tentang kewajiban fasilitas pelayanan ......sementara berdasarkan laporan rutin program tuberkulosis...
Post on 02-Aug-2021
16 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Yth. 1. Para Kepala Dinas Kesehatan Provinsi2. Para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota3. Para Kepala/Direktur Rumah Sakit4. Para Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat5. Para Pimpinan Klinik6. Para Pimpinan Balai Kesehatandi seluruh Indonesia
SURAT EDARAN NOMOR HK.02.01/MENKES/660/2020
TENTANG KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN DALAM MELAKUKAN
PENCATATAN DAN PELAPORAN KASUS TUBERKULOSIS
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyerang paru dan organ lainnya. Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena menimbulkan kesakitan, kecacatan, dan kematian yang tinggi dan menimbulkan dampak besar terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan. Dalam rangka penanggulangan Tuberkulosis khususnya untuk penemuan dan pengobatan kasus Tuberkulosis, sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis, setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap setiap kejadian penyakit Tuberkulosis. Namun demikian, berdasarkan hasil inventory study yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2016-2017 menunjukkan bahwa kasus penyakit Tuberkulosis yang belum dilaporkan (under-reporting) di seluruh fasilitas pelayanan kesehatan sebesar 41% kasus dan khusus di rumah sakit adalah 62% kasus. Sementara berdasarkan laporan rutin program Tuberkulosis pada tahun 2019, jumlah kasus yang ditemukan dan diobati sebanyak 568.987 kasus (67% dari estimasi insiden Tuberkulosis tahun 2019).
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan dan kerja sama pemerintah daerah dan fasilitas pelayanan kesehatan dalam melakukan pencatatan dan pelaporan terhadap setiap kejadian penyakit Tuberkulosis agar upaya penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia dapat dilakasanakan secara efektif, efisien dan berkesinambungan.
- 2 -
Mengingat ketentuan :
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273);
2. Undang-Undang Nomor Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atasUndang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan WabahPenyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2016 tentang Fasilitas PelayananKesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 229,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5942);
7. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2016 tentang PenanggulanganTuberkulosis (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 122).
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ini disampaikan kepada seluruh KepalaDinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan, sebagai berikut:
1. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, tempat praktik mandiri dokter,klinik, balai kesehatan, dan rumah sakit) wajib melakukan pencatatan danpelaporan semua kasus Tuberkulosis yang ditemukan dan diobati di fasilitaspelayanan kesehatan masing-masing.
2. Pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis menggunakan Sistem InformasiTuberkulosis (SITB) berbasis online http://www.sitb.id/sitb/app, atau melaluiintegrasi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIMRS) dengan SITT/SITB bagi rumahsakit. Petunjuk teknis integrasi SIMRS dengan SITB sebagaimana terlampir.
3. Nomor Induk Kependudukan (NIK) merupakan variabel yang wajib diisi di SITBdan menjadi kode unik pasien, mulai dari awal ditemukan kasus Tuberkulosishingga hasil pengobatan pasien. NIK ini akan menjadi jembatan untuk integrasidengan sistem informasi kesehatan lainnya.
- 3 -
4. Hasil pencatatan dan pelaporan kasus Tuberkulosis menjadi bahan pertimbangandalam pelaksanaaan pengalokasian Dana Alokasi Khusus (DAK).
5. Dinas kesehatan provinsi dan dinas kesehatan kabupaten/kota melakukanpemantauan dan evaluasi terhadap implementasi dan kepatuhan pelaksananaanpencatatan dan pelaporan semua kasus Tuberkulosis di wilayahnya masing-masing.
Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimanamestinya.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 September 2020
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
TERAWAN AGUS PUTRANTO
Tembusan: 1. Menteri Dalam Negeri.2. Gubernur di seluruh Indonesia.3. Bupati/Wali kota di seluruh Indonesia.4. Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).5. Ketua Asosiasi Dinas Kesehatan (ADINKES).6. Ketua Perhimpunan Klinin dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Indonesia (PKFI).7. Ketua Asosiasi Klinik Indonesia (ASKLIN).
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI DATA TB
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
2020
3
DAFTAR ISI
A. MODEL PELAPORAN DATA TB ......................................................................... 4
B. KETENTUAN INTEGRASI ................................................................................... 4
C. ALUR INTEGRASI DATA .................................................................................... 5
D. MONITORING KELENGKAPAN DAN VALIDASI DATA TB OLEH RS……………7
E. CONTOH FORMAT JSON PENGIRIMAN DATA TB
1. Data TB Baru ................................................................................................ 7
2. Update Atau Edit Data .................................................................................. 7
F. LIST KODE
1. List Variabel Data TB… ..................................................................... ………8
2. Keterangan Isian 23 Variabel Yang Dikirimkan ke SITB ……………………..13
3. List Kode ICD X untuk Pasien TB………………………………………………..14
4. List Kode Faskes………………………………………………………………….17
4
A. MODEL PELAPORAN DATA TB
Secara garis besar, terdapat 2 prosedur/alur proses dalam mengirimkan data
tuberkulosis (TB) dari Rumah Sakit ke Kemenkes, yaitu :
1. Manual
Data tuberkulosis (TB) dikirimkan ke Kemenkes dengan cara manual yaitu RS
melakukan entry data ke dalam aplikasi Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB).
Petunjuk teknis aplikasi SITB di http://sitb.id/sitb/manual/
2. Terintegrasi dengan SIMRS
Data tuberkulosis (TB) dikirimkan ke Kemenkes dengan cara integrasi langsung
antara SIMRS dengan SITB. Integrasi SIMRS-SITB bertujuan untuk meningkatkan
pelaporan missing cases TB di RS dan tidak menggantikan pencatatan dan pelaporan
kasus TB di SITB secara manual. Integrasi data TB SIMRS-SITB sesuai dengan alur dan
format data yang telah ditentukan melalui web service.
B. KETENTUAN INTEGRASI
1. Data TB yang dikirimkan berdasarkan kode ICD 10 (sesuai kode ICD 10 dalam
INACBG) berdasarkan List Kode ICD 10 untuk Pasien TB
2. Pengiriman data TB dari RS ke Kemenkes adalah setiap ada pasien TB yang
masuk di instalasi rawat jalan, sedangan untuk pasien TB di instalasi rawat inap
baru dikirimkan setelah pasien keluar (data lengkap)
3. Format pengiriman data TB dari SIMRS sesuai dengan list varibel integrasi data
TB yang sudah ditentukan
4. Data TB tersebut diikirimkan ke server pusat secara realtime (setiap hari)
dengan metode POST data (metode pengiriman data secara IT) yaitu Rumah
Sakit mengirimkan data ke server SITB sesuai dengan kasus yang ada di RS
melalui Web Service Yankes menggunakan username dan password yang
diberikan.
5. Data yang dikirimkan menggunakan format JSON
6. Menambahkan informasi Variabel yang dibutuhkan ataupun untuk proses validasi
yang dikirim pada HTTP Header, antara lain: Request Header
7. Header yang harus disertakan untuk mengakses web service :
Nama Header Nilai Header Keterangan
X-rs-id
{xxxxxx} Kode yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan
X-pass {Password Yang Diberikan Untuk Mengakses Web service}
Password Di Encrypt dengan Format MD5
X-Timestamp UTC (TimeStamp) Format tanggal dan waktu
Content-Type application/JSON atau application/x-www- form-urlencoded
Content Type Pola Kirim Data ke WebService Jika Menggunakan Method POST
5
SITB
SIRS
SIMRS
C. ALUR INTEGRASI DATA
1. RS mengirimkan data TB ke server Ditjen Pelayanan Kesehatan melalui web
service http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sirsservice/sitb/sitb/senddata
2. Server Ditjen Pelayanan Kesehatan mengirimkan langsung ke server aplikasi SITB melalui web service http://www.sitb.id/sitb/api/simrs
3. Periode pengiriman data dari Server Ditjen Yankes ke server aplikasi SITB adalah
setiap hari (realtime).
4. Format data yang dikirim dalam bentuk JSON sesuai contoh format JSON
pengiriman data TB, dengan catatan variable id_tb_03":"" = dikosongkan
5. Apabila data sukses dikirimkan, server aplikasi SITB akan memberikan respon
{"status":"sukses","id_tb_03":"3171012/BUDI/20180320/28"} yang kemudian dijadikan sebagai alternative kunci dan NIK akan menjadi primary key.
6. Data id_tb_03 (contoh : 3171012/BUDI/20180320/28) diberikan secara otomatis
dari server aplikasi SITB dengan format sebagai berikut:
• 3171012 = 7 digit kode fasyankes
• BUDI = 4 digit nama pasien
• 20180320 = 8 digit tanggal lahir
6
• 28 = urutan data
7. Update data dikirimkan dengan menyertakan data id_tb_03, apabila data id_tb_03
kosong akan menambah data baru
8. Pengisian id_tb_03 secara otomatis terisi sebelum melaporkan data kiriman
yang kedua untuk menghindari duplikasi data pasien yang sama
9. Apabila update data sukses dikirimkan, maka server akan memberikan respon
{"status":"update sukses"}
10. Untuk melengkapi isian data yang telah dikirimkan sesuai dengan kebutuhan SITB
akan dilakukan oleh petugas Pecatatan & Pelaporan SITT/SITB di RS secara
online.
CATATAN :
1. Untuk testing data dummy ke server training SITB melalui web service
http://sirs.yankes.kemkes.go.id/sirsservice/sitbtraining/sitb/senddata
2. Untuk header yang disertakan sama dengan point B nomor 7
3. Apabila ingin melihat data testing yang sudah masuk ke dalam SITB dapat login ke
alamat URL SITB Training pada menu SIMRS :
http://training.sitb.id/newtraining/api/simrsdata/awal
7
D. MONITORING KELENGKAPAN DAN VALIDASI DATA TB OLEH RS
1. Petugas Poli DOTS RS atau Petugas Rekam Medis memastikan data SIMRS yang akan diintegrasikan dengan SITB sudah lengkap dan benar pasien TB.
2. IT RS mengirimkan data 23 variabel yang diintegrasikan sesuai dengan Juknis.
3. IT RS memastikan tidak ada duplikasi data SIMRS yang dikirimkan ke SITB.
4. Petugas Poli DOTS RS melengkapi data pasien TB dari integrasi SIMRS-SITB sampai hasil akhir pengobatan pasien di SITB pada modul SIMRS.
5. Petugas Poli DOTS memvalidasi duplikasi antara data integrasi SIMRS yang masuk ke SITB dengan data yang diinput manual ke SITB
(catatan : SITB akan otomatis mengecek duplikasi data integrasi SIMRS, petugas hanya klik tombol valid jika data SIMRS yang masuk ke SITB tidak duplikasi dengan data yang diinput manual ke SITB)
E. CONTOH FORMAT JSON PENGIRIMAN DATA TB
1. Data TB Baru
{ "id_tb_03": "", "kd_pasien": "BUDIMAN Syamaun",
"nik":"3265890345783902", "jenis_kelamin": "L", "alamat_lengkap": "Blang Krueng",
"id_propinsi_faskes": "32", "kd_kabupaten_faskes": "3273", "id_propinsi_pasien": "32", "kd_kabupaten_pasien": "3273", "kd_fasyankes": "3273173",
"kode_icd_x": "A15.1", "tipe_diagnosis": "1", "klasifikasi_lokasi_anatomi": "1", "klasifikasi_riwayat_pengobatan": "1", "tanggal_mulai_pengobatan": "20200101", "paduan_oat": " Rifampicin ", "sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis": "Positif", "sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat": "Tidak dilakukan", "sebelum_pengobatan_hasil_biakan": "Tidak dilakukan", "hasil_mikroskopis_bulan_2": "Negatif",
"hasil_mikroskopis_bulan_3": "", "hasil_mikroskopis_bulan_5": "",
"akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis": "", "tanggal_hasil_akhir_pengobatan": "20201201", "hasil_akhir_pengobatan": "", "tgl_lahir": "20180320", "foto_toraks": "negatif"
}
2. Update Atau Edit Data TB
{ "id_tb_03": "3171012/BUDI/20180320/28", "kd_pasien": "BUDIMAN Syamaun", "nik":”3265890345783902”, "jenis_kelamin": "L",
8
"alamat_lengkap": "Blang Krueng", "id_propinsi_faskes": "32", "kd_kabupaten_faskes": "3273", "id_propinsi_pasien": "32", "kd_kabupaten_pasien": "3273",
"kd_fasyankes": "3273173", "kode_icd_x": "A15.1", "tipe_diagnosis": "1", "klasifikasi_lokasi_anatomi": "1", "klasifikasi_riwayat_pengobatan": "1", "tanggal_mulai_pengobatan": "20200101", "paduan_oat": " Rifampicin ", "sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis": "Positif", "sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat": "Tidak dilakukan", "sebelum_pengobatan_hasil_biakan": "Tidak dilakukan", "hasil_mikroskopis_bulan_2": "Negatif", "hasil_mikroskopis_bulan_3": "", "hasil_mikroskopis_bulan_5":””, "akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis": "", "tanggal_hasil_akhir_pengobatan": "20201201", "hasil_akhir_pengobatan": "", "tgl_lahir": "20180320",
"foto_toraks": "negatif" }
F. LIST KODE
Pengkodean dimaksudkan agar adanya keseragaman dalam pengiriman informasi
untuk semua Rumah Sakit yang akan mengirimkan data TB ke aplikasi SITB melalui
web service. List pengkodean dalam integrasi SIMRS dengan SITB adalah sebagai
berikut :
1. List Variabel Data TB
NO
VARIABLE DATA
KETERANGAN
1
id_tb_03
kod_faskes/4digit_nama_pasien/tanggal_lahir/urutan
data dikeluarkan oleh SITB sebagai feedback ketika
data berhasil dikirimkan
Wajib pada saat
update data
2
id_periode_laporan
kuarter pelaporan 1,2,3,4
1=Januari - Maret
2=April - Juni
3=Juli - September
4=Oktober - Desember
3 tanggal_buat_laporan tanggal pengiriman data ke SITB
4 tahun_buat_laporan tahun pengiriman data ke SITB
5 kd_wasor kode kab/kota untuk faskes
6 Noregkab urutan pasien ditingkat kab
7 kd_pasien input nama pasien
kode dikeluarkan oleh SITB
8 Nik NIK
9 jenis_kelamin L / P
10 alamat_lengkap Alamat tempat tinggal
9
11 id_propinsi_faskes Id Propinsi *faskes
12 kd_kabupaten_faskes Kd Kabupaten *faskes
13 id_propinsi_pasien Id Propinsi*pasien
14 kd_kabupaten_pasien Kd Kabupaten*pasien
15 id_kecamatan_pasien id kcamatan*pasien
16 id_kelurahan id Kelurahan*pasien
17 kd_fasyankes Kode rumah sakit
18 nama_rujukan
Pasien datang dirujuk/dikirim oleh siapa, pilihan:
1. Kader/Komunitas 2. Fasyankes lain 3. Lain-lain
19 sebutkan1 memperjelas keterangan variabel no 18
20
tipe_diagnosis
Pilihan: (hanya input nomor)
1. Terkonfirmasi bakteriologis
2. Terdiagnosis klinis
21
klasifikasi_lokasi_anatomi
Pilihan: (hanya input nomor)
1. Paru
2. Ekstraparu
22
klasifikasi_riwayat_pengobatan
Pilih salah satu: (hanya input nomor)
1. Baru
2. Kambuh
3. Diobati Setelah Gagal
4. Diobati Setelah Putus Berobat
5. Lain-lain
6. Riwayat Pengobatan Sebelumnya Tidak Diketahui
10
NO
VARIABLE DATA
KETERANGAN
WAJIB
ISI
23
klasifikasi_status_hiv
Pilih salah satu:
Positif
Negatif
Tidak Diketahui
24
total_skoring_anak
Angka 0-13
Tidak Dilakukan
(Permenkes 67 th 2016 ttg Penanggulangan TB)
25
konfirmasiSkoring5
pilihan jika total_skoring_anak adalah 5,
pilihan: uji tuberkulin positif dan atau ada
kontak TB paru/ uji tuberkulin negatif dan atau
tidak ada
kontak TB paru
26
konfirmasiSkoring6
pilihan jika total_skoring_anak adalah
tidak dilakukan, pilihan:
- Ada kontak TB Paru
- Tidak ada/ tidak jelas kontak TB Paru
27 tanggal_mulai_pengobatan tanggal mulai pengobatan TB (yyyymmdd)
pasien yang pasti diobati
28
paduan_oat
Obat TB yang diberikan TB Sensitif Obat: Kategori 1
• Tahap intensif : Isoniazid, Rifampicin, Pyranizanimid, dan Etambutol
• Tahap lanjutan : Isoniazid dan Rifampicin
Kategori 2 1. Tahap intensif : Rifampicin, Isoniazid,
Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin
2. Tahap lanjutan : Rifampicin, Isoniazid, dan Etambutol
Kategori Anak (untuk usia <15 tahun) • Tahap Intensif : (Rifampicin, Isoniazid,
dan Pyrazinamid) atau (Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin)
• Tahap lanjutan : Rifampicin dan Isoniazid
Lepasan • Salah satu obat atau paduan obat yang
tidak sesuai dengan paduan obat TB dari program.
TB Resistan Obat: Paduan Jangka Pendek Non Injeksi:
• Bedaquiline, Levofloxacin, Etionamid, Clofazimine, Etambutol, Pyrazinamid, dan Isoniazid dosis tinggi
• Levofloxacin, Clofazimine, Etambutol, dan Pyrazinamid
Paduan Jangka Panjang Non Injeksi:
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Bedaquiline, Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
11
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Moxifloxacin, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol, Pyrazinamid
• Clofazimine, Sikloserin, Etambutol, Pyrazinamid
• Clofazimine, Sikloserin, Delamanid, Pyrazinamid, Etambutol
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin, Pyrazinamid
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Delamanid, Pyrazinamid
• Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Delamanid, Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Delamanid, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Etambutol • Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine,
Delamanid, Etambutol • Linezolid, Clofazimine, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid,
Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Pyrazinamid,
Etambutol • Bedaquiline, Levofloxacin, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Bedaquiline, Moxifloxacin, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Levofloxacin, Pyrazinamid, Etambutol • Moxifloxacin, Pyrazinamid, Etambutol
29
sumber_obat
sumber pengobatan TB, pilihannya:
Program TB
Bayar Sendiri
Asuransi
Lain-lain
30 sebutkan isian jika sumber obat lain-lain, free text
31 sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis
(awal), pilihan isian:
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan
32
sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat
hasil pemeriksaan tes cepat untuk diagnosis
(awal), pilihan:
Neg/Rif Sen/Rif Res/Rif Indet/INVALID/ERROR/NO RESULT/Tidak Dilakukan
33
sebelum_pengobatan_hasil_biakan
hasil pemeriksaan biakan untuk
diagnosis (awal), pilihan:
Negatif/1-19
BTA/1+/2+/3+/4+/NTM/Kontaminasi/ Tidak
Dilakukan
34 noreglab_bulan_2
nomor registrasi pemeriksaan laboratorium bulan
kedua, isian angka
35 hasil_mikroskopis_bulan_2
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kedua,
pilihan: Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 2)
36 noreglab_bulan_3
nomor registrasi pemeriksaan laboratorium bulan
ketiga, isian angka
12
37 hasil_mikroskopis_bulan_3
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan ketiga,
pilihan: Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 3)
38 noreglab_bulan_5
nomor registrasi pemeriksaan laboratorium bulan
kelima, isian angka
39 hasil_mikroskopis_bulan_5
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kelima,
pilihan: Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 5)
40 akhir_pengobatan_noreglab nomor registrasi pemeriksaan laboratorium akhir
pengobatan (bulan ke-6-9), isian angka
41
akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis akhir pengobatan
(bulan ke 6-9), pilihan: : Neg/1-
9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup
pengobatan bulan ke 6)
42 tanggal_hasil_akhir_pengobatan tanggal hasil akhir pengobatan/berhenti
berobat/selesai pengobatan
13
NO
VARIABLE DATA
KETERANGAN
WAJIB
ISI
43 hasil_akhir_pengobatan
hasil akhir pengobatan TB, pilihan: sembuh/
pengobatan lengkap/ lost to follow up/
meninggal/ gagal/ tidak dievaluasi
44 tanggal_dianjurkan_tes tanggal pasien TB dianjurkan untuk tes HIV
45 tanggal_tes_hiv tanggal pasien TB dilakukan tes HIV
46 hasil_tes_hiv hasil pemeriksaan tes HIV, pilihan: Reaktif/ non
reaktif/indeterminated
47 Ppk jika pasien koinfeksi TB HIV diberikan PPK,
pilihan: ya/tidak
48 Art jika pasien koinfeksi TB HIV mendapatkan ART,
pilihan: ya/tidak
49 tb_dm
jika pasien TB juga diabetes mellitus, pilihan:
ya/tidak
50 terapi_dm terapi yang diterima pasien TB DM, pilihan:
OHO/ Inj. Insulin
51 pindah_ro
jika pasien TB selama pengobatan terkonfirmasi
menjadi TB resistan obat, pilihan ya/tidak
52 Umur umur pasien dalam tahun
53
status_pengobatan
status pengobatan TB berdasarkan pedoman
nasional pengobatan TB, pilihan:
-sesuai standar
-tidak sesuai standar
54 foto_toraks hasil pemeriksaan rontgen paru, pilihan:
positif/negatif/tidak dilakukan
55
toraks_tdk_dilakukan
jika foto_toraks tidak dilakukan, pilihan:
- tidak dilakukan
- setelah terapi antibioka non OAT: tidak ada
perbaikan Klinis, ada faktor resiko TB, dan atas
pertimbangan dokter
- setelah terapi antibioka non OAT: ada
Perbaikan Klinis
56 keterangan kode ICD diagnosa penyakit TB
(sesuai List Kode ICD X untuk Pasien TB)
57 Tahun tahun pasien mulai pengobatan TB
58 nourut_pasien nomor urut pasien terdaftar di rumah sakit
59 no_bpjs nomor kartu bpjs untuk paien JKN
60 tgl_lahir Tanggal lahir pasien (yyyymmdd)
61 kode_icd_x kode ICD diagnosa penyakit pasien TB
(sesuai List Kode ICD X untuk Pasien TB)
62 Asal_poli Di isi asal poli
14
2. Keterangan Isian 23 Variabel Yang Dikirimkan ke SITB
Jika 23 variabel di bawah ini terdapat dalam SIMRS, maka harus diintegrasikan ke SITB. Sebelum 23 variabel di bawah ini dikirimkan ke SITB, variabel nama pasien, jenis kelamin, kode ICD, tanggal mulai pengobatan, tanggal lahir, dan hasil laboratorium sebelum pengobatan (untuk kasus TB terkonfirmasi bakteriologis) harus terisi terlebih dahulu, jika tidak terisi maka tidak akan masuk ke SITB dan akan ada notifikasi untuk dilengkapi di SIMRS.
NO
VARIABLE DATA
KETERANGAN
ISIAN
Keterangan
1
id_tb_03
kod_faskes/4digit_nama_pasien/tanggal_lahir/urutan
data dikeluarkan oleh SITB sebagai feedback
ketika
data berhasil dikirimkan
Wajib pada saat update
data
2 kd_pasien input nama pasien
kode dikeluarkan oleh SITB
3 Nik NIK
4 jenis_kelamin L / P
5 alamat_lengkap Alamat tempat tinggal pasien
6 id_propinsi_faskes Id Propinsi *Faskes
7 kd_kabupaten_faskes Kd Kabupaten *Faskes
8 Id_propinsi_pasien Id Propinsi*pasien
Provinsi domisili pasien
9 Kd_kabupaten_pasien Kd Kabupaten*pasien
Kab/kota domisili pasien
10 kd_fasyankes Kode rumah sakit
11
kode_icd_x kode ICD diagnosa penyakit pasien TB
(sesuai List Kode ICD X untuk Pasien TB)
tipe_diagnosis
Pilihan: (hanya input nomor) ,Di ambil dari validasi kode_icd_x
1. Terkonfirmasi bakteriologis
2. Terdiagnosis klinis
klasifikasi_lokasi_anatomi
Pilihan: (hanya input nomor), Di ambil dari validasi kode_icd_x
1. Paru
2. Ekstraparu
12
klasifikasi_riwayat_pengobatan
Pilih salah satu: (hanya input nomor)
1. Baru
2. Kambuh
3. Diobati Setelah Gagal
4. Diobati Setelah Putus Berobat
5. Lain-lain
6. Riwayat Pengobatan Sebelumnya Tidak
Diketahui
13
tanggal_mulai_pengobatan tanggal mulai pengobatan TB (yyyymmdd)
pasien yang pasti diobati dengan obat TB
14 paduan_oat Obat TB yang diberikan TB Sensitif Obat: Kategori 1
• Tahap intensif : Isoniazid, Rifampicin, Pyranizanimid, dan Etambutol
• Tahap lanjutan : Isoniazid dan Rifampicin Kategori 2
• Tahap intensif : Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin
• Tahap lanjutan : Rifampicin, Isoniazid, dan Etambutol
Kategori Anak (untuk usia <15 tahun) • Tahap Intensif : (Rifampicin, Isoniazid, dan
Pyrazinamid) atau (Rifampicin, Isoniazid, Pyrazinamid, Etambutol, dan Streptomicin)
• Tahap lanjutan : Rifampicin dan Isoniazid Lepasan
• Salah satu obat atau paduan obat yang
15
tidak termasuk kategori 1, kategori 2,dan kategori anak.
TB Resistan Obat: Paduan Jangka Pendek Non Injeksi:
• (Bedaquiline, Levofloxacin, Etionamid, Clofazimine, Etambutol, Pyrazinamid, dan Isoniazid dosis tinggi)
• Levofloxacin, Clofazimine, Etambutol, dan Pyrazinamid)
Paduan Jangka Panjang Non Injeksi:
• Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Bedaquiline, Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin
• Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Moxifloxacin, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Delamanid
• Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol
• Linezolid, Clofazimine, Sikloserin, Etambutol • Bedaquiline, Levofloxacin, Clofazimine,
Sikloserin, Etambutol • Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin,
Etambutol • Linezolid, Clofazimine, Sikloserin,
Delamanid, Pyrazinamid • Levofloxacin, Clofazimine, Sikloserin,
Delamanid, Pyrazinamid • Moxifloxacin, Clofazimine, Sikloserin,
Delamanid, Pyrazinamid • Bedaquiline, Clofazimine, Sikloserin,
Etambutol, Pyrazinamid • Clofazimine, Sikloserin, Etambutol,
Pyrazinamid • Clofazimine, Sikloserin, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid,
Clofazimine, Pyrazinamid • Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid,
Sikloserin, Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Clofazimine,
Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Pyrazinamid • Bedaquiline, Levofloxacin, Linezolid,
Delamanid, Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Delamanid, Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Delamanid, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Sikloserin,
Etambutol • Bedaquiline, Linezolid, Clofazimine,
Delamanid, Etambutol • Linezolid, Clofazimine, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Levofloxacin, Linezolid, Pyrazinamid,
Etambutol • Moxifloxacin, Linezolid, Pyrazinamid,
Etambutol • Bedaquiline, Levofloxacin, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Bedaquiline, Moxifloxacin, Delamanid,
Pyrazinamid, Etambutol • Levofloxacin, Pyrazinamid, Etambutol • Moxifloxacin, Pyrazinamid, Etambutol
sebelum_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis untuk diagnosis
(awal), pilihan isian:
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan
Poin 15 diisi salah satu
sesuai
16
15
sebelum_pengobatan_hasil_tes_cepat
hasil pemeriksaan tes cepat untuk diagnosis (awal),
pilihan:
Neg/Rif Sen/Rif Res/Rif Indet/INVALID/ERROR/NO RESULT/Tidak Dilakukan
pemeriksaan diagnosis di
RS
sebelum_pengobatan_hasil_biakan
hasil pemeriksaan biakan untuk diagnosis
(awal), pilihan:
Negatif/1-19
BTA/1+/2+/3+/4+/NTM/Kontaminasi/ Tidak
Dilakukan
16
hasil_mikroskopis_bulan_2 hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kedua,
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 2)
17 hasil_mikroskopis_bulan_3
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan ketiga,
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 3)
18 hasil_mikroskopis_bulan_5
hasil pemeriksaan mikroskopis bulan kelima,
Neg/1-9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup pengobatan bulan ke 5)
19
akhir_pengobatan_hasil_mikroskopis
hasil pemeriksaan mikroskopis akhir pengobatan
(bulan ke 6-9), pilihan: Neg/1-
9/1+/2+/3+/Tidak Dilakukan (hasil followup
pengobatan bulan ke6)
20 tanggal_hasil_akhir_pengobatan
tanggal hasil akhir pengobatan/berhenti
berobat/selesai pengobatan
21
hasil_akhir_pengobatan
hasil akhir pengobatan TB, pilihan: sembuh/
pengobatan lengkap/ lost to follow up/
meninggal/ gagal
22 tgl_lahir Tanggal lahir pasien (yyyymmdd)
23 foto_toraks hasil pemeriksaan rontgen paru, pilihan: positif/negatif/tidak dilakukan
3. List Kode ICD X untuk Pasien TB
NO KODE
PENYAKIT PENYAKIT
LOKASI
ANATOMI
TIPE
DIAGNOSIS
1
A15
Respiratory tuberculosis, bacteriologically and
histological
2
A15.0
Tuberculosis of lung, confirmed by sputum
microscopy with or without culture
Paru
Terkonfirmasi
bakteriologis
3
A15.1
Tuberculosis of lung, confirmed by culture
only
Paru
Terkonfirmasi
bakteriologis
4 A15.2 Tuberculosis of lung, confirmed histologically Paru Terdiagnosis
Klinis
5
A15.3
Tuberculosis of lung, confirmed by
unspecified means
Paru
Terdiagnosis
Klinis
6
A15.4
Tuberculosis of intrathoracic lymph nodes,
confirmed bacteriologically and histologically
Ekstraparu
Terkonfirmasi
bakteriologis
7
A15.5
Tuberculosis of larynx, trachea and bronchus,
confirmed bacteriologically and histologically
Ekstraparu
Terkonfirmasi
bakteriologis
8
A15.6
Tuberculous pleurisy, confirmed
bacteriologically and histologically
Ekstraparu
Terkonfirmasi
bakteriologis
17
9
A15.7
Primary respiratory tuberculosis, confirmed
bacteriologically and histologically
Paru
Terkonfirmasi
bakteriologis
10
A15.8
Other respiratory tuberculosis, confirmed
bacteriologically and histologically
Ekstraparu
Terkonfirmasi
bakteriologis
11
A15.9
Respiratory tuberculosis unspecified,
confirmed bacteriologically and histologically
Ekstraparu
Terkonfirmasi
bakteriologis
12
A16
Respiratory tuberculosis, not confirmed
bacteriologically or histologically
13 A16.0 TBC Klinis Paru Terdiagnosis
Klinis
14
A16.1
Tuberculosis of lung, bacteriological and
histological examination not done
Paru
Terdiagnosis
Klinis
15
A16.2
Tuberculosis of lung, without mention of
bacteriological or histological confirmation
Paru
Terdiagnosis
Klinis
18
NO KODE
PENYAKIT PENYAKIT
LOKASI
ANATOMI
TIPE
DIAGNOSIS
16
A16.3
Tuberculosis of intrathoracic lymph nodes,
w ithout mention of bacteriological or
histological confirmation
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
17
A16.4
Tuberculosis of larynx, trachea and bronchus,
w ithout mention of bacteriological or
histological confirmation
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
18
A16.5
Tuberculous pleurisy, without mention of
bacteriological or histological confirmation
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
19
A16.7
Primary respiratory tuberculosis w ithout
mention of bacteriological or histological
confirmation
Paru
Terdiagnosis
Klinis
20
A16.8
Other respiratory tuberculosis, without
mention of bacteriological or histological
confirmation
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
21
A16.9
Respiratory tuberculosis unspecified, without
mention of bacteriological or histological
Confirmation
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
22 A17+ Tuberculosis of nervous system Ekstraparu Terdiagnosis Klinis
23 A17.0+ Meningitis Tuberkulosis Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
24 A17.1+ Meningeal tuberculoma (G07*) Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
25 A17.8+ Other tuberculosis of nervous system Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
26
A17.9+
Tuberculosis of nervous system, unspecified
(G99.8*)
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
27 A18 Tuberkulosis organ lainnya Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
28 A18.0+ Tuberculosis of bones and joints Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
29 A18.1+ Tuberculosis of genitourinary system Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
30 A18.2 Tuberculous peripheral lymphadenopathy Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
31
A18.3
Tuberculosis of intestines, peritoneum and
mesenteric glands
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
32 A18.4 Tuberculosis of skin and subcutaneous tissue Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
33 A18.5+ Tuberculosis of eye Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
34 A18.6+ Tuberculosis of ear Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
19
NO KODE
PENYAKIT PENYAKIT
LOKASI
ANATOMI
TIPE
DIAGNOSIS
35 A18.7+ Tuberculosis of adrenal glands (E35.1*) Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
36 A18.8+ Tuberculosis of other specified organs Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
37
A19 Tuberkulosis miliaris Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
38
A19.0
Acute miliary tuberculosis of a single specified
site
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
39
A19.1
Acute miliary tuberculosis of multiple sites
Ekstraparu
Terdiagnosis
Klinis
40 A19.2 Acute miliary tuberculosis, unspecified Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
41 A19.8 Other miliary tuberculosis Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
42 A19.9 Miliary tuberculosis, unspecified Ekstraparu Terdiagnosis
Klinis
4. List Kode Faskes :
1) Kode RS sumber aplikasi RS Online (http://sirs.yankes.kemkes.go.id/rsonline)
2) Kode Puskesmas sumber aplikasi Komdat (http://komdat.kemkes.go.id)
20
Bagian Progam dan Informasi
Sekretariat Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. H. R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon : (021) 5201590 ext 1303, Faximile : (021) 5261813
Surat Elektronik : infomonev.yankes@gmail.com
top related