takhrij hadustentang mentaati pemimj'in (studianalisis
Post on 16-Oct-2021
17 Views
Preview:
TRANSCRIPT
TAKHRIJ HADUS TENTANG MENTAATI PEMIMJ'IN
(Studi Analisis Sauad dan Matan Hadits)
OLEH
ABDULLAH
NIM: 1983414775
JURUSAN TAFSJR HADUS
FAKULTAS USHULUDDJN DAN FJLSAFAT
UNJVERSUAS ISLAM NEGERI SYARIF lllDAYATULLAH .JAKARTA
1424 H /2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang bCljudul TAKHRIJ HADITS TENTANG MENTAATI
PEMIMPIN (STUDI ANALISIS SANAD DAN MATAN HAD ITS) tclah diujikan
dalam munaqasah Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN SyarifHidayatuliah Jakarta
pada tanggal 20 JanuUli 2004. Skripsi ini tdah ditcrima scbagai salah satu syarat
untuk mcmpcrolch gclar Sarjana Thcologi Islam (S.Th.1) padajurusan Tafsir Hadits.
Jakarta, 20 Januari 2004
Sidang Munaqasyah
Kctua Mcrangkap Anggota,
Drs. usron Razak. MA150216359
Edwin Svarif, MAISO 283 228
Anggota:
. --..-------)
':J(~D,i'~h'"di"A~15 204341
~- Drs. Bustamin MBA150289320
PEDOMAN TRANSLHERASI
a U r
y b i3 q
w c.i k
-.:.., Is J
( J ~111
r h -.J n'-.;. kh j w'-
~ d , h
..l dz <
.J r -.? y
.J z
iY s Untuk Madd dan Diftong
,.sy a a panJangiY
(.)"'" sh i - panJang
va dl fi u panJang
1, th ..9\ aw
1. zh ..9'1 = uw
t -,fi ay
t gh -,f] Iy
Catalan: Kata-kata yang telah sering digunakan sehari-hari seperti Islam,
Mukmin, ayat, dan sebagainya tidak digunakan pedoman transliterasi.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., atas 1i1l1pahan
rahmat-Nya, sehingga skripsi ini dapat '.crse!esaikan. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad saw.. para sahabat, kduarga serta ull1atnya
yang sclalu taat dan mengikuti ajaran-avmm yang dibawanya.
Penulis menyadari bahwa selesainya shipsi ini bukan semata-mata atas upaya
penulis pribadi, tetapi juga karena bantllan banyak pihak. Oleh karena itu. penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang scbesar-besarnya kepada :
I. Ayah dan ibunda yang tercinta dcngan segala jcrih payahnya memberikan
bimbingan, didikan dan do'a demi keberhasilan penulis dengan kasih sayang,
serta pengorbanannya baik bcrupa moril maupun materil.
2. Bapak Dr. Masykur Hakim MA., selaku pembimbing I, yang tdah mcmbcrikan
izin kcpada penlliis lIntuk menyelcsaikan skripsi ini dan Bapak Drs. Zahruddin
AR., MMSi., selaku pel11bimbing II, yang telah meluangkan waktunya untuk
mCll1haca, l11engorcksi dan menganalisa skripsi penulis,
3. Bapak Dr. Amtsal Bachtiar, MA., Dekan Fakultas Ushullllddin dan Filsafat UIN
Syarif Hidayatullah, Bapak Zahruddin AR., MMSi, Kctua Jurusan Talsir Hadis,
Bapak Drs. Bustamin, MBA., Sekretaris Jurusan Talsir Hadis dan seIllruh dosen
Fakultas Ushuluddin yang penuh ketulusan l11encurahkan ilmu dan
pengetahuannya selama penulis dalam masa studi.
4. Segenap pengelola Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah dan Perpustakaan
Iman Jama' yang tclah membantu penulis dalam memperoleh referensi.
5. Rekan-rekan pcnulis: mahasiswa Tafsir Hadis; Wihdandana Maulidi, Udin,
lpong dan yang lain, khususnya sahabatku : Abdul Bary dan Nur Ali, yang selalu
memhantu dan memotivasi pcnlliis.
6. Semua pihak yang telah berjasa membantu penyelesaian skripsi ini.
Untuk mereka semlla, semoga Allah SWT membalas dengan kebaikan yang
berlipat ganda. Amin.
Selanjlltnya penulis sangat rnenyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sernpurna. Untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun sangat
diharapkan penulis guna memperbaiki dan menindaklanjuti labihjauh bagi penlilis
khususnya dan para pembaca pada umllmnya.
Jakarta, Desember 2004
Penulis
DAFTAR lSI
I(ATA PENGANTAR ...
DAFTAR lSI ..
BAB I PENDAIUJUJAN.
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Batasan dan RUl1lusan Masalah .
c. Tuiuan dan ManHtat Penelitian ..
D. Metodologi Penelitian , .
L Metode Pengul1lpulan Data ..
2. Metode Pembahasan .
3. Metode Penulisan .
E. Sistematika Pembahasan .
BAH II PEMIMPIN PERSPEKTIF HADITS .
A. Tinjauan Umum Tentang Pemimpin ..
I. Pengertian Pemimpin ..
2. Syarat-Syarat Pemimpin .
3. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin .
B. Perintah Taat Terhadap Pemimpin ..
C. Hak dan Kewajiban Rakyat ..
111
5
5
6
6
7
7
8
9
9
9
13
13
21 '
25
D. Kewajiban Pemimpin Terhadap Rakyat .
E. Keblltuhan Manllsia Terhadap Pemimpin
gAB iii ANAUSIS J!AIHTS "MENTAAT! rEMIMI'IN"
A. JdentiJlkasi Hadlts tentang Mentaati Pemimpin .
B. Analisis Sanad Hadits ..
C. Analisis Malan Hadits .....
D. Eksplan3si alall Syarh al Hadils ...
gAB IV I'ENVTIJI'.
A. Kesimplilan .
B. Saran-Saran ..
DAFTAIR rtlSTAKA .....
LAMPIIRAN ..
28
29
33
35
44
46
49
49
49
51
54
BAJH
PENDMWUJAN
A. Latar Bclaklwg MasliIah
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah SWT dantaatlah ksmada Rasul (Nya), dan 1111 al-Amri di antara kamu". (Q.S An-nisa :59) I
Ayat di alas menjelaskan bahwa orang yang beriman diperintahkan pula taat
kepada Rasul saw, sebab taat kepada Rasul saw adaIah perintah taat setelah taat
kepada Tuhan. Banyak perintah Tuhan yang mesti ditaati tetapi tidak dapat dilakukan
kalau tidak diberikan contoh yang hanya ada pada Rasul saw. Maka dapatIah
disimpulkan perintah taat kepada Allah SWT dan RasuI saw itu dengan teguh kuat
memegang al-Qur'an dan as-Sunah.
Diperintahkan menegakkan shalat lima waktu oleh Tuhan. Bagaimana cara
menge~jakan shalat ilu, tentu melihat contoh yang diperagakan Rasulullah saw.
Diperintahkan mengerjakan haji dan ibadat yang lain. Bagaimana cara mengeIjakan
haji dan ibadat itu kalau tidak mengikuti cara-cara Rasulullah saw, bahkan segala
sikap hidup, tingkah laku, sopan santun Rasulullah saw menjadi contoh semuanya.
1 Mujamma' Khildim al-tiaramain al-Syatifain al Malik Fahd Ii Thibil'at aI Mush-haf al
Syatif, AI-Qur'an dan Terjemahnya (Madinah Munawwarah, tip), h. 128.
2
Selanjutnya orang yang beriman diwajiban taat kepada pemimpin di sam ping
taat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT telah mewajibkan kepada
hambanya untuk memuliakan. mengagungkan dan menghonnati pemimpin, serta
melaksanakan segala perintahnya. selama perintah itu bukan perintah maksiat.
Bahkan dilarang mengingkari perintah-perintahnya. Sebagimana Hadits Nabi saw:
,~'3 y:,.1 ~ ~I fYJI')c to.\h\IJi ~\ : J\.S.wI~] ~\ l.JC .>= 011l.JC
".A.C.lb Y .. )lS~. ! I~\S ,~ '.' .1t:..J C"'"' .- • y . ..- . YJ:l ('"
Hadits 'Abdullah ibn 'Umar La dari Nabi saw bersabda "Mendengar danmentaati merupakan kewajiban seorang muslim mengenai hal·hal yangdisukai dan ia bend selama tidak diperintahkan berbuat maksiat, maka jikadiperintahkan untuk berbuat maksiat maka jangan mendengarkan dan janganmenaati.
Pada Hadits di atas Nabi Muhammad saw, berpesan kepada setiap muslimin
hendaknya mendengar dan mematuhi apa-apa yang menjadi keputusan,
kebijaksanaan, perundangan-undangan yang telah dibuat oleh para pemimpin selama
peraturan dan perundang-undangan tersebut tidak bertentangan dengan perintah Allah
SWT dan Rasul-Nya. Hadits lain mengatakan :
~~Lbl ~ u~L...JI u.Jy..YI t?-i J~ ~ ..1l1 d>",.) C"'"'.wl .~yl> (S"!I l.JC
~ . '11 '.' . .' \1.1 .ill' '11. L:. ·":illl :;..ae..ill ·L.....<:.···:illl· lbl...>:!--:" V"'Y U".J i.#" ..!:!f' c-:' U".J (.G ~ U".J t3.~L.....<:.
2 Muslim ibn .!:!ajjaj aJ·Naysabury ShabJ!1 Muslim hi Syar!1 al-Nawawi, (Beirut: Dar al·Fikr,1983).11.1167.
3 Abi 'Abdillah Muhammad bin Ismail, Sha!JJ!1 Bukhary, (Beirut: Dar al.Fikr, 1994), Juz 3
h. 9. Untuk terjemahannya lihat: H. Zainudin Hamidy, et, all, Shabj!1 BuhkdJy, (Jakarta: PenerbitWidjaya, 1999), Cet Ke·2, h. 130
3
Artinya : "Dari Abu Hurairah La : la mendengar Rasulullah saw bersabda :Kita ummat yang terakhir (di dunia) paling di muka (di akhirat ).Barang siapataat padaku, maka ia taat kepada Allah SWT; barang siapa yang bermaksiatkepadaku, maka ia telah bennaksiat kepada Allah SWT; barang siapa yangtaat kepada pemimpin, maka ia telah taat kepadaku, dan barang siapa yangbennaksiat kepada pemimpin, ia telah bermaksiat kepadaku".
Terhadap seseorang yang beragama Islam henclaklah seorang muslim suka
untllk mendengarkan kata-kata pemimpin dan taat kepadanya baik ia suka atau ia
tidak sllka, kecuali diperintahkan untuk bermaksiat maka perintahnya tidak periu
didengarkan dan tidak periu ditaati.
Hadits di atas dengan jelas memberikan batasan bahwa ketaatan kepada
pelnImpm berada di bawah ketaatan pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Artinya, jika
pel11lmprn itu memerintahkan untuk berbuat sesuatu yang melanggar ketentuan Allah
SWT clan Rasul-Nya yakni berbuat maksiat kepada Allah SWT dan Rasul-Nya maka
guguriah bagi kita kewajiban untuk menaatinya..
Selanjutnya, bagaimana terhadap seorang pemimpin yang tidak memberikan
hak rakyatnya, sebagaimana yang terdapat dalam Hadits riwayat Wiiil :
: •.."- <....l • ~Lw. :,,,-~ \:, .',. \AI' ..l.l' \.t,~... ''''1''' \~. '-'1 \.t,~~ . ..r-:"- I..>! v-. Y."'- WJ.J I..>! _..!:l ~ ".- I..>!~
0) ~lJ (j1i5 :ut.., ~.J:'~ ,&1 (J;"'j~ (j\.S ,\>:>i ue~ 0! JJIJ 0! W1::.
4
Artinya : "Telah mencelitakan kepadaku Hasan ibn 'Ali al-Khalill,menceritakan kepadaku Yazid ibn Harun, memberikan kabar kepadakuSyu'bah, dari Simiik ibn !:.!arb, dan 'Alqamah ibn Wiiil ibn Hujr, daribapaknya. Dia berkata: Saya mendengar Rasulullah sawada seseorangbertanya kepadanya lalu dia berkata: Bagaimana pendapat Anda Jika ada dianlara kami para pemimpin yang tidak memberikan hak kami yang ada padamereka dan mereka menuntut haknya kepada kami? Maka Rasulullah sawmenjawab "Tunduk dan taatlah, scsungguhnya mereka akan menanggungperbuatannya sendiri, dan kamu pun akan menanggung perbuatanmu sendiri".
Apakah kewajiban mentaatinya masih telap berlaku'!. Jika kcwajiban
mcntaatinya masih tetap bcrlaku maka hal ini akan mcmberikan legalitas kcpada
scorang pemlmpm untuk bcrlaku scwcnang-wenang terhadap rakyatnya walaupun ia
mendapat hukuman dari Allah SWT kelak.
Adapun alasan penulis memilih judul ini adalah mengingat kondisi politik
ncgara yang sedang hangat-hangatnya di mana kepercayaan rakyat terhadap
pemimpin tengah mengalami kemerosotan dan bahkan hilang sama sekali. Sedangkan
urgensinya ialah untuk mengetahui sejauh mana batas ketaatan terhadap pemimpin.
Skripsi ini akan menlakhr[j Hadits tenlang penntah untuk mentaati pemimpin
yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Humaidah atau Wail ibn !:.!ujr al-Hadlrami.
4Muhammad ibn Isa ibn Saurah al-Tirmidzi, al-Jami' ai-Shall';!! wa hilwa Sill/ali al- Tirmidzi,
(Beirut: Dar al-Kutub al-'I1miyah) vol. Ill, h. 227.
5
B. Pembataslin dan PerumuslIlI Mllsalah
Banyak kitab Hadits yang membahas tentang rnentaati pemimpin. Narnun
pada skripsi ini penulis membatasi pembahasan hanya pada kajian Kitab Sunan al
Tirmid::i, bab Md .fa'a salaklfllu Filall ka Qilha' al-Lai! al-Ma::hlam.
Untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini, penulis perlu
memberikan pembatasan dalam penelitian, yaitu:
1. Hadits yang akan ditehti sanadnya adalah Hadits yang terdapat dalam bab Ma
.fd'a Salak71nu ;:ilan ka Qilha' al-Lal! al-Mazhlam.
2. Acuan teks kitab yang digunakan dalam penlakhr(jan adalah kitab Sunan 01
Tirmid::i.
Atas dasar uraian tersebut di atas, maim yang menjadi rumusan masalah dalam
skripsi ini adalah :
Bagaimana kualitas Hadits tentang mentaati pemimpin, serta bagaimana kandungan
dan interpertasi Hadits yang terdapat dalam kitab Sunan al-Tirmid::i?
C. Tujuan dan Mallfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui otentitas dan kualitas Hadits tentang mentaati pemimpin.
2. Mengetahui kandungan pokok Hadits tentang mentaati pemimpin.
6
3. Sebagai tugas akhiI', guna memperoleh gelar sarjana (Sl) dalam bidang Tafsir
Hadils pada fakullaS Ushuluddin & Filsafat UIN Syarif Hidayalullah Jakarta.
Adapun penulisan skripsi ini mempunyai kegunaan sebagai berikut :
I. Kegunaan teoritis : untllk mengembangkan i1mu pengetahuan di bidang kajian
sanad dan matan Hadils, khususnya yang berkaitan d<,ngan mentaati pemimpin.
2. Kegunaan praktis : untllk menghadirkan pemahaman terhadap matan Hadits
tentang mentaati pemimpin.
o. Metodoiogi Penelitian
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam melakukan pengkajian dan penelitian Hadits bab Md .Jd'a Salakfmu
Filan ka Qilha' a/-Lai! a/-Mazh/am yang terdapat dalam kitab Sunan a/-Tirmidzi,
penulis sepenuhnya melakukan studi kepustakaan (Librw)I Research) dengan
memposisikan kitab Sunan al Tinnidzi sebagai acuan primer, untuk mendapatkan
data yang valid dan representatif sekitar Hadits yang akan dilakhrij.
Kitab yang menjadi rujukan pertama penulis daiam penelitian adalah kitab
kitab induk Hadits, diantaranya adalah: Shab.i!J. a/-Bukhdl)l, Sha!J.i!J. Muslim, Sunan
Abil Diiud, Sunan a/-Tirmidzi, Sunan Nasa'i, Sunan Ibn Miijah, dan MZLmad A!J.mad
Ibn Hanbal. Namun sebelumnya dilakukan penelusuran terlebih dahulu mengunakan
bantuan kitab a/ Mujam a/ M/{fahras 10i Aljiizh a/ Hadils al-Nabawi, karangan A.J
7
WensingkS Selain itu, akan dilengkapi pula dengan dari berbagai buku, seperli
Pemimpin Ideal Dalam Islam, Model Kepemimpinan Dalam Arnal Insani, Kekuasaan
Dan Negara; Pernikiran Politik Ibnu Khaldun, Teknik Dakwah dan Leadership dan
bacaan-bacaan lain yang berkaitan dengan tema skripsi il1l sebagai sUl11ber skunder.
Dalam pene!usuran periwayat Hadits, penulis melakukan inventarisasi rnelalui
kitab Tuhzib ul-7iJhzib, ul-lsluJbuh.fi Ttl/nyc al-SlwfztJbuh (untuk perawi sahabat)
karya Ibn Hajar al-'Asqiilani dan },I!lZih al-KulIlalji ASlIlu' al-Htidl karya Jarnaluddin
al-Mizi.
2. Metode Pernbahasan
Pembahasan skripsi uu bcrsifat Jeskriplij' al1u!Ilis krilis,<' yaitu rnelalui
pengul11pulan data dari beberapa ularna dan pakar untuk kemudian diteliti dan
dianalisa sehingga menjadi sebuah kesimpulan. Penulis menggunakan metode
induktit~ yaitu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejurnlah data secara
khusus kemudian di al11bil kesimpulan secara generalisasi.
3. Metode Penulisan
Adapun penulisan skripsi ini penulis mengunakan buku "Pedomall Pellulisall
Skripsi, Tesis, dall Disertosi", UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Jakarta: DIN Press,
2002.
5 A. 1. Wensinck, AI-Mujam al-Ml!fahras Ii Aifddz al-fladits al-Nabawi, Leiden; Ej. Brill,
1936). h.63.6
Yuyun S. Suriasumantri, Penclitiall Jlmiah ke Fi/safalan dan Keagamaan mellcari
paradigma kehersamaall, Fak-Ushuluddin lAIN SyarifHidayatulah Jakarta, 1992 h. 24-25.
8
Eo Sistematika l'embahllSlW
LJntuk mcmudahkan penlliisan skripsi ini, penulis susun sebagai bcrikut; Kata
Pcngantar, DanaI' isi. Bab I Pendahuluan. Bab ini terdiri dari enam dari lima sub bab
pembahasan, masing-masing; Latar 13elakang Masalah, Batasan dan Rumllsan
masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi Pcnclitian yang mencakup
Metode Penelitian Data, Metode Pemb<thasan, dan Mctode Penulisan. Sistematika
Pembahasan.
B<tb II Pemahaman !'ukhrU Hadits. Bab ini terdiri dari Pengertian Takhrij
Hadits, Tlljuan dan Manfaat l'ukhr/j Hadits, dan Metode Takhrii Hadits.
Bab III Pemimpin dan RakyaL Bab ini terdiri dari Tinjauan Umum Tentang
Pemimpin yang melipllti Pengertian, Syarat-Syarat, Kriteria dan Karakteristik
Pemimpin. Perintah Taat Terhadap Pemimpin, Hak dan Kewajiban Rakyat,
Kewajiban Pemimpin Terhadap Rakyat dan Kebutuhan Manusia terhadap Pemimpin.
Bab IV Analisis Hadits "Mentaati Pemimpin". Bab ini terdiri dari Identifikasi
Hadits Tentang Mentaati Pemimpin, Analisis Sanad Hadits, Analisis Matan Hadits
serta Eksplanasi atall SyarlJ. a/ Hadils.
Bab V Penutup, yang terdiri dan Kesimpulan.dan Saran-Saran.
BABII
PEMIMPIN PI<:RSPEKTIF BADfTS
A. TilljllUIIII llmum Tenlllug Pemimpin
l. PCllgerli,HI I'emimpin
Pengertian pernirnpin banyak sekaJi, yaitu sebanyak pribadi yang peduli dan
merninati masalah pemirnpin tersebut, sehingga tiap orang yang tertarik atau
meminatai akan persoalan kepemimpinan tersebut dapat memberikan berbagai
pengertian tentang pemimpin sesuai dengan pengetahllan dan pemahaman mereka
masmg-masmg. Beberapa definisi pemlmpm tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
a. Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan,
khllsusnya kecakapan dan kclebihan di satu bidang sehingga 1a mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakllkan aktivitas. Seorang
yang memiliki satu atau bcberapa kelebihan sebagai predisposissi (bakat yang
dibawa sejak lahir), dan mempakan kebutuhan dari satu situasilzaman, sehingga
ia mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan membimbing
bawahannya, dan mampu mengerakkan bawahan ke arah tujuan tertentu. t
I Kartini Kartono. Pemimpin dan kepemimpinan: Apakah Pemimpin Abnonnal itu, (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1998). Cel. Ke-8, hal. 33
10
b. Hcry Pratt Fairchild menyatakan, scbagaimana yang dikutip olch Kartini
Kartono, bahwa pcmimpin dalam pengcrtian luas adalah omnag yang mcmimpin
dalal1l Il1cl1lprakarsai tingkah laku sosial dcngan mcngatur, mengarahkan
rnengorganisir a(au l1lengentrol usaha atBu upaya orang lain, atau l1lelalui prcstisc
aWu kekl1asaan. Dalall1 pengenian yang terbatas, pemimpin ialah seorang yang
membill1bing, ll1emimpin dengan banlLian kl1aIiws-kualitas persLiasinya, dan
akseptansi atal1 pencrimaan secara sukarcia oich para pengikutnya.2
c. John Gage AIle mcnyatakan, sebagaimana yang dikutip oleh Kar(ini Kartono
bahwa pemimpin itLi adalah pemandu, penunjuk, penuntun, komandan. 3
d. Berdasarkan aspek politisnya, pemimpin adalah kcpala aktual dan organisasi
panai di kOla, dusun, aWl! subdivisi-subdivisi atau bal,>ian-bal,>ian lainnya.
Sekalipun ia secara nominal (pada namanya) saja dipilih secara langsung atau
tidak langsung oleh pemilih atau pemben suam partai, secaara aktl!al dia itl!
sering dipilih oleh satu klik kecil atau supervisor Iangsung dan partai4
Adapun pengcltian pcmimpin menurut hadits adalah scbagaimana yang
disabdakan oleh Rasulullah saw:
tl~~ : J~~ ..ill J3-"'->~ : Jl§ ,~ .ilil ~-> ~ L>1..ilI~ l.JC-•
J~.JA,j ",k\ ~ e:1-> J.;:.5JIJ ,~-> l.JC- ~j t l5 ~t~y( ,~-> 0C J~ ~3
t}->b~ J~ ~ ~W13 "i'iJ~-> 0C J~;~I~ ~jj '~'JJ ~ ~(~iJ ,~-> 0c
2 Ibid
'Ibid
"Ibid
II
~3 :.u;; tJ~; ,;\.~l JL, .} Cilj !J~)3 elLS ~ ;) 6,"-"''.3 jij '~-J ;;. J~j
\.UG..,.!I !>I.v) ~j 0c' J~;.."; e;.1-J
Artinya : Dari Ibnu Umar ra. aku mendengar Rasulullah saw., bersabda:"Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atasapa yang kal11u pi 111 pIl1, scorang Imam adalah penlllnpin danbertanggungjawab atas rakyatnya, laki-Iaki adalah pel11impin keluarga danakan dimintai pertanggungjawabannya, perempuan aclalah pemil11pin dalammemelihara harta suaminya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya,seorang pelayan adalah pembantu adalah pemimpin dalam menjaga hartamajikannya dan akan dimintai pelianggungjawabannya", ia berkata: dan akukira ia berkata: "Dan laki-Iaki adalah pemimpin dalam memelihara hartabapaknya, dan akan dimintai pertanggungjawabannya, dan setiap kamu adalahpemimpin yang akan dirnintai pertanggungjawabannya."
Sedangkan di dalam al-Qur'an banyak sekali istilah-istilah yang mcnunjukkan
pcngertian pelTIlmplll, diantaranya adalah kl1£1ltfilh, Imam, walt, Ulil al-Amr dan
sebagainya.
Kata al-khalt(ah berasal dari kata al-khalaf~ yang berarti di belakang, karena
orang yang rncngantikan selalu berada atau datang sesudah yang digantikan, selain,
khali(ah bisa berarti pula seseorang yang diberi wewenang untuk bertindak dan
berbuat sesuai dengan ketentuan-ketentuan orang yang memberi wewenang6 Imam
berarti setiap orang yang dijadikan teladan oleh suatu kaum, baik ia berada padajalan
yang lurus maupun berada pada jalan yang sesat7 Walt artinya sesuatu yang dekat,
baik hal itu kedekatan dalam hal pertalian darah, kedudukan, pendirian, dan lain
5 Abu Abdullah Muhammad Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn al-Mugirah Ibn Barddizbah, al
Jami' Shahih BlIhkari, (Beirut: Dar al-Fikr, lIh), Jilid I, H. 196.
6 Taufik Rahman, Moralitas Pemimpin Dalam Perspektif al-Qur'an (Bandung: CV Pustaka
selia, 1999), Cet ke-I, h. 21.7 fIJi,!, h. 39
12
sebagainya, yang oleh karena kedekatan illl , maka wali dapat dijadikan pelindung
dan mitra dalam mencapai suatu tujuans Adapun istialah senada lainnnya yang
l11enunjukkan pengertian pemimpin ialah Uli ai-AmI' Wi ai-AmI' berasal dan kata uff
(pcl11cgang, yang I11cmpllnyai hak; dan ai-AmI' pcrintah, Ufusan, dan kcpel11il11pinan 9
Ulama lafsir dan Jiqih siyasi (polilik) mel11buat el11pat dcfinisi Uli al-Amri: 10
a. Raja dan kepala pel11erintahan yang patuh dan taat kepada Allah SWT danRasulullah saw.
b. Para raja dan ulama.
c. Al11ir di zaman Rasulullah saw; setelah Rasulullah saw wafat, jabatan iluberpindah kepada qadi (hakim), komandan militer, dan mereka yang memintaanggola masyarakat unlllk taat atas dasar kebenaran.
d. Para mujtahid atau yang dikenal dengan sebutan AlII ai-Hail wa al-'Aqd (yangmemiliki otoritas dalammenetapkan hukum).
13adr al Din Muhammad al-'Aini I11cngatakan bahwa yang dimaksud dengan
i Iii ai-AmI' adalah : Umara, Abu 13akar dan 'Umar, para Sahabat, Khulafahurrasyidin,
cendikiawan muslim, sahabat dan tabi'in, ulama dan fuqaha, pemimpin pcrang , ahli
ilmu dan al-Qur'an. 11
Tidak adanya kesepakatan tentang pengertian Uli ai-AmI' illl disebabkan kata
ai-AmI' itu sendiri mempunyai banyak arti l2 Muhammad Rasyid Ridha, mencoba
merumuskan Wi ai-Aim' dengan merangkum seluruh cakupan makna ai-AmI' itu
8 Ibid, h. 12
9 Muhammad ibn MakTam, Lisanul al-'Arab, (Beirut: Dar al Shadr, 1990). Juz 4, h.31
'0 Ibid,
'1 Badr ai-Din Abi Muhammad al-'Aini, 'Umdalll al-Qdri Syar!J. Sha!J./!J. al-BlIkhdr~:i,::~~i.:;!l,' "
ldarntu al-Tiba'ah al-Munlriyyah ttp). h. 176.
12 Rasyld Ridha, Tqfsir al-Malldr, (Beirut: Dar al-Fikr, 1973) II, h. 180.
13
sendiri. Menurutnya, uti aI-AmI' adalah "para pemegang otoritas di sebuah negara
yang terdiri atas penguasa, para hakim, ulama, komandan militer, dan pemuka
masyarakat yang menjadi rujukan uma! dalam hal-hal yang berkaitan dengan
kemaslahatan umum. Muhammad Rasyid Ridhii juga memasukan mereka yang
memegang otoritas di bidang kesehatan, perburuhan, pemiagaan, pemimpin media
massa, dan pengarang sebagai Uli al_Amr. 13
Jadi menurut penulis makna Uli aI-AmI' itu sangat luas tidak hanya terbatas
pada pengertian pemimpin formal kenegaraan dan keagamaan, tetapi makna Uli al-
AmI' itu mencakup berbagai aspek kehidupan rnasyarakat dalam konteks
kernaslahatan umUl1l.
2. Syarat-Syarat pemimpill
Sulaiman Rasyid memberikan syarat-syarat pemimpin sabagi berikut: 14
J. Kejujuran dan keikhlasan serta bertanggungjawab dalam menyampaikan amanatkepada rakyat dengan tidak membeda-bedakan bangsa dan wama.
2. Keadilan yang mutlak terhadap segala manusia dalam segala sesuatunya.
3. Tauhid (mengesakan Allah SWT) sebagaimana dalam ayat AI-Qur'an supayamentaati Allah SWT dan Rasul-Nya.
3. Karakteristik dan Kriteria Pemimpin
J, Karaktet'istik l>emimpin
Karaheristik atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemlmpm
diantaranya adalah :
13 Ibid.
14 Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Barn, 1992) h.455-456.
a.
14
Kesabaran dan Ketabahan 15
Kesabaran dan ketabahan merupakan upaya Illenahan diri dari perasaan
bingung dan gelisah. Seorang pemimpin yang sabar, maka wawasan dan
pandangannya akan jauh ke dapan dikarenakan ia memiliki kelllampuan menganalisa
serta memperhitungkan segala tindakan yang akan diarnbilnya. Seorang pemimpin
yang sabar senantiasa akan tetap tenang dan tidak menuruti emosi dalam menghadapi
berbagai problema. 16
Jiwa pembangun haruslah dimiliki oleh seorang pemlmpm, ia juga harus
memiliki ketahanan mental yang baik serta selllangat membangun dirinya dan
bangsanya. Untuk itu perlu adanya upaya dengan senantiasa mempertajam insting
atau intuisi, karena dengannya akan tumbuh akal pikiran yang cerdas, berwawasan
luas, dan jiwa yang penuh kesabaran sehingga akan terasa ringan dalam menghadapi
berbagai macam persoalan hidup dari yang paling kecil sarnpai persoalan yang besar
sekalipun. 17
Dalam sifat sabar ini tentunya haruslah didukung pula dengan sifat ,Iyajd'ah
(berani) yakni berani menempuh kesulitan apapun bentuknya, bertanggungjawab dan
cepat bertindak. Dengan kata lain ia tidak akan mundur sebelum mencoba, tapi akan
maju dengan segala hal yang telah diperhitungkannya dengan cara akal pikiran yang
15 Pernyataan tentang sifat sabar ini, disebutkan di daiam Q.s al-Sajdah 32:24. Jugadinyatakan jelas dalam ayat-ayat lain tentang pentingnya hal ini, seperti terdapat daiam Q.S al-Baqarah2:45, al-IOldn 3:200, dan lain sebagainya.
16 Hamzah Ya'qub, Publistik Islam: Teknik Dakwah dall Leadership, (Bandung: CV
Diponegoro, 1992), Cet. Ke-4, h. 97.17 Ibid
15
sahat dan jemih. Adapun mundur sejengkaI mengatur langkah atau strategi untuk
melangkah lebih jauh ke depan boleh saja.
Kesimpulannya dalam hal ini. Bahwa jiwa seorang pemimpin yang sabar akan
berdal11pak POsilifbagi dirinya sendiri dan bangsanya, yaitu:
I.
4.
Ia akan l11el11iliki perhitungan yang matang dengan akal seha!.
Ia akan dapat mengendalikan diri dengan sifat sabarnya.
Ia akanmemiliki wawasan yang selalujauh ke depan.
la akan senanliasa mendidik diri dan menal1lbah ilmu serta l1lenghidupkan
akaI dengan iIl1lu pengetahuan.
b. Mel1lbil1lbing ul1latnya kepada kebaikan dengan bewmar lIIa'rut dan bernahl
munkar lX
SeIain harus sabar, seorang pemimpin hendaknya juga l1lemiliki sikap yang
dapat menyeru umatnya ke arah kebaikan, yakni dengan menerapkan sifat-sifat baik
dalam dirinya, kemudian mengajak umatnya untuk selalu mengarah kepada kebaikan
tersebut.
Berkenaan dengan masalah membimbing umat, seorang pemimpin dituntut
dapat menunjukkan jalan yang menjadi perintah atau Iarangan Allah SWT, dalam hal
iniIah jelasnya menuntut seorang untuk dapat berperan dalam menegakkan amar
ma'rulnahi TIlunkar.
18 Pemyataan tentang sifat ini terdapat dalam Q.S al-Anbiyii 21:73 dan Q.S al-Sajdah 32:24.Dinyatakan pula pentingnya hal ini pada Q.S an-Nahl 13:90.
16
Amar ma'rul nahi munkar ini dapat dijadikan sebagai kontrol sosial bagi
seorang pemimpin, karena ia menjadi sebuah kekuatan yang dapat mengekangnya
dari perbuatan jahaL
Dalam hal 1111, amar ma'rulnllln munkar memiliki beberapa tingkatan, pada
tingkatan pertama bagi seorang pemimpin yang terpenting adalah aspek positif dan
perintah itu, yaitu seorang pemimpin hams selalu menasehati bawahannya yang
berbuat kejahatan. Nasehat tersebut diberikannya dengan perkataan yang lembut dan
tidak emosi, dengan harapan orang yang dinasehatinya tersebut menjadi sadar dan
merasa takut akan dampak kejahatan yang bakal menimpanya. Sedangkan pada
tingkatan kedua bagi seorang pemimpin dalam beramar ma'rufnahi munkar adalah
aspek negatif dan penntah ini, yaitu seorang pemimpin berhak bersikap tegas dan
mengadili secara wajar kepada bawahannya yang tidak mau mendengar nasehatnya
atas kesalahan yang diperbuatnya.
Kedua tingkatan tersebut hams diwujudkan keselurnhannya karena dengan
begitu seorang pernimpin akan konsekwen dan disiplin.
Dalam beramar ma'rulnahi munkar yang diperlukan adalah keimanan karena
hal inilah yang rnengekang dan mengikat seorang pemimpin agar tetap berlaku
normal, tetapi jika keimanan itu tidak ia miliki maka amar ma'rufnahi munkar itu
tidak berguna disebabkan nalunnya akan bergelora tidak dikendalikan.
Adapun metode dan tahapan-tahapan seorang pemimpin dalam beramar
ma'ruf nahi munkar adalah pertama-tama ia harns mengubah kemungkaran itu
dengan kekuatan yang dimilikinya. kemudian jika u.saha itu belum berhasil
17
dilakukannya maka tindakan selanjutnya adaJah mengubah kemungkaran itu melalui
nasehat-nasehat atau pctuah-petuah yang mengandung hikmah. Jika cara ini tidak
dilakukannya juga maka tahapan terakhir ia harus mengambalikan semuanya itu
kepada Allah SWT yaitu dengan cam tetap berdo'a di dalall1 hati. 19
c. Sitar Kebaikan hams terlanall1 di dalam dirinya20
Kebaikan yang dirnaksud adalah kebaikan yang benar-benar melekat dalam
diri pell1impin atau teJah mendarah daging dan menjadi satu daJam dirillya, sehingga
dalam berperiJaku ia setaJu mencenninkan akhlak mulia. Pemimpill seperri iniJah
yang tidak saJa memimpin tapi dapat memberikan contoh yang baik yang ada daJam
dirinya.
Oalam sifat kebaikan ini pemimpin dituntut rnemiliki ketaqwaan, karena tanpa
ketaqwaan tidak mustahiJ seorang pcmimpin dapat berbuat sewenang-wenallg. Nilai
taqwa bagi seorang pemimpill sangat berarti karella hal inilah yang nantinya bakal
mampu meredam segala tindakan yang mellyalahgullakan kekuasaan, untuk
kemudian seenaknya berprilaku.
Adapun kebaikan daJam diri pemnnpm yang sebenamya, barn akall benar-
benar ternii dan terbuktikan ketika ia mampu mengambil tindakan, atas apa yang
tCljadi atau menimpa negerinya. Selain itll seorang pemimpin yang baik yaitu, yang
19 Drs. H. Ba,ri Iba Asghary, Bulelin Dakwah, (Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia 27 luni
2003), h. I20 Pemyntaan tentang sifat ini disebutkan dalam Q.S al-Anbiya 21 :73. Diny.takan pula
tentang pentingnya hal ini pada Q.S al-Baqarah 2:195
18
dapat menJaga dan mempertanggungjawabkan amanat kekuasaan yang telah
diel11bannya.
d. Percaya diri atau keyakinan diri21
Seorang pemimpin dalam hal ini haruslah senantiasa hidup dengan
kepercayan. Pertarna percaya kepada diri sendiri, kedua percaya kepada orang lain,
dan ketiga dipercayai orang lain.
Kepercayaan yang diberikan rakyat terhadap seorang pel111mpll1 untuk
mempimpin sebuah negen adalah suatu keistil11ewaan yang harus dihorl11ati, karena
kehormatan ilu lahir oleh karena kepercayaan. Menjaga kepercayaan yang sudah ada
di tangan pel11impin, sarna ibaratnya dengan rnenjaga seorang bayi yang ada dalam
gendongan dengan penuh kehati-hatian, takut kalau 5al11pai terjatuh.
Seorang pernirnpin yang dipercaya harus benar-benar dapat meyakini bahwa
segala tindakan yang dial11bilnya benar, karena tanpa itu, sel11uanya sima. Oleh
karena itu, sifat percaya diri ini bisa saja rnerupakan sifat pertal11a yang harus dimiliki
pemimpin, sebab segala tindakan baik yang dilakukannya hams disadari oleh
keyakinan untuk rnenerapkannya, sehingga sifat ini selalu menyertai segala perbuatan
baik yang ada dalal11 diri pel11impin tersebut.
Dari kempat karakteristik tersebut sebenamya telah tekandung berbagai
macal11 sifat baik lainnya bagi seorang pemirnpin, suatu contoh seperti sifat sabaT.
Dalam sifat sabar seorang pemimpin dituntut dapat rnengendalikan dirinya sehingga
21 Pernyataan tentang sifat ini disebutkan datam Q.S aI-Sajdah 32:24. Disebutkan pulatentang pentingnya hal ini pada Q.S aI-Baqarah 2:4.
20
Dar Auf ibn Malik dari Rasulullah saw., "Pcmimpin yang tcrbaik ialah mcrckayang mcncintaimu dan kamu mcncintai rncrcka, mcrcka mendo'akan kamudan kamu mendo'akan mereka".
d. Pcmimpin harus mengupayakan terwujudnya kemaslahatan
umat!masyarakat (aspiratit) lni sebagaimana ditegaskan Nabi Muhammad
sa\v. :
Dari 'Aisyah ra. berkata: Aku mendengar Rasulullah saw mcndo'a di rumahku,katanya "Wahai Allah "siapa yang menjabat suatu jabatan dalampemerintahan umatku, lulu ia rnempersulit urusan mereka, rnaka persulitpulahlah dia, dan siapa yang rnenjabat suatu jabatan dalarn pernerintahanumatku, lalu ia berusaha menolong mereka, maka tolong pulalah dia".
e. Selain kualitas mental dan inteld:tual tersebut, agar ia sanggupmenjalankan kepemimpinannya, ia juga harus sehat dan kuat sebagaimanadiriwayatkan dalam sebuah hadits:
"Seorang l11ukrnin yang sehat dan kuat lebih baik dan lebih dicintai AllahSWT daripada seorang mukmin yang lemah, namun begitu keduanyamempunyai kelebihan".
26 Muslim ibn al-Hajjilj al-Naysaburi, ShabJ!lMlIslim bi Syar!l Na",a",i, (Beirut: Dilr al-Fikr,
1983) h. 245.
27 Ibid h. 212.
2S Ibid., h. 215
19
ia bersifat berani pula menghadapi berbagai tantangan yang akan menguji tingkat
kesabarannya tersebut. Begitu pulalah hanya pada sifat-sifat yang lain yang telah
mencakup sifat-sifat baik lainnya bagi seorang pemimpin seperti demlawan, berilmu,
00
adil, optimis, iklas, tawakkal, dan lain sebagainya. --
2. Kriteria Pemimpin
Islam menempatkan masalah kepemimpinan sebagai masalah yang sangat
penting, dan sebagai umat Islam hukumnya wajib 'ain mengikuti petunjuk Islam
dalam memilih seorang pemimpin. Ada beberapa kriteria pemimpin menurut Islam
.23
a. Pemimpin harus beriman, sebagaimana Firman Allah SWT :
( \ i i ...WI) ,', " •• ~ <) '. ~Q"l -, • '&II In,"",'i I' ,- ~ ',.'.',1\ L~t,l.J:!*'>..l""'"' U..9 U!' ~..9 U'J ~ .J'A ~ 'V:'_
Artinya : "Hai orang yang beriman janganlah kamu mengambiJ orang kafirmenjadi pemimpinmu dengan meninggalkan orang-orang mukmin". (Q.S Annisa: 144)24
b. Pemimpin harus ahli dalam bidanf,'J1ya (capable), sebagaimana sabdaNabi Muhammad saw:
25,~tJI .1:''11 -..kl " 11' ''11::'''''' 1:"\..,Y-'= - - .J:!C (,F'- Y' .J.
"Apabila urusan (pekerjaan) diserahkan kepada yang bukan ahlinya, makatunggulah masa kehancurannya".
c. Pemimpin harus orang yang dapat diterima oleh masyarakat (acceptable).Sebagaimana dijelaskan RasuluJlah saw dalam haditsnya :
22 Buletin dakwah, Op Cit. h.3
23 D. Rahanady, PemimpillIdea/ Da/amIs/am, (Jakarta: pustaka Zaman, 2002). h. 41-42.
24 Mujamma' Khiidim al-.!:Iaramain al-Syarifain al Malik Fahd Ii Thibii'at al Mush-baf al
Syarif, Op. Cit, h. 146.
25 al-Bukhiiry, Shahih Bukhary, (Beirut: Dar al-Fikr, 1993), h. 193.
21
Ternyata menjadi seorang pemlmpll1 tidaklah semudah yang dibayangkan
orang, karena diperlukan berbagai syarat dan kriteria yang rnenjadi faktor pendukung
untuk rnernbentuk kepribadian seorang pernirnpin yang baik, sebagaimana yang telah
disebutkan di atas.
It l'eriillalJ Tall! keplldll l'emimpin
Untuk menjaga kelangsungan dan stabiIitas suatu kepernimpinan, diperIukan
hubungan tirnbal balik yang baik antara pemimpin dan pihak-pihak yang dipimpin
oleh pemimpin. Pada uraian ini penulis akan menekankan kewajiban untuk taat
kepada pemimpin. Ketaatan merupakan suatu kewajiban yang juga merupakan
Iegitimasi dan dukungan moral kepada pemimpin. Hal ini-bagi pihak-pihak yang
dipimpin merupakan kewajiban sebagaimana juga mereka diperintahkan untuk taat
kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT :
Artinya "Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah SWT dantaatlah kepada Rasul (Nya), dan Uli af-Am,. di antara kamu". (Q.S An-nisa :59).29
Ayat tersebut secara jelas menunjukkan keterkaitan antara taat kepada Allah
SWT, taat kepada Rasul-Nya, dan taat kepada pemimpin. Orang yang tidak atau
belurn tergugah hatinya untuk tunduk dan patuh kepada kebijakan-selarna hal itu
dalarn kontek kebaikan-yang dilakukan oleh pemimpin, berarti orang itu belum
memahami ayat tersebut di atas secara penuh dan menyeluruh.
22
Di zaman Rasulullah sawada suatu kisah yang mengenal hal 1111, yang
diceritakan dalam suatu hadits yang berbunyi:
Artinya : Telah menceritakan kepadaku Muhammad ibn al-Mutsanna dan ibnBasysyar, keduanya berkata : teJah mencentakan kepadaku Muhammad ibnja'far, telah menceritakan kepadaku Syubah dan Zabid dan sad ibn Ubaidahdari 'Abdul Rahman dari 'Ali : Sesungguhnya Rasululllah saw mengirimpasukan tentara dan menunjuk seorang lelaki sebagai pemimpin ataukomandan mereka setelah menyalakan api, sang komandan itu menyuruh anakbuahnya : "Masukiah kalian ke dalam api ini". Beberapa orang sudahbemlaksud akan memasuki api itu, akan tetapi temannya yang lainmengatakan : "Kalau kami j ustru akan Ian atau menghindari dan padanya".Ketika peristiwa itu dilaporkan kepada Rasulullah saw beliau bersabda kepadaorang yang memasukinya: "Kalau saja kalian jadi memasukinya, makasampai hari kiamat kelak kalian akan tetap berada disitu. Dan kepadatemannya yang lain, Rasulullah saw bersabda dengan ucapan yang baik : tidakada alasan sama sekali untuk taat dalanl berbuat maksiat kepada Allah SWT.Sesunguhnya taat itu hanya terbatas pada hal-hal yang ma'ruf.
Hadits tersebut diriwayatkan oleh 'Ali, bahwa pada suatu ketika Rasulullah
saw menginm sepasukan tentara ke medan perang (perang Badar) dan mengangkat
seorang Anshar yaitu 'Abdullah bin Huzafah menjadi komandan. Rasulullah saw
memenntahkan kepada Jasykar supaya mentaati segala perintah komandan. Pada
29 Mujamma' Khildim al-Haramain al-SyarifaiIJ al Malik Fahd Ii Thibil'at al Mush-haf al
Syarif, OJ!. Cil, h. 128.30 Muslim ibn Hajjilj al-Naysaburi, Op. Cit, h.227. Untuk tctjcmahannya lihat 'Abd Bisri
Musthafa ct, all, Shahih Muslim, (Scmarang: Asy Syifa Ith), h.561-562.
suatu ketika komandan itu mamh kepada tentaranya, lalu berkata: Bukankah
Rllsulullah saw teJah menyuruh kaJian untuk selalu pawh dan taafl '. Para lasykar
mcnjawab: 'bcnar'. Kalau dcmikian, kumpulkanlah kayu api dannyalakan. Sesudah
itu, diapun mcmcrintahkan supaya lasykarnya itu meJompat kc dalam api. Maka di
antara pasukannya ada yang scgera hendak meJaksanakan pcrintahnya itu, tetapi yang
sebagian lain berkata: Kami akan rncnghindari api ini. Kami akan mencmui
RasululJah saw!. Kemudian mereka belieriak-teriak satu sarna lain hingga padamlah
api dan hilanglah kemarahan komandan itu. Waktu peristiwa itu sampai beritanya
kepada Nabi Muhammad saw, baliaupun berkata:
.:C.Gi.l1 .' 11 c., 1'11"- ',1 \.io <.'.'r,::, <1, - f.JJ ,s'o ~ y y \ ~ y
'Andaikata mereka masuk ke dalam api, maka mereka akan tetap di dalamnyahingga hari kiamat.
Artinya : "Taat itu hanyalah pada pekerjaan yang rna'ruf saja".
AI-Hiitjdh ibn Hajar al Asqiilany herkata : 'makna had its ini, iaIah: taatilah
Allah SWT pada segala yang telah dinashkan dalam al-Qur'iin dan taatilah Rasul saw
pada segala yang teJah heliau jelaskan, haik al-Qur'iin maupun as Sunnah. Mentaati
Rasul saw adalah suatu taat yang tinggi, tidak demikian mengenai taat kepada Uff al-
AmI'. Mereka wajib ditaati apabila perintah-perintah mereka sesuai dengan kebenaran
yang dikehendaki Allah SWT dan Rasul-Nya.
24
Pada dasamya pemimpin itu adalah wakil Allah SWT dan pengemban amanat
untuk mengelola perikehidupan manusia di bumi. Pcmimpin dibcrikan amanat dan
tugas sebagaimana tertuang dalam linnan Allah SWT :
Artinya : Scsunggguuhnya Allah SWT mcnyuruh kalian mcnyampaikanamanat kepada yang bcrhak mcncrimanya, dan apabila kalian menetapkanhukum diantara manusia tctapkanlah hukum dcngan adil. (O.S An-nisa : 58)31
Dalam kontcks amana1 kepemimpinan inilah, pcnulis menekankan bahwa
selama pemimpin itu masih dalam koridor amar ma'rul na/zi munkar, pcmimpin
seperti itu wajib untuk ditaati, dcngan kala lain orang··orang yang dipimpin wajib
mcnlaati pemimpin, scbab pemimpin memiliki kcdudukan dan kckuasaan yang
berdampingan dcngan kedudukan dan kekuasaan Allah SWT dan Rasul-Nya.
Untuk memperkuat kedudukan dan kekuasaan pemimpin penulis mengajak
para pembaea untuk mengingat sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah La. :
:.ill~~~c...a;,.;Y;3:.il1 tl1.1 '.ii.9 ~l1.1:':';'" J\.9~ ..#JI uc. ';;..i):. <pI uc.32 'c...a;,..ii.9' 0 '1\ <, "," "\.1.1.ii.9" 'lI1 • to', ',".. <.9 Y.f' 0""-'Y i.Y'..9~ Y.f' C""" i.Y'3
Artinya : "Sarang siapa taat padaku, maka ia taat kepada Allah SWT; barangsiapa yang bem1aksiat kepadaku, maka ia telah bermaksiat kepada AllahSWT; barang siapa yang taat kepada pemimpin, maka ia telah taat kepadaku,
31 Mujamma' Khadim al Haramain al-Syarifain ai-Malik Fahd, Op Cil, h. 127
32 Muslim ibn Hajjaj al Naysabury, Op Cil, h. 217
25
dan barang siapa yang bcrmaksiat kcpada pClmmpm, ia tclah bermaksiatkepadaku". (H.R Muslim).
Hadits tersebut sccm'a jelas mcnunjukkan korclasi, hubungan keterkaitan yang
mcnjadi kOllsekwellsi bagi manusia scbagai orang-orang yang dipimpin untuk taat
kcpada pcmimpin, scbab dcngan tidak taat kcpada pcmimpin-scbagaimana sabda
Rasullulah saw tcrscbut di atils-berarti orang itu tdah bcrmaksiat kepada bcliau
Rasulullah saw.
Tailt kcpada Allah SWT mengandllng ani mengikuti isi kitab suci al-Qur'iin
dan taat kcpada Rasul saw berani mengikllti sllnnahnya. Taat kepada Wi ai-AmI'
berarti selama tidak bCl1cntangan dcngan taat kepada Allah SWT serta tidak menjadi
maksiat dan pelanggaran kepada syari'at-Nya, Sebagaimana hadits Nabi saw:
Artinya : Tidak wajib taat dalam perbuatan maksiat kepada Allah SWT.
Dari keterangan tersebut di atas jelas bahwa ketaatan kepada pemimpin
berada di bawah ketaatan pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Artinya, jika pemimpin
itu memerintahkan untuk berbuat sasuatu yang melanggar ketentuaan Allah SWT dan
Rasul-Nya, gugurlah kewajiban untuk mentaatinya.
C. Hak dan Kewajiblln RakYllt
I. Hak-hak Rakyllt
Hak-hak rakyat itu pada dasamya sarna dengan hak-hak aSllsi rnanusia yang
hams dipenuhi dan dilindungi oleh negara, misalnya hak untuk hidup dengan aman,
26
hak kemerdekaan, hak mengeluarkan pendapat, hak mendapatjaminan hukum, hak
memperoleh pendidikan dan sebagainya.
Pemimpin atau Kepala Negara bersama seluruh aparatur pemerintahan harus
melaksanakan dan melindungi hak-hak asasi itu. Di bawah ini adalah beberapa hak
rakyat yang bersifat mendasar atau asasi :33
I. Hak hidup dan jaminan keamanan
Hak hidup adalah suatu hak yang l11ulia sebagai karunia Allah SWT yangharus kita pertahankan, sebelum kita dipanggil ke hadirat-Nya. Firman Allah SWT :
( i 1 : ').'.: .'.11 IlJr:.:.u...:;· < '. 'tllCl ~ , . ..'! .-..'! <r U"'-' •
Artinya Sesungguhnya Kami menghidupkan dan mematikan dan hanyakepada Kami-Iah tempat kembali (semua makhluk). (Q.S Qif: 43)34
2. Hak mengemukakan pendapat
Allah SWT menciptakan manusia dilengkapi dengan akal pikiran yang harusdigunakan untuk berpikir dan berpendapat. Maka dan itu kebebasan berpendapatmerupakan hak azasi bagi setiap manusia yang dilindungi. Firman Allah SWT :
('I'"l '\ : ;; -JI) ,,-,Q'il 1<1 I \'1 '.t',·. 1.:.'..A '" ..'!"..'! -~ ..'!
Artinya : .. ' Dan tak ada yang dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orangyang berakal. (Q.S AI-Baqarah : 269)35
3. Hak mendapat keadilan
Hakikat manusia adalah sama dalam pandangan Allah swr untuk mendapatkeadilan tidak membedakan Agama, keturunan atau ras maka setiap manusia berhakuntuk mendapat keadilan di hadapan hukum dan pemerintahan. Firman Allah swr :
( 011. "WI) ,I'e'It" I"t_~ '.\ illl .... '_u::.. I~rU..m.J. ~ U J..>" U:!-! r-- -..'!
Artinya : ... Dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antaramanusia supaya kamu menetapkan dengan adil ... CQ.S An-nisa : 58)36
33 Drs. H. Moh. Rifai, Fiqih, (Semarang: CV. Wijaksana, 1994), h. 57-58.
34 Mujamma' Khadim al-Haramain al-Syarifain al Malik Fahd Ii Thibii'at al Mush-haf al
Syarif, Op. Cil h. 855.35 Ibid, h. 67.
27
4, Hak kebebasan beragama
Kebebasan beragama adalah merupakan hak yang sangat mendasar, yaknisetiap manusia berhak untuk menentukan pendiriannya tentang keyakinan agamayang disukainya, Karena itu tidak dibenarkan l11emaksa seseorang untuk memeluksuatu agama, Firman Allah SWT :
Artinva Tidak ada paksaan untuk (mel11asuki) agama (Islam), (Q,S AI-o 17
Baqarah : 256),'
II. Kewajiblm Rlikyat
Menurut Moh, Rifa'i kewajiban rakyat adalah sebagai berikut .38
I, Mematuhi pcmimpin yang sah
Kewajiban mematuhi pcmimpin yang sah ini diperintahkan oleh Allah SWT.sepanjang pemimpin itu tetap berpegang kepada ajaran Allah SWT dan Rasul-Nya,Firman Allah SWT :
(0'\ ~W\) :,t;. '':1\ 1 r J" '.II ('..1.\', :&1 I"--Lj I"'.L<. ',."..,1\ LJ.t,r'""" .Y' <S.J J .JA"Y Y'-:!P _I Y'-:!P Y. U:t-'" "Ifr.i.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah SWT dantaatlah kepada Rasul-Nya, dan UII al-Arll!' diantara kamu, (Q,S An-nisa : 59)
2. Berkewajiban menyintai tanah air dan sangup mempenahankan darigangguan musuh, Firman Allah SWT :
Artinya Dan peranglah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah Iagi dan(sehingga) agama itu untuk Allah SWT belaka, (Q.S AI-Baqarah 193)39
3, Berkewajiban memelihara persatuan dan kesatuan, Firman Allah SWT :
36 Ibid, h, 128
37 bJ id, h, 63.
38 Drs, H. Moh, Rifai. Op. Cit, h. 59,
39 Mujamma' Khildim al-!:Iaramain al-Syarifain al Malik Fahd Ii Thibii'at al Mush-haf al
Syarit: Op, Cir h, 47
28
Artinya : Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, danjanganlah kamu bereerai berai. (Q.S Ali-Imnln : 103)40
O. Kewajiban Pemimllin Terhlldall RakYlIt
Kewajiban pemimpin terhadap rakyatnya adalah melindungi dan memberikan
jaminan keamanan serta kesejahteraan hidup berbangsa dan bernegara. Pengayoman
itll tidak hanya bersifiJt politik, akan tetapi yang sangat penting adalah keadilan dalam
semua sektor kehidllpan yang banyak, kaitannya dengan perekonomian rakyat.
rnemberi perlindungan untuk mendapat kesempatan yang sama bagi rakyat untuk
bekerja, berkarya di dalam pernerintahan atau pun di bidang wirausaha, pada sektor-
sektor yang memberi keuntungan dan kemanfimtan bagi rakyat dan negara. Dernikian
juga kebebasan yang teratllr dan terlindung oleh hukum dan peraturan untuk
berserikat, bersuara, hak melindungi masyarakat dan negara. Hak-hak kebebasan
mencipta dan berkreasi dengan ketetapan hukum yang tidak membedakan antara yang
kaya dan miskin dan pejabat dan rakyat, serta bangsawan dan orang awarn.
Garis besar kewajiban pemimpin menurut Sulaiman Rasyid adalah sebagaiberikut At
I. Menjaga kearnanan urnum agar penghidupan segenap umat manusia terjamindengan aman dan tentram.
2. Bermasyarakat dengan wakil-wakil rakyat dalam tiap-tiap urusan, terutamahal-hal yang mengenai kenegaraan seperti peperangan, mengenai politik luardan dalam negeri.
3. Mengatur kemakmuran, seperti rnenyusun baitul mal, mengatur perniagaan,perdagangan, pertanian dan lain-lain.
40Ibid, h. 93.
41 H. Sulaiman Rasyid. Fiqih Islam. (Bandung, Sinar Baru), Cet lJI, 1992, h. 461-462.
29
4. Mcnycsuaikan pcnycrahan pckcrja.c'ln dan kckuasaan mcnurut kceakapan dankcihklasan sescorang yang diserahi, serta diberi keluasan mengatur danbcrtindak asal tidak bcrtcntangan dengan dasar-dasar agama.
5. Hcndaklah ia bekcrja scndiri untuk mcngamat-amati dan mempcrhatikansoal-soal yang discrahkannya kcpada wakil-wakilnya. Ia hcndaklah bcrgauldcngan scluruh lapisan masyarakat, tidak boleh mcngasingkan diri danbcrscnang diri.
Eo Kelmtuhal1l Manusia Terhadap I)cmimllill
Manusia rncrupakan makhluk sosial yang kcbcraclaanya sclalu mcmbutuhkan
orang lain, dalam bcrintcraksi antar sesamanya suclah pasti kctcraturan dan tata tcrtib
dalam kchidupannya sangat dipcrlukan. Olall karcna itu dipcrlukan scorang
pClmmplll.
Bcrkaitan dcngan itu, dalam kchidupan masyarakat scring tcrjadi konplik baik
clalam sckala bcsar maupun keeil, sepcrti pcllTIusuhan antarscsamanya dan lain
scbagainya. Untuk mcnecgah dan mcnyclcsaikan pCllnusuhan scrta urusan-urusan
masyarakat lainnya tcrsebut tcntunya mercka mcmerlukan scorang pcmimpin yang
. k '10akan mengcpalat mcrc a. -
Bcrsamaan dengan itu pula, maka pemlmplll yang dipcrlukan adalall
pcmnnplll mcmpunyal kemampuan mcngatur dan mcmbimbing masyarakat atau
kelompoknya.
42 A. Hasjmy, Dimana Letaknya Negara Islam, (Surabaya Bina lImn, 1984), Cel Ke-4, h.164.
30
Mengenai perlunya manusla tcrhadap pemllnpm, maka menjadikan suatu
kcharusan pula adanya pcngangkatan atas pcmimpin tcrscbut. Dalam hal ini, para
ulamajuga banyak yang mcmbcrikan kontribusi pcmikiran, yaitu scbagai bcrikut :43
I. Imam al-Mawardi mcnyatakan, scbagaimana yang dikutip oIeh Abu 'Abdul
Fat1ah bahwa mengangkat scorang pcmimpin yang akan mcnjadi pcnguasa
urusan dunia dan pcmimpin umat adalah scbuah kcwajiban.
2. Ibn Taimiyah mcnyatakan, scbagaimana yang dikutif olch Abu 'Abul Fattah
bahwa sctiap anak Adam tidak akan scmpurna kemaslahatannya di dunia dan
akhirat schingga mcrcka harus mcnaati seorang (pcmimpin) yang mengeluarkan
pcrintah untuk mcndapatkan kcmaslahatan tcrscbut dan dan mclarang mcrcka
dari kcmafsadatan. 44
Mcnurut Ibn Khaldun, scbagaimana yang dikutip olch Osman RaJibi dalam
bukunya Ibnu Khaldun tentang Masyarakat Dan Negara., bahwa jabatan pemimpin
merupakan suatu kemcstian, karena merupakan kepcrluan umat manusia dan tidaklah
mungkin masyarakat tersebut hidup dan bcreksistcnsi sccara scndiri-scndiri 45
43 Abu 'abdul Faltah 'Ali Belhaj, Mellegakkall Kembali Negara Kha/ifah; Kewajiball
Terbesar Da/am Is/am, le~, M. Shiddik AI-Jawi (Bogor: Puslaka Thariqul IZ7llh 2001), Cel Ke-l h.2324.
44 Ibid.
45 Osman Ralibi, Ibllll Kha/dllll Telllallg Mmyaral Dall Negara, (Jakarta: Bulan Binlang,
1978), Cel. Ke-4, h. 145.
31
Menurut Hamzah Ya'qub perlunya pemimpin dalam suatu umat merupakan
keharusan sunatullah yang ber/aku di muka bumi ini, bahkan Rasulullah saw telah
menegaskan di dalam haditsnya yang berbunyi A6
t~ \::,)" :JU rlw3 4.,!b'&1 ~.&I J YA.) jl 0-J;lY> (5-11 C"c;. :LJ.u u;-!I ue t'iwue47(..lJ1..l.J!1 .13.») ".,;,A.hl l3y~JS ~ <..J~
Artinya : Dari NiHI', dnri Abi Salamah, dari Abu Hurairah bahwasanyaRasulullah saw bersabda: "Apabila ada tiga orang dalam peIjalanannya, makaada seorang yang memimpin diantara mereka.
Dari hadits tersebut di alas, dapat diambil sutu pemikiran bahwa setiap
kelompok betapapun kecilnya, mlltlak diperlllkan seorang pemimpin yang bertugas
mcngatur dan membimbing mereka.
Setiap masyarakat sudah pasti memer/ubn pemimpin, sebab tanpanya
kehidupan masyarakat akan kacau dan pcnuh dcngan situasi anarki yang pada
akhirnya akan mengancam cksistensi masyarakat itu scndiri 48 Karena scorang
pcmimpin hidup untuk umatnya, mcngangkat panji perjuangan di barisan tcrdepan
dan umat pun menyaksikan mereka scnantiasa berada di depan, dan oleh sebab itu
46 Hamzah Ya'qub, PlIb/islik Islam: Teknik Dakwah dan Leadership, (Bandung: CV
Diponegoro, 1992), CeL Ke-4, h. 117.
47 Sulaiman ibn al-Asy'as ibn Ishiik bin Basyir ibn Syidad ibn Amar al-Azdi as-sijitsani,
Sunan AM Doud (Beirut: Dar al-Fikr, llh), Jilid I, Bab Jihad, h 600.48 A. Rahman Zainuddin, Kekllasaan Dan Negara; Pemikirafl PoJilik Ibm KhaldllJl (Jakarta:
Gramedia, J992), h. J90
32
mereka menjadi manusia-manusia yang sangat dibutuhkan oleh umat, tanpa mereka
umat tidak dapat maju49
Mengenai butuhnya ll1anusia pada pell1impin dalall1 hal ini, dapat diambil
suatu contoh sederhana dalam lingkup yang kecil sepeti keluarga, di mana ayah
sangal dibuluhkan peran-sel1anya dalam mcndidik anak di samping ibu, yang oleh
karena ilu pula ayah ditunlut untuk dapat Il1cngarahkan anaknya. Jika scorang ayah
tidak mampu bC11indak scbagai ayah atau pcmill1pin dalam kcluarga, maka tidak
mustahil keluarga itu akan bcrantakan. Kcmudian jika ditinjau dalam kontcks bcr-
negara saal ini yang scdang mcngalarni bcrbagai kendala, baik di dalam rnaupun di
luar negeri, maka peran dan tanggungjawab pemimpin mutlak diperlulan untuk bisa
meneari jalan keluamya.
49 Mustafa Muhammad Tahhan, Model Kepemimpinan Dalmll Amallnsani, terj., Mustalah
Maulur (Jakarta; Rabbani Press, 1997), Cet Ke-1, terdapat dibagian akhir sampul belakang buku ini.
HARm
ANAUSNS HADNTS MENTAATl I>EMIMPNN
A. !<Jclltifikrusi lNadits Tcnt:mg Mentaati Pemimllin
I-ladils Nabi saw mcrupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah aI-
Qur'iin. Nabi Muhammad saw sebagai Rasul adalah personifikasi yang uluh dari
agama, perintah, dan kilabnya, karena ilu kita wajib mengikuli jejaknya dan haram
mengingkari sUllI1alll1Yu. I Dr. Subhi as-S.llih mengungkapkan bahwa hadits dapat
dilerima karena ia Sha/]lll dan adakalanya ia ditolak karena ia dha'i( Unluk ilu pada
bab ini penulis akan meneliti hadits Nabi saw. tentang mentaati pemimpin dari segi
sanad dan matannya_ Dengan penelitian lersebut akan diketahui apakah hadits
tersebul dapat dipertanggungjawabkan periwayatannya dari Nabi sawatau tidak.
Sebelum melakukan penelitian sanad dan matan, takhrfi hadits merupakan
langkah awal, karena takhrij hadits ini merupakan penelusuran hadits pada kitab
sebagai sumber asli dari hadits yang bersangkutan, di mana hadits tersebut telah
diriwayatkan Iengkap dengan sanadnya, kemudian menjelaskan derajat hadits
tersebut jika diperlukan2 Hadits riwayat Wilil ibn Hujr, sepanjang pengetahuan
penulis bila ditelusuri dengan melalui kata-kata yang terdapat dalam matan hadits (
I Yunahar lIyas dan M. Mas'udi, Pengal1lar pemi/dran TerhadapHadis, (Yogyakarta: LPPI,
1996, Cel. Ke-2, h. 27.2
Mahrnud al-Thahan, Us/nil a/-Takhrij wa Dirdsah a/-Asdl1id, (Riyadl :Maktabah al-Ma-
"arif, 1991), h. 10.
34
J'akhriJ al-Had!Is 1)/ Aff{id::). Dalam hal ini penuIis merujuk kcpada kitab af-Afu'jam
af-Mujahras r, Affiid:: af-Had!Is af-Nahawi karya A.J Wcnsinck (w. 1939 ).
Hadits yang mcnjadi obyek penelitian penulis pada skripsi ini, bila ditcmpuh
dengan menggunakan metode inl, maka penggalan lafal yang dapat ditelusuri ialah :
/\dapun data-data yang disajikan oleh kitab af-Mu'JwlI af-Ml1jilhras adalah
sebagai berikut :
'" . Ui'- w
l3erdasarkan dari kitab af-MI1.'Jam af-Ml1jahras tersebut, tcrnyata jumlah
riwavat untuk had its yang dilakhriJ hanya tcrdapat pada dua kitab yaitu :
1. Sha!]ifl Ml1sfim karya Imam Muslim Ibn Hajjilj dalam kitl1b 0.)1..1 bilb ~Lb '-"
') .ltimi' al-nrnud::1 karya Imam Muhammad Ibn Isa al-Tirmidzi daIam kitilb Ui'
b,lb rJUl J!lll~ Ui'~ ~4- 1... hal. 227 satu; riwayat
J A. J. Wensinck, Concordance el Illdices de Ia Tradilioll Musulmalle, diterjemahkan ke
dalam B.Arab oleh; Muhmmad Fuad 'Abd al-Bilqi, AI-Mujam al-Mufahras II A(fddz al-fiadils alNabawi, Leiden; Ej. Brill, 1936, Juz 1, h.104
4 Ibid, Juz, II, h. 381
5 Ibid, Juz, 11, h. 540
"Ibid, Juz, II, h. 3817 .
Ibid, Juz, VI, h. 275
35
Metode takhrij bcrdasarkan nama sahabat yang mcriwayatkan hadits adaIah
sebagai berikut :
~L.~) I~ L.~ LAj~ l~i.9 I~,I "VA"I
)) YL-.; JB.l1 ..; .siojill) ((j~1 I~ UI) ~1Y'':l1 1..c.i.b)) Y~ .,pil cJ>~ OI),A
B(((..lli..JI J.;lll ~S tJi9 UJs:,..."
Dan bila ditelusuri dengan metode meIalui awallapadz matan adaIah sebagai bcrikut :
It AlIlliisis Sllllad lI11dits
I. mwayllt al-Tirmidzi
a. Redaksi Hadits
~ Y.J----"'- 0! c!.lb ue~ li~i UJ.)lA, 0! ..l;!.iJ UJ..1:> J)l;JI~ 0! u.=JI I1i.h.
Jill'~L ~...JJ ~J~ .'ill~ .'ill JJ'-"')~ JI,li "-:!;i ue ..P.-"- 0! JJIJ 0! 4.."ik
l~iJ I:;:: ~"I.'il1 ;.]y;,j Jili~ tJjl(;~'SI;k G:;~i~.; ;Iji 11jlc 0tS 0L2.YU1O:,~i.·-.~' L:; ;:5;('; I ,,;~~ LA '_.'.C L.i~~ .. 3~~,~
R Ibn Katsir. Ja'mi al Masanid, (Beirut: Dar ai-Filer, 1994), Juz 12, h. 365.
9 Mausuatul athrafHadis Nabi al-yarif(BEirut: Dar ai-Filer, 1989). Juz 4, h. 530.
to Muhammad ibn Isa Ibn Saurah al-Tirmidzi, al-Jami' al-Sha!!ilLwa huwa Sunall al-Timidzi,
(Beirut: Dar al-Kutub al-'I1miyah) vol. III, h. 227.
36
Artinya :" Tclah l11enceritakan kepadaku Hasan ibn 'Ali ai-Khalil!,l11enceritakan kepadaku Yazid ibn Hariln, l11emberikan kabar kepadakuSyu'bah, dari Simak ibn !Jarb, dari 'Alqamah ibn Wail ibn Hujr, daribapaknya. Dia berkata : Saya l11endengar Rasulullah s.a.w ada seseorangbertanya kepadanya lalu dia berkata: Bagaimana pcndapat Anda Jika ada diantara karni para pcrnirnpin yang engan rncrnbcrikan hak karni yang ada padal11ereka dan l11ereka l11enuntut haknya kepada karni? Maka Rasulullah s.a.wrnenjawab "Tundllk dan taatlah, sesungguhnya mereka akan menanggungperbuatannya sendiri, dan kamu pun akan menanggLlng perbLlatanmll sendiri".
Hadits tersebul terdapat juga dalal11 kitAb ,\'!1a!Jlfl. Muslim dengan lema yang
sama kendati berbeda redaksi :
;j; ..:!l<..u, ue~ Lii.A~ ;j;~ W'i.b. : ':11.9 .J~ U! .:>.=...o.J ~1 U!~ W'i.b.
";'1 J.J-'".J lS ;'? 11 .l:Ji! U!~ JL : J19 ~i ue (5"'y.:=JI JJIJ ;j;~ U! yp
\' u' 'b u ,~ u ",' ,.'. G"I\..;,., ~I'I \iJC. ~19' I d i ! ";'1 . 'G: JW..Y' J"-'A:1.J~ y _ ..Y' _ U _ .J . cs!-'.-, "". r .'; " ..; , ,- ,' .., • /, // > .. / .... ,/)' ," .." ......
~ U!~ ':II ""~ :i.:i.ltll ~ 31 ~tll ~ ".JL:.. (.'i ,<Uc. v'>y19 ".JL:.,'~ ,4..ic ,-,~y19
J I ,f~i.~..,' Lo t'):: I·J :_' ",,' :.' ',I'-' J\£ I'U'I I'" I : J19• " J ~ ~ , ~J J"-'4"., J
Artinya tl Telah 111enceritakan kcpadaku Muharmnad ibn 'Ali al-Mutsannadan Muharnmad ibn Basysyiir berkata keduanya : meneeritakan kepadakuMuhammad ibn Ja'far, mencentakan kepadaku Syu'bah, dari Simiik ibn Harb,Bersumber dan 'Alqal11ah ibn Wiiil AI-Hadral11i dari ayahnya, diamengatakan, "Salamah ibn Yajid AI-Ju'fi bertanya kepada Rasulullah saw"Wahai Nabi Allah, bagaimana pcndapat Andajika ada di tengah-tengah kamipara pemimpin yang suka menuntut haknya kepada kami akan tetapi enganmemberikan hak kami yang ada pada mereka, apa yang Anda penntahkankepada kami? "Ternyata Nabi saw berpaling darinya. Bahkan ketikapertanyaan tersebut sampai ketiga kalinya, beliau masih tetap diam saja.Setelah didcsak oleh al-Asy Ats ibn Qiiis akhirnya beliau mau menjawab juga;Tunduk dan taatlah, sesungguhnya mereka akan menanggung perbuatannyasendiri, dan kamu pun akan menanggung perbuatanmu sendiri".
11 Muslim ibn Hajjaj, al-Jami'al-ShaIJ)!J., dalarn al-Nawawi, Sha!J.i!J. Muslim hi Syar!J. al
Nm.'awi, (Beirut: Dar al-Rayyan), vol. Xl, h. 235. Untuk terjemahannya Iihat Adib Bisri, (Semarang:Asy Syifa. tth), h. 226.
b. Urutllll Tnmsmiter
Riwayat al-Timlidzi :
37
No Nama Perawi Uf!ltan Pemwi Urutall Saillid
1. Wail ibn Hujr Perawi I Sanad VI
2. 'Alqamah ibn Wiiil Perawi II Sanad V
3. Simak ibn Harb Perawi III Sanad IV
4. Svu'bah Perawi IV Sanad fl]
5. Yazld ibn liarun Perawi V Sanad II
6. ai-Hasan ibn 'Ali al-Khalal Perawi VI Sanad I
7. al-Tinnidzi Perawi Vll Mukharii Hadits
Riwayat Muslim:
No Nama Pel'awi Urutan Perawi Umtali Sanatl
J. Wail ibn Huir Perawi I Sanad VI
2. 'Alqamah ibn Wail Perawi II SanadV" Simak ibn Harb Perawi 1I1 Sanad IV~.
4. Svu'bah Perawi IV Sanad III
5. Muhammad ibn la'far Perawi V Sanad II
6.Muhammad ibn Basysyar dan
Perawi VI Sanad IMuhammad ibn al Mutsanna
7. Muslim Perawi VII Mukhalij Hadits
c. Skema Sanatl
Lihat Lampiran I, II, Ill. (Halaman 51-53)
d. Sekilas Biogrllfi Perawi
J. Hadits riwayat al-Tirmidzi
1. AI-Hasan ibn Ali ai-Khalil I
a. Nama lengkap
b. Kunyahc. Guru-gurunyad. Murid-muridnyae. Komentar kritikus
: aI-Hasan ibn 'Ali Ibn Muhammad al-Hudzali al-Khaliil(w. 242 H).
: Abfr 'Ali: Abu Usamah, Yazld ibn Hiirfin dan lain-lain: lama'ah selain AI-Nasa'i dan lain-lain
2. Yazid ibn Hariln
1. Ya''lub ibn Syaibah2. al-Nasa'i3. al-Khalb Abfl Bakr
: ISlqal Isa!Jal
: Isiqal. 1"1'1 10
: ISlqal J.i! I( ~ -
38
a. Nama lengkapb. Kunyahc. Guru-gurunyad. Murid-muridnya
e. komentar kritukus
: Yazid ibn Harlin ibn Zadi (w. 206 Il): Abu Khalid al-Washiti: Sulaim,ln al-Taymi, Syu'bah, Tsauri, dan lain-lain: Ahmad ibn Hanbal, Ishak ibn Rahawaih, al-liasan Ibn'Ali dan lain-lain
3. Syll'bah
1. AhmadHadlts~ Ibn al-Madini
3. AI-Ijli
: If(jlld::: It al-Hadlls, S!JaIJrlLa!-
: Isiqal. ! n: ISlqal Isa )LII .
a. Nama Iengkap
b. Kunyahc. Guru-gurunyad. Murid-muridnya
e. Komenlar kritikus
SYll'bah ibn al-liajjiij ibn ai-Ward al-At'li al-Azdi (w.160 H)
: Abfl Bisthilm al-Wasithi: Sllfy,ln al-Tsallri, Simiik ibnl.iarb, dan lain-lain: al-A'masy, Yazid ibn Hiirun, Muhammad ibn la'tar dan
lain-lain
1. Ahmad2. AI-Tsauri3. Ibn Sa'ad
: lebih bagus tentang hadits dari al-Tsauri: Amir al-Mu'minin fi al-Hadits: Isiqat, Ma'mun Isabat, !Juijah, Shfi!Jib
a!-Hadils I4
4. Simal, ibn Harba. Nama lengkap
b. Kunyah
: Simiik ibn Harb ibn Anas ibn Khiilid ibn Nizilr ibnMuawiyah ibn Hiiritsah al-Dzuhli (w.123 H)
: Abu al-Mughlrah al-kflfi
12Ahmad ibn Hajar al-Asqillani, Tahdzih al-Tahdzih, (Beirut: Dilr al-Kutub al-'l1miyah),
vol. fl, h. 275-276, Jamaluddin al-Mizi, Tahdzih al-Kamdlfi A.\wa al-RUdl, (Beirut: Dilr al-Fikr, 1994),Juz 20, h. 398-400
13 Ibid, vol XI, h. 319-321. Juz 20, h. 387-392.14
Ibid, vol. IV, h. 308-314. Juz 8, h. 344-356.
"Ihld, vol. IV, h. 210-211. Juz 8, h. 128-131.
39
c. Guru-gurunya : 'Ikrilllah, 'Alqamah ibn Wiiil dan lain-laind. Komentar kritikus
5. 'Alqamah ibn Wail
I. Ibn Miiin2. Abu Hiitim3. Ibn Amr4. Ahmad5. Ya'qOb
: Isiqal: shadiiq Isiqal: ia pikun: Mudhlarib al-badits: khllSllS riwayat 'ikrilllah Ja
lIIudhlarib, selain 'ikrilllah ia shabFb.orang yang Illendengar haditsnyasebelulll piklln seperti SYll'bah makahadi tsnya bagus. 15
a. Nama lengkap
b. Kunyahc. Guru-gurunyad. Murid-muridnya
e. Komentar kritikus
: 'Alqalllah ibn Wail ibn Hujr al-Hadhrallli al-Kindi alkCifi
: Bapaknya, al-Mughlrah ibn Syu'bah: Salldaranya CAbdul Jabbar), Simiik, ibn Harb dan lain
lain
6. Wail ibn Hujl'
I. Ibn Sa'ad2. Ibn I:.!ibban3. Ibn Ma'in
: Is/qal, sedikit meriwayatkan hadits:ji al-Isiqal
riwavat dari bapaknya adalahmur.~al. 16
a. Nama lengkap
b. Kunyahc. Murid-muridnyad. Lain-lain
-----------
: Wiiil ibn Hlljr ibn Rabl'ah ibn Wiiil ibn Ya'mar al-hadhrallli
: Abu Humaidah: Anaknya CAlqamah dan 'Abdul Jabbar, dan lain-lain).: - sahabat nabi- seorang kepala suku di Yaman- wafat pada masa pemerintahan MU'awiyah. 17
15 Ibid, vol. tV, h. 210-211. Juz8, h. 128-131.
16 Ibid, vol. VlI, h. 239-240. Juz 13, h. 193-194.
17 Ahmad ibn !:lajar a!-Asqalani, AI-IsMbah fi Tamyiz al-ShaMbah, vol, VI, h. 596-597.
Tahdzib ai-Kamalfi Asma' al-Rljal, Juz 19, h. 365-366.
40
H. Hadits Riwayat Muslim
1. Muhammad ibn al-Mutsanna
a. Nama lengkap
b. Kunyahc. Guru-gurunya
d. Murid-muridnyac. Komentar kritikus
: Muhammad ibn aI-Mulsanna ibn 'Ubaid ibn Qays ibnDinar al Anazi (w.252 H)
: Abu Mllsa al-l3ashri al-Hiifidz al-Ma'rUfbi al-Zamin: Ibn Numair, Ghundiir (Muhammad ibn .Ia'far). dan lain
lain: jama'ah, Abn Zur'ah, dan lain-lain
I. Ibn Ma'in2. Abn Hiitim3. An-Nasa1j4. Masiamah
: IS/'fal: ,"hab/b ai-Had/Is, shadzl'f: ra lJa~\'a Bih
I - . II r"d IH: {s/qal masy WI' mm a -lUja =.
2. Muhammad ibn Ilasysyar
a. Nama lengkap
b. Kunyahc. Guru-gurunyad. Murid-muridnyae. Komentar kritikus
: Muhammad ibn l3asysyiir ibn 'Utsman ibn Diiwud ibnKaisan al-Abdi (w.252)
: Abu Bakr al-Hiifidz al-l3ashri, Bundiir: Ghundiir, Muhammad ibn .Ia'fflr, dan lain-lain: jama'ah, dan lain-lain
3. Muhammad ibu ja'filr
I. al-Ijli2. abu Hiitim3. AI-Nasa'i
: lSJ(!al: shadDq
: sha!J.if! Id ba~s'a bih J9
a. Nama Iengkapb. Kunyahc. Guru-gurunyad. Murid-muridnya
e. Komentar kritikus
: Muhammad ibn .Ia'filr al-Hudzali maula hum (w.153 H): Abn 'Abdullah al-Bashri, dikenal dengan Ghundiir: Syu'bah, 'Abdullah ibn Sa'id, dan lain-lain: Abu Musa (Muhammad ibn al-Mutsanna), Bundar
(Muhammad ibn Basysyiir), dan lain-lain
18Tahdzib al-Tahdziib, vol. IX, h. 368-369. Tahdzib al-Kamdlfl Asma' al-Rijdl, Juz 9, h.
189-192.
19 Ibid, vol. IX, h. 81-82. Juz 16, h 132-136.
I. AbCI Hiltim
2. Ibn Hajr3. al-Izli
4. Syu'hah : jelas
5. Simil/< ibn Barb : jelas
6. 'Alqamah ibn Wili! : jelas
7. Wilil ibn lIujr : jelas
41
: shaduq, dari hadits Syu'bah
beliau Isiqal
: tsiqat insya Allah: /siqa/20
Dari biografi para periwayat yang telah dipaparkan di alas, penjeJasan alas
sanad hadits riwayal al-l'irt/lld::i adalah sebagai berikul :
I. al-Tirmidzi dengan al-!:!asan ibn 'Ali al-Khalill dapal dikatakan bersambung
karena al-Tinnidzi merupakan salah seorang l11urid dari Hasan. Selain itu, diJihat
dari tahun warat ai-Hasan (w.242 H) dengan al-Tirmidzi (w.279 H)
memungkinkan keduanya pernah bertemu di samping juga kode periwayatan yang
dipakai al-Tinnidzi (Radda/sana) menjadi bukti kebersambungan sanad.
') AI-Hasan ibn 'Ali al-Khalill dengan Yazld ibn Hilmn dapat dikatakan bersambung
mengingat tahun wafat Yazld (w.206 H) dengan ai-Hasan (w.242 H)
memungkinkan terjadinya periwayatan ditambah dengan pengunaan !ladda/sana
menunjukkan bahwa ai-Hasan benar-benar mendengar dari Yazid ibn Hilrlin.
3. Yazid ibn Hilmn dengan Syu'bah juga dapat dikatakan bersambtUlg Jantaran
talmn wafat Yazid (w.206 H) dengall Syu'bah (w.l60 H) plus pellgullaall
akhbarana menjadi pijakan ulltuk menentukan kebersambungan keduanya.
42
4. Syu'bah dcngan Simak ibn Barb juga demikian. Mengingat adanya kemungkinan
keduanya bertemu dilihat dari tahun wafat kcduanya (Syu'bah w. 160 H, dan
Simak w. 123 H) dan juga dari biografi keduanya yang menyatakan Syu'bah
meriwayatkan hadits dmi Simak ibn Barb.
5. Simak ibn Harb dengan 'Alqamah ibn wail ibn Hujr al-I-1adhrami. Walaupun
tahun walilt 'Alqamah tidak diketahui, namun dari biografi keduanya Simak ibn
Barb meriwayatkan hadits dari 'Alqamah ibn Wail.
Sedikit catatan tentang Simak. Walaupun beberapa kritikus menilainya lIIudllarib
dan pikun di akhir hidupnya, namun perlu dikemukakan bahwa penilaian
demikian dikecualikan atas beberapa hadits. Keadaan bahwa haditsnya lIIudllarib
adalah hadits yang berasal dari Ikrimah saja, selainnya dapat digolongkan hadits
yang shalJif!. Kemudian kenyataan bahwa hadits beliau diragukan karena
menb'lllami kepikunan tidak berlaku bagi Syu'bah yang meriwayatkan sebelum ia
pikun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa riwayat Simak dari Syu'bah dapat
dipertangungjawabkan.
6. 'Alqamah ibn Wail dengan bapaknya, Wail ibn I-1ujr adalah hubungan bapak
dengan anak, di samping itu 'Alqamah pun meriwayatkan hadits dari bapakanya.
7. Wail ibn Hujr al-Hadhrami dengan Nabi saw telah jelas sebab Wail merupakan
salah seorang sahabat Nabi saw yang mendengar langsung hadits ini ketika ada
yang bertanya pada Nabi saw seperti tcrsurat dalam hadits di atas.
20 Ibid, vol. IX, h. 81-82. Juz 16, h. 173-175.
43
Scbclum mcmutuskan kualitas sanad hadits ini, tcrlebih dahulu akan pcnulis
jclaskan keadaan sanad pada riwayat Muslim yang mempunyai matan hampir sama
dengan hadits riwayat al-Tirmidzi.
I. ivlusJim dcngan Muhammad ibn al-Mutsanna dan Muhammad ibn Basysyar dapat
dikatakan bcrsambung mcngingat tahun walilt ketiganya (Muslim w 261 II.
Muhammad ibn al-Mutsanna w. 252 H, dan Muhammad ibn Basysyar w 252 II).
mcmungkinkan kctiganya bcrtemu. Pcmakaian kata akhbarana oleh Muslim juga
mcnunjukkan beliau bertemu langsung dengan keduanya.
.) Muhammad ibn al-Mutsanna dan Muhammad ibn Basysyar dan Muhamad ibn
.Ia'H\r juga dapat dikatakan bersambung karena peluang ketiganya bertemu sangat
besar dilihat dari seJisih tahun walilt ketiganya (Muhammad ibn Mutsanna w. 252
It Muhammad ibn Basysyar w. 252 H dan Muhammad ibn Ja'far w. 193 H)
demikian juga jika melihat kodc pcriwayatan yang mengunakan !J.addatsana
menunjukan dua orang itu mendengar langsung dari Muhammad ibn Ja'far.
3. Muhammad ibn Ja'far dengan Syu'bah merupakan dua orang yang berstatus guru
dan lIlurid sebagaimana terJihat dalalll biografi keduanya tahuh wafat antara
Muhammad ibn Ja'far (w. 193 H) dengan Syu'bah (w. 160 H) dan pengunaan
!J.addatsana juga lIlengindikasikan keduanya saling bertemu.
4. Syubah dengan Simiik ibn Barb: jelas
5. Simak ibn Harb dengan 'Alqamah ibn Wail: jelas
6. 'Alqamah ibn Wiiil dengan bapaknya : jelas
7. Wail ibn Hujr dengan Nabi Muhammad saw: jelas
44
Scpintas, kcdua hadits di atas bersambung karena kemungkinan bcsar tiap-tiap
periwayat menerima dari periwayat sebelumya mulai dari mukharij sampai kepada
Nabi saw. Akan tctapi, jika diteliti, Icbih scksama akan terlihat, adanya rantai yang
terputus karena 'Alqamah ibn Wiiil tidak pemah berlcmu dengan bapaknya. Jbn Main
mengatakan riwayat 'Alqamah dari bapaknya adalah mursal. Bahkan, dalam kitab al-
h/(fC/1 disebutkan ketika bapaknya wafat, 'Alqamah masih berada dalam perut
. 01Ibunya.-
Dengan demikian, hadils riwayal al-Tirmidzi dan Muslim di atas dapat
digolongkan ke dalam hadits mursal. Adanya mu/6hi ' dari jalur lain tidak dapat
"menyelamatkan" karena semuanya jalur yang ada berlemu pada Syu'bah hingga
'Alqamah dari bapaknya.
C. Analisis Matan Hadits
Penelitian matan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan
penelitian hadits, sebab kualitas sanad tentu sama dengan kualitas matan. Hanya saja
penelitian matan barulah mempunyai arti apabila sanad hadits yang bersangkutan
telah memenuhi syarat.22
Untuk meneliti kualitas matan tersebul dilakukan dengan dua langkah
metodologi. Langkah pertama, dengan meneliti susunan matan dari periwayat lain.
Apabila dilihat matan hadits yang sudah dituliskan sebelumnya, maka akan tampak
21 Jihal calalan kaki dalam al-Dzahabi, a/-MlIglliji al-dlll'qfa, vol. 11, h.73
22 M. Syuhudi Ismail, Mefodologi, h. 122.
45
hadits tersebut diriwayatkan secara makna (mviiyo/ 1>1 al-mokno), karena terdapat
perbedaan redaksional di antara kedua mukharif yang meriwayatkan hadits tersebut.
Langkah kcdua, adalah membandingkan matan hadits dengan al-Qur'an, ilmu
pengetahuan, hadits mll/uwd'llr dan hadits a!]ad yang labih kuat. 23
Sehubungan dengan hal tersebut, al-khatlb al-Bagdadi (w. 463 II)
mcmberi kan kriteria untuk sebuah matan 1110'11>111 atau sllO!]il] sebagai berikut : I)
Tidak bertentangan dengan akal sehat; 2) Tidak bertentangan dengan hukum al-
Qur'an yang II1I1!]kam: 3) Tidak beI1entangan dengan hadits mu/awaltr; 4) Tidak
bertentangan dengan arnalan ulama salaf; 5) Tidak bertentangan dengan dalil qat'i; 6)
Tidak bertentangan dengan hadits ol]od yang kesahihannya lebih l(\Jat. 24
Ibn al-Jawzi (w. 459 H) hanya rnenetapkan dua macam kriteria keshahihan
hadits, yaitu jika suatu matan hadits tidak bertentangan dengan akal sehat, dan tidak
bertentangan dengan pokok-pokok kaidah agama, maka sudah dapat dinilai shahih.25
Selain dari kriteria yang telah disebutkan di atas, Salah ai-Din al-Adabi
menambahkan kriteria lain yang perlu diperhatikan juga yaitu sebuah matan hadits
tidak boleh kandungan pernyataannya bertentangan dengan filkta sejarah.26
23Ibid, h. 121.
2·' Abu Bakar Ahmad ibn 'Ali S"biI ai-Khatib al-Bagdadi, kilab a/-Kifayah.1i 'l/l1Ii a/-
Riwdyah, (Mesir: MatM'ah al-Sa'adah, 1972), h. 206-207.
25 Liha! 'Abd aI-Rahman ibn al-Jawzi, Kilab a/-Mall'dli'dl, (Beirut: Dar al-Fikr, 1983), Juz I,
h.106
26 Salahudin ibn Ahmad al-Adabiy, Mallhdj Naqd a/-Malan, (Beirut: Dar al-Afiiq al-jadidah,
1983), h. 258.
46
D. Eksplullusi utau Syarf!. al-Hadfls
Pada dasarnya, kandungan hadits yang berbicara tentang kewajiban untuk
rnentaati pemimpin sesuai yang dianjurkan oleh al-Qur'an. dalam beberapa ayat, al-
Qur'an menegaskan bahwa merupakan suatu kewajiban untuk mentaati pemimpin.
Tentunya, ment<lliti pemimipin teulp dalam batasan yang digariskan dan tidak
berseberangan dengan ketaatan pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ini beral1i, selama
sang pemimpin tetap berada dalam ketentuan Allah SWT dan Rasul-Nya, selama itu
pula tidak ada alasan bagi kita untuk tidak taat padanya. Dalam salah satu hadits
riwayat Abu Hurairah Nabi saw pernah bersabda:
~ LJ..3 ;,t\~ .lli ~L,C. LJ..3 ;,t I t \bl .lli~ \bl c;" :...lJI J:. t~:';" CS"i J:.
27.~L,C. .lli ~':!I (~ LJ..3 ~\b\ .lli ~':!\
Al1inya : Dari Abu Hurairah, dari Nabi saw, Bersabda :"barang siapa taatpadaku, maIm ia taat kepada Allah SWT; barang siapa yang bennaksiatkepadaku, maka ia telah bennaksiat kepada Allah SWT; barang siapa yangtaat kepada pemimpin, maka ia telah taat kepadaku, dan barang siapa yangbermaksiat kepada pemimpin, ia telah bennaksiat kepadaku".
Kewajiban untuk mentaati pemimpin juga tidak berlaku pada saat tertentu
saJa. Artinya, baik dalam susah atau senang, sempit atau lapang, benci atau suka,
tetap saja setiap orang harus mentaati pemimpinnya, selama hal itu tidak merupakan
k · '8ma slat.-
27 Abi 'Abdillah Muhammad bin Ismail, Shallill BlIkhdry, (BeiM: Dar aI-Fikr, 1994), Juz 3
h. 9. Untuk teljemahannya lihat: H. Zainudin Hamidy, ct, all, Shallill BlIhkd/y, (Jakarta: PenerbitWidjaya, (99), eel Ke-2, h. 130. Lihat pula pada; Muslim ibn.!:!ajjaj aI-Nasabury Sha!lii!J.Ml/slim hiSyarll al-Nmmwi Shahih Muslim (Beirut: Dar al-fikr 1983), Juz 3 h. 9.
29 AI-Nawawi, Gp. Cit., vol. XII, h. 224
47
Namun, bagaimana tcrhadap scorang pcmimipin yang tidak mcmbcrikan hak
rakyatnya, scbagaimana yang tcrdapat dalam hadits riwayat Wiiil ? apakah kcwajiban
mentaatinya masih tctap bcrlaku? AI-Mubiirakfflri, rnengutip al-Tayyibi, mengatakan
bahwa kewajiban ilu lelap berlaku karena scorang pcmimpin telah mendapatkan
kewajiban dari Allah SWT unluk berbuat adil,jika ia lidak bcrbual dernikian maka ia
akan rnendapatkan balasannya. Adapun icrbadap rakyat, mereka lelab dibcbani untuk
rnenta&1ti pemimpinnya. Jika mcreka tctap mentaati pcmimpin tenlu Allah SWT akan
membcrikan imbalan alas ketaalan mereka. 29
Jika pernyataan ini diterima, tentunya hal ini a.kan mernberikan legalilas
kepada seoarang pemimpin unluk berlaku sewenang-wenang lerhadap rakyatnya
walaupun ia akan mendapakan hukuman dari Allah SWT kclak. Mcrupakan
kewajiban bagi scorang pemimpin untuk bcrlaku adil dan tidak semena-mena.
Bagaimana jadinya jika seorang pemimpin lidak berlaku sebagaimana meslinya
scdangkan keberadaan pcmimpin tersebut adalah untuk menjadikan kehidupan rakyat
mcnjadi teralur, sejahlera, aman" dan makmur. Hemal penulis,jika memang hadits
ilu lelap ingin dilerima, kataalan pemimpin yang demikian harus mempunyai alasan,
misalnya agar tidak terjadi perpecahan diantara ummat. Artinya, jika menentang
pemlmpm akan menyebabkan perpecahan maka mentaatinya telap merupakan
kewajiban sebagaimana dikatakan al-Nawawi bahwa merupakan kewajiban untuk
mentaati pcmimpin walaupun sang pemimpin lidak memberikan hak rakyatnya
29 Muhammad 'Abd Rahman AI-Mubarakfuri, 711!yah al-A!J.wadzi, (Beirut: Dar al-fik), vol.
VI. h.443
48
lantaran hal itu akan l11enJaga kelltuhan ul11mat, karena l11enentangnya akan
menyebabkan rusaknya keadaan 11l11l11at, agal11a, dan dunia30
Dengan demikian ketaatan terhadap pel11imipin yang tidak menunaikan
kewajibannya terkait dengan kelltuhan rakyat. Wallahll A'lal11.
.10 Al-Nawawi-, Op. Cit. vol Xli. h. 225
49
BAR IV
PENVHW
A. Kesimpulan
D,'ri pembahasan dalam skripSI inl maka sampailah penulis pada kcsimpulan
akhir yaitu :
I. Bahwa hadis yang diriwayatkan olch Imam Muslim dan Imam al-Tirmidzi
bcrsctiltus dho'if karena adanya keterputllsan jalur antara 'Alqarnah dan Wilil
(bapaknya). Adanya mutilbi' dari jalur lain tidak dapat "menyefarnatkan" karena
semuajalur yang ada bertcmll pada Syu'bah hingga 'Alqamah dari bapaknya.
Matan hadis ini tidak dapat dijadikan !]u!/oh karcna bcrtcntangan dcngan hadis
lain yang Icbih kuat.
R Saran-Sarlln
Diakhir skripsi ini Ix:nulis ingin rncmberikan saran khususnya kepada
pembaca yaitu :
1. Hcndaklah scorang pcmirnpin itu wajib rncnjalankan hukum Allah SWT dan
Rasu1-Nya, baik tcrhadap ama1 dirinya scndiri maupun terhadap jalannya
pcmcrintahan, dan sega1a hukllm ncgara tidak bo1ch bcrtentangan dengan hukum
Allah SWT dan Rasul-Nya.
2. Terhadap orang yang beragama Islam handaklah ia suka untuk rnendengarkan
kata-kata pimpinan dan taat kcpadanya baik ia suka atau tidak suka, kecuali jika
diperintahkan untuk bcnnaksiat maka pcrintahnya tidak perlu didengarkan dan
tidak perlu ditaati.
3. Wajib untuk mentaati pemimpin walaupun sang pemimpin tidak memberikan
hak rakyatnya lanlaran hal itu akan menjaga keutuhan ummat, karena
Illcnenlnngnya akan menyebabkan rusaknya keadaan ummat, agama, dan dunia.
DAFTAR PVSTAKA
11I-l)lIr'till dOll !''!'/emohollllya, Mujamma' Khadim al Haramain al Syarifain al MalikFahd Ii Thiba'at al Mush-haf al-SyariC Madinah Munawwarah, ttp.
'Abdul Mahdi ibn 'Abdul Qadir, ibn 'Abd Iladi, Melode J'akhri; Hod/s, terj Said AgilIlusein al-Munawwar dan H. Ahmad RiJ(li Mukhat Semarang: Dina Utama, 1994,eeL I
AI-Aclaby. Salahuclclln Ibn Ahmad, Manhaj Naqd al-Matan, Beirut: Dar al-Afaq alJadidah, 1983.
!\I-'Aini Badr ai-Din Abi Muhammad, 'f Imdal1l1 ol-I)orv Svarf!. ,';haf!.ili. al-811khilrv,13cirut: Idaratu al-Tiba'ah al-Munirah ttp.
'Ali Belhaj, Abu 'Abdul Fattah, (\/ellegakkall Kemhali Negara Khalilah; Kn"a/lhall/''I'hesor J)alom Is/am, Terj, M. Shidik AI-Jawi, Bogar: Pustaka Thariqul Izzah2001, eet ke-I.
AI-Asqalany, Abu al-Fadl Ahmad ibn 'Aly ibn Hajar, /ahd:;ih o/-laM:;ih, Beirut: Daral-Kutub al-limiyah, 1994.
. AI-Ishhiihfi /Llllly!:; ol-Shaf!.iibah, Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah, 1983.
AI-Badadi, Abu Bakar Ahmad ibn 'Ali Sabit ai-Khatib, Ki/tib ol-Kifdyah ii '1Imi alRiwiiyah, Mcsir: Matba'ah al-Sa'adah, 1972.
D. Rahanady, I'emllllplil /deal dalam Islwll, Jakat1a: Pustaka Zaman, 2002.
Departemen Agama RI, /,'Ilsiklopedl islalll, Jilid I Jakarta, Hp. 1992/1993.
AI-Dzahabi, Syams ai-Din Muhammad, ol-Iv/uglli ji al-Dlu'aja' Beirut: Dar al-Fikr,
Fathullah Ahmad Lutfi, (Disertasi Doktor), Kajiwl Hadis J):;urral an-Nashihin,Malaysia: Fakulty Pengajian Islam Universitas Kebangsaan Malaysia, 2(00).
Hamidy Zainuddin, Terjelllah Sha1]lf!. Bukhiily, Jakarta: Penerbit Widjaya, 1999 Cetkc-2.
Hasjmy, J)imalla Lelaknya Negara Islalll, Surabaya: Bina IImu, 1984, Cct IV.
Iba Asghary, Basri, 8ulelin J)akwah, Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia
52
Ibn al-Jawzi, 'Abd ai-Rahman, Kilob al-Mawdt/al, Beirut: Dilr al-Fikr, 1983.
lIyas, Yunahar dan M. Mas'udi, f'enganlar f)emikiran terhadap Hadis, Yogyakarta:LPPI, 1996, Cet. Ke-2.
Ismail, M. Syuhidi, Kaedah Kesllhilwn Sanlld Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1995,Cel. II.
...... , ('ara lvJencan [-[adis, Jakarta: Bulan Bintang, 1989.
.. .... , Melodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1989.
.I. Reberu, f)asar-f)asllr Kepemimpllllln, Jakarta: I'edoman Ilmu Jaya, 1992, Cet Ke7
KhalilLlddin, Didin, l)ellllmplil Ideal /Jalam /.Ilum, D. Rohanadi (cd), Jakarta: PustakaZaman, 2002, Cel. Ke-1.
Mahmud al-Tahhan, (lShill al- l,i/(hri( wa f)misah al-Asilnid, Riyadl al-Maktabah alMa'arif, 1991.
AI-Mizzi, Jamal ai-Din Abi AI-Hajjaz Yusuf, lii/uHb al-Kamalfi Asmu al Rijal, Dilral-Fikr, Beirut, 1994.
Moh. Rifai, Moh Fiqih fslam, Semarang: Penerbit CV. Wijaksana, 1994.
AI-Mubarakfuri, Muhammad 'Abd ai-Rahman, flilI/'lh al-Afl.wad::ifi Syarh Sunal1 alTirmid::i, Beirut: Dilr al-Fikr.
Muhammad al-Tahhan Mustafa, Model Kepelllimpmal1 Dalam Amal Il1sal1i, Terje.,Mustalah Maufur, Jakarta: Rabbani Press, 1997, Cet Ke-I
Muhammad ibn 1smilil Abi 'Abdillah, Shaf!.if!. Bukluirv, Beirut: Dilr al-Fikr, 1994.
Muhammad ibn Makram al-Misri, Jaml ai-Din, Us,in ai-Arab, Beirut: Dilr al-Shadr,1998.
AI-Munawar Aqil Husain dan Masykur Hakim, fJasar-J)asar 11mu Takhrij dan SiudiSanae!, (terj. I!.shiif al-Takrij wa fJirasah al-Asdnid), Semarang: Dina Utama,1995.
Mustafa Abd Bisri, Tel'/. Shafl.ifl. Muslim, Semarang: Asy Syifa tth.
AI-Naysaburi, Muslim ibn Hajjaj, Shaf!.ifl. Muslim hi ,~varfl. al-Nawawi, Beirut: Dilr alRayyan.
53
Ralibi, Osman, Ibllu KhalJun {entallg Masyarakal Jan Negara. Jakarla: BulanBintang, 1978, Cel. Ke-4.
Ranuwijaya Utang, IImll HaJ/s. Jakarta: Gaya I'ersada I'ratama, 96, Cel. I.
Rasyid Sulaiman, F/qlz. Bandung: Sinar Baru, 1992.
Ridha Rasyid, /1'("1' aI-ManaI'. Beirut: Dar al-Fikr, 1973, CeL II
Sulaiman ibn al-Asy'as ibn Ishak ibn Basyir ibn Syidad ibn Amar al-Azdi as-Sijilsani,Swum Abu f)auJ. Beirut: Dar al-Fikr, tth.
Surisasumantri Yuyun S, I'ene/II/all Ilm/ah ke l'"Usafalall Jan Keagamaan Mencunl'araJ/gma KebersalJlaan. Fak-UshuJuddin lAIN SyarifHidayatullah Jakarla.
AI-Syakhawi Muhammad ibn 'Abd 'II-Rahman, 1'(1Ih al-Mughils ,~)!arb. alfiyah alHadils. Beirut: Dar al-Kutub al-Jlmiyah, 1983.
AI-Tinnidzi, Muhammad ibn Isa, aI-Jail11 aI-Jam!' al Shab.ib. wa Huwa SWU1I1 all'mmJ::I. Beirut: Dar al-Kutub al-I1miyah.
Wensinck, A.J. ,1/ MU'laJlI al-Mllfahras iii AlfiJd:: al HaJils al-Nabaw/. E.J.BillLeiden, 1936.
Ya'qub, Ilamzah, I'ubllsllk Islam: l'ekl1lk f)akwah dan I,eadership, Bandung: CVDiponegoro, J992, Cel. Ke-4.
Zainuddin, Rahman, Kekuasaan dan Negara: Pem/k/ran I'o!il/k Ibnu KhalJull,Jakarta: Gramedia, J992.
Lampiran I
SKEMA SANAD HAms NABI SAW TENTANG MI':NTAATI I'EMIMI'IN
RIWAYAT AT-TIRMmZI
JJ\J CJ.: Wk.
..,.,..>'" 6i .:II.....
~
WJ.JIA 6i .l,lj,)
~\
(Jil..JilI
Lampinm II
SKEMA SANAD HADIS NAIU SAW TENTANG MENTAATI PEMIMPIN
RIWAYAT MUSLIM
55
I I
I
JlI..96!~
""'->,,6!~
~
~6!~
,I Jw.:6!~ I I ~\
I
II ~ 1
56
Lamriran HI
SKEMA GABUNGAN SANAD HADlS NABI SAW TENTANG MENTAATI
PEMIMPIN RIWAYAT IMAM MUSLIM DAN AT-TlRMWZI
I,
I Jj\..9 i.>! Wk. I
I ":JY" i.>!~
I~
II I
6JJIA i.>! .1D:J ~i.>! .l........
$I
~I I .,.JWI • .lA:>.o I(.H
I
[[I ($l.jiJl I ~::lI
top related