tahun anggaran 2018 pengadilan negeri martapura...sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dan daftar...
Post on 09-Nov-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jl. Jend. A. Yani No.32 Martapura Telp.0511-4721044 Fax.4721546
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2018 PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
Jl. Jend. A. Yani No.32 Martapura Telp.0511-4721044 Fax.4721546
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2018 PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
A KATA PENGANTAR
Memenuhi surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor
1385/SEK/OT.01.2/11/2018 tanggal 12 November 2018 perihal Penyampaian
LKjIP Tahun 2018 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019, telah disusun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2018 dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2019 pada Pengadilan Negeri Martapura yang berpedoman pada Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah serta Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Sesuai dengan Tugas pokok dan Fungsi dan Daftar Isian Pelaksana
Anggaran (DIPA) Tahun 2018, Pengadilan Negeri Martapura seperti diketahui
menerima 2 (dua) Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA), yang pertama
bersumber dari Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung Republik Indonesia,
yang berisi 2 (dua) Program, yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung ;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung ;
serta Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) yang kedua bersumber dari Dirjen
Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang berisi
Program, yaitu: Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.
Demikian LKjIP Tahun 2018 Pengadilan Negeri Martapura semoga dapat
bermanfaat.
Martapura, 14 Januari 2019
Ketua Pengadilan Negeri Martapura,
ttd
SUTIYONO, S.H. NIP. 19631224 198503 1 006
IKHTISAR EKSEKUTIF
Salah satu asas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah
laporan kinerja. Laporan kinerja merupakan pertanggung jawaban dari amanah
atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran
tersebut, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Martapura ini
disusun. Laporan ini menyajikan capaian kinerja dari Pengadilan Negeri Martapura
selama tahun 2018 yang merupakan pelaksana amanah yang diemban oleh
organisasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Pengadilan Negeri Martapura
tahun 2018 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam
kegiatan Kinerja kami dalam satu tahun. Keberhasilan tersebut tentunya bukan
hanya menggambarkan keberhasilan kami sebagai satuan kerja Pengadilan Negeri
Martapura namun juga menggambarkan keberhasilan seluruh Lembaga
kepemerintahan, dukungan dunia usaha serta partisipasi aktif masyarakat secara
umum. Mewujudkan Kinerja Pengadilan Negeri Martapura yang Profesional,
efektif, efisien, dan bersih merupakan tujuan Instansi Pengadilan Negeri
Martapura.
Namun demikian, selain keberhasilan yang telah diraih, Pengadilan Negeri
Martapura juga mencatat adanya beberapa ketidakberhasilan. Beberapa keluhan
dari masyarakat pencari keadilan juga mewujudkan adanya kekurangan
kesempurnaan kami dalam menjalankan tugas. Hal ini tetap akan menjadi catatan
bagi seluruh jajaran karyawan/karyawati Pengadilan Negeri Martapura untuk
memperbaiki kinerjanya di masa mendatang sehingga kinerja yang dihasilkan
kelak dapat memberi manfaat kepada masyarakat pencari keadilan maupun
berbagai pihak yang berkepentingan dengan instansi Pengadilan Negeri
Martapura.
Pengadilan Negeri Martapura senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
publik, sebagaimana Visi dan Misi Mahkamah Agung : “Terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia Yang Agung “.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................................ ......... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Tugas dan Fungsi .................................................................................................. 6
C. Sistematika Penyajian ........................................................................................ 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015–2019 ......................................................................... 11
1. Visi dan Misi.................................................................................................... 11
2. Tujuan dan Sasaran Strategis................................................................... 11
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok .................................................... 12
B. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Martapura ......................... 14
C. Penetapan Kinerja Tahun 2018 ....................................................................... 16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi.................................................................................. 18
B. Realisasi Anggaran.................................................................................................. 62
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 64
B. Saran-saran.............................................................................................................. 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi
2. Indikator Kinerja Utama
3. Matriks Rencana Strategis 2015–2019
4. Rencana Kinerja Tahun 2018
5. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
6. Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Martapura Tentang Penunjukan
Tim Penyusunan LKjIP Tahun 2018
4
BAB I – PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
penjelasannya mengamanatkan bahwa Indonesia adalah negara hukum
(rechstaat) dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat), sehingga
pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi sebagai dasar hukum yang
tidak bersifat absolutisme dalam arti kekuasaan yang tidak tak terbatas.
Pengadilan Negeri Martapura merupakan satuan kerja (satker) dibawah
Mahkamah Agung yang mempunyai tugas dan kewenangan memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata tingkat pertama,
Pengadilan Negeri juga dapat memberi keterangan,pertimbangan dan nasehat
tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila
diminta serta tugas-tugas dan kewenangan lain berdasar undang-undang.
Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara sebagaimana
ditetapkan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR)
nomor III/MPR/1978 dan kedudukannya sebagai penyelenggara kekuasaan
kehakiman seperti tersebut dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 24 ayat
(1) mengatakan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan (hasil perubahan ketiga ) ayat (2) mengatakan kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada
dibawahnya dalam Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Umum,
Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (hasil
perubahan ketiga) sedangkan ayat (3) mengatakan badan-badan lain yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-
undang (hasil perubahan keempat ).
Mahkamah Agung sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya mengacu pada arah Kebijakan
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sesuai ketetapan MPR No
IV/MPR/1999 dalam memenuhi harapan masyarakat untuk mewujudkan suatu
kekuasaan kehakiman yang merdeka yang dilaksanakan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan lain yang berada dibawahnya dalam 4
(empat) lingkungan peradilan yakni Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara,
Lingkungan Peradilan Agama Dan Lingkungan Peradilan Militer.
5
Legalisasi pelaksanakan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan
mandiri dibawah Mahkamah Agung menjadi semakin nyata dengan dengan
telah disyahkannya beberapa Undang-Undang di bidang kekuasaan kehakiman,
yaitu :
- Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-
Undang No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian .
- Undang –undang nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
- Undang – undang nomor 3 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
- Undang –undang nomor 49 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang No.2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum.
- Peraturan Pemerintah No.63 Tahun 2009 Tentang Wewenang
Pengangkatan Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Sejarah Pengadilan Negeri Martapura
Pengadilan Negeri merupakan sebuah Lembaga Peradilan dilingkungan
Peradilan Umum yang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten atau Kota. sebagai
Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa ,
memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya.
Daerah hukum Pengadilan Negeri meliputi Wilayah Kota atau
Kabupaten. Wilayah hukum Pengadilan Negeri Martapura semulanya meliputi
seluruh Wilayah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru, yang mana sebelum
tahun 1977 Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru masuk Wilayah Hukum
Pengadilan Negeri Banjarmasin, tetapi sejak tahun 2003 Kota Banjarbaru tidak
lagi termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Martapura sejak
diresmikannya Pengadilan Negeri Banjarbaru pada tahun 2003.
Dengan dibangunnya Pengadilan Negeri Martapura pada tahun 1977 ,
maka seluruh Wilayah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru pada saaat itu
yang semula masuk Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banjarmasin menjadi
Cakupan Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Martapura.
Pengadilan Negeri Martapura berdiri pada tahun 1977, semenjak
didirikan hingga saat ini Pengadilan Negeri Martapura berkantor dan
menempati gedung kantornya di Jalan Akhmad Yani No.32 Martapura.
Pembangunan gedung Pengadilan Negeri Martapura adalah merupakan bagian
dari proyek peningkatan fasilitas prasarana fisik Badan Peradilan Umum
Departemen Kehakiman di Kalimantan Selatan dalam tahun anggaran
1976/1977, Berdasarkan DIP : No 7/XII/5/76 tanggal 4 Mei 1976 dengan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 30 maret 1976 No.
YK.13/5/6
6
Peresmian pemakaian Gedung Pengadilan Negeri Martapura tanggal 7
Oktober 1977 oleh Bapak Direktur Jenderal Pembinaan Badan Peradilan Umum
Departemen Kehakiman Republik Indonesia , Bapak Soeroto, SH.
Pertama kali didirikan Pengadilan Negeri Martapura berada dibawah naungan
Departemen Kehakiman dan HAM RI sampai ditetapkannya Undang-Undang No
4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman maka dilaksanakan Peradilan Satu
Atap dengan pengalihan organisasi, administrasi dan keuangan dari
Departemen Kehakiman dan HAM RI ke Mahkamah Agung RI maka hingga saat
ini Pengadilan Negeri Martapura merupakan Lembaga Peradilan dibawah
naungan Mahkamah Agung RI.
B. TUGAS DAN FUNGSI
Pengadilan Negeri Martapura adalah pelaksana kekuasaan kehakiman
yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan di wilayah Kabupaten Martapura berdasarkan Pancasila, dengan
tugas menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Adapun tugas dan fungsi Pengadilan Negeri Martapura yakni:
1. Ketua sebagai kawal depan (voorpost) Mahkamah Agung RI, yaitu dalam
hal melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan, para
Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah-masalah hukum yang timbul,
masalah tingkah laku/perbuatan Hakim dan pejabat Kepaniteraan,
masalah eksekusi yang berada di wilayah hukumnya untuk diselesaikan
dan dilaporkan kepada Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan Mahkamah
Agung RI, mengirim laporan penanganan perkara kepada Pengadilan
Tinggi Banjarmasin dan Mahkamah Agung RI, meminta keterangan
tentang hal yang berkaitan dengan teknis pengadilan, membina dan
memberikan petunjuk, teguran atau peringatan bila dipandang perlu,
menetapkan suatu perkara tingkat pertama tanpa biaya, membagi perkara
kepada Hakim, mengevaluasi laporan penanganan perkara tingkat
pertama yang dilakukan Hakim dan Panitera Pengganti, selanjutnya
mengirimkan laporan dan hasil evaluasinya secara periodik kepada
Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan Mahkamah Agung RI.
2. Wakil Ketua adalah melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua berhalangan
dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepadanya.
3. Majelis Hakim adalah bertugas menetapkan hari sidang, memeriksa dan
mengadili berkas perkara yang diberikan padanya, mengemukakan
7
pendapat dalam musyawarah, Hakim wajib menandatangani putusan yang
sudah diucapkan dalam persidangan, melaksanakan pembinaan dan
mengawasi bidang hukum, perdata, dan pidana tertentu yang ditugaskan
kepadanya dan mengikuti pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan peradilan dari Pengadilan Tinggi Banjarmasin.
4. Panitera, dalam tugas kepaniteraan adalah membantu Hakim dengan
mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, bertanggung jawab
atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, buku daftar, biaya
perkara, dan surat-surat lainnya disimpan di Kepaniteraan,
menyelenggarakan administrasi perkara, mengatur tugas Panitera Muda
dan Panitera Pengganti, membuat daftar semua perkara yang diterima di
Kepaniteraan, mengeluarkan salinan putusan, mengirimkan berkas
perkara banding kepada Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan perkara
kasasi, peninjauan kembali, dan grasi ke Mahkamah Agung RI. Membina,
meneliti dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara antara
lain ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan
periodik dan lain-lain.
5. Sekretaris, adalah bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi
umum (kesekretariatan) Pengadilan, sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang, pembinaan administrasi Sub Bagian
Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan, Sub Bagian
Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, Sub Bagian Umum dan
Keuangan di Pengadilan Negeri Martapura.
6. Panitera Muda Perdata adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah
perkara perdata, memberi nomor register pada setiap perkara yang
diterima di Kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam
buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya, mengirimkan berkas
perkara banding kepada Pengadilan Tinggi Banjarmasin serta perkara
kasasi, peninjauan kembali, dan grasi ke Mahkamah Agung RI dan
menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum.
8
7. Panitera Muda Pidana adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah
perkara pidana, memberi nomor register pada setiap perkara yang
diterima di Kepaniteraan serta memberikan nomor register dan mencatat
setiap perkara yang diterima ke dalam buku register, disertai catatan
singkat tentang isinya, mengirimkan berkas perkara banding kepada
Pengadilan Tinggi Banjarmasin serta perkara kasasi, peninjauan kembali,
dan grasi ke Mahkamah Agung RI dan menyerahkan arsip berkas perkara
kepada Panitera Muda Hukum.
8. Panitera Muda Hukum adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang Pengadilan, mengumpul, mengolah dan
mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara,
menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas lainnya yang diberikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan mengirim laporan
periodik ke Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan Badan Peradilan Umum
Mahkamah Agung R.I
9. Kepala Subbagian perencanaan, teknologi informasi dan pelaporan adalah
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan, program, dan anggaran,
pengelolaan teknologi informasi, dan statistik, serta pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.
10. Kepala Subbagian kepegawaian, organisasi dan tata laksana adalah
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian,
penataan organisasi dan tata laksana.
11. Kepala Subbagian umum dan keuangan adalah melaksanakan penyiapan
pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,
keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, perpustakaan, serta
pengelolaan keuangan.
12. Panitera Pengganti mempunyai tugas membantu Hakim dengan mengikuti
dan mencatat jalannya sidang di pengadilan, bertugas membantu Hakim
dalam hal membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan terdakwa
tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau diubah jenis penahanannya,
mengetik putusan perkara yang sudah putus berikut amar putusannya dan
menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Pidana dan Perdata
bila telah selesai dimutasi.
9
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja ini menggambarkan pencapaian kinerja Pengadilan
Negeri Martapura selama tahun 2018 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja
dimasa mendatang. Laporan Akuntabilitas ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Pada bab ini disajikan
penjelasan umum organisasi
dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi
serta permasalahan utama
(strategic issued) yang sedang
dihadapi organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan
ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja tahun yang
bersangkutan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan
capaian kinerja organisasi
untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis
organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja
sebagai berikut :
1. Membandingkan antara
target dan realisasi kinerja
tahun ini;
2. Membandingkan antara
realisasi kinerja serta
capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir;
3. Analisis penyebab
keberhasilan / kegagalan
10
atau peningkatan /
penurunan kinerja serta
alternative solusi yang
telah ditentukan;
4. Analisis atas efesiensi
penggunaaan sumber
daya;
5. Analisis program /
kegiatan yang menunjang
keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja .
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan
realisasi anggaran yang
digunakan dan yang telah
digunakan untuk
mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup Pada bab ini diuraikan
simpulan umum atas capaian
kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang
yang akan dilakukan
organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
Lampiran :
1) Perjanjian Kinerja 2) Lain-lain yang dianggap perlu
11
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2015–2019
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Martapura Tahun 2015–2019
merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-
tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan,
penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan
peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta
sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Martapura
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung RI yang
disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005–2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015–2019, sebagai
pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan
Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun
2015–2019.
1. VISI DAN MISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas dan fungsi
Pengadilan Negeri Martapura.
Adapun visi dari Pengadilan Negeri Martapura mengacu dari visi
Mahkamah Agung yaitu:
“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Martapura menetapkan
misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu:
1) Menjaga Kemandirian badan peradilan
2) Memberikan Pelayanan hukum Yang Berkeadilan kepada Pencari
Keadilan
3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan
4) Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Negeri Martapura.
Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Martapura adalah
sebagai berikut:
1) Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.
12
2) Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.
3) Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Martapura dapat memenuhi
butir 1 dan 2 di atas.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak
dicapai Pengadilan Negeri Martapura adalah sebagai berikut :
1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4) Terwujudnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok
Sasaran Strategis merupakan pedoman dan pengendalian kinerja
dalam pelaksanaan program dan kegiatan bagi Pengadilan Negeri
Martapura untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan
membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan
program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian
perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan
Negeri Martapura dalam pelaksanaan Program Peningkatan
Manajemen Peradilan Umum adalah:
1) Penyelesaian perkara pidana dan perdata.
2) Penyelesaian sisa perkara pidana dan perdata.
3) Penelitian berkas perkara yang diajukan upaya hukum (banding,
kasasi, PK, grasi, dan verzet terhadap putusan verstek)
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.
4) Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat
waktu.
5) Publikasi dan transparansi proses penyelesaian dan putusan
perkara.
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai
13
pengawasan yang efektif dan efisien. Kegiatan pokok yang
dilaksanakan dalam program ini adalah:
1) Tindak lanjut pengaduan yang masuk.
2) Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan
sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan
sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan
tingkat pertama.
14
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
Pengadilan Negeri Martapura telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
sebagai berikut :
No.
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
1. Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
15
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan diversi.
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
2. Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah
diputus
3. Meningkatnya akses
peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
4. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan pekara perdata
yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )
16
C. Perencanaan Kinerja Tahun 2018
Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain
adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai
wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Negeri Martapura, menciptakan
tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 pada Pengadilan Negeri Martapura
sebagai berikut :
NO Sasaran
Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
41%
51%
51%
51%
51%
17
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan
diversi.
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
76%
91%
6%
71%
2.
Peningkatan
Efektivitas
Pengelolaan
Penyelesaian Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1
hari setelah diputus
100%
6%
100%
-
3.
Meningkatnya akses
peradilan bagi
masyarakat miskin
dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
100%
100%
100%
4.
Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
Persentase putusan pekara
perdata yang ditindaklanjuti (
dieksekusi )
6%
18
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan
strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.
Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang
telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk
memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat
manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Martapura tahun
2018, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat
apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum
terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian
terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2018 ini.
Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut
diuraikan dalam tabel di bawah ini.
No.
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
75,93%
100%
100%
92,72%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
106,94%
100%
100%
114,47%
100%
19
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan diversi.
f. Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan
peradilan
41%
51%
51%
51%
51%
76%
91%
6%
71%
38,46%
100%
0%
62,38%
0%
65%
96,49%
0%
87,04%
93,80%
196,08%
0%
122,31%
0%
85,53%
106,03%
0%
122,59%
2.
Peningkatan
Efektivitas
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah diputus
100%
6%
100%
-
100%
4,17%
100%
-
100%
69,5%
100%
-
3.
Meningkatnya akses
peradilan bagi
masyarakat miskin
dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum (
Posbakum )
100%
100%
100%
100%
0%
100%
100%
0%
100%
20
4.
Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
Persentase putusan pekara perdata
yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )
6%
0%
0%
Untuk menghasilkan laporan kinerja yg akurat dan akuntabel perlu
dilakukan analisis menyeluruh pada setiap kinerja utama serta indikator
kinerja tersebut, analisis capaian kinerja tersebut meliput :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah ditentukan;
4. Analisis atas efesiensi penggunaaan sumber daya;
5. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja .
Berikut ini kami sampaikan analisis capaian kinerja untuk setiap kinerja
utama serta indikator kinerja atas pejanjian kinerja tahun 2018 dengan hasil
analisis sebagai berikut :
21
KINERJA UTAMA I
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
22
Pencapaian Sasaran Kinerja Utama I “Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel” mempunyai 6 (enam) Indikator Kinerja yaitu :
a) Persentase sisa perkara yang diselesaikan; b) Persentase perkara Yang diselesaikan tepat waktu; c) Persentase penurunan sisa perkara; d) Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum; e) Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi; dan f) Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan.
Pencapaian target Indikator Kinerja pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
( % )
1.
Terwujudnya
Proses
Peradilan yang
Pasti,
Transparan
dan Akuntabel
a. Persentase sisa
perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan
tepat waktu
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
53,70%
88,89%
100%
92,72%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
75,64%
88,89%
100%
114,47%
100%
I. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
23
c. Persentase
penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara
yang tidak
mengajukan upaya
hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara
pidana anak yang
diselesaikan dengan
diversi.
f. Index responden
pencari keadilan
yang puas terhadap
layanan peradilan
51%
51%
100%
51%
100%
76%
91%
6%
71%
38,46%
100%
0%
62,38%
0%
65%
96,49%
0%
87,04%
75,41%
196,08%
0%
122,31%
0%
85,53%
106,03%
0%
122,59%
24
2. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun Ini
Dengan Tahun Lalu Dan Beberapa Tahun Terakhir :
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Tabel Perbandingan Sisa Perkara Perdata 3 Tahun Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
18 9 27
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
18 9 27
PERKARA PERMOHONAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
6 2 2
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
6 2 2
Tabel Perbandingan Sisa Perkara Pidana 3 Tahun Terakhir :
PIDANA SINGKAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
0 0 0
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
0 0 0
PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
101 52 88
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
101 52 22
25
PIDANA CEPAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
0 0 0
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
0 0 0
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu :
Tabel Perbandingan Perkara Perdata yang harus diselesaikan 3 Tahun
Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
41 29 52
Jml perkara yang ada 54 47 61
PERKARA PERMOHONAN
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
108 149 75
Jml perkara yang ada 108 156 77
Tabel Perbandingan Perkara Pidana yang harus diselesaikan 3 Tahun
Terakhir :
PIDANA SINGKAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
2 6 9
Jml perkara yang ada 2 6 9
26
PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
484 466 498
Jml perkara yang ada 522 567 550
PIDANA CEPAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
153 47 20
Jml perkara yang ada 153 47 20
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara
Tabel Perbandingan sisa perkara 3 Tahun Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
13 18 9
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
18 9 27
PERKARA PERMOHONAN
Tahun
Perkara 2018 2016 2015
Jml perkara sisa tahun
berjalan
0 6 2
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
6 2 2
PERKARA PIDANA SINGKAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
0 0 0
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
0 0 0
27
PERKARA PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
38 101 52
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
101 52 88
PERKARA PIDANA CEPAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
0 0 0
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
0 0 0
d. Persentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Tabel Perbandingan putusan dan perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum 3 Tahun Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang tidak
mengajukan upaya
hukum
26 25
Jml putusan perkara 40 29
PERKARA PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang tidak
mengajukan upaya
hukum
467 452 471
Jml putusan perkara 484 466 491
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi
Tabel Perbandingan pidana anak yang diselesaikan secara diversi 3
Tahun Terakhir :
28
PERKARA PIDANA ANAK
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara perkara
pidana anak yang
diselesaikan secara
diversi
0 1 0
Jml perkara pidana anak 13 19 12
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
Tabel Perbandingan index kepuasan pencari keadilan terhadap layanan
peradilan 3 Tahun Terakhir :
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Index kepuasan pencari
keadilan terhadap
layanan peradilan
87,04 66,73 -
3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan
Analisis keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian Indikator Kinerja I “Terwujudnya
Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel” dapat diuraikan
berdasarkan Indikator Kinerja yang telah diukur dengan penjelasan berikut :
a. Persentase Sisa perkara yang diselesaikan Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase Sisa Perkara yang Diselesaikan
adalah perbandingan antara :
Jumah Sisa Perkara yang Diselesaikan
dengan
Jumlah Sisa Perkara yang Harus Diselesaikan
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
hasil sebagai berikut :
29
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara
Perdata - Gugatan
18 Perkara
18 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = 18 x 100% = 100%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 18
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100%
Target 100%
Analisa pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan) :
Penyelesaian sisa perkara gugatan tahun sebelumnya tidak ada kendala. Jadi semua perkara yang merupakan sisa perkara tahun sebelumnya sudah dapat diselesaikan.
Perkara Perdata (Permohon)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Perdata
- Permohonan
6 Perkara
6 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = 6 x 100% = 100%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 6
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100%
Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata permohonan):
Dalam pelaksanaan penyelesaian sisa perkara perdata permohonan tahun sebelumnya tidak ada kendala berarti, hal ini dikarenakan perkara perdata permohonan hanya melibatkan satu pihak yaitu pihak pemohon yang mana prosedur persidangannya pun sederhana dan cepat.
30
Perkara Pidana (Singkat)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Pidana
- Singkat
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
0%
Tidak ada sisa Pidana
Singkat yg harus
diselesaikan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = . 0 x 100% = 0%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 0
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 0% x 100% = 0%
Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana singkat):
Pencapaian penanganan perkara pidana singkat yaitu 0% bukan berarti dalam
pelaksanaannya tidak tercapai target, tetapi dikarenakan pidana singkat yang menjadi
sisa tahun lalu yang harus diselesaikan tidak ada. Hal ini dikarenakan proses
penyelesaian pidana singkat yang sederhana dan mudah yang menjadikan tidak
adanya perkara pidana singkat yang menjadi sisa perkara tahun lalu.
Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Pidana
- Biasa
101 Perkara
101 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = . 101 x 100% = 100%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 101
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100%
Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa):
Tidak ada masalah dalam penyelesaian perkara pidana biasa, dikarenakan proses persidangan yang berdasarkan pada SEMA Nomor 2 Tahun 2014 tentang standar layanan peradilan ada batas waktu penyelesaian perkara yaitu maksimal 5 bulan setelah perkara diterima.
31
Perkara Pidana (Cepat/Ringan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Pidana
- Cepat/ ringan
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
100%
Tidak ada sisa perkara cepat /ringan yang
harus diselesaikan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = .0 x 100% = 0%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 0
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 0% x 100% = 0%
Target 0%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (Perkara Pidana Cepat/Ringan) :
Untuk pencapaian sisa perkara yang diselesaikan bagian pidana cepat/ringan yaitu
0%, namun bukan pada tidak mencapai target yg ditetapkan yaitu 100%. Namun
dikarenakan penyelesaian perkara pidana Cepat/Ringan misalnya Tipiring dan
Pelanggaran Lalu Lintas yang mana prosedur persidangannya pun sederhana dan
cepat sehingga tidak adanya sisa perkara tahun lalu yang belum diselesaikan.
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Indikator kinerja “persentase sisa perkara yang diselesaikan” tidak ditemukan pencapaian kinerja yang tidak mecapai target yang ditetapkan.
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara yang diselesaikan tepat
waktu adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan
dengan
Jumlah perkara yang ada (jumlah perkara yang diterima tahun berjalan
ditambah dengan sisa perkara sebelumnya)
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
hasil sebagai berikut :
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yg diselesaikan tahun berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara
Perdata - Gugatan
41
Perkara
54
Perkara
71%
75,93%
106,94%
Memenuhi target yang ditentukan
32
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 41 .x 100% = 75,93%
Jumlah perkara yang ada 54
Pencapaian : Realisasi x 100% = 75,93% x 100% = 106,94% Target 71%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan):
Persentase perkara perdata gugatan yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 75,93% dan telah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 71% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 106,94%. Hal ini tentu tidak terlepas dari pengawasan yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri Martapura terhadap seluruh perkara terutama perkara perdata yang berjalan dan selalu mengingatkan kepada hakim-hakim beserta seluruh panitera, panitera muda dan panitera pengganti agar lebih meningkatkan kinerjanya agar perkara terselelesaikan tepat waktu dan tentu dengan hasil putusan serta berita acara yang baik juga. Kami akan terus melakukan evaluasi pada indikator kinerja Persentase Penyelesaian perkara yang Diselesaikan tepat waktu, terutama perdata gugatan agar tingkat keberhasilan penurunan tunggakan perkara di tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Perkara Perdata (Permohonan)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
c. : Perkara
Perdata - Permohonan
108
Perkara
108
Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 108 .x 100% = 100%
Jumlah perkara yang ada 108
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata permohonan):
Persentase perkara perdata permohonan yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 100%, dan telah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 100% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 100%. Pengadilan Negeri Martapura selalu berusaha agar proses persidangan permohonan sesingkat dan tidak berlama-lama, sehingga proses penyelesaian perkara perdata permohonan menjadi lebih cepat selesai.
33
Perkara Pidana (Singkat)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara Pidana
- Singkat
2 Perkara
2 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 2 .x 100% = 100%
Jumlah perkara yang ada 2
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana singkat):
Persentase perkara pidana singkat yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 100%, dan sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 100% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan proses penyelesaian perkara pidana singkat yang tergolong cepat dan sederhana sehingga semua perkara pidana singkat bisa diselesaikan tanpa menjadi tunggakan perkara.
Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara Pidana
- Biasa
484
Perkara
522
Perkara
81%
92,72%
114,47%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 484 .x 100% = 92,72%
Jumlah perkara yang ada 522
Pencapaian : Realisasi x 100% = 92,72% x 100% = 114,47% Target 81%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa):
Persentase perkara pidana biasa yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 92,72%, dan sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 81% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 114,47%. Hal ini dikarenakan adanya percepatan dalam penyelesaian perkara, jadi perkara pidana yang tergolong sederhana sekarang menjadi cepat dalam penyelesaiaannya dan tidak berlama-lama
34
sehingga tidak menimbulkan banyaknnya tunggakan perkara. Dan untuk kedepannya akan diusahakan untuk lebih baik lagi.
Perkara Pidana (Cepat)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara Pidana
- Singkat
11713
Perkara
11713
Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 11713 .x 100% = 100%
Jumlah perkara yang ada 11713
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana cepat/ringan):
Persentase perkara pidana cepat/ringan yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 100%, dan sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 100% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan tidak adanya tunggakan perkara pidana cepat pada tahun 2017 mengingat semua perkara pidana cepat yang meliputi perkara tipiring dan pelanggaran lalu lintas pada tahun 2018 dapat selesai tepat waktu dan tidak ada perkara pidana cepat yang menjadi tunggakan perkara karena hal tersebut berkaitan dengan prosedur persidangan perkara pidana cepat yang mudah dan sederhana.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu pada dasarnya telah memenuhi target namun tetap perlu dilakukan evaluasi agar keberhasilan pencapaian indikator kinerja persentase penyelesaian perkara tepat waktu dapat lebih baik lagi ditahun berikutnya.
Alternative solusi yang dapat dilakukan untuk peningkatan persentase penyelesaian perkara tepat waktu terutama pada perkara perdata gugatan antara lain :
1. Perlunya penjelasan kepada para pihak tentang pentingnya hadir didalam persidangan serta dampaknya apabila tidak hadir, informasi tersebut dapat diberikan ketika penggugat saat mengajukan gugatan atau dari petugas meja informasi dan penjelasan dari Jurusita tentang hak dan kewajiban para pihak ketika melakukan panggilan sidang.
c. Persentase penurunan sisa perkara Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase sisa perkara adalah perbandingan
antara :
Jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dikurang sisa perkara tahun berjalan
dengan
Sisa perkara tahun sebelumnya
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
35
hasil sebagai berikut :
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara
Perdata - Gugatan
18
Perkara
13
Perkara
41%
38,46 %
93,80 %
Belum memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 18-13 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 13
= 5 x 100% 13 = 38,46 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 38,46 % x 100% = 93,80 % Target 41 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan):
Persentase penurunan sisa perkara terealisasi sebesar 38,46%. Namun jika dilihat dari target yaitu 41%, maka pencapaiannya masih belum memenuhi target. Mengingat penyelesaian perkara perdata yang tidak sederhana dan harus dihadiri kedua belah pihak dan perlu melewati beberapa tahapan dalam persidangan, yang menyebabkan banyaknya perkara perdata yang menjadi tungggakan pada akhir tahun 2018. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan evaluasi pada indikator kinerja persentase penurunan sisa perkara perdata gugatan agar tingkat keberhasilan penurunan tunggakan perkara di tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Perkara Perdata (Permohonan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara
Perdata - Permohonan
6
Perkara
0
Perkara
51%
100%
196,08%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 6-0 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 6
= 6 x 100% 6 = 100 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100 % x 100% = 196,08 % Target 51%
36
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata permohonan):
Persentase penurunan sisa perkara perdata permohonan terealisasi sebesar 100% yang artinya ada penurunan sisa perkara dibandingkan tahun sebelumnya dan tidak ada perkara tahun 2018 yang menjadi tunggakan untuk tahun 2019. Keberhasilan Pengadilan Negeri Martapura memenuhi capaian yang sudah ditargetkan ini tidak lepas dari penerapan asas peradilan yang sederhana dan tidak lama dalam penyelesaiannya. Perkara Pidana (Singkat)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara Pidana
- Singkat
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
0%
Tidak ada pidana singkat yang menjadi
tunggakan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 0-0 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 0
= 0 x 100% 0 = 0 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 0 % x 100% = 0 % Target 100 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana singkat):
Persentase penurunan sisa perkara pidana singkat terealisasi sebesar 0%. Namun itu bukan berarti Pengadilan Negeri Martapura gagal dalam melakukan realisasi penurunan sisa perkara, tetapi memang dikarenakan tidak adanya perkara pidana singkat yang menjadi tunggakan. Hal ini dikarenakan penyelesaian perkara pidana singkat yang tergolong sederhana dan mudah sehingga semua perkara pidana singkat dapat diselesaikan dengan baik tanpa menjadi tunggakan.
Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara Pidana
- Singkat
101 Perkara
38 Perkara
51%
62,38%
122,31%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 101-38 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 101
= 63 x 100% 101 = 62,38 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 62,38 % x 100% = 122,31 % Target 51 %
37
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa):
Persentase penurunan sisa perkara pidana biasa terealisasi sebesar 62,38% dan telah memenuhi target yang ditentukan yaitu 51%. Pengadilan Negeri Martapura selalu melakukan evaluasi dalam penanganan perkara yang sedang berjalan sehingga perkara yang masih berjalan tidak berlarut-larut dalam penyelesaiannya dan untuk kedepannya akan diusahakan untuk lebih baik lagi.
Perkara Pidana (Cepat)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara Pidana
- Cepat
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
0%
Tidak ada pidana cepat yang menjadi
tunggakan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 0-0 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 0
= 0 x 100% 0 = 0 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 0 % x 100% = 0 % Target 100 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana cepat):
Persentase penurunan sisa perkara pidana cepat terealisasi sebesar 0%. Namun itu bukan berarti Pengadilan Negeri Martapura gagal dalam melakukan realisasi penurunan sisa perkara, tetapi memang dikarenakan tidak adanya perkara pidana singkat yang menjadi tunggakan. Hal ini dikarenakan penyelesaian perkara pidana singkat atau ringan yang tergolong sederhana dan mudah sehingga semua perkara pidana singkat dapat diselesaikan dengan baik tanpa menjadi tunggakan
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Persentase penurunan sisa perkara jika hanya sekedar melihat pada angka sisa tunggakan perkara maka tidak memenuhi target yang ditentukan. Jika melihat tren perkara masuk yang biasanya ada peningkatan setiap akhir tahun yang mengakibatkan perkara yang baru masuk sudah menjadi tunggakan dan sisa perkara untuk tahun berikutnya. Namun tetap selalu dilakukan evaluasi penanganan perkara oleh pimpinan dengan Hakim-hakim serta para panitera pengganti jika ada perkara lama namun masih berjalan.
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
dengan
Jumlah putusan perkara
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
hasil sebagai berikut :
38
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jumlah perkara putus
yang tidak mengajukan
upaya hukum
Jumlah perkara
putus
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : Perkara
Perdata - Gugatan
26 Perkara
40 Perkara
76%
65%
85,53%
Belum memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara putus yang tidak mengajukan upaya hukum x 100% = 26 x 100%
Jumlah perkara putus 40 = 65 %
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 65 % .x 100% = 85,53% Target 76 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan):
Persentase perkara perdata gugatan yang tidak mengajukan upaya hukum banding terealisasi sebesar 65% atau belum melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 76% sehingga dalam pencapaiannya tercapai sebesar 85,53% Dari 40 perkara perdata gugatan yang putus, sebanyak 14 perkara mengajukan banding hal ini dikarenakan masih ada pihak belum terpuaskan rasa keadilan dari putusan pengadilan tingkat pertama dan memerlukan kepastian hukum dari tingkat selanjutnya, akan tetapi dari jumlah perkara yang putus dibandingkan dengan perkara yang mengajukan banding, perkara yang mengajukan banding lebih kecil yang menandakan tingkat kepuasan para pihak atas putusan pengadilan cukup baik. Namun untuk kedepannya, Pengadilan Negeri Martapura akan berusaha untuk lebih baik lagi. Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jumlah perkara putus
yang tidak mengajukan
upaya hukum
Jumlah perkara
putus
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : Perkara
Pidana - Biasa
467 Perkara
484 Perkara
91%
96,49%
106,03%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara putus yang tidak mengajukan upaya hukum x 100% = 467 x 100%
Jumlah perkara putus 484 = 96,49 %
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 96,49 % .x 100% = 106,03% Target 91 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa) :
Persentase perkara pidana biasa yang tidak mengajukan upaya hukum banding terealisasi sebesar 96,49% atau melebihi target yang ditentukan sebesar 91% sehingga dalam pencapaiannya tercapai sebesar 106,03% Dari 484 perkara pidana biasa yang putus sebanyak 15 perkara mengajukan banding dan 2 perkara yang mengajuka kasasi. Hal ini dikarenakan masih ada pihak belum terpuaskan rasa keadilan dari putusan pengadilan tingkat pertama dan memerlukan kepastian hukum dari tingkat selanjutnya, akan tetapi dari jumlah perkara yang putus
39
dibandingkan dengan perkara yang mengajukan banding, perkara yang mengajukan banding lebih kecil yang menandakan tingkat kepuasan para pihak atas putusan pengadilan cukup baik sehingga kedepannya hal ini perlu dipertahankan. Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Mengajukan upaya hukum adalah hak yang dimiliki oleh para pihak yang berperkara sehingga dalam prakteknya dari keseluruhan perkara yang putus ada beberapa perkara yang mengajukan upaya hukum, untuk meningkatkan kepuasan para pihak yang berperkara atas putusan pengadilan tingkat pertama maka perlu dilakukan peningkatan kualitas aparatur peradilan itu sendiri dan selama ini kami selalu memenuhi pemanggilan peserta diklat yang dilakukan oleh Mahkamah Agung RI dengan selalu mengirim peserta untuk mengikuti Diklat Hakim untuk meninggkatkan kompetensi dan keahlian/sertifikasi.
e. Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara pidana anak yang
diselesaikan dengan diversi adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan secara diversi
dengan
Jumlah perkara pidana anak
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana anak sebagai berikut :
Perkara Pidana (Anak)
Indikator Kinerja
Jumlah perkara
pidana anak yang
diselesaikan secara diversi
Jumlah perkara
pidana anak
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
e. Persentase perkara pidana anak yang diselesaika secara diversi : Perkara
Pidana - Anak
0 Perkara
13 Perkara
6%
0%
0%
Belum memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara pidana anak yang diselesaikan secara diversi x 100% = 0 x 100%
Jumlah perkara pidana anak 13 = 0 %
Pencapaian : .Realisasi x 100% = 0% x 100% = 0% Target 6%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana anak):
Tidak ada perkara anak yang diselesaikan secara diversi pada tahun 2018 yang berhasil dari 13 perkara anak yang masuk di Pengadilan Negeri Martapura. Ada beberapa hal yang menyebabkan tidak dapat tercapainya target yang telah ditentukan, diantaranya yaitu syarat untuk proses diversi ini sendiri yaitu perkara tindak pidana yang telah dilakukannya diancam dengan pidana penjara di bawah 7 (tujuh) tahun dan bukan merupakan pengulangan tindak pidana, jadi tidak semua perkara pidana anak bisa diteruskan melalui proses diversi terlebih dahulu. Hal penting lain yang menyebabkan tidak berhasilnya proses diversi yaitu keluarga korban yang tidak dapat memaafkan pelaku pidana anak tersebut dan ingin agar pelaku ditindak melalui proses hukum yang berlaku atau tuntutan gantirugi materi yang terlalu besar yang diajukan oleh pihak korban. Namun Pengadilan Negeri Martapura selalu berusaha maksimal agar proses proses diversi bisa berhasil.
40
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Menerima dan menolak diversi merupakan hak yang dimiliki oleh pihak korban sehingga dalam prakteknya dari keseluruhan perkara pidana anak yang masuk ada perkara yang tidak bisa diselesaikan melalui diversi. Namun untuk meningkatkan kualitas aparatur peradilan itu sendiri, selama ini Pengadilan Negeri Martapura selalu memenuhi pemanggilan peserta diklat pidana anak yang dilakukan oleh Mahkamah Agung RI dengan selalu mengirim peserta untuk mengikuti Diklat Hakim untuk meninggkatkan kompetensi dan keahlian/sertifikasi.
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan Ukuran capaian Indikator Kinerja Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan adalah:
Index Kepuasan Pencari Keadilan melalui
Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Dengan hasil survey sebagai berikut :
Indikator Kinerja
Hasil Index Kepuasan Masyarakat Pencari Keadilan
Target
Pencapaian
Keterangan
f. Index Responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
87,04
71
122,59%
Memenuhi target yang ditentukan
Pencapaian : .Realisasi x 100% = 87,04% x 100% = 122,59% Target 71%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja:
Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan tahun 2018 adalah 87,04 dan telah mencapai target yang ditentukan yaitu 71%. Untuk pencapaian berada pada angka 122,59%. Survei Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang
terdiri dari 9 ruang lingkup, antara lain :
1. Persyaratan ; persyaratan adalah syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan
suatu jenis pelayanan, baik persyaratan teknis maupun administratif.
2. Prosedur ; prosedur adalah tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan
penerima pelayanan, termasuk pengaduan.
3. Waktu pelayanan; Waktu pelayanan adalah jangka waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan seluruh proses pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
4. Biaya/ Tarif adalah ongkos yang dikenakan kepada penerima layanan dalam
mengurus dan/atau memperoleh pelayanan dari penyelenggara yang besarnya
ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara penyelenggara dan masyarakat.
5. Hasil Pelayanan ; Hasil pelayanan adalah hasil pelayanan yang diberikan dan
diterima sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Hasil pelayanan ini
merupakan hasil dari setiap spesifikasi jenis pelayanan.
6. Kompetensi Pelaksana ; Kompetensi Pelaksana adalah kemampuan yang harus
dimiliki oleh pelaksana meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
pengalaman.
7. Perilaku Pelaksana ; Perilaku Pelaksana adalah sikap petugas dalam memberikan
pelayanan.
41
8. Kualitas Sarana dan Prasarana; Kualitas sarana dan prasarana adalah merupakan
ketersediaan dan kualitas dari fasilitas penunjang pelayanan serta petugas
pelayanan itu sendiri dalam melaksanakan pelayanan untuk kenyamanan para
pengguna pelayanan.
9. Penanganan pengaduan, saran dan masukan, adalah tata cara pelaksanaan
penanganan pengaduan dan tindak lanjut
Jumlah respon adalah 120 orang dari berbagai umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir dan pekerjaan.
Berdasarkan survei kepuasan masyarakat di Pengadilan Negeri Martapura dan
hasil analisis data yang telah dilakukan (lihat lampiran) diketahui bahwa Indeks
Kepuasan Masyarakat (IKM) pada Pengadilan Negeri Martapura sebesar 87,04 %
berada pada kategori “BAIK” (pada interval 76,61 s/d 88,30). Adapun capaian yang
diharapkan pada sasaran mutu Pengadilan Negeri Martapura yang telah ditetapkan
sebesar 71%. Hasil tersebut berada di bawah sasaran mutu yang ditetapkan
Pengadilan Negeri Martapura. Hasil IKM tersebut di atas, terdiri dari sembilan ruang
lingkup, analisis selanjutnya adalah mendeskripsikan hasil analisis terhadap
kesembilan ruang lingkup tersebut.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Pengadilan Negeri Martapura selalu berusaha untuk lebih meningkatkan pelayanan terhadap para pencari keadilan di Pengadilan Negeri Martapura. Misalnya dengan pengadaan pengadaan sarana dan prasarana yang mampu membantu meningkatkan rasa nyaman para pencari keadilan yang datang dan meningkatkan kualitas putusan yang dikeluarkan dengan cara mengirimkan hakim-hakim untuk mengikuti diklat.
4. Analisa atas efesiensi penggunaan sumber daya
Dengan semakin meningkatnya beban pekerjaan maka diharapkan dapat diimbangi
dengan sumber daya yang memadai baik dari segi SDM maupun Sarana dan Prasarana
penunjang agar terwujudnya pelayanan yang baik kepada masyarakat. Dalam mencapai
Indikator Kinerja I “Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel”
efesiensi dalam penggunaan sumber daya yang ada masih belum bisa maksimal dikarenakan kami
masih mengalami beberapa keterbatasan seperti dari segi SDM. Masih belum terpenuhinya SDM
yang mencukupi seperti masih kurangnya jumlah Panitera Pengganti dan jumlah staf pada
administrasi perkara yang menyebabkan pembagian beban pekerjaan masih belum merata. Dari
segi sarana dan prasarana seperti alat pengolah data berupa PC Unit dan Printer juga masih belum
terpenuhi sepenuhnya serta perlunya updating perangkat alat pengolah data terbaru. Dalam
rangka memenuhi era e-Government. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan alokasi anggaran
yang tersedia sehingga kinerja selama tahun 2018 dirasa masih kurang maksimal dan diharapkan
untuk tahun-tahun berikutnya ada penambahan jumlah SDM dan alokasi anggaran yang cukup
untuk menunjang peningkatan kinerja.
5. Analisa program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian kinerja
Program yang menunjang keberhasilan pencapaian Indikator kinerja I “Terwujudnya
proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel” terdapat pada DIPA 03 dengan uraian
sebagai berikut :
Program (005.03.07) Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
- Kegiatan (1049.005) Terlaksananya Penyelesaian Administrasi Perkara di tingkat
Pertama dan tingkat Banding yang diselesaiakan tepat waktu
- Output (1049.005.001) Penyelesaian Administrasi Perkara (yang sederhana dan
tepat waktu) di tingkat pertama dan banding
- Komponen (051) Pendaftaran berkas perkara, dengan alokasi anggaran Rp.
72.105.000,- yang digunakan untuk Penggandaan dan Penjilidan Berkas
Perkara.
42
- Komponen (052) Pemeriksaan di Sidang Pengadilan, dengan alokasi anggaran
Rp. 72.985.000,- yang digunakan untuk Konsumsi para terdakwa dan
konsumsi pengamanan dari kepolisian.
- Komponen (053) Minutasi, dengan alokasi anggaran Rp. 4.500.000,- yang
digunakan untuk Penggandaan dan Penjilidan Berkas Perkara.
- Komponen (054) pengiriman salinan putusan kepada jaksa penuntut umum dan
terdakwa, dengan alokasi anggaran Rp. 500.000,- yang digunakan untuk
pengiriman salinan.
- Komponen (055) pengiriman surat penahanan dan perpanjangan penahanan,
dengan alokasi anggaran Rp. 500.000,- yang digunakan untuk pengiriman
surat penahanan dan perpanjangan penahanan.
- Komponen (056) penanganan perkara banding di Pengadilan Tingkat Pertama,
dengan alokasi anggaran Rp. 500.000,- yang digunakan untuk pengiriman
berkas perkara banding di Pengadilan Tingkat Pertama.
- Komponen (057) penanaganan perkara kasasi dan peninjauan kembali di
pengadilan tingkat pertama, dengan alokasi anggaran Rp. 1.250.000,- yang
digunakan untuk pengiriman berkas perkara kasasi dan PK.
Pada dasarnya Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum cukup
menunjang dalam keberhasilan pencapaian kinerja, namun mengingat beban
pekerjaan dan jumlah perkara yang selalu mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnya maka diharapkan pada tahun-tahun berikutnya jumlah alokasi anggaran
yang tersedia dapat lebih mencukupi lagi.
43
KINERJA UTAMA II
Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
44
Pencapaian Sasaran Kinerja Utama II “Peningkatan efektivitas pengelolaan
penyelesaian perkara” mempunyai 4 (empat) Indikator Kinerja yaitu :
a) Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu
b) Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
c) Persentase berkas banding, kasasi, dan PK secara lengkap dan tepat waktu
d) Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus
Pencapaian target Indikator Kinerja pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai
berikut :
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2015
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
( % )
2. Peningkatan
efektivitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan
yang diterima para
pihak tepat waktu
100% 100% 100%
b. Persentase perkara
yang diselesaikan
melalui mediasi
6% 4,17% 69,5%
c. Persentase berkas
perkara yang diajukan
banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan
tepat waktu
100% 100% 100%
d. Persentase putusan
perkara yang menarik
perhatian masyarakat
yang dapat diakses
secara online dalam
waktu 1 hari setelah
putus
- - -
II. Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian
Perkara
45
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun
lalu dan beberapa tahun terakhir :
a. Persentase isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu :
Tabel Perbandingan 3 Tahun Terakhir :
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu
646 645
Jumlah putusan 646 645
b. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi :
Tabel Perbandingan Perkara Perdata 3 Tahun Terakhir :
PERKARA MEDIASI
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Perkara mediasi yang diselesaikan melalui mediasi
1 1 0
Perkara yang dilakukan dimediasi
24 19 16
c. Persentase percepatan penyelesaian perkara melalui pengaturan delegasi panggilan/ pemberitahuan
Tabel Perbandingan Upaya Hukum 3 Tahun Terakhir :
UPAYA HUKUM
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
De Jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasasi da PK secara lengkap
33 35
Jumlah berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK
33 35
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus
Tabel Perbandingan Perkara Tipikor 3 Tahun Terakhir :
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jumlah Putusan perkara tipikor yang di upload dalam website
- - -
Jumlah putusan perkara
tipikor yang diputus
- - -
46
3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan
Analisis keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian Indikator Kinerja II “Peningkatan
efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara” dapat diuraikan berdasarkan
Indikator Kinerja yang telah diukur dengan penjelasan berikut :
a. Persentase isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu : Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase isi putusan yang diterima para pihak
tepat waktu adalah perbandingan antara :
Jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu
dengan
Jumlah putusan
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Perkara Small Claim Court
Indikator Kinerja
Jumlah isi putusan yang
diterima tepat waktu
Jumlah Putusan Target
Realisasi
Pencapaian Keterangan
a. Persentase isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu
646
Perkara
646
Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu x 100% = 646 .x 100% = 0%
Jumlah putusan 646
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (penyampaian putusan tepat waktu) :
Realisasi dan pencapaian Persentase isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu
tercapai sebesar 100% atau memenuhi target realisasi, sehingga untuk pencapaiannya
juga 100%. Dalam pelaksanaan penyampaian isi putusan kepada para pihak,
Pengadilan Negeri Martapura sudah dengan segera menyampaikan salinan putusan.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Agar pencapaianya indikator isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu dapat
dipertahankan lagi, maka hakim dan panitera pengganti bekerjasama untuk lebih
memperhatikan lagi jika ada perkara yang telah putus dan melaporkan juga kepada
jurusita untuk menyampakainnya kepada pihak yang terkait.
b. Persentase keberhasilan penyelesaian perkara melalui mediasi :
Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase keberhasilan penyelesaian
perkara melalui mediasi adalah perbandingan antara :
47
Jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi
dengan
Jumlah perkara yang dimediasi
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Perkara Mediasi
Indikator Kinerja
Jumlah perkara yang diselesaikan
melalui mediasi
Jumlah perkara
yang dimediasi
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi
1
Perkara
24
Perkara
6%
4,17%
69,5%
Belum
memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi x 100% = 1 .x 100% = 4,17%
Jumlah perkara yang dimediasi 24
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 4,17% .x 100% = 69,5% Target 6%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara mediasi) :
Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 01 Tahun 2016 tentang
Prosedur Mediasi di Pengadilan, perkara perdata gugatan yang masuk ke Pengadilan
harus melalui proses mediasi agar perkara yang didaftarkannya dapat diselesaikan
di luar persidangan.
Pada tahun 2018, Pengadilan Negeri Martapura menerima perkara perdata gugatan
sebanyak 36 perkara dengan jumlah perkara yang di mediasi sebanyak 24 perkara
dan 1 berhasil diselesaikan melalui mediasi.
Adapun hal-hal yang membuat penyelesaian perkara secara mediasi tidak tercapai,
sebagai berikut:
1. Para pihak tidak mencapai kesepakatan dalam mediasi yang tersebut.
2. Para pihak ataupun salah satu pihak yang berperkara tetap menginginkan
penyelesaian perkara melalui proses pemeriksaan di persidangan.
3. Salah satu pihak yang berperkara tidak memanfaatkan proses mediasi antara
lain dengan tidak hadir pada saat acara mediasi.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Persentase penyelesaian perkara secara mediasi masih sangat rendah sehingga perlu
dilakukan evaluasi atas pelaksanaan mediasi di pengadilan, salah satu faktor penentu
keberhasilan penyelesaian perkara secara mediasi adalah terpenuhinya akan
kebutuhan hakim mediator yang bersertifikasi, pada Tahun 2018 tidak ada Hakim
yang mengikuti pelatihan sebagai Hakim Mediator, maka diharapkan pada tahun
didepan dilaksanakan lagi pelatihan Hakim Mediator agar Hakim mediator yang
memiliki sertifikat menjadi lebih banyak. Untuk memberi Informasi kepada
masyarakat Pengadilan Negeri Martapura dapat memasang papan nama hakim
mediator di bagian lobi dengan demikian masyarakat bisa mengetahui hakim-hakim
48
mediator yang ada di Pengadilan Negeri Martapura oleh pihak yang berperkara serta
masyarakat luas, pihak berperkara pun dapat lebih mudah memilih mediator yang
sesuai dengan keinginan mereka sehingga diharapkan kedepannya persentasi
keberhasilan penyelesaian perkara melalui media yang menjadi akta perdamaian
meningkat.
c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu : Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase berkas perkara yang diajukan
banding, kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu adalah perbandingan
antara :
Jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasai dan PK secara lengkap dengan
Jumlah berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Jumlah Upaya hukum pidana dan perdata
Indikator Kinerja
Jumlah berkas pekara
yang diaukan banding,
kasasi dan PK secara lengkap
Jumlah berkas
perkara yang
dimohon-kan
banding, kasasi dan
PK
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara tepat waktu
33
33
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah berkas perkara yang diajukan abnding
Kasasi dan PK secara lengkap x 100% = 33 x 100% = 100% Jumlah berkas yang dimohonkan banding, 33 Kasasi dan PK
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 100% .x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja : Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara tepat waktu
terealisasi sebesar 100% atau melebihi target yang ditentukan sehingga
pencapaiannya juga 100%.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Pengaturan berkas yang diajukan banding, kasasi dan PK sudah dilakukan dengan
baik di Pengadilan Negeri Martapura. Dan untuk kedepannya bisa lebih ditingkatkan
lagi dengan pemberitahuan batas waktu pengajuan upaya hukum dan kerjasama yang
baik antara pihak dengan kepaniteraan masing-masing misalnya untuk perkara
pidana yaitu antara jaksa dan pihak terdakwa dengan kepaniteraan pidana jika ingin
49
mengajukan upaya hukum, dan begitu juga untuk perkara perdata yaitu pihak
penggugat dan tergugat harus dengan segera melaporkan jika ingin mengajukan
upaya hukum.
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus : Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari
setelah putus adalah perbandingan antara :
Jumlah putusan perkara Tiikor yang diupload dalam website dengan
Jumlah perkara Tipikor yang diputus
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Jumlah Upaya hukum pidana dan perdata
Indikator Kinerja
Jumlah putusan perkara tipikor
yang diupload
dalam website
Jumlahperkara Tipikor
yang diputus
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus
-
-
-
-
-
Pengadilan
Negeri Martapura
tidak menerima
perkara Tipikor
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah putusan perkara tipikor yang diupload
Dalam website x 100% = - x 100% = - Jumlah berkas yang dimohonkan banding, - Kasasi dan PK
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . - .x 100% = - Target -
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja : Indikator Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus tidak bisa diterapkan. Hal ini
dikarenakan Pengadilan Negeri Martapura Kelas IB tidak menerima berkas pidana
Tipikor, sehingga tidak ada realisasi maupun capaian untuk indikator ini.
4. Analisa atas efesiensi penggunaan sumber daya
Dalam efesiensi penggunaan sumber daya untuk mencapai keberhasilan pencapaian Indikator Kinerja II “Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara“ masih ditemukan beberapa hambatan, antara lain :
1. Masih kurangnya Jumlah Hakim Mediator pada Pengadilan Negeri Martapura. 2. Tidak adanya pelatihan keahlian untuk mediasi yang dilakukan Mahkamah Agung
untuk Pengadilan Negeri Martapura.
50
5. Analisa program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
kinerja
Program/kegiatan yang secara khusus menunjang Kinerja Utama II “Peningkatan
efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara”, antara lain :
1. Sudah adanya anggaran untuk penanganan perkara banding di Pengadilan Tingkat
Pertama dan juga untuk Penanganan perkara kasasi dan Peninjauan kemabli di
Pengadilan Tingkat Pertama dalam DIPA Pengadilan Negeri Martapura sehingga
penanganan perkara banding dan kasasi bisa dilaksanakan dengan baik.
2. Tingkat kepatuhan para pihak yang cukup bagus dalam mengajukan upaya hukum
sehingga permohonan dan pengiriman upaya hukum bisa dilakukan dengan baik dan
tepat waktu.
51
KINERJA UTAMA III
Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan
52
Pencapaian Sasaran Kinerja Utama III “Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan” mempunyai 3 (tiga) Indikator Kinerja yaitu :
a) Persentase perkara yang diselesaikan secara prodeo b) Persentase perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan c) Persentase Pencari Keadilan Golongan Tertentu yang mendapat Layanan
Bantuan Hukum (Posbakum)
Pencapaian target Indikator Kinerja pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN ( % )
3. Meningkatnya
akses
peradilan bagi
masyarakat
miskin dan
terpinggirkan
a. Persentase
perkara yang
diselesaikan
secara prodeo
100% 100%
100%
b. Persentase
perkara yang
diselesaikan di
luar gedung
pengadilan
100% 0% 0%
c. Persentase
pencari
keadilan
golongan
tertentu yang
mendapat
layanan
bantuan hukum
( Posbakum )
100% 100% 100%
III. Meningkatnya Akses Peradilan Bagi Masyarakat Miskin Dan Terpinggirkan
53
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir :
a. Persentase perkara yang di selesaikan secara prodeo (pembebasan
biaya) :
Tabel perbandingan beberapa tahun terakhir :
Perkara yang di selesaikan secara prodeo
Tahun Perkara
2018 2017 2016
Perkara prodeo yg diselesaikan
1 0 0
Jumlah Perkara prodeo
1 0 0
b. Persentase perkara yang terlayani melalui posyankum :
Tabel Perbandingan Perkara yang diselesaikan di luar pengadilan beberapa tahun terakhir :
Perkara yang diselesaikan di luar pengadilan
Tahun Perkara
2018 2017 2016
Perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan
0 0 0
Perkara yang seharusnya diselesaikan di luar pengadilan
0 0 0
c. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbakum) :
Tabel Perbandingan pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (posbakum) :
Pencari Keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum
Tahun Pencari Keadilan
2018 2017 2016
Jumlah pencari keadila golongan teretntu yang mendapat kan layanan bantuan hukum
1 0 0
Jumlah pencari keadilan golongan tertentu
1 0 0
54
3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan
Analisis keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian Indikator Kinerja III “Meningkatnya
akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan” dapat diuraikan
berdasarkan Indikator Kinerja yang telah diukur dengan penjelasan berikut. :
a. Persentase perkara prodeo yang di selesaikan :
Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara prodeo yang diselesaikan
adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara prodeo yang diselesaikan
dengan
Jumlah perkara prodeo
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Perkara Prodeo
Indikator Kinerja
Jumlah perkara
prodeo yang diselesaikan
Jumlah perkara prodeo
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase perkara
prodeo yang diselesaikan
1
Perkara
1
Perkara
100%
100%
100 %
Memenuhi target yang ditentukan.
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara prodeo yang diselesaikan x 100% = 1 .x 100% = 100%
Jumlah perkara prodeo yang diterima 1
Pencapaian : .Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa penyebab tidak adanya realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara prodeo) :
Selama tahun 2018 ada 1 perkara prodeo yang masuk sehingga realisasi dan
pencapaiannya 100%. Pencapaian untuk indikator hal ini sangat tergantung dengan
kondisi perekonomian para pihak yang berperkara di Pengadilan Negeri Martapura
dan juga pengetahuan masyarakat tentang pelayanan hukum yang ada di pengadilan
termasuk diantaranya adalah layanan perkara secara prodeo (pembebasan biaya).
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Perlu sosialisasi kepada masyarakat yang kurang mampu bahwa pengadilan
menyediakan layanan penyelesaian perkara secara prodeo (pembebasan biaya),
sosialisasi tersebut dapat berupa penjelasan dari petugas meja informasi kepada
masyarakat yang kurang mampu dan memerlukan penjelasan tentang perkara prodeo
atau melalui brosur/selebaran yang memberikan informasi tentang layanan
penyelesaian perkara secara prodeo.
55
b. Persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan :
Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara yang diselesaikan di luar
gedung pengadilan adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan
dengan
Jumlah perkara yang seharusnya diselesaikan di luar gedung pengadilan
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Perkara Yang diselesaikan di luar gedung pengadilan
Indikator Kinerja
Jumlah perkara yang yang
diselesaikan di luar gedung pengadilan
Jumlah perkara yang seharusnya
diselesaikan di luar gedung
pengadilan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase
perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan
0
Perkara
0
Perkara
100%
0%
0 %
Tidak ada
perkara yang diselesaikan
di luar pengadilan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan diselesaikan
Di luar gedung pengadilan x 100% = 0 x 100% = %
Jumlah perkara yang seharusnya diselesaikan 0 di luar pengadilan
Pencapaian : .Realisasi x 100% = 0% x 100% = 0% Target 100%
Analisa penyebab tidak adanya realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara prodeo) :
Selama tahun 2018 tidak ada perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan.,
jadi tidak adanya realisasi dan pencapaian untuk indikator ini. Hal ini sangat
tergantung dengan permintaan dan kerjasama dengan Pemkab Banjar untuk
mengadakan persidangan di luar gedung pengadilan.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Perlu adanya pertemuan dengan Kepala Daerah dan Instansi Terkait di Kabupaten
Banjar jika ingin diadakan Persidangan di luar gedung pengadilan untuk masyarakat
yang Tidak Mampu dan terpinggirkan.
c. Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum ( Posbakum )
Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase pencari keadilan golongan
tertentu yang mendapatkan layanan bantuan hukum (Posbakum) adalah
perbandingan antara :
Jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan
layanan bantuan hukum
56
dengan
Jumlah pencari keadilan golongan tertentu
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum
Indikator Kinerja
Jumlah pencari keadilan golongan
tertentu yang mendapatkan
layanan bantuan hukum
Jumlah pencari
keadilan golongan tertentu
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase pencari
keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum (Posbankum)
1
1
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan.
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang
Mendapatkan layanan bantuan hukum x 100% = 100 x 100% = %
Jumlah pencari keadilan golongan tertentu 100
Pencapaian : .Realisasi x 100% = 100% x 100% = 0% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (pelayanan posyankum) :
Tahun 2018 ada 1 orang pencari keadilan golongan tertentu yang meminta layanan bantuan hukum di Pengadilan Negeri Martapura dan dilayani dengan baik untuk mendapatkan pelayanan bantuan hukum. Posankum memiliki fungsi 1. Memberikan advis (nasehat) hukum. 2. Membantu pembuatan dokumen hukum. 3. Memberikan rekomendasi lembaga bantuan hukum yang memberikan bantuan
hukum secara Cuma-Cuma. Fungsi tersebut sudah tersosialisasi dengan baik kepada masyarakat dan peletakkan ruang posbankum sendiri juga telah tersedia dengan letaknya yang berdekatan dengan parkir pengunjung sehingga memudahkan masyarakat mencari ruang posbakum tersebut. Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Alternative solusi yang sudah dilakukan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi layanan posbakum dengan memanfaatkan fungsi meja informasi agar dapat memberikan informasi tentang fungsi posybankum dan mengarahkan para pihak yang memerlukan pelayanan tersebut ke advokat piket pada posbakum.
4. Analisa atas efesiensi penggunaan sumber daya
Dalam penggunaan Sumber Daya yang ada sudah mencukupi untuk mencapai sasaran
kinerja utama “Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan” dimana telah tersedianya ruang posbakum dan tersedianya anggaran
penyelesaian perkara secara prodeo, namun perlu sosialisasi yang lebih intensif lagi
kepada masyarakat tentang layananan posbakum dan penyelesaian perkara secara
prodeo.
57
5. Analisa program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian kinerja
Program yang menunjang keberhasilan maupun kegagalan pencapaian Indikator kinerja
III “Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan”
terdapat pada DIPA 03 dengan uraian sebagai berikut :
Program (005.03.07) Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
- Kegiatan (1049.003) Pos Bantuan Hukum
- Komponen (051) Pelaksanaan Pos Pelayanan Hukum, dengan alokasi anggaran
Rp. 31.200.000,- yang terdiri dari Belanja Jasa Advokat/Pengacara Piket Rp.
31.200.000/312 Jam Layanan.
dan ;
Program (005.03.07) Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
- Kegiatan (1049.006) Perkara Peradilan Umum yang diselesaikan melalui
pembebasan biaya perkara
- Komponen (051) Pelaksanaan Pembebasan Biaya Perkara, dengan alokasi
anggaran Rp. 1.350.000,- yang terdiri dari Belanja Materai Rp. 6.000,-; Belanja
barang untuk persediaan barang konsumsi (ATK) Rp 50.000,-; dan Belanja
Perjalanan Dinas Dalam Kota untuk Pemberitahuan/Panggilan Rp
1.294.00.00.-
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum pada Kegiatan Pos
Pelayanan Hukum dan Kegiatan Pembebasan Biaya Perkara (Prodeo) sudah
cukup menunjang dalam keberhasilan pencapaian kinerja, dan untuk kedepannya
akan lebih ditingkatkan lagi baik dalam sosialisasi di Posbakum maupun di bagian
meja informasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Pengadilan Negeri Martapura.
58
KINERJA UTAMA IV
Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan
59
2. Perbandingan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir :
Pencapaian Sasaran Kinerja Utama IV “Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan” mempunyai 1 (satu) Indikator Kinerja yaitu :
a) Persentase Putusan Perkara Perdata yang Ditindaklanjuti (dieksekusi)
Pencapaian target Indikator Kinerja pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN ( % )
4. Meningkatnya
kepatuhan
terhadap
putusan
pengadilan
a. Persentase Putusan
Perkara Perdata
yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi)
6% 0% 0%
a. Putusan perkara yang ditindaklajuti (dieksekusi) :
Tabel Perbandingan 3 Tahun Terakhir :
Eksekusi
Tahun
Perkara
2018 2017 2016
Jumlah putusan perkara yang ditindaklanjuti
0 0
Jumlah putusan perkara yang sudah BHT
28 33
3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan
Analisis keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian Indikator Kinerja IV “Meningkatnya
kepatuhan terhadap putusan pengadilan Persentase putusan pekara perdata yang
ditindaklanjuti ( dieksekusi )” dapat diuraikan berdasarkan Indikator Kinerja yang
telah diukur dengan penjelasan berikut :
IV. Meningkatnya kepatuhan Terhadap
Putusan Pengadilan
60
a. Putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti :
Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase putusan perkara perdata yang
ditindaklanjuti (dieksekusi) adalah perbandingan antara :
Jumlah putusan perkara yang ditindaklanjuti
dengan
Jumlah putusan perkara yang sudah BHT
Dengan hasil pengukuran pencapaian kinerja sebagai berikut :
Putusan perkara perdata yang ditindak lanjuti
Indikator Kinerja
Jumlah perkara yang
sudah ditindaklanjuti
Jumlah Putusan
Perkara yang sudah BHT
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase putusan
perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi)
0
Perkara
28
Perkara
6%
0%
0%
Tidak ada
eksekusi dari perkara yang
BHT tahun 2018
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang sudah ditindaklanjuti x 100% = 0 . x 100% = 100%
Jumlah Putusan Perkara yang sudah BHT 28
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 0% .x 100% = 0% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (Integrasi informasi perkara secara elektronik) :
Tahun 2018 tidak ada perkara yang dieksekusi yang termasuk dari perkara yang
Berkekuatan Hukum Tetap Tahun 2018 sehingga untuk realisasi menjadi 0%.
Kepatuhan terhadap putusan pengadilan juga tidak bisa hanya dilihat dari perkara
perdata yang dieksekusi yang didaftarkan di Pengadilan saja, karena bisa saja suatu
putusan perkara sudah dilaksanakan secara patuh oleh para pihak yang terkait dan
tanpa perlu didaftarkan di Pengadilan Negeri Martapura
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Kedepannya diharapkan ada pelaporan dalam jangka waktu tertentu oleh para pihak
apakah perkara tersebut sudah ditindaklanjuti ataukah belum, untuk dapat dijadikan
salah satu indikator kepatuhan pihak terhadap hasil putusan pengadilan.
4. Analisa atas efesiensi penggunaan sumber daya
Dalam penggunaan Sumber Daya yang ada sudah mencukupi untuk mencapai sasaran
kinerja utama IV “Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan Persentase
putusan pekara perdata yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )” , yang menjadi kendala
selama ini adalah tidak adanya laporan dari pihak dalam tempo waktu tertentu untuk
mengetahui apakah perkara tersebut sudah ditindaklanjuti baik secara eksekusi atau
damai tanpa perlu adanya eksekusi melalui pengadilan.
61
5. Analisa program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan
pencapaian kinerja
Tidak ada program/kegiatan yang secara khusus menunjang Kinerja Utama IV
“Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan Persentase putusan pekara
perdata yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )” dikarenakan untuk eksekusi itu sendiri
menggunakan biaya yang didapat dari pendaftaran eksekusi oleh pihak yang memohon
ekesekusi itu sendiri.
62
B. REALISASI ANGGARAN
Dalam Daftar Isian Anggaran (DIPA) tahun 2018 tersebut terdapat
beberapa program dan Kegiatan yang menunjang pencapaian kinerja
organisasi sesuai dengan dokumen perjanjian kinerja, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Realisasi DIPA (01) unit organisasi Badan Urusan Administrasi Pengadilan
Negeri Martapura Tahun 2018 :
No Uraian Pagu
(Rp)
Realisasi
Sisa
(Rp)
(Rp)
(%)
1. Program (005.01.02) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Mahkamah Agung Kegiatan (1066) Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi Output (1066.001)
Layanan Dukungan Manajemen Pengadilan
Output (1066.994) Layanan Perkantoran
102.340.000
5.207.649.000
102.296.640
4.351.206.003
99,99
83,55
43.360
855.883.997
2. Program (005.01.02) Program Dukungan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung Kegiatan (1071) Pengadaan Sarana dan Prasarana di Lingkungan Mahkamah Agung Output (1071.951)
Layanan Internal
586.000.000
584.812.250
99,80
1.187.750
TOTAL
5.895.989.000
5.038.314.893
85,45
857.115.107
63
Realisasi DIPA (03) unit organisasi Badan Peradilan Umum Pengadilan Negeri Martapura Tahun 2018 :
No Uraian Pagu
(Rp)
Realisasi
Sisa
(Rp)
(Rp)
(%)
1. Program (005.03.07) Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Kegiatan (1049) Peningkatan Manajemen Peradilan Umum Output (1049.003)
Pos Bantuan Hukum
Output (1049.005) Perkara Peradilan Umum yang Diselesaikan di tingkat pertama dan banding yang tepat waktu
Output (1049.006) Perkara Peradilan Umum yang diselesaikan melalui pembebasan biaya perkara
31.200.000
156.400.000
1.350.000
31.200.000
155.229.130
1.350.000
100
99,25
100
0
1.170.870
0
TOTAL
188.950.000
187.779.130
99,38
1.170.870
Dari realisasi anggaran yang dijelaskan pada tabel diatas dapat disimpulkan secara
keseluruhan realisasi anggaran yang berkaitan dengan pencapaian kinerja sudah
cukup baik.
64
BAB IV – PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Martapura Tahun
2018 merupakan merupakan gambaran capaian kinerja yang akuntabel dan
dapat dipertanggungjawabkan sekaligus sebagai alat ukur dalam menjalankan
tugas dan fungsi melaksanakan amanah yang diberikan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
Secara umum, hasil capaian kinerja Pengadilan Negeri Martapura
Tahun 2018 telah dapat memenuhi target sesuai rencana kinerja yang
ditetapkan, namun ada beberapa yang belum mencapai target dan menjadi
bahan perbaikan untuk tahun 2019.
Adapun keberhasilan maupun kendala atau hambatan dalam
pencapaian kinerja di Pengadilan Negeri Martapura pada tahun 2018
diuraikan sebagai berikut:
1. Keberhasilan
Keberhasilan atas pencapaian target dari rencana kinerja yang ditetapkan
adalah tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat didalamnya.
Keberhasilan tersebut merupakan cerminan dari telah berjalannya sistem
kerja yang berlaku dan didukung oleh suasana kerja yang dinamis dan
bersifat kekeluargaan. Keberhasilan pencapaian kinerja di Pengadilan
Negeri Martapura pada tahun 2018 adalah :
1.1. Penyelenggaraan tugas dan fungsi, baik teknis maupun administrasi
telah berhasil dengan baik
1.2. Penyelesaian perkara pada tahun 2018 pada prinsipnya telah berjalan
dengan baik. Walaupun penyelesaian perkara belum mencapai target,
namun sisa perkara ditahun 2017 dapat diselesaikan seluruhnya di
tahun 2018 dan telah memenuhi target.
1.3. Pelaksanaan tertib administrasi perkara di Pengadilan Negeri
Martapura tahun 2018 pada umumnya sudah berjalan dengan baik
dan telah mencapai target.
1.4. Penyerapan anggaran, baik DIPA 01 maupun DIPA 03, telah berjalan
dengan baik dan lancar. Hal ini terbukti pada penyerapan anggaran
DIPA 01 sebesar 99,97 % dan DIPA 03 sebesar 99,38 %.
2. Kendala atau Hambatan
Dalam pelaksanaan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh satuan
kerja tentunya ditemui sejumlah kendala atau hambatan yang dapat
menghambat proses pelaksanaannya. Hal tersebut wajar apabila kendala
atau hambatan tersebut dapat langsung dicari jalan keluar atau solusinya.
Kendala atau hambatan yang ditemui di Pengadilan Negeri Martapura
adalah sebagai berikut:
a. Sarana dan prasarana yang masih perlu diperbaharui untuk lebih
menunjang peningkatan kinerja karena masih terbatasnya alokasi
anggaran yang tersedia dalam DIPA saat ini kebutuhan sarana berupa
gedung kantor telah terpenuhi dengan telah selesainya pembangunan
gedung kantor tahap IV (lanjutan) tahun 2015, namun masih
kekurangan sarana pendukung lainnya seperti meubelair kantor dan
alat pengolah data (komputer dan printer) mengingat sarana
pendukung tersebut sebagian besar kondisinya sudah tidak layak lagi
untuk digunakan.
b. Tidak adanya pelaporan tindaklanjut hasil putusan perkara perdata
gugatan sehinggan tidak diketahui apakah hasil putusan untuk
perkara tersebut sudah dilaksanakan atau belum.
B. SARAN - SARAN
Setelah permasalahan dapat diidentifikasi maka perlu dicarikan jalan
keluar atau solusi untuk mengatasi masalah atau kendala tersebut. Saran
untuk mengatasi kendala atau hambatan seperti tersebut di atas adalah
sebagai berikut :
1. Usulan pengadaan sarana pendukung seperti penambahan meubelair dan
alat pengolah data selama ini selalu diajukan dalam RKA-KL namun tidak
semua usulan tersebut dapat dipenuhi karena adanya seleksi lagi dari BUA
terkait alokasi anggaran yang menjadi skala prioritas, mengingat dalam
beberapa tahun terakhir alokasi anggaran lebih difokuskan pada
pembangunan gedung kantor dimana pembangunan gedung kantor
tersebut telah selesai pada tahun 2015, maka diharapkan pada tahun
anggaran berikutnya usulan kami terkait penambahan sarana pendukung
seperti meubelair dan alat pengolah data (komputer dan printer) dapat
dipertimbangkan untuk dikabulkan.
2. Untuk kedepannya diharapkan adanya pelaporan dari pihak yang terkait
dalam perkara perdata yang sudah putus, apakah perkara tersebut sudah
dilaksanakan (dieksekusi) atau belum, dan kendala-kendala apa saja
dalam menjalankan hasil dari putusan perkara tersebut.
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
1. Struktur Organisasi
2. Indikator Kinerja Utama
3. Matriks Rencana Strategis 2015–2019
4. Rencana Kinerja Tahun 2018
5. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
6. Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Martapura Tentang Penunjukan
Tim Penyusunan LKjIP Tahun 2018 Pengadilan Negeri Martapura
1. STRUKTUR ORGANISASI PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
2. INDIKATOR KINERJA UTAMA
No.
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
1. Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan diversi.
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
2. Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah
diputus
3. Meningkatnya akses
peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
4. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan pekara perdata
yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )
Martapura, 14 Januari 2018
Ketua
Pengadilan Negeri Martapura
ttd
SUTIYONO S. H. NIP. 19631224 198503 1 006
Panitera Pengadilan Negeri Martapura
ttd
H. EDY RAHMANSYAH, S.H.
NIP. 19701010 199203 1 005
3. MATRIKS RENCANA STRATEGIS 2015 – 2019
Visi : “ Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia Yang Agung ”
Misi : 1. Menjaga Kemandirian badan peradilan
2) Memberikan Pelayanan hukum Yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan
3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan
4) Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan
No
Tujuan
Target
Sasaran Target Strategis
Uraian Indikator Kinerja Uraian Indikator Kinerja 2015 2016 2017 2018 2019 Program Kegiatan Indikator
Kegiatan Target RP
1 Pencari
Keadilan
merasa
kebutuhan
dan
kepuasan-
nya
terpenuhi
a. Persentase sisa
perkara yang
diselesaikan
• Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
• Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
-Cepat
b. Persentase perkara
• Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
• Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat
waktu
c. Persentase
penurunan sisa perkara
• Perkara Perdata
- Gugatan
100%
100%
100%
100%
100%
Terwujudnya
Proses
Peradilan yang
Pasti,
Transparan
dan Akuntabel
a. Persentase sisa
perkara yang
diselesaikan
• Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
• Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
-Cepat
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
100%
Program
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Perkara
Peradilan Umum
yang
diselesaikan di
tingkat pertama
dan banding
yang tepat waktu
815
Perkara
501.010.000
70%
100%
100%
80%
100%
b. Persentase perkara
• Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
• Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat
waktu
70%
100%
100%
80%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
72%
100%
100%
82%
100%
50%
c. Persentase penurunan
sisa perkara
• Perkara Perdata
- Gugatan
40%
41%
42%
- Permohonan
• Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara
yang tidak mengajukan
upaya hukum
• Perkara Perdata
- Gugatan
• Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara
pidana anak yang
diselesaikan dengan
diversi.
f. Index responden
pencari keadilan yang
puas terhadap layanan
peradilan
50%
50%
50%
50%
- Permohonan
• Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
50%
50%
50%
50%
51%
51%
51%
51%
52%
52%
52%
52%
75%
90%
d. Persentase perkara
yang tidak mengajukan
upaya hukum
• Perkara Perdata
- Gugatan
• Perkara Pidana
- Biasa
75%
90%
76%
91%
77%
92%
5% e. Persentase perkara
pidana anak yang
diselesaikan dengan
diversi.
5% 6% 7%
70% f. Index responden
pencari keadilan yang
puas terhadap layanan
peradilan
70% 71% 72%
2 Pencari
Keadilan
merasa
kebutuhan
dan
kepuasan-
nya
terpenuhi
a. Persentase isi
putusan yang diterima
oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara
yang diselesaikan
melalui mediasi.
c. Persentase berkas
perkara yang diajukan
banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan
tepat waktu.
100%
5%
100%
Peningkatan
Efektivitas
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara
a. Persentase isi putusan
yang diterima oleh para
pihak tepat waktu.
100% 100% 100% Program
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Perkara
Peradilan Umum
yang
diselesaikan di
tingkat pertama
dan banding
yang tepat waktu
815
Perkara
501.010.000
b. Persentase perkara
yang diselesaikan melalui
mediasi.
5% 6% 7%
c. Persentase berkas
perkara yang diajukan
banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat
waktu.
100% 100% 100%
d. Persentase putusan
perkara yang menarik
perhatian masyarakat
yang dapat diakses
secara online dalam
waktu 1 hari setelah
diputus
- - - - - - - -
3 Setiap
Pencari
Keadilan
dapat
a. Persentase perkara
prodeo yang
diselesaikan.
100% Meningkatnya
akses
peradilan bagi
masyarakat
a. Persentase perkara
prodeo yang diselesaikan.
100% 100% 100% Program
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Perkara
peradilan umum
yang
diselesaikan
4 perkara 3.000.000
menjang-
kau badan
peradilan
b. Persentase pencari
keadilan golongan
tertentu yang
mendapat layanan
bantuan hukum (
Posbakum )
miskin dan
terpinggirkan
Umum melalui
pembebasan
biaya perkara
100% b. Persentase perkara
yang diselesaikan di luar
gedung pengadilan.
100% 100% 100% - - - - -
c. Persentase pencari
keadilan golongan
tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum
( Posbakum )
100% 100% 100% Program
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan
Umum
Pos Bantuan
Hukum
624
jam
layanan
62.400.000
4 Pencari
Keadilan
merasa
kebutuhan
dan
kepuasan-
nya
terpenuhi
Persentase putusan
pekara perdata yang
ditindaklanjuti (
dieksekusi )
5% Meningkatnya
kepatuhan
terhadap
putusan
pengadilan
Persentase putusan
pekara perdata yang
ditindaklanjuti (
dieksekusi )
5% 6% 7% - - - - -
Martapura, 14 Januari 2019 Panitera
Pengadilan Negeri Martapura
ttd
H. EDY RAHMANSYAH, S.H. NIP. 19701010 199203 1 005
Ketua
Pengadilan Negeri Martapura
ttd
SUTIYONO S. H. NIP. 19631224 198503 1 006
4. RENCANA KINERJA TAHUN 2018
UNIT KERJA : PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
NO Sasaran
Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan
diversi.
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
41%
51%
51%
51%
51%
76%
91%
6%
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
71%
2.
Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1
hari setelah diputus
100%
6%
100%
-
3.
Meningkatnya akses
peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
100%
100%
100%
4.
Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan
pengadilan
Persentase putusan pekara
perdata yang ditindaklanjuti (
dieksekusi )
6%
Martapura, 14 Januari 2019
Ketua
Pengadilan Negeri Martapura
ttd
SUTIYONO S. H.
NIP. 19631224 198503 1 006
5. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
UNIT KERJA : PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
NO Sasaran
Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan
diversi.
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
41%
51%
51%
51%
51%
76%
91%
6%
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
71%
2.
Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1
hari setelah diputus
100%
6%
100%
-
3.
Meningkatnya akses
peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
100%
100%
100%
4.
Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan
pengadilan
Persentase putusan pekara
perdata yang ditindaklanjuti
( dieksekusi )
6%
Martapura, 14 Januari 2019
Ketua
Pengadilan Negeri Martapura
ttd
SUTIYONO S. H. NIP. 19631224 198503 1 006
Panitera
Pengadilan Negeri Martapura
ttd
EDY RAHMANSYAH, S.H. NIP. 19701010 199203 1 005
PENGADILAN NEGERI MARTAPURA KELAS IB
SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA Nomor W15.U3/ 168 / KP.01.10/1/ 2019
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
( SAKIP ) PADA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA TAHUN 2019
KETUA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
Menimbang : 1. bahwa karena telah Mutasi Ketua / Hakim yang bertugas di Pengadilan Negeri Martapura.
2. bahwa dalam rangka pelaksanaan penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) pada Pengadilan Negeri Martapura Tahun Anggaran 2019, perlu dibentuk Tim Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).
3. bahwa mereka yang namanya tercantum dalam surat keputusan ini dipandang mampu dan memenuhi syarat untuk diangkat sebagai Pengarah, Penanggung jawab, Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Anggota Tim Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) Pada Pengadilan Negeri Martapura Tahun 2019.
Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 7 tahun 1989, sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang – Undang Nomor 50 tahun 2009.
2. Keputusan Presiden RI Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA TENTANG
PEMBENTUKAN TIM PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( SAKIP ) PADA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA TAHUN 2019
Pertama : Mencabut Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Martapura Nomor W15.U3/1419.b/KP.01.10/10/2018 tanggal 10 Oktober 2018 Tentang Pembentukan Tim Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ) pada
Pengadilan Negeri Martapura Tahun 2018, dengan susunan sebagai berikut;
NO NAMA / NIP JABATAN
1. SUTIYONO, S.H. NIP. 19631224 198503 1 001
Pengarah dan Penanggung Jawab
2. H. EDY RAHMANSYAH, S.H. NIP. 19701010 199203 1 005
Ketua
3. SUYANTI, S.H. NIP. 10710121 199303 2 001
Wakil ketua
4. H. FAHRUL RIFANI, S.H. NIP. 19701012 199203 1 003
Seretaris
5. ULLY KRISWANTO. S.H. NIP. 19831120 200904 1 007
Anggota
6. YULIA SARI, S.H. NIP. 19830727 200704 2 001
Anggota
7. SRI MULYANI, S.E. NIP. 19700910 199003 2 001
Anggota
8. BUTET SARMA, S.E. NIP. 19770910 200604 2 002
Anggota
9. M. RAKHMAN ANSYARI, S.Kom. NIP. 19900623 201212 1 003
Anggota
Ketiga : Tugas Tim adalah menyusun Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
( SAKIP ) Pengadilan Negeri Martapura Tahun 2019. Keempat : Segala keperluan untuk penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
( SAKIP ) ini berupa : Bahan, Transport Lokal Tim, Konsumsi dan sebagainya dibebankan kepada DIPA Pengadilan Negeri Martapura.
Kelima : Surat Keputusan ini berlaku sejak ditetapkan dengan ketentuan apabila di kemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Martapura
Pada Tanggal 2 Januari 2019 Ketua Pengadilan Negeri Martapura Kelas IB
ttd
SUTIYONO
top related