spesifikasi teknis kantor dinas kesehatan
Post on 06-Jul-2018
234 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
1/73
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
2/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 2
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan;
4. Penyediaan peralatan;
5. Penyediaan bahan bangunan;
6. Mobilisasi/Demobilisasi;
7. Perlindungan terhadap cuaca;
8. Keselamatan, keamanan dan perlindungan terhadap lingkungan hidup;9. Gangguan terhadap lalu lintas dan daerah sekitarnya yang berdekatan;
10. Kerusakan lingkungan yang harus dihindari;
11. Kontraktor harus menjaga kebersihan lokasi proyek.
12. Pembuatan shop d rawing (Gambar Kerja);
13. Pembuatan Gambar Sesuai Pelaksanaan (As built Drawing) dan buku penggunaan &
pemeliharaan bangunan;
14. Pembenahan dan perbaikan kembali kerusakan fasilitas umum akibat kendaraan proyek;
15. Peraturan/persyaratan teknik yang mengikat;
PASAL 2PENYEDIAAN TENAGA
1. Selama masa pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan tenaga inti yang cukup memadai
untuk proyek ini yang sekurang-kurangnya terdiri atas :
No Uraian Personil Inti JumlahPengalama
nLampiran
1 Site Enginering 1 Orang 5 tahun Ijazah, SKA AhliBangunanGedung
2 Pelaksana
(STM Bangunan)
1 Org 5 Thn Ijasah &
SKTPelaksanaBangunanGedung
3 Adm. Proyek dan Keuangan.(SLTA sederajad)
1 Org 1 Thn Ijasah,CV
4 K3 (SLTA sederajad) 1 Orang 2 Thn SertifikatPelatihan K3Ijasah,CV
5 Tukang Baja 1 Orang 3 Tahun SKT TukangPekerjaan Baja
2. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dikeluarkan
Kontraktor Pelaksana sudah harus menyerahkan nama-nama tenaga yang dipergunakan
(ditugaskan) di atas lengkap dengan curiculum vitae-nya serta Bagan Organisasinya;
3. Pada setiap tahapan pekerjaan Konstruksi, Kontraktor harus menyediakan tenaga mandor,
tukang dan pekerja yang cukup trampil serta cukup jumlahnya, ditambah 1 (satu) orang
Draftman bila diperlukan untuk pembuatan shop drawing;
4. Kontraktor berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang dimaksud pada butir 1 & 2
di atas apabila diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal ini dapat dikenakan sangsi/dendakelalaian;
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
3/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 3
5. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak, Kontraktor harus membuat pengaturannya sendiri dalam
hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau lainnya, dan mengenai pembayaran,
perumahan, makanan, transportasi dan pembayaran yang harus dikeluarkan termasuk
kompensasi yang harus yang menjadi haknya berdasarkan perundang-undangan Republik
Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir;
6. Kontraktor tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik Proyek (Pengguna
Jasa) selama masa Kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik Proyek;
7. Untuk mendapatkan tenaga Staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor harus
memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari tempat lokasi
proyek;
8. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara pada lokasi proyek fasilitas pertolongan
pertama dalam kecelakaan yang memadai dan beberapa staf harus mampu melakukan tugas
pertolongan pertama, sesuai dengan keinginan Direksi;
9. Kontraktor akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa kecelakaan di lokasi
proyek atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor juga harus
melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang apabila laporan tersebut
disyaratkan oleh undang-undang.
PASAL 3
PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan (Time
Schedule) dalam bentuk kurva “s” yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawarannya;
2. Pembuatan Rencana Jadwal Pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor Pelaksana
selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas;
3. Bila selama waktu 10 (sepuluh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor
Pelaksana belum dapat menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Kontraktor
Pelaksana harus dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk waktu 2
minggu pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan;
4. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang
harus dibuat pada saat memulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PASAL 4
PENYEDIAAN PERLENGKAPAN DAN PENJAGAAN KEAMANAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan/mendirikan barak kerja dan gudang penyimpanan
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
4/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 4
alat dan bahan bangunan untuk keperluan pekerjaan konstruksi yang kelayakannya akan dinilai
oleh Direksi. Bila Direksi menilai barak/gudang tersebut kurang layak dengan alasan-alasan
teknis, maka Kontraktor Pelaksana harus melakukan perbaikan/penyempurnan sesuai dengan
petunjuk Direksi;
2. Kontraktor Pelaksana harus, menyediakan/ mendirikan barak direksi (Direksi Keet) yang
dilengkapi dengan : meja rapat lengkap dengan tempat duduk dalam jumlah yang cukup; meja
dan kursi kerja berlaci dan berkunci; 1 set Dokumen Kontrak; Ruang Direksi.Direksi keet
tersebut harus ada baik sewa atau dibangun dengan persyaratan sebagai berikut :
3. Kontraktor harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja,
kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan keselamatan kerja.
Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus segera mengambil
tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengikuti ASTEK);
4. Semua material yang tersebutkan di dalam butir 1, 2 dan 3 di atas setelah selesainya
pelaksanaan kembali menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan
pekerjaan.
PASAL 5PENYEDIAAN PERALATAN
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi
dengan baik yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen
konstruksinya
2. Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
No Alat yang diipergunakan Jumlah Kondisi Peralatan
1. Truck/Dump Truck 1 Bh Baik
2. Concrete Mixer 1 Bh Baik
3. Concrete Viberator 1 Bh Baik
4. Water Pump 1 Bh Baik
5. Stamper 1 Bh Baik
3. Konsultan Pengawas dapat menghentikan pelaksanaan komponen konstruksi bila secara
teknis peralatan yang dipergunakan Kontraktor Pelaksana dinilai tidak memenuhi persyaratan
baik jumlahnya maupun kelayakan fungsinya;
4. Guna kesempurnaan pelaksanaan konstruksi, selama masa pelaksanaan Kontraktor
Pelaksana harus senantiasa menyediakan alat ukur theodolite guna pengukuran dan
pengontrolan kebenarannya oleh Konsultan Pengawas;
Bila Kontraktor Pelaksana tidak dapat menyediakannya, Konsultan Pengawas berhak
menyediakannya dengan biaya sewa sepenuhnya harus ditanggung oleh Kontraktor
Pelaksana.
PASAL 6PENYEDIAAN BAHAN BANGUNAN
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
5/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 5
1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan mutu
dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
jadwal pelaksanaan;
a. Mutu bahan
Semua bahan dan pengerjaan haruslah dari jenis yang sesuai yang diuraikan di dalam
Kontrak dan sesuai dengan perintah Direksi dan sewaktu-waktu dapat diuji jika Direksi
memerintahkan di tempat pengambilan atau pembuatan bahan, atau dilokasi atau di
lain tempat yang ditentukan dalam Kontrak, atau di semua atau beberapa tempat
tersebut. Kontraktor harus memberikan bantuan peralatan, mesin, pekerja dan bahan-
bahan yang biasa yang diperlukan untuk pemeriksaan, pengukuran dan pengujian
setiap pekerjaan dan kualitas, berat atau banyaknya bahan yang digunakan dan harus
menyediakan contoh-contoh bahan sebelum disertakan kedalam Pekerjaan, untuk diuji
sebagaimana dipilih dan diperlukan oleh Direksi;
Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah sebagaimana di bawah ini
Sedang bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan disyaratkan langsung
di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi.
b. Batu dan Tanah Urug
Batu harus dari batu yang keras, tidak porus berukuran berat sesuai yang di syaratkan
dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil pecahan.
Berat jenis batu yang dipersyaratkan adalah 2500 kg/m2;
Tanah urug yang disyaratkan harus tanah yang mengandung batuan 60 % dari material
urugan itu sendiri;
c. Air Kerja
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton, dan
penyiraman guna pemeliharaannya, harus air tawar yang bersih, tidak mengandung
minyak, garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat
sebagai air untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium.Bila air yang
dipergunakan dari sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium;
d. Semen Portland (PC)
Semen Portland yang digunakan adalah PC jenis I harus satu merk untuk penggunaan
dalam pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau
seluruhnya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat (gudang)
yang memenuhi syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas;
e. Pasir (Psr)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organis lainnya, yang terdiri atas :
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran harus, yang lazim disebut pasir
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
6/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 6
urug;
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasaran disebut pasir
pasang;
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari Laboratorium.
f. Kerikil (Krk)
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali pecah, bersih dan bermutu
baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum
dalam PBI 1971.
g. Batu Belah
Batu belah harus dari batu kali/Gunung yang keras, tidak porus berukuran berat sesuai
yang di syaratkan dalam gambar rencana dan minimal ketiga sisinya merupakan hasil
pecahan.
2. Biaya untuk contoh-contoh
Semua contoh-contoh harus disediakan oleh Kontraktor atas biayanya sendiri, bila penyediaan
tersebut dikehendaki dengan jelas dan ditentukan dalam Kontrak, tetapi bila tidak, maka atas
biaya Direksi.
3. Biaya untuk pengujian
Biaya untuk pembuatan setiap pengujian atas biaya Kontraktor.Pengujian dilakukan terutama
untuk bahan pembuatan beton yang didatangkan di lokasi pekerjaan. Hal tersebut jelas -jelas
dikehendaki dan ditentukan di dalam Kontrak
4. Pemeriksaan atas kegiatan.
Direksi dan setiap orang yang diberi wewenang olehnya atau oleh Direksi harus setiap saat
diijinkan masuk ketempat Pekerjaan, dan tempat-tempat dimana pekerjaan sedang
dipersiapkan atau darimana asal bahan, yang didapatkannya untuk Pekerjaannya, dan
Kontraktor harus menyediakan setiap fasilitas untuk dan atau segala bantuan dalam
mendapatkan hak untuk masuk tersebut.
PASAL 7MOBILISASI/DEMOBILISASI
1. Bila didalam harga Penawaran tercantum lumpsum untuk mobilisasi/ demobilisasi, maka uraian
dibawah ini adalah penjelasan dari padanya.
Transport lokal alat-alat dan perlengkapan proyek (dengan jumlah yang memadai), sampai
proyek dan membawanya keluar setelah proyek selesai;
2. Kontraktor diijinkan, apabila Direksi tidak berkeberatan, untuk setiap waktu dalam masa
pelaksanaan mobilisasi untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-alat
perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya kontrak;
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
7/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 7
3. Dalam biaya kontrak tersebut sudah harus termasuk biaya pembongkaran alat-alat,
perlengkapan dan bangunan-bangunan kerja lainnya sedemikian sehingga bekas alat-alat,
perlengkapan dan bangunan-bangunan tersebut bersih kembali seperti semula;
4. Sebelum kegiatan ini dilakukan, Kontraktor harus mengajukan rencana mobilisasi kepada
Direksi untuk diketahui dan disetujui.
PASAL 8PERLINDUNGAN TERHADAP CUACA
Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langkah-langkah dan peralatan yang perlu
untuk melindungi pekerjaan/bahan yang digunakan agar tidak rusak mutunya karena cuaca.
PASAL 9DAERAH OPERASI BAGI KONTRAKTOR
Kontraktor harus melakukan pengaturan daerah operasinya sendiri, antara lain untuk :
penyimpanan bahan-bahan bangunan, peralatan konstruksi, peralatan pengadukan beton,
kantor-kantor sementara dan lain-lain.
Areal yang dipilih Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi. Kontraktor harus menjaga
kebersihan dan keteraturan daerah operasinya selama pelaksanaan pembangunan poskesdes.
Kontraktor harus mengatur sendiri pengaturan untuk : air bersih, tenaga listrik, alat komunikasi
dan keperluan-keperluan lainnya selama pelaksanaan pembangunan atas biaya sendiri.
Pada akhir pembangunan, Kontraktor harus membersihkan daerah operasinya dan diterima baik
oleh Direksi.
PASAL 10PERSETUJUAN DIREKSI
Kecuali dinyatakan lain, semua gambar-gambar, dokumen-dokumen, contoh-contoh bahan
bangunan dan hal-hal lain yang memerlukan persetujuan Direksi harus diserahkan dalam 3 (tiga)
rangkap, dan apabila disetujui 1 (satu) rangkap daripadanya akan dikembalikan kepada
Kontraktor dan yang lainnya disimpan oleh Direksi.
PASAL 11BUKU HARIAN
Kontraktor wajib menyediakan Buku Harian di tempat pekerjaan, Segala kejadian yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan harus dicatat setiap harinya, catatan tersebut meliputi antara
lain :
- Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari;
- Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain;
- Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan yang di tolak atau
diterima;Kemajuan dari pekerjaan;
- Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan.
Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Pelaksana dan Pengawas hariansebagai tanda persetujuan. Apabila terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat
mengajukan persoalan kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk mendapat penyelesaian.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
8/73
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
9/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 9
kerusakan, biaya, denda, dan pengeluaran apapun yang timbul dari, atau ada hubungandengan, semua permasalahan sepanjang menjadi tanggung jawab Kontraktor;
3. Tanpa membatasi atau mengurangi dari ayat terdahulu, Kontraktor akan tunduk padaperaturan daerah setempat atau perintah-perintah yang diberikan oleh petugas yangberwenang dan berkompeten.
Pekerjaan yang dijalankan oleh Kontraktor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidakmengganggu atau menghalangi atau membahayakan keselamatan masyarakat umum(setempat).
Kontraktor harus menjamin bahwa instansi yang berwenang tidak dituntut kerugianterhadap semua tindakan, gugatan, tuntutan, kerusakan, biaya, denda dan pengeluaranyang timbul akibat dari pekerjaan yang dilaksanakan Sub-Kontraktor yang menimbulkanhalangan atau mempengaruhi lalu lintas, dan jalan tersebut.
4. Kontraktor akan selalu memelihara jalan atau fasilitas umum lainnya agar tetap dalamkondisi baik selama pelaksanaan.
PASAL 14KERUSAKAN YANG HARUS DIHINDARI
1. Kontraktor akan menggunakan segala cara yang wajar dalam menjaga jalan jalan atau
jembatan-jembatan yang menghubungkan tempat atau semua jalur ke lokasi proyek dari
kerusakan akibat lalu lintas yang disebabkan oleh Kontraktor atau Sub-Kontraktor dan,
secara khusus akan menyeleksi jalur yang ada, memilih dan menggunakan kendaraan dan
membatasi beban dan mendistribusi beban itu antara kendaraan sehingga kemacetan luar
biasa yang tidak dapat dielakkan yang terjadi dikarenakan pemindahan material, bangunan,
peralatan Kontraktor atau Pekerjaan sementara dari dan ke lokasi proyek dibatasi
sebanyak mungkin, sehingga jalan jalan dan jembatan-jembatan terhindar dari kerusakan
yang tidak perlu terjadi;
2. Kontraktor harus bertanggung jawab dan akan membayar biaya untuk memperkuat
jembatan jembatan atau merubah atau memperbaiki setiap jalan atau semua jalur yang
menghubungkannya dengan lokasi proyek sebagai fasilitas bagi pergerakan peralatan
Kontraktor atau Pekerjaan sementara dan Kontraktor harus mengganti kerugian dan
melindungi Pemilik Proyek terhadap semua tuntutan akibat kerusakan setiap jalan atau
jembatan akibat pengangkutan tersebut, termasuk tuntutan yang mungkin ditujukan
langsung kepada Pemilik Proyek, dan akan melakukan negosiasi dan membayar semua
tuntutan yang timbul semata-mata akibat kerusakan tersebut;
3. Diluar dari pada ayat 1, setiap kerusakan yang terjadi pada jembatan atau jalur penghubung atau yang menghubungkannya dengan lokasi proyek yang ditimbulkan
sebagai akibat dari pengangkutan material atau bangunan, oleh Kontraktor harus
diberitahukan kepada Direksi dengan tembusan kepada Pemilik Proyek, secepatnya
setelah menyadari adanya kerusakan tersebut atau secepatnya setelah ia menerima
tuntutan dari pihak berwenang yang berhak mengajukan tuntutan. Berdasarkan peraturan
atau perundang-undangan bila timbul kerusakan yang terjadi sebagai akibat dan muatan
material atau bangunan, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengganti segala kerugian
kepada badan yang berkenang mengelola jalan dimana Pemilik Proyek (Pengguna Jasa)
tidak akan bertanggung jawab terhadap semua biaya, denda atau pengeluaran yang
berkenaan dengan hal tersebut. Pada kasus lain Pemilik Proyek (Pengguna Jasa) dapat
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
10/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 10
mengadakan negosiasi dalam mencapai penyelesaikan dan membayar semua biaya
sehubungan dengan tuntutan, kelangsungan pekerjaan, kerusakan, biaya, denda dan
pengeluaran yang ada hubungannya dengan hal tersebut dan membebaninya kemudian
kepada Kontraktor;
4. Bila dalam pandangan Direksi sesuatu tuntutan atau bagian dari padanya, dikarenakan
kelalaian dari pihak Kontraktor dalam mengamati dan menjalankan kewajibannya
berdasarkan ayat 1, maka besarnya biaya yang ditentukan oleh Direksi setelah
berkonsultasi dengan Pemilik Proyek dan Kontraktor, harus dilunasi dan kegagalan
tersebut harus ditebus Kontraktor dan pembayaran yang menjadi hak atau bakal menjadi
hak Kontraktor dan Direksi akan memberitahu Kontraktor bila penyelesaian pembayaran
akan dirundingkan dan, bila ada biaya yang akan ditarik dari Kontraktor, Pemilik Proyek
(Pengguna Jasa) akan berkonsultasi dengan Kontraktor sebelum penyelesaian tersebut
disetujui.
PASAL 15KONTRAKTOR HARUS MENJAGA KEBERSIHAN LOKASI PROYEK
Selama pelaksanaan Pekerjaan Kontraktor harus menjaga agar lokasi proyek, bebas dari semua
halangan yang tidak perlu dan akan menyimpan atau menyisihkan setiap peralatan dan kelebihan
material milik Kontraktor dan membersihkan serta memindahkan segala rongsokan dan sampah
yang tidak perlu dari lokasi proyek.
PASAL 16JAM KERJA
Kontraktor leluasa mengatur jam kerjanya sendiri.Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan pada
malam hari, Kontraktor harus menyediakan/menyiapkan yang diperlukan, misalnya penerangan
lampu dan sebagainya demi kesempurnaan pekerjaan atas tanggungan biaya Kontraktor dan
atas persetujuan dan KPengawas/ Direksi.
PASAL 17PEKERJAAN YANG TIDAK MEMENUHI SYARAT
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak sesuai dengan
gambar atau RKS, maka atas perintah Direksi pihak Kontraktor harus membongkarnya dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi dan memperbaiki kembali atas tanggungan biayapihak Kontraktor.
PASAL 18PEMBUATAN SHOP DRAWING
Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Kon trak tor sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan yaitu :
a. Untuk pekerjaan perlu penyesuaian dengan kondisi lapangan;
b. Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau kurang memadai;
c. Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas toleransi yang diijinkan)pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya;
d. Direksi/Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi kesempurnaan konstruksi.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
11/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 11
e. Shop drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Direksi sebelum elemen
konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
PASAL 19PEMBUATAN GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)
Sebelum Penyerahan Pekerjaan ke I, Kontraktor Pelaksana sudah harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
a. Gambar Rancangan Pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam pelaksanaannya;
b. Shop Drawing sebagai penjelasan rencana kerja lanjutan Trehabilitasi Sedang/Berat Gedung
Kantor (jika ada);
c. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat 1 di atas harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Direksi setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti;
a. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan & pemeliharaan bangunan merupakan
bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat Penyerahan ke I. Kekurangan dalam hal
ini akan berakibat Penyerahan Pekerjaan ke I tidak dapat dilakukan.
PASAL 20PEMBENAHAN/PERBAIKAN KEMBALI
Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana
meliputi :
1. Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan mengalami
kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan;
2. Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan pokokyang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya : jalan, halaman dan
lain sebagainya).
3. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-
sisa pelaksanaan termasuk bow-keet dan direksi-keet harus dilaksanakan sebelum
masa kontrak berakhir.
PASAL 21PERATURAN TEKNIK YANG MENGIKAT
a. Peraturan Teknik Yang Dikeluarkan/Ditetapkan Oleh Pemerintah RI.
Apabila tidak disebutkan lain di dalam RKS dan Gambar maka berlaku mengikat peraturan-
peraturan dibawah ini :
a. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56);
b. Peraturan Umum Bahan Indonesia (PUBI 1982);
c. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengerahan Tenaga Kerja);
d. Peraturan-peraturan Pemerintah/Perda setempat.
2. Persyaratan Teknik Pada Gambar/RKS Yang Harus Diikuti
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka
gambar detail yang diikuti;
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
12/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 12
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidak sempurnaan/ketidak sesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi lebih dahulu;
c. Bila terdapat perbedaan antara RKS dan Gambar, maka RKS yang diikuti,
kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelasmengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Direksi;
d. RKS dan Gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti, demikian juga
sebaliknya;
e. Yang dimaksud dengan RKS dan Gambar di atas adalah RKS dan gambar
setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan;
f. Bila dalam gambar terdapat kekurangan notasi ukuran, namun tercantum
ukuran skala gambar, maka ukuran berdasarkan skala gambar dapat
dipergunakan.
PASAL 22PENELITIAN DOKUMEN PELAKSANAAN
1. Kontraktor Pelaksana berkewajiban meneliti kembali seluruh dokumen pelaksanaan secara
seksama dan bertanggung jawab.
Bila di dalam penelitian tersebut dijumpai Gambar atau persyaratan pelaksanaan yangtidak memenuhi syarat teknis yang bila dilaksanakan dapat menimbulkan kerusakan
konstruksi atau kegagalan struktur, maka Kontraktor Pelaksana wajib melaporkannya
kepada Direksi secara tertulis, dan menangguhkan pelaksanaannya sampai memperoleh
keputusan yang pasti dari Direksi.
2. Bila akibat kekurang-telit ian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pemeriksaan
Dokumen Pelaksanaan tersebut, terjadi ketidak sempurnaan konstruksi atau
kegagalan struktur bangunan maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan
pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
rnemperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Direksi
tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
PASAL 23SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN-BAHAN BANGUNAN
1. UMUM
Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua
bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang
dapat digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut B.S.) dan Normalisasi
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
13/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 13
Indonesia (selanjutnya disebut N.I.), atau Standard Industri Indonesia (SII).
Bahan-bahan lain yang tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak
ada dalam JIS, BS atau NI, harus disetujui secara khusus oleh Direksi.
2. PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN
a. Semua bahan-bahan dan barang-barang/benda-benda yang dipakai didalam pekerjaan
Proyek/Satuan Kerja harus dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu-waktu,
jika dan bila diminta oleh Direksi.
b. Jika Direksi menganggap perlu, maka Kontraktor atas biayanya sendiri harus dapat
memberikan test sertifikat dari pabrik.
c. Atas biayanya sendiri, Kontraktor harus menyediakan dan mempersiapkan bahan-
bahan yang ditest dan contoh-contoh dari bermacam-macam bahan yang sewaktu-
waktu akan diminta atau disyaratkan.
d. Semua ongkos dari peninjauan dan ujian menjadi tanggungan Kontraktor.
e. Setiap test bahan atau pekerjaan yang telah selesai harus dilaksanakan dengan
disaksikan Direksi dan harus dilaksanakan sedemikian memenuhi persyaratan yang
diminta.
f. Semua bahan-bahan yang dipakai dalam Proyek/Satuan Kerja/pekerjaan, harus
mendapat persetujuan Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun bahan-bahan
tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu didatangkan di site.
g. Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh tidak disetujuinya bahan-bahantersebut oleh Direksi menjadi tanggungan Kontraktor.
h. Direksi mempunyai kebebasan untuk menolak salah satu atau semua bahan-bahan
dan metoda pelaksanaan yang tidak sama kwalitasnya dan sifatnya seperti contoh-
contoh yang telah disetujui dan Kontraktor harus segera memindahkan bahan-bahan
atau membongkar pekerjaan - pekerjaan yang dimaksud atas tanggungannya.
4. SEMEN
a. Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merek/pabrik yang disetujui dan harus
Portland Cement tahan sulfate atau Portland Cement Type I ditambah bahan Additive
yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81, terkecuali
jika ditentukan lain.
Jika Kontraktor menginginkan, maka P.C. yang cepat mengeras boleh dipakai sebagai
pengganti P.C. tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/
Engineer /Pengawas.
b. Sertifikat pengujian dan lain-lain
Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik yang
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
14/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 14
menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi
kimianya dan bahwa coba uji dan analisa tersebut dalam segala-galanya sesuai
dengan persyaratan-persyaratan yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Setiap
pengiriman semen, yang dikirim ke site harus diuji dan dianalisa menurut persyaratan
yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Sampel akan dikumpulkan sebagaimana
ditentukan oleh Direksi dan pengujian harus dilaksanakan pada laboratorium yangtelah disetujuinya. Semen yang telah dipakai untuk sample-sample tidak boleh dipakai
pada pekerjaan apapun sebelum coba ujinya dan analisanya telah selesai dan
hasilnya telah diterima dengan baik oleh Direksi. Sebagai tambahan dari test- test
dan analisa-analisa tersebut diatas Direksi dapat menguji semen yang telah disimpan
di Site sebelum dipakai untuk menentukan apakah semen yang didatangkan telah
rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Tidak boleh ada semen yang
dipakai sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Direksi. Banyaknya semen untuk
test tidak ditentukan dan ongkos pengujiannya harus dimasukkan dalam bill of quantity
untuk masing-masing pekerjaan. Direksi dapat menolak semen yang
didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan, meskipun
semen itu telah mendapat sertifikat pabrik. Semua semen yang telah ditolak harus
segera dipindahkan dari Site, atas biaya Kontraktor.
c. Pengangkutan dan penyimpanan semen
Umur semen pada waktu dilever dilapangan tidak boleh lebih dari 2 (buah) bulan dan
semen harus dipakai dalam waktu 3 bulan setelah datang di Site (lokasi pekerjaan).
Semen harus diangkut ke Site dalam kendaraan yang tertutup, terlindung dengan baik
terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik didalam gudang-gudang yang
mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk mencegah
kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu setinggi
paling sedikit 30 cm diatas tanah dan diberi ventilasi.
Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat dengan mudah
diidentifikasi, diperiksa, ditest dan dicatat tanggal pengeluarannya. Semen yang
disimpan dalam kantong/zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 12 zak. Semen yang
didatangkan di Site harus segera ditempatkan didalam gudang-gudang tersebut diatasdan dipakai pada pelaksanaan sesuai urutan datangnya. Penggunaan semen dalam
jumlah yang besar tidak dilarang. Biar bagaimanapun juga, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepada
Direksi/Engineer /Pengawas mengenai pengiriman semen, penyim-panannya dan
menjelaskan berapa banyaknya yang diterima dan dikeluarkan selama minggu
tersebut, dari siapa/darimana dibeli dan dibagian-bagian pekerjaan apa saja semen
telah dipergunakan.
5. AGREGAT UNTUK BETON
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
15/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 15
5.1. U m u m
Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part 2, atau standard lain
yang disetujui Direksi/ Engineer/Pengawas. Apabila agregat dari sumber yang telah
disetujui ternyata menyimpang dari contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak
memenuhi syarat tersebut di atas, maka sumber ini dapat ditolak. Suatu jumlah
stock agregat yang telah disetujui Direksi harus selalu ada dilapangan untuk
memungkinkan pembuatan beton secara kontinu untuk suatu jangka waktu 2 minggu
tanpa terhenti.
5.2. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil pecah yang telah disetujui atau pecahan batuan
dengan ukuran butir maximum tidak melebihi yang dipersyaratkan. Untuk seluruh
pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi yang
ditentukan dalam BS 882, 1201, Part 2, Table 1, untuk saringan 40 mm - 5 mm, 20
mm - 5 mm ukuran nominal atau syarat dalam N I atau dalam tabel berikut ini dari
JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1002 sieve). Apabila dari
analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat
mempe-ngaruhi kerapatan beton, Direksi dapat memberi petunjuk kepada
Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut diatas.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan
pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih
dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah
untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis crusher yang disetujui. Bubuk
atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau dikehendaki
Direksi harus dicuci secara seksama.
5.3. Agregat halus
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus
mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan
menghasilkan beton dengan kerapatan maximum. Gradasi dari agregat halus harus
masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau
dalam tabel berikut ini dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS
A 1102 sieve) Ukuran sar ingan (mm).Pasir dari pecahan batu dapat
ditambahkan pada pasir alami untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang
memenuhi syarat.Pasir dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan
Direksi.
5.4. Pengambilan contoh dan testing untuk agregat
Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor pada setiap saat untuk mengambil
contoh agregat dari lapangan atau sumber agregat untuk dilakukan testing menurut
cara yang diuraikan dalam BS 812, JIS A 1102 atau N I.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
16/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 16
Agregat yang tidak memenuhi syarat dalam test, harus diganti atau dicuci sampai test
lebih lanjut untuk membuktikan bahwa dapat memenuhi persyaratan untuk
dipakai.Semua biaya yang dikeluar-kan untuk dipenuhinya persyaratan ini menjadi
tanggungan Kontraktor.
5.5. Penyimpanan agregat
Pasir dan agregat kasar untuk bahan beton harus disimpan dalam bak atau lantai
papan yang direncanakan khusus untuk mencegah terpisahnya suatu komposisi
agregat tertentu atau tercampurnya agregat dari ukuran yang berbeda-beda, dan
menghindarkan tercampurnya agregat dengan debu, zat-zat organik atau bahan-
bahan pencemar lainnya.
Agregat dengan ukuran tertentu harus disimpan secara terpisah kecuali disetujui lain
oleh Direksi/Engineer /Pengawas.
6 AIR
Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat-zat
organik atau inorganic yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain
harus mendapat persetujuan Direksi.
Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk pembuatan
beton, penyemprotan dan membasahi acuan (form work) atau pengeringan beton.
Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang
cukup dilapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan
membasahi acuan.
Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi Proyek/Satuan
Kerja. Apabila Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,
pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini,
seluruh biayanya harus ditanggung Kontraktor sendiri.
7 BATU PASANG
Batu Pasang yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kwalitas terbaik. Batuharus keras, tahan lama, liat, tahan terhadap goresan dan cuaca, serta bebas dari tanah
atau sampah-sampah lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian
yang pipih atau pancang atau cadas yang lapuk.
Batu untuk keperluan talud pelindung lereng harus mempunyai berat per unit sesuai
dengan yang tertera pada gambar rencana dan merupakan batu pecah/belah dan bukan
batu dengan bentuk bulat dan memiliki paling sedikit 3 bidang muka.
Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui oleh Direksi/Engineer.
Pemborong harus mengatur sedemikian rupa sehingga persediaan batu yang disyaratkan
untuk pekerjaan dapat terjamin.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
17/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 17
8. MA TERIAL TIMB UNA N
Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-
bahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang memenuhi
syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen.
Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat
yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai CH
pada Unified or Cassagrande Soil Classification System. Dimana penggunaan tanah-tanah
plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-bahan tersebut
hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak ada tanah plastis
berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan bahan-bahan 400 mm di
bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai tambahan, maka timbunan
dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T 193 harus mempunyai suatu
nilai CBR tidak kurang dari pada 6 % setelah terendam empat hari bila dipadatkan sampai
100 % kepadatan kering maksimum sebagaimana ditentukan sesuai AASHTO T99.
Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai suatu
nilai aktivitas lebih besar daripada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang
digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks Plastisitas
(PI) (AASHTO T90) Presentase Ukurang Tanah Liat (AASHTO T88).
Timbunan dengan bahan-bahan terpilih
Timbunan hanya akan digolongkan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih jika
digunakan pada lokasi atau untuk tujuan timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Semua timbunan lainnya yang
digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa atau drainase porous.
Timbunan yang diklasifikasi sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri
dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan diatas
untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya yang
disyaratkan, tergantung pada penggunaannya yang dimaksudkan, sebagaimana diarahkan
atau disetujui oleh Pengawas.
Dalam semua hal, maka semua timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji dengan
AASHTO T193 harus mempunyai suatu nilai CBR sekurang-kurangnya 10 % setelah 4 hari
direndam bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sebagai mana
ditentukan sesuai dengan AASHTO T99.
Bila digunakan dalam situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat
dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau kerikil
atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu indeks plastisitas maksimum 6%.
Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam situasi lainnya
dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan normal, maka
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
18/73
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
19/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 19
2. Lubang galian harus dibuat yang cukup guna memperoleh ruang kerja yang cukup
dan kemiringan sisi-sisinya tidak mudah longsor.
3. Tanah bekas galian diletakkan pada sisi-sisi galian sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalannya pekerjaan galian dan tanah bekas galian tidak dapat longsor
ke dalam galian.
4. Pekerjaan pengurugan kembali dilaksanakan setelah pekerjaan galian dan
konstruksi yang memerlukannya selesai dikerjakan.
5. Urugan sirtu kembali, hendaknya dipadatkan kembali dengan menggunakan mesin
pemadat (Compactor).
PASAL 28URUGAN TANAH
1. Urugan tanah yang akan dilaksanakan yaitu urugan tanah untuk perataan site, urugan tanah
dibawah lantai, (sesuai Gambar Rencana/Gambar Kerja).
2. Urugan tanah harus menggunakan tanah urug yang baik dan harus dipadatkan dengan
mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Penyiapan Lapangan
Sebelum menempatkan urugan diatas suatu lapangan, semua operasi pemotongan
dan pembersihan termasuk pengisian lubang-lubang disebabkan pembongkaran akar-
akar harus disesuaikan sesuai dengan spesifikasi, daan semua bahan-bahan yang
tidak cocok harus dibuang dari batangan tersebut seperti diperintahkan Direksi
Teknik.
Bilamana tingginya timbunan adalah satu meter atau kurang, tempat pondasi
timbunan harus dipadatkan secara menyeluruh (termasuk membuat lepas-lepas,
mengeringkan atau membasahi jika diperlukan) sampai bagian puncak tanah setebal
15 cm, memenuhi persyaratan kepadatan yang ditetepkan untuk urugan yang
ditetepkan disana.
b. Penimbunan Urugan
Urugan harus disisipkan sampai permukaan yang telah dibuat dan ditebarkan dalam
lapisan-lapisan yang rata tidak melebihi ketebalan padat 20 cm.
Urugan tanah harus diangkat secara langsung dari daerah galian bahan ketempat
yang sudah disiapkan dan dihampar (dalam cuaca kering). Penumpukan tanah pada
umumnya tidak diizinkan, khususnya selama musim hujan.
c. Pemadatan urugan
Segera setelah pemadatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan tanah
harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan memadai
sampai disetujui dan diterima oleh Direksi Teknik.
Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta masukketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima desakan
pemadatan yang sama.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
20/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 20
PASAL 29URUGAN PASIR
1. Urugan Pasir yang akan dilaksanakan yaitu urugan pasir dibawah lantai serta urugan pasir
dibawah pondasi (sesuai gambar rencana/gambar kerja).
2. Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan dengan
mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal.
PASAL 30PEKERJAAN BETON BERTULANG
A. UMUM
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang termasuk meliputi :
a. Penyediaan dan pendayagunaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, instalasi konstruksi
dan perlengkapan-perlengkapan untuk semua pembuatan dan mendirikan semua baja
tulangan, bersama dengan semua pekerjaan pertukangan/keahlian lain yang ada
hubungannya dengan itu, lengkap sebagaimana diperlihatkan, dispesifikasikan atau
sebagaimana diperlukannya.
b. Tanggung jawab "kontraktor" atas instalasi semua alat-alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam di dalam beton. Syarat-syarat umum pada
pekerjaan ini berlaku penuh Peraturan Beton Indonesia 1971 (PBI 1971), ASTM dan ACI.
c. Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tidak termasuk pada
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis
besar. Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam
gambar-gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran
antara kedua macam gambar itu, maka ukuran yang harus berlaku harus dikonsultasikan
terlebih dahulu dengan perencana atau Direksi Lapangan guna mendapatkan ukuran
yang sesungguhnya disetujui oleh perencana.
d. Jika karena keadaan pasaran, besi penulangan perlu diganti guna kelangsungan
pelaksanaan maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan
memperhatikan syarat-syarat lainnya yang termuat dalam PBI 1971. Dalam hal ini
Direksi Lapangan harus segera diberitahukan untuk persetujuannya, sebelum fabrikasi
dilakukan.
e. Penyediaan dan penempatan tulangan baja untuk semua pekerjaan beton yang
berlangsung dicor di tempat, termasuk penyediaan dan penempatan batang-batang
dowel ditanamkan di dalam beton seperti terlihat dan terperinci di dalam gambar atau
seperti petunjuk Direksi Lapangan dan, bila disyaratkan, penyediaan penulangan untuk
dinding blok beton.
f. "Kontraktor" harus bertanggungjawab untuk membuat dan membiayai semua desain
campuran beton dan test-test untuk menentukan kecocokan dari bahan dan proporsi dari
bahan-bahan terperinci untuk setiap jenis dan kekuatan beton, dari perincian slump, yang
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
21/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 21
akan bekerja/berfungsi penuh untuk semua teknik dan kondisi penempatan, dan akan
menghasilkan yang diijinkan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor berkewajiban
mengadakan dan membiayai Test Laboratorium.
g. Pekerjaan-pekerjaan lain yang termasuk adalah :
- semua pekerjaan beton yang tidak terperinci di luar ini
- pemeliharaan dan finishing, termasuk grouting- mengatur benda-benda yang ditanam di dalam beton, kecuali tulangan beton
- koordinasi dari pekerjaan ini dengan pekerjaan dari lain bagian
- sparing dalam beton untuk instalasi M/E
- penyediaan dan penempatan stek tulangan pada setiap pertemuan dinding bata
dengan kolom/dinding beton struktural dan dinding bata dengan pelat beton struktural
seperti yang ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.
2. Referensi dan Standar-Standar
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar atau
diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan spesifikasi berikut ini :
a. PBI - 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia - 1971
b. SKSNI - 1991 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
c. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
d. ACI - 304 ACI 304.1R-92, State-of-the Art Report on Preplaced Aggregate Conc.
for Structural and Mass Concrete, Part 2
ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2
e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of Building
i. ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C143 Standard Test Method for Slump of Portland Cement Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the
Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for Curing Concrete
m. ASTM - C172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing Concrete Test Specimens in the
Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and Testing Drilled Cores and Sawed
Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane Forming Compounds for
Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange Rubberand Cork
Expansion Joint Fillers for Concrete Paving and Structural Construction
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
22/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 22
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction (Non-extruding and
Resilient Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire Fabric for ConcreteReinforcement.
v. ASTM - A165 Standard Specification for Deformed and Plain Billet Steel Bars for
Concrete Reinforcement, Grade 40, deformed, for reinforcing bars,
Grade 40, for stirrups and ties.
w. Petunjuk-petunjuk lisan maupun tertulis yang diberikan oleh pengawas.
3. Penyerahan-penyerahan
Penyerahan-penyerahan berikut harus dilaksanakan oleh Kontraktor kepada Direksi
Lapangan sesuai dengan jadwal yang telah disetujui untuk menyerahkan dan dengan segera
sehingga tidak menyebabkan keterlambatan pada pekerjaan sendiri maupun pada pekerjaan
kontraktor lain.
a. Gambar pelaksanaan
Merupakan gambar tahapan pelaksanaan yang harus diserahkan oleh Kontraktor
kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan ijin.
Penyerahan harus dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum jadwal
pelaksanaan pekerjaan beton.
b. Data dari pabrik/sertifikat
Untuk mendapat jaminan atas mutu beton ready-mix, maka sebelum pengiriman;
Kontraktor harus sudah menyerahkan kepada Direksi Lapangan sedikitnya 5 hari kerja
sebelum pengiriman; hasil-hasil percobaan laboratorium, baik hasil percobaan bahan
maupun hasil percobaan campuran (Mix Design dan Trial Mix) yang diperuntukan
proyek ini.
c. Harus diajukan minimal 2 (dua) supplier beton ready-mix untuk memperlancar
pelaksanaan dan mendapat persetujuan Direksi Lapangan sebelum memulai
pengecoran.
4. Percobaan Bahan dan Campuran Beton
a. Umum
Test bahan : Sebelum membuat campuran, test laboratorium harus dilakukan untuk test
berikut, sehubungan dengan prosedur-prosedur ditujukan ke standard referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek untuk membuat campuran yang diperlukan.
b. Semen : berat jenis semen
c. Agregat :
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
23/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 23
Analisa tapis, berat jenis, prosentase dari void (kekosongan), penyerapan, kelembaban
dari agregat kasar dan halus, berat kering dari agregat kasar, modulus terhalus dari
agregat halus.
d. Adukan/campuran beton
· Adukan beton harus didasarkan pada trial mix dan mix design masing-masing untuk
umur 7, 14 atau 21 dan 28 hari yang didasarkan pada minimum 20 hasil pengujian
atau lebih sedemikian rupa sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui oleh Direksi
Lapangan.
Hasil uji yang disetujui tersebut sudah harus disertakan selambat-lambatnya 3
minggu sebelum pengerjaan dimulai, dan selain itu mutu betonpun harus sesuai
dengan mutu standard PBI 1971. Pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum diperiksa
Direksi Lapangan tentang kekuatan/kebersihannya.
Semua pembuatan dan pengujian trial mix dan design mix serta pembiayaannya
adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor. Trial mix dan design mix
harus diadakan lagi bila agregat yang dipakai diambil dari sumber yang berlainan,
merk semen yang berbeda atau supplier beton yang lain.
· Ukuran-ukuran
Campuran desain dan campuran percobaan harus proporsional semen terhadap
agregat berdasarkan berat, atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk rencana
proposional atau perbandingan yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
· Percobaan adukan untuk berat normal beton
Untuk perincian minimum dan maximum slump untuk setiap jenis dan kekuatan dari
berat normal beton, dibuat empat (4) adukan campuran dengan memakai nilai faktor air-semen yang berbeda-beda.
· Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji silinder beton
diameter 15 cm x tinggi 30 cm sesuai PBI 1971, ACI Committee - 304, ASTM C
94-98.
· Benda uji (setiap pengambilan terdiri dari 3 buah dengan pengetesan dilakukan pada
hari yang tercantum pada item 6) dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu
volume rata-rata tidak lebih dari 10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil
yang volumenya terkecil). Disamping itu jumlah maximum dari beton yang dapat
terkena penolakan akibat setiap satu keputusan adalah 30 m3, kecuali bila
ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.
· Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 atau 21
dan 28 hari.
· Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan PBI’71, dilakukan di lokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Direksi Lapangan. Apabila digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan
contoh segala macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan
yang diperoleh dari ujung pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akandilaksanakan.
· Pengujian bahan dan beton harus dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
24/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 24
Standard Industri Indonesia (SII) dan PBI’71 NI-2 atau metoda uji bahan yang
disetujui oleh Direksi Lapangan.
· Rekaman lengkap dari hasil uji bahan dan beton harus disediakan dan disimpan
dengan baik oleh tenaga pengawas ahli, dan selalu tersedia untuk keperluan
pemeriksaan selama pelaksanaan pekerjaan dan selama 5 tahun sesudah proyek
bangunan tersebut selesai dilaksanakan.
e. Pengujian slump
· Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam PBI 1971 dan sama sekali tidak
diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh Direksi
Lapangan.
· "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan
mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang
bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak
adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
· Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :
Slump pada (cm)
Konstruksi Beton Maksimum
Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapakbertulang.
12.50 10.00
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dankonstruksi di bawah tanah.
9.00 7.50
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50
Pembetonan massal. 7.50 7.50
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
f. Percobaan tambahan
· Kontraktor, tanpa membebankan biaya kepada pemilik, harus mengadakan
percobaan laboratorium selaku percobaan tambahan pada bahan-bahan beton dan
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
25/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 25
membuat desain adukan baru bila sifat atau pemilihan bahan diubah atau apabila
beton yang ada tidak dapat mencapai kekuatan spesifikasi.
· Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan
dilakukan, yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan
perancah/acuan. Sedangkan untuk pengujian di luar ketentuan pekerjaan tersebut,
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan dalam jangka waktu tidak lebih dari 3
hari setelah pengujian dilakukan.
B. BAHAN-BAHAN/PRODUK
Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-
peraturan Indonesia.
1. Semen
a. Mutu semen
· Semen portland harus memenuhi persyaratan standard Internasional atau
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A SK SNI 3-04-1989-F atau sesuai SII-0013-
82, Type-1 atau NI-8 untuk butir pengikat awal kekekalan bentuk, kekuatan tekan
aduk dan susunan kimia. Semen yang cepat mengeras hanya boleh dipergunakan
dimana jika hal tersebut dikuasakan tertulis secara tegas oleh Direksi Lapangan.
· Jika mempergunakan semen portland pozolan (campuran semen portland dan
bahan pozolan) maka semen tersebut harus memenuhi ketentuan SII 0132 Mutu
dan Cara Uji Semen Portland Pozoland atau spesifikasi untuk semen hidraulis
campuran.
· Di dalam syarat pelaksanaan pekerjaan beton harus dicantumkan dengan jelas
jenis semen yang boleh dipakai dan jenis semen ini harus sesuai dengan jenis
semen yang digunakan dalam ketentuan persyaratan mutu (semen tipe 1).
b. Penyimpanan Semen
· Penyimpanan semen harus dilaksanakan dalam tempat penyimpanan dan dijaga
agar semen tidak lembab, dengan lantai terangkat bebas dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen dan menurut urutan pengiriman. Semen
yang telah rusak karena terlalu lama disimpan sehingga mengeras ataupun
tercampur bahan lain, tidak boleh dipergunakan dan harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan. Semen harus dalam zak-zak yang utuh dan terlindung baik terhadap
pengaruh cuaca, dengan ventilasi secukupnya dan dipergunakan sesuai dengan
urutan pengiriman. Semen yang telah disimpan lebih 60 hari tidak boleh digunakan
untuk pekerjaan.
· Curah semen harus disimpan di dalam konstruksi silo secara tepat untuk
melindungi terhadap penggumpalan semen dalam penyimpanan.
· Semua semen harus baru, bila dikirim setiap pengiriman harus disertai dengan
sertifikat test dari pabrik.
· Semen harus diukur terhadap berat untuk kesalahan tidak lebih dari 2,5 %.
· "Kontraktor" harus hanya memakai satu merek dari semen yang telah disetujui
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
26/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 26
untuk seluruh pekerjaan. "Kontraktor" tidak boleh mengganti merk semen selama
pelaksanaan dari pekerjaan, kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan.
2. Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 "Mutu
dan Cara Uji Agregat Beton" dan bila tidak tercakup dalam SII 0052-80, maka harus
memenuhi spesifikasi agregat untuk beton.
a. Agregat halus (Pasir)
Mutu pasir untuk pekerjaan beton harus terdiri dari : butir-butir tajam, keras, bersih,
dan tidak mengandung lumpur dan bahan-bahan organis.
Agregat halus harus terdiri dari distribusi ukuran partikel-partikel seperti yang
ditentukan di pasal 3.5. dari NI-2. PBI ’71.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang dapat
melalui ayakan 0.063 mm. Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat
halus harus dicuci. Sesuai PBI’71 bab 3.3. atau SII 0051-82.
Ukuran butir-butir agregat halus, sisa di atas ayakan 4 mm harus minimum 2 %
berat; sisa di atas ayakan 2 mm harus minimum 10 % berat; sisa di atas ayakan 0,25
mm harus berkisar antara 80 % dan 90 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terlindung dari pengotoran oleh
bahan-bahan lain.
Agregat Kasar (Kerikil dan Batu Pecah)
Yang dimaksud dengan agregat kasar yaitu kerikil hasil desintegrasi alami dari batu-
batuan atau batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan besar butir
lebih dari 5 mm sesuai PBI 71 bab 3.4.
Mutu koral : butir-butir keras, bersih dan tidak berpori, batu pecah jumlah butir-butir
pipih maksimum 20 % bersih, tidak mengandug zat-zat alkali, bersifat kekal, tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % (terhadap berat kering) yang
diartikan lumpur adalah bagian-bagian yang melalui ayakan 0.063 mm apabila kadar
lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.
Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif alkali yang dapat merusak beton.
Ukuran butir : sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 0 % berat; sisa diatas ayakan 4
mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 %, selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas
dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan minimum 10 % berat.
Kekerasan butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudeloff
dengan beban penguji 20 t, harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9.5 - 19 mm lebih dari 24 % berat
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22 % atau dengan
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
27/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 27
mesin pengaus Los Angeles, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %
sesuai SII 0087-75, atau PBI-71
Penyimpanan kerikil atau batu pecah harus sedemikian rupa agar terlindung
dari pengotoran bahan-bahan lain.
3. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam-garam, bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton serta baja tulangan atau jaringan kawat baja. Untuk mendapatkan
kepastian kelayakan air yang akan dipergunakan, maka air harus diteliti pada labora-
torium yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan Campuran Tambahan (Admixture)
Admixture harus disimpan dan dilindungi untuk menjaga kerusakan dari container.
Admixture harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212 2R-64. Segala macam
admixture yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
Admixture yang mengandung chloride atau nitrat tidak boleh dipakai.
5. Mutu dan Konsistensi dari Beton
Kekuatan ultimate tekan beton silinder 150 mm X 300 mm umur 28 hari, kecuali
ditentukan lain, harus seperti berikut :
Semua pelat, balok, pile-cap dan dinding basement : K-225
Semua kolom dan dinding beton : K-225
Untuk semua beton non-struktural seperti lantai kerja dan sebagainya : Beton Klas - Bo
C. PELAKSANAAN BETON READY-MIXED
1. Umum
a. Kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan, semua beton haruslah beton ready-mixed
yang didapatkan dari sumber yang disetujui Direksi Lapangan, dengan takaran,
adukan serta cara pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di
dalam ASTM C94-78a, ACI 304-73, ACI Committee 304.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai
dengan yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh kontraktor dan supplier beton ready-mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan
di laboratorium.
c. Pemeriksaan.
Bagi Direksi Lapangan diadakan jalan masuk ke proyek dan ketempat pengantaran
contoh atau pemeriksaan yang dapat dilalui setiap waktu. Denah dan semua
peralatan untuk pengukuran, adukan dan pengantaran beton harus diperiksa oleh
Direksi Lapangan sebelum pengadukan beton.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
28/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 28
d. Persetujuan.
Periksa areal dan kondisi pada mana pekerjaan di bawah bab ini yang akan
dilaksanakan. Perbaiki kondisi yang terusak oleh waktu dan
perlengkapan/penyelesaian pekerjaan. Jangan memproses sampai keadaan
perbaikan memuaskan. Jangan memulai pekerjaan beton sampai hasil percobaan,
adukan beton dan contoh-contoh benda uji disetujui oleh Direksi Lapangan.Lagipula, jangan memulai pekerjaan beton sampai semua penyerahan disetujui
oleh Direksi Lapangan.
e. Adukan Beton dan Kekuatan.
Adukan beton harus didesain dan disesuaikan dengan pemeriksaan laboratorium
oleh kontraktor dan harus diperiksa teratur oleh kedua pihak, kontraktor dan
pemasok beton ready-mix. Kekuatan tercantum adalah kekuatan yang diijinkan
minimum dan hasil dari hasil test oleh percobaan laboratorium adalah dasar dari
yang diijinkan.
f. Temperatur Beton Ready-Mix.
Batas temperatur untuk beton ready-mix sebelum dicor disyaratkan tidak
melampaui 38 oC.
g. Bahan Campuran Tambahan
Penambahan bahan additive dalam proses pembuatan beton ready-mix harus
sesuai dengan petunjuk pabrik additive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih
bahan additive maka pelaksanaannya harus dilaksanakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63 dilakukan hanya
oleh teknisi in-charge dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya.
h. Kendaraan Pengangkut
Kendaraan pengangkut beton ready-mix harus dilengkapi dengan peralatan
pengukur air yang tepat.
i. Pelaksanaan Pengadukan
Pelaksanaan pengadukan dapat dimulai dalam jangka waktu 30 menit setelah
semen dan agregat dituangkan dalam alat pengaduk.
j. Penuangan Beton
Proses pengeluaran beton ready-mix di lapangan proyek dari alat pengaduk di
kendaraan pengangkut harus sudah dilaksanakan dalam jangka waktu 1,5 jam
atau sebelum alat pengaduk mencapai 300 putaran. Dalam cuaca panas, batas
waktu tersebut di atas harus diperpendek sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
Perpanjangan waktu dapat diijinkan sampai dengan 4 jam bila dipergunakan
retarder yang harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
k. Keadaan Khusus
Apabila temperatur atau keadaan lainnya yang menyebabkan perubahan slump
beton maka Kontraktor harus segera meminta petunjuk atau keputusan Direksi
Lapangan dalam menentukan apakah adukan beton tersebut masih memenuhi
kondisi normal yang disyaratkan. Tidak dibenarkan untuk menambah air ke dalam
adukan beton dalam kondisi tersebut.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
29/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 29
l. Penggetaran
Penggetaran beton agar diperoleh beton yang padat harus sesuai dengan ACI
309R-87 (Recommended Practice for Consolidation of Concrete). Sedapat
mungkin penggetaran beton dilakukan dengan concrete-vibrator (engine/electric).
2. Pengecoran dan Pemadatan Beton
1. Persiapan
1) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pengecoran dan menyerahan kepada
Direksi Lapangan untuk disetujui paling lambat 1 (satu) minggu sebelum
memulai kegiatan pengecoran.
2) Sebelum pengecoran beton, bersihkan benar-benar cetakannya, semprot
dengan air dan kencangkan. Sebelum pengecoran, semua cetakan, tulangan
beton, dan benda-benda yang ditanamkan atau di cor harus telah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Lapangan.
Permohonan untuk pemeriksaan harus diserahkan kepada Direksi Lapangan
setidak-tidaknya 24 jam sebelum beton di cor. Kelebihan air, pengeras beton,
puing, butir-butir lepasan dan benda-benda asing lain harus disingkirkan dari
bagian dalam cetakan dan dari permukaan dalam dari pengaduk serta
perlengkapan pengangkutan.
3) Galian harus dibentuk sedemikian sehingga daerah yang langsung di
sekeliling struktur dapat efektif dan menerus dicor.
Seluruh galian harus dijaga bebas dari rembesan, luapan dan genangan air
sepanjang waktu, baik di titik sumur, pompa, drainase ataupun segala
perlengkapan dari kontraktor yang berhubungan dengan listrik untuk
pengadaan bagi maksud penyempurnaan.
Dalam segala hal, beton tidak boleh ditimbun di galian manapun, kecuali bila
galian tertentu telah bebas air dan lumpur.
4) Penulangan harus sudah terjamin dan diperiksa serta disetujui. Logam-logam
yang ditanam harus bebas dari adukan lama, minyak, karat besi dan
pergerakan lain ataupun lapisan yang dapat mengurangi rekatan. Kereta
pengangkut adukan beton yang beroda tidak boleh dijalankan melalui
tulangan ataupun disandarkan pada tulangan. Pada lokasi dimana beton baru
ditempelkan ke pekerjaan beton lama, buat lubang pada beton lama,
masukkan pantek baja, dan kemas cairan tanpa adukan nonshrink.
5) Basahkan cetakan beton secukupnya untuk mencegah timbulnya retak,
basahkan bahan-bahan lain secukupnya untuk mengurangi penyusutan dan
menjaga pelaksanaan beton.
6) Penutup Beton. Bila tidak disebutkan lain, tebal penutup beton harus sesuai
dengan persyaratan SKSNI 1991.
7) Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton,
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
30/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 30
untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari
beton dengan mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor.
Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak dapat berbentuk blok-
blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum 8
buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut
harus tersebar merata.
2. Pengangkutan
Pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai dengan PBI-71, ACI Committe
304 dan ASTM C94-98.
1) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran
harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan
dan kehilangan bahan-bahan (segregasi).
2) Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi
perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara adukan beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor. Memindahkan adukan beton dari tempat
pengadukan ke tempat pengecoran dengan perantaraan talang-talang miring
hanya dapat dilakukan setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Dalam hal ini,
Direksi Lapangan mempertimbangkan persetujuan penggunaan talang miring
ini, setelah mempelajari usul dari pelaksana mengenai konstruksi, kemiringan
dan panjang talang itu. Batasan tinggi jatuh maximum 1,50 m.
3) Adukan beton pada umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah
pengadukan dengan air dimulai. Jangka waktu ini harus diperhatikan, apabila
diperlukan waktu pengangkutan yang panjang. Jangka waktu tersebut dapat
diperpanjang sampai 2 jam, apabila adukan beton digerakkan kontinue secara
mekanis.
Apabila diperlukan jangka waktu yang lebih panjang lagi, maka harus dipakai
bahan-bahan penghambat pengikatan yang berupa bahan pembantu yang
ditentukan dalam pasal 3.8. PBI ’71.
3. Pengecoran
1) Beton harus dicor sesuai persyaratan dalam PBI 1971, ACI Committee 304,
ASTMC 94-98.
2) Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin kecetakan akhir
dalam posisi lapisan horizontal kira-kira tidak lebih dari ketebalan 30 cm.
3) Tinggi jatuh dari beton yang dicor jangan melebihi 1,50 m bila tidak disebutkan
lain atau disetujui Direksi Lapangan.
4) Untuk beton expose, tinggi jatuh dari beton yang dicor tidak boleh lebih dari 1,0
m. Bila diperlukan tinggi jatuh yang lebih besar, belalai gajah, corong pipa cor
ataupun benda-benda lain yang disetujui harus diperiksa, sedemikian sehingga
pengecoran beton efektif pada lapisan horisontal tidak lebih dari ketebalan 30
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
31/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 31
cm dan jarak dari corong haruslah sedemikian sehingga tidak terjadi
segregasi/pemisahan bahan-bahan.
5) Beton yang telah mengeras sebagian atau yang telah dikotori oleh bahan asing
tidak boleh dituang ke dalam struktur.
6) Tempatkan adukan beton, sedemikian sehingga permukaannya senantiasa
tetap mendatar, sama sekali tidak diijinkan untuk pengaliran dari satu posisi keposisi lain dan tuangkan secepatnya serta sepraktis mungkin setelah diaduk.
7) Bila pelaksanaan pengecoran akan dilakukan dengan cara atau metoda di luar
ketentuan yang tercantum di dalam PBI’71 termasuk pekerjaan yang tertunda
ataupun penyambungan pengecoran, maka "Kontraktor" harus membuat
usulan termasuk pengujiannya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Lapangan paling lambat 3 minggu sebelum pelaksanaan di mulai.
4. Pemadatan beton
1.) Segera setelah dicor, setiap lapis beton digetarkan dengan alat
penggetar/vibrator, untuk mencegah timbulnya rongga-rongga kosong dan
sarang-sarang kerikil.
2.) Alat penggetar harus type electric atau pneumatic power driven, type
"immersion", beroperasi pada 7000 RPM untuk kepala penggetar lebih kecil dari
diameter 180 mm dan 6000 RPM untuk kepala penggetar berdiameter 180 mm,
semua dengan amlpitudo yang cukup untuk menghasilkan kepadatan yang
memadai.
3.) Alat penggetar cadangan harus dirawat selalu untuk persiapan pada keadaan
darurat di lapangan dan lokasi penempatannya sedekat mungkin mendekati
tempat pelaksanaan yang masih memungkinkan.
4.) Hal-hal lain dari alat penggetar yang harus diperhatikan adalah :
Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan kira-
kira vertikal, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring sampai
45oC.
Selama penggetaran, jarum tidak boleh digerakkan ke arah horisontal
karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan.
Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang
sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak boleh dipasang lebih dekat
dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah mengeras. Juga harus
diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar tulangan tidak
terlepas dari betonnya dan getaran-getaran tidak merambat ke bagian-
bagian lain dimana betonnya sudah mengeras.
Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada
umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 - 50 cm. Berhubung dengan itu,
maka pengecoran bagian-bagian konstruksi yang sangat tebal harus
dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap-tiap lapis dapat dipadatkan dengan
baik.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
32/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 32
Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak
mengkilap sekitar jarum (air semen mulai memisahkan diri dari agregat),
yang pada umumnya tercapai setelah maximum 30 detik. Penarikan jarum
ini dapat diisi penuh lagi dengan adukan.
Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga daerah-
daerah pengaruhnya saling menutupi.
5. Penghentian/Kemacetan Pekerjaan
Penghentian pengecoran hanya bilamana dan padamana diijinkan oleh Direksi
Lapangan.
Penjagaan terhadap terjadinya pengaliran permukaan dari pengecoran beton
basah bila pengecoran dihentikan, adakan tanggulan untuk pekerjaan ini.
6. Siar Pelaksanaan
a. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi. Siar
pelaksanaan harus direncanakan sedemikian sehingga mampu meneruskan
geser dan gaya-gaya lainnya.
Apabila tempat siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan didalam gambar-
gambar rencana, maka tempat siar-siar pelaksanaan itu harus disetujui oleh
Direksi Lapangan. Penyimpangan tempat-tempat siar pelaksanaan daripada
yang ditunjukkan dalam gambar rencana, harus disetujui oleh Direksi
Lapangan.
b. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom
harus ada waktu antara yang cukup, untuk memberi kesempatan kepada
beton dari kolom untuk mengeras. Balok, pertebalan miring dari balok dan
kepala-kepala kolom harus dianggap sebagai bagian dari sistem lantai dan
harus dicor secara monolit dengan itu.
c. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di
tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak
berkurang. Apabila pada balok ditengah-tengah bentangnya terdapat
pertemuan atau persilangan dengan balok lain, maka siar pelaksanaan
ditempatkan sejauh 2 kali lebar balok dari pertemuan atau persilangan itu.
d. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran dan serpihan beton yang rapuh.
e. Sesaat sebelum melanjutkan penuangan beton, semua siar pelaksanaan
harus cukup lembab dan air yang menggenang harus disingkirkan.
7. Perawatan Beton
a. Secara umum harus memenuhi persyaratan didalam PBI 1971 NI-2 Bab 6.6.
dan ACI 301-89.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
33/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 33
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang
belum saatnya dengan cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan
kelembaban adalah minimal dan suhu yang konstan dalam jangka waktu
yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan beton.
c. Masa Perawatan dan Cara Perawatan.
1. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran selesaidilaksanakan dan harus berlangsung terus menerus selama paling
sedikit 2 minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu beton pada awal
pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 38 oC.
2. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan betonpun harus tetap
dalam keadaan basah. Apabila cetakan dan acuan beton tersebut
pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi
permukaan beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung-
karung basah atau dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi
Lapangan.
3. Perawatan dengan uap bertekanan tinggi, uap bertekanan udara luar,
pemanasan atau proses-proses lain untuk mempersingkat waktu
pengerasan dapat di pakai tetapi harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi Lapangan.
d. Bahan Campuran Perawatan.
Harus sesuai dengan ASTM C309-80 type I dan ASTM C 171-75.
8. To leransi pelaksanaan.
Sesuai dengan dimensi/ukuran tercantum dan ketentuan toleransi pada cetakan
Bab 1; PBI-’71; ACI-301 dan ACI-347.
a. Toleransi Kedataran pada/untuk Pelat Lantai.
1. Penyelesaian akhir permukaan pelat menyatu. Keseragaman kemiringan
pelat lantai untuk mengadakan pengaliran positif dari daerah yang
ditunjuk. Perawatan khusus harus dilakukan agar halus, meskipun
sambungan diadakan di antara pengecoran yang dilakukan terus
menerus, jangan memakai semen kering, pasir atau campuran dari
semen dan pasir untuk beton kering.
2. Toleransi untuk pelat beton yang akan diexpose dan pelat yang akan
diberi karpet harus 7.0 mm dari 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan
rendah yang terjadi tidak kurang dari 6 m.
3. Toleransi untuk pelat dalam menerima kepegasan lantai haruslah 7.0
mm dalam 3 m dengan maksimum variasi tinggi dan rendah yang terjadi
tidak kurang dari 6 m.
4. Toleransi untuk pelat dalam menerima adukan biasa untuk dasar
mengatur keramik, batu, bata, ubin lain dan "pavers" (mesin lapis jalan
beton), harus 10 mm dalam 1 m.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
34/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 34
9. Penyelesaian dari Pelat (Finished Slab)
Pindahkan atau perbaiki, semua pelat yang tidak memenuhi peraturan ini seperti
yang dicantumkan. Kemiringan lantai beton untuk pengaliran seperti tercantum.
Apabila pelat gagal mengalir, alihkan aliran dari bagian lantai yang salah lalu
akhiri lagi dengan lapisan atas sehingga kemiringan pengaliran sesuai dengan
gambar.Permohonan toleransi pelaksanaan dalam pengecoran beton harus tidak
mengecualikan kegagalan terhadap pemenuhan syarat-syarat ini.
Buat kesempatan untuk lendutan dari sistem lantai, pelat atau balok untuk
mengadakan pengaliran dari aliran.
10. Cacat pada Beton (Defective Work)
Meskipun hasil pengujian benda-benda uji memuaskan, Direksi Lapangan
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti
berikut :
1. Konstruksi beton yang keropos (honey-comb)
2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak sesuai dengan gambar.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
4. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lain.
5. Ataupun semua konstruksi beton yang tidak memenuhi seperti yang
tercantum dalam dokumen kontrak .
6. Atau yang menurut pendapat Direksi Lapangan pada suatu pekerjaan akhir,
atau dapat mengenai bahannya atau pekerjaannya pada bagian manapun
dari suatu pekerjaan, tidak memenuhi pernyataan dari spesifikasi.
7. Semua pekerjaan yang dianggap cacat tersebut pada dasarnya harus
dibongkar dan diganti dengan yang baru, kecuali Direksi Lapangan dan
konsultan menyetujui untuk diadakan perbaikan atau perkuatan dari cacat
yang ditimbulkan tersebut. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan usulan-
usulan perbaikan yang kemudian akan diteliti/diperiksa dan disetujui bila
perbaikan tersebut dianggap memungkinkan.
8. Perluasan dari pekerjaan yang akan dibongkar dan metoda yang akan
dipakai dalam pekerjaan pengganti harus sesuai dengan pengarahan dari
Direksi Lapangan.
Dalam hal pembongkaran dan perbaikan pekerjaan beton harus
dilaksanakan dengan memuaskan.
9. Semua pekerjaan bongkaran dan penggantian dari pekerjaan cacat pada
beton dan semua biaya dan kenaikan biaya dari pembongkaran atau
penggantian harus ditanggung sebagai pengeluaran Kontraktor.
10. Retak-retak pada pekerjaan beton harus diperbaiki sesuai dengan instruksi
Direksi Lapangan.
-
8/17/2019 Spesifikasi Teknis Kantor Dinas Kesehatan
35/73
REKONSTRUKSI KANTOR DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT
CV. INDRA UTAMA Halaman 35
11. Dalam hal terjadi beton keropos atau retak yang bukan struktur (karena
penyusutan dan sebagainya) atau cacat beton lain yang nyata pada
pembongkaran cetakan, Direksi Lapangan harus diberitahu secepatnya, dan
tidak boleh diplester atau ditambal kecuali diperintahkan oleh Direksi
Lapangan. Pengisian/injeksi dengan air semen harus diadakan dengan
perincian atau metoda yang paling memadai/cocok.
11. Perlindungan dari Kerusakan Akibat Cuaca (Weather Injury)
a. Selama pengadukan
Dalam udara panas, bahan-bahan beton dingin sebelum dicampur (memakai
es sampai air dingin), agar pemeliharaan dari suhu beton masih dalam
batasan yang disyaratkan. Tidak diijinkan pemakaian air hujan untuk
menambah campuran air.
b. Selama pengecoran dan pemeliharaan.
1. Umum
Adakan pemeliharaan penutup selama pengecoran dan perawatan dari
beton untuk melindungi beton terhadap hujan dan terik matahari.
2. Dalam Cuaca Panas
Adakan dan pelihara keteduhan, penyemprotan kabut, ataupun
membasahi permukaan dari warna terang/muda, selama pengecoran
dan pemeliharaan beton untuk melindungi beton dari
kerugian/kehilangan bahan terhadap panas, matahari atau angin yang
berlebihan.
3. Kelebihan Perubahan Suhu
Lindungi beton sedemikian sehingga terjamin perubahan suhu yang
seragam di dalam beton, tidak lebih dari 3 oC dalam setiap jamnya.
4. Perlindungan Bahan-bahan
Peliharalah bahan-bahan dan peralatan yang memadai untuk
perlindungan di lapangan dan siap untuk digunakan.
12. Pekerjaan Penyambungan Beton
a. Beton lama harus dikasar
top related