strategi pemecahan masalah pada soal cerita spldv...
Post on 06-Feb-2018
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH PADA SOAL CERITA SPLDV DITINJAU
DARI HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SALATIGA
Vivin Isna Tuti, Wahyudi , S.Pd., M.Pd., Erlina Prihatnani, S.Si., M.Pd.
Program s1 Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga, Indonesia
e-mail: vinvin.vivin@yahoo.com
Abstrak
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan
strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa di SMK PGRI 2 Salatiga dalam memecahkan soal
cerita SPLDV ditinjau dari hasil belajar siswa. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 28 siswa. Dari
hasil penelitian, terdapat 4 strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa. Subyek penelitian
dengan hasil belajar tinggi menggunakan 4 strategi pemecahan masalah dari 11 strategi pemecahan
masalah yaitu strategi menggunakan tabel sebesar 1.96% , strategi menebak dan menguji sebesar
1.96%, strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan sebesar 49.02%, serta
strategi menulis kalimat terbuka sebesar 47.06%.Subyek penelitian dengan hasil belajar sedang
menggunakan 2 strategi pemecahan masalah dari 11 strategi pemecahan masalah yaitu strategi
mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan sebesar 52.85 %, serta strategi menulis
kalimat terbuka sebesar 47.15%. Subyek penelitian dengan hasil belajar rendah menggunakan 2
strategi pemecahan masalah dari 11 strategi pemecahan masalah yaitu strategi mengidentifikasi yang
diinginkan, diberikan dan diperlukan sebesar 54.02%, serta strategi menulis kalimat terbuka sebesar
45.98%.
Kata Kunci: strategi pemecahan masalah, matematika, soal cerita spldv
A. Pendahuluan
Matematika merupakan cabang ilmu yang dinilai dapat memberikan kontribusi positif
dalam memacu ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Hanifah, 2008). Banyak manfaat yang
didapat dari matematika, bisa dikatakan demikian karena matematika merupakan”Queen and
Servant of science”, artinya adalah matematika menjadi fondasi dan pembantu bagi ilmu
pengetahuan lain, atau matematika bukan pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi
2
keberadaannya untuk membantu manusia dalam memahami dan memecahkan permasalahan
dalam ilmu lain, misalnya dalam ekonomi, sosial dan pengetahuan alam (Muhammad, 2009).
Polya menyatakan pemecahan masalah adalah salah satu aspek berpikir tinggi sebagai
proses menerima masalah dan berusaha menyelesaikan masalah tersebut (Hardini, 2012).
Pemecahan masalah merupakan aktivitas intelektual untuk mencari penyelesaian masalah
yang dihadapi dengan menggunakan pengetahuan yang dimiliki (Arniati & Asmi, 2010).
Belajar matematika sesungguhnya juga belajar untuk memecahkan masalah. Kemampuan
pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting,
karena dalam proses pembelajaran akan memungkinkan siswa untuk memperoleh pengalaman
menggunakan pengetahuan serta ketrampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan dalam
pemecahan masalah.
Hasil observasi di kelas XE Akuntansi SMK PGRI 2 Salatiga, menunjukkan bahwa ketika
ada siswa yang mengerjakan soal di papan tulis, ditemukan beberapa kesalahan dalam proses
pengerjaan sehingga hasil akhirnyapun salah. Kesalahan yang sering dilakukan siswa antara
lain ketidaktepatan dalam membuat model matematika dan penyusunan operasi hitung
matematika yang digunakan untuk menyelesaikan soal cerita. Pada sisi lain, hasil observasi
juga menunjukkan bahwa beberapa siswa mempunyai langkah-langkah berbeda untuk soal
yang sama. Namun tidak semua siswa dapat menjelaskan cara yang mereka lakukan dalam
menyelesaikan soal tersebut padahal jawaban tersebut benar. Hal itu terjadi tidak hanya pada
siswa yang mempunyai tingkat kemampuan matematika tinggi tetapi juga siswa yang
mempunyai kemampuan matematika rendah.Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui
strategi pemecahan masalah apa yang digunakan siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Indrajaya (2012) di SMP Kristen 2 Salatiga kelas
VIII yang berjudul ” Strategi Pemecahan Masalah dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada
Materi SPLDV Siswa Kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga”menyimpulkan bahwa siswa
hanya melakukan tahap understanding, tahap planning dan tahap solving, sedangkan tahap
checking tidak dilakukan dalam menggunakan pemecahan masalah menurut Polya.
Selanjutnya dari 11 strategi pemecahan masalah menurut Reys, terdapat 4 strategi yang
digunakan siswa, yaitu strategi menulis kalimat terbuka, strategi mengidentifikasi informasi
yang diinginkan, diberikan dan diperlukan, strategi menebak dan menguji, serta strategi
mengubah pandangan. Dari strategi yang digunakan siswa, strategi mengidentifikasi informasi
yang diinginkan adalah strategi yang paling banyak digunakan, siswa mampu menyortir
informasi dari soal tersebut dan mengubah persamaan yang terdapat dalam soal. Meskipun
demikian, dalam mengerjakan soal cerita masih terdapat kekeliruan dalam hasil akhirnya.
3
Berdasarkan uraian diatas, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui dan
mendeskripsikan strategi pemecahan masalah yang digunakan siswa pada materi soal cerita
SPLDV yang relevan dengan permasalahan sehari-hari berdasarkan strategi pemecahan
masalah menurut Reys (1998) yaitu: : beraksi (Act it Out); membuat gambar atau diagram;
mencari pola; membuat tabel; memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis;
menebak dan menguji; bekerja mundur; mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan
dan informasi yang diperlukan; menggunakan kalimat terbuka; menyelesaikan masalah yang
mirip atau masalah yang lebih mudah; mengubah sudut pandang.
Pemilihan strategi pemecahan masalah Reys di dasarkan karena semua strategi Reys
dapat diterapkan pada soal cerita SPLDV. Penelitian ini membagi subjek berdasarkan hasil
belajar matematika siswa. Penelitian dilakukan pada jenjang yang lebih tinggi yaitu siswa
SMK PGRI 2 Salatiga dengan kompetensi keahlian akuntansi.
B. Kajian Teori
1. Pemecahan Masalah Matematika
Pemecahan masalah dipandang sebagai proses dalam menemukan dan melakukan
kombinasi dalam upaya untuk memecahkan suatu masalah. Masalah sering dijumpai
dalam proses pembelajaran, salah satunya dalam pelajaran matematika. Dalam
memecahkan suatu masalah, tergantung dari banyak sedikitnya pengalaman dan
pengetahuan yang dimiliki.
Pemecahan masalah adalah suatu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan untuk
mencapai suatu tujuan yang tidak begitu mudah dapat dicapai Polya (1973). Untuk
mencapai tujuan yang diinginkan maka diperlukan usaha untuk menghubungkan aturan-
aturan yang sesuai, guna mendapatkan pemecahan masalah seperti yang diharapkan.
Menurut Krulik dan Rudnick (1995), pemecahan masalah didefinisikan sebagai proses
dimana individu menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah
diperoleh untuk menyelesaikan masalah pada situasi yang tidak dikenal sebelumnya.
Menurut Sutriyono, pemecahan masalah mengacu pada proses perpindahan dari
pernyataan yang diberikan untuk mendapatkan penyelesaian suatu masalah, sehingga saat
individu menggunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang telah diperoleh
sebelumnya untuk memenuhi tuntutan situasi yang asing, para siswa harus mensintesis
apa yang telah dipelajarinya, dan belajar untuk menghadapi situasi yang baru dan berbeda
(Sutriyono, 2005).
4
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemecahan masalah matematika
adalah proses dimana individu melakukan usaha mencari jalan keluar dengan
menggunakan pengetahuan, ketrampilan dan pemahaman yang telah diperoleh
sebelumnya dengan tujuan untuk mendapatkan pemecahan masalah seperti yang
diharapkan.
2. Strategi Pemecahan Masalah Matematika
Strategi pemecahan masalah adalah rangkaian aktifitas belajar yang menggunakan
teknik penyelesaian untuk memecahkan suatu permasalahan yang ada.
Menurut Walle (2007) strategi yang sering muncul dalam pelajaran matematika
adalah: (1) membuat gambar, menggunakan gambar, dan menggunakan model. Strategi
menggunakan model akan memperluas model ke dalam interpretasi nyata dari situasi soal;
(2) mencari pola. (3) membuat Tabelatau diagram. Strategi ini sering digabungkan dengan
pencarian pola sebagai alat untuk menyelesaikan soal atau mengonstruksi ide-ide baru; (4)
coba versi sederhana dari soal. Dengan menyelesaikan soal yang lebih mudah, diharapkan
akan memperoleh wawasan yang digunakan untuk menyelesaikan soal yang lebih
kompleks; (5) menduga dan memeriksa. Strategi ini juga dapat dikatakan sebagai”Coba
dan periksa apa yang dapat anda temukan”; (6) buat daftar yang teratur (Walle, 2007).
Sobel menyatakan bahwa untuk menyelesaikan masalah, strategi yang digunakan sebagai
berikut: (1) cara coba-coba; (2) gunakan alat peraga; (3) mencari pola; (4) buat peragaan;
(5) gunakan daftar, Tabelatau bagan (Sobel, 2003).
Reys (1998) memaparkan berbagai macam strategi pemecahan masalah, sebagai
berikut: (1) beraksi (Act It Out). Strategi ini dapat membantu siswa dalam melihat masalah
yang ada dalam soal yang dihadapi. Dalam pelaksanaanya, strategi ini dilakukan dengan
menggunakan gerakan-gerakan fisik atau dengan menggerakan benda-benda kongkrit.
Gerakan fisik ini dapat membantu atau mempermudah siswa dalam membuat hubungan
antara komponen-komponen yang tercakup dalam suatu masalah. Strategi ini ditekankan
pada obyek kongkrit yang dicontohkan dapat diganti dengan suatu model yang lebih
sederhana misalnya gambar; (2) membuat gambar atau diagram. Strategi ini dapat
membantu siswa untuk mengungkapkan informasi yang terkandung dalam masalah
sehingga hubungan antar komponen dalam masalah tersebut dapat terlihat dengan jelas.
Hal yang perlu di gambar atau dibuat diagramnya adalah bagian-bagian terpenting yang
diperkirakan mampu memperjelas permasalahan yang dihadapi; (3) menemukan pola.
Kegiatan yang mungkin dilakukan adalah dengan mengobservasi sifat-sifat yang dimiliki
bersama oleh kumpulan gambar atau bilangan yang tersedia; (4) membuat tabel.
5
Pembuatan tabelmerupakan strategi yang efisien dan membantu siswa untuk melakukan
klasifikasi serta menyusun sejumlah data dalam jumlah besar; (5) memperhatikan semua
kemungkinan secara sistematis. Strategi ini biasanya digunakan bersamaan dengan
strategi mencari pola dan menggambar tabel. Dalam menggunakan strategi ini, tidak perlu
memperhatikan keseluruhan kemungkinan yang bisa terjadi, sehingga yang perlu
diperhatikan adalah semua kemungkinan yang diperoleh dengan cara yang sistematis.
Sistematis berarti mengorganisasikan data berdasarkan kategori tertentu; (6) menebak dan
menguji. Strategi menebak yang dimaksudkan adalah menebak berdasarkan pada aspek-
aspek yang relevan dengan permasalahan serta bertindak hati-hati. Untuk dapat
melakukan tebakan dengan baik seseorang perlu pengalaman yang cukup yang berkaitan
dengan permasalahan yang dihadapi. Hasil tebakan akan akan diuji kebenaranya serta
diikuti dengan alasan yang logis; (7) bekerja mundur. Strategi ini digunakan untuk
memecahkan permasalahan yang diketahui hasil akirnya dan menemukan sesuatu yang
terjadi sebelumnya; (8) mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi
yang diperlukan. Dalam strategi ini siswa perlu menentukan permasalahan yang akan
dijawab dengan menyortir informasi-informasi yang ada untuk menyelesaikan soal; (9)
menggunakan kalimat terbuka. Strategi menggunakan kalimat terbuka sering digunakan
dalam buku-buku pelajaran matematika. Strategi ini digunakan untuk menyederhanakan
permasalahan dengan menggunakan variabel sebagai pengganti kalimat dalam soal; (10)
menyelesaikan masalah yang serupa atau masalah yang lebih mudah. Terkadang sebuah
soal sangat sulit untuk diselesaikan karena didalamnya terkandung permasalahn yang
cukup kompleks misalkan menyangkut bilangan yang sangat besar, bilangan yang sangat
kecil, atau berkaitan dengan pola yang cukup komples; (11) mengubah sudut pandang
Stategi ini seringkali digunakan setelah terjadi kegagalan untuk menyelesaikan suatu
masalah dengan menggunakan strategi lainya. Saat penyelesaian masalah dilakukan,
dimulai dari sudut pandang tertentu atau menggunakan asumsi-asumsi tertentu. Setelah
suatu strategi yang digunakan gagal, kecenderunganya adalah kembali memperhatikan
soal dengan sudut pandang sama. Apabila menggunakan strategi yang lain masih juga
gagal, maka untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan cara yang sama sekali
berbeda yaitu memperbaiki.
Berdasarkan uraian tentang strategi pemecahan masalah di atas terdapat beberapa
strategi yang bisa digunakan untuk menyelesaikan soal cerita SPLDV. Strategi pemecahan
masalah menurut polya dan Reys mempunyai banyak kesamaan, oleh karena itu penelitian
ini akan menggunakan strategi pemecahan masalah yang diungkapkan oleh Reys (1998)
6
yang meliputi : beraksi (Act it Out); membuat gambar atau diagram; mencari pola;
membuat tabel; memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis; menebak dan
menguji; Bekerja mundur; mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan dan
informasi yang diperlukan; menggunakan kalimat terbuka; menyelesaikan masalah yang
mirip atau masalah yang lebih mudah; mengubah sudut pandang.
C. Metode
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas
XE SMK PGRI 2 Salatiga yang berjumlah 28 siswa.
Teknik pengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes, wawancara dan
dokumentasi. Tes diberikan untuk melihat strategi yang digunakan siswa dalam
memecahkan masalah pada soal cerita SPLDV. Wawancara dilakukan kepada siswa untuk
mendapatkan informasi yang lebih dalam terkait jawaban yang telah dituliskan siswa
mengenai strategi yang digunakan siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan.
Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh nilai siswa kelas XE
SMK PGRI 2 Salatiga dalam ulangan harian materi SPLDV, guna mengelompokkan
siswa menjadi tiga kategori yaitu siswa dengan hasil belajar tinggi, hasil belajar sedang,
dan hasil belajar rendah.
D. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Strategi Pemecahan Masalah
a. Deskripsi Hasil Strategi Pemecahan Masalah Siswa dalam Memecahkan Soal
Cerita SPLDV
Dari hasil data yang didapatkan berdasarkan hasil belajar siswa, strategi
pemecahan masalah yang digunakan siswa dalam memecahkan soal cerita SPLDV
sebagai berikut.
Tabel2
Strategi Pemecahan Masalah Siswa dengan Hasil Belajar Siswa Tinggi
No Strategi Pemecahan Masalah
TOTAL S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
1 0 0 0 1 0 1 0 5 5 0 0 12
2 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 10
3 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 10
4 0 0 0 0 0 0 0 5 5 0 0 10
5 0 0 0 0 0 0 0 5 4 0 0 9
Total 0 0 0 1 0 1 0 25 24 0 0 51
0% 0% 0% 1.96% 0% 1.96% 0% 49.02% 47.06% 0% 0% 100%
7
Tabel3
Strategi Pemecahan Masalah Siswa dengan Hasil Belajar Sedang
No Strategi Pemecahan Masalah
TOTAL S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
1 0 0 0 0 0 0 0 13 13 0 0 26
2 0 0 0 0 0 0 0 13 13 0 0 26
3 0 0 0 0 0 0 0 13 13 0 0 26
4 0 0 0 0 0 0 0 13 10 0 0 23
5 0 0 0 0 0 0 0 13 9 0 0 22
Total 0 0 0 0 0 0 0 65 58 0 0 123
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 52.85% 47.15% 0% 0% 100%
Tabel4
Strategi Pemecahan Masalah Siswa dengan Hasil Belajar Rendah
No Strategi Pemecahan Masalah
TOTAL S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11
1 0 0 0 0 0 0 0 10 10 0 0 20
2 0 0 0 0 0 0 0 9 9 0 0 18
3 0 0 0 0 0 0 0 10 9 0 0 19
4 0 0 0 0 0 0 0 9 7 0 0 16
5 0 0 0 0 0 0 0 9 5 0 0 14
Total 0 0 0 0 0 0 0 47 40 0 0 87
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 54.02% 45.98% 0% 0% 100%
Berdasarkan Tabel2 diatas terlihat bahwa dari 11 strategi pemecahan masalah yang
dikemukakan Reys (1998) ada empat strategi yang digunakan siswa dengan hasil belajar
tinggi. Strategi yang digunakan adalah strategi membuat Tabelsebesar 1.96% , strategi
menebak dan menguji sebesar 1.96%, strategi mengidentifikasi yang diketahui, yang
ditanyakan, dan informasi yang diperlukan sebesar 49.02% dan strategi menggunakan
kalimat terbuka sebesar 47.06. Berdasarkan Tabel3, terlihat bahwa dari 11 strategi
pemecahan masalah yang dikemukakan Reys (1998) ada dua strategi yang digunakan
siswa dengan hasil belajar sedang. Pertama adalah strategi mengidentifikasi yang
diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan sebesar 52.85% yang kedua
adalah strategi menggunakan kalimat terbuka sebesar 47.15%. Berdasarkan Tabel4,
terlihat bahwa dari 11 strategi pemecahan masalah yang dikemukakan Reys (1998) ada
dua strategi yang digunakan siswa dengan hasil belajar rendah yaitu strategi
mengidentifikasi yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan sebesar
54.02% dan strategi menggunakan kalimat terbuka sebesar 45.98%.
8
b. Analisis Hasil Strategi Pemecahan Masalah Siswa dalam Memecahkan Soal Cerita
SPLDV
Proses analisis data tidak hanya dilihat dari jawaban akhir siswa, tetapi juga strategi
yang digunakan siswa dalam menyelesaikan soal cerita SPLDV. Penelitian ini
menggunakan strategi pemecahan masalah berdasarkan Reys (1998) yang meliputi:
beraksi (Act it Out); membuat gambar atau diagram; mencari pola; membuat tabel;
memperhatikan semua kemungkinan secara sistematis; menebak dan menguji; bekerja
mundur; menemukan yang diketahui, yang ditanyakan, dan informasi yang diperlukan;
menggunakan kalimat terbuka; menyelesaikan masalah yang mirip atau masalah yang
lebih mudah; mengubah sudut pandang. Hasil analisis strategi pemecahan siswa
menyebutkan bahwa siswa dengan kategori hasil belajar tinggi menggunakan empat
strategi pemecahan masalah, siswa dengan kategori hasil belajar sedang menggunakan dua
strategi pemecahan masalah, dan siswa dengan kategori hasil belajar rendah menggunakan
dua strategi pemecahan masalah.
Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
a) Strategi Menggunakan Tabel (S4)
Gambar 7. Strategi Menggunakan Tabel Pada Siswa
dengan Hasil Belajar Tinggi
Siswa membuat tabel untuk mempermudah proses pengerjaan. Dalam tabel, siswa
menuliskan apa yang diketahui dan jawaban dengan benar.
9
b) Strategi menebak dan menguji (S6)
Gambar 8. Strategi Menebak dan Menguji Pada Siswa
dengan Hasil BelajarTinggi
Siswa menjawab soal nomor satu secara langsung karena menganggap soal itu
mudah. Siswa mengungkapkan harga satu tiket untuk dewasa pasti 10.000 karena
jika jawabanya lain pasti tidak mungkin. Tidak hanya menebak langsung, tetapi
siswa juga sudah menguji kebenaran dari jawaban yang dituliskan. siswa tidak
merasa kesulitan dalam menjelaskan jawaban yang dia tulis.
c) Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan (S8)
Gambar 9. Strategi Mengidentifikasi yang Diketahui, yang Ditanyakan, dan
Informasi yang Diperlukan Pada Siswa dengan Hasil Belajar Tinggi
Setelah membaca soal siswa langsung menuliskan apa yang diketahui, apa yang
ditanya dalam soal agar mempermudah dalam mengerjakan soal.
10
d) Strategi menggunakan kalimat terbuka (S9)
Gambar 10. Strategi Menggunakan Kalimat Terbuka Pada Siswa
dengan Hasil Belajar Tinggi
Siswa menggunakan variabel a dan d untuk memudahkan dalam mengerjakan soal.
Untuk a adalah harga satu tiket dewasa dan d adalah harga satu tiket anak-anak.
Siswa dengan Hasil Belajar Sedang
a. Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan (S8)
Gambar 11. Strategi Mengidentifikasi yang Diketahui, yang Ditanyakan, dan
Informasi yang Diperlukan Pada Siswa Dengan Hasil Belajar Sedang
Siswa menjelasakan secara runtut terkait jawaban yang di tuliskanya. Dari proses
memisalkan, yang diketahui dan yang ditanyakan dari soal. Selanjutnya siswa
11
menggunakan metode eliminasi dalam untuk memperoleh harga 1 tiket dewasa.
Jawaban yang diberikan siswa juga benar.
b. Strategi menggunakan kalimat terbuka (S9)
Gambar 12. Strategi Menggunakan Kalimat Terbuka Pada Siswa
dengan Hasil Belajar Sedang
Hasil wawancara mengungkapkan bahwa siswa menggunakan variabel a dan b untuk
mempermudah dalam mengerjakan soal.
Siswa Siswa dengan Hasil Belajar Rendah
a. Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan (S8)
Gambar 13. Strategi Mengidentifikasi yang Diketahui, yang Ditanyakan, dan
Informasi yang Diperlukan Pada Siswa dengan Hasil Belajar Rendah
12
Siswa mampu menjelaskan apa yang diketahui , apa yang ditanyakan. Tetapi saat
menjawabnya siswa melakukan kesalahan dalam proses penghitungan sehingga
jawaban yang didapatkan salah.
b. Strategi menggunakan kalimat terbuka (S9)
Gambar 14. Strategi Menggunakan Kalimat Terbuka Pada Siswa
dengan Hasil Belajar Rendah
Siswa menjelaskan bahwa variabel A adalah anak-anak dan D adalah dewasa.
E. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian di kelas XE SMK PGRI 2 Salatiga tahun ajaran
2014/2015 untuk mengetahui strategi pemecahan masalah pada soal cerita SPLDV
ditinjau dari hasil belajar siswa, didapatkan kesimpulan sebagai berikut.
Dari 11 strategi pemecahan masalah menurut Reys, terdapat 4 strategi yang digunakan
siswa dalam memecahkan soal cerita SPLDV antara lain strategi menggunakan tabel;
Strategi menebak dan menguji; Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan
diperlukan; Serta strategi menulis kalimat terbuka. Subyek penelitian dengan hasil belajar
tinggi menggunakan 4 strategi pemecahan masalah yaitu strategi menggunakan tabel,
strategi menebak dan menguji, strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan
diperlukan, serta strategi menulis kalimat terbuka. Subyek penelitian dengan hasil belajar
sedang menggunakan 2 strategi pemecahan masalah, yaitu strategi mengidentifikasi yang
diinginkan, diberikan dan diperlukan dan strategi menulis kalimat terbuka. Subyek
penelitian dengan hasil belajar rendah menggunakan 2 strategi pemecahan masalah yaitu
13
strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan dan strategi menulis
kalimat terbuka.
Strategi mengidentifikasi yang diinginkan, diberikan dan diperlukan adalah strategi
yang paling banyak digunakan siswa. Dari hasil wawancara, siswa lebih banyak
menggunakan strategi tersebut karena sudah terbiasa menuliskan apa yang diketahui, apa
yang ditanyakan, dan jawaban secara rinci seperti yang pernah diajarkan oleh guru mata
pelajaran matematika pada saat memberi contoh penyelesaian soal cerita SPLDV.
Daftar Pustaka
Arniati, Dewi & Asmi Yuriana. 2010. Tugas Evaluasi Pendidikan “ Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematika” Padang : Universitas Negri Padang
Hanifah. 2008. Peningkatan Kemampuan Problem Solving Melalui Penerapan Pendekatan
Problem Solvingpada Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Persegi Panjang
(PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N 2 Widodaren Ngawi). Skripsi:
FKIP UMS
Indrajaya, Indrajaya Silvi. 2012. Strategi Pemecahan Masalah Dalam Menyelesaikan Soal
Cerita Pada Materi SPLDV Siswa Kelas VIII di SMP Kristen 2 Salatiga. Skripsi.
Universitas Kristen Satya Wacana.
Muhammad, Okto Rahmanto, 2009.“Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
SMP Melalui Optimalisasi Pembelajaran Kontekstual Pokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Satu Variabel”. Skripsi : Universitas Muhamadiyah Surakarta
Reys, Robert E, dkk. 1998. Helping Children Learn Mathematics. USA: Avicom Company.
Sutriyono, Drs.M.Sc.Ph.D. 2005. “A simple Guide for Teaching Problem Solving”. Salatiga:
Widya Sari
Polya, G. (1973). How to Solve It. New Jersey: Princenton University Press.
top related