standar isi sains merekomendasikan
Post on 14-Oct-2015
34 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
1/32
MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN
SERTIFIKASI GURU
Oleh :
PUTU SONIA VIRGAWATI PRATIWI 1313021040
Semester/Kelas 2/A
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2014
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
2/32
i
PRAKATA
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat beliaulah makalah yang berjudul Sertifikasi
Gurudapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada Prof. Dr. I
Wayan Satyasa, S.Pd M.Si selaku dosen pengampu mata Profesi Kpendidikan,
atas arahan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang ikut andil dalam penyusunan
makalah ini dan berbagai sumber yang penulis dapatkan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, penulis senantiasa membuka diri terhadap kritik dan saran yang
membangun, untuk penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terimakasih, semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Om Santih, Santih, Santih, Om
Singaraja, 26 Mei 2014
Penulis
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
3/32
ii
DAFTAR ISI
PRAKATA ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
1.4 Manfaat Penulisan 2
1.5 Metode Observasi 2
1.6 Waktu dan Tempat 3
BAB II LANDASAN TEORI
2. 1 Pengertian Guru 4
2.2 Standards for Science Teacher Preparation 5
2.3 Sertifikasi Guru 10
2.3.1 Pengertian Serifikasi Guru 10
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi Guru 11
2.3.3 Kriteria dan Persyaratan Sertifikasi 12
2.3.4 Prosedur Sertifikasi Guru 14
2.3.5 Lembaga Penyelenggara Sertifikasi dan
Penilai Sertifikasi 17
BAB III PEMBAHASAN
3.1Pelaksanaan Sertifikasi Guru di SMA Negeri 1 Kuta Utara 193.2 Implikasi Sertifikasi Guru terhadap Kinerja Guru 20
BAB IV PENUTUP
3.1 Simpulan 26
3.2 Saran 26
DAFTAR PUSTAKA
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
4/32
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar BelakangMunculnya UU RI No.14 / 2005 tentang Guru dan Dosen (UUGD)
tidak lain bertujuan untuk mewujudkan guru yang profesional, berkualitas,
bermartabat, dan sejahtera. Hal ini dikarenakan keberadaan guru merupakan
syarat mutlak untuk menciptakan sistem, iklim, dan praktik pendidikan yang
berkualitas. Selama ini kualitas guru yang menyangkut berbagai kompetensi
yang harus dimiliki seorang guru belum pernah diuji secara langsung,
kalaupun ada hanya formalitas atasan untuk mengawasi kinerja guru secara
sepintas. Akibatnya guru sebagai ujung tombak peningkatan kualitas
pendidikan tidak terintervensi untuk meningkatkan kualitas mereka, baik yang
berkaitan dengan penguasaan ilmu maupun pengajarannya.
Salah satu amanat UUGD adalah Pemerintah melaksanakan sertifikasi
guru yang bertujuan menstandarisasi kompetensi guru dan sekaligus
memberikan angin segar bagi guru untuk mendapatkan tambahan penghasilan
dalam bentuk tunjangan profesi 1 bulan gaji. Sertifikasi guru yang
diamanatkan oleh UU No. 20 Tahun 2003 maupun UU No. 14 Tahun 2005
juga merupakan jawaban atas permasalahan rendahnya kualitas guru di
Indonesia. Harapannya melalui sertifikasi, kualitas guru terjamin, karena
hanya guru yang profesional yang dapat memperoleh sertifikat pendidik dan
diijinkan mengelola proses pembelajaran.
Jika ditinjau dari tujuan sertifikasi memang sangat mulia, karena selain
ingin meningkatkan kualitas guru, juga memperhatikan kesejahteraan mereka
dengan cara pemberian tunjangan bagi yang lulus sertifikasi. Pemberiantunjangan ini sangat besar pengaruhnya dalam memotivasi guru untuk
mengikuti ujian sertifikasi, mengingat selama ini kesejahteraan guru kurang
mendapat perhatian dari Pemerintah.
Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk menulis sebuah
laporan yang berjudul Sertifikasi Guru yang mana nantinya akan kita
jadikan pedoman untuk melangkah kedepan untuk menjadi tenaga penidik
yang berkualitas.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
5/32
2
1.2Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan dikaji pada makalah ini antara lain:
1.2.1 Bagaimana pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia?1.2.2 Bagaimana implikasi sertifikasi guru terhadap kinerja para guru?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan yang ingin dicapai
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mengetahui pelaksanaan sertifikasi guru di Indonesia.1.3.2 Untuk mengetahui implikasi sertifikasi guru terhadap kinerja para
guru.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan laporan ini adalah sebagai
berikut:
1.4.1 Bagi Penulis
Diharapkan mampu memberikan pengalaman bagi penulis dalam
membuat laporan, mampu memberikan pemahaman lebih kepada
penulis, serta mampu menyebarluaskan informasi mengenai
Sertifikasi Guru.
1.4.2 Bagi PembacaPembuatan makalah ini, diharapkan mampu memberikan informasi
kepada pembaca mengenai Sertifikasi guru, dan dapat dijadikan
sebagai sumber referensi dan pedoman dalam pelaksanaan segala
sesuatu terhadap sertifikasi guru.
1.5 Metode ObservasiAdapun metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan laporan ini
adalah dengan melakukan wawancara secara langsung ke SMA Negeri 1 Kuta
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
6/32
3
Utara, dan melaksanakan wawancara dengan guru fisika yang sudah disertifikasi
di SMA Negeri 1 Kuta Utara yang terlibat secara langsung dalam pengajaran di
kelas.
1.6 Waktu dan TempatPenulis melaksanakan wawancara langsung ke SMA negeri 1 KutaUtara
pada Sabtu, 17 Mei 2014.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
7/32
4
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1Pengertian GuruKamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan guru adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Sedangkan Imran
(Heranita, 2012) mengemukakan guru adalah jabatan atau profesi yang
memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
menengah. Lebih lanjut menurut UU No 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen,
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dalam definisi yang lebih luas, setiap orang yang
mengajarkan suatu hal yang baru dapat juga dianggap seorang guru.
Sejalan dengan pendapat-pendapat diatas definisi tentang guru juga
diungkapkan Suparlan dalam bukunya Menjadi Guru Efektif (Heranita, 2012)
menyatakan bahwa, guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait
dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik
spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun,
Suparlan juga menambahkan bahwa secara legal formal, guru adalah seseorang
yang memperoleh surat keputusan (SK), baik dari pemerintah maupun pihak
swasta untuk mengajar.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahawa guru
adalah seseorang yang telah memperoleh surat keputusan (SK) baik dari pihakswasta atau pemerintah untuk mengajar dan mendidik siswa pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah, yang tujuan
utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.
Untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek, maka diharapkan guru
dapat besikap profesional. Guru yang professional adalah guru yang berkompeten.
Kompeten artinya kemampuan guru melaksanakan pembelajaran dan
meemecahkan aneka masalah guna mencapai tujuan pendidikan. Seorang guru
http://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didikhttp://id.wikipedia.org/wiki/Peserta_didik -
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
8/32
5
yang kompeten ditandai dengan ahli dalam dibidangnya, menjiwai profesi yang
dimiliki, memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional.
Keempat kompetensi tersebut adalah adalh sebagai berikut:
a) Kompetensi Pedagogik. Dalam Standar Nasional Pendidikan,penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
b) Kompetensi Kepribadian. Dalam Standar Nasional Pendidikanpenjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
c) Kompetensi Profesioanal. Dalam Standar Nasional Pendidikanpenjelasan Pasal 28 ayat (3) butir c dikemukakan bahwa yang
dimaksud kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.
d) Kompetensi Sosial. Dalam Standar Nasional Pendidikan,penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang
dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru
sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaulsecara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
2.2 Standards for Science Teacher Preparation
NSTA (2003) menetapkan 10 standar bagi persipan guru sains untuk
mewujudkan guru yang profesional, meliputi standar isi (content), standar hakikat
sains (nature of science), standar inkuiri (inquiry), standar isu (issues), standar
keterampilan umum mengajar (general skills of teaching), standar kurikulum
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
9/32
6
(curriculum), standar komunitas sains (science in the community), standar
penilaian (assesment), standar keamanan dan keselamatan (safety and welfare),
serta standar pengembangan profesional (professional growth).
1. Standar isi
Standar ini merekomendasikan, bahwa guru sains harus memahami dan
mengemukakan pengetahuan dan praktik sains secara aktual. Guru sains dapat
menghubungkan dan menginterpretasikan konsep-konsep, ide-ide sains dan
mengaplikasikannya di lapangan. Guru sains dapat melakukan penyelidikan
ilmiah. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar isi, harus
menunjukkan bahwa guru sains:
a. Memahami dan berhasil menyampaikan konsep-konsep utama, prinsip-prinsip, teori-teori, hukum-hukum sains pada siswa serta membuat
keterkaitan dalam aplikasi di lapangan.
b. Memahami dan berhasil menyampaiakan kesatuan konsep sains padasiswa
c. Memahami dan berhasil menyampaikan aplikasi sains dalam bidangteknologi dan kepentingan personal siswa
d. Memahami penelitian dan berhasil merancang, melaksanakan, membuatlaporan serta mengevaluasi penyelidikan
e. Memahami dan berhasil menggunakan matematika dalam prosespelaporan data, memecahkan masalah sains di lapangan
2. Standar Hakikat SainsGuru sains harus mengajak siswa untuk membedakan sains dan non sains,
memahami evolusi dan praktik sains sebagai usaha manusia, serta kritis dalam
menganalisis tuntutan dalam sains. Parameter persiapan guru sains yang memiliki
standar hakikat sains, harus menunjukkan bahwa guru sains:
a. Memahami terhadap sejarah dan perkembangan sains serta evolusi sainsb. Memahami filosofi, asumsi, tujuan dan nilai-nilai yang membedakan sains
dari teknologi
c. Mengajak siswa berhasil dalam belajar hakikat sains, kritis dalammenganalisis kesalahan atau ketidak jelasan dalam sains.
3. Standar Inkuiri
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
10/32
7
Guru sains mengajak siswa-siswanya belajar variasi metode inkuiri ilmiah
dan aktif belajar melalui inkuiri ilmiah. Parameter persiapan guru sains yang
memiliki standar inkuiri ilmiah, harus menunjukkan bahwa guru sains:
a. Memahami proses, prinsip dan asumsi dari metode inkuiri dalammenemukan pengetahuan ilmiah
b. Mengajak siswa berhasil mengembangkan inkuiri yang tepat dalammengembangkan konsep dan hubungan pengamatan, data dan kesimpulan
secara ilmiah
4. Standar IsuGuru sains harus siap untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan
berkaitan dengan sains, teknologi dan isu-isu sains dalam masyarakat umum.
Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar isu-isu sains, harus
menunjukkan bahwa guru sains:
a Memahami pentingnya isu-isu sains di masyarakat berkaitan denganteknologi, menggunakan proses ilmiah dalam menganalisis dan membuat
keputusan terkait dengan isu-isu sains tersebut
b Mengajak siswa berhasil dalam menganalisis masalah, mempertimbangkanresiko, keuntungan dan pemecahan alternatif, menghubungkan isu-isu
dengan pengetahuan, tujuan dan nilai-nilai mulia.
5. Standar Keterampilan MengajarGuru sains menciptakan komunitas untuk memberi fasilitas pada perbedaan
kharakteristik siswa dalam belajar. Guru sains menggunakan dan
mempertimbangkan variasi manajemen kelas, pengelompokkan, aksi, strategi dan
metodologi. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar keterampilan
umum mengajar, harus menunjukkan bahwa guru sains:a. Memvariasikan aksi, strategi dan metode dalam pembelajaran guna
mengembangkan keterampilan ganda dan tingkat pemahaman siswa.
b. Berhasil mengembangkan pembelajaran sains dengan perbedaankemampuan, kebutuhan, minat dan latar belakang siswa
c. Berhasil mengorganisasi dan mengajak siswa dalam pembelajarankolaborasi menggunakan strategi pembelajaran kelompok siswa.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
11/32
8
d. Berhasil menggunakan piranti teknologi, meliputi teknologi komputeruntuk mengakses sumber, mengumpulkan dan memproses data serta
memfasilitasi pembelajaran science.
e. Memahami dan membangun keyakinan awal, pengetahuan, pengalamandan minat siswa secara efektif.
f. Menciptakan dan mengatur keselamatan psikologi dan sosial sertalingkungan pembelajaran yang sportif
6. Standar KurikulumGuru sains merencanakan dan menciptakan kurikulum yang aktif, koheren
dan efektif serta konsisten dengan tujuan yang mengacu pada standar. Parameter
persiapan guru sains yang memiliki standar kurikulum, harus menunjukkan bahwa
guru sains:
a. Memahami standar kurikulum dan dapat mengidentifikasi, mengakses,serta menciptakan sumber dan aktivitas pendidikan sains yang konsisten
dengan standar.
b. Menerncanakan dan mengimplementasikan kurikulum berbasis standardalam pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan siswa
7. Standar Komunitas SainsGuru sains menghubungkan bidang ilmu sains dengan masyarakat lokal dan
regional menyangkut dengan pembuat keputusan serta menggunakan sumber
individual, institusional, alam dalam masyarakat untuk kepentingan pembelajaran
sains. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar masyarakat sains,
harus menunjukkan bahwa guru sains:
a. Mengidentifikasi cara-cara untuk menghubungkan sains denganmasyarakat (pembuat keputusan) dan menggunakan sumber-sumbermasyarakat untuk mengembangkan pembelajaran sains
b. Mengajak siswa berhasil dalam aktivitas yang berhubungan dengansumber-sumber sains dan pembuat keputusan di masyarakat atau untuk
memberikan pemecahan permasalahan-permasalahan penting di
masyarakat.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
12/32
9
8. Standar PenilaianGuru sains menyusun dan menggunakan strategi penilaian yang efektif
untuk menentukan latar belakang dan hasil belajar siswa serta memfasilitasi
perkembangan kemampuan intelektual, sosial dan personal siswa. Parameter
persiapan guru sains yang memiliki standar penilaian, harus menunjukkan bahwa
guru sains:
a. Menggunakan strategi penilaian beragam sesuai tujuan pembelajaranb. Menggunakan hasil penilaian untuk memandu dan memodifikasi
pembelajaran lingungan kelas dan proses penilaian.
c. Menggunakan hasil penilaian untuk menganalisis dan melakukanrefleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
9. Standar Keamanan dan KeselamatanGuru sains mengorganisasikan lingkungan pembelajaran yang aman dan
efektif untuk mewujudkan keberhasilan siswa dalam belajar. Parameter persiapan
guru sains yang memiliki standar keamanan dan keselamatan sains, harus
menunjukkan bahwa guru sains:
a. Memahami responsibilitas legal dan etika pembelajaran sains gunakeselamatan siswa, melindungi makhluk hidup dan mengelola bahan-
bahan pembelajaran di lingkungan.
b. Mengetahui dan mempraktikkan keselamatan dan kesejahteraan dalampembelajaran (keselamatan kerja laboratorium dan penggunakan sumber
belajar di lingkungan dengan tetap menjaga kelestariannya),
c. Mengetahui prosedur keselamatan, mengatur peralatan keselamatandalam pembelajaran sains
d.
Memperlakukan semua makhluk hidup dan sumber belajar alam denganselalu memikirkan kelestariannya.
10.Standar Pengembangan ProfesionalGuru sains secara terus menerus berusaha pengembangkan kemampuan
personal, profesional. Parameter persiapan guru sains yang memiliki standar
pertumbuhan profesional, harus menunjukkan bahwa guru sains:
a. Aktif dan terus menerus mengambil kesempatan mengembangkanprofesional dan kepemimpinan
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
13/32
10
b. Melakukan refleksi terhadap pembelajaran agar semakin berkembangprofesionalismenya
c. Menggunakan informasi dari siswa tentang pembelajaran yang sudahdilakukan untuk terus menumbuhkan profesionalismenya
d. Berinteraksi secara efektif dengan teman sejawat, orang tua dan siswaserta masyarakat untuk peningkatan profesionalismenya.
2.3Sertifikasi Guru2.3.1 Pengertian Serifikasi GuruBerdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sedangkan
sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan
kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional. Berdasarkan pengertian
tersebut, sertifikasi guru dapat diartikan sebagai suatu pemberian pengakuan
bahwa seseorang telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan
pendidikan pada satuan pendidikan tertentu, setelah lulus uji kompetensi yang
diselenggarakan oleh lembaga sertifikasi. Dengan kata lain, sertifikasi guru
adalah proses uji kompetensi yang dirancang untuk mengungkapkan
penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan pemberian sertifikat
pendidik (Mulyasa, 2008).
Sertifikasi guru juga merupakan pemenuhan kebutuhan untuk
meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena itu, proses sertifikasi
dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh sertifikat
kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sertifikasi guru
merupakan proses uji kompetensi bagi calon atau guru yang ingin memperoleh
pengakuan dan atau meningkatkan kompetensi sesuai profesi yang dipilihnya.Representasi pemenuhan standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam
sertifikasi kompetensi adalah sertifikat kompetensi pendidik. Sertifikat ini
sebagai bukti pengakuan atas kompetensi guru atau calon guru yang memenuhi
standar untuk melakuakn pekerjaan profesi guru pada jenis dan jenjang
pendidikan tertentu.
Dengan demikian serifikasi guru adalah sebuah upaya peningkatan mutu
guru dibarengi dengan penigkatan kesejahteraan guru, sehingga diharapkan
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
14/32
11
dapat meningktakn mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di indonesia
secara berkelanjutan. Bentuk penigkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji pokok bagi guru yang telah memiliki sertifikat
pendidik.
Berdasarkan kepentingan tersebut, maka dalam Undang-Undang Guru dan
Dosen (UUGD) dengan tegas dirumuskan pada pasal 16, bahwa pemerintah
memberikan tujangan profesi guru yang diangkat oleh pemerintah pada
tingkatan masa kerja dan kulaifikasi yang sama. Undang-undang Guru dan
Dosen mengamanatkan bahwa pendidik dan pekerja profesional yang berhak
mendapatkan hak-hak sekaligus kewajiban profesional. Dengan demikian
pendidik diharpakan mangabdi secara total pada profesinya dan dapat hidup
layak dari profesi tersebut.
2.3.2 Tujuan dan Manfaat Sertifikasi GuruPada dasarnya pelaksanan sertifikasi guru mempunyai banyak tujuan dan
manfaat (Sujanto dalam Rukhayati, 2008).
a. Tujuan Sertifikasi Guru1. Menentukan kelayakan guru sebagai agen pembelajaran.2. Sebagai agen pembelajaran berarti guru menjadi pelaku dalam
proses pembelajaran. Guru yang sudah menerima sertifikat pendidik
dapat diartikan sudah layak menjadi agen pembelajaran.
3. Meningkatkan proses dan mutu pendidikan4. Mutu pendidikan antara lain dapat dilihat dari mutu siswa sebagai
hasil proses pembelajaran. Mutu siswa ini diantaranya ditentukan
dari kecerdasan, minat, dan usaha siswa yang bersangkutan. Guru
yang bermutu dalam arti berkualitas dan profesional menentukanmutu siswa.
5. Meningkatkan martabat guru.6. Dari bekal pendidikan formal dan juga berbagai kegiatan guru yang
antara lain ditunjukkan dari dokumentasi data yang dikumpulkan
dalam proses srtifikasi maka guru akan menstransfer lebih banyak
ilmu yang dimilikikepada siswanya. Secara psikologis kondisi
tersebutakan meningkatkan martabat guru yangn bersangkutan.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
15/32
12
7. Meningkatkan profesionalisme8. Guru yang profesional antara lain dapat ditentukan dari pendidikan,
pelatihan, pengembangan diri dan berbagai aktivitas lainnya yang
terkait dengan profesinya. Langkah awal untuk menjadi profesional
dapat ditempuh dengan mengikuti sertifikasi guru.
b. Manfaat Sertifikasi Guru1. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang merugikan citra
profesi guru.Guru yang telah mempunyai sertifikat pendidik harus
dapat menerapkan proses pembelajaran dikelas sesuai dengan teori
dan praktik yang telah teruji.
2. Melindungi masyarakat dari praktik pendidikan yang tidakberkualitas dan profesional. Sekolah yang mempunyai mutu
pendidikan baik ditentukan dari mutu guru dan mutu proses
pembelajaran di kelas. Dengan sertifikasi, mutu guru diharapkan
akan meningkat sehingga meningkatkan mutu sekolah. Pada
akhirnya, masyarakat dapat menilai kualitas sekolah berasarkan
mutu pendidikannya.
3. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi guru. Hasil sertifikasi diantaranya dapat digunakan sebagai cra untuk menentukan imbalan
yang sesuai dengan prestasinya, yaitu berupa tunjangan profesi.
Cara ini dapat menghindarkan dari praktik ketidakadilan, misalnya
guru yang berprestasi hanya mendapat imbalan kecil. Dengan
demikian, kesejahteraan guru dapat meningkat sesuai dengan
prestasi yang diraihnya. Namun satu hal yang perlu ditekankan
adalah bahwa tunjangan profesi bukan menjadi tunjangan utamaserrtifikasi. Tunjangan profesi merupakan konsekuensi logis yang
menyertai kompetensi guru.
2.3.3 Kriteria dan Persyaratan Sertifikasi1. Persyaratan Umum
a. Guru yang belum memiliki sertifikat pendidik dan masih aktif mengajar disekolah di bawah binaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan kecuali
guru Pendidikan Agama. Sertifikasi bagi guru Pendidikan Agama dan
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
16/32
13
semua guru yang mengajar di madrasah diselenggarakan oleh Kementerian
Agama dengan kuota dan aturan penetapan peserta dari Kementerian
Agama (Surat Edaran Bersama Direktur Jenderal PMPTK dan Sekretaris
Jenderal Departemen Agama Nomor SJ/Dj.I/Kp.02/1569/ 2007, Nomor
4823/F/SE/2007 Tahun 2007).
b. Memiliki kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV)dari program studi yang terakreditasi atau minimal memiliki izin
penyelenggaraan.
c. Guru yang BELUM memiliki kualifikasi akademik S-1/D-IV apabila pada30 November 2013:
1) sudah mencapai usia 50 tahun dan mempunyai pengalaman kerja 20tahun sebagai guru, atau
2) mempunyai golongan IV/a atau memenuhi angka kredit kumulatifsetara dengan golongan IV/a (dibuktikan dengan SK kenaikan
pangkat).
d. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas dengan ketentuan:1) diangkat menjadi pengawas satuan pendidikan sebelum berlakunya
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (1
Desember 2008), dan
2) memiliki usia setinggi-tingginya 50 tahun pada saat diangkatsebagai pengawas satuan pendidikan.
e. Sudah menjadi guru pada suatu satuan pendidikan (PNS atau bukan PNS)pada saat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
ditetapkan tanggal 30 Desember 2005.
f.
Guru bukan PNS pada sekolah swasta yang memiliki SK sebagai guru tetapminimal 2 tahun secara terus menerus dari penyelenggara pendidikan (guru
tetap yayasan), sedangkan guru bukan PNS pada sekolah negeri harus
memiliki SK dari Bupati/Walikota
g. Pada tanggal 1 Januari 2015 belum memasuki usia 60 tahun.h. Sehat jasmani dan rohani dibuktikan dengan surat keterangan sehat dari
dokter. Jika peserta diketahui sakit pada saat datang untuk mengikuti PLPG
yang menyebabkan tidak mampu mengikuti PLPG, maka LPTK berhak
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
17/32
14
melakukan pemeriksaan ulang terhadap kesehatan peserta tersebut. Jika
hasil pemeriksanaan kesehatan menyatakan peserta tidak sehat, LPTK
berhak menunda atau membatalkan keikutsertaannya dalam PLPG.
i. Memiliki nomor unik pendidik dan tenaga kependidikan (NUPTK).
2. Persyaratan Khusus untuk Guru yang mengikuti Pemberian Sertifikatsecara Langsung (PSPL)
a. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikanyang memiliki kualifikasi akademik magister (S-2) atau doktor (S-3) dari
perguruan tinggi terakreditasi dalam bidang kependidikan atau bidang studi
yang relevan dengan mata pelajaran atau rumpun mata pelajaran yang
diampunya, atau guru kelas dan guru bimbingan dan konseling atau
konselor, dengan golongan sekurang-kurangnya IV/b atau yang memenuhi
angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/b.
b. Guru dan guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikanyang memiliki golongan serendah-rendahnya IV/c atau yang memenuhi
angka kredit kumulatif setara dengan golongan IV/c.
2.3.4 Prosedur Sertifikasi Guru
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Pasal 65 huruf b dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 10 Tahun
2009 tentang Sertifikasi Guru Dalam Jabatan, sertifikasi bagi guru dalam jabatan
untuk memperoleh sertifikat pendidik dilaksanakan melalui pola: (1) uji
kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio, dan (2) pemberian sertifikat
pendidik secara langsung.Penilaian portofolio dilakukan melalui penilaian terhadap kumpulan
dokumen yang mencerminkan kompetensi guru. Komponen penilaian portofolio
mencakup: (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan pelatihan, (3)
pengalaman mengajar, (4) perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, (5)
penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7) karya
pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9) pengalaman
organisasi di bidang kependidikan dan sosial, dan (10) penghargaan yang relevan
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
18/32
15
dengan bidang pendidikan. Pemberian sertifikat pendidik secara langsung
dilakukan melalui verifikasi dokumen.
Penilaian portofolio dan pemberian sertifikat pendidik secara langsung
kepada peserta sertifikasi guru dilakukan oleh Rayon LPTK Penyelenggara
Sertifikasi Guru yang terdiri dari LPTK Induk dan LPTK Mitra dikoordinasikan
oleh Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG).
Penjelasan alur sertifikasi guru dalam jabatan adalah sebagai berikut.
3. Uji Kompetensi dalam Bentuk Penilaian Portofolioa. Guru dalam jabatan peserta sertifikasi guru yang memenuhi persyaratan,
menyusun portofolio.
b. Portofolio yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinaspendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi (peserta guru
SLB) untuk diteruskan kepada Rayon LPTK Penyelenggara Sertifikasi
Guru untuk dinilai.
c. Penilaian portofolio dilakukan oleh 2 (dua) asesor yang relevan danmemiliki Nomor Induk Asesor (NIA).
d. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru dapatmencapai angka minimal kelulusan dan memenuhi persyaratan
kelulusan, maka dinyatakan lulus dan memperoleh sertifikat pendidik.
e. Apabila skor hasil penilaian portofolio telah dapat mencapai angkaminimal kelulusan dan memenuhi persyaratan kelulusan, namun secara
administrasi masih ada kekurangan maka peserta harus melengkapi
kekurangan tersebut (melengkapi administrasi atau MA).
f. Apabila hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi guru belummencapai angka minimal kelulusan, maka Rayon LPTK menetapkanalternatif sebagai berikut.
1) Melakukan kegiatan yang berkaitan dengan profesi pendidik untukmelengkapi kekurangan portofolio (misal melengkapi substansi atau
MS bagi peserta yangmemperoleh skor 841 s/d 849). Apabila dalam
kurun waktu tertentu yang ditetapkan Rayon LPTK peserta tidak
mampu melengkapi akan diikutsertakan dalam Pendidikan dan
Latihan Profesi Guru (PLPG).
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
19/32
16
2) Mengikuti PLPG yang mencakup empat kompetensi guru dandiakhiri dengan uji kompetensi. Penyelenggaraan PLPG dilakukan
berdasarkan proses baku sebagaimana tertuang dalam RambuRambu
Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru. Peserta yang lulus
uji kompetensi memperoleh Sertifikat Pendidik. Jika peserta belum
lulus, diberi kesempatan ujian ulang dua kali (untuk materi yang
belum lulus). Peserta yang tidak lulus pada ujian ulang kedua
dikembalikan ke dinas pendidikan kabupaten/kota atau dinas
pendidikan provinsi untuk dilakukan pembinaan/peningkatan
kompetensi.
4. Pemberian Sertifikat Pendidik secara Langsunga. Guru yang berkualifikasi akademik S2/S3 dan sekurang-kurangnya
golongan IV/b atau guru yang memiliki golongan serendahrendahnya
IV/c mengumpulkan dokumen.
b. Dokumen yang telah disusun kemudian diserahkan kepada dinaspendidikan kabupaten/kota atau dinas pendidikan provinsi untuk
diteruskan ke LPTK penyelenggara sertifikasi guru sesuai wilayah
rayon dengan surat pengantar resmi.
c. LPTK penyelenggara sertifikasi guru melakukan verifikasi dokumen.Verifikasi dokumen dilakukan oleh 2 (dua) asesor yang relevan dan
memiliki Nomor Induk Asesor (NIA) dengan mengacu pada rubrik
verifikasi dokumen.
d. Apabila dokumen yang dikumpulkan oleh peserta dinyatakanmemenuhi persyaratan, maka kepada peserta diberikan sertifikat
pendidik. Sebaliknya, apabila dokumen yang dikumpulkan tidakmemenuhi persyaratan, maka peserta dikembalikan ke dinas pendidikan
di wilayahnya (kabupaten/kota/provinsi) dan diberi kesempatan untuk
mengikuti sertifikasi guru melalui uji kompetensi dalam bentuk
penilaian portofolio.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
20/32
17
2.3.5 Lembaga Penyelenggara Sertifikasi dan Penilai Sertifikasi
Sertifikasi guru diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi dan ditetapkan oleh Menteri Pendidikan
Nasional. Dasar hukum dari penyelenggaraan sertifikasi ini sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Pasal 11 ayat 2 yang berbunyi:
sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang
memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi dan
ditetapkan oleh pemerintah.
Pergurun Tinggi penyelenggara sertifikasi dapat dilakukan oleh perguruan
tinggi negeri atau swasta. Persyaratan perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi
adalah (a) mempunyai program studi pengadaan tenaga kependoidikan yang
terakreditasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. (b) ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan Nasional.
Kekecualian penyelenggaraan sertifikasi terjadi untuk guru-guru pengajar
mata pelajaran muatan local, guru TIK, guru kelautan dan guru pariwisata.Untuk
peserta sertifikasi dari kelompok tersebut, penyelenggaraanya dilakukan oleh
LPTK dalamrayon setempat bekerjasama dengan perguruan tinggi lain baik dari
dalam rayon maupun diluar rayon.
Sementara untuk guru agama, baik yang diangkat Depdiknas, Depag
maupun Pemda, mereka harus mengikuti sertifikasi guru agama yang
diselenggarakan oleh Departemen Agama dan mendaftarkan diri ke Kandepag.
Guru yang mengikuti sertifikasi dinilai oleh asesor. Asesor ini akan menilai
dan membuat keputusan terhadap nilai, mutu dan penilaian lain terhadap dokumen
persyaratan sertifikasi. Penilaian yang dilakukan asesor didasarkan kompetensi
guru peserta sertifikasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Asesor diseleksi dan dipilih oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi.
Rector dari penyelenggara sertifikasi yang akan menetapkan asesor tersebut.
Asesor ada beberapa Kriteria yang harus dipenuhi sebagai berikut:
1. WNI dengan profesi sebagai dosen, guru atau instruktur senior,widyaiswara dan pengawas yang mempunyai sertifikat pendidik
2. Sehat jasmani dan rohani3. Berkomitmen dan bersedia melakukan penilaian secara objektif.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
21/32
18
4. Pendidikan minimum S25. Berpengalaman mengajar, melatih dan membimbing guru atau calon guru
di bidang yang sesuai minimum 5 tahun terakhir.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
22/32
19
BAB III
PEMBAHASAN
3.1Pelaksanaan Sertifikasi Guru di SMA Negeri 1 Kuta UtaraBerdasarkan hasil wawancara yang telah saya lakuakan di SMA Negeri 1
Kuta Utara dengan salah seorang guru fisika menyatakan bahwa sertifikasi guru
dalam pelaksanaannya dapat dikatakan mensejahterakan guru yang bersangkutan.
Hal ini dikarenakan guru yang bersartifikasi pada hakikatnya adalah guru yang
memang benar memiliki kemampuan maupun pengalaman lebih dibidangnya.
Beliau mengungkapkan bahwa guru yang berhak untuk mendapatkan sartifikatpendidik adalah guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut memiliki ijazah
S-1, baik kepribadian maupun nonkepribadian, dan lulus tes seleksi yang
diselenggarakan oleh LPTK penyelenggara, PNS, minimal 8 tahun masa
pengabdian, kuota masing-masing daerah. Guru yang sudah bersertifikasi
diharapkan mamppu meningkatkan profesionalismenya yakni salah satu
kompetensi guru dari 4 kompetensi yang ada Pedagogik, profesional, sosial,
kepribadian. Dengan alasan-alasan inilah yang melatarbelakangi bahwa guru yang
bersertifikasi Guru yang sudah sertifikasi merupakan guru yang diangggap
professional dan berkompeten di bidangnya, sehingga kepada guru tersebut
diberikan tunjangan profesi sebesar 1x gaji pokok, sedangkan guru yang belum
mempunyai sertifikasi guru belum dikatakan professional dan belum mendapat
tunjangan profesi.
Dampak dari adanya sertifikasi guru terhadap kinerja guru adalah dengan
adanya sertifikasi ini, guru memiliki ada tanggung jawab baru, ditambah dengan
adanya tunjangan yang lebih, maka guru akan berusaha untuk lebih professional
karena hal itu. Selain itu dengan adanya sartifikasi guru juga harus dituntut untuk
mengajar dengan lebih professional terutama dalam hal materi yang mereka
sajikan terkaita dengan disiplin ilmu mereka masing-masing ucap guru tersebut.
Selain itu guru harus mampu menyampaikan materi lebih mendalam kepada siswa
dibandingkan sebelum dia bersertifikasi. Materi yang mendalam tidak dan jangan
sampai melebar kemateri yang lain.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
23/32
20
Terkait dengan hal yang sama para guru mulai besemangat melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (s2) untuk menambah bekal pengetahuan
mereka. Dengan adanya tunjangan sertifikasi, banyak guru yang
memanfaatkannya untuk kepentingan pendidikan. Namun, ada juga guru yang
tidak menggunakannya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi (s2), karena lebih mementingkan kebutuhan keluargannya.
Dalam praktiknya pelaksanaan sartifikasi guru ini belum maksimal dan
optimal utamanya dalam hal pembagian jam pelajaran yang mengharuskan guru
bersertifikasi untuk mengajar 24 jam perminggu. Dalam hal ini yang guru tidak
mendapat jam pelajran 24 jam di sekolah utamanya diharuskan untuk mencari
jadwal pelajaran tambahan di sekolah lain dengan tetap mementingkan sekolah
utmanya dan tidak mengganggu jadwal mengajarnya disekolah utama. Untuk ini
guru yang bersertifikasi diharapkan untuk pintar dalam mengatur jadwal
pelajarannya hingga mencapai waktu yang dipersyaratkan. Untuk menyiasati hal
tersebut di sekolah kami diberlakukan sistem keadilan. Sistem keadilan yang
dimaksud ada dua tipe, tipe pertama adalah misalkan guru fisika di sekolah kami
berjumlah 3 orang yang bersertifikasi. Maka pembagian jam pelajaran harus
dibagi rata sesuai dengan jumlah kelas yang terdapat di sekolah kami dan
kekuranganya dicari disekolah lain. Tipe kedua adalah tipe senioritas, maksudnya
adalag guru yang bersertifikasi adalah 3 orang, dari ketiga orang tersebut dilihat
umur dan masa kerja atau pengabdiannya, guru yang umurnya lebih tua dan masa
kerjanya yang lebih panjang maka dia yang harus didahulukan untuk mengejar
sejumlah jam yang telah dipersyaratkan 24 jam, selanjutnya untuk guru yang di
sesuaikan dan kekuranganya dicari disekolah lain.
Kendala lain yang saya rasakan adalah ketidak lancaranan penerimaantunjangan sertifikasi. Hal ini dikarenakan masih saja ada beberapa teman saya dan
saya sendiri yang tunjangannya tersendat yakni 3 bulan sekali.
3.2Implikasi Sertifikasi Guru terhadap Kinerja GuruImplementasi sertifikasi guru dalam bentuk penilaian portofolio ini kemudian
menimbulkan polemik baru. Banyak para pengamat pendidikan yang
menyangsikan keefektifan pelaksanaan sertifikasi dalam rangka meningkatkan
kinerja guru. Bahkan ada yang berhipotesis bahwa sertifikasi dalam bentuk
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
24/32
21
penilaian portofolio tak akan berdampak sama sekali terhadap peningkatan kinerja
guru, apalagi dikaitkan dengan peningkatan mutu pendidikan nasional. Hal ini
berkaitan dengan temuan-temuan dilapangan bahwa adanya indikasi kecurangan
dalam melengkapi berkas portofolio oleh para guru peserta sertifikasi.
Kecurangan dengan memalsukan dokumen portofolio itu memang ada.
Program sertifikasi guru yang selama ini dilaksanakan belum dapat
dikatakan sebagai media untuk menjamin kualitas pendidikan, kalaupun ada, itu
bukanlah yang utama. Jika program sertifikasi guru itu dimaksudkan untuk
meningkatkan prestasi guru dan meningkatkan kualitas pendidikan, maka
pemilihan calon peserta sertifikasi itu mestinya acuan utamanya adalah kualifikasi
dan prestasi calon peserta sertifikasi, dengan tanpa mempertimbangkan aspek
usia, masa kerja, dan kepangkatan. Ketika penentuan calon perserta yang
dijadikan acuan adalah golongan, masa kerja, apalagi usia, maka tidak secara
otomatis calon peserta yang memenuhi persyaratan memiliki kualifikasi dan
prestasi yang menunjang peningkatan kualitas pedidikan. Apalagi para peserta
yang lolos program sertifikasi adalah mereka yang telah berusia di atas empat
puluh delapan tahun, maka kemungkinan yang terjadi adalah kesulitan-kesulitan
dalam mengikuti perkembangan dunia pendidikan dan teknologi informatika.
Padahal, era sekarang adalah era perubahan dan era teknologi yang selalu berubah
begitu cepat.
Program sertifikasi guru ternyata berdampak positif terhadap kinerja para
guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik. Ada peningkatan dalam aspek
kedisiplinan kerja dan kedisiplinan administratif akademik. Para guru yang telah
mendapatkan sertifikat ternyata cukup disiplin dalam mengajar (jam datang dan
pulang), aktif mengikuti berbagai kegiatan akademik di sekolah seperti upacarabendera, rapat-rapat, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), pembimbingan
siswa, dan kegiatan ekstrakurikuler. Mereka juga cukup memperhatikan
kedisiplinan administrasi akademik, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), mengupayakan media pembelajaran, mengisi daftar hadir kerja. Proses
peningkatan kinerja para guru yang telah mendapat sertifikat tersebut bukan serta
merta secara otomatis terjadi, namun berkat dukungan, arahan dan peran kepala
sekolah. Pada awalnya, mereka juga belum menyadari sepenuhnya bahwa
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
25/32
22
konskwensi dari sertifikat pedidik yang diikuti dengan tunjangan profesi tersebut
diikuti dengan kinerja yang tinggi. Hal ini terjadi karena tradisi budaya kerja yang
telah melekat tidak serta merta dapat berubah dengan adanya tunjangan profesi.
Untuk melahirkan budaya kerja yang baru, seseorang perlu beradaptasi dengan
budaya baru tersebut dan kesanggupan individu untuk beradaptasi dengan budaya
baru yang berbeda-beda, ada yang bekerja cepat dan ada pula yang bekerja
lambat. Jika individu dipaksa untuk merubah budaya kerja yang lama diganti
dengan budaya yang baru, dimana banyak nilai-nilai budaya yang berbeda dari
sebelumnya maka individu tersebut akan mengalami tekanan kerja (stress kerja)
yang akan mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja. Dalam hal ini
diperlukan kebijaksanaan dari pimpinan dalam mendampingi dan mengawal
perubahan budaya kerja bagi anggota organisasi.
Perubahan budaya kerja yang terjadi dalam waktu yang singkat, biasanya
tidak kuat bertahan lama. Hal ini terjadi karena individu tidak menyadari
sepenuhnya substansi dari perubahan budaya itu, namun jika perubahan budaya
kerja terjadi agak lamban, dimana individu mendapat kesempatan untuk
menginternalisasikan nilai-nilai budaya yang baru, hal demikian biasanya budaya
tersebut dapat bertahan lebih lama.
Perubahan kinerja para guru di SMA N 1 Kuta Utara tidak terjadi secara
serta merta namun melalui proses yang agak lamban. Hal ini terbukti dengan
masih munculnya perilaku-perilaku lama yang kurang sesuai dengan tuntutan,
misalnya kurang disiplin dan kurang tertib administrasi. Perubahan demikian,
diharapkan akan bertahan lama karena adanya proses penyadaran individu akan
substansi dan tuntutan perubahan itu sendiri. Jika dikaitkan dengan teori law of
effect, maka individu cenderung akan mengulangi suatu perbuatan sebagai akibatdari suatu perbuatan tersebut menyenangkan dirinya. Sebaliknya, individu
cenderung tidak akan menggulangi perbuatannya, jika ternyata akibat yang
ditimbulkan dari perbuatan itu tidak menyenangkan baginya. Dalam hal ini
tunjangan profesi merupakan daya ikat yang menjadikan individu cenderung
melakukan apapun agar tunjangan itu tetap diperolehnya dengan meningkatkan
kinerjanya.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
26/32
23
Pada sisi lain, program sertifikasi guru kurang berdampak positif terhadap
kinerja para guru yang belum mendapatkannya. Artinya mereka biasa-biasa saja
dalam bekerja, tidak terjadi peningkatan yang berarti akibat program sertifikasi
guru. Hal ini terjadi karena program sertifikasi adalah program paket yang
datangnya tidak bisa diraih secara kompetitif, namun jatah panggilan dari dinas
pendidikan. Seseorang akan mendapat jatah panggilan sertifikasi jika sudah saat
nya, bukan karena prestasi kerja hari ini sebagai prioritas utama pemanggilan
calon peserta. Menurut Kepala sekolah dan beberapa guru yang belum
mendapatkan sertifikat pendidik, mereka merasa biasa-biasa saja dalam bekerja,
tidak terpengaruh oleh adanya program sertifikasi pendidik, apalagi yang
golongan dan masa kerjanya masih rendahan. Mereka masih jauh dari
panggilan. Oleh karena itu mereka bekerja seperti biasanya.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
27/32
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1.
2.
4.2 Saran
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
28/32
25
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
29/32
26
LAMPIRAN HASIL WAWANCARA
Data hasil observasi :
Nama Narasumber :
Sertifikasi Tahun :
1. Menurut Bapak, guru yang profesional itu seperti apa?Guru profesional itu adalah guru yang mamou mengemas keempat
kompetensi guru dalam dirinya, sehingga dia disegani oleh semua orang.
2. Apa saja upaya dalam meningkatkan keprofesionalan seorang guru?Dengan program sertifikasi/PLPG, dengan mengadakan evaluasi kinerja
guru misalnya program UKG (Uji Kompetensi Guru), dan sebagainya.
3. Dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru, guru diharuskanuntuk bersertifikasi. Apa yang Bapak ketahui tentang sertifikasi guru?
Dari sepengetahuan saya, Sertifikasit merupakan pengahrgaan yang
diberikan kepada profesi guru dalam rangka peningkatan professional dan
kualitas guru.
4. Menurut Bapak? guru yang bagaimana yang berhak mendapatkansertifikasi?
Guru yang berhak untuk mendapat sertifikasi adalah guru yang memang
professional dibidangnya, guru yang sudah berpengalaman, dan sudah
dikatakan memiliki dedikasih kerja atau memiliki pengabdian dibidangnya
utamanya dalam hal masa kerja.
5. Saat bapak mengikuti sertifikasi, tahun berapa, dimana, dan berapa lamamengikuti program sertifikasi guru?
6.
Kegiatan apa saja yang Bapak lakukan saat mengikuti programsertifikasi?
7. Saat bapak mengikuti sertifikasi, apa saja persyaratan yang harusdipenuhi dan bapak ikut jalur apa?
Karena saya mengikuti sertifikasi pada jalur portofolio, maka persyaratan
waktu itu yaitu : SK mengajar, pemenuhan jam mengajar (24 jam), sertifikat,
piagam, kelengkapan ijazah, dan terpenting yaitu karya tulis.
8. Proses apa saja yang bapak lalui untuk mendapat sertifikasi?
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
30/32
27
9. Apa tujuan atau manfaat dari sertifikasi guru terhadap kinerja guru?Manfaat dan tujuan : untuk kedisiplinan, pemenuhan kelengkapan persiapan
guru sebelum mengajar (RPP), pemenuhan jam mengajar guru yang ideal.
Dari sudut pandang lain, guru yang bersetifikasi berarti dia memiliki
tanggung jawab baru untuk mempertahankan dan meningkatkan
profsionalismenya sebagai guru, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai
motivasi diri dalam hal proses pembelajaran, apakah materi yang diberikan
lebih mendalam, cara mengajarnya yang lebih banyak menggunakan alat
peraga dari sebelumnya dan lain-lain.
10. Apa harapan ke depan mengenai sertifikasi guru?Sertifikasi guru kedepan diharapkan benar-benar mampu mencerminkan
seorang guru yang profesional dan mampu memotivasi guru lainnya untuk
meningkatkan kemampuan mengajarnya, karena terdapat penghargaan
seperti peningkatan gaji bagi guru profesional bersertifikasi.
11. Bagaimana tanggapan Ibu mengenai guru yang sudah sertifikasi denganyang belum sertifikasi?
Untuk di sekolah sini, mengingat guru-guru yang diterima rata-rata memiliki
kredibilitas ynag baik dalam mengajar, jadi saya kira kompetensinya tidak
jauh berbeda. Namun, diperlukan motivasi untuk mengikuti sertifikasi.
12.Apa perbedaan yang signifikan yang terdapat pada guru yang sudahtersertifikasi dengan yang belum tersertifikasi?
Perbedaan yang paling mendasar adalah perbedaan dalam hal tunjangan.
Hal ini dikarenakan menerut pemantauan saya selama ini guru yang sudah
tersertifikasi merupakan guru yang diangggap professional di bidangnya,
sehingga kepada guru tersebut diberikan tunjangan profesi sebesar 1x gajipokok, sedangkan guru yang belum mempunyai sertifikasi guru belum belum
mendapat tunjangan profesi.
13.Kendala apa saja yang bapak hadapi dalam pelaksanaan sertifikasi guruselama ini?
Kendalanya adalah pemenuhan jam 24 jam perminggu. Dalam hal ini yang
guru tidak mendapat jam pelajran 24 jam di sekolah utamanya diharuskan
untuk mencari jadwal pelajaran tambahan di sekolah lain dengan tetap
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
31/32
28
mementingkan sekolah utmanya dan tidak mengganggu jadwal mengajarnya
disekolah utama. Kendala lain yang saya rasakan adalah ketidak lancaranan
penerimaan tunjangan sertifikasi. Hal ini dikarenakan masih saja ada
beberapa teman saya dan saya sendiri yang tunjangannya tersendat yakni 3
bulan sekali.
14.Bagaimana cara menyiasati hal tersebut?Untuk menyiasati hal tersebut di sekolah kami diberlakukan sistem keadilan.
Sistem keadilan yang dimaksud ada dua tipe, tipe pertama adalah misalkan
guru fisika di sekolah kami berjumlah 3 orang yang bersertifikasi. Maka
pembagian jam pelajaran harus dibagi rata sesuai dengan jumlah kelas yang
terdapat di sekolah kami dan kekuranganya dicari disekolah lain. Tipe kedua
adalah tipe senioritas, maksudnya adalag guru yang bersertifikasi adalah 3
orang, dari ketiga orang tersebut dilihat umur dan masa kerja atau
pengabdiannya, guru yang umurnya lebih tua dan masa kerjanya yang lebih
panjang maka dia yang harus didahulukan untuk mengejar sejumlah jam
yang telah dipersyaratkan 24 jam, selanjutnya untuk guru yang di sesuaikan
dan kekuranganya dicari disekolah lain.
-
7/13/2019 Standar Isi Sains Merekomendasikan
32/32
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, H. E. 2011.Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta : Bumi Aksara.
Wilujeng, Insih. 2003. Redesain Kurikulum S1Pendidikan IPA menuju Standards
For Secondary Science Teacher Preparation. Dalam Http//:
Http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf:diakses 26 Mei 2014.
Janawi. 2011.Kompetensi Guru Citra Guru Profesional. Bandung: Alfabeta.
Lembaran Negara Republik Indonesia.2003.Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam
Http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf:diakses 26 Mei 2014.
Lembaran Negara Republik Indonesia.2005.Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Dalam
Http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf:diakses 26 Mei 2014.
NSTA. 2003. Standards for Science Teacher Preparation. Revised 2003
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
http://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdfhttp://www.usu.ac.id/sisdiknas.pdf
top related