soal ujian

Post on 19-Feb-2016

212 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

MAhasiswa

TRANSCRIPT

UJIAN MID SEMESTERMata kuliah : Survei dan PengukuranJurusan : Teknik SipilHari : Rabu, 30 September 2015Jam : 13.00-15.30 WIBDosen Penguji : Ir. Helmi Haki, MT

1. Konversikan sudut bearing berikut kedalam azimuth.a. S 21˚45’ Wb. N 52˚17’ Wc. S 2˚27’ Ed. N 80˚10’Ee. N 20˚11’ W

2. Dua titik antara A dan B diukur jarak miring sebesar 1079,209 m dari titik A dengan sudut kemiringan sebesar 5˚40’18”. Jika ketinggian titik A diatas MSL 40,65. Tinggi alat dan tinggi target memiliki tinggi yang sama 2,43 m. Hitunglah elevasi ditiikk B.

3. Diberikan poligon terbuka dari titik A ke D dengan hasil pengukuran sebagai berikutArah Jarak (m) BearingAB 25,471 N 75˚10’8’’BC 280,817 N 70˚29’10’’CD 250,486 N 71˚22’45’’Hitung jarak dan bearing langsung dari A ke D atau AD.

UJIAN MID SEMESTERMata kuliah : Survei dan PengukuranJurusan : Teknik SipilHari : Rabu, 30 September 2015Jam : 13.00-15.30 WIBDosen Penguji : Ir. Helmi Haki, MT

1. Konversikan sudut bearing berikut kedalam azimuth.a. S 21˚45’ Wb. N 52˚17’ Wc. S 2˚27’ Ed. N 80˚10’Ee. N 20˚11’ W

2. Dua titik antara A dan B diukur jarak miring sebesar 1079,209 m dari titik A dengan sudut kemiringan sebesar 5˚40’18”. Jika ketinggian titik A diatas MSL 40,65. Tinggi alat dan tinggi target memiliki tinggi yang sama 2,43 m. Hitunglah elevasi ditiikk B.

3. Diberikan poligon terbuka dari titik A ke D dengan hasil pengukuran sebagai berikutArah Jarak (m) BearingAB 25,471 N 75˚10’8’’BC 280,817 N 70˚29’10’’CD 250,486 N 71˚22’45’’Hitung jarak dan bearing langsung dari A ke D atau AD.

B

B

UJIAN MID SEMESTERMata kuliah : Survei dan PengukuranJurusan : Teknik SipilHari : Rabu, 30 September 2015Jam : 15.30-17.00 WIBDosen Penguji : Ir. Helmi Haki, MT

1. Konversikan azimuth berikut kedalam bearing.a. 167˚8’b. 210˚19’c. 30˚10’15’’d. 352˚11’10’’e. 175˚51’27’’

2. Pada pengerjaan pemasangan tiang pancang bangunan gedung diukur jarak antara A dan B. Titik B terletak diatas lantai 1 yang diukur mengikuti kemiringan slope antara A dan B sebesar -32˚10’ dengan jarak miring sebesar 25,20 m dari titik A. Bacaan benang tengah titik B terbaca 1,203 m, sementara tinggi alat sebesar 1,407. Apabila STA titik A pada 1+50,42 punya ketinggian 129,30 m diatas MSL. Pada STA berapa titik B terletak dan berapa ketinggian titik B diatas MSL?

3. Diberikan poligon terbuka dari titik A ke H dengan sudut defleksi sebagai berikut;B= 2˚20’R, C=5˚18’R, D=10˚42’L, E=8˚9’L, F=2˚10’, G=12˚10’Jika bearing AB= N 19˚20’ E, hitung bearing sisi yang lain.

UJIAN MID SEMESTERMata kuliah : Survei dan PengukuranJurusan : Teknik SipilHari : Rabu, 30 September 2015Jam : 15.30-17.00 WIBDosen Penguji : Ir. Helmi Haki, MT

1. Konversikan azimuth berikut kedalam bearing.a. 167˚8’b. 210˚19’c. 30˚10’15’’d. 352˚11’10’’e. 175˚51’27’’

2. Pada pengerjaan pemasangan tiang pancang bangunan gedung diukur jarak antara A dan B. Titik B terletak diatas lantai 1 yang diukur mengikuti kemiringan slope antara A dan B sebesar -32˚10’ dengan jarak miring sebesar 25,20 m dari titik A. Bacaan benang tengah titik B terbaca 1,203 m, sementara tinggi alat sebesar 1,407. Apabila STA titik A pada 1+50,42 punya ketinggian 129,30 m diatas MSL. Pada STA berapa titik B terletak dan berapa ketinggian titik B diatas MSL?

3. Diberikan poligon terbuka dari titik A ke H dengan sudut defleksi sebagai berikut;B= 2˚20’R, C=5˚18’R, D=10˚42’L, E=8˚9’L, F=2˚10’, G=12˚10’Jika bearing AB= N 19˚20’ E, hitung bearing sisi yang lain.

A

top related