skrispsi pengaruh media video tentang jajanan sehat
Post on 29-Oct-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
SKRISPSI
PENGARUH MEDIA VIDEO TENTANG JAJANAN SEHAT
TERHADAP PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU ANAK
SD DALAM MEMILIH MAKANAN SEHAT
DI LINGKUNGAN SEKOLAH
OLEH :
RISKA DESTIA VERA
NIM: P05170116040
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
JURUSAN PROMOSI KESEHATAN
TAHUN 2020
ii
iii
iv
PERNYATAAN
Yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Riska Destia Vera
Temapat, Tanggal Lahir :Lubuk lintang, 04 desember 1996
NIM : P0 5170116 040
Judul Skripsi :Pengaruh Media Video tentang jajanan sehat
terhadap pengetahuan sikap dan perilaku anak sd
dalam memilih makanan sehat di lingkungan
sekolah
Menyataakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi ini adalah betul-betul hasil
karya saya dan bukan hasil karya orang lain. Demikian peneliti ini saya buat
dan apabila kelak dikemudian hari terbukti dalam pembuatan Skripsi ini ada
unsur penjiplakan, maka saya bersedia mempertangung jawabkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Bengkulu, juli 2020
Yang menyatakan
Riska Destia Vera
v
ABSTRAK
Jajanan menurut Food And Agricultare Organization (FA0) didefinisikan
sebagai makanan dan minuman yang di persiapkan dan dijual oleh pedagang atau
penjaja di jalan-jalan dan tempat keramaian umum lainnya yang dikonsumsi
ditempat atau konsumsi tanpa proses persiapan dan proses pengolahan lebih
lanjut. Jajan salah satu makanan siap saji yang ditemui di lingkungan sekolah dan
secara rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak sekolah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh media video tentang jajanan sehat dengan tingkat
pengetahuan sikap dan perilaku anak SD dalam memilih makanan sehat di
lingkungan sekolah.
Jenis penelitian ini adalah studi naratif deskriptif dengan pendekatan
literature review. Sampel yang digunakan adalah literatur sebanyak sebelas jurnal
dan dua buku jajanan sehat. Analisis data menggunakan metode naratif dengan
menglompokan data-data hasil penelitian yang sejenis sesuai dengan kriteria
inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan.
Hasil penelitian melalui tinjauan literature review didapatkan bahwa ada
pengaruh peningkatan pengetahuan pada anak sekolah dasar setelah diberikan ada
pengaruh media video tentang jajanan sehat dengan tingkat pengetahuan sikap dan
perilaku anak SD dalam memilih makanan sehat di lingkungan sekolah. Dalam
hal ini dapat disimpulkan peneliti bahwa pemilihan jajanan berperan penting pada
kebiasaan jajan anak dan kontribusi gizi jajanan berdampak pada status gizi anak,
sehingga ketersediaan jajanan di sekolah perlu mempertimbangkan determinan
pemilihan jajanan anak serta kontribusi gizi jajanan.
Diharapkan penelitian ini melalui studi literature dapat digunakan sebagai
referensi ilmu bahwa media video dapat dijadikan alternatif media pembelajaran
agar dapat mendukung siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
Kata kunci : Media video, Pengetahuan, Sikap, Pemilihan Jajanan sehat
vi
ABSTRACT
snacks according to the food and agricultare organization (FA0) are
defined as food and beverages that are prepared and sold by traders or vendors in
the streets and other public places which are consumed on the premises or
consumption without the process of preparation and further processingSnacks is
one of the fast foods found in the school environment and is routinely consumed
by most school children. This study aims to determine the effect of video media
about healthy snacks with the level of knowledge of attitudes and behavior of
elementary school children in choosing healthy food in the school environment.
This type of research is a descriptive narrative study with a literature
review approach. The sample used was eleven journals and two books of healthy
snacks. Data analysis using narrative method by grouping data research data
similar to the inclusion criteria then collected and summarized.
the results of the study through literature review found that there was an
influence of increasing knowledge in primary school children after being given
the influence of video media about healthy snacks with the level of knowledge of
attitudes and behavior of elementary school children in choosing healthy food in
the school environment. In this case, it can be concluded by researchers that the
selection of snacks is very important in the habits of children's snacks and the
contribution of snacks nutrition affects the nutritional status of children.
It is hoped that this research through the study literature can be used as a
science reference that video media can be an alternative learning media in order to
support students in improving learning outcomes
Keywords: Video Media, Knowledge, Attitude, Healthy Snack Selection
vii
BIODATA
Nama : Riska Destia Vera
Tempat, tanggal lahir : Lubuk Lintang, 04 Desember 1996
Alamat : Jl Bendungan lubuk lintang, Kab seluma Prov Bengkulu
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Riwayat Pendidikan : 1. TK Arahhudah
2. SDN 156 Seluma
3. SMPN 05 Seluma
4. SMA N 07 Seluma
5. Poltekkes Kemenkes Bengkulu
viii
MOTTO
Allah Selalu memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita
inginkan, Allah selalu memberi yang terbaik untuk hamba-Nya.
Semua akan baik-baik saja ketika kita menyertakan Allah didalamnya.
Bersyukur dengan apa yang telah diberi, bersabar dengan apa yang sedang
diuji, dan ikhlas dengan hal yang tak bisa dimiliki.
Tidak perlu menjelaskan dirimu pada siapapun, karna yang mencintaimu
tidak butuh itu dan yang membencimu tidak percaya itu (Ali bin Abi
Thalib)
Langit tidak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi.
Be a positive person, be your self and all is well.
ix
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan Skripsi Jurusan Promosi
Kesehatan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia saya ungkapkan rasa syukur yang teramat sangat dan terima
kasih kepada :
Allah SWT, karena hanya atas izin dan karunia-Nya Skripsi ini dapat
dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga kepada
Allah SWT penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a
yang dipinta.
Kedua orang tua tercinta (Bambang Irawan dan Nety Heryanti) yang selalu
memberi semangat, motivasi, dan do’a yang tiada hentinya untuk
kesuksesanku. Ucapan terima kasih saja tidak akan cukup untuk membalas
semua kebaikanmu, karena itu terimalah persembahan cinta untukmu apa
dan ama.
kakak tersayang (Defry Fernando) yang selalu memberi semangat dan
menghibur ketika saya mulai lelah.
Kepada dosen-dosen pembimbing saya Bunda linda, SST., M.Kes dan
Bunda Lisma Ningsih, SKM., MKM dan dosen-dosen penguji saya yang
telah membimbing saya dengan sabar, ikhlas, dan selalu berusaha
memberikan yang terbaik dalam membimbing saya dan menyelesaikan
skripsi ini.
x
Kepada semua dosen-dosen dan pengelola Poltekkes Kemenkes Bengkulu
khususnya dosen dan pengelola jurusan Promosi Kesehatan, terima kasih
atas segala ilmu dan pengalaman yang telah engkau berikan kepada kami.
Kepada sahabat-sahabat tercinta, yang mengetahui semua kekurangan saya
dan memilih tetap mencintai saya.Mety, Kamar cantik 1, Fida, richa, retno,
qodria, Rani terima kasih telah memberi semangat dan menemani
memperjuangkan skripsi ini.
Kepada kamu calon jodoh idaman yang semoga kita dijodohkan Destan,
terimaksih telah mendengar kelu kesa menghadapi skripsi ini dan sampai
bisa menyelesaikannya.
Teman-teman seperjuangan Promosi Kesehatan angkatan pertama, tidak
terasa empat tahun bersama kalian telah terlewati, dan semua kenangan ini
akan selalu membekas dihati. Semoga Allah selalu menjaga kita.
Keluarga asuh tercinta, Detri, Tika, Atika, Tiara, Khalifa,dan Prayudha,
yang selalu menanyakan sudah sejauh mana perkembangan skripsi saya.
Almamaterku
Terima kasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan Skripsi ini untk kalian semua orang-orang yang saya sayangi.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan di
masa yang akan datang.
xi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan Judul
“Pengaruh Media Video Tentang Jajanan Sehat Dengan Tingkat
Pengetahuan Sikap Dan Perilaku Anak SD Dalam Memilih Makanan Sehat
di lingkungan sekolah ”.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan dan bantuan
baik materi maupun nasehat dari berbagai pihak sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Darwis, S.Kp, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Linda, SST., M.Kes selaku Ketua Jurusan Promosi Kesehatan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu dan selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian kepada penulis dalam menyusun
Skripsi ini.
3. Lisma Ningsih, SKM., MKM selaku pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian kepada penulis
dalam menyusun Skripsi ini.
xii
4. Ismiati, SKM,. M.Kes selaku Penguji I yang telah banyak memberikan
pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian kepada penulis
dalam menyusun Skripsi ini.
5. Wisuda Andika M, SST,. M.Kes selaku Penguji II yang telah banyak
memberikan pengarahan dengan penuh kesabaran dan penuh perhatian kepada
penulis dalam menyusun Skripsi ini.
6. Seluruh dosen dan staf Prodi Promosi Kesehatan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu.
7. Orang tua, keluarga, dan sanak saudara tercinta yang telah banyak
memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis dan Teman-teman,
sahabat, dan pihak-pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
proposal Skripsi ini.
8. Semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan terhadap penyelesaian
proposal ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan proposal Skripsi
ini masih banyak terdapat kekeliruan dan kekhilafan baik dari segi penulisan
maupun penyusunan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan
dari berbagai pihak agar penulis dapat berkarya lebih baik dan optimal lagi di
masa yang akan datang.
Bengkulu, 2020
Penulis
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRAC ....................................................................................................... vi
BIODATA ....................................................................................................... vii
MOTTO .......................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
D. Manfaat Penulisan .......................................................................... 7
E. Keaslian Penelitian .......................................................................... 7
F. Ruang Lingkup ................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................... 10
1. Jajanan Sehat .......................................................................... 10
2. Anak Sekolah ......................................................................... 19
3. Pengetahuan Anak Sekolah .................................................... 21
4. Pendidikan Kesehatan ............................................................ 25
xiv
5. Video ...................................................................................... 30
6. Pengaruh Media videoTentang Jajanan Sehat Dengan
Tingkat Pengetahuan Anak Untuk Memilih Makanan
Sehat Pada Anak ..................................................................... 32
B. Kerangka Teori............................................................................. 38
C. Hipotesis ....................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................... 39
B. Definisi Operasional ...................................................................... 39
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 40
D. Waktu dan Lokasi Penelitian......................................................... 40
E. Instrumen dan Bahan Penelitian .................................................... 40
F. Pengumpulan Data ........................................................................ 40
G. Pengolahan Data ............................................................................ 41
H. Analisis Data ................................................................................. 42
I. Alur Pencarian Literatur ................................................................ 42
J. Etika Penelitian ............................................................................. 44
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................ 46
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 46
C. Pembahasan ................................................................................... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .................................................................................. 58
B. Saran ............................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 60
LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Keaslian Penelitian .............................................................................. 7
Tabel 2 Definisi Operasional .......................................................................... 39
Tabel 3 Hasil Review ....................................................................................... 45
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Kerangka Teori Penelitian ................................................................ 38
Bagan 2 Alur Pencarian Penelitian ................................................................. 42
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Organisasi Penelitian
Lampiran 2 Lembar Konsultasi Pembimbing I
Lampiran 3 Lembar Konsultasi Pembimbing II
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Curup Kabupaten Rejang Lebong
Lampiran 8. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di Puskesmas
Simpang Nangka Curup Kabupaten Rejang Lebong
Lampiran 9. Hasil Analisa Data
Lampiran 10. Master Tabel
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO (2018) penyakit yang ditularkan melalui makanan atau disebut
juga dengan penyakit bawaan pangan (Food Borne Diseases) merupakan
penyakit yang menular atau keracunan yang disebabkan oleh mikroba atau
agen yang masuk ke dalam badan melalui makanan yang di konsumsi. Public
Health Emergency Operation Center (PHEOC) Pada tahun 2017 berdasarkan
data dari Direktorat Kesehatan Lingkungan dan Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) mencatat KLB keracunan pangan berjumlah 163 kejadian, 7132
kasus dengan Case Fatality Rate (CFR) 0,1 %. Kecenderungan kejadian KLB
keracunan pangan sebagian besar masih bersumber dari pangan siap saji dan
berasal dari masakan rumah tangga (36 %) (Kemenkes RI, 2017)
Secara garis besar ada 3 kelompok bahaya pada pangan yakni, bahaya
biologi, bahaya kimia, dan bahaya fisik. Makanan yang terlihat sangat
menarik nilai asupan gizinya sudah tercukupi, namun didalam pengolahan
makanan terjadi pencemaran baik fisik, biologi ataupun kimia maka makanan
yang enak dan nikmatpun menjadi tidak aman bahkan sangat tidak layak
untuk dikonsumsi (Kemenkes, 2017).
Anak sekolah dasar merupakan salah suatu generasi penerus bangsa dan
negara untuk modal pembangunan, oleh karna itu kesehatannya perlu dijaga
dan ditingkatkan. Cara meningkatkan anak sekolah dasar yang berusia 6-12
1
2
tahun adalah dengan memperbaiki gizi pada makanannya. Gizi yang optimal
dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang sehat dan berkualitas,
cerdas dan memiliki fisik yang tanguh serta produktif disamping itu biasanya
anak akan mengkonsumsi segala jenis makanan agar asupan energi yang
dibutuhkan sesuai dengan energi yang dikeluarkan (Kemenkes RI, 2017).
Salah satu yang menjadi faktor penyebab diare anak karena anak
mengkonsumsi makanan yang tidak sehat, hygiene makanan yang buruk,
kebiasaan makan anak, benda-benda yang masuk kedalam mulut anak, serta
jajanan yang biasanya dikonsumsi disekolah. Kebiasaan jajan ini dapat
memperburuk keadaan gizi anak karena anak yang suka salah dalam memilih
jajanan, seperti makanan instan yang banyak mengandung pewarna serta
bahan pengawet selain itu kebersihan dari jajanan itu sangat diragukan
(Moehyi, 2017).
Keamanan pangan salah satu hal yang berpengaruh pada kesehatan
manusia. Makanan dapat menjadi media penularan penyakit apabila
terkontaminasi oleh patogen yang dapat menyebabkan penyakit bawaan (born
diasease), dimana kasus yang banyak terjadi adalah diare (Ruchiyat, 2017).
Makanan jajanan memegang peranan yang peranan yang penting untuk
mendukung dikalangan anak sekolah. Gizi yang didapatkan oleh seorang
anak melalui konsumsi makanan setiap hari berperan besar untuk kehidupan
anak sekolah tersebut. Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan
konsumsi zat gizi, contohnya masalah gizi mencangkup berbagai defisensi zat
gizi tersebut yang berakibat fisik maupun mental. Masalah ini bisa
3
diselesaikan secara efektif misalnya meningkatnya pengetahuan gizi dan
memberikan edukasi kepada anak tersebut (Rusliyanti, 2015).
Perkembangan biologis anak usia sekolah terjadi lebih lambat tetapi
pasti jika dibandingkan masa sebelumnya. Dari segi nutrisi, pada anak usia
sekolah terjadi sedikit defisiensi nutrisi. Anak sangat memiliki nafsu makan
yang besar setelah pulang sekolah dan memerlukan makanan kecil untuk
menunjang aktifitasnya seperti buah dan roti untuki menghindari makanan
yang berkalori seperti keripik dan permen (Wong, 2016).
Jajan merupakan salah satu makanan siap saji yang ditemui di
lingkungan sekolah dan secara rutin dikonsumsi oleh sebagian besar anak
sekolah. Menurut Widyakarya nasional pangan dan gizi (2018), jenis
makanan yang layak dikonsumsi anak seperti makanan yang bersih, tidak
mengandung bahan berbahaya seperti pengawat kimiawi dan makanan yang
masih baru atau tidak kadaluarsa berdampak terhadap kesehatan misalnya
anak dapat menderita diare, mual bahkan munta serta rasa pusing ketika
mengkonsumsi makanan tersebut.
Penelitian yang dilakukan siagan (2016) mengenai pengaruh media
visual video dan leaflet terhadap pengetahuan dan perilaku makanan jajanan
pada anak sekolah menyatakan terdapat perbedaan yang bermakna antara
pengetahuan dan perilaku konsumsi makanan jajanan pada anak sekolah
sebelum dan sesudah intervensi. Kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
penyuluhan gizi mengunakan media video mampu meningkatkan perilaku
gizi anak sekolah.
4
Perilaku jajanan anak dipengaruhi oleh pengetahuan gizi, sikap, serta
perilaku yang terkait dalam pengambilan keputusan pemilihan makanan
jajanan sehat. Anak terbentuknya perilaku akan dipengaruhi oleh
pengetahuan, sikap dan tindakan anak, masih kurang memadai, maka untuk
pemilihan makanan menjadi kurang tepat (Widyastuti, 2017).
Pengetahuan mengenai makanan sehat, salah satunya diperoleh dari
pendidikan. Pendidikan berasal dari kata didik yang bermakan ajar,
mengajarkan, memberikan suatu tambahan pengetahuan sehinga yang
awalnya tidak tau menjadi tau dan mengerti (Badudu, 2017).
Pendidikan tentang gizi bermakna memberikan pengetahuan pada
seseorang yang tidak tau atau kurang tau mengenai arti, fungsi dan
pentingnya gizi sehinga mereka paham dan mengerti (Suliha, 2017).
Pendidikan tentang gizi yang diberikan kepada anak sekolah dasar bertujuan
untuk memberikan pengetahuan makanan mana yang memiliki gizi yang akan
berpengaruh terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak. Penenanaman
pengetahuan gizi yang dilakukan terhadap anak sekolah dasar, diharapkan
dapat memberikan pengertian dan akan berguna saat anak dewasa sehingga
akan lebih selektif dalam memilih makanan, khusunyan makanan jajanan.
Kota Bengkulu pada tahun 2018 terjadi KLB keracunan makanan
dengan 29 penderita merupakan kelompok usia anak sekolah. Sedangkan,
untuk kasus diare yang ditangani berjumlah 4.124 kasus. Cakupan penemuan
dan penanganan diare sebesar 67,7%, dan penderita diare terbanyak di alami
oleh golongan umur kurang dari 15 tahun (Dinkes Kota Bengkulu, 2016).
5
Provinsi bengkulu terdiri dari 20 Puskesmas yang ada dikota bengkulu
berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kota Bengkulu,
menunjukan pernah terjadi diare yang diakibatkan oleh jajanan yang ada.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan pada tanggal 10 maret 2020 di
Puskesmas Basuki Rahmad terdapat 9 sekolah dasar yang ada. Dari ke 9
sekolah dasar tersebut SD 79, penyebab pernah terjadi diare pada anak
sekolah dasar dikarenakan seringnya mengkonsumsi makan yang belum
terjamin kebersihan dan kualitasnya. Dan SD 79 merupakan salah satu
sekolah dasar yang tidak memiliki kantin sehat dan masih banyak siswa
yang sering jajan diluar (Dinkes Kota Bengkulu, 2018).
Hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti dari 10 orang siswa
menunjukan bawa 60 % siswa kurang memahami tentang perilaku anak SD
dalam memilih makanan sehat di lingkungan sekolah hal ini dilihat dari
kurang pengetauan siswa mengenai jenis makanan sehat, bahan tambahan
makanan seperti pemanis buatan dan pewarna buatan. 40 % siswa sudah
mengetahui dan memiliki perilaku dalam memilih jajanan yang sehat di
Sekolah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fenomena yang terjadi
diatas peneliti tertarik untuk menjadikan suatu penelitian dengan mengambil
judul pengaruh media video tentang jajanan sehat dengan tingkat pengetahuan
sikap dan perilaku anak SD dalam memilih makanan sehat di lingkungan
sekolah.
6
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka
rumusan masalah terjadinya diare yang disebabkan oleh jajanan makanan
pada anak SD dengan penelitian ini adalah bagaimana rata-rata tingkat
pengetahuan, sikap dan perilaku anak untuk memilih makanan sehat
sebelum dan sesudah pemberian media video pada anak Sekolah Dasar Di
lingkungan sekolah. Apakah terdapat pengaruh media video tentang jajanan
sehat dengan tingkat pengetahuan sikap dan perilaku anak SD dalam
memilih makanan sehat di lingkungan sekolah.
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Tujuan study literature ini adalah untuk diketahui pengaruh media
video tentang jajanan sehat terhadap pengetahuan sikap dan perilaku anak
SD dalam memilih makanan sehat di lingkungan sekolah.
D. Manfaat Penelitian
1. Instansi Pelayanan Kesehatan
a. Puskesmas
Manfaat penelitian bagi puskesmas diharapkan dapat bermanfaat
dan menyediakan informasi yang membantu pihak pelayanan
kesehatan dalam membuat program dalam memilih jajanan sehat serta
disekolah.
7
b. Sekolah Dasar
Hasil penelitian diharapkan pada pihak sekolah agar dapat
memperhatikan jajanan yang diperjual belikan dilingkungan sekolah
serta guru menjalankan perannya tentang makanan yang baik bagi
kesehatan serta melarang anak untuk jajan sembarangan.
2. Bagi responden
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada responden akan pentingnya pengetahuan dan sikap untuk
memperbaiki perilaku dalam memilih makanan jajanan anak sekolah
dasar.
3. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini diharapakn mampu menambah pengetahuan dan
sebagai pengalaman dalam merealisasikan teori yang telah didapat
dibangku kuliah, khusunya mengenai pengaruh media video tentang
jajanan sehat dengan tingkat pengetahuan sikap dan perilaku anak SD
dalammemilih makanan sehat di lingkungan sekolah.
E. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian dapat digunakan pada membedakan penelitian yang
dilakukan sekarang dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
1. Miftahusa
adah 2016
Pengaruh
pendidikan
Tentang
Makanan
Jajanan
Metode penelitian
yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah quasy
experimental
Pendidikan
Tentang
Makanan
Jajanan
Menggunakan
Hasil analisis
tingkat
pengetahuan
siswa SD
mengenai
8
Menggunakan
Media
Video Digital
Terhadap
Pengetahuan
studydengan one
group pretest-
posttest design.
Media
Video Digital
Terhadap
Pengetahuan
pemilihan
makanan jajanan
menggunakan uji
analisis Paired
Sample
Testmenunjukan
nilai p=0,000.
Ada perbedaan
pengetahuan
tentang makanan
jajanan sebelum
dan sesudah
2. Lulut
Ratna
Siwi
(2017 )
Meningkatkan
perilaku
konsumsi
jajanan sehat
pada anak
sekolah melalui
media audio
visual
Penelitian ini
menggunakan
rancangan
penelitian
ekperimen semu
(quasy experiment)
yakni rancangan
penelitian yang
berupaya untuk
mengungkapkan
hubungan sebab
akibat dengan cara
melibatkan
kelompok kontrol
disamping
kelompok
eksperimen.
Meningkatkan
perilaku
konsumsi
jajanan sehat
pada anak
sekolah
melalui media
audio visual
Pengetahuan
pada siswa kelas
IV di SDN
Seduri 1
Balongbendo
Sidoarjo
meningkat
setelah diberikan
pendidikan
kesehatan
mengenai
jajanan sehat
dengan media
audio visual.
3. Andini
Santoso
2017
Peningkatan
pengetahuan
siswa mengenai
jajanan
Sehat
menggunakan
media minicard
Penelitian ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
menggunakan pre
experiment dengan
model one grup
pre-test post-test.
Peningkatan
pengetahuan
siswa
mengenai
jajanan
Sehat
menggunakan
media
minicard
Hasil penelitian
menunjukkan
bahwa balita
yang konsumsi
energinya
memiliki risiko
tinggi
berisiko 8,413
kali menderita
gizi kurang
dibandingkan
dengan balita
yang konsumsi
energinya
memiliki risiko
rendah (CI:
3,036-23,014),
balita yang
konsumsi
proteinnya
9
memiliki risiko
tinggi berisiko
6,091 kali
menderita gizi
kurang
dibandingkan
dengan
balita yang
konsumsi
proteinnya
memiliki risiko
rendah
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Jajanan Sehat
1. Definisi
Jajanan menurut Food and Agricultare Organization (FA0)
didefinisikan sebagai makanan dan minuman yang dipersiapkan dan dijual
oleh pedagang atau penjaja di jalan-jalan dan tempat keramaian umum
lainnya yang dikonsumsi di tempat atau konsumsi tanpa proses persiapan
dan proses pengolahan lebih lanjut (FAO, 2015).
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
942/Menkes/SK/VII/2017, makanan jajanan adalah makanan dan
minuman yang diolah oleh penjaja makanan di tempat penjualan dan
disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain
disajikan jasa boga, rumah makan atau restoran dan hotel. Makanan
jajanan memegang peranan yang sangat penting dalam memberikan
kontribusi tambahan untuk kecukupan gizi, khususnya energi.
Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia.
Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara
pengolahannya. Pola makan atau kebiasaan makan dikenal oleh
masyarakat. Pola makan mempengaruhi penyusunan menu.Jika menyusun
menu atau hidangan perlu diperhatikan kebutuhan zat gizi untuk hidup
sehat dan tumbuh kembang. Kecukupan zat gizi sangat berpengaruh pada
kesehatan dan kecerdasan, maka pengetahuan dan kemampuan dalam
10
11
mengelola makanan yang sehat adalah suatu hal yang sangat penting
(Santoso, 2017).
2. Pengaruh Rasa dan Prefensi Makanan
Sejak sekitar umur 5 tahun, anak-anak cenderung makan
berdasarkan isyarat-isyarat sosial seperti orang dewasa, tidak meregulasi
asupan energi mereka menurut kebutuhannya seperti kebanyakan bayi dan
todler. Ini berarti mereka makan ketika orang lain makan, pun jika mereka
tidak sedang merasa lapar dan makan, pun jika mereka tidak sedang
merasa lapar dan makan lebih banyak makanan-makanan yang sangat
mereka sukai.
Banyak anak terus lebih menyukai makanan-makanan yang sudah
familier dari pada mencoba makanan baru. Mereka perlu di motivasi untuk
mencicipi makanan-makanan baru. Penelitian di bidang ini (Cooke, 2016)
terus menunjukkan faktor-faktor berikut:
1) Anak-anak secara bawaan lebih menyukai makanan yang manis, asin,
dan padat-energi.
2) Ketersediaan dan aksebilitas makanan serta prefensi ratu adalah
determinan-determinan paling penting dari pilihan dan konsumsi anak
terhadap makanan tertentu.
3) Karena orang tua dan pengasuh bertanggung jawab atas makanan yang
ditawarkan kepada anak-anak, mereka m
4) empunyai kekuasaan untuk memengaruhi dan mengubah kebiasaan
makan anak.
12
5) Kontrol orang tua atas apa dan seberapa banyak yang dapat dimakan
anak memengaruhi prefensi makanan tetapi kadang-kadang secara
kontra produktif. Membatasi sebuah makanan, misalnya cokelat, justru
dapat membuatnyasemakin menarikdan kemungkinan besar akan
dipilih dan dimakan di dalam situasi-situasi di aman orangtua tidak
ada.
6) Orang tua adalah tokoh panutan kunci anak-anak meniru perilaku
makannya sendiri dari pengamatan mereka terhadap perilaku makan
orangtuanya.
7) Sejak umur 7 tahun, preferensi dan perilaku kelompok sebaya mulai
mempunyai pengaruh lebih besar pada pemilihan makanan anak.
8) Berapa kali anak dipapari sebuah makanan akan meningkatkan
kemungkinan mereka untuk mencoba makanan itu dan setelah itu
belajar untuk menyukainya. Anak-anak di mana lebih banyak buah dan
sayuran ditawarkan.
3. Jenis Makanan Jajanan
Makanan jajanan dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu:
Makanan utama atau main dish, contohnya nasi rames, nasi rawon, nasi
pecel, dan lain sebagainya. Makanan snacks, contohnya kue-kue, onde-
onde, pisang goreng, dan lain sebagainya. Minuman, contohnya es teler,
es buah, teh, kopi, es dawet, dan lain sebagainya. Buah-buahan segar
seperti mangga, durian, jeruk, dan lain sebagainya (Winarno, 2016).
13
4. Kriteria Makanan Jajanan
Kriteria makanan jajanan dikelompokkan menjadi dua, yaitu
jajanan sehat dan jajanan tidak sehat. Jajanan sehat merupakan jajanan
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut bebas dari lalat, semut, dan kecoa,
serta binatang lain yang dapat membawa kuman penyakit; bebas dari
debu dan kotoran; makanan yang dikukus, direbus, atau digoreng
menggunakan panas yang cukup, sehingga tidak setengah matang,
disajikan dengan menggunakan wadah yang bersih dan sudah dicuci
terlebih dahulu sebelum digunakan, kecuali makanan jajanan yang
dibungkus dengan plastik atau daun; mengambil makanan jajanan yang
terbuka hendaklah dilakukan dengan menggunakan sendok, garpu, atau
alat yang bersih lainnya, jangan mengambil dengan menggunakan
tangan. Demikian pula lap kain yang digunakan untuk mengeringkan
alat-alat agar selalu tetap bersih.Jajanan sehat juga harus bebas dari
bahan kimia berbahaya seperti boraks, formalin, zat pengawet, zat
pewarna dan pemanis buatan (Sihadi, 2017).
Jajanan dikatakan tidak sehat jika menggunakan bahan kimia yang
dilarang, seperti pengawet, pengganti rasa manis (sakarin, siklamat),
pewarna, bumbu penyedap masakan atau MSG yang berlebihan, air yang
dimasak dengan tidak matang, bahan makanan yang sudah busukdan
bahan makanan yang tidak dihalalkan oleh agama (Sihadi, 2017).
14
Makanan-makanan yang disarankan dari kelima kelompok
makanan untuk anak usia sekolah.
1) Kelompok I Roti ,nasi, kentang, pasta, dan makanan berzat tepung
lainnya1
1 roti gandum utuh atau roti putih, muffin,roll, atau panekuk
Semangkuk kecil 4-9 sendok makan sereal sarapan cereal, 7-10
sendok makan sereal panas seperti bubur ysng dibuat dengan susu, 4-
7 sendok makan nasi atau pasta butir kentang sebesar telur atau 3-6
sendok makan kentang lumat 2-4 roti kering atau kreker.
2) Kelompok 2: Buah dan sayuran
1butir apel, jeruk,pisang, 5-12 butir smallberies atau anggur, 3-6
sendok makan buah yang dimasak segar, direbus, atau dilumatkan, 2-
4 sendok makan sayuran segar atau dimasak.
3) Kelompok 3: Susu, keju, dan Yogurt
150-200 ml susu sapi penuh sebagai minuman, wadah kecil (125ml)
yogurt atau fromage frais, 3-6 sendok makan keju parut, Keju dalam
roti lapis (sandwich) atau sepotong pizza, 100-180 ml custard atau
puding susu.
4) Kelompok 4: Daging, ikan, telur, kacang-kacangan, dan biji-bijian
3-6 sendok makan daging tanpa lemak, ikan, atau daging unggas
giling, cincang, atau dipotong dadu 1 butir telur utuh 3-7 sendok
makan biji-bijian lumat (kacang polong, kacang buncis, lentil,
15
hummus, dhai), 1-1 sendok makan selai kacang atau 2 sendok
makan kacang giling.
5) Kelompok 5: Makanan tinggi-lemak dan tinggi-gula
1-1 potong biskuit digestif atau 2-4 potong biskuit kecil 1 iris keik
ukuran sedang 1 sendok teh mentega, mayones, atau minyak 1
sendok teh selai, madu, atau gula 4-6 potong camilan garing atau
permen1 batang cokelat ukuran kecil.
5. Perilaku Jajanan Anak Prasekolah
Anak-anak prasekolah sering dianggap sedang memasuki fase
“tidak senang makan”. Hal ini membuat orangtua menjadi was-was
sehingga setiap kali anaknya tidak mau makan, mereka segera
membawanya ke dokter. Dokter biasanya memberi obat penambah
nafsu makan atau vitamin-vitamin. Berbagai cara membuat anak mau
makan :
1) Orangtua hendaknya memperhatikan porsi yang pantas untuk anak,
tidak perlu porsi maksimum disajikan dalam sekali makan. Cobalah
untuk menguranginya sehingga ketika anak berhasil menghabiskan
porsi tersebut dia akan merasa bangga. Anak perlu kita puji atas
prestasinya itu dan langsung bisa ditawarkan porsi tambahan.
(Sihadi, 2017).
2) Dengan mengijinkan anak mengambil sendiri porsi yang dia
kehendaki. Ini akan membuat anak merasa dihormati dan
16
mempunyai hak sama dengan orangtuanya saat berada di meja
makan.
3) Bila selama berhari-hari, konsumsi makan anak dirasakan sangat
kurang maka orangtua harus segera mencari penyebabnya. Kadang-
kadang lingkungan situasi makan memang tidak membangkitkan
selera sehingga kita harus mengubahnya supaya anak kembali mau
makan.
4) Untuk memperkenalkan jenis makanan baru pada anak prasekolah,
orang tua harus memilih saat yang tepat. Makanan baru hendaknya
disajikan ketika anak sedang lapar. Kondisi lapar akan membuat
anak merasakan bahwa makanan baru tersebut benar-benar
memenuhi seleranya. Cara ini bisa dicoba untuk memperkenalkan
makanan apa saja termasuk sayur-sayuran yang konon tidak disukai
anak. Tidak semua makanan yang diperkenalkan pada anak
prasekolah musti disukai. Perlu diketahui, setiap individu
mempunyai bakat untuk tidak menyukai satu atau dua jenis
makanan, dan hal ini normal. Oleh karena itu orangtua jangan
terlalu memaksakan kalau anaknya tidak suka salah satu jenis
makanan. Tidak mudah untuk menjelaskan mengapa satu jenis
makanan disukai sedang jenis yang lain tidak disukai. Adaorang
yang sama sekali tidak menyukai air jeruk manis tetapu dia suka air
jeruk tanpa gula atau tidak manis. Ketika ditanya mengapa dia
mempunyai kecenderungan seperti itu, jawabnya adalah bahwa
17
dulu ketika masih kecil dia selalu dipaksa orangtuanya minum
minyak ikan yang dicampur air jeruk manis. Akhirnta smapai
dewasa terbawalah sugesti, air jeruk manis pasti berbau anyir
minyak ikan.
5) Bila anak tidak menyukai banyak jenis makanan, ini tentu cukup
merepotkan. Misalnya, anak sama seklai tidak mau makan segala
macam sayuran. Kalau ekonomi rumah tangga memungkinkan,
maka buah-buahan harus selalu disediakan di atas meja makan.
Konsumsi buah ini sanagt berguna untuk mensubstitusi vitamin dan
mineral pada sayuran yang tidak disukai (Sihadi, 2017).
6. Dampak Janjanan Tidak Sehat
Faktor-faktor yang memperburuk keadaan gizi anak sekolah pada
umumnya dalam hal pemilihan makanan yang seringkali anak salah
memilih makanan yang tidak sehat.Kebiasaan jajan es, gula-gula atau
makanan yang nilai gizinya kurang serta anak yang susah makan. Pada
dasarnya anak harus dibiasakan untuk memilih makanan yang baik
sehingga efek samping dari konsumsi jajanan dapat dikendalikan
sepertinya terjadi diare pada anak-anak (Moehyi, 2017)
Anak sekolah cenderung memilih membeli jajanan dipedagang
kaki lima yang ada disekolah maupun diluar sekolah daripada harus
membawa bekal dari rumah. Anak usia 9-11 tahun merupakan usia
yang sudah mulai banyak berhubungan dengan orang-orang luar.
Mereka cenderung mulai menyesuaikan dengan lingkungan baru dalam
18
kehidupannya, salah satunya perilaku jajan. Selain itu mereka lebih
menyukai membeli jajan dipedagang keliling daripada membawa bekal
dari rumah. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jajanan yang banyak
dijumpai dilingkungan sekolah dan rutin dikonsumsi sebagian besar
anak sekolah. Bahkan berapapun uang jajan anak dihabiskan untuk
membeli makanan yang kurang memenuhi standar gizi (Adriani, 2012)
Berdasarkan penelitian Almanfaluthi (2015) anak-anak SD dalam
mengkonsusmi jajanan didapatkan sebuah kebiasaan yang sering
dilakukan oleh anak. Anak-anak sekolah lebih menyukai jajan diluar
lingkungan sekolah karena makanan yang dijual terasa lebih enak,
menarik dan bervariatif sehingga membangkitkan selera makan anak-
anak. Setelah dilakukan penelusuran dalam penelitian yaitu ketika
anak-anak SD jajan makanan diluar sekolah, ditemukan penjual
makanan yang kurang memperhatikan kebersihan dari makanan yang
dijual. Begitu juga dikantin sekolah yang kurang terjaga kebersihannya
yang dapat menyebabkan terjadinya diare pada anak-anak.
7. Membentuk Pola Makan
Membentuk pola makan anak prasekolah bukanlah urusan yang
mudah.Seorang ibu mengeluh anaknya terlalu banyak makan keripik
kentang. Ibu tersebut sadar bahwa keripik kentanghanyalah makanan
padat kalori tetapi hanya sedikit mengandung vitamin atau protein,
sehingga dia khawatir anaknya akan kurang gizi. Untuk
mengatasinyaseperti ini, sebagai orangtua yang tahu akan kesehatan
19
anaknay tidak akan menjadikan keripik kentang sebagai suatu
makanan yang tersedia di rumah. Bila setiap hari ada keripik kentang
di rumah, maka makanan tersebut akan menjadi semecam kebutuhan
yang harus selalu ada di meja makan. Anak-anak yang berusia 3-4
tahun akan mempunyai persepsi bahwa keripik kentang merupakan
menu harian yang harus dikonsumsi.
Banyak orangtua bingung menentukan pola makan yang baik
untuk akan-anaknya. Informasi gizi sebenarnya sudah banyak tersebar
melalui berbagai media massa. Oleh karena itu, orangtua bisa menilai
dirinya sendiri apakah pola makan mereka saat ini sudah memenuhi
anjuran gizi yang seimbang. Kalau orangtua sudah menerapkan gizi
seimbang, makan tibggal menerapkannya pada anak-anaknya yang
masih dalam usia prasekolah. Kebiasaan makan yang baik, yang
ditanamkan sejak anak masih kecil, akan berbekas sampai usia dewasa
kelak.
Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam membentuk
pola mkana yang baik adalah menciptakan situasi lingkungan yang
nyaman.Hal ini dapat meningkatkan gairah makan dan membuat anak-
anak menyukai makanan yang disajikan.Bila orangtua memandanf
makan bersama dianggap penting, maka kursi makan untuk anak
prasekolah jangan disamakan dengan kursi untukorang dewasa.Jangan
smapai anak merasa kesulitan meraih makanan di mejamakan karena
ukuran kursi yang tidak sesuaidengan keadaan fisiknya.
20
Alat-alat makan, seperti piirng, sendok, garpu, dan cangkir
untuk anak-anak sebaimhay dari bahan plastik yang tidak mudah
pecah. Anak-anak akan mempunyai rasa bersalah bila dalam suasana
makan bersama tiba-tiba dia memecahkan gelas. Perasaan bersalah ini
dapat menghilangkan nafsu makannya (Sihadi, 2017).
Anak-anak prasekolah kadang-kadang mengalami kesulitan
dalam mengunyah daging karena gigi mereka belum siap.Tak heran
bila mereka ogah-ogahan makan daging tetapi lahap kalau diberi
burger.Burger ataupun daging cincang yang mempunyai tekstur lebih
lembut memang cocok untuk anak prasekolah.
Pada umumnya, anak-anak prasekolah tidak menyukai cita rasa
yang menyengat.Mereka suaka makanan yang tidak terlalu asin
(setengah rasa asin pada makanan oarng dewasa).Bila ketidaksukaan
pada garam yang berlebihan ini dapat dipertahankan sampai
dewasa.Tentu saja banyak keuntungan yang dapat diambil.Ahli gizi
kesehatan banyak yang menyarankan bahwa pengurangan konsumsi
garam bermanfaat untuk mencegah penyakit degenerative (Sihadi,
2017).
B. Anak Usia Sekolah
1. Definisi
Anak usia sekolah disebut juga periode intelektualitas, atau
keserasian bersekolah. Pada umur 6-7 tahun seorang anak dianggap
sudah matang untuk memasuki sekolah.Periode Sekolah Dasar terdiri
21
dari periode kelas-kelas rendah (6-9 tahun), dan periode kelas tinggi
(10-12 tahun) (Kemenkes RI, 2017).
Sekolah dapat memperluas dunia anak dan merupakan transisi
dari kehidupan yang secara relatif bebas bermain. Anak pada usia
sekolah menuntut kebutuhan dan kehidupan yang menantang.
Kemampuan kognitif, fisik, psikososial, dan moral dikembangkan,
dipeluas, disaring, dan disinkronisasi, sehingga individu dapat menjadi
anggota masyarakat yang diterima dan menjadi seorang yang produktif
(Potter & Perry, 2015).
Lingkungan pada anak usia sekolah memiliki dampak
signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain.
Anak mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya
masa kanak-kanak, dan menggabungkan diri ke dalam kelompok
sebaya, yang merupakan hubungan dekat pertama di luar kelompok
keluarga (Wong, 2016).
2. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Usia antara 6-12 tahun adalah usia anak duduk di sekolah
dasar. Pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah,
sehingga anak-anak mulai masuk kedalam dunia baru, dimana mulai
banyak berhubungan dengan orang-orang diluar keluarganya dan
berkenalan dengan suasana dan lingkungan baru dalam hidupnya. Hal
ini dapat mempengaruhi kebiasaan makan mereka.Kegembiraan di
22
sekolah menyebabkan anak-anak sering menyimpang dari kebiasaan
waktu makan yang sudah diberikan kepada mereka (Moehji, 2017).
Anak sekolah dasar senang bergerak dan dapat duduk dengan
tenang paling lama 30 menit. Dalam pergaulan dengan kelompok
sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialiasi.
Seperti belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan,
belajar tidak tergantung pada orang lain dan diterima di
limgkungannya, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing
dengan orang lain secara sehat dan sportif (Notoatmodjo, 2017).
Anak usia sekolah biasanya banyak memiliki aktivitas bermain
yang menguras banyak tenaga, dengan demikian terjadi
ketidakseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang
keluar. Akibatnya tubuh anak menjadi kurus, untuk mengatasinya
dengan mengontrol waktu bermain anak sehingga anak memiliki
waktu istirahat yang cukup.Kurangnya nafsu makan disebabkan
banyak jajan, untuk meningkatkan dapat diberikan obat nafsu makan
sesuai dosis yang dianjurkan. Makanan jajanan yang kurang
mengandung nilai gizi dan kebersihannya kurang terjaga, maka akan
menimbulkan dampak yang mreugikan kesehatan (Lisdiana, 2017).
C. Pengetahuan Anak Usia Sekolah
1. Definisi
Pengetahuan makanan dan kesehatan adalah penguasaan anak
sekolah dasar tentang makanan bergizi seimbang, kebersihan dan
23
kesehatan makanan serta penggunaan bahan tambahan makanan dalam
makanan jajanan. Pengetahuan tentang makanan atau jajanan sehat
adalag Makanan jajanan memiliki peranan antara lain memenuhi
kebutuhan energi karena aktivitas fisik di sekolah yang tinggi,
pengenalan berbagai jenis makanan jajanan akanmenumbuhkan
penganekaragaman pangan sejak kecil (Khomsan, 2017).
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2017).
1) Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Yang termasuk pengetahuan ini adalah
bahan yang di pelajari atau rangsang yang diterima.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat meng-
interprestasikan suatu materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggambarkan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi sebenarnya (riil). Aplikasi disini dapat diartikan
24
penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabatkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetap masih dalam
kaitannya suatu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari pengunaan kata-kata kerja.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis merujuk pada suatu kemampuan untuk menjelaskan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru.Bisa diartikan juga sebagai kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari formasi-formasi yang ada.
6) Evalusi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
penelitian terhadap suatu obyek.Penelitian ini berdasarkansuatu
kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-
kriteria yang telah ada.
2. Pengetahuan Mengenai Makanan Jajanan
Pengetahuan mengenai makanan jajanan adalah kepandaian
memilih makanan yang merupakan sumber zat-zat gizi dan kepandaian
dalam memilih makanan jajanan yang sehat. Pengetahuan (knowledge)
adalaha hasil pengetahuan dari manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaan “what”, misalnya apa, apa manusia, apa alam,dan
25
sebagainya. Pengetahuan secara perorangan maupun bersama ternyata
langsung dalam dua bentuk dasar yang sulit ditentukan mana kiranya
yang paling “asli” atau manayang paling berharga dan yang paling
manusiawi. Bentuk satu adalah mengetahui saja dan untuk menikmati
pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia (Notoatmodjo, 2017).
Pengetahuan gizi anak sangat berpengaruh terhadap pemilihan
makanan jajanan.Pengetahuan anak dapat diperoleh baik secara
internal maupun eksternal.Pengetahuan secara internal yaitu
pengetahuan yang berasal dari dirinya sendiri berdasarkan pengalaman
hidup. Pengetahuan secara eksternal yaitu pengetahuan yang berasal
dari orang lain sehingga pengetahuan anak tentang gizi bertambah
(Solihin, 2017).
3. Pengukuran Pengetahuan
Menurut Arikunto (2017) pengetahuan seseorang dapat
diketahui dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif:
1) Baik : hasil persentase 76%-100%
2) Cukup: hasil persentase 56%-75%
3) Kuranghasil persentase < 56%
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
Menurut Sukanto (2017), faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan, antara lain :
1) Tingkat Pendidikan
26
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat.
2) Informasi
Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak
akan mempunyai pengetahuan lebih luas.
3) Budaya
Tingkah laku manusia atay kelompok manusia dalam memenuhi
kebutuhan yang meliputi sikap dan kepercayaan.
4) Pengalaman
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah
pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat informal.
D. Pendidikan Kesehatan (PENKES)
1. Definisi
Menurut Indah, (2015) Pendidikan kesehatan merupakan suatu
proses perubahan pada diri seseorang dengan maksud untuk mencapai
derajat sehat. Tujuan dari pendidikan kesehatan adalah mengubah
perilaku yang tidak sehat menjadi sehat baik pada individu, kelompok,
dan masyarakat.. Proses pembelajaran yang melibatkan interaksi guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Siswa sebagai subjek
dalam pembelajaran pendidikan kesehatan diharapkan mampu
menerapkan hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. Guru sebagai
pendidik seharusnya mampu mewujudkan perubahan perilaku siswa
yang memiliki tanggung jawab terhadap kesehatan diri siswa sendiri.
27
Tanggung jawab terhadap kesehatan dapat dilihat melalui perilaku
siswa dalam kebiasaan (behaviorsm) pada kehidupan sehari-
hari.Perubahan perilaku sehat melalui pendidikan kesehatan bukan
sekedar mentransfer ilmu pengetahuan dan sikap dari guru, tetapi
bagaimana siswa dapat berperilaku dengan mewujudkan keseimbangan
antara lingkungan, perilaku, dan manusia.
Pendidikan kesehatan adalah istilah yang diterapkan pada
penggunaan proses pendidikan secara terencana untuk mencapai tujuan
kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi dan kesepakatan belajar
atau aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan (Notoatmodjo,
2015).
Sedangkan menurut Suliha (2017) Pendidikan kesehatan
adalahproses perubahan perilaku secara terencana pada diri
individu,kelompok atau masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam
mencapaitujuan hidup sehat.
Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang
dinamis, di mana perubahan tersebut bukan sekedar proses transfer
materi atau teori dari seseorang ke orang lain dan bukan pula
seperangkat prosedur, akan tetapi perubahan tersebut terjadi karena
adanya kesadaran dari dalam individu, kelompok, atau masyarakat itu
sendiri.
28
2. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan
Tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan secara umum yaitu
untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat dalam bidang
kesehatan. Selain hal tersebut, tujuan dan manfaat pendidikan
kesehatan ialah:
1) Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
4) Agar penderita (masyarakat) memiliki tanggung jawab yang lebih
besar pada kesehatan (dirinya).
5) Agar orang melakukan langkah-langkah positif dalam mencegah
terjadinya sakit, mencegah berkembangnya sakit menjadi parah
dan mencegahpenyakit menular.
6) Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat bagi pribadi,
keluarga dan masyarakat umum sehingga dapat memberikan
dampak yang bermakna terhadap derajat kesehatan masyarakat.
7) Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan
terhadap berbagai penyakit yang disebabkan oleh perubahan gaya
hidup dan perilaku sehat sehingga angka kesakitan terhadap
pnyakit tersebut berkurang (Notoatmodjo, 2017, Suliha, 2017)
dalam tulisan (Akhzul Razak, 2016).
29
3. Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Kesehatan
1) Metode ceramah
Ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara
lisan atau penjelasan langsung pada sekelompok peserta didik.
2) Metode diskusi kelompok
Diskusi kelompok ialah percakapan yang direncanakan atau
dipersiapkan diantara tiga orang atau lebih tentang topik
tertentudengan seorang pemimpin, untuk memecahkan suatu
permasalahan serta membuat suatu keputusan.
3) Metode panel
Panel adalah pembicara yang sudah direncanakan di depan
pengunjung tentang sebuah topik dan diperlukan tiga panelis atau
lebih serta diperlukan seorang pemimpin. Dalam diskusi panel
audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan sebagai
peninjau para panelis yang sedang berdiskusi.
4) Metode forum panel
Forum panel adalah panel yang didalamnya pengunjung
berpartisipasi dalam diskusi, misalnya audiens disuruh untuk
merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.
5) Metode permainan peran
Bermain peran adalah metode pembelajaran sebagai bagian
darisimulasi yang diarahkan untuk mengkreasikan peristiwa
30
sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-
kejadian yang mungkin muncul pada masa mendatang.
6) Metode simposium
Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu
persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan
keahlian.Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang
masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan
pembacaan kesimpulan.
7) Metode demonstrasi
Metode Demonstrasi adalah metode penyajian pembelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya
atau hanya sekadar tiruan (Akhzul Razak, 2016).
4. Media atau Alat Bantu Pembelajaran Dalam Pendidikan
Kesehatan
Alat bantu pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan
olehpendidik dalam menyampaikan bahan pengajaran dan biasanya
dengan alat peraga pengajaran. Alat peraga pada dasarnya dapat
membantu sasaran pendidik untuk menerima pelajaran dengan
menggunakan panca inderanya.Semakin banyak indera yang
digunakan dalam menerima pelajaran semakin baik penerimaan
pelajaran (Suliha, 2017).
31
Macam-macam media atau alat bantu tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman
suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak
mengandung unsur suara, seperti film slide, foto, transparansi,
lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti
media grafis.
3) Media audio visual, yaitu jenis media yang selain mengandung
unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat,
misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik.
4) Media atau alat bantu berdasarkan pembuatannya
a) Alat bantu elektronik yang rumit, contohnya: film, film slide,
transparansi. Jenis media ini memerlukan alat proyeksi khusus
seperti film projector, slide projector, operhead projector
(OHP).
b) Alat bantu sederhana, contohnya: leaflet, model buku
bergambar, benda-benda nyata (sayuran, buah-buahan), papan
tulis, film chart,video, boneka, phanthom, spanduk. Ciri-ciri
alat bantu sederhana adalah mudah dibuat, mudah memperoleh
bahan-bahan, ditulis atau digambar dengan sederhana,
32
memenuhi kebutuhan pengajar, mudah dimengerti serta
tidakmenimbulkan salah persepsi (Akhzul Razak, 2016).
E. Video
1. Pengertian
Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi
guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran dapat
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat
memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar. (Anissatul
Mufarokah, 2015).
Video adalah gambar-gambar dalam frame di mana frame demi
frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga
pada layar terlihat gambar itu hidup. Media ini pada umumnya
digunakan untuk tujuan-tujuan hiburan, dokumentasi, dan pendidikan.
Video dapat menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan
konsep-konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat
atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap (Soekirman,
2016).
Videoadalah gambar yang berisi informasi pada kertas
berukuran besar, yang ditempelkan di dinding atau tempat-tempat
tertentu agar dapat di lihat oleh banyak orang.Videobermanfaat untuk
33
memberikan pemahaman tentang suatu informasi kepada banyak orang
atau para pembaca mengenai apa yang ingin di sampaikan oleh
pembuat Videomenggunakan gambar dan kata-kata yang singkat,
sederhana dan jelas (Soekirman, 2016).
2. Video Sebagai Media Promosi Kesehatan
Media pendidikan kesehatan adalah semua sarana atau upaya
untuk menampilkan pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh
komunikator, baik itu melalui media cetak, elektronik dan media luar
ruang, sehingga sasaran dapat meningkat pengetahuannya yang
akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah positif terhadap
kesehatan (Notoatmodjo, 2015).
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu
pendidikan, alat-alat tersebut merupakan alat untuk memudahkan
penyampaian dan penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat
(Fitriani, 2017).
3. Fungsi Media Video
Berdasarkan pengertian media video yakni media yang
mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat,
media ini paling lengkap, maka tujuan dari media video adalah untuk
menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik
mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena
sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata, digunakan untuk
menyerap informasi itu.
34
Menurut Cheppy Riyana (2007:6) media video pembelajaran
sebagai bahan ajar bertujuan untuk :
a. Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak
terlalu verbalistis
b. Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta
didik maupun instruktur.
c. Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
d. Dalam menggunakan media video ini selain mempunyai tujuan
juga mempunyai fungsi sehingga proses dalam pembelajaran akan
sesuai dengan yang diharapkan.
6. Pengaruh Media video Tentang Jajanan Sehat Dengan Tingkat
Pengetahuan Anak Untuk Memilih Makanan Sehat Pada Anak
Anak usia sekolah merupakan suatu kelompok generasi penerus
bangsa yang mempunyai potensi dalam memajukan pembangunan di masa
yang akan datang. Pembentukna kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dimulai sejak pada masa sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas saat
mencapai usia yang produktif. Mengingat anak sekolah merupakan
generasi penerus bangsa, salah satu hal pentingyang menjadi perhatian
serius saat ini adalah pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) (BPOM RI,
2016).
Bahaya yang mengancam kesehatan anak sekolah akibat perilaku
jajan harus diperhatikan oleh semua pihak seperti orang tua, pihak sekolah,
dan departemen kesehatan. Pemilihan makanan jajanan merupakan
35
perwujudan dari perilaku. Faktor terkait makanan, faktor personal yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan pemilihan makanan dan faktor
sosial ekonomi merupakan tiga kelompok faktor yang mempengaruhi
pemilihan makanan (Aprillia, 2017).
Perilaku anak sekolah dalam memilih makanan jajanan kurang
memperhatikan bagaimana kondisi makanan jajanan yang dijual di
lingkungan sekolah. Makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan gizi akan berdampak buruk bagi kesehatan anak, yang dapat
mengakibatkan nafsu makan anak menurun dan apabila berlangsung dalam
jangka waktu lama akan mempengaruhi status gizi anak (Susanto, 2016).
Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya konsumsi makanan
jajanan meliputi faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan dan sikap,
faktor pemungkin yang meliputi besarnya uang saku, kesibukan orang tua
dan lingkungan sosial dan faktor penguat meliputi promosi media dan
dukungan teman (Notoatmodjo, 2017).
Selain dari pegetahuan, pemilihan makanan jajanan pada anak
dapat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku anak.Sikap merupakan
kecenderungan melakukan tindakan terhadap memilih makanan jajanan.
Perilaku sendiri merupakan suatu aktifitas maupun reaktif pada diri
seseorang terhadap memilih makanan jajanan. Perilaku seseorang dapat
dipengaruhi oleh pengetahuan, kepercayaan, sikap dan orang dianggap
penting atau benar, oleh sebab itu anak akan cenderung melakukan
kebiasaan dari lingkungan sekitar (Notoatmodjo, 2017).
36
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi meliputi penyebab
langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab langsung yaitu dilihat dari
asupan makan termasuk ketika di rumah, apabila konsumsimakan di rumah
baik dan dijamin oleh orang tuanya, maka anak akan terjaga kesehatannya
sehingga status gizi anak akan tetap stabil. Selain itu faktor penyebab tidak
langsung yaitu persediaan makan di rumah, perawatan anak oleh orang tua
dan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan (Supariasa, 2015).
Perilaku anak sekolah dalam memilih makanan jajanan kurang
memperhatikan bagaimana kondisi makanan jajanan yang dijual di
lingkungan sekolah. Makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan gizi akan berdampak buruk bagi kesehatan anak, yang dapat
mengakibatkan nafsu makan anak menurun dan apabila berlangsung dalam
jangka waktu lama akan mempengaruhi status gizi anak (Susanto, 2016).
Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya konsumsi makanan
jajanan meliputi faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan dan sikap,
faktor pemungkin yang meliputi besarnya uang saku, kesibukan orang tua
dan lingkungan sosial dan faktor penguat meliputi promosi media dan
dukungan teman (Notoatmodjo, 2017 ).
Anak sekolah dasar sering membeli jajanan di sekolah. Anak
cenderung untuk membeli jajanan yang tersedia paling dekat dengan
keberadaannya Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya
dapat berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika
berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk. Selain itu,
37
jajanan tidak sehat dapat menyebabkan prestasi anak di sekolah juga
terganggu. Upaya mengatasi permasalahan tersebut tidak cukup hanya
melalui teori yang disampaikan tetapi diperlukan media edukatif yang
berperan penting untuk membuat anak lebih memahami cara memilih
jajanan sehat dalam kehidupan sehari-hari (Soekirman, 2016).
Meningkatnya waktu anak yang dihabiskan di sekolah membuat
anak lebih terpengaruh oleh lingkungan yang mendorong anak harus
memiliki keputusan yang baik dalam memilih makanannya.Berbagai studi
menunjukkan konsumsi makanan ringan yang tidak sehat, fast food, dan
minuman ringan meningkat.Pendidikan gizi diperlukan oleh anak usia
sekolah terutama untuk meningkatkan pengeta-huan, sikap dan praktik
pemilihan jajanan yang baik. Hasil berbagai penelitian menunjukkan
bahwa intervensi pendidikan gizi dapat mening-katkan pengetahuan, sikap
dan praktik pada anak sekolah dengan efektivitas yang berbeda-beda
(Nuryanto, 2017 ).
Menurut Nurgiyanto (2017) Video bergambar merupakan salahsatu
strategi dalam menarik perhatian anakdan pembaca pada umumnya. Buku
bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca buku.Ilustrasi
yang disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata.Karena ilustrasi
merupakan teks visual dengan maksud agar anak tertarik untuk membaca.
38
F. Kerangka Teori
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Keterangan :
Tidak diteliti
Diteliti
Sumber : (Santoso, 2017 ).
Faktor-faktor Internal :
a. Usia Anak mentukan kemampuan
anak dalam pemilihan jajanan sehat
b. Pengetahuan yang dimiliki dalam
pemilihan jajanan sehat
c. Sikap anak sekolah dalam
pemilihan jajanan sehat
Faktor-faktor Lingkungan
a. Pengawasn guru terhadap jajanan
yang ada disekolah
b. Larangan dan peraturan sekolah
tentang makanan sehat
Pengetahuan dalam
Pemilihan Jajanan
Sehat
Penyuluhan melalui Media Vidio
Pengetahuan sikap dan perilaku
anak SD dalam memilih makanan
sehat
Perilaku anak sekolah dalam
memilih makanan jajanan kurang
memperhatikan bagaimana kondisi
makanan jajanan yang dijual di
lingkungan sekolah
Tingkat pengetahuan anak
mengenai pemilihan
makanan jajanan
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan desain studi naratif deskriptif
dengan pendekatan literature review. Studi literatur adalah pencarian literatur
baik internasional maupun nasional yang dilakukan melalui pencarian dari
berbagai sumber seperti jurnal, buku, internet dan pustaka.
B. Definisi Operasional
Berdasarkan kerangka konseptual diatas, maka variabel-variabel yang
akan diukur yaitu :
Variabel Definisi Operasional
Pengetahuan anak untuk
memilih jajanan sehat
Pengetahuan yang dimiliki oleh anak yang
berkaitan dengan pemilihan jajanan sehat
terutama yang ada disekolah meliputi
Pengertian Ciri-ciri makanan sehat Makanan
yang tidak boleh dikonsumsi
Sikap Sikap anak dalam memili jajanan sehat di
sekolah meliputi sikap mendukung dan kurang
mendukung atau sikap positif dan sikap negatif
Perilaku Perilaku yang berkaitan dengan tindakan anak
dalam memilih makanan dan jajanan sehat di
sekolah
Media video
Pemberian media video tentang jajanan sehat
yang berisikan tentang pesan keamanan
pangan, memilih jajanan harus bersih dan
sehat, kebersihan jajanan sehat di sekolah,
menghindari jajan sembarangan
39
40
C. Populasi dan Sampel
Literatur yang digunakan sebanyak sebelas jurnal dan dua buku, yaitu
sebelas jurnal Pengaruh Media Video tentang jajanan sehat terhadap
pengetahuan sikap dan perilaku anak memilih jajanan sehat di lingkungan
sekolah.
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
Literatur yang digunakan dalam penelitian ini berupa literatur nasional
dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
E. Instrumen dan Bahan Penelitian
Instrumen penelitian ini berupa beberapa literatur yang berkaitan
dengan topik penelitian dari buku, uraian teori, sumber pustaka dan berbagai
jurnal Indonesia yang diperoleh dari penelitian yang telah tervertifikasi.
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui kajian literatur dengan
menggunakan database dalam mencari sumber literatur yaitu Google Scholar
dan Directory of Open Access Journals. Penulis menggunakan kata kunci
untuk mempermudah pencarian literatur yang dimaksud yaitu tingkat
Pengaruh Media Video tentang jajanan sehat terhadap pengetahuan sikap dan
perilaku anak memilih jajanan sehat di lingkungan sekolah.
41
G. Pengolahan data
Literatur yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi akan diambil
untuk selanjutnya dianalisis. Literatur ini menggunakan literatur terbitan
empat tahun terakhir (2016-2019) yang diakses fulltext dalam format pdf
ataupun word. Kriteria jurnal yang direview adalah jurnal penelitian yang
berbahasa Indonesia dan Inggris dengan Media Video tentang jajanan sehat,
pengetahuan sikap dan perilaku anak memilih jajanan sehat.
H. Strategi pengolahan data
Strategi dalam pengolahan data dalam penelitian Pencarian literatur
menggunakan aplikasi computer di google scholar dan DOAJ dan didapatkan
126 literatur stelah itu dilakukan proses identifikasi dan penyarikang
selanjutnay dilakukan uji kelayakan apakah jurnal tersebut layak untuk
dijadikan sebagai objek studi literatur baru lah peneliti menganalisa jurnal
berdasarkan nama dan tahun metode penelitian yang digunakan, tempat
penelitian, hasil penelitian selanjunya akan dianalisa keterkaitannya dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
42
I. Analisis Data
Literatur review ini di sintesis menggunakan metode naratif dengan
mengelompokan data-data hasil penelitian yang sejenis sesuai dengan hasil
yang diukur untuk menjawab tujuan jurnal penelitian yang sesuai dengan
riteria inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi
nama peneliti, tahun publikasi, judul penelitian, desain dan hasil atau
ringkasan penelitian. Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan kedalam
table dan diurutkan sesuai alphabet, tahun terbit jurnal, dan sesuai dengan
format di atas.
Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan fulltext jurnal dibaca dan
dicermati dengan seksama. Ringkasan jurnal tersebut kemudian dianalisis
terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil atau temuan
penelitian. Analisis yang digunakan menggunakan analisis isi jurnal kemudian
dilakukan koding terhadap isi jurnal yang direview untuk mengetahui
pengaruh promosi kesehatan melalui Media Video tentang jajanan sehat
terhadap pengetahuan sikap dan perilaku anak memilih jajanan sehat di
lingkungan sekolah. Data yang terkumpul kemudian dicari persamaan dan
perbedaannya lalu dibahas untuk menarik kesimpulan.
43
J. Alur Pencarian Literatur
Bagan 3.1 Alur Penelitian
Identifikasi
Screening /
penyaringan
Eligbility / kelayakan
Include
Pencarian literatur menggunakan aplikasi
computer di google scholar dan DOAJ dan
didapatkan 126 literatur
18 literatur 2 buku jajanan
sehat
Dilakukannya analisis deskriptif terhadap
10 literatur dan 2 buku yang sesuai dengan
karakteristik penelitian yaitu siswa SD.
2 buku jajanan sehat
dijadikan sebagai
bahan materi untuk
penelitian
10 literatur
44
K. Etika Penelitian
Menurut (Notoatmodjo, 2012) masalah etika penelitian sangat penting
karena penelitian ini berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Informed Consent
Informed consent merupakan lembar persetujuan yang akan diteliti agar
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila responden tidak
bersedia maka peneliti harus menghormati hak-hak responden.
b. Tanpa Nama (Anomity)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan
nama responden dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan
data.
c. Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya.
Kelompok data tertentu yang telah disajikan pada hasil penelitian
Peneliti menggunakan nama samaran (anonim) sebagai pengganti
identitas responden.
d. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan memenuhi prinsip kejujuran, keterbukaan dan kehati-
hatian. Responden harus di perlakuan secara adil awal sampai akhir
tanpa ada diskriminasi, sehingga jika ada yang tidak bersedia maka harus
dikeluarkan.
45
e. Asas kemanfaatan (beneficiency)
Asas kemanfaatan harus memiliki tiga prinsip yaitu bebas penderitaan,
bebas eksploitasi dan bebas risiko. Bebas penderitaan bila ada
penderitaan pada responden. Bebas eksploitasi bila didalam pemberian
informasi dan pengetahuan tidak berguna, sehingga merugikan
responden. Risiko yang dimaksudkan adalah peneliti menghindarkan
responden dari bahaya dan keuntungan kedepannya.
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian
1. Tahap Penelitian
Tahap ini meliputi beberapa proses antara lain penetapan judul,
pengambilan data, perumusan masalah, persiapan instrumen penelitian,
ujian proposal skripsi dan mengurus izin penelitian.
2. Tahap Pengambilan data
Tahap ini merupakan proses pengambilan data sekunder yang
diambil dari literatur dengan topik penelitian yang serupa dengan
penelitian ini.
B. Hasil
Pada penelitian ini, peneliti mengidentifikasi sebelas artikel yang
membahas mengenai Pengaruh Media Video tentang jajanan sehat terhadap
pengetahuan sikap dan perilaku anak memilih jajanan sehat di lingkungan
sekolah. Tabel hasil review disajikan sebagai berikut :
Tabel IV.1. Hasil Review
No Author/
Tahun
Judul Desain Lokasi Hasil Penelitian
1 Mawaddatin
(2015)
Pengaruh
Imaginative
Pretend Play
Dengan Media
Video Animasi:
Pengetahuan
Dan Sikap
Perilaku Hidup
Bersih Sehat
Desain
penelitian pre-
experimental
dengan
pendekatan one
group pre-test
post-test design.
Sampel yang
diteliti adalah 31
anak sekolah
dasar yang
SDN
Sutorejo 1
dan SDN
Sutorejo 2
Surabaya.
Hasil penelitian yang
dilakukan sebelum
perlakuan sebesar
12,90% pengetahuan
anak baik dan
38,71% sikap anak
positif terhadap
PHBS sedangkan
hasil setelah
diberikan perlakuan
adalah 51,6%
46
47
diambil dengan
teknik sampling
non probability
purposive
sampling.
Instrument yang
digunakan
adalah video
animasi dan
lembar
kuesioner
kemudian
dianalisis
menggunakan
Wilcoxon
Signed Rank
Test dengan
tingkat
kemaknaan
α<0,05.
pengetahuan baik dan
70,96% anak
bersikap positif,
berdasarkan uji
statistik Wilcoxon
Signed Rank Test
menunjukkan nilai
signifikansi p= 0.000
untuk pengetahuan
dan 0,020 untuk
sikap, dapat
disimpulkan bahwa
Imajinative Pretend
Play dengan media
video animasi
berpengaruh pada
pengetahuan dan
sikap perilaku hidup
bersih sehat (PHBS)
pada anak sekolah
dasar di SDN
Sutorejo 1 dan SDN
Sutorejo 2 Surabaya.
2 Eva Susanti
(2015) Perbandingan
penggunaan
Media Video
dan Metode
Ceramah
Dampak
Perilaku
Seksual
Pranikah
Terhadap
Pengetahuan
dan Sikap
Remaja di
Kabupaten
Rejang Lebong
Data dianalisis
dengan uji
Mann
Whitney untuk
menguji
perbandingan
pengetahuan dan
sikap remaja.
Untuk
mengetahui
peran dari media
video terhadap
peningkatan
pengetahuan dan
sikap dihitung
besarnya Rasio
Risk (RR) dan
interval
kepercayaan
95%. Instrumen
yang digunakan
dalam penelitian
ini adalah
kuesioner dan
daftar tilik.
di
Kabupaten
Rejang
Lebong
Hasil
penelitian
menunjukkan remaja
yang diberikan media
video memiliki
tingkat pengetahuan
dan sikap yang
lebih baik dari
remaja yang
diberikan metode
ceramah (p<0,05).
Penggunaan media
video memberikan
peluang peningkatan
pengetahuan sebesar
1,52 kali dan peluang
peningkatan sikap
sebesar 1,57 kali
dibandingkan
menggunakan
metode ceramah.
48
3 Dipo
Wicaksono
(2016)
Pengaruh
Media Audio-
Visual Mp-Asi
Terhadap
Pengetahuan,
Sikap Dan
Perilaku Ibu
Baduta Di
Puskesmas
Kelurahan
Johar Baru
Penelitian ini
menggunakan
metode research
& development
(R&D) dan
kuasi-
eksperimental
untuk desain
penelitiannya.
di
Puskesmas
Kelurahan
Johar Baru
Berdasarkan hasil
penelitian
menjelaskan bahwa
Audio Visual
memiliki pengaruh
lebih tinggi
dibandingkan dengan
media lain dengan
nilai p < 0,05. Dari
hasil ini dapat
disimpulkan bahwa
audio-visual adalah
media terbaik untuk
meningkatkan
pengetahuan, sikap
dan perilaku.
4 Renaldi Risak
(2016) Pengaruh
Permainan
Mencocokan
Tulisan Dengan
Gambar
Beserta Video
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan,
Sikap Dan
Perilaku
Mengenai
Penyakit
Skabies Pada
Siswa Kelas
Vii Dan Viii
Pondok
Pesantren Darul
Mukhlisin Kota
Kendari Tahun
2015
Metode yang
digunakan yaitu
metode
penelitian
Pra Eksperi
mendengan
menggunakan
rancangan one
group pre test
and post test
design.
Pondok
Pesantren
Darul
Mukhlisin
Kota
Kendari
Hasil penelitian
tentang permainan
edukatif dan video
mengenaiSkabies
memiliki pengaruh
yang bermakna
terhadap peningkatan
pengetahuan, sikap,
dan perilaku
padakelompok
eksperimen. Hal ini
dibuktikan dengan
adanya perbedaan
pengetahuan, sikap,
dan
perilakuresponden
sebelum dan sesudah
diberikan permainan
edukatif selama 21
hari.
5 Faris Ahmad
Saputra (2016)
Efektivitas
media video
terhadap
peningkatan
Pengetahuan
dan perubahan
sikap dalam
Penyuluhan
perikanan
budidaya
Eksperimen
dilakukan
dengan
melibatkan
pembudidaya
ikan Desa
Purwasari
Kecamatan
Dramaga
Kabupaten
Bogor sebagai
di Desa
Purwasari
Kecamatan
Dramaga,
Kabupaten
Bogor.
Hasil penelitian
menunjukkan
tayangan video dapat
meningkatkan
pengetahuan secara
signifikan, namun
belum
mampu merubah
sikap pembudidaya
ikan secara
signifikan.
49
subyek
penelitian
menggunakan
desain pre-test
post-test control
group design
dengan tujuan
untuk
mengetahui
sejauh mana
efektivitas video
penyuluhan
perikanan dalam
meningkatkan
pengetahuan dan
merubah sikap
subyek
penelitian
Peningkatan
pengetahuan semakin
tinggi pada
pembudidaya ikan
yang lebih muda,
lebih
rendah
pendapatannya dan
lebih aktif dalam
komunikasi
interpersonalnya
6 Anisha Tiara
Putri,(2017) Efektifitas
Media Audio
Visual Dan
Leaflet
Terhadap
Peningkatan
Pengetahuan,
Sikap Dan
Tindakan
Tentang
Pencegahan
Penyakit
Gastritis Pada
Santriwati Di
Pondok
Pesantren
Hidayatullah
Putri Dan
Ummusshabri
Kota Kendari
Tahun 2017
Analisis yang
digunakan yakni
analisis uji
paired sample t
test dan uji
independent t-
test.
Pondok
Pesantren
Hidayatulla
h Putri Dan
Ummussha
bri Kota
Kendari
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
media audio visual
(eksperimen)
maupun media leaflet
mampu
memberikan
peningkatan terhadap
perubahan tingkat
pengetahuan (p =
0,00 dan 0,00), sikap
(p = 0,00 dan
0,00), serta tindakan
terhadap pecegahan
penyakit gastritis
(p=0,00 dan 0,00)
baik sebelum dan
sesudah
dilakukan
penyuluhan. Ada
perbedaan
pengetahuan, sikap,
dan tindakan antara
kelompok
eksperimen dengan
kelompok kontrol (p
value= 0.00 untuk
pengetahuan, p
value= 0.02 untuk
sikap dan ρ value=
0.04 untuk
tindakan)
50
7 Mulyono
Notosiswoyo
(2018)
Penggunaan
Video dan
Leaflet untuk
Peningkatan
Pengetahuan,
Sikap, dan
Perilaku Siswa
dalam
Pencegahan
Kecelakaan
Sepeda Motor
Analisis data
menggunakan
uji Kolmogorov-
Smirnov, uji-t
berpasangan dan
uji-t
independen.
Di Jakarta Hasil penelitian
menunjukan uji-t
berpasangan pada
kelompokyang di
intervensi
meningkatkan rerata
skor pengetahuan,
sikap, dan peri-laku
siswa SLTA sebelum
dibandingkan
sesudah pemutaran
VCD dan pemberian
leaflet bermakna
(nilai p < 0,05),
tetapi pada kelompok
kontrol hanyaterjadi
peningkatan rerata
skor perilaku
sebelum
dibandingkan
sesudah adanya
perlakukan.
8 Prita Devy
Igiany (2018)
Efektivitas
penggunaan
video dan buku
bergambar
dalam
meningkatkan
pengetahuan,
sikap, dan
keterampilan
ibu mencuci
tangan
memakai sabun
Penelitian ini
merupakan
penelitian
kuantitatif
menggunakan
rancangan
penelitian quasi
eksperimental,
dengan
pendekatan
non-equivalent
control group
design
di desa Air
Terbit dan
Sungai
Putih,
kecamatan
Tapung,
kabupaten
Kampar,
Riau
Video dan buku
bergambar
berpengaruh terhadap
peningkatan
pengetahuan, sikap,
dan keterampilan ibu
tentang mencuci
tangan dengan sabun
di Air Terbit
dan Sungai Putih.
Buku bergambar
lebih efektif untuk
meningkatkan
pengetahuan ibu
dalam mencuci
tangan
dengan sabun,
sedangkan video
lebih efektif untuk
meningkatkan sikap
dan keterampilan ibu
mencuci
tangan dengan sabun
9 Kirana Candra
Sari (2019)
Pengaruh
Media Video
pada Kelas Ibu
Hamil
terhadap
Desain
penelitian ini
menggunakan
quasi-
experimental
di
puskesmas
Padasuka
yang
terletak di
Pada penelitian ini
analisis perilaku
pemilihan
pertolongan
persalinan tidak
51
Pengetahuan
Sikap dan
Perilaku
Pemilihan
Penolong
Persalinan di
puskesmas
Padasuka yang
terletak di Kota
Bandung denga
dengan
pendekatan
randomized
subjects post
test only control
group design.
Kota
Bandung
denga
dapat
dilakukan. Hal ini
karena baik pada
kelompok perlakuan
maupun kelompok
control seluruh ibu
hamil memilih tenaga
kesehatan (100%)
pada penolong
persalinan.
10 Ardie (2019)
Pengaruh
Media Video
Terhadap
Pengetahuan,
perilaku Dan
Sikap Tentang
Gizi Seimbang
Pada Siswa
Kelas V Di
SDN 016
Samarinda
Seberang
Jenis penelitian
yang digunakan
adalah Quasy
Eksperimen
dengan desain
one group
pretest-posttest.
Populasi
penelitian ini
adalah siswa
kelas V SDN
016 Samarinda
Seberang
wilayah kerja
UPT Puskesmas
Baqa Kota
Samarinda
yang berjumlah
94 orang dengan
jumlah sampel
sebanyak 48
orang
Di Sekolah
dasar
Pada hasil penelitian
diperoleh nilai
pengetahuan pretest
79.2% meningkat
pada postest 85.4%
dan sikap pretest
66.7% meningkat
pada postest 70.8%.
Hasil bivariat
didapatkan
pengetahuan 0.000
(p<0.05), sikap 0.028
(p<0.05)
C. Pembahasan
Berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukan hasil bahwa
adanya pengaruh media video tentang jajanan sehat dengan tingkat
pengetahuan sikap dan perilaku anak SD dalam memilih makanan sehat di
lingkungan sekolah.
Hasil pencarian dalam literature review ini ditemukan bahwa dalam
penelitian Susanti eva (2015) Data dianalisis dengan uji Mann Whitney
untuk menguji perbandingan pengetahuan dan sikap remaja. Untuk
52
mengetahui peran dari media video terhadap peningkatan pengetahuan dan
sikap dihitung besarnya Rasio Risk (RR) dan interval
kepercayaan 95 %. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan daftar tilik. Hasil penelitian menunjukkan remaja yang
diberikan media video memiliki tingkat pengetahuan dan sikap yang lebih
baik dari remaja yang diberikan metode ceramah (p<0,05). Penggunaan
media video memberikan peluang peningkatan pengetahuan sebesar 1,52
kali dan peluang peningkatan sikap sebesar 1,57 kali dibandingkan
menggunakan metode ceramah.
Hal yang sama juga diungkapkan Notosiswoyo Mulyono(2018)
Penelitian ini Analisis data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, uji-t
berpasangan dan uji-t independen Hasil penelitian menunjukan uji-t
berpasangan pada kelompokyang di intervensi meningkatkan rerata skor
pengetahuan, sikap, dan peri-laku siswa SLTA sebelum dibandingkan
sesudah pemutaran VCD dan pemberian leaflet bermakna (nilai p < 0,05),
tetapi pada kelompok kontrol hanyaterjadi peningkatan rerata skor perilaku
sebelum dibandingkan sesudah adanya perlakukan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizak Renaldi (2016)dengan
judul Pengaruh Permainan Mencocokan Tulisan Dengan Gambar Beserta
Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Mengenai
Penyakit Skabies Pada Siswa Kelas VII Dan VIII Pondok Pesantren Darul
Mukhlisin Kota Kendari Tahun 2015. Berdasarkan hasil dari penelitian
yang telah dilakukan Eliana Sa Hasil penelitian tentang permainan
53
edukatif dan video mengenai Skabies memiliki pengaruh yang bermakna
terhadap peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku padakelompok
eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan pengetahuan,
sikap, dan perilakuresponden sebelum dan sesudah diberikan permainan
edukatif selama 21 hari, putri (2018) Penelitian ini menggunakan
menggunakan uji statistik Wilcoxon. Berdasarkan hasil uji statistik
didapatkan hasil p-value 0,000 (p-value < 0,05) maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat efektivitas pendidikan kesehatan dengan
metode audiovisual terhadap perilaku siswa tentang jajanan yang sehat dan
aman. Saran bagi sekolah dapat membuat program kantin yang sehat dan
bersih, memonitor perilaku siswa dalam kebiasaan memilih jajanan yang
sehat dan aman, sehingga menjadi budaya yang baik bagi siswa.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Putri Tiara Anisha (2018)
Desain penelitian ini menggunakan Analisis yang digunakan yakni analisis
uji paired sample t test dan uji independent t-test. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media audio visual (eksperimen) maupun media
leaflet mampu memberikan peningkatan terhadap perubahan tingkat
pengetahuan (p = 0,00 dan 0,00), sikap (p = 0,00 dan 0,00), serta tindakan
terhadap pecegahan penyakit gastritis (p=0,00 dan 0,00) baik sebelum dan
sesudah dilakukan penyuluhan. Ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan
tindakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol (p value=
0.00 untuk pengetahuan, p value= 0.02 untuk sikap dan ρ value= 0.04
untuk tindakan.
54
Anak usia sekolah merupakan suatu kelompok generasi penerus
bangsa yang mempunyai potensi dalam memajukan pembangunan di masa
yang akan datang. Pembentukna kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)
dimulai sejak pada masa sekolah sangat berpengaruh terhadap kualitas saat
mencapai usia yang produktif. Mengingat anak sekolah merupakan
generasi penerus bangsa, salah satu hal pentingyang menjadi perhatian
serius saat ini adalah pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) (BPOM RI,
2016).
Bahaya yang mengancam kesehatan anak sekolah akibat perilaku
jajan harus diperhatikan oleh semua pihak seperti orang tua, pihak sekolah,
dan departemen kesehatan. Pemilihan makanan jajanan merupakan
perwujudan dari perilaku. Faktor terkait makanan, faktor personal yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan pemilihan makanan dan faktor
sosial ekonomi merupakan tiga kelompok faktor yang mempengaruhi
pemilihan makanan (Aprillia, 2017).
Perilaku anak sekolah dalam memilih makanan jajanan kurang
memperhatikan bagaimana kondisi makanan jajanan yang dijual di
lingkungan sekolah. Makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan gizi akan berdampak buruk bagi kesehatan anak, yang dapat
mengakibatkan nafsu makan anak menurun dan apabila berlangsung dalam
jangka waktu lama akan mempengaruhi status gizi anak (Susanto, 2016).
Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya konsumsi makanan
jajanan meliputi faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan dan sikap,
55
faktor pemungkin yang meliputi besarnya uang saku, kesibukan orang tua
dan lingkungan sosial dan faktor penguat meliputi promosi media dan
dukungan teman (Notoatmodjo, 2017).
Selain dari pegetahuan, pemilihan makanan jajanan pada anak dapat
dipengaruhi oleh sikap dan perilaku anak.Sikap merupakan kecenderungan
melakukan tindakan terhadap memilih makanan jajanan. Perilaku sendiri
merupakan suatu aktifitas maupun reaktif pada diri seseorang terhadap
memilih makanan jajanan. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh
pengetahuan, kepercayaan, sikap dan orang dianggap penting atau benar,
oleh sebab itu anak akan cenderung melakukan kebiasaan dari lingkungan
sekitar (Notoatmodjo, 2017).
Faktor lain yang mempengaruhi status gizi meliputi penyebab
langsung dan tidak langsung. Faktor penyebab langsung yaitu dilihat dari
asupan makan termasuk ketika di rumah, apabila konsumsimakan di rumah
baik dan dijamin oleh orang tuanya, maka anak akan terjaga kesehatannya
sehingga status gizi anak akan tetap stabil. Selain itu faktor penyebab tidak
langsung yaitu persediaan makan di rumah, perawatan anak oleh orang tua
dan pelayanan kesehatan dan sanitasi lingkungan (Supariasa, 2015).
Perilaku anak sekolah dalam memilih makanan jajanan kurang
memperhatikan bagaimana kondisi makanan jajanan yang dijual di
lingkungan sekolah. Makanan jajanan yang tidak memenuhi syarat
kesehatan dan gizi akan berdampak buruk bagi kesehatan anak, yang dapat
56
mengakibatkan nafsu makan anak menurun dan apabila berlangsung dalam
jangka waktu lama akan mempengaruhi status gizi anak (Susanto, 2016).
Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya konsumsi makanan
jajanan meliputi faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan dan sikap,
faktor pemungkin yang meliputi besarnya uang saku, kesibukan orang tua
dan lingkungan sosial dan faktor penguat meliputi promosi media dan
dukungan teman (Notoatmodjo, 2017 ).
Anak sekolah dasar sering membeli jajanan di sekolah. Anak
cenderung untuk membeli jajanan yang tersedia paling dekat dengan
keberadaannya Jajanan anak sekolah yang kurang terjamin kesehatannya
dapat berpotensi menyebabkan keracunan, gangguan pencernaan dan jika
berlangsung lama akan menyebabkan status gizi yang buruk. Selain itu,
jajanan tidak sehat dapat menyebabkan prestasi anak di sekolah juga
terganggu. Upaya mengatasi permasalahan tersebut tidak cukup hanya
melalui teori yang disampaikan tetapi diperlukan media edukatif yang
berperan penting untuk membuat anak lebih memahami cara memilih
jajanan sehat dalam kehidupan sehari-hari (Soekirman, 2016).
Meningkatnya waktu anak yang dihabiskan di sekolah membuat
anak lebih terpengaruh oleh lingkungan yang mendorong anak harus
memiliki keputusan yang baik dalam memilih makanannya.Berbagai studi
menunjukkan konsumsi makanan ringan yang tidak sehat, fast food, dan
minuman ringan meningkat.Pendidikan gizi diperlukan oleh anak usia
sekolah terutama untuk meningkatkan pengeta-huan, sikap dan praktik
57
pemilihan jajanan yang baik. Hasil berbagai penelitian menunjukkan
bahwa intervensi pendidikan gizi dapat mening-katkan pengetahuan, sikap
dan praktik pada anak sekolah dengan efektivitas yang berbeda-beda
(Nuryanto, 2017 ).
Menurut Nurgiyanto (2017) Video bergambar merupakan salahsatu
strategi dalam menarik perhatian anakdan pembaca pada umumnya. Buku
bergambar menjadi daya tarik untuk semangat membaca buku.Ilustrasi
yang disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata.Karena ilustrasi
merupakan teks visual dengan maksud agar anak tertarik untuk membaca.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Tinjauan literature review didapatkan bahwa ada pengaruh media
video tentang jajanan sehat dengan tingkat pengetahuan sikap dan perilaku
anak SD dalam memilih makanan sehat di lingkungan sekolah. Dalam hal
ini dapat disimpulkan peneliti bahwa pemilihan jajanan berperan penting
pada kebiasaan jajan anak dan kontribusi gizi jajanan berdampak pada
status gizi anak, sehingga ketersediaan jajanan di sekolah perlu
mempertimbangkan determinan pemilihan jajanan anak serta kontribusi
gizi jajanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa media video tentang
jajanan sehat dengan tingkat pengetahuan sikap dan perilaku anak SD
dalam memilih makanan sehat di lingkungan sekolah memliki pengeruh
kepada siswa dalam kemampuan dalam memilih jajanan sehat.
B. Saran
1. Pelayanan Kesehatan
Sebagai masukan serta tambahan informasi bagi puskesmas
mengenai ada pengaruh media video tentang jajanan sehat dengan
tingkat pengetahuan sikap dan perilaku anak SD dalam memilih
makanan sehat di lingkungan sekolah.
2. Institusi Pendidikan
Hasil literature review dapat dimasukan dalam kurikulum sekolah
dasar sebagai kegiatan ekstra kulikuler.
58
59
3. Peneliti Lain
Diharapkan menjadi reverensi peneliti lainnya dalam melakukan
penelitian tentang ada pengaruh media video tentang jajanan sehat
dengan tingkat pengetahuan sikap dan perilaku anak SD dalam
memilih makanan sehat di lingkungan sekolah.
60
DAFTAR PUSTAKA
Ariandani, 2011, Faktor Yang Berhubungan Dengan pemilihan Makanan
Jajanan Pada Anak sekolah Dasar, Artikel Penelitian, Semarang:
Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.
Semarang.
Ardie, 2019. Pengaruh Media Video Terhadap Pengetahuan, perilaku Dan
Sikap Tentang Gizi Seimbang Pada Siswa Kelas V Di SDN 016
Samarinda Seberang. Samarinda
Badudu, 2017.Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor: Departemen Gizi
Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas Pertanian.
BPOM RI, 2016. Sistem Keamanan PanganTerpadu. Diakses pada 20 Maret
2019 online dalam http://www.bpom.go.id
Brownell, 2016. System Keamanan Pangan Ter-padu, Vol 1. Jakarta: Badan
Pengawas Obat dan Makanan R.
Faris Ahmad Saputra, 2016. Efektivitas media video terhadap peningkatan
Pengetahuan dan perubahan sikap dalam Penyuluhan perikanan
budidaya Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
Jakarta.
FAO Food and Agriculture Organization. 2015. FAO Data-bases and Data-sets.
http://faostat.fao.org/site/569/default.aspx#ancor. [8 Maret 2019].
Fitriani, 2017. Promosi Kesehatan. EGC. Jakarta
Indah, 2015. Pengantar Gizi Masyarakat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Kemenkes RI, 2017. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-
2019. Jakarta
Sari Candra Kirana, 2019. Pengaruh Media Video pada Kelas Ibu Hamil
terhadap Pengetahuan Sikap dan Perilaku Pemilihan Penolong
Persalinan di puskesmas Padasuka yang terletak di Kota Bandung.
Bandung
Lisdiana, 2017.Waspada terhadap Kelebihan dan Kekurangan Gizi. Bandar
Lampung.
60
61
Mawaddatin, 2015. Pengaruh Imaginative Pretend Play Dengan Media Video
Animasi: Pengetahuan Dan Sikap Perilaku Hidup Bersih Sehat.
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya.fik.um-
surabaya.ac.id › sites › default › files. Surabaya.
Notosiswoyo Mulyono, 2018. Penggunaan Video dan Leaflet untuk
Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Siswa dalam
Pencegahan Kecelakaan Sepeda Motor
Moehji, 2017.Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.
Musaini, 2015.Gambaran pengetahuan dan sikap mengenai pemilihan makanan
jajanan sehat pada anak SD Islam Athirah Bukit Baruga Kota Makassar
tahun 2015. Diakses tanggal 22 Juni 2019 darihttp:// repository.
unhas.ac.id
Notoatmodjo, 2017. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar.
Rineka Cipta. Jakarta.
Nuryanto, 2017. Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan dan sikap
tentang gizi anak Sekolah Dasar. Jurnal Gizi Indonesia Vol 3,No. 1
Desember 2017 : 121-125.
Putri Tiara Anisha, 2017. Efektifitas Media Audio Visual Dan Leaflet
Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan entang
Pencegahan Penyakit Gastritis Pada Santriwati Di Pondok Pesantren
idayatullah Putri Dan Ummusshabri Kota Kendari. Kendari
Potter & Perry, 2015.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
dan Praktik. Edisi 4.Volume 1. Alih Bahasa: Renata Komalasari, dkk..
Jakarta: EGC.
Prita Devy Igiany (2018) Efektivitas penggunaan video dan buku bergambar
dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan ibu mencuci
tangan memakai sabun
Razak, A, 2016.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Sanitasi Rumah Terhadap
Perilaku Orang Tua Dalam Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ( Ispa ) Pada Anak Balita Diwilayah Puskesmas 1
Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. Jurnal Penelitian Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
Renaldi Risak (2016) Pengaruh Permainan Mencocokan Tulisan Dengan
Gambar Beserta Video Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap Dan
Perilaku Mengenai Penyakit Skabies Pada Siswa Kelas Vii Dan Viii
Pondok Pesantren Darul Mukhlisin Kota Kendari Tahun 2015
62
Rusliyanti, 2015.Pelayanan Pendidikan. Pusat Data dan Informasi Pendidikan,
Balitbang-Depdiknas.
Santoso, 2017. Potensi Makanan Tradisional dalam Pengembangan Industri
Pangan. Lemlit: UNESA
Saputri, 2015, Peningkatan Pengetahuan dan Sikap dalam Pemilihan Jajanan
Sehat Menggunakan Alat Permainan Edukatif Ular Tangga. Jurnal
Kesehatan. Fakultas Keperawatan. Universitas Airlangga Surabaya.
Siagian, 2016.Hubungan SarapanPagi dengan Obesitas. [terhubung berkala].
www.kompas.co.id. Diakses pada 15 Mei 2019.
Sihadi, 2017.Makanan Jajanan Bagi Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan YARSI
Soekirman, 2016. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta
Susanti Eva, 2015 Perbandingan penggunaan Media Video dan Metode Ceramah
Dampak Perilaku Seksual Pranikah Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja
di Kabupaten Rejang Lebong IJEMC,Volume2No.3,September2015
ijemc.unpad.ac.id › ijemc › article › view. Bengkulu
Solihin,2017. Ilmu Gizi Pada Anak. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta.
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sukanto, 2017.Mengenal Serat Pangan. Majalah Warta Konsumen, Juli, hlm
16-19.
Suliha, 2017.Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. EGC: Jakarta.
Supariasa, 2015.Pendidikan& Konsultasi Gizi. EGC. Jakarta
Suryani, A 2015. Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game
Tournament (TGT) dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap
Keaktifan dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP
Muhammadiyah 8 Yogyakarta, Skripsi.Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Diakses pada 12
Maret 2019 online dalam http://www.digilib.uin-suka.ac.id. Yogyakarta.
Susanto, 2016.Potensi Makanan Tradisional dalam Pengembangan Industri
Pangan. Lemlit: UNESA.
63
Tampobolon, 2016. Pengaruh Media Visual Video Dan Leaflet Makanan Sehat
Terhadap Perilaku Konsumsi Makanan Jajanan Pelajar Kelas Khusus
SMAN 1 Panyabungan Mandailing Natal, diakses 13 Maret 201 online
dalam http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/25162?mode=full&
submit_simple=Show+full+item+record.
Widyastuti, 2017.Analisis Kandungan Bahan Penyedap Monosodium Glutamat
(MSG) pada Pangan Jajanan Anak Sekolah Dasar di SD KOMP.
Lariang bangi Kota Makassar Tahun 2017. Skripsi, Makassar
:Universitas Hasanuddin.
Wicaksono Dipo, 2016. Pengaruh Media Audio-Visual Mp-Asi Terhadap
Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Ibu Baduta Di Puskesmas Kelurahan
Johar Baru. Jurnal Penelitian Pengamdian Masyarakat
ejournal.unisba.ac.id . Jakarta.
Winarno, 2016. Keamanan Pangan Jilid I. Bogor: M-Brio Press.
Wong, 2016.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume I. Alih bahasa Agus
Sutarna dkk. Jakarta : EGC
L
A
M
P
I
R
A
N
top related