struktur histologi gizzard (ventrikulus) ayam … · terdiri atas lapisan koilin, lapisan mukosa,...
Post on 02-Mar-2019
244 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
STRUKTUR HISTOLOGI GIZZARD (VENTRIKULUS) AYAM
KETAWA (GALLUS DOMESTIKUS) DENGAN TINJAUAN
KHUSUS SEBARAN KANDUNGAN KARBOHIDRAT
SKRIPSI
MUHAMMAD AGUS HARIANDA
O 111 11 006
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muhammad Agus Harianda
Nim : O111 11 006
Jurusan/ Program Studi : Kedokteran Hewan
Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang berjudul
Struktur Histologi Gizzard (Ventrikulus) Ayam Ketawa (Gallus Domestikus)
Dengan Tinjauan Khusus Sebaran Kandungan Karbohidrat adalah benar karya
saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum di ajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulislain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir
skripsi ini.
Apabila sebagian atau seluruhnya dari skripsi ini, terutama dalam bab
Hasildan Pembahasan, tidak asli atau plagiasi, maka saya bersedia dibatalkan
dandikenakan sanksi akademik yang berlaku.
Makassar, 20 Februari 2017
Muhammad Agus Harianda
iii
ABSTRAK
MUHAMMAD AGUS HARIANDA. Struktur Histologi Gizzard (Ventrikulus)
Ayam Ketawa (Gallus Domestikus) Dengan Tinjauan Khusus Sebaran Kandungan
Karbohidrat. Dibimbing oleh DWI KESUMA SARI dan LAILY AGUSTINA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana struktur histologi
dari Ventrikulus ayam ketawa dengan sebaran kandungan karbohidratnya.
Penelitian ini menggunakan 6 ekor ayam ketawa. Pada penelitian ini pengamatan
makroskopis dilakukan dengan mengevaluasi ukuran, berat, bentuk, posisi, dan
berat grit. Secara mikroskopis dilakukan untuk mengevaluasi bentuk jaringan,
bentuk sel, sitoplasma, dan kandungan karbohidrat dengan menggunakan
pewarnaan Hematoksin Eosin (HE), Alsian Blue pH 2,5 (AB), dan Periodic Asid
Schiff (PAS). Hasil penelitian ini menunjukkan struktur Ventrikulus ayam ketawa
terdiri atas lapisan koilin, lapisan mukosa, submukosa, dan muskularis. Lapisan
koilinterbentuk darisekresiyang mengalami pengerasan dari epitelkuboid dan
kelenjar tubuler pada dasar lapisan mukosa. Adanya penebalan otot pada tunika
muskularis dan tunika submukosa. Temuan Karbohidrat asam dengan adanya
warna biru dari pewarnaan AB pH2.5 terdapat pada tunika mukosa dengan
intensitas kuat dan lapisan koilin dengan intensitas lemah. Temuan
Karbohidratnetral terlihat adanya warna mangenta dari pewarnaan PAS terdapat
pada tunika mukosa dengan intensitas kuat dan tunika muskularis dengan
intensitas lemah.
Kata kunci: Ayam ketawa, ventrikulus, grit, karbohidrat, AB pH 2.5, PAS.
iv
ABSTRACT
MUHAMMAD AGUS HARIANDA.Histology gizzard structure (ventriculus) of
laughter chicken (Gallus domesticus) with special refference distribution
carbohydrate content suvervised by DWI KESUMA SARIand LAILY
AGUSTINA
The research purpose is to determinate histology gizzard structure from
ventriculus laughter chicken with distribution carbohydrate content. The research
using 6 samples laughter chickens. The research studied on macroscopic to
evaluating size, weigh, form, position and grit weight. On microscopic to
evaluating kind of tissue, kind of cell, cytoplasm and carbohydrate content using
Hematoksin Eosin (HE), Alsian BluepH2,5 (AB), and Periodic Acid Schiff
(PAS).The results of this study indicate ventrikulus structure consists of layers of
chicken laugh koilin, mucosa, submucosa, and muscularis. Stratum koilinfromed
froma secresion consist ossification from kuboid epitelium and gland tubuler in
base stratum mukosa. Get ossification muscule in tunika muskularis and tunika
submucosa indicated carbohydrate asid by AB pH 2,5 get a reaction to be come
blue colour of tunika with high interaction and stratum koilin with low intensity.
Indicated carbohydrate normal was showed colour magenta by PAS of tunika
mukosa with high intensity and tunika musculus with low intensity.
Keyword : Laughter chicken, ventrikulus, grit, carbohydrate, AB pH 2.5, PAS
v
Struktur Histologi Gizzard (Ventrikulus) Ayam Ketawa (Gallus
Domestikus) Dengan Tinjauan Khusus Sebaran Kandungan
Karbohidrat
MUHAMMAD AGUS HARIANDA
O 111 11 006
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
Pada
Program Studi Kedokteran Hewan
Fakultas Kedokteran
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
vi
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil ‘alamin. Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Struktur Histologi Gizzard (Ventrikulus) Ayam Ketawa
(Gallus Domestikus) Dengan Tinjauan Khusus Sebaran Karbohidrat” ini. Serta
salam dan salawat pada Rasulullah SAW yang telah membawa ummatnya kejalan
kebenaran.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih banyak
kepada pihak-pihak yang telah membantu, sejak persiapan, pelaksanaan hingga
pembuatan skripsi setelah penelitian selesai. Dorongan dan do’a yang tak putus-
putusnya dari kedua orang tua tercinta Ayahanda Abdillah dan Ibunda Gustiah
yang telah meringankan langkah penulis untuk menghadapi segala kesulitan yang
ada. Serta keluarga besar Ali Madung dan keluarga besar Abdul Aziz yang telah
memberikan dukungan dan semangat terhadap penulis. Tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Prof. Dr. dr. Andi Asadul Islam, Sp.Bs selaku Dekan Fakultas Kedokteran
2. Prof. Dr. Drh. Lucia Muslimin, M.Sc selaku Ketua Program Studi
Kedokteran Hewan, dan sebagai pembimbing akademik yang telah banyak
memberi nasihat dan bimbingannya selama penulis kuliah di PSKH FK
UNHAS.
3. Dr. Drh. Dwi Kesuma Sari dan Prof.Dr.Ir Laily Agustina MS sebagai
dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan dan nasihat
penuh kesabaran dan rasa semangat selama penelitian dan penyusunan
skripsi ini.
4. Prof.Dr.Ir.Ismartoyo, M.Agr.Sdan Drh. Wahyuni, M.Sc. AP Vet. sebagai
dosen pembahas dan penguji dalam seminar proposal dan hasil yang telah
memberikan masukan-masukan dan penjelasan untuk perbaikan penulisan
ini.
5. Seluruh staf Dosen dan Pegawai di PSKH FK UNHAS yang telah
membantu dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
6. Drh. Subaedy Yusuf dan segenap staff PT. Sumber Ternak Indonesia,
yang selalu memberikan inspirasi, pengalaman dan bantuan kepada penulis
baik itu selama kegiatan perkulihan atau proses penelitian dan penyusunan
skripsi ini
7. Saudari Alfatih Bau Makkulau yang selalu menyemangati dan membantu
penulis.
viii
8. Saudara Anastas Eka Arrayyaan yang telah membantu dalam mencari
sampel yang dibutuhkan dan dalam proses penelitian.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan dan sepenanggungan saudara Rahmat S,
Wahyu A. Lesmana, Mesak Meljers, dan Aminul Rahman yang selalu
menemani di akhir-akhir semester.
10. Sahabat-sahabat terbaik saudara Nur Alif Bahmid, Muh. Ardiansyah N,
Fahmi Agustiadi, Muh. Reza B, Irwan Ismail, Muh. Abdi Awal, yang telah
menemani dalam sedih dan senang, dan dalam petualangan selama ini.
11. Teman-teman seangkatan CLAVATA 2011 terutama kepada rekan-rekan
seperjuangan entah itu dalam, pendidikan, keorganisasian, petualangan,
perasaan, dan pengalaman lainnya yang telah memberikan pengaruh dan
perubahan yang luar biasa dalam kehidupan penulis selama berkuliah di
PSKH FKUH.
12. Keluarga besar MAPALA ANOA yang selalu mendampingi dan
memberikan dukungan terhadap penulis dalam memberikan pengalaman
hidup yang lebih berwarna.
13. Seluruh warga KEMA PSKH yang telah memberikan dukungan moril.
14. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telahikutmenyumbangkan pikiran dan tenaga untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauhdari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yangsifatnya membangun agar dalam penyusunan karya berikutnya dapat lebih
baik.Akhir kata, semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi setiap jiwa yang
bersediamenerimanya. Amiin ya rabbal alamain.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.
Makassar, 20Februari 2017
Penyusun
Muhammad Agus Harianda
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
PERNYATAAN KEASLIAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
HALAMAN JUDUL v
HALAMAN PENGESAHAN vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 2
1.4 Manfaat Penelitian 2
1.5 Hipotesis 3
1.6 Keaslian Penelitian 3
2 TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1 Klasifikasi Unggas 4
2.1.1 Ayam 4
2.1.2 Ayam Ketawa 4
2.2 Sistem Pencernaan Ayam 5
2.3 Ventrikulus (Gizzard) 6
2.4 Karbohidrat 7
2.5 Histologi 8
2.6 Pewarnaan 9
3 METODELOGI PENELITIAN 10
3.1 Waktu dan Tempat 10
3.2 Jenis Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel 10
3.3 Materi Penelitian 10
3.4 Metode Penelitian 10
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 12
4.1 Pengamatan Makroskopis 12
4.2 Pengamatan Mikroskopis 14
4.2.1 Struktur Histologi 14
4.2.2 Sebaran Karbohidrat 16
5 PENUTUP 20
5.1 Kesimpulan 20
5.2 Saran 20 6 DAFTAR PUSTAKA 21
LAMPIRAN 25
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
1. Pengamatan Berat Hidup, Berat Ventrikulus, Ukuran Ventrikulus, dan
Berat Grid Ayam Ketawa 12
2. Pengamatan Konsentrasi Sebaran Karbohidrat pada Ventrikulus Ayam
Ketawa 19
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar Ayam Ketawa 5
2. Gambaran Sistem Pencernaan Ayam 5
3. Gambaran Histologi Venrikulus Ayam 6
4. Gambaran Histologi Venrikulus Ayam 7
5. Gambaran Lokasi Pengambilan Sampel pada Organ 11
6. Gambaran Makroskopis Posisi Ventrikulus, Proventrikulus, dan Usus
Halus Ayam Ketawa 13
7. Gambar Pengukuran Ventrikulus dan Gambaran Proses Penimbangan
Berat Grid Ventrikulus Ayam Ketawa 13
8. Gambaran Struktur Histologi Ventrikulus Ayam Ketawa 14
9. Gambaran Struktur Histologi Ventrikulus Ayam Ketawa 15
10. Gambaran Sebaran dan Konsentrasi Kandungan Karbohidrat Asam pada
Ventrikulus Ayam Ketawa 17
11. Gambaran Sebaran dan Konsentrasi Kandungan Karbohidrat Asam pada
Ventrikulus Ayam Ketawa 17
12. Gambaran Sebaran dan Konsentrasi Kandungan Karbohidrat Netral pada
Ventrikulus Ayam Ketawa 18
13. Gambaran Sebaran dan Konsentrasi Kandungan Karbohidrat Netral pada
Ventrikulus Ayam Ketawa 18
DAFTAR LAMPIRAN
1. Dokumentasi Penelitian 24
2. Prosedur Pewarnaan HE dan AB pH 2,5 29
3. Prosedur Pewarnaan PAS 30
1
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik karena didukung oleh
karakteristik produk unggas yang dapat diterima oleh masyarakat, harga relatif
murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudah merupakan barang
publik.Komoditas ini merupakan pendorong utama penyediaan protein hewani
nasional, sehingga prospek yang sudah bagus ini harus dimanfaatkan untuk
memberdayakan peternak di perdesaan melalui pemanfaatan sumberdaya secara
lebih optimal (Balitbangtan, 2015).
Industri perunggasan di Indonesia berkembang sesuai dengan kemajuan
perunggasan global yang mengarah kepada sasaran mencapai tingkat efisiensi
usaha yang optimal, sehingga mampu bersaing dengan produk-produk unggas dari
luar negeri.Upaya meningkatkan dayasaing produk perunggasan harus dilakukan
secara simultan dengan mewujudkan harmonisasi kebijakan yang bersifat lintas
departemen.Hal ini dilakukan dengan tetap memperhatikan faktor internal seperti
menerapkan efisiensi usaha, meningkatkan kualitas produk, menjamin kontinuitas
suplai dan sesuai dengan permintaan pasar (Balitbangtan, 2015).
Indonesia di anugerahi dengan banyaknya keragaman flora dan fauna
dengan jenis dan keunikan yang beragam pula.Contohnya salah satu fauna
Indonesia yang saat ini popular yaitu Ayam Ketawa. Ayam Ketawa merupakan
ayam endemis daerah Sulawesi Selatan.Berawal dari Kabupaten Sidrap, ayam
Ketawa akhirnya tersebar ke seluruh pelosok tanah air. Keberadaan ayam ini di
Indonesia dilindungi karena jumlahnya yang tidak banyak dan masih kurangnya
budidaya ayam Ketawa (Husain, 2011).
Secara fisik, dari segi morfologi ayam ketawa sangat mirip dengan ayam
kampung, namun ada beberapa perbedaan yang menciri dari ayam ketawa yaitu
dari suaranya yang khas yang berbunyi seperti lagi ketawa (Gusni, 2015).Ternak
ayam ketawa dapat menjadi alternatif yang cukup menjanjikan dengan pangsa
pasar tertentu, dimana hal ini tidak terlepas dari kenyataan bahwa usaha
peternakan ayam ketawa cukup menguntungkan dan dapat diandalkan sebagai
sumber pendapatan masyarakat.
Peningkatan produksi ternak dengan pengembangbiakan berbanding lurus
dengan semakin banyaknya ayam yang memiliki kualitas yang bagus. Hal ini
tidak lepas dari kualitas manajemen itu sendiri.Salah satu hal yang mempengaruhi
efisiensi pakan dan tingkat produksi ternak adalah masalah metabolisme. Proses
metabolisme erat kaitannya dengan sistem pencernaan hewan. Aktifitas sel dalam
saluran pencernaan sangat berpengaruh oleh proses metabolisme sel, salah
satunya yaitu karbohidrat sebagai energi dalam proses pencernaan (Myers et al,
2008).
2
Unggas mengalami proses pencernaan yang berbeda dengan hewan non
unggas, meskipun mempunyai kesamaan pada prosesnya. Sebagaimana hewan
lain proses pencernaan unggas menggunakan tiga prinsip: mekanis, enzimatis, dan
mikrobiologik(Zainuddin dkk, 2015). Organ pencernaan ayam terdiri dari rongga
mulut, esophagus, crop, proventrikulus, Ventrikulus, duodenum, jejunum,ileum
ceka, rectum, kloaka dan vent. Organ-organ ini berfungsi menyiapkan pakan agar
nutrisi yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh usus dan diedarkan ke
seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selanjutnya sisa metabolisme keluar lewat
kloaka sebagai kotoran (Sarwono 1997). Tidak hanya itu organ-organ pencernaan
ini merupakan faktor penting dalam penegakan diangnosa penyakit antara lain
ND, Avian Influenza (AI), Marek Disease.
Ventrikulus merupakan salah satu organ pencernaan unggas dimana
berfungsi sebagai pencerna biji.Ventrikulus pada ayam merupakan tempat
terjadinya pencernaan pakan secara mekanik, Ventrikulus terletak ditengah-tengah
rongga perut tersusun oleh dua otot yang tebal yaitu otot yang memiliki kekuatan
10 kali kekuatan otot paha dan otot yang memiliki kekuatan 200 kali otot dada.
Ventrikulus berfungsi sebagai tempat menggiling pakan (Tillman, et al., 1989).
Dalam proses metabolisme pencernaan, karbohidrat memiliki fungsi sebagai
pengatur keasaman dalam saluran pencernaan, seperti asam hyaluronat, hefarin
sulfat, konroitin sulfat, dan silomusin (Bancroft and Stevens. 1986). Abun (2007)
menyatakan nilai kecernaan pakan dapat dipengaruhi oleh tingkat keasaman pada
saluran pencernaan sehingga tingkat penyerapan dan penyimpanan nutrisi dalam
pakan akanberpengaruh pula dan akan berbanding lurus dengan performa ayam.
Jacob dan Pescatore dalam Prawira (2014) menyatakan burung memerlukan
penggunaan energi yang banyak dalam proses masuknya udara yang kaya oksigen
(inspirasi) karena terjadinya kontraksi otot antar tulang (intercostal)sehingga
tulangrusukbergerak keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Burung mengisap
udaradengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekananudara di dalam
ronggadada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar
yangmasuk, sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan
diteruskan kekantung-kantung udara sebagai cadangan udara.
Sama halnya dengan ayam ketawa yang memiliki suara kokok yang unik
pastinya memerlukan energi yang banyak dalam proses berkokok. Maka dari itu
perlunya perbaikan performa pada ayam ketawa.
Kajian mengenai struktur histologi dari Ventrikulusayam ketawa dengan
melihat sebaran kabohidratnya masih sangat minim.Perlu adanya kajian
mendalam tentang struktur histologi Ventrikulus pada ayam ketawa dikarenakan
prospek dari perkembangan sebagai unggas eksotik sangat pesat di Indonesia
khususnya di Sulawasi Selatan yang merupakan salah satu hewan endemik.Maka
dilakukan penelitian terhadap struktur histologi Ventrikulus dengan tinjauan
khusus sebaran kandungan karbohidrat pada ayam ketawa.
3
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana struktur histologi dan sebaran kandungan karbohidat ventrikulus
pada ayam ketawa?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati struktur histologi dengan tinjauan
khusus sebaran kandungan karbohidrat dari ventrikulus ayam ketawa (gallus
domesticus).Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat memberikan data yang
dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini bagi pengembangan ilmu adalah menambah literatur
mengenai ayam Ketawa sedangkan manfaat aplikatif adalah sebagai rujukan untuk
penelitian selanjutnya dan membantu dalam penanganan kasus yang berkaitan
dengan struktur ventrikulus.
1.5 Hipotesis Penelitian
Adanya gambaran struktur histologi dengan sebaran karbohidrat yang
merata dan berbeda pada setiap bagian.
1.6 Keaslian penelitian
Penelitian ini belum pernah dilakukan, namun penelitian serupa pernah
dilakukan pada organ yang berbeda.Yaitu Morfologi Kelenjar Mandibularis dan
Lingualis Ayam Ketawa dan Ayam Kampung (Gallus gallus domesticus) dengan
Tinjauan Khususpada Distribusi dan Kandungan Karbohidrat (Ali, 2014).Serta
gambaran histologi proventrikulus ayam ketawa dengan tinjauan khusus pada
kandungan dan distribusi karbohidrat (Gusni, 2015), Ada pula penelitian
mengenai struktur ventrikulus pada ayam Kampung dilakukan oleh John
McLelland pada tahun (1990) yang dimuat di dalam Colour Atlas of Avian
Anatomy.
4
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Unggas
Unggas tergolong ke dalam kelas Aves yang terbagi ke dalam dua
subkelas yaitu: (1) Archaeomithes (burung primitif) yang sudah punah dan (2)
Neomithes (burung modern) yang terdiri atas 26 ordo. Dalam subkelas
Neomithes terdapat tiga ordo yang mempunyai arti penting bagi manusia, yaitu
Anseriformes (bebek, itik, angsa), Galliformes (ayam, burung puyuh, kalkun) dan
Columbiformes (merpati, burung dara)(Setijanto,1998).Secara umum kelas Aves
mempunyai keistimewaan struktur, yaitu mempunyai badan yang kompak serta
sayap dan kaki tumbuh baik disesuaikan untuk terbang atau berlari (Sembiring,
2009.).
2.1.1 Ayam(Gallussp)
Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Kelas : Aves
Ordo : Galliformes
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
Upspesies : Gallus gallus domesticus
Ayam masuk ke dalam genus Gallus. Genus Gallus terdiri atas empat
spesies yang dikenal, yaitu: Gallus gallus atau Gallus bankiva (ayam hutan
merah), Gallus lafayetti (ayam hutan Ceylon), Gallus varius (ayam hutan
hijau/jawa)dan Gallus sonneratii (ayam hutan abu-abu). Ayam modern
merupakan turunan dari satu atau lebih empat spesies tersebut (Setijanto, 1998
dan Ali, 2015).
2.1.2 Ayam Ketawa
Ayam ketawa ini berasal dari kabupaten Sidrap, sekitar 183 Km ke arah
utara kota Makassar, ibukota provinsi Sulawesi Selatan. Ayam tersebut tersebar
di Kampung Baranti, Panca Rijang, Benteng, Simpo Arasi’e dansekitarnya yang
dipelihara dalam lingkungan keluarga bangsawan.Daerah tersebut merupakan
Kampung tua bekas pusat kerajaan bugis (Husain, 2011).
Ayam Ketawa merupakan suatu simbol status sosial pada zaman dahulu,
karena hanya dipelihara oleh keluarga bangsawan.Masyarakat jarang
memeliharanya karena adanya rasa segan dan hormat pada rajanya, sehingga
perkembangam ayam Ketawa pada waktu itu masih terbatas.Hal tersebut tidak
5
terjadi lagi di zaman sekarang seiring informasi yang sudah terbuka dan
meningkatnya jumlah pemelihara, bahkan dalam perkembangannya ayam Ketawa
menjadi popular dan sangat berkembang penggunannya (Yadi, 2012).
Gambar 1: Ayam ketawa (Yadi,2012)
2.2.Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan dan organ asesori.Saluran
pencernaan ayam terdiri dari mulut, esophagus, crop, proventrikulus, Ventrikulus,
gizzard, duodenum, usus halus, ceca, rectum, kloaka, dan vent.(Setijanto, 1998)
Gambar2 : Saluran pencernaan ayam (Rasyaf, 1992)
Sementara organ asesori terdiri dari pangkreas dan hepar.Mulut ayam tidak
memiliki pipi dan gigi.Langit-langit lunak, tetapi memiliki rahang atas dan rahang
bawah menulang yang menutup mulut.Lidah berbentuk seperti pisau yang
memiliki permukaan kasar di bagian belakang untuk membantu mendorong pakan
ke esophagus.Saliva dengan enzim amilase disekresikan oleh kelenjar di mulut
(Ruhyat dkk., 2005).
2.3.Ventrikulus (Gizzard)
6
Ventrikulus disebut juga empedal atau gizzard tersusun dari suatu struktur
bertanduk yang berotot tebal. Kerja pencernaan terjadi secara tidak sadar oleh otot
Ventrikulus memiliki kecenderungan untukmenghancurkan pakan seperti yang
dilakukan oleh gigi (Blakely dan Bade, 1998 ). Di dalam Ventrikulus ada butiran-
butiran grit yang terdiri dari pecahan-pecahan batu akan membantu dalam proses
pencernaan. Pakan yang sudah hancur menjadi massa yang lebih halus dan
homogen seperti bubur lalu disalurkan ke dalam usus halus (Setijanto, 1998).
Gambar 3 : Histologi Ventrikulus1; Basal cell. 2; chief cell.3; Gastric gland.4;
gastric pit.5; Gland cell.6; Keratinoid.7; Lamina propria.8;
Muscularis externa.9; Secandary duct.10; Submucosa.11; Surface
epithelium.12; Tertiary duct.13; Lumen.(William et al.2000)
Ventrikulus berbentuk oval dengan dua lubang masuk dan keluar pada
bagian atas dan bawah.Bagian atas lubang pemasukkan berasal dari
proventriculus dan bagian bawah lubang pengeluaran menuju ke duodenum
(Nesheim. 1968). Besar kecilnya Ventrikulus dipengaruhi oleh aktivitasnya,
apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka Ventrikulus
akanmengecil (Akoso, 1993). Ventrikulus disebut pula otot perut yang terletak
7
diantara proventrikulus dan batas atas dari intestine.Ventrikulus mempunyai otot-
otot yang kuat sehingga dapat menghasilkan tenaga yang besar dan mempunyai
mucosa yang tebal (North, 1978).Perototan Ventrikulus dapat melakukan gerakan
meremas kurang lebih empat kali dalam satu menit (Akoso, 1993).
Gambar 4: Histologi Gizzard: Keterangan :1. Kutikel, 2.Tunika Mukosa,
3.Lamina Propia Submukosa, 4.Tunika Muskularis, 5.Kelenjar
Gastika(William et al.2000).
Fungsi Ventrikulus adalah untuk mencerna pakan secara mekanik dengan
bantuan grit dan batu-batu kecil yang berada dalam Ventrikulus yang ditelan oleh
ayam (Nesheim. 1968).Partikel batuan ini berfungsi untuk memperkecil partikel
pakan dengan adanya kontraksi otot dalam gizzard sehingga dapat masuk ke
saluran intestine (North, 1978).
2.4 Karbohidrat
Karbohidrat yang terdapat dalam sel sebagian besar berbentuk karbohidrat
kompleks atau biasa disebut glikokonjugat, yang dapat berikatan dengan protein
berupaglikoprotein dan proteoglikan atau berikatan dengan lemak dalam bentuk
glikolipid. Karbohidrat berperan penting dalam proses metabolisme, respon imun,
diferensiasi, migrasi, maturasi sel dan proses interaksi antar sel (Bancroft 1967
serta Kurohmaru dan Hayashi, 1998).
Karbohidrat ataupolisakarida dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu (1)
polisakarida sederhana meliputi glikogen, pati dan selulose, (2) mukoprotein yang
terdiri dari dua macam yaitu mukopolisakarida dan glikoprotein.
8
Mukopolisakarida ada yang bersifat netral seperti kitin dan gastric mucins serta
ada yang bersifat asam seperti asam hyaluronat, kondroitin, heparin, sialomusin
dan mukoproteintak larut dan humor vitreous, sedangkan glikoprotein ditemukan
di retikulin dan kolagen, (3) glikolipid seperti asam nukleat dan asam askorbat
(Humason 1967).
Karbohidrat kompleks terbagi menjadi dua, yaitu karbohidrat asam dan
karbohidrat netral.Karbohidrat asam dan karbohidrat netral memiliki perbedaan
yaitu terletak pada ada atau tidaknya gugus asam.Gugus asam terdapat pada
kelompok karbohidrat asam sedangkan karbohidrat netral tidak memiliki gugus
tersebut.Pada Karbohidrat asam terbagi 2 bagian yaitu karbohidrat asam
kompleks seperti heparin, sialomusin, kondroitin sulfat serta karbohidrat asam
sederhana seperti asam hyaluronat. Karbohidrat netral antara lain glikogen,
amilase, lipofuksin, glikoprotein dan glikolipid yang terdapat pada mamalia
tingkat tinggi (Bancroft ,1967)
Keberadaan karbohidrat kompleks di dalam jaringan dapat diketahui dengan
metode pewarnaan Alcian Blue (AB) pH 2,5 untuk karbohidrat asam danPeriodic
Acid Schiff (PAS) untuk karbohidrat netral. Reaksi positif terhadappewarnaan AB
pH 2,5 ditunjukkan dengan adanya warna biru pada jaringan. Halini disebabkan
karena adanya ikatan antara gugus hidroksil dengan Alcian Blue.Pewarnaan AB
pH 2,5 mewarnai kedua mukosubstans yang mengandung gugus sulfat (kondroitin
sulfat, heparin sulfat) dan mukosubstans yang tidakmengandung gugus sulfat atau
slalomusin (Humason 1967 dan Bancroft and Stevens. 1986).
Kieman(1990) juga menyatakan bahwa pewarnaan Alcian Blue (AB) pada
pH 2,5 akan mengikat kelompok karboksil dan kelompok Ester Sulfat. Reaksi
positif terhadap pewarnaan Periodic Acid Schiff (PAS)ditunjukkan dengan adanya
warna magenta pada jaringan. Teknikpewarnaan PAS menghasilkan beberapa
reaksi yaitu: (1) Asam Periodik pada PASakan memecah rantai karbon gugus
1,2glikol dari polisakarida dan mengoksidasibagian akhir pecahan menjadi
aldehid (Oksidasi a-amino alkohol dan kelompok1,2 glikol menjadi aldehid), (2)
Gugus aldehid yang dihasilkan akan bereaksidengan reagen Schiff membentuk
warna merah ungu (Humason, 1967 dan Kieman, 1990).
2.5 Histologi
Penelitian histologi dan biologi sel mempergunakan berbagai cara
pengamatan untuk mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi dalan sel dan
jaringan. Untuk mempelajari rincian anatomi sel dan fisiologi digunakan
mikroskop bersamaan dengan satu atau lebih cara. Contohnya :
1. Pemulasan digunakan dalam mikroskop cahanya dan mikroskop electron
untuk meningkatkan kontras struktur jaringan.
2. Autoradiografi menggunakan isotope radioaktif untuk menentukan letak zat
dalam sel.
9
3. Sentrifugasi diferensial menggunakan tenaga sentrifugal untuk memisahkan
organel sel dan induksi, sehingga dapat dilakukan analisa biokimia fraksi sel
yang kecil-kecil.
4. Esta patah beku digunakan dalam kaitannya dengan mikroskop electron. Cara
ini menciptakan suatu reflika logam suatu jaringan dan di gunakan untuk
mempelajari struktur membrane secara rinci dan tautan antar sel (Johnson dan
Gunawijaya.1993).
2.6 Pewarnaan
Pewarnaan Hemotoksilin Eosin (HE)
Pewarnaan ini di gunakan untuk mengamati struktur umum jaringan.
Hematoksilin akan memberikan warna biru kehitaman pada inti sel, dengan detail
intra muskuler yang baik. Sedangkan eosin akan memberikan warna merah muda
dengan variasi dan intensitas yang berbeda pada sitoplasma sel dan jaringan ikat
longgar (Gamble, 2008).
Pewarnaan Alcin Blue (AB) dan Periodic Acid Schiff (PAS)
Alcian Blue (AB) dan Periodic Acid Schiff (PAS) merupakan tehnik
pewarnaan histokimia yang digunakan untuk mendeteksi kandungan karbohidrat
pada jaringan (Myers et al. 2008).Alcian blue merupakan pewarna
golonganphthalosianin tembaga yangdigunakan dalam pewarnaan asam
mukopolisakarida dan proteoglikan jaringan ikat.Alcian blue mengandung empat
gugus tetrametillisothiouronium yang bermuatan positif(tetrakationik) yang
berikatan secara elektrostatik dengan muatan negatif dariglikoaminoglikan
(heparin) (Nugroho dan Maeyama,2011).
Pewarnaan AB bertujuan untuk mengetahui kelompok karbohidrat asam
dalam jaringan, sedangkan pada pewarnaan PAS bertujuan untuk mendeteksi
adanya kelompok karbohidrat netral yang di tandai dengan terbentuknya warna
merah pada magenta jaringan (Adnyane et al. 2010). Pewarnaan periodic asid
Schiff (PAS) digunakan juga dalam mendeteksi penyakit Myelocytomatosis pada
ayam menyebabkan produktivitas berkurang dan meningkatkan mortalitas pada
ternak (Prajnia, 2015), dan digunakan sebagai penegakan prognosis leukemia
limfoblastik akut pada anak obesitas dan beberapa diagnosa penyakit imunitas
(Sari et al, 2010).
3. METODE PENELITIAN
10
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini berlangsung selama 4 bulan sejak bulan Mei hingga Agustus
2016.Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Anatomi dan Histologi
Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin.
3.2 Jenis Penelitian dan Metode Pengambilan Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.Metode yang digunakan
dalam pengambilan sampel adalah selektif. Sampel dipilih dengan cara
mendengar suara kokok ayam, umur yang relatif sama, cara pemeliharaan yang
sama, dan berasal dari tempat yang sama. Sampel diperoleh di sekitar Kabupaten
Sidrap.
3.3 Materi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan 6 ekor ayam ketawa masing-masing
berumur sekitar 4 bulan dengan bobot kurang dari 1kg. Peralatan yang digunakan
adalah pisau untuk penyembelihan; satu set alat bedah nekropsi yaitu, gunting,
scalpel, pinset anatomis,danpinset chirurgis, microtom,
mikroskopuntukpengamatan histologis, object glassdancovernya; kamera digital
Canon EOS 500D untukdokumentasi; dan kamus anatomia veterinaria. Bahan
yang di gunakan yaitu, NaCl fisiologis, alcohol, formalin, xilol, parafin,
Hematoksilin-Eosin (HE) , Periodic Acid Schiff (PAS), Alcian Blue Strining
(ABS)(Adnyane et al. 2010).
3.4 Metode Penelitian
Ayam ketawa diambil 6 ekor untuk diambil Ventrikulusnya kemudian
diproses menjadi preparat histologi menggunakan metode parafinisasi dan
dilanjutkan dengan pewarnaan Hematoksilin-Eosin (HE) untuk melihat struktur
umum jaringan dan periodic acid Schiff (PAS) atau Alcian Blue Strining (ABS)
untuk mendeteksi kandungan karbohidrat netral (Myers et al.2008). Variabel pada
penelitian ini adalah ayam ketawa sebagai variabel bebas dan struktur histologi
Ventrikulusdengan sebaran karbohidrat sebagai variabel terikat.
Pada penelitian ini parameter yang diamati pada ayam ketawayaitu pada
awalnya dilakukan penyembelihan lalu pembukaan abdomen dengan
menggunakan alat bedah nekropsi lalu pengamatan secara makroskopis tata letak
organ, ukuran, berat, gambaran kondisi Ventrikulus dan setelah dilakukan
preparasi sampel yaitu Ventrikulusnya diambil, dibelah mulai dari pangkal sampai
ujung. Ventrikulus dipisahakan dari grit dan sisa-sisa pakan yang terdapat pada
Ventrikulus setelah itu grit ditimbang beratnya, lalu Ventrikulus
dibersihkanmenggunakan NaCl fisiologis 0,9%(Hak, 2016). Pengamatan
dilakukan kembali dengan melihat keadaan atau gambaran lumen pada
11
Ventrikulus dan masing-masing Ventrikulus ayam dipotong sebesar 2 cm .
Sampel Ventrikulus dimasukkan dalam Neutral Buffered Formalin (NBF)
10% selama 4 hari.Selanjutnya dilakukan trimming, kemudian dehidrasiuntuk
mengembalikan air ke dalam jaringan. Proses dehidrasi dimulai dengan larutan
xylol, dilanjutkan dengan alkohol 100%, 95%, 90%, 80%, dan 70%. Tahap
selanjutnya adalah clearing, yaitu dengan memasukkan sampel dalam xilol
sebanyak 3 kali pengulangan dan masing-masing selama 30 menit. Tahap
berikutnya adalah infiltrasi, Kemudian sampel diembeding dalam parafin blok
dan dibiarkan sekurang-kurangnya selama 24 jam sebelum dilakukan pemotongan
dan pewarnaan (Gusni, 2015).
Tahap terakhir adalah pewarnaan.Setelah sampel dipotong menggunakan
mikrotom dengan ketebalan 4 μm, kemudian diletakkan di atas object glass dan
dilakukan proses pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE), Periodic Acid Schiff
(PAS) atau Alcian Blue (AB). Selanjutnya preparat ditutup dengan cover glass
menggunakan perekat entelan.Pengamatan preparat dilakukan dengan
menggunakan mikroskop cahaya untuk mengamati struktur umum meliputi
morfologi sel dan jaringan, serta kandungan dan distribusi karbohidrat
Ventrikulus ayam ketawa.Kemudian preparat diamati dibawah mikroskop yang
dilengkapi dengan kamera dengan perbesaran bertingkat mulai dari 4x10 sampai
dapat visualisasi yang jelas.
Parameter yang diamati pada penelitian ini meliputi makroskopis yaitu tata
letak, ukuran, berat, gambaran kondisi Ventrikulus dan berat grit.Sedangkan
untuk mikroskopis yaitu struktur sel penyusun jaringan dan gambaran sebaran
karbohidrat dari Ventrikulus, data yang didapat dianalisis secara deskriptif
berdasarkan pengamatan mikroskopis.
Analisis Data
Data pengamatan dianalisis secara deskriptif (Sukmadinata, 2005),
kemudian dibandingkan dengan data hewan lain yang berkerabat dekat dengan
ayam ketawa maupun literatur yang berhubungan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
12
4.1. Pengamatan Makroskopis
Baileydalam Rossi et al. (2005) Menjelaskan bahwa Ventrikulus didasari
oleh empat otot semi-otonom, dua tebal dan berwarna gelap, caudodorsalis dan
cranioventralis, dan dua dengan ketebalan sedang dan berwarna terang, yang
craniodorsalis dan caudoventralis itu, yang bertanggung jawab untuk
menghancurkan pakan yang tertelan. Sama seperti Ventrikulus ayam ketawa
berbentuk oval pipih dari otot kedua ujungnya. Pada bagian tengahnya terdapat
dua bagian sisi yang pertama merupakan tempat pertemuan antara proventrikulus
dan sampingnya terdapat saluran yang mengarah ke usus. Sedangkan pada sisi
kedua yaitu yang terletak pada bagian bawah terlihat seperti tonjolan
penyimpanan (Gambar 6).
Tabel 1. Pengamatan Berat Hidup, Berat Ventrikulus, Ukuran Ventrikulus, dan
Berat Grit Ayam Ketawa.
Sampel
Berat
Hidup
(Gram)
Berat
Ventrikulus
(Gram)
B.𝑉𝑒𝑛𝑡𝑟𝑖𝑘𝑢𝑙𝑢𝑠
B. Hidup100
(%)
Ukuran
Ventrikulus
(cm)
Berat
Grit
(Gram) Panjang Tebal
Ayam 1 500 24,8 5 3,9 2,9 2,7
Ayam 2 500 27,8 5,6 4,3 2,8 3,8
Ayam 3 790 32,8 4,15 4,5 2,8 1,6
Ayam 4 900 38,5 4,3 4,7 3 1,7
Ayam 5 880 31,1 3,53 4,6 2,7 2,7
Ayam 6 440 19,9 4,5 3,3 2,4 2,1
Ventrikulus ayam ketawa memiliki struktur makroskopis yang sama dengan
Ventrikulus ayam lainnya. Adapun ukuran Ventrikulus setiap individu ayam
berbeda-beda sesuai yang di tampilakan dalam Tabel (Tabel 1).Serupa dengan
yang diterangkan oleh Akester (1986) bahwa dalam satu situasi yang ekstrim, di
beberapa burung pemakan buah, hampir semua Ventrikulus mengecil. Sedangkan
Kolb dalam Catroxo et al.(1966) menyebutkan bahwa hubungan antara struktur
Ventrikulusdan jenis pakan yang dapat dibentuk oleh atrofi otot, seperti burung
diberi pakan yang halus. Adanya perkembangan otot yang membungkus pada
Ventrikulus, baik itu pencernaan berbasis biji-bijian, buah-buahan dan serangga,
di sebabkan oleh adanya hubungan antara morfologi dan kebiasaan pencernaan.
13
Gambar 6: Gambaran makroskopis posisi Ventrikulus (V), proventrikulus (PU),
dan usus halus (U) ayam ketawa.
Menurut Akoso (1993) Besar kecilnya Ventrikulus dipengaruhi oleh
aktivitasnya, apabila ayam dibiasakan diberi pakan yang sudah digiling maka
Ventrikulus akanmengecil. Dari proses pengukuran dan pengamatan dapat di lihat
bahwasanya ayam dengan ukuran Ventrikulus yang lebih besar memiliki berat grit
lebih sedikit,namun ayam dengan ventrikulus lebih kecil cenderung memiliki
berat grit yang lebih banyak. Dengan ini dapat dilihat perbandinganya pada( Tabel
1).
Gambar 7: Gambar pengukuran Ventrikulus (A) dan gambaran proses
penimbangan berat grit (B) Ventrikulus ayam ketawa.
Adanya grit dalam Ventrikulus membantu dalam proses penghancuran
pakan, North (1978) menyatakan partikel-partikel batuan kecil yang terdapat pada
Ventrikulus dan dengan bantuan pergerakan otot yang kuat dapat menghancurkan
pakan menjadi partikel yang dapat masuk ke intestine.
Sama halnya yang dikemukakan oleh Widiyanata (2013) menyatakan bahwa
berat saluran pencernaan berpengaruh terhadap jenis pakan, ayam dengan jenis
pakan berserat kasar tinggi memiliki berat saluran pencernaan lebih tinggi namun
14
berat ayam sangat rendah di bandingkan dengan ayam yang mengkonsumsi pakan
yang lunak.
4.2.Pengamatan Mikroskopis
4.2.1. Struktur histologi
Ventrikulus memiliki bentuk lensa cembung ganda. Mukosa dibentuk oleh
lipatan yang dilapisi oleh sel-sel silindris dan lendir yang membentuk cuticula
terdapat di dasar lipatan. Terdapat lamina propria dan lapisan otot polos yang
tebal, yang ditempatkan sesuai dengan bentuk organ. Sebagian adalah jaringan
ikat padat merupakan serosa, bercampur dengan beberapa sel otot polos
(Catroxo,et al. 1966).
Gambar 8: Gambaran struktur histologi Ventrikulus ayam ketawa, 1:
Kutikula/Koilin; 1a: lapisan horizontal; 1b: lapisan vertical; 2:
Tunika mukosa; 2a: sekresi aplikal; 2b: lubang lambung; 2c: sel
basal; 2d; sel chief; 2e: epitel kuboid tunggal; 2f: kelenjar tubuler 3:
Tunikasubmukosa; 4: tunika muskularis, dengan pewarnaan HE, A=
pembesaran 4x10 , B= pembesaran 40x10.
15
Pengamatan pada Ventrikulus ayam ketawa terlihat adanya koilin yang
berada pada permukaan lumen dan tersusun seperti lapisan-lapisan (Gambar 8A).
Koilin merupakan istilah yang terbaik untuk digunakan, dengan struktur membran
yang cukup rumit. Secara umum terdiri dari vertical koilin keras dalam dan
tersusun rapat yang di produksi oleh kelenjar tubuler, dan horizontal koilin
memiliki strukutur yang agak lembut dan di hasilkan oleh permukaaan epitel
(Akester, 1986). Dari pendapat Catroxo et al.(1966) dan Akester (1986) terhadap
pembentukan koilin pada Ventrikulus yang memiliki kesamaan namun pada
penjabaran bentuk sangat berbeda sedangkan dalam penelitian ini di temukan
bahwa bentuk dari koilin yaitu berupa satu kesatuan dengan terlihat seperti
memiliki lapisan yang merupakan proses pengerasa dari koilin(Gambar 8A).
Gambar 9: Gambaran struktur histologi Ventrikulus ayam ketawa, 1a: koilin
horizontal; 1b: koilin vertikal; 2f: kelenjar tubuler; 4a: lapisan
longitudinal eksterna; 4b: lapisan sircular; dan 4c: lapisan oblique
internal,Dengan pewarnaan HE, C= Pembesaran 4x10, D=
Pembesaran 40x10.
Pada lapisan tunika mukosa terlihat seperti susunan sel-sel silindris yang
mengarah ke lumen. Menurut Akester (1986), Secara umum pada lapisan tunika
16
mokosa terdiri dari rodlets vertikal koilin keras dalam kelompok yang ketat, dan
diproduksi oleh kelenjar tubular di antaranya merupakan matriks
horisontaldengan bahan yang agak lembut dan dihasilkan oleh permukaan epitel.
Curschmann dalam Akester (1986), juga menjelaskan bahwa Pada interval
reguler epitel permukaan sel-sel mati dan deskuamasi, sehingga matriks antara
kelompok rodlet vertical dari koilin keras terdiri dari banyak lapisan koilin lebih
lembut dan sel deskuamasi.
Menurut Catroxoet al. (1966)tunika mukosa dari Ventrikulus memberikan
gambaran seperti lipatan kecil yang dilapisi epitel prismatik sederhana yang
melepaskan selaput lendir dan menjadi kutikula atau koilin yang tebal pada
permukaan epitel kearah lumen. Terdapat lamina propria yang di susun oleh
jaringan ikat padat atau di sebut tunika submukosa dan terdapat kelenjar tubuler
sederhana yang berkembang pada dasar tunika mukosa.
Pada lapisan tunika muskularis Ventrikulus terdapat beberapa lapisan yaitu
lapisan longitudinal eksterna, lapisan sircular, dan lapisan oblique
internal(Gambar 9D), hal ini sama dengan beberapa ahli yang di sebut dalam
Akester (1986) danCatroxoet al. (1966). Menurut Rocha ,Jain, dan Kolb dalam
Catroxo et al. (1966) menyatakan ketebalan setiap lapisan pada otot Ventrikulus
atau tunika muskularis dipengaruhi oleh kebiasaan pencernaan individu hewan
tersebut misalnya carnivora, biji-bijian, buah-buahan, dan serangga. Ventrikulus
ayam ketawa yang di pelihara dengan cara umbaran yang menjadi sampel dalam
penelitian ini dari hasil pengamatan pada lapisan muskulus oblique internal dan
lapisan muskulus circular lebih tebal dari pada muskulus logitudinal eksterna
yang di ikuti juga dengan penebalan tunika submukosa(Gambar 8A dan 9C).
4.2.2. Sebaran karbohidrat
Dengan pewarnaan Alsian Blue (AB) pH 2,5 pada Ventrikulus menunjukkan
adanya reaksi pewarnaan pada sitoplasma sel dan sekreta tunika mukosa
Ventrikulus ayam ketawa dengan timbulnya warna biru pada sitoplasma dengan
intensitas positif lemah (+) hingga positif kuat (+++). Sama halnya dengan
pewarnaan Periodic Asid Schiff (PAS) pada Ventrikulus menunjukkan adanya
reaksi terhadap sitoplasma dan sel sekretori dengan terbentuknya warna mangenta
dengan intensitas positif lemah (+) hingga positif kuat (+++) (Tabel 2).
17
Gambar 10: Gambaran sebaran dan konsentrasi kandungan karbohidrat asam pada
Ventrikulus ayam ketawa. Pewarnaan A dan B= Alsian Blue (AB) pH
2,5 pembesaran A= 4x10 dan B= 10x10.
Gambar 11: Gambaran sebaran karbohidrat asam padaVentrikulus ayam ketawa.
Karbohidrat terdistribusi pada koilin, tunika mukosa, tunika
submukosa. Pewarnaan C dan D = Alsian Blue (AB) pH 2,5
pembesaran C dan D= 40x10.
Pada pewarnaan Alsian blue(AB) pH 2,5 pada Ventrikulus dapat di lihat
pada (Gambar 10 dan 11) dengan konsentrasi sebaran karbohidrat dapat di lihat
pada Tabel 2 dan gambaran intensitas sebaran karbohidrat dapat dilihat pada
(Gambar 11B dan 12C,12D) dengan adanya konsentrasi positif kuat (+++) di
tunika mukosa pada sel sekreta sel kuboid dan konsentrasi positif sedang (++)
pada koilin, dan juga terdapat konsentrasi positif lemah pada submukosa
Ventrikulus yang merupakan jaringan ikat. Namun pada tunika muskularis tidak
dapat di simpulkan bahwa terjadi interaksi di karenakan jumlahnya sangat sedikit
(Tabel 2).
18
,Gambar 12: Gambaran sebaran dan konsentrasi kandungan karbohidrat netral
pada Ventrikulus ayam ketawa. Pewarnaan A dan B = Periodic Asid
Shiff (PAS), pembesaran A= 4x10 dan pewarnaan B= 10x10.
Gambar 13: Gambaran sebaran karbohidrat netral pada Ventrikulus ayam ketawa.
Karbohidrat terdistribusi pada tunika mukosa, tunika submukosa, dan
tunika muskularis. Pewarnaan C dan D = Periodic Asid Schiff (PAS)
pembesaran C=10x10 dan D= 40x10.
Pewarnaan Periodic Asid Schiff (PAS) pada Ventrikulus dapat terlihat di
(Gambar 12 dan 13) dengan konsentrasi sebaran karbohidrat dapat di lihat pada
(Tabel 2) dan gambaran intensitas sebaran karbohidrat dapat di lihat pada
(Gambar 12B dan 13C,13D) dengan adanya konsentrasi positif kuat (+++) di
tunika mukosa pada hampir semua kelenjar tubuler dan konsentrsi positif sedang
(++) pada tunika submukosa dan juga positif lemah (+) pada tunika muskularis.
19
Tabel 2. Pengamatan konsentrasi sebaran karbohidrat pada Ventrikulus ayam
ketawa
Keterangan : (-) = Negatif, (+) = Positif Lemah, (++) = Positif Sedang, (+++) =
Positif Kuat. Alsian Blue(AB) pH 2,5; Periodic Asid Schiff (PAS)
Perbedaan cakupan hasil pewarnaan Alsian Blue (AB) dengan Periadiq Asid
Schiff (PAS) yakni terletak pada reaksi kimia yang terjadi pada jaringan. Alsian
Blue (AB) memiliki reaksi tinggi terhadap sekresi tunika mukosa yang
mengandung karbohidrat asam. Sedangkan Periadiq Asid Schiff (PAS) memiliki
reaksi terhadap karbohidrat netral di seluruh bagian jaringan namun kontras pada
bagian sel chief.
Nama Organ Pewarnaan
AB 2.5 PAS
Ventrikulus
- T. Muskularis - +
- T. Submukosa + ++
- T. Mukosa +++ +++
- Kutikel/Koilin ++ -
20
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat di simpulkan bahwa:
1. Struktur histologi Ventrikulus ayam ketawa terdiri atas lapisan Koilinyang
merupakan lapisan-lapisan yang mengeras dan terbentuk
darisekresiepitelkuboid dan kelenjar tubuler pada dasar lapisan mukosa.
Submukosa terdiri dari susunan jaringan ikat yang berada di antaranya.
Lapisan muskularis terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan longitudinal
eksterna, lapisan sircular, dan lapisan oblique internal yang masing-masing
ketebalannya di pengaruhi oleh kebiasaan pencernaan individu hewan.
2. Karbohidrat asam ditemukan pada koilin, lapisan mukosa, lapisan
submukosa, sedangkan untuk karbohidrat netral lapisan mukosa, lapisan
submukosa, dan muskularis.
5.2.Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai fungsi atau peranan dari
lapisan submukosa pada Ventrikulus dalam proses pencernaan pakan pada
Ventrikulus.
21
DAFTAR PUSTAKA
Abun.2007. Pengukuran Nilai Kecernaan Ransum yangMengandungLimbah
Udang Windu ProdukFermentasi pada Ayam Broiler.Jurusan Nutrisi
DanMakanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Padjadjaran.
Jatinangor.
Adnyane I.K.M, Zuki A.B.Z, Noordin M.M, and Agungpriyono S. 2010.
Histological study of the parotid and mandibular glands of Barking Deer
(Muntiacus muntjak) with special reference to the distribution of
carbohydrate content.Journal of Veterinary Medicine. Anatomia Histologia
Embryologia. Pol 6 Hlm 516-520.
Akester A.R. 1986 .Structure Of The Glandular Layer and Koilin Membrane In
The Gizzard Of The Adult Domestic Fowl (Gallus Gallus Domesticus),Sub-
Department of Veterinary Anatomy. University of Cambridge. London.
AkosoB.T. 1993. Manual Kesehatan Unggas. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ali M.S.H. 2014. Morfologi kelenjar mandibularis dan lingualis ayam ketawa
dan ayam kampung (Gallus gallus domesticus) dengan tinjauan khusus
pada distribusi dan kandungan karbohidrat. Program Studi Kedokteran
Hewan.Fakultas Kedokteran.Universitas Hasanuddin. Makassar
Alison J. North, Mario G, Zeev L, and Small J.V. 1994..Actin isoform
compartments in chicken gizzard smooth muscle cells. Department of Cell
and Structural Biology. University of Manchester. Manchester.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2015.Prospek dan Arah
Pengembangan Agribisnis. Jakarta: Kementrian Pertanian R.I.
Bancroft J.D.and Stevens A. 1986. Theory and Practice of Histological
Techniques.Edinburgh, London, Melbourne and New York: Churchill
Livingstone.
Bancroft J.D. 1967. An Introduction to Histochemical Technique. London:
Appleton Century Crofts. pp 62-63.
Blakely J. and D.H. Bade. 1994. Ilmu Peternakan Umum. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Catroxo M.H.B1, Lima M.A.I2 and Cappellaro1.1966. CEMPDM ASPECTOS
HISTOLOGICOS DEL ESTOMAGO (PROVENTRICULO Y molleja) DEL
Cardenal ROJO (Paroaria gularis gularis, Linnaeus) [ASPEK histologis
PERUT (proventrikulus DAN rempela) OF THE RED-capped CARDINAL
22
(Paroaria gularis gularis, Linnaeus),1Instituto biologico de São Paulo, São
Paulo. 2Departemen Morfologi - Histologi - Universidade Federal de São
Paulo / Escola Paulista de Medicina, São Paulo, Brasil.
Gamble M. 2008. The Hematoxylins and Eosin. Di dalam: Bancroft JD dan
Gamble M, editor. Theory and Practice of Histological Techniques, 6th Ed.
USA: Churchill Livingstone Elsevier. hlm 121.
Gusni U.N. 2015.Gambaran Histologi Proventrikulus Ayam Ketawa Dengan
Tinjauan Khusus pada Kandungan dan Distribusi Karbohidrat. Fakultas
Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hak O.Z. 2016. Perbedaan Pengaruh Pencucian Luka Menggunakan Nacl 0,9 %
dan Water Steril For Irrigation Terhadap Prosentase Take Luka Pasca Split
Thickness Skin Graft. Program PascasarjanaUniversitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Humason G.L. 1967. Animal Tissue Techniques.2nd Ed. San Fransisco: WH
Freeman and Company. Ppl63-166
Husain A.T.2011. Deskripsi Ayam Ketawa (Manu’ Gaga’); Simbol Status
Sosial.[Online] https://pattakro.wordpress.com/2011/12/20/ deskripsi-ayam-
ketawa-manu-gaga-simbol-status-sosial/. Diakses tanggal 15 Mei 2015.
Johnson K.E. dan Gunawijaya F. 1993.Histologi dan Biologi Sel. Staf pengajar
bagian histologi. Jakarta: Universitas Trisakti.
Kieman J.A. 1990. Histological and Histochemical Method: Theory and Practice.
2ndEd. New York, Beijing, Frankfurt, San Paulo, Sydney, Tokyo,
Toronto: Pergamon Press, pp 170 - 197.
Kurohmaru M. and Hayashi Y.1998.Lectin Binding Status of the Testes in Some
Animal InReproductive Biology. Update-novel Tools for Assessment of
Environmental Toxicity. Kyoto: Nakanishi Printing Co.
Myers R.B., Jerry L.F. and William E.G. 2008. Carbohydrates. In: Bancroft JD
dan Marilyn G. Theory and Practice of Histological Techniques,6thEd.
USA: Churchill Livingstone Elsevier. hlm 161.
Nesheim M.C. 1968.Kidney Arginase Activity and Lysine Tolerance in Strains of
Chickens Selected for a High or Low Requirement of Arginine. Department
of Poultry Science and Graduate School of Nutrition. CornellUniversity.
Ithaca. New York.
NorthM.O.1978. Commercial Chicken Production Manual.3rd Ed. AVI
Pub.Co.Inc. Westport: Connecticut.
23
Nugroho A.E.1dan Maeyama K.2. 2011. Evaluasi Pewarnaan Alcian Blue
Terhadap Sel Mast Jaringan Ikat Dari Preparat Beku Jaringan Kulit Kaki
Tikus.1Bagian Farmakologi dan Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi,
Universitas Gadjah Mada,2Departement of Farmacology, School of
Medicine, Ehime University. PHARMACY pol 6, Japan. Hlm 10-20
Prajnia G. 2015. Kajian Myelositomatosis Pada Ayam Broiler Sebagai
Imunosupresor. Fakultas Kedokteran Hewan. Institute Pertanian Bogor.
Bogor.
Prawira.A.Y. 2014.Struktur Histologi Syrinx Pada Ayam Ketawa.Program Studi
Kedokteran Hewan.Fakultas Kedokteran. Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Rasyat M. 1992. Seputar Pakan Ayam Kampung. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
hal -21.
Rossi J.R.1, Silvana M.B.A.2, Daniela O.1, Claudinei da C.3, Vanessa S.F.1 and
Alex S.4. 2005.Morfologia do proventrículo gástrico ( Ventriculus
glandularis ) e do ventrículo gástrico ( Ventriculus muscularis ) demun
perdizes Rhynchotus rufescens [Morphology of glandular stomach (
Ventriculus glandularis ) and muscular stomach ( Ventriculus muscularis )
of the partrigde Rhynchotus rufescens].1Faculdade de Ciencias Agrárias e
Veterinárias (FCAV), Universidade Estadual Paulista (UNESP),
Jaboticabal. SP. Brasil .2Departamento de Morfologia e Fisiologia Animalia,
FCAV, UNESP, 14883-900, Jaboticabal, SP, Brasil. E-mail:
smbart@fcav.unesp.br.3Centro de Aqüicultura da UNESP (CAUNESP).
Jaboticabal. SP. Brasil.4Centro Universitário de Araraquara (UNIARA).
Jaboticabal.SP. Brasil.
Ruhyat K, Umiyati A. dan Edjeng S. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Sari T.T., Windiastuti E., Cempako G.R. dan Devaera Y. 2010. Prognosis
Leukemia Limfoblastik Akut Pada Anak Obes. RS. Dr. Cipto
Mangunkusumo. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
SarwonoB. 1997. Ragam Ayam Piaraan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sembiring P. 2009. Buku Ajar dan Penuntun Dasar Ternak Unggas. Medan: USU
press.
Setijanto H. 1998. Anatomi Unggas: Diktat Pengajaran Anatomi Veteriner II.
Laboratorium Anatomi Bagian Anatomi, Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB press.
24
Sukmadinata, N.S. 2005. Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Tillman A.D.H. Hartadi S., Reksohadiprodjo S., Prawirokusumo S.,dan
Lebdosoekojo. 1989. Ilmu Pakan Ternak Dasar. Yogyakarta:Gadjah
MadaUniversity Press.
WahyuwardaniS., Sutiastuti, Sanidan Yulvian.2002.Sindrom Kekerdilan Pada
Ayam Pedaging dan Gambaran Patologinya. Balai Penelitian Veteriner.
Bogor.
Widyanata R.A.2013.Respon Lemak Abdominal dan Saluran Pencernaan Ayam
Kampung dan Ayam Arab Terhadap Ransum Berserat Kasar Tinggi
dengan Daun Katuk. Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi
Pakan.Fakultas PeternakanInstitut Pertanian Bogor. Bogor.
William J. dan Linda M. 2000.Color Atlas of Veterinary Histologi 2nd Ed.
America: Lippincott Williams & Wilkins.
Yadi. 2012. Cara Memelihara Ayam Ketawa [Online] http://ayamketawajambi.
blogspot.com/2012/11/cara-memelihara-dan-budidaya-ayam-ketawa.html.
Diakses pada tanggal 4 Juni 2015.
Zainuddin,Dian M.,Yusni M., andFitriani. 2014. Histological Structure of
Proventriculus on Native Chicken (Gallus domesticus),Duck (Anser anser
domesticus) and Pigeon (Columba domesticus). Program Studi Pendidikan
Dokter Hewan. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala.
Banda Aceh.
25
LAMPIRAN
26
Dokumentasi
Sampel Ayam
Penimbangan Berat Hidup
Pembukaan Abdomen
27
Penimbangan dan Pengukuran Ventrikulus
Penimbangan Grid Dan Pembersihan Ventrikulus
Deparafinisasi DanRehidrasi
28
Embelding
Pemotongan Blok Preparat Dengan Mikrotom
Pewarnaan AB
29
Pewarnaan PAS
Proses pewarnaan HE
30
Pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE)
1. Penghilangan parafin dari sediaan (deparqfinisasi) dengan perendaman dalam
larutan silol III, II, I masing-masing selama 5 menit.
2. Pemberian air pada jaringan (rehidrasi) menggunakan seri alcohol bertingkat
dari absolut III, II, I dan alkohol 95%, 90%, 80% sampai 70%masing-masing
selama 3 menit.
3. Pencucian dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa alcohol selama
15-30 menit.
4. Pencucian dengan aquades selama 5-10 menit.
5. Sediaan direndam dalam larutan hematoksilin untuk mewamai inti selselama
5-10 menit.
6. Pencucian dengan air mengalir selama 15-30 menit.
7. Pencucian dengan aquades selama 5 menit.
8. Sediaan diwamai dengan pewama eosin selama 15-30 menit.
9. Dipucatkan dan sekaligus dehidrasi menggunakan seri alkohol bertingkatdari
70%, 80%, 90%, 95%, absolut I, II, III masing-masing selama 5 menit.
10. Dilanjutkan dengan proses penjemihan menggunakan silol I, II dan
IIImasing-masing selama 15 menit.
11. Sediaan kemudian ditutup menggunakan gelas penutup dengan bantuanmedia
perekat (Entellan*).
Hasil:
Inti sel berwama biru/ungu
Sitoplasma berwama merah muda/pink
Pewarnaan Alcian Blue (AB) pH 2,5
1. Penghilangan parafin dari sediaan (deparafinisasi) dengan perendamandalam
larutan silol III, II, I masing-masing selama 5 menit.
2. Pemberian air pada jaringan (rehidrasi) menggunakan seri alcohol bertingkat
dari absolut III, II, I dan alkohol 95%, 90%, 80% sampai 70%masing-masing
selama 3 menit.
3. Pencucian dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa alcohol selama
15-30 menit.
4. Pencucian dengan aquades selama 5-10 menit.
5. Perendaman dalam larutan 3% asam asetat glasial selama 5 menit.
6. Sediaan diwarnai dengan pewarnaan AB pH 2,5 selama 30 menit.
7. Pencucian dengan 3% asam asetat glasial untuk menghilangkan sisa-sisazat
warna yang tidak terikat pada jaringan, sebanyak 3 kali masing-masingselama
5 menit.
31
8. Pencucian dengan aquades sebanyak 3 kali masing-masing selama 5menit.
9. Dilakukan pewarnaan kontras (counterstain) menggunakan Nuclear FastRed
sampai jaringan terlihat kontras, sambil dilihat dengan mikroskop.
10. Pencucian dengan aquades sebanyak 3 kali masing-masing selama 5menit.
11. Penarikan air dari sediaan dengan menggunakan seri alkohol bertingkatdari
90%, 95%, absolut I, II dan III.
12. Dilanjutkan dengan proses penjemihan menggunakan silol I, II dan
IIImasing-masing selama 15 menit.
13. Sediaan kemudian ditutup menggunakan gelas penutup dengan bantuanmedia
perekat (Entellan*).
Hasil:
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya warna biru
Inti sel berwarna merah
Pewarnaan Acid Schiff (PAS)
1. Penghilangan parafin dari sediaan (deparqfinisasi) dengan perendamandalam
larutan silol III, II, I masing-masing selama 5 menit.
2. Pemberian air pada jaringan (rehidrasi) menggunakan seri alcohol
3. bertingkat dari absolut III, II, I dan alkohol 95%, 90%, 80% sampai
70%masing-masing selama 3 menit.
4. Pencucian dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa alcohol selama
15-30 menit.
5. Pencucian dengan aquades selama 5-10 menit.
6. Perendaman dalam larutan 1% asam periodat selama 5-10 menit.
7. Pencucian dengan aquades sebanyak 3 kali masing-masing selama 5menit.
8. Sediaan direndam dalam peraksi Schiff selama 5-30 menit.
9. Pencucian dengan air sulfit (dibuat baru) untuk menghilangkan sisa-
sisaperaksi yang tidak terikat pada jaringan sebanyak 3 kali selama
masingmasing5 menit.
10. Pencucian dengan air mengalir selama 15-30 menit.
11. Pencucian dengan aquades sebanyak 3 kali masing-masing selama 5menit.
12. Dilakukan pewarnaan kontras (comterstain) menggunakan hematoksilinEosin
untuk mewarnai inti sel sampai jaringan terlihat kontras, sambildilihat dengan
mikroskop.
13. Pencucian dengan air mengalir selama 15-30 menit.
14. Pencucian dengan aquades sebanyak 3 kali masing-masing selama 5menit.
15. Penarikan air dari sediaan dengan menggunakan seri alkohol bertingkatdari
90%, 95%, absolut I, II dan III.
16. Dilanjutkan dengan proses penjemihan menggunakan silol I, II dan
IIImasing-masing selama 15 menit.
32
17. Sediaan kemudian ditutup menggunakan gelas penutup dengan bantuanmedia
perekat (Entellan*).
Hasil:
Reaksi positif ditunjukkan dengan adanya warna magenta
Inti sel berwarna biru/ungu.
33
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Juli 1993 di
Ele, Desa Lompo Tengah, Kec. Tanete Riaja, Kab.
Barru, Provinsi Sulawesi Selatan, dan penulis
merupakan anak tunggal dari ayahanda Abdillah dan
ibunda Gustiah.
Penulis melalui jenjang pendidikan dari Taman
Kanak-kanak (TK) di TK Asyah Muhammadiah Ele,
menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 03 Ele pada
tahun 2005, kemudian penulis melanjutkan pendidikan
ke SMPN 2 Tanete Riaja dan lulus pada tahun 2008.
Pada tahun 2011 menyelesaikan pendidikan di SMAN 1 Tanete Rilau Kab.Barru
dan penulis diterima di Program Studi Kedokteran Hewan, Fakultas Kedokteran,
Universitas Hasanuddin melalui penerimaan jalur undangan.
Selama perkuliahan penulis aktif dalam organisasi internal dan eksternal
kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Kedokteran Hewan (HIMAKAHA) FKUH
menjabat sebagai anggota dan pengurus pada periode 2012-2013, Ketua
Himpunan Minat Profesi Ternak Besar periode 2012-2013, Anggota UKM
Bulutangkis UNHAS, Anggota MAPALA ANOA, Ikatan Alumni SMANTRI
serta mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan didalam dan diluar kampus.
Tugas akhir berupa skripsi dengan Judul Struktur Histologi Gizzard Ayam
Ketawa Dengan Tinjauan Khusus Sebaran Karbohidrat di bawah bimbingan dari
Dr. Drh. Dwi Kesuma Sari dan Prof. Dr.Ir.Laily Agustina, MS.
top related