strategi pembelajaran bahasa arab di mts darun …etheses.uinmataram.ac.id/495/1/umu...
Post on 21-Oct-2019
46 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MTs DARUN NAJAH AL-FALAH TELAGAWARU LABUAPI TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
OLEH:
UMU QOMARIYAH
NIM. 15.1.13.2.139
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
ii
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI MTs DARUN NAJAH AL-FALAH TELAGAWARU LABUAPI TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Arab (S.Pd)
Oleh
UMU QOMARIYAH NIM: 151.132.139
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
2017
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln Pendidikan No. 35 Mataram (Kampus I) & Jln Gajah Mada Jempong (Kampus II) Phone 0370 623877,644807,Fax 0370 644807
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi oleh: Umu Qomariyah, NIM. 15.1.13.2.139. Yang berjudul ” Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017” dimunaqasyahkan Disetujui pada tanggal, Juli 2017
Pembimbing I,
Dr. S. Ali Jadid Al-Idrus, S.Ag, M.Pd NIP. 197807032007101003
Pembimbing II,
Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag NIP. 197401262007011010
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN ) MATARAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Jln Pendidikan No. 35 Mataram (Kampus I) & Jln Gajah Mada Jempong (Kampus II) Phone 0370 623877,644807,Fax 0370 644807
Mataram,
Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat Rektor UIN Mataram di Mataram
Assalamu’alaikum wr.wb
Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan
koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi Saudara:
Nama Mahasiswa : Umu Qomariyah Nim : 151.132.139 Jurusan/Prodi : Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Judul Skripsi oleh : Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017.
Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Mataram. Oleh karena itu, kami
berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyahkan.
Wassalamu’alaikum,Wr.Wb.
Pembimbing I,
Dr. S. Ali Jadid Al-Idrus, S.Ag, M.Pd NIP. 197807032007101003
Pembimbing II,
Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag NIP. 197401262007011010
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Umu Qomariyah
NIM : 151.132.139
Program Studi : S1 Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017.” ini secara keseluruhan adalah hasil peneliti atau karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang dirujuk sumbernya. Jika saya terbukti melakukan plagiat tulisan/ karya orang lain, siap menerima sanksi yang telah ditentukan oleh lembaga.
Mataram, 2017 Saya yang Menyatakan,
Umu Qomariyah NIM: 151.132.139
vi
PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul: “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017”. telah
dipertahankan didepan dewan penguji Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
UIN Mataram pada tanggal,......,............, 2017.
Dewan Penguji
1. Dr. S. Ali Jadid Al-Idrus, S.Ag, M.Pd (_______________)
(Ketua Sidang/ Pemb.I)
2. Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag (_______________)
(Sekretaris Sidang/ Pemb.II)
3. Najamuddin, M.Hum (_______________) (Penguji I)
4. Abdul Karim, SS., M.Hum (_______________)
(Penguji II)
Mengetahui, Dekan Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan
Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd NIP.196412311991032006
vii
MOTTO.
م حَتى إَن ه َ يغي ْ ْم ر ما بق ا ما بأْنفس { 11:الَرعد} يغي ر
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (QS. Ar-Ra’ad[13]: 11)1
1QS. Ar-Ra’ad [13]: 11.
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
“Perjuangan merupakan pengalaman berharga yang dapat menjadikan kita
manusia yang berkualitas”
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat
kukasihi dan kusayangi
Kedua orangtuaku Ayahanda Mansyur Rajak dan Ibunda Kalisom
Mansyur terimakasih atas limpahan do’a, dukungan, dan cinta kasih yang
tiada terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar
kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan.
Untuk Kakakku tercinta tersayang Aminah Mansyur, Abubakar Mansyur,
Agus Salim Mansyur, Alamsyah Mansyur, Munawir Kharis Mansyur,
Mukhlis Mansyur, Sri Rahmawati Mansyur, Muhammad Irawansyah
Mansyur tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian,
terimakasih atas do’a dan dukungannya.
Untuk semua keluarga tercintaku.
Untuk sahabat terbaikku, Ning Seruning, Khusnul Khotimah, Aisyah
Irwan Saputri, Trisnawati, Nurkhaeriah, yang memberikan dukungan,
ix
semangat dan membantuku dalam penyusunan skripsi ini, thanks for all
my best friends.
Teman-teman kost bekicot (Rafita putri mechi, Aenhy Arhymechi, Lilis
gadies melayu, Dahlia needblis, Ninik roy putri, Lha titin, Nii nuraini
anawau, Hikmah azhary), terimakasih kalian yang selalu memberiku
semangat dan selalu memberikan arahan dalam membuat skripsi ini semua
dan terimakasih pula atas kebaikannya selama ini.
untuk seseorang (Muhammad Syafii) terimakasih atas dukungan motivasi
dan semangat dalam pembuatan skripsi ini.
Teman-teman seperjuanganku kelas D jurusan bahasa Arab angkatan 2013
terimakasih atas dukungan dan inspirasi yang telah kalian berikan.
Almamaterku tercinta UIN Mataram.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam
shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga
kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.
Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses
tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. Dr. S. Ali Jadid Al-Idrus, S.Ag, M.Pd selaku Dosen Pembimbing 1 dan
Ahmad Khalakul Khairi, M.Ag selaku Dosen Pembimbing II yang
memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan
tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan
skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Dr. H. Dedy Wahyudin, MA selaku Ketua Jurusan PBA dan Muhammad
Nurman, M.Pd selaku Sekretaris jurusan PBA.,
3. Dr. Hj. Nurul Yakin, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.,
4. Dr. H. Mutawali, M.Ag, selaku Rektor UIN Mataram.,
5. Seluruh Civitas Akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Mataram.,
6. Ali Maksum, S.Pd.I selaku kepala sekolah MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi Lombok Barat.,
xi
7. Siti Nurbai’ah selaku guru bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi Lombok Barat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang
berlipat-lipat ganda dari Allah SWT. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat
bagi semesta alam. Amin.
Mataram, 2017
Penulis,
Umu Qomariyah
xii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ........................................................................................... i
Halaman Judul ............................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iii
Nota Dinas Pembimbing ............................................................................... iv
Pernyataan Keaslian Skripsi .......................................................................... v
Halaman Pengesahan .................................................................................... vi
Halaman Motto.............................................................................................. vii
Persembahan ................................................................................................. viii
Kata Pengantar .............................................................................................. x
Daftar Isi........................................................................................................ xii
Abstrak……………………………………………… .................................. . xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian .................................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ........................................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................................. 4
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ...................................................... 6
E. Telaah Pustaka ......................................................................................... . 8
F. Kajian Pustaka
1. Esensi Strategi Pembelajaran Bahasa Arab ...................................... 10
2. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab ......................................... 21
3. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab .......................................... 24
4. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab .................................................. 25
G. Metode Penelitian................................................................................... 27
1. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 28
2. Instrument Penelitian ...................................................................... 29
3. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 30
4. Lokasi Penelitian .............................................................................. 31
xiii
5. Sumber Data ..................................................................................... 31
6. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 33
7. Teknik Analisis Data ........................................................................ 37
8. Validitas Data ................................................................................... 40
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 42
B. Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah
Al-Falah Telagawaru Labuapi.................................................................. 51
C. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi ................................................................................. 56
D. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi ................................................................................. 58
BAB III PEMBAHASAN
A. Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah
Al-Falah Telagawaru Labuapi.................................................................. 63
B. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi ................................................................................. 69
C. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi ................................................................................. 81
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 91
B. Saran. ........................................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 95
Lampiran-Lampiran
xiv
املخص
ا ا " ي ه ح الع س البحث بي بم علي اللغ الع سترغي
أفي لغ لب اس ي "الفاح" ي ألف الطالب دتةث-تةث7للعام ال أم " ال
ي ك قم ا ال ل : أس ف أ شاد من امش ي .س ح إ علي ج
س ل ير د ا، ماجيس ي : أس ف الثا ير. أحم خلق الخير امش اماجيس
ي ق خطيط عملي ف ا البحث مع ف ه علي اللغ يه سترغي
أفي لغ لب س "الفاح" بي بم اس ي الع دتةث-تةث7للعام ال
ا من اماحظ خل الكيفي يأخ البيا ا البحث ام م ه خ يس
لفي ثيق خال الخبراء امخ ا البحث.امقابل ال علق به أشياء التي
حليل خطيط عملي بع ج الباحث أ شفا البحث مك
ي أفيق لغ لب س "الفاح" بي بم علي اللغ الع للعام سترغي
اس ي علي دتةث -تةث7ال ا ال اص ه ساه ع صالح في الغالب أ
بعضها بعضا.
ئيسي :ال بي كلما ال ، اللغ الع علي سترغي،
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Perkembangan ilmu pengetahuan pada saat ini khususnya dalam dunia
pendidikan dituntut untuk bisa mengembangkan atau memajukan serta
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam hal ini pendidikan
memiliki peranan yang sangat penting. Sumber daya manusia yang sesuai
dengan kebutuhan pembangunan bangsa harus bisa dimunculkan dengan
melahirkan suatu sistem pendidikan yang berdasarkan filosofis bangsa
tersebut. Oleh sebab itu, usaha untuk melahirkan suatu sistem pendidikan
nasional yang sesuai dengan kondisi negara yaitu berdasarkan pancasila harus
terus dilaksanakan.1
Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia yang bukan hanya dapat
menyesuaikan diri untuk hidup di dalam masyarakatnya, melainkan lebih dari
itu, yaitu mampu berperan bagi penyempurnaan masyarakat itu sendiri.
Wawasan tentang pendidikan bagi proses belajar sepanjang hayat menekankan
pentingnya pergeseran tanggung jawab belajar ke arah peserta didik sehingga
perancangan dan implementasi kegiatan belajar mengajar harus dilandasi oleh
pengkonsepsian keseimbangan antara otoritas pendidik dengan subjek didik.
Inilah esensi hakikat dan tujuan pendidik yang dengan sendirinya menjadi
1 Abdul Hamid, Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas V MI NW Montong Sapah Kecamatan Praya Barat Dayak Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 (Skripsi: IAIN Mataram, 2015), h.1.
1
2
tanggung jawab guru untuk membantu para peserta didik untuk mencapai
kemampuan dalam pembelajaran.2
Adapun permasalahan yang masih timbul saat ini adalah proses
pelaksanaan kegiatan pembelajaran khususnya pembelajaran Bahasa Arab
yang berlangsung di kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama
pengetahuan, pengetahuan yang didapatkan dijadikan sebagai perangkat fakta-
fakta yang harus dihafal, kemudian ceramah menjadi pilihan utama sebagai
strategi pembelajaran.
Tindakan guru bukanlah untuk mempersiapkan anak untuk menghafal
sejumlah materi akan tetapi merancang pembelajaran yang memungkinkan
siswa menemukan sendiri materi yang harus dipahaminya. Belajar merupakan
proses mental seseorang yang tidak terjadi secara mekanis, akan tetapi
perkembangan diarahkan pada intelektual, mental emosional dan kemampuan
individu yang utuh.
Bahasa Arab merupakan bahasa al-Qur’an. Hal ini menunjukkan bahwa
bahasa Arab tersebut sangat terkait dengan agama Islam itu sendiri yang kitab
sucinya adalah al-Quran yang berbahasa Arab demikian pula al-Hadist yang
merupakan penjelasan dan penafsiran al-Qur’an dihimpun dan disusun dalam
Bahasa Arab. Jadi sumber pokok agama Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadist
yang kedua-duanya berbahasa Arab sehingga Bahasa Arab menjadi sangat
2 Hasibuan, Moedjiono, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012), h.10.
3
penting untuk dipelajari baik yang sifatnya formal maupun non formal atau
sebagai suatu hal yang perlu diperhatikan oleh seluruh umat Islam di dunia.3
Penggunaan strategi mengajar yang sebagian besar dilakukan guru dengan mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang berperan sehingga akhirnya nilai yang diraihnya kurang dari yang diharapkan. Dengan strategi pembelajaran diharapkan siswa dapat menggali dan menemukan pokok materi secara bersama-sama dalam kelompok atau secara individu. Sehingga materi yang dipelajari melekat dalam benak siswa karena didapatkan melalui pengalaman sendiri.4 Di samping itu, banyak keluhan dari para guru bahwa beban kurikulum bagi siswa terlalu berat dibandingkan dengan waktu yang ada, sehingga kualitas hasil belajar tidak memadai. Guru tidak lagi harus secara maraton menjelaskan materi kepada siswa, namun siswa akan belajar aktif dan mandiri sesuai dengan kemajuan dan potensi yang dimiliki dengan arahan dan bimbingan guru.5 Mewujudkan tujuan pendidikan perlu adanya upaya-upaya dalam
menyelenggarakan pendidikan, seperti peningkatan interaksi timbal balik
antara siswa dan guru, ataupun interaksi antara satu siswa dengan siswa lain.
Interasksi timbal balik tersebut dapat berupa perlakuan khusus pada saat
proses belajar mengajar berlangsung. Yang dimaksud dengan interaksi timbal
balik guru-siswa adalah respon langsung maupun tidak langsung dalam proses
belajar mengajar dari guru ke siswa atau dari siswa ke guru. Guru hendaknya
menggunakan berbagai variasi dalam proses belajar mengajar, satu proses
yang monoton saja akan tidak hidup, siswa menjadi pasif, sehingga keberanian
tidak berkembang.
3 Dahlan. Juwairiyah, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, (Surabaya: Al-Ikhlas,
1992), h. 1. 4 Ngalimun, Strategi dan Strategi Pembelajaran, (Banjarmasin: Scripta Cendekia,
2012), h. 133-134. 5 Jufri AW, Belajar dan Pembelajaran (Mataram: Agra Puji Press, 2010), h.53.
4
Mengacu pada uraian di atas, peneliti tertarik mengadakan penelitian
tentang “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi Tahun Pelajaran 2016/2017”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka fokus dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan strategi pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun
Najah al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017.
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah
al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017.
3. Bagaimana evaluasi pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah al-
Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan fokus kajian di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui perencanaan strategi pembelajaran Bahasa Arab di
MTs Darun Najah al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran
2016/2017.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan strategi pembelajaran Bahasa Arab di
MTs Darun Najah al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran
2016/2017.
5
c. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun
Najah al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017.
2. Manfaat Penelitian
Setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi
manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh
komponen yang terlibat di dalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa
diambil dari penulisan proposal ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan
dalam pemahaman Bahasa Arab khususnya dalam disiplin pendidikan
bahwa berbagai strategi dalam pembelajaran Bahasa Arab perlu
digunakan untuk memperdalam pemahaman siswa.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapakan dapat memberikan kontribusi kepada
sekolah untuk mengoptimalkan seluruh kegiatan yang telah
direncanakan, salah satunya kegiatan pengembangan pendidikan
untuk menciptakan Output yang berkualitas baik dalam segala
bidang ilmu pengetahuan maupun keagamaan.
6
2) Bagi Guru
Memperluas wawasan pengetahuan dalam memilih dan
menerapkan strategi pembelajaran sehingga PBM menjadi lebih
berkualitas.
3) Bagi Siswa
Menumbuhkan motivasi dan keaktifan belajar baik dalam
kelompok maupun individu.
4) Bagi Peneliti
Memperkaya pengetahuan tentang suatu strategi pembelajaran
sebagai bekal seorang calon pendidik.
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian
1. Ruang Lingkup
Menghindari terjadinya kerancauan dalam isi dan maksud yang
terkandung dalam penelitian ini, maka peneliti perlu memberikan suatu
ruang lingkup yang akan dibahas atau dikaji pada penelitian ini sehingga
maksud dalam penelitian ini tidak meluas dan mudah dipahami. Dalam
penelitian ini, peneliti akan meneliti tentang : Strategi pembelajaran
Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru, yang meliputi:
a. Bagaimana perencanaan pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017.
b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017
7
c. Bagaimana evaluasi pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah
al-Falah Telagawaru Labuapi tahun pelajaran 2016/2017
2. Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru,
Kecamatan Labuapi, kabupaten Lombok Barat. Subyek dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa Darun Najah al-Falah Telagawaru Labuapi yang
terdiri dari kelas VII sebanyak dua kelas, kelas VIII sebanyak dua kelas
dan kelas IX sebanyak satu kelas yang jumlah keseluruhannya sebanyak
120 siswa. Fokus dalam penelitian ini adalah strategi pembelajaran
Bahasa Arab.
Berdasarkan hasil observasi awal pada tanggal 22 Maret 2017,
peneliti memperoleh bahwa proses pembelajaran Bahasa Arab di MTs
Darun Najah al-Falah Telagawaru masih berpusat pada guru dan
mengedepankan peran guru. Hal ini menyebabkan siswa kurang berperan
aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran kurang melekat
dalam benak siswa, sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat dicapai.6
Mengacu pada hal di atas, guru hendaknya menggunakan berbagai
variasi dalam proses belajar mengajar, satu proses yang monoton saja akan
tidak hidup, siswa menjadi pasif, sehingga tujuan pembelajaran kurang
dapat dicapai.
6Siti Muba’ah, Guru Bahasa Arab, Wawancara,Telagawaru Labuapi,22 Maret 2017.
8
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan usaha untuk menjelaskan secara literis
tentang penelitian yang sedang dilaksanakan diantara hasil-hasil penelitian
dana tau buku-buku terdahulu yang tertopik senada yang bertujuan untuk
menegaskan kebaruan, orisinalitas, dan urgensi penelitian bagi pengembangan
keilmuan.7
1. Skripsi M. Naim BA (2010) yang berjudul “Penerapan Strategi
Pembelajaran Jigsaw di Dalam Meningkatkan Prestasi Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Kelas V SDN 1 Badrain Kecamatan Narmada
Kabupaten Lombok Barat”. Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yang dikenai tindakan adalah siswa kelas V yang
berjumlah satu kelas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dimana analisis data yang
digunakan adalah analisis statistik melalui data kuantitatif dan data
kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode wawancara, metode
observasi dan metode tes.
2. Skripsi Abdul Salim (2010) yang berjudul “Penerapan Strategi Active
Learning dalam pembelajaran Bahasa Arab pada jurusan Bahasa Kelas XI
MA di Pondok Pesantren Nurul Ijtihad al-Ma’arif Lenser”. Dalam skripsi
tersebut disebutkan bahwa pada proses strategi active learning dalam
pembelajaran bahasa Arab menekankan pada suatu pembiasaan yang akan
mengarahkan siswa agar terbiasa dalam mengucapkan kalimat-kalimat
7 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi (IAIN), Mataram: 2010, h. 13
9
bahasa Arab sehingga para siswa dan siswi akan dengan cepat dapat
berkomunikasi dengan menggunakan kalimat-kalimat yang sudah terbiasa
mereka ucapkan.
3. Skripsi Abdul Kadir Jaelani (2003) yang berjudul “Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Yusuf Abdussatar”.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua program, yaitu formal dan
nonformal. Program formal melaksanakan kegiatannya sesuai dengan
kurikuklum pemerintah yaitu dengan menggunakkan metode qowaid wa
tarjamah, sedangkan yang non formal penggunaan metode pembelajaran
disesuaikan dengan kondisi kelas, kemampuan santri. Strategi yang
digunakan di pondok ini yaitu dengan mulai dari membaca sampai kepada
mengarang dan lebih dari itu santri mampu berbicara dengan
menggunakan bahasa Arab dalam segala kondisi.
Mengacu pada beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
judul penelitian ini sudah pernah diambil oleh penelitian sebelumnya akan
tetapi pada penelitian teradahulu terfokus pada satu jenis strategi
pembelajaran saja sedangkan dalam penelitian ini menekankan pada strategi
pembelajaran secara umum yang digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa
Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi ini. Di samping itu
juga lokasi penelitian sebelumnya dengan penelitian sekarang ini berbeda dan
masalah-masalah yang ditemukan juga berbeda.
10
F. Kajian Pustaka
1. Esensi Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
a. Definisi Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Strategi pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu
perencanaan yang dibuat oleh guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran guna tercapainya tujuan yang diharapkan. Strategi
pembelajaran juga dimaknai sebagai bentuk perpaduan urutan kegiatan,
cara pengorganisasian materi pelajaran dan siswa, peralatan dan bahan
serta waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.8 Selain itu, Terdapat
berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology).
Seperti halnya Kozna dalam Hamzah mendefinisikan Strategi
pembelajaran sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat
memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju
tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Begitu juga dengan Gerlach
dan Ely dalam Hamzah yang mengemukakan Strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selain itu,
strategi pembelajaran meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.
8 Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu:
Analisis Kritis tentang Metode, Strategi, Evaluasi dan Media Pembelajaran Bidang Studi Sejarah, Geografi, Ekonomi, Sosiologi, Antropologi, dan Isu Pembelajaran IPS Terpadu, (Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 23
11
Sejalan dengan ini, Dick dan Carey dalam Hamzah menjelaskan
Strategi pembelajaran terdiri atas seluruh komponen materi
pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang atau
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi pembelajaran
bukan hanya terbatas prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja,
melainkan termasuk pengaturan materi atau paket program
pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.9
Senada dengan pengertian di atas, strategi pembelajaran secara
sempit diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, sedangkan dalam arti luas dapat diberi arti sebagai
penetapan semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian tujuan
pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan,
dan penilaian terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan belajar.
Strategi pembelajaran mencakup penggunaan pendekatan, metode dan
teknik, bentuk media, sumber belajar, pengelompokan peserta didik,
antar peserta didik dan antara peserta didik dan lingkungannya, serta
upaya pengukuran terhadap proses, hasil, dan atau dampak kegiatan
pembelajaran.10
b. Ciri - ciri Strategi Pembelajaran
Keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran tidaklah terlepas
dari peran serta kemampuan dari seorang guru di dalam
9 Uno B. Hamzah, Strategi Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 1 – 2.
10 Sudjana Nana, Strategi Pembelajaran (Bandung: Falah, 2005), h.20.
12
mengembangkan strategi - strategi pembelajaran yang arahnya kepada
peningkatan belajar siswa dalam sebuah proses belajar mengajar.
Mengembangkan suatu strategi pembelajaran yang efektif maka setiap
guru diharuskan memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan
dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian strategi-strategi
pembelajaran tersebut dalam proses belajar mengajar.
Adapun ciri-ciri strategi pembelajaran sebagai berikut, yaitu:
a. Berdasarkan teori pendidikan dan teori dan teori belajar dari para ahli tertentu. Sebagai contoh, strategi penelitian kelompok di susun oleh Herbert Thelen dan berdasarkan teori Jhon Dewey. Strategi ini dirancang untuk melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis.
b. Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya strategi berpikir induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif.
c. Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas, misalnya strategi synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam pelajaran mengarang.
d. Memiliki bagian-bagian strategi yang dinamakan: (1) ururtan langkah-langkah pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip-prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan (4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis bila guru akan melaksanakan suatu strategi pembelajaran.
e. Memiliki dampak sebagai akibat terapan strategi pembelajaran. Dapak tersebut meliputi: (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yag dapat diukur, (2) dampak pengiring yaitu, hasil belajar jangka panjang.
f. Membuat persiapan mengajar (desain intruksional) dengan pedoman strategi pembelajaran yang dipilihnya.11
c. Tahapan-tahapan Strategi Pembelajaran
1) Tahapan Perencanaan (Planning)
Dalam tahap perencanaan, para guru yang tergabung dalam
Lesson Study berkolaborasi untuk menyusun RPP yang
11 Ibid., h.136.
13
mencerminkan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perencanaan
diawali dengan kegiatan menganalisis kebutuhan dan permasalahan
yang dihadapi dalam pembelajaran, seperti tentang: kompetensi
dasar, cara membelajarkan siswa, mensiasati kekurangan fasilitas
dan sarana belajar, dan sebagainya, sehingga dapat diketahui
berbagai kondisi nyata yang akan digunakan untuk kepentingan
pembelajaran.
Selanjutnya, secara bersama-sama pula dicarikan solusi untuk
memecahkan segala permasalahan ditemukan. Kesimpulan dari hasil
analisis kebutuhan dan permasalahan menjadi bagian yang harus
dipertimbangkan dalam penyusunan RPP, sehingga RPP menjadi
sebuah sebuah perencanaan yang benar-benar sangat matang, yang
didalamnya sanggup mengantisipasi segala kemungkinan yang akan
terjadi selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, baik pada
tahap awal, tahap inti sampai dengan tahap akhir pembelajaran.
2) Tahapan Pelaksanaan (Do)
Pada tahapan yang kedua, terdapat dua kegiatan utama yaitu:
(a) kegiatan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh salah
seorang guru yang disepakati atau atas permintaan sendiri untuk
mempraktikkan RPP yang telah disusun bersama, dan (b) kegiatan
pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh anggota atau
komunitas Lesson Study yang lainnya (baca: guru, kepala sekolah,
14
atau pengawas sekolah, atau undangan lainnya yang bertindak
sebagai pengamat/observasi.
3) Tahapan Refleksi (Check)
Tahapan ketiga merupakan tahapan yang sangat penting
karena upaya perbaikan proses pembelajaran selanjutnya akan
bergantung dari ketajaman analisis para peserta berdasarkan
pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi yang
diikuti seluruh peserta Lesson Study yang dipandu oleh kepala
sekolah atau peserta lainnya yang ditunjuk. Diskusi dimulai dari
penyampaian kesan-kesan guru yang telah mempraktikkan
pembelajaran, dengan menyampaikan komentar atau kesan umum
maupun kesan khusus atas proses pembelajaran yang dirasakan
dalam menjalankan RPP yang telah disusun.
4) Tahapan Tindak Lanjut (Act)
Dari hasil refleksi dapat diperoleh sejumlah pengetahuan
baru atau keputusan-keputusan penting guna perbaikan dan
peningkatan proses pembelajarn, baik pada tataran individual,
maupun manajerial. Pada tataran individual, berbagai temuan dan
masukan berharga yang disampaikan pada saat diskusi dalam
tahapan refleksi (check) tentunya menjadi modal bagi para guru, baik
15
yang bertindak sebagai pengajar maupun observer untuk
mengembangkan proses pembelajaran ke arah lebih baik.12
d. Jenis-jenis Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
1) Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning)
Elaine B. Johnson mengatakan pembelajaran kontekstual
adalah sebuah sistem yang merangsang otak untuk menyusun pola-
pola yang mewujudkan makna. Lebih lanjut, Elaine mengatakan
bahwa pembelajaran kontesktual adalah suatu sistem pembelajaran
yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan
menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan
sehari-hari siswa. Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk
membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi
dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep
sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari
dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan
mereka.13 Ketika memberikan pengalaman belajar yang
diorientasikan pada pengalaman dan kemampuan aplikatif yang lebih
bersifat praktis, tidak diartikan pemberian pengalaman teoritas
12 Ibid., h. 136. 13 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007), h.25.
16
konseptual tidak penting. Sebab dikuasainya pengetahuan teoritas
secara baik oleh para siswa akan memfasilitasi kemampuan aplikatif
lebih baik pula. Demikian juga halnya bagi guru, kemampuan
melaksanakan proses pembelajaran melalui CTL yang baik
didasarkan pada penguasaan konsep apa, mengapa, dan bagaimana
CTL itu sendiri, akan membekali kemampuan para guru
menerapkanya secara lebih luas, tegas dan penuh keyakinan, karena
memang telah didasari oleh kemampuan konsep teori yang kuat.
2) Strategi Pembelajaran Kooperatif
Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori
konstruktivisme. Pada dasarnya pendekatan teori konstruktivisme
dalam belajar adalah suatu pendekatan di mana siswa harus secara
individual menemukan dan menstransformasikan informasi yang
kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan
merevisinya bila perlu.14 Menurut Slavin, pembelajaran kooperatif
menggalakan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam
kelompok. Ini membolehkan pertukaran idedan pemeriksaan ide
sendiri dalam suasana yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah
konstruktivisme.
Dengan demikian pendidikan hendaknya mampu
mengondisikan, dan memberikan dorongan untuk dapat
mengoptimalkan dan membangkitkan potensi siswa, menumbuhkan
14 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…,
h.201.
17
aktivitas serta daya cipta (kreativitas), sehingga akan menjamin
terjadinya dinamika di dalam proses pembelajaran. Dalam strategi
pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator
yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah pemahaman
yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya
memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun
pengetahuan dalam pikirannya. Siswa mempunyai kesempatan untuk
mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide
mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan
dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.15
Di samping aktivitas dan kreativitas yang diharapkan dalam
sebuah proses pembelajaran dituntut interaksi yang seimbang,
interaksi yang dimaksudkan adalah adanya interaksi atau komunikasi
antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan
guru. Dalam proses belajar diharapkan adanya komunikasi banyak
arah yang memungkinkan akan terjadinya aktivitas dan kreativitas
yang diharapkan.
3) Strategi Pembelajaran PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan)
Pada tahun 1999, UNESCO dan UNICEF bekerja sama
dengan depdiknas dalam mengembangkan program CLCC (Creating
Learning Communitities For Children) atau yang lebih kenal dengan
15 Ibid., h. 201 – 202.
18
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dalam menejemen berbasis
sekolah tersebut terdapat tiga komponen penting yang diharapkan
dapat meningkatkan mutu pembelajaran dilembaga pendidikan dan
meningkat utu pendidikan di Indonesia, yaitu: (1) manajemen
sekolah, yang diharapkan sekolah dapat terbuka, adanya akun
tabilitas, dan bersifat pastisipatif; (2) peran serta masyarakat, baik
secara fisik dan non fisik/tehnik edukatif; dan (3) pembelajaran
partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), yang
sesuai dengan prinsif student centered learning.
Tujuan PAKEM ini adalah terdapatnya perubahan paradigma
dibidang pendidikan, seperti yang dicanangkan oleh depdiknas,
bahwa pendidikan di Indonesia saat ini sudah harus beranjak dari:
(1) schooling menjadi learning (2) instructive menjadi facilitative,
(3) goverment role menjadi community role, dan (4) centralistic
menjadi decentralistic. Ini berarti pada saat sekarang, pendidikan
tidak hanya tanggung jawab semua pihak.16
Perubahan paradigma juga harus terjadi bahwa pada kondisi
sekarang ini, peran guru harus menjadi seorang fasilitator yang dapat
membantu siswanya dalam belajar, bukan sekedar menyampaikan
materi saja tanpa mengetahui apakah materi ayng disampaikan itu
sudah bisa dipahami oleh siswa atau belum. PAKEM merupakan
strategi pembelajaran dan menjadi pedoman dalam bertindak untuk
16 Rusman, Strategi-strategi Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru…,
h.321.
19
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan pelaksanaan
pembelajaran PAKEM, diharapkan berkembangkannya berbagai
macam inovasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang partisipatif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan.17
Pembelajaran merupakan implementasi kurikulum di Sekolah
dari kurikulum yang sudah dirancang dan menuntut aktifitas dan
kreatifitas guru dan siswa sesuai dengan rencana yang telah
diprogramkan secara efektif dan menyenangkan.
Strategi pembelajaran afektif memang berbeda dengan
strategi pembelajaran kognitif dan keterampilan. Afektif
berhubungan dengan nilai (value), yang sulit diukur, oleh karena
menyangkut kesadaran seseorang yang tumbuh dari dalam diri.
Dalam batas tertentu memang afeksi dapat muncul dalam kejadian
behavioral, akan tetapi penilaiannya untuk sampai pada kesimpulan
yang bisa dipertanggungjawabkan membutuhkan ketelitian dan
observasi yang terus menerus, dan hal ini tidakklah mudah untuk
dilakukan, apalagi menilai perubahan sikap sebagai akibat dari
proses pembelajaran yang dilakukan guru sekolah. Kita tak bisa
menyimpulkan bahwa sikap anak itu baik, misalnya dilihat dari
kebiasaan berbahasa atau sopan santun yang bersangkutan, sebagai
akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan guru. Mungkin sikap
17 Ibid., h.322
20
itu terbentuk oleh kebiasaan dalam keluarga dan lingkungan
sekitar.18
Untuk itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas
mengenai jenis-jenis belajar (multimetode dan multimedia) dan
seasana belajar yang kondusif, baik eksternal maupun internal.
Dalam strategi PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan yang pada akhirnya
membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan,
pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri bukan
dari gurunya.
1) Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal.
Pembelajaran ini menitikberatkan pada kelibatan siswa pada
kegiatan pembelajaran (child center/student center) bukan pada
dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran (teacher
center).
2) Pembelajaran Aktif.
Pemebelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga mereka
18 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan…,
h.274.
21
mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya.
3) Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran
yang mengharuskan guru untuk dapat memotivasikan dan
memunculkan kreativitas siswa selama pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi
yang bervariasi, misalnya kerja kelompok, bermain peran, dan
pemecahan masalah.
4) Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapat dikatakan efektif jika mampu
memberikan pengalaman baru pada siswa membentuk kompetensi
siswa, serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai
secara optimal.
5) Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull intruction)
merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat
suatu kahosi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa ada perasaan
terpaksa atau tertekan. Dengan kata lain, pembelajaran
menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara
guru dengan siswa dalam proses pembelajaran.19
2. Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab
19 Strategi-strategi Pembelajaran Mengembangkan Prfesionalisme Guru…, h. 323 –
326.
22
Perencanaan pada dasarnya merupakan keseluruhan proses
pemikiran dan penentuan semua aktivitas yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan. Selain itu perencanaan
merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif
(pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa
yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta
pemantauan dan penilaian atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan
secara sistematis dan berkesinambungan.20 Sejalan dengan ini,
Cunningham dalam Hamzah B. Uno mengemukakan bahwa perencanaan
ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan
asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan
memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan
dalam penyelesaian.21
Dari definisi ini, pada kenyataannya perencanaan memiliki definisi
yang luas yang dikemukakan oleh para pakar. Namun, penentuan aktivitas
yang akan dilakukan adalah kunci dari perencanaan tersebut. Pembelajaran
dalam hal ini dimaknai Degeng dalam Hamzah B. Uno sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Dengan kata lain, dalam pengajaran terdapat
kegiatan memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai
hasil pengajaran yang diinginkan. Bahkan Degeng lebih menegaskan
20 Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah. Perencanaan Pembelajaran,
Pada Bidang Studi, Bidang Studi Tematik, Muatan Lokal, Kecakapan Hidup, Bimbingan dan Konseling, (Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 4
21 Uno B. Hamzah, Strategi Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 1 – 2.
23
bahwa pusat perhatian yang harus diperhatikan dalam pembelajaran adalah
bagaimana membelajarkan siswa bukan pada apa yang dipejari oleh
siswa.22 Dengan demikian perencanaan pembelajaran merupakan suatu
upaya untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitan
dengan upaya mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dengan demikian, definisi di atas member arti penting mengenai
fungsi perencanaan pembelajaran. Dalam hal ini terdapat dua fungsi utama
dalam perencanaan pembelajaran.
a. Menentukan kompetensi yang akan dihasilkan dari proses
pembelajaran yang akan dilakukan.
Penentuan kompetensi ini merupakan hal yang paling penting
dalam keberhasilan proses perencanaan. Penentuan kompetensi yang
salah akan berakibat fatal pada tidak dapat tercapainya kompetensi,
tidak sesuainya dengan kebutuhan dan harapan stakeholder, tidak
dapat dikembangkan secara berkelanjutan karena salah memilih
prioritas dan terjadi pemborosan sumber daya karena kesalahan
memilih prioritas.
b. Pemilihan kompetensi yang terlalu tinggi.
Dalam hal ini, pemilihan kompetensi yang terlalu tinggi, yang
mana sekolah/madrasah tidak dapat memenuhi kebutuhan SDM dan
sumberdaya lainnya akan menyebabkan kompetensi tersebut tidak
dapat dicapai. Pemilihan kompetensi dengan tidak melalui analisis
22 Ibid. h. 2
24
faktor eksternal akan menyebabkan kompetensi yang akan dicapai
tidak diharapkan oleh stakeholder. Pemilihan kompetensi yang tidak
memperhatikan prioritas akan berdampak pada kebutuhan tenaga yang
lebih besar dan akan mengalami kemonotonan sehingga berdampak
pada tidak dapat dilakukan pengembangan secara berkelanjutan.23
Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam
memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam
melayani kebutuhan belajar siswanya. Sejalan dengan ini, manfaat
perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar yang tidak
hanya sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan, dan atau
sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun siswa,
juga meliputi alat ukur yang efektif dalam mengetahui berhasil atau
tidaknya suatu pekerjaan, dan lain sebagainya.24 Sugeng dan faridah dalam
hal ini lebih menegaskan manfaat pembelajaran, yang mana memberikan
kejelasan dalam pencapaian kompetensi peserta didik, dan dapat
meningkatkan efesiensi proses pelaksanaan.25
3. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab
Pelaksanaan pembelajaran dalam hal ini terbagi menjadi tiga
bagian, yakni:
c. Pembukaan
23 Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah. Perencanaan Pembelajaran…, h.
3-4 24 Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran, Mengembang Standar Kompetensi Guru,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), h. 22 25 Sugeng Listyo Prabowo dan Faridah Nurmaliyah. Perencanaan Pembelajaran..., h.
4
25
Pada tahap ini, pelaksanaan pembelajaran dimaksudkan untuk
menciptakan suasana awal pembelajaran dalam mendorong siswa
memfokuskan diri guna mampu mengikuti proses pembelajarana
dengan baik. Sifat dalam kegiatan pembukaan ini adalah sebagai
pemanas. Dengan kata lain, tahap ini dapat dilakukan penggalian siswa
tentang tema-tema yang akan disajikan.
d. Penyajian
Pada tahap kedua ini, kegiatan difokuskan pada kegiatan yang
bertujuan mengembangkan kemampuan siswa. Penyajian bahan
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi atau
metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok
kecil atau perorangan. Dalam penyajian bahan, guru hendaknya
memberikan contoh benda atau kegiatan yang relevan dan terdapat
dalam kehidupan siswa.
e. Penutup
Pada tahap akhir, kegiatan dilakukan dengan menenangkan.
Yang mana dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Selain itu, pada tahap ini juga, guru dapat memberikan atau
mengajukan tes lisan. Disamping mengukur kemampuan siswa, juga
untuk mendorong keaktifan siswa dalam membuat atau mengajukan
respon.26
4. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
26 Lif Khoiru Ahmadi dan Sofan Amri. Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu
(Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya, 2011), h. 24-25
26
Evaluasi pada dasarnya merupakan bagian penting dari setiap
proses pembelajaran, tanpa adanya evaluasi, guru tidak dapat memastikan
secara baik mengenai berhasil atau tidaknya strategi yang telah digunakan,
berhasil atau tidaknya materi-materi yang telah disampaikan dan tidak
dapat menentukan secara pasti perkembangan siswa/siswa yang ada.
Karena dalam hal ini, Cross dalam M. Sukardi menegaskan pengertian
evaluasi lebih kepada proses yang menentukan kondisi, di mana suatu
tujuan telah terwujud dengan baik.27 Selain itu, evaluasi merupakan proses
penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar.28
Sejalan dengan ini, prinsip evaluasi yang perlu diperhatikan oleh
guru adalah:
a. Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah ditentukan
b. Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara konprehensif c. Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif
antara guru dan siswa. d. Evaluasi dilaksakan dalam proses kontinu e. Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai
yang berlaku.29
Berkaitan dengan pengertian dan prinsif evaluasi di atas,
menentukan tujuan evaluasi adalah sesuatu yang sangat penting, oleh
karena itu, adapun beberapa tujuan evaluasi yang perlu dikenal oleh guru
adalah sebagai berikut:
a. Menilai ketercapaian. b. Mengukur macam-macam aspek belajar yang bervariasi
27 M. Sukardi. Evaluasi Pendidikan: prinsif dan Operasionalnya, (), h. 1 28 Ibid. h. 2 29 Ibid. h. 4-5
27
c. Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui
d. Motivasi belajar siswa e. Menyediakan informasi untuk bimbingan dan konseling f. Menjadikan hasil evaluasi sebagai dasar perubahan
kurikulum.30
Dengan demikian, evaluasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru
sesuai dengan prinsip maupun tujuan evaluasi pembelajaran di atas, akan
berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas siswa/siswi yang ada.
Siswa/siswi tidak hanya akan memiliki tingkat kompetensi yang kuat, juga
akan mengarah pada meningkatnya proses pembelajaran timbal-balik
antara guru dengan siswa terhadap materi-materi yang disajikan.
G. Metode Penelitian
Menurut Moleong (Metodelogi Pendidikan Kualitatif, 2013), “Penelitian
itu pada dasarnya merupakan upaya untuk menemukan teori, dan hal itu
dillakukan secara baik justru dengan pendekatan induktif. Data dikumpulkan,
dianalisis, diabstraksikan, dan akan muncul teori-teori sebagai penemuan
penelitian kualitatif”.31
Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu.32 Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional (masuk akal), empiris
(dapat diamati oleh indra) dan sistematis (menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis).
30 Ibid. h. 8-10 31 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitaitif (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 39. 32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 2 – 9.
28
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Dimana
menurut Sugiyono, metode kualitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat pospotivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara Triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generaliasi.
1. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif
jenis analisis deskriptif. Karena data yang peneliti kumpulkan lebih
banyak bersifat keterangan-keterangan atau pemaparan dari suatu
peristiwa yang diteliti. Sebagaimana menurut Bodgan dan Taylor yang
dikutip oleh Moleong, “Penelitian kualitatif adalah proses penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tulisan atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati”.33
Menurut Beni Ahmad Saebani (Metedologi Penelitian, 2008),
bahwa ada beberapa karakteristik penelitian kualitatif yaitu: (a)
mempunyai sifat induktif, (b) penelitian bersifat menyeluruh (holistik), (c)
memahami responden dari titik tolak pandangan responden sendiri, (d)
menekankan validitas penelitian pada kemampuan peneliti, (e)
menekankan pada setting alami, (f) mengutamakan proses dari pada hasil,
33 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian…, h.4.
29
(g) menggunakan nonprobalitas sampling, (h) peneliti sebagai instrument,
(i) menganjurkan penggunaan Triangulasi, (j) menguntungkan diri pada
teknik dasar studi lapangan, (k) mengadakan analisis data sejak awal.34
Adapun alasan memilih pendekatan kualitatif dalam penelitian ini,
adalah:
a. Karena dalam penelitian ini tidak ada maksud untuk menguji atau
membuktikan kebenaran suatu teori.
b. Karena penelitian ini berusaha menggambarkan suatu fenomena, yaitu
tentang strategi pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah al-
Falah Telagawaru Labuapi.
c. Karena peneliti sebagai pengumpul data langsung berhubungan
dengan informan atau objek di lapangan dalam memahami tentang
strategi pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah al-Falah
Telagawaru Labuapi.
2. Instrumen Penelitian
Adapun yang dimaksud dengan instrumen peneletian adalah alat
penelitian. Dalam penelitian ini peneliti adalah instrument. Yang mana
selanjutnya disebut sebagai Human Instrumen atau dikenal juga sebagai
peneliti adalah key instrument. Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan peneliti sebagai instrument adalah sebagaimana yang dikemukakan
oleh Sugiyono bahwa, “Peneliti kualitatif sebagai instrument berfungsi
menetapkan fokus peneltian, memilih informan sebagai sumber melakukan
34 Beni Ahmad Saebani, Metodelogi Penelitian (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), h.
125.
30
pengumpulan data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas
temuannya.”35
Sebagaimana Moleong mengatakan bahwa, “Ciri khas penelitian
kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun
peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya”.36
Sedangkan pedoman pengumpulan data berupa pedoman observasi,
pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Dalam penelitian ini
pedoman pengumpulan data terlampir.
3. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini berperan sebagai
instrument kunci sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaan
peneliti di lokasi penelitian mutlak diperlukan37 peneliti sebagai orang
yang melakukan observasi mengamati dengan cermat terhadap obyek
penelitian. Untuk memperoleh data tentang penelitian ini, maka peneliti
terjun langsung di lapangan dan melibatkan diri dalam kehidupan subyek
dalam waktu penelitian yang sudah ditetapkan peneliti untuk memperoleh
data sesuai dengan ciri penelitian kualitatif.
Sebelum peneliti hadir di lapangan peneliti memperoleh izin
terlebih dahulu dari pihak-pihak atau instansi-instansi terkait yang
bertanggung jawab sesuai dengan prosedur yang berlaku. Peneliti hadir
sebagai pewawancara atau pengumpul data tanpa mempengaruhi
kehidupan subyek.
35 Sugiyono, Metode penelitian…, h.222. 36 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian…, h.163 37 M.Taufik, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi (Mataram: IAIN Mataram,2011), h. 44.
31
4. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan MTs Darun Najah al-Falah Telagawaru
Labuapi Lombok Barat. Dimana dalam memilih lokasi, pertimbangan
yang melatarbelakanginya adalah pertama, sumber masalah dimulai oleh
subjek yang ada dilokasi ini, kedua situasi kondisi lapangan yang sangat
mendukung berupa kenyamanan dan kemudahan akses serta penelusuran.
Dalam penelitian ini lokasi yang banyak digeluti adalah sekolah
dan kelas tempat penelitian ini dan tempat informan belajar serta di luar
sekolah yang memungkinkan kegiatan belajar mengajar.
5. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh.
Pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah),
sumber data primer, dan tekhnik pengumpulan data lebih banyak diperoleh
dari hasil observasi, dokumentasi dan wawncara.38 Peneliti sebagai human
instrument, berfungsi untuk memilih informan sebagai sumber data.
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang didapatkan langsung dari
sumbernya. Melalui hasil wawancra dan observasi yang merupakan
hasil gabungan dari kegiatan mendengar, melihat, dan bertanya.
Adapun sumber data yang akan diwawancra meliputi:
38 Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian…, h. 186.
32
1) Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, untuk mengetahui informasi terkait dengan strategi
pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab.
2) Beberapa siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
untuk mengetahui terkait dengan pelaksanaan proses pembelajaran
Bahasa Arab di dalam kelas.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekuder adalah data yang diperoleh dalan bentuk
data yang sudah jadi yang diperoleh melalui dokumetasi.39 Adapun
data-data tersebut dapat diperoleh memlalui tenaga kependidikan (TU)
MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi yang meliputi:
1) Profil MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
2) Vsi, misi, dan tujuan MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi
3) Struktur organisasi MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi
4) Sarana dan prasarana MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi.
39 Wayan Pantiyasa, Metodelogi Penelitian (Yogyakarta: CV Andi, 2013), h.59.
33
6. Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode atau teknik pengumpulan data yang peneliti
pergunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, observasi dan
metode dokumentasi. Untuk lebih jelasnya peneliti menguraikannya
sebagai beriktu:
a. Metode Observasi
Observasi adalah melakukan pengamatan secara langsung
terhadap gejala-gejala subjek yang diselidiki, baik itu pengamatan
yang dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun situasi buatan
yang sengaja diadakan.40 Observasi ada dua macam: (1) observasi
partisipatif (langsung) yaitu peneliti terlibat langsung dan mengambil
bagian dalam situasi dari orang-orang yang di observasi, (2) observasi
non partisipatif (tidak langsung) yaitu peneliti tidak terlibat langsung
dalam situasi yang di observasi, tetapi hanya sebagai penonton.41
Sehubungan dengan data yang dicari adalah data tentang
bagaimana keefektifan cara mengajar atau pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru dalam kelas maka di sini peneliti lebih
menggunakan jenis observasi non partisipatif, alasannya karna peneliti
ingin secara langsung melihat bagaimana proses pelaksanaan
pembelajaran di dalam maupun di luar kelas. Artinya peneliti
melakukan pengamatan di dalam dan di luar kelas, dimana ketika
peneliti melakukan pengamatan di dalam kelas, peneliti hanya
40 Ahmad Usman, Mari Belajar Meneliti (Yogyakarta: Indonesia, 2008), h. 283. 41 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2014), h.
227-228.
34
mengamati saja tidak untuk ikut mengajar, hal ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi atau gambaran yang akurat tentang data yang
dicari dan juga data-data yang ingin diperoleh adalah situasi dan
kondisi MTs Darun Najah al-Falah Telagawaru Labuapi, sejarah
singkat berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan siswa, keadaan
sarana dan prasarana.
Adapun data-data yang ingin didapatkan dari observasi yaitu
berupa data-data tentang:
1) Kesiapan guru Bahasa Arab
2) Pelaksanaan strategi pembelajaran
a) Aktifitas guru
b) Aktifitas siswa
3) Evaluasi pembelajaran
a) Alat penilaian
b) Cara penilaian
c) Penilaian portofolio.
4) Media pembelajaran
b. Metode Wawancara
Metode wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu.42 Menurut Nazir, wawancara
merupakan proses memperloleh keterangan untuk tujuan penelitian
42 Sugiyono, Metodelogi Penelitian…, h.231.
35
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan isi penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).43
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode
wawancara atau interview adalah suatu tehnik pengumpulan data dan
informasi yang dilakukan dengan tanya jawab secara langsung/tatap
muka dengan sumber data atau informan. Dimana dalam hal ini
peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur karena dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan cara terstruktur.
Tujuannya adalah untuk menemukan informasi secara lebih terbuka
dan informan dapat bercerita dan mengungkapkan kejadian-kejadian
yang dialami pribadinya secara bebas dan terbuka kepada peneliti.44
Adapun data yang diperlukan peneliti adalah kegiatan sehari-
hari yang dilakukan oleh obyek yang akan diteliti, dan sasaran yang
akan diwawancara adalah guru mata pelajaran Bahasa Arab dan siswa
MTs Darun Najah al-Falah Telagawaru Labuapi. Dalam penelitian ini
melalui metode wawancara peneliti berusaha memperoleh informasi
mengenai proses belajar mengajar yang dilaksanakan dalam
pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi tahun pelajaran 2016/2017, meliputi strategi yang digunakan,
43 Nazir, Metodelogi Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 193. 44 Sugiyono, Metodelogi Penelitian…, h.233.
36
langkah-langkah pembelajaran, proses evaluasi yang dilakukan,
kemampuan siswa setelah dilakukan proses pembelajaran.
c. Metode Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.45
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang. Metode dokumentasi adalah mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan transkip, buku,
surat kabar, majalah, parasati, notulen rapat, lengger, agenda dan
sebagainya.46 Jadi dokumentasi merupakan laporan tertulis dari suatu
peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pikiran terhadap
peristiwa dan ditulis dengan sengaja untuk menyimpan dan
meneruskan keterangan mengenai peristiwa tersebut.
Melalui metode observasi peneliti berusaha memperoleh data
tentang penggunaan berbagai strategi dalam pembelajaran Bahasa
Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi tahun
pelajaran 2016/2017. Setelah memperoleh data-data yang dibutuhkan,
peneliti menulis temuannya dalam bentuk laporan tertulis yang isisnya
meliputi berbagai peristiwa yang terjadi selama penelitian
dilaksanakan terkait proses pembelajaran Bahasa Arab dari awal
samapi akhir.
45 Ibid., h.240. 46 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2010), h. 231.
37
7. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono, analisis data adalah proses mencari dan
menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun
kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan
orang lain.
Analisis data adalah proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan
untuk selanjutnya ditarik kesimpulan. Peneliti menggunakan teknik
analisis data yang diajukan oleh Miles and Huberman. Adapun langkah-
langkah yang dilakukan peneliti dalam menganalisis data di lapangan
dengan strategi Miles and Huberman antara lain:
a. Reduksi Data
Menurut Sugiyono, mereduksi data berarti merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokukskan pada hal-hal yang penting, dicari
tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian
data yang telah dierduksi akan memberika gambaran yang lebih jelas.
Dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.47
47 Sugiyono, Metode Penelitian…, h.244 – 247.
38
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian,
pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah
yang muncul dri catatan lapangan. Reduksi data dilakukan terus
menerus selama penelitian dilaksanakan. Tahap reduksi data dalam
penelitian meliputi:
1) Merangkum hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan
sebelumnya.
2) Memilih hasil observasi dan wawancara sesuai dengan kebutuhan
penelitian. Dalam artian data yang tidak sesuai perlu dapat
reduksi.
3) Hasil observasi dan wawancara yang tersisa disederhanakan
menjadi Susanan bahasa yang baik, kemudian ditransformasikan
kedalam catatan.
5) Penyajian Data
Setelah data direduksi, kemudian pada tahapan ini disajikan data hasil temuan di lapangan dalam bentuk tes yang bersifat naratif. Sugiyono mengatakan bahwa, ”Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Akan tetapi yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.48 Penyajian data dalam penelitian ini adalah menyajikan data
hasil observasi dan wawancara yang telah direkam dan telah ditulis
dalam bentuk tulisan. Dari hasil penyajian data tersebut, kemudian
48 Ibid., h.249.
39
disimpulkan bahwa ada data temuan dari dua data tadi, sehingga
mampu menjawab permasalahan dalam penelitian ini.
6) Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan upaya
memaknai data yang disajikan dengan mencermati pola-pola
keteraturan, penjelasan, konfigurasi, dan hubungan sebab akibat.
Dalam melakukan penarikan kesimpulan dan verifikasi selalu
dilakukan peninjauan terhadap penyajian data dan catatan di
lapangan.
Menurut Sugiyono, kesimpulan dalam penelitian kualitatif
mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan
sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalh dan rumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini akan dilakukan
dengan membandingkan data-data yang diperoleh, yakni data dari
hasil observasi dan wawancara, kemudian data tersebut dianalisis
secara induktif yaitu dengan menguraikan peristiwa-peristiwa atau
data-data yang bersifat khus kemudian menyimpulkan dalam
bentuk data yang bersifat umum.
40
8. Validitas Data
Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dikatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa
yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.49
a. Triangulasi/Gabungan
Triangulasi adalah teknik pengecekkan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Teknik Triangulasi
dalam penelitian ini menggunakan Triangulasi teknik yaitu menguji
keabsahan data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.50
Denzim dalam Moloeng membedakan empat macam Triangulasi
diantaranya memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan
teori. Pada penelitian ini dari empat macam Triangulasi tersebut,
peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan
memanfaatkan metode dan sumber.
Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
2) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakanya sepanjang waktu.
49 Ibid., h. 268. 50 Ibid., h. 268 -274.
41
3) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan.
4) Membandingkan hasil wawancara denga isi suatu dokumen yang
berkaitan.
b. Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan
oleh pemberi data. Member check atau yang dikenal dengan
pengecekan anggota merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari kegiatan wawancara. Data temuan agar sesuai dengan apa yang
maksud oleh informan, peneliti melakukan pengecekan anggota
dengan memperjelas jawaban mereka dalam wawancara, jika data
wawancara berbeda dengan data hasil member check maka data
dikonfirmasi atau dibuang. Jika datanya sama maka data dipertahankan
dan dianggap.
42
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru merupakan Madrasah
Tsanawiyah yang berada dibawah yayasan Darun Najah. Pada tahun 1997
Yayasan Darun Najah mendirikan pendidikan Formal yaitu Pendidikan
Madrasah Tsanawiyah setingkat SMP dengan izin operasional dari
Departemen Agama Propinsi Nusa Tenggara Barat tertanggal 23 Agustus
2005.
Madrasah Tsanawiyah berdiri di atas tanah seluas 1700 m2 atau 17
are, tanah tersebut merupakan tanah milik Yayasan sebanyak 11,5 are dan
tanah perumahan Guru SDN 2 Telagawaru sebanyak 5,5 are yang telah
diserahkan pemanfaatannya secara lisan oleh Bapak Bupati Lombok Barat
tanggal 18 Juli 2002 di kantor Camat Labuapi. Bangunan madrasah ini
luasnya 486 m2 atau pemanfaatan lahan sebesar 2,43 are dengan bangunan
lantai 2 dengan 5 lokal ruang belajar dan satu lokal ruang guru.51
2. Letak Geografis
MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru di labuapi memiliki letak
geografis yang sangat startegis yaitu :
51 Dokumentasi MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru,di kutip tanggal 15 Mei 2017
42
43
a. Sebelah barat : Sawah
b. Sebelah Timur : SDN 2 Telagawaru
c. Sebelah selatan : Rumah Masyarakat
d. Sebelah Utara : Sawah
3. Identitas Sekolah
Nama Madrasah : MTs Darunnajah Al-Falah
Desa : Telagawaru
Kecamatan : Labuapi
Kabupaten : Lombok Barat
Jenjang Akreditasi : Terakreditasi
NPSN : 50222434
Tahun Didirikan : 2005
Tahun Beroprasi : 1997
Status Tanah : Wakaf / Milik Yayasan
Luas Tanah : 2,43 M2
4. Visi dan Misi
a. Visi
Cerdas, inovatif, kreatif, berwawasan iptek, berlandsan imtaq
b. Misi
1) Meningkatkan kualitas akademik
2) Mengembangkan penelitian untuk mendapatkan gagasan-gagasan
baru yang berorientasi masa depan
44
3) Mengembangkan kreativitas siswa dalam kegiatan intra dan ekstra
kurikuler.52
5. Keadaan Guru dan Siswa
a. Keadaan Guru di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Sebagaimana diketahui di dalam pendidikan, guru memegang
peranan yang sangat penting didalam menentukan keberhasilan siswa-
siswi didiknya, sebab guru tidak hanya berperan sebagai pembimbing,
pengontrol dan sekaligus sebagai mediator dalam rangkaian proses
belajar mengajar. Adapun jumlah guru yang ada di MTs Darun Najah
Al-Falah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Data Tenaga Pengajar/Guru di MTs Darun Najah Al-Falah Tahun 201753
No Nama guru Jenis
kelamin Pendidikan
terakhir Keterangan
1. TGH. Ahmad Khairil Abrar L 2 A.Ali Maksum, S.SOS.i, M.SI L S2 GT 3 Muhajirin Ansori, S.Hi L S1 GT 4 H.A Mustajab Sayuti S.Pd L S1 GT 5 Ust.H Musyadad Hanif P MA GT 6 Musaddad Arifin S,Pd P S1 GT 7 Siti Fatimatuzzahra S.Ag P S1 GT 8 Munawir Haris,S,Adm P S1 GT 9 H.Salman Al Farisi, S.Pd,I L S1 GT 10 Bagus Nurudin S,Pd L S1 GT
11 H.Ahmad Hasbuloh,SS L S1 GT 12 Sartini S,Pd P S1 GT 13 Ruslina Fitriani,S,Pd P S1 GT 14 M.Jauhar Hilil,S,Adm L S1 GT 15 Hizwanheri Hariyawan,S.Pd L S1 GT
52 Dokumentasi MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru, dikutip tanggal 15 Mei 2017 53 Dokumentasi MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru, dikutip tanggal 15 Mei 2017
45
16 Siti Khaerul Wadiah, S.Pd P S1 GT 17 Tri Hartati,S.Pd P S1 GT 18 Septi Handayani, S.Pd P S1 GT 19 Siti Mubaeh,S.Pd.I P S1 GT 20 Siti Hindun Hijaiyah P MA GT 21 Ahmad Supian Hariadi L S1 GT 22 Gani Hariawan L MA GT
Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa secara
kuantitas keadaan guru di MTs. Al-Ikhlashiyah Perampuan cukup
memadai sesuai dengan kebutuhan Madrasah dan secara kualitas dapat
dikatakan bahwa guru di MTs. Darun Najah Al-falah Telagawaru
cukup berkompeten untuk dapat menciptakan proses pembelajaran
yang baik dan sesuai dengan tujuan yang dinginkan. Jika kita
perhatikan data keadaan guru di MTs. Darun Najah Al-falah
Telagawaru yang rata-rata pernah mengemban dunia pendidikan di
bangku kuliah jurusan keguruan. Sehingga dengan demikian dapat
dikatakan bahwa keadaan guru di MTs. Darun Najah Al-falah
Telagawaru sesuai dengan jurusan yang mereka ambil di bangku
kuliah, sehingga kemampuan mereka dalam menciptakan proses
belajar mengajar yang terarah dan sesuai dengan tujuan yang
diinginkan.
b. Keadaan Siswa-Siswi di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Proses belajar mengajar, siswa menduduki peranan sangat
penting, karena dalam proses mengajar siswa yang akan menjadi tolak
ukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Oleh karena itu
keberadaan dan peranan siswa mutlak diperlukan dalam proses
46
pembelajaran. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa di MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru tahun pelajaran 2017 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Siswa-Siswi di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru54
KELAS L/P JUMLAH VIIA
VIIB
L 8 21 P 13 L 9
20 P 11 VIIIA
VIIIB
L 9 19 P 10
L 9 19 P 10
IX L 9 25 P 16
JUMLAH 104
Dari tabel di atas dapat disimpulkan diketahui jumlah siswa
siswi yang ada di MTs Darun Najah Al-falah Telagawaru pada saat ini
adalah 104 dengan perincian sebagai berikut:
1) Kelas VII A siswanya berjumlah 21 orang, terdiri dari 8 orang
siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.
2) Kelas VII B siswanya berjumlah 20 orang, terdiri dari 9 siswa laki-
laki dan 11 siswi perempuan.
3) Untuk kelas VIII A siswanya berjumlah 19 orang, terdiri dari 9
siswa laki-laki dan 10 siswi perempuan.
54 Dokumentasi MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru, dikutip tanggal 15 Mei 2017
47
4) Kelas VIII B siswanya berjumlah 19 orang, terdiri dari 9 siswa
laki-laki dan 10 siswi perempuan.
5) Untuk kelas XI siswanya berjumlah 25 orang, terdiri dari 9 siswa
laki-laki dan 16 siswi perempuan.
c. Keadaan Sarana dan Prasarana
Di samping faktor guru, siswa-siswi dan pegawai, faktor sarana
dan prasarana merupakan hal yang penting juga dalam menunjang
kelancaran kegiatan belajar mengajar, sebab sarana merupakan wadah
untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Adapun sarana dan
prasarana yang untuk menunjang proses belajar mengajar di MTs
Darun Najah Al-Falah Telagawaru adalah sebagai berikut :
Tabel 2.3
Sarana dan Prasarana di MTs. Darun Najah Al-Falah
Telagawaru55
No Sarana dan Prasarana
Kondisi
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Jumlah
1 Ruang Kelas 5 5
2 Ruang kepala madrasah 1 1
3 Ruang guru 1 1
4 Ruang tata usaha 1 1
5 Ruang UKS
6 Aula 1 1
7 Mushalla 1 1
55 Dokumentasi MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru, dikutip tanggal 15 Mei 2017
48
8 WC Siswa 2 2
9 WC Guru 1 1
10 Kursi siswa 120 120
11 Meja guru 10 10
12 Lemari 6 6
13 Computer 2 2
14 Sumur 1 1
15 Gudang 1 1
16 Ruang keterampilan
17 Ruang Kesenian
Berdasarkan data diatas, dapat dikatakan bahwa keadaan sarana
dan prasarana yang tersedia di MTs. Darun Najah Al-falah Telagawaru
kurang lengkap dalam menunjang kegiatan belajar mengajar di MTs.
Darun Najah Al-falah Telagawaru.
6. Struktur Organisasi Kepengurusan MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru
Struktur organisasi merupakan sebuah bagan untuk
menggambarkan garis koordinasi dan garis komando yang ada pada
madrasah tersebut, yaitu dimulai dari Komite Madrasah, Kepala Madrasah,
Wakil Kepala Madrasah, Guru, BP, Staf Tata Usaha, hingga kepada siswa-
siswi. Adapun struktur organisasi yang terdapat di madrasah ini, yaitu
sebagai berikut:
49
Gambar 2.1
Struktur Organisasi MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Keterangan garis56
--------------------- : Koordinasi : Komando
7. Tata Tertib siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru.
a. Hadir disekolah selambat-selambatnya 10 menit sebelum pelajaran
dimulai
b. Memberi salam ketika guru masuk kelas
c. Membaca do’a bersama sebelum pelajaran dimulai
d. Mengikuti semua kegiatan belajar mengajar dengan baik dan aktif.
56 Dokumentasi MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru, dikutip tanggal 15 Mei 2017
Wakil Kepala Madrasah
Tata Usaha Pengelola Perpustakaan
Pengelola LAB Media Belajar
UR Kurikulum UR Kesiswaan UR Sarana
dan Prasarana
UR Hubungan Masyarakat
Wali Kelas VII Wali Kelas VIII Wali Kelas IX
Guru Mata Pelajaran
SISWA
Komite Madrasah Kepala Madrasah
50
e. Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh
guru
f. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
g. Memiliki kelengkapan belajar, misalnya buku dan alat belajar lainnya.
h. Tidak meninggalkan kelas sebelum mendapat izin guru yang
bersangkutan
i. Setiap siswa dan siswi harus selalu mengikuti pembelajaran di
Madrasah selama jam pelajaran yang sudah ditentukan
j. Bagi siswa dan siswi yang tidak masuk sekolah hendaknya
memberikan keterangan berupa surat.
k. Mematuhi tata tertib yang ada di sekolah maupun di dalam kelas.57
57 Dokumentasi MTs. Darun Najah Al-Falah Telagawaru, dikutip tanggal 15 Mei 2017
51
B. Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah
Al-Falah Telagawaru Labuapi
Perencanaan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan
merumuskan tujuan-tujuan apa yang ingin dicapai oleh suatu kegiatan
pembelajaran, cara apa yang digunakan untuk menilai pencapaian tujuan
tersebut, materi atau bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikan bahan serta media atau alat apa yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan pembelajaran tersebut. Sejalan dengan ini, MTs
Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi dalam hal pembelajaran bahasa
Arab menjadi perioritas utama dalam hal perencanaan pembelajaran. Hal ini
untuk mengupayakan materi-materi yang disampaikan dan cara
menyampaikan materi tersebut lebih terarah dan tidak membosankan.
Di dalam kegiatan pembelajaran ada beberapa komponen yang harus
diketahui, yakni: tujuan, bahan pembelajaran, strategi pembelajaran, alat dan
penilaian. Komponen-komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi
berhubungan saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam hal ini, strategi
pembelajaran sangat berpengaruh besar dalam suatu proses pembelajaran.
Seperti halnya guru bahasa Arab pada MTs Darun Najah Al-Falah, yang
awalnya telah mempersiapkan berbagai macam strategi dalam pembelajaran,
selain merupakan langkah untuk memudahkan proses pembelajaran, juga
52
sebagai bentuk pengujian dan pematangan strategi yang akan digunakan
secara berkelanjutan.58
Penggunaan strategi yang tepat akan sangat membantu keefektifan
proses pembelajaran. Strategi tertentu akan menjadikan siswa memperoleh
nilai yang baik atau bisa buruk, dengan strategi pula akan menjadikan
pembelajaran bisa sukses atau gagal. Untuk mensukseskan proses
pembelajaran guru dituntut untuk menguasai berbagai strategi mengajar,
strategi yang diterapkan kepada siswa haruslah bermacam-macam sesuai
dengan kebutuhan siswa. Siti Mubai’ah dalam hal ini menjelaskan bahwa:
“Dalam menentukan strategi yang akan saya gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab, terlebih dahulu saya mendiagnosa kebutuhan siswa, agar pemilihan strategi sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, agar siswa dapat tertarik dalam pembelajaran dan dapat menyerap pembelajaran dengan baik, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun dalam memilih strategi pembelajaran selain memperhatikan kebutuhan siswa, juga harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.” Selain itu, Siti Mubai’ah juga menjelaskan bahwa “Strategi yang biasa saya gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab yaitu CTL, kooperatif dan PAKEM, karena ketiga strategi ini menurut saya sangat efektif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Arab dan sesuai dengan kebutuhan siswa saya”.59
Seperti halnya yang disampaikan Purnamasari bahwa “saya merasa
senang dengan pelajaran bahasa Arab, senang dengan strategi yang digunakan
guru Bahasa Arab, tidak monoton sehingga suasana pembelajaran tidak
membosankan. Guru Bahasa Arab juga memberikan selingan-selingan humor
dan permainan sehingga kita tidak tegang dalam pembelajaran. Permainan
58 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan kepala sekolah dan guru bahasa
Arab di MTs Darun Najah Al-Falah, tanggal 17 Mei 2017 59 Siti Mubaiʾah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 17 Mei 2017.
53
dan selingan-selingan yang dierikan guru dapat menghilangkan kejenuhan
dalam belajar. Namun ada beberapa siswa yang menjawab terkadang saya
merasa malu untuk berpendapat atau bertanya, karena teman-teman saya
sepertinya dapat mengeluarkan pendapat yang bagus”.60
Guru bahasa Arab misalnya, sebelum proses pembelajaran
dilaksanakan, terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan menyiapan
perangkat pembelajaran yang meliputi Silabus dan RPP yang disesuaikan
dengan kurikulum yang digunakan di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi yakni kurikulum 2013, serta menyiapkan alat dan bahan
untuk demonstrasi, menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran,
menyusun pedoman observasi aktifitas siswa dan menyusun soal kognitif
siswa. Hal ini selain sebagai bentuk tanggungjawab yang profesional, juga
atas dasar penekanan kepala sekolah.61 Yang mana Ali Maksum menjelaskan
bahwa:
“Sebelum proses belajar-mengajar dimulai, saya bersama-sama guru-guru dan perangkat sekolah lainnya mengadakan rapat untuk mengevaluasi setiap tugas dan fungsi masing-masing. Rapat yang kami lakukan juga membahas persiapan awal para guru kedepannya, mulai dari strategi yang dimiliki, sampai pada peningkatan keberhasilan dalam satu semester. Hal ini selain bertujuan untuk dapat mendengar dan mengetahui sejauh mana persiapan mereka, juga nantinya dapat memantau maupun mengamati pembelajaran yang dilakukan”.62
60 Purnamasari, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 18 Mei 2017. 61 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan kepala sekolah dan guru bahasa
Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi tanggal 18 Mei 2017. 62 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 18 Mei 2017.
54
Dengan demikian, keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan
oleh perencanaan yang matang. Dengan kata lain, tanpa adanya perencenaan,
proses pembelajaran tidak dapat tercapai dengan baik. Maka, hendaknya guru
seyogyanya merancang perencanaan pembelajaran dengan matang, mulai
dengan menyusun perangkat-perangkat pembelajaran dan menentukan strategi
pembelajaran yang tepat.
Seperti yang diungkapkan oleh Siti Mubai’ah, bahwa:
“Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, penting untuk seorang guru malakukan perencanaan agar apa yang dilaksanakan terarah sesuai dengan kompotensi dasar, indikator dan tujuan yang hendak dicapai pada setiap materi pembelajaran serta sebagai petunjuk arah kegiatan. Sebelum mengajar terlebih dahulu Saya menyusun perangkat pembelajaran meliputi Silabus dan RPP yang sesuai dengan kurikulum yang digunakan di MTs Darun Najah Al-Falah yakni kurikulum 2017. Sebagai rencana dan acuan saya pada saat proses belajar mengar, dengan adanya perencanaan tersebut kegiatan pembelajaran lebih terarah”.63
Guru bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah memiliki strategi
yang dipersiapkan sejak awal untuk meningkatkan kemampuan anak dalam
berbahasa. Di mana persiapan-persiapan itu pada dasarnya telah ditekankan
oleh kepala sekolah bahwa “sejak dini setiap guru telah ditekankan memiliki
strategi tersendiri untuk meningkatkan kemampuan siswa”.64 Sehingga hal ini
sangat berdampak signifikan pada proses pembelajaran, guru tidak hanya
mampu meningkatkan kemampuan siswa, juga mampu mendorong siswa
untuk semangat belajar.
63 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 20 Mei 2017. 64 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 21 Mei 2017.
55
Sejalan dengan hal tersebut, Fani Maulana menggambarkan bahwa
“saya merasa bahwa proses pembelajaran bahasa Arab selama ini kelihatan
terstruktur, guru bahasa Arab sangat teratur dan berhati-hati dalam
menyampaikan materi”.65 Senada dengan ungkapan M. Ridwan bahwa “guru
bahasa Arab selama ini mengajarkan kami dengan baik, beliau menyampaikan
materi dengan perlahan sehingga membuat kami mengerti apa yang
disampaikan tersebut”.66 Sedikit berbeda dengan penyampaian Sulistya Qolbi
bahwa “walaupun proses penyampaian bahasa Arab dengan perlahan dan
sistematis namun terkadang saya merasa kesulitan dalam memahaminya.
Namun, saya hal tersebut tidak membuat saya merasa putus asa”.67
Kendati demikian, persoalan strategi adalah sesuatu yang tidak mudah,
karena tidak hanya dibenturkan dengan materi-materi, juga dibenturkan pada
kebutuhan siswa/siswi yang ada. Pada persoalan materi, guru pada dasarnya
harus mampu mengkombinasikan materi-materi yang ada untuk memudahkan
siswa/siswi. Sedangkan dari sisi kebutuhan siswa/siswi, guru seyogyanya
memiliki strategi yang baik, dengan tujuan mengetahui kebutuhan-kebutuhan
siswa/siswi yang ada.
Seperti halnya yang dijelaskan oleh Siti Mubai’ah, bahwa “membangun
strategi yang baik untuk memudahkan siswa/siswi dalam menerima materi
yang ada, bukanlah sesuatu yang mudah. Karena semua ini membutuhkan
65 Fani Maulana, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 21 Mei 2017. 66 M. Ridwan, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 21 Mei 2017. 67 Sulistya Qolbi, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 22 Mei 2017.
56
kerjasama yang kuat antara guru dengan guru dan guru dengan murid, karena
tanpa adanya hal tersebut, guru akan mengalami kesulitan dalam menemukan
strategi yang baik”.68 Ungkapan ini juga didukung oleh ungkapan Ali Maksum
bahwa “pada dasarnya membangun strategi tidaklah membalikkan telapak
tangan, namun membutuhkan usaha yang konsisten”.69
C. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi
Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan
siswa/siswi ke dalam proses belajar untuk memperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan. Pembelajaran hendaknya memperhatikan
kondisi individu siswa/siswi, karena merekalah yang akan belajar. Sehingga
dalam pelaksanaan pembelajaran, guru hendaknya pandai-pandai memilih
strategi pembelajaran yang tepat guna tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai dapat terwujud dengan baik.
Pelaksanaan pembelajaran di MTs Darun Najah Al-Falah khususnya
pada pembelajaran bahasa Arab memiliki proses (aktivitas pembelajaran)
yang menarik, tidak hanya terlihat pada semangat guru dalam penyampaian
materi, namun juga terlihat pada siswa/siswi yang memiliki “respon baik”
terhadap penyampaian guru tersebut.70 Dalam hal ini Fani Maulana
menjelaskan bahwa “pada saat pelaksanaan pembelajaran, semua siswa/siswi
merespon dengan baik apa yang dijelaskan oleh guru, dikarenakan guru
68 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 22 Mei 2017. 69 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 22 Mei 2017 70 Observasi MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, tanggal 22 Mei 2017
57
dapat menyampaikan materi tidak terlalu rumit”.71 Hal ini senada dengan
ungkapan Dea Puspita Dewi bahwa “proses pembelajaran bahasa Arab
menurut saya secara pribadi sangat mengesankan dan mengasikkan,
penyampaian guru sangat mengena dan mudah saya tangkap.”72
Dengan demikian pada proses pelaksanaan ini, strategi pembelajaran
yang dibangun oleh guru bahasa Arab memiliki tingkat keberhasilan yang
signifikan. Seperti halnya apa yang disampaikan oleh I’an Natokhoir bahwa
“banyak dari siswa/siswi yang semakin meningkat kemampuannya dalam
pembelajaran bahasa Arab. Yang mana hal ini merupakan dampak dari
strategi pembelajaran yang diterapkan oleh guru bahasa Arab”.73
Sejalan dengan ini, proses pembelajaran di dalam kelas pada dasarnya
memiliki tingkat kemudahan dan kesulitan yang berbeda, yang mana hal ini
dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mendorong siswa untuk suka
terhadap materi yang disampaikan. Sehingga semakin mampu guru
mendorong siswa, maka semakin mudah pelaksanaan pembelajaran
berlangsung. Disisi lain, guru terkadang kesulitan dalam menyampaikan
materi karena memiliki respon yang minim dari siswa/siswi, yang disebabkan
sikap acuh tak acuh terhadap materi yang disampaikan. Sehingga berdampak
pada tingkat kemampuan siswa dalam memahami materi.
71 Fani maulana, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 23 Mei 2017 72 Dea Puspita Dewi, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 23 Mei 2017 73 I’an Natokhoir, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 23 Mei 2017
58
Dalam hal ini, Sulistya Qolbi mengungkapkan bahwa “pada saat
pelaksanaan pembelajaran, tidak semua siswa/siswi memiliki respon yang
baik terhadap penyampaian materi oleh guru, ada yang acuh tak acuh, ada
yang sekedar mendengarkan, bahkan ada yang sama sekali tidak
memahami”.74 Hal ini juga diungkapkan oleh M. Ridwan bahwa “hanya
sebagian kecil siswa/siswi yang tidak memiliki perubahan sama sekali, hal ini
disebabkan oleh ketidakmampuan dalam menerima materi yang disampaikan,
sehingga mereka tidak suka terhadap bahasa Arab”.75
Dari uraian di atas, guru dalam proses pembelajaran Bahasa Arab
selalu berusaha menyesuaikan pemilihan strategi pembelajaran yang tepat
dengan materi yang akan dipelajari dan menyesuaikannya dengan kebutuhan
belajar siswa, agar siswa dapat memperoleh pengetahuannya secara maksimal
dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
D. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi
Evaluasi pembelajaran sangat diperlukan untuk mengetahui
perkembangan-perkembangan yang dialami oleh seorang peserta didik.
Dengan mengevaluasi pembelajaran, maka seorang tenaga pendidik dapat
menarik banyak sekali kesimpulan penting terutama terkait dengan
perkembangan-perkembangan yang bisa dilihat dari seorang peserta didik.
Selain itu, dengan mengetahui perkembangan peserta didiknya maka tenaga
74 Sulistya Qolbi, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 24 Mei 2017. 75 M. Ridwan, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 24 Mei 2017.
59
pendidik dapat memetakan bagaimanakah perbandingan perkembangan
antara peserta didik yang satu dengan lainnya. evaluasi juga dapat dijadikan
tolak ukur pencapaian keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran yang
telah diberikan oleh guru.
Adapun kemungkinan yang muncul dalam evaluasi adalah: Pertama,
siswa memperoleh hasil yang memuaskan, tentunya kepuasan ini ingin
diperolehnya kembali pada waktu yang akan datang. Untuk ini siswa akan
termotivasi untuk belajar lebih giat agar perolehannya sama bahkan
meningkat pada masa yang akan datang. Begitu sebaliknya, setelah
memperoleh hasil yang memuaskan siswa tidak rajin belajar sehingga pada
waktu berikutnya hasilnya menurun. Kedua, ketika siswa memperoleh hasil
yang tidak memuaskan, maka pada kesempatan yang akan datang dia akan
berusaha memperbaikinya. Oleh karena itu, siswa akan giat belajar. Tetapi
bagi siswa yang kurang motivasi atau lemah kemauannya akan menjadi putus
asa.
Dalam hal ini, Dea Puspita Dewi mengungkapkan bahwa “evaluasi
terkadang membentuk siswa/siswi, terutama saya memiliki semangat yang
tinggi, namun ketika dihadapkan pada persoalan-persoalan hasil yang tidak
memuaskan, semangat itu hilang”.76 Begitu juga dengan I’an Natokhoir yang
terkadang memiliki semangat yang tinggi, terkadang melemah karena
persoalan ketidakpuasan terhadap hasil evaluasi.77 Namun, sedikit berbeda
76 Dea Puspita Dewi, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 24 Mei 2017. 77 I’an Natokhoir, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 24 Mei 2017.
60
dengan penjelasan Fani Maulana bahwa selama ini hasil evaluasi yang
sampaikan oleh guru, baik secara tertulis maupun secara lisan membuat
semangat belajar tetap seimbang.78
Pentingnya evaluasi pembelajaran bagi guru yaitu guru dapat
mengetahui siswa manakah yang menguasai pelajaran dan siswa mana pula
yang belum. Dalam hal ini hendaknya guru memberikan perhatian kepada
siswa yang belum berhasil sehingga pada akhirnya siswa mencapai
keberhasilan yang diharapkan. Guru dapat mengetahui apakah tujuan dan
materi pelajaran yang telah disampaikan itu dikuasai oleh siswa atau belum,
guru dapat mengetahui ketepatan strategi yang digunakan dalam menyajikan
bahan pelajaran tersebut. Bila dari hasil evaluasi itu tidak berhasil, maka
dapat dijadikan bahan remidial. Jadi, evaluasi dapat dijadikan umpan balik
pengajaran. Seperti yang diungkapkan siti Mubai’ah, bahwa:
“Sebelum melaksanakan evaluasi terlebih dahulu menyusun perencanaan yakni merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi, menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam evaluasi, menyusun alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta didik serta menentukan tolak ukur atau patokan yang dijadikan pegangan dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi.”79
Sejalan dengan ini, Ali Maksum menjelaskan bahwa “pada tahap
evaluasi ini, semua guru diwajibkan untuk mengevaluasi diri, baik strategi
pembelajaran yang dibangun maupun keberhasilan siswa dalam menerima
78 Fani Maulana, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 25 Mei 2017. 79 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 27 Mei 2017.
61
pelajaran”.80 Sedangkan Fani Maulana dan M. Ridwan mengungkapkan
bahwa guru sering kali memberikan evaluasi dengan berbagai model, baik
yang secara langsung (dikerjakan dalam kelas) maupun yang tidak secara
langsung (pekerjaan rumah), baik secara lisan maupun tulisan.81 Dengan
demikian, evaluasi memberi makna yang penting dalam mengetahui tingkat
kemampuan siswa/siswi yang ada.
Sejalan dengan gambaran ini, Siti Mubai’ah menjelaskan cara
mengevaluasi guna mengetahui kemampuan siswa/siswi, bahwa:
“Saya mengevaluasi siswa/siswi saya dengan cara memberikan tes lisan dan tes tulisan, diantaranya saya memberikan tes di setiap selesai melakukan proses pembelajran, memberikan ulangan harian dan tes ujian akhir. Ulangan harian dilaksanakan per dua bab materi pembelajaran. Dalam melakasanakan ulangan harian ini tidak ada perencanaan yang khusus. Mengenai soal yang diberikan, sebagian besar berupa tes intergratif atau tes pragmatik yang berbentuk soal esay. Jumlah soal berkisar 5-10 tergantung waktu yang tersedia dan tingkat kesukaran soal yang dibuat oleh guru secara tiba-tiba. Ujian ini diselenggarakan secara khusus oleh panitia ujian akhir semester. Siswa biasanya dibagi secara acak dan disebar tempat duduknya dengan siswa lain dari lain kelas. Hal ini dilakukan agar evaluasi terlaksanakan dengan lebih objektif, meskipun fenomena umum: contek-contekan, masih sulit dihindarkan, sekalipun diadakan pengawas. Selain waktu yang direncanakan, soal tes, pedoman penskoran dan penilaian juga telah direncanakan sebelumnya, soal yang diberikan jumlahnya lebih banyak, antar 10-15 butir.”82
Berdasarakan hasil wawancara dan pengamatan di MTs Darun Najah
Al-Falah Telagawaru Labuapi, guru Bahasa Arab melakukan evaluasi dengan
menggunakan tes formatif dan tes sumatif, sebelum melaksanakan evaluasi
80 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017 81 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Fani Maulana dan M. Ridwan
Siswa, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 28 Mei 2017 82 Siti Mubaiʾah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017.
62
guru terlebih dahulu menyusun perencanaan secara baik dan matang yakni
merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi, menetapkan aspek-aspek yang
akan dievaluasi, memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam
evaluasi, menyusun alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran
dan penilaian hasil belajar peserta didik serta menentukan tolak ukur atau
patokan yang dijadikan pegangan dalam memberikan interpretasi terhadap
data hasil evaluasi. Kemudian guru menghimpun data. Selanjutnya hasil data
yang diperoleh harus disaring terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut,
yang dikenal dengan istilah penulisan data atau verifikasi data. Setelah itu
data diolah dan dianalisis sedemikian rupa. Selanjutnya penafsiran atau
interpretasi dilakukan guna memperoleh kesimpulan-kesimpulan hasil
evaluasi yang kesimpulan-kesimpulan itu tentu harus mengacu pada tujuan
dilakukannya evaluasi itu sendiri. Setelah ditarik kesimpulan dari evaluasi
yang telah dilakukan, maka pada akhirnya guru dapat mengambil keputusan
atau merumuskan yang dianggap purlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan
evaluasi tersebut.
63
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah
Al-Falah Telagawaru Labuapi
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang
dilakukan secara tertata dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis
mengikuti aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan
pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah
pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang
dikemas dalam suatu kurikulum.
Perencanaan sebagai program pembelajaran memiliki beberapa
pengertian yang memiliki makna yang sama yaitu suatu proses mengelola,
mengatur dan merumuskan unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan
tujuan, materi atau isi, metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi
pembelajaran.83 Perencanaan adalah perhintungan dan penentuan tentang
sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa dan
bagaimana. Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah proses
mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan tertentu.
83Dhea Nurul Agustina, Bagi-bagi Ilmu, dalam
“http://dheanurulagustina.blogspot.co.id /2011/12/pengertian-prinsip-tujuan-dan-fungsi.html”, diakses pada tanggal 15 Juni 2017, pukul 11:05 WITA.
66
64
Dalam kenyataan ini, kegiatan dalam merencanakan strategi
pembelajaran merupakan kegiatan yang paling menyita waktu dari
keseluruhan komponen yang ada dalam perencanaan pembelajaran, bahkan
mungkin keseluruhan dari proses yang ada disekolah/madrasah.84
Senada dengan penjelasan Siti Mubaiʾah yang menekankan pada
sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Yang mana penting untuk
seorang guru malakukan perencanaan agar apa yang dilaksanakan terarah
sesuai dengan kompotensi dasar, dan hal tersebut tidak mudah untuk
diselesaikan karena membutuhkan banyak waktu. Seperti halnya menyiapkan
perangkat pembelajaran berupa Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), menyiapkan alat dan bahan untuk demonstrasi,
menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran, menyusun pedoman
observasi aktifitas siswa dan menyusun soal kognitif siswa.85
Sejalan dengan ini, Ali Maksum juga memiliki pandangan yang sama,
yakni persoalan perencanaan bukan hal yang sederhana. Karena selain dituntut
kesinambungan dengan tujuan yang diingkan sekolah dalam hal peningkatan
waktu, juga berdasarkan kebutuhaan siswa/siswi yang didasari atas relevansi
materi-materi dengan perancangan yang matang.86
Lebih lanjut Siti Mubai’ah menegaskan proses perencanaan strategi
yang dilakukan. Yakni: Pertama, Identifikasi. Pada proses ini, Siti Mubai’ah
menekankan pada materi yang akan disampaikan dan karakter siswa guna
84 Sugeng. h. vii 85 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017. 86 Ali Maksum (kepala sekolah MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi),
wawancara pada tanggal
65
terwujudnya proses pembelajaran yang baik. Identifikasi materi misalnya,
tidak hanya pada pemilihan-pemilihan materi yang akan disampaikan, namun
lebih jauh pada bagaimana penyampaian materi yang akan mudah diterima
oleh siswa. Sedangkan identifikasi karakter siswa lebih kepada melihat
kemampuan siswa dalam menangkap materi yang disampaikan.
Kedua, Perancangan. Setalah melakukan penggabungan atau
mengkombinasikan antara materi-materi yang akan disampaikan dengan
mengetahui karakter siswa/siswi, kemudian berlanjut pada proses
perancangan. Yang mana dalam hal ini lebih menekankan pada kemapuan
guru dalam menggabungkan atau mengkombinasikan materi dan karakter
siswa/siswi. Selain itu, perancangan ini dilaksanakan sebelum masuk sekolah,
karena membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Sehingga pada tahap ini,
pemilihan-pemilihan strategi menjadi poin penting, guna memunculkan
strategi yang berkesinambungan guna terwujudnya pembelajaran yang baik.
Ketiga. Pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan proses akhir dari perencanaan
strategi pembelajaran, yang mana strategi yang sudah dipersiapkan dengan
materi-materi yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa/siswi diuji untuk
membuktikan berhasil atau tidaknya strategi tersebut.87
Selain itu, dari proses perencanaan strategi pembelajaran yang
dilakukan oleh guru bahasa Arab, berkaitan erat dengan indikator
keberhasilan. Karena selain untuk memudahkan guru dalam menentukan
keberhasilan, juga dapat menjadi pijakan terhadap keberhasilan materi-materi
87 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017.
66
yang akan disajikan. Oleh karenanya indikator dalam hal ini menjadi penting
untuk dibuat oleh guru bahasa Arab. Terlebih lagi, ketika indikator yang
ditentukan oleh guru memiliki nilai dan manfaat yang kuat terhadap
peningkatan kemampuan pembelajaran bahasa Arab. Adapun indikator-
indikator keberhasilan dari perencanaan strategi pembelajaran bahasa Arab
yang disesuaikan dengan harapan sekolah dan tujuan pembelajaran yang
dilihat dari aspek siswa/siswi adalah sebagai berikut:
1. Siswa/siswi memiliki respon yang baik (timbal-balik) terhadap
penyampaian materi-materi yang telah disampaikan.
2. Siswa/siswi tidak kebingunan terhadap materi-materi yang telah
disampaikan saat pemberian tugas belajar dirumah.
3. Siswa/siswi aktif dalam bertanya ketika dihadapkan dengan materi yang
masih dirasa membingungkan.
4. Siswa/siswi lebih memiliki semangat belajar yang baik terhadap
pembelajaran bahasa Arab.
5. Siswa/siswi memiliki tingkat motivasi yang kuat.
6. Dan tingkat kemampuan siswa/siswi rata-rata memiliki tingkat kenaikan,
yang dilihat dari hasil akhir pembelajaran akhir (Rapot).88
Dari sejumlah indikator tersebut, pada dasarnya tidak distandarisasi
oleh sekolah dengan mutlak, karena Ali Maksum sebagai kepala madrasah
lebih memberikan keputusan secara penuh kepada guru, terutama dalam hal
ini adalah guru bahasa arab. Karena selain didasari atas dasar guru yang lebih
88 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017.
67
mengetahui keinginan atau kebutuhan siswa, juga atas kepercayaan sekolah
kepada guru-guru yang ada.89 Siti Mubai’ah lebih lanjut menjelaskan arti
penting dari indikator dalam menentukan tujuan pembelajaran, yakni indikator
pembelajaran bahasa arab merupakan kunci akhir dalam mengetahui
keberhasilan siswa/siswi maupun strategi pembelajaran. Karena tanpa adanya
indikator, maka keberhasilan akan sulit ditentukan dan indikator ini dijadikan
sebagai angket.90
Dari sisi lain, penerimaan siswa/siswi terhadap strategi pembelajaran
yang telah disajikan oleh guru, memiliki respon yang berbeda-beda. Yang
mana ini tidak hanya membantu siswa/siswi untuk lebih fokus terhadap
materi, juga berdampak signifikan terhap proses pembelajaran. Dan hal ini
didasari atas kemampuan guru dalam memberikan sajian-sajian materi yang
diiringi dengan strategi yang matang.91 Keberhasilan ini juga diungkapkan
oleh Ali Maksum dengan penilaian yang diawasi secara tidak langsung
selama proses pembelajaran berlangsung.92
Ungakapan di atas senada dengan gambaran I’an Natokhoir terhadap
keberhasilan strategi pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru bahasa
Arab, bahwa proses pembelajaran yang direncanakan dengan matang
memiliki dampak yang kuat terhadap penerimaan siswa/siswi, timbal-balik
89 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017 90 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017. 91 Hasil Analisis dari beberapa wawancara dengan Fani Maulana, M. Ridwan dan Dea
Puspita Dewi. 92 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017
68
yang terlihat antara guru dan siswa sangat baik. Lebih lanjut lagi, I’an
Natokhoir memiliki tingkat kemampuan yang baik, di mana sebelumnya
memiliki kemampuan yang minim terhadap bahasa Arab.93
Dengan demikian, perencanaan strategi pembelajaran dalam
penelitian ini dimaksudkan sebagai bentuk upaya yang dilakukan oleh guru
dalam menyiapkan materi yang akan disampaikan, materi-materi tersebut
dikemas sesederhana mungkin guna memudahkan siswa/siswi dalam
menangkap makna dari materi tersebut. Selain itu juga dimaknai sebagai
perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam
rangka mencapai tujuan tertentu.94
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti menemukan
bahwa sebelum proses strategi pembelajaran Bahasa Arab dilaksanakan,
guru terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan menyiapan perangkat
pembelajaran yang meliputi Silabus dan RPP yang disesuaikan dengan
kurikulum yang digunakan di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi yakni kurikulum 2013, serta menyiapkan alat dan bahan untuk
demonstrasi, menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran,
menyusun pedoman observasi aktifitas siswa dan menyusun soal kognitif
siswa.
93 I’an Natokhoir, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 28 Mei 2017 94 Sugeng. h. 1
69
B. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi
Setiap orang mempunyai cara yang berbeda dalam melaksanakan suatu
kegiatan. Biasanya cara tersebut telah direncanakan sebelum pelaksanaan
kegiatan. Bila belum mencapai hasil yang optimal, dia berusaha mencari cara
lain yang dapat mencapai tujuannya. Proses tersebut menunjukkan bahwa
orang selalu berusaha mencari cara (strategi) terbaik untuk mendapatkan hasil
yang diharapkan. Setiap orang yang menerapkan cara tertentu dalam suatu
kegiatan menunjukkan bahwa orang tersebut telah melakukan strategi, dan
strategi tersebut dipakai sesuai dengan kondisi waktu dan tempat saat
dilaksanakannya kegiatan.
Pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya berkaitan erat dengan strategi
pembelajaran yang akan dipakai dan kesiapan siswa/siswi dalam menerima
pembelajaran tersebut. Yang mana keduanya ini memiliki keterkaitan erat dan
akan berdampak pada keberhasilan pelaksanaan pembelajaran. Sehingga Ali
Maksum dalam hal ini mengarahkan para guru untuk mempersiapkan strategi-
strategi matang yang diiringi dengan penyajian yang tepat guna siswa/siswi
siap menerima dan mampu menangkap materi yang ada.95 Dengan demikian,
guru bahasa Arab dalam hal ini memiliki tugas dan tanggungjawab yang besar
dalam mempersiapkan perencanaan strategi pembelajaran. Karena hal tersebut
menentukan terwujudnya pembelajaran yang maksimal.
95 Ali Maksum, Kepala Madrasah, MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 30 Mei 2017.
70
Seiring dengan ini, dalam menentukan strategi yang digunakan dalam
pembelajaran Bahasa Arab, terlebih dahulu mendiagnosa kebutuhan siswa,
agar pemilihan strategi sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, agar siswa
dapat tertarik dalam pembelajaran dan dapat menyerap pembelajaran dengan
baik, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Namun dalam memilih
strategi pembelajaran selain memperhatikan kebutuhan siswa, juga harus
disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Strategi yang biasa
digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab yaitu CTL, Kooperatif dan
PAKEM, karena ketiga strategi ini efektif diterapkan dalam pembelajaran
Bahasa Arab dan sesuai dengan kebutuhan siswa.96
Strategi pembelajaran yang diterapkan di MTs Darun Najah dalam
pembelajaran bahasa Arab yang digunakan oleh guru bahasa Arab kelas VII
dan kelas VIII ada perbedaan. Dari keseluruhan metode yang digunakan ada
perbedaan diantara keterampilan bahasa Arab yang diajarkan. Yang mana
dalam hal ini terdapat tiga keterampilan yang umumnya diajarkan oleh guru
bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah yaitu kalam, mufrodat dan qira’ah.
Keterampilan pertama adalah keterampilan mufrodat, metode sintesis
dan analisis merupakan metode yang dilakukan pada tingkatan menengah ini.
Dalam tingkatan menengah ini siswa seharusnya telah memiliki beberapa
kosakata atau mufrodat, maka dari itu pembelajaran ashwat arobiyah harus
diintegrasikan dengan pengetahuan siswa tentang mufrodat. Biasanya guru
96 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 31 Mei 2017.
71
Bahasa Arab menggunakan beberapa metode sebagai berikut dalam pelajaran
bahasa Arab untuk keterampilan mufrodat.97
1. Kalam
a. Metode Sintesis
Metode ini dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf kemudian
dirangkai menjadi kata. Guru bahasa Arab dalam hal ini memberikan
pengenalan awal kepada siswa/siswi yang ada. Siswa/siswi
diperlihatkan huruf-huruf bahasa Arab disertai dengan merangkai
huruf-huruf tersebut menjadi kata-kata yang memiliki makna, yang
kemudian hal ini dipraktekkan langsung oleh siswa/siswi.
Metode ini digambarkan oleh M. Ridwan sebagai permulaan
untuk dapat belajar dan memahami bahasa Arab dengan baik. Karena
tanpa mengenal kata-kata dan cara merangkainya serta memahami
maknanya siswa/siswi akan kesulitan dalam bahasa Arab. Bahkan
siswa/siswi akan dihadapkan dengan kebosanan kemudian
berdampak pada minimnya kemampuan bahasa Arab. 98 begitu juga
dengan Fani Maulana yang lebih menegaskan arti pentingnya dalam
mengenal kata-kata dan terutama pada merangkai kata-kata
tersebut.99
97 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 31 Mei 2017. 98 M. Ridwan, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 1 Juni 2017. 99 Fani Maulana, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 31 Mei 2017.
72
b. Metode Analisis
Metode ini dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi
bunyi-bunyi huruf atau dimulai dengan kalimat, kemudian dikupas
menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi huruf-huruf. Kedua teknik
tersebut mengintegrasikan antara ashwat dan mufrodat, sehingga siswa
dapat menambah mufrodat dan juga melafalkannya dengan baik dan
benar, sehingga menciptakan kefashihan dan kelancaran dalam kalam
sehari-hari.
Siti Mubai’ah dalam hal ini mencoba menjelaskan secara
perlahan (satu demi satu kata dan kalimat) kepada siswa/siswi, yang
mana untuk mempermudah siswa/siswi dalam memahami hal tersebut,
selain itu juga bertujuan agar siswa/siswi tidak cepat bosan terhadap
pembelajaran bahasa Arab.100 Hal ini kemudian ditegaskan oleh Dea
Puspita Dewi yang senada dengan I’an Natokhoir, bahwa kesabaran
guru dalam menjelaskan materi telah memberikan nilai yang positif
bagi siswa/siswi. Bahkan siswa/siswi yang ada memiliki memiliki
tingkat peningkatan yang signifikan.101 Sehingga dalam pembelajaran
ashwat Arabiyah lebih diintegrasikan pada mufrodat. Misalnya dengan
latihan menyimak. Atau dengan latihan mendengarkan atau menirukan,
walaupun latihan-latihan menyimak bertujuan melatih pendengaran,
100 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, Wawancara, tanggal 31 Mei 2017. 101 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Dea Puspita Dewi dengan I’an
Natokhoir, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017.
73
tapi dalam praktek selalu diikuti dengan latihan pengucapan dan
pemahaman.
Dalam tahap permulaan, siswa dilatih untuk mendengarkan dan
menirukan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru, ketika memperkenalkan
kata-kata atau pola kalimat yang baru, atau dalam waktu yang sengaja
dikhususkan untuk latihan menyimak. Latihan menirukan ini,
difokuskan pada bunyi-bunyi bahasa Arab yang asing bagi siswa, juga
pada pengucapan vokal panjang dan pendek, bertasydid dan tidak
bertasydid, yang tidak dikenal dalam bahasa indonesia.102
Beberapa tes bunyi Bahasa Arab yang dilakukan oleh guru
Bahasa Arab untuk mengukur kemampuan mengenal dan membedakan
bunyi bahasa Arab adalah sebagai berikut;
1) Membaca dengan suara nyaring
Siswa diminta untuk melafalakan kalimat atau paragraf
yang sudah ditentukan guru dengan suara yang jelas atau nyaring.
Dalam melafalkan kalimat atau paragraf, siswa/siswi pada
dasarnya diharapkan mampu mengenal dan membedakan bunyi
bahasa Arab dengan baik. Kemampuan ini diharapkan dapat
berdampak positif yang berkelanjutan. Dengan kata lain,
siswa/siswi yang ada tidak hanya dihadapkan pada persoalan
penyelesaian kewajiban (hanya menerima materi), tapi dapat
menjadi pondasi yang kuat untuk kedepannya.
102 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Siti Mubai’ah Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017.
74
2) Membedakan bunyi bahasa Arab yang mirip
Siswa dapat memperhatikan kata-kata yang diucapakan
oleh guru ataupun kata-kata yang diperdengarkan melalui rekaman,
kemudian siswa melafalkan satu atau dua kalimat yang sering kali
diulang pelafalannya, atau memebedakan dua kalimat yang
memiliki kemiripan bunyi.103
Dengan demikian, membaca dengan suara yang nyaring dan
kemampuan siswa dalam membedakan bunyi bahasa Arab yang mirip
merupakan langkah-langkah awal yang diterapkan oleh guru bahasa
Arab, penerapan ini bertujuan untuk semakin memantapkan
kemampuan siswa/siswi dalam bahasa Arab. M. Ridwan misalnya
telah memiliki tingkat kemampuan yang baik dalam membaca dengan
suara yang nyaring dan membedakan bunyi bahasa Arab, walaupun
masih belum maksimal dan sesempurna guru bahasa Arab.104 Bahkan
Fani Maulana memiliki perkembangan yang signifikan dalam hal
tersebut.105
2. Mufrodat
Kosakata atau dalam bahasa Arab disebut mufrodat, dalam bahasa
inggrisnya vocabulary adalah himpunan kata atau khazanah kata yang
diketahui oleh seseorang atau entitas lain yang merupakan bagian dari
103 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Siti Mubai’ah Guru Bahasa Arab
di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017. 104 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan M. Ridwan, Siswa MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017. 105 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Fani Maulana, Siswa MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017.
75
suatu bahasa tertentu. Kekayaan kosakata seseorang secara umum
dianggap merupakan gambaran dari intelegensia atau tingkat
pendidikanya. Kosa kata merupakan satu dari tiga unsur bahasa yang
sangat penting dikuasai, kosa kata ini digunakan dalam bahasa lisan
maupun bahasa tulis, dan merupakan salah satu alat untuk
mengembangkan kemampuan berbahasa Arab seseorang.
Adapun strategi pembelajaran kosa kata (Al-Mufrodat) pada
tingkat menengah ini, guru di MTs Darun Najah Al-Falah biasanya
menggunakan beberapa strategi, antara lain:
a. Menggunakan Peragaan Tubuh.
Guru dapat menunjukkan makna kosa kata yang hendak
diajarkan dengan memperagakan, seperti pengajar memperagakan
orang yang sedang makan, minum, menulis, duduk, berdiri dan lain
sebagainya. Peragaan tubuh dalam hal ini digambarkan oleh Siti
Mubai’ah sebagai cara untuk lebih memudahkan siswa/siswi dalam
memahami kosa kata tersebut. Dan hal ini memiliki respon yang baik,
terlebih lagi siswa/siswi merasa senang karena bisa dianggap sambil
bermain.106
Sejalan dengan M. Ridwan yang memberikan gambaran rasa
senang terhadap model peragaan yang dilakukan oleh guru, karena bisa
sambil bermain. Bahkan I’an Natokhoir dan Dea Puspita Dewi dalam
106 Hasil analisis dari beberapaSiti Mubai’ah Guru Bahasa Arab di MTs Darun Najah
Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017
76
hal ini merasa senang terhadap pembelajaran kosa kata yang dibarengi
dengan peragaan tubuh.107
b. Menulis Kata-Kata
Penggunaan peragaan tubuh dengan pengulangan berkali-kali
guna siswa/siswi tidak mudah lupa terhadap kata-kata yang disajikan,
hal ini juga berdampak pada penulisan kosa kata tersebut. Dikarenakan
kosa kata tersebut masih teringat oleh siswa/siswi yang ada. Sehingga
sangat membantu siswa/siswi ketika diminta menulis kata-kata yang
baru dipelajarinya.
c. Memberikan Padanan Kata (Sinonim)
Guru dapat memberikan kata yang mempunyai makna sama,
tetapi menggunakan kosa kata yang berbeda, yang mana hal ini
bertujuan selain untuk menambah kosa kata untuk siswa/siswi, juga
memberikan pemahaman bahwa dalam bahasa Arab terdapat makna
yang sama namun kosa kata yang berbeda seperti bahasa-bahasa yang
lain.
d. Memberi Lawan Kata (Antonim)
Selain memberikan padanan kata, Guru bahasa Arab di MTs
Darun Najah Al-Falah juga memberikan kosa kata yang maknanya
berlawanan dengan kosakata yang hendak diajarkan.
107 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan M. Ridwan, I’an Natokhoir dan
Dea Puspita Dewi, , Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 1 Juni 2017.
77
e. Memberikan asosiasi makna
Guru dapat menjelaskan kata madrasah dengan memberikan
asosiasi dengan menyebutkan kata-kata seperti: thalib, mudarris,
saburroh, dan lain-lai, sehingga pikiran siswa akan tertuju pada suatu
pengertian yaitu sekolah.
Guru menyebutkan akar kata dan derivasinya (kata yang
mengalami perubahan).
f. Guru dapat menjelaskan kata maktab dengan menggunakan akar
katanya beserta derivasinya, seperti: kataba, yaktubu, kitabah dan
seterusnya. Hal ini bisa membantu siswa memahami kosakata sesuai
dengan perubahan kalimatnya.108
3. Qira’ah
Strategi yang digunakan dalam ketermpilan membaca adalah
sebagai berikut:
a. Qira’ah Muwajjahah
Qira’ah Muwajjahah merupakan salah satu strategi untuk
mempelajari teks wacana dengan menggunakan penuntun yang berupa
pertanyaan-pertanyaan, bagan, skema, dan sebagainya. Strategi ini
diharapkan sebagai alat untuk memudahkan siswa/siswi dalam
meningkatkan kemampuan membaca bahsa Arab dengan baik. Dalam
hal ini Sulistya Qolbi misalnya, siswi yang merasa dimudahkan dengan
108 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Siti Mubai’ah (guru bahasa Arab)
di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, tanggal 2 Juni 2017
78
strategi Qira’ah Muwajjahah ini, yang mana salah satu yang dianggap
sebagai strategi yang membantu dalam peningkatan kemampuannya
dalam membaca walaupun masih belum maksimal.109
Senada dengan penjelasan ini, mengkomsumsi pembelajaran
(Qira’ah Muwajjahah) yang terus berulang sangat membantu Dea
Puspita Dewi dalam melancarkan kemampuannya dalam bahasa Arab.
Terlebih lagi, strategi ini disajikan dengan sederhana disertai
penyampaian penjelasan yang mudah. Begitu juga dengan M. Ridwan,
I’an Natokhoir dan Fani Maulana yang merasa dimudahkan dalam
pembelajaran ini.110
b. Mudzakarat al-Talamidz
Strategi ini digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan
keberanian siswa untuk mencari tahu sendiri dengan mempertanyakan
hal-hal yang belum difahami dari materi bacaan. Selain itu, guru
bahasa Arab menggunakan strategi ini sebagai alat dalam mendorong
siswa/siswi memiliki keberanian secara aktif dalam merespon hal-hal
yang belum dipahami.
Fani Maulana misalnya memiliki rasa ingin tahu yang kuat
terhadap hal-hal yang dirasa mengganjal, keberanian bertanya
dianggap sebagai bentuk keberhasilan dorongan guru bahasa Arab
selama ini. Yang mana hal ini sebelumnya memiliki keaktifan di dalam
109 Sulistya Qolbi, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 2 Juni 2017. 110 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan Dea Puspita Dewi, M. Ridwan, I’an
Natokhoir dan Fani Maulana, tanggal 2 Juni 2017.
79
kelas yang minim.111 Hal ini juga dianggap sebagai keberhasilan
perencanaan strategi yang matang oleh Siti Mubai’ah, yang didasari
atas materi-materi yang ringan dan penyampaian materi yang disajikan
dengan sederhana.112
c. Qira’ah Jahriyah
Strategi ini dapat membantu siswa/siswi dalam menghadirkan
pemahaman dan konsentrasi secara tidak langsung terhadap bacaan.
Penekanan strategi ini terlihat bukan hanya dalam memahami teks
bacaan, tapi juga pada ekspresi bahasa bacaan bahasa Arab yang baik
dan benar. Hal yang diharapkan dalam penggunaan strategi ini oleh
Siti Mubai’ah adalah ketidak-kakuan siswa/siswi terhadap
mengekspresikan bahasa yang diucapkan. Karena ekspresi bahasa juga
sangat penting untuk ditampilkan guna keseimbangan yang baik antara
bahasa dengan ekspresi.
d. Akhziyat al-Nash
Strategi ini digunakan untuk mempelajari teks wacana yang
mempunyai beberapa segmen. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok sesuai jumlah segmen yang ada dalam teks wacana tersebut.
Penggunaan strategi ini di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi dilakukan 3 s/d 4 kali dalam satu semester, sesuai dengan kebutuhan
111 Fani Maulana, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 2 Juni 2017. 112 Siti Mubaiʾah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, Wawancara, tanggal 2 Juni 2017.
80
siswa/siswi dan ketentuan materi yang ada. Sehingga dalam pembelajaran ini
diharapkan sifat kolektif siswa/siswi dalam berkelompok. Selain itu,
e. Talkhis Jama’i
Dalam strategi ini team building perlu dibangun semenjak
awal, karena ia menuntut adanya kerjasama kelompok dalam bekerja.
Strategi ini dapat membantu siswa menjadi lebih akrab dan saling
berinteraksi dalam menuangkan gagasannya dalam memahami ide
cerita.
f. Tartib al-Nash
Strategi ini digunakan untuk mengetahui kemampuan membaca
dan memahami siswa atas teks bacaan. Strategi ini tidak ditujukan bagi
siswa pemula, tapi untuk siswa tingkat lanjutan yang telah mengenal
struktur kalimat bahasa Arab.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa guru dalam
pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab selalu berusaha menyesuaikan
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan dipelajari
dan menyesuaikannya dengan kebutuhan belajar siswa, agar siswa dapat
memperoleh pengetahuannya secara maksimal dan dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Mubai’ah dalam hal ini berusaha mewujudkan pelaksanaan
pembelajaran dengan baik melalui pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.
Yang mana strategi yang dipakai sesuai dengan kebutuhan siswa/siswi yang
ada.113 Begitu juga dengan apa yang dirasakan oleh Fani Maulana mengenai
113 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab, Wawancara, MTs Darun Najah Al-falah
Telagawaru Labuapi, 2 Juni 2017.
81
persoalan pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, Fani memiliki semangat
yang semakin kuat untuk belajar bahasa Arab, hal ini disebabkan oleh strategi
penyampaian guru yang mudah dipahami.114
Senada dengan hal tersebut, M. Ridwan yang selama ini memiliki
kemampuan yang minim dan semangat yang kurang, persoalan tersebut secara
perlahan berubah, baik secara ketertarikan maupun tingkat kemampuan yang
ada.115 Kenyataan ini satu sisi didasari atas penyampaian guru yang mudah
dipahami, juga berdasarkan kemampuan guru menggali kebutuhan
siswa/siswi.
C. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi
Dari segi istilah, sebagaimana dikemukakan oleh Edwind Wandt dan
Gerald W. Brown yang dikutip oleh Anas Sudijono bahwa “Evaluation refer
to the act or process to determining the value of something”. Menurut definisi
ini, maka istilah evaluasi mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.116
M. Ainin dkk menjelaskan bahwa “evaluasi merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulannya, menganalisis, dan menafsirkan data-
114 Fani Maulana, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi,
Wawancara, tanggal 2 Juni 2017. 115 M. Ridwan, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 2 Juni 2017. 116 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Cet.ke 10 (Jakarta: Penerbit
Rajawali Pers, 2011), h.1.
82
data untuk menentukan apakah seorang siswa dipandang telah mencapai target
pengetahuan atau keterampilan yang dirumuskan dalam tujuan pengajaran”.117
Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam
bidang evaluasi pendidikan merinci kegiatan evaluasi ke dalam enam langkah
pokok. Yang mana dalam hal ini menjadi bahan kegiatan evaluasi bagi guru
bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, yaitu sebagai
berikut:118
1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar
Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih
dahulu perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar
itu umumnya mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi, perumusan tujuan
evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan yang jelas
maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada
gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan
fungsinya. Sehingga dalam perumusan ini, guru bahara Arab (Siti
Mubai’ah) menekankan arti penting tujuan dilaksanakan evaluasi.119
Dengan demikian, proses dalam perumusan tujuan evaluasi
memiliki peran penting dalam pelaksanaan evaluasi, tidak hanya
117 Ainin dkk, Evaluasi dalam Pembelajaran Bahasa Arab (Malang: Misykat, 2006),
h.2. 118Kahar Ngeblog, Langkah-langkah Evaluasi Hasil Belajar, dalam
“http://kumpulanmakalahdanartikelpendidikan.blogspot.co.id/2011/01/evaluasi-hasil-belajar.html”, diakses pada tanggal 15 Juni 2017, pukul 11:50 WITA.
119
83
mengarahkan guru secara sistematis dalam berpikir, juga
memudahkan guru dalam menentukan keberhasilan selanjutnya.
b. Menetapkan aspek-aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah
aspek kognitif, aspek afektif ataukah aspek psikomotorik. Dalam hal
ini, menentukan aspek-aspek dalam bahan evaluasi juga memiliki
peran penting. Yang mana aspek-aspek yang berkaitan dengan
siswa/siswi harus menjadi perhatian yang harus diperhatikan oleh
guru. Karena ini akan menentukan di mana saja letak keberhasilan
siswa/siswi yang ada.120
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
melaksanakan evaluasi, misalnya apakah evaluasi itu akan
dilaksanakan dengan menggunakan teknik tes ataukah teknik non tes.
Jika teknik yang akan dipergunakan itu adalah teknik non tes, apakah
pelaksanaannya dengan menggunakan pengamatan (observasi),
melakukan wawancara (interview), atau menyebarkan angket
(questionnaire).
Dalam pemilihan dan penentuan teknik, Siti Mubai’ah
menggunakan teknik tes dan non tes. Yang mana dalam hal tes ini
lebih kepada tes tertulis dengan beberapa pertanyaan yang diajukan.
Sedangkan pelaksanaan non tes ini lebih kepada melakukan
wawancara dan menyebarkan angket kepada siswa/siswi yang ada.121
120 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…, h.17 121 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab, Wawancara, MTs Darun Najah Al-falah
Telagawaru Labuapi, 2 Juni 2017.
84
d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam
pengukuran dan penialain hasil belajar peserta didik, seperti butir-
butir soal tes hasil belajar (pada evaluasi hasil belajar yang
menggunakan teknik tes). Daftar check (check list), rating scale,
panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket
(questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan
teknik non-tes.
e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan
pegangan atau patokan untuk memberikan interpretasi terhadap data
hasil evaluasi. Misalnya apakah yang akan dipergunakan Penilaian
Beracuan Patokan (PAP) ataukah akan dipergunakan Penilaian
beracuan kelompok atau Norma (PAN).
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri
(kapan dan seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan
dilaksanakan).122
2. Menghimpun Data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan
menghimpun data adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan
menyelenggarakan tes hasil belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu
menggunakan teknik tes), atau melakukan pengamatan, wawancara atau
angket dengan menggunakan instrumen-instrumen tertentu berupa rating
122 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…, h.20
85
scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila evaluasi hasil
belajar itu menggunakan teknik non tes).
Dalam penghimpunan data ini, Siti Mubai’ah melakukan
penghimpunan data yang bertujuan untuk melakukan pengukuran data,
data-data yang terhimpun, sperti: hasil tes maupun non tes, baik yang
berupa harian, mingguan, maupun mid semester maupun hasil semester
akhir.123
3. Melakukan Verifikasi Data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah
penelitian data atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk
dapat memisahkan data yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas
gambaran yang akan diperoleh mengenai diri individu atau sekelompok
individu yang sedang dievaluasi) dari data yang “kurang baik” (yaitu data
yang akan mengaburkan gambaran yang akan diperoleh apabila data itu
ikut serta diolah).
4. Mengolah dan Menganalisis Data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan
maksud untuk memberikan makna terhadap data yang telah berhasil
dihimpun dalam kegiatan evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil
evaluasi perlu disusun dan diatur demikian rupa sehingga “dapat
123 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, Wawancara, tanggal 2 Juni 2017.
86
berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data hasil evaluasi itu
dapat dipergunakan teknik statistik.
5. Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar
pada hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang
terkandung dalam data yang telah mengalami pengolahan dan
penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi terhadap data hasil evaluasi itu
pada akhirnya dapat dikemukakan kesimpulan-kesimpulan tertentu.
Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah barang tertentu mengacu
kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
6. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi
Bertitik tolak dari data hasil evaluasi yang telah disusun, diatur,
diolah, dianalisis dan disimpulkan sehingga dapat diketahui apa makna
yang terkandung di dalamnya maka pada akhirnya evaluator akan dapat
mengambil keputusan atau merumuskan kebijakan-kebijakan yang
dipandang perlu sebagai tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
Selain itu, tindak lanjut hasil evaluasi ini bertujuan, selain untuk dapat
mengarahkan siswa/siswi ke arah yang lebih baik, juga dapat mendorong
siswa/siswi untuk lebih semangat dan mempertahankan kemampuan yang
dimiliki. Yang mana hal ini mengacu pada proses pembelajaran yang
87
terus berlangsung (continue) dan terus dapat bersinergi dengan semua
elemen dengan baik.124
Dari sisi lain, selain dalam pelaksanaan kegiatan Evaluasi, evaluasi
dalam pendidikan juga dibedakan menjadi dua bagian, yang mana hal ini
dilihat dari kapan dilaksanakannya evaluasi, yaitu:125
1. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilaksanakan pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar atau dilaksanakan setiap kali
satuan program pelajaran dilaksanakan, yang bertujuan untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman peserta didik memahami pelajaran tersebut atau
sejauh mana tujuan belajar-mengajar tersebut tercapai. Siti Mubai’ah
dalam hal ini menjalankan evaluasi Formatif sebagai dasar dalam evaluasi
selanjutnya. Bagi Siti Mubai’ah, evaluasi ini sangat penting untuk
dilaksanakan, selain sebagai bentuk pemantauan langsung terhadap tingkat
kemampuan siswa/siswi, juga secara langsung hasil evaluasi dapat
diketahui oleh siswa/siswi yang ada. Sehingga dapat menjadi patokan atau
landasan dasar dalam proses peningkatan kemampuan pada tahap atau
pertemuan selanjutnya.126
Dalam hal dampak yang ditimbulkan dalam evaluasi formatif ini,
Siti Mubai’ah menjelaskan bahwa sebagian besar siswa/siswi memiliki
semangat yang kuat dalam hal peningkatan pembelajaran. Selain
124 Hasil analisis dari beberapa wawancara dengan siti mubai’ah (Guru Bahasa Arab
MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi). Tanggal 2 Juni 2017 125 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan…, h.23. 126 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, Wawancara, tanggal 2 Juni 2017.
88
dikarenakan memiliki hasil yang cukup maksimal, juga didasari atas dasar
semangat yang ada pada diri siswa/siswi itu sendiri. Seperti halnya dengan
M. Ridwan yang semakin tertantang dengan hasil evaluasi yang ada.
Karena hasil belajar yang diberikan secara langsung akan berpengaruh
terhadap pembelajaran selanjutnya.127
Dalam proses evaluasi formatif ini, Dea Puspita Dewi dan Sulistya
Qolbi memiliki pemikiran yang sedikit sejalan, yang mana terkadang
memiliki dampak yang positif ketika dihadapkan dengan hasil yang
memuaskan. Sehingga proses peningkatan belajar pun mejadi semakin
tinggi. Begitu juga sebaliknya, terkadang ketika dihadapkan dengan hasil
yang kurang memuaskan semangat belajar sedikit berkurang. Namun
semua ini tidak menjadi alasan untuk tidak belajar. Karena semakin
banyak evaluasi yang disajikan, maka semakin besar kemungkinan untuk
dapat mengetahui tingkat kematangan dan kemampuan.128
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif ialah evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh
materi atau unit pelajaran disampaikan. Dengan tujuan untuk menentukan
nilai yang melambangkan sejauh mana keberhasilan peserta didik setelah
menempuh program pelajaran dengan jarak waktu tertentu. Dalam hal ini,
evaluasi sumatif dijadikan sebagai strategi evaluasi dalam menyegarkan
kembali siswa/siswi terhadap materi-materi yang telah disajikan, selain itu
127 M. Ridwan, Siswa MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara,
tanggal 2 Juni 2017. 128 Hasil wawancara dengan Dea Puspita Dewi dengan Sulistya Qolbi, Siswa MTs
Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi, Wawancara, tanggal 2 Juni 2017.
89
untuk mengetahui sejauh mana daya ingat yang dimiliki oleh siswa/siswi
yang ada. Sehingga guru dapat menarik kesimpulan dengan matang dari
hasil evaluasi melalui sumatif ini.129
Selain itu, proses evaluasi ini memiliki dampak yang signifikan
terhadap siswa/siswi dan terutama guru bahasa Arab dalam hal mengetahui
daya ingat maupun kemampuan siswa/siswi. Pada proses ini, siswa/siswi
sebagian besar memiliki tingkat kemampuan yang meningkat. Kenyataan
ini bagi Siti Mubai’ah memberikan nilai kepuasan walaupun harus
semakin ditingkatkan. Karena semua ini, tidak hanya menunjukkan
keberhasilan terhadap pengujian strategi dan penyampaian materi, juga
pada sisi-sisi penerimaan yang baik dari siswa/siswi yang ada.130
Adapun dampak positif dilihat sudut pandang siswa/siswi terhadap
evaluasi sumatif ini adalah sebagai berikut:
a. Siswa/siswi MTs. Darun Najah Al-falah Telagawaru memiliki
landasan yang sering disajikan sebagai bahan evaluasi ke hal yang
lebih baik.
b. Siswa/siswi memiliki motivasi yang kuat yang didasari evaluasi
sumatif yang dilakukan oleh guru bahasa Arab.
c. Sebagian besar siswa/siswi merasa senang karena evaluasi sumatif
yang dilaksanakan oleh guru bahasa Arab terkadang bersifat
mengasikkan.
129 Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010). h. 57 130 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, Wawancara, tanggal 2 Juni 2017.
90
d. Siswa/siswi semakin memiliki peningkatan yang kuat terhadap
kemampuan behasa Arab.131
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa guru Bahasa Arab
melakukan evaluasi dengan menggunakan tes formatif dan tes sumatif,
sebelum melaksanakan evaluasi guru terlebih dahulu menyusun perencanaan
secara baik dan matang yakni merumuskan tujuan dilaksanakan evaluasi,
menetapkan aspek-aspek yang akan dievaluasi, memilih dan menentukan
teknik yang akan digunakan dalam evaluasi, menyusun alat pengukur yang
akan dipergunakan dalam pengukuran dan penilaian hasil belajar peserta
didik serta menentukan tolak ukur atau patokan yang dijadikan pegangan
dalam memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Kemudian guru
menghimpun data.
Selanjutnya hasil data yang diperoleh harus disaring terlebih dahulu
sebelum diolah lebih lanjut, yang dikenal dengan istilah penulisan data atau
verifikasi data. Setelah itu data diolah dan dianalisis sedemikian rupa.
Selanjutnya penafsiran atau interpretasi dilakukan guna memperoleh
kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi yang kesimpulan-kesimpulan itu tentu
harus mengacu pada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri. Setelah ditarik
kesimpulan dari evaluasi yang telah dilakukan, maka pada akhirnya guru
dapat mengambil keputusan atau merumuskan yang dianggap perlu sebagai
tindak lanjut dari kegiatan evaluasi tersebut.
131 Siti Mubai’ah, Guru Bahasa Arab MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru
Labuapi, Wawancara, tanggal 2 Juni 2017.
91
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun
Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi
Adapun proses perencanaan strategi pembelajaran yang dilakukan.
Oleh guru bahasa Arab, yakni:
a. Identifikasi
Pada proses ini, siti mubai’ah selaku guru bahasa arab menekankan
pada materi yang akan disampaikan dan karakter siswa guna
terwujudnya proses pembelajaran yang baik.
b. Perancangan
Perancangan ini dilaksanakan sebelum masuk sekolah, karena
membutuhkan waktu yang tidk sedikit. Sehingga pada tahap ini,
pemilihan-pemilihan strategi menjadi poin penting, guna
memunculkan strategi pembelajaran yang baik.
c. Pelaksanaan
Pada tahap ini merupakan proses akhir, yang mana strategi yang
sudah dipersiapkan dengan materi-materi yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa/siswi diuji untuk membuktikan berhasil atau tidaknya
strategi tersebut.
91
92
2. Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-
Falah Telagawaru Labuapi
Dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab, guru selalu
berusaha menyesuaikan pembelajaran yang tepat dengan materi yang akan
dipelajari dan menyesuaikannya dengan kebutuhan belajar siswa, agar
siswa dapat memperoleh pengetahuannya secara maksimal dan dapat
mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, guru bahasa Arab selalu
berusaha mewujudkan pelaksanaan pembelajaran dengan baik melalui
pemilihan strategi pembelajaran yang tepat.
3. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab di MTs Darun Najah Al-Falah
Telagawaru Labuapi
Adapun kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru bahasa Arab di
MTs Darun Najah Al-Falah Telagawaru Labuapi dilakukan dengan cara,
yaitu:
a. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar, menetapkan aspek-aspek
yang hendak dievaluasi, memilih dan menentukan teknik yang akan
dipergunakan
b. Menghimpun Data.
c. Melakukan Verifikasi Data.
d. Mengolah dan Menganalisis Data.
e. Mengolah dan Menganilisis Hasil Evaluasi.
f. Memberikan Interpretasi dan Menarik Kesimpulan.
g. Tindak Lanjut Hasil Evaluasi.
93
Dari sisi lain, selain dalam pelaksanaan kegiatan Evaluasi, evaluasi
dalam pendidikan juga dibedakan menjadi dua bagian, yang mana hal ini
dilihat dari kapan dilaksanakannya evaluasi, yaitu:
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilaksanakan pada saat
berlangsungnya proses belajar-mengajar
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif ialah evaluasi yang dilaksanakan setelah seluruh
materi atau unit pelajaran disampaikan.
B. Saran 1. Bagi Siswa
Bagi siswa diharapkan untuk selalu membiasakan diri dan
termotivasi mengerjakan latihan baik berupa tulisan maupun
mempraktekkan yang diberikan oleh guru bahasa Arab MTs. Darun Najah
Al-falah Telagawaru, mengikuti pembelajaran dengan baik karena suatu
pembiasaan pada setiap diri individu siswa dapat meningkatkan kualitas
pendidikan siswa.
2. Bagi MTs Darun Najah Al-falah Telagawaru
Hendaknya MTs. Darun Najah Al-falah Telagawaru dapat
membina siswa untuk berkomunikasi dengan bahasa Arab dan
menekankan siswa untuk belajar berbahasa serta lebih memotivasikan
siswa untuk memiliki keterampilan berbicara, agar siswa dapat
memperoleh pengetahuan berbicara menggunakan bahasa Arab ke jenjang
berikutnya.
94
3. Bagi Pendidik
a. Diharapkan agar pendidik dapat menerapkan metode yang cocok atau
menciptakan metode yang tepat bagi peserta didik agar mendapatkan
pemahaman dengan cepat dan mudah mengingat semua pelajarn yang
diberikan oleh pendidik tanpa mempersulit peserta didik.
b. Pendidik harus pandai-pandai menciptakan suasana belajar agar
peserta didik dapat belajar dengan mudah tanpa adanya kejenuhan.
c. Pendidik juga harus bisa mengkondisikan para peserta didik agar
mengerjakan semua kewajibannya tanpa keluhan.
d. Menjalin hubungan yang baik dengan peserta didik
e. Menciptkan suasana belajar yang kondusif agar proses belajar
mengajar lancar dan tercapainya tujuan.
4. Peneliti Lain
Bagi peneliti lain diharapkan untuk melanjutkan penelitian yang serupa.
95
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hamid. Efektivitas Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas V MI NW Montong Sapah Kecamatan Praya Barat Daya Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi: IAIN Mataram, 2015.
Ahmad Usman. Mari Belajar Meneliti. Yogyakarta: Indonesia, 2008. Amirul Hadi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2005. Baharudin, Esa Nur Wahyuni. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruz Media, 2007. Hadari Nawawi. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University, 1998. Hasibuan. Moedjiono. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya,
2012. Jufri AW. Belajar dan Pembelajaran. Mataram: Agra Puji Press, 2010. Jumawan. Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Makanan dan Minuman yang Halal dan Haram Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Haqqul Yaqien NW Sayang-sayang Kecamatan Cakranegara Kota Mataram Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi: IAIN Mataram, 2011.
M. Naim BA. Penerapan Strategi Pembelajaran Jigsaw di Dalam Meningkatkan
Prestasi Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas V SDN 1 Badrain Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi: IAIN Mataram, 2011.
Masriah. Perbandingan Prestasi Belajar Antara Strategi Kooperatif Tipe Group
Investigation (GI) Dengan Jigsaw Ditinjau Dari Perbedaan Jenis Kelamin Pada Pelajaran Matematika Peserta Didik Kelas VII SMPN 2 Kuripan Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi: IAIN Mataram, 2013.
Mulyono. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad
Global. Malang: UIN Maliki Press. 2012. Ngalimun. Strategi dan Strategi Pembelajaran. Banjarmasin: Scripta Cendekia, 2012.
95
96
Nurul Ulfatin. Metode Kualitatif di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Malang: Bayumedia Publishing, 2013.
Nusa Putra. Nining Dwilestari, Penelitian Kualitatif: Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: Rajawali Pers, 2012. Rusman. Strategi-Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, 2011. Sudjana Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2002. Sudjana Nana. Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah, 2005. DheaNurulAgustina,Bagi-bagiIlmu,dalam“http://dheanurulagustina.blogspot.co.id /2011/12/pengertian-prinsip-tujuan-dan-fungsi.html”, diakses pada tanggal 15 Juni 2017, pukul 11:05 WITA. Sugeng Pujilaksono. Metode Penelitian Komunikasi Kualitattif. Malang:
Kelompok Intrans Publishing, 2015. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta, 2014. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
PT. Bina Aksara, 1986. Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2014. Sutikno, Sobry. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Propect, 2009. Trianto. Mendesain Strategi Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana,
2010. Uno B Hamzah. Strategi Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Yamin Martinis. Strategi & Metode dalam Strategi Pembelajaran. Jakarta: GP
Press Group, 2013.
Keadaan siswa/siswi saat belajar
Wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Arab di kelas
top related