studi al qur'an
Post on 14-Apr-2017
678 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STUDI AL-QUR’AN
Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Dalam Mata Kuliah
Studi Pendekatan dalam Pengkajian Islam
Dosen:
Dr. H. M. Nur, M.Ag
Disusun Oleh:
M. Azmi1520311043
Kelas: KPS-NONREG/B
KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
MAGISTER SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-qur’an merupakan kitab suci yang berisi petunjuk untuk kehidupan
umat manusia di dunia ini. Oleh karena itu menjadi amat penting bagi kita
sebagai umat Islam untuk memahami Al-qur’an dengan sebaik-baiknya
sehingga Al-qur’an bisa kita pahami dengan benar lalu kita gunakan sebagai
pedoman hidup di dunia ini dengan sebenar-benarnya. Al-qur’an adalah
risalah Allah kepada manusia semuanya. Maka tidaklah aneh apabila Al-
qur’an dapat memenuhi semua tuntutan kemanusiaan.
Al-qur’an terdiri dari 30 juz, 114 surah, 6666 ayat ( menurut Ibnu
Abbas : 6616 ayat ), 77.439 kosa kata, dan 325.345 huruf. Sekaligus sebagai
mukjizat yang terbesar diantara mukjizat-mukjizat yang lain.1 Turunnya Al-
qur’an dalam kurun waktu 23 tahun, dibagi menjadi dua fase. Pertama
diturunkan di Mekkah yang biasa disebut dengan ayat-ayat Makiyah. Dan
yang kedua diturunkan di Madinah disebut dengan ayat-ayat Madaniyah.
Al-qur’an sebagai kitab terakhir dimaksudkan untuk menjadi
petunjuk bagi seluruh umat manusia (hudan linnas) sampai akhir zaman. Al-
qur’an tidak mengkhususkan pembicaraannya kepada bangsa tertentu, seperti
kepada bangsa Arab saja, misalnya. Begitu juga ia tidak mengkhususkan
pembicaraannya kepada satu kelompok tertentu saja, seperti kepada kaum
Muslim saja. Melainkan, ia juga mengarahkan pembicaraannya kepada orang-
orang non-Muslim. Di dalamnya terkandung nilai-nilai yang luhur yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dalam berhubungan dengan
Tuhan maupun hubungan manusia dengan sesama manusia lainnya dan
hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Fazlur Rahman mengemukakan
tentang tema-tema pokok yang terkandung dalam Al-qu’ran yang meliputi :
1 H. Munawar Chalil, Al-qur’an dari Masa ke Masa (Semarang : CV. Ramadhani :
1952) hlm.31
tentang Ketuhanan, kemanusiaan (individu/masyarakat), alam semesta,
kenabian, eskatologi, setan / kejahatan dan masyarakat muslim.2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Al-qur’an, Wahyu , ilham dan kalam ?
2. Apa saja Fungsi Al-qur’an ?
3. Bagaimana metode penafsiran Alquran, jenis tafsir Al-qur’an beserta
mufasir dan karya karyanya ?
4. Bagaimana perkembangan studi Al-qur’an.?
C. MANFAAT YANG DIPEROLEH
1. Mengetahui defenisi Al-qur’an , wahyu , ilham dan kalam.
2. Mengetahui Fungsi Al-qur’an.
3. Mengetahui metode penafsiran Al-qur’an, jenis tafsir Al-qur’an beserta
mufasir dan karya karyanya.
4. Mengetahui bagaimana perkembangan studi Al-qur’an.
2 M. Yusran Asmuni, Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Alquran Hadits Fiqh dan
Pranata Sosial ( Jakarta : PT. Raja Grafindo. 1997) , hlm.43
BAB II
PEMBAHASAN
A. ILMU AL-QUR’AN
Yang dimaksud dengan illmu Al-Qur’an adalah seluruh pembahasan
yang berhubungan dengan Al-Qur’anul Majid yang abadi, baik dari segi
penyusunannya, pengumpulannya, sistematikanya, perbedaan antara surat
makiyah dan madaniyah, pengetahuan tentang nasikh dan mansukh,
pembahasan tentang ayat-ayat yang muhkamat dan mutasyabihat, serta
pembahasan-pembahasan lain yang berhubungan dengan Al-Qur’an.
Adapun tujuan dari studi ilmu Al-Qur’an adalah:
1. Memahami kalam Allah Azza Wajalla, sejalan dengan keterangan dan
penjelasan dari Rasulullah SAW. serta sejalan pula dengan keterangan
yang dikutip oleh para sahabat dan tabi’in tentang interpretasi mereka
mengenai Al Qur’an.
2. Mengetahui cara dan gaya yang dipergunakan oleh para Mufassir dalam
menafsirkan Al-Qur’an dengan disertai penjelasan tentang tokoh-tokoh
ahli tafsir yang ternama serta kelebihan-kelebihannya.
3. Mengetahui persyaratan-persyaratan dalam menafsirkan Al-qur’an.
4. Mengetahui ilmu-ilmu lain yang dibutuhkan untuk itu.
1. Definisi Al-Qur’an
Dalam kajian etimologi Al-Qur’an adalah kata mashdar (kata
benda), bersinonim dengan kata قراة, sebagaimana di kemukakan pada
ayat 17-18 surat Al-Qiyamah, yang artinya:
Sesungguhnya atas tanggapan kamilah mengumpulkannya didalam
dadamu dan membuatmu pandai membacanya. Apabila kami telah
selesai membacakannya maka ikutilah bacaan itu.
Jadi makna قران adalah bacaan. Ketika kata ini dipakai sebagai
nama bagi kalamullah yang diturunkan kepada Rasul Muhammad saw,
maka makna mashdar tersebut dijadikan makna maf’ul. Tegasnya makna
bacaan bertukar menjadi yang dibaca.
Menurut terminology pengertian al-Qur’an adalah:
Kalam yang bersifat mu’jizat, yang diturunkan atas Rasul saw., ditulis
pada beberapa mushaf, diriwayatkan secara nutawatir, dan menjadi
ibadah membacanya.3
Al- Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingannya
(mukjizat), diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, penutup para
Nabi dan Rasul dengan perantaraan Malaikat Jibril Alaihis salam,
dimulai dengan surat Al-fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, dan
ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita secara
mutawatir, serta mempelajarinya merupakan suatu ibadah.
Nama-nama Al-qur’an dan Alasan penamaannya:
a. Alasan dinamainya dengan Al-Qur’an ialah karena banyak kata-kata
Al-Qur’an terdapat dalam ayat, antara lain firman Allah SWT : surat
qaaf :
b. Alasan Al dinamai dengan Al-furqan sebagaimana tertera dalam
firman Allah, surat Al-furqan:1
c. Alasan Al dinamai dengan Az-Zikr, sebagaimana tertera dalam Al,
surat Al-hijr : 9
d. Alasan diberi nama dengan Al-kitab sebagaimana tertera dalam firman
Allah SWT, surat Ad- Dukhan ; 1-3.4
3 Nasrun Jami’ Daulay, Ulum Al-Qur’an (Bandung :CitaPustaka, 2010 )
4 Prof. Dr. Muhammad Ali Ash-Shaabuniy, Studi Ilmu Alqur’an, (Bandung : CV Pustaka
Setia : 1999), hlm. 14-25
2. Wahyu
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada hamba-Nya
Muhammad SAW. Beliau mengetahui ayat-ayat Allah di mana
sebelumnya ia sendiri tidak mengetahuinya sama sekali. Allah berfirman:
surat Al kahfi ayat 1-2
Yang artinya:
Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-
Kitab (Al Qur’an) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya,
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksaan yang
sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-
orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan
mendapat pembalasan yang baik.
Selanjutnya Allah berfirman:
Dan tidak ada bagi seseorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata
dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau
dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan kepadanya dengan
seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi
Maha Bijaksana. (As-Syura:51)
Kata wahyu dalam ayat ini adalah wahyu Allah dan kata ruh
merupakan ruh Al-amin, Jibril as. Wahyu yang diturunkan ke dalam
sanubari Rasulullah saw.diterimanya dengan cara berbeda, terkadang
datang seperti bunyi dengan lonceng, menyerupai malaikat, suara seperti
gemuruh lebah, atau dengan cara ilham dan mimpi yang benar. Sementara
itu, wahyu yang diterimanya pada malam isra’ adalah pembicaraan yang
tanpa perantara. Inilah sunnatullah yang terdapat di seputar proses
turunnya wahyu.5
3. Ilham
5 Dr. H. Ahmad Zuhri, Lc, MA, Studi AlQur’an dan tafsir, (Jakarta Selatan : Hijri
Pustaka Utama, 2006) hlm.153
Kata ilham berasal dari kata yang berarti menelan. Ketika berubah ke
wazan if’al, yakni alhma yulhimu ilhaman, maka kata ilham bermakna
menelan dalam arti menghujamkan ke dalam jiwa, Allah berfirman;
Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya.(QS. Asy-Syams : 8)
B. METODE PENAFSIRAN ALQUR’AN
1. Pengertian tafsir
Tafsir menurut lughat (bahasa) ialah menerangkan dan
menyatakan, sedangkan menurut istilah adalah sebagai mensyarahkan
alqur’an, menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang
dikehendakinya dengan nashnya atau dengan isyaratnya. Tafsir pada
asalnya adalah membuka dan melahirkan, dan istilah syara’ sebagai
penjelasan makna ayat urusannya, kisahnya dan sebab diturunkannya
ayat, dengan lafadz yang menunjukkan kepadanya secara terang.
Kata tafsir diambil dari kata tafsirah, yaitu perkakas yang
dipergunakan tabib untuk mengetahui penyakit orang sakit. Tafsir
diambil dari riwayat dan dirayat, yakni: ilmu lughat, nahwu tashrif, ilmu
balagah, ushul fiqih dan dari ilmu asbabul nuzul, serta nasikh dan
mansukh. Tujuan (ghayah) mempelajari tafsir ialah memahamkan
makna-makna alqur’an, hukum, hikmah, akhlaq dan petunjuknya yang
lain untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Maka dengan
demikian nyatalah bahwa faedah yang kita peroleh dari mempelajari
tafsir tersebut adlah “terpelihara dari salah memahami alqur’an), sedang
maksud yang diharap dari mempelajarinya ialah mengetahui petunjuk
alqur’an, hukumnya dengan cara yang tepat. Kata al-Baghawi: Tafsir itu
adalah memperkatakan sebab-sebab turun ayat, keadaa-keadaanya, dan
kisah-kisahnya.6
6 Teungku Muhamad Hasbi Ash Shiddieqy. Ilmu Alqur’an dan Tafsir. (Semarang: PT
Pustaka Rizki Putra,1997), hlm. 171-174
2. Pengertian ilmu tafsir
Ilmu tafsir adalah suatu ilmu yang dibahaskan didalamnya
cara menuturkan lafadz-lafadz alqur’an, baik mengenai kata tunggal
maupun mengenai kata-kata tarkib dan makan-maknanya dan
dipertanggungkan oleh keadaan susunan dan beberapa
kesempurnaan bagi yang demikian seperti mengetahui naskh, sebab
nuzul, kisah yang menyatakan apa yang tidak terang(mubham)
didalam alqur’an dan lain-lainya yang mempunyai hubungan raapat
dengannya.
Pokok pembicaraan ilmu tafsir adalah alqur’an dari segi
penjelasan dan maknanya. Ilmu tafsir bukanlah sarahan atau
terjemahaan yang terdapat dalam kitab tafsir.sedangkan perbedaan
ilmu tafsir dengan ulumul qur’an ialah bahwa ilmu tafsir adalah
merupakan cabang dari ulumul qur’an; ilmu tafsir membahas
alqur’an dari segi penjelasan dan makna sedangkan uluml qur’an
membahas alqur’an itu dari segi seperti qiraat, adab membaca
alqur’an, pengumpulan ayat-ayat dan surah-surahnya dan lain serta
ditambah dengan ilmu tafsir itu sendiri. Ilmu tafsir merupakan ilmu
untu menafsirkan dan memahami alqur’an dengan baik dan jelas
benar.7
3. Ilmu Yang Diperlukan Oleh Seseorang Penafsir
Ilmu yang dihajati oleh orang yang ingin memperoleh keahlian
dalam menafsirkan Alqur’an ialah:
a. Lughat Arabiyah: dengan dialah diketahui syarah kata-kata tuggal.
Kata mujtahid “ orang yang tidak mengetahui seluruh bahasa arab
tidak boleh menafsirkan alqur’an.
b. Gramatika bahasa arab, yaitu undang-undang atau aturan
baikmengenai kata-kata tunggalnya, maupun mengenai tarkib-
tarkibnya. Tegasnya mengeetahui ilmu tashrif dan ilmu nahwu.
7 Mashuri sirojuddin Iqbal dan A. pudlali. Pengantar Ilmu Tafsi (Bandung: Angkasa
Bandung. 1989), hlm.100.
c. Ilmu ma’ani, bayan dan badi’. Dengan ilmu ma’ani diketahui
khasiat susunan pembicaraan dari segi memberi pengertian.
Dengan ilmu bayan, diketahui khasiat susunan perkataan yang
berlain-lainan. Dengan ilmu badi’ diketahui jalan-jalan keindahan
pembicaraan.
d. Dapat menentukan yang mubham. Dapat menjalaskan yang mujmal
dan dapat mengetahui sebab nuzul dan naskh. Penjelasan ini
diambil dari hadist.
e. Mengetahui ijmal, kalam
f. Ilmu qiraat. Dengan ilmu qiraat dapat diketahui bagaimana kita
menyebutkan kalimat alqur’an dan dengan dialah kita dapat
tarjihkan.
g. Ilmu ushuluddin (Ilmu Tauhid). Dengan ilmu tauhid kita dapat
mengetahui ayat-ayat yang menunjukkan kepada sifat-sifat Allah
yang jaiz, yang mustahil atas sebahagiannya.
h. Ilmu ushul fiqih. Dengan ilmu ushul fiqih dapat diketahui nentuk
istidlal (menjadikan dalil) bagi hukum dan cara mengistimbathkan
hukum.
i. Ilmu asbabul nuzul dan qisah-qisah. Dengan ilmu asbabul nuzul
dapat diketahui maksud ayat yang diturunkan.
j. Mengetahui hadits-hadist. Dengan hadits ini dapat diketahui bahwa
mana hadist dho’if dan mana hadits yang kuat untuk dijadikan
sebagai dalil hukum.8
4. Pengertian Metode Tafsir
Pengertian metode yang umum itu dapat digunakan pada
berbagai objek, baik berhubungan dengan pemikiran dan penalran
akal, atau menyangkut pekerjaan fisik. Jadi dapat dikatakan metode
adalah salah satu sarana yang amat penting untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
8 Mashuri sirojuddin Iqbal dan A. pudlali. Pengantar Ilmu Tafsi (Bandung: Angkasa
Bandung. 1989), hlm.102-103.
Adapun metodologi tafsir ialah ilmu tentang metode
menafsiran alqur’an. Dengan demikian dapat kita membedakan dua
istilah yaitu, metode tafsir sebagai cara menafsirkan
alqur’an sedangkan metodologi tafsir sebagai lmu tentang cara
tersebut.Jadi metode tafsir merupakan kerangka atau kaedah yang
digunakan dalam menafsirkan ayat alqur’andan seni atau teknik ialah
cara yang dipakai dalam menerapakn kaedah yang telah tertuang
dalam metode. Dengan demikian satu metode yang sama dapat dapat
diterapkan dalam berbagai teknik penyampaian yang berbeda sessuai
dengan gaya dan latar belakang pengetahuan dan pengalaman masing-
masing mufassir. Sedangkan metodologi tafsir adalah pembahasan
ilmiah dan konseptual tentang metode-metode penafsiran alqur’an.9
Muhammad Husein adz-dzahabi menanggapi perkataan ibnu
khaldun pada muqaddimahnya yang menempatkan shahabat rasul
saw. Sebagai orang yang memahami alqur’an karena alqur’an
diturunkan dalam bahasa mereka. Paling tidak ada dua alasan yang
dikemukakan Muhammad husein adz-dzahabi:
Pertama meskipun sahabat rasul orang arab dan berbahasa
dengan bahasa arab, mereka hanya mengetahui secara umun ayat
alqur’an yaitu zahirnya dan hukum-hukumnya. Pada hal alqur’an
mempunyai makna batin dan makna-makna yang memerlukan
pembahasan dan pemikiran bahkan dalam hal-hal tertentu para sahabat
itu mempertanyakan kepada rasul.
Alasan kedua adalah kenyataan pada kitab-kitab yang kita
temukan sekarang banyak perbedaan pendapat mereka dari segi
bahasa. Dalam kedua pandangan tentang kemampuan sahabat rasul
saw. Memahami alqur’an, kedua ulama sepakat bahwa secara lembaga
shahabat rasul saw, ditinggalkan rasuk saw dalam keadaan mampu
9 Nashruddin Baidan, Metode Penafsiran Alqur’an, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002),
hlm. 55-56.
memehami alqur’an al-karim. Sebab itulah tafsir alqur’an yang
disampaikan sahabat rasul hukumnya marfu’, artinya dihukumkan
sebagai tafsir yang disampaikan rasul saw.10 Ulama membagi tafsir
alqur’an berdasarkan metode penafsiran menjadi tiga macam, yaitu:
a. Tafsir Al-riwayah/ Tafsir Bi Al-ma’tsur
Tafsir bi al-ma’tsur, kalau dilihat dari makna etimologinya tafsir
tersebut bersumber dari atsar. Ma’tsur adalah isim fail dari atsara,
artinya yang diriwatatkan, secara terminology adalah sesuatu tafsir
yang terdapat dalam alqur’an atau sunnah atau pendapat
shahabat sebagai penjelasan untuk kehendak allah ta’ala dari
kitabnya.
Tafsir alqur’an dengan alqur’an
Adanya tafsir ayat dengan ayat dimungkinkan karena
sebagian ayat alqur’an merupakan ungkapan yang ringkass
sebagian ayat dan ada ungkapannya panjang dan rinci,
unkapannya yang umum pada sebagian ayat dan unkapan yang
khusus pada ayat yang lain juga, sebbagian ayat di sampaikan
dengan unkapan yang muthlak sedang dibagian yang lain
diunkapakan dengan muqayyad dan seterusnya.
Tafsir alqur’an dengan as-sunnah
Rasul Saw. Banyak menerangkan sesuatu ungkapan yang ada
didalam al-qur’an yang belum diketahui shahabatnya apa yang
dimaksud dengan ungkapan itu sendiri.
Tafsir alqur’an dengan tafsian shahabat rasul saw
Penafsiran seperti ini terjadi setelah rasul saw wafat. Ada
tabi’in bertanya kepada shahabat Rasul saw tentang maksud
suatu ayat, atau yang bertanya itu shahabat kapada shahabat
yang lain, maka bila tidak ada tafsir yang pernah disampaian
10 http://bahrululummunir.blogspot.com/2011/03/normal-0-false-false-false-in-x-none-
ar.html (Diakses 20 Oktober 2015 pukul 15:36 WIB)
easul saw, tentang ayat itu maka shahabat mengemukakan
pedapatnya.
b. Tafsir Bi Ad-Dirawayah/ Tafsir Bi Al-ra’yi
Menurut etimologi etimologi tafsir bi-alra’yi addalah tafsir
yang ditetapkan dengan ijtihad. Memperhatikan fakta pada
perkembangan tafsir bi-alra’yi, ‘abdul ‘azhim az-zarqani
memeebagi tafsir bi al-ra’yi kepada tafsir al-mahmud dan rafsir al-
muzdmum. Tafsir al-mahmud adalah tafsir shahabat, tabi’in tafsir
yang dikemukakan orang yang menafsirkan alqur’an yang
berpegang kepada tafsir alqur’an dengan alqur’an, tafsir alqur’qan
yang disampaikan rasul saw.
c. Tafsir Bi Al- Isyari
Tafsir bi al-isyari adalah yaitu takwil alqur’an tanpa
dzohirnya untuk mendapatkan isyarat yang tersembunyi yang dapat
diketahui orang yang ahli suluk dan tashuf dan dimungkinkan
dikompromikan antaranya dengan makna zhahir yang dimaksud.
Zhahir alqur’an adalah yang diturunkan dengan bahasa ‘arab, yaitu
pemahaman yang bersifat bahasa arab semata. Sedangkan bathinya
adalah kehendak allah ta’ala dan tujuan nya yang dimaksudkan
dibalik lafal dan susunannya. Makna bathin tidak diperoleh
semata-mata berpegang kepada kaidah-kaidah bahasa ‘arab.,
tetapi tidak dapat tidak memerlukan adanya nur yang dimasukkan
allah kedalam hati manusia yang dengan nur itu nnafizhu al-
bashirah ( wawsan yang cemerlang dan berpikiran yang selamat
dari kesesatan). Ini artinya bahwa tafsiran yang bersifat bathin tidak
keluar dari kehendak lafadz qur’ani.
C. BEBERAPA MUFASIR DAN KARYANYA11
11 Manna’ Khalil al-Qattan, Mabahits Fi Ulumil Quran terj. Mudzakir AS, ( Jakarta , PT.
Litera Antar Nusa : 2009 ) hlm.7
1. Abu Ja'far Muhammad bin Jarir at-Tabari dengan karyanya Jami' al-
Bayan fi Tafsir Alquran .Kitab beliau terdiri atas 30 jilid. Tafsir at-
Tabari sangat terkenal di kalangan mufasir yang datang sesudahnya
karena kitab tersebut menjadi rujukan pertama, terutama dengan adanya
penafsiran naqli (berdasarkan Alquran dan hadis Rasulullah SAW).
Nama lengkapnya adalah Abu Ja'far Muhammad bin Jari At-Tabari,
beliau lebih dikenal dengan nama at-Tabari atau Ibnu Jarir at-Tabari,
beliau seorang sejarahwan dan ahli tafsir terkemuka kelahiran kota
Amul, Tabaristan (di Iran) pada tahun 225 Hijriyah atau 839 sesudah
Masehi. Kota Amul tersebut merupakan tempat berkembangnya
kebudayaan Islam, namun ia lebih banyak menghabiskan waktunya di
kota Baghdad.
2. Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim as-Samarqandi dengan karyanya
Kitab tafsir Bahr al-Ulum. Ahli fikih Mazhab Hanafi yang terkenal
dengan panggilan Imam al-Huda. Ada tiga naskah Bahr al-Ulum. Satu
naskah terdiri atas tiga jilid dan terdapat di Dar al-Kutub al-Misriyyah
(Mesir). Dua naskah lainnya masing-masing terdiri atas dua dan tiga
jilid serta terdapat di perpustakaan Universitas Al-Azhar.
3. As-Suyuti dengan karyanya ad-Durr al-Mansur fi at-Tafsir al-Ma'tsur
yang terdiri atas enam jilid. Ia menyebutkan, kitab tafsir ini berisi
penafsiran Rasulullah SAW. Di dalamnya, terdapat sepuluh ribu hadis,
baik yang marfu' maupun yang mauquf (yang disandarkan kepada
sahabat). Uraian dalam tafsir dikaitkannya pula dengan masalah
kebahasaan, seperti i'rab, balagah, dan badi' (keindahan susunan kata
Alquran).
4. Fakhruddin ar-Razi dengan karyanya Mafatih al-Gaib. Kitab ini terdiri
atas delapan jilid. Kedelapan jilid tersebut pada hakikatnya tidak
disusun seluruhnya oleh ar-Razi. Menurut Ibnu Qadi (ahli tafsir), ar-
Razi tidak pernah menyusun tafsirnya itu secara lengkap dari awal
hingga akhir, melainkan dilakukan oleh beberapa mufasir lain.
5. Ibnu Kasir dengan karyanya Tafsir Alquran al-Azim. Kitab ini
merupakan kitab tafsir riwayat yang sangat populer dan dipandang
sebagai kitab tafsir terbaik kedua setelah kitab tafsir at-Tabari. Ibnu
Kasir menafsirkan ayat Alquran berdasarkan hadis Nabi SAW yang
dilengkapi dengan sanad dan sedikit penilaian terhadap rangkaian sanad
hadis.
D. PERKEMBANGAN STUDI AL QUR’AN
1. PERKEMBANGAN STUDI ALQURAN DI KALANGAN UMAT
ISLAM
a) Fase Sebelum Kodifikasi
Pada fase sebelum kodifikasi, ulumul qur’an telah dianggap
sebagai benih yang kemunculannya sangat dirasakan sejak masa
Nabi. Hal itu ditandai dengan kegairahan para sahabat untuk
mempelajari al-qur’an dengan sungguh-sungguh terlebih lagi
diantara mereka sebagaimana diceritakan oleh Abu Abdurrahman
As-Sulami, memiliki kebiasaan untuk tidak berpindah kepad ayat
lain, sebelum memahami dan mengamalkan ayat yang sedang
dipelajarinya.
b) Fase Kodifikasi
Sebagaimana diketahui pada fase sebelum kodifikasi, ulumul
qur’an dan ilmu-ilmu lainnya sebelum dikodifikasikan dalam bentuk
kitab atau mushaf, satu-satunya yang sudah dikodofikasikan pada
saat itu hanyalah Al-Qur’an. Hal it uterus berlangsung sampai ketika
Ali Bin Abi Thalib memerintahkan Abu Al-Aswad untuk menulis
nahwu.12 Perintah Ali inilah yang membuka gerbang pengodifikasian
ilmu-ilmu agama dan bahasa arab, pengodifikasisan itu semakin
marak dan meluas ketika Islam berada di bawah pemerintahan Bani
12 Qurais Shihab dkk, Sejarah dan Ulumul Quran ( Jakarta, Pustaka Firdaus : 1994 )
hlm. 4
Umayyah dan Abbasyah pada periode-periode awal
pemerintahannya.
1) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad II H.
Pada masa penyusunan ilmu-ilmu agama yang dimulai
sejak permulaan abad II H. pada ulama memberikan prioritas atas
penyusunan tafsir sebab sebab tafsir merupakan induk ulumul
qur’an. Diantara ulama abad II. Adalah : Syu’bah Bin Hijjaj,
Sufyan Bin Umayah, Sufyan Ats-Tsauri, Waqi’ Bin Al-Jarrh,
Muqotil Bin Sulaiman, Ibn Jarir Ath-Thobari
2) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad III H.
Pada abad III selain tafsir dan ilmu tafsir para ulama mulai
menyusun beberapa ilmu Al-Qur’an (ulumul qur’an), diantaranya:
Ali Bin Al-Madani karyanya Ilmu Asbab An-Nuzul
Abu Ubaid Al-Qosimi Bin Salam karyanya Ilmu Nasikh Wa
Al-Mansukh, Ilmu Qiraat, Dan Fadha’il Al-Qur’an.
Muhammad Bin Khalaf Al-Marzuban karyanya Kitab Al-
Hawei Fi Ulum Al-Qur’an
3) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IV H.
Pada abad IV H. Mulai disusun ilmu gharib al-qur’an dan
beberapa diantaranya memakai istilah ulumul qur’an, diantara
kitabnya adalah:
Gharib Al-Qur’an
Aja’ib Ulum Al-Qur’an
Al-Mukhtazan Fi Ulum Al-Qur’an
Al-Astigna’ Fi Ulum Al-Qur’an.
4) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad V H.
Pada abad ini mulai disusun ilmu-ilmu I’rab al-qur’an dalam
satu kitab. Namun demikian penulisan kitab-kitab ulumul qur’an
masih terus dilakukan . ulama masa ini diantaranya:
Ali Bin Ibrahim Bin Sa’id Al-Hufi.
Abu Amr-Dani
5) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VI H.
Pada abad ini disamping ada ulama yang meneruskan
pengembangan ulumul qur’an, juga terdapat ulama yang mulai
menyusun ilmu mubhamat al-qu’an diantaranya:
Abu Al-Qosim Bin Abdurrahamn As-Suhali karyanya Kitab
Mubhamat Al-Qur’an.
Ibn Al-Jauzi karyanya Funun Al-Afnan Fi Aja’ib Al-Qur’an
Dan Kitab Al-Mujtab Fi Ulum Tata’allaq Bi Al-Qur’an
6) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VII H.
Pada abad VII H ilmu-ilmu Al-qur’an terus berkembang
dengan mulai tersusunnya ilmu majaz al-qur’an dan ilmu qira’at.
Diantara ulamanya:
Alamuddin As-Sakhawi karyanya Hidayat Al-Murtab Fi
Mutasyabih.
Ibn ‘Abd As-Salam / Al Izz karyanya Ilmu Majaz Al-Qur’an.
Abu Syamah karyanya Al-Mursyid Al-Wajiz Fi Ulum Al-
Qur’an Tata’allaq Bi Al-Qur’an Al-Aziz
7) Perkembangan Ulumul Qur’an Abad VIII H.
Pada abad ini muncullah ulama yang menyusun ilmu-ilmu baru
tentang al-qur’an, namun demikian penulisan kitab-kitab tentang
ulumul qur’an tetapo berjalan, diantaranya:
Ibn Abi Al-Isba’ karyanya Ilmu Badu’i Al-Qur’an.
Najmuddin Ath-thufi karyanya Ilmu Hujjaj Al-Qur’an.
Perkembangan Ulumul Qur’an Abad IX dan X H.
8) Pada abad IX dan permulaan abad X.
Makin banyak karya para ulama tentang ulumul qur’an pada
masa ini ulumul qur’an mencapai kesempurnaan. Diantara
ulamanya antara lain:
Jalaludin Al-Bulqini karyanya Mawaqi’ An-Nujum.
Muhammad Bin Sulaiman Al-Kafiyaji karyanya At-Tafsir Fi
Qowa’id At-Tafsir.
Jalaludin Abdurrahman Bin Kamaluddin As-Suyuti karyanya
At-Tahbir Fi Ulum At-Tafsir
9) Pengembangan Ulumul Qur’an Abad Abad Modern.
Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa setelah wafatnya
imam as-suyuti tahun 911 H, maka terhentilah gerakan penulisan
al-qur’an dan pertumbuhannya sampai abad ke-XIV H. sebab
pada abad ke-XIV H atau pada abad modern ini bangkit kembali
kegiatan penulisan ulumul qur’an dan perkembangan kitab-
kitabnya. Hal itu ditengarai dengan banyaknya ulama’ yang
mengarang ulumul qur’an dan menuls kitab-kitabnya, baik tafsir
maupun macam-macamnya kitab ulumul qur’an.
Diantara para ulama’ yang menulis tafsir/ ulumul qur’an pada
abad modern ini adalah sebagai berikut.
Ad-Dahlawi karyanya Al-Fauzul Kabir Fi Ushulil Tafsir.
Thahir Al-Jaziri karyanya At-Tibyan Fi ‘Ulumil Qur’an.
Abu Daqiqah karyanya ‘Ulumul Qur’an.
M. Ali Salamah karyanya Minhajul Furqon Fi ‘Ulumil Qur’an
2) ALQURAN DAN KESARJANAAN BARAT ( ORIENTALIS )
Orientalis berasal dari kata “Orient” yang mengandung
pengertian“timur”, kata-kata tersebut berarti ilmu-ilmu yang
berhubungan dengan dunia timur.13 Orang-orang yang mempelajari
budaya timur dari segala aspeknya disebut orientalis atau ahli
ketimuran. Orientalis adalah suatu gaya berfikir yang berdasarkan pada
perbedaan ontologis dan epistimologis yang dibuat antara timur dan
barat. Secara defenisitif orientalis ialah segolongan sarjana barat yang
13 A. Hanafi, Orientalisme ditinjau dari kacamata Agama, (Alquran dan Hadits),
Pustaka Al-Husna, hlm. 9.
mendalami bahasa-bahasa, budaya, politik, etnis dunia timur, sejarah,
adat istiadat dan ilmu-ilmunya.14
Perhatian ilmiah orang orang Barat terhadap Al-qur’an dapat
dikatakan bermula dengan berkunjungnya Peter yang Agung ( Veter the
venerable ) --kepala Biara Cluny—ke Toledo pada perempatan kedua
abad ke XII .Ia mulai memperhatikan seluruh masalah Islam,
membentuk suatu tim dan menugaskan membuat serangkaian karya
yang secara keseluruhan akan merupakan basis ilmiah bagi para
intektual yang akan berurusan dengan Islam. Sebagian rangkaian dari
karya ini adalah penerjemahan alquran ke dalam Bahasa Latin yang
digarap oleh seorang Inggris , Robert of Ketton . Sayangnya terjemahan
ini dan karya karya lainnya yang digarap tim tidak membuahkan
perkembangan penting apapun terhadap kajian kajian Islam. Sejumlah
besar buku di tulis dalam dua atau tiga abad berikutnya, Tetapi Islam
tetap merupakan musuh bebuyutan yang ditakuti dan terkadang
dikagumi., serta hal hal yang dituliskan itu hampir semuanya bersifat
apologetik dan polemik, terkadang bahkan hampir hal hal yang tidak
senonoh atau cabul.15
Tabel 1
Perkembangan Al-qur’an16
Tahun peristiwa
1143 Al-qur’an berbahasa latin, Liber legis Saracenorum quem alcoran vocant oleh
Robert of Ketton
1530 Al-qur’an pertama kali di cetak di kota Bunduqiyah ( Venisia ) Italia yang
14 Zulfran Rahman, Kajian n Sunnah nabi SAW Sebagai Sumber Hukum Islam,
( Kerinci, CV Pedoman Ilmu Jaya: 2004 ) hlm. 135.
15 W. Montgomery Watt , Pengantar Studi Al-qur’an ( Jakarta : Rajawali pers :1991
) hlm. 273
16 Abah Salma Alif Sampayya , Keseimbangan Matematika dalam
Alquran , ( Jakarta: Republika , 2007 ) hlm. 11
kemudian gereja mengeluarkan perintah untuk membasminya
1547 Al-qur’an diterjemahkan kedalam Bahasa Italia oleh Andrea Arrivabene
dengan nama Alcorano di Macometto
1616 Al-qur’an di terjemahkan dalam Bahasa Jerman, De Arabische Alqoran oleh
Solomon Schieger ( Seorang Pendeta )
1647 Al-qur’an berbahasa Prancis, L ‘Alqoran de Mahomet translate d’arabe en
Francois oleh Andrew Du Ryer
1649 Al-qur’an berbahas Inggris oleh Alexander Ross
1694 Hinkelman mencetak Al-qur’an di Hamburg , Jerman
1698 Al-qu’ran dengan terjemahan bahasa latin, Alcorani textus Universus oleh
Ludovico Marraci
1772 Al-qur’an berbahasa Jerman, Die turkische Bibel oleh DF Mergellin
1787 Percetakan umat Islam yang pertama didirikan oleh Malay Usman ( Sultan
Ottoman Turki ) di St. Petersburgh, Rusia
1828 Percetakan Alquran muncul di Qazan, Rusia
1834 Al-qur’an berbehasa Jerman oleh Gustav Leberecht fluguel, Coranio textus
Arabicus
1838 Al-qur’an dicetak di Persia ( Iran )
1842 Al-qur’an dan terjemahan berbahasa Jerman oleh Gustav Lebercht Fluguel ,
Concordinate coranie Arabic
1877 Al-qur’an di cetak di Istanbul Turki
1923 Al-qur’an edisi mungil muncul di Kairo di bawah pengawasan Syaikhul Azhar,
( Rektor Al Azhar ) yang di sahkan oleh Raja Fuad
1953 Al-qur’an berbahasa Inggris oleh Arthur J. Arrebery the Holy Quran
1955 Al-qur’an berbahasa Inggris Oleh Arthur. J Arrebery The Holly Qoran
Interperted
1966 Jerman der Qoran oleh Rudi Paret
1967 Terjemahan Al-qur’an berbahasa Indonesia “ Al-qur’an dan terjemahnya “
yang disusun oleh pemerintah Indonesia dengan anggotanya Hasbie Assidiqie ,
Bustami, A.Gani. Muchtar Yahya, Mukti Ali, dan yang lainnya yang bekerja
selama 8 tahun
3) KRITIK ANALISIS TERHADAP KAJIAN ORIENTALIS
Ternyata tidak semua orientalis, mempunyai pemikiran sama,
dimana mereka mempelajari Islam untuk menyerang Islam itu, tetapi
justru banyak diantara mereka juga yang membela Islam, seperti
William Montogomery Watt, yang diklaim sebagai orientalis objektif
dan paling simpatik terhadap Islam, berpendapat bahwa kebenaran
kenabian Muhammad didasarkan pada fakta sejarah umat Islam sendiri.
Bagi Watt, pesan-pesan (massage) wahyu Nabi Muhammad telah
mengantarkan komunitas umat Islam berkembang sejak masa kerasulan
Muhammad hingga sekarang, umat Islam menaati ajaran, merasakan
kepuasan dan kebahagiaan, serta menjadi saleh dan taat dalam
keislamannya, meskipun hidup dalam lingkungan yang sulit. Ia
menyatakan, “Hal-hal tersebut menghasilkan konklusi bahwa
pandangan tentang realitas yang terkandung dalan Alquran adalah benar
dan bersumber dari Tuhan. Dengan demikian, Muhammad adalah nabi
yang sesungguhnya”.
Hal serupa juga diungkapkan E Renan Setelah melakukan
pengkajian tentang Al-masih as. Dia menetapkan bahwa al-Masih
bukanlah tuhan dan bukan pula anak tuhan . Beliau hanya seorang
manusia biasa yang mempunyai keistimewaan dibanding dengan
manusia lain serta memilki jiwa ( ruh ) yang mulia. Ia juga menjelaskan
bahwabuku berbahasa Arab yang membahas sejarah nabi Muhammad
seperti Sirah Ibnu Hisyam adalah tarikh yang sangat bagus yang
melebihi Injil yang beredar dikalangan umat Kristen sekarang.17
17 Ibid., hlm. 28
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Al-Qur’an adalah: Kalam yang bersifat mu’jizat, yang diturunkan atas
Rasul saw., ditulis pada beberapa mushaf,diriwayatkan secara nutawatir, dan
menjadi ibadah membacanya.
Dari sudut isi atau substansinya, fungsi Al-Qur’an sebagai tersurat dalam nama-
namanya adalah sebagai Al-Huda (petunjuk), Al-Furqon (pemisah), As-Syifa
(Obat), Al Mau’idzoh (nasehat). Ulama membagi tafsir alqur’an berdasarkan
metode penafsiran menjadi tiga macam, yaitu: Tafsir Al-riwayah/ Tafsir Bi Al-
ma’tsur, Tafsir Bi Ad-Dirawayah/ Tafsir Bi Al-ra’yi, Tafsir Bi Al- Isyari,
Perkembangan studi Alquran dikalngan umat Islam terdiri dari beberapa
fase, mulai dari fase sebelum kodifikasi hingga ke fase modern . Perkembangan
Studi Alquran juga dilakukan oleh kesarjanaan Barat ( Orientalis ), yang Boleh
jadi motivasi awal orang – orang barat mempelajari Islam, tidaklah untuk
menyerang Islam. Mungkin saja pada awalnya mereka benar-benar mempelajri
Islam sebagai suatu ilmu. Namun akhirnya orientalis tetap saja membawa bau
sentiment barat (baca: Kristen) terhadap Islam.
Tidak semua orientalis, mempunyai pemikiran sama, dimana mereka
mempelajari Islam untuk menyerang Islam itu, tetapi justru banyak diantara
mereka juga yang membela Islam, seperti William Montogomery Watt, E
Renan,dan lain sebagainya. Bahkan Kejujuran para orientalis dalam mengkaji
Islam ternyata membawa dampak yang baik , Tidak sedikit dari mereka yang
masuk Islam seperti Lord Hedley, Aten kaeeeDinech, penyair Jerman gothe, dan
Dr. Gerinech sebagai seoarang anggota parlemen Prancis.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Ash-Shaabuniy , Muhammad, Studi Ilmu Al-qur’an. Bandung : CV Pustaka
Setia :1999
Asmuni, M. Yusran. Dirasah Islamiyah I Pengantar Studi Alquran Hadits Fiqh
dan Pranata Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo. 1997
Alif Sampayya, Abah Salma, Keseimbangan Matematika dalam Al-
qur’an .Jakarta : Republika , 2007.
Buchari, H. A. Mannan, Menyingkap Tabir Orientalisme. Jakarta : Amzah , 2002.
Baidan, Nashruddin, Metode Penafsiran Alqur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
2002
Haque , Ziaul. Wahyu dan Revolusi,LKiS Yogyakarta, 2000
Hasbi Ash Shiddieqy , Teungku Muhamad. Ilmu Alqur’an dan Tafsir. Semarang:
PT Pustaka Rizki Putra. 1997.
Hanafi A., Orientalisme ditinjau dari kacamata Agama, (Alquran dan Hadits),
Pustaka Al-Husna,2004.
Jami’,Nasrun Daulay, Ulum Al-Qur’an . Bandung : CitaPustaka. 2010 .
Sirojuddin Iqbal , Mashuri dan A. pudlali. Pengantar Ilmu Tafsir. Bandung:
Angkasa Bandung. 1989.
Shihab , Qurais dkk, Sejarah dan Ulumul Quran .Jakarta, Pustaka Firdaus : 1994
CV Pedoman Ilmu Jaya: 2004 .
Zuhri, Ahmad . Studi AlQur’an dan tafsir. Jakarta Selatan : Hijri Pustaka
Utama, ,2000
http://annas-ribab.blogspot.com/2009/11/al-quran-wahyu-ilham.html, diakses hari
Rabu, 19 Oktober 2015 pukul 22.32 WIB.
http://wahyuditembilahan.blogspot.com/2012/03/makalah-fungsi-al-quran-dan-
hadist.html diakses 22 Oktober 2015 pukul 22:00 WIB.
http://bahrululummunir.blogspot.com/2011/03/normal-0-false-false-false-in-x-
none-ar.html diakses 20 Oktober 2015 pukul 15
top related