stroke infark aterotrombotik sistem karotis sinistra syandri
Post on 08-Apr-2016
245 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Stroke Infark Aterotrombotik Sistem
Karotis Sinistra dengan Faktor Resiko
HipertensiDisusun oleh :Syandriagus Rizki(2009730050)
Pembimbing :Dr. Fuad Hanif, Sp.S, M.Kes
IDENTITAS PASIEN
Nama: Tn. TT
Umur : 71 tahun
Alamat : Rancakole, Pataruman
Suku bangsa : Sunda
Pekerjaan : Pegawai Swasta
No CM : 238xxxTanggal Masuk : 10 Juli 2014
AnamnesaKeluhan Utama :
Lemas pada anggota gerak sebelah kiri
Keluhan Tambahan :Bicara menjadi rero, artikulasi tidak jelas, tidak bisa berjalan
Pasien datang ke rumah sakit dengan
keluhan lemah anggota gerak sebelah
kiri yang dirasakan sejak 1 hari SMRS. Pasien mengatakan lemah ketika ingin hendak mandi sore, sewaktu pagi pasien masih beraktifitas di
sawah seperti biasanya
Keluhan lain yang dirasakan adalah
kesulitan ketika akan berjalan dan
bicaranya rero, artikulasi tidak jelas. Pasien juga mengeluh
tangan dan kaki kirinya terasa lemas. Kemudian keesokan
harinya pasien dibawa ke puskesmas dan di
tensi sampai 200mmHg
Lalu akhirnya pasien dirujuk ke RSUD
banjar untuk penanganan lanjut Dari awal kejadian
sampai os dirawat di rumah sakit riwayat pingsan ( - ), nyeri kepala dirasakan
jarang, muntah ( - ), kejang ( - ), demam( - ).
Riwayat penyakit darah tinggi diakui pasien sejak 5 bulan
yang lalu, pasien mengaku TD paling tinggi 180. Riwayat penyakit gula ( - ),
penyakit jantung ( - ). Riwayat trauma disangkal pasien.
Pasien mengaku belum pernah mengalami
sakit seperti ini sebelumnya.
• Riwayat penyakit seperti ini sebelumnya disangkal• Riwayat Hipertensi (+) sejak 5 bulan yang lalu, tidak
terkontrol• Riwayat Diabetes Melitus, Asma dan Kejang disangkal
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit yang sama pada keluarga disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien gemar memakan-makan makanan asin dan goreng-gorengan, pasien sudah berhenti merokok sejak 15 tahun yang lalu, pasien juga jarang mengkonsumsi kopi, kebiasaan menggunakan alkohol disangkal
Riwayat Psikososial
Riwayat Pengobatan
• Pasien sudah berobat ke puskesmas untuk keluhan yang sekarang tetapi dirujuk ke rumah sakit
• Pasien juga hanya menggunakan obat warung (paramex) untuk meredakan sakit kepalanya
Riwayat Alergi
• Riwayat alergi terhadap makanan, debu, cuaca dan obat-obatan disangkal
7
PEMERIKSAAN FISIK
• Tampak sakit sedang• Composmentis
KUKesadaran
• Denyut Nadi : 90 x/mnt, reguler, lemah , isi cukup
• TD : 150/90mmHg• Pernafasan : 20x/menit, reguler• Suhu : 36,7oC
TTV
8
PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis• Kepala : Normochepal• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-)• Hidung : Normonasi, sekret (-/-), Epistaksis (-/-), Hipertrofi konka (-/-), Polip (-/-)• Telinga : Normotia, serumen (-/-), sekret (-/-), darah (-/-).• Mulut : Mukosa basah (+), bibir tidak simetris, sianosis (-), lidah kotor (-).• Leher : Pembesaran KGB (-), tiroid (-), peningkatan JVP (-) • Thoraks• Paru
• Inspeksi : Simetris, retraksi dinding dada (-/-)• Palpasi : Vokal fremitus kiri = kanan• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru,
batas paru-hepar setinggi ICS 6 midclavikularis dextra• Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
9
PEMERIKSAAN FISIKStatus Generalis• Jantung
• Inspeksi : Iktus kordis terlihat pada ICS 4 midclavikula sinistra• Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS 4 midclavikula sinistra, kuat, reguler• Perkusi : Batas kanan jantung ICS 4, linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung ICS 4, linea midclavikularis sinistra• Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur (-), gallop(-)
• Abdomen• Inspeksi : Bentuk datar• Auskultasi: BU (+) normal• Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen, asites (-)• Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri epigastrium (+), hepar, lien, tidak teraba.
• Ekstremitas• Atas : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-), sianosis (-/-)• Bawah : akral hangat, RCT < 2 detik, edema (-/-),sianosis (-/-)
10
STATUS NEUROLOGIK• Kesadaran : Compos mentis• GCS : E4 M6 V 5
• Rangsang meningeal- Kaku Kuduk (-)- Lasegue, kernig tidak terbatas- Brudzinski I,II,III (-/-/-)
11
Nervus Olfaktoriuskanan kiri
Daya pembau Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
PEMERIKSAAN NERVUS KRANIAL
Kanan Kiri
Visus 6/6 6/6
Lapang Pandang Normal normal
Funduskopi
Tidak Dilakukan Papil edema
Arteri:Vena
NERVUS OPTIKUS
Nervus OkulomotorisKanan Kiri
Ptosis - -
Gerakan Mata
Medial Baik Baik
Atas Baik Baik
Bawah Baik Baik
Ukuran Pupil Pupil bulat isokor Ø ODS ±3 mm
Refleks Cahaya Langsung + +
Refleks Cahaya Konsensual + +
Akomodasi baik baik
12
Nervus TrokhlearisKanan Kiri
Gerakan Mata Medial Bawah Baik Baik
Menggigit Normal
Membuka mulut normal
Sensibilitas
Oftalmikus + +
Maksilaris + +
Mandibularis + +
Refleks kornea + +
NERVUS TRIGEMINUS
13
Nervus AbdusensKanan Kiri
Gerakan mata ke lateral
+ +
14
Kanan KiriMotorikMengangkat alis + +
Menyeringai + TertinggalMencucu + -
Mengembung - -
SensorikDaya kecap lidah 2/3 depan
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
NERVUS FACIALIS
Terdapat Parase N VII Tipe Sentral Sinistra
Nervus Vestibulochoclearis
16
Kanan Kiri Pendengaran a. Test detak arlojib. Test Rinnec. Test Weberd. Test Swabach
(+)
Tidak Dilakukan
(+)
Tidak Dilakukan
Keseimbangan a. Test Rombergb. Test telunjuk-
hidungc. Test tumit-lutut
Tidak Dilakukan
Tidak Dilakukan
Nervus Glosofaringeus & Nervus Vagus
17
Artikulasi Disatria (+)
Arkus faring Asimetris
Uvula Deviasi ke kanan
Reflex muntah (+)
Daya kecap lidah 1/3 belakang
Tidak dilakukan
Terdapat Parase N IX dan X
Nervus AssesoriusKanan Kiri
Memalingkan kepala baik baikMengangkat bahu baik baik
Sikap lidah Deviasi ke kiri
Fasikulasi -
Tremor lidah -
Atrofi otot lidah -
Parese N.XII sinistra tipe sentral
NERVUS HIPOGLOSUS
18
19
Motorik
• tonus normal, atrofi (-)
• Vegetatif : Baik
• R.fisiologis : BTR +/+ brachioradialis +/+ KPR +/+ APR +/+
• R. Patologis : Babinski -/+ Chaddock -/- Oppenheim (-/-) Gordon (-/-)
5 0
5 0
20
• Rasa raba:kanan-kiri sama
• Rasa nyeri:kanan-kiri sama
• Rasa suhu: Tidak dilakukan
Pemeriksaan Sensorik
Pemeriksaan Lab 10 juni 2014
CT SCAN
• Skor Gajah Mada : Stroke infark hanya terdapat reflek babinski (+) tanpa adanya penurunan kesadaran ataupun nyeri kepala. • Siriraj Stroke Score : (2,5 x kesadaran) + (2 x vomitus) + (2 x headache) + (0,1 x diastole) – (3 x ateroma) – 12= (2,5 x 0) + (2 x 0) + (2 x 0) + (0,1 x 9) – (3 x 0) – 12= (0 + 0 + 0 + 9 – 0) – 12= 9-12= -3 Stroke infark
RESUME• Seorang laki-laki dengan usia 71 tahun dengan keluhan
lemah anggota gerak sebelah kiri sejak 1 hari SMRS, lemah diperberat sampai pasien tidak bisa berjalan, bicara menjadi rero, artikulasi tidak jelas, lemas terjadi secara mendadak, sakit kepala (+), sudah terasa sejak 7 bulan yang lalu, pasien hanya mengkonsumsi obat warung untuk menghilangkan sakitnya, mual (+). Sebelum ke IGD pasien dibawa ke puskesmas, menurut keluarga pasien tekanan darah pasien saat di puskesmas 200mmHg, sempat mendapat perawatan dipuskesmas lalu akhirnya pasien dirujuk ke RSUD Banjar. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 5 bulan SMRS, tidak terkontrol, Pasien gemar memakan-makan makanan asin dan goreng-gorengan
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 150/90mmHg, nyeri epigastrium (+), N VII Parase tipe sentral sinistra, N IX & X Disatria (+), arkus faring asimetris, uvula deviasi kekanan, N XII lidah deviasi kekiri, reflek babinski (-/+)
• Motorik :
• Pada pemeriksaan penunjang didapati CT-Scan terlihat gambaran hipodens pada bagian ganglia basalis, pada EKG terlihat gambaran Complete Right Bundle Branch Blocked. Siriraj Score : Stroke infark, score gajah mada : stroke infark
5 0
5 0
DIAGNOSA KERJADiagnosa Klinis : StrokeDiagnosa Etiologi : Infark AterotrombotikDiagnosa Lokalisasi : Tipe Karotis sinistraDiagnosa Faktor Resiko : Hipertensi
Rencana terapi
Terapi Umum
A (Airway), B (Breathing), C (Circulation)Menjaga keseimbangan cairan elektrolit
Keseimbangan nutrisi
Terapi khusus
Pemberian infus Asering 15 tpm
Citicolin 2x250Sohobion 5000 1x1
Injeksi Ranitidin 2x1 amp iv
Rencana Edukasi
Hindari makanan yang mengandung banyak kolesterol
Hindari kelelahan fisik dan stress
Makan yang cukup, diet tinggi protein, konsumsi garam
dibatasi
Olahraga yang teratur
Istirahat yang cukup
Minum obat teratur
PROGNOSIS
• Ad vitam : dubia ad bonam • Ad functionam : dubia ad bonam
Tinjauan PustakaStroke
Stroke adalah defisit neurologik fokal atau global yang terjadi secara mendadak akibat kelainan vaskular otak yang terjadi dalam 24 jam atau lebih atau pasien meninggal dunia,
semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non traumatik
PEMBAGIAN STROKE
STROKE
STROKE INFARK
STROKE PERDARAHAN
INFARK ATHEROTROMBOTIK
INFARK EMBOLI
INFARK LAKUNER
PERDARAHAN INTRASEREBRAL
PERDARAHAN SUBARACHNOID
Perbedaan Stroke Infark
Faktor resiko terjadinya stroke
Stroke Infark Cerebri
Stroke infark serebri merupakan stroke non hemoragik yang disebabkan oleh iskemik sel otak yang berlangsung lama sehingga merubah fungsi dan struktur otak yang bersifat irreversibel.
• Apabila CBF↓→ Suplai O2 ke otak ↓→ 30 detik metabolisme otak berubah→ 1 menit fungsi neuron berhenti → 5 menit infark.
Jika oksigenisasi ke otak dapat diperbaiki dengan cepat → kerusakan kemungkinan reversibel.
Patofisiologi pada Hipertensi
Pada hipertensi kronis
Tekanan dalam intravaskuler sangat tinggi
Dinding pembuluh darah mengalami kerusakan (wall injury)
T.intima,T.media,T.adventisia,Endotel rusak
Endotel rusak banyak elemen – elemen darah yang keluar (ex.faktor pembekuan)
Terbentuk trombus
Trombus membesar
Trombus menjadi rapuh
Lepas
Trombus mencari cabang dan arteri yang sesuai dengan ukurannya
Stenosis
Autoregulasi terganggu (CBF terganggu)
Infark
Gejala Klinik :
• Onset : sering terjadi pada waktu aktivitas ringan
• Tidak ada tanda – tanda TTIK• Keluhan : lumpuh, bicara tidak jelas• Pada pemeriksaan fisik : pembesaran
jantung• Pada foto torak : elongatio aorta dan
CTR > 50%• Pada EKG : LVH (Left Ventrikel
Hipertrofi)
Serangan gangguan fungsi saraf dengangejala yang sesuai sistem yang terlibat: A.Insufisiensi karotis• Hemiparesis, Hemianestesia, Hemiplegia• Gangguan bicara ( afasia, disatria )• Amourosis Fugax ( kebutaan)
B.Insufisiensi vertebrobasiler• Hemiparesis alternans, black out• Diplopia, disfagia, vertigo• Hemianopsia, ataksia
Diagnosis
- Anamnesa-Pemeriksaan fisik umum dan neurologik
- Melokalisasi tempat lesi- Mencari penyebab serta faktor
resiko- Pemeriksaan tambahan :- Pemeriksaan hematologi- Pemeriksaan EKG, CT-Scan, MRI
Skor siriraj
SS > 1 : Stroke Hemoragik-1 < SS < 1 : Perlu konfirmasi CT ScanSS< -1 : Stroke Non Hemoragik
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x nyeri kepala) + (2 x vomitus) + (10% x tekanan diastolik) – (3 x petanda ateroma) – 12
Algoritma Gadjah mada
48
PENATALAKSANAAN fase akut
• Pengelolaan Umum• Breathing• Blood : TD diturunkan bila > 220 /120
mmHg (stroke iskemik) dan > 180/100 mmHg (stroke hemoragik), penurunan tekanan darah maksimal 20 %
• Brain• Bladder• Bowel
49
Stroke iskemik• Perbaikin aliran darah ke otak
• Obat trombolisis ( rt-PA 0.9 mg/kgBB maksumal 90 mg ) 3 jam awal• Obat hemoheologi (pentoxifillin 15 mg.kgBB/hari ) mengurangi viskositas darah
• Cegah terjadinya trombosis• Heparin (dosis awal 1000 u/jam)• Warfarin (dosis hari 1 = 8 mg, hari 2 = 6 mg, hari ke -3 lihat INR)• Obat anti agregasi trombosit aspirin 80 – 1200 mg/hari; dipiridamol (hambat jalur
siklooksigenase; cilostazol dosis 2x 50 mg (hambat aktifitas fosfodiesterase); ticlopidin 2 x 250 mg (hambat receptor adensis difosfat; copidogrel 1 x 75 mg (inhibisis reseptor adenosisn difosfat dan thyenoprydine)
• Proteksi neuronal/sitoproteksi• CDP – Choline 500 – 2000 mg/hari meningkatkan sintesa phospatidylcholine,
menghambat terbentuknya radikal bebas, menigkatkan sintesis asetilkolin suatu neurotrasnmiter
• Piracetam dosis bolus 12 gr IV lanjut 4 x 3 gr iv, hari ke-5 3 x 4 gr oral• Statin neuroprotektif untuk iskemik otak dan stroke, mempunyai efek anti oksidan
mengurangi pelepasan plaque dan memperbaiki pengaturan eNOS, antitrombus.
50
Stroke Hemoragik
• Pengelolaan konservatif perdarahan intra serebral• Pemberiaan anti perdarahan
• Anti perdarahan Epsilon aminocproat 30 – 36 gr/hari• Asam Traneksamat 6 x 1 gr mencegah lisisnya bekuan darah yg
sudah terbentuk• Pengelolaan konservatif perdarahan sub arachnoid
• Bed rest total penggunaan Morphin 15 mg IM pain killeer• Cegah vasospasme
• Calcium Channel Blocker 60 – 90 mg oral tiap 4 jam selama 21 hari atau 15 – 30 mg/kg/jama selama 7 hari, dilanjutkan per oral 360 mg/hari selama 14 hari
• Pengelolaan operatif• Tujuan Pengeluaran bekuan darah, penyaluran cairan
serebrospinal & pembedahan mikro pada pembuluh darah
51
Fase pasca akut• Terapi preventif
• Obat anti platelet aggregasi• Faktor resiko dikurangi seminimal
mungkin• Rehabilitasi
Prognosis
1. Tingkat kesadaran : sadar 16% meninggal, somnolen 39% meninggal, stupor meninggal 71%, dan koma meninggal 100%.
2. Usia : pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat tajam.
3. Jenis kelamin :laki-laki lebih banyak 61% yang meninggal daripada perempuan 41%.
4. Tekanan darah tinggi prognosis jelek.5. Lain-lain : cepat dan tepatnya pertolongan.
KOMPLIKASI STROKEKomplikasi neurologik1. Edema otak2. Infark berdarah3. Vasospasme4. Hidrosefalus
Komplikasi non neurologik5. Akibat proses di otak
– Tekanan darah tinggi– Hiperglikemi– Edema paru– Kelainan jantung– Kelainan EKG– Syndrome Inappropiate Anti diuretik Hormon (SIADH)– Natriuresis– Retensi cairan tubuh– hiponatremi
2. Akibat imobilisasi– Bronkopneumoni– Trombophlebitis– Emboli paru– Depresi– Nyeri dan kaku pada bahu– Spastisitas umum– Radang kandung kemih – Kontraktur dan deformitas– Dekubitus
DAFTAR PUSTAKA
• Mansjoer, Arif, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Edisi III Jilid 2. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta. 2000:17
• Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis dalam Praktek Umum. Dian Rakyat: Jakarta. 2004: 260-7
• Harsono. Kapita Selekta Neurologi. Fakultas Kedokteran Unversitas Gajah Mada: Yogyakarta. 2005: 86-90
• Nurimaba, Nurdjaman. Diktat Neurologi Klinis. UPF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran: Bandung. 1993.3-12
• Sidharta, Priguna. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat: Jakarta. 2000: 270-6• Kumpulan Perkuliahan Neurologi. Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
Jakarta: 2002. 132-5• Majalah Kedokteran Atma Jaya Vol. 1 No. 2 September 2002. Hal: 158-67. • Wibowo, Samekto. Gofir, Abdul. Farmakoterapi stroke prevensi primer dan
prevensi sekunder dalam Farmakoterapi dalam Neurologi. Penerbit Salemba Medika. Hal: 53-73.
• Kelompok studi serebrovaskuler & Neurogeriatri, PERDOSSI : Guideline Stroke 2000 Seri Pertama, Jakarta, Mei 2000.
• National Institute of Neurological Disorders and Stroke: Classification of cerebrovascular disease III. Stroke 1990, 21: 637-76.
top related