teknik dasar fotografi
Post on 22-Oct-2015
111 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pengenalan Fotografi
Kata photography berasal dari kata photo yang berarti cahaya dan graph yang berarti gambar. Jadi photography bisa diartikan menggambar/melukis dengan cahaya.
FOTOGRAFI
Ilustrasi di samping menunjukkan alur perjalanan cahaya mulai
dari objek sampai sensor (atau film pada kamera analog)
.
Pertama, cahaya yang mengenai objek harus melewati lensa.
Lensa terdiri dari beberapa lembar kaca yang bentuknya
Berbeda.
Kemudian, aperture yang terletak di dalam lensa berperan
sebagai pintu yang mengendalikan banyaknya cahaya yang
dapat mencapai sensor.
Pada kebanyakan kamera modern, shutter terletak di dalam
body kamera, mengendalikan seberapa lama sensor terbuka
untuk menangkap cahaya yang masuk.
Sensor adalah bagian yang paling sensitif, berupa plat, berperan
menyerap cahaya dan mengubahnya menjadi pixel.
Pada prinsipnya, sebuah kamera memiliki hal-hal sebagai berikut: 1. Lubang untuk masuknya cahaya 2. Ruang gelap total 3. Bidang datar untuk meletakkan film
APERTURE / DIAFRAGMA
Seperti telah disebutkan di atas, aperture yang terletak di dalam
lensa berperan sebagai pintu yang mengendalikan banyaknya
cahaya yang dapat mencapai sensor. Makin besar aperture berati
makin besar juga cahaya yang masuk, begitu juga sebaliknya.
F-Number adalah angka matematis yang menunjukkan diameter
dari aperture. Inilah bagian terpenting untuk memahami
bagaimana aperture dan exposure bekerja.
EXPOSURE adalah beberapa faktor kombinasi dari berapa lama
sensor menangkap cahaya, berapa banyak cahaya yang datang
dan seberapa sensitif sensor terhadap cahaya.
Hal-hal ini berdasarkan pada 3 hal yaitu ukuran aperture,
kecepatan shutter, dan ISO.
Semakin ‘besar’ angka diafragma, maka semakin ‘kecil’ lubang
diafragma yang terbentuk. Semakin ‘kecil’ angka diafragma, maka
semakin ‘besar’ lubang diafragma yang terbentuk.
Satuan diafragma ini biasa disebut dengan istilah f stop. Sedangkan
selisih antara masing-masing diafragma adalah satu stop. Contohnya
kalau f/2 kita naikkan satu stop, maka diafragmanya sekarang menjadi
f/2,8.
Diafragma biasa ditulis dengan simbol f/ dan angka, seperti misalnya:
1,4 – 2 – 2,8 – 4 – 5,6 – 8 – 11 – 16 – 22 – dst. Sehingga penulisannya
menjadi f/1,4 – f/2 – f/2,8 – f/4 – f/5,6 – f/8 – f/11 – f/16 – f/22 – dst.
Shutter
Shutter mengendalikan seberapa lama sensor terbuka untuk
menangkap cahaya yang masuk.
Makin lama shutter terbuka akan semakin banyak cahaya yang
ditangkap oleh sensor.
Bila memotret objek yang sedang bergerak pada settingan fast-
shutter speed maka hasilnya objek akan ‘membeku’ atau diam.
Bila disetting slow-shutter maka objek akan terlihat bergerak.
semakin lama lubang diafragma/rana kita buka, maka akan semakin
banyak cahaya yang masuk dan begitu pula sebaliknya.
Semakin ‘besar’ angka kecepatan, semakin singkat lubang
diafragma/rana terbuka.
Semakin ‘kecil’ angka kecepatan, semakin lama lubang diafragma/rana
terbuka.
Kecepatan ini ditulis dengan: B – 1 – 2 – 4 – 8 – 15 – 30 – 60 – 125 – 250
– 500 – 1000 – 2000. Dan dibaca dengan satu per sekian detik. Jadi jika
kecepatan kita pilih pada angka 60, maka lamanya diafragma/rana
terbuka adalah selama 1/60 detik.
ASA / ISO (kepekaan film terhadap cahaya)
Satuan kepekaan film terhadap cahaya kita kenal dengan nama ASA,
ISO, atau DIN. ASA singkatan dari Association Standard of America. ISO
kependekan dari International Standard Organization. DIN adalah dari
Deutch Industrie Norm.
ASA/ISO menunjukkan kepekaan film terhadap cahaya, semakin besar
ASA semakin peka film tersebut terhadap cahaya. Jadi film dengan
ASA 400, lebih peka terhadap cahaya dibanding film berASA 100. Film
berASA tinggi sering disebut dengan film cepat, sedang yang berASA
rendah disebut film lambat.
Semakin tinggi nilai ISO yang dipakai akan berpengaruh munculnya noise
atau bintik pada foto.
Overexposure terjadi karena sensor terlalu banyak menangkap cahaya
sehingga gambar/ foto menjadi terlalu terang.
lebih jelas.
Overexposure
Underexposure terjadi karena sensor terlalu sedikit menangkap cahaya
sehingga gambar/ foto menjadi gelap.
Underexposure
Overexposure Correct exposure Underexposure
LENSA
Parameter Milimeter
Lensa merupakan bagian paling penting dalam sebuah kamera. Karena lensa sangat menentukan hasil dari foto yang diambil.
Tentu saja tidak mengenyampingkan teknik pemotretan dan skill/kemampuan sang fotografer.
JENIS – JENIS LENSA
1. Lensa Standar
Semua kamera menyediakan fasilitas lensa standar, yaitu berukuran 50 mm.
Lensa ini menunjukan objek yang sebenarnya yang tampak pada mata kita.
Lensa ini cocok digunakan untuk menangkap objek di mana pemotret sejajar
dengan pandangan mata objek.
JENIS LENSA
2. Lensa Sudut Lebar ( WIDE LENS )
Seperti pada namanya, lensa sudut lebar (wide lens) dapat menjangkau objek
pemotretan lebih luas atau lebar. Lensa ini membuat objek yang ada di tengah jendela
bidik terlihat lebih jauh dan kecil.
Ada beberapa ukuran lensa sudut lebar, yaitu 17mm, 20mm, 24mm, 28mm dan 35mm.
Lensa ini cocok untuk memotret panorama, arsitektur dan suasana kemeriahan. Ada
juga jenis lensa wide berukuran 14mm, 15mm dan 16mm, yang disebut fish eye. Lensa
ini biasanya digunakan untuk memotret arsitektur atau pemandangan alam
JENIS LENSA
3. Lensa Tele
Lensa ini membentuk ruang tajam (depth of field) yang sempit, baik untuk
kroping komposisi yang tidak diinginkan dan membuat efek mengkaburkan
pada lingkungan sekitar objek. Beberapa ukuran lensa tele adalah 135mm,
180mm, 300mm dan 400mm. Lensa ini cocok untuk pemotretan model,
panorama, olahraga dan jurnalistik.
JENIS LENSA
4. Lensa Zoom
Lensa ini adalah gabungan dari ketiga lensa diatas. Beberapa ukuran
lensa zoom adalah 35-70mm,80-200mm,137-200mm serta 70-300mm.
SPECIAL CAMERA LENSES
1. Lensa Makro
Lensa ini biasa digunakan untuk memotret benda-benda yang kecil
seperti perhiasan, berlian, serangga, bunga dan sebagainya
Jenis ukuran lensa makro tidak sama pada setiap merk kamera, ada
yang 55mm, 60mm
SPECIAL CAMERA LENSES
2. Lensa Super Tele
Lensa ini memiliki titik api lebih dari 300mm, bahkan di pasaran ada
yang mencapai hingga 1000mm
SPECIAL CAMERA LENSES
3. Lensa mata ikan / fish eye lens
Lensa yang berbentuk cembung seperti mata ikan mas koki ini, adalah
lensa super wide yang memiliki sudut pandang 180°. Titik apinya ada
yang 15 mm, 16 mm, 8 mm.
DEPTH OF FIELD (RUANG KETAJAMAN)
Secara umum, bukaan diafragma besar (angkanya kecil), mempunyai
ruang ketajaman yang sempit. Sedangkan bukaan diafragma kecil
(angkanya besar), mempunyai ruang ketajaman luas.
Ruang Tajam (depth of field) adalah area ketajaman objek foto dari mulai
latar depan sampai latar belakang. Ruang tajam bergantung pada tiga
hal, yaitu:
Bukaan diafragma (aperture)
Jarak Pemotretan (distance)
Panjang lensa (focal length)
Semakin panjang titik api lensa, semakin sempit ruang tajamnya.
Semakin dekat jarak kamera terhadap obyek, semakin sempit ruang
tajamnya.
Secara umum, bukaan diafragma besar (angkanya kecil), mempunyai
ruang ketajaman yang sempit. Sedangkan bukaan diafragma kecil
(angkanya besar), mempunyai ruang ketajaman luas.
Pengaturan Mode Kamera
Manual mode
Automatic Mode
Auto — pengaturan serba otomatis, fotografer tinggal jepret.
Portrait — bukaan aperture besar untuk memperpendek Depth Of Field.
Landscape — bukaan aperture kecil untuk meningkatkan Depth Of Field.
Sport — faster speed yang lebih cepat sehingga objek bergerak dapat jelas
tertangkap.
Night portrait — memotret di malah hari atau pada ruangan minim cahaya.
(menggunakan cahaya dari flash).
M – Manual Mode, pada mode ini kita secara penuh mengendalikan dan
memasukkan secara manual nilai settingan untuk aperture dan shutter speed.
Av or A - Aperture priority, Kita mengatur nilai aperture, dan sisanya kamera
menghitung sendiri shutter speed untuk hasil terbaik.
TV or S, Shutter priority, kita mengatur shutter speed, sisanya kamera
menghitung nilai aperture.
P – Program mode, pengaturan yang lebih rumit lagi. Kamera mengatur
aperture dan shutter speed, tapi tidak mempengaruhi settingan ISO atau flash
top related