sosper pertanian dan pelaku pertanian
Post on 31-Jul-2015
88 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MATERI 3: PERTANIAN DAN
PELAKU PERTANIAN
Halaman | 1
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau
sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami
orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop
cultivation) serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun cakupannya dapat
pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan
produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar ekstraksi semata,
seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Secara umum pengertian dari pertanian adalah suatu kegiatan manusia yang
termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga
kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian masyarakat di Negeri Indonesia
adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk
dikembangkan di negara kita
Halaman | 2
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
BAB II
PEMBAHASAN
Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang melibatkan
pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia) untuk
kepentingan manusia. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu,
terutama yang bersifat semusim.
Bentuk-bentuk Pertanian di Indonesia :
Sawah
Sawah adalah suatu bentuk pertanian yang dilakukan di lahan basah dan
memerlukan banyak air baik sawah irigasi, sawah lebak, sawah tadah hujan
maupun sawah pasang surut.
Tegalan
Tegalan adalah suatu daerah dengan lahan kering yang bergantung pada
pengairan air hujan, ditanami tanaman musiman atau tahunan dan terpisah dari
lingkungan dalam sekitar rumah. Lahan tegalan tanahnya sulit untuk dibuat
pengairan irigasi karena permukaan yang tidak rata. Pada saat musim kemarau
lahan tegalan akan kering dan sulit untuk ditumbuhi tanaman pertanian.
Pekarangan
Perkarangan adalah suatu lahan yang berada di lingkungan dalam rumah
(biasanya dipagari dan masuk ke wilayah rumah) yang dimanfaatkan /
digunakan untuk ditanami tanaman pertanian.
Halaman | 3
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
Ladang Berpindah
Ladang berpindah adalah suatu kegiatan pertanian yang dilakukan di banyak
lahan hasil pembukaan hutan atau semak di mana setelah beberapa kali
panen / ditanami, maka tanah sudah tidak subur sehingga perlu pindah ke
lahan lain yang subur atau lahan yang sudah lama tidak digarap.
Beberapa hasil-hasil pertanian di Indonesia, Pertanian Tanaman Pangan: padi,
jagung, kedelai, kacang tanah,ubi jalar, ketela pohon
Pertanian Tanaman Perdagangan: Kopi,teh, kelapa, karet, kina, cengkeh,
kapas,tembakau, kelapa sawit, tebu
Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di
lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4% dari PDB dunia.
Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat dipisahkan
dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan
sosial masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Berdasarkan data BPS tahun
2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi sekitar
44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total
pendapatan domestik bruto.
Kelompok ilmu-ilmu pertanian mengkaji pertanian dengan dukungan ilmu-ilmu
pendukungnya. Inti dari ilmu-ilmu pertanian adalah biologi dan ekonomi. Karena
pertanian selalu terikat dengan ruang dan waktu, ilmu-ilmu pendukung,
seperti ilmu tanah, meteorologi, permesinan pertanian,biokimia, dan statistika,
juga dipelajari dalam pertanian. Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari
pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang dilakukan dalam
budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,
sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan
ternak (livestock) secara khusus disebut sebagai peternak.
Halaman | 4
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
Usaha pertanian diberi nama khusus untuk subjek usaha tani tertentu. Kehutanan
adalah usaha tani dengan subjek tumbuhan (biasanya pohon) dan diusahakan pada
lahan yang setengah liar atau liar (hutan). Peternakan menggunakan subjek hewan
darat kering (khususnya semua vertebrata kecuali ikan dan amfibia) atau serangga
(misalnya lebah). Perikanan memiliki subjek hewan perairan (termasuk amfibia
dan semua non-vertebrata air). Suatu usaha pertanian dapat melibatkan berbagai
subjek ini bersama-sama dengan alasan efisiensi dan peningkatan keuntungan.
Pertimbangan akan kelestarian lingkungan mengakibatkan aspek-aspek konservasi
sumber daya alam juga menjadi bagian dalam usaha pertanian.
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi sehingga
memerlukan dasar-dasar pengetahuan yang sama akan pengelolaan tempat usaha,
pemilihan benih/bibit, metode budidaya, pengumpulan hasil, distribusi produk,
pengolahan dan pengemasan produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani
memandang semua aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai
keuntungan maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).
Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai agribisnis.
Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke cara pandang
demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian industrial selalu
menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali disamakan.
Sisi yang berseberangan dengan pertanian industrial adalah pertanian
berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan, dikenal juga
dengan variasinya seperti pertanian organik atau permakultur, memasukkan aspek
kelestarian daya dukung lahan maupun lingkungan dan pengetahuan lokal sebagai
faktor penting dalam perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan
biasanya memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian modern masa kini biasanya menerapkan sebagian komponen dari kedua
kutub "ideologi" pertanian yang disebutkan di atas. Selain keduanya, dikenal pula
bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam bentuk paling
ekstrem dan tradisional akan berbentuk pertanian subsisten, yaitu hanya dilakukan
Halaman | 5
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
tanpa motif bisnis dan semata hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau
komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting: selalu melibatkan
barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki risiko yang relatif
tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup
dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta
jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern
(misalnya budidaya alga,hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi
sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.
Sejarah pertanian
Zaman Mesopotamia yang merupakan awal perkembangan kebudayaan,
merupakan zaman yang turut menentukan sistem pertanian kuno. Perekonomian
kota yang pertama berkembang di sana dilandaskan pada teknologi pertanian yang
berkiblat pada kuil-kuil, imam, lumbung, dan jutu tulis-juru tulis.
Penciptaan surplus sosial menyebabkan terjadinya lembaga ekonomi berdasar
peperangan dan perbudakan. Administrasi untuk surplus yang harus disimpan
mendesak kebutuhan sistem akuntansi. Pemecahan masalah ini datang 6.000 tahun
yang lalu dengan terciptanya tulisan-tulisan yang merupakan awal kebudayaan.
Kebudayaan Mesopotamia bertahan untuk beribu tahun di bawah banyak
pemerintahan yang berbeda. Pengaruhnya, walaupun sukar didefinisikan secara
tepat, memancar ke Siria dan Mesir dan mungkin juga ke India dan Cina.
Tulang punggung pertanian terdiri dari tanaman-tanaman yang sekarang masih
penting untuk persediaan pangan dunia: gandum dan barlai, kurma dan ara, zaitum
dan anggur. Kebudayaan kuni dari Mesopotamia - Sumeria, Babilonia, Asiria,
Cahldea - mengembangkan pertanian yang bertambah kompleks dan terintegrasi.
Reruntuhan menunjukkan sisa teras-teras, taman-taman dan kebun-kebun yang
beririgasi. Emapt ribu tahun yang lalu saluran irigasi dari bata dengan sambungan
Halaman | 6
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
beraspal membantu areal seluas 10.000 mil persegi tetap ditanami untuk memberi
pangan 15 juta jiwa. Pada tahun 700 SM sudah dikenal 900 tanaman.
Pengetahuan tentang pertanian kuno di mana pun tidak lebih banyak dari pada di
Mesir, di mana pasri yang bertiup dari gurun memelihara data dan catatan dari
zaman yang menakjubkan. Walaupun lembah Nil telah mendukung manusia
sekurang-kurangnya 20.000 tahun, di duga perkembangan pertaniannya yang
mendorong perubahan-perubahan yang terjadi di wilayah mediteran.
Kebudayaan Mesir jaya, yang berpengaruh pada kebudayaan-kebudayaan Barat
sekarang, adalah makmur dalam keberlimpahan pertanian yang dimungkinkan
oleh kebanjiran Sungai Nil yang menyuburkan tanah kembali. Orang Mesir adalah
akhli dalam mengembangkan teknik drainase dan irigasi. Drainase yaitu
pembuangan kelebihan air, merupakan tuntutan di daerah seperti lembah Nil; hal
ini meminta pengembangan lereng-lereng lahan dan pembuatan sistem
pengangkutan serta saluran air yang efisien. Irigasi yaitu pemberian air pada
tanaman secara buatan, menyangkut penadahan, pengantaran dan pemberian air.
Masalah drainase dan irigasi saling menjalin; pemecahannya oleh orang Mesir
dengan membangun serentetan parit untuk menyimpan air dan saluran yang
melayani kedua tujuan tersebut. Orang Mesir mengembangkan teknik menaikkan
air, yang masih dipakai sekarang. Penemuan yang utama adalah shaduf, yang
memungkinkan menaikkan 2.250 liter air setinggi 1.8 m tiap hari kerja pria.
Teknologi pengolahan tanah dapat dilacak lewat perbaikan cangkul. Cangkul
asalnya dari suatu tongkat bercabang yang lancip dan digunakan dengan gerakan
memotong. Bajak kuno juga hanya merupakan cangkul yang ditarik manusia
(belakangan oleh hewan) untuk menggaruk permukaan tanah, dan masih banyak
digunakan kini di banyak bagian dunia. Kemudian bajak diperbaiki dengan
penemplean besi di bagian yang besinggungan dengan tanah dan dengan
konstruksi yang lebih kuat dan efisien. Orang-orang Mesir menggunakan berbagai
alat potong pada waktu panen, salah satunya adalah arit yang merupakan alat yang
paling baik ketika itu.
Halaman | 7
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
Orang Mesir mengembangkan berbagai teknologi yang berhubungan dengan seni
masak - industri keramik, pemanggangan, pembuatan anggur dan penyimpanan
pangan. Cara-cara penyimpanan termsuk fermentasi, pembuatan acar,
pengeringan, pengasapan dan pemberian garam. Banyak tanaman dibudidayakan
untuk serat, minyak dan tujuan-tujuan industri lain; papirus untuk kertas, jarak
untuk minyak, pinus untuk malam (lilin). Mereka menciptakan jamu-jamuan yang
pertama, koleksi tanaman obat, dan industri rempah-rempah, wangi-wangian dan
kosmetik.
Sepanjang Sungai Nil diciptakan kebun-kebun formal luas, penuh dengan
tanaman-tanaman hias eksotik dan kolam kolam berisi ikan dan teratai. Di kebun
buah (orchard), kurma, anggur, ara, lemon dan delima diusahakan. Kebun sayur
berisi ketimun, articoke, bawang putih, perai, bawang bombay, slada, menta,
endewi, cikori, logak, dan berbagai labu.
Kebudayaan Mesir bertahan selama 35 abad, dan kemudian pelaut-pelaut
phoenicia meneruskan warisan teknologi Mesopotamia dan Mesir ke kepulauan
Yunani yang sedang muncul.
Walaupun orang-orang Yunani hanya sedikit menambah kemahiran praktek, sikap
analitik dan keingintahuannya terhadap alam benda memberi pengaruh besar pada
kemajuan teknolgoi di masa datang. Ilmu Botani berasal dari pikiran Yunani
zaman itu. Dua buah tulisan terkenal, History of plants dan Causes of Plants dari
Theopratus murid Aristoteles mempengaruhi Ilmu Botani hingga abad 17. Dia
dipandang sebagai Bapak Ilmu Botani. Tulisan tersebut mencakup judul-judul
yang beraneka ragam seperti morfologi, klasifikasi, pembiakan dengan biji dan
secara vegetatif, geografi tumbuhan, kehutanan, horikultur, parmakologi, hama
dan bau serta rasa tanaman. Diperbincangkan sebanyak 500 tanaman liar dan
tanaman pertanian. Dia membedakan Angiospermae dan Gymnospermae,
Monokotil dan Dikotil, membahas pembentukan lingkaran tahun dan cara-cara
mengumpulkan damar (resins) dan ter. Bahkan membahas penyerbukan pohon
kurma betina dengan bunga-bunga dari pohon jantan yang tak berbuah. Hal ini
Halaman | 8
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
merupakan pengetahuan kelamin pada tanam, sesuatu yang lama menghilang dan
baru diketahui lagi 2.000 tahun berikutnya.
Cendekiawan Yunani ternyata tak mampu bertahan secara politik. Persaingan dan
peperangan antar kota membawa ke kejatuha oleh tentara Macedonia. Ada yang
melacak kejatuhan Yunani pada akibat peningkatan populasi pada merosotnya
sumber-sumberdaya alam baik oleh peperangan maupun oleh kebusukan dari
dalam. Kelihatan bahwa dasar pertanian Yunani tak cukup untuk menyokong
kebudayaan yang selalu tumbuh.
Kebudayaan Yunani diserap oleh bangsa baru ke barat. Kekaisaran Romawi,
berbeda dengan Yunani, dibangun dari dasar sumberdaya alam yang kokoh kuat.
Kebalikan dari bangsa Yunani, bangsa Romawi sangat tertarik pada aspek praktis
dari pertanian. Pertanian merupakan bagian penting dari ekonomi dan urusan yang
sungguh-sungguh. Sumber penghasilan utama dari Romawi adalah pajak tanah;
perundang-undangannya yang paling penting berurusan dengan rencana agraria;
kekayaan besar diinvestasikan pada lahan pertanian. Romawi tumbuh ke kejayaan
pada landasan teknologi pertanian yang sehat dan berfungsi. Sewaktu mereka
menaklukkan, mereka membangun suatu kebudayaan yang asalnya Yunani tetapi
pelaksanaannya secara Romawi.
Walaupun orang Romawi hanya memiliki sedikit ide asli, akan tetapi mereka
terkenal betul betul memperbaiki yang mereka temukan. Tanda perdagangan yang
bertahan lama adalah jalan-jalan dan jalan air. Orang-orang Romawi berpikiran
moderan, beradab dan berpusat ke kota, tetapi bisnis dan kecenderungannya
terikat pada tanah.
Praktek pertanian Romawi dibukukan secara baik. Tulisan mengenai pertanian
yang pertama adalah De agricultura karangan Marcus Porceus Cato (234 - 149
SM), yang menulis aspek-aspek praktis dari pengelolaan tanaman dan ternak,
terutama mengenai keuntungan. Asal-usul filosofi desa ditemui dalam
kesimpulannya bahwa petani bukan hanya penduduk yang terbaik, tetapi juga
tentara terbaik. Seratus tahun berikutnya tulisan Marcus Terentius Varro (116 - 28
SM) yaitu De re rustica libri III, menekankan ketergantungannya negeri Halaman | 9
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
sekemakmuran pada pertanian yang sehat. Tulisan-tulisan lain adalah Georgica
karangan Vergilius (70 - 19 SM) dan banyak lain. Historia naturalis karangan
Plinius (23 - 79 M) memuat kumpulan ilmu maupun hal-hal yang tidak diketahui.
Dari tulisan-tulisan ini pertanian Romawi dapat dipelajari.
Dalam tulisan-tulisan pertanian dicatat adanya penyambungan tanaman (grafting
dan budding), poenggunaan berjenis-jenis varietas buah dan sayuran, rotasi pupuk
hijau, penggunaan pupuk kandang, pengembalian kesuburan tnah, bahkan
penyimpanan dingin untuk buah-buahan. Dikenal pula suatu "specularium",
rumah kaca dari mika, untuk menanam sayuran pada musim dingin. Di
Romawilah mulainya kebun tanaman hias berkembang sampai tingkat tinggi.
Pada masa awal sejarah Romawi lembaga pertanian yang pokok adalah
masyarakat desa. Milik perorangan kecil, berkisar dari satu hingga mepat acre dan
dikelola secara intensif. Setelah negara Romawi berkembang wilayahnya dan
memiliki tenaga kerja perbudakan dari menang perang, muncul unit produksi
yang lebih tinggi. Ini didapat dari tanah-tanah negara yang dibagi-bagikan. Hasil
sistem perkebuan merangsang pertumbuhan kekayaan perotangan yang hebat
yang mendorong penyapan dan korupsi yang menjalar dengan dahsyat. Kenaikan
tenaga kerja murah dari budak-budak dan meningkatnya ukuran milik perorangan
berakibatkan ketidakseimbangan sosial. Tentara-petani-penduduk kehilangan
tempatnya sebagai kekuatan stabilisasi dalam kehidupan Romawi.
Kemudian setelah kejayaan dialami, banyak sistem pertanian tak sehat muncul.
"Absente ownership", perbudakan, membawa kerusakan tanah yang menurunkan
produktivitas. Di samping itu upeti-upeti dari negara-negara luar mengendurkan
semangat berproduksi tinggi. Bangun dan jatuhnya keberuntungan politik
kekaisaran Romawi sejajar dengan trend dalam pertanian. Beban untuk
mendukung dan mempertahankan negara yang overexpanded meremehkan dasar-
dasar pertnaian; pertanian yang kelelahan dan tidak stabil mengurangi daya
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Abad pertengahan. Dengan runtuhnya Romawi dan Negara Barat, kemajuan
teknologi beralih ke Timur Tengah. Setelah tahun 700 M, kebudayaan Islam yang Halaman | 10
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
menyumbang hasil-hasil kebudayaannya kepada dunia. Kebudayaan Islam muncul
dengan menyumbangkan hasil-hasil teknologi dan ilmu pengetahuannya yang
jauh lebih rasional dan ilmiah dibandingkan dengan kebudayaan-kebudayaan
sebelumnya
Domestikasi anjing diduga telah dilakukan bahkan pada saat manusia belum
mengenal budidaya (masyarakat berburu dan peramu) dan merupakan kegiatan
peternakan yang pertama kali.
Kegiatan pertanian (budidaya tanaman dan ternak) merupakan salah satu kegiatan
yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total
bentuk kebudayaan. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian
pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di
daerah "bulan sabit yang subur" diTimur Tengah, yang meliputi daerah
lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga
daerah Suriah dan Yordania sekarang. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai
menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia,
terutama gandumkuna seperti emmer) dan polong-polongan di daerah tersebut.
Pada saat itu, 2000 tahun setelah berakhirnya Zaman Es terakhir di era Pleistosen,
di dearah ini banyak dijumpai hutan dan padang yang sangat cocok bagi mulainya
pertanian. Pertanian telah dikenal oleh masyarakat yang telah mencapai
kebudayaan batu muda (neolitikum), perunggu dan megalitikum. Pertanian
mengubah bentuk-bentuk kepercayaan, dari pemujaan terhadap dewa-dewa
perburuan menjadi pemujaan terhadap dewa-dewa perlambang kesuburan dan
ketersediaanpangan.
Teknik budidaya tanaman lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat
itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke timur (hingga Asia
Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya
budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada
saat 3000 tahun SM dan Jepang sertaKorea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu,
Halaman | 11
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang
sejak awal sama sekali berbeda.
Hewan ternak yang pertama kali didomestikasi adalah kambing/ domba (7000
tahun SM) serta babi (6000 tahun SM), bersama-sama dengan domestikasi kucing.
Sapi, kuda, kerbau, yak mulai dikembangkan antara 6000 hingga 3000 tahun SM.
Unggas mulai dibudidayakan lebih kemudian. Ulat sutera diketahui telah
diternakkan 2000 tahun SM. Budidaya ikan air tawar baru dikenal semenjak 2000
tahun yang lalu di daerah Tiongkok dan Jepang. Budidaya ikan laut bahkan baru
dikenal manusia pada abad ke-20 ini.
Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama.
Masyarakat Mesir Kuna (4000 tahun SM) dan Yunani Kuna (3000 tahun SM)
telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.
Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam dan memelihara ternak
merupakan kebudayaan manusia paling tua. Tetapi dibandingkan dengan sejarah
keberadaan manusia, kegiatan bertani ini termasuk masih baru. Sebelumnya,
manusia hanya berburu hewan dan mengumpulkan bahan pangan untuk
dikonsumsi.
Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, pertanianpun berkembang
menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai sistem
yang canggih dan padat modal. Berbagai teknologi pertanian dikembangkan guna
mencapai produktivitas yang diinginkan.
Di lain pihak, ilmu pertanianpun berkembang. Ilmu pertanian kemudian tumbuh
bercabang-cabang, terspesialisasi, seperti misalnya agronomi, ilmu tanah, sosial
ekonomi, proteksi tanaman, dan sebagainya.
Kemajuan ilmu dan teknologi, peningkatan kebutuhan hidup manusia, memaksa
manusia untuk memacu produktifitasmenguras lahan, sementara itu daya dukung
lingkungan mempunyai ambang batas toleransi. Sehingga, peningkatan
produktivitas akan mengakibatkan kerusakan lingkungan, yang pada ujungnya
Halaman | 12
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
akan merugikan manusia juga. Berangkat dari kesadaran itu maka muncullah
tuntutan adanya sistempertanian berkelanjutan.
Pertanian berkelanjutan
Definisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen-
komponen fisik, biologi dan sosioekonomi, yang direpresentasikan dengan sistem
pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia
dibandingkan pada sistem pertanian tradisional, erosi tanah terkendali, dan
pengendalian gulma, memiliki efisiensi kegiatan pertanian (on-farm) dan bahan-
bahan input maksimum, pemeliharaan kesuburan tanah dengan menambahkan
nutrisi tanaman, dan penggunaan dasar-dasar biologi pada pelaksanaan pertanian.
Salah satu pendekatan pertanian berkelanjutan adalah input minimal (low input)
secara khusus ditulis oleh Franklin H. King dalam bukunya Farmers of Forty
Centuries. King membandingkan penggunaan input minimal dan pendekatan
berkelanjutan pada pertanian daratan Timur (oriental) dengan apa yang dia lihat
sebagai kesalahan metoda yang digunakan petani Amerika. Gagasan King adalah
bahwa sistem pertanian memiliki kapasitas internal yang besar untuk melakukan
regenerasi dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya internal.
Baru-baru ini, Undang-undang Produktivitas Pertanian Amerika, yang merupakan
bagian dari Undang-undang Keamanan Pangan 1985, menyediakan kewenangan
untuk melaksanakan program riset dan pendidikan pada sistem pertanian alternatif
-yang kemudian dikenal sebagai pertanian berkelanjutan dengan input minimal
(Low Input Sustainable Agriculture (LISA)). Pada bulan Desember 1987,
Kongres Amerika menyetujui US $ 3,9 juta untuk memulai pekerjaan tersebut atas
dasar undang-undang Keamanan Pangan. Undang-undang tersebut memberikan
mandat untuk melakukan investigasi ilmiah pada a) peningkatan produktivitas
pertanian, b) produktivitas lahan sentra produksi, c) mengurangi erosi tanah,
Halaman | 13
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
kehilangan air dan nutrisi, dan d) melakukan konservasi sumberdaya natural dan
energi.
Petani Amerika saat ini sedang mencari sumberdaya yang efisien, biaya lebih
rendah, dan sistem-sistem produksi yang lebih menguntungkan. Siapapun yang
bergerak di bidang pertanian seharusnya berbagi kepedulian yang lebih luas pada
masyarakat dalam mendukung lingkungan yang bersih dan nyaman. Selama
sepuluh tahun terakhir, telah terjadi paradigma yang mengangkat masyarakat
pertanian dari kondisi yang mengharuskan produktivitas lebih tinggi menuju suatu
kondisi masyarakat yang peduli pada keberlanjutan. Hal ini dirasakan sebagai
suatu kesalahan bahwa produktivitas yang tinggi dari kegiatan pertanian
konvensional telah menimbulkan biaya kerusakan yang cukup siginifikan
terhadap lingkungan alam dan disrupsi masalah sosial.
Dalam usaha mengalihkan konsekuensi-konsekuensi negatif pertanian
konvensional, beberapa format sistem pertanian berkelanjutan yang berbeda telah
direkomendasikan sebagai alternatif-alternatif untuk mencapai tujuan sistem
produksi pertanian yang dapat menguntungkan secara ekonomi dan aman secara
lingkungan. Kepentingan dalam sistem pertanian alternatif ini sering dimotivasi
dengan suatu keinginan untuk menurunkan tingkat kesehatan lingkungan dan
kerusakan lingkungan dan sebuah komitmen terhadap manajemen sumberdaya
alam yang berkeadilan. Tetapi kriteria yang paling penting untuk kebanyakan
petani dalam mempertimbangkan suatu perubahan usaha tani adalah keingingan
memperoleh hasil yang layak secara ekonomi. Adopsi terhadap metode pertanian
alternatif yang lebih lebar ini membutuhkan bahwa metode tersebut sedikitnya
sama kualitasnya dalam memperoleh keuntungan dengan metode konvensional
atau memiliki keuntungan-keuntungan non-keuangan yang signifikan, seperti
sebagai usaha menjaga penurunan kualitas sumberdaya air dan tanah secara cepat.
Riset dan pendidikan bergerak terbatas diantara para peneliti atau mahasiswa.
Sebagaimana seorang mahasiswa menjadi lebih baik diberikan pendidikan
mengenai pengetahuan praktis pertanian berkelanjutan, lebih memiliki minat dan
dana akan ditingkatkan untuk mendukung riset selanjutnya. Jaminan peneliti dan
Halaman | 14
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
ketersediaan dana penelitian ini akan lebih memberikan harapan untuk
meningkatkan minat pada pendidikan yang memandu riset selanjutnya secara
umum. Pooling pendapat yang dilakukan mahasiswa di sejumlah fakultas seluruh
Amerika menunjukkan ketertarikan pada pertanian berkelanjutan. Kebanyakan
mereka mempertanyakan masalah-masalah pertanian berkelanjutan sebagai
sebuah pemikiran yang tidak dapat diadopsi dalam program agroekologi. Mereka
memberikan komentar bahwa penurunan dampak lingkungan akibat usaha
pertanian berkelanjutan sebagai sebuah keuntungan yang besar dari meninggalkan
usaha pertanian konvensional. Lebih banyak riset yang dilakukan pada pertanian
berkelanjutan ini, program-program pendidikan yang lebih baik akan dapat
dilaksanakan di wilayah ini.
Ketika perubahan dari kegiatan pertanian konvensional ke pertanian berkelanjutan
dilaksanakan, perubahan sosial dan struktur ekonomi juga akan terjadi. Pada saat
input menurun, terdapat hubungan yang menurun pula pada hubungan kerja
terhadap mereka yang selama ini terlibat dan mendapatkan manfaat dari pertanian
konvensional. Hasilnya adalah terdapat banyak kemungkinan yang dapat
ditemukan yaitu meningkatnya kualitas hidup, dan peningkatan kegiatan pertanian
mereka. Dalam mengadopsi input minimal (low input) sistem-sistem
berkelanjutan dapat menunjukkan penurunan potensial fungsi-fungsi eksternal
atau konsekuensi-konsekuensi negatif dari jebakan sosial pada masyarakat. Petani
sering terperangkap dalam perangkap sosial tersebut sebab insentif-insentif yang
mereka terima dari kegiatan produksi saat ini.
Pelaku – pelaku Pertanian
1. Pelaku Utama
Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang selanjutnya
disebut pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan,
petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengolah ikan, beserta
keluarga intinya.
Halaman | 15
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
Masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan adalah penduduk yang
bermukim di dalam dan di sekitar kawasan hutan yang memiliki kesatuan
komunitas sosial dengan kesamaan mata pencaharian yang bergantung pada hutan
dan aktivitasnya dapat berpengaruh terhadap ekosistem hutan.
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya
dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan
dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan
untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun
menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah
bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol
atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian.
Pekebun adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
melakukan usaha perkebunan.
Peternak adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
melakukan usaha peternakan
Nelayan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang mata
pencahariannya atau kegiatan usahanya melakukan penangkapan ikan.
Pembudi daya ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi
yang melakukan usaha pembudidayaan ikan.
Pengolah ikan adalah perorangan warga negara Indonesia atau korporasi yang
melakukan usaha pengolahan ikan.
Dalam negara berkembang atau budaya pra-industri, kebanyakan petani
melakukan agrikultur subsistence yang sederhana - sebuah pertanian organik
sederhana dengan penanaman bergilir yang sederhana pula atau teknik lainnya
Halaman | 16
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
untuk memaksimumkan hasil, menggunakan benih yang diselamatkan yang "asli"
dari ecoregion.
Di dalam proses produksi pertanian, kemandirian pelaku pertanian merupakan
hal yang mutlak untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Terutama dalam
menjamin ketersediaan pasokan pupuk sebagai komponen utama dalam bertani.
Hal tersebut sangat mungkin terjadi jika ada :
1. Dukungan Teknologi
2. Partisipasi LKS, Lembaga Kemasyarakatan yang dimaksud adalah
meliputi paguyuban, koperasi, kelompok tani (KTNA), wanita tani,
HKTI., LSM., Majelis dan kelembagaan lainnya yang berperan aktif.
Umumnya kelembagaan kemasyarakatan selalu memiliki karakter yang
dinamis dalam pemberdayaan individu ataupun organisasinya, baik secara
sosial, budaya, politik dan ekonomi. Hal yang paling mendasar adalah
dibutuhkannya sumber energi yang akan menjamin kelancaranan aktivitas
dan menjaga independensi organisasi agar selalu dalam koridor
idealismenya.Di dalam konsep pengembangan kemandirian pelaku
pertanian, organisasi-organisasi ini berpeluang untuk melakukan advokasi
ataupun terjun langsung sebagai pelopornya. Berbekal manajemen yang
profesional, konsep ini dapat dijadikan wadah untuk sosialisasi tujuan
organisasi, meningkatkan hubungan antar anggota sekaligus juga sebagai
sumber energi organisasi.
3. Dukungan Pemerintah Daerah di dalam setiap aktivitas ekonomi di dalam
wilayah suatu daerah, akan memberikan kontribusi besar bagi pemerintah
daerah setempat, baik dalam perolehan pajak, investasi, pembukaan
lapangan pekerjaan, dll. Apalagi di era otonomi daerah sekarang ini,
PEMDA dituntut untuk membiayai kebutuhannya sendiri melalui
penggalian potensi daerah semaksimal mungkin dengan harapan akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. Di dalam system pembangunan
unit produksi pupuk ini, sirkulasi atau peredaran uang sebagian besar
Halaman | 17
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
berada pada wilayah tersebut, dan bermanfaat untuk pembangunan
infrastruktur untuk menunjang sektor pertanian atau sektor lainnya, hal ini
sangat menguntungkan bagi ketahanan ekonomi daerah. Berbeda dengan
tata niaga pupuk kimia sintetis sekarang ini, pendapatan dari sektor
pertanian daerah sebagian besar akan habis untuk menutupi belanja
kebutuhan pupuk dan sarana pertanian lainnya.
4. Dukungan Dana Investasi, Dukungan investasi yang di maksud adalah
peran aktif penyandang dana (investor) yang bersifat kemitraan usaha.
Investasi dalam kegiatan ekonomi kedaerahan membutuhkan dana yang
tidak sedikit dan perlu perhitungan yang matang. Dalam investasi skala
kecil, masih mungkin dilakukan oleh satu atau beberapa orang yang
mempunyai kemampuan financial (keuangan) yang memadai. Keberadaan
lembaga keuangan (Bank Nasional/ Bank Syari’ah/ BPR/ BMT/Lembaga
ZIS) merupakan salah satu peluang untuk mendapatkan pinjaman,
kerjasama bagi hasil ataupun penyediaan sarana dan prasarana dalam
rangka pemberdayaan masyarakat.
Konsumen hasil - hasil Pertanian adalah orang atau badan atau lembaga yang
memakai atau menggunakan hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani produsen
atau pengusaha pertanian.
Dari segi kemasyarakatan, konsumen merupakan bagian dari organisasi ekonomi.
Dari segi strategi pemasaran, konsumen adalah sebagai objek tujuan dimana
produsen dan lembaga tataniaga melaksanakan fungsinya untuk mendapat
keuntungan dari konsumen. Konsumen hasil pertanian terbagi 2, yaitu :
1. Konsumen awal, yaitu konsumen yang membeli hasil-hasil pertanian
untuk dikonsumsinya. Contoh si A membeli buah untuk dikonsumsinya.
2. Konsumen akhir, yaitu konsumen yang membeli hasil-hasil pertanian
untuk diolahnya, kemudaian hasil olahan tersebut dijualnya. Contoh si B
membeli beras untuk dijadikan lontong kemudian lontong itu dijualnya.
Halaman | 18
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertanian , ( diakses 13 Maret 2011)
http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sejarah.htm, (diakses pada 13 Maret 2011)
http://www.lablink.or.id/Agro/agr-sust.htm, (diakses pada 13 Maret 2011)
http://www.lablink.or.id/Agro/agr-agronomi.html, (diakses pada 13 Maret 2011)
http://id.wikipedia.org/wiki/Petani (diakses pada 13 Maret 2011)
http://farbani.webs.com/apps/forums/topics/show/1719229-pengusaha-dan-
petani-, (jam 22.40 tanggal 13 Maret 2011)
http://legislasi.mahkamahagung.go.id/docs/UU/2006/UU_NO_16_2006.pdf,
(jam 23.00 tanggal 13 Maret 2011)
http://organisasi.org/definisi-pengertian-pertanian-bentuk-hasil-pertanian-
petani-ilmu-geografi,( jam 23.10 tanggal 13 Maret 2011)
http://anomwibisono.blogspot.com/2008/09/kemandirian-pelaku-pertanian.html, (diakses
pada 13 Maret 2011)
http://agrimaniax.blogspot.com/2010/05/konsumen-hasil-hasil-pertanian.html, (diakses
pada 13 Maret 2011)
http://www.info-bisnis.biz/2011/01/menjadikan-pertanian-sebagai-bisnis.html,
(jam 22.50 tanggal 13 Maret 2011)
http://www.lablink.or.id/Agro/pertanian.htm, (diakses pada 13 Maret 2011)
http://feati.deptan.go.id/tampil.php?page=tentang_fma,( jam 23.15 tanggal 13
Maret 2011)
Halaman | 19
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
Halaman | 20
Pertanian dan Pelaku Pertanian (Kelompok 1)
top related