuk tabel dengan
rincian sebagai berikut :
36
Tabel 4.2 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
No Variabel Definisi
operasional
Parameter Alat
ukur
Skala
Ukur
Skor
1. Independen
:
Pemberian
Inhalasi
Aromaterap
i
Pemberian
Inhalasi
Aromaterapi
Solusi
meredekan
Stres dan bisa
membantu
meredekan
mual muntah
ibu hamil pada
trimester 1
dengan cara
memberikan 1-2
tetes minyak
aromaterapi
lemon dituang
di dapu tangan
lalu di hirup
selama 5-10
detik dan di
lakukan dalam
2x sehari atau
selama ibu
mengalami
mual dan
muntah dalam 2
hari
Definisi
pemberian
inhalasi
aromaterapi
,Cara
Pemberian
aromaterapi
Alat ukur
yang
digunakan
adalah
SOP
- Sesuai
dengan
standar
operasional
2. Dependen :
Emesis
Gravidaru
m
Emesis
Gravidarum
adalah Mual
Muntah yang
terjadi pada ibu
hamil trimester
1
Definisi
emesis
gravidarum,
faktor yang
mempengar
uhi emesis
gravidarum
Alat ukur
yang
digunakan
adalah
kuesioner
Interval Nilai Min :
11-0 dan
nilai Mak :
22-11
dimana
semakin
tinggi total
skor maka
semakin
berat mual
muntah
yang di
37
alami ibu
hamil
D. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi
Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 28 Januari 16 Februari 2019
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1) SOP (Standard Operating Procedure) Pemberian Aromaterapi Lemon
dengan cara Meneteskan 2-3 tetes aromaterapi ke sapu tangan Kemudian
Menganjurkan pasien menghirup aromaterapi pada sapu tangan selama 5-
10 detik dan lakukan 2x sehari atau selama ibu mengalami mual dan
muntah dalam 2 hari.
2) Untuk menilai pengaruh pemberian aromaterapi terhadap frekuensi emesis
menggunakan Koesiner dengan bobot 11 pertanyaan, menggunakan skala
Guttman dengan skala ukur interval, kategori pilihan yaitu 2 = Ya, 1 =
Tidak. Dimana Nilai Min 11-0 dan nilai Mak : 22-12 dimana semakin tinggi
38
total skor maka semakin berat mual muntah yang di alami oleh ibu hamil.
Yang dibuktikan dengan rumus :
Jumlah pertanyaan x skor tertinggi
Dan untuk mendapatkan nilai ordinalnya maka, hasil dibagi dengan skor
tertinggi,
= 11 x 2 = 22
= 22 = 11
2
F. Prosedur Pengumpulan Data
1. Data Primer
Mengumpulkan data primer secara formal kepada responden dengan
menggunakan kuesioner, terdiri dari beberapa pertanyaan kepada responden
untuk dijawab. Teknik pengumpulan data menggunakan koisener.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan rekam medis di
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar yang
berhubungan dengan keperluan penelitian.
39
G. Teknik Analisa Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Setelah data terkumpul maka akan dilakukan editing atau penyuntingan
untuk memeriksa setiap lembar kuesioner yang telah diisi, kemudian data
dikelompokkan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
b. Koding
Dilakukan untuk memudahkan pengolahan data yaitu dengan memberikan
kode-kode tertentu baik berupa huruf atau angka dari setiap jawaban yang
diberikan oleh responden.
c. Skoring
Pemberian nilai pada masing-masing jawaban dan pertanyaan yang
diberikan kepada responden sesuai dengan ketentuan penilaian yang telah
ditentukan.
d. Tabulasi
Mengelompokkan data kedalam suatu tabel yang memuat sifat masing-
masing variabel sesuai dengan tujuan penelitian
2. Analisa data
Setelah data diolah, kemudian di analisa dengan menggunakan bantuan
komputer dengan menggunakan program SPSS. Adapun analisa yang
digunakkan yaitu :
40
a. Analisa univariat
Pada analisa ini dilakukan analisis tabel distribusi frekuensi dari tiap variabel
yang dianggap terkait dengan tujuan penelitian.
b. Analisa Bivariat
Setelah memperoleh nilai dari masing-masing tabel selanjutnya data analisa
dengan computer SPSS versi 21.0. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
apakah ada pengaruh antara pemberian aromaterapi lemon terhadap
frekuensi emesis pada ibu hamil trimester I serta skala data yang digunakan
adalah skala interval, maka statistik yang digunakan adalah uji statistik Uji T
berpasangan (Uji Wilcoxon Signed Rank Test) untuk mengkaji keefektifan
perlakuan, di tandai dengan adanya perbedaan rata-rata sebelum dan rata-
rata sesudah di berikan perlakuan dengan tingkat signifikan p≤0,05 dan
tingkat kepercayaan 95% bila hasil perhitungan p<0,05 maka Ho ditolak.
Maka Ha di terima yang berarti ada pengaruh yang bermakna antara
pemberian inhalasi Aromaterapi terhadap frekuensi mual dan muntah pada
ibu hamil.
H. Etika Penelitian
1. Informed Consent (Lembar persetujuan menjadi responden)
Informed Consent atau kerahasiaan medis adalah pertanyaan persetujuan
(Consent) atau izin dari pasien yang diberikan dengan bebas, rasional, tanpa
paksaan, tentang tindakan medis yang akan dilakukan terhadapnya sesudah
41
mendapat informasi yang cukup tentang tindakan medis yang dimaksud dalam
bentuk lisan maupun tertulis.
2. Anonymity (Tanpanama)
Anonymity adalah suatu keadaan dimana identitas seseorang disembunyikan
dari orang lain dengan alas an tertentu.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality atau kerahasiaan adalah pencegahan bagi mereka yang tidak
berkepentingan, berhubungan dengan data yang diberikan kepada pihak lain
untuk kepentingan tertentu dan hanya diperolehkan untuk kepentingan tertentu.
42
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian yang berjudul Pengaruh Pemberian Inhalasi Aromaterapi Terhadap
Kejadian Mual dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester1 di Wilayah Puskesmas
Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar, di laksanakan pada tanggal 28
Januari 2019 sampai 13 Februari 2019 di Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi
Kecamatan Rappocini Kota Makassar. Jenis penelitian kuantitatif menggunakan
pendekatan pra eksperimen dengan menggunakan ranc angan two-group pra test
post test design, pengambilan data sekunder di ambil dari Puskesmas Kassi-Kassi
Kecamatan Rappocini Kota Makassar jumlah responden sebanyak 24 responden
dimana 12 orang diberikan perlakuan (Kelompok Intervensi) dan 12 orang tidak
diberikan perlakuan (kelompok kontrol). Sebelum di lakukan perlakuan responden
terlebih dahulu di berikan Koesener mual dan muntah kemudian memberikan
inhalasi arometarapi selama 2 hari setelah itu mengobservasi kembali dengan
memberikan kuisener mual dan muntah untuk mengetahui pengaruh setelah di
berikan inhalasi aromaterapi terhadap kejadian mual dan muntah pada ibu
trimester 1.
Setelah data terkumpul di lakukan pemeriksaan kelengkapan data kemudian
di olah untuk mendapatkan suatu hasil penelitian pengelolaan data dengan
menggunakan program SPSS dalam bentuk analisa univariat, maka berikut ini
peneliti akan menyajikan analisa data terhadap setiap variabel dengan
43
menghasilkan distribusi frekuensi presentasi.Adapun hasil pengelolaan data di
sajikan sebagai berikut :
1. Karakteristik Responden
a. Distribusi Frekuensi Responden
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Umur, Pendidikan dan Usia Kehamilan di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar Karakteristik Intervensi % Kontrol %
Umur
18-22 5 20,8 1 8,3
23-28 7 29,2 11 91,7
Total 12 50,0 12 50,0
Pendidikan
SD 1 4,2
SMP 1 4,2 2 8,3
SMA 6 25,0 7 29,2
PT 4 16,7 3 12,5
Total 12 50,0 12 50,0
Usia Kandungan
4 Minggu 1 4,2
5 Minggu 5 20,8 2 8,3
6 Minggu 2 8,3 7 29,2
7 Minggu 4 16,7 3 12,5
Total 12 50,0 50,0
Sumber data primer februari 2019
Tabel 5.1 diatas, menggambarkan bahwa karakteristik responden
yang mengalami mual dan muntah pada kelompok intervensi pada
umur 23-27 sebanyak 7 responden (29,2%) dan pada umur 18-22
sebanyak 5 responden (20,8%). Sedangangkan pada kelompok
44
kontrol Umur 22-27 sebanyak 11 (91,7 %) dan umur 18-22 paling
sedikit 1 (8,3%).
Nilai Rata-Rata bahwa karakteristik responden responden
berdasarkan tingkat pendidikan terbanyak pada kelompok Intervensi
yaitu responden yang dari Perguruan tinggi sebanyak 4 responden
(16,7%), SMA sebanyak 6 responden (25,0%), SMP dan SD paling
sedikit 1 responden (4,2%). Sedangkan pada kelompok kontrol
Perguruan tinggi sebanyak 3 responden (12,5 %), SMA sebanyak 7
responden (29,2 %) dan paling sedikit SMP sebanyak 2 responden
(8,3%).
Nilai rata-rata karakterstik responden berdasarkan usia kehamilan
di dapatkan responden pada kelompok intervensi dengan usia
kehamilan 7 minggu sebanyak 4 oresponden (16,7 %), usia
kandungan 6 minggu sebanyak 2 responden (8,3 %), usia kehamilan
5 minggu sebanyak 5 responden (20,8%), dan paling sedikit dengan
usia kehamilan 4 minggu 1 responden (4,2%). Sedangkan pada
kelompok kontrol usia kandungan 7 minggu sebanyak 3 responden
(12,5 5), 6 minggu sebanyak 7 responden (29,2%), dan 5 minggu
sebanyak 2 respondeb (8,3 %).
45
2. Analisa Univariat
Analisa univariat di gunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel yang diteliti. Pada analisa univariat data
kategori dapat dijelaskan dengan angka atau nilai jumlah data presentase
setiap kelompok.
Tabel 5.2 Distribusi Nilai Rata-Rata Responden yang Mengalami
Mual dan Muntah Sebelum Pemberian Aromaterapi
Lemon Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol di
Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini
Kota Makassar.
Variabel Mean Standar Deviasi Min Mak P-Value
Kelompok Intervensi 1,83 0,389 2 10 0,165
Kelompok Kontrol 2,58 0,452 3 9
Sumber: Data Primer Februari 2019.
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata responden pada kelompok
intervensi adalah mean 1,83 dengan standar Deviasi 0,389 di mana nilai
mual dan muntah sebelum di berikan perlakuan adalah sebanyak 10
responden dan skor nilai terendah sebanyak 2 responden. , sedangkan pada
kelompok kontrol dengan mean 2,58 dengan standar Deviasi 0,452. Di
mana nilai tertinggi responden yang mengalami mual dan mintah sebanyak
9 responden dan nilai terendah sebanyak 3 responden yang tidak
mengalami mual dan muntah. Berdasarkan uji Homogenitas yang telah di
laksanakan pada kelompok intervensi di dapatkan hasil signifikan sebesar
0,165, yanag berarti bahwa nilai tersebut lebih besar dari niali signifikan
yaitu >0,05. Maka dapat di simpulkan bahwa kedua kelompok data
intervensi dan kontrol mempunyai varian sama atau homogen. Yang
berarti tidak ada perbedaan sebelum diberikan perlakuan antara kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.
46
3. Analisis Bivariat
Analisa ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini yang
sebagai variabel independen adalah pemeberian Inhalasi Aromaterapi
Lemon metode menggunakan Essensial Oil Aromaterapi Lemon
sedangkan variabel dependen adalah mual dan muntah pada Ibu hamil
Trimester 1. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonparametric Tests dengan Uji Wilcoxon Signed Tes.
Tabel 5.7 Mual Dan Muntah Sebelum Diberikan Pemberian
Aromaterapi Lemon Pada Kelompok Intervensi
Sebelum Dan Setelah Pemberian Aromaterapi Lemon
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan
Rappocini Kota Makassar
Variabel Mean Standar Deviasi P-Value
Kelompok Intervensi 1,83 0,389 0,025
Kelompok Intervensi 1,42 0,515
Sumber data primer, februari 2019*Uji Wilxocon
Tabel 5.6 Menunjukkan bahwa nilai rata-rata Responden pada
kelompok intervensi di dapatkan nialai muntah muntah sebelum dengan
mean 1,83 dengan standar Deviasi 0,389, Sedangkan pada kelompok
intervensi setelah di berikan perlakuan di dapatkan nilai mean 1,42
dengan standar devisi 0,515. Berdasarkan uji Wilcoxon di dapatkan
nilai p-value 0,025 yang berarti lebih kecil dari nilai signifikan yaitu
<0,05. Maka dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh pada kelompok
intervensi sebelum dan setelah pemberian aromaterapi lemon di
Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
47
Tabel 5.8 Frekuensi Mual Dan Muntah Setelah Pada Kelompok
Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota
Makassar
Variabel Mean (SD) P-value
Kelompok Intervensi 1,42 (0,515) 0,049
Kelompok Kontrol 1,92 (0,289)
Tabel 5.8 Menunjukkan bahwa nilai rata-rata Responden pada
kelompok intervensi di dapatkan nilai mual dan muntah pada kelompok
intervensi dengan mean 1,42 dengan standar Deviasi 0,515, Sedangkan
pada kelompok kontrol di dapatkan nilai mean 1,92 dengan standar
deviasi 0,289. Berdasarkan uji Mann-whitney di dapatkan nilai p-
value 0,049 yang berarti lebih kecil dari nilai signifikan yaitu <0,05.
Maka dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh setelah pemberian
aromaterapi lemon pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di
Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi Kecapmatan Rappocini Kota
Makassar.
Tabel 5.9 Frekuensi Mual Dan Muntah Setelah Pada Kelompok
Intervensi Dan Kelompok Kontrol Di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota
Makassar
Variabel Mean (SD) p-value
Kelompok Kontrol 1,75 (0,452) 0,414
Kelompok Kontrol 1,92 (0,289)
Sumber Data Primer Februari 2019
Tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata responden pada
kelompok kontrol di dapatkan nilai muntah muntah sebelum adalah mean
1,75 dengan standar deviasi 0,542. dan setelah di dapatkan nilai dengan
mean 1,92 dengan standar Deviasi 0,289, Berdasarkan uji Wilcoxon di
48
dapatkan nilai p-value 0,414 yang berarti lebih besar dari nilai signifikan
yaitu >0,05. Maka dapat di simpulkan bahwa tidak ada pengaruh pada
kelompok kontrol sebelum dan setelah yang tidak diberikan peralakuan di
Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
Berdasarkan tabel 5.10 terdapat tingkat mual dan muntah pada ibu
hamil trimester 1 pada kelompok intervensi setelah (post test ) pemberian
Aromaterapi Lemon didapatkan nilai Mean 1,42 dengsn standar Devisiasi
0,515. Dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Tes didapatkan nilai p
adalah sig=0,025 dengan nilai p<0,05 yang berarti lebih kecil darri nilai p,
maka ada pengaruh pemberian Inhalasi Aromaterapi Terhadap Kejadian
Mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester 1 di Wilayah Kerja
Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
Terdapat perbedaan tingkat mual dan muntah ibu hamil trimester 1
pada kelompok kontrol . Dimana mual dan muntah pada responden
setelah (post test) didapatkan nilai Mean 1,92 Dengan Standar Deviasi
0,289. Dengan menggunakan uji Wilcoxon didapatkan nilai p adalah
p=0,414 yang lebih besar dari pada nilai p>0,05. yang berarti lebih besar
dari nilai p, maka tidak ada pengaruh pada kelompok kontrol di Wilayah
Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar.
Dari tabel 5.7 dan 5.9 diatas sangat jelas menunjukkan perbedaan
yang signifikan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di mana
tingkat mual dan muntah pada kelompok intervensi sebelum dan sesudah
diberikan Aromaterapi Lemon di dapatkan nilai p=0,025 yang berarti lebih
49
kecil dari nilai p<0,05. Sedangkan untuk kelompok kontrol di dapatkan
nilai p=0,414 yang berarti lebih besar dari nilai p<0,05
B. Pembahasan
1. Pengaruh pemberian Inhalasi Aromaterapi Lemon terhadap kejadian mual
dan muntah pada ibu hamil trimester 1
Nilai rata-rata karakteristik responden yang mengalami mual dan
muntah pada kelompok intervensi pada umur 23-27 sebanyak 7 responden
(29,2%) dan pada umur 18-22 sebanyak 5 responden (20,8%).
Sedangangkan pada kelompok kontrol Umur 22-27 sebanyak 11 (91,7 %)
dan umur 18-22 paling sedikit 1 (8,3%).
Nilai rata-rata karakteristik responden responden berdasarkan tingkat
pendidikan terbanyak pada kelompok Intervensi yaitu responden yang
dari Perguruan tinggi sebanyak 4 responden (16,7%), SMA sebanyak 6
responden (25,0%), SMP dan SD paling sedikit 1 responden (4,2%).
Sedangkan pada kelompok kontrol Perguruan tinggi sebanyak 3 responden
(12,5 %), SMA sebanyak 7 responden (29,2 %) dan paling sedikit SMP
sebanyak 2 responden (8,3%).
Nilai rata-rata karakterstik responden berdasarkan usia kehamilan di
dapatkan responden pada kelompok intervensi dengan usia kehamilan 7
minggu sebanyak 4 oresponden (16,7 %), usia kandungan 6 minggu
sebanyak 2 responden (8,3 %), usia kehamilan 5 minggu sebanyak 5
responden (20,8%), dan paling sedikit dengan usia kehamilan 4 minggu 1
responden (4,2%). Sedangkan pada kelompok kontrol usia kandungan 7
50
minggu sebanyak 3 responden (12,5 5), 6 minggu sebanyak 7 responden
(29,2%), dan 5 minggu sebanyak 2 respondeb (8,3 %).
Berdasarkan tabel 5.7 didaptkan hasil analisa menggunakan uji
Wilcoxon Signed Tes menunjukkan nilai tingkat mual dan muntah
kelompok intervensi setelah diberikan Inhalasi Aromaterapi Lemon
dengan menggunakan Essensial Oil Aromaterapi Lemon terjadi penurunan
mual muntah yang signifikan, hal ini didapatkan nilai sig 0,025 dengan
nilai p<0,05 yang berarti H0 ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa rata-
rata skor frekuensi mual muntah 12 responden pada kelompok intervensi
sebelum dan sesudah pemberian inhalasi aromaterapi lemon, jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian inhalasi aromaterapi lemon
terhadap kejadian mual dan muntah pada ibu hamil trimester 1 di wilayah
kerja puskesmas kassi-kassi kecamatan rappocini kota makassar.
Sementara untuk mengetahui perbedaan tingkat mual dan muntah
kelompok intervensi dapat di lihat setelah di lakukan uji Wilcoxon Signed
Tes dapatkan hasil mual muntah didapatkan nilai sig 0,025 yang berarti
lebih kecil p<0,05. Sedangkan pada kelompok kontrol di dapatkan dengan
menggunakan uji Wilcoxon di dapatkan nilai sig 0,414 yang berarti nilai
lebih besar p>0,05 berarti ada perbedaan antara mual dan muntah pada
kelompok intervensi dan kelompok kontrol.
Dalam hasil tersebut pada kelompok intervensi terjadi penurunan mual
dan muntah sebelum pemberian aromaterapi dan setelah pemberian
aromaterapi.. Jadi terdapat penurunan yang signifikan karena kelompok
51
intervensi telah diberikan aromaterapi lemon dimana aromaterapi lemon
dapat menurunkan mual dan muntah, karena setelah menghirup
aromaterapi lemon responden merasakan kenyamanan dan mual mutah
yang sebelumnya mereka alami sekarang berkurang.
Berdasarkan penelitian yang di lakukan (Suryati,2015) terdapat
penurunan mual dan muntah setelah diberikan intervensi inhalasi
aromaterapi lemon hal ini dapat dilihat bahwa rata-rata skor frekuensi
mual muntah sebelum pemberian inhalasi lemon adalah 24.67 kemudian
diperoleh rata-rata skor frekuensi mual muntah sesudah pemberian inhalasi
lemon adalah 17.87, dengan nilai p-value = 0.000. Nilai p-value = (0.000)
< Nilai α(0.05) yang berarti H0 ditolak, di karenakan lemon dapat
mengurangi keluhan mual dan muntah, sakit kepala dan menambah nafsu
makan, selain itu juga minyak astiri yang terdapat dalam lemon
mengeluarkan aroma yang khas sehingga respon bau/aroma yang di
hasilkan akan merangsang kerja sel neuro kimia otak dan dapat
menstabilkan sistem saraf selanjutnya menimbulkan efek tenang pada ibu
hamil trimester 1 yang mengalami mual dan muntah.
Penurunan rata-rata frekuensi mual muntah tersebut disebabkan
aromaterapi mampu menurunkan skor frekuensi mual muntah pada
kehamilan karena baunya yang segar dan membantu memperbaiki atau
menjaga kesehatan, membangkutkan semangat, gairah, menyegarkan serta
menenangkan jiwa, dan merangsang proses penyembuhan. Ketika minyak
essensial dihirup, molekul masuk ke rongga hidung dan merangsang
52
sistem limbik di otak. Sistem linbik adalah daerah yang mempengaruhi
emosi dan memori serta secara langsung terkait dengan adrenal, kelenjar
hiposis, hipotalamus, bagianbagian tubuh yang mengatur denyut jantung,
tekanan darah, stress, memori, keseimbangan hormon, dan pernafasan.
Sehingga aromaterapi lemon baik untuk mengurangi mual muntah
(Moelyono,2015)
Hasil Penelitian ini mengungkapkan bahwa pemberian inhalasi
aromaterapi lemon dapat mengurangi mual dan muntah pada ibu hamil
trimester 1 di Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota
Makasssar.
C. Implikasi dalam Keperawatan
1. Bagi pihak puskesmas atau tempat penelitian
Hasil ini dapat dimanfaatkan pihak puskesmas untuk memberikan
penjelasan mengenai pemberian inhalasi aromaterapi lemon pada ibu
hami trimester1.
2. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan keperawatan
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengaruh
pemberian inhalasi aromaterapi lemon terhadap kejadian mual dan
muntah ibu hamil trimester1 dan masukan bagi perkembangan ilmu
keperawatan khususnya ilmu keperawatan dalam mempersiapkan tenaga
keperawatan yang professional dan handal dalam melaksanakan
tugasnya.
53
D. Keterbatasan Peneliti
Beberapa keterbatasan yang dirasakan peneliti selama melaksanakan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Penelitian ini merupakan pengalaman pertama bagi peneliti sehingga
kurangnya pengalaman dan ilmu penunjang yang dimiliki oleh pebeliti
guna melaksanakan penelitian yang baik menjadi hambatan dalam
pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian ini di lakukan di rumah responden
.
54
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil Penelitian Tentang Pengaruh Pemberian Inhalasi
Aromaterapi Terhadap Kejadian Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Kecamatan Rappocini Kota Makassar
di mana :
1. Sebelum di berikan aromaterapi menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Responden pada kelompok intervensi adalah mean 1,83 dengan standar
Deviasi 0,389 di mana nilai mual dan muntah sebelum di berikan
perlakuan adalah sebanyak 10 responden dan skor nilai terendah
sebanyak 2 responden.
2. Setelah di berikan peralkuan menunjukkan bahwa nilai rata-rata
Responden pada kelompok intervensi sebelum adalah mean 1,42 dengan
standar Deviasi 0,515 , di mana pada responden yang sudah tidak mual
dan muntah sebanyak 7 orang, dan yang masih mengalami mual dan
muntah sebanyak 5 orang.
55
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Mengingat keterbatasan penelitian ini maka bagi peneliti selanjutnya yang
ingin mengembangkan penelitian ini dapat menggunakan teknik
probability sampling, meningkatkan besar sampel dan populasi
2. Bagi Institusi
Dapat di publikasikan secara luas kepada pihak akademis sehingga
penelitian ini dapat di jadikan sebagai sumber referensi dan dapat di
jadikan sebagai terapi komplementer.
3. Bagi tempat penelitian
Dapat di jadikan sebagai masukan bagi Puskesmas Kassi-Kassi, bahwa
aromaterapi lemon dapat dijadikan sebagai SOP dalam asuhan
keperawatan secara komperehensif untuk menurunkan mual dan muntah
pada ibu hamil trimester 1.
4. Bagi Responden
Mempertimbangkan manfaat yang diperoleh ibu hamil pada penelitian ini,
hendaknya ibu yang mengalami emesis gravidarum bisa belajar
melaksanakan pada praktisi kesehatan maupun bidan yang terlatih
sehingga ibu hamil dapat menerapkan pada saat mengalami rasa tidak
nyaman yang disebabkan oleh mual dan muntah
DAFTAR PUSTAKA
Budijanto, D. Sutarjo, U. S, Kurniawan, R & Kurniasih, N dkk (2018). 2017 Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik indonesia
Budijanto, D. Sutarjo, U. S, Kurniawan, R & Kurniasih, N dkk (2018). 2016
Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik indonesia
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. Jakarta : Rajawali Pers.
Hidayat, A. A. (2012). Riset Keperawatan Dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika.
Kumalasari, I. (2015). Panduan Praktik Laboratorium dan Klinik Perawatan
Antenatal, Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir, dan Kontrasepsi. Jakarta: Salemba Medika.
Maternity, D., Ariska, P., & Sari, D. Y. (2017). Inhalasi Lemon Mengurangi Mual Muntah Pada Ibu Hamil Trimester Satu. https://e-
journal.ibi.or.id/index.php/jib/article/view/39. diakses pada 16 November 2018.
Muchtaridi, & Moelyono. (2015). Aroma Terapi ; Tinjauan Aspek Kimia Medisinal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nursalam. (2017). Metodoligi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. jakarta: salemba medika.
Prodi S1 Keperawatan STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR (2017)
Pedoman Penyusunan Tugas Akhir (Proposal dan Skripsi) Makassar:
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
Primadi, O, Sutarjo, U. S, Yudianto & Pangribowo, S dkk (2015). 2014 Profil Kesehatan Indonesi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Rahmawati, T. (2012). Dasar-Dasar Kebidanan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
S, D. A. (2018). Efektifitas Accupresure Pericardium Dan Inhalasi Aromaterapi
Lemon Terhadap Frekuensi Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Dengan Hiperemesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Pati Kab
50 Kota Tahun 2018. http://jurnal.umbs.ac.id/index.php/menarailmu/article/viewFile/864/775. diakses pada 16 November 2018.
Siswanto, Susila, & Suryanto. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan Dan
Kedokteran . Yogyakarta: Gava Media. Sujarweri, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. yogyakarta: gava
media.
Sukarni, I., & P, W. (2013). Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Syamsi, R. M., & Kapoh, R. P. (2009). Obstertri & Ginekologi: Panduan Praktik,
Ed. 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMBERIAN INHALASI AROMATERAPI LEMON
Pengertian Aromaterapi lemon merupakan sebuah metode
penyembuhan nyeri dengan menggunakan minyak
esensial kepada responden yang mengalami emesis
gravidarum
Tujuan Sebagai acuan untuk pemberian Aromaterapi lemon
pada responden yang mengalami mual muntah atau
emesis gravidarum
Indikasi Ibu hamil trimester 1 yang mengalami mual muntah
Persiapan Alat dan Bahan :
Tissue / Sapu tangan
Larutan Aromaterapi Lemon
Prosedur Pelaksanaan A. Tahap Pra Interaksi
1. Menyiapkan SOP yang akan di gunakan
2. Melihat data-data atau riwayat ibu hamil
trimester 1 yang mengalami mual muntah
3. Mengkaji kesiapan ibu
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan Identitas pasien dan
menyampaikan kontrak waktu
3. Menjelaskan tujuan dan prosedur
4. Menanyakan Persetujuan dan kesiapan klien
C. Tahap Kerja
1. Cuci tangan.
2. Menjaga privasi pasien
3. Posisikan responden agar rileks (duduk atau
tidur).
4. Meneteskan 2-3 tetes aromaterapi ke sapu
tangan
5. Anjurkan Pasien mengirup aromaterapi pada
sapu tangan selama 5-10 detik dan lakukan 3
x sehari atau selama ibu mengalami mual dan
muntah dalam 2 hari
D. Tahap Terminasi 1. Mengevaluasi keadaan pasien
2. Menganjurkan Pasien untuk bertanya
3. Merapikan alat
4. Mencuci tangan
LEMBAR KUESIONER
MUAL MUNTAH PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1
A. Identitas Responden
Nama Responden :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Alamat :
Keterangan :
Beri tanda Ceklist (√)pada kolom YA apa bila dirasakan dan
Tanda ceklist (√)pada kolom Tidak apabila tidak di rasakan
Keterangan :
2 = YA
1 = Tidak
NO PERTANYAAN YA TIDAK SKOR
1 Apakah Ibu mengalami muntah terus menerus
selama 12 jam terakhir?
2 Pada 12 jam terakhir ibu muntah sebanyak 1-5
kali atau lebih ?
3 Dalam 12 jam terakhir , dari muntah-muntah
yang ibu alami, ibu merasakan tidak nyaman ?
4 Dalam 12 jam terakhir, ibu merasa ingin muntah
namun tidak mengeluarkan apapun
5 Apakah ibu merasa lemas ?
7 Apakah Ibu merasa tidak ada nafsu makan ?
8
Apakah saat mual muntah ibu merasa dehidrasi
?
9 Saat ibu mencium aroma yang menyengat
seperti parfum, makanan apakah merasa mual ?
10 Apakah ibu merasakan nyeri pada epigastrium
(Ulu hati)?
11 Apakah ibu mengalami mual muntah pada saat
pagi hari ?
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Penulis
Nama : Santriwati
Tempat Tanggal Lahir : Maros, 12 Januari 1997
Suku Bangsa : Bugis/Indonesia
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Email : Santriwahid12@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN 195 INPRES SABILA ( 2002-2008)
2. SMP NEGERI 8 MALLAWA (2008-2011)
3. SMA NEGERI 7 MALLAWA MAROS (2011-2014)
4. UPTD AKPER ANGING MAMMIRI PROVINSI SULAWESI-
SELATAN MAKASSAR (2014-2017)
top related