skripsi...yang mencoba menggambarkan keadaan objektif lingkungan yang ada di kecamatan tomoni....
Post on 15-Dec-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
EVALUASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI
DI KECAMATAN TOMONI KABUPATEN LUWU TIMUR
Oleh:
EPI INDAH SERNIATI
Nomor Induk Mahasiswa: 105610534815
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
SKRIPSI
EVALUASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI
DI KECAMATAN TOMONI KABUPATEN LUWU TIMUR
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara
Disusun dan Diajukan Oleh:
EPI INDAH SERNIATI
Nomor Stambuk: 105610534815
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Proposal Penelitian : Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu
Timur
Nama Mahasiswa : Epi Indah Serniati
Nomor Induk Mahasiwa : 105610534815
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyetujui:
Pembimbing I
Dr. Anwar Parawangi , M.Si
Pembimbing II
Adnan Ma’ruf, S.Sos, M.Si
Mengetahui:
Dekan
Dr. Hj. Ihyani Malik, M.Si
NBM: 730727
Ketua Program Studi
Nasrul Haq, S.Sos, MPA
NBM: 1067463
iv
HALAMAN PENERIMAAN TIM
Telah diterima oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar,
Nomor: 0008/FSP/A,4-II/41/2020 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
dan memperoleh gelar sarjana (S.1) dalam Program Studi Ilmu Administrasi
Negara yang dilaksanakan di Makassar pada hari Jum’at tanggal 28 bulan
Februari tahun 2020.
TIM PENILAI
Ketua
Dr. Hj. Ihyani Malik. M.Si
NBM: 730727
Sekretaris
Dr. Burhanuddin, S.Sos, M.Si
NBM: 1084366
PENGUJI:
1. Dr. Muhlis Madani, M.Si ( )
2. Dr. Hj. Fatmawati, M.Si ( )
3. Adnan Ma’ruf, S.Sos.,M.Si ( )
4. Dr. Hafiz Elfiansyah. P.,M.Si ( )
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama Mahasiswa : Epi Indah Serniati
Nomor Induk Mahasiswa : 105610534815
Program Studi : Ilmu Administrasi Negara
Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil
plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan
aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 25 Februari 2020
Yang Menyatakan,
Epi Indah Serniati
vi
ABSTRAK
Epi Indah Serniati. Anwar Parawangi dan Adnan Ma’ruf. Evaluasi Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di Kecamatan Tomoni Kabupaten
Luwu Timur.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh ketersedian air minum dan
sanitasi lingkungan di sebagian besar desa – desa dan kelurahan yang ada di
kecamatan Timoni masih sangat terbatas. Sementara itu, air minum bersih dan
sanitasi lingkungan adalah merupakan kebutuhan dasar masyrakat yang harus
segera terpenuhi demi keberlangsungan kehidupan masyarakat.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif
yang mencoba menggambarkan keadaan objektif lingkungan yang ada di
kecamatan Tomoni. Informan penelitian berasal dari staf kecamatan, staf Dinas
Pekerjaan Umum(PU), staf Dinas Kesehatan, staf Perusahaan daerah air minum, aparat
desa Kecamatan Tomoni, dan masyarakat. Informan sebanyak 14 orang yang dipilih berdasarkan kapasitasnya dalam memberikan data-data dan informasi yang
diperlukan. Data penelitian dikumpul dengan menggunakan instrumen berupa
observasi, wawancara, dokumentasi. Data kualitatif dianalisis dengan cara reduksi data,
Penyajian data (display), dan penarikan kesimpulan (verivikasi).
Hasil penelitian menunjukan bahwa program penyedian air minum
bersih dan sanitasi lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat yang dimulai
pada tahap pertama tahun 2008, tahap ke-2 pada tahun 2013 hingga pada tahap
ke-3 pada tahun 2018 dapat dikatakan efektif. Hal dibuktikan dengan
diimplementasikannya program penyediaan air minum dan sanitasi disebagian
besar desa-desa dan kelurahan yang ada di kecamatan Timoni. Namun dalam
pelaksanaanya tentu terdapat beberapa kendala atau faktor penghambat,
dinataranya adalah: kesadaran masyarakat dalam menjaga fasilitas atau alat-alat
yang telah disediakan oleh pemerintah.
Kata kunci: Evaluasi, Kebijakan Publik, Program Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Di
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur”.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang ditujukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, terkhusus oleh Bapak Dr.
Anwar Parawangi, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Adnan Ma’ruf,
S.Sos.,M.Si selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya, tenaga, dan
juga arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE.,MM. Selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Anwar Parawangi, M.Si selaku Pembimbing I yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga
skripsi ini dapat di selesaikan.
3. Bapak Adnan Ma’ruf,S.Sos.,M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis sehingga
skripsi ini dapat di selesaikan.
viii
4. Bapak Nasrul Haq. S.Sos, M.PA. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi
Negara dan Ibu Nurbiah Tahir S.Sos, M.AP selaku Sekertaris Jurusan Ilmu
Administrasi Negara Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Para dosen Jurusan Ilmu Administrasi Negara dan seluruh staff Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar
6. Kedua orang tuasaya, Ayahanda Lagimin dan Almarhumah Ibunda Tisnowati
yang telah mendidik saya dan selalu memberikan doa, semangat, motivasi,
cinta dan kasih sayangnya sepanjang masa, serta memfasilitasi penulis
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Saudara saya Sumantri, Ekafantri, Suprapti Fidyawati, Endang Setiawati,
terimakasih atas kesabaranya menjaga saya dan selalu mengajarkan saya arti
perjuangan dan kesabaran yang sesungguhnya dan terimakasih sudah
memberikan saran-saran serta motivasi kepada penulis.
8. Teman-teman ADN kelas C dan D, serta teman- teman seperjuangan Jurusan
Ilmu Administrasi Negara 2015 terimakasih atas kebersamaanya.
9. Teman-teman Kos Putri Pondok 15 Tallasalapang 1 dan Kos Putri
Perumahan Griya Fajar Mas, yang selalu mendukung dan memberi semangat
penulis serta terimakasih atas kebersamaanya.
10. Untuk kakanda Riswanto yang sudah sabar menemani, mensuport dan
membantu peneliti dalam menyeselesaikan skripsi serta terimakasih atas
kebersamaanya selama ini.
11. Para sahabat sekaligus teman-teman seperjuangan dari Kabupaten
Luwu Timur, Marwiyati Ulfa, Puji Astuti, Kiki Resky Indrayanti,
ix
penulis ucapkan terimakasih atas dukungan dan motivasi
kebersamaanya selama ini.
12. Untuk kakanda Gusnadi yang sudah membantu peneliti dalam menyelesaikan
skripsi serta terimakasih atas kebersamaanya selama ini.
13. Para Kakanda Senior Fisipol, Kakanda Awa, Kakanda Yono dan yang tidak
bisa penulis sebutkan satu-persatu terimakasih telah berbagi banyak ilmu,
pengalaman dan cerita kehidupan dalam kebersamaan selama ini.
14. Keluarga besar Kantor Kecamatan Tomoni dan Desa Sekecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur dan seluruh staf-staf yang telah membantu penulis
selama penelitian.
Demikian kesempurnaan Skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan, semoga karya skripsi ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangsi yang berarti bagi pihak yang mebutuhkan.
Makassar,25 Februari 2020
Epi Indah Serniati
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................... ....... . ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………… .... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebijakan Publik ............................................................................ 8
B. Pengertian Penyediaan Air Minum dan Sanitasi......................................... 12
C. Konsep Evaluasi .......................................................................................... 14
D. Konsep Evaluasi Kebijakan ........................................................................ 17
E. Kerangka Pikir ........................................................................................... 22
F. Defenisi Fokus Penelitian ........................................................................... 24
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 26
B. Jenis dan Tipe Penelitian ........................................................................... 26
C. Sumber Data ............................................................................................... 27
D. Informan ..................................................................................................... 27
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data ................................................................................. 31
G. Keapsahan Data.......................................................................................... 32
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi atau Karateristik Obyek Penelitian ............................................ 34
B. Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur ............................................................................. 47
C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 48
xi
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Saran .......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 70
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Informan Penelitian ........................................................................
Tabel 2.1 Jumlah Jenis Kelamin Pegawai Kantor Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur ...........................................................................
Tabel 2.2 Tingkat Golongan Atau Pangkat Pegawai ..............................................
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
Tahun 2019 ...............................................................................................
Tabel 2.4 Lokasi Terealisasi Program Penyedian Air Minum dan Sanitasi di
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur Tahun 2019 ....................
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pikir ......................................................................................... ̀
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Kecamatan Tomoni .................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyedian Air Mnum dan Sanitasi di Kabupaten Luwu Timur, belum
terealisasi secara merata. Kurangnya partisipasi masyarakat menjadi salah satu
penyebabnya. Sehingga banyak masyarakat yang pro dan kontra dengan hadirnya
program ini. Banyak keluhan-keluhan masyarakat dalam pengimplementasian
program ini. Seperti halnya mengeluhkan masalah kilometer yang ada pada
Penyedian air minum dan sanitasi tersebut. Karena masyarakat menganggap hal
ini akan berdampak pada perekonomiannya. Dengan adanya kilometer maka
masyarakat setempat akan dikenakan pembayaran tiap bulannya. Sehingga
membuat banyak masyarakat menolak adanya Program ini.
Penolakan Penyedian air minum dan sanitasi ini, berawal dari isu akan
adanya penambahan kilometer. Hal ini bertujuan agar dapat meratanya pasokan
air bersih. Akan tetapi masyarakat merasa terbebani dengan bertambahnya
kilometer yang ada didesa mereka sehingga bertambah pula iuran mereka dalam
perbulannya. Sebagian besar masyarakat menolak program ini dengan alasan
kurang minat dan kurang mampu untuk membayar, karna penduduk menganggap
hampir kebanyakan mereka mempunyai sumur galian. Untuk mengatasi pasokan
air bersih, masyarakat berharap pemerintah untuk segera mencarikan solusi
terbaik dan dapat meringankan beban masyarakat.
2
Persoalan air bersih menjadi masalah yang harus segera dipecahkan agar
masyarakat mudah untuk mendapatkan pasokan air bersih. Masih banyak
masyarakat yang mengeluh akan hal ini terutama di Desa Ujung Baru Kcamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Timur. kurangnya air bersih dibeberapa desa jika/ketika
musim kemarau tiba membuat masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih.
Sehingga masyarakat setempat sangat kesulitan untuk memenuhi kebutuhan
primernya. Kebutuhan primer sangat penting untuk dipenuhi, dengan keberadaan
Penyediaan air minum dan sanitasi pada saat ini cukup memberikan sumbangsih
kepada masyarakat setempat agar bisa merasakan air bersih didesanya, yaitu
dengan memanfaatkan sumber mata air yang ada salah satunya desa ujung baru.
Air merupakan hal terpenting dari kebutuhan lainya yang selalu menjadi
kebutuhan pokok utama mahkluk hidup.
Upaya pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pokok agar dapat
mensejahterahkan masyarakat setempat salah satunya yaitu sebagai pelayanan
publik yang mendasar, sangat berkaitan erat dengan Peraturan Presiden (Perpres)
Undang-Undang No. 185 Tahun 2014 Tentang Penyedian Air Minum dan
Sanitasi, yang menyatakan bahwa air minum dan sanitasi yaitu kebutuhan yang
mendasar masyarakat yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat
kesejahteraan masyarakat. Penyedia air minum dan sanitasi masih mengalami
berbagai kendala sehingga diperlukan percepatan penyediaanya untuk mencapai
universal access pada akhir tahun 2019. Program ini menjadi urusan yang wajiib
sebagai pedomanan kpada Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang ditetapkan
pemerintah, Program penyediaan Air Minum dan telah menjadi salah satu
3
program nasional yang merupakan kelanjutan dari kegiatan sebelumnya , yaitu
Water supply and Sanittion for Low Income Communities Project (WSSLIC).
Pemerintah Kabupaten Luwu Timur sendiri telah mengadopsi program ini
sejak tahun 2008 untuk tahap awal. Pada tahap awal ini ada beberapa agenda
kegitan yang dilakukan oleh pemerintah diantaranya adalah sebagai berikut : (1)
menjelaskan pengertian dan apa yang menjadi latar belakang diadakanya program
Penyediaan air minum dan sanitasi, (2) menjelaskan apa yang menjadi manfaat
dan tujuan dari diadakanya program Penyediaan air minum dan sanitasi, (3)
menjelaskan alur atau proses dan alat bantu yang menunjang pelaksanaan program
Penyediaan air minum dan sanitasi, dan (4) menjelaskan kepada masyarakat
terkait pemanfaatan dari hasil program Penyediaan air minum dan sanitasi.
Kemudian untuk pelaksanaan tahap kedua pada tahun 2013, dari program ini
mencakup lima (5) komponen program, yakni: (1) pemberdayaan masyarakat dan
pengembangan kelembagaan daerah, (2) peningkatan perilaku higenis dan
pelayanan sanitasi, (3) penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum, (4)
insentif desa/kelurahan dan kabupaten/kota, dan (5) dukungan manajemen
pelaksana program.
Sementara itu, untuk tahap ketiga dilaksanakan pada tahun 2018, sbanyak 29
Desaa di Kab. Luwu Timur salah satunya yaitu, Desa Ujung Baru yang terletak di
Kecamatan Tomoni yang saat ini lah mengikuti program penyedia air minum dan
sanitasi. Program trsebut punya berdampak positif dan telah dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat.Oleh karena itu, pelayanan air minum menjadi urusan wajib
4
pemerintah, baik pusat dan daerah. Maka prgram penyedia air minum dan sanitaisi
ini merupakan program seluruh Indoneia untuk meningkatkan kualitas penduduk
teradap playanan air minum dan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, yaitu (1)
100% akses air minum dan sanitasi, dan (2) sanitasi total berbasis masyarakat.
Kebutuhan akan air minum bersih dan sanitasi lingkungan merupakan hal
yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat yang ada di
Kabupaten Luwu Timur. Oleh karena itu, sinegritas aparatur pemerintah setempat
dengan melibatkan peran aktif masyarakat setempat menjadi syarat penting dalam
keberhasilan pelaksanaan Program Penyediaan air minum dan sanitasi. Semua
program penyehatan lingkungan tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni untuk
menggerakan dan memfasilitasi masyarakat untuk membangun daerahnya menjadi
lebih sehat dari segi penyediaan air bersih, air minum dan sanitasi lingkungan.
Penyediaan air minum dan sanitasi yang sudah berjalan dari tahun 2008 sejak
dikeluarkan undang-undang yang ditetapkan oleh presiden sampai saat ini
dilaksanakan dengan berbasis masyarakat dan partisipatif, artinya seluruh proses
perencanaan Penyediaan air minum dan sanitasi seperti pemilihan kebutuhan air
dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat, tidak
terkecuali kaum perempuan. Program Penyedia air minum dan sanitasi dilakukan
degan pndekatan berbasis msyarakat mlalui plibatan masyarakat yang tanggap
terhadap kebutuhan masyarakat. Kedua pndekatan trsebut dilakukan melewati
proses memberdaykan warga untuk meningkatkan prakarsa, inisiatif, dan
partisipasi aktif masyarakat dalam memutuskan, merencanakan, menyiapkan,
melaksanakan, mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah dibangun, serta
5
melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan di masyarakat. Namun dalam
pelaksanaanya masih terkendala beberapa masalah, antara lain sebagai berikut: 1)
Keadaan geografis kabupaten Luwu Timur yang cukup terjal, karena ada beberapa
desa yang letaknya di daerah pengunungan yang cukup susah dijangkau. Keadaan
ini tentunya berdampak pada kurangnya supplay air ke tempat tujuan, 2) Tingkat
kesadaran masyarakat Luwu Timur yang dapat dikatakan masih cukup rendah.
Hal ini terbukti dengan adanya beberapa Desa yang enggan menerima Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, dan yang ke 3) Rendahnya pola hidup sehat.
Fenomena di lapangan menggambarkan, masyarakat sebagai sasaran dari
program lebih berdaya, dengan diberikannya bantuan program Penyediaan air
minum dan sanitasi ini. Selain mereka bisa merasakan akses air minum bersih
yang awalnya sebagian dari mereka tidak semuanya bisa mengakses air minum
bersih sekarang mereka bisa merasakan manfaat dari adanya program ini. Program
ini diharapkan dapat memberikan layanan kebutuhan air minum secara
berkelanjutan dengan kualitas yang dapat diterima oleh pengguna. Kebutuhan dan
keterlibatan partisipasi masyarakat dalam pengoperasian, pengelolaan,
pemeliharaan sarana dan prasarana air minum tetap berfungsi dan dapat berjalan
sesuai peruntukannya.
Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan bagian dari pembangunan
sosial yang memberi perhatian pada keseimbangan kehidupan manusia dalam
memperbaiki atau menyempurnakan kondisi-kondisi sosialnya. Hal ini dijamin
oleh Negara dalam Undang-undang Dasar 1945 No. 11 Tahun 2009 tentang
kesejahteraan sosial yang menyebutkan bahwa Kesejahteraan sosial adalah
6
kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar
dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat
melaksanakan fungsi sosialnya”. Undang-undang tersebut mengarah pada upaya
masyarakat untuk memaksimalkan potensinya dalam meningkatkan kesejahteraan
sosial agar tercapai kondisi atau taraf hidup yang sesuai dengan kehidupan di
masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terkait pelakasanaan Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi yang ada di Kabupaten Luwu Timur dengan judul “ Evaluasi
Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dalam hal ini penulis mengemukakan
beberapa rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
“Bagaimana Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur”?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui mengenai Evaluasi Program Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi di Kecamatan Tomoni kabupaten Luwu Timur?
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk meninjau dan menganalisis program
pemerintah daerah. Untuk itu penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan sumbangan
informasi yang terkait dengan pelaksanaan Evaluasi Program Penyediaan
Air Minum dan Sanitasi. Dengan kata lain membantu pihak organisasi
dalam hal menyadari pentingnya program penyediaan air minum dan
sanitasi.
2. Manfaat Akademis
Adalah untuk memperkaya dan menambah pengetahuan penulis tentang
Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitas, sehingga dengan
penelitian ini sedapat munkin berguna dan sebagai tambahan wacana dan
sebagai salah satu masukan bagi yang berminat untuk meneliti lebih jauh
tentang program penyediaan air minum.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Kebijakan Publik
Menurut konsep dari demokrasi modern, kebijakan publik tidaklah hanya
berisi cetusan pikiran atau pendapat para pejabat yang mewakili rakyat, tetapi
opini publik (publik opinion) juga mempunyai porsi yang sama besarnya untuk
diisikan (tercermin) dalam kebijakan-kebijakan negara. Setiap kebijakan negara
harus selalu berorientasi pada kepentingan publik (publik interest).
Kebijakan dapat didefenisikan sebagai serangkaian rencana program,
aktivitas, aksi, keputusan, sikap, untuk bertindak maupun tidak bertindak yang
dilakukan oleh para pihak (aktor-aktor), sebagai tahapan untuk penyelesaian
masalah yang dihadapi. Penetapan kebijakan merupakan suatu faktor penting bagi
organisasi untuk mencapai tujuannya Iskandar (2012). Lebih lanjut,kebijakan
memiliki dua aspek Thoha (2012), yakni:
1. Kebijakan merupakan praktika sosial, kebijakan bukan event yang tunggal
atau terisolir, dengan demikian, kebijakan merupakan suatu yang
dihasilkan pemerintah yang dirumuskan berdasarkan dari segala kejadian
yang terjadi di masyarakat. Kejadian tersebut ini tumbuh dalam praktika
kehidupan kemasyarakatan, dan bukan merupakan peristiwa yang berdiri
sendiri, terisolasi, dan asing bagi masyarakat.
2. Kebijakan adalah suatu respon atas peristiwa yang terjadi, baik untuk
menciptakan yang harmonis dari pihak-pihak yang berkonflik, maupun
8
9
menciptakan yang insentif atas tindakan bersama bagi para pihak yang
mendapatkan perlakuan yang tidak rasional atas usaha bersama tersebut.
Dengan demikian, kebijakan dapat dinyatakan sebagai usaha untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu, sekaligus sebagai upaya pemecahan masalah
dengan menggunakan sarana-sarana tertentu, dan dalam tahapan waktu tertentu.
Kebijakan umumnya bersifat mendasar, karena kebijakan hanya menggariskan
pedoman umum sebagai landasan bertindak dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Kebijakan bisa berasal dari seorang pelaku atau sekelompok pelaku
yang memuat serangkaian program/aktivitas/ tindakan dengan tujuan
tertentu.Kebijakan diikuti dan dilaksanakan oleh para pelaku (stakeholders) dalam
rangka memecahkan suatu permasalahan tertentu Haerul, Akib& Hamdan (2016).
Proses kebijakan dapat dijelaskan sebagai suatu sistem, yang meliputi:
input, proses dan output. Input kebijakan merupakan isu kebijakan atau agenda
pemerintah, sedangkan proses kebijakan berwujud perumusan formulasi kebijakan
dan pelaksanaan kebijakan. Isu dan formulasi kebijakan dapat dipahami sebagai
proses politik yang dilakukan elit politik dan / atau kelompok-kelompok penekan.
Output dari proses kebijakan adalah kinerja kebijakan Wahyudi (2016). Oleh
karena itu kebijakan tidak bersifat permanen.Kebijakan dibuat sekali untuk
rentang waktu tertentu sebagai sebuah solusi atas permasalahan yang ada dan
kepentinganya melayani Godin, Rein & Moran (2006).
Kebijakan publik merupakan suatu ilmu terapan Freeman.R.(2006).
Pengertian kebijakan publik oleh para pakar didefenisikan secara beragam, hal
tersebut dipengaruhi oleh berbagai kepentingan yang melandasi perumusannya.
10
Thoha(2012). memberikan penafsiran tentang kebijakan publik sebagai hasil
rumusan dari suatu pemerintahan. Dalam pandangan ini, kebijakan publik lebih
dipahami sebagai apa yang dikerjakan oleh pemerintah dibandingkan dari pada
proses hasil yang dibuat. Mengenai kebijakan publik, lebih lanjut Wahab (2010)
menyatakan bahwa:
1. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan sadar yang berorientasi pada
pencapaian tujuan dari pada sebagai perilaku/tindakan yang dilakukan
secara acak dan kebetulan.
2. Kebijakan publik pada hakekatnya terdiri dari tindakan-tindakan yang
berkaitan dan memiliki pola tertentu yang mengarah pada pencapaian
tujuan tertentu yang dilakukan oleh pemerintah, dan bukan merupakan
keputusan yang berdiri sendiri.
3. Kebijakan publik berkenaan dengan ativitas/tindakan yang dilakukan
secara sadar dan terukur oleh pemerintah dalam bidang tertentu.
4. Kebijakan publik dimungkinkan bersifat positif dalam arti merupakan
pedoman tindakan pemerintah yang harus dilakukan dalam menghadapi
suatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan
keputusan pejabat pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.
Berdasarkan pendapat tersebut, kebijakan publik dapat didefenisikan
sebagai serangkaian kegiatan yang sadar, terarah dan terukur yang dilakukan oleh
pemerintah yang melibatkan para pihak yang berkepentingan dalam bidang-
bidang tertentu dalam mengarah pada tujuan-tujuan tertentu. Sehingga untuk
efektivitas kebijakan publik diperlukan kegiatan sosialisasi, pelaksanaan dan
11
pengawasan kebijakan. Perlu ditekankan bahwa sifat kebijakan publik perlu
dituangkan pada peraturan-peraturan perundangan yang bersifat memaksa. Dalam
pandangan ini dapat diasumsiakan bahwa kebijakan publik merupakan kebijakan
yang di buat pemerintah yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat, yang
dapat diwujudkan peraturan-peraturan, perundang-undangan dan sebagainya.
Kebijakan publik mempunyai sifat mengikat dan harus dipatuhi oleh seluruh
anggota masyarakat tanpa terkecuali. Sebelum kebijakan publik itu diterbitkan
dan dilaksanakan, kebijakan tersebut harus ditetapkan dan disahkan oleh badan /
lembaga yang berwenang.
Menurut Harold D. Lasswell dan Abraham Kaplan (Islamy, 2014)
merupakan suatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang
terarah. Berdasarkan pengertian di atas bahwa sebuah kebijakan publik harus
mempunyai tujuan tertentu yang mampu menghasilkan nilai-nilai dengan melalui
praktek-praktek yang telah diarahkan sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
Menurut Thomas R. Dye (Islamy, 2014) mendefenisikan kebijakan publik
adalah apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.
Selanjutnya Dye mengatakan bahwa bila pemerintah memilih untuk melakukan
sesuatu maka harus ada tujuannya (obyektifnya) dan kebijakan negara itu harus
meliputi semua tindakan pemerintah jadi bukan semata-mata merupakan
pernyataan keinginan pemerintah atau pejabat pemerintah saja. Disamping itu
sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun termasuk kebijakan publik.
hal ini disebabkan karena ”sesuatu yang tidak dilakukan” oleh pemerintah akan
mempunyai pengaruh (dampak) yang sama besarnya dengan “sesuatu yang
12
dilakukan” oleh pemerintah. Menurut David Easton (Islamy, 2014) memberikan
arti kebijakan publik sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa kepada
seluruh anggota masyarakat. berdasarkan defenisi ini Easton menegaskan bahwa
hanya pemerintahlah yang secara syah dapat berbuat pada masyarakatnya dan
pilihan pemerintah untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu
tersebut merupakan dalam bentuk pengalokasian nilai-nilai pada masyarakat.
B. Pengertian Penyediaan air minum dan sanitasi
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi merupakan salah satu program solusi
dan nyata pemerintah (pusat dan daerah) dengan dukungan Bank Dunia untuk
meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat terutama dalam menurunkan angka penyakit diare dan
penyakit lainya yang ditularkan melalui air dan lingkungan, yang bertujuan
menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat dengan meningkatkan akses air
minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta melibatkan masyarakat secara aktif
melalui sosialisasi program, pembangunan sarana air bersih, pembentukan
pengelola, pemeliharaan dan pengelolaan sarana, dan kesinambungan program
Perencanaan pembangunan desa tidak terlepas dari konteks perencanaan ditingkat
kabupaten karena kedudukan desa dalam konteks yang lebih luas (sosial,
ekonomi, akses pasar dan politik) harus melihat keterkaitan antar desa, desa dalam
kecamatan, antar kecamatan dan kabupaten. Oleh karena itu pembangunan desa
harus dilihat dalam konteks pembangunan daerah. Hal ini tidak berarti menggugat
atau memperlemah upaya otonomi desa tetapi justru memperkuat porsi tawar dan
percepatan pembangunan di desa yang bersangkutan.
13
Tujuan Program penyediaan air minum dan sanitasi adalah terciptanya
masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat melalui peningkatan akses
masyarakat miskin pedesaan dan pinggiran kota terhadap pelayanan air minum
dan sanitasi. Secara rinci program penyediaan air minum dan sanitasi bertujuan
untuk:
1. Meningkatkan Praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat
2. Meningkatkan akses masyarakat dilokasi program terhadap pelayanan air
minum dan sanitasi yang berkelanjutan dan dikelola secara efektif
3. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal dalam
penyelenggaraan layanan air minum dan sanitasi.
Sebagai pelayanan publik yang mendasar, berdasarkan UU No. 23 Tahun
2014 tentang pemerintah daerah, pelayanan air minum dan sanitasi menjadi
urusan wajib pemerintah daerah. Untuk mendukung kapasitas pemerintah daerah
dalam meyediakan layanan air bersih dan sanitasi yang memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Sistem penyediaan air minum yang disingkat SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum, pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan
membangun, memperluas dan meningkatkan sistem fisik (kelembagaan,
manajemen, keuangan, peran masyarakat dan hukum) dalam kesatuan yang utuh
untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada masyarakat menuju keadaan
yang lebih baik. Sanitasi adalah segala sesuatu upaya yang dilakukan untuk
menjamin terwujudnya kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan melalui
14
pembangunan sanitasi, adapun Ruang lingkup Program Penyediaan air minum dan
sanitasi mencakup lima (5) komponen program, yakni:
1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan
desa.
2. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan sanitasi
3. Penyediaan sarana air minum dan sanitasi umum
4. Hibah insentif dan
5. Dukungan teknis dan manajemen pelaksanaan program
C. Konsep Evaluasi
Evaluasi diartikan sebagai riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan
menyajikan informasi yang bermanfaat mengenai objek evaluasi, menilainya
dengan membandingkannya dengan indikator evaluasi dan hasilnya dipergunakan
untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi. Evaluasi adalah kegiatan
yang dilakukan secara independen untuk menilai proses kegiatan program baik
dari aspek efesiensi dan efektifitas kegiatan maupun dampak dari program.
Kegiatan evaluasi program penyediaan air minum dan sanitasiakan mencakup
aspek monitoring kesinambungan (proses partisipasi dan outcome), pelaksanaan
dan output kegiatan, evaluasi dampak program, dan evaluasi yang meliputi proses,
hasil, dan pendanaan. Evaluasi program penyediaan air minum dan sanitasi
bertujuan untuk mengidentifikasi berbagai hal yang muncul dalam pelaksanaan
program sehingga memberi kesempatan kepada pelaksanan program untuk
melakukan perbaikan yang diperlukan berdasarkan rekomendasi dan hasil
pemantauan, dengan kata lain evaluasi program berguna untuk melihat apakah
15
intervensi input yang dilakukan telah memberikan dampak sesuai harapan
program yang ditetapkan tersebut, yaitu:
1. Bahwa penilaian merupakan fungsi organik karena pelaksanaan fungsi
tersebut turut menentukan mati hidupnya suatu organisasi.
2. Bahwa penilaian itu adalah suatu proses yang berarti bahwa penelitian
adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan oleh administrasi dan
manajemen.
3. Bahwa penelitian menunjukkan jurang pemisah antara hasil pelaksanaan
yang sesungguhnya dengan hasil yang seharusnya dicapai.
Pendapat di atas dapat diperoleh gambaran bahwa evaluasi adalah suatu
kegiatan yang dilakukan untuk mengukur serta membandingkan hasil-hasil
pelaksanaan kegiatan yang telah dicapai dengan hasil yang seharusnya menurut
rencana. Sehingga diperoleh informasi mengenai nilai atau manfaat hasil
kebijakan, serta dilakukan perbaikan bila terjadi penyimpangan didalamnya. Di
Dalam bukunya Wibowo tentang “Manajemen kinerja” bahwa evaluasi
mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan, evaluasi menunjukkan
keterampilan dan kompetensi pekerja yang ada sekarang ini kurang cukup
sehingga dikembangakan program. Efektifitas pelatihan dan pengembangan
dipertimbangkan dengan mengukur seberapa baik pekerja yang berpartisipasi
mengerjakan evaluasi kinerja.
Menurut Kreitner & Kinicki (Wibowo, 2016) melihat sasaran evaluasi dari
segi pendekatannya, yang disebutkan sebagai pendekatan terhadap sifat, perilaku,
hasil, dan kontigensi. Sementara itu, Robbins (Wibowo, 2016) melihat evaluasi
16
kinerja dalam ukuran hasil pekerjaan individu, perilaku, dan sikap. Pendapat
diantara keduanya bersifat saling melengkapi dan dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pendekatan sikap, pendekatan ini menyangkut penilaian terhadap sifat atau
karateristik individu.
2. Pendekatan perilaku, masalah pendekatan perilaku menunjukkan
bagaimana orang berperilaku.
3. Pendekatan hasil, apabila pendekatan sikap memfokuskan pada orang dan
pendekatan perilaku memfokuskan pada proses, pendekatan hasil
memfokuskan pada produk atau hasil seseorang.
4. Pendekatan kontigensi, pendekatan sifat, perilaku, dan hasil cocok untuk
dipergunakan tergantung pada kebutuhan pada situasi tertentu.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa untuk melakukan evaluasi kinerja
banyak hal yang harus diperhatikan terutama dengan melalu berbagai pendekatan-
pendekatan yang ada, sebagai pedoman dalam mencapai sebuah target atau tujuan
tersebut.
Dalam bukunya “Manajemen Kinerja Sektor Publik “Menurut Mahmudi
(2010:73) Evaluasi kinerja merupakan pelaporan kinerja harus memiliki dua
manfaat utama yaitu bagi pihak internal dan eksternal. Berdasarkan dari
pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa bagi pihak internal laporan kinerja
digunakan sebagai alat pengendalian manajemen untuk menilai kinerja manajer
dan staf.Bagi pihak eksternal laporan kinerja berfungsi sebagai alat
pertanggungjawaban organisasi. Laporan kinerja, bagi manajer memungkinkan
17
untuk membandingkan antara input dan output yang direncanakan dengan
realisasinya. Jika terdapat penyimpangan yang signifikan, manajer dapat
melakukan tindakan koreksi sebagai umpan balik. Evaluasi kinerja organisasi
merupakan penilaian kinerja organisasi secara keselruhan. Penilaian ini
dimaksudkan untuk menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban. Penilaian
kinerja organisasional berdampak pada pemberian penghargaan, kritik yang
sifatnya membangun, kenaikan pangkat, penugasan kembali, atau pemberhentian
dan pemecatan kepada manajer pusat pertanggungjawaban. (Mahmudi,2010:73).
Sedangkan Evaluasi program merupakan laporan kinerja yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi program. Pelaksanaan
program yang tidak optimal memerlukan revisi anggaran program. Jika evaluasi
program menunjukkan bahwa program yang dilaksanakan tidak efektif, maka
manajer perlu mengkaji ulang terhadap strategi untuk mencapai tujuan, atau
bahkan merevisi tujuan.
D. Konsep Evaluasi Kebijakan
Evaluasi kebijakan yang secara spesifik terfokus pada berbagai indikator kinerja
yang terkait kebijakan dan rencana yang telah ditetapkan, yaitu mengembangkan
penilaian-penilaian yang dapat dipercaya. Penilaian terhadap unggulan dan nilai
(assessment of merit and worth) Tujuan evaluasi menurut Mark. Instrumen
kebijakan yang dipergunakan penilaian terhadap perluasan dari program seperti
status perintah. Mustopadidjaja (Amirullah, 2012) mengatakan bahwa evaluasi
merupakan kegiatan pemberian nilai atas suatu fenomena. Kekeliruan dan
kesesuaian (oversight and compliance). Secara umum kinerja yang dicapai.
18
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan
tujuan yang telah ditetapkan. yaitu akibat dan konsekuensi yang ditimbulkan
dengan diterbitkan dan diimplementasikannya suatu kebijakan.
Menurut Muchisin (Amirullah,2012) evaluasi kebijakan pemerintah adalah
sebagai hakim yang menentukan kebijakan yang ada telah sukses atau gagal
mencapai tujuan dan dampak-dampaknya. Evaluasi kebijakan dapat dikatakan
sebagai dasar apakah kebijakan yang ada layak untuk dilanjutkan, direvisi atau
bahkan dihentikan sama sekali.
Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran
(appraisal), pemberian angka (rating) dan penilaian (assessment), kata- kata yang
menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilai.
Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produktif informasi
mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan (Dunn,2012: 608).
Pengertian di atas menjelaskan bahwa evaluasi kebijakan merupakan hasil
kebijakan dimana pada kenyatannya mempunyai nilai dari hasil tujuan atau
sasaran kebijakan. Sebagian akhir dari suatu proses kebijakan adalah evaluasi
kebijakan. Menurut William N. Dunn (2012:609) Evaluasi mempunyai
karateristik yang membedakannya dari metode-metode analisis kebijakan lainnya
yaitu:
1. Fokus nilai. Evaluasi berbeda dengan pemantauan, dipusatkan pada
penilaian menyangkut keperluan atau nilai dari suatu kebijakan dan
program.
19
2. Interdependensi Fakta Nilai. Tuntutan evaluasi tergantung baik ”fakta”
maupun “nilai”.
3. Orientasi Masa Kini dan Masa Lampau. Tuntutan evaluatif, berbeda
dengan tuntutan–tuntutan advokatif, diarahkan pada hasil sekarang dan
masa lalu, ketimbang hasil di masa depan.
4. Kualitas nilai. Nilai yang mendasari tuntutan evaluasi mempunyai kualitas
ganda, karena dipandang sebagai tujuan dan sekaligus cara.
Berdasarkan penjelasan diatas, karateristik evaluasi adalah penilaian
karakter yang pertama yaitu fokus nilai, karena evaluasi adalah penilaian dari
suatu kebijakan dalam ketepatan dalam pencapaian tujuan dan sasaran kebijakan.
Kedua yaitu interdependensi fakta nilai, karena untuk menentukan nilai dari suatu
kebijakan bukan hanya dilihat dari tingkat kinerja tetapi juga dilihat dari bukti
atau fakta bahwa kebijakan dapat memecahkan masalah tertentu. Ketiga yaitu
orientasi masa kini dan masa lampau, karena tuntutan evaluatif diarahkan pada
hasil sekarang dan masa lalu sehingga hasil evaluasi dapat dibandingkan nilai dari
kebijakan tersebut. Keempat yaitu kualitas nilai, karena nilai-nilai dari relevan
mempunyai arti ganda baik rekomendasi sejauh berkenaan dengan nilai yang ada
maupun nilai yang diperlukan dalam mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan
lain.
Untuk mengevaluasi suatu program atau kebijakan publik diperlukan
adanya suatu kriteria untuk mengukur suatu keberhasilan tersebut. Mengenai
kinerja dalam menghasilkan informasi yang terdapat. Menurut William N. Dunn
(2012) adapun kriteria evaluasi sebagai berikut:
20
1. Efektivitas
efektivitas (effectiveness) berkenaan dengan apakah suatu alternatif
mencapai hasil (akibat) yang diiharapkan, atau mencapai tujuan dari diadakannya
tindakan. Yang secara dekat berhubungan dengan rasionalitas teknis, selalu diukur
dari unit produk atau layanan nilai moneternya. Jadi, apabila setelah pelaksanaan
kegiatan kebijakan publik ternyata dampaknya tidak mampu memecahkan
permasalahan yang tengan dihadapi masyarakat, maka dapat dikatakan bahwa
suatu kegiatan kebijakan tersebut telah gagal, tetapi adakalanya suatu kebijakan
publik hasilnya tidak langsung efektif dalam jangka pendek, akan tetapi setelah
melalui proses tertentu.
2. Efesien
Efektivitas dan efesien sangatlah berhubungan, efesien (effeciency)
berkenaan dengan jumlah usaha yang diperlukan untuk menghasilkan tingkat
efektivitas tertentu. Kebijakan yang mencapai efektivitas tertinggi dengan biaya
terkecil dinamakan efesien.
3. Kecukupan
Kecukupan dalam kebijakan dapat dikatakan tujuan yang telah dicapai
sesuai dirasakan mencukupi dalam berbagai hal. Kecukupan (eduquacy)
berkenaan dengan seberapa jauh suatu tingkat efektivitas memuaskan kebutuhan,
nilai, atau kesempatan yang menumbuhkan adanya masalah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kecukupan masih
berhubungan dengan efektivitas dengan mengukur atau memprediksi seberapa
21
jauh alternatif yang ada ada dapat memuaskan kebutuhan, nilaiatau kesempatan
dalam.
4. Perataan
Perataan dalam kebijakan publik dapat dikatakan mempunyai arti dengan
keadilan yang diberikan dan diperoleh sasaran kebijakan publik.Dunn (2012),
menyatakan bahwa kriteria kesamaan (equity) erat berhubungan dengan
rasionalitas legal dan sosial dan menunjuk pada distribusi akibat dan usaha antara
kelompok-kelompok yang berbeda dalam masyarakat. Kebijakan yang
berorientasi pada para perataan adalah kebijakan yang akibatnya atau usaha secara
adil didistribusikan. Jadi pelaksanaan kebijakan haruslah bersifar adil dalam arti
semua sektor dari segi lapisan masyarakat haru sama-sama menikmati hasil
kebijakan.
5. Responsivitas
Responsivitas dalam kebijakan publik dapat diartikan sebagai respon dari
suatu aktivitas yang berarti tanggapan sasaran kebijakan publik atas penerapan
suatu kebijakan. Responsivitas (responsiveness) berkenaan dengan seberapa jauh
suatu kebijakan dapat memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai kelompok-
kelompok masyarakat tertentu. Suatau keberhasilan kebijakann dapat dilihat
melalui tanggapan masyarakat yang menanggapi pelaksanaan setelah tertebih
dahulu memprediksi pengaruh yang akan terjadi jika suatu kebijakan akan
dilaksanakan, juga tanggapan masyarakat setelah dampak kebijakan sudah mulai
dapat dirasakan dalam bentuk yang positif berupa dukungan ataupun wujud yang
negatif berupa penolakan.
22
6. Ketepatan
Ketepatan merujuk pada nilai atau harga dari tujuan program dan pada
kuatnya asumsi yang melandasi tujuan-tujuan tersebut. Ketepatan
(Appropriateness) adalah kriteria yang dipakai untuk menseleksi sejumlah
alternatif untuk dijadikan rekomendasi dengan menilai apakah hasil dari alternatif
yang direkomendasikan tersebut merupakan pilihan tujuan yang layak. Artinya
ketepatan dapat diisi oleh indikator keberhasilan kebijakan lainnya (bila ada).
Misalnya dampak lain yang tidak mampu diprediksi sebelumnya baik dampak tak
terduga secara positif maupun negatif atau dimunkinkan alternatif lain yang
dirasakan lebih baik dari suatu pelaksanaan kebijakan sehingga kebijakan bisa
lebih dapat bergerak secara lebih dinamis.
E. Kerangka Pikir
Mengacu pada berbagai teori yang relevan serta prinsip-prinsip yang
tercantum didalam petunjuk pelaksanaan maka manajemen pembangunan yang
diaplikasikan pada kebijakan program Penyediaan air minum dan sanitasi adalah
manajemen pembangunan yang berdimensi partisipatif. Hal ini terlihat pada
besarnya peran yang diberikan kepada masyarakat dan kedudukan masyarakat
sebagai sentral dalam pelaksanaan program tersebut. Disisi lain, fasilitator
berperan sebagai pendorong partisipasi dan pendamping masyarakat pada setiap
tahapan kegiatan, dengan tujuan agar kegiatan yang akan direncanakan serta
dilaksanakan sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa/kelurahan dan potensi
pasar, serta sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh
masyarakat penerima bantuan. Dalam mekanisme pelaksana, peran birokrasi
23
pemerintah terbatas pada fungsi pembinaan, penyaluran informasi, koordinasi dan
penilaian kelayakan usaha/kegiatan.
Dalam proses Evaluasi Penyediaan air minum dan sanitasi, ada tiga (3)
indikator, yaitu partisipasi, perencanaan, dan strategi kebijakan, serta ada enam
(6) kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan kebijakan tersebut, yaitu
efektivitas, efesiensi, kecukupan, perataan, responsivitas, dan ketetapan. Dengan
ketiga indikator dan keenam kriteria ini diharapkan mampu untuk menilai tingkat
keberhasilan program Penyediaan air minum dan sanitasi tersebut. Secara
sederhana kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1: Kerangka Pikir
Evaluasi Program
Penyediaan Air Minum
Dan Sanitasi
Ada enam (6) Kriteria dalam Proses Evaluasi
Kebijakan:
1. Efektifitas
2. Efesiensi
3. Kecukupan
4. Perataan
5. Responsivitas
6. Ketetapan
Pemberdayaan Masyarakat
diKecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur
24
F. Defenisi Fokus Penelitian
1. Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi adalah suatu cara
untuk menilai apakah kebijakan program Penyediaan air minum dan
sanitasi berjalan dengan baik atau tidak.
2. Kriteria dalam menilai pelaksanaan kebijakan Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi yaitu:
a. Efektivitas merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan alternatif
atau cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan
b. Efesiensi merupakan sesuatu yang berkaitan dengan waktu yang
digunakan tepat atau malah sebalikanya.
c. Kecukupan merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fasilitas yang
digunakan cukup memadai dan berfungsi atau malah sebaliknya
d. Perataan merupakan segala kegiatan yang dilakukan harus melibatkan
seluruh kalangan masyarakat bawah maupun atas tanpa melihat status.
e. Responsivitas merupakan suatu respon tanggapan dari seseorang mengenai
program kegiatan yang akan dilaksanakan
f. Ketetapan dapat dikatakan apakah program kegiatan tersebut tepat atau
cocok untuk dilaksanakan dilingkungan tersebut atau tidak.
g. Adapun tujuan dari program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi itu
sendiri yaitu :
Program Penyediaan air minum dan sanitasi bertujuan untuk meningkatkan
jumlah fasilitas pada warga masyarakat yang kurang terlayani termasuk
masyarakat pada kalangan bawah. Dengan adanya Penyediaan Air Minum dan
25
Sanitasi maka dapat menumbuhkan jiwa partisipasi masyarakat terhadap sebuah
program kebijakan pemerintah. Diharapkan mereka dapat mengakses pelayanan
air minum dan sanitasi yang berkelanjutan serta meningkatkan penerapan perilaku
hidup bersih dan sehat.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitiaan ini dilakukan dua (2) bulan setelah keluarnya surat izin
penelitian dari LP3M, yaitu pada tanggal 26 Oktober sampai 26 Desember tahun
2019. Dari ke enam Desa dan satu Kelurahan ini, peneliti jadikan tempat
penelitian dengan pertimbangan baik tenaga, dana, waktu dan jarak tempat
penelitan dengan tempat tinggal peneliti yang dapat dijangkau dalam waktu
kurang dari 30 menit.
Peneliti mengambil tempat penelitian di Kantor Kecamatan untuk
mengambil data-data yang berkaitan dengan penelitian ini dan memastikan data-
data tersebut apakah sudah sesuai atau belum dengan yang dilapangan.
Ssedangakan di Desa, penelitian ini berfungsi untuk mengetahui bagaimana
program tersebut di implementasikan, dengan pertimbangan memilih beberapa
desa yang memiliki kategori jumlah penduduk terbanyak, sedang dan rendah.
Bukan hanya itu, peneliti juga melihat beberapa desa yang telah ikut serta dalam
program tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana partisipasi
masyarakat dalam program penyediaan air minum dan sanitasi yang diterapkan di
Kantor dan Desa yang ada di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
jenis penelitian yang di gunakan dalam penelitian kualitatif. Dimana
peneliti akan mendeskripsikan secara utuh dan mendalam tentang realita sosial
dan fenomena yang terjadi di masyarakat.Adapun Tipe penelitian yang digunakan
26
27
dalam penelitian ini yaitu: penelitian fenomenologi. Tipe penelitian ini digunakan
untuk memberikan gambaran mengenai masalah yang diteliti dan untuk
memperoleh data berdasarkan dari sumber objek langsung dilapangan.
C. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 (dua) yaitu, data
primer dan data sekunder.
1. Data primer
Dimana sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan dari data-data
yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dan berupa dokumentasi
atau foto.
2. Data sekunder
Sumber data sekunder peneliti peroleh dari berbagai arsip, laporan, buku,
skripsi, jurnal dan diberbagai media massa.
D. Informan penelitian
Berdasarkan dari sumber data di atas maka dapat diperkuat dengan
melakukan observasi, wawancara serta memberikan kan kueisoner kepada pihak
substansi tersebut. agar informasi yang diperoleh mudah dan jelas. dibawah ini
yang menunjukan substansi yang bersangkutan dalam kesejahteraan sosial
terdapat lima sektor utama yaitu:
Tabel. 1.1. Tabel Informan Penelitian
No Jabatan
1 Staf Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
2 Staf Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur
28
3 Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur
4 Staf Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Mangkutana Kabupaten Luwu Timur
5 Aparat Desa Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
6 Masyarakat
Dilihat dari tabel 1.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Staf Kantor Kecamatan Tomoni yang di maksud pada penelitian ini yaitu,
staf yang bekerja di Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
yang dianggap memiliki informasi keterkaitan dalam penelitian ini. Yaitu,
Kelapa Camat,Sekertaris Camat, penata Kasi PMD (Pemberdaya
Masyarakat Desa), Kasih Tata Pemerintahan Umum, Kasi Pelayanan
Umum, Kasubag Perencanaan dan Kepegawaian, Staf Penata Muda,
Pengelola Kepegawaian, Pranata Barang dan Jasa Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur.
2) Staf Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Luwu Timur yang dimaksud pada
penelitian ini yaitu, Kepala Dinas yang memiliki tugas dan fungsi sebagai
penyelenggara penyusunan rencana kerja dinas pekerjaan umum,
perumahan, kawasan permukiman, perumusan kebijakan teknis urusan
pemerintahan bidang pekerjaan umum, pelaksanaan, pelayanan,
pembinaan dan pengendalian urusan pemerintahan, evaluasi dan pelaporan
pelaksanaan urusan pemerintah bidang pekerjaan umum dan kawasan
permukiman, serta pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati
29
sesuai tugas dang fungsinya atau sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3) Staf Dinas Kesehatan Kabupten Luwu Timur yang dimaksud pada
penelitian ini yaitu, Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah. Yang mempunyai Tugas
dan fungsi sebagai penyelenggara perumusan kebijakan teknis dibidang
kesehatan, penyelenggara urusan pemerintah dan pelayanan umum
dibidang kesehatan, pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang kesehatan,
pengelolaan administarasi umum meliputi ketatalaksanaan, kepegawaian,
perlengkapan dan peralatan serta pelaksanaan tugas lain yyang diberikan
oleh Bupati sesuai dengan fungsinya. Jadi, peneliti mengaggap beliaulah
yang lebih mengetahui urusan-urusan yang ada di Dinas Kesehatan.
4) Staf Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang dimaksud peneliti ini
yaitu, Kepala Cabang yang mempunyai tugas menyelenggarakan
pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
yang mencakup aspek social, kesehatan dan pelayanan umum. Dan
memiliki fungsi yaitu, mengusahakan pengeadaan/ penyediaan air minum
sesuai dengan program pembangunan tingkat Kecamatan Kabupaten Luwu
Timur, membangun, mengelola,dan memelihara Bangunan Sadap (Intake)
dan instalasi pengelolahan air serta tempat penyimpanan air,membantu
membangun dan atau member bantuan teknis penyediaan air minum
melalui pemanfaatan mata air atau sumur dalam (deep well), yang
dipergunakan untuk keperluan penduduk. Serta mengadakan penelitian
30
laboratories terhadap sumber dan produk air minum sesuai dengan standar
baku mutu kesehatan.
5) Aparat Desa yang dimaksud peneliti yaitu, Kepala Desa atau biasa yang
disebut Kades yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai penyelenggara
dalam menjalankan roda pemerintahan desa dengan dasar kebijakan yang
telah ditetapkan bersama dengan BPD ( Badan Perwakilan Daerah),
mengajukan suatu rancangan tentang peraturan daerah yang akan
diterapkan disuatu desa, menetapkan peraturan desa yang sudah disetujui
bersama dengan BPD menyusun serta membuat peraturan tentang
anggaran pendapatan desa yang selanjutnya akan dibahas dan diterapkan
bersama-sama dengan BPD, melakukan pembinaan terhadap masyarakat
desa dan juga ekonomi desa, pembangunan yang hendak dilakukan didesa,
lebih dahulu dikoordinasikan dan dilaksanakan dengan pasrtisipasi semua
warga, mewakili desa baik diluar pengadilan atau dalam pengadilan serta
memiliki hak tentunya sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku,
dan melakukan kewajiban dan wewenang kepada desa sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
6) Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
menetap dan bertempat tinggal di Kabupaten Luwu Timur. Dalam hal ini
masyarakat Kecamatan Tomoni yang berpartisipasi dan merasakan
dampak dari program penyediaan air minum dan sanitasi di Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
31
Kelima bidang tersebut dapat berinteraksi satu sama lainnya guna
mempengaruhi pendekatan pembangunan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan
oleh penyelenggara kesejahteraan sosial Kabupaten Luwu Timur.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu,
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1) Observasi
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat
langsung antarakesesuaian dengan kondisi yang telah terjadi dilapangan.
2) Wawancara yang dilakukan peneliti bertujuan untuk memperoleh
informasi sebanyak-banyaknya dari narasumber.
3) Dokumentasi dilakukan peneliti sebagai bukti peneliti bahwa telah
melakukan penelitian dan mengambil data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini, seperti, berupa foto, buku-buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan dan website resmi Kabupaten Luwu Timur dan di
Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan suatu analisis yang didasarkan oleh data yang
diperoleh, dikembangkan, disusun dan disimpulkan dalam sebuah penelitian
sehingga mudah dipahami (Sugiono, 2016:246-253). Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan tiga teknik analisis data yaitu, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
32
1. Data Reduktion atau redukasi data, dalam penelitian ini dilakukan untuk
memilih data-data yang perlu atau tidak perlu dimasukkan dalam penelitian ini.
Dalam artian merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada
hal-hal yang yang penting saja.
2. Penyanjian data atau Data Display dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk
uraian singkat bersifat naratif yang memberikan penyajian data dalam bentuk
matris dan grafik, dengan begitu dengan begitu penelitian dapat menguasai
data.
3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi yang dilakukan yaitu untuk
menyimpulkan hasil penelitian yang mewakili secara keseluruhan dari
penelitian yang telah dilakukan.
G. Keapsahan Data
Salah satu cara untuk mengetahui keabsahan data yaitu, menguji
kredibilitas data dengan cara triangulasi (bermacam-macam). Terdapat tiga
triangulasi dalam penelitian yaitu, tringulasi sumber, tringulasi teknik dan
tringulasi waktu. Hal ini dilakukan peneliti dengan mempertimbangkan baik
tenaga dan waktu penelitian.
1. Tringulasi sumber dilakukan peneliti untuk mengecek kembali data-data
yang telah dikumpulkan dari berbagai sumber. Dalam artian teknik
keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara dengan isi
dokumen.
2. Triangulasi teknik digunakan peneliti untuk mengecek data kepada sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda. Apabila dengan teknik
33
kreadibilitas data, menghasilkan data yang berbeda maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
karena sudut pandangnya berbeda-beda.
Triangulasi waktu dilakukan peneliti untuk mengecek kembali data-data
yang diperoleh dengan cara menggunakan teknik wawancara atau teknik
lain dengan waktu dan situasi yang berbeda sampai ditemukan kepastian
datanya. Seperti, data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi
hari belum tentu sama pada sore harinya.
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi atau Karateristik Obyek Penelitian
1. Gambaran umum georafis Kabupaten Luwu Timur
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman yang sangat
kompleks, terutama suku dan kebudayaanya yang tersebar luas diberbagai
wilayah. Salah satunya di Sulawesi Selatan khususnya di kabupaten Luwu timur.
Kabupaten luwu timur secara geografis merupakan kabupaten yang
berbatasan dengan dua propinsi yaitu provinsi Sulawesi Tenggara disebelah
selatan.Selain itu kabupaten Luwu Timur juga berbatasan langsung dengan laut
yaitu dengan Teluk Bone disebelah selatan. Kabupaten Luwu Timur terletak
disebelah selatan garis katulistiwa di antara 2003’00’’- 2
003’25’’ Lintang selatan
dan 119028’56’’- 121
047’27” Bujur Timur berada di sebelah ujung timur.
Kabupaten Luwu Timur merupakan kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi
Selatan.Adapun batas-batas wilayah administrasi Kabupaten Luwu Timur sebagai
berikut:
Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi
Tengah
Sebelah Timur Berbatasan dengan kabupaten Morowali, Provinsi
Sulawesi Tengah
Sebelah Selatan Berbatasan dengan Teluk Bone, Kabupaten, Kolaka,
Provinsi Sulawesi Tenggara
34
35
Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara, Provinsi
Sulawesi Selatan.
Malili merupakan ibukota Kabupaten Luwu Timur. Luas wilayah
Kabupaten Luwu Timur tercatat 6.944,88 km2
atau sekitar 11, 14% dari luas
wilayah Provinsi Sulawesi selatan dengan jumlah penduduk tahun 2017,
berjumlah 243.064 jiwa. Kabupaten ini terdiri atas 11 kecamatan yakni kecamatan
Malili, kecamatan Angkona, Tomoni, Tomoni Timur, Kalaena, Towuti, Nuha,
Wasponda, Wotu, Burau dan Mangkutana. Wilayah ini merupakan hasil
pemekaran dari kabupaten Luwu Utara yang disahkan dengan undang-undang
Nomor 7 Tahun 2003 pada tanggal 25 Februari 2003. Kabupaten luwu timur
Salah satu kabupaten yang memiliki heterogenitas penduduk, beragam suku dan
kebudayaan. Agar terwujudnya pemerintah yang baik di negara ini, sangat
dibutuhkan adanya pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efesien, sehingga
kebijakan yang dibuat benar-benar bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
Pembangunan secara merata tentunya tidak terlepas dari campur tangan
pemerintah Kabupaten Luwu Timur. Komitmen pemerintah Kabupaten Luwu
Timur untuk melakukan pelayanan mengenai air bersih di wujudkan dengan
adanya Program penyediaan air minum dan sanitasi melalui peraturan daerah
kabupaten luwu timur Nomor 23 Tahun 2014. Dalam mempertanggung jawabkan
kinerjanya. Sangat dibutuhkan adanya laporan akuntabilitas instansi pemerintah.
Pelayanan dan mekanisme administrasi dalam peraturan pemerintah Nomor
8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara penyususnan, Pengendalian dan
Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah ditegaskan bahwa Rencana Strategis
36
Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disebut Renstra SKPD adalah
dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis
Kecamatan Tomoni kabupaten Luwu Timur merupakan dokumen perencanaan
pembangunan daerah untuk jangka waktu lima tahun kedepan yang memuat
visi,misi, tujuan,strategi, kebijakan, program dan kegiatan, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan
mendorong partisipasi masyarakat.
2. Kondisi Geografis Kantor Kecamatan Tomoni
Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230.09 km2 atau sekitar 3,31
persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak
di sebelah barat ibukota Kabupaten Luwu Timur ini berbatasan langsung dengan
Kecamatan Mangkutana disebelah utara. Sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Tomoni Timur. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Wotu,
Burau dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Luwu Utara.Kecamatan
Tomoni terdiri dari 12 desa dan 1 kelurahan yang seluruh desa/kelurahanya
berstatus desa definitif.Wilayah Kecamatan Tomoni adalah daerah yang seluruh
desanya merupakan wilayah bukan pantai, secara topografi wilayah Kecamatan
Tomoni sebagian besar daerahnya merupakan daerah datar.Terdapat satu sungai
yang mengaliri kecamatan ini yaitu sungai Tomoni. Pemerintahan pada tahun
2019 di Kecamatan Tomoni terdapat 51.
37
3. Visi dan Misi Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
Untuk saat ini masih gabung dengan visi dan misi Kabupaten demi
mewujudkan pelayanan yang prima, efektif dan efesien, Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur:
a. Visi
Keberlanjutan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan publik
diKecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur yang maju, sejahtera dan
mandiri.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan public sebaik-baiknya.
2. Memperkuat kompetensi dan kapasitas sumber daya manusia
didaerah untuk menjadi handal, berdayaguna, berhasil guna, untuk
selanjutnya dapat meningkatkan partisipasi dalam kemajuan daerah.
3. Menjaga suasana kebersamaan antar kompenen warga agar tetap
harmonis, tertib dan aman guna menunjang hidup dan kehidupan
masyarakat yang lebih maju dan bermartabat dalam kesesuaian
tatanan nilai-nilai budaya luhur dan tuntunan agama
Berdasarkan visi dan misi di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
melanjutkan momentum dan meningkatkan kualitas pembangunan daerah dengan
memperluas aksesibilitas dapat meningkatkan daya saing daerah untuk
mengantisipasi perkembangan situasi perekonomian nasional dan internasional,
melalui industrialisasi perdesaan dan agroindustri.
38
4. Sarana dan Prasarana Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
a. Sarana
Sarana kegiatan yang dimiliki oleh Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten
Luwu Timur sebagai penunjang proses pelayanan kepada masyarakat yang
mengurus dokumen kependudukan dan lain sebagainya termasuk
perbaikan,pemeliharaan kebersihan dan kenyamanan dalam melakukan aktivitas
ditunjang dengan ketersedianya gedung Aula yang terletak di samping kantor
kecamatan, kemudian untuk kantor Kecamatan Tomoni sendiri telah dilengkapi
dengan ruang tunggu bagian adminstrasi, adapun alat penunjang proses
pelayanan seperti, Komputer, printer, scanner, papan pengumuman, meja, kursi
besi , lemari,kipas, cc tv, dan lain sebagainya.
b. Prasarana
Dalam rangka meningkatkan pelayananan administrasi kepada masyarakat
tentunya tidak terlepas dari aspek kecukupan dan kewajaran penyediaan prasarana
pada dasarnya telah memenuhi standar. Untuk menjamin penyelenggaraan proses
pelayanan kepada masyarakat yang mengurus dokumen dan melakukan proses
adminstrasi kependudukannya. Ruangan yang tersedia cukup memadai dan
memberikan kenyamanan masyarakat yang akan mengurus KK, KTP/E-KTP,
IMB, Akta Kelahiran, dan sebagaianya dengan tersedianya fasilitas yang
dilengkapi dengan gedung Aula, ruang tunggu, WC pria dan wanita yang cukup
terjaga kebersihanya, halaman parkir yang memadai. Dengan Ruang tunggu
pelayanan administrasi kependudukan ini status proses pelayanan cukup baik.
39
Hal ini sangat mendukung tertibnya pelayanan administrasi kependudukan
yang ada dikantor Kecamatan Tomoni untuk mewujudkan keharmonisan kepada
masyarakat setempat.
5. Tugas dan Fungsi Kecamatan Tomoni
Kecamatan Tomoni mempunyai tugas melaksanakan koordinasi
penyelenggaraan pemerintah, pelayanan publik, dan pemeberdayaan masyarakat
desa dan kelurahan serta melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh bupati untuk
melaksanakan sebagian urusan pemerintahan daerah.
Tugas Kecamatan Tomoni mempunyai rincian sebagai berikut:
a) Menetapkan Rencana Strategi, Program dan Rencana Kerja Kecamatan
b) Menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Umum
c) Mengkoordinasikan kegiatan Pemebrdayaan Masyarakat
d) Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum
e) Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan
Bupati
f) Mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum
g) Mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan
oleh Perangkat Daerah di tingkat Kecamatan
h) Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan desa dan/ atau kelurahan.
i) Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah yang
tidak dilaksanakan oleh unit kerja Pemerintah Daerah yang ada di Kecamatan,
dan
40
j) Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan Bupati berdasarkan peraturan
Perundang-undangan.
6. Struktur Organisasi Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
Gambar 2.2
STRUKTUR ORGANISASI KECAMATAN TOMONI
Sumber: Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur 2019
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
CAMAT
SEKRETARIS
CAMAT
SUBBAG.
UMUM &
KEUANGAN
SUBBAG.
PERENCANAAN
&
KEPEGAWAIAN
SEKSI
PEMERINTAHAN
UMUM
SEKSI
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
DESA
SEKSI
PELAYANAN
UMUM
SEKSI
KETENTRAMAN
DAN
KETERTIBAN
UMUM
DESA KELURAHAN
41
7. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia (SDM) sangat penting dalam menunjang kinerja
organisasi.Untuk melaksanakan dan menjalankan suatu program sangatlah
dibutuhkan adanya SDM guna mendukung terlaksannya program dengan baik.
Oleh karena itu, SDM yang cukup dan berkompetensi akan mendorong
keberhasilan suatu program. Untuk mengetahui keadaan sumber daya aparatur
pada Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur berdasarkan jenis
kelamin yang dapat dilihat pada table berikut:
Table 2.1
Jumlah jenis kelamin pegawai
Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 16
2 Perempuan 15
Total 31
Sumber: Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur, 2019.
Dari tabel 2.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah sumber daya aparatur
pada Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur, dilihat dari jenis
kelamin laki-laki berjumlah 16 (Enam belas)orang dan perempuan 15 (Lima
belas) orang. Pegawai di kantor Kecamatan Tomoni dominan laki-laki. Hal ini
sangat berpengaruh pada pengelolaan pekerjaan yang lebih bersifat membutuhkan
keahlian kecekatan, kompeten dalam masing-masing bidang.
Hingga akhir tahun 2019, jumlah pegawai Kantor Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur sebanyak 17 (Tujuh belas) orang PNS dan 14 (Empat
42
belas orang upah jasa. Berdasarkan keadaan sumber daya aparatur pada Kantor
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur, maka dapat dilihat pangkat
golongan sebagai beriku:
Tabel 2.2
Tingkat golongan atau pangkat pegawai
No Golongan Jumlah (Orang)
Golongan IV
1 Golongan IV/d -
2 Golongan IV/c -
3 Golongan IV/b -
4 Golongan IV/a 1
Golongan III
1 Golongan III/d 2
2 Golongan III/c 2
3 Golongan III/b 1
4 Golongan III/a 4
Golongan II
1 Golongan II/d 3
2 Golongan II/c 4
3 Golongan II/b -
4 Golongan II/a -
Upah Jasa 14
Total 31
Sumber:Kantor Kecamatan Tomoni,2019.
43
Dari tabel 2.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah pegawai memiliki tingkat
golongan IV (empat) terdapat 1(satu) orang, jumlah pegawai tingkat golongan III
(tiga) sebanyak 8 (delapan) orang dan tingkat golongan II (dua) berjumlah 7
(tujuh) orang. Jadi, total keseluruhan pegawai yang ada di Kantor Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luw u Timur sebanyak 17 (tujuh belas) orang. Dapat
dikatakan sumber daya manusia yang ada di Kantor Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur lebih dari cukup.
8. Data Pendudukan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi yang ada di Kecamatan Tomoni, terlebih dahulu melihat
jumlah penduduk yang ada di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
Tabel 2.3
Jumlah penduduk di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timurdi Tahun
2019.
No
DESA/LURAH JML.PEND AKHIR JUMLAH KE
T
LK PR L+P DSN LUAS
WIL
KK
1 TOMONI 1,639 1,713 3,352 4 1,8 KM2
836
2 LESTARI 1,491 1,496 2,987 5 2,54 KM2
866
3 MULYASRI 1,409 1,365 2,774 4 4,8 KM2
825
4 BAYONDO 733 797 1,530 3 1,50 KM2
427
5 BERINGIN
JAYA
1,012 1,003 2,015 4 3,75 KM2
543
6 KALPATARU 826 738 1,564 4 15,5 KM2
410
7 TADULAKO 502 506 1,008 4 15,45KM2
280
44
8 SUMBER
ALAM
392 375 767 3 8,9 KM2
222
9 UJUNG BARU
503 435 938 6 17 KM2
286
10 MANDIRI
1,466 1,460 2,925 3 3,00 KM2
766
11 BANGUN
JAYA
1,297 1,295 2,592 4 4,8 KM2
777
12 RANTE
MARIO
852 716 1,568 3 6,25 KM2
368
13 BANGUN
KARYA
718 688 1,406 4 3 KM2
388
JUMLAH 12,840 12,587 25,427 51 31.095
6,9
94
Sumber Data: Kantor Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur,2019.
Tabel 2.4
Lokasi Terealisasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Timur Tahun 2019.
No Kecamatan Desa /1 Kel Dusun RT Kondisi Water
Meter(Segel/tutu
p)
Tomoni 1. L.Kuwarasan 1
2. L.Kuwarasan 2
3. L.Kuwarasan 3
4. L. Bulu-Bulu
45
36
20
37
1
0
2
0
45
1. TOMONI
Lestari 1. Sumber Agung
2. Mojosari
3. Sumberjo
4. Mojokerto
5. Sidorejo
0
0
0
0
4
0
0
0
0
0
Sumber Alam 1. Pepuro
2. Harapan Makmur
3. Sumber Alam
9
10
30
0
0
0
Rante Mario 1. Mandiri
2. Pengkosituru
3. Pompini
4. Maranu
18
12
10
5
1
0
0
0
Bayondo 1. Bayondo
2. Indrokilo
3. Balele
64
61
59
1
0
0
Kalpataru
1. Marannu
2. Rante Mario
3. Sukadamai
4. Suryasakti
0
0
79
91
0
0
2
1
46
Ujung Baru
1. Tunas Baru
2. Soreang
3. Ujung Baru
4. Tabaro Mario
5. Masoki
6. Mandiri
0
0
20
47
36
67
0
0
1
0
0
1
JUMLAH 7 29 740 9
Sumber Data: PDAM(Perusahaan Daerah Air Minum) Kecamatan Tomoni
Kabupaten Luwu Timur,di olah .2019.
Berdasarkan tabel di atas 2.3 dan tabel 2.4, peneliti menarik kesimpulan
bahwa di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur terdiri dari 12 (dua belas)
Desa dan 1 (satu) Kelurahan dan 51 ( lima puluh satu) dusun, hanya beberapa
desa dan dusun di Kecamatan Tomoni yang terealisasi Program Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi. Kelurahan Tomoni yang terdiri dari 4 (empat) dusun hanya
138
(seratus tiga puluh delapan) Rumah tangga saat ini yang aktif dan ada 3 yang
tersegel atau tutup, Desa Lestari terdiri dari 5 (lima) Dusun, hanya 4 (empat)
rumah tangga saat ini yang terealisasi yaitu didusun Mojokerto dan Sidorejo, Desa
Sumber Alam terdiri dari 3 (tiga) dusun, hanya 49 rumah tangga saat ini yang
terealisasi, Desa Rante Mario terdiri dari 3 (tiga) dusun, hanya 45 ( empat puluh
lima) rumah tangga yang terealisasi Air pam dan 1 (satu) yang tersegel atau tutup,
Desa Bayondo terdiri dari 3 (tiga) dusun, hanya 184 (seratus delapan puluh
empat) rumah tangga yang terealisasi dan 1 (satu) yang tersegel atau tutup yaitu
47
didusun Bayondo, Desa Kalpataru terdiri dari 4(empat) dusun, hanya 170 (seratus
tujuh puluh) rumah tangga yang terealisasi Air Pam didusun Sukadamai, dusun
Suryasakti dan ada 3(tiga) yang tersegel/tutup, dan Untuk Penyediaan air minum
dalam bentuk Pamsimas di Desa Ujung Baru yang terdiri dari 6 (enam) dusun,
hanya150 (lima puluh) rumah tangga yang terealisasi yaitu didusun Ujung
Baru,dusun Tabaro Mario, dusun Masoki , dusun Mandiri dan yang tersegel/ tutup
didusun Ujung Baru dan dusun Mandiri.
Jadi, jumlah keseluruhan rumah tangga yang terealisasi Program
Penyediaan Air Minum dan Sanitasi ada 740 (Tujuh ratus empat puluh) rumah
tangga yang ada di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
B. Evaluasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Timur
Di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur memiliki 2 (dua) macam
penyediaan air yaitu Pamsimas dan Air Pam. Untuk Pamsimas sendiri ialah
program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang merupakan
salah satu program pembangunan infrastruktur pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan air minum yang hanya ada di desa Ujung Baru yang terletak di daerah
pegunungan dengan lokasi yang cukup terjal, dimana masyarakat diberdayakan
dengan cara memanfaatkan danmengeolah sumber mata air yang ada di desa
tersebut dan tidak melibatkan pihak dari PDAM dengan alasan bahwa jarak dari
lokasi yang ditempuh tidak terjangkau sehingga pipa saluran air dari PDAM
seringkali terputus dan menyebabkan oprasional diberhentikan.
48
Sedangkan untuk Air Pam yang ada hanya bisa mengaliri daerah yang
mempunyai dataratan rendah yang cukup dijangkau oleh pipa-pipa dari PDAM di
Kecamatan Tomoni bekerjasama langsung dengan Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM). Yang merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang bergerak
dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum terutama di Kecamatan
Tomoni. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) kerjasama dimunkinkan dilakukan dalam mengoptimalkan sumber daya
air baku disuatu kawasan yaitu Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
Dengan menngoptimalkan sumur Pamsimas untuk memperkuat Produksi air
bakunya.
Sementara dalam hal keikutsertaan masyarakat terkait kegiatan sanitasi
lingkungan adalah dengan melakukan kegiatan yang bertujuan untuk menjamin
kebersihan lingkungan manusia sehingga terwujud suatu kondisi lingkungan yang
sehat. Secara umum, berikut adalah contoh-contoh kegiatan sanitasi lingkungan.
1. Membuat dan mengatur saluran pembuangan air hujan di pinggir jalan
(pembersihan dreinase).
2. Membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.
3. Penyediaan fasilitas toilet umum yang bersih dan terawatt
Dengan melakukan kegiatan sanitasi di atas tentu berdampak pada
lingkungan manusia, air, dan udara. Secara singkat berikut adalah beberapa
manfaat sanitasi lingkungan:
1. Terciptanya lingkungan manusia yang lebih bersih, sehat, nyaman bagi
keberlangsungan kehidupan manusia.
49
2. Mencegah imbulnya penyakit menular, dan
3. Menghindari pencemaran lingkungan
Guna mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan maka berikut ini adalah indikator yang dipakai pada saat
melakukan wawancara dengan beberapa informan penelitian tentang penyediaan
air minum dan sanitasi lingkungan yang telah dilakukan:
Efektivitas
Efisiensi
Kecukupan
Perataan atau Pemerataan
Responsivitas
Ketepatan atau tepat sasaran
1. Efektifitas
Efektifitas merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan alternatif atau
cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penyediaan air minum dan
sanitasi lingkungan. Persoalan air minum dan sanitasi lingkungan tentu
merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh seluruh masyarakat. Oleh karena itu,
untuk dapat menikmati manfaat dari penyediaan air minum dan sanitasi
lingkungan tersebut perlu dilakukan dengan seefektif mungkin oleh semua pihak
yang berkepentingan.
Berikut ini wawancara peneliti depala koordinator Pemberdayaan
Maasyarakat terkait efektifitas pengadaan air minum dan sanitasi di Kecamatan
Tomoni Kabupaten Luwu Tirnur.
50
“Saya selaku staf disini, mengenai program yang dilakukan pemerintah
mengenai penyediaan air minum dan sanitasi sudah cukup bagus.
Pemerintah menginginkan masyarakat hidup sehat, dan pemerintah hanya
perlu meningkatkan informasi atau penyuluhan mengenai pentingnya air
pam. Walaupun untuk saat ini banyak masyaraktan yang menggunakan
sumur sendiri” (Hasil wawancara Bpk. W, 12 November 2019).
Lanjut wawancara masyarakat yang terkait efektifitas Program penyediaan air
minum:
“ Menurut saya mbak,, kondisi yang ada, saat ini mengenai penyediaan air
minum belum cukup efektif dikarenakan masih ada masyarakat yang
kurang faham atas informasi terkait kebersihan air pam dan mayoritas
masyarakat didesa sudah memiliki air sumur sendiri yang secara materi
lebih irit sehingga mereka enggan untuk menggunakan air pam”(hasil
wawancara dengan Bpk. W, 12 November 2019).
Berdasarkan pemaparan diatas, bahwa program yang dilakuakn pemerintah
sangat efektif karena sudah banyak masyarakat yang mulai menggunakan air
pam, walaupun ini masih bertahap dilakukan pemerintah demi kesehatan bersama
dan untuk masa jangka panjang dan waktu yang akan datang, karna dengan
melihat kondisi penduduk yang semakin padat pasti kedepanya dapat
mempengaruhi lingkungan saat ini entah dari pencemaran lingkungan dan lain-
lain. Untuk hal-hal yang tidak di inginkan maka dari itu pemerintah membuat
program penyediaan air minum dan sanitasi seperti saat ini. Untuk masyarakat
yang merasa belum efektif, adanya program ini karena mereka masih memiliki
air sumur sendiri, dan masih banyak pula masyarakat yang belum mengerti
mengenai manfaat penyuluhan air pam dan informasi yang akurat mengenai air
pam.
51
2. Efesien
Efesien merupakan sesuatu yang berkaitan dengan waktu yang digunakan
tepat atau malah sebaliknya. Berdasarkan data yg diperoleh peneliti, Kecamatan
Tomoni memprogramkan air bersih dan sinitasi untuk lima tahun kedepan sudah
efisieen, Sebab tujuh desa di kecematan tomoni sudah terealisasi selama dua tahun
terakhir. Artinya masih ada enam desa untuk dikerjakan tiga tahun kedepan.
Berikut ini adalah wawancara peneliti dengan Kepala Kasih
Pemberdayaan Masyarakat terkait efisinsi pengadaan air minum dan sanitasi
lingkungan di Kecamatan Timoni Kabupaten Luwu Timur.
“Saya selaku staf pemberdayaan masyarakat hanya melakukan pembinaan
dalam hal pemahaman kepada masyarakat setempat mengenai pentingnya
air minum bersih dan sanitasi dan dalam proses pembinaan ,untuk saat ini
belum ada kendala yang kami hadapi atau keluhan yang kami terima dan
semua cukup berjalan dengan baiksesuai dengan kebutuhan masyarakat”(
hasil wawancara dengan Bpk. W, 12 November 2019).
Berdasarkan pemaparan dan data diatas, bahwa program penyediaan air
minum dan sanitasi sampai saat ini dapat dikatakan efektif dan efisien, berjalan
dengan baik dan semua program yang dikembangkan bersifat akuntabilitas sesuai
dengan rencana pemerintah kecamatan tomoni serta dapat dipertanggung
jawabkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam rangka penyelengaraan program penyediaan air minum dan sanitasi
untuk wilyah Kecamatan Tomoni khususnya. Lebih lanjut beliau mengatakan
sebagai berikut:
“Untuk program penyediaan air minum di kecamatan tomoni sendiri ada
2(dua) macam sebagai berikut: yang pertama penyediaan air minum dalam
bentuk Air Pam dan khusus untuk yang ke 2(dua) dalam bentuk pamsimas
hanya ada di Desa Ujung Baru “(hasil wawancara dengan Bpk W, 12
November 2019).
52
Berdasarkan pemaparan diatas bahwa program penyediaan air minum dan
sanitasi yang di hadirkan oleh Kecamatan Tomoni ada 2 (dua) yaitu, dalam bentuk
Air Pam dari PDAM dan Pamsimas yang di berdayakan oleh masyarakat
setempat. Program penyediaan air minum dan sanitasi yang ada di Kecamatan
Tomoni dapat dikatakan efektif dan efisien serta akan terus ditingkatkan. Semua
ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan peduli akan
lingkungan sekitar.
Berikut hasil pernyataan wawancara dengan masyarakat:
“Air Pam yang mengalir dirumah saya terkadang tidak lancar, masih
sering tersedat-sedat terkadang lancar dan terkadang juga sebaliknya,saya
sebagai pengguna Air Pam sangat mengeluhkan hal ini apalagi saat ini
musim kemarau sumur juga mengering,,jadi menurut saya ini kurang
efektif”’( hasil wawancara dengan ibu M ,13 November 2019).
Dari hasil wawancara diatas dapat dilihat bahwa untuk pelayanan Air Pam
yang ada di Kecamatan Tomoni tidak efektif. Hal ini dipicu karna kurang
lancarnya air yang mengalir didesa tersebut, sehinggga menyebabkan masyarakat
mengeluh akan hal ini. Namun sebagian besar masih ada masyarakat yang
menggunakan air dari sumur galian, Walaupun program Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi terlaksana namun masih ada masyarakat yang tidak menggunakan
Air Pam. Lanjut informan:
“saya memilih untuk menggunakan air dari sumur galian, karna menurut
saya air dari sumur galian lebih bagus dan tidak mengandung zat kapur
dan juga sudah terlalu nyaman saja” (hasil wawancara dengan ibu L, 13
November 2019).
Berdasarkan pemaparan diatas menurut peneliti bahwa masih ada
masyarakat yang enggan menggunakan Air Pam dikarnakan sudah menjadi
53
kebiasaan mereka menggunakan air dari sumur galian, mereka menganggap
bahwa Air pam terlalu banyak mengandung zat kapur. Sehingga menyebabkan
beberapa sebagian masyarakatan memilih untuk menggunakan air dari sumur
galian untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk di Kecamatan Tomoni sebagian juga
masyarakatnya menggunakan keduanya baik air pam maupun air dari sumur
galian. Berikut pernyataan dari wawancara masyarakat:
“ Dirumah saya untuk keseharianya masih menggunakan air pam dan air
dari susmur galian, untuk air pam sendiri kegunaanya dirumah saya hanya
saya gunakan untuk mencuci dan mandi, sedangkan air sumur saya
gunakan untuk kebutuhan air minum saja jika sudah dimasak dan
mengantisipasi jika musim kemarau tiba. (hasil wawancara dengan ibu T,
13 November 2019).
Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat katakan bahwa sebagian
masyarakat lebih memilih untuk menggunakan keduanya, artinya masih kurang
efektif dalam pelayanan dan pemanfaatanya. Sebab mereka masih menggunakan
sebagai cadangan ketika musim kemarau tiba. Adapula masyarakat yang ingin
sekali menggunakan air pam yang ada di Kecamatan Tomoni. Namun masih
terkendala dalam proses, berikut hasil wawancara masyarakat:
“Saya ingin sekali dirumah saya di aliri air pam, saya sudah beberapa kali
mendaftar tapi tidak pernah direspon, dan saya sudah pernah bertanya
kepada pegawainya langsung,kenapa prosesnya lama sekali, sudah hampir
tiga minggu tapi belum juga ada panggilan, katanya harus menunggu dan
semua sesuai nomor antrian pendaftaran.
(hasil wawancara Bpk A,14 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas menurut peneliti bahwa masih ada
kendala dalam melakukan proses pendaftaran, entah itu mengenai berkas yang
kurang lengkap. Namun dapat dilihat bahwa ada masyarakat yang ingin rumahnya
di aliri air pam akan tetapi, kurangnya respon dari pihak yang bersangkutan.
54
Untuk hal ini selaku pelayan public melakukan administrasi yang diterapkan di
lapangan secara langsung di Desa Sumber Alam masih kurang efektif dan kurang
efisien. Berikut hasil wawancara dengan salah satu Kepala dusun di Desa Sumber
Alam sebagai pelayan publik:
“Untuk di Dusun Sumber alam sendiri kurang lebih baru 20 (dua puluh) kk
yang sudah mendaftar dan sudah di aliri air pam, sedangkan untuk di
dusun lainya masih belum sampai kesana pipa dari PDAM”.
(hasil wawancara ibu N ,14 November 2019).
Dari hasil wawancara diatas peneliti mengatakan bahwa masih tidak
efisien dalam pelayanan public, seperti yang dijelaskan oleh kepala dusun sumber
alam yang mengatakan baru 20 kk yang menikmati air pam dari 73 kk,secara
langsung dapat dilihat bahwa masih banyak masyarakat yang kurang minat
dengan air pam. Dan masih banyak desa yang belum dimasuki oleh pipa-pipa dari
PDAM. Lanjut informan yang sama:
“Saya sendiri sebagai pengguna, Untuk iuran perbulanya sendiri
tergantung pemakaian, kalau untuk dirumah saya sendiri perbulanya
dikenakan biaya 20 ribu/ perbulan. Manfaat yang saya rasakan ada, hanya
kurang puas dengan pelayananya untuk sarananya sendiri kurang memadai
sehigga minat masyarakat masih kurang, harapan saya kedepanya agar air
pam mengalir dengan lancar dan pelayanan di optimalkan lagi, untuk saat
ini dapat saya katakana kurang efektif dan kurang maksimal” (hasil
wawancara ibu N, 14 November 2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas peneliti mengatakan bahwa masih
kurang puasnya pelanggan dengan pelayanan air pam. Manfaat yang mereka
rasakan dengan adanya program penyediaan air minum dan sanitasi yang ada di
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur belum memuaskan, dikarnakan
pelayanan yang diberikan kurang optimal. mereka berharap untuk kedepanya agar
penyelenggara pelayanan air pam lebih maksimal lagi, demi kenyamanan
55
masyarakat dan pelanggan sebagai pengguna Air Pam. Sebagai penyelenggara
program penyediaan air minum dan sanitasi yang melibatkan beberapa pihak salah
satunya PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang merupakan satuan unit
usaha milik daerah yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat
umum terutama di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur. Dalam
pengimplementasianya Perusahaan Daerah Air Minum akan turun langsung
keseluruh Desa yang ada di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur. Berikut
hasil wawancara dengan salah satu staf di PDAM Ikatan Kecamatan:
“Kami sebagai penyedia dan pengelola Air Pam, akan membantu
semaksimal munkin mengenai keluhan air pam, dan memang benar ada
beberapa persyaratan dokumen yang dibutuhkan untuk mendaftar sebagai
pelanggan baru, antara lain: foto kopi KTP atau foto kopi akta pendirian
perusahaan, foto kopi akta jual beli, foto kopi PBB tahun terakhir atau
surat keterangan dari kelurahan setempat, menyertakan materai 6000, dan
menyerahkan surat kuasa (jika mewakili instansi atau perusahaan) dan
untuk biaya pendaftar awal ditentukan 50.000 (lima puluh ribu rupiah)
sudah termasuk materai dan ada kriteria golongan RT 1,RT 2,RT 3 serta
etika Pam”.( hasil wawancara Bpk E.S,16 November 2019).
Dari hasil wawancara diatas peneliti mengatakan bahwa untuk
mendapatkan air bersih, masyarakat dapat menggunakan jasa dari perusahaan
daerah air minum (PDAM) yang mendistribusikan air bersih untuk masyarakat
dimasing-masing daerah.Sebagai instansi yang terkait dengan adanya program
penyediaan air minum dan sanitasi, memberikan pelayanan semaksimal
munkin.Bagi masyarakat dan untuk calon pengguna harus melengkapi berkas
atau persyaratan dokumen yang telah di tetapkan dan dengan biaya awal yang
harus dibayar seperti, foto kopi KTP atau foto kopi akta pendirian perusahaan,
foto kopi akta jual beli, foto kopi PBB tahun terakhir atau surat keterangan dari
kelurahan setempat, menyertakan materai 6000, dan menyerahkan surat kuasa
56
(jika mewakili instansi atau perusahaan) dan untuk biaya pendaftar awal
ditentukan 50.000 (lima puluh ribu rupiah) sudah termasuk materai. Untuk proses
awal yang perlu di terapkan bagi calon pengguna. Dan dapat dilihat juga bahwa
ada kriteria golongan untuk pemasangan Air Pam yaitu, RT 1,RT 2 dan RT 3, dari
ketiga golongan tersebut ditujukan seperti Rumah tangga,instansi,pelayanan
umum, Rumah sakit, Sekolah, dan pelayanan social lainya. Kemudian Pelayan
publik dalam pelayanan air minum adalah kegiatan yang mendukung tupoksi di
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur dalam melayani masyarakat untuk
penyediaan air minum dan sanitasi. Lanjut dengan informan yang sama:
“Untuk keluhan para pelanggan yang sering kali terdengar, mengenai
penambahan kilometer dan masuknya air yang mengalir, kami dari pihak
perusahaan berusaha menjelaskan kepada masyarakat atau pelanggan. Hal
ini disebabkan ketika air yang mengalir kurang lancar dikarnakan
berkurangnya debit air dipenampuangan ditempat kami, apalagi ketika
musim kemarau maka diperusahaan kami debitnya menurun, dan untuk
penambahan pemasangan kilometer lebih jelasnya bahwa kami hanya
memperbaiki kilometer yang sering kali rusak yang di akibatkan oleh
beberapa hal”(hasil wawancara Bpk E.S 16 November 2019).
Berdasarkan pemaparan diatas, dapat dikatakan bahwa pelayanan pihak
pengelola sudah efisien, sebab terjadinya beberapa masalah mengenai air pam
tidak semua terjadi karena ketersengajaan dari pihak perusahaan daerah air minum
itu sendiri , melainkan karna hal yang tak terduga, dan pihak perusahaan berusaha
semaksimal munkin mengoptimalkan kinerja mereka dan menjelaskan kepada
pengguna air pam agar lebih sabar dengan pelayanan pihak perusahaan
berikandemi kenyamanan masyarakat pengguna air pam.Kemudian Lanjut
informan berikutnya Staf PDAM:
“Untuk kendala yang sering kami hadapi itu, dimulai dari Teknis, stok
barang yang kurang memadai dan oprasional dilapangan. Ditambah
57
dengan keluhan para pelanggan yang kurang puas dengan pelayanan air
pam kami” (hasil wawancara Bpk M, 16 November 2019).
Berdasarkan pemaparan di atas peneliti megatakan bahwa dalam
oprasional yang dilakukan oleh PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum), tidak
semudah yang di pikirkan oleh masyarakat setempat, sering kali terjadi masalah
dalam hal pemasangan pipa dilapangan, stok barang yang kurang memadai
terkadang menjadi penghambat dalam proses oprasional dilapangan yang
sehingga menyebabkan keterlambatan pemasangan dan sering kali terjadi
penundaan dalam pemasangan pipa di rumah warga begitu pula jarak yang
ditempuh terkadang tidak dapat di akses oleh jaringan Pipa PDAM. maka dapat
dikatakan bahwa kurang efesien dalam oprasional yang dilakukan oleh Penyedia
air minum bersih dan sanitasi yang dilakukan di Kecamatan Tomoni Kabupaten
Luwu Timur.
Sebagai pihak yang terlibat dalam Penyediaan air minum dan sanitasi di
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur, yang melibatkan beberapa instansi
pemerintah sebagai penguat data dan informasi Penelitian diantaranya Dinas
Pekerjaan Umum (PU) Pengairan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur.
Berikut wawancara yang dilakukan Peneliti Kepada Staf Dinas PU sebagai
berikut:
“Kami disini hanya sebagai penghubung dalam oprasional penyediaan air
minum dan sanitasi, dan selaku Sekertaris Koordinator melakukan
peninjaun lansung ke lokasi yang akan dilakukan sanitasi untuk wilayah
yang akan dimasuki sanitasi ini. (hasil wawancara dengan Bpk A.P, 18
November 2019).
Lanjut informan yang sama:
58
“untuk sanitasi sendiri dapat saya katakan belum terlayani secara merata,
tapi sementara “diupayakan untuk itu. Karna sekarang target 100% Air
bersih dan 0% Kumuh, untuk saat ini baro 90% yang sudah dilakukan
sanitasi (Pembangunan yang sudah di anggap layak (hasil Wawancara
dengan Bpk A.P,18 November 2019).
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti mengatakan bahwa keterlibatan
Dinas Pekerjaan Umum (PU) pengairan, sebagai penghubung dalam oprasional
saat melakukan peninjauan langsung kelapangan atau lokasi yang akan dilakukan
sanitasi untuk wilayah pembangunan yang sudah di anggap layak dilakukan
sanitasi di Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur sudah sangat efisien dan
efektif. Dalam hal ini juga melibatkan instansi yang bersangkutan antara lain
Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Timur. Berikut wawancara Staf Dinas
Kesehatan:
“Kami dari dinas kesehatan memeriksa kondisi air dan lingkungan yang
akan dijadikan lokasi sasaran tepat atau tidak sanitasi yang akan dilakukan
di wilayah Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur. Dan data yang
kami kumpulkan akan di kirim ke Dinas PU sebagai bahan materi untuk
ditinjau kembali.(hasil wawancara dengan ibu M, 18 November 2019).
Lanjut informan yang sama:
“Untuk kriteria dari Dinas Kesehatan itu sendiri mengenai sanitasi, yang
penting sudah mempunyai jamban yang di anggap tidak mencemari
lingkungan, dan selama tidak buang air besar di sembarang tempat maka
sudah terhitung dalam sanitasi yang dan dapat dikatakan sudah punya
akses sendiri”(hasil wawancara dengan ibu M,18 November 2019).
Dari hasil wawancara diatas peneliti dapat katakan bahwa kerja sama antar
Dinas Pekerjaan Umum bagian pengairan dan Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu
Timur sudah sangat efisien dan efektif. Fenomena dilapangan menggambarkan
bahwa proyek kegiatan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi di masyarakat adalah
sebagai sasaran dari program pemeberdayaan, dikatakan demikian karena dengan
59
diberikannya bantuan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi ini diharapkan
dapat memberikan layanan kebutuhan air minum secara berkelanjutan dengan
kualitas yang dapat diterima oleh pengguna, dalam hal ini adalah masyarakat
maupun pemerintah.mencukupi kebutuhan dan keterlibatan partisipasi dari
masyarakat dalam pengoperasian, pengelolaan, pemeliharaan sarana dan prasarana
air minum tetap berfungsi dan berjalan.
3. Kecukupan
Kecukupan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketersediaan sarana
dan prasarana sebagai alat penunjang keberhasilan pelaksanaan program air
minum dan sanitasi di kecamatan Tomoni. Dalam upaya pelaksanaan
implementasi kebijakan publik terntu sarana dan prasarana menjadi sesuatu yang
penting untuk diadakan guna tercapainya tujuan dari program tersebut dengan
pendekatan asas efektif, efisiensi dan akuntabel.
Untuk mengukur sejauh mana kecukupan sarana dan prasarana yang ada di
kecamatan Tomoni dalam pelaksanaan program air minum dan sanitasi, peneliti
telah melakukan wawancara dengan staff PDAM bagian Koordinator lapangan.
Beliau memaparkan bahwa:
“Ketersediaan pipa air masih minim lantaran distribusi yang dilakukan
pusat mengalami keterlambatan, kilometer air yang sering rusak, suplay
air yang kurang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat”(Wawancara
dengan Bpk. M pada tanggal 18 November 2019).
Sementara itu, lebih lanjut peneliti melakukan wawancara dengan Dinas
PU dan Kesehatan dalam hal ini terjalin kerjasama antara kedua dinas tersebut.
Dinas kesehatan melakukan observasi dilapangan terkait masalah air yang
sekiranya telah tercemar dan melakukan pengecekan lokasi masyarakat guna
melakuakan pemetaan wilayah yang perlu dilakukan sanitasi lingkungan. Seperti
60
keadaan jamban dan pemeriksaan dan pembersihan bak penampung air yang
dialiri ke rumah-rumah warga. Lebih lanjut Beliau memaparkan bahwa:
“Setelah adanya laporan dari Dinas kesehatan, baru kemudian kami dari
Dinas PU turun ke masyarakat melakukan pembongkaran jamban yang
sudah tidak layak untuk digunakan dan sesegera mungkin melakukan
pengadaan WC umun dengan tujuan agar masyarakat tidak buang air besar
sembarangan. Beliau menambahkan bahwa ketersediaan WC umum
dilakukan secara bertahap sesuai dengan keadaan yang ada di
masyarakat”. (Wawancara dengan Bpk. A.P pada tanggal 18 November
2019).
Sementara itu, lebih lanjut peneliti melakukan wawancara dengan
masyarakat setempat yang telah melakukan pemasangan air PDAM dan yang
telah mendapat sanitasi oleh dinas kesehatan. Dan berikut ini adalah wawancara
peneliti dengan masyarakat:
“Ketersedian meteran air yang diadakan oleh dinas PU masih kurang,
lantaran sudah lumayan banyak masyarakat yang sadar akan kebutuhan air
minum bersih dan sehat. Apalagi kalau sudah masuk musim kemerau
suplay air pasti kurang lantaran mengalami kekeringan. Lebih lanjut beliau
menjelaskan bahwa kegiatan sanitasi dalam menunjang kebersihan air
minum masih jarang dilakukan karena dinas terkait baru mau turun ke
lapangan melakukan pengecekan ketika ada laporan masuk”. (Wawancara
dengan ibu Y, 19 November 2019)
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa nara sumber atau informan
penelitian di atas, maka peneliti mencoba menyimpulkan bahwa berkaitan dengan
kecukupan sarana dan sarana penunjang dalam program pengadaan dan penyedian
air bersih dan sanitasi lingkungan di Kecamatan Tomoni bahwa masih banyak
sarana dan prasarana yang kurang terpunuhi seperti misalnya jumlah meteran air
yang masih kurang lantar keterlambatan distribusi dari pusat, pengadaan pipa air
sehingga pemasangannya membutuhkan waktu yang lama. Lebih lanjut dapat
peneliti katakana bahwa ketersedian air minum saat musim kemerau mengalami
penguranngan lantaran yang menjadi sumber utama kebutuh air masyarakat
61
adalah air hujan yang ditampung baru kemuduan didistrubusi melalui pipa-pipa
yang telah dipasang ke rumah-rumah warga.
4. Perataan
Perataan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sejauh mana program
penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan yang dilakukan di Kecamatan
Timoni dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dalam implementasi kebijakan
publik tentu ada indikator atau tolak ukur yang dipakai agar kebijakan tersebut
dapat dikatakan berhasil dengan kata lain adanya pemerataan.
Terkait masalah pemeratan dalam program air minum dan sanitasi
lingkungan yang dilakukan oleh beberpa dinas terkait, peneliti telah melakukan
wawancara dengan PDAM. Berikut ini adalah hasil wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti:
“Kalau masalah pemerataan penerimaan manfaat dari program penyediaan
air minum yang tersebar di hampir seluruh wilayah kecamatan Tomoni
memang dapat dikatakan belum merata. Hal ini disebabkan oleh masih
banyaknya warga yang enggan melakukan pemasangan air dari PDAM,
mereka masih mengandalkan sumber air dari sumur galian”. (wawancara
dengan Bpk M, 19 November 2019).
Sementara itu, terkait masalah pemerataan sanitasi lingkungan, berikut ini
hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan dinas kesehatan:
“Yang dilakukan oleh dinas kesehatan terkait masalah sanitasi lingkungan
adalah melakukan pembersihan selokan bersama jajaran pemerintah desa
dan kelurahan terkait dengan melibatkan masyarakat. Lebih lanjut beliau
mengatakan bahwa sanitasi total akan dilakukan apabila ada laporan dari
dinas PU terkait keadaan lingkungan yang betul-betul memenuhi syarat
untuk dilakukan sanitasi total berdasarkan hasil dari LAB”. (Wawancara
dengan Ibu M pada tanggal 19 November 2019)
Sementara itu, berbeda halnya dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan
Ibu N. Beliau memaparkan bahwa:
62
“Sebenarnya bukan masalah pemerataanya yang dikeluhkan oleh kami
masyarakat. Tapi pada dasarnya terdapat perbedaan kualitas air dari sumur
galian dan air PDAM. Air dari sumur galian tidak mengandung zat kapur
sementara air dari PDAM mengandung zat kapur. Inilah yang menjadi
alasan kenapa kami enggan melakukan pemasangan air PDAM. Lebih
lanjut Beliau mengatakan bahwa ada juga warga yang menggunakan air
PDAM untuk mencuci dan mandi, sedangkan untuk kebutuhan air minum
menggunakan air dari sumur galian”. (wawancara dengan Ibu N, 19
November 2019)
Dalam waktu yang bersamaan peneliti juga melakukan wawancara dengan
Ibu W terkait indikator pemerataan program penyediaan air minum dan sanitasi
lingkngan di kecamatan Tomoni. Beliau mengungkapkan bahwa:
“Upaya pemerataan dari program penyedian air minum dan sanitasi
lingkungan yang dilakukan oleh pemerintah kecamatan Tomoni terbilang
sudah cukup maksimal. Hampir sebagian besar masyarakat yang ada sudah
bisa menikmati air PDAM yang telah dicanangkan. Namun masih sering
terjadinya kerusakan pada meteran air yang dikeluhkan oleh masyarakat.
Hal ini berdampak terhambatnya aktivitas rumah tangga bagi ibu-ibu yang
tidak punya sumur galian lantaran meteran air sering mengalami
kerusakan”. (Wawancara dengan Ibu W pada tanggal 19 November 2019).
Berdasarkan pada hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan
beberapa informan penelitian di atas terkait indikator Perataan dari grogram
penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan oleh pemerintah kecematan
Tomoni, dapat dikatakan sudah cukup merata karena sudah menjangkau lapisan-
lapisan masyarakat yang secara geografis kewilayahan cukup susah untuk
dijangkau telah menikmati air minum PDAM. Namun dalam realisasi
pelaksanaannya masih banyak warga yang megeluhkan rusaknya meteran air yang
berdampak pada aktivitas ibu-ibu rumah tanggga.
63
5. Responsivitas
Responsivitas merupakan suatu respon tanggapan dari seseorang mengenai
program kegiatan yang akan dilaksanakan. Terkait dengan hubungan dalam
penilitian ini, responsivitas yang dimaksud adalah respon masyrakat terhadap
kinerja pemerintah dalam hal pengadaan air bersih dan sinitasi.
Terkait masalah responsivitas masyrakat dalam hal program air minum
dan sanitasi lingkungan yang dilakukan oleh beberapa dinas terkait, peneliti telah
melakukan wawancara dengan pemerintah dan masyrakat terkait. Berikut ini
adalah hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti Aparat Desa:
“Kalau menurut saya sendiri selain selaku pemerintah setempat, saya
sangat antusias dalam melancarkan kegiatan ini. Sebab kami sendiri juga
menggunakan dan menkmati hasil dari program ini “(wawancara dengan
Bpk. I, 20 November 2019).
Dalam waktu yang bersamaan peneliti juga melakukan wawancara dengan
Ibu D terkait indikator responsivitas dalam program penyediaan air minum dan
sanitasi lingkngan di kecamatan Tomon i. Beliau mengungkapkan bahwa:
“Menurut saya si mbak, program nya udah bagus hanya saja kami sebagai
masyrakat selalu sulit dalam hal administrasi. Misalnya mbak masalah
pendaftaran, taulah mbak kami ini masih banyak yang tidak paham
dengan masalah teknologi “(Wawancara dengan Ibu D, 20 November
2019).
Berdasarkan pada hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan
beberapa informan di atas terkait indikator responsivitas dari grogram penyediaan
air minum dan sanitasi lingkungan oleh pemerintah kecematan Tomoni, dapat
dikatakan respon masiarakat terhadap program ini sudah bagus, hanya saja ada
beberapa hal yang harus pemerintah benahi seperti yang dikatakan responden
terkait masalah administrasi.
64
6. Ketepatan
Ketepatan dapat dikatakan apakah program kegiatan teersebut tepat atau
cocok dilaksanakan dilingkungan terkait atau tidak. Ketepatan juga dapat di
tafsirkan apakah program terkait tepat mengenai sasaran atau tidak. Dilihat dari
keadaan geografis masyrakat Tomoni program air bersih dan sanitasi sangat tepat
diadakan. Hanya saja persoalan ketepatan sasaran yang akan menjadi pembahasan
mendalam peneliti selanjutnya.
Berikut ini adalah wawancara peneliti dengan pihak PDAM terkait
masalah indikator ketepatan program penyediaan air minum dan sanitasi
lingkungan di Kecamatan Tomoni:
“Menurut kami sebagai pemerinntah dalam hal pemenuhan kebutuhan
dasar air minum sudah tepat sasaran menjangkau sampai pada masyarakat
level bawah. Meskipun masih banyak masyarakat yang mengeluh terkait
masalah meteran air yang rusak. Namun kami telah melakukan upaya-
upaya perbaikan seperti apa yang menjadi keluhan-keluhan masyarakat.
Upaya-upaya tersebut tentu akan selalu kami tindak lanjuti sesuai dengan
keadaan di lapangan”(wawancara dengan Bpk.E.S pada tanggal 19
November 2019).
Dilain pihak peneliti juga melakukan wawancara dengan Dinas kesehatan
terkait indikator ketepatan masalah sanitasi lingkungan yang telah dilakukan
sebagai bahan evaluasi jangka panjang. Berikut adalah hasil wawancaranya:
“Untuk urusan ketepatan sanitasi lingkungan kami perlu melakukan
koordinasi dengan Dinas PU yang melaporkan keadaan dan kondisi di
lapangan sebagai prasyarat untuk dapat dilakukan sanitasi lingkungan.
Sanitasi lingkungan yang telah dilakukan seperti pengadaan WC umum,
pembersihan selokan –selokan” (Wawancara dengan Ibu M pada tanggal
19 November 2019).
65
Sementara itu peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat
selaku penerima sasaran dari program penyediaan air minum dan sanitasi
lingkungan:
Terkait masalah penyediaan air minum PDAM yang telah dilakukan oleh
pihak PDAM menurut saya kurang tepat sasaran, masih banyak kami
warga yang mengeluhkan kualitas air PDAM yang berzat kapur. Sehingga
kami lebih cenderung menggunakan air sumur galian untuk air minum. Air
dari PDAM kami gunakan hanya untuk mencuci dan mandi.
Lebih lanjut Beliau menambahkan bahwa terkait masalah indikator
ketepatan terhadap program penyediaan air minum dan sanitasi lebih
cenderung dinikmati oleh masyarakat menengah ke atas. Banyak
masyarakat yang melakukan pendaftar lebih awal untuk pemesanan
pemasangan meteran air PDAM malah tidak ada tindakan lebih lanjut.
(wawancara dengan Ibu H ,19 N0vember 2019)
Berdasarkan hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan beberapa
informan penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa terkait indikator ketepatan
program penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan yang telah dilakukan oleh
pemerintah kecamatan Tomoni dapat dikatakan cukup tepat sasaran. Hal menjadi
indikator peneliannya adalah masih banyak masyarakat menengah ke bawah yang
belum dilayani dengan baik. Selain itu juga, masih sering terjadinya kerusakan
pada meteran air yang dikeluhkan oleh warga, meskinpun telah dilakukan upaya
perbaikan terhadap meteran air oleh pihak PDAM. Dari kesimpulan di atas maka
dapat peneliti bandingkan dengan berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang
dapat dijadikan referensi oleh peneliti yaitu, hasil dari penelitian Anggraeni pada
tahun 2017 yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional di Kabupaten Luwu, mengatakan bahwa berdasarkan survey lapangan
yang beliau dapat masih kurangnya ketersediaanya fasilitas yang belum berjalan
66
dengan baik. Sehingga keterjangkauan informasi belu m merata keseluruhan
lapisan masyarakat.
67
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan data yang telah di sajikan dan dianalisis
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan air minum dan sanitasi
lingkungan merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan hidup
masyarakaat yang ada di K abupaten Luwu Timur. Oleh karena itu, semua
program penyehatan lingkungan tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni untuk
menggerakan dan memfasilitasi masyarakat untuk membangun daerahnya
menjadi lebih sehat dari segi penyediaan air minum dan sanitasi lingkungan dalam
Undang- Undang No. 185 tahun 2014.
kebijakan publik dapat didefenisikan sebagai serangkaian kegiatan yang sadar,
terarah dan terukur yang dilakukan oleh pemerintah yang melibatkan para pihak
yang berkepentingan dalam bidang-bidang tertentu dalam mengarah pada tujuan-
tujuan tertentu, Program Penyediaan air minum dan sanitasi bertujuan untuk
meningkatkan jumlah fasilitas pada warga masyarakat yang kurang terlayani
termasuk masyarakat pada kalangan bawah.
Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Luwu Timur Provinsi Sulawesi
Selatan, tepatnya di Kantor Kecamatan Tomoni dan lima Desa satu kelurahan
yaitu kelurahan Tomoni, Desa Lestari, Desa Bayondo, Desa Kalpataru, Desa
Sumber Alam, Desa Ujung Baru dan Desa Rante Mario.
Dengan menggunakan indikator efektivitas, efesiensi, kecukupan, perataan,
responsifitas dan ketepatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
67
68
1. Masih banyak masyarakat menengah yang kebawah yang belum dilayani
dengan baik.
2. Masih sering terjadinya kerusakan pada meteran air yang dikeluhkan oleh
warga, meskipun telah dilakukan upaya perbaikan terhadap meteran air
oleh pihak PDAM.
3. Pengadaan stok barang yang sangat minim, sehingga dapat memperlambat
oprasional pemasangan air pam dirumah warga.
Tujuan dari adanya program penyediaan air minum dan sanitasi ini adalah
terciptanya masyarakat yang berperilaku hidup bersih dan sehat melalui
peningkatan akses masyarakat miskin pedesaan dan pinggiran kota yang
berkelanjutan dan dikelola secara efektif. Akan tetapi ada beberapa hambatan atau
masalah dalam pelaksanaan program tersebut yaitu: pelaksanaan teknis seperti
pengadaan stok barang yang memakan waktu cukup lama sehingga
memperlambat proses pelaksanaan kegiatan dalam hal pemasangan air pam dan
akses jaringan yang kurang,hal ini membuat jarak kelokasi susah dijangkau
sehingga masih belum merata keberbagai pelosok, meningkatkan kapasitas
masyarakat dan kelembagaan lokal dalam penyelenggaraan layanan air minum
dan sanitasi.Penerapan Penyediaan Air Minum dan Sanitasi merupakan program
Nasional yang dilanjutkan dan dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Luwu
Timur di wilayah Kecamatan Tomoni.
Program Penyediaan Air Minum di Kecamatan Tomoni ada 2(dua) macam
yang diterapkan di Kantor Kecamatan Tomoni dan Desa/ kelurahan Tomoni.
Pertama dalam bentuk Air Pam dan yang ke dua dalam bentuk Air Pamsimas
69
yang dikelolah oleh masyarakat setempat dan hanya ada di Desa Ujung Baru
Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur.
B. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, ada beberapa masalah yang
belum bisa dipecahkan. Sehingga peneliti memberikan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur harus lebih gencar lagi
melaksanakan sosialisasi dan memberikan pemahaman terkait
program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi, kegiatan atau program
baru yang akan diberikan kepada masyarakat baik secara langsung
maupun tidak langsung, seperti melalui media social dan media cetak.
2. Dalam menjalankan beberapa program sekaligus yang begitu banyak,
sebaiknya pihak Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur lebih
mengkondisionalkan lagi, untuk program yang hamper sama dengan
tujuan dan sasaranya akan lebih baik lagi diperbaharui kembali atau
sdihentikan sehingga tidak hanya menjadi wacana. Masyarakat sebagai
pelanggan atau pengguna jasa layanan seharusnya menyadari dan
memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi dan komunikasi
saat ini dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, sehingga program
layanan yang diberikan Kecamatan Tomoni Kabupaten Luwu Timur
dapat dimaksimalkan secara menyeluruh.
70
DAFTAR PUSTAKA
Referensi Buku
Abdurahmanson. 2018. Program Pamsimas Tidak dinikmati masyarakat di
Lutim.Celesonline.Pada tanggal 22 februari 2018.
(https://celebesonline.com)Diakses pada tanggal 18 Oktober 2018.
Afriadi, Wahyono, 2012. Partisipasi Masyarakat dalam Penyediaan Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS)di Kecamatan Simpur Kabupaten
Hulu Sungai Selatan. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota.Vol 8 No. 4.
Diakses pada tanggal 1 Februari 2019.
Afrilya,Rahmawati. 2014.Program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat di
Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo. Artikel Ilmiah Hasil
Penelitian Mahasiswa. Universitas Jember.
Amirullah .2012.Evaluasi Kebijakan Sistem Dukungan (SISDUK) Terpadu
Masyarkat Desa di Kecamatan Polong Bangkeng Utara Kabupaten
Takallar.Skripsi.Universitas Muhammadiyah Makassar.
Anggraeni, Faradiba. 2017. Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan
Nasional di Kabupaten Luwu.Skripsi. Universitan Hasanuddin.
Dunn,William. N.2012. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gadja
Mada University Press.
Edhy.2019. Warga Desa Ujung Baru Akhirnya Menikmati Listrik dan Air
Bersih.Radar Reportase News. Pada tanggal 25 Maret 2019
(http://radarreportasenews.com) Diakses pada tanggal 2019
Endang. 2015. Bersama Masyarakat Menuju Universal Acces Air Minum dan
Sanitasi. Pokja Ampl. 26 Januari 2015 (http://www.ampl.or.id) Di akses pada
tanggal 1 Februari 2019
Freeman, R. (2006). Learning in Public Policy.In M. Moran, M. Rein, & R.E.Goodin,
The Oxford Handbook of Public Policy (p.367). New York: Oxford
University Press. Di akses pada tanggal 10 Agustus 2019
Godin,R.E., Rein, M.,& Moran,&. M. (2006).The Public and its Policies.in M.
Moran, M. Rein, & R.E. Goodin, The Oxford Handbook ff Public Policy
(.New York: Oxford University Press. Di akses pada tanggal 10 Agustus
2019.
Haerul, Akib, H., &Hamdan.(2016).Implementasi Kebijakan Program Makassar
Tidak Rantasa di Kota Makassar.Jurnal Administrasi Publik, Vol 6 No. 2.
(http//ojs.unm.ac.id/index.php/iap/article/view/2477/1272). Di akses pada
tanggal 6 Agustus 2019.
Hr/hms.2013.39 Desa Ikut Seleksi Pamsimas II.Luwutimurkab.Pada tangga 27
November 2013. (http://www.luwutimurkab.go.id) Diakses pada tanggal 18
Oktober 2018.
Iskandar,J. (2012). Kapita Selekta Teori Administrasi Negara. Bandung: Puspaga.
70
71
Islamy.2014. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mahmudi, 2010.Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.
Malau. 2017. Evaluasi Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 196 Tahun 2015
Tentang Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) di Jakarta
Pusat.Skripsi.Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang.
Methasari.A, Subowo.A. 2016. Evaluasi Program Air Minum dan Sanitasi Berbasis
Masyarakat (Pamsimas) di desa Kebongulo Kecamatan Musuk Kabupaten
Boyolali. Journal of Public Policy And Management Revew. Vol 5 No. 2
Diakses pada tanggal 18 Februari 2019.
Nazar, Dkk. 2018.Evaluasi Keberhasilan Pengelolaan Program Air Minum dan
Sanitasi Berbasis Masyarakat di Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Teknik Sipil
Universitas Syiahkuala. Vol Special Issue No.
4.(http://new.pamsimas.org)Diakses pada tanggal 17 Oktober 2018
Nilasari, Dias. 2017. Analisis Peran Pemerintah Daerah Dalam Pemberdayaan
Masyarakat Pesisir di Desa Wawangiru Kecamatan Malili Kabupaten Luwu
Timur.Skripsi.Universitas Hasanuddin Makassar.
Ramdhani, M,A.,&Ramdhani. 2017. Konsep Umum Pelaksanaan Kebijakan Publik:
Jurnal Publik, Vol 11 No.2. (www. jurnal.uniga.ac.id).Diakses pada tanggal
12 Februari 2019.
Ranger,Park.2019.Evaluasi Kebijakan Publik (W.Duun).Scribd. pada tanggal 26
Maret 2019. (https://www.scribd.com).Diakses pada tanggal 12 Februari 2019
Sukma. 2018. Program Psamsimas 29 Desa di Luwu Timur Ikut
Terlibat.Komimfo.Pada tanggal 22 Februari 2018. (https://infolutim.com) Di
akses pada tanggal 1 januari 2019.
Thoha,M.(2012). Dimensi-dimensi Prima Ilmu Administrasi Negara. Jakarta: Raja
Grafindo.
Tri Astuti, R. & Rahdriawan, M. 2013.Evaluasi Pengelolaan Program Pamsimas di
Lingkungan Permukiman Kecamatan Mijen Kota Semarang.Jurnal Teknik
PWK, Vol 2 No. 4. (http://ejournal-undip.ac.id/index.php/pwk)Di akses pada
tanggal 10 Agustus 2019
Wahab,S.A. (2010). Pengantar Analisis Implementasi Kebijakan Negara. Jakarta:
Rineka.
Wahyudi,A. (2016).Implementasi Rencana Strategis Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Dalam Upaya Pengembangan Badan Usaha Milik
Desa di Kabupaten Kotawaringin Barat.Jurnal Ilmiah Administrasi Publik,
Vol 2 No.2. (http//ejournalfia.ub.ac.id/index/php/jiap/article/view/
566/851).Di akses pada tanggal 25 juli 2019.
Wibowo. 2016. Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers.
72
Adisasmita, Rahardjo, 2006. MembangunDesaPartisipatif.Yogyakarta:
PenerbitGrahaIlmu.
Hamisi, F.N. 2013.Partisipasi PolitikMasyarakatDalamPembuatanKebijakan
(SuatuStudiTerhadapMusyawarahRencana Pembangunan Di
KecamatanJailili).JurnalUnsrat.Di aksespadatanggal 20 Oktober 2019.
Perundang- undangan
Undang-undang Nomor 185 Tahun 2014 Tentang Percepatan Penyediaan Air Minum
dan Sanitasi
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata cara
penyusunan,Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Undang-Undang Dasar 1945
Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
top related