studi komparasi prestasi belajar pendidikan...
Post on 03-Feb-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ANTARA SISWA LULUSAN RA NAWA KARTIKA DAN TK TUNAS BARU DI
SDN 03 GRINGSING KECAMATAN GRINGSING KAB. BATANG
TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
SITI AROFAH
NIM. 093911305
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
IAIN WALISONGO
SEM ARANG
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Arofah
NIM : 093911305
Jurusan/Program Studi : S.1/PGMI
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 13 Juni 2012
Saya yang menyatakan,
Siti Arofah
NIM. 093911305
iii
KEMENTERIAN AGAMA R.I.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyah Semarang
Telp. 024-7601295 Fax. 7615387
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan:
Judul : Studi Komparasi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam antara
Siswa Lulusan RA Nawakartika Dan TK Tunas Baru Di SDN
Gringsing 03 Kec. Gringsing Kab. Batang Tahun Pelajaran
2011/2012.
Nama : Siti Arofah
Nomor Induk : 093911305
Jurusan : PGMI
Program Studi : PGMI
telah diujikan dalam siding munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar saran
dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, Juni 2012
DEWAN PENGUJI
Ketua Sekretaris,
H. Fakrur Rozi, M.Ag Budi Poernomo, M.Pd
NIP. 1969122019995031001 NIP. 197602142008011011
Penguji I Penguji II
Drs. Listyono, M.Pd Saminanto, M.Sc
NIP. 196910162008011008 NIP. 197206042003121002
Pembimbing
Dwi Mawanti, MA
NIP. 197612072005012002
IAIN WALISONGO
SEM ARANG
iv
NOTA PEMBIMBING Semarang, 16 Januari 2012
Kepada :
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
Di Semarang
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi
naskah skripsi dengan:
Nama : Siti Arofah
NIM : 093911305
Program : S.1 PGMI
Judul : Studi Komparasi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam antara
Siswa Lulusan RA Nawakartika Dan TK Tunas Baru Di SDN
Gringsing 03 Kec. Gringsing Kab. Batang Tahun Pelajaran
2011/2012
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut dapat dimunaqasahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dwi Mawanti, MA
NIP. 19761207200501200
v
ABSTRAK
Judul : Studi Komparasi Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
antara Siswa Lulusan RA Nawakartika Dan TK Tunas Baru Di
SDN Gringsing 03 Kec. Gringsing Kab. Batang Tahun Pelajaran
2011/2012
Penulis : Siti Arofah
NIM : 093911305
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) prestasi belajar pendidikan agama
islam siswa SDN Gringsing 03 yang belajar di TK dan RA, 2) perbedaan prestasi belajar
pendidikan agama Islam siswa SDN Gringsing 03 yang belajar di RA dan TK.
Penelitian ini mengambil sampel semua jumlah siswa kelas IV - VI yang sekaligus
merupakan populasi yakni 40 siswa, menggunakan teknik stratifield quota random
sampling setelah terkumpul dianalisa menggunakan analisa data statistik dengan pengujian
t skor. Berdasarkan hasil penelitian prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa SDN
Gringsing 03 yang belajar di RA dan TK mendapatkan nilai rata-rata (Mean) siswa yang
belajar di RA sebesar 79,5 dalam kategori baik, sedangkan siswa yang belajar di TK
mendapatkan nilai rata-rata (Mean) sebesar 61,5 dalam kategori cukup.
Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisa komparasi dengan rumus t
skor, pengujian hipotesis penelitian menjunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang positif
prestasi belajar pendidikan agama Islam antara siswa yang belajar di RA dan TK di SDN
Grinsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang, hal ini ditunjukkan dengan analisa t-
tes (tes) didapat sebesar to=6,31 dengan perbandingan 5% = 2,021 dan 1% = 2,704 dengan
df 40, ternyata lebih besar dari t-tabel. Yang berarti bahwa hipotesis adanya perbedaan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa yang belajar di RA dengan yang
belajar di TK di SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang “ dapat
diterima “.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan kajian dan
masukan bagi guru, orang tua dalam memberikan motivasi kepada anak didik atau anaknya
terutama bagi SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang agar senantiasa
meningkatkan belajar, mendalamin dan mengkaji ilmu-ilmu Pendidikan Agama Islam,
khususnya baca tulis Al-Qur’an. Dan sesuai dengan tujuan penulisan sekripsi ini, penulis
menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran
yang tertuang dalam skripsi ini.
.
vi
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab-Latin dalam skripsi ini berpedoman pada
SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan R.I Nomor: 158/1987 dan
Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan data kata sandang (al-) disengaja secara
konsisten supaya sesuai teks Arabnya.
ţ ط a ا
z ظ b ب
‘ ع t ت
g غ s ث
f ف j ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m ك z ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
‘ ء sy س
y ي ş ص
d ص
Bacaan Madd: Bacaan Diftong:
ā : a panjang او = au
ī : i panjang اي = a
Lambang Dalam Transliterasi
Lambang/symbol titik dan garis di atas atau di bawah huruf untuk menunjukkan tanda
bacaan mad (panjang) dalam bahasa Arab itu dibentuk dari jenis font (huruf) Time New
vii
Arabic. Karena itu, computer yang mau digunakan menulis teks tersebut harus sudah
diinstal jenis huruf tersebut. Lambang-lambang tersebut dalam tombol keypad computer
adalah sebagai berikut:
PERBEDAAN SIMBOL ANTARA HURUF
TIME NEW ROMAN DENGAN TIMES NEW ARABIC
Simbol dalam
Timew New Arabic
Simbol dalam
Times New Roman Contoh
Simbol dalam
Penulisan dengan
Times New Roman
Garis di atas huruf
kecil
Lebih besar (>) ā a>
Garis di atas huruf
besar
Lebih kecil (<) Â A<
Titik di atas huruf
kecil
Garis miring kiri (\) a a\
Titik di bawah
huruf besar
Garis tegak (|) A A|
Titik di bawah
huruf kecil
Kurung kurawal tutup
(}) a a}
Titik di bawah
huruf besar
Kurung kurawal buka
({) A A{
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah serta Inayahnya, sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
Shalawat serta Salam semoga tetap terlimpahkan kepada beliau Nabi Besar
Muhammad SAW. Keluarga, Sahabat-sahabatnya, serta orang-orang mukmin yang
senantiasa setia jadi pengikutnya.
Selanjutnya dnegan segenap kerendahan hati dan penuh kesadaran, penulis
sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung atau tidak langsung. Oleh karena itu penulis
menyampaikan terima kasih atas jasa berbagai pihak yang telah memberka secara ikhlas
baik berupa tenaga, pikiran, bimbingan dan saran-saran sebagai sesuatu yang sangat
berguna bagi penulis dalam mencapai kesempurnaan dari penulisan skripsi ini. Untuk itu
penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada :
1. DR. Suja’i, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
2. Fahrurrozi, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu tenaga dan
pikiran untuk memberkan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. Para Dosen Fakultas Tarbiyah yang telah mencurahkan ilmunya selama menuntut ilmu
di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
4. Nasichin, S.Pd selaku Kepala SDN Gringsing 03 Ke. Gringsing Kab. Batang dan
segenap pengurus beserta stafnya, yang telah memberi izin kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian serta memberikan data-data sehingga skripsi ini selesai
dengan baik.
5. Suamiku tercinta
6. Anak-anakku tersayang
7. Kakak-kakakku, dan adik-adikku yang selalu kuhormati dan kusayangi.
8. Teman-teman senasib seperjuangan, terima kasih atas nasihat dan motivasinya.
9. Sahabat-sahabatku, kalianlah sumber inspirasiku
ix
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas
amal kebaikan mereka dengan balasan yang lebih dari yang mereka berikan. Saya
hanya bisa mengucapkan Jazakumullah khoiru jaza’.
Kepada mereka semua, tiada kata yang pantas untuk diucapkan kecuali ucapan
terima kasih, semoga amal baiknya mendapat balasan setimpal dari Allah SWT.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik yang konstruktif senantiasa penuulis
harapkan.
Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
siapa saja yang membaca terutama bagi civitas akademika IAIN Walisongo Semarang.
Semarang, 27 Juni 2012
Penulis,
Siti Arofah
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……….. ………………………………………………… i
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………………….. ii
PENGESAHAN .……………………………………………………………….. iii
NOTA PEMBIMBING ……………………………………………………….… iv
ABSTRAK ………………………………………………………………………. v
TRANSLITERASI …...………….……………………………………………… vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. viii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………… xii
BAB I : PENDAHULUAN …………………………………………….… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………… 1
B. Pembatasan Masalah ………………………………………….. 4
C. Rumusan Masalah ……………………………………………. 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………. 7
BAB II : LANDASAN TEORI …………………………………………… 10
A. Kajian Pustaka ……………………………………………….. 10
B. Kerangka Teoritik ……………………………………………. 13
C. Hipotesis Penelitian …………………………………………... 43
BAB III : METODE PENELITIAN ………………………………………... 34
A. Jenis Penelitian ……………………………………………….. 44
B. Tempat dan Waktu Penelitian ……..………………………….. 44
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel …………. 44
D. Variabel Penelitian …………………………………………… 46
E. Pengumpulan Data Penelitian ………………………………… 46
F. Analisis Data Penelitian ……...………………………………. 47
BAB IV : ANALISIS KOMPARASI PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM ANTARA SISWA LULUSAN RA NAKARTIKA
xi
DENGAN SISWA LULUSAN TK TUNAS BARU DI SDN 03
GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN 2011/2012 … 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian …………………………. 49
1. Kondisi Umum SDN 03 Gringsing Batang ……………… 49
2. Letak Geografis ………………………………………….. 49
3. Struktur Organisasi…………………………...................... 50
4. Keadaan Sarana Prasarana ……………………………….. 50
5. Keadaan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa …… 52
6. Kegiatan Ekstrakurikuler …………………………………. 54
7. Alokasi Waktu Pendidikan Agama Islam ………………… 55
8. Data Siswa Lulusan dari RA Nawa Kartika ……………… 55
9. Data Siswa Lulusan dari TK Tunas Baru …………………. 56
B. Analisis Data Hasil Penelitian ………………………………… 57
1. Analisis Pendahuluan ……………………………………… 57
2. Analisis Uji Hipotesis ……………………………………... 60
3. Analisis Lanjut …………………………………………….. 61
C. Keterbatasan Hasil Penelitian ………………………………….. 62
BAB V : PENUTUP …………………………………………………………. 64
A. Kesimpulan …..………………………………………………… 64
B. Saran ……….…………………………………………………... 64
C. Penutup ………………………………………………………… 65
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 : Struktur Organisasi SDN Gringsing 03 ……………………………. 51
Tabel 4.2 : Sarana Fisik SDN Gringsin 03 Tahun Pelajaran 2011/2012 ………. 52
Tabel 4.3 : Keadaan Guru SDN Gringsing 03 Tahun Pelajaran 2011/2012 ….. 53
Tabel 4.4 : Data Siswa SDN Gringsin 03 Tahun Pelajaran 2011/2012 ………... 54
Tabel 4.5 : Data Siswa SDN Gringsing 03 Lulusan Dari RA Nawa Kartika ….. 56
Tabel 4.6 : Data Siswa SDN Gringsing 03 Lulusan Dari TK Tunas Baru …….. 56
Tabel 4.7 : Distribusi Relatif Prestasi Belajar PAI Siswa Lulusan dari RA Nawa
Kartika ……………………………………………………………… 58
Tabel 4.8 : Distribusi Relatif Prestasi Belajar PAI Siswa Lulusan dari TK T unas
Baru …………………………………………………………………. 59
Tabel 4.9 : Tabel Penyelesaian Nilai Raport PAI Siswa SDN Gringsin 03 …….. 59
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 : Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ………………… 29
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1
Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 : Teks membaca keras Siklus 1
Lampiran 4 : Kemampuan membaca Al Quran Siklus I
Lampiran 11 : Soal Siklus II
Lampiran 12 : Kunci Jawaban Soal Siklus II
Lampiran 13 : Perhitungan Uji Instrumen Siklus I
Lampiran 14 : Perhitungan Uji Instrumen Siklus II
Lampiran 15 : Rekapitulasi Validitas Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Uji Coba
Siklus I
Lampiran 16 : Rekapitulasi Validitas Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Uji Coba
Siklus II
Lampiran 17 : Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus I
Lampiran 18 : Hasil Pengamatan Kinerja Guru Siklus II
Lampiran 19 : Analisis Hasil Tes Akhir Siklus I
Lampiran 20 : Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II
Lampiran 21 : Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I
Lampiran 22 : Data Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus I
Lampiran 23 : Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II
Lampiran 23 : Data Pengamatan Keaktifan Siswa Siklus II
Lampiran 24 : Hasil Pengamatan Kerjasama Siswa Siklus I
Lampiran 25 : Data Pengamatan Kerjasama Siswa Siklus I
Lampiran 27 : Data Observasi Kerjasama Siswa Siklus I
Lampiran 28 : Hasil Pengamatan Kerjasama Siswa Siklus II
Lampiran 29 : Hasil Observasi Kerjasama Siswa Sklus II
Lampiran 30 : Data Observasi Kerjasama Siswa Siklus II
Lampiran 31 : Angket Siswa terhadap Pembelajaran
Lampiran 32 : Hasil Angket Siswa Tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Lampiran 33 : Foto Kegiatan Belajar Mengajar dengan Metode Kooperatif Tipe Jigsaw
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah adalah
kegiatan belajar mengajar. Proses belajar mengajar yang ada merupakan
penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan. Siswa yang
belajar diharapkan mengalami perubahan baik dalam bidang pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan tersebut dapat
tercapai bila ditunjang berbagai macam faktor. Faktor yang dapat
menghasilkan perubahan juga berpengaruh untuk meningkatkan hasil
belajar. hasil belajar merupakan faktor yang paling penting dalam proses
belajar mengajar.
Hasil belajar atau prestasi berkaitan erat dengan pendidikan,
didalam pendidikan inilah prestasi dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan siswa terhadap hasil belajar.
Menurut Sumadi, prestasi belajar itu “Nilai sebagai rumusan yang
diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa
selama masa tertentu.”1
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah
hasil maksimal yang telah diperoleh siswa berupa nilai yang telah dicapai
setelah menerima materi dalam proses pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
1 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Perssada, 1998),
hlm. 32
2
(Akhlakul Karimah), serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.2
Berpijak dari pengertian diatas, maka suatu pendidikan yang baik
dan ideal hendaknya mencakup bidang pengajaran dan bimbingan yang bisa
meningkatkan prestasi belajar dan perubahan positif (perilaku, budi pekerti)
dalam diri peserta didik yang sedang berkembang menuju kedewasaannya.
Dalam pendidikan agama Islam, pelajaran Akhlak (moral) merupakan suatu
dasar teoritik bagi siswa sebagai generasi bangsa yang masih dalam bangku
pendidikan untuk dikontribusikan dalam kehidupan beragama,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, yang mensentralkan pada budi
pekerti atau perilaku keagamaan.
Pendidikan agama islam tidak saja menyampaikan “ Science “
tentang islam kepada anak didik, tetapi juga menyampaikan aspek
pendidikannya yakni menanamkan dan meningkatkan keimanan anak didik
kepada agama islam supaya mereka menjadi penganut-penganut islam yang
taat dalam kehidupannya sehari-hari.3 Firman Allah SWT dalam surat Ali-
Imran ayat : 102
(201يآأيها الذيه امىىا اتقىا اهلل حق تقاته والتمىته اال واوتم مسلمىن )ال عمران :
“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-
benar takwa kepada-Nya; dan jangan sekali-kali kamu mati melainkan
dalam keadaan beragama Islam” (Q.S. Ali Imran, 102)4
Pendidikan yang diinginkan oleh islam adalah pendidikan yang
mampu membentuk manusia unggul secara intelektual, kaya dalam amal
serta anggun dalam moral dan kebajikan.5 Jadi pendidikan yang diharapkan
2Republik Indonesia, UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta: Diirjen Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), hlm. 5. 3Mahfud Shalahuddin, Metodologi Pendidikan Agama, (Surabaya : PT. Bina Ilmu.
1987), hlm. 10. 4Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta, Yayasan Penyelenggara
Penterjemah/Tafsiran Al-Qur’an. 1998) hlm. 635. 5Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia antara cita dan fakta, (Yogyakarta : Tiara
Wacana, 1991), hlm. 155.
3
menyangkut aspek keagamaan, aqliyah (Ilmiah) dan akhlak (budi pekerti,
perilaku) serta kesehatan jasmani.
Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran yang
wajib diajarkan pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia.
Posisi strategis mata pelajaran tersebut berkaitan dengan upaya pencapaian
tujuan pendidikan nasional, yaitu pembentukan manusia beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam sejajar dengan mata pelajara lain sebagai suatu
kebulatan dalam pencapaian tujuan pembelajaran siswa secara
komprehensip.
Efektifitas pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
tergantung banyak faktor, diantaranya adalah kesiapan siswa, sikap siswa
terhadap mata pelajaran merupakan faktor yang penting dalam belajar, mata
pelajaran yang disukai akan lebih lancar dipelajari daripada mata pelajaran
yang kurang disukai. Sebaliknya mata pelajaran yang kurang disukai akan
sulit dipelajari.
Pendidikan Agama Islam dikembangkan dengan menekankan
keterpaduan antara tiga lingkungan pendidikan yaitu : lingkungan keluarga,
sekolah dan masyarakat. Untuk itu Guru Pendidikan Agama Islam perlu
mendorong dan memantau kegiatan Pendidikan Agama Islam yang dialami
oleh siswa di dua lingkungan pendidikan lainnya (keluarga dan masyarakat)
sehingga terwujud keselarasan dan kesatuan tindak dalam pembinaannya.
Dengan landasan iman yang benar siswa diharapkan mampu
beribadah dengan baik dan benar, membaca Al Qur’an dengan benar,
membiasakan kepribadian muslim (berkhlak mulia) dan mampu memahami
sejarah singkat Nabi Muhammad SAW. Dengan demikian setelah anak lulus
dari pendidikan dasar diharapkan bisa melaksanakan salat dan puasa, sesuai
dengan syarat dan rukunnya, dan juga bisa membaca Al Qur’an dengan tartil
sesuai mahrajnya.
4
RA merupakan suatu lembaga pendidikan khusus dalam arti materi
dan pola pendidikannya. Materi khusus tersebut ialah menitik beratkan pada
pengajaran cara membaca dan menulis Al Qur’an dengan baik, fasih dan
tartil serta benar, ditambah dengan pelajaran shalat dan do’a sehari-hari.
Pola pendidikan di RA merupakan penggabungan antara pendidikan
formal dan informal, dengan kata lain RA (Raudlatul Atfal) merupakan
bentuk informal dari pengajian anak-anak tetapi merupakan sekolah dalam
bentuk formalnya.
Pandangan umum menyatakan bahwa ketidak berhasilan
pembelajaran pendidikan agama islam disekolah umum karena faktor
alokasi waktu serta sikap kurang responsive siswa terhadap mata pelajaran
tersebut.
Pandangan tersebut masih perlu dibuktikan kebenarannya melalui
penelitian yang berkesinambungan dan mencakup berbagai aspek yang
terkait didalamnya.
Hal inilah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti keadaan
tersebut diatas apakah benar dugaan penulis bahwa siswa yang belajar dari
Raudlatul Atfal ( RA ) dibandingkan dengan yang dari Taman Kanak-kanak
prestasi belajar pendidikan agama islam lebih baik dan lebih terampil.
Dari latar belakang diatas maka peneliti mengambil judul “STUDI
KOMPARASI PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
ANTARA SISWA LULUSAN RA NAWAKARTIKA DAN TK TUNAS
BARU DI SDN GRINGSING 03 KECAMATAN GRINGSING
KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2011/2012“ dengan
alasan sebagai berikut:
1. Pendidikan agama sangatlah penting diberikan pada anak, agar di dalam
dirinya terbentuk kepribadian muslim,6
yang sering disebut dengan
istilah taqwa (diartikan sebagai mengerjakan perintah Allah dan
6 Zakiah Daradjat , Ilmu Pendidikan Islam ( IPI ), (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), Cet.
4, hlm. 28.
5
menjauhi segala larangan-Nya)7 sehingga mempengaruhi pada perbaikan
sikap mental yang berwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan
diri sendiri maupun orang lain yang sekaligus merupakan penanaman
pendidikan iman dan pendidikan amal yang pada akhirnya nanti
kepribadian muslim itu menjadikan seseorang sebagai insan kamil.
Sehingga dengan keimanannya tersebut seseorang akan mampu
menghadapi tantangan hidup dan terhindar dari perbuatan yang
menyesatkan karena telah didasari dengan Iman yang kuat.
2. Keberhasilan dan peningkatan prestasi belajar merupakan harapan para
siswa, guru dan orang tua juga masyarakat, hal demikian itu akan
terwujud apabila anak selalu mendapatkan dorongan dan bimbingan
dalam mengikuti pendidikan baik di sekolah dasar maupun di RA
(Raudlatul Atfal)
3. Dipilihnya SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang,
sebagai tempat penelitan dengan pertimbangan sekolah ini lokasinya
dekat dengan tempat tinggal peneliti. Sehingga penelitian akan lebih
efektif dan dari segi biaya bisa lebih hemat.
B. Pembatasan Masalah
Agar dalam pembahasan skripsi ini tidak menimbulkan kerancuan
atau salah pengertian, maka berikut ini akan penulis paparkan maksud judul
skripsi ini :
1. Studi Komparasi
Studi artinya kajian, telaah, penelitian, penyeledikian ilmiah.8
Sedangkan komparasi berasal dari bahasa asing “Comparative“ yang
berarti membandingkan sesuatu dengan yang lain.9
7Nur Uhbiyati , Ilmu Pendidikan Islam ( IPI ), (Bandung : Pustaka Setia, 1997), Cet. 1,
hlm. 36. 8Anton, M Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1993),
Cet. Ke 4, hlm. 860. 9Jhon, M. Echols dan Hasan Sadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta : PT.
Gramedia,1989), hlm 131.
6
Jadi studi komparasi adalah suatu penelitian yang
membandingkan sesuatu dengan yang lainnya.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah kemampun siswa dalam penguasaan
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang dicapai setelah ia belajar.10
Prestasi belajar adalah perkembangan dan hasil - hasil yang telah
dicapai oleh peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran
dalam jangka waktu tertentu.11
3. Pendidikan Agama Islam untuk SD
Pendidikan agama islam adalah merupakan salah satu bidang
studi yang harus dipelajari dalam rangka menyelesaikan pendidikan
pada sekolah dasar, yang didesain dan diberikan kepada pembelajar
yang beragama islam, agar mereka dapat mengembangkan dan
meningkatkan keberagamaan.12
4. Siswa
Menurut Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem pendidikan Nasional dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
siswa / peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha untuk
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia
pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.13
Siswa yang penulis maksud adalah siswa sekolah dasar Negeri
Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
5. RA (Raudatul Athfal)
RA (Raudatul Athfal) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
Agama Islam untuk anak-anak usia pra sekolah dasar yang menjadikan
10
Muhammad Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung : CV. Ilmu,
1975), hlm.4. 11
Nana Sudjana, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 460. 12
Irpan Abd Gafar D, Muhammad Jamil B, Re-Formulasi Rancangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam (Panduan Dosen, Guru dan Mahasiswa) , (Jakarta : Nur Insani, 2003),
Cet. I ,hlm. 69. 13
Republik Indonesia, UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm.
5
7
siswa berprestasi dalam pendidikan agama islam lebih baik sebagai
target pokoknya dan diselenggarakan oleh pihak swasta yang kegiatan
pembelajarannya dilakukan pada pagi hari.
6. TK
TK (Taman Kanak-kanak) adalah lembaga pendidikan untuk
anak-anak usia pra sekolah dasar yang mengajarkan siswa tentang
pendidikan umum dan bernaung dibawah Cabang Dinas Pendidikan
kecamatan yang kegiatan pembelajarannya dilakukan pada pagi hari.
7. SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing adalah sebuah lembaga
pendidikan yang bernaung dibawah Cabang Dinas Pendidikan
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang menjadi tempat obyek
penelitian.
C. Perumusan Masalah
Permasalahan dalam suatu penelitian perlu dikemukakan, sehingga
analisa data tidak akan meluas dari permasalahan yang telah dirumuskan.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada perbedaan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam antara
siswa siswa lulusan RA dengan siswa lulusan TK di SDN Gringsing 03
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang?
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian harus mempunyai tujuan dan kegunaan agar
penelitian tersebut dapat menghasilkan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan yang akan menjadi sumber informasi pihak lain yang ingin
dicapai.
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
8
a. Untuk mengetahui prestasi belajar pendidikan agama Islam siswa
SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang
berasal dari RA.
b. Untuk mengetahui prestasi belajar pendidikan agama islam siswa
SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang
berasal dari TK.
c. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi belajar
pendidikan agama Islam siswa SDN 03 Gringsing Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang yang berasal dari RA dan yang berasal
dari TK.
2. Manfaat penelitian
Penulisan Skripsi ini menpunyai 2 manfaat yakni secara teoritis
dan secara praktis yaitu:
a. Secara Teoritis
Salah satu sumber yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan
pendidikan di SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang, khususnya mengenai pengaruh prestasi belajar pendidikan
agama islam terhadap perilaku keagamaan siswa SDN 03 Gringsing
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
b. Secara Praktis
1) Bagi Penulis
Dapat menambah wawasan pengaruh prestasi belajar pendidikan
agama Islam terhadap perilaku keagamaan siswa di SDN 03
Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
2) Bagi Guru
Dapat memberikan informasi atau sumbangan pemikiran tentang
perilaku keagamaan siswa di SDN 03 Gringsing Kecamatan
Gringsing Kabpaten Batang.
3) Bagi Siswa SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang. Dengan penulisan ini diharapkan dapat memotivasi
9
siswa untuk meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agma
Islam di SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
Kajian yang relevan ini penulis peroleh dari penelitian-penelitian
sebelumnya yang penulis jadikan sebagai bahan kajian yang relevan dengan
permasalahan yang penulis teliti saat ini. Dengan tujuan untuk mempermudah
penulis memperoleh gambaran-gambaran serta mencari titik-titik perbedaan.
Sebagai bahan kajian pustaka, penulis menemukan hasil penelitian
sebelumnya yang ada kaitannya dengan skripsi ini.
1. Skripsi Dani Supriyanti, dengan judul Studi Komparasi Kemampuan
Membaca Al Qur’an antara Siswa yang Mengikuti Madin dan Tidak
Sekolah di Madin Siswa Kelas V SD Kutosari 02 Gringsing Kab. Batang
Tahun 2008/2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan
kemampuan membaca Al Qur’an (X) antara siswa yang sekolah di Madin
dan tidak sekolah di Madin (Y) Siswa Kelas V SD Kutosari 02 Gringsing
Kab. Batang Tahun 2008/2009. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
berbentuk field research yang menggunakan metode wawancara,
observasi, dokumentasi dalam memperoleh data. Merupakan penelitian
populasi, subyek penelitian sebanyak 46 responden, menggunakan teknik
populasi.
Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis regresi satu prediktor. Dari dua variabel yang ada yaitu
variabel X kemampuan membaca Al Qur’an mendapat nilai rata-rata
50,78 termasuk dalam kategori cukup, sedangkan variabel Y antara siswa
yang sekolah di Madin dan tidak sekolah di Madin (Y) mendapat nilai
rata-rata 46,19 termasuk kategori cukup. Pengujian hipotesis penelitian
menggunakan analisis regresi satu predictor. Pengujian hipotesis peneliti
menunjukan bahwa ada pengaruh Hal ini ditunjukan bahwa nilai koefisien
regresi atau Freg yang diperoleh ternyata lebih kecil dari hasil nilai rt (nilai
11
koefisien pada tabel), pada taraf signifikan 5 % yaitu Freg (3,474)<rt (4,05)
maupun pada taraf signifikan 1 % yaitu Freg (3,474)<rt (7,21).
Penelitian tersebut berbeda dengan yang akan peneliti lakukan,
yakni penelitian tersebut akan membuktikan adanya pengaruh antara
variabel X (kemampuan membaca Al Qur’an) dengan variebl Y (antara
siswa yang sekolah di Madin dan tidak sekolah di Madin). Sedangkan
penelitian yang akan peneliti lakukan lebih terfokus kepada prestasi belajar
pendidikan agama islam antara siswa lulusan RA Nawa Kartika dan TK
Tunas Baru di SDN 3 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang
Tahun 2010. Berdasarkan deskripsi di atas menunjukkan bahwa penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya.
2. Skripsi yang ditulis oleh Umi Riyadloh (10710449)
dalam Skripsi yang berjudul “Studi Komparasi Prestasi Belajajar
Pendidikan Agama Islam antara Aktifis Rohis dengan Aktifis OSIS di SMA
Islam Karangrayung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Grobogan
Tahun 2008/2009.” merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata 1 dalam Ilmu Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Wali
Sembilan Tahun 2009.
Jenis penelitian diatas adalah kualitatif berbentuk field research
yang menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam
memperoleh data. Setelah semua data terkumpul maka obyek
permasalahan dijelaskan secara sistematis serta dianalisa secara cermat
dan tepat dengan teknik deskriptif analitik. Analisis data ini diwujudkan
bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk uraian
deskriptif.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa, pertama, prestasi
belajar PAI aktifis ROHIS termasuk pada kategori sangat baik ditunjukkan
dengan nilai rata-rata 85,83 dengan nilai terendah 76 dan nilai tertinggi 94.
Kedua, prestasi belajar PAI aktifis OSIS termasuk pada kategori
baik ditunjukkan dengan nilai rata-rata 81,67 dengan nilai terendah 73 dan
nilai tertinggi 89.
12
Ketiga, terdapat perbedaan prestasi belajar PAI antara Aktifis
ROHIS dan Aktifis OSIS di SMA Islam Karangrayung, dimana prestasi
belajar PAI aktifis ROHIS berada pada kategori sangat baik. Dan prestasi
belajar PAI aktifis OSIS berada pada kategori baik, perbedaan tersebut
didasarkan pada t hasil observasi ( to ) = 3,453.
Dengan berbagai uraian di atas menjadi jelas apa yang akan penulis
teliti berbeda dengan peneliti sebelumnya. Perbedaan itu sebagaimana
yang diuraikan di atas. Oleh karena itu penulis akan mengangkat
permasalahan kembali dengan judul ”Studi Komparasi Prestasi Belajajar
Pendidikan Agama Islam antara Aktifis Rohis dengan Aktifis OSIS di SMA
Islam Karangrayung Kecamatan Karanganyar Kabupaten Grobogan
Tahun 2008/2009.”
3. Skripsi yang ditulis oleh Munawar tentang “ Studi Komparasi Prestasi
Belajar PAI antara siswa aktivis dengan siswa non aktifis di SMA Negeri
13 Semarang, dalam penelitiannya yang menjadi masalah adalah peran
pendidikan agama islam terhadap perilaku keagamaan siswa di SMA 13
Semarang.
Penelitian tersebut di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang
akan penulis lakukan. Baik judul, tujuan penelitian, jenis penelitian, metode
pengumpulan data, metode analisis data, dan bahkan obyek penelitian yang
dikaji juga berbeda. Penelitian di atas bertujuan untuk mengetahui bagaimana
kemampuan membaca Al Qur’an antara siswa yang sekolah dan tidak sekolah
di Madin serta untuk mengetahui prestasi pembelajaran PAI yang aktifis dan
bukan aktifis, sedangkan penelitian yang penulis lakukan adalah untuk
mengetahui adanya perbedaan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
antara siswa lulusan RA Nawakartika dan TK Tunas Baru di SDN Gringsing
03 Kec. Gringsing Kab. Batang Tahun Pelajaran 2010. Adapun jenis
penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian kuantitatif dengan
metode angket, dan analisisnya dengan analisis t tes. Itulah letak persamaan
dan perbedaan antara hasil penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan
penulis lakukan.
13
Dengan berbagai uraian di atas menjadi jelas apa yang akan penulis
teliti berbeda dengan peneliti sebelumnya. Perbedaan itu sebagaimana yang
diuraikan di atas. Oleh karena itu penulis akan mengangkat permasalahan
kembali dengan judul ”STUDI KOMPARASI PRESTASI BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ANTARA SISWA LULUSAN RA
NAWAKARTIKA DAN TK TUNAS BARU DI SDN GRINGSING 03
KECAMATAN GRINGSING KABUPATEN BATANG TAHUN
PELAJARAN 2011/ 2012. ”
B. Kerangka Teoritik
Kerangka teoritik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam Untuk SD
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan
siswa agar memahami (knowing), terampil melaksanakan (doing), dan
mengamalkan (being) agama Islam melalui kegiatan pendidikan.
Tujuan pendidikan Agama Islam di sekolah (bukan di madrasah) ialah
murid memahami, terampil melaksanakan, dan melaksanakan ajaran
Islam dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi orang yang
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.1
Optimalisasi Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak berarti
penambahan jumlah jam pelajaran di sekolah, tetapi melalui
optimalisasi upaya pendidikan agama Islam. Itu berupa optimalisasi
mutu guru agama Islam dan optimalisasi sarana. Karakteristik utama
PAI adalah banyaknya muatan komponen being, di samping sedikit
komponen knowing dan doing. Hal ini menuntut perlakuan pendidikan
yang banyak berbeda dari pendidikan bidang studi umum. Pembelajaran
1Tim PAI SD Al Huda, Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
http://sdislamhuda.wordpress.com, diakses tanggal 08/06/2012
14
untuk mencapai being yang tinggi lebih mengarahkan pada usaha
pendidikan agar murid melaksanakan apa yang diketahuinya itu dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagian paling penting dalam PAI ialah mendidik murid agar
beragama; memahami agama (knowing) dan terampil melaksanakan
ajaran agama (doing) hanya mengambil porsi sedikit saja. Dua yang
terakhir ini memang mudah. Berdasarkan pengertian itulah pendidikan
agama Islam memerlukan pendekatan pendekatan naql, akal dan qalbu.
Selain itu juga diperlukan sarana yang memadai sehingga mendukung
terwujudnya situasi pembelajaran yang sesuai dengan karakter
pendidikan agama Islam. Sarana ibadah, seperti masjid/mushallah,
mushaf al-Quran, tempat bersuci/tempat wudlu merupakan salah satu
contoh sarana pendidikan agama Islam yang dapat dipergunakan secara
langsung oleh siswa untuk belajar agama Islam.2
Pendidikan agama Islam adalah merupakan salah satu bidang
studi yang harus dipelajari dalam rangka menyelesaikan pendidikan
pada Sekolah Dasar, yang didesain dan diberikan kepada pembelajar
yang beragama Islam, agar mereka dapat mengembangkan dan
meningkatkan keberagamaan.3
Secara bahasa pendidikan diartikan sebagai perbuatan, (hal,
cara) mendidik, dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau
pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin.4 Dalam
bahasa arab pendidikan berasal dari kata “Tarbiyah“ dengan kata
kerja “Rabba“ yang artinya mendidik, mengasuh, memelihara,
mencipta.5
2Tim PAI SD Al Huda, Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam di Sekolah,
http://sdislamhuda.wordpress.com, diakses tanggal 08/06/2012 3Irpan Abd Gafar D, Muhammad Jamil B, Re-Formulasi Rancangan Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam ( Panduan Dosen, Guru dan Mahasiswa ) , ( Jakarta : Nur Insani, 2003 ),
Cet. I ,hlm. 69. 4Anton, Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), Cet. Ke
4, hlm. 860. 5Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000) hlm. 25
15
Sedangkan pengertian pendidikan menurut istilah undang-undang
sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa usaha
sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran
dan atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang.6
Pendidikan agama Islam mengandung arti usaha berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak setelah selesai
pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran agama islam
serta menjadikannya sebagai pandangan hidup (Way Of Life). 7
Dengan demikian dapat disimpukan bahwa pendidikan agama
islam membina manusia untuk melaksanakan ajaran-ajaran agama islam
dengan baik dan sempurna sehingga mencerminkan sikap dan tindakan
dalam seluruh kehidupannya agar tercapai kebahagian hidup di dunia
dan di akherat kelak.
b. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar hukum dilaksanakannya pendidikan agama Islam di
sekolah-sekolah ataupun lembaga-lembaga formal di Indonesia adalah
hukum atau undang-undang yang berlaku di indonesia, antara lain:
1) Landasan Idiil
Dasar ini bersumber dari falsafah negara yaitu Pancasila
terutama sila pertama yaitu “Ke-Tuhanan Yang Maha Esa.”
Untuk merealisasikan hal tersebut, maka diperlukan adanya
pendidikan agama, tanpa adanya pendidikan agama sila kelima tidak
akan terwujud seperti yang dicita-citakan.
2) Landasan Struktural / Konstitusional
Yaitu dasar yang bersumber dari UUD 1945 Bab XI pasal 29
ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
(a) Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa
6UU RI Nomor 30 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, ( Jakarta : PT. Cemerlang,
2003 ) hlm. 3 7Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm.86
16
(b) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama
dan kepercayaan itu.
Pasal ini mengandung arti bahwa bangsa Indonesia harus
beragama, yang berarti orang-orang atheis (anti Tuhan) dilarang
hidup di negara Indonesia.
Disamping itu negara melindungi umat beragama, untuk
menaikkan/ mengamalkan ajaran agama dan beribadah menurut
agama dan kepercayaannyamasing-masing. Untuk mewujudkan hal
ini diperlukan adanya pendidikan agama.
3) Landasan Operasioanl
Landasan operasional yaitu landasan yang secara langsung
mengatur pelaksanaan pendidikan agama disekolah sekolah di
indonesia mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
Sistem pendidikan nasional menyebutkan bahwa “Pendidikan
keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/ atau kelompok
masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.” Ini tercantum dalam UU RI Nomer 20 Tahun
2003 Bab VI pasal 30 ayat 1. Sedangkan ayat 3 berbunyi
“Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan jalur pendidikan
formal, nonformal dan informal.”8
c. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Setiap pendidikan punya tujuan yang ingin dicapai, tujuan itu
sendiri mempunyai arti suatu harapan tercapai setelah usaha atau
kegiatan selesai.
Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap
dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan usaha dan kegiatan
dari kepribadian seseorang yang berproses melalui tahapan-tahapan
8Direktoral Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI, Undang-Undang dan
Peraturan Pemerintah RI. (Jakarta: Depag RI, 2006), hlm. 21
17
dan tingkatan-tingkatan berkenaan dengan seluruh aspek
kehidupannya.
Demikian juga halnya dengan pendidikan agama islam juga
punya tujuan. Adapun tujuan mata pelajaran pendidikan agama islam
di sekolah dasar adalah memberikan kemampuan dasar kepada siswa
tentang agama islam untuk mengembangkan kerukunan beragama
sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada
Allah serta berakhlak mulia sebagai pribadi, anggota masyarakat,
warga negara dan anggota umat manusia serta menyiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan pada sekolah lanjutan tingkat pertama.9
Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan
pendidikan agama islam adalah agar anak didik setelah terjadinya
proses pendidikan baik pendidikan formal, nonformal aau informal
dapat mengabdikan dirinya kepada Allah SWT, dan memiliki moral
islam yang baik dalam kehidupannya, mampu mandiri dan mau
mengabdikan dirinya kepada masyarakat dan bangsanya.
d. Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Istilah “kurikulum“ sudah dikenal sejak tahun 1820. Kata
kurikulum berasal dari bahasa latin curre yang berarti to run
(menyelenggarakan) atau to run the course (menyelenggarakan suatu
pengajaran). Selanjutnya kurikulum berkembang menjadi pengajaran
the course of study (materi yang dipelajari). Namun, pengertian ini
sepertinya hanya melihat kurikulum sebagai produk atau hasil,
sementara informasi dan pengetahuan yang terangkai dalam satu
disiplin keilmuan akan selalu bertambah sehingga mustahil dapat
dimuat dalam suatu wujud dokumen kurikulum yang berbentuk the
course of study. 10
9Departemen P Dan K, Kurikulum Dasar/GBPP SD Mata Pelajaran PAI, (Jakarta: Dirjen
Dikdasmen, 1993/1994), hlm.2 10
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV. Misaka Galiza,
2003) Cet. Ke, hlm. 29
18
Pengertian kurikulum pendidikan agama islam adalah bahan-
bahan. Pendidikan agama berupa kegiatan, pengetahuan dan
pengalaman yang dengan sengaja dan sistematisdiberikan kepada
siswadalam rangka mencapai tujuan pendidikan agama Islam.
Kurikulum pendidikan agama Islam merupakan alat untuk mencapai
tujuan pendidikan agama Islam.11
Untuk mencapai tujuan pendidikan agama islam tersebut, maka
kurikulum pendidikan agama islam harus sesuai dengan agama Islam,
tingkat usia, perkembangan kejiwaan, dan kemampuan siswa yang
belajar pendidikan agama islam.
Kurikulum mata pelajaran pendidikan agama islam disekolah
dasar meliputi keimanan, akhlak, ibadah dan al-Qur’an, yang
penekanannya yaitu:
1) Keimanan, setelah peserta didik (siswa) menyelesaikan jenjang
pendidikan di tingkat dasar diharapkan mempunyai rasa keimanan
yang kuat berdasarkan ajaran agama Islam.
2) Akhlak, setelah peserta didik (siswa) menyelesaikan jenjang
pendidikan di tingkat dasar diharapkan mempunyai akhlak al-
karimah, antara lain berbakti kepada orang tua, hormat kepada
guru, hormat kepada yang lebih tua, menyayangi kepada yang lebih
muda, dan menyayangi kepada sesama makhluk Allah SWT.
3) Ibadah, setelah peserta didik (siswa) menyelesaikan jenjang
pendidikan di tingkat dasar diharapkan mampu melaksanakan salat
lima waktu, berpuasa, dan melakukan ibadah yang lain.
4) Al-Qur’an setelah peserta didik (siswa) menyelesaikan jenjang
pendidikan di tingkat dasar diharapkan mampu menyalin dan
membaca surat-surat pendek dengan baik dan benar sesuai dengan
mahrajnya.
Dengan landasan iman yang benar siswa diharapkan mampu
beribadah dengan benar, mampu membaca al-Qur’an dengan benar,
11
Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, hlm.31
19
membiasakan kepribadian muslim ( berakhlak mulia ) dan mampu
memahami sejarah singkat nabi Muhammad SAW.12
e. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup pendidikan agama islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan
Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia, dan hubungan
manusia dengan dirinya sendiri serta hubungan manusia dengan
makhluk lain di lingkungannya.13
Adapun ruang lingkup mata pelajaran pendidikan agama islam
di sekolah dasar meliputi tujuh unsur pokok yaitu keimanan, Al-
Qur’an, ibadah, akhlak, muamalah, syari’ah dan tarikh.
Pendidikan agama islam disekolah dasar sesuai dengan
kurikulum tahun 1994 yang disempurnakan adalah :
1) Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
kepada Allah SWTyang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. Kewajiban awal penanaman keimanan dan ketakwaan
terhadap anak adalah dilakukan oleh setiap orang tua dalam
keluarga. Sekolah berfungsi untuk menumbuhkan lebih lanjut
dalam diri siswa serta melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan
agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
2) Penyaluran
Yaitu menyalurkan siswa yang ingin mendalami bidang agama
agar mereka berkembang secara maksimal.
3) Perbaikan
Yaitu memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan
dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
12
Departemen P Dan K, Kurikulum Dasar/GBPP SD Mata Pelajaran PAI, hlm. 5 13
Departemen P Dan K, Kurikulum Dasar/GBPP SD Mata Pelajaran PAI, hlm. 4
20
pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
hari.
4) Pencegahan
Yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya asing yang dapat membahayakan dan menghambat
perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
5) Penyesuaian
Yaitu untuk membentuk siswa agar mampu menyesuaikan diri
dengan lingkunan social dan dapat mengubah lingkungannya
sesuai ajaran agama Islam.
6) Sumber Nilai
Yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan
hidup didunia dan akherat.
7) Pengajaan
Yaitu menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.14
f. Metode Pendidikan Agama Islam
Model mempunyai arti mode, ragam, acuan, ukuran yang
dicontoh.15
Sedangkan metode berarti cara yang tersusun dan teratur
yang digunakan untuk mencapai tujuan, khususnya dalam ilmu
pengetahuan.16
Dari dua pengertian diatas maka model atau metode bisa
didefinisikan cara yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai suatu tujuan yang ditentukan
Mengajar adalah adalah sebuah cara dan sebuah proses
hubungan timbal balik antara guru dengan siswa yang sama-sama aktif
melakukan kegiatan.
14
Departemen P Dan K, Kurikulum Dasar/GBPP SD Mata Pelajaran PAI, hlm. 1-2 15
Ali dan T. Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesi, (Bandung : Penabur Ilmu, 2000),
Cetakan Ke 2, hlm. 406. 16
Ali dan T. Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesi, hlm. 404.
21
Metode pembelajaran adalah suatu jalan/cara yang harus dilalui
didalam mengajar,17
kepada murid. Ini dimaksudkan agar murid dapat
menangkap pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh
anak (peserta didik) dengan baik.18
Dalam penyampaian suatu metode mengajar perlu adanya
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1) Tujuan
Setiap bidang studi mempunyai tujuan bahkan dalam setiap topik
pembahasan tujuan pengajaran ditetapkan lebih terperinci dan
spesifik sehingga dapat dipilih metode mengajar yang cocok
dengan pembahasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2) Karakteristik Siswa
Adanya perbedaan karakteristik siswa dipengaruhi oleh latar
belakang kehidupan sosial ekonomi, budaya, tingkat kecerdasan
dan wqatak mereka yang berlainan antara satu dengan yang
lainnya, menjadi pertimbangan pemilihan metode mengajar apa
yang terbaik digunakan.
3) Situasi dan Kondisi (Setting) sekolah
Keadaan lingkungan sekolah, sosial kultur, dan geografis juga
menjadi pertimbangan dalam pemilihan metode mengajar.
4) Perbedaan pribadi dan kemampuan guru
Seorang guru yang terlatih bicara disertai gaya dan mimik, gerak,
irama, tekanan suara akan lebih berhasil memakai metode ceramah
dibandingkan guru yang kurang mempunyai kemampuan
bicaranya.
5) Sarana dan prasarana
Persediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah
berbeda antara satu sekolah dengan lainnya, ini juga menjadi
17Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 65. 18
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, hlm, 61
22
pertimbangan dalam menggunakan metode yang sesuai dengan
pokok bahasan.19
Secara garis besar metode mengajar dapat diklfisikasikan metode
mengajar inkonvensional. Metode mengajar konvensional yaitu metode
mengajar yang lazin dipakai oleh guru atau sering disebut metode
tradisional.
Sedangkan metode inkonvensional yaitu suatu teknik mengajar
yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum,
seperti metode mengajar dengan modul, pengajaran berprogram,
pengajaran unit, machine program.
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Menurut bahasa, prestasi adalah ”hasil yang telah dicapai”20
Adapun secara istilah tentang prestasi belajar, maka dibawah ini
penulis sajikan beberapa pendapat para ahli mengenai prestasi belajar.
Menurut Anas, prestasi belajar adalah ” Perkembangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh peserta didik setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.21
Menurut pendapat ini maka prestasi belajar dapat dicapai setelah
kegiatan itu berlangsung. Suatu prestasi tidak akan dicapai tanpa
melakukan kegiatan lebih dahulu.
Menurut sumadi prestasi belajar adalah ”Nilai sebagai rumusan
yang diberikan guru bidang studi mengenai kemajuan atau prestasi
belajar siswa selama masa tertentu. Dengan mengetahui angka atau
nilai rapor dapat mengetahui prestasi belajar siswa dalam suatu
periode/ masa.
19
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), Cet, I,
hlm. 102 20
Ali dan T. Deli, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, hlm, 431. 21
Anas Sudijana, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 460.
23
Siswa yang nilai rapornya tinggi bisa dikatakan berprestasi
tinggi atau baik, bahkan baik sekali. Sebaliknya siswa yang nilai
rapornya rendah maka dikatakan prestasi belajarnya rendah.
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar adalah suatu hasil kegiatan belajar berupa penguasaan
pengetahuan dan ketrampilan yang oleh guru dinyatakan dalam bentuk
nilai/ rapor.
Dengan demikian prestasi belajar pendidikan agama islam
adalah hasil setelah melakukan kegiatan belajar pendidikan agama
Islam yaitu berupa pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang agama
Islam.
Secara umum yang ingin dicapai dalam pendidikan agama Islam
agar anak senantiasa dalam hidupnya akan terbimbing dan akan
terbentuk kepribadian yang Islami. Selanjutnya dengan kepribadian
yang islami tersebut akan menentukan bentuk lahir dan akan tercermin
pada perilaku yang agamis, kepribadian yang islami tersebut akan
mendorong anak untuk senantiasa melaksanakan ajaran agama
(berperilaku keagamaan) dan menghambat pada perilaku yang
bertentangan dengan ajaran agama.
b. Penilaian Keberhasilan
Penilaian terhadap keberhasilan atau prestasi akademik
(pelajaran) siswa sangat diperlukan.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan
pengukuran lebih dulu terhadap prestasi belajar siswa. Alat pengukur
prestasi belajar siswa berupa tes maupun non tes.
Disamping itu keberhasilan pendidikan agama Islam juga
ditentukan dengan pengukuran ranah-ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
1) Pengukuran Ranah Kognitif
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mengukur pengetahuan
siswa dalam menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan
24
oleh guru, dengan menggunakan beberapa macam tes yang berupa
sejumlah (soal-soal) pertanyaan.
2) Pengukuran Afektif
Pengukuran ini digunakan untuk mengukur perubahan
tingkah laku siswa, namun hal ini tidak dilakukan setiap saat atau
setiap waktu, karena tingkah laku siswa tidak dapat berubah
sewaktu-waktu.
Pengubahan sikap seseorang memerlukan waktu yang relatif,
demikian juga pengembangan minat dan penghargaan serta nilai-
nilai.
3) Pengukuran Psikomotorik
Pengukuran psikomotorik dilakukan terhadap hasil-hasil
belajar yang berupa penampilan. Namun demikian biasanya
pengukuran ranah ini disatukan atau dimulai dengan pengukuruan
ranah kognitif sekaligus.
Instrument yang digunakan untuk mengukur keterampilan
biasanya berupa matriks, kebawah menyatakan perincian aspek
(bagian ketrampilan) yang akan diukur, kekanan menunjukkan
besarnya skor yang dapat dicapai.22
Alat pengukur prestasi belajar berupa tes berdasarkan fungsinya
terdiri dari :
1) Tes Penempatan
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dasar yang dimiliki
pesrta didik.
2) Tes Formatif
Digunakan atau dilakukan pada saat proses pembelajaran sedang
berjalan, dengan tujuan utama untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dan kegagalan proses pembelajaran.
3) Tes Diagnostik
22
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2001), Cet. 2, hlm. 182
25
Digunakan untuk mengetahui kegagalan peserta didik dalam
belajar.
4) Tes Sumatif
Tes ini sering disebut sebagai tes akhir semester.
5) Tes Standar dan Non Standar
Tes standar adalah tes yang disusun oleh para ahli, atau disusun
oleh lembaga yang khusus menyelenggarakan secara profesional.
Sedangkan tes non standar adalah tes buatan guru sendiri23
yang
belum distandarisasikan atau belum diujicobakan.
Tes digunakan sebagai alat pengukur prestasi belajar anak, maka
harus dibuat dengan sebaik-baiknya. Adapun tes dapat dikatakan baik
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) Validitas, yakni tes dapat mengukur apa yang hendak diukur.
b) Reliabilitas, yakni hasil tes harus menunjukkan ketetapan. Dengan
kata lain, jika siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang
berlainan, maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan (
rangking ) yang sama dalam kelompoknya .
c) Objektifitas, yakni dalam pelaksanaan tes tidak ada faktor pribadi
yang mempengaruhi.24
Adapun alat pengukur prestasi belajar berupa non tes terdiri
dari:
a) Skala bertingkat (Rating scale), yakni skala yang menggambarkan
suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil
pertimbangan.
b) Kuesioner (questionair), adalah sebuah daftar pertanyaan yang
harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden). Dengan
kuesioner anak, anak dapat diketahui tentang keadaan diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya.
23
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 147. 24
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 61.
26
c) Daftar cocok (check list), adalah deretan pertanyaan dimana
responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok
(√) ditempat yang disediakan.
d) Wawancara (interview), digunakann untuk mendapatkan jawaban
dari responden dengan jalan tanya sepihak.
e) Pengamatan (observation), adalah suatu cara yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan
secara sistematis.
f) Riwayat hidup, adalah gambaran tentang keadaan seseorang
selama masa hidupnya. Dengan mempelajari riwayat hidup akan
memperoleh tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari obyek
yang dinilai.25
c. Tingkat keberhasilan Pendidikan Agama Islam
Dalam setiap proses belajar mengajar selalu menghasilkan
belajar, yang menjadi pertanyaan adalah sampai dimana prestasi
(hasil) belajar yang telah dicapai. Sehubungan dengan hal inilah
keberhasilan proses belajar itu dibagi atas beberapa tingkatan atau
taraf, yaitu:
1) Istimewa/ maksimal
Apabila seluruh (100%) bahan atau materi pelajaran dapat dikuasi
oleh siswa.
2) Baik sekali/ optimal
Apabila sebagaian besar (76%-99%) bahan atau materi pelajaran
dapat dikuasi oleh siswa.
3) Baik / minimal
Apabila seluruh (60% - 75%) bahan atau materi pelajaran dapat
dikuasi oleh siswa.
4) Kurang
25
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 31.
27
Apabila bahan atau materi pelajaran kurang dari (60%) dikuasi
oleh siswa.26
d. Teori-teori Belajar
Teori belajar tidak mungkin di praktekkan oleh siswa SD. Tetapi
mereka belajar tidak lepas dari konteks teori-teori belajar. Hal ini
terjadi karena belajar di sekolah realisasinya didasarkan pada teori-
teori belajar dengan maksud dapat mencapai prestasi tinggi secara
efektif dan efisien.
1) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam
daya. Masing-masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk
memenuhi fungsinya. Untuk melatih suatu daya itu dapoat
digunakan berbagai cara. Sebagai contoh untuk melatih daya ingat
dalam belajar misalnya dengan menghafal kata-kata atau angka dan
istilah-istilah asing. Begitupun dengan daya-daya lainya, yang
penting dalam hal ini bukan penguasaan bahan atau materinya,
melainkan hasil dari pembentukan daya-daya itu. Kalau sudah
demikian, maka seseorang yang belajar itu akan berhasil.27
2) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini di kemukakan oleh Koffka dan Kohler dari Jerman,
teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari
bagian-bagian/ unsur. Sebab keberadaanya keseluruhan itu jauh
lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu
pengamatan. pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh.
Dalam belajar adalah yang penting adanya penyesuaian
pertama yaitu memperoleh respons yang tepat untuk memecahkan
problem yang di hadapi. Belajar yang penting bukan mengulangi
hal-hal yang harus di pelajari, tetapi mengerti atau memperoleh
26
Syaiful Bahri Jamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, hlm.120 27
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 2011) hlm.
30
28
insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan
tertentu antara berbagai unsur dalam situasi tertentu. Adapun
timbulnya insight itu tergantung hal-hal berikut:
(a) Kesanggupan: maksudnya kesanggupan atau kemampuan
inteligensia individu
(b) Pengalaman: karena belajar, berarti akan mendapatkan
pengalaman, dan pengalaman itu akan mempermudah
munculnya insight.
(c) Taraf kompleksitas dari suatu situasi: Semakin komplek
semakin sulit.
(d) Latihan : Dengan banyak latihan akan dapat mempertinggi
kesanggupan memperoleh insight,
(e) Trial andf error: Sering seseorang tidak dapat memecahkan
suatu masalah Baru setelah mengadakan percobaan-percobaan
seseorang dapat menemukan hubungan berbagai unsur dalam
problem itu sehingga akhirnya menemukan insight.28
Prinsip belajar menurut teori Gestalt adalah:
(a) Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan,
tidak hanya secara intelektual, tetapi juga secara fisik,
emosional, sosial dan sebagainya.
(b) Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
(c) Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil
sampai dewasa, lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
(d) Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih
luas.
(e) Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk
memperoleh insight.
(f) Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar,
motivasi memberi dorongan yang menggerakkan seluruh
organisme.
28
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, hlm. 30-31
29
(g) Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.
(h) Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan
ibarat suatu bejana yang diisi.29
3) Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu
sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian aau unsur-
unsurnya. Dari aliran ini ada dua teori yang sangat terkenal, yakni:
Teori Konektionisme dari Thorndike dan Teori Conditioning dari
Pavlov.
(a) Teori Konektionisme (Hubungan antara stimulus dan respons)
Menurut Thorndike, bahwa yang menjadi dasar belajar
itu ialah asosiasi antara kesan panca indra (sense impression)
dengan implus untuk bertindak (implus to action). Asosiasi
yang demikian itu di sebut Connecting. Dengan kata lain
belajar adalah pembentukan hubungan antara stimulus dan
respons, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respons ini
akan terjadi hubungan yang erat kalau sering di latih. Berkat
latihan yang terus menerus hubungan antara stimulus dan
respons itu akan menjadi terbiasa, otomatis.30
Mengenai hubungan stimulus dan respons tersebut,
Thorndike mengemukakan beberapa prinsip atau hukum
diantaranya sebagai berikut: Law of effect artinya, jika sebuah
respons menghasilkan efek yang memuaskan, hubungan
anatara stimulus dan respons akan semakin kuat, sebaliknya
semakin tidak memuaskan (mengganggu) efek yang dicapai
respons, semakin lemah pula hubungan stimulus dan respons
tersebut.
29
Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, hlm. 31-32 30
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 33
30
Law of readiness (hukum kesiapsiagaan) pada
prinsipnya hanya merupakan asumsi bahwa kepuasan
organisme itu berasal dari pendayagunaan conduction units
(satuan perantaraan). Unit-unit ini menimbulkan
kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu. Jelas hukum ini semata-mata bersifat
spekulatif yang hanya bersifat historis.31
Law of exercise ( hukum pelatihan) ialah generalisasi
atas law of use dan law of disuse. Jika perilaku (perubahan
hasil belajar) sering dilatih atau digunakan maka eksistensi
perilaku tersebut akan semakin kuat (law of use). Sebaliknya
jika perilaku tadi tidak sering dilatih atau tidak digunakan
maka perilaku tersebut akan terlupakan atau sekurang-
kurangnya akan menurun (law of disuse).32
Menurut Thorndike ada tiga keadaan yang demikian itu,
yaitu:
(1) Kalau suatu unit konduksi siap untuk berkonduksi, maka
konduksi dengan unit tersebut akan membawa kepuasan,
dan tidak akan ada tindakan lagi (yang lain) untuk
mengubah konduksi itu.
(2) Unit konduksi yang sudah siap untuk berkonduksi, apa bila
tidak berkonduksi akan menimbulkan ketidakpuasan, dan
akan menimbulkan respon-respon yang lain untuk
mengurangi atau meniadakan ketidak puasan itu.
(3) Apabila unit konduksi tidak siap berkonduksi di paksa
untuk berkonduksi, maka konduksi itu akan menimbulkan
ketidakpuasan, dan berakibat dilakukannya tindakan-
31
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), cetakan ke-15, hlm. 104 32
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 104
31
tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan
ketidakpuasan itu.
(b) Teori Conditioning (Pembiasaan)
Kalau seseorang mencium bau sate, air liurpun mulai
keluar (kemecer). Demikian juga kalau seseorang naik
kendaraan dijalan raya, begitu lampu merah menyala, berhenti.
Bentuk kelakuan itu pernah dipelajari berkat conditioning.
Bentuk kelakuan semacam ini pernah dipelajari oleh Pavlov
dengan mengadakan percobaan dengan anjing. Tiap kali anjing
itu akan diberi makan, lampu dinyalakan. Karena melihat
makanan, air liurnya keluar. Begitu seterusnya hal itu
dilakukan berkali-kali dan sering diulangi, sehingga menjadi
nkebiasaan. Karena sudah menjadi kebiasaan, maka pada suatu
ketika lampu dinyalakan tetapi tidak diberi makan, air liur
anjing pun keluar.
Simpulan dari eksperiman pavlov ialah apabila stimulus
yang diadakan selalu disertai dengan stimulus penguat,
stimulus tadi cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan
respons atau perubahan yang kita kehendaki.33
Selanjutnya, Skinner berpendapat bahwa proses belajar
yang berlangsung dalam eksperimen Pavlov itu tunduk
terhadap dua macam hukum yang berbeda, yakni : law of
respndent condotioning dan law of respndent extinction. Secara
harfiah, law of respndent conditioning bearti hukum
pembiasaan yang dituntut, sedangkan law of respndent
extinction adalah hukum pemusnahan yang dituntut.34
Dalam praktek kehidupan sehari-hari pola seperti itu
banyak terjadi. Seseorang akan melakukan sesuatu kebiasaan
karena adanya sesuatu tanda. Misalnya anak sekolah
33
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm 106 34
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, hlm. 106
32
mendengar lonceng, kemudian berkumpul, tentara akan
mengerjakan atau melakukan segala sesuatu gerakan karena
aba-aba dari komandanya, permainan sepak bola itu akan
terhenti kalau mendengar bunyi peluit.
Melihat ketiga teori belajar yang dirumuskan menurut
Ilmu Jiwa Daya, Gestalt maupun Asosiasi, ternyata memang
berbeda-beda. Namun demikian sebagai teori yang berkait
dengan kegiatan belajar, ketiganya ada beberapa persamaanya.
Persamaan itu antara lain mengakui adanya prinsip-prinsip
berikut ini :
- Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan faktor yang
sangat penting.
- Dalam kegiatan belajar selalu ada halangan/kesulitan
- Dalam belajar memerlukan aktivitas
- Dalam menghadapi kesulitan, sering terdapat kemungkinan
bermacam-macam respons.35
(c) Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan
yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi
(bentukan) kita sendiri. Von Glaserfeld menegaskan bahwa
pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan. Pengetahuan
bukan gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Tetapi
pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu kontruksi
kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Menurut pandangan dari teori konstruktivisme, belajar
merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk
merekonstruksi makna, sesuatu itu teks, kegiatan dialog,
pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses
mengasimilasikan hubungan pengalaman atau bahanyang
35
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm.36-37
33
dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga
pengertian menjadi berkembang.
Jadi menururt teori konstruktivisme, belajar adalah
kegiatan yang aktif dimana si subyek belajar membangun sendiri
pengetahuannya. Subyek belajar juga mencari sendiri makna
dari sesuatu yang mereka pelajari.36
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Pendidikan Agama Islam
Dalam proses belajar mengajar prestasi belajar merupakan tolak
ukur bagi guru dalam merencanakan program kegiatan lebih lanjut.
Apabila prestasi belajar baik maka kegiatan belajar bisa dilanjutkan,
dan bila memungkinkan ditambah dengan pengayaan untuk
memantapkan prestasi belajar yang dicapai, tetapi bila prestasi belajar
rendah, maka harus diadakan pengajaran remedial lebih dahulu dengan
tujuan prestasi belajar yang rendah dapat diperbaiki.
Secara umum ada dua faktor yang mempengaruhi keberhasilan
belajar yaitu faktor yang ada dalam diri anak (intern) dan faktor diluar
dirinya atau faktor sosial (ekstern). 37
1) Faktor –faktor Intern
Ada dua macam yang termasuk faktor intern
a) Faktor Jasmaniah
(1) Kesehatan
Kesehatan seseorang akan sangat menentukan dalam
belajarnya. Kondisi seorang anak yang kurang sehat, maka
akan mengganggu belajarnya.
(2) Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar, karena
menyebabkan kurang sempurna mengenai tubuhnya sehingga
36
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 38 37
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafinda Persada, 2008), hlm.
233
34
belajarnya dapat terganggu. Jika ini terjadi, maka anak
hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus atau
diusahakan alat bantu agar dapat mengurangi pengaruh
kecacatannya.
b) Faktor psikologis
(1) Inteligensi
Inteligensi38
besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar.
Anak yang mempunyai inteligensi tinggi akan lebih berhasil
daripada yang inteligensinya rendah. Namun, ada yang
mempunyai inteligensi tinggi tapi belum pasti berhasil dalam
belajarnya. Ini disebabkan oleh faktor lain yang mungkin
menghambat atau berpengaruh negatif terhadap belajarnya.
(2) Perhatian
Untuk menjamin hasil belajar yang baik, anak harus
mempunyai perhatian,39
terhadap bahan yang dipelajarinya.
Jika pelajaran tidak menjadi perhatian anak, maka timbul
kebosanan, dan anak tidak lagi suka terhadap belajar.
(3) Motif
Motif40
yang kuat sangatlah perlu didalam belajar, yakni
dengan adanya latihan atau kebiasaan dan pengaruh
lingkungan yang kuat akan menentukan tujuan yang akan
dicapai.
(4) Bakat
38
Inteligensi adalah daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan mempergunakan
alat-alat berpikir menurut tujuannya. Lihat pada bukunya Drs. M. Dalyono, Psikologi Pendidikan,
( Jakarta : Rineka Cipta, 2001 ), Cet. 2, Hlm.183 39
Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis yang tertuju pada suatu objek. Lihat keterangan
lebih lanjut pada Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Raja Grafinda Persada,
2008 ), hlm. 14 40
Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong individu untuk
melakukan aktifitas-aktifitas tertentu. Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ( Jakarta : Raja
Grafinda Persada, 2008 ), hlm. 70
35
Anak yang belajar sesuai dengan bakatnya41
maka ia akan
senang dan lebih giat dalam belajarnya serta hasil belajarnya
akan lebih baik,
(5) Minat
Diusahakan anak mempunyai minat yang lebih besar terhadap
belajarnya, karena bila tidak ada minat pada diri anak, maka
pelajaran yang dipelajari tidak akan mudah dipahami dan
diingat, disebabkan karena tidak adanya minat atau oleh
sebab yang lain.42
(6) Kematangan
Belajar akan lebih berhasil bila anak sudah siap
(matang), usaha untuk memiliki kecakapan itu tergantung
kematangan dan belajar.
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
reaksi. Jika sudah ada kesiapan pada diri anak dalam belajar,
maka hasilnya akan lebih baik.
(8) Kelelahan
Faktor kelelahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
kelelahan jasmani dan rohani. Kelelahan jasmani terkait
dengan lemahnya tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan. Agar anak dapat
belajar dengan baik, haruslah menghindari jangan sampai
terjadi kelelahan dalam belajarnya.
2) Faktor-Faktor Ekstern
Yang termasuk faktor ekstern yaitu keluarga, sekolah dan
masyarakat.
a) Faktor Keluarga
41
Bakat yaitu aptitude yang berarti kemampuan individuuntuk melakukan suatu tugas, lihat
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ). hlm. 160. 42
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 235.
36
(1) Cara Orang Tua Mendidik Anak
Cara orang tua mendidik anaknya besar
pengaruhnya terhadap belajar anak. Orang tua yang kurang
memperhatikan pendidikan anak, misalnya acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya dapat menyebabkan anak kurang
berhasil dalam belajar. Mungkin anak sendiri sebetulnya
pandai, tetapi karena cara belajarnya tidak teratur akhirnya
mengalami kesulitan dalam belajar. Sehingga hasil yang
didapat atau prestasinya tidak memuaskan bahkan mungkin
gagal dalam studinya.
Hal ini dapat terjadi pada anak yang kedua orang
tuanya terlalu sibuk mengurus pekerjaan atau karena kedua
orang tua tersebut tidak mencintai anaknya. Disinilah
bimbingan memegang peranan penting, anak yang
mengalami kesulitan atau kesukaran dapat ditolong dengan
memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu
saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi
keberhasilan bimbingan tersebut. Maka sebagai orang tua
hendaknya mendidik dan membimbing anak dengan sebaik-
baiknya.
(2) Relasi Antar Anggota Keluarga
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu
diusahakan relasi yang baik didalam keluarga anak tersebut.
Hubungan yang baik adalah yang penuh pengertian dan
kasih sayang disertai dengan bimbingan dan bila perlu
hukuman-hukuman untuk menyukseskan belajar anak itu
sendiri.
(3) Suasana Rumah
Suasana rumah yang tenang dan tentram dapat membuat
anak belajar dengan baik dan betah tinggal dirumah.
Sebaliknya suasana rumah yang ribut, tegang dan sering
37
terjadi cekcok antara anggota keluarga dapat menyebabkan
anak tidak tahan dirumah, akhirnya pergi keluar rumah
bersama anak lain menghabiskan waktunya untuk hilir
mudik, sehingga tidak mustahil prestasi belajarnya
menurun43
akibat suasana rumah tangga yang tidak
harmonis.
(4) Keadaan Ekonomi Keluarga
Anak yang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan
pokoknya seperti makan, minum, perlindungan, kesehatan
dan sebagainya juga membutuhkan fasilitas belajar seperti
ruang belajar, alat tulis, buku-buku dan sebagainyha.
Fasilitas ini hanya dapat terpenuhi jika keluarga
mempunyai cukup uang. Namun, keluarga yang selalu
memenuhi keinginan anak terkadang membuat anaknya
menjadi bersikap lebih manja dan akhirnya hanya
menggunakan alat untuk bersenang-senang tanpa
memperhatikan belajarnya. Maka, hal ini dapat
mengganggu belajar anak.44
(5) Pengertian Orang Tua
Terkadang anak mengalami lemah semangat. Maka orang
tua wajib memberi pengertian dan dorongan, membantu
sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak disekolah.
Kalau perlu, menghubungi gurunya untuk mengetahui
perkembangannya.
(6) Latar Belakang Kebudayaan
Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga
mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jadi perlu
43
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 240. 44
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 241
38
ditanamkan kebiasaan yang baik agar mendorong semangat
anak untuk belajar.
b) Faktor Sekolah
(1) Metode Mengajar
Agar siswa tidak meras bosan, mengantuk, pasif dan
sebagainya, maka metode mengajar harus diusahakan
dengan tepat, efesien dan seefektif mungkin.
(2) Kurikulum
Hendaknya kurikulum yang dipakai dalam pembelajaran
tidak terlalu padat dan tidak diatas kemampuan siswa,
tidak bertolak belakang dengan bakat, minat dan perhatian
siswa.
Guru perlu memahami siswa dengan baik dan harus
mempunyai perencanaan yang mendetail.
(3) Relasi Guru Dengan Siswa
Jika siswa menyukai gurunya dalam mengajar maka, ia juga
akan menyukai mata pelajaran yang diberikan. Sehingga
siswa akan berusaha mempelaja rinya dengan baik.
(4) Relasi Siswa Dengan Siswa
Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, agar
memberikan pengaruh positif terhadap belajarnya.
(5) Disiplin Sekolah
Agar siswa belajar lebih maju, maka kedisiplinan disekolah,
peraturannya, para guru, dan staf yang lain harus disiplin
pula.
(6) Alat Pelajaran
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah
perlu, agar guru dapat mengajar dengan baik. Sehingga
siswa dapat menerima pelajaran dengan baik.
39
(7) Waktu Sekolah
Jika siswa bersekolah pada waktu kondisi badannya yang
lemah atau lelah, maka akan mengalami kesulitan dalam
menerima pelajaran dengan baiik.
(8) Standard Pelajaran
Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai
dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting
tujuan yang telah dirumuskan dapat teercapai.
(9) Keadaan Gedung
Jumlah siswa yang banyak serta karekteristik masing-
masing menuntut keadaan gedung harus memadai didalam
setiap kelas,
(10) Metode Belajar
Memilih cara belajar yang tepat, teratur dan cukub
istirahat akan meningkatkan hasil belajar.
(11) Tugas Rumah
Diharapkan guru tidak terlalu banyak memberi tugas yang
harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai
waktu lagi untuk kegiatan yang lain.
c) Faktor Masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap belajar siswa, karena
keberadaan siswa ada dalam masyarakat. Ada empat faktor
yang mempengaruhi belajar :
(1) Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat yang mendukung belajar
akan menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya.
Jika siswa terlalu banyak ikut dalam kegiatan masyarakat,
ini akan menganggu belajarnya.
(2) Mass Media ( Media Massa )
Mass media yang baik akan memberi pengaruh yang baik
terhadap siswa dan juga terhadap belajarnya. Sebaliknya
40
mass media yang buruk juga berpengaruh buruk terhadap
siswa jika tidak ada kontrol dan pembinaan dari orang tua.
Maka, diharapkan siswa mendapatkan bimbingan dan
kontrol yang cukup bijaksana dari pihak orang tua dan
pendidik, baik di keluarga, sekolah dan masyarakat.
(3) Teman Bergaul
Diharapkan siswa memiliki teman bergaul yang baik dan
pembinaan pergaulan serta pengawasan dari orang tua dan
pendidik harus cukup bijaksana.
(4) Bentuk Kehidupan Masyarakat
Anak akan berpengaruh terhadap kehidupan yang ada
dilingkungannya. Lingkungan yang baik maupun buruk
akan mempengaruhi kegiatan belajar anak.45
3. Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pra Sekolah
a. Pengertian Prasekolah
Disebutkan dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang system
pendidikan nadional yaitu Bab 1 Pasal 1 bahwa “ Pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan ditujukan pada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui rangsangan
penidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut.46
Pendidikan anak pra sekolah merupakan pendidikan sebelum
sekolah yaitu segala bentuk pendidikan yang merupakan wahana bagi
kesiapan anak untuk mengikuti pendidikan sekolah. Raudlatul Atfal
(RA) adalah satu lembaga pendidikan yang berpijak pada taman kana-
kanak tetapi porsi pendidikan agama islamnya lebih banyak daripada ti
taman kanak-kanak.
45
Slameto, Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), Cet. 4, Hlm. 54 46
UU RI Nomor 30 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, hlm 5
41
Pendidikan RA ini mengacu pada prinsip rapi, indah, nyaman,
dan menyenangkan yang menjadi ciri dari sebuah taman. Prinsip rapi
tercermin pada adanya sistem pendidikn terarah, kurikulum yang ideal
tetapi praktis dan materi serta program yang responsiv menghadapi
tantangan zaman. Indah tercermin pada suasana lingkungan dan
performa pada civitasnya. Nyaman tercermin pada ruangan yang
udaranya bersih dan tidak sumpek. Sedangkan menyenagkan terwujud
dalam suasana pergaulannya dan metode pendidikan yang
diterapkannya.
b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Prasekolah
Dasar pendidikan prasekolah adalah UU RI No. 20 tahun 2003
Pasal 28 ayat 3 yaitu Taman Kanak-kanak ( TK ) menyelenggarakan
pendidikan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik,47
dengan tujuan:
1) Memberikan pendidikan yang lengkap pada anak-anak (3- 6 tahun)
sesuai dengan perkembangannya yang wajar.
2) Memberi pertolongan dan bimbingan kepada para ibu dalam
mendidik anak-anaknya.
3) Mendidik dan menyiapkan para calon ibu dalam teori dan praktis
untuk menjadi pemimpin TK dan untuk tugasnya sebagai ibu
dikemudian hari.
Adapun dasar pendidikan RA selain UU RI No. 20 Tahun 2003
Pasal 28 ayat 3, juga firman Allah SWT dalam surat Al-Muzammil ayat
4, yaitu :
...
“.... dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil).” ( QS.
Al-Muzammil : 73. 4 ).
Sebagai suatu lembaga pendidikan islam, Raudlatul atfal
mempunyai suatu pendekatan pendidikan, bukan pengajaran semata.
47
UU RI Nomor 30 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 5
42
Karena pendidikan agama lebih mengarah pada membentuk dan
membina para santri untuk menjadi muslim yang ideal, muslim yang
benar-benar menghayati nilai-nilai agama dan menepati norma-norma
agama dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun tujuan pendidikan di RA adalah menyiapkan landasan
rohani, emosi, dan tradisi bagi anak-anak sebagai generasi Qur’ani yang
mencintai dan dicintai oleh Allah SWT yang berciri kepribadian yang
dirumuskan secara operasional dalam pendidikan di RA yang meliputi:
1) Aspek pengetahuan dengan tujuan :
- Anak mengetahui bahwa al-Qur’an adalah kitab suci
- Anak mengetahui bahwa al-Qur’an adalah berisi firman Allah
SWT
- Anak mengetahui perbedaan al-Qur’an dengan kitab yang lain
- Anak mempunyai wawasan dalam keislaman
- Anak terangsang untuk mengetahui isi kitab suci al-Qur’an
2) Aspek ketrampilan dengan tujuan :
- Anak dapat membaca al-Qur’an dengan tartil, lancar dan benar
- Hafal surat-surat pendek dan bebrapa ayat pilihan
- Anak mampu mencari nama surat, ayat dalam juz sebagai bekal
nantinya menjadikan al-Qur’an sebagai rujukan.
3) Aspek sikap dengan tujuan :
- Anak senang bertadarus al-Qur’an
- Anak senang mendengarkan bacaan al-Qur’an
- Anak senang mengamalkan ajaran-ajaran al-Qur’an sesuai dengan
pendidikan yang diterimanya.
c. Kurikulum Prasekolah
Kurikulum untuk pendidikan pra sekolah mencakup tiga bidang
pengembangan, yaitu :
1) Pengembangan moral dan nilai-nilai agama
2) Pengembangan social dan emosional
43
3) Pengembangan kemampuan dasar.48
Dalam pemilihan program sebagai pengembangan ketiga bidang
tersebut, di RA juga mengikuti program di TK, sehingga anak diharapkan
memiliki kompetensi sebagai berikut:
1) Menunjukkan pemahaman positif tentang diri sendiri dan percaya diri.
2) Menunjukkan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
alam sekitarnya.
3) Menunjukkan kemampuan berfikir runtut
4) Terbiasa hidup sehat
5) Menunjukkan kemampuan fisik.49
Kurikulum dalam pendidikan prasekolah dikenal dengan istilah
program kegiatan belajar, yang rinciannya terangkum dalam Garis-garis
Besar Program Kegiatan Belajar Taman Kanak-kanak (GBPKB-TK).
GBPKB-TK merupakan seperangkat kegiatan belajar yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka menyiapkan dan
meletakkan dasar-dasar bagi pengembangan sesuai dengan tahap
perkembangan anak.
C. Hipotesis Penelitian
Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar,
atau juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika
fakta-fakta membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis dengan
begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap fakta-fakta
yang dikumpulkan.
Adapun Hipotesis yang penulis ajukan adalah “Ada perbedaan prestasi
belajar pendidikan agama Islam antara siswa lulusan dari RA dan siswa dari
TK di SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
48
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2003) hlm. 28 49
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, hlm 28
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field
Research ) yaitu penelitian yang dilakukan dilapangan (medan) terjadinya
gejala-gejala 1 dengan pendekatan penelitian kuantitatif korelasional. Dan
yang dijadikan obyek pengumpulan data adalah Prestasi Belajar Pendidikan
Agma Islam antara Siswa lulusan TK Tunas dan Siswa lulusan RA Nawa
Kartika di SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Tahun
2010/2011.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data-data penulis mengadakan penelitian di SDN
Gringsing 03 Gringsing Batang. Sedangkan waktu penelitian selama satu
bulan yaitu mulai tanggal 1 Nopember 2011 sampai dengan 1 Oktober 2011.
Penulis mengambil lokasi di SDN Gringsing 03 Batang dengan alasan
bahwa:
- Dewan Guru SDN Gringsing 03 Batang Rata-Rata berpendidikan S.1
- Semangat belajar siswa di SDN Gringsing 03 Batang tinggi
- Lokasi penelitian dekat dengan tempat tinggal penulis.
C. Populasi, Sampel dan Tehnik Pengambilan Sampel
Penelitian dapat dilakukan bila ada obyek yang diteliti yang biasa
disebut dengan Populasi, yaitu keseluruhan subjek penelitian.2 Sedangkan
menurut Mardalis populasi adalah “Semua individu yang menjadi sumber
pengambilan sampel”.3
1Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta : andi, 2000), Cet. 30, hlm. 69.
2 S.Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta : Rineka Cipta 2005 ), hlm 67-
68. 3Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal, (Jakarta : Bumi Aksara, 1999)
Cet. Ke 4, hlm.53.
45
Sedangkan sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi
objek penelitian.4
Dalam hubungan antara populasi dan sampel, bahwa sampel atau
contoh yang baik adalah sampel yang memiliki populasi yang representative
artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi
secara maksimum, walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari
populasi.5
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Gringsing 03
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang tahun pelajaran 2011/ 2012 yang
berjumlah 160 anak.
Sedangkan dalam pengambilan sampel Suharsimi Arikunto memberi
petunjuk bahwa : “Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semua, sehingga penelitiannya bersifat populasi. Akan tetapi apabila
subjeknya lebih besar maka diambil antara 10-15 % atau 20-25 % atau
tergantung kebutuhan.6
Berdasarkan pendapat tersebut diatas, karena jumlah populasi besar
maka peneliti hanya mengambil sebagian siswa SDN 03 Gringsing
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang maka penelitian ini termasuk
penelitian sampel.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebesar 25 % dari
jumlah populasi yang ada diambil dari siswa yang belajar di RA Nawa Kartika
dan TK di SDN Gringsing 03 kab. Batang dari kelas IV sampai kelas VI yaitu
40 anak terdiri dari :
Kelas IV sebanyak : 12 siswa ( 6 dari RA dan 6 dari TK)
Kelas V sebanyak : 14 siswa (7 dari RA dan 7 dari TK)
Kelas VI sebanyak : 14 siswa (7 dari RA dan 7 dari TK)
Jumlah : 40 siswa (20 dari RA dan 20 dari TK)
4Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, hlm.55.
5Amirul Hadi dan Daryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia,
2005), hlm. 194 6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, ( Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), Edisi Revisi, Cet. 13, hlm. 130.
46
Adapun teknik dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan
teknik Stratified quota random sampling7 artinya pengambilan sampel yang
terdiri dari susunan bertingkat, acak dan terpenuhinya sampel, dengan lebih
dahulu ditentukan jumlah masing-masing anak perkelas.
Dengan demikian, seluruh siswa adalah responden dalam penelitian
ini, secara otomatis mereka akan dibagikan angket secara keseluruhan.
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.8
Dalam penelitian ini ada dua macam variabel yaitu:
a. Prestasi pendidikan agama Islam siswa lulusan dari RA Nawa Kartika
(Variabel 1)
b. Prestasi Pendidikan Agama Islam siswa lulusan dari TK Tunas Baru
(Variabel 2)
E. Pengumpulan Data Penelitian
Data yang diambil meliputi data primer maupun data sekunder.
Adapun metode yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data
yaitu:
1. Dokumentasi
Menurut Sutrisno Hadi, teknik pengumpulan data dengan dengan
dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-
dokumen.9 Sementara Arikunto berpendapat, bahwa teknik dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
7Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, ( Yogyakarta : Andi Ofset,2000),hlm.75-83.
8Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel batas atau independent
variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, Variabel tergantung, variabel
terikat atau dependent variabel (Y). Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta : Rineka
Cipta, 1998 ), hlm 99 9Mardalis, Metode penelitian suatu pendekatan proposal, hlm. 110
47
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,
agenda dan sebagainya.10
Teknik dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data siswa
lulusan dari RA dan TK serta prestasi belajar PAI siswa berasal dari
lulusan RA Nawa Kartika dan prestasi belajar PAI siswa yang berasal dari
lulusan TK Tunas Baru.
F. Analisis Data Penelitian
Dalam menganalisis data yang didapat, penulis menggunakan beberapa
tahapan yaitu :
1. Analisa Pendahuluan
Data dari hasil penelitian yang telah terkumpul dikelompokkan
secara terpisah antara data kulitatif dan kuantitatif, untuk data hasil
penelitian yang sifatnya kualitatif diuraikan secara deskriptif (pemaparan)
sesuai kenyataan yang ada) untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan
data yang bersifat kuantitatif dimasukkan ke dalam tabel (ditabulasikan)
dalam tabel frekuensi untuk tiap-tiap variabel, untuk memudahkan
penggolongan dan pengolahan statistik dengan kriteria sebagai berikut:
a. Nilai 81 – 90 : baik sekali
b. Nilai 71 – 80 : baik
c. Nilai 61 – 70 : cukup baik
d. Nilai 51 – 60 : cukup
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang penulis ajukan
dengan cara menggunakan Perhitungan lebih lanjut dengan analisis
statistik. Dalam hal ini menggunakan rumus t-tes yaitu :
10
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 206
48
2
2
1
1
2
2
1
1
21
2n
s
n
sr
n
S
n
S
XXt
11
Keterangan:
r = Nilai korelasi Xi dengan X2
n = Jumlah sampel
X1 = rata-rata sampel ke-1
X2 = rata-rata sampel ke-2
s1 = Standar Deviasi sampel ke-1
s2 = Standar Deviasi sampel ke-2
S1 = Varian sampel ke-1
S2 = Varian sampel ke-2
3. Analisa Lanjut
Untuk mengambil kesimpulan dari pengujian hipotesis,
selanjutnya dibandingkan dengan t tabel dengan dk= n1 + n2.
Berdasarkan dk = 20 untuk kesalahan 5% dan 1% dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Jika t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
b. Jika t tabel ≤ t tabel > t tabel, maka Ha diterima.
11
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan,, (Jakarta: Grafindo Persada, 2004), hlm.
275.
49
BAB IV
ANALISIS KOMPARASI PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM ANTARA SISWA LULUSAN RA NAWAKARTIKA DENGAN
SISWA LULUSAN TK TUNAS BARU DI SDN 03 GRINGSING
KABUPATEN BATANG TAHUN 2011/2012
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Kondisi Umum SDN 03 Gringsing Batang
SDN Gringsing 03 berada pada daerah dataran rendah di wilayah
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang didirikan sebagai salah satu upaya
untuk mengatasi jumlah siswa yang berada di SDN Gringsing 01 dan SDN
Gringsing 02 yang terlampu banyak melebihi kapasitas atau daya tampung
yang tersedia sehingga proses belajar mengajar tidak efektif dan jarak
sekolah cukup jauh dari rumah peserta didik.
Melihat kondisi yang demikian, maka para tokoh masyarakat, guru,
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Gringsing bermusyawarah
untuk mencari solusi. Dari hasil musyawarah tersebut disepakati untuk
mengadakan atau mendirikan Sekolah Dasar lagi diwilayah utara yang
kurang lebih berada 1 Km disebelah utara SDN Gringsing 01 dan 1 Km
agak kebarat dari SDN Gringsing 02 tepatnya di dukuh Dempet.
Dan sebagai tindak lanjut hasil dari musyawarah tersebut, maka
pada tahun 1980 berdirilah SDN Gringsing 03 yang berlokasi di Dukuh
Dempet Desa Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.1
Seiring dengan perkembangan waktu, SDN Gringsing 03 mengalami
perkembangan secara kualitas maupun kuantitas baik prestasi akademisnya
maupun non akademisnya.
2. Letak Geografis
SDN Gringsing 03 berada di Dukuh Dempet tepatnya dibagian utara
Desa Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang berdiri diatas
tanah dengan luas 1200 M2 dan luas gedung 750 M
2, lokasi ini berdekatan
1 Wawancara dengan Bp. Suparyo, Tokoh Msyarakat Ds. Gringsing,tgl 28 Februari 2009.
50
dengan jalan yang menghubungkan desa. Gringsing dengan desa-desa
disekitarnya, dan jarak dari kota kecamatan sekitar 4 km kearah timur.
Selanjutnya tentang fisik permanen, berikut ini penulis akan sajikan
letak geografisnya secara rinci yaitu :
a. Disebelah barat, adalah jalan utama desa, jalan ini yang menghubungkan
desa Gringsing dengan desa lebo dan sekaligus berfungsi sebagai batas
desa.
b. Sebelah utara berbatasan dengan desa Kebondalem, dan warga desa
kebondalem khususnya dukuh kutorejo bagian selatan sebagaian dari
warganya menyekolahkan anaknya di SDN Gringsing 03.
c. Sebelah timur adalah sungai ( kali kuto ) yang merupakan batas wilayah
antara kabupaten Batang dan kabupaten Kendal.
d. Sebelah selatan adalah pemukiman penduduk dari desa Gringsing
3. Struktur Organisasi
SDN Gringsing 03 sebagai lembaga pendidikan formal, sudah
semestinya dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah yang dibantu oleh
beberapa wakilnya dalam bidang masing-masing untuk menjalankan
fungsinya secara terstruktur demi tercapainya tujuan pendidikan. Adapun
struktur organisasi SDN 03 Gringsing Batang adalah sebagai berikut:
51
Kepala Sekolah
KOMITE
SEKOLAH
TABEL. 4.1
STRUKTUR ORGANISASI SDN GRINGSING 03
TAHUN PELAJARAN 2011 / 2012
c.
d.
e.
f.
g.
h.
4. Keadaan Sarana Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan faktor yang sangat penting dalam
menunjang kesuksesan dan kelancaran proses belajar-mengajar. Apabila
sarana tidak terpenuhi, maka proses belajar mengajar akan terhambat.
Dengan demikian sarana dan prasana juga sangat menentukan hasil
belajar.
Adapun sarana fisik yang dimiliki oleh SDN 03 Gringsing Batang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Wa.Ka Kurikulum
TAUCHID SJA’BAN, A.Ma
Wa.Ka. Siswa
S U J I R W A N
Guru Kelas I
KUSTINAH, A.Ma.Pd
Guru Kelas II
SRI RAHAYU, A.Ma.Pd
Guru Kelas III
SUMIYATI, A.Ma.Pd
Guru Kelas V NUR LAILATUL. Q, A.Ma.
Guru Kelas VI
INDAH RIWAYATI, S.Pd.I
Guru Kelas IV
KUSTINAH, A.Ma.Pd
Guru Agama
TAUCHID SJA’BAN, A.Ma
Wa.Ka. Siswa
S U J I R W A N
52
TABEL 4.2
SARANA FISIK SDN 03 GRINGSING
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
No Sarana Jumlah
1 Sarana Gedung 6 Ruang
a. Ruang Kelas 1 Ruang
b. Ruang Kantor 1 Ruang
c. Ruang Dapur 1 Ruang
d. Kamar Mandi / WC Guru 1 Ruang
e. WC Siswa 1 Ruang
2 Sarana Olah Raga
a. Bola Volly 1 Buah
b. Bola Sepak 1 Buah
c. Raket 1 Buah
d. Lapangan Badminton 1 Buah
e. Lapangan Tenis Meja 1 Buah
3 Sarana Kantor
a. Komputer dan Printer 1 Buah
b. Mesin Ketik 1 Buah
c. Dispenser 1 Buah
4 Sarana Ruang Guru
a. Meja dan Kursi Guru 10 Buah
b. Kaca Rias 1 Buah
c. Jam Dinding 1 Buah
d. Kipas Angin 1 Buah
e. Tape Recorder 1 Buah
5. Keadaan Pendidik, Tenaga Kependidikan dan Siswa
a. Keadaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Tenaga pengajar atau biasa disebut dengan guru pada SDN 03
Gringsing adalah berjumlah 9 (Sembilan) orang. Semua tenaga pengajar
53
lulusan dari kependidikan dan mengajar sesuai dengan disiplin ilmunya.
Dari 10 tenaga pengajar, 1 (satu) orang berpendidikan S.1, 8 ( Delapan )
orang, D.2.
Para guru SDN 03 Gringsing sering dilibatkan atau dikirim pada
pelatihan kependidikan, baik berupa training maupun semiloka dan juga
ada yang meneruskan ke jenjang pendidikan selanjutnya, dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan.
Adapun tenaga pengajar (guru) di SDN 03 Gringsing diangkat
oleh pemerintah dan sebagaian ada yang wiyata bakti, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
TABEL 4.3
KEADAAN GURU SDN 03 GRINGSING
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
No N a m a Status Pendidikan Jabatan
1 Nasichin, S.Pd.I Negeri S.I Kepala SDN
2 Kustinah, A.Ma. Pd. Negeri D. II Guru Kls I
3 Masruroh, A.Ma.Pd Negeri D.II Guru Kls IV
4 Tauchid Sja’ban, A.Ma Negeri D.II Guru Agama
5 Sujirwan Negeri D.II Guru Olah Raga
6 Endah Riwayati, S.Pd.I Negeri S.1 Guru Kls VI
7 Nur Lailtul Q, A.Ma WB D.II Guru Kls V
8 Sumiyati, A.Ma. Pd.SD WB D.II Guru Kls III
9 Sri Rahayu, A.Ma.Pd.SD WB D.II Guru Kls I
10 Fahrur Negeri SMP Penjaga
b. Keadaan Siswa
Adapun jumlah murid secara keseluruhan pada tahun pelajaran
2011/2012 adalah 160 anak dan semuanya beragama islam. Dengan
perincian kelas 1 sebanyak 28 anak, kelas 2 sebanyak 27 anak, kelas 3
sebanyak 25 anak, kelas 4 sebanyak 28 anak, kelas 5 sebanyak 27 anak
dan kelas 6 sebanyak 25 anak. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
tabel berikut :
54
TABEL 4.4
DATA SISWA SDN GRINGSING 03
TAHUN PELAJARAN 2011/2012
No Kelas Jumlah
Rombel
Jumlah Siswa
L P Jumlah
1 I 1 12 16 28
2 II 1 13 14 27
3 III 1 11 14 25
4 IV 1 12 16 28
5 V 1 11 16 27
6 VI 1 13 12 25
Jumlah 6 72 88 160
Dari tabel tersebut diatas dapat dikaetahui, secara periode di SDN
Gringsing 03 terjadi pasang surut dari segi jumlahn siswanya. Hal tersebut
terjadi karena adanya bebeerapa faktor, diantaranya adalah keberhasilan
pemerintah dalam melaksanakan program KB ( Keluarga Berencana ) yang
menggunakan slogan 2 anak cukup sehingga berpengaruh pada
menurunnya jumlah anak usia sekolah di tingkat dasar.
Disamping itu, di desa gringsing selain SDN Gringsing 03 juga
sudah ada SDN Gringsing 01, SDN Gringsing 02 dan MI 1 buah,
sehingga setiap tahunnya terjadi persaingan yang ketat diantara sekolah
yang ada dalam hal rekrutmen penerimaan siswa barunya.
6. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Untuk mengembangkan bakat dan minat siswa – siswi SDN
Gringsing 03 ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler, diantaranya :
a. Kegiatan kepramukaan
b. Kegiatan olah raga
c. Seni tari
7. Alokasi Waktu Pendidikan Agama Islam
a. Alokasi waktu Pendidikan Agama islam di TK Tunas Baru
55
Banyaknya minggu di TK Tunas Pagi dalam satu semester ada
13 minggu, yang tidak efektif 4 minggu. Setiap minggu satu kali
pertemuan dalam 1 jam, sehingga dalam 9 minggu hanya Sembilan 9
jam yang efektif dalam pembelajaran PAI di TK Tunas Baru.
Materi pokok yang ada pada TK Tunas Baru yaitu :
pengembangan agama Islam, pengembangan daya pikir, pengembangan
bahasa, pengembangan motorik kasar dan halus, pengembangan seni.
b. Alokasi waktu Pendidikan Agama islam di RA Nawa Kartika
Banyaknya minggu di RA Nawa Kartika dalam satu semester
ada 13 minggu, yang tidak efektif ada 4 minggu. sehingga yang efektif
hanya 9 minggu, setiap minggu satu kali pertemuan dalam 2 jam,
sehingga dalam 9 minggu ada 18 jam yang efektif dalam pembelajaran
PAI RA Nawa Kartika.
Materi pokok yang ada di RA Nawa Kartika tidak jauh beda
dengan materi pokok di TK, hanya materi pokok pengembangan agama
islam dilakukan setiap pertemuan sebelum materi yang lain diisi,
dengan materi pokok pengembangan agama Islam sebagai nilai plus di
RA Nawa Kartika.
8. Data Siswa Lulusan dari RA Nawa Kartika
Data Siswa SDN 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang belajar
di RA Nawa Kartika adalah data yang menjadi obyek penelitian ini
stratified quota random sampling dari tiap kelas diambil 35 %.
Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
56
TABEL 4.5
Data Siswa SDN Gringsing 03
lulusan RA Nawa Kartika Tahun Pelajaran 2011/2012
No Kelas
Jumlah Siswa
SDN Gringsing 03
Jumlah Siswa lulusan
RA Nawa Kartika
L P Jumlah L P Jumlah
1 IV 12 16 28 5 7 12
2 V 11 16 27 5 6 11
3 VI 13 12 25 5 5 10
Jumlah 36 44 80 15 28 43
9. Data Siswa Lulusan dari TK Tunas Baru
Data Siswa SDN 02 kec. Gringsing Kab. Batang yang lulusan dari TK
Tunas Baru adalah data yang menjadi obyek penelitian ini stratified quota
random sampling dari tiap kelas diambil 35%.
Data tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:
TABEL 4.6
Data Siswa SDN Gringsing
Lulusan TK Tunas Baru Tahun Pelajaran 2011/2012
No Kelas
Jumlah Siswa
SDN Gringsing 03
Jumlah Siswa Lulusan
TK Tunas Baru
L P Jumlah L P Jumlah
1 IV 12 16 28 7 9 16
2 V 11 16 27 6 10 16
3 VI 13 12 25 8 7 15
Jumlah 36 44 80 21 26 47
57
B. Analisis Data Hasil Penelitian
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan adalah tahap pengelompokan data yang ada
dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi dengan pengolahan seperlunya.
Pada analisis pendahuluan ini penulis menyusun data tentang nilai prestasi
belajar PAI antara siswa lulusan dari RA Rawa Kartika dan dan siswa
lulusan dari TK Tunas Baru di SDN 03 Gringsing Batang.
Adapun kriteria kualitas penilaiannya penulis berpedoman pada
kriteria dari angka-angka yang sudah biasa dipergunakan oleh kalangan
pendidikan atau guru dengan kategori sebagai berikut:
Nilai 81 – 90 kategori baik sekali
Nilai 71 – 80 kategori baik
Nilai 61 – 70 kategori cukup baik
Nilai 51 – 60 kategori cukup
a. Mencari Nilai Rata-rata (Mean)
1) Nilai rata-rata Prestasi Belajar PAI Siswa SDN 03 Gringsing antara
siswa lulusan dari RA Nawa Kartika
Untuk menentukan rata-rata prestasi belajar PAI siswa
lulusan dari RA Nawa Kartika, langkah pertama ialah menyajikan
nilai prestasi belajar PAI dari masing-masing respinden. Skor dari
masing-masing responden sebagai berikut:
Tabel 4.7
Nilai Rata-rata Prestasi Belajar PAI siswa SDN 03 Gringsing dari
RA Nawa Kartika
No Nama Siswa Kelas Nilai PAI
1 Sarminah IV 80
2 Herman F IV 85
3 Mahmudi IV 75
4 Teguh IV 85
5 Alfiyaturrohmah IV 85
6 Agus susanto IV 80
7 Uswatun Khasanah V 85
8 Agus Prakoso V 90
9 Erma V 85
58
No. Nama Siswa Kelas Nilai PAI
10 Fitriani V 85
11 Rizki Amalia V 85
12 Tarmuji V 80
13 Febriyanto V 75
14 Anggita Dewi VI 75
15 Vina Ranita VI 90
16 Bagas Saputra VI 85
17 Fakhri Khusaini VI 70
18 Ida Maulida VI 65
19 Saefudin VI 70
20 Ririn Hidayah VI 60
Dari nilai di atas untuk mengetahui nilai rata-rata prestasi belajar
PAI siswa dari lulusan RA Nawa Kartika kemudian membuat
distribusi frekuensi yang disajikan dalam tabel berikut dibawah ini:
Tabel 4.7
Distribusi Relatif Prestasi Belajar PAI siswa lulusan dari RA Nawa Kartika
Nilai F Fx Persentase
90 2 180 11,32
85 8 680 42,77
80 3 240 15,09
75 3 225 14,15
70 2 140 8,81
65 1 65 4,09
60 1 60 3,77
Total N= 20 ∑1590 100
Dari tabel telah berhasil diperoleh sigma FX= 1590
sedangkan N = 20 dengan demikian mean dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus
N
fXM x
=
20
1590 = 79,5
Hasil perhitungan di atas mengandung arti bahwa rata-rata
prestasi belajar PAI siswa lulusan dari RA Nawa Kartikan adalah
79,5 dengan kategori baik.
59
2) Nilai rata-rata Prestasi Belajar PAI Siswa SDN 03 Gringsing siswa
lulusan dari TK Tunas Baru
Untuk menentukan rata-rata prestasi belajar PAI siswa
lulusan dari RA Nawa Kartika, langkah pertama ialah menyajikan
nilai prestasi belajar PAI dari masing-masing responden.
Tabel 4.8
Nilai Rata-rata Prestasi Belajar PAI Siswa SDN 3 Gringsing Batang
Lulusa dari TK Tunas Baru
No Nama Siswa Kelas Nilai PAI
1 Rani Iryani IV 50
2 Khusnul Mauidhoh IV 65
3 Sobari IV 60
4 Romadhon IV 75
5 Pipit Lestari IV 65
6 Dani IV 55
7 Ambarwati V 50
8 Zaenal Hamid V 60
9 Muhajir V 55
10 Maryam V 55
11 Muhtadi V 50
12 Eka Ersiana V 55
13 Daryanto V 55
14 Erfan VI 65
15 Marni VI 55
16 Arifah VI 55
17 Sobirin VI 70
18 Didayatul F VI 85
19 Mursidi VI 80
20 Sumi VI 70
60
Selanjutnya membuat distribusi frekuensi yang disajikan dalam tabel
berikut dibawah ini:
Tabel 4.9
Distribusi Relatif Prestasi Belajar PAI siswa Lulusan dari TK Tunas Baru
Nilai F Fx Persentase
90 0 0 0,00
85 1 85 6,91
80 1 80 6,50
75 1 75 6,10
70 2 140 11,38
65 3 195 15,85
60 2 120 9,76
55 7 385 31,30
50 3 150 12,20
Total N= 20 ∑1230 100,00
Dari tabel telah berhasil diperoleh sigma FX= 1590
sedangkan N = 20 dengan demikian mean dapat diperoleh dengan
menggunakan rumus
N
fXM x
=
20
1230 = 61,5
Angka tersebut di atas mengandung arti bahwa rata-rata prestasi
belajar PAI siswa lulusan dari TK Tunas Baru adalah 61,5 dengan
kategori cukup.
b. Langkah kedua, telah diketahui bahwa :
61
Tabel 4.10
TABEL PENYELESAIAN
NILAI RAPORT PAI SISWA SDN GRINGSING 03
No.
Resp. X1 X2 X1
2 X2
2 X1.X2
1 80 50 6400 2500 4000
2 85 65 7225 4225 5525
3 75 60 5625 3600 4500
4 85 75 7225 5625 6375
5 85 65 7225 4225 5525
6 80 55 6400 3025 4400
7 85 50 7225 2500 4250
8 90 60 8100 3600 5400
9 85 55 7225 3025 4675
10 85 55 7225 3025 4675
11 85 50 7225 2500 4250
12 80 55 6400 3025 4400
13 75 55 5625 3025 4125
14 75 65 5625 4225 4875
15 90 55 8100 3025 4950
16 85 55 7225 3025 4675
17 70 70 4900 4900 4900
18 65 85 4225 7225 5525
19 70 80 4900 6400 5600
20 60 70 3600 4900 4200
N=20 1590 1230 127700 77600 96825
Dari tabel tersebut di atas diketahui:
Σ X1 = 1590 Σ X2 = 1230
Σ X12
= 127700 Σ X22 = 77600
X1 = 79,5 X2 = 61,5
s1 = 8,26 s2 = 10,14
S1 = 1,80 S2 = 3,18
r = 0,049
62
2. Analisis Uji Hipotesis
Setelah data-data nilai Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
Siswa SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang antara
siswa yang belajar di RA dan siswa yang belajar di TK terkumpul, maka
langkah selanjutnya data tersebut diuji melalui hipotesis dengan rumus t-
tes.
2
2
1
1
2
2
1
1
21
2n
s
n
sr
n
S
n
S
XXt
20
14,10
20
28,8049,0.2
20
89,102
20
15,68
5,615,79t
26,285,1098,014,540,3
5,615,79
t
18,4098,054,8
18
t
40,054,8
18
t
14,8
18t
85,2
18t
31,6t
63
3. Analisis Lanjut
Dari perhitungan di atas telah diperoleh harga t0 sebesar 6,31.
Selanjutnya menginterpretasikan nilai dengan df (derajat keabsahan)
digunakan rumus:
Df = n1 + n2 – 2 = 20 +20 – 2 = 38
Setelah diperoleh db sebesar 40 selanjutnya adalah
mengkonsultasikan db dengan nilai “t” baik pada taraf signifiknsi 5%
maupun 1%, jika
a. Pada taraf signifikansi 1 % dengan df 40 adalah
th = 6,31 > tt = 2,704
b. Pada taraf signifikansi 5 % dengan df 40 adalah
th = 6,31 > tt = 2,021
Berdasarkan hasil tersebut di atas maka:
Ho : ada perbedaan hasil belajar PAI antara siswa lulusan dari RA Nawa
Kartika dengan siswa lulusan dari TK Tunas Baru
Ha : tidak ada perbedaan hasil belajar PAI antara siswa lulusan dari RA
Nawa Kartika dengan siswa lulusan dari TK Tunas Baru.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan berbunyi: “ada perbedaan
prestasi belajar Pendidikan Agama Islam antara siswa lulusan dari RA
dengan siswa lulusan dari TK di SDN Gringsing 03 Kecamatan Gringsing
Kabupaten Batang”, diterima.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian diatas bahwa prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam siswa SDN 03 Gringsing Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang tahun Pelajaran 2011/2012, antara siswa lulusan dari RA Nawa Kartika
dengan siswa lulusan dari TK Tunas Harapan mendapatkan perbedaan mean
sebesar = 61,5, dari rata-rata (mean) antara siswa lulusan dari RA mendapat
nilai rata-rata (mean) sebesar = 79,5, sedangkan siswa lulusan dari TK Tunas
Harapan mendapat nilai rata-rata (mean) sebesar = 61,5. Kemudian setelah
melalui uji hipotesis dengan menggunakan rumus t-tes diperoleh th 13,23
64
sebesar yang lebih dari t dalam tabel baik dalam taraf signifikansi 1 %
maupun 5 %.
Sebagaimana dijelaskan bahwa pendidikan agama antara RA dan TK
lebih banyak di RA lebih panjang waktunya dibandingkan di TK, hal tersebut
telah dijelaskan bahwa kurikulum di RA secara khusus banyak mendidik
tentang agama. Oleh karena itu akan mempengaruhi hasil belajar pendidikan
agama. Karena itu, perbedaan antara siswa lulusan dari RA cenderung
mendapat nilai prestasi PAI yang tinggi dibandingkan dengan siswa lulusan
dari TK, hal ini membuktikan bahwa belajar di RA menjadi faktor pendukung
dalam prestasi belajar Pendidikan Agama Islam selanjutnya.
Dengan demikian siswa yang belajar di TK, sangat dianjurkan agar
lebih giat dan bersunguh-sungguh dalam belajar agar dapat membantu prestasi
belajarnya. Waktu belajar agama tidak saja di sekolah, namun lingkungan
keluarga (orang tua), masyarakat ikut serta dalam mendukung prestasi belajar
agama.
D. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini adalah merupakan suatu usaha maksimal yang
penulis lakukan, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini
mungkin hasilnya belum maksimal, karena keterbatasan penulis.
Oleh karena itu, kiranya masih perlu adanya tindak lanjut agar
mendapatkan penelitian yang betul-betul valid dan mendekati kebenaran oleh
penelitian yang lain. Penulis berharap, penelitian ini juga dapat dijadikan
rujukan oleh peneliti lain.
Beberapa keterbatasan yang dimaksud oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya kemampuan penulis mengakomodasi semua factor pendukung
yang terlibat dalam penelitian.
2. Sempitnya waktu yang tersedia untuk penelitian, karena penulis juga harus
bertugas mengajar di MI Assasiyatul Huda Ds. Kutosari Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang.
65
3. Kurangnya kesempatan untuk berkomunikasi baik dengan Dosen
Pembimbing maupun dengan teman mahasiswa lainnya, disebabkan hanya
pada hari-hari tertentu saja bisa berkomunikasi.
4. Keterbatasan keuangan (biaya) yang ada karena penulis sudah berkeluarga
yang harus juga bertanggung jawab terhadap keluarga, disamping seagai
mahasiswa yang notabene adalah mahasiswa non regular.
Demikian berberapa keterbatasan yang penulis kemukakan yang
menjadi faktor kurang maksimalnya hasil penelitian ini, namun penulis
berharap dengan hasil penelitian yang sangat kurang dari sempurna ini dapat
bermanfaat sebagai bahan referensi dan perrtimbangan dalam penelitian
selanjutnya.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah di himpun dan juga dari
analisis data, serta hasil uji hipotesis dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri
Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang lulusan dari RA
Nawa Kartika adalah baik atau dalam kategori baik (71-80). Hal ini
ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata ( mean ) sebesar 79,5.
2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa Sekolah Dasar Negeri
Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang lulusan dari TK
Tunas Baru adalah kategori cukup (61-70). Hal ini ditunjukkan dengan
perolehan nilai rata-rata (mean) sebesar : 61,5.
3. Hasil analisis uji hipotesis tentang perbedaan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam antara siswa lulusan lulusan RA dan lulusan TK siswa
Sekolah Dasar Negeri Gringsing 03 Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang, dengan menggunakan t-tes diperoleh : th = 6,31 yang berada
diatas t tabel baik dalam taraf signifikansi 1 % yaitu 2,704 dan taraf
signifikansi 5 % yaitu 2,021 dengan df 40, yang berarti bahwa hipotesis
yang ditunjukkan dalam penelitian “dapat diterima“.
B. Saran
Tanpa mengurangi rasa hormat kepada siapapun, saran-saran berikut
ini diberikan kepada seluruh komponen guru, orang tua, maupun siswa.
Adapun saran-saran tersebut adalah :
1. Para guru hendaknya selalu memberikan bimbingan secara teoritis
maupun praktis , dengan bimbingan, arahan yang baik, benar dan
kontinyu melalui nasehat, teladan yang baik kepada siswa sehingga
siswa mempunyai kemampuan untuk menyerap dan mengamalkan ilmu
67
yang diterima baik di sekolah maupun di lembaga pendidikan lainnya.
Mengingat tugas guru sangat mulia hendaknya selalu member dorongan
dan motivasi kepada anak dikdik agar kelak menjadi manusia yang
bermanfaat di masanya. Karena guru tidak hanya menyampaikan Ilmu
( transfer of knowledge ) akan tetapi lebih dari itu sebagai penyampaian
nilai-nilai luhur ( transfer of value ).
2. Orang Tua
Orang tua merupakan pendidik pertama dan utama dilingkungan
keluarga, hendaknya selalu member dorongan, semangat dan motivasi
kepada anak-anaknya, agar menjadi anak yang pandai, berbudi pekerti
luhur dan berkepribadian muslim, serta berbakti kepada kepada kedua
orang tuanya dan masyarakatnya. Serta tidak segan-segan untuk selalu
berkomunikasi dengan para pendidik sejauh mana perkembangan
pendidikan anak-anaknya. Tanpa peran serta yang aktif dari orang tua
niscaya keberhasilan pendidikan tidak akan terwujud dengan baik.
3. Siswa
Sebagai generasi penerus bangsa dan agama, penerus cita-cita guru dan
orang tua hendaknya siswa taat dan patuh, rajin belajar dan tidak
bermalas-malasan, selalu berbuat demi masa depannya, menuntut ilmu
setinggi mungkin agar mampu meraih cita-cita yang diinginkan. Ilmu
adalah bekal yang saling penting dalam hidup.
C. Penutup
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Illahi Rabbi, seraya
mengucapkan Alhamdulillah atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari akan kekurangan dan
keterbatasan dan penyusunan skripsi ini, maka dari itu penulis mohon kritik
dan saran yang kontruktif dari pembaca demi kebaikan penyusunan skripsi.
68
Akhirnya penulis berharap dan memohon kepada Allah SWT.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi
para pembaca dan dunia pendidikan.Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Standar isi mata pelajaran Al-Quran Hadits
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi anak berkesulitan Belajar, (Jakarta:
Rineka Cipta, 1999), hlm. 37.
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Belajar, (yogjakarta: Multi Pressindo,
2008), hlm. 14.
Departemen Agama RI, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah
Ibtidaiyah , (Jakarta: DEPDIKNAS 2007), hlm.17.
Robert E. Slavin, model pembelajaran, hlm. 16.
KTSP tingkat sekolah dasar SD/MI
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 2.
Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1993),
Cet. V, hlm. 36.
S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,1993),
Cet. V, hlm. 99.
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 98.
Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 101.
W.S.Winkel, Psikologi Pengajaran,(Media Abadi,2010),hlm. 273.
Nana Sudjana, Ahmad Rivai, Media Penagjaran, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2007), hlm. 39-41.
Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), hlm. 94-95
Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah
Tentang Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya, (Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, 2008), hlm. 5.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), Cet. 3, hlm. 76.
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Bandung: Nusa
Media, 2009), hlm.. 200.
Robert E. Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik (Bandung: Nusa
Media, 2009), hlm. 203
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab Di Madrasah, hlm. 49.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab Di Madrasah, hlm. 49.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab Di Madrasah, hlm.53.
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995), Cet. 3, hlm. 76.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2008), Cet. 6, hlm. 63.
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung:
Yrama Widya, 2008), hlm. 3.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2008), Cet. 6, hlm. 3.
Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, (Bandung:
Yrama Widya, 2008), hlm. 3.
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2008), Cet. 6, hlm. 16.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Cet.6, hlm. 32.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, (Bandung : CV.
Alfabeta , 2009), Cet. 7, hlm. 145.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
R&D), (Bandung : CV. Alfabeta , 2008), Cet. 6, hlm. 329.
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2006), Cet.6, hlm. 131.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Siti Kholifah
Tempat/Tanggal Lahir : Semarang, 24 September 1968
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat Asal : Jln. Soekarno Hata no. 44 RT. 04 RW. 01
Pedurungan Tengah Palebon Semarang
Jenjang Pendidikan :
1. MI Futuhiyyah Palebon Pedurungan Semarang, Lulus Tahun 1980.
2. MTs.Futuhiyyah Mranggen Demak , Lulus Tahun 1985.
3. PGAN Semarang, Lulus Tahun 1988.
4. D2 IAIN Walisongo Semarang, Lulus Tahun 2001
Demikian Daftar Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Semarang, 1 Juni 2011
Penulis
Siti Kholifah
NIM. 093911257
Abdillah Muhammad Bin Ismail Bin Ibrahim, Abi, Shahih Bukhori, Juz. I, Bairut:
Darul Kutubil ‘Ilmiyyah.
__________, Shahih Bukhori, Juz. VII, Bairut: Darul Kutubil ‘Ilmiyyah.
Abdillah Muhammad Yazid Al-Qazwiniy, Abi, Sunan Ibnu Majjah, Juz. II,
Bairut: Darul Fikr.
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta:
Rineka Cipta 1999.
Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SMP, SMA, SMK, Bandung:
Yrama Widya, 2008.
Arifin, M, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987, Cet. 1.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006, Cet.6.
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Aksara,
2008, Cet. 6.
Arya Wardana, Wisnu, Al-Qur’an Dan Energi Nuklir, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2004.
Azis, Shaleh Abdul, dan Abdul Azis Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuqu
Tadris, Mesir: Darul Ma’arif.
Bahri Djamarah, Syaiful, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta
: PT. Rieneka Cipta, 2000.
Bahri Djamarah, Syamsul, Prestasi Belajar dan Kompetesi Guru, Jakarta: Rineka
Cipta, 1994.
Departemen Agama RI, Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah
Aliyah, Jakarta: DEPDIKNAS 2007.
Alfitroh, Nia, (3104232), Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Dalam
Menyelesaikan Soal Cerita Materi Himpunan Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Kelas VII A di MTs. Sabilul Ulum Mayong, Skripsi
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Semarang: Perpustakaan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2009, t.d.
Ibrahim, T, Darsono, Pemahaman Al-Qur’an Dan Hadits Madrasah Tsanawiyah,
Solo: Tiga Serangkai, 2009.
Keontjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1994, Cet. XIII.
Kiranawati, ”CIRC”,http://gurupkn.wordpress.com/category/pembelajaran/model-
model/page/2/, hlm 1, di unduh pada tanggal 18 Nopember 2009.
Kompetensi Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Pendidikan Menengah
Tentang Strategi Pembelajaran Dan Pemilihannya, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Lie, Anita, Coopertive Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning Di
Ruang-Ruang Kelas, Jakarta : Gramedia, 2005.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005.
Nasution, S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000,
Cet.2.
__________, Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1993,
Cet. V.
Nurdin, Arif, (3101098), Penerapan Quantum Teaching Dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Kelas V Di MI. Al-
Khoiriyyah I Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang, 2008, t.d.
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam
Dan Bahasa Arab Di Madrasah, hlm 49.
Poerwadaminta, WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,
2006, Cet.3.
Sadiman, Arief S. dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, Dan
Pemanfaatannya, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.
Sehfuzi (3100128), Penerapan Metode Menghafal Dan Problematikanya Dalam
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits di MTs. Hidayatus Syubhan Genuk
Semarang, Skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
2005, t.d.
Sharan, Shlomo, Handbook Of Cooperative Learning Inovasi Pengajaran Dan
Pembelajaran Untuk Memacu Keberhasilan Siswa Di Kelas, Terj. Sigit
Prawoto, Yogyakarta: Imperium, 2009.
Shomad, Abd, “Insan Kamil”, http://www.suaramerdeka.com/harian/0402/02/
ragam5.htm, di unduh pada tanggal 5 nopember 2009.
Slavin, Robert E, Cooperative Learning: Theory, Research And Practice, terj.
Nurulita Yusron, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2008.
SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem: Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Dan Menyenangkan, Semarang: Rasail
Media Group, 2008.
Sudiyono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1995, Cet. 3.
____________, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009, Cet. 13.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D, Bandung : CV.
Alfabeta , 2009, Cet. 7.
__________, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
Dan R&D), Bandung : CV. Alfabeta , 2008, Cet. 6.
Suyitno, Amin, Mengadopsi Pembelajaran CIRC Dalam Meningkatkan
Keterampilan Siswa Menyelesaikan Soal Cerita, Seminar Nasional
FMIPA UNNES 2005.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2000, Cet. 5.
Syaodih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:
Remaja Rosydakarya, 2003.
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam , Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2006.
Yuslem, Nawir, Ulumul Hadits, Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2001, Cet.1.
BIOGRAFI PENULIS
1. Nama : SITI AROFAH
2. NIM : 10810320
3. Tempat, Tanggal Lahir : Batang, 21 Oktober 1970
4. Alamat rumah : Krincing Kutosari RT. 03 RW. 04 Kec. Gringsing
Kabupaten Batang
5. Pendidikan : a. MI lulus tahun 1983
b. MTs lulus tahun 196
c. SMU lulus tahun 2089
d. Diploma II IAIN Semarang tahun 2001
Batang, 27 Juni 2012
Yang menyatakan,
SITI AROFAH
top related